[Daftar nenek moyang Yesus Kristus] Yesus Kristus adalah keturunan Daud, keturunan Abraham. Dari Abraham sampai Daud, nama-nama nenek moyang Yesus adalah sebagai berikut: Abraham, Ishak, Yakub, Yehuda dan saudara-saudaranya, Peres dan Zerah (ibu mereka bernama Tamar), Hezron, Ram, Aminadab, Nahason, Salmon, Boas (ibunya ialah Rahab), Obed (ibunya ialah Rut), Isai, Raja Daud. (1:2) (1:2) (1:2) Dari Daud sampai pada waktu bangsa Israel dibuang sebagai tawanan ke negeri Babilonia, tercatat nama-nama berikut ini: Salomo (ibunya adalah bekas istri Uria), Rehabeam, Abia, Asa, Yosafat, Yoram, Uzia, Yotam, Ahas, Hizkia, Manasye, Amon, Yosia, Yekhonya dan saudara-saudaranya. (1:6) (1:6) (1:6) (1:6) (1:6) Dari masa bangsa Israel dibuang ke Babilonia sampai pada waktu Yesus lahir, tercatat nama-nama berikut ini: Yekhonya, Sealtiel, Zerubabel, Abihud, Elyakim, Azur, Zadok, Akhim, Eliud, Eleazar, Matan, Yakub, Yusuf suami Maria. Dan Maria inilah yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. (1:12) (1:12) (1:12) (1:12) Jadi, dari Abraham sampai Daud, semuanya ada empat belas keturunan. Dari Daud sampai pada waktu bangsa Israel dibuang sebagai tawanan ke Babilonia ada empat belas keturunan juga. Dan dari masa mereka dibuang ke Babilonia sampai pada waktu Yesus lahir ada empat belas keturunan. [Maria dan Yusuf] Beginilah kisah tentang kelahiran Yesus Kristus: Maria sudah bertunangan dengan Yusuf dan mereka belum tinggal bersama-sama. Tetapi, karena kuasa Roh Allah, Maria mengandung. Yusuf adalah orang yang selalu taat kepada hukum agama. Ia tahu bahwa ia bukan ayah Anak itu, tetapi ia tidak mau membuat Maria malu di depan banyak orang. Dalam hatinya ia berkata, “Lebih baik saya memutuskan pertunangan saya dengan Maria; tetapi, saya akan melakukannya dengan diam-diam.” Sementara Yusuf masih memikirkan hal itu, ia bermimpi. Ia melihat seorang malaikat Tuhan datang kepadanya. Malaikat itu berkata, “Yusuf, keturunan Raja Daud, janganlah khawatir. Maria akan melahirkan seorang anak laki-laki dengan kuasa Roh Allah. Karena itu, janganlah takut untuk menikah dengan dia. Kau harus menamakan Anak itu Yesus (Yesus berarti “Tuhan menyelamatkan”), sebab Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Semua itu terjadi supaya apa yang dikatakan Allah melalui nabi-Nya sungguh-sungguh terjadi. Sebab, Allah sudah berkata, “Seorang gadis perawan akan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia akan dinamakan Imanuel.” Dalam bahasa Ibrani, Imanuel berarti “Allah ada bersama kita”. Yusuf terbangun dari mimpinya. Ia melakukan apa yang dikatakan malaikat Tuhan kepadanya. Ia menikah dengan Maria. Tetapi, selama anak itu belum lahir, Yusuf dan Maria tidak tidur bersama-sama. Dan ketika anak itu lahir, Yusuf menamakan Dia Yesus. [Tamu-tamu dari timur] Pada waktu Yesus lahir di kota Betlehem di Yudea, yang menjadi raja di sana ialah Herodes. Tidak lama sesudah itu, ada beberapa orang dari negeri di sebelah timur datang ke Yerusalem. Mereka ahli-ahli ilmu bintang. Mereka bertanya di mana-mana, “Di manakah Anak yang baru lahir itu yang akan menjadi raja orang Yahudi? Kami melihat bintang-Nya di sebelah timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Raja Herodes terkejut sekali mendengar tentang Anak itu. Semua orang di Yerusalem juga terkejut. Lalu Herodes mengumpulkan semua imam kepala dan guru agama, dan bertanya kepada mereka, “Di manakah raja yang dijanjikan oleh Allah akan lahir?” “Di kota Betlehem, di Yudea,” jawab mereka. Lalu mereka memberitahukan kepadanya apa yang sudah ditulis oleh seorang nabi. Nabi itu menulis begini: “‘Hai kota Betlehem di negeri Yudea! Engkau sama sekali bukan kota yang terkecil di Yudea. Sebab, dari padamu akan muncul seorang pemimpin besar yang akan memimpin umat-Ku, bangsa Israel.’” Sesudah mendapat keterangan itu, secara diam-diam Herodes memanggil tamu-tamu yang datang dari negeri di timur itu. Ketika berjumpa dengan mereka, Ia bertanya kapan mereka melihat bintang itu untuk pertama kalinya. Sebab, ia ingin tahu waktunya yang tepat. Sesudah mereka memberitahukan kepadanya, ia berkata, “Pergilah ke Betlehem dan carilah dengan teliti di sana. Sesudah kalian menemukan Anak itu, beritahukanlah kepadaku. Sebab, saya juga mau datang menyembah Dia.” Lalu ahli-ahli bintang itu berangkat. Di tengah jalan, mereka melihat lagi bintang yang mereka lihat sebelumnya di negeri mereka. Mereka senang sekali melihatnya. Bintang itu bergerak mendahului mereka dan berhenti di atas rumah tempat Anak itu berada. (2:9) Mereka masuk ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya. Lalu mereka sujud dan menyembah Anak itu. Mereka juga memberikan hadiah berupa emas, kemenyan dan getah harum yang disebut mur kepada Anak itu. Kemudian mereka kembali ke negeri mereka melalui jalan yang lain. Mereka tidak melewati jalan yang mereka ambil ketika datang, sebab di dalam mimpi, Allah melarang mereka untuk kembali kepada Herodes. [Yesus dibawa mengungsi ke Mesir] Setelah ahli-ahli bintang itu pergi, malaikat Tuhan datang kepada Yusuf di dalam mimpi. Malaikat itu berkata, “Yusuf, Herodes mau mencari Yesus dan membunuh Dia. Karena itu, bangunlah dan bawalah Anak itu dengan ibu-Nya mengungsi ke Mesir. Tinggallah di sana, sampai saya datang dan berbicara lagi kepadamu.” Maka bangunlah Yusuf dan malam itu juga ia membawa Yesus dengan ibu-Nya ke Mesir. Mereka tinggal di sana sampai Herodes meninggal. Dahulu Tuhan pernah berkata begini melalui nabi-Nya, “Aku memanggil Anak-Ku dari negeri Mesir.” Maka apa yang dikatakan Tuhan dahulu, sekarang sudah terjadi. [Herodes menyuruh membunuh anak-anak kecil] Herodes marah sekali ketika mengetahui bahwa ia ditipu oleh ahli-ahli bintang dari timur itu. Maka ia memerintahkan orang untuk pergi dan membunuh semua anak laki-laki yang berumur dua tahun ke bawah di seluruh kota Betlehem dan sekitarnya. Itu dilakukannya karena menurut ahli-ahli bintang dari timur itu, bintang itu pertama kali kelihatan kira-kira dua tahun sebelumnya. Dahulu Nabi Yeremia pernah berkata begini, “Di kota Rama terdengar suara orang meratap, suara orang mengeluh dan menangis. Rakhel menangisi anak-anaknya; ia tidak mau dihibur, karena mereka sudah tiada.” Maka apa yang dikatakan oleh Nabi Yeremia dahulu, sekarang telah terjadi. [Kembali dari Mesir] Yusuf dengan Maria dan Yesus masih di Mesir, ketika Herodes meninggal. Maka malaikat Tuhan datang lagi kepada Yusuf di dalam mimpi. Malaikat itu berkata, “Yusuf, orang-orang yang mau membunuh Yesus sudah meninggal. Karena itu, bangunlah, ambil Anak itu dengan ibu-Nya dan kembalilah ke negeri Israel.” Yusuf bangun, lalu kembali dengan Yesus dan Maria ke Israel. Tetapi, putra Herodes yang bernama Arkhelaus sudah menjadi raja wilayah Yudea menggantikan ayahnya. Karena itu, Yusuf takut pergi ke Yudea. Ia dan keluarganya pergi ke provinsi Galilea, karena Tuhan menyuruhnya ke sana. Di sana mereka tinggal di kota Nazaret. Dahulu nabi-nabi sudah mengatakan bahwa Anak itu akan disebut “Orang Nazaret”. Maka apa yang dikatakan dahulu, sekarang telah terjadi. [Khotbah Yohanes Pembaptis] Ketika Yesus masih tinggal di kota Nazaret, ada seorang laki-laki bernama Yohanes Pembaptis. Ia mulai mengajar di padang gurun Yudea. Ia mengajar tentang Allah. “Jangan berdosa lagi,” katanya kepada orang-orang. “Mulai sekarang lakukanlah apa yang dikehendaki Allah, sebab tidak lama lagi Allah akan mulai memerintah sebagai Raja di dunia!” Yohanes inilah yang dimaksud Nabi Yesaya ketika di zaman dahulu ia menulis, “Ada orang berseru-seru di padang gurun: ‘Siapkanlah jalan untuk Tuhan, ratakanlah jalan yang akan dilalui-Nya.’” Yohanes memakai pakaian dari bulu unta dan ikat pinggang dari kulit. Ia hanya makan belalang dan madu hutan. Dari mana-mana orang datang untuk mendengarkan dia. Mereka datang dari Yerusalem, dari Yudea dan dari kota-kota sepanjang Sungai Yordan. Setelah mereka mendengar Yohanes mengajar, mereka mengakui kesalahan-kesalahan mereka, lalu Yohanes membaptis mereka di dalam sungai. Banyak pemimpin agama yang disebut orang Farisi dan Saduki, datang kepada Yohanes. Mereka datang kepada Yohanes untuk minta dibaptis. Tetapi ketika Yohanes melihat mereka datang, ia berkata kepada mereka, “Kalian jahat seperti ular! Siapa yang mengatakan kepadamu bahwa kalian dapat luput dari hukuman yang akan ditimpakan Allah ke atasmu? Tunjukkan dalam perbuatanmu bahwa kalian sudah berhenti berbuat dosa dan sudah mulai menuruti kemauan Allah. Jangan menyangka bahwa karena kalian adalah keturunan Abraham, maka kalian tidak akan dihukum Allah. Ingat, Allah bisa saja membuat keturunan Abraham dari batu-batu ini. Hukuman sudah disiapkan, seperti kapak disiapkan untuk menebang pohon sampai ke akar-akarnya. Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Kalau saya membaptis kalian, saya memakai air sebagai tanda bahwa kalian sudah berhenti berbuat dosa dan sudah mulai menuruti kemauan Allah. Tetapi nanti akan datang seseorang yang lebih tinggi daripada saya. Untuk membawa sepatu-Nya saja, saya tidak layak. Ia akan membaptis kalian dengan Roh Allah dan api. Di tangan-Nya seolah-olah ada nyiru untuk menampi semua gandum sampai bersih. Gandum akan dikumpulkan-Nya di dalam lumbung, tetapi sekam akan dibakar dalam api yang tidak bisa padam.” [Tuhan Yesus dibaptis] Ketika Yohanes sedang membaptis orang di Sungai Yordan, Yesus meninggalkan Galilea dan pergi kepada Yohanes. Ia ingin dibaptis, tetapi Yohanes berusaha menolak permintaan-Nya. Yohanes berkata, “Seharusnya sayalah yang dibaptis oleh Bapak. Sekarang malah Bapak yang meminta supaya saya membaptis Bapak!” Yesus menjawab, “Memang itulah kemauan Allah. Kalau kita melakukannya, berarti kita taat sepenuhnya kepada Allah.” Maka Yohanes pun membaptis Yesus. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari sungai itu. Tiba-tiba langit terbuka dan Yesus melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas diri-Nya. Lalu terdengar suara Allah yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Hati-Ku sangat senang kepada-Nya.” [Yesus dicobai oleh Iblis] Setelah Yesus dibaptis, Roh Allah membimbing-Nya ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis. Di sana Yesus berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam. Ia menjadi lapar sekali. Iblis datang dan berkata kepada Yesus, “Saya tahu, Engkau Anak Allah. Jadi, ubahlah batu-batu ini menjadi makanan.” Yesus menjawab, “Di dalam Kitab Suci tertulis bahwa manusia hidup tidak hanya dengan makan, melainkan juga dengan mengikuti setiap perkataan Allah.” Setelah itu, Iblis membawa Yesus ke puncak Rumah Tuhan di Yerusalem. Lalu Iblis berkata, “Saya tahu, Engkau Anak Allah. Jadi, cobalah terjun ke bawah. Di dalam Kitab Suci tertulis bahwa Allah akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi-Mu. Mereka akan menangkap-Mu sewaktu Engkau jatuh, supaya kaki-Mu pun tidak terkena batu-batu di bawah dan terluka.” Yesus menjawab, “Di dalam Kitab Suci juga tertulis: Jangan mencobai Tuhan Allah. Jangan coba menyuruh Dia melakukan kehendakmu.” Lalu Iblis membawa Yesus ke sebuah gunung yang sangat tinggi. Di sana Iblis memperlihatkan semua bangsa di dunia dengan segala kekayaannya kepada Dia. Iblis berkata, “Semua ini akan kuberikan kepada-Mu, asal Engkau berlutut dan menyembah aku!” Yesus menjawab, “Pergilah, hai Penggoda! Di dalam Kitab Suci tertulis: Sembahlah Tuhan Allahmu dan berbaktilah kepada Dia saja!” Akhirnya Iblis pergi dan malaikat-malaikat datang untuk melayani Yesus. [Yesus memulai pekerjaan-Nya di Galilea] Yesus mendengar bahwa Yohanes Pembaptis sudah dimasukkan ke dalam penjara. Karena itu, Yesus menyingkir ke Galilea. Tetapi, Ia tidak tinggal di Nazaret, melainkan pindah ke kota Kapernaum. Kota Kapernaum terletak di tepi Danau Galilea, di daerah suku Zebulon dan Naftali. Dahulu Nabi Yesaya pernah berkata begini, “Daerah Zebulon dan Naftali, di jalan yang menuju ke danau, di seberang Sungai Yordan, Galilea, daerah tempat tinggal orang-orang bukan Yahudi. Bangsa yang hidup dalam dosa telah melihat cahaya Allah yang cemerlang! Bagi mereka yang seolah-olah sudah mati karena berdosa, Allah telah memberikan terang-Nya!” Karena Yesus pindah ke kota Kapernaum, maka apa yang dahulu dikatakan oleh Nabi Yesaya, sekarang telah terjadi. Yesus mulai mengelilingi daerah Galilea dan menyerukan berita ini kepada orang-orang, “Berhentilah berbuat dosa dan lakukanlah yang baik, sebab Allah segera akan memerintah sebagai Raja!” (4:14) (4:14) (4:14) [Yesus memanggil empat orang untuk membantu Dia] Pada suatu hari Yesus sedang berjalan di tepi Danau Galilea. Di situ Ia melihat dua orang nelayan sedang menangkap ikan dengan jala. Yang seorang bernama Simon dan yang seorang lagi bernama Andreas. Andreas adalah adik Simon. Simon disebut juga Petrus. Yesus berkata kepada mereka, “Mari ikut Aku. Aku akan mengajar kalian bagaimana membuat orang percaya kepada Allah.” Kedua orang itu langsung meninggalkan jala mereka lalu mengikuti Yesus. Setelah itu, Yesus berjalan terus. Lalu ia melihat dua orang lain. Kedua orang itu juga bersaudara. Namanya Yakobus dan Yohanes. Bapak mereka bernama Zebedeus. Mereka bersama ayah mereka sedang memperbaiki jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka juga. Dan mereka pun langsung meninggalkan perahu dan ayah mereka, lalu mengikuti Yesus. [Yesus mengajar, berkhotbah, dan menyembuhkan orang] Yesus pergi ke mana-mana di seluruh provinsi Galilea dan mengajarkan tentang Allah di rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Ia menyiarkan Kabar Baik bahwa Allah akan datang untuk memerintah sebagai Raja atas umat-Nya. Yesus juga menyembuhkan orang-orang yang sakit dan cacat. Orang-orang di seluruh negeri Siria mendengar tentang Yesus, maka banyak dari mereka datang kepada-Nya. Mereka membawa semua orang yang sakit dan menderita, yaitu orang yang kemasukan roh jahat, yang sakit ayan dan yang lumpuh. Yesus menyembuhkan semua orang itu. Banyak sekali orang yang mengikuti Yesus pada waktu itu -- ada yang datang dari Galilea, dari Sepuluh Kota, dari Yerusalem, dari Yudea dan dari kota-kota di seberang Sungai Yordan. [Yesus mengajar di atas bukit] Banyak sekali orang mengikuti Yesus. Pada suatu hari, Ia naik ke atas sebuah bukit dan di sana Ia duduk dan mengajar mereka. Pengikut-pengikut-Nya berkumpul di sekeliling-Nya. Ia berkata kepada mereka, “Beruntunglah kalian kalau merasa sangat memerlukan Tuhan. Kalian adalah umat Tuhan. Beruntunglah kalian kalau merasa sedih. Tuhan akan menghibur kalian. Beruntunglah kalian kalau rendah hati dan mengikuti Tuhan. Tuhan akan memenuhi janji-Nya kepadamu. Beruntunglah kalian kalau ingin sekali menuruti kemauan Tuhan. Tuhan akan memenuhi keinginanmu itu. Beruntunglah kalian kalau merasa kasihan kepada orang lain. Tuhan pun akan berbelaskasihan kepadamu. Beruntunglah kalian kalau mempersilakan Tuhan tinggal di hatimu. Kalian akan mengenal Tuhan. Beruntunglah kalian kalau suka mendamaikan orang. Tuhan akan mengakui kalian sebagai anak-Nya. Beruntunglah kalian kalau dianiaya orang karena kalian menuruti kemauan Tuhan. Kalian adalah umat Tuhan. Beruntunglah kalian, kalau orang menghinamu dan berbuat jahat kepadamu serta menyebarkan cerita bohong tentang dirimu karena kalian pengikut-Ku. Nabi-nabi yang hidup sebelum kalian pun sudah menderita karena diperlakukan seperti itu. Jadi, kalian harus sungguh-sungguh gembira, sebab Allah sudah menyediakan hadiah yang besar untukmu di surga.” [Yesus mengumpamakan pengikut-pengikut-Nya seperti garam dan terang] Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Kalian seperti garam untuk semua orang di seluruh dunia. Kalau garam itu tidak asin lagi, maka tidak ada cara untuk membuatnya menjadi asin kembali. Garam itu sudah tak berguna, akan dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian adalah terang untuk seluruh dunia. Kota yang terletak di atas bukit tidak dapat disembunyikan. Tidak ada orang yang menyalakan lampu, lalu menutupnya dengan tempayan! Ia seharusnya menaruh lampu itu di tempat lampu, supaya memberi terang kepada setiap orang di dalam rumah. Begitu juga terangmu harus bersinar di hadapan orang supaya mereka melihat perbuatan-perbuatanmu yang baik, lalu memuji Bapamu di surga.” [Yesus mengajar tentang hukum-hukum] “Jangan mengira Aku datang untuk mengajar kalian supaya tidak lagi menaati hukum Musa dan ajaran nabi-nabi. Aku datang bukan untuk menghapuskan, tetapi untuk menunjukkan arti yang sesungguhnya dari hukum-hukum dan ajaran-ajaran itu. Ingatlah, sampai Hari Kiamat tak ada satu pun dari hukum-hukum dan ajaran-ajaran itu yang akan dihapuskan! Semua yang tertulis di dalamnya harus terjadi. Orang yang melanggar perintah-perintah itu, sekalipun yang terkecil, dan mengajar orang lain untuk melanggarnya juga, akan dianggap Allah sebagai orang yang paling kecil di antara umat Allah. Sebaliknya, orang yang menjalankan perintah-perintah itu dan mengajar orang lain untuk menjalankannya juga, akan dianggap Allah sebagai yang paling besar di antara umat Allah. Jadi, ingatlah: Kalian hanya dapat menjadi umat Allah kalau kalian lebih sungguh-sungguh menuruti kemauan Allah.” [Yesus mengajar tentang kemarahan] “Kalian tahu bahwa nenek moyang kita diajar begini: Jangan membunuh; siapa yang membunuh, akan diadili. Tetapi, sekarang Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang marah kepada saudaranya, sesama umat Allah, ia akan diadili. Siapa saja yang mengatakan, ‘Sialan kau!’ ia akan dibawa ke hadapan pengadilan agama. Dan siapa saja yang mengatakan, ‘Bodoh kau!’ ia patut dibuang dalam api neraka. Oleh sebab itu, kalau engkau sedang membawa persembahanmu kepada Allah, lalu kau teringat bahwa di antara saudaramu, sesama umat Allah, ada yang sakit hati kepadamu, tinggalkanlah dulu persembahanmu. Pergilah kepada saudaramu itu dan berbaiklah kembali dengan dia. Sesudah itu, barulah kau kembali dan mempersembahkan pemberianmu kepada Allah. Apabila orang mengadukan engkau ke pengadilan, berdamailah dulu dengan dia selama masih ada waktu. Sebab, kalau kalian sudah sampai di pengadilan, ia akan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu akan menyerahkan engkau kepada polisi, lalu engkau dimasukkan ke dalam penjara. Dan percayalah, engkau tak akan keluar dari sana sebelum dendamu kaubayar lunas.” [Yesus mengajar tentang perzinaan] “Nenek moyang kita mengajar kita begini juga: Jangan berzina dengan istri atau suami orang lain. Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang melihat seorang wanita dengan nafsu sehingga mau tidur dengan wanita itu, orang itu sudah berzina dalam hatinya. Oleh sebab itu, kalau mata kananmu mengakibatkan engkau berbuat dosa, cungkil dan buang saja mata itu! Lebih baik kau kehilangan satu mata daripada seluruh badanmu dibuang ke dalam neraka. Kalau yang menyebabkan engkau berbuat dosa adalah tangan kananmu, potong dan buang saja tangan itu! Lebih baik kehilangan sebelah tangan daripada seluruh badanmu dimasukkan ke dalam neraka.” [Yesus mengajar tentang perceraian] “Nenek moyang kita juga diajar begini: Orang yang menceraikan istrinya harus memberikan surat cerai kepada wanita itu. Tetapi sekarang Aku mengajar begini kepadamu: Seandainya ada seorang laki-laki menceraikan istrinya padahal wanita itu tidak berbuat hal-hal yang tidak baik dengan lelaki lain. Lalu karena diceraikan, wanita itu kawin lagi. Wanita itu dianggap berzina. Tetapi yang menyebabkan dia berzina adalah suaminya yang pertama, sebab ia menceraikan istrinya yang tidak bersalah. Dan lelaki lain yang kawin dengan wanita itu, turut berzina juga.” [Yesus mengajar tentang janji kepada Allah] “Kalian juga sudah dengar bahwa nenek moyang kita diajar begini: Jangan ingkar janji. Kalau kau sudah berjanji dan bersumpah kepada Allah, kau harus melakukan apa yang telah kaujanjikan dengan sumpah itu. Tetapi, sekarang Aku berkata kepadamu: Jangan sekali-kali bersumpah. Jangan bersumpah demi langit, sebab langit adalah tempat Allah memerintah. Jangan juga demi bumi sebab bumi adalah alas kaki Allah. Jangan bersumpah demi Yerusalem sebab kota itu adalah kota Allah, Raja besar. Jangan juga demi kepalamu sebab engkau sendiri tidak dapat membuat sehelai rambut pun menjadi putih atau hitam. Karena itu, katakan saja, ‘Ya,’ tanpa memakai sumpah, atau, ‘Tidak,’ tanpa memakai sumpah. Jika kautambahkan kata-kata lain pada pernyataanmu itu, tambahan itu berasal dari si Iblis.” [Yesus mengajar bahwa orang tidak boleh membalas dendam] “Kalian sudah mendengar ajaran ini: Kalau engkau memukul mata orang sampai matanya cacat, matamu harus balas dipukul sampai cacat juga. Dan kalau kau memukul mulut orang sampai giginya patah, mulutmu pun harus balas dipukul sampai gigimu patah juga. Tetapi, sekarang Aku berkata kepadamu: Apabila orang berbuat jahat kepadamu, janganlah membalas dendam kepadanya. Sebaliknya, apabila orang menampar pipi kananmu, biarkanlah dia menampar pipi kirimu juga. Dan apabila orang membawamu kepada hakim untuk menuntut supaya engkau memberikan bajumu kepadanya, berikanlah mantelmu juga. Apabila seorang penguasa memaksamu memikul barangnya sejauh satu kilometer, pikullah sejauh dua kilometer. Apabila orang meminta sesuatu darimu, berikanlah kepadanya. Dan apabila orang mau meminjam sesuatu darimu, pinjamkanlah itu kepadanya, jangan menolak.” [Yesus mengajar tentang mengasihi musuh] “Kalian sudah mendengar ini: Kasihilah kawan-kawanmu dan bencilah musuh-musuhmu. Tetapi, sekarang Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu dan doakanlah orang-orang yang membuat kalian menderita. Dengan demikian kalian menjadi anak-anak Allah, Bapamu yang di surga. Sebab, Ia menciptakan matahari dan menerbitkannya untuk orang yang baik dan juga untuk orang yang jahat. Ia menurunkan hujan untuk orang yang berbuat baik dan juga untuk orang yang berbuat jahat. Sebab, kalau kalian hanya mengasihi orang yang mengasihimu, janganlah berharap Allah membalas perbuatanmu itu! Para penagih pajak dianggap orang jahat. Meskipun begitu, mereka juga mengasihi orang yang mengasihi mereka! Dan kalau kalian memberi salam hanya kepada kawan-kawanmu saja, perbuatanmu itu tidak berbeda dari perbuatan kebanyakan orang. Orang yang tidak mengenal Allah pun memberi salam kepada kawan-kawan mereka! Allah Bapamu yang di surga mengasihi semua orang dengan sepenuhnya. Jadi, kalian juga harus begitu.” [Yesus mengajar supaya orang tolong-menolong] Yesus berkata lagi, “Ingat, jangan menjalankan peraturan agama di depan orang dengan maksud supaya orang melihat perbuatanmu itu. Kalau kalian berbuat begitu, kalian tidak akan mendapat upah dari Allah Bapamu di surga. Kalau kalian memberikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan, janganlah menggembar-gemborkan hal itu seperti yang dilakukan oleh orang yang suka berpura-pura. Mereka suka melakukan itu di rumah-rumah ibadat dan di jalan-jalan raya supaya orang mengatakan bahwa mereka orang yang sangat baik. Ingat, hanya itulah upah mereka. Tetapi, kalian jangan begitu. Apabila kalian memberikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan, lakukanlah itu dengan diam-diam sehingga kawanmu yang terdekat pun tidak mengetahuinya. Biarlah tak seorang pun yang tahu tentang perbuatanmu itu. Allah Bapamu di surga melihat perbuatanmu itu dan akan memberi upah kepadamu.” [Yesus mengajar tentang berdoa] Yesus berkata, “Kalau kalian berdoa, janganlah seperti orang yang suka berpura-pura. Mereka suka berdoa dengan berdiri di tengah-tengah rumah ibadat atau di persimpangan jalan, supaya semua orang dapat melihat dan memuji mereka. Ingat, hanya itulah upah mereka. Karena itu, kalau kalian berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang tidak kelihatan. Bapamu melihat apa yang kalian lakukan di tempat yang tertutup, dan Ia akan memberi upah kepadamu. Apabila kalian berdoa, janganlah bertele-tele seperti orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa mereka akan didengar karena doa mereka panjang. Kalian jangan seperti mereka, sebab Bapamu tahu apa yang kalian perlukan. Bahkan sebelum kalian memintanya, Ia sudah tahu. Jadi, beginilah seharusnya kalian berdoa, ‘Bapa kami di surga, Kiranya semua orang menghormati Engkau, Biarlah Engkau menjadi Raja di dunia ini, dan orang-orang di dunia taat kepada-Mu, sama seperti Engkau ditaati di surga. Berikanlah kepada kami makanan yang kami perlukan untuk hari ini. Ampunilah kesalahan-kesalahan kami, seperti kami sudah mengampuni orang lain yang bersalah kepada kami. Janganlah membiarkan kami dicobai, sehingga kami berbuat salah, tetapi lepaskanlah kami dari kuasa si Jahat. Engkau mulia dan berkuasa sebagai Raja untuk selama-lamanya. Amin.’” Lalu Yesus meneruskan pengajaran-Nya mengenai doa. Ia berkata, “Kalau kalian mengampuni orang yang bersalah kepadamu, Bapamu yang di surga juga akan mengampuni kalian. Tetapi, kalau kalian tidak mengampuni, Bapamu juga tidak akan mengampunimu.” [Yesus mengajar tentang puasa] Yesus berkata, “Kalau kalian berpuasa, jangan bermuka muram seperti orang yang suka berpura-pura. Mereka membiarkan muka mereka tidak terurus supaya orang mengetahui bahwa mereka sedang berpuasa. Ingat, hanya itulah upah mereka. Kalau kalian berpuasa, bersihkanlah mukamu dan sisirlah rambutmu, supaya orang lain tidak tahu bahwa kalian sedang berpuasa. Biarlah Bapamu di surga saja yang tahu bahwa kalian berpuasa. Allah, Bapamu yang tidak kelihatan itu, akan melihat perbuatanmu itu dan memberi upah kepadamu.” [Yesus mengajar tentang harta di surga] Yesus berkata, “Janganlah mengumpulkan harta untuk dirimu di dunia. Sebab, harta itu bisa dirusak oleh rayap dan karat dan dicuri oleh pencuri. Sebaliknya, kumpulkanlah harta untuk dirimu di surga; harta itu tidak dapat dirusak oleh rayap dan karat dan tak dapat dicuri oleh pencuri. Sebab, di mana pun hartamu kausimpan, tempat itulah juga yang kaupikirkan.” [Yesus mengajar tentang terang dalam diri orang] Yesus berkata, “Mata seperti jendela bagi dirimu. Jika matamu tertuju pada yang baik, maka dirimu menjadi seperti terang. Tetapi, kalau matamu tertuju pada yang jahat, maka seluruh dirimu pun menjadi gelap. Jadi, kalau di dalam dirimu tidak ada terang, dan yang ada hanya gelap, tentu kamu hidup dalam gelap!” [Yesus mengajar tentang Allah dan uang] Yesus berkata, “Tidak seorang pun dapat bekerja dengan sungguh-sungguh untuk dua majikan. Sebab, ia akan lebih mengasihi yang satu daripada mengasihi yang lain; atau lebih setia kepada yang satu daripada kepada yang lain. Begitu juga dengan kalian. Kalian tidak dapat bekerja untuk Allah dan sekaligus untuk uang. Sebab itu, janganlah khawatir tentang apa yang akan kalian makan atau minum untuk hidup, atau tentang apa yang akan kalian pakai. Hidup lebih penting daripada makanan dan minuman. Badanmu lebih penting daripada pakaianmu. Lihatlah burung di udara. Mereka tidak menanam, tidak menuai dan tidak mengumpulkan hasil tanaman di dalam lumbung. Meskipun begitu, Bapamu di surga memelihara mereka! Nah, kalian jauh lebih berharga daripada burung. Tak seorang pun dapat memperpanjang umurnya, biarpun sedikit, dengan kekhawatiran. Mengapa kalian khawatir tentang pakaianmu? Perhatikanlah bunga-bunga di padang yang tumbuh dengan sendirinya. Bunga-bunga itu tidak bekerja dan tidak membuat pakaian, tetapi bunga-bunga itu sangat bagus. Raja Salomo yang begitu kaya pun tidak mempunyai pakaian sebagus bunga-bunga itu. Rumput di padang hari ini tumbuh dan besok habis dibakar. Yang mendandani rumput itu ialah Allah sendiri! Tentu Ia lebih memperhatikan kalian daripada rumput itu! Tetapi, kalian kurang percaya kepada-Nya! Karena itu, janganlah khawatir dan berkata, ‘Apa yang akan saya makan?’ atau ‘apa yang akan saya minum?’ atau ‘apa yang akan saya pakai?’ Orang-orang yang tidak percaya kepada Allah selalu khawatir mengenai hal-hal itu. Bapamu yang di surga tahu kalian memerlukan semua itu. Jadi, berusahalah dahulu supaya Allah memerintah hidupmu dan kalian menuruti kemauan-Nya. Kalau kalian sudah mengusahakan hal itu, semua hal lain akan diberikan Allah kepadamu. Oleh karena itu, janganlah khawatir tentang hidupmu untuk besok. Sebab, besok ada kesusahannya sendiri untuk dipikirkan. Tidak usah menambah lagi kesusahan yang terjadi setiap hari.” [Yesus mengajar supaya jangan menghakimi orang lain] Yesus berkata, “Jangan menghakimi orang lain supaya kalian tidak dihakimi Allah. Sebab, sebagaimana kalian menghakimi orang, begitu juga Allah akan menghakimi kalian. Dan sebagaimana kalian menilai orang lain, begitu juga Allah akan menilai kalian. Karena itu, seandainya di mata saudaramu ada secuil kayu yang kecil, janganlah memperhatikan kayu kecil di mata saudaramu itu, padahal di matamu sendiri ada sebatang kayu besar yang tidak kalian perhatikan. Patutkah kalian mengatakan kepada saudaramu, ‘Mari saya keluarkan kayu kecil di matamu,’ sedangkan di matamu sendiri ada kayu yang besar? Kalau kalian berbuat begitu, kalian orang munafik! Keluarkanlah dahulu kayu besar dari matamu, supaya engkau melihat dengan jelas dan dapat mengeluarkan kayu kecil dari mata saudaramu. Barang-barang yang menjadi milik Tuhan janganlah diberikan kepada orang-orang yang sifatnya seperti anjing. Nanti mereka justru berbalik dan menyerangmu. Jangan memberikan mutiara yang berharga kepada orang-orang yang sifatnya seperti babi. Nanti mereka menginjak-injaknya.” [Yesus mengajar supaya orang minta kepada Allah apa yang mereka perlukan] Yesus berkata, “Mintalah kepada Tuhan apa yang kalian perlukan, maka kalian akan menerimanya. Carilah, maka kalian akan mendapat. Mohonlah kepada Tuhan seperti orang yang mengetuk pintu, maka Tuhan akan menjawabmu dan membukakan pintu bagimu. Sebab, setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang memohon seperti mengetuk pintu, Tuhan akan menjawab dan membukakan pintu baginya. Kalau anakmu meminta roti kepadamu, apakah kalian sebagai bapak akan memberikan batu kepadanya? Atau kalau ia minta ikan, apakah kalian akan memberikan ular kepadanya? Tentu saja tidak! Meskipun kalian jahat, kalian tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu. Apalagi Bapamu di surga yang sangat baik itu! Pasti Ia akan memberikan yang baik kepada orang yang meminta kepada-Nya! Apa yang kalian ingin supaya orang lain lakukan kepadamu, lakukanlah itu kepada mereka. Itulah yang dimaksudkan oleh hukum Musa dan ajaran nabi-nabi.” [Yesus mengajar tentang jalan sempit yang menuju hidup] Yesus berkata, “Jalan yang menuju ke neraka, lebar dan gampang dilewati. Banyak orang mengambil jalan itu. Tetapi, ambillah jalan yang sempit. Jalan itu sukar tetapi membawa orang kepada hidup. Hanya sedikit orang yang menemukan jalan itu.” [Yesus memperingatkan supaya hati-hati terhadap nabi-nabi palsu] Yesus berkata, “Hati-hatilah terhadap nabi-nabi palsu. Mereka memberitakan ajaran-ajaran yang tidak benar. Mereka datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sebenarnya mereka seperti serigala yang buas. Kalian akan mengenal mereka dari perbuatannya. Rumput berduri tidak berbuah anggur dan semak duri tidak menghasilkan buah yang manis. Pohon yang subur menghasilkan buah yang baik, dan pohon yang tidak subur menghasilkan buah yang jelek. (7:16) Pohon yang subur tidak dapat menghasilkan buah yang jelek dan pohon yang tidak subur tidak dapat menghasilkan buah yang baik. Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, ditebang dan dibakar. Begitu juga dengan nabi-nabi. Dari perbuatan mereka, kalian akan tahu apakah mereka sungguh-sungguh nabi atau hanya nabi palsu.” [Siapakah yang akan menjadi anggota umat Allah?] Yesus berkata, “Banyak orang memanggil-Ku, ‘Tuhan, Tuhan,’ tapi, tidak semua dari mereka akan menjadi anggota umat Allah. Yang menjadi umat Allah hanyalah orang-orang yang menuruti kemauan Bapa-Ku di surga. Pada Hari Kiamat, banyak orang akan berkata kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan! Atas nama Tuhan, kami sudah menyampaikan pesan Allah kepada orang-orang dan dengan nama Tuhan kami sudah mengusir roh-roh jahat dan mengadakan banyak keajaiban.’ Tetapi, Aku akan menjawab begini, ‘Aku sama sekali tidak mengenal kamu! Pergi dari sini! Kamu jahat!’” [Pembangun rumah yang pandai dan pembangun rumah yang bodoh] Akhirnya Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Setiap orang yang mendengar pengajaran-Ku dan menurutinya, ia sama dengan orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas tanah yang keras. Hujan turun, air sungai meluap dan angin kencang memukul rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh, sebab dibangun di atas tanah yang keras.” Lalu Yesus berkata lagi, “Setiap orang yang mendengar pengajaran-Ku, tetapi tidak menurutinya, ia sama dengan orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir. Hujan turun, air sungai meluap dan angin kencang memukul rumah itu, sehingga rumah itu roboh dan rusak sama sekali!” [Yesus mengajar dengan berwibawa] Setelah mengatakan semua itu, Yesus selesai mengajar. Orang-orang yang mendengar-Nya kagum sekali pada cara Dia mengajar. Sebab, Ia mengajar dengan berwibawa, tidak seperti guru-guru agama Yahudi. [Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kulit] Setelah Yesus selesai mengajar di atas bukit, Ia turun dari bukit itu dan banyak orang mengikuti-Nya. Lalu datanglah seorang yang sakit kulit. Menurut agama Yahudi, orang yang mempunyai penyakit seperti itu tidak layak untuk menyembah Allah. Orang itu sujud di hadapan Yesus dan berkata, “Bapak Guru, kalau Bapak mau, Bapak bisa menyembuhkan saya.” Yesus memegang orang itu dan berkata, “Aku mau menyembuhkan engkau. Jadilah sembuh!” Saat itu juga penyakit orang itu hilang dan ia sembuh. Lalu Yesus berkata kepadanya, “Dengarlah, jangan menceritakan hal ini kepada siapa pun. Tetapi, pergilah kepada imam di rumah ibadat dan minta dia memeriksa engkau. Sesudah itu, persembahkanlah kurban kepada Tuhan seperti yang diperintahkan oleh Musa. Itulah buktinya bagi orang-orang bahwa engkau sudah sembuh.” [Yesus menyembuhkan pelayan seorang perwira Romawi] Pada suatu hari, Yesus pergi ke kota Kapernaum. Ketika Ia memasuki kota itu, seorang perwira Romawi datang kepada-Nya dan meminta pertolongan. Perwira itu berkata, “Bapak Guru, pelayan saya sakit. Ia lumpuh dan sekarang ada di rumah, berbaring di tempat tidur. Ia sangat menderita.” “Aku akan ke rumahmu dan menyembuhkan dia,” kata Yesus. “Tidak usah datang ke rumah saya, Pak!” kata perwira itu. “Saya tidak layak menerima Bapak di rumah saya. Perintahkan saja supaya penyakit itu pergi, Pak, nanti pelayan saya sembuh. Saya yakin akan hal itu, sebab saya pun orang bawahan yang harus tunduk pada perintah atasan. Dan di bawah saya ada juga prajurit-prajurit yang harus tunduk kepada perintah saya. Kalau saya menyuruh seorang prajurit pergi, ia pergi. Saya menyuruh yang lain datang, ia pun datang. Kalau saya memerintahkan hamba saya berbuat sesuatu, ia melakukannya.” Yesus kagum sekali mendengar kata-kata perwira itu. Lalu Yesus berkata kepada orang-orang yang sedang mengikuti Dia, “Hebat sekali orang ini! Di antara orang Israel belum pernah Kutemukan orang yang percaya kepada Allah seperti orang ini! Percayalah, pada Hari Kiamat banyak orang dari seluruh dunia akan datang ke Dunia Baru yang diperintah Allah. Di situ mereka akan berpesta bersama Abraham, Ishak, dan Yakub. Tetapi, orang-orang Yahudi yang seharusnya menjadi umat Allah akan dibuang Allah ke tempat yang gelap di luar Dunia Baru itu. Di situ mereka akan menangis dengan keras dan menderita.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu, “Pulanglah! Kau percaya bahwa Aku dapat menyembuhkan pelayanmu hanya dengan kata-kata-Ku saja. Nah, apa yang kaupercayai itu akan terjadi.” Saat itu juga pelayan perwira itu sembuh. [Yesus menyembuhkan banyak orang sakit] Pada suatu hari Yesus pergi ke rumah Petrus. Ibu mertua Petrus sedang sakit demam pada saat itu dan ia sedang tidur di tempat tidur. Yesus melihat ibu itu sakit. Lalu Ia memegang tangan ibu itu dan demamnya pun hilang. Ibu itu bangun dan melayani Yesus. Ketika hari sudah mulai sore, banyak orang membawa kepada Yesus orang-orang yang kemasukan roh jahat. Dengan mengucapkan satu kata saja, Yesus menyuruh roh-roh jahat itu keluar dari orang-orang itu. Yesus juga menyembuhkan orang-orang sakit lainnya yang dibawa ke situ. Karena Yesus melakukan semua itu, terjadilah apa yang dahulu pernah dikatakan oleh Nabi Yesaya. Begini katanya, “Ia menanggung penderitaan kita dan menyembuhkan penyakit kita.” [Orang-orang yang mau menjadi pengikut Yesus] Banyak sekali orang berkerumun di sekeliling Yesus. Karena itu, ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Kita harus pergi ke seberang danau.” Seorang guru agama datang kepada Yesus dan berkata, “Bapak Guru, saya mau mengikuti Bapak ke mana saja!” Yesus menjawab, “Serigala dan burung masing-masing punya tempat tinggal; serigala punya liang dan burung punya sarang. Tetapi Aku, Anak Manusia, tidak demikian. Untuk berbaring saja, Aku tidak punya tempat.” Seorang pengikut-Nya yang lain berkata, “Bapak Guru, saya minta izin pulang dulu. Saya mau menguburkan ayah saya.” Tetapi Yesus menjawab, “Biarlah orang mati menguburkan orang matinya sendiri. Dan mengenai engkau, kalau kau ingin mempunyai hidup yang sejati dan kekal, ikutlah Aku!” [Yesus meneduhkan angin ribut] Yesus naik ke perahu dan pengikut-pengikut-Nya ikut juga bersama Dia. Ketika perhu sedang berlayar, Yesus pergi tidur. Di tengah danau tiba-tiba datang angin ribut yang hebat sekali dan perahu mereka hampir tenggelam dipukul ombak. Pengikut-pengikut Yesus membangunkan Yesus. Mereka berkata, “Bapak Guru, tolong! Kita celaka!” Yesus bangun dan berkata, “Mengapa kalian takut? Apakah kalian tidak percaya bahwa Aku akan menyelamatkan kalian?” Setelah berkata begitu, Yesus berdiri dan memerintahkan angin supaya berhenti. Ia juga menyuruh ombak untuk tenang Maka angin pun reda dan danau menjadi tenang. Pengikut-pengikut Yesus heran melihat hal itu. Mereka berkata, “Orang apakah Dia ini sampai angin dan ombak pun menuruti perintah-Nya?” [Yesus menyembuhkan dua orang yang kemasukan roh jahat] Pada suatu hari, Yesus tiba di daerah orang Gadara di seberang danau. Lalu ada dua orang keluar dari daerah pekuburan dan datang kepada Yesus. Keduanya kemasukan roh jahat. Mereka ganas sekali sehingga tak seorang pun yang berani melewati jalan itu. Pada saat mereka keluar dari daerah pekuburan, mereka berteriak, “Hai, Anak Allah! Apakah yang akan Kauperbuat terhadap kami? Mengapa Engkau mau menyiksa kami, padahal belum waktunya kami dihukum?” Tidak jauh dari situ ada banyak sekali babi sedang mencari makan. Roh-roh jahat itu minta kepada Yesus, “Kalau Engkau hendak mengusir kami, suruhlah kami masuk ke dalam babi-babi itu.” Yesus berkata, “Baik, masuklah ke babi-babi itu!” Maka roh-roh jahat itu keluar dari orang itu, lalu masuk ke dalam babi-babi itu. Saat itu juga binatang-binatang itu lari dan terjun dari pinggir jurang ke dalam danau, sehingga semua mati tenggelam. Para penjaga babi itu lari ketakutan. Mereka pergi ke kota dan menceritakan semua hal yang terjadi; juga mengenai kedua orang yang kemasukan roh jahat itu. Kemudian semua orang di kota itu datang kepada Yesus dan memohon kepada-Nya supaya Ia meninggalkan daerah itu. [Yesus menyembuhkan seorang lumpuh] Yesus naik ke dalam perahu dan berlayar ke seberang barat Danau Galilea, kembali ke Kapernaum, kota tempat tinggal-Nya. Di situ ada seorang lumpuh. Beberapa kawannya membawa dia dengan tikar kepada Yesus. Yesus melihat bahwa kawan-kawan orang itu sangat percaya kepada-Nya. Maka Ia berkata kepada orang lumpuh itu, “Tabahlah, anak-Ku! Allah sudah mengampuni dosa-dosamu!” Guru-guru agama yang ada di situ berkata dalam hati mereka, “Orang ini menghina Allah!” Yesus tahu apa yang mereka pikirkan, jadi Ia berkata, “Mengapa kalian memikirkan hal yang jahat? Mana yang lebih gampang: mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni,’ atau mengatakan, ‘Bangunlah dan berjalan’? Nah, sekarang Aku akan memperlihatkan kepadamu sesuatu yang membuktikan bahwa Aku, Anak Manusia, berkuasa untuk mengampuni dosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang lumpuh itu, “Bangun, angkat tikarmu dan pulanglah!” Orang lumpuh itu bangun, kemudian pulang ke rumahnya. Orang-orang yang melihat kejadian itu menjadi takut. Mereka memuji Allah sebab Ia telah memberikan kuasa yang besar kepada manusia untuk melakukan keajaiban itu. [Yesus memanggil Matius untuk mengikut Dia] Setelah menyembuhkan orang lumpuh itu, Yesus meninggalkan tempat itu. Di dalam perjalanan, Ia melewati rumah pajak. Seorang penagih pajak, bernama Matius, sedang duduk di situ. Yesus berkata kepadanya, “Mari ikut Aku!” Matius berdiri dan mengikuti Yesus. Kemudian mereka pergi ke rumah Matius. Lalu Yesus dan pengikut-pengikut-Nya makan di situ. Pada waktu itu, ada juga banyak orang lain yang datang ke rumah Matius dan ikut makan dengan Yesus dan pengikut-pengikut-Nya. Di antara mereka ada banyak penagih pajak dan orang-orang yang dianggap tidak baik oleh penduduk di kota itu. Orang-orang Farisi melihat hal itu. Mereka berkata kepada pengikut-pengikut Yesus, “Mengapa gurumu makan dengan penagih-penagih pajak dan orang-orang yang tidak baik itu?” Yesus mendengar mereka bertanya begitu kepada pengikut-pengikut-Nya. Maka Ia berkata kepada orang-orang Farisi yang ada di situ, “Dokter hanya untuk orang sakit, bukan untuk orang sehat. Coba kalian selidiki apa arti ayat Kitab Suci ini: ‘Allah tidak minta kurban binatang dari kalian. Yang Ia minta ialah kalian berbelaskasihan terhadap orang lain.’ Aku datang bukan untuk orang yang menganggap dirinya sudah baik, tetapi untuk orang yang dianggap hina.” [Yesus mengajar tentang hal puasa] Pada suatu hari pengikut-pengikut Yohanes Pembaptis datang kepada Yesus. Mereka bertanya, “Bapak Guru, kami dan orang-orang Farisi puasa. Mengapa pengikut-pengikut Bapak tidak?” Yesus menjawab, “Aku ingin tahu pendapat kalian mengenai hal ini: Kalau dalam sebuah pesta kawin, pengantin laki-laki masih berada di dalam pesta bersama tamu-tamu, apakah bisa tamu-tamu bersedih hati? Tentu tidak, bukan? Tetapi nanti ada saatnya pengantin laki-laki itu diambil dengan kekerasan dari antara mereka. Nah, pada saat itulah baru mereka berpuasa. Kain yang masih baru tidak bisa ditambal pada baju yang sudah tua. Sebab kain penambal yang baru itu akan menciut sehingga membuat sobekan pada baju yang tua itu menjadi bertambah besar. Begitu juga dengan anggur yang masih baru. Anggur itu tidak bisa ditaruh ke dalam kantong kulit yang sudah tua. Nanti kantong itu pecah dan rusak, lalu anggurnya terbuang. Anggur baru harus ditaruh ke dalam kantong yang baru juga, supaya baik kantong maupun anggurnya tetap baik.” [Yesus menyembuhkan seorang wanita dan menghidupkan kembali seorang anak] Yesus masih berbicara dengan pengikut-pengikut Yohanes Pembaptis. Seorang pemimpin rumah ibadat Yahudi datang dan berlutut di depan Yesus sambil berkata, “Bapak Guru, anak perempuan saya baru saja meninggal. Saya mohon, sudilah Bapak datang menjamah dia supaya ia hidup lagi.” Maka Yesus bangkit, lalu Ia dengan pengikut-pengikut-Nya pergi bersama orang itu. Di tengah jalan seorang wanita datang dan mendekati Yesus dari belakang. Wanita itu sudah dua belas tahun lamanya sakit pendarahan. Ia mendekati Yesus sebab ia berpikir, “Kalau saya bisa menyentuh Dia, biar hanya baju-Nya saja, pasti saya bisa sembuh.” Lalu ia menyentuh ujung baju Yesus. (9:20) Yesus menoleh, lalu melihat wanita itu. Yesus berkata kepadanya, “Tabahlah, anak-Ku! Kau percaya kepada-Ku, karena itu engkau sembuh!” Saat itu juga wanita itu sembuh. Yesus berjalan terus lalu sampai di rumah pemimpin rumah ibadat itu. Di situ sudah ada pemain-pemain musik perkabungan dan banyak orang lain yang ribut-ribut. Yesus berkata kepada mereka, “Keluar kalian semua! Anak ini tidak mati; ia hanya tidur.” Mendengar Yesus berkata begitu, mereka semua menertawakan Yesus. Setelah orang-orang itu keluar, Yesus masuk ke kamar anak itu dan memegang tangannya. Lalu anak itu bangun. Maka kabar itu tersebar ke mana-mana di seluruh daerah itu. [Yesus menyembuhkan dua orang buta] Setelah Yesus meninggalkan tempat itu, di tengah jalan ada dua orang buta yang mengikuti Dia. Mereka berteriak, “Bapak, keturunan Daud, kasihanilah kami!” Yesus masuk ke dalam rumah, dan kedua orang buta itu datang kepada-Nya. Yesus bertanya kepada mereka, “Apakah kalian percaya Aku dapat menyembuhkan kalian?” “Percaya!” jawab mereka. Yesus menjamah mata mereka sambil berkata, “Kalian percaya bahwa Aku dapat menyembuhkan kalian. Karena itu, jadilah apa yang kalian harapkan.” Maka mereka bisa melihat. Lalu Yesus dengan keras memperingatkan mereka, “Jangan memberitahukan hal ini kepada siapa pun!” Tetapi, kedua orang yang tadinya buta itu pergi dan menyiarkan berita tentang Yesus ke seluruh daerah itu. [Yesus menyembuhkan seorang bisu] Sesudah kedua orang itu pergi, seorang bisu dibawa kepada Yesus. Orang itu bisu karena dikuasai oleh roh jahat. Yesus mengusir roh jahat dari orang itu dan pada saat itu juga orang itu bisa berbicara lagi. Semua orang yang ada di situ kagum. Mereka berkata, “Ini pertama kali hal seperti itu terjadi di negeri kita!” Tetapi, pemimpin-pemimpin agama Yahudi berkata, “Ia bisa mengusir roh-roh jahat itu, karena diberi kuasa oleh kepala roh-roh jahat.” [Yesus kasihan kepada orang banyak] Yesus pergi berkeliling dari satu kota ke kota yang lain dan dari satu kampung ke kampung yang lain. Di sana ia mengajar di rumah-rumah ibadat dan memberitakan Kabar Baik tentang bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. Ia juga menyembuhkan orang-orang sakit dari bermacam-macam penyakit dan orang-orang cacat dari segala macam cacat di badan. Yesus melihat bahwa orang-orang itu cemas dan tidak berdaya. Mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Ia merasa kasihan kepada mereka. Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Orang-orang ini seperti panen yang sudah siap untuk dikumpulkan. Tetapi pekerja-pekerja untuk mengumpulkannya hanya sedikit. Allah adalah seperti pemilik panenan itu. Karena itu, berdoalah kepada-Nya supaya Ia mengutus pelayan-pelayan-Nya untuk pergi dan mengumpulkan orang-orang bagi diri-Nya seperti orang mengumpulkan panen.” [Dua belas rasul Yesus] Pada suatu hari Yesus mengumpulkan kedua belas orang pengikut-Nya. Lalu Ia memberikan kuasa kepada mereka. Dengan kuasa itu, mereka dapat mengusir roh-roh jahat dari orang-orang dan menyembuhkan orang-orang sakit dari segala macam penyakit dan cacat badan. Pengikut-pengikut itu disebut juga rasul sebab mereka diutus atas kuasa dari Yesus. Inilah nama-nama mereka: Simon (ia disebut juga Petrus) Andreas (saudara Simon) Yakobus Yohanes (saudara Yakobus; mereka berdua adalah anak-anak Zebedeus) Filipus Bartolomeus Tomas Matius (penagih pajak) Yakobus anak Alfeus Tadeus Simon, si Patriot Yudas Iskariot (dialah yang mengkhianati Yesus). [Yesus memberi tugas kepada kedua belas rasul] Yesus sudah memilih dua belas orang menjadi rasul-rasul-Nya. Kemudian Ia menyuruh mereka pergi untuk melaksanakan tugas. Ia memberi petunjuk-petunjuk ini kepada mereka, “Jangan pergi ke daerah orang-orang bukan Yahudi, atau ke kota-kota orang Samaria. Pergilah kepada orang-orang Israel, karena mereka tidak melakukan kehendak Allah lagi. Mereka seperti domba-domba yang tersesat yang tidak mempunyai gembala. Beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah sudah mulai memerintah manusia. Sembuhkanlah orang yang sakit, hidupkan orang yang mati, sembuhkan orang yang berpenyakit kulit dan usirlah roh-roh jahat dari orang. Kalian sudah menerima kuasa itu dari-Ku dengan cuma-cuma, jadi berilah juga dengan cuma-cuma. Apabila kalian pergi untuk melaksanakan tugas, janganlah membawa uang, biarpun hanya sedikit. Jangan membawa kantong untuk meminta uang dari orang. Jangan juga membawa pakaian ganti, atau sepatu, atau tongkat. Sebab, orang yang bekerja, patut mendapat apa yang ia perlukan. Apabila kalian sampai di sebuah kota atau desa, carilah orang yang mau menerimamu. Tinggallah di rumah orang itu sampai waktunya kalian harus berangkat lagi. Apabila kalian masuk ke sebuah rumah, berilah salam kepada orang-orang di rumah itu. Kalau mereka menerima kalian, biarlah salammu berlaku pada mereka. Tetapi, kalau mereka tidak menerima kalian, tariklah kembali salammu. Apabila orang-orang di sebuah rumah atau kota tidak mau menerima kalian, atau tidak mau mendengarkan kalian, katakanlah kepada mereka, ‘Tanggunglah sendiri dosamu!’ lalu tinggalkanlah rumah atau kota itu. Percayalah, pada Hari Kiamat, Allah akan lebih mengasihani orang-orang kota Sodom dan Gomora daripada orang-orang di kota yang kalian tinggalkan itu!” [Rasul-rasul Yesus akan dianiaya] “Dengarlah!” kata Yesus. “Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala. Kalian harus waspada seperti ular dan lembut hati seperti burung merpati. Berjaga-jagalah, sebab nanti kalian akan ditangkap dan dibawa ke pengadilan agama. Kalian akan disiksa di rumah-rumah ibadat. Dan karena kalian taat kepada-Ku, kalian akan dihadapkan kepada penguasa dan raja-raja untuk diadili. Tetapi, itulah kesempatan bagimu untuk menceritakan Kabar Baik dari Allah kepada penguasa-penguasa dan raja-raja itu serta rakyat mereka. Apabila kalian dibawa untuk diadili, jangan khawatir mengenai apa yang harus kalian katakan, atau bagaimana kalian harus berbicara. Sebab kalau sudah waktunya kalian harus berbicara, Allah akan membuat kalian tahu apa yang harus kalian katakan. Pada waktu itu bukan kalian yang berbicara, melainkan Roh Allah, Bapa di surga, melalui kalian. Nanti akan ada orang yang menyerahkan saudaranya sendiri untuk dihukum mati dan ada bapak yang berbuat begitu juga terhadap anaknya. Ada anak-anak yang akan melawan ibu-bapaknya dan menyerahkan mereka untuk dihukum mati. Kalian akan dibenci karena taat kepada-Ku. Tetapi, siapa saja yang tetap taat kepada-Ku sampai akhir, akan diselamatkan oleh Allah. Apabila orang menganiaya kalian di sebuah kota, larilah ke kota yang lain. Percayalah bahwa sebelum kalian sempat menyelesaikan tugasmu di semua kota di Israel, Anak Manusia yang diutus Allah sudah datang ke dunia. Tidak ada murid yang lebih hebat daripada gurunya dan tidak ada pelayan yang lebih besar daripada tuannya. Sudah cukup kalau seorang murid menjadi pandai seperti gurunya dan seorang pelayan menjadi penting seperti tuannya. Kalau kepala keluarga sudah disebut Beelzebul, yaitu kepala roh-roh jahat, apalagi anggota-anggota keluarganya! Tentu mereka mendapat nama yang lebih buruk!” [Jangan takut kepada manusia, takutlah kepada Allah] Yesus memberi petunjuk-petunjuk lain kepada kedua belas rasul-Nya. Yesus berkata, “Janganlah kalian takut kepada manusia. Setiap hal yang ditutup-tutupi akan terbongkar dan setiap hal yang dirahasiakan akan diketahui semua orang. Apa yang Aku katakan kepadamu di tempat yang tertutup, siarkanlah itu di tempat umum. Apa yang diberitahukan kepadamu di tempat yang tersembunyi, sebarkanlah itu kepada semua orang. Janganlah takut kepada orang yang hanya dapat membunuh badanmu, tetapi tidak dapat memusnahkan jiwamu. Takutlah kepada Allah yang berkuasa membinasakan baik badan maupun jiwa di dalam neraka. Dengan beberapa uang receh, kita dapat membeli dua ekor burung pipit. Meskipun begitu, tidak seekor pun dari burung-burung itu jatuh ke tanah tanpa diketahui Allah, Bapamu. Ia bahkan tahu berapa helai rambut yang ada di kepalamu. Karena itu, janganlah takut! Allah menganggap kalian lebih berharga daripada burung pipit!” [Memihak pada Yesus atau melawan Yesus] “Siapa saja mengakui di depan umum bahwa ia pengikut-Ku, Aku pun akan mengakui di hadapan Bapa-Ku di surga bahwa Aku mengenal dia. Tetapi, siapa saja yang berkata di depan umum bahwa ia bukan pengikut-Ku, Aku pun akan berkata kepada Bapa-Ku di surga bahwa Aku tidak mengenal dia.” [Bukan persatuan, tetapi perpecahan] Yesus memberi petunjuk-petunjuk lain kepada kedua belas rasul-Nya. Ia berkata, “Jangan menyangka bahwa karena Aku datang ke dunia ini, maka orang tidak bertengkar lagi. Kedatangan-Ku ke dunia ini malah membuat orang saling melawan. Karena Aku, maka ada anak laki-laki yang melawan bapaknya, anak perempuan yang melawan ibunya dan menantu perempuan yang melawan ibu mertuanya. Anggota keluarga sendiri akan menjadi musuh terbesar. Siapa saja yang mengasihi bapaknya atau ibunya lebih daripada Aku, ia tidak patut menjadi pengikut-Ku. Dan siapa saja yang mengasihi anaknya lebih daripada Aku, ia tidak patut menjadi pengikut-Ku. Siapa saja yang tidak mau memikul salibnya, tidak mau menderita seperti Aku, ia tidak patut menjadi pengikut-Ku. Siapa saja yang berusaha mendapatkan hidupnya, akan kehilangan hidupnya. Tetapi, siapa saja yang kehilangan hidupnya karena taat kepada-Ku, ia akan mendapat hidup.” [Upah untuk orang yang menerima pengikut-pengikut Yesus] “Siapa saja yang menerima kalian, berarti ia menerima-Ku. Dan siapa saja yang menerima-Ku, berarti ia menerima Allah yang mengutus-Ku. Seorang utusan dari Allah akan menerima upah dari Allah. Dan siapa saja yang menerima seorang utusan Allah karena orang itu utusan Allah, ia akan menerima upah dari Allah seperti yang akan diterima oleh utusan Allah itu. Siapa saja yang menerima seorang yang baik karena orang itu baik, ia akan menerima upah seperti yang akan diterima oleh orang yang baik itu. Dan siapa saja yang memberi air minum, walaupun hanya seteguk, kepada salah seorang pengikut-Ku yang paling hina karena orang itu pengikut-Ku, percayalah, ia pasti akan menerima upah dari Allah!” [Utusan Yohanes Pembaptis] Setelah Yesus selesai memberi petunjuk-petunjuk kepada kedua belas pengikut-Nya, Ia meninggalkan tempat itu. Ia pergi ke kota-kota di dekat situ dan mengajar serta menyiarkan pesan dari Allah kepada orang-orang. Pada waktu itu, Yohanes Pembaptis sedang di dalam penjara. Ketika ia mendengarkan apa yang Yesus lakukan, ia mengutus beberapa orang pengikutnya kepada Yesus. Ketika mereka sampai pada Yesus, mereka bertanya, “Bapak Guru, guru kami, Yohanes, berkata bahwa nanti akan datang raja yang dijanjikan Allah! Sekarang coba Bapak beritahukan kepada kami: Bapakkah raja itu, ataukah kami masih harus menunggu orang lain?” Yesus menjawab, “Kalian sudah mendengar dan melihat sendiri: Orang buta bisa melihat, orang lumpuh bisa berjalan, orang berpenyakit kulit bisa sembuh, orang tuli bisa mendengar, orang mati hidup kembali dan Kabar Baik dari Allah diberitakan kepada orang-orang miskin. Sekarang, kembalilah kepada Yohanes dan beritahukanlah kepadanya semua yang sudah kalian dengar dan lihat. Beruntunglah orang yang tidak ragu-ragu tentang Aku!” Pada waktu pengikut-pengikut Yohanes itu pulang, Yesus berbicara tentang Yohanes kepada orang banyak yang ada di situ. Yesus berkata, “Kalian pergi kepada Yohanes di padang gurun untuk melihat apa? Apakah untuk melihat seorang yang mudah kena pengaruh orang lain seperti sehelai rumput yang ditiup angin? Kalian pergi kepadanya untuk melihat apa? Apakah untuk melihat seorang kaya yang berpakaian mewah? Orang seperti itu tempatnya di istana! Sebenarnya, apa yang mau kalian lihat, kalau pergi kepada Yohanes? Apakah untuk melihat seorang nabi? Benar, tetapi yang kalian lihat lebih daripada seorang nabi! Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis begini: ‘Inilah utusan-Ku,’ kata Allah, ‘Aku mengutus dia lebih dahulu untuk membuka jalan bagi-Mu.’ Utusan yang dimaksudkan itu ialah Yohanes. Percayalah, di dunia ini tidak pernah ada orang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis. Meskipun begitu, orang yang paling kecil di antara umat Allah, lebih besar daripada Yohanes. Sejak Yohanes mulai mengajar sampai pada saat ini, umat Allah ditentang oleh orang-orang yang berusaha menguasai ajaran itu dengan kekerasan. Dari dahulu sampai pada waktu Yohanes datang, hukum-hukum Musa dan ajaran nabi-nabi meramalkan bahwa Allah akan datang dan memerintah manusia. Dan seorang nabi sudah meramalkan bahwa Elia akan datang lagi. Nah, kalau kalian mau percaya pada apa yang sudah disampaikan Musa dan nabi-nabi, kalian harus tahu bahwa Yohanes itulah yang dimaksudkan oleh nabi itu ketika Ia berkata bahwa Elia akan datang lagi. Kalau kalian mempunyai telinga, dengarlah apa yang telah Aku katakan! Sekarang, dengan apakah dapat Aku bandingkan orang-orang zaman ini? Mereka seperti anak-anak yang duduk di alun-alun; yang sekelompok berseru kepada yang lain, ‘Kami sudah memainkan musik gembira, tetapi kalian tidak mau menari! Kami menyanyikan nyanyian sedih, tetapi kalian tidak mau menangis!’ Yohanes datang, ia berpuasa dan tidak minum anggur dan orang-orang berkata bahwa ia gila. Lalu Anak Manusia utusan Allah datang, Ia makan dan minum, dan orang-orang berkata, ‘Lihat orang itu! Rakus, pemabuk! Ia bersahabat dengan penagih pajak dan orang-orang berdosa lainnya!’ Meskipun begitu, Allah bijaksana dan kebijaksanaan-Nya itu bisa dilihat dari hasil pekerjaan-Nya.” [Kota-kota yang penduduknya tidak percaya kepada Yesus] Di beberapa kota, antara lain di Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum, Yesus mengadakan banyak keajaiban. Tetapi, orang-orang di situ tidak mau berhenti berbuat dosa. Karena itu, Yesus mencela mereka. Yesus berkata, “Celaka sekali kamu, hai orang-orang yang tinggal di kota Khorazim dan di kota Betsaida! Seandainya keajaiban yang diadakan di kotamu diadakan di kota Tirus dan Sidon, pasti orang-orang di sana sudah lama berhenti berbuat dosa dan sudah menyatakan kesedihan mereka di depan umum! Percayalah, pada Hari Kiamat, Allah akan lebih mengasihani orang-orang Tirus dan Sidon daripada kamu! Dan kamu, hai orang-orang Kapernaum! Apakah kamu mau menjadi yang paling berkuasa di antara semua penduduk kota lain? Tidak! Malah Allah akan memusnahkan kamu sama sekali! Seandainya keajaiban-keajaiban yang diadakan di kotamu diadakan di kota Sodom, pasti Allah tidak menghukum orang-orang di kota itu seperti yang telah dilakukan-Nya dan kota itu masih ada sampai sekarang. Percayalah, pada Hari Kiamat, Allah akan lebih mengasihani orang-orang Sodom daripada kamu!” [Yesus mengundang orang-orang untuk datang kepada-Nya] Sesudah itu, Yesus berdoa, “Bapa, Tuhan yang berkuasa di langit dan di bumi! Aku mengucap terima kasih kepada-Mu, sebab Engkau tidak menunjukkan kepada orang-orang yang pandai dan berpengetahuan apa yang Engkau tunjukkan kepada orang-orang yang belum berpengetahuan. Ya, Bapa, memang itulah kehendak-Mu!” Sesudah itu Yesus berkata, “Allah Bapa-Ku sudah menyerahkan kepada-Ku kekuasaan atas segala sesuatu. Dan tidak seorang pun mengenal Anak Allah, selain Allah Bapa. Begitu juga tidak seorang pun mengenal Allah, Bapa-Ku, selain Aku dan orang-orang yang kepadanya Aku berkenan memperkenalkan Bapa-Ku.” Yesus berkata lagi, “Datanglah kepada-Ku, hai kalian semua yang sudah lelah menanggung kesusahan-kesusahan yang berat; Aku akan melepaskan kalian dari tanggunganmu itu. Laksanakanlah ajaran-ajaran-Ku dan belajarlah dari Aku, sebab Aku lemah-lembut dan sabar. Bersama-Ku, kalian akan terlepas dari kesusahanmu yang berat. Sebab, ajaran-ajaran-Ku tidak sukar dilaksanakan dan tugas-tugas yang Kuberikan kepadamu mudah dikerjakan.” [Pertanyaan mengenai hari Sabat] Pada suatu hari Sabat, Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sedang berjalan melewati sebuah ladang gandum. Pengikut-pengikut-Nya merasa lapar, jadi mereka memetik gandum di ladang itu dan memakannya. Orang-orang Farisi melihat pengikut-pengikut Yesus melakukan hal itu. Mereka berkata kepada Yesus, “Lihat, pengikut-pengikut-Mu memetik gandum pada hari Sabat! Itu melanggar hukum agama kita!” Yesus menjawab, “Apakah kalian belum pernah membaca tentang apa yang dilakukan Daud dan orang-orangnya dahulu? Pada waktu mereka lapar, Daud masuk ke dalam Rumah Tuhan dan mengambil roti yang sudah dipersembahkan kepada Tuhan. Lalu mereka makan roti itu, padahal menurut hukum agama, Daud dan orang-orangnya tidak boleh makan roti itu, hanya imam-imam saja. Kalian juga tentu sudah membaca di dalam hukum Musa bahwa pada hari Sabat imam-imam harus bekerja di Rumah Tuhan. Itu berarti mereka melanggar peraturan hari Sabat, tetapi mereka tidak disalahkan, bukan? Saya katakan kepadamu: Di sini ada hukum baru yang lebih penting daripada Rumah Tuhan. Di dalam Kitab Suci tertulis bahwa Tuhan tidak minta supaya orang mempersembahkan kurban binatang kepada-Nya; yang Ia minta ialah mereka menaruh belas kasihan kepada orang lain. Seandainya kalian mengerti betul perkataan itu, pasti kalian tidak akan menyalahkan orang-orang yang tidak bersalah, sebab Anak Manusia mempunyai hak untuk membuat peraturan mengenai hari Sabat.” [Orang yang tangannya lumpuh sebelah] Pada suatu hari, Yesus datang ke sebuah rumah ibadat. Di situ ada seorang laki-laki yang lumpuh sebelah tangannya. Pada waktu itu, di rumah ibadat itu ada juga orang-orang yang ingin mencari alasan untuk mempersalahkan Yesus. Jadi, mereka bertanya kepada-Nya, “Apakah menyembuhkan orang pada hari Sabat termasuk melanggar hukum agama?” Yesus menjawab, “Seandainya di antara kalian ada yang mempunyai domba dan domba itu jatuh ke dalam lubang yang dalam pada hari Sabat, apa yang dilakukan oleh pemilik domba itu? Tentu ia akan menangkap domba itu dan mengeluarkannya dari lubang itu. Nah, manusia lebih berharga daripada domba! Karena itu, boleh saja menolong orang pada hari Sabat.” Lalu Yesus berkata kepada orang yang tangannya lumpuh sebelah itu, “Ulurkanlah tanganmu.” Orang itu mengulurkan tangannya, lalu tangan itu sembuh dan menjadi sehat seperti sebelah tangannya yang lain. Pemimpin-pemimpin agama Yahudi yang ada di rumah ibadat itu keluar, lalu bersekongkol untuk membunuh Yesus. [Utusan yang dipilih Allah] Yesus tahu bahwa pemimpin-pemimpin agama Yahudi berniat jahat terhadap diri-Nya. Karena itu, Ia meninggalkan tempat itu dan banyak orang mengikuti Dia. Lalu Ia menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tetapi, Ia melarang mereka memberitahukan kepada orang lain tentang Dia. Karena Yesus berkata begitu, maka apa yang Allah katakan dahulu melalui Nabi Yesaya, sekarang telah menjadi kenyataan. Allah berkata, “Inilah utusan-Ku yang sudah Kupilih, orang yang Kukasihi dan yang menyenangkan hati-Ku. Aku akan memberikan Roh-Ku kepada-Nya, dan Ia akan mengabarkan kepada bangsa-bangsa bahwa tidak lama lagi Aku akan menyelamatkan mereka. Ia tidak akan berbantah atau berteriak, atau berpidato keras-keras di jalan raya. Ia tidak akan bertindak kasar terhadap orang yang lemah; Ia baik hati terhadap orang yang putus asa. Ia akan berjuang sampai semua orang diselamatkan di bumi. Semua orang menaruh harapan kepada-Nya.” [Yesus dituduh bersekutu dengan Beelzebul] Kemudian orang membawa seorang laki-laki yang buta dan bisu karena dikuasai roh jahat kepada Yesus. Yesus menyembuhkan orang itu sehingga ia dapat melihat dan berbicara. Semua orang yang ada di situ heran sekali melihat keajaiban yang dilakukan oleh Yesus. Mereka berkata, “Mungkinkah Dia adalah Anak Daud yang dijanjikan Allah?” Pemimpin-pemimpin agama Yahudi mendengar orang-orang berkata begitu, maka mereka menjawab, “Orang ini bisa mengusir roh jahat karena Beelzebul, kepala roh-roh jahat, memberi kuasa kepada-Nya.” Yesus mengetahui apa yang dipikirkan oleh pemimpin-pemimpin itu. Karena itu, Ia berkata kepada mereka, “Kalau penduduk dalam sebuah negara terpecah menjadi golongan-golongan yang saling bermusuhan, negara itu akan hancur. Dan kalau penduduk sebuah kota atau anggota-anggota sebuah keluarga terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok yang saling bermusuhan, kota itu atau keluarga itu akan hancur. Begitu juga dengan kerajaan Iblis; kalau di dalam kerajaan itu ada kelompok-kelompok yang saling serang-menyerang, berarti kerajaan itu sudah terpecah-pecah dan segera akan hancur! Kalian berkata bahwa Aku mengusir roh jahat karena Aku menerima kuasa dari Beelzebul untuk melakukan hal itu. Tetapi, pengikut-pengikut-Mu sendiri juga mengusir roh jahat dari orang-orang! Dari siapa mereka menerima kuasa untuk melakukan hal itu? Nah, apa yang mereka lakukan menunjukkan bahwa kalian salah! Aku mengusir roh jahat bukan dengan kuasa Beelzebul, tapi Roh Allah sendiri yang memberikan kuasa itu kepada-Ku. Jadi, itu berarti bahwa Allah sudah mulai memerintah sebagai Raja di tengah-tengah kalian. Seandainya orang mau merampas harta seorang yang kuat, apakah yang harus dilakukannya? Tentu ia harus terlebih dahulu mengikat orang yang kuat itu, baru ia bisa masuk ke dalam rumah dan merampas harta orang itu. Orang yang tidak bersahabat dengan Aku berarti ia melawan Aku. Dan orang yang tidak membantu Aku berarti ia merusak pekerjaan-Ku. Oleh sebab itu, ingatlah ini: Apabila orang berbuat dosa dan mengucapkan kata-kata jahat terhadap orang lain yang diutus oleh Allah, Allah dapat mengampuni mereka. Tetapi, siapa saja yang mengucapkan kata-kata jahat terhadap Roh Allah, Allah tidak akan mengampuni dia. Apabila orang mengatakan sesuatu yang menentang Anak Manusia yang diutus oleh Allah, Allah dapat mengampuni mereka. Tetapi, siapa saja yang mengatakan sesuatu yang menentang Roh Allah, Allah tidak akan mengampuni dia, baik sekarang di dunia ini atau di akhirat sesudah kiamat!” [Yesus mengingatkan supaya berhati-hati terhadap nabi-nabi palsu] Yesus berkata kepada pemimpin-pemimpin agama Yahudi, “Untuk mendapat buah yang baik, pohonnya harus baik. Kalau pohonnya tidak baik, buahnya pun tidak baik. Sebab, dari buahnya bisa diketahui apakah pohonnya baik atau tidak. Kalian jahat seperti ular! Jadi, Bagaimana kalian bisa mengucapkan hal-hal yang baik? Kata-katamu menunjukkan apa yang ada di dalam hatimu! Orang yang baik mempunyai pikiran-pikiran yang baik, sehingga ia mengucapkan hal-hal yang baik. Orang yang jahat mempunyai pikiran-pikiran yang jahat, sehingga ia mengucapkan hal-hal yang jahat. Percayalah, pada Hari Kiamat setiap orang harus menghadap Allah dan bertanggung jawab atas setiap kata yang tidak baik, yang pernah diucapkannya. Allah akan memakai kata-katamu sendiri untuk memutuskan apakah engkau bersalah atau tidak.” [Pemimpin-pemimpin agama minta Yesus melakukan keajaiban] Kemudian beberapa guru dan pemimpin agama Yahudi berkata, “Bapak Guru, kami ingin melihat Bapak melakukan keajaiban.” Yesus menjawab, “Alangkah jahat dan durhaka orang-orang zaman ini! Kalian minta Aku melakukan keajaiban? Tidak, Aku sama sekali tidak akan melakukan keajaiban apa pun kecuali seperti yang pernah dialami oleh Nabi Yunus. Yunus tinggal tiga hari tiga malam di dalam perut ikan besar. Begitu juga Anak Manusia, utusan Allah, akan tinggal tiga hari tiga malam di dalam kubur. Nanti pada Hari Kiamat, penduduk kota Niniwe akan berdiri dan menjadi saksi melawan kalian. Sebab, mereka berhenti berbuat dosa ketika Yunus menyampaikan pesan-pesan Allah kepada mereka. Tetapi, di sini ada pesan yang lebih penting daripada pesan yang disampaikan oleh Yunus. Nanti pada Hari Kiamat, Ratu Syeba akan menjadi saksi melawan kalian. Sebab, untuk mendengarkan pengajaran Salomo yang bijak itu, ia mengadakan perjalanan yang jauh sekali. Tetapi, di sini ada pengajaran yang lebih penting daripada pengajaran Salomo!” [Bertambah jahat] Yesus berkata lagi, “Kalau roh jahat yang ada di dalam seseorang meninggalkan orang itu, roh itu akan berjalan keliling mencari tempat istirahat di tempat-tempat yang kering. Dan kalau ia tidak menemukan tempat itu, ia akan memutuskan untuk kembali ke rumahnya yang semula. Dan setibanya di sana ia mendapati rumah itu kosong, bersih dan teratur. Jadi, ia pergi mengambil tujuh roh lain yang lebih jahat daripada dia. Lalu mereka akan masuk ke dalam orang itu dan tinggal di situ. Akhirnya, keadaan orang itu akan menjadi lebih buruk daripada sebelumnya. Nah, itulah juga yang akan terjadi dengan orang-orang jahat pada zaman ini.” [Ibu dan saudara-saudara Yesus] Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak, ibu dan saudara-saudara-Nya datang. Mereka berdiri di luar dan berusaha untuk dapat berbicara dengan Dia. Seorang dari antara orang banyak itu berkata kepada Yesus, “Bapak Guru, ibu dan saudara-saudara Bapak ada di luar. Mereka mau bicara dengan Bapak.” Yesus menjawab, “Aku akan menunjukkan siapa sesungguhnya ibu dan saudara-saudara-Ku.” Lalu Ia menunjuk kepada pengikut-pengikut-Nya dan berkata, “Inilah ibu dan saudara-saudara-Ku. Orang yang taat kepada Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki-laki, saudara-Ku perempuan, dan ibu-Ku.” [YESUS MEMAKAI CERITA KIASAN UNTUK MENGAJAR ORANG Cerita tentang benih] Pada suatu hari, Yesus meninggalkan rumah dan pergi ke tepi Danau Galilea. Ia duduk di situ dan mulai mengajar. Banyak sekali orang berkumpul di sekeliling Yesus sehingga sukar bagi-Nya untuk berbicara. Karena itu, Ia pergi dan duduk di dalam perahu, sedangkan orang banyak itu berdiri di pantai. Yesus memakai cerita kiasan untuk mengajarkan banyak hal kepada mereka. Yesus berkata, “Ada seorang petani pergi untuk menanam gandum. Ia menaburkan benih gandum itu di seluruh ladangnya. Ada benih yang jatuh di jalan. Burung datang dan memakan benih-benih itu sampai habis. Ada benih yang jatuh di tempat berbatu yang tanahnya sedikit. Tidak lama kemudian benih-benih itu tumbuh. Tetapi, ketika matahari bersinar terik, tunas-tunas itu layu lalu kering dan mati. Sebab, akarnya tidak masuk cukup jauh ke dalam tanah. Ada juga benih yang jatuh di tengah-tengah tanaman berduri. Tanaman-tanaman berduri itu tumbuh dan menghimpit tunas-tunas gandum yang masih muda itu sampai tumbuhan gandum itu mati. Tetapi, ada juga benih yang jatuh di tanah yang subur. Benih gandum itu tumbuh dan banyak hasilnya. Ada yang menghasilkan seratus kali lipat, ada yang enam puluh dan ada yang tiga puluh.” Setelah Yesus mengakhiri cerita itu, Ia berkata, “Kalian sudah mendengarkan apa yang Kukatakan kepadamu. Jadi, perhatikanlah itu!” [Mengapa Yesus memakai cerita kiasan untuk mengajar orang] Pengikut-pengikut Yesus datang kepada Yesus dan bertanya, “Mengapa Bapak memakai cerita kiasan kalau Bapak mengajar orang?” Yesus menjawab, “Tuhan Allah baik hati kepadamu sehingga Ia membuat kalian mengerti bagaimana keadaannya kalau Allah memerintah manusia. Tetapi, orang lain tidak diberikan-Nya pengertian tentang hal itu. Sebab, kepada orang yang sudah mengerti sedikit, Allah akan membuat dia makin mengerti sampai sungguh-sungguh mengerti. Tetapi, terhadap orang yang tidak mengerti, Allah akan membuat dia sama sekali tidak mengerti apa-apa. Apa sebab Aku memakai cerita kiasan untuk mengajar orang-orang? Sebab, mereka terus melihat tetapi seperti tidak melihat apa-apa. Mereka terus mendengar, tetapi seperti tidak memperhatikan dan tidak mengerti apa-apa. Memang benar apa yang dikatakan Allah tentang mereka melalui Nabi Yesaya. Allah berkata, ‘Orang-orang itu terus mendengar tetapi tidak mengerti. Mereka terus memperhatikan tetapi tidak tahu apa yang terjadi. Sebab, mereka bodoh; mereka menutup telinga dan memejamkan mata mereka. Seandainya mereka tidak melakukan hal itu, tentu mereka akan dapat mendengar, dapat melihat, dan dapat mengerti. Lalu mereka akan kembali kepada-Ku, dan Aku akan menyembuhkan mereka.’ Tetapi, kalian yang mengikuti Aku memang beruntung sekali. Tuhan sudah memberikan mata yang bisa melihat dan telinga yang bisa mendengar pada kalian. Pada zaman dahulu banyak nabi dan orang yang taat kepada Allah ingin sekali melihat yang kalian lihat sekarang ini, tapi mereka tidak melihatnya. Mereka ingin mendengarkan apa yang kalian dengarkan sekarang ini, tetapi mereka tidak mendengarnya.” [Yesus menerangkan arti cerita mengenai benih] Yesus terus mengajar pengikut-pengikut-Nya. Ia berkata, “Sekarang dengarkanlah arti dari cerita tentang benih itu. Ada orang yang mendengar Kabar Baik tentang bagaimana Allah memerintah manusia, tetapi mereka tidak mengerti maksudnya. Mereka seperti benih yang jatuh di jalan. Sama seperti burung yang datang dan menghabiskan benih-benih itu, begitu juga si Jahat itu datang dan mengambil apa yang sudah didengarkan oleh orang-orang itu. Ada lagi orang lain yang mendengar Kabar Baik itu dan segera menerimanya dengan senang hati. Mereka seperti benih yang jatuh di tempat berbatu yang tanahnya hanya sedikit. Kabar Baik yang mereka dengarkan itu tidak masuk ke dalam hati mereka. Mereka segera lupa akan kabar itu. Maka ketika mereka mengalami kesusahan dan harus menderita karena percaya kepada Kabar Baik itu, mereka langsung tidak percaya lagi. Ada juga orang lain yang mendengar Kabar Baik itu, tetapi mereka terlalu khawatir tentang hidup mereka. Mereka ingin sekali menjadi kaya sehingga tidak mau memikirkan Kabar Baik yang telah mereka dengarkan itu. Mereka seperti benih yang tumbuh di tengah-tengah tanaman berduri. Kabar Baik itu terdesak oleh keinginan mereka untuk menjadi kaya sehingga tidak menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, ada juga orang yang sesudah mendengar Kabar Baik itu, mengerti dan berbuat seperti yang disampaikan kabar itu. Mereka seperti benih yang jatuh di tanah yang subur. Mereka bertumbuh dan banyak hasilnya; ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh dan ada yang tiga puluh.” [Cerita tentang gandum dan alang-alang] Pada hari itu, Yesus juga menceritakan beberapa cerita lain kepada orang-orang untuk mengajar mereka tentang keadaan kalau Allah memerintah manusia. Yesus berkata, “Ada seorang petani menanam benih gandum di ladangnya. Pada suatu malam ketika semua orang sedang tidur, datanglah musuhnya dan menabur benih alang-alang di ladang itu. Pada waktu tanaman gandum itu bertumbuh dan mayang-mayangnya mulai muncul, alang-alang itu juga tumbuh. Pekerja-pekerja di ladang itu melihat alang-alang itu tumbuh. Lalu mereka datang kepada petani itu dan berkata, ‘Tuan, kami tahu, Tuan menanam benih gandum yang baik, bukan benih alang-alang! Bagaimana alang-alang itu bisa tumbuh di ladang Tuan?’ Petani itu menjawab, ‘Musuh yang menanam alang-alang itu!’ Pekerja-pekerja itu berkata, ‘Apakah Tuan mau kami mencabut alang-alang itu?’ ‘Tidak,’ jawab petani itu, ‘sebab, kalau alang-alang itu dicabut, nanti gandum itu pun turut tercabut. Biarkan alang-alang itu tumbuh bersama gandum sampai tiba waktunya untuk menuai. Nanti saya akan memberitahukan kepada orang-orang yang menuai supaya alang-alangnya dicabut dahulu, lalu diikat dan dibakar. Kemudian saya akan menyuruh mereka mengumpulkan gandum itu dan menyimpannya di dalam lumbung.’” [Cerita tentang benih sawi yang sangat kecil] Yesus menceritakan lagi sebuah cerita untuk mengajar orang-orang tentang bagaimana keadaannya kalau Allah memerintah manusia. Yesus berkata, “Ada seorang laki-laki. Ia mengambil benih sawi dan menanam benih itu di ladangnya. Biji sawi adalah benih yang paling kecil. Tetapi, kalau benih itu sudah tumbuh, ia menjadi yang terbesar di antara tanam-tanaman. Ia menjadi pohon yang cukup besar sehingga burung-burung dapat membuat sarang di cabang-cabangnya.” [Cerita tentang ragi] Ada lagi sebuah cerita yang diceritakan oleh Yesus untuk mengajar orang-orang tentang bagaimana keadaannya kalau Allah memerintah manusia. Yesus berkata, “Ada seorang wanita. Ia mengambil ragi, lalu mencampurnya dengan empat puluh liter tepung terigu sehingga menjadi adonan. Ragi itu menjadikan seluruh adonan itu mengembang.” [Mengapa Yesus memakai cerita kiasan untuk mengajar orang] Yesus memakai cerita-cerita kiasan untuk mengajar orang banyak tentang bagaimana keadaannya kalau Allah memerintah manusia. Kalau Ia mengajar, Ia selalu memakai cerita-cerita itu. Dahulu seorang nabi pernah berkata begini, “Aku akan memakai cerita kalau Aku berbicara kepada mereka. Aku akan memberitahukan hal-hal yang belum diketahui oleh siapa pun kepada mereka.” Jadi, apa yang dikatakan nabi zaman dulu, sekarang sudah menjadi kenyataan. [Yesus menjelaskan arti cerita tentang gandum dan alang-alang] Yesus meninggalkan orang banyak itu dan masuk ke dalam rumah. Pengikut-pengikut-Nya datang kepada-Nya dan berkata, “Bapak Guru, tolong jelaskan kepada kami apa arti cerita tentang gandum dan alang-alang itu.” Yesus menjawab, “Petani yang menanam benih gandum yang baik itu ialah Anak Manusia yang diutus oleh Allah. Ladang itu ialah dunia ini. Benih yang baik ialah orang-orang yang taat kepada Allah dan sudah menjadi umat-Nya. Benih alang-alang ialah orang-orang yang bersahabat dengan Iblis. Iblis itulah musuh yang menyebarkan benih alang-alang di ladang. Masa untuk mengumpulkan gandum ialah Hari Kiamat. Orang-orang yang disuruh menuai itu ialah malaikat-malaikat. Kalian sudah mendengar bahwa alang-alang itu dikumpulkan dan dibakar di dalam api. Itulah juga yang akan terjadi pada Hari Kiamat dengan orang-orang jahat. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat untuk mengumpulkan mereka bersama semua orang yang menyebabkan orang lain berbuat dosa. Malaikat-malaikat itu akan membuang mereka ke dalam tungku berapi yang menyala-nyala. Di situ mereka akan menangis dan menderita. Dan orang-orang yang sudah menuruti kemauan Allah akan bercahaya seperti matahari di dalam Dunia Baru Allah, Bapa mereka. Kalian sudah mendengarkan semua yang Aku katakan. Jadi perhatikanlah itu!” [Cerita tentang harta yang tersembunyi di dalam tanah] Inilah cerita-cerita lain yang diceritakan oleh Yesus kepada orang-orang untuk mengajar mereka tentang bagaimana keadaannya kalau Allah memerintah manusia. Yesus berkata, “Ada seorang laki-laki menemukan harta yang tersembunyi di dalam tanah. Ia senang sekali mendapat harta itu. Sebab itu, ia memasukkannya kembali ke dalam tanah, lalu pergi dan menjual semua yang dimilikinya. Kemudian ia kembali dan membeli tanah itu.” [Cerita tentang sebutir mutiara] Yesus berkata, “Ada seorang pedagang mencari mutiara-mutiara berharga. Ia menemukan sebutir mutiara yang sangat mahal. Karena itu, ia pergi dan menjual semua yang dimilikinya, lalu kembali dan membeli mutiara itu.” [Cerita tentang jala] Yesus berkata, “Pada suatu hari, ada beberapa orang nelayan menebarkan jalanya ke danau. Mereka mendapat bermacam-macam ikan. Setelah jala itu penuh, mereka menariknya ke pantai, lalu duduk dan memisah-misahkan ikan-ikan itu. Ikan yang baik mereka simpan dalam bakul; sedangkan ikan yang tidak baik, dibuang. Begitu juga nanti pada Hari Kiamat. Malaikat-malaikat akan datang dan memisahkan orang jahat dari orang-orang yang menuruti kemauan Allah. Orang-orang jahat itu akan dikumpulkan dan dibuang ke dalam tungku berapi yang menyala-nyala. Di sana mereka akan menangis dan menderita sekali.” [Barang baru dan barang lama] Yesus bertanya kepada pengikut-pengikut-Nya, “Apakah kalian mengerti semua itu?” “Mengerti!” jawab mereka. Lalu Yesus berkata, “Itu sebabnya setiap guru agama yang sudah menjadi umat Tuhan adalah seperti seorang tuan rumah yang mempunyai tempat simpanan harta. Dari tempat itu ia mengeluarkan barang-barang baru dan barang-barang lama.” [Yesus tidak diterima di Nazaret] Setelah Yesus selesai mengajar, Ia pergi dari tempat itu dan kembali ke kota Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Di sana Ia mengajar di rumah ibadat. Orang-orang yang mendengar-Nya heran sekali. Mereka berkata, “Di mana orang ini belajar tentang semua itu? Ia sudah membuat banyak keajaiban! Dari mana Ia mendapat kuasa untuk itu? Bukankah Ia hanya anak tukang kayu? Maria itu ibu-Nya dan Yakobus, Yusuf, Simon, dan Yudas itu saudara-saudara-Nya! Semua saudara-Nya yang perempuan ada di kota ini juga! Dari mana Ia mendapatkan semua itu?” Karena itu, mereka tidak mau menerima Dia. Yesus berkata kepada mereka, “Seorang nabi dihormati di mana-mana. Tetapi, biasanya ia tidak diterima di kotanya sendiri, tempat ia dibesarkan. Keluarganya juga tidak menerima dia.” Karena orang-orang di kota itu tidak percaya kepada Yesus, maka Ia tidak melakukan banyak keajaiban di situ. [Yohanes Pembaptis dihukum mati] Pada masa itu, penguasa negeri Galilea adalah Herodes. Ia mendengar tentang keajaiban-keajaiban yang dilakukan oleh Yesus. Maka ia berkata kepada pejabat-pejabatnya, “Orang ini mempunyai kuasa untuk melakukan keajaiban. Pasti Ia Yohanes Pembaptis yang sudah hidup kembali!” Memang pada waktu itu Yohanes sudah meninggal, karena Herodes menyuruh memancung kepalanya. Beginilah kisahnya sehingga terjadi hal itu. Beberapa waktu sebelumnya, Herodes telah kawin dengan Herodias, istri Filipus. Filipus adalah saudara Herodes sendiri. Oleh karena itu, Yohanes terus menegur Herodes, katanya, “Perbuatanmu tidak baik. Engkau tidak boleh kawin dengan Herodias!” Maka Herodes ingin membunuh Yohanes, tetapi ia takut kepada orang-orang karena mereka menganggap Yohanes nabi. Jadi, Herodes hanya menyuruh orang menangkap Yohanes, mengikat dia dan memasukkannya ke dalam penjara. (14:3) (14:3) Beberapa waktu kemudian, Herodes merayakan hari ulang tahunnya. Di dalam pesta itu, anak perempuan Herodias menari di hadapan tamu-tamu. Herodes senang sekali menyaksikan tarian itu. Maka ia berkata kepada gadis itu, “Apa yang kauinginkan dari saya? Mintalah apa saja, saya sungguh-sungguh akan memberikannya kepadamu!” Ibunya menyuruh dia meminta kepala Yohanes. Karena itu, ia berkata kepada Herodes, “Saya minta kepala Yohanes Pembaptis sekarang ini juga di atas baki!” Herodes terkejut. Tetapi, Ia tetap memerintahkan supaya permintaan gadis itu dipenuhi, karena ia sudah berjanji di hadapan semua yang hadir. Ia menyuruh orang pergi ke penjara dan memancung kepala Yohanes Pembaptis. Lalu kepala Yohanes diletakkan di atas baki dan dibawa kepada gadis itu. Ia menerima pemberian itu dan memberikannya kepada ibunya. Kemudian pengikut-pengikut Yohanes datang mengambil jenazah Yohanes dan menguburkannya. Lalu mereka pergi dan memberitahukan hal itu kepada Yesus. [Yesus memberi makan lima ribu orang] Ketika Yesus mendengar bahwa Yohanes Pembaptis sudah meninggal, Ia pergi menyendiri. Ia naik perahu dan pergi sendirian ke tempat yang sunyi di seberang Danau Galilea. Ketika orang-orang mendengar bahwa Yesus sudah pergi ke seberang danau, mereka meninggalkan kota-kota mereka dan menyusul Dia melalui jalan darat. Pada waktu Yesus turun dari perahu, Ia melihat banyak orang sudah berkumpul. Mereka membawa orang-orang mereka yang sakit. Yesus kasihan kepada mereka dan menyembuhkan semua orang yang sakit itu. Sore harinya, pengikut-pengikut Yesus datang kepada-Nya dan berkata, “Bapak Guru, sekarang sudah sore dan tempat ini jauh dari rumah orang-orang ini. Lebih baik Bapak menyuruh mereka pergi supaya mereka bisa membeli makanan di desa!” Yesus menjawab, “Tidak usah mereka pergi. Kalian saja yang memberi mereka makan.” Tetapi, pengikut-pengikut Yesus berkata, “Kami hanya punya lima roti dan dua ikan!” “Bawalah itu kemari,” kata Yesus. Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di atas rumput. Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, lalu menengadah ke langit dan mengucap syukur kepada Allah. Kemudian Ia membelah-belah roti itu dan memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya untuk dibagikan kepada orang banyak itu. Semua orang makan sampai kenyang. Sesudah itu, pengikut-pengikut Yesus mengumpulkan kelebihan makanan itu. Ada dua belas bakul penuh. Yang makan pada waktu itu ada kira-kira lima ribu orang, belum terhitung wanita dan anak-anak. [Yesus berjalan di atas air] Sesudah Yesus memberi makan lima ribu orang itu, Ia menyuruh pengikut-pengikut-Nya naik perahu untuk kembali ke seberang danau, dan menyuruh orang banyak itu pulang. Sesudah itu Ia naik ke atas sebuah bukit untuk berdoa sendirian. Sampai malam Yesus masih di situ. Perahu yang membawa pengikut-pengikut Yesus sudah jauh di tengah-tengah danau. Perahu itu terhempas-hempas dipukul ombak, karena angin berlawanan arah dengan perahu itu. Antara pukul tiga dan pukul enam pagi, Yesus datang mendekati perahu mereka. Ia berjalan di atas air. Pengikut-pengikut-Nya tidak tahu bahwa orang itu adalah Yesus. Mereka terkejut sekali melihat Ia berjalan di atas air. “Hantu!” teriak mereka ketakutan. Segera Yesus berkata, “Tenanglah, Aku Yesus! Jangan takut.” Lalu Petrus berkata, “Tuhan, kalau betul itu Engkau, suruhlah saya datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air!” “Datang saja,” jawab Yesus. Jadi, Petrus turun dari perahu dan mulai berjalan di atas air menuju Yesus. Tetapi, ketika Petrus merasakan angin ribut di danau itu, ia takut dan mulai tenggelam. “Tuhan, tolonglah saya!” teriak Petrus. Yesus segera mengulurkan tangan-Nya dan memegang dia. Yesus berkata, “Petrus, Petrus, kau kurang percaya! Mengapa kau ragu terhadap Aku?” Mereka berdua naik ke dalam perahu itu dan angin pun reda. Pengikut-pengikut Yesus yang berada di perahu itu sujud menyembah Yesus. Mereka berkata, “Sungguh Engkau Anak Allah!” [Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret] Mereka tiba di seberang Danau Galilea dan mendarat di Genesaret. Orang-orang di situ melihat bahwa yang datang itu Yesus, maka mereka menyiarkan berita itu ke semua daerah di sekitar kota itu. Lalu orang-orang membawa kepada-Nya semua orang yang sakit. Mereka minta supaya Yesus mengizinkan orang-orang sakit itu menyentuh Dia, biarpun hanya ujung jubah-Nya. Maka semua yang menyentuh-Nya sembuh. [Ajaran-ajaran nenek moyang] Pada suatu hari, beberapa guru agama dan orang lain yang selalu taat kepada agama Yahudi datang dari Yerusalem untuk bertemu dengan Yesus. Mereka berkata kepada-Nya, “Menurut adat istiadat nenek moyang kita, kita harus mencuci tangan sebelum makan. Mengapa pengikut-pengikut-Mu melanggar peraturan itu? Mereka tidak mencuci tangan lebih dahulu waktu mau makan!” Yesus menjawab, “Dan mengapa kalian melanggar perintah-perintah Allah? Mengapa kalian tidak taat kepada-Nya hanya karena mau mengikuti adat istiadat nenek moyangmu? Kalian tahu bahwa Allah berkata, ‘Hormatilah ayah dan ibumu,’ dan kalian juga tahu bahwa Allah berkata, ‘Orang yang mengata-ngatai ayah dan ibunya harus dihukum mati.’ Tetapi, kalian mengajarkan bahwa orang tidak perlu menghormati orang tuanya. Sebab, kalau orang berkata, ‘Uang yang seharusnya kuberikan kepada ayah dan ibuku, sudah kuberikan kepada Allah,’ maka kalian setuju saja dengan orang itu dan membiarkan dia tidak menolong orang tuanya lagi. Jadi, kalian lebih taat kepada adat istiadatmu daripada kepada Allah. Kalian hanya pura-pura taat kepada Allah. Apa yang dahulu dikatakan oleh Nabi Yesaya mengenai kalian memang benar. Ia berkata, ‘Kamu ini berkata bahwa kamu menghormati Allah, tapi sesungguhnya kamu tidak mengasihi Dia.’ Tidak ada gunanya kalian menyembah Allah. Kalian mengajar orang untuk taat kepada peraturan-peraturanmu, dan kalian berbuat seolah-olah peraturan-peraturan itu dari Allah.” [Hal-hal yang menyebabkan orang tidak layak menyembah Allah] Sesudah itu, Yesus memanggil orang-orang dan berkata, “Dengarlah dan berusahalah mengerti. Bukan yang masuk ke dalam mulut orang, melainkan kata-kata yang keluar dari mulut orang itu yang menyebabkan orang tidak layak menyembah Allah.” Lalu pengikut-pengikut Yesus datang kepada-Nya dan berkata, “Bapak Guru, tahukah Bapak bahwa orang-orang yang selalu taat kepada agama Yahudi tersinggung mendengar perkataan Bapak?” Yesus menjawab, “Mereka seperti tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku di surga. Mereka semua akan dicabut. Tidak usah kalian hiraukan mereka. Mereka seperti orang buta yang berusaha menuntun orang buta yang lain. Kalau orang buta memimpin orang buta, kedua-duanya akan jatuh ke dalam selokan.” Petrus berkata, “Bapak Guru, apa yang menyebabkan orang tidak layak menyembah Allah? Tolong jelaskan itu kepada kami.” Yesus menjawab, “Petrus, kau sama saja dengan yang lain! Apakah kau tidak mengerti? Makanan yang masuk ke dalam mulut, turun ke dalam perut, lalu dibuang lagi. Tetapi, kata-kata yang keluar dari mulut, berasal dari hatinya. Dan itulah yang bisa menyebabkan dia tidak layak menyembah Allah. Pikiran-pikiran jahat keluar dari hati orang dan pikiran-pikiran yang seperti itulah yang menyebabkan orang membunuh, tidak setia kepada istri, atau melakukan hal-hal yang tidak baik. Pikiran-pikiran jahat itu juga yang menyebabkan orang mencuri, berdusta, dan mengatakan hal-hal yang tidak baik tentang orang lain. Semua itu membuat dia tidak layak menyembah Allah. Jadi, bukan karena ia makan tanpa cuci tangan.” [Yesus menyembuhkan anak perempuan seorang wanita bukan Yahudi] Yesus pergi ke daerah dekat kota Tirus dan Sidon. Seorang wanita Kanaan yang tinggal di daerah itu datang kepada Yesus dan berseru, “Tuan, keturunan Daud, kasihanilah saya! Anak perempuan saya kemasukan roh jahat. Keadaannya parah sekali!” Tetapi Yesus tidak menjawab wanita itu. Pengikut-pengikut Yesus datang dan berkata kepada Yesus, “Bapak Guru, suruh wanita itu pergi! Ia terus mengikuti kita dan berteriak-teriak!” Yesus menjawab, “Allah mengutus Aku hanya kepada orang Israel, karena mereka tidak melakukan kehendak-Nya lagi.” Lalu wanita itu datang dan sujud di hadapan Yesus serta berkata, “Tuan, tolonglah saya!” Yesus menjawab, “Tidak baik mengambil makanan anak-anak dan melemparkannya kepada anjing!” Wanita itu mengerti kiasan itu dan menjawab, “Benar, Tuan. Tetapi anjing pun makan dari sisa-sisa makanan yang jatuh dari meja tuannya.” Karena itu, Yesus berkata kepada wanita itu, “Ibu, engkau sungguh percaya sekali kepada-Ku! Biarlah terjadi apa yang Ibu inginkan!” Pada saat itu juga roh jahat itu keluar dari anak itu. [Yesus menyembuhkan banyak orang] Pada suatu hari, Yesus naik ke sebuah bukit lalu mulai mengajar. Banyak sekali orang datang kepada-Nya membawa orang timpang, orang buta, orang lumpuh, orang bisu dan orang-orang yang menderita penyakit lain. Orang-orang itu diletakkan di depan Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semua. Orang-orang yang berkerumun di situ heran sekali melihat orang timpang sembuh, orang buta melihat kembali, orang lumpuh berjalan dan orang bisu berbicara. Maka mereka memuji-muji Allah. [Yesus memberi makan empat ribu orang] Kemudian Yesus memanggil pengikut-pengikut-Nya dan berkata, “Aku kasihan melihat orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan sekarang mereka kehabisan makanan. Aku tidak mau membiarkan mereka pergi dengan tidak makan dahulu, sebab mereka bisa pingsan di tengah jalan.” Pengikut-pengikut Yesus berkata, “Kita jauh sekali dari kota! Bagaimana kita bisa mendapat makanan untuk orang sebanyak ini?” “Berapa roti ada padamu?” tanya Yesus kepada mereka. “Tujuh,” jawab mereka, “dan ada juga beberapa ekor ikan kecil.” Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Ia mengambil roti dan ikan itu, lalu mengucap syukur kepada Allah. Kemudian Ia membelah-belah roti dan ikan itu dan memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya untuk dibagi-bagikan kepada orang banyak itu. Mereka semua makan sampai kenyang. Setelah itu, pengikut-pengikut Yesus mengumpulkan roti dan ikan yang tersisa. Semuanya tujuh bakul penuh. Yang ikut makan pada waktu itu ada empat ribu orang laki-laki, belum terhitung wanita dan anak-anak. Kemudian Yesus menyuruh orang banyak itu pulang. Ia sendiri naik ke sebuah perahu dan pergi ke daerah Magadan. [Beberapa orang Farisi minta Yesus mengadakan keajaiban] Ada beberapa orang Farisi dan orang Saduki mau menjebak Yesus. Karena itu, mereka datang kepada-Nya dan minta Ia membuat keajaiban untuk membuktikan bahwa Ia datang dari Allah. Yesus berkata kepada mereka, “Bukan main orang-orang zaman ini! Mereka jahat sekali dan tidak taat kepada Allah! Kalau kalian melihat langit merah pada waktu matahari terbenam, kalian bisa meramalkan cuaca. Kalian berkata, ‘Hari ini cuaca baik.’ Kalau pada pagi hari kalian melihat langit merah dan mendung, kalian berkata, ‘Hari ini akan hujan.’ Dengan melihat ke langit, kalian dapat meramalkan cuaca, masakan kalian tidak bisa meramalkan tanda-tanda zaman ini?” Lalu Yesus berkata lagi, “Kalian minta Aku membuat keajaiban? Tidak, Aku tidak akan melakukan keajaiban. Satu-satunya keajaiban untuk kalian ialah yang sudah dialami dahulu oleh Yunus.” Kemudian Yesus pergi. [Ragi orang-orang Farisi dan Saduki] Ketika pengikut-pengikut Yesus sampai di seberang danau, mereka baru tahu bahwa mereka lupa membawa roti. Yesus berkata kepada mereka, “Hati-hatilah kalian terhadap ragi orang-orang Farisi dan Saduki.” Pengikut-pengikut Yesus mendengar kata-kata-Nya itu. Lalu mereka mulai berbicara, “Kita tidak membawa roti. Karena itu, Ia berkata begitu.” Yesus tahu apa yang mereka bicarakan. Karena itu, Ia berkata, “Kalian memang tidak percaya! Mengapa kalian mengatakan, bahwa kalian tidak mempunyai roti? Apakah kalian masih belum mengerti? Apakah kalian tidak ingat pada lima potong roti yang Aku belah-belah untuk dimakan oleh lima ribu orang itu? Berapa bakul sisa roti yang kalian kumpulkan? Bagaimana pula dengan tujuh potong roti untuk empat ribu orang itu? Apakah kalian ingat, berapa bakul sisa makanan yang kalian kumpulkan? Mengapa sampai kalian tidak mengerti bahwa Aku sebenarnya tidak membicarakan mengenai roti dengan kalian? Berhati-hatilah kalian terhadap ragi orang-orang Farisi dan Saduki!” Akhirnya, pengikut-pengikut Yesus itu mengerti, bahwa Yesus menyuruh mereka berhati-hati terhadap ajaran-ajaran yang diberikan oleh orang-orang Farisi dan Saduki, bukan terhadap ragi untuk membuat roti. [Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya pergi ke daerah dekat kota Kaisarea Filipi. Di situ Ia bertanya kepada mereka, “Menurut kata orang, siapakah Anak Manusia yang diutus Allah?” Mereka menjawab, “Ada yang berkata Anak Manusia itu Yohanes Pembaptis yang sudah hidup lagi. Orang lain berkata bahwa ia adalah Nabi Elia yang kembali ke dunia. Ada pula yang berkata bahwa ia adalah Nabi Yeremia atau seorang nabi lain yang kembali ke dunia.” “Tetapi, menurut kalian sendiri, siapakah Aku ini?” tanya Yesus. Simon Petrus menjawab, “Bapak adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah. Bapak adalah Anak Allah yang hidup.” “Beruntung sekali engkau, Simon anak Yunus!” kata Yesus, “Sebab, bukan manusia yang memberitahukan hal itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Sebab itu, percayalah, engkaulah Petrus, batu yang kuat. Di atas alas batu ini, Aku akan membangun jemaat-Ku dan tidak ada yang dapat menghancurkannya! Bahkan kematian pun tidak! Aku akan menyerahkan kepadamu kunci pintu gerbang untuk Dunia Baru yang diperintah oleh Allah. Apa yang engkau larang atau perbolehkan di dunia ini, akan dilarang atau diperbolehkan Allah.” Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Jangan memberitahukan kepada siapa-siapa bahwa Akulah Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah.” [Yesus berbicara tentang kematian dan kebangkitan-Nya] Sejak saat itu, Yesus berkata dengan terus terang kepada pengikut-pengikut-Nya, “Aku harus pergi ke Yerusalem dan di sana akan diperlakukan dengan kejam oleh pemimpin-pemimpin Yahudi, imam-imam kepala dan guru-guru agama. Orang akan membunuh Aku, tapi pada hari ketiga Allah akan menghidupkan Aku kembali!” Petrus menarik Yesus ke samping, lalu menegur Dia. Petrus berkata, “Bapak Guru, mudah-mudahan Allah tidak mengizinkan hal itu. Bapak tidak boleh membiarkan hal itu terjadi pada Bapak!” Yesus menoleh dan berkata kepada Petrus, “Petrus, kau berlaku seperti Penggoda! Pergi dari sini dan jangan menggoda Aku! Engkau menghalang-halangi Aku. Pikiranmu itu pikiran manusia, bukan pikiran Allah!” Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Siapa saja yang mau menjadi pengikut-Ku, ia tidak boleh lagi mementingkan diri sendiri. Ia harus mau menderita seperti Aku dan mengikuti Aku. Sebab, orang yang berusaha menyelamatkan hidupnya, akan kehilangan hidupnya. Tetapi, orang yang tidak mementingkan hidupnya di dunia karena mau mengikuti Aku, akan mendapat hidup. Apa gunanya bagi seseorang, kalau ia mendapat seluruh dunia ini, tetapi ia tidak mendapat hidup sejati dan kekal? Tentu saja tidak ada gunanya! Tidak ada yang dapat dilakukannya untuk mendapat kembali hidup sejati. Sebab, ketahuilah bahwa Anak Manusia yang diutus Allah akan segera datang dengan kebesaran dan kuasa dari Bapa-Nya. Ia akan datang bersama malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas semua orang sesuai dengan perbuatannya masing-masing. Percayalah, di antara kalian di sini ada yang masih hidup untuk melihat Anak Manusia yang diutus Allah datang memerintah sebagai Raja.” [Yesus dimuliakan] Enam hari setelah itu, Yesus pergi menyendiri ke sebuah gunung yang tinggi. Ia pergi bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes, saudara Yakobus. Di sana ketiga orang itu melihat rupa Yesus berubah; muka-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya putih berkilauan. Lalu mereka melihat Musa dan Elia berbicara dengan Dia. Petrus berkata kepada Yesus, “Tuhan, alangkah enaknya kita di sini. Kalau Tuhan suka, saya akan mendirikan tiga kemah di sini: satu untuk Tuhan, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia.” Sementara Petrus masih berbicara, awan yang terang sekali datang dan meliputi mereka semua. Lalu dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Ia menyenangkan hati-Ku. Perhatikanlah apa yang Ia katakan kepadamu!” Ketika ketiga pengikut Yesus mendengar suara itu, mereka ketakutan sekali sehingga mereka tersungkur ke tanah. Tetapi, Yesus datang menyentuh mereka dan berkata, “Bangun, jangan takut!” Ketika mereka menengadah, mereka melihat hanya Yesus yang ada di situ, tak ada siapa pun yang lain. Setelah itu Yesus bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes turun dari gunung itu. Sementara berjalan, Yesus berkata kepada mereka, “Jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang kalian lihat tadi di atas gunung. Nanti kalau Allah sudah membangkitkan Aku, Anak Manusia, dari kematian baru kalian boleh memberitahukannya kepada orang-orang.” Ketiga pengikut Yesus itu bertanya, “Bapak Guru, mengapa guru-guru agama berkata bahwa Elia harus datang dahulu?” Yesus menjawab, “Memang di dalam Kitab Suci tertulis bahwa Elia akan datang dahulu dan ia akan menyiapkan semuanya. Sekarang Aku berkata kepadamu, ‘Elia sudah datang, tetapi orang-orang tidak tahu bahwa itu Elia. Mereka memperlakukan dia semau mereka. Dan Aku, Anak Manusia, akan mereka perlakukan begitu juga.’” Petrus, Yakobus, dan Yohanes mengerti bahwa yang dimaksudkan oleh Yesus ialah Yohanes Pembaptis. [Yesus menyembuhkan seorang anak laki-laki yang kemasukan roh jahat] Ketika Yesus, Petrus, Yakobus, dan Yohanes kembali kepada orang banyak yang berada di kaki gunung itu, seorang laki-laki datang kepada Yesus. Ia sujud di depan Yesus dan berkata, “Bapak Guru, kasihani anak saya! Ia sakit ayan dan sering mendapat serangan yang hebat sehingga ia jatuh ke dalam api atau air. Saya sudah membawa dia kepada pengikut-pengikut Bapak, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkan dia.” Yesus menjawab, “Bukan main kalian semua! Kalian sungguh orang berdosa yang tidak punya iman! Aku sudah tidak tahan lagi dengan kalian! Bawa anak itu kemari!” Lalu Yesus memerintahkan roh jahat yang ada di dalam anak itu supaya keluar. Roh jahat itu keluar, dan anak itu sembuh saat itu juga. Pengikut-pengikut Yesus datang kepada Yesus, terpisah dari orang-orang lain, dan bertanya, “Bapak Guru, mengapa kami tidak dapat mengusir roh jahat itu?” Yesus menjawab, “Sebab kalian kurang percaya. Ingat, kalau kalian percaya, biarpun percayamu hanya sebesar biji sawi, kalian dapat berkata kepada bukit ini, ‘Pindah ke sana!’ pasti bukit ini pindah. Segala sesuatu dapat kalian lakukan, tidak ada yang tidak! Tetapi roh jahat semacam ini hanya bisa diusir kalau kalian berdoa dan puasa.” [Yesus bicara lagi tentang kematian-Nya] Pada suatu hari, Yesus dan pengikut-pengikut-Nya berkumpul di Galilea. Yesus berkata kepada mereka, “Tidak lama lagi Aku, Anak Manusia, akan diserahkan orang kepada kuasa manusia. Mereka akan membunuh-Ku, tetapi tiga hari kemudian Allah akan menghidupkan Aku kembali.” Mendengar Yesus berkata begitu, pengikut-pengikut-Nya menjadi sedih sekali. [Yesus berbicara mengenai pembayaran pajak untuk Rumah Tuhan] Pada suatu hari, Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sampai di kota Kapernaum. Lalu penagih pajak untuk Rumah Tuhan datang kepada Petrus dan bertanya, “Gurumu membayar pajak Rumah Tuhan atau tidak?” “Bayar!” jawab Petrus. Ketika Petrus masuk ke dalam rumah, sebelum ia berkata apa-apa, Yesus bertanya, “Simon, bagaimana pendapatmu mengenai pajak yang harus dibayar kepada raja-raja di dunia ini? Siapa yang harus membayarnya, bangsa mereka sendiri atau orang asing?” “Orang asing!” jawab Petrus. “Kalau begitu,” kata Yesus, “bangsa mereka sendiri tidak usah membayarnya, bukan? Tetapi, janganlah kita menyinggung perasaan orang. Karena itu, pergilah memancing ikan di danau. Di dalam mulut ikan pertama yang kautangkap akan kautemukan uang, cukup untuk membayar pajak kita. Ambillah uang itu dan bayarlah pajak kita untuk Rumah Tuhan.” [Orang yang terbesar di antara umat Allah.] Beberapa waktu kemudian, pengikut-pengikut Yesus datang kepada Yesus dan bertanya, “Bapak Guru, di antara umat Allah, siapakah yang terbesar?” Untuk menanggapi pertanyaan itu, Yesus memanggil seorang anak kecil dan menyuruh dia berdiri di depan mereka. Lalu Yesus berkata, “Percayalah, kalian hanya bisa menjadi anggota umat Allah kalau kalian mengubah kelakuanmu dan menjadi seperti anak-anak. Orang yang merendahkan dirinya dan menjadi seperti anak ini, dialah yang terbesar di antara umat Allah. Dan orang yang menerima anak yang seperti ini karena Aku, berarti ia menerima Aku.” [Peringatan supaya jangan membuat orang lain berdosa] “Anak-anak kecil ini percaya kepada-Ku. Nah, orang yang menyebabkan seorang dari anak-anak itu berhenti percaya kepada-Ku, orang itu akan dihukum berat. Masih lebih baik baginya seandainya sebuah batu yang besar diikatkan pada lehernya dan ia ditenggelamkan ke dalam laut yang dalam. Alangkah celakanya orang-orang di dunia ini karena membuat rintangan-rintangan yang menyebabkan orang berhenti percaya kepada-Ku! Memang hal-hal yang menyebabkan orang berhenti percaya kepada-Ku selalu akan ada. Tetapi alangkah celakanya orang yang menyebabkan hal itu terjadi! Kalau tanganmu atau kakimu membuat engkau berhenti percaya kepada-Ku, potong saja tangan atau kaki itu! Lebih baik hidup dengan Allah tanpa sebelah tangan atau kaki, daripada mempunyai kedua tangan dan kaki tetapi dibuang ke dalam api neraka yang tidak akan padam. Dan kalau matamu membuat engkau berhenti percaya kepada-Ku, cungkil mata itu dan buang saja! Lebih baik engkau hidup dengan Allah tanpa satu mata daripada mempunyai dua mata tetapi dibuang ke dalam api neraka.” [Domba yang hilang] “Aku, Anak Manusia, datang ke dunia dengan tugas untuk menyelamatkan orang yang sesat. Jadi, awas, jangan menganggap rendah salah seorang dari orang-orang yang kecil ini. Ingat, malaikat-malaikat mereka selalu ada di hadapan Bapa-Ku di surga. (18:10) Bagaimanakah pendapat kalian mengenai hal ini? Seandainya ada orang mempunyai seratus ekor domba, lalu seekor dari domba-domba itu hilang, apakah yang akan dilakukan oleh orang itu? Pasti domba lainnya yang sembilan puluh sembilan ekor itu akan ditinggalkannya merumput di bukit, lalu ia pergi mencari yang hilang. Dan kalau ia menemukan kembali domba itu, percayalah, ia akan lebih gembira atas domba yang satu itu daripada atas sembilan puluh sembilan domba lainnya yang tidak hilang. Bapamu di surga juga mempunyai perasaan yang sama terhadap orang-orang yang baru percaya kepada-Ku. Ia tidak mau seorang pun dari mereka binasa.” [Apa yang harus kaulakukan apabila saudaramu bersalah kepadamu] “Apabila saudaramu, yaitu orang yang sama-sama percaya kepada Tuhan, bersalah kepadamu, pergilah kepadanya dan tunjukkanlah kesalahannya. Tetapi, lakukanlah itu dengan diam-diam di antara kalian berdua saja. Kalau ia menuruti kata-katamu, maka engkau berhasil mendapat dia kembali menjadi saudaramu. Tetapi, kalau ia tidak mau memperhatikan kata-katamu, bawalah satu atau dua orang lain. Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis bahwa apabila seseorang dituduh melakukan sesuatu, harus ada dua atau tiga orang saksi yang mengatakan bahwa tuduhan itu benar. Apabila orang yang bersalah itu tidak juga mendengarkan orang-orang lain, beritahukanlah hal itu kepada jemaat. Dan kalau jemaat pun tidak diperhatikan oleh orang itu, perlakukanlah dia sebagai orang yang tidak percaya kepada Tuhan atau sebagai orang jahat.” [Yesus berbicara mengenai kekuasaan untuk melarang dan mengizinkan] “Karena itu, ingatlah: Apa yang engkau larang dan engkau perbolehkan di dunia ini, juga akan dilarang atau diperbolehkan oleh Allah. Dan ingatlah juga: Kalau dua orang dari antaramu di dunia ini sepakat untuk meminta sesuatu kepada Allah, maka Bapa-Ku di surga akan memenuhi permintaanmu itu. Sebab, apabila dua atau tiga orang pengikut-Ku berkumpul sebagai pengikut-Ku, Aku berada di situ bersama mereka.” [Hamba yang tidak mau mengampuni kawannya] Pada suatu hari, Petrus bertanya kepada Yesus, “Seandainya saudara saya bersalah kepada saya, sampai berapa kali saya harus mengampuni dia? Apakah sampai tujuh kali?” Yesus menjawab, “Jangan sampai tujuh kali saja, tetapi sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Berarti kau harus terus-menerus mengampuni dia setiap kali dia bersalah kepadamu. Sebab, apabila Allah memerintah manusia, keadaannya seperti cerita ini: Ada seorang raja yang mengadakan perhitungan utang dengan hamba-hambanya. Ketika raja itu mengadakan pemeriksaan, orang menghadapkan seorang hamba yang berutang uang berjuta-juta kepadanya. Karena hamba itu tidak sanggup membayar, raja itu memerintahkan supaya ia dijual bersama anak dan istrinya, serta segala harta miliknya. Uang hasil penjualan itu akan dipakai untuk membayar utangnya. Mendengar keputusan itu, hamba itu sujud di depan raja itu dan memohon belas kasihannya. Hamba itu berkata, ‘Saya mohon diberi waktu dulu, Tuan; saya akan membayar semua utang saya.’ Maka raja itu kasihan kepadanya. Ia membebaskan hamba itu dan menghapuskan semua utangnya. Setelah hamba itu keluar, ia berjumpa dengan seorang kawannya yang sama-sama hamba seperti dia. Kawannya itu berutang beberapa ribu kepadanya. Ketika hamba yang pertama itu melihat kawannya yang berutang kepadanya, ia menangkap kawannya itu, mencekiknya dan berkata, ‘Bayar utangmu!’ Kawannya itu sujud di hadapannya dan memohon belas kasihannya. ‘Sabarlah dulu, kawan,’ katanya, ‘saya akan membayar semua utang saya!’ Tetapi, hamba yang pertama itu tidak mau. Ia memasukkan kawannya itu ke dalam penjara untuk ditahan di sana sampai semua utangnya lunas dibayar. Hamba-hamba lain melihat perbuatan hamba yang pertama itu. Mereka sedih dan melaporkan hal itu kepada raja. Maka raja menyuruh memanggil hamba yang jahat itu. Setelah ia datang, raja berkata, ‘Hai hamba yang jahat! Aku sudah menghapuskan utangmu karena kau minta dikasihani. Sekarang seharusnya kau juga menaruh belas kasihan kepada kawanmu seperti aku mengasihani engkau!’ Raja itu marah sekali sehingga ia memasukkan hamba yang pertama itu ke dalam penjara untuk ditahan di situ sampai hamba itu membayar semua utangnya.” Yesus mengakhiri cerita-Nya itu dan berkata, “Bapa-Ku yang di surga akan berbuat begitu juga terhadap kalian, kalau kalian tidak mengampuni saudaramu dengan sepenuh hati.” [Yesus mengajar tentang perceraian] Setelah Yesus mengatakan semua hal itu, Ia pergi dari Galilea ke daerah Yudea di seberang Sungai Yordan. Banyak orang mengikuti Dia dan Ia menyembuhkan orang-orang yang sakit di situ. Lalu pemimpin-pemimpin agama Yahudi datang untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan berharap supaya Yesus salah menjawab. Mereka bertanya, “Menurut hukum-hukum agama kita, bolehkah orang menceraikan istrinya dengan alasan apa pun?” Yesus menjawab, “Kalian sudah tahu apa yang tertulis di dalam Kitab Suci mengenai bagaimana Sang Pencipta membuat manusia. Pada mulanya Ia membuat mereka laki-laki dan perempuan. Dan Ia berkata, ‘Laki-laki harus meninggalkan ibu-bapaknya dan bersatu dengan istrinya supaya keduanya menjadi satu.’ Jadi, mereka bukan dua orang lagi, tetapi satu. Itu sebabnya, manusia tidak boleh menceraikan apa yang sudah disatukan oleh Allah.” Lalu pemimpin-pemimpin agama itu bertanya lagi, “Kalau begitu, mengapa Musa membuat peraturan yang membolehkan laki-laki menceraikan istrinya dengan memberikan surat cerai kepadanya?” Yesus menjawab, “Musa mengizinkan kalian menceraikan istri kalian karena kalian terlalu sukar untuk diajar. Tetapi, sebenarnya pada mulanya Allah tidak mengizinkan perceraian! Jadi, ingatlah: Siapa saja yang menceraikan istrinya dan kawin dengan wanita lain padahal istrinya setia kepadanya, berarti ia tidak setia kepada istrinya. Jadi, ia berdosa kepada Allah.” Pengikut-pengikut Yesus berkata, “Bapak Guru, kalau begitu, lebih baik tidak kawin!” Yesus menjawab, “Tidak semua orang bisa tidak kawin, kecuali orang-orang yang sudah ditentukan oleh Allah untuk tidak kawin. Sebab, ada orang yang tidak bisa kawin karena mereka memang lahir dengan keadaan begitu. Ada juga yang tidak bisa kawin karena dibuat begitu oleh orang lain. Dan ada pula yang memilih sendiri untuk tidak kawin, supaya bisa melayani Allah dan umat-Nya dengan lebih baik. Orang yang sanggup menuruti ajaran ini, hendaklah ia melakukannya.” [Yesus dan anak-anak] Pada suatu hari orang-orang membawa anak-anak kepada Yesus supaya Ia meletakkan tangan-Nya ke atas kepala anak-anak itu untuk memberkati mereka dan berdoa bagi mereka. Tetapi pengikut-pengikut Yesus melarang orang-orang itu. Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Jangan melarang anak-anak itu. Biarkan mereka datang kepada-Ku! Sebab, orang-orang seperti anak-anak inilah yang menjadi anggota umat Allah.” Yesus meletakkan tangan-Nya ke atas anak-anak itu dan meminta berkat Allah untuk mereka. Kemudian Ia pergi dari situ. [Orang muda yang kaya] Seorang laki-laki yang masih muda datang kepada Yesus. “Bapak Guru,” katanya kepada Yesus, “perbuatan baik apa yang harus saya lakukan supaya mendapat hidup yang sejati dan kekal?” Yesus menjawab, “Mengapa engkau bertanya kepada-Ku mengenai apa yang baik? Yang baik hanya Allah. Kalau engkau ingin mempunyai hidup yang sejati, engkau harus taat kepada perintah-perintah Allah.” “Perintah yang mana?” tanya orang itu. Yesus menjawab, “Jangan membunuh, setialah kepada istri atau suami, jangan mencuri, jangan berdusta. Hormatilah ayah dan ibumu. Kasihilah orang lain seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.” “Semua perintah itu sudah saya turuti,” jawab orang muda itu. “Apa lagi yang perlu saya lakukan?” Yesus berkata lagi kepadanya, “Kalau engkau ingin hidup dengan sempurna, juallah semua yang kaumiliki dan berikanlah uangnya kepada orang miskin. Engkau akan mendapat banyak hal yang baik dari Allah. Sesudah engkau melakukan semuanya itu, marilah ikut Aku!” Ketika orang muda itu mendengar apa yang dikatakan Yesus, ia pergi dengan hati yang sedih karena ia sangat kaya. Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Perhatikanlah kata-kata-Ku ini: Sungguh sukar bagi orang kaya untuk taat kepada Allah! Sekali lagi Kukatakan: Lebih mudah seekor unta masuk ke dalam lubang jarum, daripada orang kaya masuk ke Dunia Baru tempat Allah memerintah.” Ketika pengikut-pengikut Yesus mendengar Yesus berkata begitu, mereka heran sekali. “Kalau begitu,” kata mereka, “siapa yang bisa selamat?” Yesus memandang mereka lalu berkata, “Manusia tidak bisa menyelamatkan siapa pun. Hanya Allah yang dapat menyelamatkan, sebab Ia dapat melakukan apa saja.” Lalu Petrus berkata, “Bapak Guru, lihat, kami sudah meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Bapak. Dan apa yang akan diberikan Allah kepada kami?” Yesus berkata kepada mereka, “Percayalah, di Dunia Baru tempat Allah memerintah, Aku, Anak Manusia, akan duduk di atas takhta-Ku yang mulia! Dan pada waktu itu kalian, dua belas pengikut-Ku, akan duduk juga di atas takhta dan memerintah kedua belas suku Israel. Mungkin ada orang yang sudah meninggalkan rumahnya atau saudara-saudaranya atau ayah-ibunya atau anaknya atau ladangnya karena mengikuti-Ku. Nah, orang itu akan dibalas oleh Allah. Apa yang telah mereka tinggalkan akan dikembalikan kepada mereka oleh Allah seratus kali lipat. Bahkan Ia akan memberikan juga hidup sejati dan kekal kepada mereka. Tetapi, banyak orang yang sekarang ini paling penting di antara umat Allah akan menjadi yang paling rendah. Dan yang sekarang paling rendah akan menjadi yang paling penting.” [Pekerja-pekerja di kebun anggur] Yesus berkata, “Kalau Allah memerintah, keadaannya seperti cerita kiasan berikut ini: Ada seorang laki-laki mempunyai kebun anggur. Pagi-pagi ia keluar mencari orang untuk bekerja di kebunnya. Ia membuat persetujuan dengan mereka untuk membayar mereka satu uang perak sehari. Lalu ia menyuruh mereka bekerja di kebun anggurnya. Pukul sembilan pagi pemilik kebun anggur itu keluar lagi. Ia melihat beberapa orang sedang menganggur di alun-alun. Ia berkata kepada mereka, ‘Pergilah bekerja di kebun anggurku. Saya akan memberi upah yang patut bagimu.’ Maka pergilah mereka bekerja di kebun anggur. Pukul dua belas tengah hari dan pukul tiga sore, pemilik kebun anggur itu pergi dan melakukan hal yang sama. Kira-kira pukul lima sore, ia pergi lagi dan melihat masih ada orang yang menganggur di alun-alun. Ia bertanya kepada mereka, ‘Mengapa kalian menganggur di sini sepanjang hari?’ Orang-orang itu menjawab, ‘Tidak ada yang menyuruh kami bekerja!’ ‘Kalau begitu,’ kata pemilik kebun itu, ‘pergilah bekerja di kebun anggurku!’ Ketika matahari terbenam, pemilik kebun anggur itu berkata kepada mandornya, ‘Panggillah pekerja-pekerja dan bayarlah upah mereka masing-masing. Mulailah dari orang yang terakhir masuk sampai kepada yang pertama-tama masuk.’ Maka datanglah pekerja-pekerja yang mulai bekerja pukul lima sore. Mereka masing-masing menerima satu uang perak. Pada waktu tiba giliran para pekerja yang mulai bekerja sejak pagi, mereka berpikir akan menerima lebih banyak. Tetapi, mereka juga diberi satu uang perak. Ketika menerima uang itu, mereka mengomel terhadap pemilik kebun itu. Mereka berkata, ‘Pekerja yang datang terakhir, bekerja hanya satu jam. Kami bekerja sepanjang hari di bawah sinar matahari yang panas dan Tuan membayar mereka sama dengan kami!’ Pemilik kebun itu menjawab kepada salah seorang di antara mereka, ‘Saudara, saya tidak melakukan sesuatu pun yang tidak adil kepadamu! Bukankah engkau sudah setuju menerima upah satu uang perak untuk pekerjaan sehari? Ambillah upahmu dan pergi! Saya memang ingin memberi kepada orang yang masuk terakhir itu upah yang sama dengan yang saya berikan kepadamu. Saya berhak berbuat sekehendak hati dengan uang saya! Ataukah engkau tidak senang, kalau saya murah hati?’” Sesudah mengakhiri cerita itu, Yesus berkata, “Jadi, orang-orang yang terakhir akan menjadi yang pertama dan orang-orang yang pertama akan menjadi yang terakhir.” [Yesus berbicara untuk ketiga kalinya tentang kematian-Nya] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sedang berjalan menuju kota Yerusalem. Di tengah jalan Ia mengumpulkan mereka tersendiri dan berkata, “Dengarkan! Kita sekarang menuju Yerusalem. Di sana Aku, Anak Manusia, akan diserahkan kepada kekuasaan imam-imam kepala dan guru-guru agama. Lalu Aku akan dijatuhi hukuman mati, kemudian diserahkan kepada orang-orang bukan Yahudi. Orang-orang itu akan mengolok-olok Aku, menyiksa, kemudian menyalibkan Aku. Tetapi tiga hari kemudian Allah akan menghidupkan Aku kembali.” [Permintaan Ibu Yakobus dan Yohanes] Kemudian istri Zebedeus datang kepada Yesus dengan kedua anaknya. Di depan Yesus, ia berlutut untuk meminta sesuatu. Yesus bertanya, “Ibu mau apa?” Istri Zebedeus menjawab, “Bapak Guru, apabila Bapak menjadi raja nanti, saya mohon Bapak berjanji bahwa kedua anak saya ini akan Bapak tempatkan di sebelah kiri dan di sebelah kanan Bapak.” “Kalian tidak tahu apa yang kalian minta,” kata Yesus kepada Yakobus dan Yohanes. “Apakah kalian sanggup menderita seperti yang sebentar lagi akan Kuderita?” “Sanggup,” jawab mereka. “Memang kalian akan menderita seperti Aku,” kata Yesus. “Tetapi mengenai siapa yang akan duduk di sebelah kiri atau kanan-Ku, itu bukan hak-Ku untuk menentukan. Tempat-tempat itu disediakan oleh Bapa-Ku bagi orang-orang yang sudah dipilih-Nya untuk itu.” Ketika kesepuluh pengikut yang lainnya mendengar permintaan ibu Yakobus dan Yohanes, mereka menjadi marah kepada kedua orang bersaudara itu. Oleh karena itu, Yesus memanggil mereka semua dan berkata, “Kalian tahu bahwa pemerintah bangsa-bangsa yang tidak menyembah Allah, menguasai rakyatnya dengan sepenuhnya. Tetapi, kalian tidak boleh begitu. Orang yang mau menjadi yang terpenting di antara kalian harus menjadi pelayan bagi yang lainnya. Dan orang yang mau menjadi yang terutama di antara kalian, harus menjadi hambamu. Itu sama seperti yang Aku, Anak Manusia, lakukan. Aku datang ke dunia bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani, dan dengan rela mati untuk menyelamatkan banyak orang.” [Yesus menyembuhkan dua orang buta] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sedang meninggalkan kota Yerikho dan banyak orang mengikuti mereka. Di pinggir jalan di luar kota duduk dua orang buta. Ketika mereka mendengar Yesus sedang melewati tempat itu, mereka berseru, “Bapak, keturunan Raja Daud, kasihanilah kami!” Orang banyak yang sedang mengikuti Yesus memarahi kedua orang buta itu dan menyuruh mereka diam. Tetapi, mereka berseru semakin keras, “Bapak, keturunan Raja Daud, kasihanilah kami!” Yesus berhenti dan memanggil kedua orang buta itu. “Apa yang kalian ingin Aku perbuat untuk kalian?” tanya Yesus kepada mereka. Mereka menjawab, “Bapak, kami ingin dapat melihat.” Yesus kasihan kepada mereka. Ia menjamah mata mereka dan saat itu juga mereka dapat melihat. Lalu mereka mengikuti Yesus. [Yesus masuk Yerusalem] Ketika Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sudah dekat Yerusalem, mereka sampai di sebuah desa bernama Betfage. Desa itu terletak di bukit zaitun. Di situ Yesus berkata kepada dua orang pengikut-Nya, “Kalian berdua pergilah lebih dahulu ke kampung yang di depan itu. Begitu kalian masuk ke dalam kampung itu, kalian akan melihat seekor keledai terikat pada tiang. Anak keledai itu ada juga di situ. Nah, lepaskan induk keledai itu dan bawalah dia bersama anaknya kemari. Seandainya ada orang bertanya kepadamu mengapa kalian melepaskan keledai itu, jawablah, ‘Tuhan memerlukannya,’ maka orang itu akan membiarkan keledai itu dibawa.” Itu terjadi demikian supaya terjadilah juga apa yang pernah dikatakan oleh nabi sebagai berikut: “Katakanlah kepada penduduk kota Yerusalem, ‘Lihat, Rajamu datang kepadamu! Ia rendah hati, dan menunggang seekor keledai dan seekor anak keledai yang muda.’” Kedua pengikut Yesus itu pergi dan melakukan apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Mereka membawa kepada Yesus keledai itu dengan anaknya, lalu mengalasi punggung keledai itu dengan jubah mereka. Kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang membentangkan jubah mereka di jalan yang dilalui Yesus, dan ada pula yang memotong ranting-ranting pohon lalu menyebarkannya di tengah jalan. Orang banyak yang berjalan di depan dan di belakang Yesus mulai berseru-seru, “Hidup Anak Daud! Diberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan! Terpujilah Allah yang Mahatinggi!” Seluruh Yerusalem gempar ketika Yesus memasuki kota itu. Orang-orang di situ bertanya, “Ini siapa?” “Nabi Yesus, nabi dari Nazaret di Galilea,” jawab orang banyak yang mengiringi Yesus. [Yesus mengusir pedagang-pedagang di Rumah Tuhan] Lalu Yesus sampai di Rumah Tuhan dan masuk ke dalamnya. Di situ ada orang-orang yang sedang berjual-beli. Yesus mengusir mereka semua serta menjungkirbalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku penjual burung merpati. Ia berkata kepada mereka, “Allah berkata dalam Kitab Suci, ‘Orang akan menamakan Rumah Allah rumah tempat berdoa,’ tetapi kalian sudah menjadikan rumah ini tempat untuk perampok bersembunyi!” Orang-orang buta dan lumpuh datang kepada Yesus di Rumah Tuhan dan Ia menyembuhkan mereka. Anak-anak di situ bersorak-sorak, “Hidup Anak Daud!” Imam-imam kepala dan guru-guru agama di Rumah Tuhan itu marah sekali melihat Yesus membuat keajaiban-keajaiban. Mereka juga marah mendengar anak-anak bersorak-sorak. Mereka berkata kepada Yesus, “Kau dengar apa yang anak-anak itu katakan?” “Ya, Aku dengar,” jawab Yesus. “Dalam Kitab Suci tertulis begini, ‘Engkau, ya Allah, sudah mengajar anak-anak dan bayi untuk memuji Engkau dengan sempurna.’ Kalian pasti sudah membaca ayat itu!” Setelah itu, Yesus meninggalkan orang-orang itu lalu pergi ke luar kota, ke Betania, dan bermalam di sana. [Pohon ara yang tidak berbuah] Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Yesus kembali ke Yerusalem. Dalam perjalanan ke kota itu, Ia merasa lapar. Ia melihat sebatang pohon ara di pinggir jalan. Ia mendekati pohon itu, tetapi yang dilihat-Nya di situ hanya daun-daun, tidak ada buah satu pun. Yesus berkata kepada pohon itu, “Engkau tidak akan berbuah lagi!” Saat itu juga pohon itu menjadi kering. Pengikut-pengikut Yesus heran sekali melihat apa yang terjadi. “Apa yang membuat pohon ara itu bisa mati begitu cepat?” tanya mereka. Yesus menjawab, “Percayalah, kalau kalian yakin dan tidak ragu-ragu, kalian juga dapat melakukan apa yang Kulakukan terhadap pohon ara ini. Bahkan kalian dapat berkata kepada bukit ini, ‘Hai bukit, terangkatlah dan jatuhlah ke dalam laut!’ maka pasti hal itu akan terjadi. Apa saja yang kalian minta kepada Tuhan pada waktu kalian berdoa, kalian akan menerimanya, asal kalian percaya.” [Orang bertanya tentang hak Yesus] Yesus kembali ke Rumah Tuhan dan mengajar di situ. Ketika Ia sedang mengajar, imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi datang kepada-Nya. Mereka bertanya, “Siapa yang memberi hak kepada-Mu untuk melakukan semua yang Kaulakukan ini?” Yesus menjawab, “Baik, Aku akan mengatakan kepadamu siapa yang memberi hak itu kepada-Ku. Tetapi kalian harus menjawab dahulu pertanyaan-Ku ini, ‘Yohanes membaptis orang dengan hak dari siapa? Allah atau manusia?’” Imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi mulai berunding mengenai bagaimana mereka harus menjawab pertanyaan itu. Mereka berkata satu sama lain, “Kalau kita berkata, ‘Yohanes mendapat haknya dari Allah,’ Ia akan berkata, ‘Kalau begitu mengapa kalian tidak percaya kepadanya?’ Tetapi kalau kita berkata, ‘Yohanes mendapat haknya dari manusia’, nanti orang banyak marah kepada kita. Sebab, semua orang menganggap Yohanes seorang nabi.” Oleh karena itu, imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi itu menjawab, “Kami tidak tahu Yohanes menerima haknya dari siapa.” Maka Yesus menjawab mereka, “Kalau begitu Aku juga tidak mau memberitahukan kepadamu dari siapa Aku menerima hak untuk melakukan semua yang Kulakukan.” [Yesus bercerita tentang seorang bapak dengan dua orang anaknya] Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin agama Yahudi, “Sekarang Aku akan menceritakan sebuah cerita kepadamu dan Aku ingin tahu bagaimana pendapat kalian. Ada seorang laki-laki mempunyai dua orang anak. Orang itu berkata kepada anaknya yang sulung, ‘Pergilah bekerja ke kebun anggur hari ini.’ Anak itu menjawab, ‘Saya tidak mau!’ Tetapi, kemudian pikirannya berubah dan ia pergi. Lalu bapak itu berkata kepada anaknya yang kedua, ‘Nak, pergilah bekerja ke kebun anggur hari ini.’ Anaknya yang kedua itu menjawab, ‘Baik, Bapak!’ tetapi ia tidak pergi.” Kemudian Yesus bertanya kepada imam-imam kepala dan tokoh-tokoh Yahudi itu, “Di antara kedua anak itu, yang manakah yang mengikuti kemauan bapaknya?” “Yang sulung,” jawab mereka. Maka Yesus berkata kepada mereka, “Ingatlah: Penagih-penagih pajak dan wanita-wanita pelacur akan lebih dahulu menjadi anggota umat Allah daripada kalian. Sebab, Yohanes Pembaptis datang dan menunjukkan kepadamu cara hidup yang dikehendaki Allah, namun kalian tidak mau percaya kepada-Nya. Tetapi, penagih-penagih pajak dan wanita-wanita pelacur percaya kepada apa yang dikatakan Yohanes. Kalian sudah melihat apa yang dilakukan para penagih pajak dan wanita-wanita pelacur itu, tetapi kalian masih juga tidak mengubah pikiranmu. Kalian tetap tidak menerima apa yang dikatakan Yohanes.” [Yesus bercerita tentang penggarap-penggarap kebun anggur yang jahat] “Dengarkan cerita ini lagi,” kata Yesus. “Ada seorang laki-laki mempunyai kebun anggur. Ia memasang pagar di sekeliling kebun itu dan menggali lubang untuk alat pemeras anggur. Ia juga mendirikan menara jaga. Sesudah itu, ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke luar negeri. Apabila kebun itu sudah menghasilkan buah anggur, ia akan menerima bagiannya. Jadi, ketika musim petik buah anggur tiba, ia mengirim pelayan-pelayan untuk menerima bagiannya dari para penggarap kebunnya itu. Tetapi, ketika pelayan-pelayan itu tiba di situ, mereka ditangkap oleh penggarap-penggarap itu; yang satu dipukul, yang lain dibunuh dan yang lain lagi dilempari batu. Pemilik kebun itu mengirim lagi pelayan-pelayan lain, lebih banyak daripada yang pertama kalinya. Tetapi, mereka juga dipukul, dibunuh dan dilempari batu. Akhirnya pemilik kebun itu mengirim anaknya sendiri kepada mereka. Ia berpikir, ‘Tentu mereka akan menghormati anak saya.’ Tetapi, ketika penggarap-penggarap kebun itu melihat anak pemilik kebun itu, mereka berkata satu sama lain, ‘Nah, ini dia ahli warisnya! Mari kita bunuh dia, supaya kita mendapatkan kebun yang akan diwariskan kepadanya ini!’ Maka mereka menangkap dia dan membawanya ke luar, lalu membunuhnya.” Sesudah mengakhiri cerita itu, Yesus bertanya, “Apabila pemilik kebun anggur itu kembali, apa yang akan dilakukannya terhadap penggarap-penggarap itu?” Imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin agama Yahudi menjawab, “Pasti ia akan membunuh penggarap-penggarap yang jahat itu. Dan ia akan menyewakan kebun anggur itu kepada penggarap-penggarap lain yang mau memberikan kepadanya apa yang menjadi bagiannya dari hasil kebun itu pada waktunya.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Tentu kalian sudah membaca ayat ini dalam Kitab Suci: ‘Batu yang dibuang oleh tukang bangunan sudah menjadi batu yang terutama. Tuhanlah yang menyebabkan hal itu terjadi. Alangkah indahnya!’” “Jadi, ingatlah,” kata Yesus lagi, “semua hak yang sudah diberikan kepadamu sebagai umat Allah akan dicabut darimu dan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menuruti perintah-perintah Allah.” [Orang yang tersandung pada batu itu akan binasa, dan orang yang ditimpa batu itu akan hancur lebur menjadi debu.] Imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin agama Yahudi yang mendengarkan cerita itu, tahu bahwa yang Yesus maksudkan dengan penggarap-penggarap itu ialah mereka sendiri. Karena itu, mereka berusaha untuk menangkap Dia. Tetapi, mereka takut kepada orang banyak yang menganggap Yesus seorang nabi. [Yesus bercerita tentang pesta kawin] Yesus menceritakan lagi sebuah cerita yang lain kepada orang banyak. Ia berkata, “Kalau Allah memerintah, keadaannya seperti dalam cerita kiasan ini: Adalah seorang raja. Ia mengadakan pesta kawin untuk putranya. Pada waktu itu, ia menyuruh pelayan-pelayannya pergi ke rumah orang-orang yang sudah diundang untuk menjemput mereka. Tetapi, orang-orang itu tidak mau datang. Maka raja itu menyuruh pelayan-pelayannya yang lain pergi menjemput orang-orang itu. Raja berkata kepada pelayan-pelayan itu, ‘Katakan kepada orang-orang itu, bahwa saya sudah menyembelih sapi dan anak-anak sapi saya yang paling baik. Sekarang hidangan sudah siap, dan kalian dipersilakan datang.’ Tetapi tamu-tamu yang diundang itu tidak memperhatikan kata-kata pelayan-pelayan itu. Masing-masing pergi bekerja. Ada yang ke ladang dan ada yang ke perusahaannya. Bahkan ada yang menangkap pelayan-pelayan raja itu, lalu memukul dan membunuh mereka. Ketika raja itu mendengar hal itu, ia marah sekali. Ia mengirim tentaranya untuk membunuh orang-orang yang membunuh pelayan-pelayannya, lalu ia membakar kota mereka. Sesudah melakukan itu, raja itu memanggil pelayan-pelayannya yang lain, dan berkata, ‘Pesta sudah siap, tetapi orang-orang yang sudah diundang itu tidak patut untuk datang ke pesta ini! Jadi, sekarang pergilah ke jalan-jalan raya. Undanglah sebanyak mungkin orang yang ada di situ. Minta mereka datang ke pesta kawin ini.’ Maka pelayan-pelayan itu pergi ke jalan-jalan raya. Di sana mereka mengumpulkan semua orang yang mereka jumpai, yang baik maupun yang jahat. Lalu orang-orang itu dibawa ke pesta kawin, maka penuhlah ruang pesta dengan tamu-tamu. Kemudian raja itu datang dan masuk ke ruang pesta untuk melihat-lihat para tamu. Ia melihat ada seorang yang tidak memakai pakaian pesta. Ia bertanya kepada orang itu, ‘Engkau tidak memakai pakaian pesta, bagaimana engkau bisa masuk ke sini?’ Orang itu tidak dapat mengatakan apa-apa. Maka raja itu berkata kepada pelayan-pelayannya, ‘Ikat kaki dan tangan orang ini. Buang dia keluar, ke tempat yang gelap. Biar dia menangis dan menderita di sana.’” Kemudian Yesus mengakhiri cerita-Nya itu dengan berkata, “Tuhan memanggil banyak orang, tetapi sedikit saja yang mau datang kepada-Nya.” [Pertanyaan mengenai membayar pajak] Pemimpin-pemimpin agama Yahudi pergi dan berunding untuk menjebak Yesus dengan pertanyaan-pertanyaan. Mereka memanggil beberapa orang pengikut mereka dan beberapa orang anggota partai politik yang senang kepada Herodes. Lalu mereka menyuruh orang-orang itu pergi kepada Yesus. Orang-orang itu berkata kepada Yesus, “Pak Guru, kami tahu, Bapak jujur. Bapak mengajarkan dengan terus terang kehendak Allah untuk manusia. Dan Bapak tidak menghiraukan pendapat orang lain, sebab Bapak tidak pandang muka. Karena itu, katakanlah kepada kami apa pendapat Bapak mengenai pembayaran pajak! Menurut hukum agama kita, bolehkah kita membayar pajak kepada raja kerajaan Romawi atau tidak?” Yesus tahu bahwa mereka bermaksud jahat. Jadi, Ia berkata, “Kalian orang yang berpura-pura! Mengapa kalian mau menjebak Aku? Tunjukkanlah kepada-Ku uang yang kalian pakai untuk membayar pajak!” Mereka memberikan kepada-Nya sekeping uang perak, lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Gambar dan nama siapakah ini?” “Raja,” jawab mereka. Yesus berkata kepada mereka, “Kalau begitu, berilah kepada raja apa yang menjadi milik raja dan berilah kepada Allah apa yang menjadi milik Allah.” Mereka heran mendengarkan jawaban Yesus. Maka mereka pergi meninggalkan Dia. [Yesus menjawab pertanyaan tentang orang yang dihidupkan kembali dari kematian] Ada sebuah kelompok di antara orang Yahudi yang disebut kelompok Saduki. Salah satu kepercayaan mereka ialah bahwa orang yang sudah mati tidak akan hidup lagi. Pada suatu hari, beberapa orang Saduki datang kepada Yesus dan berkata, “Bapak Guru, di dalam ajaran Nabi Musa ada ajaran ini: Jikalau seorang laki-laki yang sudah beristri meninggal dan ia tidak punya anak, maka saudaranya harus kawin dengan janda yang ditinggalkan orang itu supaya mereka bisa mempunyai anak. Dan anak itu dianggap sebagai anak dari orang yang sudah meninggal itu. Pernah ada tujuh orang bersaudara. Yang sulung kawin, lalu meninggal tanpa mempunyai anak. Karena itu, adiknya yang pertama kawin dengan janda yang ditinggalkan. Tetapi, adiknya ini pun meninggal tanpa mempunyai anak. Hal yang sama terjadi juga dengan adiknya yang kedua, ketiga, keempat, kelima dan yang keenam. Sesudah itu, janda itu juga meninggal. Nah, apabila orang mati dihidupkan kembali, siapa dari antara ketujuh orang bersaudara itu yang akan menjadi suami wanita itu? Mereka semua pernah menjadi suaminya.” Yesus menjawab, “Kalian keliru sekali, karena kalian tidak mengerti isi Kitab Suci dan kalian tidak tahu tentang kuasa Allah! Kalau orang mati dihidupkan kembali, mereka tidak akan kawin lagi. Mereka akan hidup seperti malaikat di surga. Tentu kalian pernah membaca apa yang dikatakan Allah di dalam Kitab Suci tentang orang mati yang dihidupkan kembali. Allah berkata, ‘Aku adalah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.’ Nah, kita tahu bahwa Allah adalah Allah orang hidup. Ia bukan Allah orang mati!” Orang banyak yang ada di situ heran sekali mendengarkan penjelasan Yesus. [Perintah yang paling penting] Orang-orang Farisi mendengar bahwa Yesus membuat orang-orang Saduki tidak bisa berkata apa-apa lagi. Maka mereka berkumpul, lalu datang kepada Yesus. Seorang guru agama di antara mereka berusaha menjebak Yesus dengan suatu pertanyaan. Ia berkata, “Bapak Guru, perintah manakah yang paling penting di dalam hukum agama kita?” Yesus menjawab, “Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh hatimu. Cintailah Dia dengan seluruh perasaanmu, segenap jiwamu, dan seluruh pikiranmu. Itulah perintah yang paling penting dan terutama. Perintah penting yang kedua, sama seperti yang pertama itu: Cintailah orang lain seperti engkau mencintai dirimu sendiri. Semua hukum agama yang diberikan Musa kepada kita dan semua ajaran para nabi didasarkan atas kedua perintah itu.” [Pertanyaan mengenai Raja Penyelamat] Pada suatu hari, ketika pemimpin-pemimpin agama Yahudi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, “Apa pendapatmu tentang Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah? Keturunan siapakah Dia?” “Keturunan Daud!” jawab mereka. “Kalau begitu,” tanya Yesus, “mengapa Roh Allah memberi ilham kepada Daud untuk menyebut Raja Penyelamat itu Tuhan? Daud berkata, ‘Tuhan berkata kepada Tuhanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku sampai Aku membuat musuh-musuh-Mu takluk kepada-Mu.’ Nah, kalau Daud menyebut Raja Penyelamat itu adalah Tuhan, bagaimana mungkin Dia keturunan Daud?” Tidak seorang pun dari para pemimpin agama itu dapat menjawab Yesus. Dan sejak hari itu, tidak ada yang berani menanyakan apa-apa lagi kepada-Nya. [Hati-hati terhadap guru-guru agama dan orang-orang Farisi] Yesus berkata kepada orang banyak dan kepada pengikut-pengikutNya, “Guru-guru agama dan orang-orang Farisi sudah mendapat kekuasaan dari Tuhan untuk menerangkan arti dari hukum-hukum yang diberikan Musa kepada kita. Sebab itu, taatilah dan turutilah semua yang mereka perintahkan kepadamu, tetapi jangan melakukan apa yang mereka lakukan. Sebab, mereka tidak menjalankan apa yang mereka ajarkan. Mereka menyuruh orang melakukan hal-hal yang sulit, dan mereka membuat peraturan-peraturan yang berat. Tetapi mereka tidak menolong sedikit pun supaya orang-orang itu bisa menjalankan peraturan-peraturan itu. Semua yang mereka lakukan hanyalah supaya orang melihat bahwa mereka sangat taat kepada agama. Lihat saja pada pita sembahyang dengan ayat-ayat Kitab Suci yang mereka pakai di tangan dan di dahi mereka. Pitanya lebar-lebar dan jumbai baju mereka panjang-panjang! Kalau mereka pergi ke pesta atau ke rumah ibadat, mereka suka duduk di tempat-tempat untuk orang-orang terhormat. Mereka senang dihormati orang di tempat-tempat pertemuan dan mereka senang dipanggil ‘Bapak Guru’. Tetapi kalian ini, jangan mau dipanggil ‘Bapak Guru’. Sebab, kalian semua bersaudara dan yang menjadi gurumu hanya ada satu. Dan janganlah kalian memanggil seorang pun di dunia ini ‘Bapak’, sebab bapakmu hanya satu, yaitu Bapa yang di surga. Kalian jangan juga mau dipanggil ‘Pemimpin’ sebab pemimpinmu hanya ada satu, yaitu Raja Penyelamat yang Dijanjikan oleh Allah. Siapa saja yang mau menjadi yang terbesar di antaramu haruslah menjadi pelayanmu. Orang yang berusaha menjadi orang yang paling penting, Allah akan membuat dia menjadi tidak penting. Dan orang yang berusaha menjadi orang yang tidak penting, Allah akan membuat dia menjadi penting.” [Yesus mencela orang yang suka berpura-pura] Yesus berkata kepada guru-guru agama dan orang-orang Farisi, “Celakalah kalian, sebab kalian suka berpura-pura. Kalau ada orang mau menjadi umat yang diperintah oleh Allah, kalian menghalang-halangi dia. Kalian sendiri tidak mau menjadi umat yang diperintah Allah, tetapi kalau orang lain mau, kalian menghalang-halangi dia. Celakalah kalian, sebab kalian suka berpura-pura! Kalian menipu janda-janda dan mengambil apa yang mereka miliki. Lalu kalian berdoa panjang-panjang supaya orang mengira kalian orang baik. Allah nanti menghukum kalian dengan hukuman yang lebih berat! Celakalah kalian, sebab kalian suka berpura-pura. Hanya untuk membuat satu orang masuk agamamu, kalian pergi sampai jauh menyeberangi lautan dan menjelajahi daratan. Tetapi sesudah orang itu masuk agamamu, kalian membuat dia menjadi dua kali lebih jahat daripada kalian sendiri dan patut dimasukkan ke dalam neraka! Kalian seperti orang buta yang berusaha memimpin orang buta yang lain. Celaka kalian! Kalian mengajarkan begini kepada orang-orang, ‘Seandainya ada seseorang membuat janji. Lalu untuk janji itu, ia bersumpah dengan memakai nama Rumah Tuhan. Nah, kalau ia memakai nama itu dalam sumpahnya, maka ia tidak dipersalahkan kalau tidak menepati janjinya. Tetapi kalau di dalam sumpahnya itu ia memakai nama perabot emas yang ada di dalam Rumah Tuhan, ia wajib menepati janjinya.’ Kalian buta dan bodoh! Rumah Tuhan itu yang lebih penting, sebab Rumah itulah yang membuat emas itu menjadi suci! Kalian mengajarkan begini juga, ‘Seandainya ada seseorang membuat janji. Lalu untuk janji itu ia bersumpah dengan memakai nama mezbah. Nah, kalau ia memakai nama mezbah dalam sumpahnya, ia tidak dipersalahkan kalau tidak menepati janjinya. Tetapi kalau di dalam sumpahnya itu ia memakai nama persembahan yang dipersembahkan di atas mezbah itu, ia wajib menepati janjinya.’ Kalian buta sekali! Mezbah itu yang penting, sebab mezbah itulah yang membuat persembahan itu menjadi suci! Jadi, kalau orang bersumpah dengan memakai nama mezbah, itu berarti ia bersumpah demi mezbah dan semua persembahan yang ada di atas mezbah itu. Dan kalau orang bersumpah demi Rumah Tuhan, ia bersumpah demi Rumah Tuhan itu dan demi Allah yang tinggal di situ. Kalau orang bersumpah dengan menyebut surga dalam sumpahnya, berarti ia bersumpah demi takhta Tuhan dan demi Allah yang duduk di takhta itu. Kalian guru-guru agama dan orang-orang Farisi, kalian adalah orang-orang yang suka berpura-pura! Kalian taat sekali mengikuti peraturan memberi sepersepuluh dari hasil tanahmu kepada Tuhan. Bahkan rempah-rempah seperti selasih, adas manis, dan jintan pun kalian beri sepersepuluh dari hasilnya kepada Tuhan. Padahal yang paling penting dalam hukum agama tidak kalian perhatikan, misalnya: Keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Seharusnya kalian memperhatikan hal-hal itu dan tidak juga melalaikan yang lain. Memang kalian seperti orang-orang buta yang memimpin orang buta lain. Kalian cermat sekali menaati peraturan-peraturan yang tidak begitu penting, seperti kalian menyaring lalat dari dalam minuman. Padahal peraturan yang sesungguhnya paling penting, malah kalian langgar! Celakalah kalian, sebab kalian suka berpura-pura! Kalian mengikuti dengan cermat peraturan upacara agama yang dilihat orang, padahal di dalam hati kalian kejam dan suka mementingkan diri sendiri, sama seperti orang yang mencuci bersih-bersih mangkuk dan piringnya bagian luar saja, tetapi bagian dalamnya dibiarkannya kotor sekali! Farisi bodoh! Cuci dulu bagian dalamnya, nanti luarnya menjadi bersih juga! Kalian, guru-guru agama dan orang-orang Farisi, celakalah kalian! Kalian suka berpura-pura! Kalian seperti kubur yang dicat putih. Luarnya kelihatan bagus, tetapi dalamnya penuh dengan tulang-tulang orang mati dan semua yang busuk-busuk. Begitulah kalian! Dari luar kalian kelihatan baik, tetapi hatimu sebenarnya tidak demikian. Hatimu jahat!” [Hukuman terhadap guru-guru agama dan orang-orang Farisi] Yesus masih berbicara kepada guru-guru agama dan orang-orang Farisi. Ia berkata kepada mereka, “Celakalah kalian! Kalian suka berpura-pura! Kalian membangun makam yang bagus-bagus di kuburan nabi-nabi yang sudah mati, dan kalian hiasi tugu-tugu peringatan orang-orang yang hidupnya baik. Lalu kalian berkata, ‘Seandainya kami hidup di zaman nenek moyang kami dahulu, kami tidak akan turut dengan mereka membunuh nabi-nabi!’ Jadi, dengan berkata demikian, kalian mengakui sendiri bahwa kalian memang keturunan pembunuh nabi-nabi. Nah, kalau begitu, teruskan saja perbuatan nenek moyangmu itu; bunuh saja sampai habis semua nabi yang masih tersisa. Kalian jahat, keturunan orang jahat! Tidak mungkin kalian luput dari hukuman di neraka. Dengarkan baik-baik: Aku akan mengirim kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana, dan guru-guru. Kalian akan membunuh sebagian dari mereka dan menyalibkan yang lain. Ada yang akan kalian siksa di rumah-rumah ibadat, dan kalian kejar-kejar dari satu kota ke kota yang lain. Karena itu, hukuman atas semua pembunuhan yang dilakukan atas orang-orang yang tidak bersalah akan ditimpakan ke atas kalian -- mulai dari pembunuhan terhadap Habel yang tidak bersalah sampai kepada Zakharia anak Berekhia yang kalian bunuh di antara Rumah Tuhan dan mezbah. Percayalah, semua hukuman itu akan ditanggung oleh orang-orang zaman ini!” [Yesus kasihan kepada kota Yerusalem] Yesus berkata, “Yerusalem, Yerusalem! Nabi-nabi kaubunuh dan orang-orang yang diutus Allah kaulempari dengan batu sampai mati. Sudah berkali-kali Aku ingin mengumpulkan pendudukmu seperti induk ayam melindungi anak-anaknya di bawah sayapnya! Tetapi, mereka tidak mau! Karena itu, engkau akan ditinggalkan oleh Allah dan engkau akan hancur! Percayalah: Pendudukmu tidak akan melihat Aku lagi mulai sekarang sampai pada waktu mereka berkata, ‘Diberkatilah Dia yang datang sebagai utusan Tuhan.’” [Yesus berkata bahwa Rumah Tuhan di Yerusalem akan hancur] Sesudah itu, Yesus meninggalkan Rumah Tuhan. Di tengah jalan, para pengikut-Nya datang kepada-Nya dan menunjuk bangunan-bangunan rumah itu. “Ya,” kata Yesus, “sekarang kalian boleh melihat semua itu. Tetapi, percayalah, nanti tidak satu pun batu-batu bangunan itu yang akan tinggal tersusun pada tempatnya; semuanya akan dirobohkan.” [Yesus berkata bahwa pengikut-pengikut-Nya akan mengalami kesusahan dan penganiayaan] Ketika sampai di Bukit Zaitun, Yesus duduk dan pengikut-pengikut-Nya datang untuk berbicara dengan Dia sendirian. “Bapak Guru,” kata mereka, “beritahukanlah kepada kami kapan semua itu akan terjadi. Dan apa tanda-tanda yang menunjukkan akhir zaman dan kedatangan Bapak?” Yesus menjawab, “Berjaga-jagalah jangan sampai kalian ditipu orang. Banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku. Masing-masing akan berkata bahwa mereka adalah Raja Penyelamat. Dan mereka akan menipu banyak orang. Kalian akan mendengarkan bunyi pertempuran dan berita-berita peperangan. Tetapi jangan takut, sebab Allah sudah menentukan bahwa hal-hal itu memang harus terjadi. Namun itu tidak berarti bahwa Hari Kiamat sudah tiba. Bangsa yang satu akan berperang melawan bangsa yang lain dan negara yang satu akan menyerang negara yang lain. Di mana-mana akan ada kelaparan dan gempa bumi. Tetapi, semua itu baru permulaan saja dari kedatangan Raja Penyelamat. Itu seperti permulaan perasaan sakit seorang wanita pada waktu mau melahirkan. Lalu kalian akan ditangkap dan dihukum mati. Semua orang akan membenci kalian karena kalian taat kepada-Ku. Pada waktu itu, banyak di antara pengikut-pengikut-Ku akan tidak mau percaya lagi kepada-Ku. Mereka akan saling mengkhianati dan saling membenci. Lalu akan muncul banyak orang yang berkata bahwa mereka utusan dari Allah, padahal mereka bukan utusan dari Allah. Dan mereka akan menipu banyak orang. Orang jahat akan berkuasa di mana-mana sehingga banyak pengikut-Ku hampir-hampir tidak dapat mengasihi sesamanya lagi. Tetapi, siapa saja yang tetap percaya kepada-Ku sampai akhir, akan diselamatkan! Dan Kabar Baik tentang Allah yang akan memerintah manusia, disiarkan ke seluruh dunia supaya semua orang mendengarkannya. Sesudah itu, barulah Hari Kiamat tiba.” [Mezbah yang menajiskan Rumah Tuhan] Yesus melanjutkan pembicaraan-Nya dengan pengikut-pengikut-Nya. Ia berkata, “Nabi Daniel pernah berbicara tentang ‘Berhala jahat yang Menajiskan Rumah Tuhan’. Nah, kalian akan melihat berhala jahat itu berada di dalam Rumah Tuhan. (Catatan kepada pembaca: Perhatikanlah apa artinya!) Pada waktu hal itu terjadi, orang yang berada di Yudea, harus lari ke pegunungan. Dan orang yang berada di atap rumah jangan turun untuk mengambil sesuatu dari dalam rumah. Orang yang berada di ladang jangan kembali ke rumah untuk mengambil jubahnya. Hari-hari itu akan merupakan hari-hari yang sangat mengerikan bagi wanita-wanita yang sedang hamil dan bagi para ibu yang masih menyusui bayi! Berdoalah supaya jangan sampai pelarianmu terjadi pada musim hujan atau pada hari Sabat! Kesusahan pada hari-hari itu akan jauh lebih mengerikan daripada yang pernah terjadi sejak permulaan dunia sampai pada saat ini. Bahkan di hari-hari yang akan datang pun tidak akan terjadi hal yang semacam itu. Tetapi, demi umat-Nya, Allah akan memperpendek masa kesusahan itu. Sekiranya tidak, maka tidak ada seorang pun yang selamat. Pada masa itu, kalau orang berkata kepadamu, ‘Lihat, Raja Penyelamat itu ada di sini!’ atau ‘Raja Penyelamat ada di situ!’ -- jangan percaya kepada orang itu. Sebab, nanti akan muncul orang-orang yang mengaku sebagai penyelamat padahal mereka bukan penyelamat. Akan muncul juga orang-orang yang mengaku sebagai nabi padahal mereka bukan nabi. Mereka akan melakukan hal-hal yang luar biasa dan ajaib untuk menipu orang, dan kalau mungkin umat Allah juga. Jadi, ingat, saya sudah memberitahukannya terlebih dahulu kepadamu sebelum hal itu terjadi. Atau, kalau orang berkata kepadamu, ‘Lihat, Ia ada di sana di padang gurun!’ -- jangan kalian ke sana. Atau, kalau mereka berkata, ‘Lihat, Ia bersembunyi di sini!’ -- jangan percaya! Sebab, apabila Aku, Anak Manusia datang, kedatangan-Ku itu akan seperti cahaya kilat yang memancar dari ujung langit di timur sampai ke ujung barat. Di mana ada bangkai, di situ ada burung pemakan bangkai.” [Hal-hal yang akan terjadi pada Hari Kiamat] “Tidak lama sesudah kesusahan masa itu terjadi, matahari akan berhenti bersinar dan bulan tidak lagi bercahaya. Bintang-bintang akan jatuh dari langit dan benda-benda angkasa akan menjadi kacau-balau. Sesudah itu, di langit akan muncul suatu tanda yang menunjukkan bahwa Anak Manusia yang diutus Allah telah datang. Semua orang di bumi akan menangis ketika melihat Anak Manusia datang di atas awan dengan kuasa dan kebesaran yang luar biasa. Lalu trompet besar akan dibunyikan dan Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya mengumpulkan umat-Nya dari seluruh muka bumi.” [Pelajaran dari Pohon Ara] Yesus berkata lagi kepada pengikut-pengikut-Nya, “Ambillah pelajaran dari pohon ara. Kalau ranting-rantingnya hijau dan lembut, dan mulai bertunas, kalian tahu bahwa musim panas sudah dekat. Begitu juga kalau hal-hal yang Kukatakan itu sudah terjadi, dan kalian melihatnya, kalian tahu bahwa waktunya sudah dekat sekali. Ingat, semua itu akan terjadi sebelum orang-orang yang hidup sekarang ini mati semuanya. Langit dan bumi akan lenyap, tetapi apa yang Kukatakan akan tetap benar selama-lamanya.” [Tidak seorang pun tahu kapan Anak Manusia datang ke dunia] “Tetapi, tidak seorang pun tahu tanggal berapa dan pukul berapa Anak Manusia yang diutus Allah datang ke dunia. Malaikat-malaikat di surga tidak tahu dan Anak Manusia sendiri pun tidak tahu. Hanya Allah Bapa yang tahu. Apabila Anak Manusia datang nanti, keadaan dunia pada waktu itu seperti pada zaman Nuh dahulu. Pada hari-hari sebelum banjir besar itu, orang-orang hidup seperti biasa setiap hari, seolah-olah tak ada yang aneh yang akan terjadi. Mereka makan, minum, kawin dan begitu seterusnya sampai pada hari Nuh masuk ke dalam kapal. Ketika banjir datang dan melanda mereka semua, barulah mereka menyadari apa yang sedang terjadi. Begitulah juga keadaannya nanti kalau Anak Manusia datang. Pada waktu itu, akan ada dua orang yang sedang bekerja di ladang; seorang akan dibawa dan yang seorang lagi ditinggalkan. Akan ada dua orang wanita yang sedang menggiling gandum; seorang akan dibawa dan yang seorang lagi ditinggalkan. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kalian tidak tahu kapan Tuhanmu akan datang. Seandainya seorang kepala keluarga tahu bahwa nanti malam pencuri akan datang, tentu ia tidak akan tidur dan tidak akan membiarkan pencuri itu memasuki rumahnya. Karena itu, kalian harus juga bersiap-siap, sebab Anak Manusia yang diutus Allah akan datang pada saat kalian tidak menyangka Dia akan datang.” [Seorang pelayan harus setia dan bijaksana] Yesus berkata lagi, “Kalau seorang tuan hendak mengadakan perjalanan, ia akan mengangkat pelayannya yang setia dan bijaksana untuk mengepalai pelayan-pelayan lain dan mengurus makanan mereka selama ia pergi. Beruntung sekali pelayan itu apabila tuannya kembali dan mendapati dia sedang melakukan tugasnya. Percayalah, tuan itu akan menjadikan dia kepala atas semua urusan harta bendanya. Tetapi, kalau pelayan itu jahat, ia akan berkata dalam hati, ‘Masih lama lagi tuanku kembali.’ Maka ia mulai memukuli pelayan-pelayan lain dan makan-minum dengan orang-orang pemabuk. Tetapi, tidak disangka-sangka, tuannya kembali pada hari dan jam yang tidak diketahuinya. Maka tuan itu akan menghajar pelayan itu habis-habisan dan membuangnya ke tempat orang-orang munafik. Di sana pelayan itu akan menangis dan menderita.” [Cerita tentang sepuluh anak gadis] Yesus berkata, “Apabila Allah datang dan memerintah sebagai Raja, keadaannya seperti cerita ini: Sekali peristiwa ada pesta perkawinan. Pengantin wanitanya ditemani oleh sepuluh orang anak gadis. Ketika berangkat untuk menyambut pengantin laki-laki, sepuluh anak gadis itu membawa pelita mereka masing-masing. Tetapi, lima orang di antaranya bodoh sekali. Mereka membawa pelita tetapi tidak membawa persediaan minyak. Lima gadis yang lain bijaksana. Mereka membawa pelita dan juga persediaan minyak. Lama sekali mereka menunggu kedatangan pengantin laki-laki sehingga mengantuklah mereka lalu tertidur. Pada tengah malam, tiba-tiba terdengar orang berseru, ‘Pengantin datang, sambutlah dia!’ Sepuluh anak gadis itu cepat-cepat bangun dan memasang pelita mereka. Pelita kelima anak gadis yang bodoh itu hampir padam. Mereka berkata kepada kelima anak gadis yang bijaksana itu, ‘Berikanlah sedikit dari persediaan minyakmu. Pelita kami hampir padam!’ Gadis-gadis yang bijaksana itu menjawab, ‘Tidak bisa! Minyak kami tidak cukup untuk kita semua. Lebih baik kalian pergi membeli minyak di warung.’ Maka gadis-gadis yang bodoh itu pergi ke warung untuk membeli minyak. Tetapi, sementara mereka pergi, tibalah pengantin laki-laki. Kelima anak gadis bijaksana yang sudah siap itu masuk bersama pengantin ke ruangan pesta, lalu pintu ditutup! Kemudian gadis-gadis yang bodoh itu tiba. Mereka berseru, ‘Tuan, Tuan, bukakan pintu!’ Tetapi, pengantin laki-laki menjawab, ‘Saya tidak mengenal kalian. Kalian tidak boleh masuk!’” Lalu Yesus berkata lagi, “Karena itu, berjaga-jagalah selalu. Sebab, kalian tidak tahu hari apa atau jam berapa Tuhan datang.” [Cerita tentang tiga orang pelayan] Yesus masih terus mengajar pengikut-pengikut-Nya. Ia berkata, “Apabila Allah datang dan memerintah sebagai raja, keadaannya seperti cerita ini: Sekali peristiwa ada seorang laki-laki yang mau berangkat ke tempat yang jauh. Sebelum berangkat, ia memanggil pelayan-pelayannya. Ia memberikan hartanya kepada setiap pelayan dan menyuruh mereka mengurusnya. Setiap pelayan itu diberi menurut kesanggupan masing-masing untuk mengurus harta tuannya. Pelayan yang satu diberi lima ribu uang emas. Pelayan yang lain diberi dua ribu uang emas. Dan pelayan yang seorang lagi diberi seribu uang emas. Lalu tuan pelayan-pelayan itu berangkat. Pelayan yang diberi lima ribu uang emas segera mengambil uangnya dan pergi berdagang. Ia mendapat keuntungan sehingga uangnya menjadi sepuluh ribu uang emas. Pelayan yang diberi dua ribu uang emas itu juga segera mengambil uangnya dan pergi berdagang. Ia mendapat keuntungan sehingga uangnya menjadi empat ribu uang emas. Pelayan yang diberi seribu uang emas itu juga segera mengambil uangnya. Ia pergi menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya di situ. Tuan dari para pelayan itu pergi lama sekali. Setelah ia pulang, ia memanggil pelayan-pelayannya dan meminta mereka melaporkan apa yang sudah mereka buat dengan uang yang ditinggalkan pada mereka. Pelayan yang menerima lima ribu uang emas datang menghadap dan berkata, ‘Tuan, Tuan meninggalkan padaku lima ribu uang emas. Saya sudah berdagang dengan uang itu dan berhasil mendapat keuntungan lima ribu uang emas lagi. Ini uangnya.’ Lalu ia menyerahkan sepuluh ribu uang emas kepada tuannya. ‘Bagus,’ kata tuan itu, ‘engkau pelayan yang baik dan setia. Engkau ternyata bisa dipercayai untuk mengurus uang yang sedikit. Karena itu, aku akan memberikan kepadamu yang lebih banyak lagi. Aku percaya engkau dapat mengurusnya. Sekarang, masuklah ke dalam rumahku. Kau boleh ikut bersenang-senang dengan aku.’ Pelayan yang menerima dua ribu uang emas juga datang menghadap. Ia berkata kepada tuannya, ‘Tuan, Tuan meninggalkan padaku dua ribu uang emas. Saya sudah berdagang dengan uang itu dan berhasil mendapat keuntungan dua ribu uang emas lagi. Ini uangnya.’ ‘Bagus,’ kata tuan itu, ‘engkau pelayan yang baik dan setia. Engkau ternyata bisa dipercayai untuk mengurus uang yang sedikit. Karena itu, aku akan memberikan kepadamu yang lebih banyak lagi. Aku percaya engkau dapat mengurusnya. Sekarang, masuklah ke dalam rumahku. Kau boleh ikut bersenang-senang dengan aku.’ Lalu pelayan yang menerima seribu uang emas itu datang menghadap dan berkata, ‘Tuan, saya tahu Tuan orang yang keras. Tuan mau mengambil hasil dengan tidak bekerja. Saya takut kepada Tuan, jadi saya pergi dan menyembunyikan uang Tuan di dalam tanah. Ini uang Tuan.’ ‘Engkau pelayan yang jahat dan malas!’ kata tuan itu. ‘Engkau sendiri berkata bahwa aku mengambil hasil dengan tidak bekerja. Nah, mengapa engkau tidak menyimpan uangku di bank, supaya apabila aku pulang, aku dapat menerima kembali uangku dengan bunganya?’ Maka tuan itu menyuruh supaya uangnya diambil dari pelayan itu dan diberikan kepada pelayan yang mempunyai sepuluh ribu uang emas. Tuan itu berkata, ‘Pelayan ini tidak berguna! Sebab itu, lemparkanlah dia ke luar, ke tempat yang gelap. Biar ia menangis dan menderita di situ!’ ‘Sebab,’ kata tuan itu selanjutnya, ‘kalau orang sudah mempunyai sesuatu, ia akan mendapat lebih banyak lagi sampai berlimpah-limpah. Tetapi kalau orang tidak mempunyai apa-apa, ia akan kehilangan apa saja yang ada padanya.’” (25:29) [Menolong orang lain sama dengan melayani Kristus] Yesus berkata lagi, “Pada suatu waktu, Anak Manusia yang diutus Allah akan datang bersama semua malaikat-Nya dan Ia akan memerintah sebagai Raja. Ia akan duduk di atas kursi kerajaan dan semua orang di seluruh dunia akan dikumpulkan di hadapan-Nya. Lalu Ia akan membagi mereka dalam dua kelompok, seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Raja itu mengumpulkan orang-orang yang menuruti kemauan Allah di sebelah kanan-Nya dan semua yang lain di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu berkata kepada orang-orang yang ada di sebelah kanan-Nya, ‘Kalian sudah diberkati oleh Bapa-Ku. Sejak dunia ini diciptakan, Ia sudah merencanakan untuk menjadikan kalian umat-Nya. Jadi, sekarang, marilah dan nikmatilah berkat-berkat-Nya sebab kalian sudah menjadi umat-Nya! Kalian boleh menikmati semua itu karena kalian sudah menolong Aku. Aku lapar, kalian memberi Aku makan. Aku haus, kalian memberi Aku minum. Aku menjadi orang asing di negerimu, kalian menerima Aku di rumahmu. Aku tidak mempunyai pakaian, kalian memberi Aku pakaian. Aku sakit, kalian merawat Aku. Aku dipenjarakan, kalian menolong Aku.’ Lalu orang-orang yang sudah menuruti kemauan Allah itu menjawab, ‘Tuhan, kapan kami melihat Tuhan lapar dan kami beri makan? Kapan kami melihat Tuhan haus dan kami beri minum? Kapan kami melihat Tuhan sebagai orang asing dan kami menerima Tuhan dalam rumah kami? Kapan kami melihat Tuhan tidak mempunyai pakaian dan kami memberi pakaian? Kapan kami melihat Tuhan sakit atau dipenjarakan dan kami merawat Tuhan?’ Raja itu menjawab, ‘Kalian sudah melakukan hal itu kepada saudara-saudara-Ku yang paling kecil. Setiap kali kalian melakukan hal itu kepada mereka, itu berarti kalian melakukannya kepada-Ku!’ Lalu Raja itu akan berkata kepada orang-orang yang ada di sebelah kiri-Nya, ‘Kalian sudah mendapat hukuman dari Allah! Karena itu, pergilah dari sini! Masuklah ke dalam api kekal yang sudah disiapkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab, ketika Aku lapar, kalian tidak memberi Aku makan. Ketika Aku haus, kalian tidak memberi Aku minum. Ketika Aku menjadi orang asing di negerimu, kalian tidak menerima Aku di rumahmu. Ketika Aku tidak mempunyai pakaian, kalian tidak memberi Aku pakaian. Ketika Aku sakit dan dipenjarakan, kalian tidak merawat Aku.’ Lalu orang-orang yang ada di sebelah kiri Raja itu akan berkata, ‘Tuhan, kapan kami melihat Tuhan lapar atau haus atau menjadi orang asing di negeri kami atau tidak mempunyai pakaian atau sakit atau dipenjarakan dan kami tidak menolong Tuhan?’ Raja itu menjawab, ‘Kalian tidak menolong saudara-saudara-Ku yang paling kecil. Setiap kali kalian tidak menolong mereka, itu berarti kalian tidak menolong Aku.’” Kemudian Yesus mengakhiri cerita-Nya. Ia berkata, “Orang-orang di sebelah kiri Raja itu akan diusir dan dihukum untuk selama-lamanya. Tetapi, orang-orang di sebelah kanan-Nya yang sudah menuruti kemauan Allah akan hidup bahagia untuk selama-lamanya.” [Pemimpin-pemimpin Yahudi membuat rencana untuk membunuh Yesus] Setelah selesai mengajarkan semua hal itu, Yesus berkata kepada pengkut-pengikut-Nya, “Kalian tahu bahwa dua hari lagi adalah Hari Raya Paskah dan Aku, Anak Manusia, akan diserahkan kepada orang-orang untuk disalibkan!” Hari itu juga ketika Yesus mengatakan hal itu kepada pengikut-pengikut-Nya, para imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi berkumpul di istana Imam Agung Kayafas. Di situ mereka berunding untuk menangkap Yesus dengan diam-diam dan membunuh Dia. “Tetapi kita tidak boleh melakukan hal itu pada waktu perayaan,” kata mereka, “nanti rakyat membuat kerusuhan.” [Yesus dituangi dengan minyak di Betania] Di Betania ada orang bernama Simon. Kulitnya pernah kena penyakit yang mengerikan. Yesus pergi bertamu di rumahnya. Pada waktu Ia duduk makan di sana, ada seorang perempuan datang kepada-Nya. Perempuan itu membawa sebuah botol yang berisi minyak wangi yang sangat mahal. Ia itu menuangkan minyak itu ke atas kepala Yesus. Ketika pengikut-pengikut Yesus melihat kejadian itu, mereka menjadi marah, “Buat apa minyak itu dibuang-buang begitu saja?” kata mereka. “Minyak wangi itu dapat dijual dengan harga yang tinggi. Uangnya dapat diberikan kepada orang miskin!” Yesus tahu apa yang mereka pikirkan itu. Lalu Ia berkata, “Mengapa kalian membuat perempuan ini susah? Ia melakukan perbuatan yang baik dan pantas dipuji untuk Aku. Orang miskin selalu ada di antara kalian, tetapi Aku tidak akan selamanya tinggal bersama-sama dengan kalian. Ia menuangkan minyak wangi itu ke atas badan-Ku, karena ia sedang menyiapkan Aku untuk menghadapi waktu penguburan-Ku. Percayalah! Di seluruh dunia, di mana saja Kabar Baik dari Allah diberitakan orang, apa yang dilakukan perempuan ini akan diceritakan juga untuk mengenang dia.” [Yudas memutuskan untuk mengkhianati Yesus] Hari itu juga seorang dari kedua belas pengikut Yesus, yang bernama Yudas Iskariot, pergi kepada imam-imam kepala dan berkata kepada mereka, “Apa yang akan kalian berikan kepada saya kalau saya menolong kalian menangkap Yesus?” Maka mereka mengambil tiga puluh uang perak, lalu menghitung uang itu dan menyerahkannya kepadanya. Mulai saat itu, Yudas selalu mencari kesempatan yang baik untuk menolong mereka menangkap Yesus. [Yesus merayakan Hari Paskah bersama pengikut-pengikut-Nya] Pada hari pertama perayaan Roti Tidak Beragi, pengikut-pengikut Yesus datang kepada Yesus dan bertanya, “Bapak Guru, Bapak ingin kami menyediakan makanan Paskah di mana untuk Bapak?” Yesus menjawab, “Pergilah kepada seseorang di kota. Katakan kepadanya, ‘Bapak Guru mengatakan bahwa sudah sampai waktunya untuk-Ku; Aku mau merayakan Paskah di rumahmu bersama-sama dengan pengikut-pengikut-Ku.’” Pengikut-pengikut Yesus melakukan apa yang dikatakan oleh Yesus. Mereka pergi dan menyiapkan makanan untuk perayaan Paskah itu. Setelah malam, Yesus dan pengikut-pengikut-Nya duduk makan. Sementara mereka makan, Yesus berkata, “Dengarkan, seorang dari antara kalian akan menyerahkan Aku kepada para penguasa untuk ditangkap.” Pengikut-pengikut Yesus menjadi sangat sedih mendengar Yesus berkata begitu. Lalu mereka, seorang demi seorang, mulai berkata kepada Yesus, “Tentu bukan saya yang Bapak maksudkan!” Yesus menjawab, “Orang yang bersama-Ku mencelup roti ke dalam mangkuk, dialah yang akan menyerahkan Aku kepada para penguasa untuk ditangkap. Memang Aku, Anak Manusia, akan mati seperti yang tertulis di dalam Kitab Suci, tetapi celakalah orang yang menyerahkan Aku untuk ditangkap. Lebih baik bagi orang itu kalau ia tidak pernah lahir sama sekali!” Lalu Yudas si pengkhianat itu berkata, “Tentu bukan saya yang Bapak maksudkan!” Yesus menjawab, “Ya, begitulah katamu!” [Perjamuan untuk memperingati pengorbanan Tuhan] Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti dan mengucap terima kasih kepada Allah. Sesudah itu, Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya lalu memberikan-Nya kepada pengikut-pengikut-Nya sambil berkata, “Ambillah roti ini dan makanlah. Inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu, Ia mengambil segelas anggur dan mengucap terima kasih kepada Allah. Lalu Ia memberikannya kepada mereka sambil berkata, “Kalian semua, minumlah anggur ini. Inilah darah-Ku yang akan dicurahkan bagi banyak orang dan yang membuat perjanjian antara Allah dan manusia menjadi sah. Dengan demikian, Allah dapat mengampuni dosa mereka. Percayalah, Aku tidak akan minum anggur ini lagi. Nanti Aku akan minum anggur yang baru bersama-sama dengan kalian di dalam Dunia Baru yang diperintah oleh Bapa-Ku. Tetapi sebelum itu, Aku tidak akan minum anggur ini lagi.” Kemudian mereka menyanyi dan sesudah itu mereka pergi ke Bukit Zaitun. [Yesus meramalkan bahwa Petrus akan mengingkari Yesus] Pada malam itu, Yesus juga berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Malam ini juga kalian semua akan lari dan meninggalkan Aku. Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis, ‘Allah akan membunuh gembala domba-domba itu, sehingga domba-domba itu tercerai-berai.’ Tetapi, nanti Aku akan hidup kembali dan setelah itu Aku akan pergi ke Galilea mendahului kalian.” Petrus berkata kepada Yesus, “Biarpun semua kawan saya meninggalkan Bapak, saya sama sekali tidak akan berbuat begitu!” “Petrus,” kata Yesus, “Aku beritahukan kepadamu bahwa malam ini juga, sebelum ayam berkokok, engkau sudah tiga kali mengatakan kepada orang-orang bahwa engkau tidak mengenal Aku.” Petrus menjawab, “Bapak Guru, saya tidak akan berkata begitu, meskipun saya harus mati dengan Bapak!” Dan semua pengikut yang lain juga berkata begitu. [Yesus berdoa di Getsemani] Sesudah Yesus untuk terakhir kalinya makan bersama pengikut-pengikut-Nya yang terdekat, Ia pergi dengan mereka ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada mereka semua, “Duduklah di sini. Aku mau ke sana untuk berdoa.” Kemudian Ia mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk berjalan terus bersama Dia. Yesus sedih dan hati-Nya merasa berat. Ia berkata kepada ketiga orang pengikut-Nya itu, “Hati-Ku sedih sekali, rasanya seperti akan mati. Tunggulah kalian di sini dan berjagalah sementara Aku berdoa.” Yesus pergi agak jauh dari mereka, lalu sujud dan berdoa, “Bapa, Aku mohon janganlah biarkan Aku menanggung penderitaan ini. Tetapi, kalau Bapa memang mau supaya Aku menanggungnya, Aku bersedia.” Lalu Yesus kembali kepada ketiga pengikut-Nya dan menemukan mereka sedang tidur. Ia berkata kepada Petrus, “Tidak dapatkah kalian bertiga berjaga dengan Aku selama satu jam saja? Berjagalah dan berdoalah supaya kalian tidak dicobai. Kalian memang ingin berbuat yang benar, tetapi kalian tidak sanggup.” Yesus pergi lagi dan berdoa, “Bapa, Aku mohon janganlah biarkan Aku menanggung penderitaan ini. Tetapi, kalau Bapa memang mau supaya Aku menanggungnya, Aku bersedia.” Ketika Yesus kembali kepada ketiga pengikut-Nya itu, Ia menemukan mereka sedang tidur lagi, karena mereka terlalu mengantuk. Sekali lagi Yesus meninggalkan ketiga pengikut-Nya itu dan mengucapkan doa yang sama kepada Tuhan. Lalu Ia kembali kepada mereka dan berkata, “Aduh, kalian masih saja tidur dan istirahat! Lihat, sudah waktunya Anak Manusia utusan Allah diserahkan kepada orang-orang berdosa. Ayo bangun, mari kita pergi. Lihat, orang yang mau menyerahkan Aku kepada musuh sudah datang!” [Yesus ditangkap] Sementara Yesus masih berada di Taman Getsemani, Yudas datang bersama banyak orang. Orang-orang itu membawa pedang dan pentungan. Mereka ikut dengan Yudas karena diperintahkan oleh imam-imam kepala dan para pemimpin Yahudi. Pelayan dari Imam Agung ada juga di antara orang banyak itu. Yudas yang mengkhianati Yesus, sudah sepakat dengan mereka bahwa ia akan memberikan suatu tanda. Yudas berkata, “Orang yang saya cium, Dialah orang yang harus kalian tangkap!” Setelah sampai di Getsemani, Yudas langsung pergi kepada Yesus dan berkata, “Selamat, Pak Guru!” Lalu ia mencium Yesus. Yesus berkata, “Hai kawan, untuk apa kau ada sini?” Kemudian orang banyak itu maju menangkap Yesus dan mengikat Dia. Pengikut-pengikut Yesus ada juga di situ. Salah seorang di antara mereka mencabut pedangnya dan menyerang pelayan Imam Agung sehingga putus telinganya. “Masukkan kembali pedangmu ke dalam sarungnya,” kata Yesus kepada pengikut-Nya itu. “Setiap orang yang memakai pedang akan mati oleh pedang. Aku bisa memanggil Bapa-Ku dan pasti Ia akan segera mengirim lebih dari dua belas pasukan tentara malaikat untuk menolong Aku! Kalian kira Aku tidak bisa melakukan hal itu? Tetapi, kalau Aku berbuat itu, semua yang dikatakan tentang Aku di dalam Kitab Suci tidak bisa terjadi, sedangkan Kitab Suci sudah mengatakan bahwa semua yang terjadi pada-Ku hari ini harus terjadi!” Lalu Yesus berkata kepada orang banyak yang menangkap Dia, “Mengapa kalian harus datang membawa pedang dan pentungan untuk menangkap Aku? Apakah Aku ini penjahat? Setiap hari Aku mengajar di Rumah Tuhan! Mengapa kalian tidak menangkap Aku di situ? Tetapi, memang seharusnya begitu supaya apa yang dikatakan oleh nabi-nabi di dalam Kitab Suci benar-benar terjadi.” Semua pengikut Yesus lari meninggalkan Yesus. [Yesus di hadapan Pengadilan Tinggi orang Yahudi] Yesus ditangkap di Getsemani dan dibawa ke rumah Imam Agung Kayafas. Guru-guru agama Yahudi dan para pemimpin lain sudah berkumpul di rumah itu. Petrus mengikuti orang-orang dari jauh, lalu masuk ke halaman rumah Imam Agung dan duduk di sana bersama para pengawal. Ia ingin tahu apa yang akan terjadi dengan Yesus. Imam-imam kepala dan seluruh anggota Pengadilan Tinggi Yahudi ingin supaya Yesus dihukum mati. Karena itu, mereka berusaha untuk mendapat orang-orang yang mau berdusta mengenai Yesus. Banyak yang datang dan memberi kesaksian yang tidak benar. Meskipun begitu, tidak ada satu bukti pun yang cukup kuat untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Akhirnya dua orang tampil ke depan. Mereka berkata, “Orang ini berkata bahwa Ia dapat merobohkan Rumah Tuhan dan membangunnya kembali dalam tiga hari.” Imam Agung berdiri dan bertanya kepada Yesus, “Apa jawab-Mu terhadap tuduhan itu?” Tetapi, Yesus diam saja. Lalu Imam Agung berkata, “Demi Allah yang hidup, katakanlah yang benar. Apakah Engkau Raja Penyelamat yang dipilih Allah? Engkaukah Anak Allah?” Yesus menjawab, “Betul kata Tuan! Tetapi, percayalah: Mulai saat ini kalian akan melihat Anak Manusia yang diutus Allah memerintah bersama Allah Yang Mahakuasa dan kalian akan melihat Dia datang di atas awan di langit!” Ketika Imam Agung mendengarkan kata-kata itu, ia merobek pakaiannya karena marah. Ia berkata, “Orang ini berbicara melawan Allah! Kita tidak memerlukan saksi lagi! Kalian sudah mendengar sendiri Ia berbicara melawan Allah! Sekarang bagaimana pendapatmu?” Orang-orang di pengadilan itu menjawab, “Ia bersalah dan harus dihukum mati!” Lalu mereka meludahi muka Yesus dan memukul Dia. Ada juga yang menampar Dia dan berkata, “Kalau Engkau benar-benar Raja Penyelamat yang dipilih Allah, coba terka siapa yang menampar Engkau!” [Petrus mengatakan bahwa ia tidak mengenal Yesus] Pada waktu itu, Petrus sedang duduk di luar, di halaman rumah Imam Agung Kayafas. Seorang pelayan wanita yang bekerja pada Imam Agung itu datang dan berkata kepada Petrus, “Engkau juga pengikut Yesus orang Galilea itu!” Tetapi, Petrus menyangkal di depan semua orang yang ada di situ. “Saya tidak tahu apa maksudmu.” kata Petrus. Lalu ia pergi ke pintu halaman. Seorang pelayan wanita yang lain melihat Petrus dan berkata kepada orang-orang di situ, “Orang ini juga pengikut Yesus, orang Nazaret itu!” Lalu Petrus menyangkal lagi, dan bersumpah, “Sungguh-sungguh saya tidak kenal orang itu!” kata Petrus. Tidak lama sesudah itu, orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata, “Memang betul kau seorang dari pengikut Yesus. Itu kentara sekali dari logatmu.” Lalu Petrus bersumpah, “Sungguh, saya benar-benar tidak kenal orang itu!” Saat itu juga ayam berkokok. Maka Petrus teringat bahwa Yesus sudah berkata kepadanya, “Sebelum ayam berkokok, engkau sudah berkata sampai tiga kali bahwa engkau tidak mengenal Aku.” Kemudian Petrus keluar dan menangis tersedu-sedu. [Yesus dibawa kepada Pilatus] Pagi-pagi sekali, semua imam kepala dan pemimpin Yahudi memutuskan untuk menghukum mati Yesus. Mereka mengikat tangan-Nya dengan rantai, lalu membawa Dia dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, gubernur yang diangkat oleh pemerintah Romawi. [Yudas bunuh diri] Pada waktu Yudas, si pengkhianat, melihat Yesus dijatuhi hukuman mati, ia jadi menyesal. Karena itu, ia pergi kepada imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi dan mengembalikan ketiga puluh uang perak yang telah diterimanya dari mereka untuk mengkhianati Yesus. Ia berkata, “Saya berdosa; saya mengkhianati Orang yang tidak bersalah sehingga Ia dihukum mati!” Mereka menjawab, “Kami tidak peduli; itu bukan urusan kami! Itu urusanmu sendiri!” Yudas melemparkan uang itu ke dalam Rumah Tuhan, lalu pergi dan menggantung diri. Imam-imam kepala memungut uang itu dan berkata, “Ini uang darah, upah pembunuhan. Uang itu tidak boleh dipakai untuk persembahan di Rumah Tuhan, karena melanggar hukum agama kita.” Maka imam-imam kepala itu berunding dan memutuskan untuk membeli tanah dengan uang itu. Lalu mereka membeli sebidang tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk. Tanah itu mereka jadikan tanah pekuburan untuk orang bukan Yahudi. Itu sebabnya sampai hari ini tanah itu dinamakan “Tanah Darah”. Dahulu Nabi Yeremia pernah berkata begini, “Bangsa Israel setuju untuk menerima tiga puluh uang perak sebagai bayaran untuk Dia. Mereka mengambil uang itu dan memakainya untuk membeli Tanah Tukang Periuk, sama seperti yang diperintahkan Tuhan kepadaku.” Maka apa yang dikatakan Yeremia dahulu, sekarang sudah terjadi. [Yesus diadili di depan Gubernur] Ketika Yesus berdiri di depan Pilatus, gubernur negeri itu, Pilatus bertanya, “Apakah engkau raja orang Yahudi?” “Begitulah kata Tuan,” jawab Yesus. Imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi menuduh Yesus. Mereka berkata bahwa Yesus berbuat salah, tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab. Karena itu, Pilatus berkata kepada Yesus, “Apakah Engkau tidak peduli akan semua yang mereka katakan mengenai Engkau?” Yesus diam saja. Ia tidak menjawab satu kata pun sehingga gubernur itu heran sekali. [Yesus dijatuhi hukuman mati] Pada setiap Perayaan Paskah, gubernur biasanya melepaskan seorang tahanan yang diusulkan oleh orang banyak. Pada waktu itu, ada seorang hukuman yang terkenal, namanya Yesus Barabas. Jadi, Pilatus bertanya kepada orang banyak yang sudah berkumpul di situ, “Siapakah yang kalian mau saya lepaskan? Yesus Barabas atau Yesus yang disebut Kristus?” Pilatus tahu benar bahwa penguasa-penguasa Yahudi menyerahkan Yesus kepadanya karena mereka iri hati. Pada waktu itu, ketika Pilatus sedang duduk mengadili Yesus di balai pengadilan, istrinya mengirim pesan ini kepadanya, “Orang itu tidak bersalah. Jadi, jangan mencampuri perkara-Nya, sebab tadi malam saya bermimpi mengenai Dia. Dan saya merasa ngeri.” Imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi terus saja menghasut orang banyak yang hadir di situ supaya meminta Pilatus membebaskan Barabas dan menghukum mati Yesus. Tetapi Pilatus bertanya lagi, “Dari kedua orang itu, siapa yang kalian mau saya bebaskan untuk kalian?” “Barabas,” jawab mereka. “Kalau begitu, apa yang harus saya perbuat dengan Yesus yang disebut Kristus?” tanya Pilatus. “Salibkan Dia!” jawab mereka semua. “Tetapi apa kejahatan-Nya?” tanya Pilatus lagi. Lalu mereka mulai berteriak keras-keras, “Salibkan Dia!” Akhirnya Pilatus menyadari bahwa ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk melepaskan Yesus. Malah, ia merasa bahwa orang-orang itu mungkin akan membuat kerusuhan. Karena itu, ia mengambil air, lalu di hadapan orang banyak itu, ia mencuci tangannya dan berkata, “Saya tidak bersalah atas kematian Orang ini! Itu tanggung jawab kalian!” Semua orang yang ada di situ menjawab, “Ya, kami dan anak-anak kami bertanggung jawab atas kematian-Nya!” Maka Pilatus melepaskan Barabas sesuai dengan permintaan mereka. Lalu ia menyuruh orang mencambuk Yesus. Setelah itu, ia menyerahkan Dia kepada petugas untuk disalibkan. [Prajurit-prajurit mempermainkan Yesus] Prajurit-prajurit Roma membawa Yesus masuk ke dalam istana Pilatus. Lalu semua prajurit yang ada di situ mengelilingi Yesus. Mereka membuka pakaian-Nya dan memakaikan jubah ungu kepada-Nya. Di kepala-Nya mereka memasang mahkota yang dibuat dari ranting-ranting berduri, dan di tangan kanan-Nya mereka taruh sepotong kayu sebagai tongkat. Lalu mereka berlutut di depan-Nya dan mengejek, “Daulat Raja Orang Yahudi!” Kemudian mereka meludahi Dia. Setelah itu, mereka mengambil kayu yang di tangan-Nya lalu secara bergantian mereka memukul kepala-Nya dengan kayu itu dan mempermainkan Dia. Sesudah itu, mereka membuka jubah ungu itu dan memakaikan kembali pakaian-Nya sendiri. Kemudian mereka membawa Dia keluar untuk disalibkan. [Yesus Disalib] Di tengah jalan mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene, bernama Simon. Mereka memaksa dia memikul kayu salib Yesus. Lalu mereka sampai di suatu tempat yang bernama Golgota, yang artinya “Tempat Tengkorak”. Di situ orang memberi kepada-Nya anggur yang sudah dicampur dengan empedu pahit untuk diminum. Tetapi setelah Yesus mencicipi anggur itu, Ia tidak mau meminumnya. Kemudian prajurit-prajurit itu menyalibkan Dia. Lalu mereka membagi-bagi pakaian-Nya di antara mereka dengan diundi. Pada kayu salib di atas kepala-Nya, mereka memasang tulisan “Inilah Yesus, Raja Orang Yahudi.” Itulah kesalahan yang dituduhkan kepada-Nya. Setelah itu, mereka duduk di sana menjaga Dia. Bersama-sama dengan Dia, mereka menyalibkan juga dua orang penjahat, yang seorang di sebelah kanan, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Nya. (27:35) (27:35) (27:35) Orang-orang yang lewat di situ menggeleng-gelengkan kepala dan menghina Yesus. Mereka berkata, “Hei, Kau berkata Kau mau merobohkan Rumah Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari! Sekarang, kalau Kau benar-benar Anak Allah, turunlah dari salib itu, dan selamatkanlah diri-Mu!” Imam-imam kepala, guru-guru agama, dan pemimpin-pemimpin Yahudi mengejek Yesus begitu juga. Mereka berkata, “Ia menyelamatkan orang lain, padahal diri-Nya sendiri tidak bisa Ia selamatkan! Katanya Ia raja Israel! Baiklah Ia turun sekarang dari salib itu supaya nanti kita percaya kepada-Nya. Katanya Ia percaya kepada Allah dan Ia Anak Allah. Nah, mari kita lihat apakah Allah mau menyelamatkan Dia sekarang!” Penjahat-penjahat yang disalibkan di situ bersama dengan Dia malah menghina Dia juga seperti itu. [Kematian Yesus] Pada tengah hari seluruh negeri itu menjadi gelap selama tiga jam. Kira-kira pukul tiga sore, Yesus berteriak dengan suara keras, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” yang berarti “Ya Allahku, ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Beberapa orang yang berdiri di situ mendengar jeritan itu, dan mereka berkata, “Ia memanggil Elia!” Salah seorang di antara mereka cepat-cepat pergi mengambil bunga karang. Ia mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada ujung sebatang kayu dan mengulurkannya ke bibir Yesus. Tetapi orang-orang lain berkata, “Tunggu, mari kita lihat apakah Elia datang menyelamatkan Dia!” Kemudian Yesus berteriak lagi dengan suara keras, lalu menghembuskan napas-Nya yang penghabisan. Gorden yang tergantung di dalam Rumah Tuhan sobek menjadi dua dari atas sampai ke bawah. Bumi bergetar dan gunung batu terbelah. Kuburan-kuburan terbuka dan banyak umat Allah yang sudah meninggal, dihidupkan kembali dan keluar dari kuburan mereka. Dan setelah Yesus bangkit dari kematian, mereka masuk ke kota Yerusalem dan dilihat oleh banyak orang. Kepala pasukan dan prajurit-prajurit yang sedang menjaga Yesus melihat gempa bumi itu dan semua yang terjadi. Mereka ketakutan sekali. Mereka berkata, “Sungguh, Ia ini Anak Allah!” Di situ ada juga wanita-wanita yang sudah mengikuti Yesus sejak dari Galilea untuk menolong Dia. Di antara mereka ada: Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Yusuf serta ibu anak-anak Zebedeus. Mereka memperhatikan dari jauh semua yang terjadi di situ. [Yesus dikuburkan] Pada malam itu tibalah di Yerusalem seorang kaya dari kota Arimatea. Namanya Yusuf. Ia juga pengikut Yesus. Ia pergi kepada Pilatus dan meminta jenazah Yesus. Maka Pilatus memerintahkan supaya jenazah Yesus diberikan kepadanya. Yusuf mengambil jenazah itu dan membungkus-Nya dengan kain kafan baru dari lenan. Lalu ia meletakkan-Nya ke dalam kubur kepunyaannya sendiri. Kubur itu masih baru, dibuat di dalam bukit batu. Setelah jenazah Yesus diletakkan di situ, Yusuf menggulingkan sebuah batu yang besar untuk menutupi kubur itu, lalu ia pergi. Maria Magdalena dan Maria yang satu lagi duduk di situ menghadap kubur itu. [Kubur Yesus dijaga tentara] Pada hari Sabat, imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin agama Yahudi pergi bersama-sama menghadap Pilatus. Mereka berkata kepada Pilatus, “Tuan, kami teringat pada apa yang dikatakan penipu itu ketika Ia masih hidup. Ia pernah berkata begini: ‘Tiga hari sesudah Aku mati, Aku akan hidup kembali.’ Karena itu, kami mohon sudilah Tuan menyuruh tentara menjaga kubur-Nya baik-baik selama tiga hari. Kalau kubur-Nya tidak dijaga, pengikut-pengikut-Nya dapat mencuri mayat-Nya, lalu berkata kepada orang-orang bahwa Ia sudah hidup kembali. Dulu mereka menipu dengan mengatakan bahwa Dia adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah. Dan sekarang kalau mereka menipu lagi dengan mengatakan bahwa Ia hidup kembali dari kematian, maka penipuan yang terakhir ini akan lebih buruk daripada yang pertama.” “Ambillah pengawal,” kata Pilatus kepada mereka, “dan perintahkanlah supaya kubur itu dijaga sebaik-baiknya.” Maka mereka pergi ke kubur dan menyegel batu penutupnya, serta menyuruh pengawal berjaga di situ. [Yesus dihidupkan kembali dari kematian] Hari Sabat sudah lewat. Lalu pada hari Minggu, pagi-pagi sekali, Maria Magdalena dan Maria yang lain pergi melihat kubur Yesus. Tiba-tiba terjadi gempa bumi yang sangat kuat. Seorang malaikat Tuhan turun dari surga dan menggulingkan batu penutup kubur itu. Lalu ia duduk di atas batu penutup itu. Wajah malaikat itu bersinar, dan pakaiannya putih sekali. Tentara pengawal yang berjaga di situ sangat takut. Mereka gemetar dan jatuh pingsan sehingga menjadi seperti orang mati. Malaikat itu berkata kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain itu, “Jangan takut! Aku tahu, kalian sedang mencari Yesus yang sudah disalibkan itu. Yesus sudah berkata, bahwa Ia akan bangkit setelah Ia mati. Dan sekarang Ia memang sudah bangkit. Jadi, Ia tidak ada di sini lagi. Mari, lihat tempat kosong di mana orang telah meletakkan mayat-Nya. Sesudah itu, cepatlah pergi! Beritahukan begini kepada pengikut-pengikut-Nya: ‘Ia sudah bangkit dan sekarang sudah pergi ke Galilea lebih dulu daripada kalian. Di sana kalian akan melihat Dia!’” Lalu malaikat itu berkata lagi, “Ingatlah apa yang sudah kukatakan kepadamu ini.” Wanita-wanita itu cepat-cepat meninggalkan kubur itu. Mereka berlari untuk memberitahukan hal itu kepada pengikut-pengikut Yesus. Hati mereka takut bercampur gembira. Tiba-tiba Yesus datang kepada wanita-wanita itu dan berkata, “Salam!” Mereka mendekati Dia lalu memeluk kaki-Nya dan menyembah Dia. “Jangan takut!” kata Yesus kepada mereka, “pergilah kepada saudara-saudara-Ku, yaitu para pengikut-Ku. Beritahukanlah kepada mereka supaya mereka pergi ke Galilea; di sana mereka akan melihat Aku.” [Laporan tentara yang mengawal kubur Yesus] Wanita-wanita itu pergi kepada pengikut-pengikut Yesus yang lainnya. Sementara mereka pergi, beberapa dari tentara yang mengawal kubur itu kembali ke kota dan melaporkan kepada imam-imam kepala semua yang telah terjadi. Maka imam-imam kepala itu berkumpul dengan pemimpin-pemimpin Yahudi lalu berunding. Kemudian mereka memberikan uang yang jumlahnya sangat banyak kepada para tentara pengawal itu, dan berkata, “Kalian harus mengatakan bahwa pengikut-pengikut Yesus datang pada malam hari dan mencuri mayat-Nya waktu kalian sedang tidur. Dan kalau Tuan Gubernur mendengar hal itu, kami akan membujuk dia supaya dia percaya bahwa kalian tidak bersalah. Jadi, jangan takut. Ia tidak akan berbuat apa-apa kepada kalian.” Pengawal-pengawal itu mengambil uang itu dan melakukan apa yang dikatakan kepada mereka oleh imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi itu. Jadi, itulah berita yang sampai hari ini disebarkan ke mana-mana oleh orang-orang Yahudi. [Yesus mengutus pengikut-pengikut-Nya] Kesebelas pengikut Yesus pergi ke bukit di Galilea, sebab Yesus sudah menyuruh mereka ke sana. Ketika mereka melihat Dia di sana, mereka sujud menyembah Dia. Tetapi, di antara mereka ada yang masih ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata, “Allah sudah memberikan seluruh kuasa di surga dan di dunia kepada-Ku. Sebab itu, pergilah kepada semua orang di seluruh dunia; jadikanlah mereka pengikut-pengikut-Ku. Baptislah mereka atas nama Bapa, Anak, dan Roh Allah. Ajarlah mereka melakukan semua yang Kuperintahkan kepadamu. Aku akan selalu ada bersama kalian sampai Hari Kiamat.” [Khotbah Yohanes Pembaptis] Berikut ini adalah Kabar Baik tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Kabar itu sudah dimulai ketika Nabi Yesaya menulis begini: “Inilah orang yang Kuutus,” kata Allah. “Aku mengutus dia lebih dahulu daripada-Mu, supaya ia membuka jalan untuk-Mu.” Ada orang berseru-seru di padang pasir, “Siapkanlah jalan untuk Tuhan, ratakanlah jalan-jalan yang akan dilalui-Nya.” Yohanes muncul di padang gurun sesuai dengan apa yang ditulis oleh Yesaya. Yohanes membaptis orang dan menyebarkan berita bahwa orang harus bertobat dari dosa-dosa mereka dan harus dibaptis, supaya Allah mengampuni mereka. Semua orang dari negeri Yudea dan dari kota Yerusalem pergi mendengar Yohanes menyampaikan berita dari Allah. Mereka mengakui dosa-dosa mereka di depan umum dan Yohanes membaptis mereka di Sungai Yordan. Yohanes berkata, “Nanti sesudah saya, akan datang seseorang yang lebih besar daripada saya. Untuk menjadi hamba yang melepaskan tali sepatu-Nya pun, saya tidak layak. Saya membaptis dengan air, tetapi Ia akan membaptis kalian dengan Roh Allah.” Pakaian Yohanes terbuat dari bulu unta dan ikat pinggangnya dari kulit. Makanannya adalah belalang dan madu hutan. (1:6) (1:6) [Yohanes membaptis Yesus] Tidak lama sesudah itu, Yesus datang dari Nazaret di daerah Galilea ke tempat di mana Yohanes membaptis orang. Lalu Yohanes membaptis Yesus di Sungai Yordan. Setelah dibaptis, ketika keluar dari sungai itu, Yesus melihat langit terbuka dan Roh Allah, menyerupai burung merpati, turun ke atas-Nya. Lalu terdengar suara dari langit berkata, “Engkaulah Anak-Ku yang kukasihi. Engkau menyenangkan hati-Ku.” [Iblis mencobai Yesus] Langsung setelah itu, Roh Allah memimpin Yesus pergi ke padang gurun dan di sana Ia dicobai oleh Iblis. Empat puluh hari lamanya Yesus tinggal di tempat itu bersama binatang-binatang liar, dan malaikat-malaikat melayani Dia. [Yesus mengajak empat orang nelayan untuk mengikut Dia] Setelah Yohanes dipenjarakan, Yesus pergi ke Galilea dan mengabarkan Kabar Baik dari Allah di sana. Yesus berkata, “Sudah tiba saatnya Allah akan ditaati sebagai raja. Berhentilah berbuat dosa dan taatilah Allah. Percayalah akan Kabar Baik dari Allah!” Sementara Yesus berjalan menyelusuri pantai Danau Galilea, Ia melihat dua orang nelayan, yaitu Simon dan adiknya, Andreas. Mereka sedang menangkap ikan dengan jala di danau itu. Yesus berkata kepada mereka, “Ikutlah Aku. Aku akan mengajar kalian menjala orang.” Simon dan Andreas langsung meninggalkan jala mereka lalu mengikut Yesus. Yesus berjalan terus, lalu melihat dua orang bersaudara yang lain, yaitu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus. Mereka berada di dalam perahu dan sedang memperbaiki jala mereka. Begitu Yesus melihat mereka, Ia memanggil mereka. Maka mereka meninggalkan ayah mereka di dalam perahu bersama-sama orang-orang gajiannya, lalu pergi mengikut Yesus. [Seorang laki-laki yang kemasukan roh jahat] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya tiba di kota Kapernaum. Pada hari Sabat berikutnya, Yesus pergi ke rumah ibadat dan mengajar di situ. Orang-orang yang mendengar Yesus, kagum akan cara-Nya mengajar. Sebab, Ia mengajar dengan berwibawa, tidak seperti guru-guru agama Yahudi. Pada waktu itu, seorang laki-laki yang kemasukan roh jahat, masuk ke dalam rumah ibadat itu. Ia berteriak, “Hai Yesus, orang Nazaret, apakah yang akan Engkau perbuat terhadap kami? Apakah Engkau datang untuk membinasakan kami? Saya tahu siapa Engkau: Engkau utusan yang suci dari Allah!” “Diam!” bentak Yesus kepada roh itu. “Keluarlah dari orang ini!” Roh jahat itu mengguncang-guncangkan orang itu dengan keras, lalu keluar sambil berteriak. Semua orang yang berada di situ heran sekali sehingga mereka berkata satu sama lain, “Wah, apakah ini suatu ajaran yang baru? Orang ini mempunyai kuasa. Ia menyuruh roh-roh jahat keluar dan mereka menuruti perintah-Nya!” Maka berita tentang Yesus tersebar dengan cepat ke mana-mana di seluruh daerah Galilea. [Yesus menyembuhkan banyak orang] Yesus bersama Yakobus dan Yohanes serta pengikut-pengikut yang lain meninggalkan rumah ibadat itu. Mereka pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ketika Yesus dan pengikut-pengikut-Nya tiba di situ, Ia diberitahukan bahwa ibu mertua Simon sedang sakit demam. Yesus pergi kepadanya, lalu memegang tangannya dan menolongnya bangun. Demamnya hilang, lalu wanita itu mulai melayani mereka. Sore harinya, setelah matahari terbenam, orang-orang membawa semua yang sakit dan kemasukan roh jahat kepada Yesus. Orang-orang di seluruh kota itu berkerumun di depan rumah itu. Yesus lalu menyembuhkan banyak orang yang menderita segala macam penyakit. Ia juga mengusir banyak roh jahat dari orang-orang. Ia tidak mengizinkan roh-roh jahat itu berbicara, sebab mereka tahu siapa Dia. [Yesus menyiarkan perkataan Allah di Galilea] Keesokan harinya pagi-pagi benar, ketika masih gelap, Yesus bangun dan meninggalkan rumah. Ia pergi ke tempat yang sunyi di luar kota dan berdoa di sana. Tetapi, Simon dan teman-temannya pergi mencari Dia. Ketika mereka menemukan-Nya, mereka berkata, “Semua orang mencari Bapak.” Yesus menjawab, “Kita harus berjalan terus dan pergi ke kampung-kampung lain di sekitar sini supaya Aku bisa mengumumkan Kabar dari Allah di sana. Sebab, itulah maksudnya Aku datang ke sini.” Lalu Yesus pergi ke seluruh Galilea. Ia menyiarkan perkataan Allah di rumah-rumah ibadat dan mengusir roh-roh jahat dari orang-orang. [Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kulit] Ada seorang yang sakit kulit, datang kepada Yesus. Menurut agama Yahudi, orang yang mempunyai penyakit seperti itu tidak layak untuk menyembah Allah. Orang itu berlutut di depan Yesus dan minta dengan sangat supaya Yesus mau menolong dia. Ia berkata, “Bapak Guru, kalau Bapak mau, Bapak dapat menyembuhkan saya supaya saya layak menyembah Allah lagi.” Yesus kasihan sekali kepada orang itu. Jadi, Ia mengulurkan tangan-Nya dan memegang orang itu sambil berkata, “Aku mau menyembuhkan engkau. Jadilah sembuh!” Saat itu juga orang itu sembuh dari penyakitnya. Lalu Yesus memperingatkan dia dengan keras supaya tidak menceritakan hal itu kepada siapa pun. Yesus berkata kepadanya, “Ingat, jangan ceritakan hal ini kepada siapa pun. Tetapi, kau harus pergi kepada imam di rumah ibadat dan meminta dia memeriksa engkau. Dan sebagai tanda bahwa engkau sudah sungguh-sungguh sembuh, kau harus mempersembahkan kurban kepada Tuhan seperti yang diperintahkan oleh Musa.” Tetapi orang itu pergi dan menceritakan kejadian itu di mana-mana. Kepada setiap orang ia menceritakan bahwa Yesus telah menyembuhkan dia. Dan karena itu, Yesus tidak bisa masuk ke kota di mana ada banyak orang. Ia menyingkir ke tempat yang sepi di luar kota. Namun orang terus saja datang kepada-Nya dari mana-mana. [Yesus menyembuhkan seorang lumpuh] Beberapa hari kemudian, Yesus kembali ke kota Kapernaum. Maka tersebarlah kabar bahwa Yesus ada di rumah. Jadi, banyak orang datang ke rumah di mana Yesus tinggal. Karena terlalu banyak orang berkerumun di situ, rumah itu penuh sesak dengan orang sehingga di depan pintu masuk pun penuh dengan orang. Lalu Yesus menyampaikan berita dari Allah kepada mereka. Sementara Ia berbicara, empat orang datang dengan mengusung seorang lumpuh. Mereka mau membawa orang itu kepada Yesus. Tetapi ada terlalu banyak orang di situ, sehingga mereka tidak bisa mendekati Yesus. Jadi, mereka naik ke atap rumah dan membongkar atap tepat di atas tempat Yesus duduk. Dari lubang itu, mereka menurunkan orang lumpuh itu bersama tikarnya. Yesus melihat, mereka sangat percaya bahwa Ia dapat menyembuhkan orang yang sakit itu. Karena itu, Ia berkata kepada orang yang lumpuh itu, “Anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni.” Ada beberapa guru agama sedang duduk di situ. Mendengar Yesus berkata begitu kepada orang lumpuh itu, mereka berpikir, “Berani benar orang ini berkata begitu! Ia menghina Allah! Tidak seorang pun boleh mengampuni dosa, selain Allah sendiri!” Yesus langsung tahu apa yang ada di dalam pikiran mereka. Jadi, Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir seperti itu? Bukankah lebih mudah mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni,’ daripada mengatakan, ‘Bangunlah, angkat tikarmu dan berjalanlah?’ Karena itu, Aku akan membuktikan kepadamu bahwa Aku, Anak Manusia yang diutus oleh Allah, mempunyai kuasa di atas bumi untuk mengampuni dosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang yang lumpuh itu, “Bangunlah, angkat tikarmu dan pulanglah!” Orang itu berdiri dan mengambil tikarnya, lalu cepat-cepat pergi keluar. Semua orang yang ada di situ melihat hal itu. Mereka kagum sekali dan berkata, “Allah sungguh hebat! Belum pernah kita melihat hal seperti ini!” [Yesus mengajak Lewi mengikut Dia] Yesus kembali lagi ke pantai Danau Galilea. Banyak orang datang kepada-Nya dan Ia mengajar mereka. Pada waktu Yesus berjalan di situ Ia melihat Lewi, anak Alfeus, sedang duduk di rumah pajak. Lewi adalah pegawai pajak. Yesus berkata kepada Lewi, “Mari ikut Aku!” Lewi berdiri, lalu mengikuti Yesus. Kemudian Yesus ke rumah Lewi dan makan di situ. Pada waktu itu banyak pegawai pajak dan orang-orang lain yang dianggap tidak baik oleh orang Yahudi, sedang mengikuti Yesus. Dan banyak di antara mereka ikut makan bersama Yesus dan pengikut-pengikut-Nya. Beberapa guru agama melihat Yesus makan bersama orang-orang yang dianggap tidak baik itu. Mereka bertanya kepada pengikut-pengikut Yesus, “Mengapa Yesus makan bersama orang-orang seperti itu?” Yesus mendengar pertanyaan guru-guru agama itu dan Ia menjawab, “Bukan orang sehat yang memerlukan dokter, melainkan orang sakit. Aku datang bukan untuk orang yang menganggap dirinya sudah baik, melainkan untuk orang yang dianggap hina.” [Orang bertanya kepada Yesus mengapa pengikut-pengikut-Nya tidak berpuasa] Pada suatu hari pengikut-pengikut Yohanes Pembaptis dan para pengikut pemimpin-pemimpin agama Yahudi sedang berpuasa, tetapi pengikut-pengikut Yesus tidak berpuasa. Maka orang datang kepada Yesus dan bertanya, “Bapak Guru, pengikut Yohanes Pembaptis dan pengikut pemimpin-pemimpin agama Yahudi berpuasa. Tetapi, mengapa pengikut-pengikut Bapak tidak berpuasa?” Yesus menjawab, “Pada pesta kawin, selama pengantin laki-laki ada di pesta itu, tentu tamu-tamu disuguhi makanan dan mereka makan. Mustahil tidak! Namun akan tiba waktunya pengantin laki-laki dibawa pergi dan pada waktu itulah tamu-tamu tidak makan. Tidak ada orang yang mengambil sepotong kain yang baru dan menambalkannya pada baju yang sudah tua. Sebab, kain penambal itu akan menciut sehingga baju itu robek. Malah robekannya menjadi lebih besar. Begitu juga dengan anggur. Tidak ada orang yang mengambil anggur yang masih baru dan mengisinya ke dalam kantong kulit yang sudah tua. Sebab, anggur yang masih baru itu akan menyebabkan kantong kulit itu pecah. Akibatnya, anggurnya terbuang dan kantongnya rusak. Anggur yang baru harus ditaruh ke dalam kantong kulit yang baru juga!” [Orang bertanya kepada Yesus mengapa pengikut-pengikut-Nya memetik gandum pada hari Sabat] Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan melalui sebidang ladang gandum. Pengikut-pengikut-Nya yang berjalan bersama Dia mulai memetik gandum yang tumbuh di ladang. Pemimpin-pemimpin agama Yahudi melihat hal itu dan bertanya kepada Yesus, “Lihat, pengikut-pengikut-Mu melanggar hukum agama kita! Ini hari Sabat dan mereka memetik gandum!” Yesus menjawab, “Kalian pasti ingat apa yang dilakukan Raja Daud pada waktu ia dan anak buahnya lapar! Karena mereka memerlukan makanan, ia masuk ke dalam Rumah Tuhan dan mengambil roti yang sudah dipersembahkan kepada Allah! Lalu ia makan roti itu dan memberikannya juga kepada orang-orangnya, padahal menurut agama kita, hanya imam-imam yang boleh makan roti itu! Apakah kalian belum pernah membaca tentang hal itu? Cobalah baca; itu terjadi pada waktu Abyatar menjadi Imam Agung!” (2:25) Sesudah itu, Yesus berkata, “Hari Sabat dibuat untuk kepentingan manusia, bukan manusia untuk hari Sabat! Jadi, Anak Manusia adalah Tuhan yang berkuasa atas peraturan hari Sabat.” [Orang yang lumpuh satu tangannya] Pada suatu hari, Yesus kembali ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang lumpuh satu tangannya. Pada waktu itu, di rumah ibadat itu ada juga orang-orang yang ingin supaya Yesus berbuat salah dan mereka dapat menuduh Dia. Jadi, mereka terus mengawasi Dia untuk melihat apakah Ia akan menyembuhkan orang itu pada hari Sabat. Yesus berkata kepada orang itu, “Mari berdiri di sini di depan.” Lalu Yesus melihat kepada orang-orang di sekelilingnya dan berkata, “Menurut hukum agama, kita boleh berbuat apa pada hari Sabat? Berbuat baik kepada orang atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh dia?” Mereka diam saja, tidak menjawab sedikit pun. Maka Yesus memandang mereka dengan marah, tetapi hati-Nya sedih karena mereka terlalu keras kepala dan salah sekali. Lalu Yesus melihat kepada orang yang tangannya lumpuh itu dan berkata, “Ulurkan tanganmu!” Orang itu menuruti apa yang dikatakan oleh Yesus. Ia mengulurkan tangannya, dan tangannya sembuh. Maka orang-orang Farisi yang ada di situ meninggalkan rumah ibadat itu dan langsung pergi berunding dengan sahabat-sahabat Herodes untuk membunuh Yesus. [Yesus menyembuhkan banyak orang] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya pergi ke Danau Galilea untuk beristirahat, tetapi banyak sekali orang yang mengikuti Dia. Mereka datang dari Yudea, Yerusalem, Idumea, dari daerah di sebelah timur Sungai Yordan, dan dari daerah sekitar kota Tirus dan Sidon. Mereka semua datang kepada-Nya karena mereka sudah mendengar hal-hal yang dilakukan-Nya. Orang-orang yang mengikuti Dia banyak sekali. Karena itu, Ia menyuruh pengikut-pengikut-Nya menyediakan sebuah perahu. Lalu Ia naik ke perahu itu supaya tidak terhimpit oleh orang-orang itu. Ia sudah menyembuhkan banyak sekali orang sehingga semua orang sakit berdesak-desakan untuk mendekati Dia supaya bisa menjamah-Nya. Apabila orang-orang yang kemasukan roh jahat melihat Dia, mereka sujud di hadapan-Nya dan berteriak, “Engkau Anak Allah!” Namun Yesus memerintahkan dengan keras supaya roh-roh jahat itu tidak memberitahukan kepada seorang pun siapa Yesus. [Yesus memilih dua belas orang untuk menjadi pengikut-Nya] Pada suatu hari, Yesus naik ke sebuah bukit. Ia mengajak orang-orang yang mau dipilih-Nya menjadi pengikut-Nya. Orang-orang itu datang, lalu Ia memilih dua belas orang di antara mereka. Setelah itu, Ia berkata, “Aku memilih kalian untuk ikut dengan-Ku. Aku juga mau mengutus kalian untuk menyebarkan Kabar Baik dari Allah. Aku akan memberikan kepadamu kuasa untuk mengusir roh-roh jahat.” Inilah nama kedua belas orang itu yang dipilih Yesus: Simon (yang juga disebut Petrus) Yakobus dan Yohanes, yaitu kedua anak Zebedeus (kedua bersaudara itu disebut “Anak Guntur”) Andreas Filipus Bartolomeus Matius Tomas Yakobus anak Alfeus Tadeus Simon si Patriot Yudas Iskariot, yang mengkhianati Yesus. [Yesus dituduh bersekongkol dengan kepala roh-roh jahat] Setelah itu, Yesus pulang ke rumah. Tetapi, orang banyak datang lagi berkumpul sehingga Ia dan pengikut-pengikut-Nya tidak sempat makan. Ketika keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka pergi untuk mengambil Dia sebab orang berkata bahwa Dia sudah gila. Guru-guru agama yang datang dari Yerusalem berkata, “Ia kemasukan Beelzebul, kepala roh-roh jahat, yang memberi-Nya kuasa untuk mengusir roh-roh jahat.” Maka Yesus memanggil guru-guru agama itu dan berbicara kepada mereka dengan memakai kiasan. Yesus berkata, “Bagaimana mungkin roh jahat mengusir roh jahat? Seandainya di dalam sebuah negara penduduknya pecah menjadi golongan-golongan yang saling bermusuhan, tentu negara itu akan hancur. Dan seandainya di dalam sebuah keluarga anggota-anggotanya pecah menjadi kelompok-kelompok yang saling bermusuhan, keluarga itu pun akan hancur. Jadi, kalau kerajaan roh jahat terpecah menjadi kelompok-kelompok yang saling bermusuhan, kerajaan itu tidak akan bertahan, tetapi akan hancur. Seandainya ada orang yang mau merampas harta seorang yang kuat, apakah yang harus dilakukannya? Tentu ia harus terlebih dahulu mengikat orang kuat itu, baru ia bisa masuk ke dalam rumahnya dan merampas harta orang itu. Percayalah! Apabila orang berbuat dosa dan mengucapkan kata-kata yang jahat terhadap orang lain, Allah dapat mengampuni semua perbuatan dan kata-kata mereka itu. Tetapi, apabila orang mengucapkan kata-kata jahat terhadap Roh Allah, Allah tidak akan mengampuni dia. Sebab, kata-kata jahat terhadap Roh Allah adalah dosa yang tidak terhapus untuk selama-lamanya.” ( Yesus berkata begitu sebab ada yang berkata bahwa Ia kemasukan roh jahat.) [Siapakah ibu dan saudara-saudara Yesus?] Yesus sedang mengajar di sebuah rumah dan orang-orang duduk di sekeliling-Nya. Sementara itu, ibu dan saudara-saudara-Nya datang. Mereka berdiri di luar dan menyuruh orang memanggil Dia. Orang itu pergi dan berkata kepada Yesus, “Bapak Guru, ibu dan saudara-saudara Bapak ada di luar. Mereka mencari Bapak.” Yesus bertanya, “Siapakah ibu dan saudara-saudara-Ku yang sebenarnya?” Lalu Yesus memandang kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya dan berkata, “Inilah ibu dan saudara-saudara-Ku! Karena, orang yang melakukan kehendak Allah, itulah ibu-Ku dan saudara-Ku.” [Cerita kiasan tentang benih] Pada suatu hari, Yesus datang lagi ke pantai Danau Galilea dan mengajar di situ. Di sana, orang-orang yang berkumpul di sekeliling Yesus begitu banyak sehingga Yesus naik ke atas perahu dan duduk di situ untuk mengajar. Orang-orang berdiri di pantai di tepi danau dan Yesus duduk di dalam perahu di atas air di danau itu. Lalu Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan memakai cerita-cerita kiasan. Ia berkata, “Dengarlah! Adalah seorang petani. Ia pergi ke ladangnya untuk menabur benih gandum. Ketika ia menabur, ada benih yang jatuh di jalan. Burung datang dan benih-benih itu dimakan sampai habis. Ada benih yang jatuh di tempat berbatu yang tanahnya hanya sedikit. Benih-benih itu cepat bertumbuh sebab tanahnya tidak dalam. Tetapi ketika matahari sudah panas, tanaman gandum yang masih muda itu mulai layu kemudian kering dan mati sebab akarnya tidak masuk cukup jauh ke dalam tanah. Ada juga benih yang jatuh di tengah-tengah tumbuhan berduri. Semak-semak berduri itu tumbuh menjadi besar dan mengimpit tanaman gandum itu, sehingga tidak bisa berbuah. Tetapi, ada juga benih yang jatuh di tanah yang subur. Benih-benih itu tumbuh menjadi besar dan menghasilkan banyak gandum: Ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh, dan ada yang seratus.” Setelah Yesus mengakhiri cerita itu, Ia berkata, “Kalian sudah mendengar apa yang Kukatakan kepadamu. Jadi, perhatikanlah hal itu!” [Mengapa Yesus memakai cerita kiasan untuk mengajar orang] Ketika orang banyak sudah pergi, para pengikut Yesus datang kepada-Nya dan minta supaya Ia menerangkan arti cerita kiasan itu. Maka Yesus menerangkan arti cerita itu. Yesus berkata, “Allah sangat baik hati kepada kalian sehingga Ia membuat kalian dapat mengerti bagaimana keadaannya kalau Allah memerintah manusia. Tetapi, ada orang-orang yang bukan umat Allah. Mereka tidak tunduk kepada perintah-perintah Allah. Orang-orang itu diajar dengan cerita kiasan. Maksudnya, supaya: Mereka terus memperhatikan tetapi tidak tahu apa yang terjadi. Mereka terus mendengar, tetapi tidak mengerti. Seandainya mereka melihat dan mengerti, pasti mereka akan datang kepada Allah dan Ia akan mengampuni mereka.” [Yesus menerangkan arti cerita kiasan mengenai benih gandum] Lalu Yesus bertanya kepada pengikut-pengikut-Nya, “Apakah kalian tidak mengerti cerita kiasan yang Kuceritakan tadi? Kalau begitu, bagaimana kalian bisa mengerti cerita kiasan yang lain? Inilah arti cerita tentang petani yang menabur benih gandum itu. Petani itu ibarat orang yang menyiarkan kabar baik dari Allah. Benih yang jatuh di pinggir jalan adalah orang-orang yang mendengar kabar itu, tetapi segera melupakannya karena kabar itu diambil oleh Iblis. Ada orang-orang lain yang seperti benih yang jatuh di tempat berbatu-batu. Mereka mendengar kabar itu dan langsung menerimanya dengan senang hati. Tetapi, kabar itu tidak masuk sampai dalam di hati mereka. Mereka percaya kepada kabar itu hanya untuk sementara waktu. Kalau orang lain mulai memperlakukan mereka dengan tidak baik dan mereka menderita karena percaya akan kabar baik itu, maka mereka tidak mau percaya lagi. Ada lagi orang-orang lain yang seperti benih yang jatuh di antara tumbuhan berduri. Mereka mendengar kabar baik dari Allah, tetapi mereka terlalu banyak berpikir mengenai hidup di dunia ini. Mereka suka hidup mewah dan mempunyai banyak sekali keinginan untuk kesenangan dunia. Karena itu, kabar baik itu terdesak di dalam hati mereka dan tidak bisa menghasilkan apa-apa yang baik. Tetapi, ada juga orang-orang lain yang seperti benih yang jatuh di tanah yang subur. Mereka percaya akan kabar itu dan menerimanya di dalam hati mereka sehingga mereka melakukan hal-hal yang baik, sama seperti benih gandum itu yang tumbuh subur dan menghasilkan banyak gandum: Ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh, dan ada yang seratus.” [Cerita kiasan tentang lampu yang ditutup dengan tempayan] Yesus melanjutkan pelajaran-Nya. Ia berkata, “Apakah pernah orang menyalakan lampu lalu menutupnya dengan tempayan atau menaruhnya di bawah tempat tidur? Tentu tidak! Malah ia akan meletakkan lampu itu di atas kaki lampu! Apa yang tersembunyi akan dibawa keluar supaya dilihat oleh semua orang. Apa yang tertutup akan dibuka supaya diketahui orang. Nah, kalian sudah mendengar apa yang Kukatakan. Jadi, kalian harus memperhatikannya!” Lalu Yesus berkata lagi, “Dengarkan baik-baik apa yang akan Kukatakan ini: Kalau kalian menilai orang, ukuran yang kalian pakai untuk menilai, akan dipakai oleh Allah juga untuk menilai dirimu sendiri -- bahkan Allah akan menilai dengan lebih keras. Orang yang sudah mengerti, Allah akan membuat dia mengerti lebih banyak lagi. Tetapi bagi orang yang tidak mengerti dan tidak mau mengerti, kemungkinan yang masih ada padanya untuk mengerti akan hilang; itu akan diambil daripadanya.” [Cerita kiasan tentang benih yang tumbuh dan menjadi besar] Yesus berkata lagi, “Kalau Allah memerintah sebagai raja, keadaannya dapat diumpamakan seperti cerita berikut ini. Ada seorang yang menabur benih di ladangnya. Setelah itu, ia pergi tidur pada malam hari. Dan pada siang hari, ia bangun dan bekerja lagi; begitu seterusnya setiap hari. Sementara itu, benih-benih itu tumbuh dan menjadi besar. Tetapi, orang itu tidak tahu apa yang membuat benih-benih itu bisa tumbuh dan menjadi besar. Tanaman itu keluar sendiri dari dalam tanah dan bertumbuh, mula-mula pucuknya, kemudian daunnya, lalu gandumnya. Dan kalau gandumnya sudah masak, orang itu mulai menuai karena sudah musim panen.” [Cerita kiasan mengenai benih sawi] Yesus memberikan sebuah cerita kiasan yang lain. Ia memulai cerita itu dengan bertanya kepada orang-orang yang mendengarnya, “Kalau Allah memerintah sebagai raja, bagaimanakah keadaannya? Contoh apakah yang dapat kita pakai untuk menerangkannya? Nah, cerita kiasan berikut ini dapat kita pakai sebagai contoh: Ada seorang petani mengambil benih sawi dan menanam benih itu di tanah. Benih sawi adalah benih yang paling kecil di dunia. Tetapi kalau benih itu sudah tumbuh, ia menjadi tanaman yang terbesar dari antara tanaman sayur yang lain. Cabang-cabangnya besar-besar sehingga burung dapat datang dan membuat sarang di situ.” Banyak cerita kiasan seperti itu yang dipakai Yesus apabila Ia menyampaikan kabar baik dari Allah kepada orang-orang. Ia mengajar sebanyak yang mereka bisa mengerti dan Ia selalu memakai cerita kiasan. Tetapi apabila Ia sudah sendirian dengan pengikut-pengikut-Nya, Ia menjelaskan arti dari semua cerita itu kepada mereka. [Yesus meredakan angin ribut] Pada hari itu juga setelah matahari terbenam, Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Mari kita pergi ke seberang danau.” Maka pengikut-pengikut Yesus itu meninggalkan orang banyak itu di situ dan naik ke perahu. Yesus sedang duduk di situ. Lalu mereka berlayar dengan membawa Yesus bersama mereka. Di situ ada juga perahu-perahu lain. Setelah mereka berlayar, tiba-tiba datang angin ribut yang sangat keras. Gelombang di danau itu memukul perahu yang mereka tumpangi sehingga perahu itu hampir penuh dengan air. Pada waktu itu, Yesus berada di buritan kapal dan sedang tidur dengan memakai bantal di kepala-Nya. Pengikut-pengikut Yesus membangunkan Dia dan berkata, “Bapak Guru, kita celaka! Apakah Bapak tidak peduli?” Yesus berdiri dan berkata kepada angin itu, “Diam!” Lalu kepada ombak di danau itu, Ia berkata, “Tenang!” Maka angin pun reda dan danau menjadi tenang sekali. Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Mengapa kalian takut? Seharusnya kalian percaya kepada-Ku!” Mereka kagum sekali dan berkata satu sama lain, “Siapa sebenarnya Dia ini sehingga angin dan ombak pun taat kepada-Nya?” [Yesus menyembuhkan seorang yang dikuasai roh jahat] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sampai di seberang Danau Galilea di daerah orang Gerasa. Segera setelah Yesus turun dari perahu, ada seorang laki-laki keluar dari gua-gua kuburan dan datang kepada Yesus. Orang itu dikuasai roh jahat. Ia tinggal di daerah kuburan dan berkeliaran siang malam di situ dan di bukit-bukit, sambil berteriak-teriak dan melukai badannya dengan batu. Ia tidak bisa diikat lagi, karena ia kuat sekali dan tidak ada seorang pun yang cukup kuat yang dapat menahan dia. Sudah sering kaki dan tangannya diikat dengan rantai besi, tetapi ia selalu memutuskan rantai-rantai itu. (5:3) (5:3) Dari jauh ia sudah melihat Yesus dan berlari mendapati-Nya. Ia lalu sujud di depan Yesus sambil berteriak dengan suara yang keras, “Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi! Mau Kauapakan saya? Demi Allah, saya mohon, janganlah menghukum saya!” ( Orang itu berkata begitu sebab Yesus berkata kepadanya, “Roh jahat, keluarlah dari orang ini!”) Lalu Yesus bertanya kepadanya, “Siapa namamu?” Orang itu menjawab, “Nama saya ‘Legiun’ -- kami banyak sekali!” Berulang kali orang itu minta dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh jahat itu keluar dari daerah itu. Pada waktu itu, di dekat tempat itu ada banyak sekali babi yang sedang mencari makan di lereng bukit. Maka roh-roh jahat itu minta kepada Yesus supaya mereka disuruh masuk ke dalam babi-babi itu. Lalu Yesus menyetujui permintaan mereka. Maka mereka keluar dari orang itu dan masuk ke dalam babi-babi itu. Seluruh kawanan babi itu lari dan terjun dari tepi jurang ke dalam danau, lalu tenggelam. Semuanya ada kira-kira dua ribu ekor. Melihat kejadian itu, para penjaga babi itu lari dan menceritakan hal itu kepada orang-orang di kota dan di desa-desa di sekitarnya. Lalu orang-orang keluar untuk melihat apa yang telah terjadi. Ketika mereka datang kepada Yesus, mereka melihat orang itu, yang tadinya dikuasai roh jahat, duduk di situ. Ia sudah berpakaian dan pikirannya sudah waras. Maka mereka semua takut dan kagum. Orang-orang yang melihat sendiri kejadian itu menceritakan kepada orang-orang yang datang ke situ apa yang telah terjadi dengan orang itu dan tentang babi-babi itu. Lalu orang-orang di daerah itu minta supaya Yesus meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik ke dalam perahu, orang yang tadinya dikuasai roh jahat itu, minta kepada-Nya supaya ia boleh ikut. Namun Yesus tidak mengizinkannya. Sebaliknya, Yesus berkata, “Kau harus pulang ke rumah dan beritahukanlah kepada kaum keluargamu apa yang telah dilakukan Tuhan kepadamu dan bagaimana baiknya Ia terhadapmu!” Maka orang itu pergi dan menceritakan di mana-mana di seluruh daerah Sepuluh Kota tentang apa yang telah dilakukan Yesus kepadanya. Semua orang heran mendengar hal itu. [Yesus menyembuhkan seorang anak perempuan dan seorang wanita] Yesus kembali lagi ke seberang danau. Di sana di tepi danau itu banyak orang datang dan berkumpul di sekeliling Yesus. Pada waktu itu datang juga seorang laki-laki bernama Yairus. Ia seorang pemimpin rumah ibadat di tempat itu. Ketika ia melihat Yesus, ia sujud di depannya dan berkata, “Bapak Guru, anak perempuan saya sakit keras. Saya mohon dengan sangat sudilah Bapak datang dan meletakkan tangan Bapak pada anak saya itu supaya ia sembuh dan tidak mati!” Lalu Yesus pergi dengan Yairus. Orang-orang yang berjalan mengikuti mereka banyak sekali. Orang-orang itu berdesak-desak di sekeliling Yesus. Di antara orang-orang itu ada seorang wanita yang sakit pendarahan. Sudah dua belas tahun lamanya ia menderita gangguan haid. Ia sudah pergi kepada banyak dokter dan sudah menghabiskan banyak uang, tetapi ia bukannya menjadi sembuh melainkan bertambah sakit. Wanita itu sudah mendengar banyak tentang Yesus. Jadi, ia ikut bersama orang banyak itu dan berjalan di belakang Yesus. Di dalam hatinya ia berpikir, “Kalau saya bisa memegang biarpun hanya jubah-Nya, pasti saya sembuh!” Maka ia memegang jubah Yesus dan pendarahannya langsung berhenti. Ia tahu bahwa ia sembuh dari penyakitnya. Saat itu juga Yesus merasa bahwa ada kekuatan yang keluar dari diri-Nya. Karena itu, Ia menoleh kepada orang banyak yang ada di situ dan bertanya, “Siapa yang memegang pakaian-Ku?” Pengikut-pengikut-Nya menjawab, “Bapak melihat sendiri, begini banyak orang yang berdesak-desakan. Masakan Bapak bertanya lagi siapa yang memegang jubah Bapak?” Tetapi Yesus tetap melihat ke sekelilingnya untuk mengetahui siapa yang melakukan hal itu. Mendengar Yesus berkata begitu, wanita itu gemetar dan ketakutan karena ia menyadari apa yang telah terjadi pada dirinya. Maka ia sujud di depan Yesus dan mengakui semuanya. Yesus berkata kepadanya, “Anak-Ku, karena engkau percaya kepada-Ku maka engkau sembuh. Pergilah dengan sejahtera. Engkau sungguh-sungguh sudah sembuh!” Sementara Yesus masih berbicara, tibalah beberapa orang pesuruh dari rumah Yairus. Mereka berkata kepada Yairus, “Tuan, putri Tuan sudah meninggal. Tak usah lagi menyusahkan Bapak Guru.” Tetapi Yesus tidak peduli akan kata-kata orang-orang itu. Ia berkata kepada Yairus, “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus berjalan terus. Tetapi ia tidak mau orang lain ikut, kecuali Petrus dan Yakobus serta saudara Yakobus, yaitu Yohanes. Setelah tiba di rumah Yairus, Yesus melihat orang-orang di situ ribut sekali. Mereka menangis dan meratap. Yesus masuk dan berkata kepada mereka, “Tidak usah ribut! Untuk apa menangis? Anak itu tidak mati, ia hanya tidur!” Mendengar Yesus berkata begitu, mereka menertawakan Dia. Maka Yesus menyuruh mereka semua keluar. Lalu Ia mengajak ayah-ibu anak itu bersama Petrus, Yakobus, dan Yohanes, masuk ke dalam kamar anak itu. Yesus memegang tangan anak itu dan berkata, “Talita kum,” yang berarti “Anak perempuan, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Saat itu juga anak itu bangun dan mulai berjalan. (Umurnya dua belas tahun.) Semua orang yang melihat hal itu sangat kagum. Tetapi, Yesus melarang keras mereka supaya jangan memberitahukan hal itu kepada orang lain. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan. [Yesus pulang ke Nazaret] Yesus pulang ke kampung halaman-Nya di Nazaret dan pengikut-pengikut-Nya pergi bersama Dia. Ketika tiba hari Sabat, yaitu hari beribadat untuk orang Yahudi, Yesus pergi ke rumah ibadat dan mengajar. Banyak orang hadir di situ. Mereka semua heran mendengar pengajaran Yesus. Mereka bertanya, “Dari mana Ia tahu semua itu? Kepandaian apa ini yang diberikan kepada-Nya? Bagaimana Ia melakukan hal-hal yang ajaib? Dia tukang kayu anak Maria! Yakobus, Yoses, Yudas, dan Simon itu saudara-saudara-Nya. Dan saudara-saudara-Nya yang perempuan pun ada di kota kita ini!” Maka mereka tidak mau menerima ajaran-Nya. Yesus berkata kepada mereka, “Di mana-mana orang menghormati seorang nabi. Tetapi, di kotanya sendiri dan oleh sanak saudara serta keluarganya, nabi tidak dihormati.” Di kota Nazaret Yesus tidak dapat melakukan satu keajaiban pun. Ia hanya meletakkan tangan-Nya ke atas beberapa orang sakit dan menyembuhkan mereka. (6:6a) Ia heran bahwa mereka tidak percaya kepada-Nya. (6:6b) [Yesus mengutus dua belas pengikut-Nya] Kemudian Yesus pergi di kampung-kampung sekitar tempat itu dan mengajar orang-orang. Ia memanggil kedua belas pengikut-Nya dan menyuruh mereka berkumpul. Lalu ia mengutus mereka berdua-dua dan Ia memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh jahat dari dalam orang-orang. Sebelum mereka berangkat, Ia memberi perintah ini kepada mereka, “Jangan membawa apa-apa di perjalanan, selain tongkat. Jangan membawa makanan, jangan membawa kantong sedekah, jangan membawa uang. Pakailah sepatu, tetapi jangan membawa dua helai baju. Kalau kalian tiba di sebuah kota dan orang-orang di situ menerima kalian, tinggallah di satu rumah saja sampai kalian pergi dari kota itu, jangan pindah-pindah. Tetapi kalau kalian sampai di suatu tempat, dan orang-orang di situ tidak mau menerima kalian atau tidak mau mendengar berita yang kalian sampaikan kepada mereka, tinggalkan tempat itu dan kebaskan debu yang menempel di kakimu. Itu akan menjadi peringatan kepada orang-orang di tempat itu!” Setelah menerima perintah itu, kedua belas pengikut Yesus itu pergi dan memberitahukan kepada orang-orang bahwa mereka harus berhenti berbuat dosa dan mulai melakukan apa yang dikehendaki Allah. Pengikut-pengikut Yesus juga mengusir banyak roh jahat dan menyembuhkan banyak orang sakit dengan mengoleskan minyak zaitun pada mereka. [Yohanes Pembaptis dihukum mati] Raja Herodes mendengar tentang semua yang dilakukan Yesus. Sebab, di seluruh Galilea, orang berbicara mengenai keajaiban-keajaiban yang dilakukan-Nya. Ada yang berkata, “Ia Yohanes Pembaptis yang hidup kembali! Itu sebabnya Ia mempunyai kuasa untuk melakukan keajaiban.” Tetapi, ada pula yang berkata, “Dia Elia.” Yang lain lagi berkata, “Dia nabi, seperti seorang nabi zaman dahulu.” Ketika Herodes mendengar itu, ia berkata, “Ini tentu Yohanes Pembaptis. Dahulu saya menyuruh orang memancung kepalanya. Sekarang ia hidup kembali!” Memang dahulu Herodes sudah menyuruh orang menangkap Yohanes dan memerintahkan supaya ia diikat dan dimasukkan ke dalam penjara. Herodes melakukan itu karena Yohanes berulang kali menegur dia mengenai Herodias. Sebab, Herodes sudah mengawini Herodias iparnya sendiri, istri saudaranya yang bernama Filipus. Yohanes terus berkata kepada Herodes, “Engkau tidak boleh kawin dengan istri saudaramu. Itu melanggar hukum agama!” Karena itu, Herodias dendam kepada Yohanes dan ingin membunuh dia. Tetapi, Herodias tidak dapat melakukan hal itu karena dihalang-halangi Herodes. Sebab, Herodes sudah menyuruh orang menjaga Yohanes baik-baik, karena ia takut kepada Yohanes. Ia tahu Yohanes orang yang baik, yang diutus oleh Allah. Dan memang setiap kali Yohanes berbicara, Herodes suka mendengarkannya. Tetapi, setiap kali ia mendengarkan Yohanes, ia menjadi gelisah sekali. Akhirnya Herodias mendapat kesempatan pada hari ulang tahun Herodes. Pada waktu itu, Herodes mengadakan pesta untuk semua pejabat tinggi kerajaan, untuk perwira-perwira, dan untuk tokoh-tokoh masyarakat Galilea. Di pesta itu anak gadis Herodias menari dan tariannya menyenangkan hati Herodes dan tamu-tamunya. Karena itu, Herodes berkata kepada gadis itu, “Kau boleh minta apa saja yang kauinginkan. Aku bersumpah bahwa sekalipun engkau minta separuh dari kerajaanku, aku akan memberikannya kepadamu!” Lalu gadis itu keluar dan bertanya kepada ibunya, “Ibu, apa sebaiknya yang akan saya minta?” Ibunya menjawab, “Mintalah kepala Yohanes Pembaptis.” Gadis itu cepat-cepat kembali kepada Herodes dan berkata, “Saya minta kepala Yohanes Pembaptis sekarang juga di atas baki!” Permintaan itu membuat Herodes sedih. Tetapi, ia sudah bersumpah di depan para tamu, jadi ia tidak dapat menolak permintaan itu. Karena itu, ia langsung memerintahkan seorang pengawal untuk pergi mengambil kepala Yohanes. Pengawal itu segera pergi ke penjara dan memancung kepala Yohanes. Lalu ia membawa kepala itu di atas baki dan menyerahkannya kepada gadis itu. Dan gadis itu memberikannya kepada ibunya. Ketika pengikut-pengikut Yohanes mendengar hal itu, mereka pergi mengambil jenazah Yohanes dan menguburkannya. [Yesus memberi makan lima ribu orang] Setelah melakukan apa yang diperintahkan Yesus kepada mereka, kedua belas pengikut Yesus itu kembali dan berkumpul lagi dengan Yesus. Mereka melaporkan semua yang telah mereka lakukan dan ajarkan kepada orang-orang. Pada waktu itu, banyak sekali orang datang ke tempat Yesus berada. Yang satu datang, yang lain pergi. Begitu seterusnya sehingga Yesus dan pengikut-pengikut-Nya tidak mempunyai waktu sama sekali, biarpun hanya untuk makan. Karena itu, Yesus berkata kepada kedua belas pengikut-Nya, “Mari kita pergi ke tempat yang sepi di mana kita bisa sendirian, supaya kalian dapat beristirahat sedikit.” Maka mereka berangkat dengan perahu menuju ke tempat yang sepi. Tetapi, banyak orang melihat mereka ketika mereka berangkat. Orang-orang itu tahu siapa mereka. Jadi, dari semua kota di daerah itu, orang-orang keluar dan berlari melalui jalan darat mendahului Yesus dan pengikut-pengikut-Nya ke tempat yang akan didatangi Yesus. Ketika Yesus turun dari perahu, ia melihat orang banyak itu sudah ada di situ. Mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Ia kasihan kepada mereka dan mulai mengajarkan banyak hal kepada mereka. Ketika hari sudah mulai malam, pengikut-pengikut Yesus berkata kepada Yesus, “Bapak Guru, tempat ini sepi, dan hari sudah hampir malam. Lebih baik Bapak menyuruh orang-orang ini pergi supaya mereka bisa membeli makanan di desa-desa dan kampung-kampung di sekitar sini.” Tetapi Yesus menjawab, “Kalian saja yang memberi mereka makan!” Pengikut-pengikut Yesus menyahut, “Bagaimana mungkin? Untuk membeli roti bagi orang-orang ini, harus ada uang sebanyak gaji delapan bulan!” Lalu Yesus berkata, “Kalian punya berapa roti? Coba periksa!” Maka mereka pergi memeriksanya, lalu kembali kepada-Nya dan berkata, “Ada lima roti dan dua ekor ikan.” Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Suruh orang-orang itu duduk berkelompok di atas rumput.” Maka orang banyak itu duduk berkelompok secara teratur. Ada yang seratus orang sekelompok dan ada yang lima puluh orang sekelompok. Yesus mengambil lima roti dan dua ikan itu, lalu menengadah ke langit dan mengucap terima kasih kepada Allah. Kemudian Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya dan memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya supaya dibagi-bagikan kepada orang banyak itu. Begitu juga dengan kedua ikan itu. Ia membagi-bagikannya kepada mereka semua dan mereka makan sampai kenyang. Lalu pengikut-pengikut Yesus mengumpulkan roti dan ikan yang tidak dimakan, semuanya ada dua belas bakul penuh. Ada kira-kira lima ribu orang laki-laki yang makan pada waktu itu. [Yesus berjalan di atas air] Setelah itu, Yesus langsung menyuruh pengikut-pengikut-Nya naik ke perahu dan berlayar mendahului Dia ke kota Betsaida di seberang Danau Galilea. Sementara itu, Ia tinggal dan menyuruh orang banyak itu pulang. Setelah mengucapkan selamat jalan kepada mereka, Yesus pergi ke sebuah bukit untuk berdoa di situ. Hari sudah malam ketika perahu yang ditumpangi pengikut-pengikut Yesus itu berada di tengah-tengah danau. Pada waktu itu Yesus masih sendirian di darat, tetapi Ia melihat mereka mendayung perahu dengan susah payah, sebab angin berlawanan arah dengan perahu. Karena itu, kira-kira antara pukul tiga dan enam pagi Ia pergi kepada mereka dengan berjalan di atas air. Ia berjalan seolah-olah akan melewati mereka, tetapi mereka melihat Dia berjalan di atas air. Dan mereka berpikir itu hantu, jadi mereka berteriak ketakutan. Saat itu juga Yesus berbicara kepada mereka. Ia berkata, “Tenanglah! Aku Yesus, jangan takut!” Lalu Ia masuk ke dalam perahu mereka, dan angin pun reda. Mereka heran sekali, sebab mereka belum bisa memahami arti dari keajaiban yang dibuat Yesus ketika Ia memberi makan lima ribu orang. Hal itu terlalu sulit untuk mereka. [Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sampai di Genesaret dan berlabuh di sana. Ketika mereka keluar dari perahu, orang-orang langsung mengenali Dia. Mereka segera pergi ke mana-mana ke seluruh daerah itu dan mengambil orang-orang mereka yang sakit. Mereka meletakkan orang-orang sakit itu di atas tikar dan membawanya kepada Yesus. Kalau mereka mendengar bahwa Yesus ada di suatu tempat, mereka pergi ke sana membawa orang-orang sakit itu. Ke mana saja Yesus pergi, baik ke desa, ke kota atau ke kampung, orang juga selalu pergi ke sana sambil membawa orang-orang mereka yang sakit ke alun-alun. Mereka minta supaya Yesus mengizinkan orang-orang sakit itu menyentuh jubah Yesus, meskipun hanya ujungnya. Semua yang menyentuhnya menjadi sembuh. [Peraturan-peraturan dari nenek moyang] Pada suatu hari, ada beberapa orang Farisi dan beberapa guru agama yang datang dari Yerusalem, berkumpul dan datang kepada Yesus. Mereka melihat pengikut-pengikut Yesus makan dengan tangan yang tidak bersih, karena tidak mencuci tangannya terlebih dahulu menurut peraturan agama. Orang Farisi, dan juga semua orang Yahudi yang lain, taat sekali kepada peraturan nenek moyang mereka. Mereka tidak akan makan sebelum mencuci tangannya menurut cara yang sudah ditentukan. Bahkan apa yang dibeli di pasar tidak akan mereka makan kalau belum dicuci lebih dahulu menurut cara-cara itu. Masih banyak peraturan lain dari nenek moyang mereka yang mereka taati betul, misalnya peraturan mencuci gelas, mangkuk, dan perkakas-perkakas lainnya yang dibuat dari tembaga. Jadi, karena orang-orang Farisi dan guru-guru agama itu melihat pengikut-pengikut Yesus makan dengan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, maka mereka berkata kepada Yesus, “Pengikut-pengikut-Mu makan dengan tidak mencuci tangannya terlebih dahulu! Mengapa mereka tidak mengikuti peraturan nenek moyang kita?” Yesus menjawab, “Kalian orang munafik, suka berpura-pura! Tepat sekali apa yang diramalkan oleh Nabi Yesaya. Ia menulis begini tentang kalian: ‘Allah berkata, Orang-orang semacam ini menghormati Aku hanya di mulut, tetapi hatinya tidak. Percuma saja mereka menyembah Aku, sebab mereka mengajarkan peraturan-peraturan manusia, lalu berkata bahwa itu peraturan dari Allah!’ Kalian tidak taat kepada perintah-perintah Allah, tetapi taat kepada ajaran-ajaran manusia.” Lalu Yesus berkata lagi, “Pandai sekali kalian menolak perintah-perintah Allah supaya bisa mempertahankan ajaranmu sendiri! Sebab, Musa berkata, ‘Hormatilah ayah dan ibumu,’ dan kalian juga tahu bahwa Musa berkata, ‘Orang yang berbicara tidak baik terhadap ayah ibunya harus dihukum mati.’ Tetapi, kalian mengajar begini kepada orang-orang: ‘Kalau uang yang seharusnya kalian berikan kepada ayah-ibumu sudah kalian persembahkan sebagai kurban kepada Allah, maka kalian tidak lagi berkewajiban untuk menolong ayah-ibumu.’ Sebab, apa yang merupakan kurban kepada Allah adalah milik Allah. Jadi, dengan ajaran itu kalian menghapuskan perintah-perintah Allah. Bukan hanya itu, tetapi masih banyak lagi hal lain seperti itu yang kalian lakukan.” [Hal-hal yang menyebabkan orang tidak layak menyembah Allah] Sesudah Yesus berbicara dengan orang-orang Farisi dan guru-guru agama itu, Ia memanggil lagi orang-orang lain yang ada di situ dan berkata kepada mereka, “Kalian semua, dengarlah dan berusahalah mengerti! Tidak ada sesuatu pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, bisa menyebabkan orang itu tidak layak menyembah Allah. Sebaliknya, yang keluar daripadanya itulah yang menyebabkan dia tidak layak menyembah Allah. Jadi, kalau punya telinga, dengarlah.” Setelah itu, Yesus meninggalkan orang banyak itu dan masuk ke dalam rumah. Pengikut-pengikut-Nya datang kepada-Nya dan minta supaya Ia menerangkan kepada mereka arti dari peribahasa yang Ia ajarkan tadi kepada orang banyak. Maka Yesus berkata kepada mereka, “Kalian sama saja dengan orang-orang lain! Apakah kalian tidak mengerti? Semua yang masuk dari luar ke dalam seseorang sesungguhnya tidak satu pun yang dapat menyebabkan orang itu tidak layak menyembah Allah. Sebab, yang masuk dari luar itu, tidak masuk ke dalam hatinya, tetapi ke dalam perutnya, kemudian keluar lagi dari badannya.” (Dengan berkata begitu Yesus menyatakan bahwa semua makanan halal.) Lalu Yesus berkata lagi, “Justru yang keluar dari orang, itulah yang menyebabkan orang itu tidak layak menyembah Allah. Sebab, bukan dari luar tetapi dari dalam, yaitu dari dalam hati orang itu, timbul pikiran-pikiran jahat. Dan pikiran-pikiran itulah yang menyebabkan orang melakukan hal-hal yang tidak pantas, mencuri, membunuh, berbuat zina, bersikap serakah, dan melakukan segala macam hal yang jahat; menipu, melakukan hal-hal yang memalukan, menceritakan hal-hal yang tidak baik tentang orang lain, bersikap iri, sombong, dan bodoh dalam melakukan hal-hal yang baik. Semua yang jahat itu datang dari dalam hati orang, dan itulah yang menyebabkan dia tidak layak menyembah Allah.” [Yesus menyembuhkan anak perempuan seorang wanita bukan Yahudi] Setelah itu, Yesus meninggalkan tempat itu dan pergi ke daerah dekat kota Tirus. Di situ Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau orang tahu bahwa Ia ada di situ. Tetapi, Ia tidak bisa terus bersembunyi. Seorang wanita mendengar tentang Dia. Ia langsung datang dan sujud di depan-Nya. Wanita itu bukan bangsa Yahudi. Ia lahir di daerah Fenisia di negeri Siria. Anaknya yang perempuan sakit, kemasukan roh jahat. Wanita itu minta dengan sangat supaya Yesus mengusir roh jahat itu dari anaknya. Tetapi Yesus berkata, “Kurang baik kalau makanan untuk anak-anak diambil dan diberikan kepada anjing. Anak-anak harus diberi makan terlebih dahulu.” “Tuan,” jawab wanita itu, “anjing-anjing di bawah meja pun makan sisa-sisa makanan yang dijatuhkan anak-anak dari meja!” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Karena Ibu menjawab seperti itu, sekarang pulanglah; roh jahat sudah keluar dari anak Ibu!” Kemudian wanita itu pulang. Di rumahnya ia menemukan anaknya sedang berbaring di tempat tidur, dan roh jahat sudah benar-benar keluar dari anak itu. [Yesus menyembuhkan seorang yang bisu tuli] Setelah itu Yesus meninggalkan daerah Tirus. Ia meneruskan perjalanan-Nya melalui kota Sidon dan lewat daerah Sepuluh Kota, lalu terus ke Danau Galilea. Di situ beberapa orang membawa seorang bisu tuli kepada Yesus. Mereka minta supaya Ia meletakkan tangan-Nya pada orang itu dan menyembuhkan dia. Maka Yesus mengajak dia sendiri ke samping, lalu meludah dan menjamah lidahnya. Kemudian Yesus memasukkan jari-Nya ke dalam kedua telinga orang itu. Sesudah itu Yesus memandang ke atas dan bernapas keras lalu berkata, “Terbukalah!” Saat itu juga orang itu bisa mendengar dan lidahnya tidak kaku lagi sehingga ia dapat berbicara dengan baik. Lalu Yesus minta kepada orang-orang di situ supaya mereka tidak menceritakan kejadian itu kepada orang lain. Tetapi, semakin Yesus melarang mereka, semakin mereka menyebarkan berita itu ke mana-mana. Semua orang yang mendengar berita itu sangat heran. Mereka berkata, “Semua yang dilakukan-Nya baik sekali! Ia membuat orang tuli mendengar dan orang bisu berbicara!” [Yesus memberi makan empat ribu orang] Pada suatu waktu, ada lagi banyak orang yang datang berkumpul pada Yesus. Setelah beberapa waktu lamanya, mereka tidak mempunyai makanan lagi. Jadi, Yesus memanggil pengikut-pengikut-Nya dan berkata, “Aku kasihan melihat orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan sekarang mereka sudah tidak mempunyai makanan lagi. Kalau Aku menyuruh mereka pulang dan tidak memberi makanan kepada mereka, mereka bisa pingsan di tengah jalan, sebab ada yang datang dari daerah yang jauh sekali!” Pengikut-pengikut Yesus menjawab, “Tempat ini jauh sekali dari kota! Mana mungkin mendapat makanan yang cukup untuk semua orang ini?” “Ada berapa roti pada kalian?” tanya Yesus kepada mereka. “Tujuh,” jawab mereka. Maka Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Lalu Ia mengambil tujuh roti itu dan mengucap terima kasih kepada Allah. Kemudian Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya dan memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya supaya dibagi-bagikan kepada orang banyak itu. Maka pengikut-pengikut-Nya membagi-bagikan roti itu. Mereka juga mempunyai beberapa ikan kecil-kecil. Yesus mengucap terima kasih kepada Allah atas ikan-ikan itu lalu menyuruh pengikut-pengikut-Nya membagi-bagikannya juga kepada orang-orang. Mereka semua makan sampai kenyang. Ada kira-kira empat ribu orang yang makan. Setelah itu, pengikut-pengikut Yesus mengumpulkan roti dan ikan yang tidak dimakan, semuanya ada tujuh bakul penuh. Lalu Yesus menyuruh orang-orang itu pulang sedangkan (8:8) Ia dan pengikut-pengikut-Nya langsung naik ke dalam perahu dan berlayar ke Dalmanuta. [Yesus menolak permintaan pemimpin-pemimpin Yahudi untuk membuat keajaiban] Beberapa pemimpin agama Yahudi datang kepada Yesus dan mulai berdebat dengan Dia. Mereka bermaksud menjebak Dia. Karena itu, mereka berkata, “Buatlah suatu keajaiban sebagai bukti bahwa memang Allah yang menyuruh Engkau datang ke dunia!” Tetapi, Yesus menarik napas panjang dan menjawab, “Mengapa kalian, orang-orang zaman ini, minta Aku membuat keajaiban? Tidak! Aku tidak akan memberikan bukti semacam itu kepada kalian!” Yesus meninggalkan mereka dan naik kembali ke dalam perahu bersama pengikut-pengikut-Nya, lalu berangkat ke seberang Danau Galilea. [Ragi pemimpin-pemimpin agama Yahudi dan ragi Herodes] Ketika naik ke dalam perahu, pengikut-pengikut Yesus lupa membawa roti secukupnya. Di perahu itu hanya ada sebuah roti. Lalu Yesus memperingatkan mereka supaya hati-hati terhadap ragi, yaitu pengaruh jahat dari pemimpin-pemimpin agama Yahudi dan dari Herodes. “Hati-hatilah terhadap ragi pemimpin-pemimpin agama Yahudi dan ragi Herodes,” kata Yesus. Maka pengikut-pengikut Yesus mulai membicarakan hal itu. Mereka berkata, “Ia berkata begitu, sebab kita tidak mempunyai roti.” Yesus tahu apa yang mereka katakan. Sebab itu, Ia bertanya kepada mereka, “Mengapa kalian membicarakan soal tidak mempunyai roti? Kalian masih belum tahu dan belum mengerti juga! Tumpul sekali pikiran kalian! Kalian punya mata, mengapa kalian tidak melihat? Kalian punya telinga, mengapa kalian tidak mendengar? Apakah kalian sudah lupa pada lima roti yang Kubelah-belah untuk lima ribu orang? Berapa bakul lebihnya yang kalian kumpulkan?” “Dua belas,” jawab mereka. “Dan pada waktu Aku membelah-belah tujuh roti untuk empat ribu orang,” tanya Yesus lagi, “berapa bakul lebihnya yang kalian kumpulkan?” “Tujuh,” jawab mereka. “Nah, mengapa kalian masih belum mengerti juga?” tanya Yesus lagi. [Yesus menyembuhkan seorang buta] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sampai di kota Betsaida. Di situ, orang membawa seorang buta dan meminta supaya Yesus menyembuhkan dia. Orang buta itu berasal dari kota yang lain. Yesus memegang tangannya dan menuntun dia ke luar kota itu. Lalu Yesus meludah ke mata orang itu dan menjamahnya sambil bertanya, “Apakah engkau dapat melihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan dan berkata, “Ya, saya melihat orang, tetapi mereka kelihatan seperti pohon yang berjalan-jalan.” Lalu Yesus meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Kali ini orang itu berusaha untuk melihat. Matanya sembuh dan ia melihat semuanya dengan jelas. Kemudian Yesus berkata kepadanya, “Pulanglah sekarang dan jangan kembali lagi ke kota itu.” [Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat Yang Dijanjikan oleh Allah] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya pergi ke desa-desa dekat kota Kaisarea Filipi. Di tengah jalan, Yesus bertanya kepada mereka, “Menurut kata orang, siapakah Aku ini?” Mereka menjawab, “Ada yang berkata Bapak adalah Yohanes Pembaptis. Orang lain berkata Bapak adalah Elia. Ada lagi yang berkata bahwa Bapak adalah salah seorang dari para nabi.” “Tetapi, menurut kalian sendiri, Aku ini siapa?” tanya Yesus. Petrus menjawab, “Bapak adalah Raja Penyelamat Yang Dijanjikan Allah.” Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Jangan beritahukan hal itu kepada siapa pun.” [Yesus memberitahukan bahwa Ia akan dibunuh tetapi akan hidup kembali] Lalu Yesus mulai mengajar pengikut-pengikut-Nya mengenai diri-Nya. Ia berkata, “Aku, Anak Manusia, harus banyak menderita. Pemimpin-pemimpin Yahudi, imam-imam kepala, dan guru-guru agama akan menentang Aku. Aku akan dibunuh, tetapi tiga hari kemudian Aku akan hidup kembali.” Yesus memberitahukan hal itu dengan jelas sekali kepada mereka. Karena Yesus berkata begitu, maka Petrus menarik-Nya ke samping dan menegur Dia. Yesus menoleh dan melihat kepada pengikut-pengikut-Nya serta berkata kepada Petrus, “Petrus, kau berlaku seperti Setan! Pergi dari sini! Pikiranmu itu pikiran manusia, bukan pikiran Allah!” Setelah itu, Yesus memanggil orang banyak yang ada di situ dan juga pengikut-pengikut-Nya, lalu Ia berkata kepada mereka, “Siapa saja yang mau mengikut Aku, Ia harus berhenti memikirkan diri sendiri, Ia harus mau menderita seperti Aku dan mengikut Aku. Sebab, orang yang berusaha supaya ia hidup terus di dunia ini akan kehilangan hidup sejati dan kekal; tetapi orang yang tidak mementingkan hidupnya di dunia ini karena mau mengikut Aku dan karena percaya kepada kabar baik dari Allah, akan mendapat hidup sejati dan kekal. Apa untungnya bagi seseorang kalau ia memiliki seluruh dunia tetapi kehilangan hidup yang sejati? Tentu tidak ada untungnya! Tidak ada yang bisa dilakukannya untuk mendapat hidup sejati. Zaman ini adalah zaman di mana orang berbuat dosa dan tidak percaya kepada Allah. Karena itu, di zaman ini mungkin akan ada orang yang tidak mau mengakui bahwa ia adalah pengikut-Ku dan tidak mau mengikuti ajaran-ajaran-Ku. (8:36) Sekali kelak Aku, Anak Manusia, akan datang ke dunia ini dengan kuasa dari Allah dan bersama dengan malaikat-malaikat Allah. Pada hari itu Aku akan berkata bahwa orang itu bukan pengikut-Ku.” Akhirnya Yesus berkata, “Percayalah, di antara kalian di sini ada yang masih hidup untuk melihat Allah memerintah manusia dengan kuasa yang ada pada-Nya.” [Yesus, Musa dan Elia] Enam hari setelah itu, Yesus mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke sebuah gunung yang tinggi. Hanya mereka sendiri di tempat itu, tidak ada orang lain. Di situ mereka melihat rupa Yesus berubah. Pakaian-Nya menjadi putih berkilauan. Tidak ada seorang binatu pun di dunia ini yang bisa mencuci seputih itu. Ketiga pengikut Yesus itu melihat Yesus bercakap-cakap dengan Elia dan Musa. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Bapak Guru, enak sekali kita di sini! Baiklah kami mendirikan tiga kemah di sini: Satu untuk Bapak, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia.” Petrus dan kedua pengikut yang lain itu takut sekali sehingga mereka tidak tahu mau berkata apa. Lalu ada awan datang dan bayangan awan itu menutupi mereka. Dari awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Kamu harus mendengarkan Dia!” Petrus, Yakobus, dan Yohanes melihat cepat-cepat ke sekeliling mereka, tetapi Musa dan Elia tidak kelihatan lagi, hanya Yesus yang ada di situ bersama mereka. Lalu mereka turun dari gunung itu, dan sementara turun Yesus berkata kepada mereka, “Ingat, kalau Aku, Anak Manusia, belum hidup kembali dari kematian, jangan sekali-kali memberitahukan kepada siapa pun apa yang kalian lihat tadi.” Petrus, Yakobus, dan Yohanes menaati perintah itu. Tetapi di antara mereka sendiri, mereka mulai bertanya-tanya, “Apa maksud Yesus dengan ‘hidup kembali dari kematian?’” Lalu mereka bertanya kepada Yesus, “Bapak Guru, mengapa guru-guru agama berkata bahwa yang datang lebih dahulu haruslah Elia?” Yesus menjawab, “Memang Elia datang lebih dahulu untuk mempersiapkan semuanya. Tetapi, bagaimanakah dengan Anak Manusia? Mengapa dalam Kitab Suci tertulis bahwa Ia harus banyak menderita dan dihina orang? Tetapi, Aku berkata kepadamu bahwa Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia semau mereka. Itu cocok dengan yang sudah tertulis tentang dia di dalam Kitab Suci.” [Yesus menyembuhkan seorang anak laki-laki yang kemasukan roh jahat] Ketika Yesus dan ketiga pengikut-Nya sudah berada kembali bersama pengikut-pengikut yang lain, mereka melihat banyak orang di situ. Beberapa guru agama sedang berdebat dengan pengikut-pengikut Yesus. Segera setelah orang banyak itu melihat Yesus datang, mereka heran karena tidak menyangka akan melihat Dia di situ. Maka mereka berlari kepada-Nya dan menyambut Dia. Yesus bertanya kepada pengikut-pengikut-Nya, “Apa yang kalian persoalkan dengan orang-orang itu?” Seorang di antara orang banyak itu menjawab, “Bapak Guru, anak saya kemasukan roh jahat; ia bisu. Kalau roh jahat itu menyerang dia, ia dibanting ke tanah, mulutnya berbusa, giginya mengertak dan seluruh badannya kejang. Saya minta kepada pengikut-pengikut Bapak supaya mengusir roh jahat itu, tetapi mereka tidak bisa.” Yesus berkata kepada mereka, “Bukan main kalian! Kalian kurang percaya kepada Aku! Sampai kapan Aku harus terus berada bersama kalian dan sabar terhadap kalian? Bawa anak itu kemari!” Maka mereka membawa anak itu kepada Yesus. Begitu roh jahat itu melihat Yesus, ia membuat anak itu kejang sehingga anak itu jatuh terguling-guling di tanah dan dari mulutnya keluar busa. “Sudah berapa lama ia begini?” tanya Yesus kepada bapak anak itu. “Sejak kecil,” jawab bapaknya. “Sudah sering roh jahat itu membanting dia ke dalam api dan ke dalam air supaya ia mati. Kasihanilah kami, dan tolonglah kami kalau Bapak bisa!” “Apa katamu? Kalau Bapak bisa?” tanya Yesus. “Segalanya bisa, asal orang percaya bahwa Allah bisa melakukannya!” Langsung ayah anak itu berteriak, “Saya percaya! Tolonglah saya lebih percaya lagi!” Yesus melihat bahwa orang banyak itu mulai datang berkerumun. Karena itu, Ia berkata dengan keras kepada roh jahat itu, “Roh tuli dan bisu, Aku perintahkan kau keluar dari anak ini dan jangan sekali-kali masuk lagi ke dalamnya!” Roh jahat itu berteriak, lalu membuat anak itu kejang, kemudian keluar dari anak itu. Anak itu kelihatan seperti mayat sehingga semua orang berkata, “Ia sudah mati!” Tetapi, Yesus memegang tangannya dan menolong dia berdiri. Maka anak itu berdiri. Setelah Yesus di rumah, pengikut-pengikut-Nya datang dan berbicara kepada-Nya pada waktu tidak ada seorang lain pun bersama mereka. Mereka bertanya, “Bapak Guru, mengapa kami tidak bisa mengusir roh jahat itu dari anak itu?” Yesus menjawab, “Roh jahat semacam itu tidak bisa diusir dengan cara apa pun, kecuali dengan berdoa.” [Yesus berbicara kepada pengikut-pengikut-Nya bahwa Ia akan dihukum mati] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sedang berjalan melalui Galilea. Di dalam perjalanan itu Ia mengajar pengikut-pengikut-Nya bahwa Ia, yakni Anak Manusia yang diutus Allah, akan ditangkap dan dibunuh, tetapi sesudah tiga hari Ia akan hidup kembali. Karena Ia sedang mengajar mereka tentang hal itu, Ia tidak mau orang tahu di mana Ia berada. Pengikut-pengikut Yesus tidak mengerti apa yang diajarkan Yesus, tetapi mereka takut bertanya kepada-Nya. [Siapa yang terbesar?] Yesus dan dua belas pengikut-Nya tiba di kota Kapernaum. Setelah mereka masuk ke dalam rumah, Yesus bertanya kepada pengikut-pengikut-Nya, “Tadi kalian membicarakan apa di tengah jalan?” Mereka diam, tidak menjawab apa-apa. Sebab, di tengah jalan mereka bertengkar mengenai siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus duduk dan memanggil mereka, lalu berkata, “Siapa saja yang ingin menjadi nomor satu ia harus terlebih dahulu mau menjadi yang terakhir dan melayani semua orang.” Setelah itu, Yesus memanggil seorang anak kecil dan menyuruh dia berdiri di depan mereka semua. Yesus memeluk anak itu dan berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Siapa saja yang menerima seorang anak seperti ini karena ingin menyenangkan-Ku, berarti orang itu menerima-Ku. Dan siapa saja yang menerima-Ku, ia bukan menerima Aku saja, tetapi juga menerima Allah yang mengutus Aku!” [Siapa tidak memusuhi kita, ia teman kita] Yohanes berkata kepada Yesus, “Bapak Guru, kami melihat orang mengusir roh jahat dengan memakai nama Bapak. Kami menyuruh dia berhenti melakukan hal itu karena ia bukan pengikut Bapak seperti kami.” “Jangan melarang dia,” kata Yesus, “sebab tidak seorang pun dapat membuat keajaiban dengan memakai nama-Ku dan sekaligus mengatakan hal-hal yang jahat terhadap Aku. Sebab, siapa saja yang tidak memusuhi kita, ia teman kita. Percayalah, siapa saja yang memberi minum kepadamu oleh karena kalian pengikut Raja Penyelamat, orang itu pasti akan menerima upahnya dari Allah.” [Peringatan supaya jangan membuat orang lain berdosa] Yesus berkata, “Siapa saja yang menyebabkan seorang dari antara anak-anak kecil ini tidak lagi percaya kepada-Ku, lebih baik sebuah batu besar diikatkan pada lehernya dan ia dibuang ke dalam laut. Karena itu, kalau tanganmu membuat engkau tidak percaya lagi kepada-Ku, potong saja tangan itu! Lebih baik tanganmu buntung sebelah tetapi engkau hidup bersama Allah, daripada engkau mempunyai dua tangan tetapi masuk neraka, yaitu api yang menyala untuk selama-lamanya. Di situ ulat tidak bisa mati dan api tidak bisa padam. Dan kalau kakimu membuat engkau tidak percaya lagi kepada-Ku, potong saja kaki itu! Lebih baik kakimu buntung sebelah tetapi engkau hidup bersama Allah, daripada engkau mempunyai dua kaki tetapi dibuang ke dalam neraka. Di situ ulat tidak bisa mati dan api tidak bisa padam. Kalau matamu membuat engkau tidak percaya lagi kepada-Ku, cungkil saja mata itu! Lebih baik matamu hilang sebelah tetapi engkau hidup bersama Allah, daripada engkau mempunyai dua mata tetapi dibuang ke dalam neraka. Di situ ulat tidak bisa mati dan api tidak bisa padam. Setiap orang akan dimurnikan dengan api. Garam itu baik tetapi kalau garam itu menjadi tawar, tidak mungkin menjadikannya asin kembali. Kalian harus menjadi seperti garam; hiduplah bersama-sama dengan rukun!” [Yesus mengajar tentang perceraian] Setelah itu, Yesus meninggalkan tempat itu dan pergi ke daerah Yudea. Lalu Ia menyeberang ke daerah sebelah timur Sungai Yordan. Banyak orang datang lagi kepada-Nya dan Ia mengajar mereka seperti yang biasanya Ia lakukan. Beberapa orang Farisi datang kepada-Nya dan berusaha menjebak Dia. Mereka berkata, “Coba beritahukan kepada kami, apakah hukum-hukum agama kita mengizinkan orang menceraikan istrinya?” Yesus menjawab dengan balik bertanya kepada mereka, “Musa memberikan hukum apa kepada kalian?” Mereka menjawab, “Musa memberi peraturan yang membolehkan orang menceraikan istrinya dengan memberikan surat cerai kepadanya.” Yesus menjawab, “Musa membuat peraturan itu untuk kalian karena kalian terlalu sukar untuk diajar. Tetapi, pada mulanya tidak demikian. Di dalam Kitab Suci tertulis bahwa pada waktu dunia ini diciptakan, Allah membuat manusia laki-laki dan perempuan. Dan karena itu, mereka harus meninggalkan ibu-bapaknya dan bersatu dengan istrinya supaya mereka berdua menjadi satu. Jadi, mereka bukannya dua orang lagi tetapi satu. Itu sebabnya tidak seorang pun boleh menceraikan apa yang sudah disatukan oleh Allah.” Setelah itu Yesus dan pengikut-pengikut-Nya pulang ke rumah. Di sana pengikut-pengikut-Nya bertanya kepada-Nya tentang hal itu. Yesus berkata kepada mereka, “Orang yang menceraikan istrinya lalu kawin dengan wanita yang lain, berarti ia berbuat zina dan bersalah terhadap istrinya yang pertama. Begitu juga dengan seorang wanita. Kalau ia bercerai dari suaminya lalu kawin dengan laki-laki lain, ia juga berbuat zina.” [Yesus dan anak-anak] Pada suatu hari orang-orang membawa anak-anak kepada Yesus supaya Ia meletakkan tangan-Nya ke atas kepala mereka dan memberkati mereka. Tetapi, pengikut-pengikut Yesus marah kepada orang-orang itu. Yesus melihat pengikut-pengikut-Nya memarahi orang-orang itu. Maka Yesus marah kepada pengikut-pengikut-Nya dan berkata, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan melarang mereka. Sebab, orang yang datang kepada Tuhan seperti seorang anak, akan masuk ke dalam Dunia Baru Allah. Percayalah, kalau orang tidak datang kepada Tuhan seperti seorang anak orang itu tidak akan masuk ke dalam Dunia Baru Allah.” Setelah Yesus berkata begitu, Ia memeluk anak-anak itu lalu meletakkan tangan-Nya ke atas kepala mereka masing-masing dan memberkati mereka. [Orang kaya] Pada suatu hari ketika Yesus sedang meneruskan perjalanan-Nya, seorang laki-laki datang berlari-lari kepada-Nya. Orang itu sujud di depan Yesus dan bertanya, “Bapak Guru yang baik, apa yang harus saya lakukan supaya dapat menerima hidup yang sejati dan kekal?” Yesus menjawab, “Mengapa engkau berkata bahwa Aku baik? Yang baik hanya Allah, orang lain tidak ada yang baik.” Lalu Yesus berkata, “Engkau sudah tahu perintah-perintah Allah, bukan? Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan menuduh orang dengan tidak benar, jangan menipu, dan harus menghormati ayah dan ibumu.” “Bapak Guru,” kata orang itu, “semua perintah itu sudah saya ikuti sejak kecil.” Yesus memandang orang itu dengan cinta kasih dan berkata, “Hanya satu lagi yang harus kaulakukan. Pulanglah dan juallah semua yang kaumiliki. Berilah uang hasil penjualannya kepada orang miskin. Kalau kau melakukan itu, engkau akan mendapat banyak hal yang baik dari Allah. Setelah itu, kembalilah ke sini dan ikutlah Aku.” Orang itu kaya sekali, jadi ia cemas ketika mendengar Yesus berkata begitu. Lalu ia pulang dengan hati yang sedih. Yesus memandang sekelilingnya kepada pengikut-pengikut-Nya dan berkata, “Sulit sekali bagi orang kaya untuk menjadi warga umat Allah!” Pengikut-pengikut Yesus heran mendengar Yesus berkata begitu. Tetapi Yesus berkata lagi, “Anak-anak-Ku, sungguh sukar untuk menjadi warga umat Allah! Lebih mudah bagi unta untuk masuk ke dalam lubang jarum daripada orang kaya menjadi warga umat Allah.” Pengikut-pengikut Yesus heran sekali mendengar Yesus berkata begitu. Maka mereka bertanya satu sama lain, “Kalau begitu, siapa yang bisa selamat?” Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal itu mustahil, tetapi bagi Allah tidak. Sebab, Allah bisa melakukan segala sesuatu.” Lalu Petrus berkata, “Bapak Guru, ingat, kami ini sudah meninggalkan segala-galanya untuk mengikut Bapak.” “Percayalah,” kata Yesus kepada mereka, “orang yang sudah meninggalkan rumahnya atau saudara-saudaranya atau ibu-bapaknya atau anak-anaknya atau sawah ladangnya karena mengikut Aku dan karena memberitakan Kabar Baik dari Allah kepada orang-orang lain, orang itu akan menerima jauh lebih banyak di masa sekarang ini. Ia akan menerima seratus kali lebih banyak rumah, saudara-saudara, ibu, anak-anak, sawah ladang, dan penganiayaan juga. Dan nanti di masa yang akan datang, ia akan menerima hidup sejati dan kekal. Tetapi banyak orang yang sekarang ini nomor satu akan menjadi nomor terakhir, dan yang sekarang ini nomor terakhir akan menjadi nomor satu.” [Yesus berbicara lagi bahwa Ia akan dihukum mati] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem. Yesus berjalan di depan, diikuti oleh pengikut-pengikut-Nya dan orang-orang lain. Pengikut-pengikut Yesus cemas dan orang-orang lain yang mengikuti mereka dari belakang juga merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas pengikut-Nya tersendiri dan memberitahukan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya nanti. “Dengarlah,” kata Yesus kepada mereka, “kita sekarang menuju Yerusalem. Di sana Anak Manusia akan ditangkap dan diserahkan kepada imam-imam kepala dan guru-guru agama. Mereka akan menjatuhkan hukuman mati ke atas-Nya dan menyerahkan-Nya kepada orang-orang bukan Yahudi. Orang-orang bukan Yahudi itu akan mempermainkan-Nya, meludahi, menyiksa, dan membunuh-Nya. Tetapi, tiga hari kemudian Ia akan hidup kembali.” [Permohonan Yakobus dan Yohanes] Yakobus dan Yohanes adalah anak-anak Bapak Zebedeus. Kedua orang itu datang kepada Yesus dan berkata, “Bapak Guru, kami minta Bapak melakukan sesuatu untuk kami.” “Apa yang kamu inginkan?” tanya Yesus. “Nanti apabila Bapak menjadi raja dan memerintah dunia dengan kuasa yang besar,” kata mereka, “kami minta Bapak mengizinkan kami duduk di sisi Bapak; seorang di sebelah kiri dan seorang lagi di sebelah kanan.” “Kalian tidak tahu apa yang kalian minta,” kata Yesus. “Apakah kalian sanggup menderita bersama Aku? Aku akan mati disiksa dan dianiaya. Apakah kalian juga sanggup mati seperti itu?” “Sanggup,” jawab mereka. “Memang kalian akan menderita seperti Aku,” kata Yesus, “dan kalian juga akan mati seperti Aku. Tetapi, mengenai siapa yang akan duduk di sebelah kiri atau kanan-Ku, bukan Aku yang berhak menentukan. Allah menyediakan tempat itu bagi orang-orang yang telah dipilih-Nya untuk itu.” Ketika sepuluh pengikut Yesus yang lain mendengar tentang hal itu, mereka marah sekali kepada Yakobus dan Yohanes. Karena itu, Yesus memanggil mereka semua dan berkata, “Kalian tahu, para penguasa bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, menindas rakyat mereka. Tetapi, kalian tidak boleh begitu! Kalau di antaramu ada yang mau menjadi pembesar, ia harus menjadi pelayan bagi yang lainnya. Dan kalau di antaramu ada yang mau menjadi pemimpin, ia harus menjadi hamba bagi semua orang. Sebab, Anak Manusia yang diutus Allah datang ke dunia ini bukan supaya orang melayani Dia, tetapi supaya Dia melayani orang, dan supaya Dia menyerahkan diri-Nya sampai mati untuk menyelamatkan banyak orang.” [Yesus mencelikkan mata Bartimeus yang buta] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya tiba di kota Yerikho, kemudian berangkat lagi meninggalkan kota itu bersama dengan orang banyak. Di pinggir jalan yang mereka lalui, ada seorang buta sedang duduk meminta-minta. Namanya Bartimeus, anak Timeus. Ia mendengar dari orang bahwa yang sedang lewat di situ adalah Yesus, orang Nazaret. Maka ia mulai berteriak, “Yesus, keturunan Daud! Kasihanilah saya!” Banyak orang memarahi dia dan menyuruh dia diam. Tetapi, ia berteriak lebih keras lagi, “Anak Daud, kasihanilah saya!” Mendengar ia berteriak, Yesus berhenti dan berkata, “Suruh dia datang!” Maka orang memanggil dia. Mereka berkata kepadanya, “Tenanglah, Yesus memanggil engkau! Pergilah kepada-Nya!” Bartimeus langsung melempar jubahnya lalu cepat-cepat berdiri dan pergi kepada Yesus. “Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?” tanya Yesus. “Bapak Guru, saya ingin bisa melihat lagi,” kata Bartimeus buta. “Pergilah,” kata Yesus kepadanya, “engkau sembuh, sebab engkau percaya kepada-Ku.” Saat itu juga Bartimeus bisa melihat dan ia berjalan mengikuti Yesus. [Yesus dielu-elukan sewaktu masuk kota Yerusalem] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sudah dekat kota Yerusalem. Mereka tiba di daerah Bukit Zaitun dekat kota Betfage dan Betania. Di situ Yesus menyuruh dua orang pengikut-Nya berjalan lebih dahulu. “Pergilah ke kampung di depan situ,” kata Yesus kepada mereka berdua, “setibanya di sana, kalian akan melihat seekor anak keledai terikat. Keledai itu belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah kemari. Dan kalau orang bertanya mengapa kalian melepaskan keledai itu, katakan bahwa Tuhan memerlukannya dan akan segera mengirimnya kembali.” Maka mereka pergi dan menemukan seekor anak keledai di pinggir jalan. Keledai itu terikat dekat pintu depan sebuah rumah. Sementara mereka melepaskan keledai itu, orang-orang yang berdiri di situ bertanya kepada mereka, “Hei, sedang apa kalian? Mengapa kalian melepaskan keledai itu?” Kedua pengikut Yesus itu menjawab seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada mereka. Maka orang-orang itu membiarkan mereka membawa anak keledai itu kepada Yesus. Ketika sampai pada Yesus, mereka mengalasi punggung keledai itu dengan jubah mereka, lalu Yesus naik ke atasnya. Di jalanan banyak orang mengikuti Yesus. Mereka menghamparkan jubah mereka di jalan, dan ada yang memotong ranting-ranting pohon lalu menebarkannya di tengah jalan yang dilalui Yesus. Orang-orang yang berjalan di depan dan yang berjalan di belakang, semuanya mulai berseru-seru, “Terpujilah Allah! Allah memberkati Dia yang datang atas nama Tuhan! Hidup pemerintahan-Nya yang akan datang, pemerintahan Daud nenek moyang kita! Terpujilah Allah!” Akhirnya Yesus sampai di Yerusalem lalu masuk ke Rumah Tuhan dan memperhatikan semua yang ada di sekelilingnya. Pada waktu itu hari sudah hampir gelap. Jadi, Yesus keluar dari situ dan pergi bersama kedua belas pengikut-Nya ke Betania. [Pohon ara yang tidak berbuah] Keesokan harinya, Yesus dan pengikut-pengikut-Nya berangkat lagi dari Betania dan kembali ke Yerusalem. Di tengah jalan, Yesus merasa lapar. Dari jauh ia melihat sebuah pohon ara yang daunnya banyak sekali. Ia pergi ke pohon itu untuk melihat apakah ada buahnya. Tetapi ketika sampai di situ, ia melihat pohon itu tidak mempunyai buah satu pun, hanya daun saja, sebab belum musim buah ara. Yesus berkata kepada pohon ara itu, “Mulai sekarang tidak seorang pun akan makan buahmu lagi!” Pengikut-pengikut Yesus mendengar Yesus berkata begitu kepada pohon ara itu. [Yesus mengusir orang-orang yang berjual beli di Rumah Tuhan] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya tiba di Yerusalem dari Betania. Lalu Yesus pergi ke Rumah Tuhan. Di situ Ia mengusir semua orang yang sedang berjual beli. Ia menjungkirbalikkan meja-meja para penukar uang dan bangku-bangku penjual burung merpati. Ia tidak mengizinkan seorang pun membawa apa-apa melalui halaman Rumah Tuhan itu. Lalu Ia mengajar orang-orang di situ, kata-Nya, “Di dalam Kitab Suci tertulis begini: Allah berkata, ‘Rumah-Ku akan disebut rumah tempat berdoa untuk semua bangsa,’ tetapi kalian menjadikannya rumah perampok!” Imam-imam dan guru-guru agama yang mendengar Yesus mengatakan hal itu, mulai mencari jalan untuk membunuh Dia. Mereka takut kepada-Nya karena semua orang kagum mendengar ajaran-Nya. Ketika hari mulai malam, Yesus dan pengikut-pengikut-Nya meninggalkan kota Yerusalem. [Kalau minta sesuatu dari Tuhan, harus percaya bahwa Tuhan akan memberi] Keesokan harinya, pagi-pagi, ketika mereka berjalan, mereka melihat pohon ara itu sudah mati -- kering sampai ke akar-akarnya. Petrus teringat akan apa yang terjadi sehari sebelumnya. Maka ia berkata kepada Yesus, “Bapak Guru, lihat, pohon ara yang Bapak kutuk kemarin sudah mati!” Yesus menjawab, “Kalian harus percaya kepada Allah! Yakinlah, bahwa kalau kalian menyuruh bukit ini terangkat serta terlempar ke laut, dan dalam hatimu kalian tidak ragu-ragu tetapi percaya bahwa hal itu akan terjadi, maka bukit itu benar-benar akan terangkat dan terlempar ke laut! Karena itu, yakinlah: Kalau kalian berdoa dan minta sesuatu kepada Tuhan, percayalah bahwa Allah sudah memberikan kepadamu apa yang kalian minta dari pada-Nya, maka kalian akan menerimanya. Dan kalau kalian berdoa, tetapi hatimu sedang tidak senang terhadap seseorang, ampunilah orang itu terlebih dahulu, supaya Bapamu di surga juga mengampuni dosa-dosamu. [ Kalau kalian tidak mengampuni orang lain, Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni dosa-dosamu.]” [Orang bertanya mengenai siapa yang memberi hak untuk berkuasa di Rumah Tuhan kepada Yesus] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya datang lagi ke Yerusalem. Mereka pergi ke Rumah Tuhan dan ketika Yesus berjalan di situ, imam-imam kepala, guru-guru agama, dan pemimpin-pemimpin Yahudi menemui Dia. Mereka bertanya, “Dengan kuasa apa Engkau melakukan semua ini? Dari siapa Engkau mendapat hak berbuat demikian?” Yesus menjawab, “Jawablah dulu pertanyaan-Ku ini, baru Aku memberitahukan kepadamu dengan kuasa apa Aku melakukan semua itu. Katakanlah kepada-Ku: Apakah Yohanes membaptis orang dengan kuasa dari Allah atau dengan kuasa dari manusia?” Maka berundinglah imam-imam kepala, guru-guru agama, dan pemimpin-pemimpin Yahudi. Mereka saling bertanya, “Apa yang harus kita katakan? Kalau kita berkata bahwa Yohanes mendapat hak itu dari Allah, Ia akan berkata, ‘Mengapa kalian tidak percaya kepada Yohanes?’ Tetapi, tidak mungkin kita berkata bahwa Yohanes mendapat hak itu dari manusia!” Imam-imam kepala dan guru-guru agama serta pemimpin-pemimpin Yahudi itu berkata begitu karena mereka takut kepada orang-orang, sebab semua orang percaya bahwa Yohanes adalah nabi. Karena itu, mereka berkata kepada Yesus, “Kami tidak tahu!” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Kalau begitu Aku juga tidak mau memberitahukan kepadamu dengan kuasa apa Aku melakukan semua itu.” [Yesus bercerita tentang penggarap-penggarap kebun anggur yang jahat] Setelah itu, Yesus menceritakan lagi sebuah cerita kiasan kepada mereka. Ia berkata, “Ada seorang laki-laki. Ia menanam anggur di kebunnya dan memagari kebun itu. Lalu ia menggali lubang untuk alat pemeras anggur, kemudian mendirikan sebuah menara jaga. Sesudah itu, ia menyewakan kebun anggur itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke luar negeri. Apabila kebun itu sudah menghasilkan buah anggur, ia akan menerima bagiannya. Jadi, ketika tiba musim petik buah anggur, ia mengirim seorang pelayannya untuk menerima bagiannya dari para penggarap kebunnya itu. Tetapi ketika pelayan itu tiba di situ, ia ditangkap oleh penggarap-penggarap itu, dipukul, lalu diusir pulang dengan tidak membawa satu pun dari hasil kebun anggur itu. Maka pemilik kebun anggur itu mengirim lagi seorang pelayan lain. Tetapi pelayan ini dipukul di kepalanya dan diperlakukan dengan sangat hina dan dicaci-maki. Pemilik kebun itu mengirim lagi seorang pelayan yang lain, tetapi pelayan ini bahkan dibunuh oleh mereka. Berkali-kali pemilik kebun itu mengirim pelayan, tetapi semua pelayan itu diperlakukan dengan kejam. Ada yang dipukuli dan ada yang dibunuh. Semua pelayan yang dikirim tidak berhasil. Sekarang pemilik kebun itu tidak lagi mempunyai siapa-siapa untuk dikirim, kecuali anaknya sendiri. Maka akhirnya ia mengirim anaknya itu kepada penggarap-penggarap itu. Dalam hatinya ia berpikir, ‘Pasti anak saya akan dihormati.’ Tetapi ketika anaknya itu sampai di kebun anggur itu, penggarap-penggarap itu berkata satu sama lain, ‘Nah, ini dia anak pemilik kebun ini! Mari kita bunuh dia, supaya kita mendapat kebun yang akan diwariskan kepadanya ini!’ Maka penggarap-penggarap itu menangkap anak pemilik kebun anggur itu dan membunuhnya. Lalu mereka membuang mayatnya keluar kebun itu.” Setelah menceritakan kisah itu, Yesus bertanya kepada para pendengar-Nya, “Nah, apakah yang akan dilakukan oleh pemilik kebun itu terhadap penggarap-penggarap itu?” Yesus menjawab sendiri pertanyaan-Nya itu. Ia berkata, “Pasti pemilik kebun itu akan datang dan membunuh orang-orang itu lalu menyerahkan kebunnya itu kepada penggarap-penggarap lain.” Lalu Yesus berkata lagi, “Kalian pasti sudah membaca ayat ini dalam Kitab Suci: ‘Batu yang dibuang oleh tukang bangunan sudah menjadi batu yang terutama. Tuhanlah yang menyebabkan hal itu terjadi. Alangkah indahnya!’” Pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi yang mendengar cerita itu, tahu bahwa cerita itu mengenai mereka sendiri. Karena itu, mereka berusaha menangkap Yesus. Tetapi, mereka takut kepada orang banyak yang ada di situ. Jadi, mereka meninggalkan Yesus dan pergi. [Pertanyaan mengenai membayar pajak] Beberapa orang Farisi dan anggota partai politik yang mendukung Raja Herodes disuruh pergi kepada Yesus dan menjebak Dia dengan pertanyaan-pertanyaan. Maka mereka datang kepada-Nya dan berkata, “Bapak Guru, kami tahu Bapak jujur. Bapak mengajar dengan terus terang tentang kehendak Allah untuk manusia. Dan Bapak tidak peduli apa yang dipikir oleh orang lain, sebab Bapak tidak pandang muka. Nah, sekarang kami mau bertanya, ‘Menurut hukum agama kita, bolehkah kita membayar pajak kepada raja kerajaan Roma atau tidak?’” Yesus tahu apa maksud mereka di balik pertanyaan itu. Jadi, Ia menjawab, “Mengapa kalian mau menjebak Aku? Coba bawa kemari sekeping uang perak, Aku mau lihat!” Mereka memberikan kepada-Nya sekeping uang perak. Lalu Ia bertanya, “Gambar muka dan nama siapa yang tercetak pada uang ini?” “Raja!” jawab mereka. “Kalau begitu, itu kepunyaan raja, bukan?” kata Yesus. “Nah, bayarlah kepada raja apa yang menjadi kepunyaan raja, dan bayarlah kepada Allah apa yang menjadi kepunyaan Allah.” Orang-orang itu heran mendengar jawaban Yesus. [Pertanyaan mengenai hidup kembali dari kematian] Di antara orang Yahudi, ada sebuah kelompok yang disebut kelompok Saduki. Salah satu kepercayaan orang-orang ini ialah bahwa orang yang sudah mati tidak akan hidup kembali. Beberapa orang Saduki itu datang kepada Yesus dan berkata, “Bapak Guru, Musa memberikan ajaran ini kepada kita: Kalau seorang laki-laki meninggal, dan ia mempunyai istri tetapi tidak mempunyai anak, maka saudaranya yang laki-laki harus kawin dengan janda yang ditinggalkan itu supaya mereka bisa mempunyai anak. Dan anak itu dianggap sebagai anak dari orang yang sudah meninggal itu. Pernah ada tujuh orang bersaudara. Yang sulung kawin lalu meninggal dengan tidak mempunyai anak. Maka saudaranya yang nomor dua kawin dengan janda yang ditinggalkan kakaknya. Tetapi, yang nomor dua ini pun meninggal dengan tidak mempunyai anak. Hal yang sama terjadi juga dengan saudara mereka yang nomor tiga, dan dengan yang lain-lainnya. Tujuh bersaudara itu sudah kawin dengan wanita itu, dan mereka meninggal dengan tidak mempunyai anak. Akhirnya, wanita itu meninggal juga. Nah, pertanyaan kami ialah: Kalau semua orang yang sudah mati, hidup kembali pada hari orang mati bangkit kembali, siapakah dari antara ketujuh orang bersaudara itu yang akan menjadi suami wanita itu? Mereka semua pernah menjadi suaminya.” Yesus menjawab, “Kalian keliru sekali. Sebab, kalian tidak tahu Kitab Suci dan tidak mengenal kuasa Allah. Kalau orang mati hidup kembali, mereka tidak akan kawin lagi. Mereka akan hidup seperti malaikat di surga. Tentu kalian pernah membaca Buku Musa, bukan? Di dalam buku itu ada cerita mengenai ‘Belukar yang Menyala’. Di dalam cerita itu tertulis bahwa Allah berkata begini kepada Musa, ‘Aku adalah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub.’ Nah, kita tahu bahwa Allah adalah Allah orang hidup. Ia bukan Allah orang mati! Jadi, kalian salah sekali!” [Perintah yang paling utama] Ketika Yesus berbicara dengan orang-orang Saduki itu, ada seorang guru agama di situ yang mendengar percakapan itu. Ia melihat bahwa Yesus sudah memberi jawaban yang baik sekali kepada orang-orang Saduki itu. Jadi, ia bertanya kepada Yesus, “Bapak Guru, dari semua perintah yang diberikan Allah kepada kita, perintah manakah yang paling penting?” Yesus menjawab, “Perintah yang paling penting ialah: Dengarkan, hai umat Israel! Tuhan Allah kita adalah satu-satunya Tuhan! Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh hatimu. Cintailah Dia dengan seluruh perasaanmu, segenap jiwamu, dan seluruh pikiranmu serta dalam semua perbuatanmu. Perintah kedua yang paling penting ialah: Cintailah orang lain seperti engkau mencintai dirimu sendiri. Tidak ada perintah lain yang lebih penting daripada kedua perintah itu.” Guru agama itu berkata kepada Yesus, “Tepat sekali, Bapak Guru! Memang benar apa yang Bapak katakan: Hanya Tuhan adalah Allah. Tidak ada yang lain. Dan manusia harus mencintai Allah dengan sepenuh hatinya dan dengan seluruh pikirannya serta dengan semua perbuatannya. Dan ia harus mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri. Taat kepada kedua perintah itu lebih penting daripada mempersembahkan kurban binatang dan kurban-kurban lainnya kepada Allah.” Yesus melihat bahwa guru agama itu sudah menjawab dengan baik. Jadi, Ia berkata kepadanya, “Engkau sudah hampir menjadi warga umat Allah.” Sesudah itu, tidak seorang pun yang berani lagi mengajukan pertanyaan kepada Yesus. [Pertanyaan mengenai Raja Penyelamat yang Dijanjikan Allah] Pada suatu hari, Yesus mengajar di Rumah Tuhan. Di dalam pelajaran-Nya itu Ia bertanya, “Guru-guru agama berkata bahwa Raja Penyelamat yang Dijanjikan Allah adalah keturunan Daud. Mengapa mereka bisa berkata begitu? Padahal Daud sendiri, ketika diilhami oleh Roh Allah, berkata, ‘Tuhan berkata kepada Tuhanku: Duduklah di sini di sebelah kanan-Ku sampai Aku membuat musuh-musuh-Mu takluk kepada-Mu.’ (12:37a) Kalau Daud menyebut Raja Penyelamat itu Tuhan, bagaimana mungkin Dia keturunan Daud?” (12:37b) [Yesus memperingatkan supaya berhati-hati terhadap guru-guru agama] Banyak sekali orang yang mendengarkan pengajaran Yesus di Rumah Tuhan dan mereka senang mendengar Dia. Pada waktu mengajar, Ia berkata, “Hati-hatilah terhadap guru-guru agama. Mereka suka berjalan dengan jubah yang panjang dan berharap orang-orang akan menghormati mereka di tempat-tempat ramai. Apabila mereka datang di rumah-rumah ibadat dan di pesta-pesta, mereka memilih tempat yang paling baik. Mereka menipu dan mengambil milik janda-janda. Mereka juga berdoa panjang-panjang supaya dianggap sebagai orang baik. Allah akan menghukum mereka dengan hukuman yang lebih berat!” [Persembahan seorang janda yang miskin] Pada suatu hari, Yesus berada di Rumah Tuhan. Ia duduk di dekat kotak persembahan dan memperhatikan orang-orang memasukkan uang ke dalam kotak itu. Banyak orang kaya memasukkan uang banyak sekali. Lalu datanglah seorang janda yang miskin. Ia memasukkan dua keping uang receh yang paling kecil nilainya. Yesus memanggil pengikut-pengikut-Nya dan berkata, “Dengarlah baik-baik! Janda itu miskin, tetapi Allah menganggap uang yang dimasukkannya itu lebih berharga daripada semua uang yang dimasukkan oleh orang-orang lain. Sebab, orang-orang lain memberikan kelebihan dari kekayaan mereka, sedangkan janda yang sangat miskin itu memberikan semua uang yang dimilikinya, padahal ia memerlukan uang itu untuk membeli makanan.” [Yesus berkata bahwa Rumah Tuhan di Yerusalem akan hancur] Setelah itu, Yesus meninggalkan Rumah Tuhan. Sementara berjalan, seorang dari antara pengikut-Nya menunjuk kepada gedung Rumah Tuhan sambil bertanya kepada Yesus, “Bapak Guru, lihat bangunan-bangunan itu! Bukan main bagus batu-batunya!” Yesus menjawab, “Lihat baik-baik gedung-gedung yang besar itu! Tidak satu pun dari batu-batunya akan tetap tersusun pada tempatnya. Semuanya akan dirobohkan!” [Pengikut-pengikut Yesus akan mengalami kesusahan dan dianiaya orang] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sampai di Bukit Zaitun. Lalu Yesus duduk di tempat yang berhadapan dengan Rumah Tuhan. Petrus, Yakobus, dan Yohanes datang kepada-Nya dan berbicara dengan Dia tersendiri. Mereka berkata, “Bapak Guru, kapan semua yang Bapak katakan itu akan terjadi? Coba beritahukan kepada kami! Dan apa tanda-tandanya bahwa sudah tiba waktunya untuk itu?” Yesus berkata kepada mereka, “Waspadalah, jangan sampai kalian ditipu orang. Banyak orang akan datang dan berkata bahwa mereka berbicara atas nama-Ku. Mereka masing-masing akan berkata, ‘Akulah Dia, Raja Penyelamat yang Dijanjikan Allah!’ Mereka akan menipu banyak orang. Kalian akan mendengar bunyi pertempuran dan berita-berita peperangan. Tetapi, jangan takut, sebab Allah sudah menentukan bahwa hal-hal itu harus terjadi. Namun itu belum berarti bahwa sudah tiba akhir zaman. Bangsa yang satu akan berperang melawan bangsa yang lain, dan negara yang satu akan menyerang negara yang lain. Di mana-mana akan ada gempa bumi dan bahaya kelaparan. Semua itu baru permulaan saja dari kedatangan Raja Penyelamat. Itu seperti permulaan rasa sakit seorang wanita pada waktu mau melahirkan. Kalian harus hati-hati, sebab kalian akan ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Kalian akan dipukul di rumah-rumah ibadat dan dibawa menghadap penguasa-penguasa dan raja-raja karena kalian adalah pengikut-Ku. Dan itulah kesempatan bagimu untuk memberitakan kepada mereka tentang Kabar Baik dari Allah. Memang sebelum hari kiamat tiba, kabar itu harus diberitakan terlebih dahulu kepada semua bangsa di seluruh dunia. Nah, kalau kalian ditangkap dan dibawa ke pengadilan, jangan khawatir mengenai apa yang harus kalian katakan. Nanti kalau sudah sampai waktunya untuk bicara, ucapkan saja apa yang diberikan Tuhan kepadamu di dalam pikiranmu. Sebab, kata-kata yang kalian ucapkan bukan kata-katamu sendiri. Itu kata-kata yang diberikan oleh Roh Allah kepadamu. Nanti akan ada orang yang menyerahkan saudaranya sendiri kepada penguasa untuk dibunuh. Juga akan ada bapak yang melakukan hal seperti itu terhadap anaknya. Dan akan ada pula anak yang melawan orang tuanya serta menyerahkan mereka kepada penguasa supaya dibunuh. Semua orang akan membenci kalian karena kalian adalah pengikut-Ku. Tetapi siapa saja yang tetap percaya kepada-Ku sampai akhir, akan diselamatkan!” [Berhala jahat yang menajiskan Rumah Tuhan] Yesus berkata lagi, “Nanti akan ada ‘Berhala Jahat yang Menajiskan Rumah Tuhan’. Dan kalian akan melihat berhala itu diletakkan di tempat suci yang tidak boleh dimasukinya.” (Catatan untuk pembaca: Berusahalah supaya Saudara mengerti apa maksudnya!) “Pada waktu hal itu terjadi, orang-orang yang berada di Yudea harus lari ke daerah pegunungan. Orang yang pada waktu itu berada di atap rumah, tidak boleh turun untuk masuk ke dalam rumah dan mengambil sesuatu. Orang yang berada di ladang, jangan kembali untuk mengambil jubahnya. Hari-hari itu akan merupakan hari-hari yang sangat mengerikan bagi wanita-wanita yang sedang mengandung dan bagi ibu-ibu yang sedang menyusui bayi. Berdoalah supaya hal itu jangan terjadi pada musim dingin! Sebab, kesusahan yang terjadi pada hari-hari itu akan sangat besar. Semenjak Allah menjadikan dunia ini sampai sekarang belum pernah terjadi kesusahan seperti itu. Dan di kemudian hari pun tidak akan ada kesusahan yang sebesar itu! Tetapi, Tuhan sudah memperpendek waktunya. Sekiranya tidak, maka pasti tidak ada seorang pun yang selamat. Tuhan melakukan hal itu demi orang-orang yang telah dipilih-Nya menjadi umat-Nya. Pada waktu itu, kalau ada orang berkata kepadamu, ‘Lihat, ini Raja Penyelamat yang Dijanjikan Allah!’ atau mereka berkata, ‘Lihat, dia ada di sini!’ -- janganlah kamu percaya kepadanya. Sebab, penyelamat-penyelamat palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul. Mereka akan mengadakan keajaiban-keajaiban dan hal-hal luar biasa dengan maksud menipu orang, dan sedapat mungkin umat Allah juga. Jadi, berhati-hatilah! Semua itu sudah Aku beritahukan kepadamu sebelum terjadi.” [Hal-hal yang akan terjadi pada akhir zaman] “Setelah masa kesusahan itu, akan tiba masa di mana matahari menjadi gelap, bulan tidak lagi bercahaya, bintang-bintang jatuh dari langit, dan benda-benda di angkasa raya akan menjadi kacau-balau. Pada waktu itu Aku, Anak Manusia, akan kelihatan di awan-awan. Aku datang dengan sangat agung dan berkuasa. Dan Aku akan menyuruh malaikat-malaikat-Ku mengumpulkan umat Allah dari seluruh muka bumi.” [Sebelum tiba akhir zaman, akan ada tanda-tandanya] Yesus berkata lagi, “Lihatlah pohon ara, dan ambillah pelajaran dari pohon itu. Kalau ranting-rantingnya hijau dan lembut, dan muncul daun-daun muda, kalian tahu bahwa sudah hampir tiba musim panas. Begitu juga kalau kalian melihat bahwa hal-hal yang Aku katakan tadi telah terjadi, kalian tahu bahwa waktunya sudah dekat sekali. Percayalah: Semua hal itu akan terjadi sebelum orang-orang yang hidup sekarang ini mati semuanya. Langit dan bumi akan lenyap, tetapi apa yang Kukatakan pasti akan terjadi, tidak bisa tidak!” [Tidak seorang pun tahu kapan Anak Manusia datang kembali ke dunia] “Tidak seorang pun tahu pada hari apa atau pukul berapa Anak Manusia datang kembali ke dunia. Malaikat-malaikat di surga tidak tahu, dan Anak Allah sendiri pun tidak tahu. Hanya Allah Bapa yang tahu. Jadi, kalian harus berjaga-jaga dan waspada, sebab kalian tidak tahu kapan waktunya. Keadaannya seperti seorang yang meninggalkan rumahnya dan pergi ke tempat yang jauh. Ia menyuruh pelayan-pelayannya mengurus rumahnya dan ia memberi tugas kepada mereka masing-masing. Kepada penjaga pintu, ia berpesan supaya berjaga baik-baik.” “Sebab itu,” kata Yesus seterusnya kepada pengikut-pengikut-Nya, “kalian harus berjaga-jaga. Sebab, kalian tidak tahu kapan tuan rumah akan kembali -- mungkin pada sore hari, mungkin tengah malam, atau mungkin pada waktu subuh, atau mungkin juga pada waktu matahari terbit. Jangan sampai ia menemukan kalian sedang tidur pada waktu ia kembali dengan tiba-tiba. Apa yang Kukatakan ini kepada kalian, Kukatakan juga kepada semua orang: Berjaga-jagalah!” [Pemimpin-pemimpin agama membuat rencana untuk membunuh Yesus] Dua hari lagi orang Yahudi akan merayakan Paskah. Imam-imam kepala dan guru-guru agama ingin menangkap Yesus dan membunuh Dia. Tetapi, mereka mau melakukan hal itu dengan diam-diam, tidak diketahui orang. Maka mereka mulai mencari jalan untuk itu. Mereka memutuskan untuk tidak melakukan hal itu pada waktu perayaan. “Sebab, nanti timbul huru-hara,” kata mereka. [Seorang wanita menuang minyak wangi ke atas kepala Yesus] Ada seorang laki-laki bernama Simon. Rumahnya di kota Betania. Simon pernah menderita penyakit kulit yang mengerikan. Yesus berada di rumah Simon dan sedang makan, ketika seorang wanita datang ke sana. Wanita itu membawa sebuah botol pualam berisi minyak wangi yang mahal sekali. Minyak itu dibuat dari akar wangi. Wanita itu mendekati Yesus, lalu memecahkan botol itu dan menuang minyak wanginya ke atas kepala Yesus. Orang-orang yang berada di situ marah melihat wanita itu menuang minyak wangi ke atas kepala Yesus. Mereka berkata satu sama lain, “Untuk apa dia membuang-buang minyak wangi itu? Kalau dijual bisa laku lebih dari tiga ratus uang perak dan uangnya bisa diberikan kepada orang miskin!” Lalu mereka mencela wanita itu. Yesus berkata, “Biarkan dia berbuat itu! Jangan mencela dia! Ia sudah melakukan sesuatu yang baik dan terpuji untuk Aku. Orang miskin akan selalu ada di tengah-tengah kalian, dan kapan saja kalian mau, kalian bisa menolong mereka. Tetapi, Aku tidak selalu ada di tengah-tengah kalian. Wanita ini sudah melakukan apa yang dapat ia lakukan: Ia menuang minyak wangi ke badan-Ku sebagai persiapan untuk penguburan-Ku nanti. Jadi, ketahuilah bahwa di mana saja orang menyiarkan Kabar Baik tentang Aku, orang juga akan menceritakan apa yang telah dilakukan oleh wanita ini. Ia akan selalu diingat!” [Yudas setuju untuk membantu musuh-musuh Yesus] Yudas adalah seorang dari kedua belas pengikut Yesus yang dekat dengan Yesus. Ia pergi kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Mereka senang sekali mendengar usulnya, dan mereka berjanji untuk memberikan uang kepadanya. Maka Yudas mulai mencari waktu yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. [Pengikut-pengikut Yesus menyiapkan makanan Paskah dan makan bersama Yesus] Pada hari pertama perayaan Paskah biasanya orang Yahudi menyembelih domba untuk dimakan dalam upacara perayaan Paskah. Jadi, pada hari itu pengikut-pengikut Yesus bertanya kepada Yesus, “Bapak Guru, di mana Bapak mau kami menyiapkan makanan Paskah untuk Bapak?” Maka Yesus menyuruh dua orang di antara mereka pergi ke kota. Yesus berkata kepada mereka, “Di kota kalian akan bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang membawa sebuah kendi berisi air. Ia akan memasuki sebuah rumah. Ikutilah dia masuk ke dalam rumah itu. Tanyakan kepada pemilik rumah itu, ‘Bapak Guru ingin tahu di mana tempatnya Ia dan pengikut-pengikut-Nya akan makan makanan Paskah.’ Pemilik rumah itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan besar di loteng. Di ruangan itu sudah tersedia semua yang kita perlukan. Siapkanlah makanan untuk perayaan Paskah kita di sana.” Maka pergilah kedua orang pengikut Yesus itu ke kota. Di sana mereka menemukan semua yang dikatakan oleh Yesus. Lalu mereka menyediakan makanan Paskah. Malam itu Yesus dan kedua belas pengikut-Nya berkumpul di tempat itu untuk makan makanan Paskah. Sementara mereka duduk makan, Yesus berkata, “Dengarkan apa yang Kukatakan: Dari antara kalian yang sekarang ini makan bersama-Ku, ada satu yang akan menyerahkan Aku kepada orang-orang yang memusuhi-Ku.” Pengikut-pengikut Yesus sangat sedih mendengar Yesus berkata begitu. Mereka semua, seorang demi seorang, mulai bertanya kepada Yesus, “Bapak Guru, tentu orang yang Bapak maksudkan bukan saya?” Yesus menjawab, “Orang itu makan bersama dengan Aku. Dia salah seorang dari kalian yang dua belas ini.” Lalu Yesus berkata lagi, “Memang Aku, Anak Manusia, akan mati seperti yang tertulis di dalam Kitab Suci. Tetapi, alangkah celakanya orang yang mengkhianati Anak Manusia! Lebih baik untuk orang itu kalau ia tidak pernah dilahirkan sama sekali!” [Perjamuan peringatan pengorbanan Tuhan untuk manusia] Ketika Yesus dan pengikut-pengikut-Nya makan makanan Paskah, Yesus mengambil roti yang tersedia di situ lalu Ia berdoa mengucap terima kasih kepada Allah. Sesudah itu, Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya kemudian memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya sambil berkata, “Ini tubuh-Ku, ambillah dan makanlah!” Setelah itu, Ia mengambil sebuah piala yang berisi air anggur dan berdoa mengucap terima kasih kepada Allah. Lalu Ia memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya dan mereka semua minum anggur dari piala itu. Sesudah itu Yesus berkata, “Inilah darah-Ku yang akan tumpah karena pengorbanan-Ku untuk banyak orang. Melalui penumpahan darah-Ku, maka perjanjian antara Allah dan manusia menjadi sah. Percayalah, sejak saat ini Aku tidak akan minum air anggur ini lagi. Tetapi, Aku akan minum air anggur yang baru bersama-sama dengan kalian di dalam Dunia Baru Bapa-Ku.” Setelah itu, mereka memuji Tuhan dengan menyanyi. Kemudian mereka pergi ke Bukit Zaitun. [Yesus meramalkan bahwa Petrus akan berkata ia tidak mengenal Yesus] Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Kalian semua akan lari meninggalkan Aku. Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis, ‘Allah akan membunuh gembala domba-domba sehingga domba-domba itu akan tercerai-berai.’ Tetapi, Aku akan hidup kembali, dan setelah itu Aku akan pergi ke Galilea mendahului kalian.” Petrus menjawab, “Tidak, biar mereka semua meninggalkan Bapak, saya sama sekali tidak!” Yesus berkata kepada Petrus, “Aku beritahukan kepadamu: Malam ini juga sebelum ayam berkokok dua kali, engkau sudah tiga kali berkata kepada orang-orang bahwa engkau tidak mengenal Aku.” Petrus menjawab dengan lebih tegas lagi, “Tidak! Meskipun saya harus mati bersama Bapak, saya tidak akan berkata bahwa saya tidak mengenal Bapak!” Semua pengikut Yesus yang lain juga berkata begitu. [Yesus berdoa di Getsemani] Sesudah Yesus untuk terakhir kalinya makan makanan Paskah bersama pengikut-pengikut-Nya yang terdekat, Ia pergi dengan mereka ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Di situ Yesus berkata kepada mereka, “Duduklah di sini. Aku mau berdoa.” Lalu Ia pergi dan mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes pergi bersama Dia. Yesus sedih sekali dan hati-Nya merasa berat. Ia berkata kepada ketiga pengikut-Nya itu, “Hatiku sedih sekali, rasanya akan mati. Tunggulah kalian di sini, dan berjagalah.” Kemudian Ia pergi sedikit lebih jauh dari mereka, lalu sujud dan berdoa. Ia minta kepada Allah supaya, kalau mungkin, Allah mengizinkan agar Ia tidak usah mengalami penderitaan yang harus ditanggung-Nya ini. “Bapa,” Ia berdoa, “Bapa-Ku! Tidak ada sesuatu pun yang tidak bisa Bapa lakukan. Kumohon, janganlah biarkan Aku menanggung penderitaan ini. Tetapi, kalau Bapa memang mau supaya Aku menanggungnya, lakukanlah saja apa yang mau Bapa lakukan, jangan ikuti kemauan-Ku!” Setelah berdoa, Yesus kembali kepada ketiga pengikut-Nya dan Ia menemukan mereka sedang tidur. Yesus berkata kepada Petrus, “Simon, kau tidur? Apakah kau tidak bisa berjaga hanya untuk satu jam?” Lalu ia berkata kepada mereka, “Berjagalah dan berdoalah supaya kalian tidak gagal apabila diuji. Kalian memang ingin berbuat yang benar, tetapi kalian tidak sanggup.” Yesus pergi lagi dan berdoa. Ia mengucapkan kata-kata yang sama yang tadi telah dikatakan-Nya kepada Allah di dalam doa-Nya. Setelah itu, Ia kembali lagi kepada ketiga pengikut-Nya, dan menemukan mereka masih tidur. Mereka terlalu mengantuk, tidak bisa berjaga. Maka mereka tidak tahu apa yang harus mereka katakan kepada Yesus. Pada waktu Yesus untuk ketiga kalinya pergi berdoa dan kembali kepada ketiga pengikut-Nya itu, Ia berkata kepada mereka, “Kalian masih juga tidur dan istirahat? Sekarang cukup! Sudah tiba saatnya Anak Manusia utusan Allah diserahkan kepada orang-orang berdosa. Ayo, bangun, mari kita pergi. Lihat, ini orangnya yang mau menyerahkan Aku kepada musuh!” [Yesus ditangkap] Sementara Yesus masih di Taman Getsemani, Yudas, salah seorang dari kedua belas pengikut Yesus, datang bersama banyak orang. Orang-orang itu membawa pedang dan pentungan. Mereka ikut dengan Yudas karena diperintahkan oleh imam-imam kepala, guru-guru agama, dan para pemimpin Yahudi. Pelayan Imam Agung ada juga di situ di antara orang banyak itu. Yudas yang mengkhianati Yesus, sudah sepakat dengan mereka bahwa ia akan memberikan suatu tanda. Yudas berkata, “Orang yang saya cium, Dialah Orang yang kalian cari! Tangkap dan bawa Dia dengan dijaga ketat!” Segera setelah Yudas tiba di Getsemani, ia pergi kepada Yesus dan berkata, “Bapak Guru!” Lalu ia mencium Yesus. Maka orang-orang yang datang bersama Yudas menangkap Yesus dan mengikat Dia. Tetapi, salah seorang yang berdiri di situ mencabut pedangnya dan mengayunkannya ke pelayan Imam Agung sehingga putus telinganya. Yesus berkata kepada orang-orang yang menangkap Dia, “Mengapa kalian harus datang dengan membawa pedang dan pentungan untuk menangkap Aku? Apakah Aku ini penjahat? Setiap hari Aku mengajar kalian di Rumah Tuhan! Mengapa kalian tidak menangkap Aku di situ? Tetapi, memang seharusnya begitu, supaya apa yang tertulis di dalam Kitab Suci benar-benar terjadi.” Sesudah itu, semua pengikut Yesus lari meninggalkan Yesus. Pada waktu itu, ada seorang pemuda di situ yang mengikuti Yesus. Ia tidak memakai baju, hanya sehelai kain untuk menutupi badannya. Orang-orang berusaha menangkap dia, tetapi ia lari. Kainnya terlepas sehingga ia lari dengan telanjang. [Yesus menghadap Pengadilan Tinggi orang Yahudi] Setelah ditangkap, Yesus dibawa ke rumah Imam Agung. Semua imam kepala, pemimpin orang Yahudi, dan guru-guru agama sudah berkumpul di situ. Petrus mengikuti rombongan itu dari jauh dan masuk ke halaman rumah Imam Agung. Di sana ia duduk di dekat api untuk menghangatkan badan bersama para pengawal. Imam-imam kepala dan seluruh anggota Pengadilan Tinggi Yahudi ingin supaya Yesus dihukum mati. Oleh sebab itu, mereka berusaha mendapatkan bukti-bukti untuk hal itu. Tetapi, tidak ada satu orang pun yang dapat memberikan bukti yang cukup kuat untuk menjatuhkan hukuman mati ke atas Yesus. Banyak yang menjadi saksi dalam perkara Yesus ini berdusta mengenai Yesus. Dan kesaksian mereka tidak cocok satu sama lain. Kemudian ada beberapa orang yang tampil dan memberikan kesaksian dusta. Mereka berkata, “Orang ini berkata, ‘Rumah Allah ini adalah buatan manusia. Aku akan merobohkannya dan sesudah tiga hari membangun yang lain yang bukan buatan manusia.’” Meskipun orang-orang itu berkata begitu, kesaksian mereka berbeda-beda, tidak cocok satu dengan yang lain. Imam Agung berdiri di depan semua orang dan mengajukan pertanyaan ini kepada Yesus, “Apa jawab-Mu terhadap tuduhan orang-orang itu?” Yesus tidak menjawab satu kata pun. Ia diam saja. Imam Agung bertanya lagi, “Apakah Engkau ini Raja Penyelamat yang Dijanjikan Allah? Apakah Engkau Anak Allah Yang Mahakudus?” “Akulah Dia,” jawab Yesus. “Nanti kalian semua akan melihat Anak Manusia yang diutus Allah memerintah bersama Allah Yang Mahakuasa. Dan kalian akan melihat Dia datang dengan awan dari langit!” Imam Agung menyobek jubahnya karena marah, dan berkata, “Kita tidak memerlukan saksi lagi! Kalian sendiri sudah mendengar Ia berbicara melawan Allah! Sekarang apa keputusanmu?” Mereka semua memutuskan bahwa Yesus bersalah dan patut dihukum mati. Beberapa di antara mereka mulai meludahi Dia. Lalu mereka menutup mata-Nya dan meninju Dia sambil berkata, “Coba terka siapa yang memukul Engkau!” Lalu para pengawal mengambil Dia dan menampar-Nya. [Petrus berkata bahwa ia tidak mengenal Yesus] Pada waktu itu, Petrus masih di halaman rumah Imam Agung. Seorang pelayan wanita yang bekerja pada Imam Agung datang ke tempat itu dan melihat Petrus sedang menghangatkan badan di dekat api. Pelayan itu memandang muka Petrus dan berkata, “Engkau juga pengikut Yesus, orang Nazaret itu!” Tetapi, Petrus menyangkal. Ia berkata, “Saya tidak tahu... saya tidak mengerti apa maksudmu!” Lalu Petrus pergi keluar ke gang yang menuju ke pintu halaman. Saat itu juga ayam berkokok. Pelayan Imam Agung melihat Petrus di situ dan ia mulai berkata lagi kepada orang-orang yang ada di situ, “Orang ini memang salah seorang dari antara pengikut-pengikut Yesus itu!” Tetapi, Petrus menyangkal lagi. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ menuduh Petrus lagi. Mereka berkata, “Tidak bisa disangkal lagi, engkau memang salah seorang dari antara mereka, sebab engkau juga dari Galilea!” Lalu Petrus mulai menyumpah-nyumpah dan berkata, “Sungguh mati saya tidak bohong! Saya tidak kenal orang yang kalian maksudkan!” Saat itu juga ayam berkokok untuk kedua kalinya. Lalu Petrus teringat bahwa Yesus telah berkata kepadanya, “Sebelum ayam berkokok dua kali engkau sudah tiga kali berkata bahwa engkau tidak mengenal-Ku.” Maka Petrus sedih sekali dan menangis tersedu-sedu. [Yesus dibawa menghadap Pilatus] Pagi-pagi sekali imam-imam kepala cepat-cepat mengadakan rapat dengan pemimpin-pemimpin Yahudi, guru-guru agama, dan seluruh anggota Pengadilan Tinggi. Lalu mereka mengikat Yesus dengan rantai dan membawa Dia pergi dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. Pilatus bertanya kepada-Nya, “Betulkah Engkau raja orang Yahudi?” Yesus menjawab, “Begitulah kata Tuan.” Imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Yesus. Karena itu, Pilatus bertanya lagi kepada-Nya, “Kau sudah mendengar semua tuduhan mereka! Apakah Kau tidak mau menjawab?” Yesus tetap tidak mau menjawab apa pun sehingga Pilatus heran sekali. [Yesus dijatuhi hukuman mati] Pada setiap Perayaan Paskah, biasanya Pilatus melepaskan satu orang tahanan. Dan untuk itu, rakyat boleh memilih siapa dari antara orang tahanan yang mereka mau supaya dibebaskan oleh Pilatus. Pada waktu itu, ada orang-orang yang ditahan di dalam penjara karena mereka memberontak dan membunuh orang. Di antara pemberontak-pemberontak yang dipenjarakan itu, ada seorang bernama Barabas. Maka orang banyak yang berkumpul di hadapan Pilatus meminta kepada Pilatus supaya ia mau melepaskan seorang tahanan bagi mereka seperti yang biasanya ia lakukan pada hari raya Paskah. Karena itu, Pilatus bertanya kepada mereka, “Maukah kalian, saya melepaskan bagimu raja orang Yahudi?” Pilatus tahu benar bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus kepadanya untuk diadili karena mereka iri hati. Tetapi, ketika mendengar Pilatus berkata begitu, imam-imam kepala itu menghasut orang banyak itu supaya meminta Pilatus melepaskan Barabas. Lalu Pilatus berkata lagi kepada orang banyak yang berkumpul di situ, “Kalau begitu, kalian mau saya berbuat apa dengan Dia yang kalian sebut raja orang Yahudi ini?” Orang banyak itu berteriak, “Salibkan Dia!” “Tetapi, apa kesalahan-Nya?” tanya Pilatus. Mereka berteriak lebih keras lagi, “Salibkan Dia!” Maka Pilatus melepaskan Barabas, sebab ia ingin menyenangkan hati orang banyak itu. Lalu ia menyuruh orang mencambuk Yesus, kemudian menyerahkan-Nya untuk disalib. [Prajurit-prajurit Romawi mempermainkan Yesus] Prajurit-prajurit Romawi membawa Yesus ke dalam ruang pengadilan di istana gubernur. Lalu seluruh pasukan dipanggil untuk berkumpul. Mereka memakaikan jubah ungu pada Yesus. Mereka juga membuat mahkota dari ranting-ranting berduri dan memasang mahkota itu di kepala-Nya. Sesudah itu, mereka memberi hormat kepada-Nya dan mengejek Dia. “Daulat Raja orang Yahudi!” kata mereka. Lalu prajurit-prajurit itu bergantian memukuli kepala Yesus dengan kayu, meludahi Dia dan sujud di hadapan-Nya. Setelah selesai mempermainkan Dia, mereka melepaskan jubah ungu itu dan memakaikan kembali pakaian-Nya sendiri. Lalu mereka membawa Dia ke luar untuk dipakukan pada kayu salib. [Yesus disalibkan] Prajurit-prajurit itu membawa Yesus ke suatu tempat yang bernama Golgota, artinya “Tempat Tengkorak”. Pada waktu itu, seorang laki-laki kebetulan lewat di jalan yang mereka lalui. Ia dari desa dan baru saja hendak masuk ke kota. Orang itu berasal dari negeri Kirene dan bernama Simon. Ia ayah Aleksander dan Rufus. Ketika prajurit-prajurit itu melihat Simon, mereka menyuruh dia memikul salib Yesus. Setibanya di Golgota, mereka mau memberikan kepada Yesus anggur yang telah dicampur dengan mur, tetapi Yesus tidak mau minum anggur itu. Lalu pada pukul sembilan pagi mereka menyalibkan Dia. Di atas salib-Nya mereka memasang papan bertuliskan “Raja Orang Yahudi”, yaitu kata-kata yang menunjukkan kesalahan yang mereka tuduhkan kepada Yesus. Pakaian Yesus mereka bagi-bagi di antara mereka melalui undian. (15:24) (15:24) Pada waktu itu, ada juga dua orang lain yang disalibkan bersama Yesus. Yang seorang disalib di sebelah kiri, dan yang lainnya di sebelah kanan Yesus. Kedua orang itu adalah penyamun. Maka karena itu, terjadilah apa yang tertulis dalam Kitab Suci tentang Yesus bahwa “Ia dianggap termasuk orang jahat”. Orang-orang yang lewat di tempat itu menggeleng-geleng kepala melihat Yesus. Mereka menghina Dia. “Hai, Kau,” kata mereka, “Kata-Mu Kau mau merobohkan Rumah Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari? Coba turun dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!” Imam-imam kepala dan guru-guru agama juga mengejek Yesus. Mereka berkata satu sama lain, “Ia menyelamatkan orang lain, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Katanya Dia raja Israel, Raja Penyelamat. Nah, turunlah sekarang juga dari salib itu, baru kita percaya kepada-Nya!” Bahkan orang-orang jahat yang disalibkan bersama Yesus itu juga menghina Yesus. [Kematian Yesus] Pada tengah hari seluruh negeri itu menjadi gelap selama tiga jam. Dan pukul tiga sore Yesus berteriak dengan suara yang keras, “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?” yang berarti “Ya Allah-Ku, ya Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Beberapa orang yang berada di situ mendengar Yesus berteriak. Mereka berkata, “Dengar, Ia memanggil Elia!” Seorang di antara mereka cepat-cepat pergi mengambil bunga karang dan mencelupkannya ke dalam anggur asam. Bunga karang itu dicucukkannya pada ujung sebatang kayu lalu diulurkan ke bibir Yesus. Sambil berbuat itu ia berkata, “Tunggu, mari kita lihat apakah Elia datang menurunkan Dia dari salib itu.” Yesus berteriak lalu meninggal. Di dalam Rumah Allah ada gorden yang tergantung antara Ruang Maha Suci dan Ruang Suci. Pada hari itu juga gorden itu sobek menjadi dua dari atas sampai ke bawah. Seorang perwira yang sedang berdiri di depan salib itu melihat bagaimana Yesus meninggal. Ia berkata, “Benar, orang ini Anak Allah!” Di antara orang-orang yang menyaksikan kematian Yesus ada juga wanita-wanita, antara lain: Salome, Maria Magdalena, dan Maria, ibu dari Yakobus (yang lebih muda) dan Yoses. Mereka berdiri dari jauh dan menyaksikan semua yang terjadi pada waktu itu. Mereka adalah wanita-wanita pengikut Yesus yang sudah menolong Dia pada waktu Ia berada di Galilea. Bersama mereka ada juga banyak wanita lain yang menyaksikan kematian Yesus. Mereka adalah wanita-wanita yang sudah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus. [Yesus dikubur] Ada seorang anggota Pengadilan Tinggi Yahudi yang dihormati oleh masyarakat Yahudi. Namanya Yusuf, dan ia berasal dari kota Arimatea. Ia berharap bahwa tidak lama lagi Allah akan datang dan memerintah sebagai Raja. Pada hari kematian Yesus itu, ia juga datang ke Yerusalem. Tetapi ketika ia datang, hari sudah malam. Hari itu hari Persiapan bagi orang Yahudi, yaitu hari sebelum hari Sabat. Yusuf dengan berani pergi menghadap Pilatus dan minta supaya ia diizinkan mengambil jenazah Yesus. (15:42) Pilatus heran mendengar bahwa Yesus sudah meninggal. Maka ia menyuruh orang memanggil kepala pasukan yang menyalibkan Yesus lalu bertanya kepadanya apakah Yesus sudah meninggal. Setelah mendengar laporan perwira itu, Pilatus mengizinkan Yusuf mengambil jenazah Yesus. Yusuf membeli kain kafan dari lenan halus. Lalu Ia pergi menurunkan jenazah Yesus dan membungkusnya dengan kain itu. Kemudian ia meletakkan jenazah itu di dalam sebuah kuburan yang dibuat di dalam bukit batu. Setelah itu, ia mengambil sebuah batu yang besar lalu menutup pintu kuburan itu dengan batu itu. Pada waktu Yusuf melakukan semua itu, Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses ada di situ memperhatikan di mana Yesus diletakkan. [Yesus hidup kembali dari kematian] Sabtu sore setelah lewat waktu Sabat, Maria Magdalena, Salome, dan Maria ibu Yakobus, pergi membeli ramuan-ramuan untuk membalur jenazah Yesus. Keesokan hari pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi sekali ketika matahari baru terbit, mereka pergi ke kuburan. Di tengah jalan mereka berkata satu sama lain, “Siapa yang akan menggeserkan batu penutup lubang kuburan?” Mereka berkata begitu sebab batu itu besar sekali. Tetapi, setibanya di situ mereka mendapati batu itu sudah terguling. (16:3) Dan ketika mereka masuk ke dalam kuburan itu mereka terkejut, sebab di dalamnya di sebelah kanan, mereka melihat seorang muda sedang duduk. Ia memakai baju putih. Orang muda itu berkata kepada mereka, “Jangan takut! Saya tahu kalian mencari Yesus, orang Nazaret yang mati disalib. Ia tidak ada di sini! Ia sudah hidup kembali! Lihat saja tempat-Nya di mana mereka membaringkan jenazah-Nya! Sekarang, pergilah kepada pengikut-pengikut-Nya, termasuk Petrus. Katakan kepada mereka, ‘Yesus sudah pergi ke Galilea mendahului kalian. Kalian akan melihat Dia di sana seperti yang pernah Ia katakan kepadamu.’” Maka ketiga wanita itu keluar dari kuburan itu dan lari, karena mereka terkejut dan takut. Mereka tidak memberitahukan apa-apa kepada siapa pun, sebab mereka takut. [BAGIAN AKHIR YANG PENDEK DARI BUKU MARKUS] [Lalu mereka segera pergi kepada Petrus dan teman-temannya serta menceritakan dengan singkat semua yang telah diberitahukan kepada mereka oleh orang muda itu. Setelah Yesus hidup kembali dari kematian pada hari Minggu pagi, mula-mula Ia memperlihatkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Maria adalah wanita yang pernah kemasukan roh jahat dan Yesus mengeluarkan tujuh roh jahat dari dalam dirinya. Setelah itu, Yesus sendiri menyebarkan ke seluruh dunia berita yang suci mengenai keselamatan dari Allah yang berlaku untuk selama-lamanya. Yesus menyebarkan berita itu melalui pengikut-pengikut-Nya. Berita itu adalah berita yang benar yang pasti akan dilakukan oleh Allah.] [BAGIAN AKHIR YANG PANJANG DARI BUKU MARKUS Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada Maria Magdalena] [Setelah Maria Magdalena melihat Yesus, ia pergi kepada teman-teman Yesus dan memberitahukan bahwa Yesus hidup dan ia telah melihat Yesus. Pada waktu itu, teman-teman Yesus sedang berkabung dan menangis. Tetapi, ketika Maria memberitahukan kepada mereka bahwa Yesus hidup dan ia sudah melihat Yesus, mereka tidak percaya. [Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada dua orang pengikut-Nya] Setelah itu, Yesus memperlihatkan diri-Nya lagi dengan cara yang lain kepada dua orang di antara pengikut-pengikut-Nya. Pada waktu itu, kedua orang itu sedang berjalan ke sebuah kampung. Karena Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada mereka, maka mereka kembali dan memberitahukan hal itu kepada teman-teman Yesus yang lain, tetapi mereka tidak percaya. [Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada kesebelas pengikut-Nya] Akhirnya Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada kesebelas pengikut-Nya pada waktu mereka sedang makan. Ia mencela mereka sebab mereka tidak percaya bahwa Ia hidup. Hati mereka terlalu keras untuk percaya kepada berita yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah melihat sendiri bahwa Yesus hidup. Yesus berkata kepada mereka, “Kalian harus pergi ke mana-mana di seluruh dunia dan menyampaikan Kabar Baik dari Allah kepada semua orang. Orang yang tidak percaya akan berita yang kalian sampaikan itu, akan dihukum. Tetapi, orang yang percaya dan dibaptis akan selamat. Orang-orang yang percaya itu akan diberi kuasa oleh Allah untuk melakukan keajaiban-keajaiban ini: Mereka akan memakai nama-Ku untuk mengusir roh jahat keluar dari orang, dan roh jahat itu akan keluar; mereka akan berbicara dengan bahasa-bahasa yang tidak mereka kenal; dan kalau mereka memegang ular atau minum racun, mereka tidak akan mendapat celaka; kalau mereka meletakkan tangan mereka ke atas orang sakit, orang-orang itu akan sembuh.” [Yesus diangkat ke surga] Setelah Tuhan Yesus berbicara dengan mereka, Ia diangkat ke surga dan di sana Ia memerintah bersama dengan Allah. Maka pengikut-pengikut-Nya berangkat dan pergi ke mana-mana memberitakan Kabar Baik dari Allah kepada orang-orang. Dan Tuhan Yesus bekerja bersama-sama dengan mereka serta menolong mereka melakukan keajaiban-keajaiban sehingga orang-orang bertambah percaya bahwa berita yang mereka sampaikan itu memang benar.] [Pendahuluan] Yang Mulia, Tuan Teofilus, Banyak orang sudah berusaha untuk menulis dengan sebaik mungkin peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di tengah-tengah kita. Apa yang mereka tulis sebenarnya adalah hal-hal yang sudah diceritakan kepada kita. Orang-orang yang menceritakan hal-hal itu kepada kita sudah melihat sendiri peristiwa-peristiwa itu sejak mulanya dan mereka menyebarkannya ke mana-mana. Saya sudah menyelidiki dengan teliti semua itu dari permulaannya. Karena itu, Yang Mulia, saya merasa sebaiknya saya menuliskan hal itu dengan teratur untuk Tuan. Dengan demikian, Tuan akan tahu dengan tepat semua yang benar yang telah diajarkan kepada Tuan. [Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis] Ketika Herodes menjadi raja negeri Yudea, ada seorang imam bernama Zakharia. Ia salah seorang dari kelompok imam-imam Abia. Istrinya bernama Elisabet, yang juga keturunan imam. Allah senang pada Zakharia dan istrinya karena mereka hidup menurut kemauan Allah. Mereka taat kepada semua perintah dan hukum Tuhan. Suami istri itu tidak mempunyai anak, sebab Elisabet tidak bisa mempunyai anak. Selain itu, keduanya pun sudah tua. Pada suatu hari, imam-imam kelompok Abia mendapat giliran bertugas di Rumah Tuhan. Dan seperti biasa, mereka membuang undi untuk mengetahui siapa yang terpilih untuk bertugas. Ketika diundi, nama Zakharia yang kena. Jadi, hari itu ia menjalankan tugas sebagai imam di hadapan Allah dan mengadakan upacara pembakaran dupa di dalam Rumah Tuhan. Sementara ia di dalam, orang-orang yang datang beribadat di situ tinggal di luar dan berdoa. Pada waktu itu, seorang malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Zakharia. Malaikat itu berdiri di sebelah kanan meja tempat membakar dupa. Ketika Zakharia melihat malaikat itu, ia terkejut dan takut. Tetapi, malaikat itu berkata, “Jangan takut, Zakharia! Allah sudah mendengar doamu. Istrimu Elisabet akan melahirkan seorang anak laki-laki. Engkau harus memberi nama Yohanes kepada anak itu. Ia akan membuatmu sangat gembira dan banyak orang lain akan ikut bergembira. Anakmu itu akan menjadi orang besar menurut penilaian Tuhan. Ia tidak boleh minum anggur atau minuman keras lainnya. Sejak lahir ia akan dikuasai oleh Roh Allah. Ia akan membimbing banyak orang Israel sehingga mereka kembali mengikuti Tuhan Allah. Ia akan menjadi utusan Tuhan yang kuat dan berkuasa seperti Nabi Elia. Ia akan membuat para orang tua mengasihi anak mereka kembali. Orang-orang yang tidak taat kepada Allah akan dipimpinnya sehingga mereka berubah dan mempunyai pikiran yang sama dengan orang-orang yang taat kepada Allah. Dengan demikian, ia menyiapkan umat Tuhan untuk melayani Tuhan.” Zakharia berkata kepada malaikat itu, “Saya dan istri saya sudah tua. Bagaimana saya tahu bahwa apa yang Tuan katakan itu benar-benar akan terjadi?” Malaikat itu menjawab, “Saya Gabriel, malaikat yang melayani Allah yang selalu siap di samping Allah. Allah menyuruh saya datang dan menyampaikan kabar baik itu kepadamu. Apa yang telah saya sampaikan kepadamu pasti akan terjadi pada waktunya, tetapi engkau tidak percaya. Karena itu, engkau nanti tidak dapat berbicara; engkau akan bisu sampai janjiku kepadamu menjadi kenyataan.” Sementara itu, orang-orang terus menunggu Zakharia keluar dari Rumah Tuhan. Mereka heran mengapa ia begitu lama. Ketika akhirnya ia keluar, ia sudah bisu. Dan karena ia tidak dapat berbicara, ia membuat isyarat dengan tangannya. Maka orang-orang tahu bahwa ia sudah melihat sesuatu dari Allah di dalam Rumah Tuhan. Setelah selesai bertugas di Rumah Tuhan, Zakharia pulang ke rumah. Beberapa waktu kemudian, Elisabet pun mengandung. Lima bulan lamanya Elisabet tinggal di rumah, tidak pergi ke mana-mana. Ia berkata, “Tuhan memperhatikan dan menolong saya sehingga saya tidak dihina lagi karena tidak mempunyai anak.” [Malaikat Gabriel diutus kepada Maria] Ketika Elisabet sudah enam bulan mengandung, Allah mengutus malaikat Gabriel ke sebuah kota kecil di Galilea. Kota itu bernama Nazaret. Di situ ada seorang gadis, namanya Maria. Ia sudah bertunangan dengan Yusuf, seorang laki-laki keturunan Raja Daud. Malaikat itu harus menyampaikan sebuah pesan kepada Maria. Malaikat itu datang dan berkata kepada Maria, “Allah bersamamu. Ia mau melakukan sesuatu yang sangat baik kepadamu!” (1:26) (1:26) Maria terkejut mendengar perkataan itu. Ia tidak mengerti maksudnya. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Jangan takut, Maria. Allah senang kepadamu. Engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki dan kau harus menamakan-Nya Yesus. Ia akan menjadi agung dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan mengangkat Dia menjadi raja seperti Daud, nenek moyang-Nya. Dan Ia akan memerintah umat-Nya untuk selama-lamanya. Kerajaan-Nya tidak akan berakhir!” Maria berkata kepada malaikat itu, “Tetapi saya belum kawin! Bagaimana semua itu bisa terjadi?” Malaikat itu menjawab, “Roh Allah akan datang menurunkan kuasa-Nya kepadamu dan engkau akan mendapat seorang anak laki-laki. Anak yang suci itu akan disebut Anak Allah. Kata orang, Elisabet, saudara sepupumu, tidak bisa mendapat anak. Tetapi, meskipun ia sudah tua sekali, tiga bulan lagi ia akan melahirkan. Tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Allah.” Maria berkata, “Saya hamba Tuhan. Semoga semua yang Tuan katakan itu terjadi.” Sesudah Maria berkata begitu, malaikat itu pun pergi. [Maria mengunjungi Elisabet] Tidak lama kemudian, Maria pergi mengunjungi Elisabet dan Zakharia. Mereka tinggal di sebuah kota kecil di daerah pegunungan di Yudea. Maria masuk ke rumah mereka dan memberi salam kepada Elisabet. Pada waktu itu, Elisabet sedang mengandung. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, bayi di dalam perutnya bergerak. Lalu Elisabet dikuasai oleh Roh Allah sehingga ia berseru, “Maria, Allah memberkati engkau melebihi semua wanita yang lain. Ia juga memberkati anakmu! Saya merasa sangat dihormati karena ibu Tuhan saya mau datang mengunjungi saya. Ketika engkau memberi salam kepada saya, bayi di perut saya bergerak karena senang. Engkau beruntung sekali karena engkau percaya bahwa Allah akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu!” [Nyanyian pujian Maria untuk Tuhan] Maria berkata, “Aku memuji Tuhan Allah, sebab Ia menyelamatkan aku dan membuat hatiku gembira. Aku hanya hamba-Nya yang hina tetapi Ia berbuat baik kepadaku. Mulai sekarang semua orang akan berkata bahwa Allah sangat baik kepadaku. Allah amat berkuasa dan suci, Ia melakukan hal-hal yang luar biasa kepadaku. Allah selalu baik kepada orang yang taat kepada-Nya; Ia sayang kepada semua orang yang menghormati Dia. Ia memakai kekuatan dan kuasa-Nya untuk menghancurkan orang yang sombong; Ia mengacaukan rencana mereka. Raja-raja yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta mereka dan orang yang rendah diberikan-Nya tempat yang terhormat. Ia memberikan makanan yang baik kepada orang yang lapar tetapi orang kaya disuruh-Nya pergi dengan tangan kosong. Tuhan menepati janji yang dibuat-Nya dahulu kala. Ia datang dan menolong bangsa Israel, umat-Nya. Ia menunjukkan belas kasihan-Nya kepada semua keturunan Abraham, sebab Ia sudah berjanji hendak melakukan hal itu untuk selama-lamanya.” Tiga bulan lamanya Maria tinggal di rumah Elisabet, lalu ia pulang. [Yohanes Pembaptis lahir] Sampailah saatnya Elisabet bersalin dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Tetangga-tetangga dan sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan sangat baik terhadap Elisabet dan mereka ikut bergembira dengan dia. Ketika bayi itu berumur delapan hari, ia disunat. Banyak tamu datang. Mereka mau menamakan dia Zakharia seperti ayahnya, tetapi ibunya berkata, “Tidak! Ia harus diberi nama Yohanes.” Mereka berkata, “Tidak seorang pun dari sanak saudaramu bernama begitu!” Lalu mereka bertanya dengan isyarat kepada ayahnya, nama apa yang mau dia berikan kepada anaknya. Zakharia meminta sebuah batu tulis, lalu menulis, “Namanya Yohanes.” Mereka semua heran sekali. Saat itu juga Zakharia dapat berbicara kembali dan ia memuji Allah. Semua tetangganya takut, dan kabar tentang semua itu tersiar ke mana-mana di seluruh daerah pegunungan Yudea. Setiap orang yang mendengar hal itu bertanya dalam hati, “Akan menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab, orang melihat bahwa Tuhan menyertai dia. [Zakharia berbicara seperti seorang nabi] Zakharia, ayah anak itu, dikuasai oleh Roh Allah sehingga ia berbicara seperti seorang nabi. Ia berkata, “Mari kita memuji Tuhan, Allah bangsa Israel! Ia telah datang untuk menolong umat-Nya, dan membebaskan mereka. Ia memberi kita Penyelamat yang perkasa, keturunan Daud, hamba-Nya. Dahulu kala melalui nabi-nabi yang melayani Allah, Tuhan telah berjanji untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita, dan melepaskan kita dari kuasa orang-orang yang membenci kita. Tuhan berkata bahwa Ia akan menunjukkan belas kasihan-Nya kepada leluhur kita dan menepati janji-Nya yang suci. Ia sudah bersumpah kepada Abraham, bapak leluhur kita, bahwa Ia akan melepaskan kita dari musuh-musuh kita, dan mengizinkan kita untuk melayani Dia tanpa rasa takut, (1:73) supaya kita dapat selalu mengabdi kepada-Nya, dan menyenangkan hati-Nya sepanjang hidup kita. Engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi, karena engkau diutus untuk mendahului Tuhan dan merintis jalan bagi Dia. Engkau diutus untuk memberitahukan kepada umat-Nya bahwa mereka akan diselamatkan kalau Allah sudah mengampuni dosa mereka. Allah kita sangat baik hati dan penyayang; Ia akan datang untuk menerangi kita, seperti matahari terbit di pagi hari. Ia datang untuk memberi terang-Nya kepada semua orang yang hidup dalam kegelapan dan takut akan kematian. Ia datang untuk membimbing kita supaya kita dapat hidup dengan sejahtera.” Anak Zakharia itu bertambah besar dan jiwanya juga bertambah kuat. Ia tinggal di padang gurun sampai tiba waktunya ia tampil di tengah-tengah bangsa Israel. [Kelahiran Tuhan Yesus] Pada zaman itu, raja kerajaan Romawi yang bernama Kaisar Agustus memerintahkan semua orang yang tinggal di dalam wilayah kerajaannya mendaftarkan diri untuk sensus. Mereka harus pergi ke kota kelahirannya masing-masing supaya dihitung dan dicatat namanya. Hal itu baru pertama kali diadakan. Dan gubernur Siria pada waktu itu ialah Kirenius. (2:2) Karena itu, Yusuf berangkat dari kota Nazaret di Galilea dan pergi ke kota Betlehem di Yudea. Raja Daud lahir di kota itu dan karena Yusuf keturunan Daud, ia harus mendaftarkan diri di sana. Yusuf pergi bersama Maria, tunangannya yang pada waktu itu sedang hamil. Ketika mereka di Betlehem, tibalah saatnya Maria melahirkan anaknya. Pada waktu itu semua rumah penginapan sudah penuh. Jadi, Yusuf dan Maria pergi ke kandang binatang. Di situ Maria melahirkan seorang putra, anaknya yang pertama. Maria membungkus Anak itu dengan kain, lalu meletakkan-Nya di dalam palungan berisi jerami. [Gembala-gembala dan malaikat] Di dekat kota Betlehem, ada beberapa orang gembala yang bermalam di padang rumput. Mereka sedang menjaga ternak dombanya di sana. Tiba-tiba seorang malaikat Tuhan menampakkan diri kepada mereka, dan cahaya dari Tuhan bersinar di sekeliling mereka. Mereka takut sekali, tetapi malaikat itu berkata, “Jangan takut! Saya membawa kabar baik kepadamu. Semua orang akan menjadi gembira oleh kabar itu. Pada hari ini di kota Daud sudah lahir Raja Penyelamatmu. Ia Kristus, Tuhan. Inilah tandanya supaya kamu dapat menemukan Dia: Ia berbaring di dalam palungan dan dibungkus dengan kain.” Tiba-tiba banyak malaikat lain turun dari sorga. Mereka semua menyanyi memuji Tuhan. Mereka berkata: “Terpujilah Allah, di surga yang mahatinggi. Dan damai di bumi bagi orang yang menyenangkan hati Allah. ” Sesudah itu, malaikat-malaikat itu kembali ke surga. Lalu gembala-gembala itu berkata satu sama lain, “Mari kita pergi ke Betlehem dan melihat apa yang terjadi di situ. Mari kita lihat apa yang sudah dikatakan oleh Tuhan kepada kita.” Lalu mereka cepat-cepat pergi ke Betlehem. Di sana mereka menemukan bayi itu bersama Maria dan Yusuf. Bayi itu berbaring di dalam palungan, tepat seperti yang dikatakan malaikat. Lalu mereka menceritakan kepada Maria dan Yusuf apa yang malaikat katakan kepada mereka tentang bayi itu. Mereka juga menceritakan hal itu kepada orang lain. Setiap orang heran mendengar cerita para gembala itu. Tetapi, Maria mengingat terus kejadian-kejadian itu dan sering memikirkannya. Gembala-gembala itu kembali ke padang rumput dan di tengah jalan mereka menyanyi memuji Tuhan. Mereka senang karena semua yang mereka lihat dan dengar, tepat seperti yang dikatakan malaikat. [Yesus diberi nama] Sesudah berumur delapan hari, anak itu disunat. Orang tua-Nya menamakan Dia Yesus. Itu adalah nama yang diberikan malaikat kepada-Nya sebelum dikandung oleh ibu-Nya. [Yesus diserahkan kepada Tuhan di Rumah Tuhan] Ketika sudah tiba saatnya bagi Yusuf dan Maria untuk menjalani upacara penyucian menurut Hukum Musa, mereka pergi ke Yerusalem bersama Yesus. Di sana mereka hendak mempersembahkan kurban berupa sepasang burung tekukur atau dua ekor burung merpati yang masih muda. Itulah peraturan yang ditentukan di dalam Hukum Tuhan untuk orang yang mau mengadakan upacara penyucian. Mereka juga bermaksud menyerahkan Yesus kepada Tuhan. Sebab, di dalam Hukum Tuhan tertulis begini, “Setiap anak laki-laki yang pertama, harus diserahkan kepada Tuhan.” (2:22) (2:22) Pada waktu itu, di Yerusalem ada seorang bernama Simeon. Ia orang baik yang takut akan Allah. Ia sedang menunggu saatnya Allah menyelamatkan bangsa Israel. Roh Allah menyertai dia. Roh Allah mengatakan bahwa ia tidak akan meninggal dunia sebelum melihat Raja Penyelamat yang datang dari Allah. Roh Allah menggerakkan hati Simeon untuk masuk ke Rumah Tuhan. Pada waktu itu, Yesus yang masih kecil itu dibawa masuk oleh Yusuf dan Maria untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Ketika mereka masuk, Simeon mengambil Anak itu dan menggendong-Nya serta memuji Allah. Ia berkata, “Tuhan, Engkau sudah menepati janji-Mu. Jadi, sekarang biarlah saya meninggal dengan tenang. Sebab, saya sudah melihat Penyelamat yang Kauberikan, dan yang telah Kaupersiapkan supaya dilihat oleh semua orang di seluruh dunia. Ia bagaikan terang yang membuat bangsa-bangsa bukan Yahudi mengenal kehendak-Mu dan yang membuat umat-Mu orang Israel dihormati.” Ayah dan ibu Yesus heran mendengar Simeon berkata begitu tentang Anak mereka. Lalu Simeon meminta Tuhan memberkati mereka. Kemudian ia berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Allah sudah menentukan bahwa Anak ini akan menyebabkan banyak orang Israel menjauh dari Tuhan atau mendekat pada Tuhan. Allah mengutus Dia untuk membuat orang mengerti apa yang belum mereka pahami. Banyak orang akan menentang Dia. Dengan demikian Ia menunjukkan apa yang mereka pikirkan dalam hati. Dan hatimu akan terasa sakit seperti ditusuk pedang yang tajam.” Di Yerusalem ada juga seorang nabi wanita yang sudah tua sekali. Umurnya sudah delapan puluh empat tahun. Namanya Hana. Ia anak Fanuel dari suku Asyer. Sesudah kawin tujuh tahun, suaminya meninggal dan ia menjadi janda. Ia tinggal terus di Rumah Tuhan dan beribadat kepada-Nya siang dan malam dengan berdoa dan berpuasa. Tepat pada waktu itu, ia juga datang dan memuji Allah karena sudah memberikan Yesus. Hana terus berbicara mengenai Yesus kepada semua orang yang sedang menunggu saatnya Allah melepaskan Yerusalem dari kesusahan. [Yusuf dan Maria kembali bersama Yesus ke Nazaret] Setelah Yusuf dan Maria melakukan semua yang harus mereka lakukan menurut Hukum Tuhan, mereka pulang ke kota Nazaret di Galilea. Yesus bertambah besar dan kuat. Ia bijaksana sekali dan Allah sangat mengasihi Dia. [Yesus di Rumah Tuhan] Sekali setahun, biasanya orang Yahudi merayakan peringatan pembebasan mereka dari perbudakan di Mesir. Hari itu disebut Hari Raya Paskah. Karena itu, setiap tahun ayah dan ibu Yesus pergi ke kota Yerusalem untuk merayakan hari itu. Ketika Yesus berumur dua belas tahun, mereka sekeluarga pergi ke perayaan itu seperti biasanya. Sesudah perayaan itu selesai, mereka pulang. Tetapi, Yesus tertinggal di Yerusalem. Orang tua-Nya tidak tahu bahwa Ia masih di situ. Mereka pikir, Ia ada bersama orang-orang lain yang juga sedang dalam perjalanan pulang ke Nazaret. Sesudah berjalan sepanjang hari, barulah mereka mulai mencari Dia di antara sanak saudara dan teman-teman mereka. Tetapi, mereka tidak menemukan Dia. Maka mereka kembali ke Yerusalem dan mulai mencari-Nya di sana. Pada hari yang ketiga, mereka menemukan Dia di dalam Rumah Tuhan di tengah-tengah beberapa guru agama. Ia sedang duduk mendengarkan pembicaraan guru-guru agama itu. Ia juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan setiap kali mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada-Nya, Ia menjawabnya dengan sangat bijaksana, sehingga semua orang kagum. Orang tua-Nya juga heran melihat Ia bersoal jawab dengan guru-guru agama di situ. Ibu-Nya bertanya, “Nak, mengapa Kaulakukan ini kepada kami? Aku dan ayah-Mu cemas sekali. Kami mencari Engkau ke mana-mana.” Yesus menjawab, “Mengapa Ayah dan Ibu mencari Aku? Apakah Ayah dan Ibu tidak tahu bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?” Tetapi, orang tua-Nya tidak mengerti maksud-Nya. Kemudian Yesus pulang bersama mereka ke Nazaret. Ia tinggal di sana dengan mereka dan taat kepada mereka. Tetapi, ibu-Nya tidak dapat melupakan peristiwa itu. Ia tetap mengingat dan memikirkan hal itu. Yesus bertambah besar dan kuat serta bijaksana. Orang-orang suka kepada-Nya dan Allah semakin mengasihi-Nya. [Yohanes Pembaptis dan khotbah-khotbahnya] Inilah tahun kelima belas Kaisar Tiberius memerintah kerajaan Roma. Pada masa itu, Pontius Pilatus adalah gubernur di Yudea, dan penguasa-penguasa lainnya yang memerintah di bawah kekuasaan Kaisar Tiberius adalah Herodes, Filipus saudara Herodes, dan Lisanias. Herodes memerintah di Galilea, Filipus di wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias memerintah di Abilene. Yang menjabat sebagai Imam Agung pada waktu itu ialah Hanas, kemudian Kayafas. Suatu hari pada masa itu, Yohanes anak Zakharia sedang berada di suatu tempat sepi yang tidak ada penduduknya. Allah datang kepadanya di situ dan menyuruh dia menyampaikan pesan dari Allah kepada orang-orang. Setelah menerima pesan-pesan Allah, Yohanes pergi ke mana-mana di seluruh daerah Sungai Yordan dan menyampaikan pesan-pesan itu kepada orang-orang. Yohanes berkata, “Kalian harus melakukan apa yang dikehendaki Allah dan berhenti berbuat dosa. Setelah itu, kalian harus dibaptis supaya Allah mengampuni dosa-dosamu.” Apa yang dilakukan oleh Yohanes sebenarnya sudah diramalkan oleh Nabi Yesaya pada zaman dahulu. Di dalam bukunya, Nabi Yesaya menulis begini: “Ada orang berseru-seru di padang pasir, ‘Siapkanlah jalan untuk Tuhan, ratakanlah jalan yang akan dilalui-Nya. Setiap lembah haruslah ditimbun, setiap gunung dan bukit diratakan. Jalan yang berbelok-belok harus diluruskan, jalan yang lekak-lekuk harus diratakan. Orang-orang di seluruh dunia akan melihat Allah menyelamatkan manusia!’” Banyak orang datang kepada Yohanes dan minta supaya ia membaptiskan mereka. Yohanes berkata kepada mereka, “Kalian jahat seperti ular! Siapa yang memberitahukan kepada kalian bahwa kalian dapat bebas dari hukuman Allah? Lakukanlah apa yang dikehendaki oleh Allah, supaya orang dapat melihat bahwa kalian sudah berhenti berbuat dosa dan mau melakukan kehendak Allah. Dan jangan mulai berkata bahwa Abraham adalah nenek moyangmu. Ingat: Dari batu-batu ini pun Allah dapat membuat suatu keturunan untuk Abraham! Pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik akan ditebang sampai ke akar-akarnya dan dibuang ke dalam api. Kapak untuk itu sudah siap.” Orang-orang bertanya kepada Yohanes, “Jadi, kami harus berbuat apa?” Yohanes menjawab, “Kalau kalian mempunyai dua helai baju, berikanlah sehelai kepada orang yang tidak mempunyai pakaian; dan kalau kalian mempunyai makanan, berikanlah kepada orang yang tidak mempunyai makanan.” Pada waktu itu, penagih-penagih pajak datang juga kepada Yohanes dan minta supaya ia membaptis mereka. Mereka bertanya kepada Yohanes, “Bapak Guru, kami harus berbuat apa?” Yohanes menjawab, “Jangan menagih lebih banyak dari apa yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.” Ada juga tentara yang datang kepada Yohanes dan bertanya, “Bagaimana dengan kami? Kami harus berbuat apa?” Yohanes menjawab, “Jangan memakai kekerasan untuk meminta uang dari orang, dan jangan mengancam orang dengan tuduhan-tuduhan palsu supaya ia memberi uang kepadamu. Jangan ingin mendapat lebih daripada gaji yang kauterima.” Pada masa itu orang-orang Israel percaya bahwa hal-hal penting yang dijanjikan oleh Allah segera akan terjadi. Maka mereka mulai bertanya-tanya di dalam hati, apakah Yohanes inilah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Karena itu, Yohanes berkata kepada mereka, “Saya membaptis kalian dengan air, tetapi nanti akan datang seorang lain yang akan membaptis kalian dengan Roh Allah dan api. Ia lebih besar daripada saya. Kalau saya dibandingkan dengan Dia, saya tidak berarti apa-apa. Untuk membuka tali sepatu-Nya pun saya tidak layak. Ia seperti orang yang memegang nyiru untuk menampi semua gandum sampai bersih. Gandum akan dikumpulkannya di dalam gudang gandum, tetapi semua sekam akan dibakarnya di dalam api yang tidak bisa mati.” Dengan bermacam-macam cara Yohanes memberitakan Kabar Baik dari Allah kepada orang-orang, dan ia menasihati mereka supaya mengubah cara hidup mereka yang salah. Ia juga menegur Herodes yang berkuasa di Galilea. Ia berkata kepada Herodes bahwa Herodes bersalah sekali karena telah mengawini Herodias, istri saudaranya sendiri. Ia juga menegur Herodes mengenai kejahatan-kejahatannya yang lain. Tetapi, Herodes malah bertambah jahat. Ia memasukkan Yohanes ke dalam penjara. [Yesus dibaptis] Pada waktu Yohanes membaptis semua orang itu, ia juga membaptis Yesus. Setelah dibaptis, Yesus berdoa dan saat itu juga langit terbuka, dan Roh Allah berupa burung merpati turun lalu hinggap ke atas kepala Yesus. Kemudian terdengar suatu suara dari langit yang berkata, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi. Engkau menyenangkan hati-Ku.” [Nenek moyang Yesus] Pada waktu Yesus baru mulai melakukan pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun. Menurut pendapat orang, Ia anak Yusuf. Dan inilah daftar silsilahnya: Yusuf adalah anak Eli Eli anak Matat Matat anak Lewi Lewi anak Malkhi Malkhi anak Yanai Yanai anak Yusuf Yusuf anak Matica Matica anak Amos Amos anak Nahum Nahum anak Hesli Hesli anak Nagai Nagai anak Maat Maat anak Matica Matica anak Simei Simei anak Yosekh Yosekh anak Yoda Yoda anak Yohanan Yohanan anak Resa Resa anak Zerubabel Zerubabel anak Sealtiel Sealtiel anak Neri Neri anak Malkhi Malkhi anak Adi Adi anak Kosam Kosam anak Elmadam Elmadam anak Er Er anak Yesua Yesua anak Eliezer Eliezer anak Yorim Yorim anak Matat Matat anak Lewi Lewi anak Simeon Simeon anak Yehuda Yehuda anak Yusuf Yusuf anak Yonam Yonam anak Elyakim Elyakim anak Melea Melea anak Mina Mina anak Matata Matata anak Natan Natan anak Daud Daud anak Isai Isai anak Obed Obed anak Boas Boas anak Salmon Salmon anak Nahason Nahason anak Aminadab Aminadab anak Admin Admin anak Arni Arni anak Hezron Hezron anak Peres Peres anak Yehuda Yehuda anak Yakub Yakub anak Ishak Ishak anak Abraham Abraham anak Terah Terah anak Nahor Nahor anak Serug Serug anak Rehu Rehu anak Peleg Peleg anak Eber Eber anak Salmon Salmon anak Kenan Kenan anak Arpakhsad Arpakhsad anak Sem Sem anak Nuh Nuh anak Lamekh Lamekh anak Metusalah Metusalah anak Henokh Henokh anak Yared Yared anak Mahalaleel Mahalaleel anak Kenan Kenan anak Enos Enos anak Set Set anak Adam Adam adalah anak Allah. (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) (3:23) [Yesus dicobai oleh Iblis] Setelah dibaptis, Yesus meninggalkan Sungai Yordan. Pada waktu itu Ia dikuasai oleh Roh Allah yang memimpin Dia pergi ke padang gurun. Di situ Ia dicobai oleh Iblis empat puluh hari lamanya. Sepanjang waktu itu, Ia tidak makan apa-apa. Jadi setelah itu, Ia merasa lapar sekali. Iblis berkata kepada-Nya, “Kalau betul Engkau adalah Anak Allah, perintahkan batu-batu ini supaya menjadi roti.” Yesus menjawab, “Di dalam Kitab Suci tertulis, ‘Bukan dengan roti saja orang dapat hidup.’” Lalu Iblis membawa Yesus ke tempat yang tinggi. Di situ dalam sekejap Iblis memperlihatkan kepada Yesus semua kerajaan di dunia. Iblis berkata, “Saya berkuasa atas semua kerajaan ini dan kekayaannya. Saya dapat memberikan kekuasaan itu kepada siapa saja yang saya ingin berikan. Nah, semua itu dapat menjadi milik-Mu. Saya akan memberikannya kepada-Mu, asal Engkau sujud menyembah saya.” Yesus menjawab, “Di dalam Kitab Suci tertulis, ‘Hanya Allah saja yang harus disembah dan dilayani.’” Setelah Yesus menjawab demikian, Iblis membawa Dia ke Yerusalem. Di sana ia menaruh Yesus di atas puncak Rumah Allah, lalu ia berkata kepada Yesus, “Kalau betul Engkau Anak Allah, lompatlah ke bawah dari sini. Bukankah di dalam Kitab Suci tertulis, ‘Allah akan menyuruh malaikat-Nya menjaga Engkau baik-baik’? dan ‘malaikat-malaikat itu akan menadah Engkau dengan tangan mereka supaya kaki-Mu jangan terluka kena batu?’” Yesus menjawab, “Di dalam Kitab Suci tertulis, ‘Jangan memaksa Tuhan, Allahmu, untuk menuruti keinginanmu.’” Akhirnya Iblis berhenti dengan segala macam usahanya untuk mencobai Yesus. Ia meninggalkan Yesus dan menunggu waktu yang baik. [Yesus mulai memberitakan Kabar Baik dari Allah di Galilea] Kemudian Yesus kembali ke Galilea. Di sana Ia mengajar di rumah-rumah ibadat dan Roh Allah menguasai Dia. Semua orang memuji Dia dan berita mengenai Dia tersebar ke seluruh daerah itu. [Orang-orang di Nazaret tidak mau menerima Yesus] Di Galilea Yesus pergi ke kota Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Dan seperti biasanya, pada hari Sabat Ia pergi ke rumah ibadat. Ketika Ia maju ke depan dan berdiri untuk membacakan Firman Allah, orang memberikan kepada-Nya Buku Yesaya. Maka Ia membuka buku itu, dan menemukan ayat-ayat ini: “Allah sudah melantik Aku, karena itu Roh Allah ada pada-Ku. Allah melakukan itu supaya Aku memberitakan Kabar Baik dari Allah kepada orang-orang yang tidak berdaya. Allah mengutus Aku untuk memberitakan kepada orang-orang yang tertawan bahwa Allah akan membebaskan mereka; kepada orang-orang yang buta bahwa mereka akan melihat lagi; kepada orang-orang yang ditindas bahwa mereka akan dibebaskan. Allah mengutus Aku untuk memberitakan bahwa sudah saatnya Allah datang dan menyelamatkan umat-Nya.” Setelah membacakan ayat-ayat itu, Yesus menutup buku itu dan mengembalikannya kepada petugas lalu Ia duduk. Semua orang di rumah ibadat itu memandang Yesus. Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka. Ia berkata, “Hari ini apa yang dikatakan di dalam ayat-ayat ini sudah terjadi pada waktu kalian mendengarnya.” Kata-kata yang diucapkan oleh Yesus bagus sekali dan semua orang berkata bahwa apa yang dikatakan-Nya memang benar. Mereka kagum kepada-Nya. Mereka berkata, “Padahal Dia hanya anak Yusuf!” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Pasti kalian akan berbicara kepada Aku dengan memakai peribahasa ini, ‘Dokter, kalau Kau pandai menyembuhkan orang, cobalah sembuhkan diri-Mu sendiri!’ Dan kalian akan berkata kepada-Ku, ‘Kami sudah mendengar semua keajaiban yang Kaulakukan di kota Kapernaum. Nah, sekarang lakukanlah itu juga di kampung halaman-Mu sendiri!’” Lalu Yesus berkata lagi, “Kalian harus ingat, tidak ada nabi yang dihormati oleh orang-orang di kampung halamannya sendiri. Tetapi, dengarkan baik-baik yang berikut ini: Pada waktu Elia masih hidup, pernah tidak turun hujan tiga setengah tahun lamanya. Terjadilah kelaparan yang hebat di seluruh negeri Israel. Ada banyak janda di Israel pada waktu itu. Meskipun begitu, Allah tidak menyuruh Elia pergi kepada janda-janda Israel itu dan menolong seorang dari antara mereka. Malah Allah menyuruh Elia pergi ke daerah Sidon, daerah orang bukan Israel. Di sana Elia disuruh pergi kepada seorang janda di kota Sarfat. Ada lagi sebuah peristiwa lain pada masa Nabi Elisa. Pada waktu itu, banyak orang Israel yang berpenyakit kulit yang mengerikan. Tetapi, Elisa tidak menyembuhkan seorang pun dari antara mereka. Ia malah menyembuhkan Naaman, orang Siria itu.” Semua orang di rumah ibadat itu marah sekali ketika mendengar Yesus berkata begitu. Mereka berdiri lalu menyeret Dia ke luar kota sampai ke tebing gunung. Kota mereka terletak di atas gunung itu. Mereka membawa Dia ke situ dengan maksud untuk mendorong Dia ke dalam jurang. Tetapi, Yesus menerobos orang banyak itu, lalu pergi. [Orang yang kemasukan roh jahat] Sesudah itu, Yesus turun ke kota Kapernaum di Galilea. Di sana Ia mengajar orang-orang pada hari Sabat. Ia berbicara dengan berwibawa sekali sehingga orang-orang kagum akan cara Ia mengajar. Pada hari itu, di rumah ibadat itu ada seorang yang dikuasai roh jahat. Orang itu menjerit-jerit, “Hai Yesus, orang Nazaret, saya tahu siapa Engkau! Engkau adalah utusan yang suci dari Allah! Apa maksud-Mu datang ke mari? Mau membinasakan kami?” Maka Yesus membentak roh jahat itu. Yesus berkata dengan keras, “Diam! Keluarlah dari orang ini!” Lalu di hadapan semua orang yang hadir di situ pada waktu itu, roh jahat itu membanting orang itu kemudian keluar dari orang itu. Tetapi, ia tidak menyakiti orang itu. Semua orang heran. Mereka berkata satu sama lain, “Bukan main hebatnya kata-kata-Nya, berwibawa dan berkuasa! Ia memerintahkan roh jahat keluar, dan roh jahat keluar!” Maka tersebarlah kabar tentang Yesus di seluruh wilayah itu. [Yesus menyembuhkan banyak orang] Setelah meninggalkan rumah ibadat itu, Yesus pergi ke rumah Simon. Pada waktu itu, ibu mertua Simon sedang sakit; suhu badannya panas sekali. Orang-orang memberitahukan kepada Yesus bahwa ibu mertua Simon sakit. Maka Yesus pergi ke kamar ibu itu dan berdiri di sisi tempat tidurnya lalu memerintahkan supaya demamnya hilang. Dan demam itu benar-benar hilang. Ibu itu langsung bangun, lalu melayani Yesus dan orang-orang yang ada bersama dengan Dia. Sore harinya setelah matahari terbenam, semua orang yang mempunyai saudara atau kenalan yang sakit, membawa orang-orang sakit itu kepada Yesus. Mereka menderita bermacam-macam penyakit. Yesus meletakkan tangan-Nya ke atas mereka masing-masing dan penyakit mereka hilang. Begitu juga Yesus menyembuhkan banyak orang yang kemasukan roh jahat. Roh-roh jahat itu berteriak-teriak, “Engkau adalah Anak Allah!” Mereka tahu bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang Dijanjikan oleh Allah. Yesus membentak roh-roh jahat itu dan tidak mengizinkan mereka berbicara. Dan mereka pun keluar dari orang-orang yang mereka kuasai. [Yesus berkhotbah di rumah-rumah ibadat] Keesokan harinya setelah matahari terbit, Yesus meninggalkan kota Kapernaum dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Orang-orang mulai mencari Dia. Setelah mereka menemukan-Nya, mereka berusaha supaya Ia tetap tinggal di tempat mereka. Tetapi, Yesus berkata, “Aku harus pergi ke kota-kota lain juga dan memberitakan di sana mengenai bagaimana Allah memerintah. Sebab, untuk itulah Allah mengutus Aku ke dunia.” Karena itu, Yesus pergi ke mana-mana di seluruh Yudea, negeri orang Yahudi dan memberitakan tentang bagaimana Allah memerintah. [Mendapat banyak ikan dengan cara yang luar biasa] Pada suatu hari, Yesus sedang berdiri di tepi Danau Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia untuk mendengarkan ajaran-Nya tentang Allah. Yesus melihat dua perahu di pantai itu. Satu di antaranya adalah milik Simon. Simon dan nelayan-nelayan yang lain sudah turun dari perahunya dan sedang mencuci jala. Yesus naik ke perahu Simon dan menyuruh dia mendorong perahu itu agak jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk di dalam perahu itu dan mengajar orang banyak. Sesudah selesai mengajar, Ia berkata kepada Simon, “Dayunglah ke tempat yang dalam, lalu tebarkan jalamu di sana untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Bapak Guru, kami sudah bekerja sepanjang malam dan tidak mendapat apa-apa! Tetapi karena Bapak yang menyuruh, baiklah! Saya akan tebarkan jala lagi.” Mereka menebarkan jalanya dan mendapatkan banyak sekali ikan sampai jala itu mulai robek. Sebab itu, mereka meminta tolong kepada teman-teman mereka di perahu lain. Teman-teman itu datang lalu bersama-sama mengisi kedua perahu itu penuh dengan ikan sampai hampir tenggelam. Ketika Simon melihat hal itu, ia sujud di hadapan Yesus dan berkata, “Jauhilah saya, Tuhan, sebab saya orang berdosa!” Simon dan semua orang yang bersamanya heran melihat begitu banyak ikan yang mereka dapat. Begitu juga teman-teman Simon, yaitu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus. Yesus berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai sekarang engkau akan menjadi penjala orang.” Mereka menarik perahu-perahu itu ke pantai dan meninggalkan semuanya di situ, lalu pergi mengikuti Yesus. [Yesus menyembuhkan orang yang berpenyakit kulit yang mengerikan] Pada suatu hari, Yesus berada di sebuah kota. Di kota itu ada seorang laki-laki yang sakit kulit. Badannya penuh dengan penyakit kulit yang mengerikan. Ketika ia melihat Yesus, ia datang dan sujud di hadapan-Nya sambil berkata, “Bapak Guru, kalau Bapak mau, Bapak dapat menyembuhkan saya!” Maka Yesus memegang orang itu sambil berkata, “Aku mau, sembuhlah!” Saat itu juga penyakit orang itu hilang. Yesus berkata kepadanya, “Jangan ceritakan hal ini kepada siapa pun. Tetapi, pergilah kepada imam; minta dia memeriksa engkau. Sesudah itu, pergilah ke Rumah Allah dan persembahkanlah kurban seperti yang ditentukan dalam Hukum Musa untuk orang yang sembuh dari penyakit kulit yang mengerikan. Dengan demikian, orang-orang akan tahu bahwa engkau sungguh-sungguh sudah sembuh.” Meskipun Yesus sudah berkata supaya tidak memberitakan hal itu kepada siapa pun, berita tentang Yesus makin tersebar ke mana-mana. Banyak sekali orang datang berkumpul untuk mendengar Yesus mengajar dan untuk meminta supaya Ia menyembuhkan mereka dari penyakit mereka. Sesudah itu, biasanya Yesus pergi ke tempat-tempat yang sunyi untuk berdoa. [Yesus menyembuhkan seorang lumpuh] Beberapa guru agama dan beberapa orang lain yang selalu taat kepada agama Yahudi, mendengar tentang Yesus. Maka mereka datang dari Yerusalem dan kota-kota lain di Galilea dan Yudea untuk mendengar Yesus mengajar. Yesus juga menyembuhkan orang sakit, karena Ia sudah menerima kuasa dari Allah untuk itu. Pada waktu itu, beberapa orang datang ke tempat Yesus berada. Mereka membawa seorang lumpuh yang berbaring di atas tempat tidur. Mereka berusaha masuk ke dalam rumah supaya dapat meletakkan orang lumpuh itu di depan Yesus. Tetapi, mereka tidak bisa menerobos orang banyak itu. Oleh karena itu, mereka membawa orang itu naik ke atas atap rumah. Lalu mereka membongkar genting dan menurunkannya dengan tempat tidurnya di depan Yesus di tengah-tengah orang banyak. Yesus melihat bahwa mereka sangat percaya kepada-Nya. Maka Ia berkata kepada orang itu, “Saudara, dosamu sudah diampuni.” Guru-guru agama dan orang-orang yang selalu taat kepada agama Yahudi mulai berkata satu sama lain, “Siapakah orang ini? Berani benar Ia berbuat hal yang keterlaluan ini! Tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Allah! Orang ini menganggap diri-Nya sama dengan Allah!” Yesus mengetahui pikiran mereka. Jadi, Ia berkata, “Mengapa kalian berpikir seperti itu? Bukankah lebih mudah bagi-Ku untuk mengatakan ‘Dosamu sudah diampuni’ daripada mengatakan ‘Bangunlah dan berjalanlah’? Tetapi, sekarang Aku akan membuktikan kepadamu bahwa Anak Manusia yang diutus Allah mempunyai kuasa untuk mengampuni orang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang yang lumpuh itu, “Bangunlah! Angkat tempat tidurmu dan pulanglah!” Orang itu langsung bangun dan mengangkat tempat tidurnya lalu pulang sambil memuji Tuhan. Semua orang melihat Yesus melakukan hal itu dan mereka kagum sekali. Dengan perasaan takut mereka berkata, “Pujilah Tuhan! Alangkah ajaibnya hal-hal yang terjadi hari ini!” [Yesus mengundang Lewi untuk menjadi pengikut-Nya] Setelah itu Yesus keluar dari tempat itu. Pada waktu itu, Ia melihat seorang penagih pajak sedang duduk di tempat penagihan pajak. Orang itu bernama Lewi. Yesus berkata kepada Lewi, “Ikutlah Aku!” Mendengar Yesus berkata begitu, Lewi berdiri dan pergi mengikut Yesus; semua miliknya yang ada di situ ia tinggalkan. Kemudian Lewi mengadakan pesta di rumahnya untuk Yesus. Di dalam pesta itu banyak sekali penagih pajak dan orang-orang lain ikut makan bersama mereka. Di situ ada juga orang-orang Farisi dan guru-guru agama. Mereka tidak senang melihat Yesus dan pengikut-pengikut-Nya duduk makan bersama penagih pajak dan orang-orang yang dianggap tidak baik. Mereka berkata kepada pengikut-pengikut Yesus, “Mengapa kalian mau duduk makan bersama penagih pajak dan orang-orang yang tidak baik?” Yesus menjawab, “Orang yang sehat tidak memerlukan dokter, hanya orang sakit. Aku datang ke dunia ini untuk memanggil orang berdosa supaya melakukan kehendak Allah dan berhenti berbuat dosa; Aku datang bukan untuk memanggil orang yang merasa dirinya sudah baik.” [Yesus mengajar tentang puasa] Ada orang-orang berkata kepada Yesus, “Pengikut Yohanes dan pengikut orang-orang Farisi sering puasa dan berdoa. Tetapi, pengikut-pengikut-Mu sama sekali tidak puasa; mereka terus makan dan minum.” Yesus menjawab, “Di dalam sebuah pesta perkawinan, kalau pestanya masih berlangsung dan pengantin laki-laki masih ada di tengah-tengah para tamu, masakan tamu-tamunya disuruh puasa, tidak diberi makan? Tetapi, akan tiba saatnya pengantin laki-laki itu diambil dari tengah-tengah mereka. Nah, itulah saatnya tamu-tamu itu akan puasa.” Lalu Yesus memberikan contoh-contoh yang mengandung pelajaran berikut ini. Yesus berkata, “Orang tidak akan memotong kain dari sehelai baju yang baru dan menambalkannya pada baju yang lama. Sebab, untuk itu ia harus menyobek baju yang baru itu. Lagi pula kain dari baju yang baru itu tidak cocok dengan baju yang lama itu. Begitu juga orang tidak akan mengambil air anggur yang masih baru dan menuangnya ke dalam kantong anggur yang sudah tua yang terbuat dari kulit. Sebab, anggur yang baru akan membuat kantong yang sudah tua pecah. Anggurnya terbuang dan kantongnya rusak. Anggur yang baru harus dimasukkan ke dalam kantong yang baru juga. Ada lagi satu contoh yang lain. Kalau orang baru saja minum anggur yang sudah tua, ia tidak akan mau minum anggur yang masih baru. ‘Anggur yang tua lebih enak,’ katanya.” [Perdebatan mengenai hari Sabat] Pada suatu hari Sabat, Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sedang berjalan melewati sebuah ladang gandum. Pengikut-pengikut-Nya memetik gandum di ladang itu, lalu menggosoknya dengan tangan untuk mengupas kulitnya kemudian memakan gandumnya. Ada orang-orang Farisi yang melihat hal itu. Mereka berkata, “Mengapa kalian melakukan hal ini pada hari Sabat? Kalian melanggar peraturan agama kita!” Yesus menjawab, “Masakan kalian belum pernah membaca apa yang dilakukan oleh Daud ketika ia dan anak buahnya lapar! Ia masuk ke dalam Rumah Tuhan dan mengambil dari situ roti yang sudah dipersembahkan kepada Allah. Lalu ia makan roti itu dan memberikannya kepada anak buahnya juga. Padahal menurut hukum agama kita, hanya imam-imam saja yang boleh makan roti itu, orang lain tidak boleh.” Kemudian Yesus menambahkan, “Anak Manusia berkuasa menentukan peraturan hari Sabat!” [Yesus menyembuhkan orang yang tangannya lumpuh sebelah] Pada suatu hari Sabat yang lain, Yesus pergi mengajar di rumah ibadat. Di situ ada orang yang tangannya lumpuh sebelah. Ada juga di situ beberapa guru agama dan orang-orang Farisi. Mereka ingin melihat Yesus membuat kesalahan supaya mereka bisa mengadukan Dia kepada yang berwajib. Jadi, pada hari Sabat itu mereka terus memperhatikan apakah Ia akan menyembuhkan orang. Yesus tahu apa yang mereka pikirkan. Jadi, Yesus berkata kepada orang yang tangannya lumpuh itu, “Mari berdiri di sini di depan!” Maka orang itu bangun dan berdiri di depan. Yesus bertanya kepada orang-orang yang ada di situ, “Aku mau bertanya kepada kalian. Menurut agama kita, kita boleh berbuat apa pada hari Sabat? Berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau mencelakakan orang?” Setelah berkata begitu, Yesus memandang sekelilingnya kepada orang-orang yang ada di situ, lalu Ia berkata kepada orang yang tangannya lumpuh itu, “Ulurkan tanganmu!” Orang itu mengulurkan tangannya, dan tangannya pun sembuh. Guru-guru agama dan orang-orang Farisi yang ada di situ marah sekali. Mereka mulai berunding mengenai apa yang dapat mereka lakukan terhadap Yesus. [Yesus memilih dua belas pengikut-Nya untuk menjadi rasul] Pada waktu itu Yesus naik ke sebuah bukit untuk berdoa. Sepanjang malam Ia berdoa di situ. Ketika hari sudah mulai terang, Ia memanggil pengikut-pengikut-Nya lalu memilih dua belas orang dari antara mereka, dan Ia menamakan kedua belas pengikut-Nya itu rasul. Inilah nama-nama mereka: Simon, yang oleh Yesus dinamakan Petrus Andreas saudara Simon Yakobus Yohanes Filipus Bartolomeus Matius Tomas Yakobus anak Alfeus Simon yang disebut juga si Pahlawan Yudas anak Yakobus Yudas, anak Iskariot, yang kemudian mengkhianati Yesus. (6:14) (6:14) [Yesus mengajar dan menyembuhkan orang] Setelah itu Yesus turun dari bukit itu bersama dengan rasul-rasul-Nya. Ketika tiba di kaki bukit, Ia berdiri di tempat yang datar bersama dengan banyak pengikut-pengikut-Nya yang lain. Di situ ada banyak sekali orang yang datang dari mana-mana di seluruh Yudea dan Yerusalem, bahkan dari kota Tirus dan Sidon di tepi laut. Mereka datang untuk mendengar Yesus mengajar dan untuk meminta Ia menyembuhkan mereka dari penyakit mereka. Orang-orang yang kemasukan roh jahat datang juga ke sana dan mereka disembuhkan. Semua orang berusaha menjamah Yesus sebab ada kuasa yang keluar dari diri-Nya -- kuasa yang menyembuhkan mereka semua. [Keberuntungan dan kemalangan] Yesus memandang kepada pengikut-pengikut-Nya dan berkata, “Beruntunglah kalian yang miskin kalian adalah anggota umat Allah! Beruntunglah kalian yang sekarang ini lapar; Allah akan memberikan semua yang kalian perlukan! Beruntunglah kalian yang sekarang ini bersedih hati Allah akan membuat kalian gembira! Beruntunglah kalian kalau kalian dibenci, dan tidak diterima oleh orang serta dihina dan nista, karena kalian adalah pengikut Anak Manusia; nabi-nabi zaman dahulu juga dibenci, dihina dan dinista! Bergembiralah, apabila hal itu terjadi, sebab Allah sudah siap di surga untuk membalas kalian dengan berlimpah-limpah! Tetapi, celakalah kalian yang kaya sekarang ini; kalian sudah menerima kesenanganmu! Celakalah kalian yang sekarang ini kenyang; kalian nanti akan kelaparan! Celakalah kalian yang tertawa sekarang ini; kalian nanti akan bersedih hati dan menangis! Celakalah kalian kalau semua orang memuji kalian, sebab nenek moyang mereka juga memuji nabi-nabi palsu pada zaman dahulu!” [Yesus mengajar supaya orang mengasihi musuh] Yesus masih mengajar orang-orang. Ia berkata, “Nah, kepada kalian yang mendengar ajaran-Ku hari ini, inilah pesan-Ku buat kalian: Kalian harus mengasihi orang yang memusuhi kalian. Kalian harus berbuat baik kepada orang yang membenci kalian. Kalau ada orang mengutuk kalian, mintalah Allah memberkati dia. Kalau orang berlaku jahat kepadamu, berdoalah untuk dia. Kalau orang menampar pipimu yang sebelah kiri, biarkan dia menampar pipimu yang sebelah kanan juga. Kalau orang merampas jubahmu, berikanlah kepadanya bajumu juga. Jika orang meminta sesuatu kepadamu, berikanlah itu kepadanya, jangan ditahan. Dan jika orang merampas sesuatu milikmu, biarkan dia mengambilnya, jangan memintanya kembali. Bagaimanakah kalian ingin orang lain memperlakukan kalian? Nah, perlakukanlah mereka juga seperti itu! Apa istimewanya kalau kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian? Tidak ada istimewanya! Sebab, orang berdosa pun mengasihi orang yang mengasihi mereka! Dan apa istimewanya kalau kalian berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kalian? Tidak ada istimewanya! Sebab, orang berdosa pun berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada mereka! Dan kalau kalian memberi pinjaman uang kepada orang yang dapat membayar kembali pinjaman itu, apakah ada keistimewaannya dalam perbuatanmu itu? Tidak ada istimewanya! Sebab, orang berdosa pun memberi pinjaman kepada orang lain, tetapi mereka menagihnya kembali! Kalian tidak boleh begitu! Sebaliknya, kalian harus mengasihi orang yang memusuhi kalian dan kalian harus berbuat baik kepada mereka. Berilah pinjaman kepada orang lain dan jangan berharap mendapatnya kembali! Kalau kalian melakukan hal-hal itu, Allah akan membalas perbuatanmu itu dengan berkat yang berlimpah-limpah. Kalian akan menjadi orang-orang yang mempunyai sifat-sifat seperti Allah Yang Mahatinggi! Sebab, Allah baik hati kepada orang yang tidak tahu berterima kasih dan kepada orang yang mementingkan diri sendiri! Kalian harus berbelaskasihan kepada semua orang seperti Bapamu di surga juga berbelaskasihan kepada semua orang!” [Mengenai menghakimi orang lain] Yesus melanjutkan ajaran-Nya. Ia berkata, “Jangan kalian menghakimi orang lain, maka kalian sendiri tidak akan dihakimi oleh Allah. Jangan menghukum orang lain, maka kalian sendiri juga tidak akan dihukum oleh Allah. Ampunilah orang yang bersalah kepadamu, maka kalian sendiri pun akan diampuni oleh Allah. Kalian harus bermurah hati kepada orang lain, maka Allah juga akan bermurah hati kepadamu. Kalian akan menerima berkat dari Allah dengan berlimpah-limpah dan ditakar padat-padat. Sebab, takaran yang kalian pakai untuk orang lain, akan dipakai Allah juga untukmu.” Setelah mengatakan semua itu, Yesus memberikan kepada mereka contoh yang mengandung pelajaran berikut ini. Yesus berkata, “Kalau orang buta memimpin orang buta yang lain, pasti kedua-duanya akan jatuh ke dalam selokan. Tidak ada murid yang lebih besar daripada gurunya. Tetapi, murid yang sudah lulus akan menjadi sama seperti gurunya. Kalau di dalam mata saudaramu ada sepotong kayu yang kecil sekali, mengapa kalian sangat memperhatikan kayu yang kecil itu, padahal di matamu sendiri ada kayu yang besar dan kalian tidak memperhatikannya? Tidak mungkin kalian dapat mengatakan kepada saudaramu, ‘Mari saya keluarkan kayu yang kecil itu dari matamu!’ kalau kayu besar yang ada di matamu sendiri tidak kalian lihat! Kalian munafik! Keluarkan dulu kayu besar yang ada di dalam matamu sendiri, supaya kalian bisa melihat dengan jelas, baru kalian dapat mengeluarkan kayu kecil yang ada di dalam mata saudaramu itu!” [Buah yang baik dan buah yang jelek] Yesus berkata lagi, “Pohon yang subur tidak menghasilkan buah yang jelek. Begitu juga sebaliknya, pohon yang tidak subur tidak akan menghasilkan buah yang baik. Kalau orang mau mengenal sebuah pohon, lihat saja pada buahnya! Tidak mungkin belukar berduri menghasilkan buah ara, dan tidak mungkin semak berduri menghasilkan buah anggur! Begitu juga dengan orang. Orang yang baik akan berbuat hal-hal yang baik karena dalam hatinya ada banyak sekali hal-hal yang baik. Orang yang jahat akan berbuat hal-hal yang jahat karena dalam hatinya ada banyak sekali hal-hal yang jahat. Sebab, apa yang melimpah di dalam hati orang, itulah juga yang akan keluar lewat ucapan-ucapannya!” [Dua pondasi yang berbeda] Yesus berkata, “Kalian memanggil Aku, ‘Tuhan, Tuhan,’ tetapi mengapa kalian tidak melakukan apa yang Aku suruh kalian lakukan? Ada orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan ajaran-ajaran-Ku, lalu ia melakukan apa yang Kuajarkan kepada mereka. Seperti siapakah orang seperti itu dapat kita umpamakan? Aku akan menunjukkan kepadamu. Mereka adalah seperti orang yang membangun rumah. Ia menggali dalam-dalam, lalu membuat pondasi pada batu. Rumah itu kuat sekali. Kalau datang banjir dan air sungai meluap sehingga melanda rumah itu, rumah itu tidak akan dapat diguncangkan, sebab dibangun di atas pondasi yang baik. Ada juga orang yang datang kepada-Ku dan mendengar ajaran-ajaran-Ku, tetapi tidak melakukan apa yang Kuajarkan kepadanya. Ia adalah seperti orang yang membangun rumah begitu saja di atas tanah tanpa pondasi. Pada waktu air sungai meluap dan menghantam rumah itu, rumah itu langsung roboh dan rusak berat!” [Yesus menyembuhkan pelayan seorang perwira Roma] Setelah Yesus selesai mengajarkan hal-hal itu kepada orang-orang, Ia berangkat ke Kapernaum. Di Kapernaum ada seorang perwira Roma yang mempunyai seorang pelayan. Perwira itu sayang sekali kepada pelayannya. Ketika Yesus datang di kota itu, pelayan itu sedang sakit keras hampir mati. Perwira itu mendengar bahwa Yesus ada di kota Kapernaum. Maka Ia menyuruh beberapa pemimpin orang Yahudi pergi kepada Yesus dan minta supaya Yesus datang dan menyembuhkan pelayannya yang sedang sakit. Pemimpin-pemimpin itu pergi dan ketika mereka sampai pada Yesus, mereka minta dengan sangat supaya Yesus mau menolong perwira itu. Mereka berkata, “Bapak Guru, perwira ini patut Bapak tolong. Ia mengasihi bangsa kita. Ada rumah ibadat yang ia bangun sendiri di sini untuk kami!” Maka Yesus pergi dengan mereka menuju ke rumah perwira itu. Ketika sudah dekat dengan rumah itu, perwira itu mengutus kawan-kawannya kepada Yesus untuk mengatakan, “Bapak Guru, tak usah Bapak bersusah-susah datang ke rumah saya. Saya terlalu hina untuk menerima Bapak di rumah saya. Itu sebabnya saya sendiri tidak berani menghadap Bapak. Saya mohon, Bapak mengucapkan saja perintah supaya pelayan saya sembuh. Sebab, bawahan harus tunduk kepada atasan. Kalau atasan saya memerintah saya, saya harus melakukan apa yang ia perintahkan kepada saya. Begitu juga prajurit-prajurit yang menjadi bawahan saya. Mereka harus tunduk kepada perintah saya. Kalau saya memerintahkan kepada seorang di antara mereka, ‘Pergi!’ ia akan pergi. Dan kalau saya berkata kepadanya, ‘Mari ke sini!’ ia akan datang. Kalau saya berkata kepada pelayan saya, ‘Buatlah ini!’ ia pun akan melakukannya.” Yesus heran mendengar kata-kata perwira yang disampaikan oleh kawan-kawannya itu. Yesus menoleh dan berkata kepada orang banyak yang sedang mengikuti-Nya, “Sungguh hebat iman orang ini! Di antara orang Israel pun belum pernah Aku temukan orang yang sangat percaya kepada-Ku seperti orang ini!” Kawan-kawan yang diutus itu kembali ke rumah perwira itu. Setibanya di situ mereka menemukan pelayan yang sakit itu sudah sembuh. [Yesus menghidupkan kembali anak seorang janda] Yesus pergi ke kota Nain. Pengikut-pengikut-Nya dan banyak orang lain pergi juga bersama Dia. Ketika Ia sampai di pintu gerbang kota, iring-iringan pengantar jenazah lewat di situ. Yang meninggal adalah anak laki-laki seorang janda, anak satu-satunya. Banyak sekali orang dari kota itu mengikuti janda itu ke pekuburan. Ketika Yesus melihat janda itu, Ia kasihan sekali kepadanya. Ia berkata, “Jangan menangis, Ibu!” Lalu Yesus mendekati usungan jenazah itu dan memegangnya. Orang-orang yang mengusung jenazah itu berhenti dan Yesus berkata, “Hai anak muda! Aku perintahkan engkau, bangkitlah!” Maka anak muda yang sudah mati itu bangkit dan mulai berbicara. Lalu Yesus menyerahkan dia kepada ibunya. Semua orang yang ada di situ menjadi takut dan mulai memuji Allah. Mereka berkata, “Seorang nabi besar sudah muncul di tengah-tengah kita! Allah telah datang dan menolong umat-Nya!” Di seluruh provinsi Yudea dan sekitarnya orang menyiarkan berita tentang apa yang dilakukan oleh Yesus di kota itu. [Yohanes Pembaptis mengutus orang kepada Yesus] Pengikut-pengikut Yohanes memberitahukan kepada Yohanes semua yang terjadi itu. Maka Yohanes memanggil dua orang pengikutnya dan menyuruh mereka pergi kepada Tuhan Yesus dan bertanya apakah Yesus orang yang akan datang itu yang telah dijanjikan oleh Allah, atau apakah ada orang lain yang masih harus ditunggu kedatangannya. Kedua orang itu pergi kepada Yesus dan berkata, “Bapak Guru, kami adalah utusan Yohanes Pembaptis. Ia menyuruh kami bertanya kepada Bapak apakah Bapak adalah orang yang dijanjikan oleh Allah? Atau, haruskah kami menunggu orang lain?” Pada waktu itu, Yesus sudah menyembuhkan banyak orang sakit dan orang yang dikuasai roh jahat. Ia juga membuat banyak orang buta dapat melihat lagi. Jadi, ketika utusan-utusan dari Yohanes Pembaptis itu bertanya begitu kepada Yesus, menjawab, “Kalian sudah menyaksikan sendiri: Orang buta melihat lagi, orang lumpuh berjalan, orang berpenyakit kulit yang mengerikan sembuh, orang tuli mendengar, orang mati hidup kembali, dan Kabar Baik dari Allah diberitakan kepada orang-orang miskin. Sekarang, kembalilah kepada Yohanes dan beritahukan kepadanya semua yang sudah kalian dengar dan lihat itu. Sungguh beruntung orang yang tidak ragu-ragu mengenai Aku.” Setelah utusan-utusan Yohanes itu pergi, Yesus mulai berbicara tentang Yohanes kepada orang banyak yang ada di situ. Yesus berkata, “Kalau kalian pergi kepada Yohanes di padang gurun, apa yang ingin kalian lihat di sana? Orang yang lemah seperti sehelai rumput yang bergoyang ke sana kemari karena ditiup angin? Apa yang ingin kalian lihat? Seorang yang berpakaian bagus? Kalau kalian ingin melihat orang seperti itu, jangan pergi ke padang gurun. Sebab, orang yang berpakaian bagus dan hidup mewah tinggal di istana, bukan di padang gurun! Jadi, kalian keluar untuk melihat apa? Seorang nabi? Betul, yang kalian lihat di sana adalah seorang nabi, bahkan ia lebih daripada nabi! Sebab, Yohanes itulah yang dimaksudkan di dalam ayat Kitab Suci ini, ‘Allah berkata bahwa Ia akan mengirim utusan-Nya lebih dahulu untuk menyiapkan jalan bagi Kristus.’” Lalu Yesus berkata lagi, “Ingat, di dunia ini tidak pernah ada orang yang lebih besar daripada Yohanes. Tetapi, di dalam Dunia Baru di mana Allah memerintah, orang yang paling tidak penting adalah lebih besar daripada Yohanes.” Orang banyak itu mendengar Yesus mengatakan hal-hal mengenai Yohanes itu. Di antara mereka ada juga penagih-penagih pajak. Mereka semua, terutama para penagih pajak, sudah menuruti pesan-pesan dari Allah yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis. Dan mereka telah dibaptiskan oleh Yohanes. Tetapi, orang-orang Farisi dan guru-guru agama Yahudi tidak mau menerima pesan-pesan dari Allah yang disampaikan oleh Yohanes. Mereka juga tidak mau dibaptis oleh Yohanes. Lalu Yesus berkata lagi, “Orang-orang zaman ini bisa diumpamakan dengan anak-anak yang duduk di pasar. Yang sekelompok berseru kepada kelompok yang lain, ‘Kami sudah memainkan musik gembira untuk kalian, tetapi kalian tidak mau menari! Kami menyanyikan lagu sedih, kalian tidak mau menangis!’ Perlakuan orang-orang zaman ini terhadap utusan-utusan dari Allah sama dengan apa yang dilakukan oleh anak-anak di pasar itu. (7:31) Yohanes Pembaptis diutus oleh Allah. Ia berpuasa dan tidak minum anggur, tetapi kalian mencela dia. Kalian berkata bahwa ia kemasukan setan. Nah, Aku Anak Manusia juga diutus oleh Allah untuk datang kepada kalian. Aku tidak melakukan apa yang dilakukan oleh Yohanes. Aku makan dan minum. Meskipun begitu, Aku pun kalian cela. Terhadap Aku kalian berkata, ‘Lihat orang itu! Ia senang makan, senang minum, senang bersahabat dengan penagih pajak dan senang bergaul dengan orang berdosa!’ Tetapi kebijaksanaan Allah terbukti benar oleh perbuatan orang-orang yang mengikutinya.” [Seorang wanita yang berdosa] Ada seorang bernama Simon. Ia selalu taat kepada agama Yahudi. Pada suatu hari, ia mengundang Yesus makan di rumahnya. Di kota itu ada juga seorang wanita yang berdosa. Ia mendengar bahwa Yesus ada di rumah Simon. Maka ia mengambil sebotol minyak wangi yang mahal sekali, lalu pergi ke rumah Simon. Pada waktu itu, Yesus dan semua tamu yang lain sedang makan. Wanita itu masuk lalu berdiri di belakang Yesus, dekat kaki-Nya. Ia menangis dan air matanya membasahi kaki Yesus. Lalu ia mengeringkannya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan menuanginya dengan minyak wangi. Simon melihat semua itu dan berkata dalam hatinya, “Orang ini bukan nabi. Kalau Ia nabi, tentu Ia tahu siapa wanita yang memegang kaki-Nya itu. Dan tentu Ia tahu juga bahwa wanita itu seorang yang berdosa.” Tiba-tiba Yesus berkata, “Simon, Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu.” “Ya, Bapak Guru,” jawab Simon, “apa yang ingin Bapak katakan?” Lalu Yesus menceritakan cerita ini, “Ada dua orang yang berutang pada seorang yang lain. Yang seorang berutang 500 uang perak dan yang lainnya berutang 50 uang perak. Kedua orang itu tidak mempunyai uang untuk membayar utang mereka. Maka orang yang meminjamkan uang itu kasihan kepada mereka. Ia berkata kepada mereka, ‘Aku sudah menghapuskan utangmu. Kamu tidak usah lagi membayarnya.’” Lalu Yesus bertanya kepada Simon, “Simon, menurut pendapatmu, siapakah di antara kedua orang yang berutang itu yang merasa lebih berterima kasih kepada orang yang meminjamkan uang itu?” Simon menjawab, “Saya rasa yang berutang 500 uang perak itu, sebab utangnya yang dihapuskan lebih besar!” Yesus berkata, “Jawabanmu benar, Simon.” Lalu Yesus menoleh kepada wanita itu dan berkata kepada Simon, “Simon, kau lihat wanita ini? Aku datang ke rumahmu dan kau tidak menghormati-Ku dengan memberikan air untuk mencuci kaki-Ku. Tetapi, wanita ini mencuci kaki-Ku dengan air matanya dan mengeringkannya dengan rambutnya. Kau tidak menyambut Aku dengan mencium-Ku. Sebaliknya, sejak Aku datang, wanita ini terus saja menciumi kaki-Ku. Engkau tidak menuang minyak zaitun ke atas kepala-Ku, tetapi ia sudah menuangi kaki-Ku dengan minyak wangi. Jadi, perhatikanlah perkataan-Ku ini: Wanita ini menunjukkan kasih yang besar, karena banyak sekali dosanya yang sudah diampuni. Tetapi, orang yang diampuni sedikit, menunjukkan kasih yang sedikit juga.” Kemudian Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosa-dosamu sudah diampuni.” Tamu-tamu lain yang sedang duduk makan bersama Yesus mulai berkata satu sama lain, “Siapakah orang ini sehingga berhak mengampuni dosa manusia?” Yesus berkata lagi kepada wanita itu, “Karena kau percaya kepada-Ku, maka kau diselamatkan. Sekarang pergilah dengan damai!” [Wanita-wanita yang membantu Yesus] Beberapa waktu kemudian, Yesus berkeliling ke kota-kota dan kampung-kampung. Di tempat-tempat itu Ia memberitakan Kabar Baik tentang bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. Kedua belas orang pengikut-Nya pergi juga bersama Dia ke tempat-tempat itu. Dan ada juga beberapa wanita yang ikut dengan mereka, yaitu wanita-wanita yang sudah dilepaskan dari kuasa roh jahat dan yang sudah disembuhkan dari penyakit mereka. Wanita-wanita itu ialah Maria yang disebut juga Magdalena (tujuh roh jahat sudah dikeluarkan dari dirinya), Yohana istri Khuza (pegawai istana Herodes), Susana dan banyak lagi wanita yang lain. Mereka semua, dengan biaya sendiri, membantu Yesus dan pengikut-pengikut-Nya. [Cerita kiasan tentang bermacam-macam tanah] Orang-orang dari berbagai kota terus saja datang kepada Yesus. Mereka berkumpul, dan Yesus menceritakan kepada mereka cerita kiasan berikut ini: “Ada seorang petani pergi menabur benih. Pada waktu sedang menabur, ada benih yang jatuh di jalan. Benih-benih itu ada yang diinjak orang dan ada yang dimakan burung. Ada juga benih yang jatuh di tempat yang berbatu-batu. Beberapa waktu kemudian benih-benih itu bertunas. Tetapi, karena tanahnya kering, maka tanaman itu layu dan mati. Ada lagi benih yang jatuh di tengah-tengah tumbuhan berduri. Karena tumbuhan-tumbuhan itu tumbuh bersama benih itu, maka benih itu mati terhimpit. Tetapi, ada juga benih yang jatuh di tanah yang subur. Benih ini tumbuh menjadi besar dan menghasilkan buah seratus kali lebih banyak.” Setelah selesai menyampaikan cerita itu, Yesus berkata, “Kalau kalian punya telinga, kalian harus memperhatikan baik-baik apa yang telah Kukatakan!” [Mengapa Yesus mengajar dengan memakai cerita kiasan] Pengikut-pengikut Yesus bertanya kepada Yesus apa arti cerita itu. Yesus menjawab, “Allah sudah memberi kemampuan kepada kalian sehingga kalian bisa mengerti hal-hal yang belum diketahui oleh orang-orang mengenai bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. Orang-orang yang bukan pengikut-Ku, Kuajar dengan memakai cerita kiasan. Maksudnya supaya mereka melihat, tetapi tidak bisa menyelami artinya; mereka mendengar, tetapi tidak bisa mengerti.” [Yesus menerangkan arti dari cerita kiasan tentang bermacam-macam tanah] “Inilah arti dari cerita itu,” kata Yesus. “Benih itu ialah pesan dari Tuhan. Benih yang jatuh di jalan adalah ibarat orang yang mendengar pesan dari Tuhan, tetapi Iblis datang dan membuat pesan itu tidak masuk dalam hati mereka. Jadi, mereka tidak percaya dan tidak diselamatkan. Benih yang jatuh di tempat yang berbatu adalah ibarat orang yang mendengar pesan dari Allah dan menerima pesan itu dengan senang hati. Tetapi, pesan itu tidak tertanam betul di dalam hati mereka. Mereka percaya hanya sebentar saja. Pada waktu terjadi hal-hal yang menguji mereka apakah mereka sungguh-sungguh percaya atau tidak, mereka berhenti percaya akan pesan dari Tuhan itu. Benih yang jatuh di tengah tumbuhan berduri adalah ibarat orang yang mendengar pesan itu, tetapi mereka lebih banyak memikirkan kehidupan mereka di dunia ini, bagaimana mereka bisa menjadi kaya dan menikmati kesenangan dunia. Pikiran-pikiran seperti itu membuat mereka tidak bisa bertambah percaya kepada pesan Tuhan. Oleh karena itu, kepercayaan mereka kepada pesan Tuhan tidak menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik dalam hidup mereka. Benih yang jatuh di tanah yang subur adalah ibarat orang yang mendengar pesan dari Tuhan dan menerimanya dengan baik di dalam hati mereka. Mereka terus menaati pesan-pesan itu, dan walaupun cobaan datang, mereka tetap bertahan sehingga berhasil.” [Lampu adalah untuk memberi terang] Yesus berkata, “Apakah ada orang yang memasang lampu lalu menutupnya dengan tempayan atau meletakkannya di bawah tempat tidur? Tentu tidak ada orang yang berbuat begitu! Sebaliknya, ia akan menaruh lampu itu di tempat yang cukup tinggi supaya orang yang masuk ke dalam ruangan itu dapat melihat terangnya. Sekali kelak Allah akan membuat semua yang tersembunyi menjadi kelihatan dan semua yang dirahasiakan, terbongkar dan diketahui oleh semua orang. Karena itu, perhatikanlah baik-baik bagaimana kalian menerima ajaran Tuhan. Sebab, orang yang sudah punya, akan diberi lebih banyak lagi oleh Allah. Tetapi orang yang tidak punya apa-apa, sedikit yang masih ada padanya, itu pun akan diambil pula oleh Allah.” [Ibu dan saudara-saudara Yesus] Pada suatu hari, ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada Yesus. Tetapi, mereka tidak dapat bertemu dengan Dia karena orang terlalu banyak. Maka ada orang berkata kepada-Nya, “Bapak Guru, ibu dan saudara-saudara Bapak ada di luar. Mereka ingin bertemu dengan Bapak.” Tetapi, Yesus berkata kepada semua orang yang ada di situ, “Ibu dan saudara-saudara-Ku adalah orang-orang yang mendengar perintah-perintah dari Allah dan melakukannya.” [Yesus meredakan angin ribut] Pada suatu hari, Yesus naik ke sebuah perahu bersama pengikut-pengikut-Nya dan mengajak mereka pergi ke seberang danau. Ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Tiba-tiba angin besar bertiup di danau itu. Air mulai masuk ke dalam perahu, sehingga membahayakan mereka semua. Pengikut-pengikut Yesus datang kepada Yesus dan membangunkan-Nya. “Bapak Guru,” kata mereka, “kita akan tenggelam!” Yesus bangun lalu menegur angin dan ombak yang bergelora itu. Angin dan ombak pun reda, lalu danau itu menjadi tenang kembali. Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Mengapa kalian tidak percaya kepada-Ku?” Mereka heran dan takut, lalu berkata satu sama lain, “Hebat sekali orang ini! Angin dan ombak pun taat kepada perintah-Nya!” [Yesus menyembuhkan orang yang dikuasai roh jahat] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya terus berlayar sampai ke daerah Gerasa di seberang Danau Galilea. Pada waktu itu, di daerah itu ada seorang laki-laki yang dikuasai roh jahat. Sudah lama ia tidak mau memakai pakaian dan tidak mau tinggal di rumah. Ia hanya tinggal di gua-gua tempat kuburan. Dulunya ia tinggal di kota. Sudah seringkali ia dikuasai roh jahat itu, sehingga orang mengikat tangan dan kakinya dengan rantai dan menjaganya dengan ketat. Meskipun begitu, ia masih juga dapat memutuskan rantai itu dan dibawa oleh roh itu ke daerah yang tidak ditinggali orang. Hari itu ketika Yesus turun ke darat, orang itu datang, dan begitu ia melihat Yesus, ia berteriak lalu sujud di depan Yesus dan berseru, “Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi! Ada urusan apa Kau dengan saya? Saya mohon, janganlah menghukum saya!” Orang itu berkata begitu sebab Yesus sudah memerintahkan supaya roh jahat itu keluar dari dia. “Siapa namamu?” tanya Yesus. “Nama saya Legiun,” jawabnya. Sebab, ada banyak sekali roh jahat yang menguasai dia. Roh-roh jahat itu minta dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir mereka ke dalam Jurang Maut, yaitu tempat hukuman mereka yang terakhir. Pada waktu itu, ada banyak sekali babi yang sedang mencari makan di lereng bukit di dekat tempat itu. Maka roh-roh jahat itu minta dengan sangat supaya Yesus mengizinkan mereka masuk ke dalam babi-babi itu, dan Yesus setuju. Jadi, roh-roh jahat itu keluar dari orang itu lalu masuk ke dalam babi-babi itu. Maka binatang-binatang itu lari dan terjun dari pinggir jurang ke dalam danau, lalu tenggelam. Ketika para penjaga babi itu melihat apa yang terjadi, mereka lari dan menyebarkan berita itu ke mana-mana di kota dan di desa-desa sekitarnya. Semua orang keluar untuk melihat apa yang terjadi. Ketika mereka sampai pada Yesus, mereka melihat orang itu ada di situ. Ia sudah memakai pakaian, pikirannya sudah waras, dan ia sedang duduk dekat kaki Yesus. Roh-roh jahat sudah tidak menguasai dia lagi; ia sudah terlepas dari mereka. Maka orang-orang yang menyaksikan hal itu menjadi takut. Lalu orang-orang yang telah melihat bagaimana orang itu disembuhkan, menceritakan hal itu kepada orang banyak yang datang itu. Sesudah itu, semua orang yang tinggal di daerah Gerasa itu minta dengan sangat kepada Yesus supaya Ia pergi dari situ, sebab mereka takut sekali. Karena itu, Yesus naik ke perahu untuk berangkat. Orang yang sudah terlepas dari kuasa roh jahat itu minta dengan sangat kepada Yesus supaya ia boleh ikut. Tetapi, Yesus berkata kepadanya, “Kau harus pulang dan menceritakan kepada orang-orang apa yang telah dilakukan Tuhan kepadamu.” Maka orang itu pergi ke mana-mana di seluruh kota itu dan menceritakan kepada orang-orang mengenai apa yang sudah dilakukan Yesus kepadanya. [Yesus menghidupkan kembali anak perempuan Yairus dan menyembuhkan seorang wanita] Ketika Yesus kembali dari seberang danau, banyak orang menyambut Dia. Mereka sudah menunggu-nunggu kedatangan-Nya. Lalu datanglah seorang yang bernama Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat di tempat itu. Ia sujud di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, anak saya sakit keras dan hampir mati. Dia satu-satunya anak perempuan saya. Umurnya baru dua belas tahun. Saya mohon dengan sangat, sudilah Tuhan datang ke rumah saya.” Maka pergilah Yesus ke rumah Yairus. Di tengah jalan, orang berdesak-desakan mendekati Yesus dari kiri dan kanan, dari depan dan belakang. (8:41) Di antara mereka, ada seorang wanita yang sudah dua belas tahun sakit pendarahan. Ia sudah menghabiskan semua uangnya untuk berobat, tetapi tak seorang pun dapat menyembuhkan penyakitnya. Wanita itu mendekati Yesus dari belakang dan menyentuh ujung jubah-Nya. Saat itu juga berhentilah pendarahannya. “Siapa yang menyentuh Aku?” tanya Yesus. Tidak ada seorang pun yang mengaku. Petrus berkata, “Bapak Guru, banyak sekali orang mengelilingi Bapak dan berdesak-desakan!” Tetapi, Yesus berkata, “Sungguh ada orang menyentuh Aku. Aku tahu itu, sebab Aku merasa ada kekuatan yang keluar dari diri-Ku.” Mendengar Yesus berkata begitu, wanita itu sadar bahwa perbuatannya sudah ketahuan. Dengan gemetar ia datang dan sujud di depan Yesus. Di hadapan semua orang ia menceritakan kepada Yesus mengapa ia menjamah jubah-Nya dan bagaimana ia sembuh pada saat itu juga. Yesus berkata kepada wanita itu, “Anak-Ku, karena engkau percaya kepada-Ku, engkau sembuh. Pulanglah, Tuhan memberkati engkau.” Sementara Yesus berbicara, seorang dari keluarga Yairus datang dan berkata kepada Yairus, “Anakmu sudah meninggal. Tak usah lagi menyusahkan Bapak Guru.” Ketika Yesus mendengar berita itu, Ia berkata kepada Yairus, “Jangan takut, percaya saja kepada-Ku. Anakmu akan sembuh!” Setelah sampai di rumah Yairus, Yesus melihat banyak orang menangis dan meratapi anak itu. “Jangan menangis,” kata Yesus kepada mereka. “Anak itu tidak mati, ia hanya tidur!” (8:51) Orang-orang menertawakan Yesus, sebab mereka tahu anak itu sudah meninggal. Kemudian Yesus masuk ke kamar tempat anak itu berbaring. Yesus tidak mengizinkan siapa pun masuk bersama Dia, kecuali Petrus, Yohanes, Yakobus, dan ayah-ibu anak itu. Yesus memegang tangan anak itu dan berseru, “Nak, bangunlah!” Anak itu hidup kembali dan langsung bangkit berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi makan kepada anak itu. Orang tua anak itu heran sekali. Tetapi, Yesus memperingatkan mereka supaya tidak memberitahukan kejadian itu kepada orang lain. [Dua belas pengikut Yesus diberi tugas oleh Yesus] Pada suatu hari Yesus memanggil kedua belas pengikut-Nya untuk berkumpul. Lalu Ia memberikan kepada mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan orang yang sakit. Sesudah itu, Ia menyuruh mereka pergi untuk menyembuhkan orang-orang yang sakit dan menyiarkan di mana-mana berita tentang bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. “Kalau kalian pergi, jangan membawa apa-apa untuk di perjalanan,” kata Yesus kepada mereka. “Jangan membawa barang-barang seperti tongkat, kantong sedekah, makanan atau uang. Jangan juga bawa dua helai pakaian. Kalau kalian sampai di sebuah kota dan ada orang menerima kalian di rumahnya, tinggallah di situ sampai kalian meninggalkan kota itu. Tetapi, kalau kalian sampai di sebuah kota dan orang-orang di kota itu tidak mau menerima kalian, tinggalkan kota itu. Dan debu kota itu harus kalian kebaskan dari tapak kakimu pada waktu kalian pergi dari situ. Itu akan menjadi peringatan bagi penduduk kota itu.” Setelah menerima petunjuk-petunjuk itu, pengikut-pengikut Yesus itu pun berangkat. Mereka pergi ke desa-desa dan memberitakan Kabar Baik dari Allah kepada orang-orang, serta menyembuhkan orang-orang yang sakit. [Herodes bingung mengenai siapa Yesus sebenarnya] Pada waktu itu, yang memerintah daerah Galilea ialah Herodes. Ketika ia mendengar orang-orang berbicara tentang semua yang dilakukan oleh Yesus dan pengikut-pengikut-Nya, ia menjadi bingung. Sebab, ada yang berkata bahwa itu Yohanes Pembaptis yang sudah hidup kembali. Ada juga yang berkata itu Elia yang muncul lagi. Tetapi, ada lagi yang berkata bahwa itu seorang nabi dari antara nabi-nabi dahulu kala yang hidup kembali. Herodes sendiri bertanya-tanya dalam hati, “Apakah itu Yohanes Pembaptis? Tetapi, saya sudah menyuruh orang memancung kepalanya! Siapa sebenarnya orang ini? Sudah banyak berita yang luar biasa yang saya dengar tentang Dia!” Oleh karena itu, Herodes berusaha untuk bertemu dengan Yesus. [Yesus memberi makan lima ribu orang] Setelah pengikut-pengikut Yesus yang diberi tugas khusus itu melaksanakan tugas mereka, mereka kembali kepada Yesus. Mereka menceritakan kepada-Nya semua yang telah mereka lakukan. Lalu Yesus mengajak mereka meninggalkan orang banyak dan pergi ke kota Betsaida untuk menyendiri. Tetapi, ketika orang banyak tahu tentang hal itu, mereka pergi mengikuti Yesus. Jadi Ia menerima mereka dan berbicara kepada mereka tentang bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. Ia juga menyembuhkan orang-orang yang sakit di antara mereka. Ketika matahari mulai terbenam, kedua belas pengikut Yesus datang kepada-Nya dan berkata, “Bapak Guru, tempat ini terpencil. Lebih baik Bapak menyuruh orang-orang ini pergi, supaya mereka bisa mencari makanan untuk dimakan dan tempat untuk menginap di kampung-kampung dan desa-desa di sekitar tempat ini.” Tetapi, Yesus menjawab, “Kalian saja yang memberi mereka makan!” “Kami hanya mempunyai lima roti dan dua ikan,” kata pengikut-pengikut Yesus itu. “Apakah kami harus pergi membeli makanan untuk semua orang ini?” Di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. “Suruh orang-orang itu duduk berkelompok,” kata Yesus, “kira-kira lima puluh orang satu kelompok.” Kedua belas pengikut Yesus melakukan apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Mereka menyuruh orang banyak itu duduk berkelompok, lima puluh orang satu kelompok. Setelah mereka melakukan hal itu, Yesus mengambil lima roti dan dua ikan itu, lalu menengadah ke langit dan berdoa mengucap terima kasih kepada Allah. Kemudian Ia membelah-belah roti dan ikan itu dengan tangan-Nya dan memberikannya kepada kedua belas pengikut-Nya itu untuk dibagi-bagikan kepada orang banyak itu. Mereka semua makan sampai kenyang. Lalu pengikut-pengikut Yesus mengumpulkan roti dan ikan yang tidak termakan, semuanya ada dua belas bakul. [Petrus mengakui Yesus sebagai Raja Penyelamat Yang Dijanjikan Allah] Pada suatu hari Yesus sedang berdoa sendirian dan pengikut-pengikut-Nya ada di situ bersama Dia. Setelah berdoa, Yesus bertanya kepada mereka, “Menurut kata orang, siapa Aku ini?” Mereka menjawab, “Ada yang berkata Bapak adalah Yohanes Pembaptis. Ada juga yang berkata Bapak adalah Elia. Orang lain lagi berkata Bapak adalah seorang nabi zaman dahulu yang hidup kembali.” “Tetapi, kalian sendiri bagaimana?” tanya Yesus. “Menurut kalian siapa Aku ini?” Petrus menjawab, “Bapak adalah Raja Penyelamat Yang Dijanjikan Allah.” [Yesus memberitahukan bahwa Ia akan menderita dan mati] “Jangan sekali-kali memberitahukan kepada siapa pun bahwa Aku adalah Raja Penyelamat yang Dijanjikan Allah,” kata Yesus kepada pengikut-pengikut-Nya. “Memang Aku, Anak Manusia, harus banyak menderita,” kata Yesus selanjutnya. “Aku akan ditentang oleh pemimpin-pemimpin Yahudi, imam-imam kepala, dan guru-guru agama. Aku akan dibunuh, tetapi, setelah tiga hari, Aku akan hidup kembali.” Setelah itu Yesus berkata kepada semua orang yang ada di situ, “Orang yang mau menjadi pengikut-Ku harus tidak lagi membuat rencananya sendiri dan tidak lagi menuruti keinginan-keinginannya sendiri. Ia harus siap untuk menderita setiap hari dan mengikuti-Ku. Sebab, kalau orang bertekad untuk menyelamatkan hidupnya di dunia ini, maka ia tidak akan mendapatkan hidup yang sejati dan kekal. Tetapi, kalau orang mengorbankan hidupnya di dunia ini untuk kepentingan-Ku, maka orang itu akan mendapatkan hidup sejati dan kekal. Kalau orang mendapat seluruh dunia ini menjadi miliknya, Tetapi, ia merusak hidupnya dan dihukum Allah, apa untungnya bagi orang itu? Pasti tidak ada untungnya sama sekali! Kalau orang malu mengakui bahwa dia adalah pengikut-Ku, dan malu melakukan apa yang Kuajarkan kepadanya, maka nanti apabila Aku, Anak Manusia, datang lagi ke dunia ini, Aku juga akan malu mengakui bahwa orang itu adalah pengikut-Ku. Pada waktu itu, Aku akan datang dengan keagungan yang gilang-gemilang, yaitu keagungan yang ada pada Bapa di surga dan pada malaikat-malaikat-Nya yang suci! Percayalah, di antara kalian di sini ada yang tidak akan mengalami kematian sebelum ia melihat Allah memerintah sebagai Raja.” [Yesus dimuliakan] Yesus membawa Petrus, Yohanes, dan Yakobus ke atas sebuah gunung untuk berdoa. Sementara Yesus berdoa di situ, muka-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilauan. Tiba-tiba ada dua orang, yaitu Musa dan Elia, berbicara dengan Yesus. Pakaian mereka bersinar dengan cahaya dari surga. Mereka berbicara dengan Yesus mengenai rencana Allah untuk Dia, juga mengenai kematian-Nya yang tidak lama lagi akan dialami-Nya di Yerusalem. (9:30) Pada waktu itu, Petrus dan kedua temannya tertidur. Tetapi, mereka terbangun dan melihat Yesus bersinar dengan cahaya dari surga. Mereka juga melihat kedua orang itu berdiri dekat Yesus. Ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, “Pak Guru, senang sekali kita di sini! Baiklah kami mendirikan tiga kemah: Satu untuk Bapak, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” (Sebenarnya Petrus sendiri tidak mengerti apa yang dikatakannya.) Sementara Petrus masih berbicara, datanglah awan dan menutupi mereka. Pengikut-pengikut Yesus menjadi takut. Lalu dari awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih. Dengarkanlah Dia!” Setelah suara itu berhenti, Petrus, Yohanes, dan Yakobus melihat Yesus berdiri seorang diri di situ. Musa dan Elia sudah tidak ada lagi. Ketiga pengikut Yesus itu tidak memberitahukan kejadian itu kepada siapa pun. [Yesus menyembuhkan anak yang kemasukan roh jahat] Keesokan harinya Yesus bersama Petrus, Yohanes, dan Yakobus turun dari gunung itu. Mereka disambut banyak orang. Seorang laki-laki di antara mereka berseru, “Bapak Guru, tolonglah anak saya! Hanya dia satu-satunya anak saya. Roh jahat sering menyerang dia. Kalau diserang, ia tiba-tiba menjerit dan badannya kejang, lalu keluar buih dari mulutnya. Lama sekali ia disiksa baru dilepaskan. Saya sudah meminta kepada pengikut-pengikut Bapak untuk mengusir roh jahat itu, tetapi, mereka tidak dapat mengusirnya.” Yesus berkata, “Kalian sungguh keliru! Kalian sama sekali tidak percaya kepada Allah! Sampai kapan Aku harus tinggal bersama kalian dan sabar terhadap kalian?” Kemudian Yesus berkata kepada ayah anak itu, “Bawalah anakmu itu kemari!” Sementara anak itu berjalan menuju kepada Yesus, roh jahat membanting dia ke tanah sehingga seluruh badannya kejang. Yesus memerintahkan roh jahat itu keluar dan anak itu pun sembuh. Lalu Yesus menyerahkan anak itu kembali kepada ayahnya. (9:43a) Semua orang heran melihat betapa besar kuasa Allah. (9:43b) [Yesus berbicara lagi tentang kematian-Nya] Pada waktu orang-orang masih terheran-heran melihat semua yang dilakukan oleh Yesus, Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Perhatikan baik-baik dan jangan lupa apa yang akan Kukatakan kepadamu ini: Ada orang-orang yang akan menyerahkan Aku, Anak Manusia, kepada para penguasa untuk ditangkap.” Tetapi, pengikut-pengikut-Nya tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Yesus. Sebab, Allah tidak membiarkan mereka mengerti kata-kata itu. Itu sebabnya mereka tidak mengerti. Tetapi, mereka takut menanyakan hal itu kepada Yesus. [Siapa yang terbesar?] Pengikut-pengikut Yesus mulai bertengkar tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus tahu apa yang mereka pikirkan. Karena itu, ia memanggil seorang anak kecil dan menyuruh anak itu berdiri di sebelah-Nya. Lalu Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Orang yang menerima anak ini karena Aku, berarti ia menerima Aku. Dan orang yang menerima Aku, berarti menerima Dia yang mengutus Aku. Sebab, orang yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar!” [Orang yang bukan musuh adalah kawan] Yohanes, salah seorang pengikut Yesus, berkata, “Tuhan, kami melihat orang mengusir setan dengan memakai nama Tuhan. Kami melarang dia melakukan hal itu, sebab ia bukan salah seorang dari antara kita.” “Jangan melarang dia,” kata Yesus kepada Yohanes dan pengikut-pengikut yang lain. “Sebab, orang yang bukan musuh kita adalah kawan kita.” [Orang-orang di sebuah desa Samaria tidak mau menerima Yesus] Ketika sudah dekat waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia memutuskan untuk pergi ke Yerusalem. Lalu Ia mengutus beberapa orang untuk mendahului Dia. Maka berangkatlah mereka dan pergi ke sebuah desa di Samaria untuk menyiapkan tempat bagi Yesus. Tetapi, orang-orang di desa itu tidak mau menerima Dia di desa mereka, sebab mereka tahu Ia sedang menuju ke Yerusalem. Ketika Yakobus dan Yohanes mendengar hal itu, mereka berkata, “Tuhan, apakah Tuhan mau kami minta api turun dari langit untuk menghancurkan orang-orang itu?” Yesus menoleh dan menegur Yakobus dan Yohanes. Kemudian mereka semua berjalan terus dan pergi ke desa yang lain. [Orang-orang yang mau mengikuti Yesus] Sementara mereka meneruskan perjalanan, seseorang berkata kepada Yesus, “Bapak Guru, saya mau mengikuti Bapak ke mana saja Bapak pergi!” Yesus menjawab, “Serigala punya liang dan burung punya sarang, Tetapi, Anak Manusia yang diutus oleh Allah tidak mempunyai tempat untuk berbaring dan tidur.” Lalu Yesus berkata kepada seorang yang lain, “Ikutlah Aku.” Tetapi, orang itu berkata, “Ayah saya baru meninggal. Izinkanlah saya pulang dulu untuk menguburkan ayah saya.” Yesus menjawab, “Biarkan orang mati menguburkan keluarganya yang mati. Tetapi, engkau, pergilah menyiarkan berita bahwa Allah sudah mulai memerintah manusia.” Seorang yang lain lagi berkata kepada Yesus, “Saya mau mengikuti Bapak, tetapi, izinkanlah saya pulang dulu untuk pamit kepada keluarga saya.” Yesus menjawab, “Orang yang sudah mengambil keputusan tetapi tidak melaksanakan keputusannya itu, tidak memenuhi syarat untuk menjadi anggota umat Allah.” [Yesus mengutus tujuh puluh orang pengikut-Nya] Tuhan Yesus mempunyai rencana untuk mengunjungi beberapa kota dan tempat. Karena itu, Ia memanggil lagi tujuh puluh orang pengikut-Nya dan menyuruh mereka pergi berdua-dua mendahului-Nya ke tempat-tempat itu. Sebelum mereka pergi, Ia berkata, “Hasil ladang yang harus dituai banyak, tetapi, pekerja untuk menuainya hanya sedikit. Sebab itu, mintalah kepada pemilik ladang supaya ia mengirim pekerja untuk menuai hasil ladangnya. Nah, sekarang, berangkatlah! Ingat, kalian lemah seperti domba dan Aku mengutus kalian ke tempat-tempat yang penuh bahaya, seperti domba ke tengah-tengah serigala yang buas. Jangan membawa dompet atau tas atau sepatu. Jangan berhenti di jalan untuk memberi salam kepada orang. Kalau kalian masuk ke sebuah rumah, katakanlah terlebih dahulu, ‘Semoga semua orang di rumah ini sejahtera!’ Dan kalau di rumah itu ada orang yang patut menjadi sejahtera, maka salam sejahteramu itu akan tinggal padanya. Tetapi, kalau tidak, tariklah kembali salam sejahteramu. Jangan berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah yang lain. Tinggallah di satu rumah saja dan terimalah apa yang dihidangkan di situ kepadamu. Sebab, orang yang bekerja patut mendapat upah. Apabila kalian datang ke sebuah kota dan di sana kalian disambut dengan baik, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu. Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di kota itu. Dan beritakanlah kepada orang-orang di situ bahwa sekarang juga Allah akan memerintah mereka. Tetapi, kalau kalian datang ke sebuah kota dan di situ orang tidak mau menyambut kalian, keluarlah ke jalan dan katakanlah, ‘Kami tidak mau tahu lagi dengan kalian! Lihat, debu kotamu yang melekat pada kaki kami pun, kami kebaskan sebagai tanda bahwa kalian bersalah! Tetapi, ingat, sudah dekat saatnya Allah mulai memerintah sebagai Raja di tengah-tengahmu!’” Lalu Yesus berkata lagi, “Ketahuilah bahwa pada Hari Kiamat, Allah akan lebih mengasihani orang Sodom daripada mengasihani orang-orang di kota yang tidak mau menyambut kalian itu!” [Kota-kota yang penduduknya tidak mau percaya kepada Yesus] Yesus berkata, “Celakalah kalian, hai penduduk Korazim! Dan celakalah juga kalian, hai penduduk Betsaida! Aku sudah melakukan keajaiban-keajaiban di tengah-tengah kalian, tetapi kalian tidak berhenti berbuat jahat. Seandainya keajaiban-keajaiban seperti itu sudah dibuat di kota Tirus dan Sidon, pasti orang-orang di kota-kota itu sudah lama berhenti berbuat jahat dan sudah mengaku di depan umum bahwa mereka sedih atas perbuatan mereka yang jahat. Pada Hari Kiamat, Allah akan lebih mudah mengampuni orang-orang di kota-kota itu daripada kalian! Dan kalian, hai penduduk kota Kapernaum! Kalian pikir, kalian akan diangkat tinggi-tinggi sampai ke surga? Tentu tidak! Sebaliknya, kalian akan dilemparkan ke dalam neraka!” Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Orang yang mendengar berita yang kalian sampaikan kepada mereka, berarti mereka menerima Aku. Orang yang tidak mau menerima berita yang kalian sampaikan kepada mereka, berarti mereka juga tidak mau menerima Aku. Dan orang yang tidak mau menerima Aku, berarti ia juga tidak mau menerima Dia yang mengutus Aku.” [Ketujuh puluh pengikut Yesus yang diutus, kembali] Ketujuh puluh orang pengikut Yesus yang diutus itu, kembali kepada Yesus. Mereka gembira sekali dan berkata kepada Yesus, “Tuhan, ketika kami memakai nama-Mu, roh-roh jahat pun taat kepada perintah kami!” Yesus menjawab, “Aku melihat bagaimana Iblis jatuh dari langit seperti kilat memancar ke bumi. Ketahuilah! Aku sudah memberikan kepadamu kuasa supaya dapat mengalahkan kuasa-kuasa jahat seperti ular dan kalajengking dan menghancurkan segala kekuatan musuh. Dan apabila kalian melakukan hal itu, tidak ada sesuatu pun yang dapat mencelakakan kalian. Meskipun begitu, kalau kalian bergembira, bergembiralah bukan karena Iblis menuruti perintahmu, Tetapi, karena Allah sudah mencatat namamu di surga.” [Yesus memuji Allah] Pada waktu itu, Yesus dikuasai oleh Roh Allah sehingga Ia sangat gembira. Ia berkata, “Bapa, Engkau adalah Tuhan yang menguasai langit dan bumi! Aku berterima kasih kepada-Mu sebab ada hal-hal yang Engkau rahasiakan kepada orang-orang pandai sehingga mereka tidak mengerti hal-hal itu. Tetapi, kepada orang-orang yang tidak pandai, Engkau telah memberi kemampuan untuk mengerti. Ya Bapa, Aku sungguh berterima kasih sebab Engkau begitu baik sehingga mau melakukan hal itu.” Lalu Yesus berkata kepada orang-orang di situ, “Bapa-Ku sudah menyerahkan semuanya kepada-Ku. Orang lain tidak ada yang tahu siapa Aku sebenarnya, hanya Bapa yang tahu. Dan tidak seorang pun yang tahu siapa Bapa sebenarnya, hanya Aku Anak-Nya yang tahu. Dan jikalau Aku sebagai Anak-Nya memperkenalkan Bapa kepada orang-orang, barulah mereka mengenal siapa Bapa sesungguhnya.” Lalu ketika Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sendirian saja, tidak ada orang lain, Yesus menoleh kepada mereka dan berkata, “Kalian beruntung karena telah melihat apa yang kalian lihat sekarang ini. Sebab ingat, banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat sekarang ini, Tetapi, mereka tidak melihatnya. Mereka ingin mendengar apa yang kalian dengar sekarang ini, tetapi mereka tidak mendengarnya.” [Cerita tentang orang Samaria yang baik hati] Ada seorang guru agama Yahudi ingin menjebak Yesus. Pada suatu hari, ia datang kepada Yesus dan bertanya, “Bapak Guru, apa yang harus saya lakukan supaya bisa menerima hidup yang sejati dan kekal dari Allah?” Yesus menjawab, “Apa yang tertulis dalam Kitab Suci? Bagaimana pendapatmu tentang hal itu?” Guru Agama itu menjawab dengan mengucapkan ayat Kitab Suci ini: “Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh hatimu. Cintailah Dia dengan seluruh perasaanmu dan dalam semua perbuatanmu serta pikiranmu,” dan “cintailah orang lain seperti engkau mencintai dirimu sendiri.” “Jawabanmu benar,” kata Yesus. “Kalau kau melakukan itu, kau akan menerima hidup yang sejati dan kekal dari Allah.” Guru agama itu mau menunjukkan bahwa ia sudah menaati perintah Tuhan. Karena itu, ia bertanya, “Siapakah yang disebut sebagai orang lain, yang harus saya kasihi?” Yesus menjawab dengan menceritakan cerita ini: “Ada seorang laki-laki pergi dari Yerusalem ke Yerikho. Di tengah jalan ia diserang perampok. Mereka memukul dia sampai hampir mati dan merampas semua yang ada padanya. Lalu mereka meninggalkannya tergeletak di jalan dengan luka parah. Kebetulan seorang imam lewat di situ. Ia melihat orang itu, tetapi ia menyingkir ke seberang jalan, dan berjalan terus. Sesudah itu, lewatlah seorang yang lain di situ. Ia pembantu para imam di Rumah Tuhan. Ia mendekat untuk melihat orang yang tergeletak di jalan itu. Tetapi, ia juga menyingkir dan berjalan terus. Tidak lama kemudian, lewatlah seorang lain lagi. Ia seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ia melihat orang yang tergeletak di jalan itu dan ia kasihan kepadanya. Ia datang kepadanya dan membersihkan luka-lukanya dengan anggur dan mengobatinya dengan minyak, lalu membalut luka-luka itu. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledainya sendiri dan membawanya ke sebuah penginapan. Sepanjang malam itu ia tinggal di situ dan merawat orang itu. Keesokan harinya ia mengambil dua keping uang perak dan membayar pemilik penginapan itu. ‘Terimalah uang ini,’ katanya. ‘Tolong rawat dia. Kalau ada ongkos-ongkos lain, akan saya bayar nanti apabila saya kembali ke sini.’” Sesudah mengakhiri cerita itu, Yesus memandang guru agama yang tadi ingin menjebak-Nya itu. Yesus berkata, “Bagaimana pendapatmu? Siapakah dari mereka yang mengasihi orang yang dirampok itu?” Guru agama itu menjawab, “Orang yang menolong dia!” “Nah, pergilah dan cintailah orang lain seperti yang dilakukan oleh orang Samaria itu!” kata Yesus. [Yesus bertamu di rumah Marta dan Maria] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem. Dalam perjalanan itu, mereka tiba di sebuah desa. Di situ tinggal seorang wanita bernama Marta yang mempunyai seorang saudara perempuan bernama Maria. Pada waktu itu, Marta menyambut Yesus di rumahnya dan sibuk sekali melakukan berbagai hal. Tetapi, Maria hanya duduk dekat Yesus dan mendengarkan ajaran-ajaran-Nya. Lalu Marta datang kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, suruhlah saudara saya Maria membantu saya! Saya mengerjakan semuanya sendirian dan dia duduk-duduk saja! Apakah itu baik?” Yesus menjawab, “Marta, Marta! Engkau khawatir dan sibuk memikirkan ini dan itu, padahal hanya satu yang penting. Maria telah memilih yang paling baik dan itu tidak dapat diambil dari dia oleh siapa pun.” [Yesus mengajar tentang doa] Pada suatu hari Yesus sedang berdoa di suatu tempat. Setelah Ia selesai berdoa, seorang dari para pengikut-Nya berkata, “Tuhan, kami mohon, ajarlah kami berdoa seperti Yohanes mengajar pengikut-pengikutnya berdoa.” Karena itu, Yesus berkata kepada mereka, “Kalau kalian berdoa, kalian harus berkata begini kepada Tuhan, ‘Bapa, kami mohon, kiranya semua orang menghormati Engkau. Biarlah Engkau menjadi Raja di dunia ini, dan orang-orang di dunia taat kepada-Mu. Berikanlah kepada kami makanan yang kami perlukan untuk hari ini. Ampunilah kesalahan-kesalahan kami, sebab kami juga mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami. Janganlah membiarkan kami dicobai sehingga kami berbuat salah.’” Lalu Yesus berkata lagi kepada mereka, “Seandainya salah seorang di antara kalian pergi ke rumah kawannya pada tengah malam. Lalu ia berkata kepada kawannya itu, ‘Kawan, bolehkah saya meminjam roti tiga buah? Kawan saya yang sedang dalam perjalanan, baru saja singgah di rumah saya dan saya tidak punya makanan untuk dia!’ Nah, seandainya kawan yang didatangi itu tidak mau keluar dari rumahnya dan hanya menjawab begini dari dalam rumahnya, ‘Jangan mengganggu saya! Pintu sudah terkunci; saya dan anak-anak saya sudah tidur. Saya tidak bisa bangun dan memberi apa-apa kepadamu!’” “Lalu bagaimana?” kata Yesus selanjutnya. “Dengarkan! Meskipun engkau adalah kawannya, ia tidak akan mau bangun untuk memberikan sesuatu kepadamu. Tetapi, karena engkau tidak malu untuk terus-menerus minta kepadanya, maka ia akan bangun juga dan memberikan kepadamu apa yang engkau perlukan.” “Jadi, ingat,” kata Yesus selanjutnya, “kalian harus terus meminta, maka Allah akan memberikan kepadamu. Kalian harus terus mencari, maka kalian akan mendapatkan apa yang kalian cari. Kalian harus mengetuk pintu, maka pintu akan dibukakan untuk kalian. Sebab, orang yang meminta akan menerima; orang yang mencari akan mendapat, dan orang yang mengetuk, akan dibukakan pintu. Seandainya di antara kalian ada seorang ayah yang anaknya meminta ikan, apakah engkau akan memberikan ular? Atau, kalau anakmu meminta telur, apakah engkau akan memberi kalajengking? Tentu tidak! Bagaimanapun jahatnya kalian, kalian akan memberikan yang baik kepada anak-anakmu! Apalagi Bapamu yang di surga! Orang yang meminta Roh Allah, pasti akan Ia berikan!” [Yesus dituduh berkawan dengan Beelzebul] Pada suatu hari Yesus mengusir roh jahat keluar dari seorang bisu. Setelah roh jahat itu keluar, orang itu mulai berbicara. Banyak orang heran akan apa yang dilakukan oleh Yesus. Tetapi, ada yang berkata, “Ah, kuasa-Nya untuk mengusir roh jahat itu Ia dapat dari Beelzebul, kepala roh-roh jahat.” Ada juga orang-orang lain yang mau menjebak Yesus. Mereka minta Ia melakukan suatu keajaiban untuk menunjukkan bahwa kuasa-Nya itu Ia dapat dari Allah. Tetapi, Yesus mengetahui maksud mereka. Maka Ia berkata kepada orang-orang itu, “Tidak ada negara yang bisa bertahan kalau warga negaranya terpecah-pecah dalam golongan-golongan yang saling bermusuhan. Dan keluarga yang tidak bersatu Tetapi, bermusuhan satu sama lain akan hancur. Begitu juga di dalam kerajaan Iblis; kalau satu kelompok berkelahi dengan kelompok yang lain, kerajaan itu akan runtuh. Kalian berkata bahwa Aku mengusir roh jahat dengan kuasa Beelzebul. Kalau begitu, dengan kuasa siapa pengikut-pengikutmu mengusir roh jahat? Pengikut-pengikutmu sendiri yang membuktikan bahwa kalian salah sekali! Tetapi, Aku mengusir roh jahat dengan kuasa dari Allah. Itu berarti bahwa Allah sudah mulai memerintah kalian. Kalau seorang yang kuat, dengan bersenjata lengkap, menjaga rumahnya sendiri, semua miliknya akan selamat. Tetapi, kalau seorang yang lebih kuat datang, maka ia akan diserang dan dikalahkan. Semua senjata yang diandalkan oleh pemilik rumah itu akan dirampas, dan semua barangnya dibagi-bagi. Orang yang tidak berpihak pada-Ku, berarti melawan Aku. Dan orang yang tidak membantu Aku, berarti merusak pekerjaan-Ku!” [Sudah jahat, menjadi semakin jahat] Yesus berkata lagi, “Apabila roh jahat sudah dikeluarkan dari seseorang, ia akan berkeliling mencari tempat tinggal di daerah-daerah kering yang tidak ada sungai atau mata airnya. Jika ia tidak bisa menemukan tempat untuk tinggal di situ, ia akan berkata dalam hatinya, ‘Saya akan kembali ke rumah saya!’ Jadi, ia pulang ke rumahnya semula. Setibanya di situ ia mendapati rumah itu sudah bersih dan teratur. Maka ia pergi dan memanggil tujuh roh lain yang lebih jahat daripada dia. Lalu mereka masuk dan tinggal di situ. Mereka menguasai orang itu sehingga akhirnya ia menjadi lebih jahat daripada sebelumnya.” [Orang yang sungguh-sungguh bahagia] Ketika Yesus berkata begitu, seorang wanita di antara orang banyak itu berkata kepada Yesus, “Sungguh bahagia wanita yang telah melahirkan dan membesarkan Engkau!” Tetapi, Yesus menjawab, “Lebih berbahagia lagi orang yang mendengar perkataan Allah dan melakukannya!” [Orang-orang meminta Yesus membuat keajaiban] Orang-orang masih berkerumun di sekeliling Yesus. Lalu Yesus berkata lagi, “Orang-orang zaman ini jahat sekali! Mereka meminta Aku melakukan keajaiban, baru mereka mau percaya kepada-Ku. Tetapi, Aku tidak akan membuat satu keajaiban pun untuk mereka. Yang akan diberikan kepada mereka hanyalah apa yang telah dilakukan oleh Nabi Yunus. Sebagaimana Nabi Yunus telah menjadi suatu tanda peringatan bagi orang-orang di kota Niniwe, begitu juga Aku, Anak Manusia, akan menjadi tanda peringatan bagi orang-orang zaman ini. Pada hari kiamat, Ratu negeri Selatan akan bangkit dan menuduh orang-orang zaman ini. Sebab, untuk mendengarkan pengajaran Salomo yang bijaksana, Ratu itu sudah mengadakan perjalanan yang jauh sekali. Tetapi, di sini sekarang ini ada yang lebih besar daripada Salomo. Pada hari kiamat, penduduk Niniwe akan bangkit dan menuduh kalian! Sebab, mereka berhenti berbuat dosa ketika Nabi Yunus berkhotbah kepada mereka! Tetapi, di sini sekarang ini ada yang lebih besar daripada Nabi Yunus!” [Terang dan gelap] Yesus berkata, “Tidak ada orang yang memasang lampu lalu menyembunyikan atau menutupi lampu itu dengan tempayan. Ia akan menaruh lampu itu di atas kaki lampu supaya orang yang masuk ke dalam ruangan itu bisa melihat terang lampu itu. Mata adalah lampu untuk badan. Kalau matamu jernih, seluruh badanmu terang-benderang, tetapi kalau matamu kabur, seluruh badanmu gelap gulita. Oleh sebab itu, berhati-hatilah, jangan sampai terang yang ada padamu menjadi gelap. Kalau seluruh badanmu penuh dengan terang, dan tidak sebagian pun yang gelap, maka seluruh badanmu juga terang-benderang seolah-olah disinari cahaya lampu.” [Yesus menyalahkan pemimpin-pemimpin agama Yahudi] Setelah Yesus berhenti berbicara, seorang Farisi mengundang dia makan di rumahnya. Maka Yesus pergi makan di rumah orang Farisi itu. Menurut peraturan agama Yahudi, orang yang mau makan harus mencuci tangannya terlebih dahulu. Tetapi, ketika Yesus hendak makan, Ia tidak mencuci tangan-Nya terlebih dahulu. Karena itu, orang Farisi itu heran sekali. Jadi, Yesus berkata kepadanya, “Kalian adalah orang-orang Farisi. Kalian melakukan ibadah keagamaanmu seperti orang yang mencuci mangkuk dan piring di bagian luarnya saja. Bagian dalam dirimu kotor, penuh dengan kekejaman dan kejahatan. Kalian bodoh sekali! Allah yang membuat bagian luar, Dialah juga yang membuat bagian dalam, bukan? Apa yang ada di dalam mangkuk dan piringmu, itulah yang harus kalian berikan kepada orang-orang miskin. Dengan demikian, semua yang ada padamu menjadi bersih menurut peraturan agama. Celakalah kalian, orang-orang Farisi! Kalian mempunyai hasil tanaman seperti selasih, inggu, dan rempah-rempah lainnya. Sepersepuluh dari hasil itu kalian berikan kepada Allah, tetapi, terhadap orang lain kalian bersikap tidak adil dan kalian tidak mengasihi Allah dengan sepenuh hatimu. Padahal itulah hal-hal utama yang harus kalian lakukan tanpa melalaikan yang lainnya. Celakalah kalian, orang-orang Farisi! Kalau kalian ke rumah ibadat, kalian suka sekali duduk di tempat terhormat. Dan kalau kalian ke pasar, kalian suka orang menghormati kalian. Celakalah kalian! Kalian seperti kuburan yang tidak ada nisannya. Orang yang berjalan di atasnya tidak menyadari bahwa mereka sedang menginjak-injak kuburan.” Seorang guru agama berkata kepada Yesus, “Bapak Guru, dengan berkata begitu Bapak menghina kami!” Yesus menjawab, “Kalian juga, guru-guru agama! Celakalah kalian! Kalian menuntut orang melakukan hal-hal yang sulit dan kalian membuat peraturan-peraturan yang berat lalu menyuruh orang menaati peraturan-peraturan itu. Tetapi, kalian sendiri tidak mau menolong sedikit pun supaya mereka bisa menjalankan peraturan-peraturan itu. Celakalah kalian! Kalian membangun makam untuk nabi-nabi yang justru dibunuh oleh nenek moyangmu sendiri. Jadi, dengan berbuat begitu kalian sendiri mengakui bahwa kalian setuju dengan apa yang sudah dilakukan oleh nenek moyangmu! Sebab, mereka membunuh nabi-nabi itu lalu kalian yang membangun makamnya. Di dalam buku Kebijaksanaan Allah tertulis begini: ‘Aku akan mengirim kepada mereka nabi-nabi dan utusan-utusan-Ku. Sebagian dari nabi-nabi dan utusan-utusan itu akan mereka bunuh dan sebagian lagi akan mereka aniaya!’ Itu terjadi supaya Allah menuntut pertanggungjawaban dari orang-orang zaman ini terhadap pembunuhan semua nabi sejak dunia diciptakan; mulai dari pembunuhan Habel sampai pada pembunuhan Nabi Zakharia yang terjadi di antara mezbah dan Rumah Tuhan. Percayalah, Allah pasti akan menuntut pertanggungjawaban dari orang-orang zaman ini terhadap semua itu. Celakalah kalian, guru-guru agama! Pada kalian ada kunci untuk membuka pintu supaya orang bisa masuk ke tempat di mana mereka bisa belajar mengerti perkataan Allah. Tetapi, kalian sendiri tidak mau masuk ke tempat itu untuk belajar mengerti perkataan Allah itu. Malahan kalian menghalang-halangi orang yang berusaha untuk masuk ke dalamnya!” Pada waktu Yesus meninggalkan rumah orang Farisi itu, guru-guru agama dan orang-orang Farisi mulai mengecam Dia dengan keras. Mereka memancing-mancing supaya Ia mau berbicara mengenai banyak hal supaya mereka bisa menjebak Dia. Mereka berharap bisa menangkap ucapan yang salah dari-Nya. [Waspadalah terhadap orang yang suka berpura-pura baik] Sementara itu, beribu-ribu orang terus saja datang berkerumun di sekeliling Yesus. Mereka berdesak-desakan sehingga ada yang terinjak-injak kakinya. Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Orang-orang Farisi suka berpura-pura seolah-olah mereka itu baik. Jadi, kalian harus hati-hati, jangan sampai kalian juga menjadi seperti mereka. Sifat pura-pura mereka itu seperti ragi yang merembes ke mana-mana. Apa pun yang ditutup-tutup pasti akan kelihatan. Dan apa pun yang dirahasiakan, sekali kelak pasti akan terbongkar. Kalau kalian mengucapkan sesuatu pada waktu malam, maka pada waktu siang keesokan harinya hal itu pasti akan didengar orang. Dan kalau kalian berbicara tentang sesuatu dengan diam-diam kepada satu orang dalam kamar yang tertutup, pasti nanti akan diumumkan keras-keras di tempat umum di mana banyak orang akan mendengarnya.” [Jangan takut kepada manusia] “Teman-teman-Ku, ingatlah! Jangan kalian takut kepada orang yang bisa membunuh badanmu, tetapi, sesudah itu tidak dapat berbuat apa-apa lagi kepadamu. Aku akan memberitahukan kepadamu siapa yang harus kalian takuti. Takutlah kepada Allah! Sebab, Ia mempunyai kuasa bukan hanya untuk membunuh badanmu Tetapi, juga untuk membuangmu ke dalam neraka! Percayalah, Dialah yang harus kalian takuti. Semua orang tahu bahwa lima ekor burung pipit, harganya hanya dua sen. Meskipun begitu, tidak seekor pun yang dilupakan oleh Allah. Rambut di kepalamu pun sudah Allah ketahui jumlahnya. Sebab itu, janganlah takut! Di hadapan Allah, satu orang di antara kalian jauh lebih berharga daripada banyak burung pipit!” [Mengaku Kristus di depan banyak orang] “Ingat baik-baik,” kata Yesus seterusnya kepada pengikut-pengikut-Nya, “orang yang berkata di depan banyak orang bahwa ia adalah pengikut-Ku, maka Aku, Anak Manusia, akan berkata juga di depan malaikat-malaikat Allah bahwa ia adalah pengikut-Ku. Tetapi, orang yang berkata di depan banyak orang bahwa ia bukan pengikut-Ku, maka di hadapan malaikat-malaikat Allah pun Aku, Anak Manusia, akan berkata bahwa dia bukan pengikut-Ku. Orang yang mengucapkan sesuatu yang tidak baik terhadap Aku sebagai Anak Manusia, orang itu masih dapat diampuni oleh Allah pada hari kiamat. Tetapi, orang yang mengucapkan kata-kata yang menghina Roh Allah, tidak akan diampuni oleh Allah pada hari kiamat. Kalau orang menyeret kalian ke rumah-rumah ibadat atau ke hadapan gubernur atau pemerintah untuk diadili, janganlah kalian khawatir mengenai bagaimana kalian harus membela diri atau apa yang harus kalian katakan. Sebab, pada saat kalian harus berbicara, Roh Allah akan memberitahukan apa yang harus kalian katakan.” [Cerita tentang seorang kaya yang bodoh] Ada seseorang dari antara orang banyak yang mengerumuni Yesus berkata kepada-Nya, “Pak Guru, ayah saya meninggalkan harta untuk saya dan abang saya. Saya mohon Bapak menyuruh abang saya untuk membagi harta itu dengan saya.” Yesus menjawab, “Saudara, Aku tidak punya hak untuk membagi harta warisan antara engkau dan abangmu!” Lalu Yesus berkata kepada orang banyak yang ada di situ, “Hati-hatilah, jangan sampai kalian menjadi serakah. Sebab, orang mempunyai hidup sejati bukan karena ia memiliki harta yang banyak.” Kemudian Yesus menceritakan cerita berikut ini kepada mereka. “Ada seorang kaya yang mempunyai tanah yang banyak hasilnya. Maka ia mulai berpikir-pikir tentang kekayaannya. ‘Hasil tanahku banyak sekali dan aku tidak mempunyai tempat lagi untuk menyimpannya. Apa yang harus kulakukan sekarang?’ begitu pikirnya. ‘Inilah yang akan kulakukan,’ katanya kepada dirinya sendiri. ‘Aku akan merombak semua gudangku dan mendirikan yang lebih besar. Aku akan menyimpan di situ semua hasil tanah dan barang-barangku yang lain. Lalu aku akan berkata: Aku orang yang mujur! Aku sudah mempunyai segala yang baik, cukup untuk bertahun-tahun lamanya. Sekarang aku akan istirahat, makan minum dan bersenang-senang!’ Tetapi, Allah berkata kepada orang itu, ‘Hai orang bodoh! Malam ini juga engkau akan mati. Jadi, untuk siapakah semua barang yang telah kausediakan itu?’” Yesus mengakhiri cerita itu dan berkata, “Itulah yang akan terjadi dengan orang seperti itu. Ia berusaha menjadi kaya untuk diri sendiri, tetapi, tidak kaya dalam pandangan Allah.” [Allah Bapa di surga memelihara anak-anak-Nya] Setelah itu, Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Sebab itu, ingatlah, jangan kalian khawatir mengenai apa yang kalian perlukan untuk hidup di dunia ini; apa yang harus kalian makan dan apa yang harus kalian pakai. Hidup lebih penting daripada khawatir mengenai makanan. Badan lebih penting daripada pakaian. Coba lihat burung gagak! Mereka tidak menanam, tidak menuai, tidak juga mempunyai tempat untuk menyimpan hasil tanaman. Tetapi, Allah memelihara mereka sehingga mereka bisa mempunyai makanan! Kalian jauh lebih berharga daripada burung! Apakah dengan khawatir, kalian bisa memperpanjang umurmu, biar pun satu jam saja? Pasti tidak ada seorang pun di antara kalian yang bisa melakukan hal itu! Kalau untuk hal sekecil itu saja tidak bisa kalian lakukan, mengapa harus khawatir untuk yang lainnya? Coba perhatikan bunga bakung. Bunga-bunga itu tidak bekerja dan tidak juga menenun, tetapi, tampaknya bagus sekali! Raja Salomo adalah raja yang sangat kaya. Meskipun demikian, ia tidak mempunyai pakaian sebagus bunga bakung! Yang memberi pakaian yang begitu bagus kepada bunga liar seperti bunga bakung itu adalah Allah. Padahal bunga-bunga liar itu tumbuh hari ini dan besok dibakar habis. Nah, kalau Allah memberi pakaian yang begitu bagus kepada bunga-bunga itu, apalagi kepada kalian! Tetapi, kalian kurang percaya kepada Allah! Karena itu, janganlah kalian bingung dan selalu khawatir tentang apa yang akan kalian makan dan apa yang akan kalian minum. Orang-orang yang tidak mengenal Allah selalu memikirkan hal-hal seperti itu. Padahal Bapamu yang di surga tahu bahwa kalian memerlukan semua itu. Yang harus kalian lakukan ialah berusaha supaya cara hidupmu sesuai dengan kemauan Allah. Kalau demikian, maka semua yang lain yang kalian perlukan akan diberikan Allah kepadamu.” [Harta di surga] Yesus berkata lagi kepada pengikut-pengikut-Nya, “Kalian, pengikut-pengikut-Ku, memang hanya berjumlah sedikit. Tetapi, jangan takut! Sebab, Bapamu senang untuk mengizinkan kalian memerintah bersama Dia. Juallah semua yang kalian miliki dan berikanlah uangnya kepada orang miskin. Berusahalah supaya kalian mempunyai harta rohani di surga. Harta seperti itu tidak akan habis. Harta itu juga tidak akan berkurang, karena tidak ada pencuri yang bisa mengambilnya dan tidak ada rayap yang bisa merusaknya. Berusahalah mendapatkan harta itu, karena kalau hartamu ada di surga, pasti perhatianmu akan kalian tujukan juga ke surga! Di mana hartamu, di situ juga perhatianmu!” [Berjaga-jagalah selalu] “Berjaga-jagalah dan siagalah, dengan lampumu tetap dinyalakan. Kalian harus siap selalu seperti pelayan-pelayan yang sedang berjaga-jaga menunggu tuan mereka kembali dari pesta perkawinan. Apabila tuan itu kembali dan mengetuk pintu, mereka akan segera membukakan pintu untuk dia. Beruntung sekali pelayan-pelayan yang kedapatan sedang menunggu pada saat tuannya datang! Percayalah, tuan itu akan bersiap untuk melayani. Ia akan mempersilakan pelayan-pelayan itu duduk, lalu ia menghidangkan makanan dan melayani mereka. Alangkah beruntungnya mereka apabila tuan itu mendapati mereka sedang siap menunggu dia, meskipun ia datang pada tengah malam atau lebih lambat daripada itu! Ingatlah, seandainya tuan rumah sudah tahu pukul berapa pencuri akan datang, pasti ia akan berjaga-jaga dan tidak membiarkan pencuri masuk ke dalam rumahnya. Karena itu, kalian juga harus berjaga-jaga. Sebab, Aku, Anak Manusia, akan datang pada saat kalian tidak menyangka Aku akan datang.” [Pelayan harus taat kepada tuannya] Setelah Yesus berbicara, Petrus bertanya, “Tuhan, pelajaran itu Tuhan maksudkan untuk kami atau untuk semua orang?” Tuhan menjawab, “Pelayan yang setia dan bijaksana, dialah yang akan diangkat oleh tuannya untuk mengurus rumahnya dan mengepalai pelayan-pelayan lain apabila tuan itu berangkat dan pergi ke tempat yang jauh. Ia harus memberi makan kepada semua pelayan yang lain apabila sudah waktunya untuk makan. Beruntung sekali pelayan itu apabila tuannya kembali dan mendapati dia sedang melakukan tugasnya! Percayalah, tuan itu akan mengangkat pelayan itu menjadi pengurus semua yang dimilikinya. Tetapi seandainya pelayan itu berkata dalam hatinya, ‘Tuan saya masih lama baru kembali,’ dan karena itu, ia mulai memukuli semua pelayan yang lain dan makan minum sampai mabuk. Nah, sekali kelak pada saat ia sama sekali tidak menyangka tuannya akan kembali, tiba-tiba tuan itu datang. Maka ia akan dihukum dan dihajar habis-habisan. Tuannya akan membuatnya menderita sama seperti orang yang tidak mengenal Allah. Pelayan yang tahu kemauan tuannya, tetapi, tidak mempersiapkan diri dan tidak melakukan kehendak tuannya, akan dihukum dengan hukuman yang berat. Tetapi, mungkin ada pelayan yang tidak tahu kemauan tuannya dan melakukan sesuatu yang salah sehingga harus dihukum. Nah, pelayan seperti itu memang akan dihukum, tetapi, hukumannya ringan. Sebab, kalau orang sudah menerima banyak dari Allah, Allah juga mengharapkan banyak dari orang itu. Dan kalau orang sudah menerima lebih banyak dari Allah, Allah juga akan menuntut lebih banyak lagi dari dia.” [Yesus datang menimbulkan pertengkaran] Yesus berkata, “Aku datang ke dunia dengan tugas untuk menjatuhkan hukuman ke atas manusia, dan hukuman itu akan seperti api yang menghanguskan mereka. Alangkah baiknya kalau api itu sudah mulai menyala! Aku masih harus mengalami penderitaan yang sangat mengerikan. Dan sebelum Aku selesai menjalani hal itu, hati-Ku gelisah sekali! Apakah kalian pikir Aku datang ke dunia untuk membuat orang berhenti bermusuhan? Tidak! Aku datang bukan untuk membawa perdamaian melainkan untuk membawa perlawanan! Mulai sekarang, dalam keluarga akan terjadi perpecahan; keluarga yang terdiri dari lima orang akan pecah menjadi tiga lawan dua. Bapak melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan bapaknya. Ibu melawan anaknya perempuan dan anak perempuan melawan ibunya. Ibu mertua melawan menantu perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya!” [Tanda-tanda yang menjadi peringatan] Yesus berkata juga kepada orang banyak yang ada di situ, “Kalau kalian melihat awan muncul di sebelah barat, kalian langsung berkata, ‘Akan hujan.’ Dan benar-benar hujan! Apabila kalian merasa angin bertiup dari sebelah selatan, kalian berkata, ‘Akan panas.’ Dan benar-benar panas! Kalian dapat meramalkan cuaca dengan melihat tanda-tanda di bumi dan di langit. Nah, kalian sudah melihat kejadian-kejadian di zaman ini, tetapi, mengapa kalian tidak tahu artinya? Kalian memang orang yang suka berpura-pura!” [Berdamailah dengan musuh] “Kalau kalian menghadapi suatu keadaan, mengapa kalian tidak memutuskan sendiri apa yang baik yang harus kalian lakukan? Seandainya orang mengadukan kalian ke pengadilan, maka sebelum sampai di pengadilan, berusahalah menyelesaikan perkara itu sementara kalian masih di tengah jalan. Kalau kalian tidak melakukan hal itu, orang itu akan menyeret kalian ke hadapan hakim. Lalu hakim itu akan menyerahkan kalian kepada polisi dan polisi akan memasukkan kalian ke dalam penjara. Percayalah, kalian tidak akan dapat keluar dari situ sebelum kalian membayar semua yang harus kalian bayar untuk bisa dibebaskan!” [Semua orang harus berhenti berbuat dosa] Pada waktu itu orang memberitahukan kepada Yesus bahwa ada beberapa orang Galilea yang dibunuh oleh Pilatus. Orang-orang itu dibunuh ketika mereka sedang mempersembahkan kurban kepada Allah. Yesus berkata, “Apakah kalian pikir bahwa karena orang-orang Galilea itu dibunuh seperti itu, maka mereka lebih berdosa daripada orang Galilea lainnya? Sama sekali tidak! Ingat, kalian semua akan mati juga seperti mereka kalau kalian tidak berhenti berbuat dosa. Bagaimana dengan delapan belas orang yang mati ditimpa menara di Siloam? Apakah itu menunjukkan bahwa mereka lebih berdosa daripada semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? Sama sekali tidak! Sekali lagi Aku berkata, kalau kalian tidak berhenti berbuat dosa, kalian semua akan mati juga seperti mereka.” [Yesus menceritakan sebuah cerita kiasan tentang pohon ara yang tidak berbuah] Yesus menceritakan juga cerita kiasan ini: “Ada sebatang pohon ara yang tumbuh di kebun seseorang. Pada suatu hari, orang itu datang mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukan satu pun. Karena itu, ia berkata kepada tukang kebunnya, ‘Lihat, selama tiga tahun saya datang mencari buah pohon ini, tetapi tidak menemukan satu pun. Sebab itu, tebang saja pohon ini! Ia tidak ada gunanya; hanya menghabiskan zat-zat makanan di tanah ini!’ Tetapi, tukang kebun itu menjawab, ‘Biarkanlah dia tumbuh setahun lagi, Tuan. Nanti saya mencangkuli tanah di sekelilingnya dan menaruh pupuk. Mudah-mudahan tahun depan ia berbuah. Kalau tidak, biarlah ditebang saja!’” [Yesus menyembuhkan seorang wanita pada hari Sabat] Pada suatu hari Sabat, yaitu hari beribadat orang Yahudi, Yesus mengajar di sebuah rumah ibadat. Di situ ada seorang wanita yang kemasukan roh jahat. Roh jahat itu membuat wanita itu bungkuk sehingga ia tidak dapat berdiri tegak. Sudah delapan belas tahun lamanya ia seperti itu. Yesus melihat wanita itu dan berkata dengan suara nyaring, “Ibu, sekarang engkau sembuh!” Lalu Yesus meletakkan tangan-Nya pada wanita itu. Saat itu juga wanita itu berdiri tegak, lalu memuji Allah. Pemimpin rumah ibadat itu melihat Yesus menyembuhkan wanita itu. Ia marah, sebab Yesus melakukan hal itu pada hari Sabat. Lalu ia berkata kepada orang banyak yang ada di situ, “Dalam satu minggu ada enam hari untuk bekerja. Kalau kalian mau disembuhkan, datanglah pada hari-hari itu, jangan pada hari Sabat!” Yesus menjawab, “Kalian berbuat seolah-olah kalian taat kepada perintah-perintah Allah, tetapi sebenarnya tidak! Pada hari Sabat, kalian melepaskan sapi atau keledaimu dan membawanya ke luar untuk minum. Sekarang, wanita dari bangsa kita sendiri ini, sudah delapan belas tahun diikat oleh roh jahat. Tentu kita harus melepaskan dia, meskipun hari ini hari Sabat!” Orang-orang di rumah ibadat itu, yang tidak suka kepada Yesus, menjadi malu sekali ketika mendengar Yesus berkata begitu. Tetapi, semua orang yang lain senang melihat segala keajaiban yang dilakukan oleh Yesus. [Pemerintahan Allah diumpamakan dengan biji sawi] Yesus bertanya, “Kalau Allah memerintah, bagaimanakah keadaannya? Dengan apakah Aku dapat membandingkannya?” Lalu Yesus menjawab sendiri pertanyaan itu. Ia berkata, “Kalau Allah memerintah, keadaannya seperti cerita kiasan berikut ini: Ada seorang laki-laki mengambil sebutir biji sawi dan menanam biji sawi itu di kebunnya. Biji sawi itu tumbuh menjadi pohon sawi dan burung-burung membuat sarangnya di cabang-cabang pohon itu.” [Pemerintahan Allah diumpamakan dengan ragi] Lalu Yesus bertanya lagi, “Kalau Allah memerintah, bagaimanakah keadaannya? Dengan apakah Aku dapat membandingkannya?” Lalu Yesus menjawab sendiri pertanyaan itu. Yesus berkata, “Kalau Allah memerintah, keadaannya seperti cerita kiasan berikut ini. Seorang wanita mengambil ragi dan mencampurkan ragi itu dengan empat puluh liter tepung sampai adonan itu berkembang.” [Pintu yang sempit] Yesus melanjutkan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Di dalam perjalanan itu, Ia melewati kota-kota dan kampung-kampung. Di sana Ia mengajar orang-orang. Pada waktu itu, ada yang bertanya kepada-Nya, “Bapak Guru, apakah hanya sedikit orang yang akan diselamatkan?” Yesus menjawab, “Kalian harus berusaha supaya bisa masuk melalui pintu yang sempit. Sebab ingat, banyak orang berusaha untuk bisa masuk melalui pintu itu, tetapi mereka tidak bisa. Akan tiba saatnya tuan rumah bangun dan menutup pintu rumahnya. Dan apabila ia sudah menutup pintu, kalian akan berdiri di luar. Kalian akan mengetuk-ngetuk pintu dan berkata, ‘Tuan, bukakan pintu untuk kami!’ Tetapi, tuan itu akan menjawab, ‘Saya tidak pernah bertemu dengan kalian!’ Lalu kalian akan menjawab, ‘Kami sahabat Tuan yang pernah makan dan minum bersama Tuan. Tuan juga pernah mengajar kami di jalan-jalan di kota kami!’ Tetapi, tuan itu akan berkata lagi, ‘Saya tidak pernah mengenal kalian! Pergi dari sini! Kalian orang jahat!’ Nanti pada suatu waktu kalian akan menangis dan menderita, sebab kalian melihat Abraham, Ishak, dan Yakub serta semua nabi diterima di dalam Dunia Baru di mana Allah memerintah itu, sedangkan kalian sendiri diusir keluar dari situ! Orang-orang dari mana-mana dan dari setiap pelosok di seluruh dunia akan datang dan berpesta di dalam Dunia Baru di mana Allah memerintah itu. Pada waktu itu akan ada orang yang tadinya paling depan menjadi yang paling belakang, yang tadinya nomor satu menjadi nomor terakhir.” [Yesus kasihan kepada kota Yerusalem] Pada waktu itu juga, ada beberapa orang Farisi datang kepada Yesus dan berkata, “Herodes mau membunuh Engkau! Pergilah ke tempat lain! Jangan tinggal di sini!” Yesus menjawab, “Pergilah beritahukan kepada orang yang tak berguna itu bahwa Aku berkata begini kepadanya, ‘Untuk beberapa waktu lamanya Aku akan bekerja mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan orang sakit, tetapi sesudah itu Aku akan menyelesaikan pekerjaan-Ku.’ Ya, memang selama beberapa waktu ini Aku harus meneruskan perjalanan-Ku ke Yerusalem. Sebab, kalau seorang nabi dibunuh, ia harus dibunuh di kota Yerusalem, tidak ada tempat lain yang lebih tepat untuk itu.” Yesus berkata, “Yerusalem, Yerusalem! Kau membunuh nabi-nabi, dan orang-orang yang diutus Allah kaulempari dengan batu sampai mati. Sudah berkali-kali Aku ingin mengumpulkan pendudukmu seperti induk ayam melindungi anak-anaknya di bawah sayapnya! Tetapi, engkau tidak mau! Karena itu, engkau akan ditinggalkan Allah dan engkau akan hancur! Percayalah: Pendudukmu tidak akan melihat-Ku lagi mulai sekarang sampai pada waktu mereka berkata, ‘Diberkatilah Dia yang datang atas nama Tuhan.’” [Yesus menyembuhkan seorang sakit pada hari Sabat] Ada seorang Farisi. Ia orang Farisi yang terkemuka. Pada suatu hari Sabat, Yesus pergi ke rumah orang itu dan makan di situ. Pada waktu itu, sahabat-sahabat orang Farisi itu ada juga di situ. Sementara Yesus ada di rumah itu, seorang berpenyakit busung sehingga seluruh badannya bengkak, datang kepada Yesus. Sahabat-sahabat orang Farisi itu memperhatikan Yesus terus untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh-Nya. Maka Yesus melihat kepada guru-guru agama dan orang-orang yang ada di situ, lalu Ia bertanya, “Bagaimana pendapatmu? Menurut hukum agama kita, kita boleh menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat atau tidak?” Guru-guru agama dan orang-orang Farisi itu diam saja, mereka tidak berkata apa pun. Lalu Yesus memanggil orang yang sakit itu dan menyembuhkan dia. Sesudah itu, Ia menyuruh orang itu pergi. Kemudian Ia berkata kepada guru-guru agama dan orang-orang Farisi itu, “Aku ingin bertanya kepadamu, seandainya seorang di antara kalian mempunyai seorang anak atau seekor lembu. Lalu anak itu atau lembu itu jatuh ke dalam sumur pada hari Sabat, apakah kalian tidak akan cepat-cepat menarik anak itu atau lembu itu keluar dari sumur hari itu juga?” Semua guru agama dan orang Farisi yang ada di rumah itu diam saja; tidak seorang pun di antara mereka dapat menjawab Yesus mengenai hal itu. [Yesus mengajar orang supaya rendah hati dan suka memberi] Di rumah pemimpin itu, Yesus melihat ada tamu-tamu yang memilih tempat-tempat yang paling baik. Sebab itu, Ia memberi nasihat ini kepada mereka, “Apabila kalian diundang ke pesta kawin, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab, jangan-jangan tuan rumah sudah mengundang orang yang lebih penting daripadamu. Lalu ia akan datang kepadamu dan berkata, ‘Maaf, tempat ini sudah disediakan untuk tamu itu.’ Maka engkau terpaksa pindah ke tempat duduk yang paling belakang dan engkau akan malu sekali. Sebab itu, kalau kalian diundang, pilihlah tempat yang paling belakang. Nanti kalau tuan rumah datang, mungkin ia akan berkata kepadamu, ‘Kawan, mari duduk di tempat yang paling depan.’ Maka engkau dihormati di depan semua orang yang hadir di pesta itu. Sebab, setiap orang yang menganggap dirinya penting, akan direndahkan Allah menjadi orang yang hina.” Lalu Yesus berkata kepada pemimpin agama Yahudi yang mengundang Dia makan, “Kalau Saudara mengadakan pesta, baik pada waktu siang atau pada waktu malam, janganlah mengundang temanmu, atau saudaramu, atau keluargamu atau tetanggamu yang kaya, sebab nanti mereka juga mengundang Saudara ke pesta mereka sebagai balasan atas undanganmu. Kalau Saudara mengadakan pesta dan mau mengundang orang, lebih baik mengundang orang miskin, orang cacat, orang lumpuh, orang buta. Saudara akan beruntung, sebab orang-orang itu tidak akan dapat membalas kebaikanmu, tetapi Allah akan membalas kebaikanmu pada waktu umat-Nya dihidupkan kembali.” [Cerita tentang pesta yang besar] Salah seorang yang ikut makan bersama Yesus berkata kepada-Nya, “Untung sekali orang yang akan makan bersama Allah apabila Allah datang sebagai raja.” Yesus menjawab orang itu dengan mengisahkan cerita ini: Ada seorang yang mengadakan pesta besar dan ia mengundang banyak orang. Ketika pesta akan dimulai, ia menyuruh pelayannya pergi kepada orang-orang yang sudah diundang dan mengatakan kepada mereka, “Marilah! Semuanya sudah siap!” Tetapi, orang-orang yang diundang itu semuanya minta maaf. Orang yang pertama berkata kepada pelayan itu, “Saya baru membeli ladang dan saya harus pergi untuk melihatnya. Saya minta maaf.” Yang lain berkata, “Saya baru membeli lima pasang sapi dan saya harus pergi untuk mencobanya. Saya minta maaf.” Undangan yang lain lagi berkata, “Saya baru kawin, karena itu saya tidak bisa datang.” Maka kembalilah pelayan itu dan memberitahukan semuanya kepada tuannya. Tuan itu marah sekali. Ia berkata kepada pelayannya, “Cepatlah pergi ke jalan-jalan dan lorong-lorong di kota. Bawalah kemari orang miskin, orang cacat, orang buta, dan orang lumpuh.” Tidak berapa lama kemudian pelayan itu datang dan melaporkan, “Tuan, perintah Tuan sudah saya laksanakan, tetapi masih banyak tempat yang kosong.” Tuan itu berkata, “Pergilah ke jalan-jalan dan lorong-lorong di luar kota dan paksalah orang-orang di situ untuk datang, karena rumahku harus penuh. Tetapi, mereka yang pertama-tama diundang, tidak seorang pun yang akan menikmati makanan di dalam pestaku ini!” [Berkorban untuk menjadi pengikut Yesus] Yesus sedang meneruskan perjalanan-Nya dan banyak orang ikut berjalan dengan Dia. Yesus menoleh dan berkata kepada mereka, “Orang yang datang kepada-Ku, tidak bisa menjadi pengikut-Ku kalau ia mengasihi ibunya, bapaknya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, dan dirinya sendiri lebih daripada ia mengasihi Aku. Orang yang tidak mau ikut Aku dan menderita seperti Aku menderita di kayu salib, ia tidak bisa menjadi pengikut-Ku. Seandainya di antara kalian ada yang mau membangun sebuah menara. Apakah yang akan dibuatnya? Tentu ia akan duduk dan menghitung dahulu berapa banyak uang yang diperlukan untuk membangun menara itu, bukan? Dengan demikian, ia akan tahu apakah uangnya cukup untuk membangun menara itu sampai selesai. Sebab, seandainya ia sudah mulai membangun menara itu dan pondasinya sudah dibuat, tetapi kemudian ia tidak dapat menyelesaikannya, maka semua orang yang melihat pekerjaannya itu akan menertawakan dia. Mereka akan berkata, ‘Cih, orang ini membangun, tetapi tidak dapat menyelesaikannya!’ Seandainya seorang raja mempunyai sepuluh ribu tentara. Lalu ia mau berperang dengan seorang raja lain yang mempunyai dua puluh ribu tentara. Nah, apakah yang akan dibuat oleh raja yang pertama itu? Tentu ia akan duduk dahulu dan mempertimbangkan apakah ia cukup kuat untuk melawan musuhnya itu, bukan? Seandainya ia mendapati bahwa ia tidak kuat untuk melawan musuhnya itu, apakah yang akan dibuatnya? Tentu pada waktu musuhnya itu masih jauh ia akan mengirim seorang utusan untuk minta berdamai!” Setelah berkata begitu, Yesus berkata, “Begitu juga dengan kalian. Tidak seorang pun dari kalian dapat menjadi pengikut-Ku kalau ia tidak meninggalkan semua yang dipunyainya demi Aku.” [Garam yang tawar] “Garam itu baik, tetapi kalau menjadi tawar, apakah bisa diasinkan kembali? Tentu saja tidak bisa! Garam seperti itu tidak berguna lagi; tidak bisa dipakai untuk membuat tanah menjadi lebih subur; tidak juga bisa dicampur dengan kompos. Jadi, harus dibuang saja. Kalau kalian masih bisa mendengar, perhatikan baik-baik apa yang telah Kukatakan!” [Domba yang hilang] Pada suatu hari, banyak penagih pajak dan orang-orang yang dianggap tidak baik datang untuk mendengar Yesus mengajar. Para pemimpin agama Yahudi tidak senang melihat itu dan mereka mengomel. Kata mereka, “Cih, orang ini menerima orang-orang yang tidak baik, bahkan makan bersama mereka!” Yesus berkata kepada orang-orang yang mengomel itu, “Seandainya seorang di antaramu mempunyai seratus ekor domba, lalu kehilangan seekor, apa yang akan dilakukannya? Tentu ia akan meninggalkan domba yang sembilan puluh sembilan ekor itu di padang rumput. Ia akan pergi mencari domba yang hilang itu sampai dapat. Dan kalau ia sudah menemukannya, ia akan memikulnya di atas pundaknya dan membawanya pulang. Karena sangat gembira, ia akan memanggil teman-teman dan tetangga-tetangganya dan berkata kepada mereka, ‘Aku senang sekali karena sudah menemukan dombaku yang hilang. Mari kita bergembira!’” Lalu Yesus berkata lagi, “Begitu juga di surga. Tuhan lebih senang terhadap satu orang yang berhenti berbuat dosa daripada terhadap sembilan puluh sembilan yang lain yang merasa dirinya tidak perlu berbuat demikian.” [Uang yang hilang] Yesus bertanya kepada orang-orang itu, “Seandainya seorang wanita mempunyai sepuluh uang perak dan salah satu uang itu hilang di tempat gelap di dalam rumahnya. Apakah yang akan dilakukan oleh wanita itu?” Yesus menjawab sendiri pertanyaan itu dengan berkata, “Tentu wanita itu akan menyalakan lampu dan menyapu rumahnya untuk mencari uang yang hilang itu sampai ia menemukannya. Sesudah menemukan uang itu, ia akan memanggil teman-teman dan tetangga-tetangganya dan berkata, ‘Mari kita bersuka ria, sebab uangku yang hilang sudah kutemukan kembali!’” “Begitu juga dengan malaikat-malaikat Allah,” kata Yesus selanjutnya. “Mereka akan bergembira kalau satu orang berdosa berhenti berbuat dosa dan mulai melakukan kemauan Allah.” [Cerita tentang anak yang hilang] Yesus bercerita lagi: “Ada seorang bapak mempunyai dua orang anak laki-laki. Pada suatu hari, anak yang bungsu berkata kepada bapaknya, ‘Bapak, berikanlah bagian saya dari harta kekayaan Bapak yang akan dibagikan kepada abang dan saya apabila Bapak meninggal. Saya ingin mendapat bagian saya itu sekarang.’ Maka Bapak itu membagikan kekayaannya kepada kedua anaknya. Dalam beberapa hari saja, anak bungsu itu sudah menjual semua yang diberikan bapaknya. Lalu ia berangkat ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan uangnya untuk berfoya-foya. Akhirnya uangnya habis. Pada suatu waktu, terjadi kelaparan di negeri itu. Anak bungsu itu mulai hidup melarat. Lalu ia bekerja pada seorang laki-laki yang tinggal di situ. Orang itu menyuruh dia ke ladang untuk menjaga babi-babinya. Anak bungsu itu begitu lapar sehingga ia ingin memakan makanan yang diberikan kepada babi-babi itu. Walaupun ia lapar sekali, tidak seorang pun yang memberi makanan kepadanya. Akhirnya ia sadar dan berkata dalam hatinya, ‘Orang-orang yang bekerja pada bapak saya mempunyai makanan berlimpah-limpah, sedangkan saya di sini hampir mati kelaparan. Saya mau pulang kepada bapak sekarang juga dan berkata, Bapak, saya sudah bersalah. Saya berdosa kepada Tuhan dan kepada Bapak. Saya tidak patut lagi disebut anak Bapak. Saya mau bekerja pada Bapak dan anggaplah saya sebagai seorang pekerja saja.’ Sesudah berpikir begitu, ia bangkit lalu pulang kepada bapaknya. Ketika ia masih jauh dari rumah, bapaknya sudah melihat dia. Bapak itu sayang sekali kepada anaknya. Ia pun lari kepadanya, lalu memeluk dan menciumnya dengan rasa terharu. ‘Bapak,’ kata anak itu, ‘saya bersalah. Saya berdosa kepada Tuhan dan kepada Bapak. Saya tidak patut lagi disebut anak Bapak.’ Sebelum anak itu selesai berbicara, ayahnya sudah memanggil pelayan dan berkata, ‘Cepatlah ambil pakaian yang terbaik dan pakaikanlah kepada anakku ini. Kenakan cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Lalu ambillah anak sapi yang gemuk. Potonglah dan masaklah! Kita akan mengadakan pesta besar untuk merayakan kembalinya anakku. Aku menyangka dia sudah mati, tetapi ternyata ia masih hidup dan sudah pulang. Ia hilang, tetapi sudah ditemukan kembali.’ Lalu mereka mulai berpesta. Pada waktu itu, anak yang sulung ada di ladang. Ketika ia pulang dan sudah dekat ke rumah, ia mendengar musik dan suara orang sedang menari. Ia memanggil seorang pelayannya dan bertanya, “Ada apa di rumah?” “Adik Tuan sudah pulang!” jawab pelayan itu, “dan bapak Tuan menyuruh kami menyembelih anak sapi yang gemuk. Sekarang ada pesta, sebab adik Tuan sudah kembali dengan selamat.” Anak yang sulung itu marah sekali. Ia tidak mau masuk ke dalam rumah. Lalu bapaknya keluar dan membujuk dia supaya masuk, tetapi ia tidak mau. Ia berkata, ‘Bertahun-tahun lamanya saya bekerja mati-matian untuk Bapak. Tidak pernah saya melawan perintah Bapak. Tetapi, seekor kambing pun belum pernah Bapak berikan untuk saya berpesta dengan teman-teman. Anak Bapak itu telah menghabiskan kekayaan Bapak dengan perempuan-perempuan yang tidak baik. Setelah ia kembali, Bapak memotong anak sapi kita yang terbaik untuk dia!’ ‘Anakku,’ jawab bapaknya, ‘engkau selalu ada di sini bersamaku. Semua milikku adalah milikmu juga. Sekarang kita harus berpesta dan bergembira sebab adikmu sudah pulang. Ia sudah mati, tetapi sekarang ia hidup kembali. Ia hilang dan sekarang ditemukan kembali.’” [Yesus menceritakan sebuah cerita kiasan tentang seorang pegawai keuangan yang tidak jujur] Pada suatu hari, Yesus bercerita kepada pengikut-pengikut-Nya: “Ada seorang tuan yang kaya. Ia mempunyai seorang pegawai keuangan yang mengurus kekayaannya. Pada suatu hari, orang melaporkan kepadanya bahwa pegawai keuangannya memboroskan kekayaannya. Maka tuan yang kaya itu memanggil pegawainya dan berkata, ‘Apa ini yang saya dengar tentang engkau? Sekarang, tulislah semua yang kaulakukan dengan kekayaan saya, berapa yang kauterima dan berapa yang kaukeluarkan! Engkau tidak boleh lagi bekerja pada saya!’ Pegawai keuangan itu berpikir, ‘Wah, saya dipecat! Apa yang harus saya perbuat sekarang? Saya tidak kuat bekerja di ladang! Dan saya tidak mau mengemis -- malu! Ah, saya tahu! Kalau saya dipecat, saya harus mempunyai banyak kawan yang mau menampung saya di rumah mereka!’ Jadi, pegawai keuangan itu memanggil setiap orang yang berutang kepada tuannya. Kepada yang pertama ia bertanya, ‘Berapakah yang harus kaubayar pada tuan saya?’ Orang itu menjawab, ‘Seratus tempayan minyak zaitun.’ Pegawai keuangan itu berkata, ‘Ini surat utangmu. Duduklah dan cepatlah tulis: Lima puluh.’ Lalu pegawai keuangan itu bertanya kepada orang yang kedua, ‘Dan Saudara, berapa utangmu?’ Orang itu menjawab, ‘Seribu karung gandum.’ Pegawai keuangan berkata, ‘Ini surat utangmu! Tulislah: delapan ratus.’ ‘Wah, kau cerdik sekali!’ kata tuan itu memuji pegawainya yang tidak jujur itu.” “Nah,” kata Yesus selanjutnya, “orang-orang yang hanya mementingkan hidup di dunia ini memang lebih cerdik mengatur urusan mereka daripada orang-orang yang hidup untuk Allah. Jadi, inilah yang hendak Aku katakan kepadamu: Pakailah kekayaan dunia yang tidak jujur ini untuk mendapat kawan. Maka nanti apabila kekayaan itu sudah tidak ada, kalian akan diterima di tempat tinggal yang abadi. Orang yang bisa diandalkan untuk mengurus hal-hal yang kecil, bisa diandalkan juga untuk mengurus hal-hal yang besar. Orang yang tidak bisa diandalkan untuk mengurus hal-hal yang kecil, tidak bisa diandalkan juga untuk mengurus hal-hal yang besar. Jadi, kalau kalian tidak bisa dipercaya untuk mengurus kekayaan dunia, mana mungkin ada yang mau mempercayakan kepadamu kekayaan surga? Dan kalau kalian tidak bisa dipercaya untuk mengurus barang-barang milik orang lain, mana mungkin ada yang mau memberikan kepadamu apa yang akan menjadi milikmu? Tidak ada pelayan yang bisa bekerja untuk dua tuan sekaligus. Sebab, ia akan membenci tuannya yang satu dan mengasihi yang lain; atau ia akan menganggap enteng yang satu dan setia kepada yang lain. Memang tidak mungkin orang mengabdi kepada Allah dan mengabdi juga pada kekayaan dunia.” Orang-orang Farisi yang ada di situ mendengar Yesus mengatakan semua itu. Maka mereka menertawakan Dia, sebab mereka gila uang. Tetapi, Yesus berkata kepada mereka, “Di hadapan orang, kalian berlaku seolah-olah kalian orang baik. Tetapi, Allah tahu apa yang ada di dalam hatimu. Sebab, apa yang dijunjung tinggi oleh manusia, dipandang rendah oleh Allah.” [Yesus mengajar mengenai hukum-hukum Allah dan Kabar Baik dari Allah] Yesus berkata, “Hukum-hukum agama yang diberikan oleh Musa dan nasihat-nasihat para nabi tetap diajarkan sampai pada saat Yohanes Pembaptis muncul di tengah-tengah masyarakat. Sejak saat itu, Kabar Baik dari Allah mulai diberitakan terus, yaitu kabar mengenai bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. Dan orang-orang berusaha keras untuk bisa menjadi umat yang diperintah oleh Allah. Meskipun demikian, peraturan-peraturan Allah tetap berlaku dan tidak akan dihapus. Langit dan bumi bisa lenyap, tetapi peraturan Allah sama sekali tidak bisa lenyap, biarpun hanya satu huruf.” [Yesus mengajar tentang perceraian] Yesus berkata, “Kalau ada orang laki-laki menceraikan istrinya lalu kawin lagi dengan wanita yang lain, itu berarti orang itu berzina. Dan kalau seorang laki-laki lain kawin dengan wanita yang sudah diceraikan itu, maka itu berarti bahwa laki-laki itu juga berzina.” [Orang yang kaya dan Lazarus yang miskin] “Adalah seorang kaya. Ia selalu memakai pakaian yang mahal-mahal dan hidup mewah. Ada juga seorang miskin bernama Lazarus. Badan Lazarus penuh borok dan anjing selalu datang menjilati luka-lukanya. Setiap hari ia dibawa ke depan pintu rumah orang kaya itu supaya ia bisa meminta makanan yang jatuh dari meja orang kaya itu. Lazarus akhirnya meninggal dan dibawa ke surga oleh malaikat-malaikat Tuhan. Di situ ia diberi tempat yang terhormat di sebelah Abraham, Bapak leluhur orang Yahudi. Orang kaya itu juga meninggal dan dikuburkan. Ia dibawa ke dunia orang mati. Di sana ia sangat menderita. Ketika ia memandang ke atas, dilihatnya Abraham di tempat yang jauh dan Lazarus duduk di sebelah Abraham. Orang kaya itu berseru, “Bapak Abraham! Kasihanilah saya. Suruhlah Lazarus mencelupkan jarinya ke dalam air dan datang membasahi lidah saya. Saya sengsara sekali di dalam api ini!” Abraham menjawab, “Ingat, seumur hidup engkau sudah mendapat yang baik-baik, sedangkan Lazarus mendapat yang buruk. Sekarang ia senang di sini dan engkau sengsara. Selain itu, di antara engkau dan kami ada jurang yang sangat besar. Orang dari sini tidak bisa ke sana dan orang dari sana tidak bisa ke sini.” “Kalau begitu,” kata orang kaya itu, “saya minta dengan sangat supaya Bapak menyuruh Lazarus pergi ke rumah saya. Masih ada lima saudara saya. Suruhlah Lazarus memperingatkan mereka supaya mereka jangan sampai jatuh ke tempat yang sengsara ini.” Abraham berkata, “Mereka dapat membaca buku-buku Musa dan buku nabi-nabi. Seharusnya mereka menuruti apa yang tertulis dalam buku-buku itu!” Orang kaya itu menjawab, “Itu tidak cukup, Bapak. Kalau ada orang mati hidup kembali dan datang kepada mereka, mereka akan berhenti berbuat dosa dan akan melakukan kehendak Allah.” Abraham berkata, “Kalau mereka tidak mau memperhatikan apa yang ditulis Musa dan nabi-nabi, pasti mereka juga tidak akan percaya, biarpun ada orang mati hidup kembali.” [Beberapa hal yang diajarkan oleh Yesus Ajaran tentang orang yang menyebabkan orang lain berbuat dosa] Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Orang berbuat dosa karena ada hal-hal yang membuat mereka berdosa. Dan hal-hal seperti itu pasti selalu akan ada. Tetapi, celakalah orang yang menyebabkan hal-hal itu terjadi! Kalau orang menyebabkan seorang dari antara orang-orang kecil ini berbuat dosa, celakalah orang itu! Lebih baik kalau batu penggilingan diikatkan pada lehernya dan ia dilemparkan ke dalam laut. (17:3a) Sebab itu, berhati-hatilah mengenai apa yang kalian lakukan!” (17:3b) [Ajaran tentang mengampuni orang yang bersalah] “Kalau di antara sesama temanmu ada yang berbuat salah kepadamu, katakan kepadanya bahwa apa yang dilakukannya itu salah. Kalau ia berkata, ‘Maaf, saya salah,’ ampunilah dia. Jika ia berbuat salah lagi kepadamu sampai tujuh kali sehari dan setiap kali bersalah, ia berkata, ‘Maaf, saya salah,’ kalian harus mengampuni dia.” [Ajaran tentang percaya kepada Allah] Kedua belas pengikut Yesus yang disebut rasul itu berkata kepada Tuhan Yesus, “Tuhan, tolonglah kami supaya lebih percaya kepada Allah.” Tuhan Yesus menjawab, “Kalau kalian percaya kepada Allah, biarpun kepercayaanmu itu kecil sekali, hanya sebesar biji sawi, kalian dapat berkata kepada pohon murbei ini, ‘Tercabutlah engkau dan tertanamlah di laut,’ pasti pohon itu akan menuruti perintahmu.” [Kewajiban seorang pelayan] “Seandainya seorang dari antara kalian mempunyai pelayan yang disuruh bekerja di ladang. Apabila pelayan itu kembali dari ladang setelah membajak dan menggembalakan domba, apakah kamu akan berkata kepada pelayan itu, ‘Mari, cepatlah makan!’? Tentu saja tidak! Sebaliknya kamu akan berkata kepada pelayan itu, ‘Siapkan makanan untuk saya. Pakailah pakaian yang bersih dan tungguilah saya sementara saya makan dan minum. Setelah saya selesai, engkau boleh makan.’ Apakah pelayan itu harus dipuji karena telah patuh kepada perintah tuannya? Tentu saja tidak! Begitu juga dengan kalian. Kalau kalian sudah melakukan semua yang Aku perintahkan, kalian harus berkata, ‘Kami ini hanya pelayan biasa yang sudah mengerjakan apa yang harus kami kerjakan.’” [Yesus menyembuhkan sepuluh orang yang sakit kulit] Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus harus melewati perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika masuk ke sebuah desa, sepuluh orang yang berpenyakit kulit datang kepada-Nya. Menurut agama Yahudi, orang yang mempunyai penyakit seperti itu tidak layak beribadat kepada Tuhan. Sepuluh orang itu berdiri agak jauh dan berteriak, “Yesus, Bapak Guru, kasihanilah kami!” Yesus memandang mereka dan berkata, “Pergilah kepada imam-imam dan mintalah mereka untuk memeriksa kalian.” Mereka pun pergi. Di tengah jalan, mereka menjadi sembuh. Salah seorang dari mereka menyadari bahwa ia sudah sembuh. Maka ia kembali sambil bersorak memuji Allah. Ia sujud di depan Yesus dan mengucap terima kasih kepada-Nya. Orang itu orang Samaria yang dianggap tidak baik oleh orang Yahudi. Yesus berkata kepada orang-orang yang ada di situ, “Ada sepuluh orang yang disembuhkan. Mengapa hanya orang asing ini yang kembali mengucapkan terima kasih kepada Allah? Di mana yang sembilan orang lagi?” Lalu Yesus berkata kepada orang Samaria itu, “Bangkit dan pergilah! Karena engkau percaya kepada-Ku, engkau sembuh!” [Keadaan dunia pada waktu Anak Manusia datang kembali ke dunia] Pada suatu hari, beberapa orang Farisi datang kepada Yesus dan bertanya, “Kapan Allah akan mulai memerintah manusia di dunia ini?” Yesus menjawab, “Kalau Allah memerintah manusia, peristiwa itu tidak akan didahului dengan tanda-tanda yang dapat dilihat oleh orang. Orang tidak akan berkata, ‘Mari lihat, ini dia!’ atau, ‘Itu dia, di sana!’ Sama sekali tidak demikian! Sebab, Allah sudah mulai memberikan perintah-perintah-Nya di tengah-tengah kalian!” Setelah berkata begitu, Yesus melihat kepada pengikut-pengikut-Nya dan berkata, “Sekali kelak Aku, Anak Manusia, akan datang dan menyatakan diri lagi kepada dunia dengan penuh kuasa. Dan apabila hal itu terjadi, kalian akan ingin menyaksikannya biarpun hanya sebentar saja. Tetapi, kalian tidak akan dapat menyaksikannya. Nanti orang akan berkata kepadamu, ‘Lihat, di sini!’ atau, ‘Lihat, di sana!’ Tetapi, janganlah kalian ikuti orang-orang yang berkata begitu kepadamu! Kalian sudah melihat kilat memancar dan bercahaya di langit dari ujung yang satu sampai ke ujung yang lainnya, bukan? Nah, begitulah juga nanti keadaannya pada hari Aku, sebagai Anak Manusia datang kembali. Tetapi, sebelum Aku kembali, Aku harus banyak menderita dahulu dan tidak diterima oleh orang-orang zaman ini. Apa yang terjadi pada zaman Nuh dahulu, itu juga yang akan terjadi pada waktu Aku, Anak Manusia, kembali nanti. Orang makan-minum, kawin, dan begitu terus-menerus sampai Nuh masuk ke dalam kapal. Lalu banjir datang dan membunuh orang-orang itu. Apabila Aku sebagai Anak Manusia kembali ke dunia, keadaannya akan seperti pada zaman Lot juga. Orang makan-minum, berjual-beli, bercocok-tanam dan membangun rumah. Lalu ketika Lot keluar dari kota Sodom, pada hari itu juga turun hujan api dan belerang dari langit dan membunuh mereka semua. Nah, itulah juga yang akan terjadi nanti pada hari ketika Aku, Anak Manusia, kembali ke dunia. Pada hari itu orang yang sedang berada di atap rumahnya, janganlah turun ke bawah untuk mengambil barang-barangnya yang ada di dalam rumah. Begitu juga orang yang sedang di ladang, jangan kembali ke rumahnya. Ingatlah apa yang terjadi dengan istri Lot! Kalau orang bertekad untuk menyelamatkan hidupnya di dunia ini, maka ia tidak akan mendapat hidup yang sejati dan kekal. Tetapi, kalau orang mengorbankan hidupnya di dunia ini, orang itu akan mendapat hidup sejati dan kekal. Percayalah, kalau pada malam itu ada dua orang sedang tidur di satu ranjang, nanti akan terjadi seperti yang berikut ini: Seorang akan diangkat ke surga, dan yang lainnya ditinggalkan. Dua wanita sedang menggiling gandum, seorang akan dibawa dan seorang lagi ditinggalkan. Atau, kalau dua orang sedang bekerja di ladang pada malam itu, maka seorang akan diangkat ke surga dan yang lainnya ditinggalkan!” Pengikut-pengikut Yesus itu bertanya, “Tuhan, di manakah hal itu akan terjadi?” Yesus menjawab, “Sebagaimana kata pepatah, di mana ada bangkai, di situ ada burung pemakan bangkai, begitu juga tanda mengenai tempat itu pasti akan diketahui.” [Yesus mengajar pengikut-pengikut-Nya supaya selalu berdoa dan tidak putus asa] Pada suatu hari, Yesus menceritakan sebuah cerita kiasan kepada pengikut-pengikut-Nya untuk mengajar mereka supaya selalu berdoa dan tidak putus asa. Beginilah ceritanya: “Ada seorang hakim yang tinggal di sebuah kota. Hakim itu tidak takut kepada siapa pun, baik Allah maupun manusia. Di kota itu ada juga seorang janda. Janda itu terlibat dalam sebuah perkara di pengadilan. Karena itu, ia menghadap hakim itu dan minta supaya perkaranya dibela. Ia berkata, ‘Tuan, tolonglah bela saya menghadapi lawan saya.’ Begitulah terus-menerus wanita itu pergi menghadap hakim itu dan minta tolong. Untuk beberapa waktu lamanya, hakim itu menolak untuk menolong dia. Tetapi, akhirnya hakim itu berpikir, ‘Memang saya tidak takut kepada siapa pun juga, baik Allah maupun manusia. Tetapi, wanita ini terus saja mengganggu saya. Lebih baik saya membela perkaranya. Sebab kalau tidak, maka ia akan terus-menerus datang dan menyusahkan saya.’” Lalu Yesus berkata, “Coba pikir: Hakim yang tidak adil itu sudah menolong wanita itu! Nah, kalau hakim itu sudah melakukan hal itu, masakan Allah tidak akan membela perkara umat-Nya sendiri apabila mereka terus-menerus berseru kepada-Nya? Tentu Ia tidak akan menunggu lama-lama untuk menolong mereka! Percayalah, pasti Ia akan cepat-cepat membela perkara mereka! Meskipun begitu, apakah di bumi ini masih banyak orang yang percaya kepada Anak Manusia yang diutus Allah, apabila Ia datang nanti?” [Orang yang sombong dan orang yang rendah hati] Ada orang yang merasa, hanya merekalah yang taat kepada agama, sedangkan orang lain tidak. Karena itu, Yesus menyampaikan cerita ini kepada mereka: “Dua orang pergi ke Rumah Tuhan di Yerusalem untuk berdoa. Yang seorang selalu taat kepada hukum-hukum agama. Yang lainnya adalah seorang penagih pajak yang dianggap orang tidak baik. Orang yang taat kepada agama itu berdiri menyendiri dan berdoa, ‘Ya Tuhan, saya mengucapkan terima kasih kepada-Mu, sebab saya tidak seperti orang lain. Saya tidak serakah, tidak curang dan saya setia kepada istri saya. Saya mengucapkan terima kasih, sebab saya tidak seperti penagih pajak itu. Saya melakukan lebih daripada yang diperintahkan Tuhan. Saya berpuasa dua kali seminggu dan saya memberikan sepersepuluh dari semua yang saya terima kepada Tuhan.’ Sebaliknya, penagih pajak itu berdiri jauh-jauh dan tidak berani mengangkat kepalanya. Ia menepuk dadanya karena menyesal sudah berbuat dosa. Ia berkata, ‘Ya Tuhan, kasihanilah saya! Saya orang berdosa!’” Lalu Yesus berkata kepada orang-orang yang ada di situ, “Percayalah, penagih pajak itu pulang sebagai orang yang disenangi Tuhan. Tetapi, Tuhan tidak senang pada orang yang lain itu. Sebab, orang yang gila hormat akan dibuat malu oleh Tuhan, Tetapi, orang yang rendah hati akan dihormati.” [Yesus dan anak-anak] Pada suatu hari, orang-orang membawa anak-anak mereka kepada Yesus. Mereka ingin supaya Ia meletakkan tangan-Nya pada anak-anak itu dan memberkati mereka. Ketika pengikut-pengikut Yesus melihat hal itu, mereka memarahi orang-orang itu. Tetapi, Yesus memanggil pengikut-pengikut-Nya dan berkata, “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan melarang mereka. Sebab orang yang datang kepada Tuhan seperti seorang anak, akan menjadi anggota umat Tuhan. Ingatlah ini: Kalau kalian tidak datang kepada Tuhan seperti seorang anak, kalian tidak akan menjadi anggota umat Tuhan.” [Yesus memberi nasihat untuk orang kaya] Seorang pemimpin di antara orang Yahudi bertanya kepada Yesus, “Bapak Guru yang baik, saya harus berbuat apa supaya Allah memberikan kepada saya hidup yang sejati dan kekal?” “Mengapa kau berkata bahwa Aku orang baik?” tanya Yesus kepadanya. “Yang baik itu hanya Allah sendiri! Engkau sudah tahu hukum-hukum Allah yang disampaikan oleh Musa. Di dalam hukum-hukum itu dikatakan: Harus menghormati ayah dan ibu, tidak boleh berzina, tidak boleh membunuh, tidak boleh mencuri, dan tidak boleh membohong pada waktu memberi kesaksian tentang seseorang.” Pemimpin itu menjawab, “Saya sudah menuruti perintah-perintah itu sejak saya masih muda!” Ketika mendengar orang itu berkata begitu, Yesus berkata, “Masih ada satu hal yang harus kaulakukan. Pulanglah ke rumahmu, juallah semua hartamu. Lalu berikanlah uang hasil penjualan itu kepada orang miskin, maka engkau akan mendapat harta di surga. Setelah kau melakukan hal itu, kembalilah dan ikutlah Aku.” Tetapi, orang itu kaya sekali. Jadi, ia sedih ketika mendengar Yesus berkata begitu. Karena melihat orang itu sedih, Yesus berkata, “Orang kaya sukar sekali untuk tunduk dan diperintah oleh Allah! Sukar sekali bagi seekor unta untuk masuk ke lubang jarum, Tetapi, lebih sukar lagi bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Dunia Baru di mana Allah memerintah.” Orang-orang yang mendengar Yesus berkata begitu, bertanya, “Bapak Guru, kalau begitu, siapa yang bisa selamat?” Yesus menjawab, “Manusia memang tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi, Allah bisa melakukan itu untuk dia!” Petrus berkata, “Bapak Guru, coba lihat, untuk mengikuti Bapak, kami sudah meninggalkan rumah tangga kami!” “Ya, percayalah,” kata Yesus, “kalau orang meninggalkan rumahnya atau istrinya atau saudaranya atau ayah-ibunya atau anak-anaknya karena ia melayani Allah, maka Allah akan membalas dia berlipat ganda pada masa ini, dan pada zaman yang akan datang Allah akan memberikan kepadanya hidup sejati dan kekal.” [Yesus berbicara lagi tentang kematian-Nya] Yesus mengumpulkan kedua belas pengikut-Nya, lalu berbicara dengan mereka secara tersendiri. Ia berkata, “Dengarkan! Kita sekarang akan menuju Yerusalem. Di sana semua yang sudah ditulis oleh nabi-nabi mengenai Aku, Anak Manusia, akan terjadi. Aku akan diserahkan kepada orang-orang yang bukan bangsa kita, bangsa Yahudi. Mereka akan mengejek, menghina, dan meludahi-Ku. Mereka juga akan menyiksa lalu membunuh-Ku. Tetapi, setelah tiga hari, Aku akan hidup kembali dari kematian.” Pengikut-pengikut Yesus tidak mengerti sedikit pun apa yang dikatakan oleh Yesus. Allah tidak membiarkan mereka mengetahui arti dari semua itu sehingga mereka tidak mengerti Ia berbicara tentang apa. [Yesus membuat seorang pengemis buta melihat kembali] Ketika Yesus hampir sampai di kota Yerikho, Ia lewat di jalan di mana seorang buta sedang duduk meminta-minta di pinggir jalan. Pada waktu orang itu mendengar orang banyak lewat di situ, Ia bertanya kepada orang-orang, “Ada apa?” Mereka berkata, “Yesus, orang Nazaret, lewat di sini.” Maka orang buta itu berteriak, “Yesus, Anak Daud! Kasihanilah saya!” Orang-orang yang berada di depan rombongan yang lewat itu, marah kepada orang buta itu. Mereka berkata, “Diam kau!” Tetapi, orang buta itu berteriak lebih keras lagi, “Anak Daud! Kasihanilah saya!” Maka Yesus berhenti dan menyuruh orang membawa orang buta itu kepada-Nya. Ketika sampai pada Yesus, Yesus bertanya, “Kau ingin Aku berbuat apa untukmu?” “Tuan,” jawab orang buta itu, “saya ingin bisa melihat.” Yesus berkata, “Kalau begitu, melihatlah! Kau percaya kepada-Ku, karena itu kau sembuh.” Saat itu juga orang itu dapat melihat. Lalu ia mengikuti Yesus, dan sambil berjalan ia mengucap terima kasih kepada Allah. Orang banyak yang melihat hal itu memuji-muji Allah. [Zakheus] Sampai di kota Yerikho, Yesus berjalan terus melintasi kota itu. Di kota itu ada seorang kepala penagih pajak yang kaya raya, bernama Zakheus. Ia ingin melihat siapa Yesus itu. Tetapi, Zakheus pendek dan di sekeliling Yesus ada terlalu banyak orang sehingga Zakheus tidak bisa melihat Yesus. Karena itu, ia lari mendahului orang-orang, lalu memanjat sebatang pohon. Ketika Yesus melewati tempat itu, Ia melihat Zakheus di atas pohon. Yesus berkata, “Zakheus, cepatlah turun. Aku harus bertamu di rumahmu hari ini!” Zakheus cepat-cepat turun dan menyambut Yesus. Zakheus gembira sekali, tetapi, orang-orang di situ tidak senang. Mereka berkata, “Cih, Ia bertamu ke rumah orang yang tidak baik!” Ketika mereka sedang makan di rumah Zakheus, Zakheus berdiri dan berkata kepada Yesus, “Tuhan, saya akan memberikan separuh dari harta saya kepada orang miskin; dan siapa yang pernah saya tipu, akan saya bayar empat kali lipat!” Lalu Yesus berkata kepadanya, “Pada hari ini Allah menyelamatkan engkau dan keluargamu dan memberikan hidup yang baru kepadamu. Engkau sungguh-sungguh keturunan Abraham. Aku datang untuk mencari dan menyelamatkan kalian yang sesat.” [Pelayan yang setia dan pelayan yang tidak setia] Orang-orang mendengarkan apa yang dikatakan oleh Yesus. Pada waktu itu, Yesus sudah mendekati kota Yerusalem. Dan orang-orang berpikir bahwa tidak lama lagi mereka akan menyaksikan Allah memerintah sebagai Raja di dunia. Lalu Yesus meneruskan pembicaraan-Nya dengan menceritakan kepada mereka cerita kiasan berikut ini. Yesus berkata, “Ada seorang bangsawan yang hendak berangkat ke negeri yang jauh untuk menerima kekuasaan menjadi kepala pemerintahan di negerinya. Sesudah menerima kekuasaan itu, ia akan kembali. Ia mempunyai sepuluh orang pelayan. Maka sebelum berangkat, ia memanggil pelayan-pelayannya itu dan memberikan kepada mereka masing-masing sekeping uang emas. Pada waktu menyerahkan uang itu, ia berkata kepada mereka, “Sementara saya tidak ada, jalankan uang ini supaya mendapat keuntungan.” Tetapi, penduduk negerinya itu tidak suka kepadanya. Jadi, setelah ia berangkat, mereka mengirim utusan kepada Raja untuk mengatakan bahwa mereka tidak mau orang itu menjadi kepala pemerintahan di negeri mereka. Setelah bangsawan itu menerima kekuasaan untuk menjadi kepala pemerintahan, ia kembali ke negerinya. Begitu kembali, ia memanggil pelayan-pelayannya. Ia ingin tahu berapa keuntungan yang mereka dapatkan dari uang yang diberikannya kepada mereka. Pelayan pertama datang dan berkata, ‘Tuan, Tuan memberikan kepada saya satu uang emas. Uang itu sudah saya jalankan dan sekarang sudah menjadi sepuluh uang emas.’ ‘Bagus,’ kata tuan itu, ‘engkau pelayan yang baik! Engkau diberikan tanggung jawab yang kecil, dan ternyata engkau bisa dipercaya. Saya akan mengangkat engkau menjadi penguasa atas sepuluh kota.’ Pelayan yang kedua datang dan berkata, ‘Tuan, Tuan memberikan kepada saya satu uang emas. Saya sudah menjalankan uang itu dan sekarang sudah menjadi lima uang emas.’ Kepala pemerintahan itu berkata kepada pelayan kedua itu, ‘Kau akan saya angkat menjadi penguasa atas lima kota.’ Kemudian datanglah seorang pelayan yang lain dan berkata, ‘Tuan, ini uang Tuan. Saya simpan uang itu di dalam sapu tangan. Saya takut kepada Tuan, sebab Tuan orang yang keras hati. Tuan mau mendapat keuntungan dari apa yang bukan hak Tuan. Tuan tidak menanam apa-apa, tetapi, Tuan mau memungut hasil.’ Kepala pemerintahan itu berkata, ‘Kau pelayan yang jahat! Berdasarkan kata-katamu sendiri saya akan menghukum engkau! Engkau tahu bahwa saya orang yang keras: Saya mengambil keuntungan dari apa yang bukan hak saya, dan saya tidak menanam apa-apa Tetapi, saya mau memungut hasil. Nah, kalau begitu mengapa kau tidak memasukkan uang saya ke bank saja, supaya setelah saya kembali saya dapat menerima uang itu dengan bunganya?’ Setelah berkata begitu, kepala pemerintahan itu melihat kepada orang-orang yang berdiri di situ dan berkata, ‘Ambil uang itu dari orang itu! Berikan kepada pelayan yang mempunyai sepuluh uang emas itu.’ Tetapi, orang-orang itu berkata, ‘Tuan, dia sudah mempunyai sepuluh uang emas!’ Kepala pemerintahan itu menjawab, ‘Setiap orang yang sudah mempunyai sesuatu, Allah akan memberikan lebih banyak lagi kepadanya. Tetapi, orang yang tidak mempunyai sesuatu, apa yang ada padanya pun akan diambil Allah dari dia. Nah, sekarang bawa kemari orang-orang yang tidak mau saya menjadi kepala pemerintahan di negeri ini! Mereka adalah musuh saya! Bunuhlah mereka semua di hadapan saya!’” [Yesus masuk Yerusalem] Sesudah Yesus menceritakan perumpamaan itu, ia berjalan menuju Yerusalem. Pada waktu mereka sampai dekat Betfage dan Betania, dua kampung yang terletak di bukit Zaitun, Ia menyuruh dua orang pengikut-Nya untuk pergi lebih dahulu ke kampung itu. Kata Yesus kepada mereka, “Pergilah kalian ke kampung itu. Di sana kalian akan menemukan seekor anak keledai. Keledai itu terikat dan belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah talinya dan bawa keledai itu kemari. Kalau ada orang yang bertanya, ‘Mengapa kalian melepaskan keledai itu?’ katakanlah begini, ‘Tuhan memerlukan keledai ini.’” Kedua pengikut itu pun pergi. Ketika sampai di sana, mereka menemukan segala sesuatu seperti yang Yesus katakan. Mereka lalu melepaskan anak keledai itu. Tetapi, pemilik keledai itu bertanya kepada mereka, “Mengapa kalian melepaskan keledai itu?” Mereka menjawab, “Tuhan memerlukannya.” Mereka pun membawa anak keledai itu kepada Yesus. Lalu mereka menaruh jubah mereka di atas keledai itu dan menolong Yesus naik ke atasnya. Pada waktu Yesus lewat dengan menunggang keledai itu, orang-orang meletakkan jubah mereka di jalan yang akan dilewati Yesus. Ketika Yesus hampir tiba di Yerusalem, di jalan yang menurun di Bukit Zaitun, banyak sekali pengikut Yesus di situ. Mereka semua berseru-seru memuji Tuhan dan mengucap terima kasih kepada-Nya karena semua keajaiban yang telah mereka lihat dengan mata kepala sendiri. Mereka berseru, “Hidup Raja yang datang sebagai utusan Tuhan! Sejahteralah di surga! Terpujilah Allah!” Beberapa di antara orang-orang yang selalu taat kepada agama Yahudi ada juga di situ. Mereka berkata kepada Yesus, “Bapak Guru, suruhlah pengikut-pengikut Bapak diam!” Yesus menjawab, “Percayalah, kalau mereka diam, batu-batu ini akan berteriak!” Yesus semakin mendekati Yerusalem. Ia melihat ke arah kota itu, lalu menangisinya. Kata-Nya, “Kasihan, alangkah baiknya kalau hari ini engkau tahu apa yang dapat memberikan damai kepada pendudukmu. Tetapi, engkau tidak dapat melihatnya! Nanti tiba saatnya engkau dikelilingi oleh musuh dari segala penjuru. Mereka akan membuat rintangan-rintangan dan mengepungmu supaya engkau tidak dapat lolos. Mereka akan menghancurkan engkau bersama seluruh pendudukmu. Mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal tersusun pada tempatnya. Engkau akan dihancurkan karena tidak memperhatikan ketika Allah datang untuk menyelamatkan engkau!” [Yesus mengusir orang-orang yang berdagang di Rumah Tuhan] Setelah itu, Yesus masuk ke dalam Rumah Tuhan. Di situ ada orang-orang yang berdagang. Yesus mengusir mereka semua dari tempat itu, sambil berkata kepada mereka, “Di dalam Kitab Suci, Allah berkata begini, ‘Rumah-Ku akan menjadi rumah tempat orang datang untuk berdoa.’ Tetapi, kalian sudah menjadikan rumah itu sarang penyamun!” Setiap hari Yesus mengajar di dalam Rumah Tuhan. Imam-imam kepala, guru-guru agama dan pemimpin-pemimpin orang Yahudi terus berusaha untuk membunuh Dia. Tetapi, tidak ada jalan bagi mereka untuk melakukan hal itu. Sebab, semua orang terus saja mendengarkan Dia. Mereka terpikat pada kata-kata-Nya. [Pertanyaan tentang hak Yesus] Pada suatu hari, Yesus sedang mengajar dan memberitakan Kabar Baik dari Allah kepada orang-orang di dalam Rumah Tuhan. Imam-imam kepala, guru-guru agama, dan pemimpin-pemimpin orang Yahudi datang kepada-Nya dan berkata, “Beritahukan kepada kami: Atas dasar apa Engkau melakukan semua ini? Siapa yang memberi kepada-Mu hak untuk itu?” Yesus menjawab, “Aku mau bertanya kepadamu. Coba beritahukan kepada-Ku: Yohanes mendapat hak dari siapa untuk membaptis orang? Dari Allah atau dari manusia?” Mendengar pertanyaan itu, mereka mulai berunding. Mereka berkata satu sama lain, “Kalau kita berkata bahwa Yohanes mendapat haknya dari Allah untuk membaptis orang, Ia akan berkata, ‘Kalau begitu mengapa kalian tidak percaya kepadanya?’ Tetapi, kalau kita berkata bahwa manusialah yang memberikan hak itu kepada Yohanes, semua orang akan melempari kita dengan batu. Sebab, mereka percaya bahwa Yohanes adalah seorang nabi.” Karena itu, mereka menjawab, “Kami tidak tahu.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Kalau kalian tidak tahu, Aku juga tidak akan mengatakan kepadamu siapa yang memberikan kepada-Ku hak untuk melakukan semua yang telah Kulakukan.” [Cerita kiasan tentang penggarap-penggarap kebun anggur] Yesus melihat kepada orang-orang yang ada di situ, lalu Ia menceritakan cerita kiasan berikut ini. Yesus berkata, “Ada seorang laki-laki mempunyai sebidang kebun yang ia tanami dengan anggur. Ia menyewakan kebun itu kepada beberapa penggarap lalu berangkat ke negeri lain dan tinggal lama di situ. Ketika sudah waktunya memetik buah anggur, pemilik kebun itu mengirim pelayannya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima bagiannya dari hasil kebun itu. Tetapi, penggarap-penggarap itu memukul pelayan itu dan menyuruh dia pulang dengan tidak membawa apa-apa. Maka pemilik kebun itu mengirim lagi seorang pelayan lain. Tetapi, pelayan itu pun dipukul juga dan dicaci-maki oleh penggarap-penggarap itu, lalu disuruh pulang dengan tidak membawa apa-apa. Kemudian pemilik kebun itu mengirim untuk ketiga kalinya seorang pelayan lagi. Tetapi, pelayan itu pun dipukul juga oleh penggarap-penggarap itu dan didorong keluar dari kebun itu. Akhirnya pemilik kebun itu berpikir, ‘Saya akan mengirim anak saya sendiri yang saya kasihi. Pasti mereka akan menghormati dia!’ Tetapi, ketika penggarap-penggarap itu melihat anak pemilik kebun itu, mereka berkata satu sama lain, ‘Dia ini ahli warisnya. Mari kita bunuh dia, supaya kebun ini menjadi milik kita.’ Maka mereka menyeret dia keluar kebun itu lalu membunuh dia.” Setelah berkata begitu, Yesus bertanya, “Nah, pemilik kebun itu akan berbuat apa dengan penggarap-penggarap itu?” Lalu Yesus menjawab sendiri pertanyaan itu. Ia berkata, “Pasti ia akan datang dan membunuh penggarap-penggarap itu, lalu menyerahkan kebunnya itu kepada penggarap-penggarap lain.” Mendengar Yesus berkata begitu, orang-orang berkata, “Ah, tidak bisa begitu!” Yesus memandang mereka dan berkata, “Kalau begitu, apa artinya ayat Kitab Suci ini? ‘Batu yang dibuang oleh tukang bangunan, sudah menjadi batu yang terutama.’ Setiap orang yang jatuh pada batu itu akan hancur. Dan kalau batu itu menimpa orang, orang itu akan hancur-lebur.” [Yesus mengajar tentang kewajiban terhadap pemerintah dan terhadap Allah] Guru-guru agama dan imam-imam kepala yang mendengar Yesus menceritakan cerita kiasan itu tahu bahwa cerita itu Yesus tujukan kepada mereka. Karena itu, mereka ingin menangkap Dia saat itu juga, tetapi, mereka takut kepada orang banyak. Jadi, mereka mencari kesempatan untuk itu. Mereka menyogok orang untuk datang kepada Yesus sebagai orang-orang yang tulus hati, lalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak Dia. Dengan demikian, mereka berharap dapat menyerahkan dia kepada gubernur yang berwewenang dan berkuasa. Maka orang-orang yang sudah disogok itu datang kepada Yesus dan berkata, “Bapak Guru, kami tahu bahwa semua yang Bapak katakan dan ajarkan kepada orang-orang adalah benar. Kami juga tahu bahwa Bapak tidak pandang orang. Bapak mengajar dengan terus-terang mengenai apa yang dikehendaki Allah untuk manusia. Karena itu, coba Bapak jelaskan kepada kami mengenai soal pembayaran pajak kepada Raja di Roma. Apakah itu tidak melanggar peraturan agama kita?” Yesus mengetahui siasat licik mereka. Karena itu, Ia berkata, “Coba berikan kepada-Ku sekeping uang perak.” Setelah uang itu diberikan kepada-Nya, Ia berkata, “Ada gambar muka dan nama siapa pada uang ini?” “Raja di Roma!” jawab mereka. “Kalau begitu, ini milik raja,” kata Yesus kepada mereka. “Nah, berilah kepada raja apa yang menjadi milik raja, dan berilah kepada Allah apa yang menjadi milik Allah.” Ternyata di depan orang banyak itu mereka tidak mendapat satu kesalahan pun pada Yesus. Mereka kagum terhadap jawaban-Nya, sehingga mereka tidak berkata apa-apa lagi; mereka diam saja. [Yesus mengajar tentang hidup kembali setelah meninggal dunia] Di antara bangsa Yahudi ada sebuah partai keagamaan yang disebut partai Saduki. Orang-orang dalam partai ini tidak percaya bahwa orang mati bisa hidup kembali. Ada beberapa orang dari partai ini yang datang kepada Yesus dan bertanya, “Bapak Guru, Musa menulis hukum ini untuk kita: Kalau seorang laki-laki mati dan ia tidak punya anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita janda yang ditinggalkan laki-laki itu. Maksudnya, supaya mereka mendapat anak, dan dengan demikian memberikan keturunan kepada orang yang sudah mati itu. Nah, pernah ada tujuh orang bersaudara, semuanya laki-laki. Yang sulung kawin, lalu meninggal dunia. Ia tidak mempunyai anak. Saudaranya yang nomor dua, kawin dengan wanita janda yang ditinggalkan kakaknya itu. Tetapi, saudara yang nomor dua ini pun meninggal dengan tidak mempunyai anak. Hal yang sama terjadi juga dengan saudara yang nomor tiga dan seterusnya sampai yang ketujuh. Mereka semua kawin dengan wanita itu, Tetapi, mereka juga meninggal dengan tidak mempunyai anak. Akhirnya, wanita itu meninggal dunia juga. Nah, pertanyaan kami ialah, apabila tiba harinya orang-orang yang sudah mati dihidupkan kembali, akan menjadi istri siapakah wanita itu?” Yesus menjawab, “Dalam kehidupan di dunia ini orang-orang kawin; tetapi orang-orang yang dinyatakan oleh Allah layak untuk dibangkitkan kembali sesudah kematian, dan hidup di zaman itu, mereka tidak kawin. Keadaan mereka seperti malaikat yang tidak dapat mati. Mereka adalah anak-anak Allah, sebab mereka sudah dihidupkan kembali dari kematian. Musa sendiri menyatakan dengan jelas bahwa orang mati akan dihidupkan kembali. Musa pernah menulis kisah tentang belukar yang menyala. Di dalam kisah itu, ia menyebut Tuhan sebagai ‘Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub’. Nah, Allah adalah Allah orang-orang yang hidup, bukan Allah orang-orang yang sudah mati! Bukankah demikian? Sebab, bagi Allah, semua orang hidup.” Beberapa guru agama berkata, “Baik sekali jawaban Bapak!” Dan oleh sebab itu, mereka tidak berani lagi mengajukan pertanyaan kepada Yesus. [Siapakah Raja Penyelamat Yang Dijanjikan Allah?] Yesus bertanya kepada guru-guru agama itu, “Orang berkata bahwa Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah adalah raja keturunan Daud. Bagaimanakah mereka dapat mengatakan begitu, padahal Daud sendiri berkata begini di dalam buku Mazmur, ‘Tuhan berkata kepada Tuhan-Ku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Aku membuat musuh-musuh-Mu takluk kepada-Mu.’ Kalau Daud menyebut Raja Penyelamat itu ‘Tuhan’, bagaimana mungkin Ia keturunan Daud?” [Orang yang sombong akan dihukum Tuhan] Di depan orang-orang yang sedang mendengar Yesus berbicara, Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Kalian harus berhati-hati terhadap guru-guru agama. Mereka suka berjalan-jalan dengan jubah yang panjang untuk menunjukkan bahwa mereka orang penting, dan mereka suka dihormati di tempat-tempat umum. Dan apabila mereka pergi ke rumah ibadat atau ke pesta-pesta, mereka suka duduk di kursi yang disediakan untuk orang-orang terhormat. Mereka menipu janda-janda dan mengambil milik janda-janda itu. Dan mereka berdoa panjang-panjang supaya orang mengira mereka orang baik! Allah akan menghukum mereka dengan hukuman yang lebih berat!” [Persembahan seorang janda yang miskin] Pada suatu hari Yesus berada di Rumah Tuhan. Di situ Ia melihat orang-orang kaya memasukkan uang ke dalam kotak persembahan. Ia melihat juga seorang wanita janda yang sangat miskin datang ke situ dan memasukkan dua keping uang tembaga yang kecil. Lalu Yesus berkata, “Dengarkan! Uang yang dimasukkan oleh wanita janda ini lebih berharga daripada semua uang yang dimasukkan oleh orang-orang lain ke dalam kotak itu. Sebab, orang-orang lain memberikan uang yang berlebih dari kekayaan mereka. Tetapi, janda yang sangat miskin ini memberikan semua uang yang dimilikinya, padahal ia memerlukan uang itu untuk membeli makanan.” [Yesus meramalkan bahwa Rumah Tuhan akan hancur] Ada orang-orang berbicara mengenai gedung Rumah Tuhan. Mereka berkata bahwa gedung itu dihias dengan batu yang bagus-bagus dan dengan barang-barang yang dipersembahkan kepada Allah. Maka Yesus berkata kepada mereka, “Nanti ada saatnya semua yang kalian lihat ini akan dirobohkan. Tidak satu pun dari batu-batu gedung ini yang akan tinggal tersusun pada tempatnya!” [Yesus berkata bahwa pengikut-pengikut-Nya akan dianiaya] Pengikut-pengikut Yesus bertanya kepada Yesus, “Bapak Guru, kapan semua yang Bapak katakan itu akan terjadi? Dan apa tandanya bahwa sudah sampai saatnya hal itu akan terjadi?” Yesus berkata, “Kalian harus berhati-hati, jangan sampai ditipu orang. Banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku. Mereka akan berkata, ‘Saya Raja Penyelamat!’ Mereka juga akan berkata, ‘Sudah tiba waktunya.’ Tetapi kalian jangan mengikuti mereka. Kalau kalian mendengar berita-berita mengenai peperangan dan pemberontakan, jangan kalian takut. Allah sudah menentukan bahwa hal-hal itu harus terjadi terlebih dahulu. Tetapi, itu tidak berarti bahwa akhir zaman sudah tiba.” Lalu Yesus meneruskan pembicaraan-Nya. Ia berkata, “Bangsa yang satu akan berperang melawan bangsa yang lain dan negara yang satu akan menyerang negara yang lain. Di mana-mana akan terjadi gempa bumi yang hebat, dan akan ada bahaya kelaparan dan wabah penyakit. Di langit akan terjadi hal-hal yang dahsyat dan mengerikan. Tetapi, sebelum semua itu terjadi, kalian akan ditangkap dan dianiaya. Kalian akan diadili di rumah-rumah ibadat dan dimasukkan ke dalam penjara. Dan karena kalian adalah pengikut-Ku, maka orang akan menyeret kalian ke hadapan raja-raja dan penguasa-penguasa. Itu akan menjadi kesempatan bagi kalian untuk memberitakan di depan umum Kabar Baik dari Allah mengenai Aku. Sebelum kalian menghadap para penguasa itu, kalian harus bertekad untuk tidak khawatir mengenai apa yang harus kalian katakan untuk membela diri. Sebab, Aku sendirilah yang akan menolong kalian untuk berbicara dengan bijaksana sehingga tak seorang pun dari musuh-musuhmu dapat membantah apa yang kalian katakan. Bahkan orang tuamu sendiri, saudara-saudaramu, familimu, dan kawan-kawanmu akan mengkhianati kalian. Dan sebagian dari kalian akan dihukum mati. Kalian akan dibenci oleh semua orang karena kalian adalah pengikut-Ku. Tetapi, kalian akan selamat; sehelai rambut pun dari kepalamu tidak akan hilang. Kalau kalian bertahan dan sabar, kalian akan selamat.” [Yesus meramalkan bahwa kota Yerusalem akan dihancurkan] “Kalau kalian melihat kota Yerusalem dikepung tentara, kalian akan tahu bahwa tidak lama lagi kota itu akan dihancurkan. Pada waktu itu, orang yang berada di Yudea harus lari ke pegunungan. Orang yang berada di dalam kota harus meninggalkan kota, dan yang ada di luar kota jangan kembali ke dalam kota. Sebab, hari-hari itu adalah masanya Allah menjatuhkan hukuman. Dengan demikian, terjadilah apa yang sudah tertulis di dalam Kitab Suci. Kasihan sekali ibu-ibu yang pada waktu itu masih mengandung dan yang mempunyai bayi yang masih menyusu! Negeri ini akan ditimpa kesusahan yang besar, dan Tuhan akan menghukum bangsa ini. Ada yang akan dibunuh dengan pedang, ada juga yang akan ditawan dan diangkut ke negeri-negeri lain di seluruh dunia. Orang-orang yang tidak mengenal Allah akan terus menjajah kota Yerusalem sampai habis waktu yang diizinkan Tuhan bagi mereka untuk menjajah.” [Kejadian-kejadian pada akhir zaman] “Nanti akan kelihatan hal-hal yang aneh pada matahari, bulan, dan bintang-bintang. Banyak bangsa akan menjadi panik menghadapi laut yang bergelora dengan gelombang-gelombangnya yang tinggi dan air pasang yang melanda bumi. Orang-orang akan takut setengah mati terhadap apa yang akan terjadi di seluruh dunia. Sebab, yang menguasai angkasa raya akan dikacau-balaukan. Pada waktu itulah Aku, Anak Manusia, akan datang dengan diliputi awan. Aku datang dengan kuasa dan cahaya yang gilang-gemilang. Apabila hal-hal itu mulai terjadi, berdirilah tegak dan angkatlah kepalamu, sebab Allah segera akan menyelamatkan kalian.” [Pelajaran dari pohon ara] Setelah Yesus berkata begitu, Ia menceritakan kepada mereka cerita kiasan berikut ini. Ia berkata, “Coba perhatikan pohon ara dan semua pohon yang lain. Kalau kalian melihat pucuk-pucuk mulai muncul, kalian tahu bahwa musim panas sudah dekat. Begitu juga kalau kalian melihat hal-hal itu terjadi, kalian akan tahu bahwa Allah segera akan memerintah sebagai Raja. Ingat, semua hal itu akan terjadi sebelum orang-orang yang hidup sekarang ini mati semuanya. Langit dan bumi suatu saat akan lenyap, tetapi apa yang telah Aku katakan akan tetap berlaku untuk selama-lamanya.” [Harus waspada!] Yesus berkata, “Kalian harus berhati-hati. Jangan sampai kalian terlalu sibuk dengan berpesta-pesta dan bermabuk-mabukan serta terus saja berpikir mengenai hidupmu di dunia ini. Kalau kalian terus demikian, nanti justru pada waktu kalian sama sekali tidak menyangka bahwa Hari kedatangan-Ku itu sudah tiba, mendadak Aku datang. Hari itu akan tiba dengan tidak disangka-sangka oleh semua orang di seluruh dunia. Hal itu akan terjadi seperti burung masuk perangkap. Kalian harus terus waspada dan selalu berdoa supaya kalian kuat menghadapi semua yang bakal terjadi. Juga supaya apabila Aku, Anak Manusia, menghakimi dunia, kalian tidak akan takut menghadap Aku.” Pada waktu itu, Yesus mengajar di Rumah Tuhan pada siang hari dan pada malam harinya Ia pergi ke Bukit Zaitun dan tinggal di situ. Setiap pagi semua orang datang ke Rumah Tuhan untuk mendengar Yesus mengajar. [Yudas setuju untuk membantu musuh-musuh Yesus] Perayaan Paskah sudah dekat. Imam-imam kepala dan para pemimpin agama Yahudi ingin membunuh Yesus, tetapi mereka takut kepada orang banyak. Jadi, mereka mencari jalan untuk membunuh Dia secara diam-diam. Pada waktu itu, Iblis masuk ke dalam hati Yudas yang disebut juga Iskariot. Ia seorang dari dua belas pengikut Yesus yang dekat dengan Yesus. Yudas pergi kepada imam-imam kepala dan para kepala pengawal Rumah Tuhan dan berkata bahwa ia bersedia menyerahkan Yesus kepada mereka. Mereka senang sekali dengan usul itu dan berjanji untuk memberi uang kepadanya. Yudas setuju, lalu mulai mencari waktu yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada para imam kepala tanpa diketahui orang. [Pengikut-pengikut Yesus menyiapkan makanan Paskah] Ketika tiba waktunya untuk perayaan itu dan domba harus disembelih untuk makanan Paskah, Yesus memanggil Petrus dan Yohanes, yaitu dua orang pengikut-Nya. Ia berkata kepada mereka, “Pergilah kalian menyiapkan makanan Paskah untuk kita!” “Di mana Bapak mau kami menyiapkan perjamuan itu?” tanya mereka. Yesus menjawab, “Pergilah ke Yerusalem. Nanti begitu kalian memasuki kota itu, seorang laki-laki yang sedang membawa sebuah kendi berisi air, akan menemui kalian. Ikutilah dia sampai ke rumah yang dimasukinya. Katakanlah kepada pemilik rumah itu, ‘Bapak Guru ingin tahu di mana tempat Ia dan pengikut-pengikut-Nya akan mengadakan perjamuan Paskah.’ Pemilik rumah itu akan menunjukkan kepada kalian sebuah ruangan besar di loteng. Di ruangan itu sudah tersedia semua yang kita perlukan. Siapkanlah perjamuan itu di situ!” Maka pergilah Petrus dan Yohanes ke Yerusalem. Ketika mereka baru saja memasuki kota itu, terjadilah semua yang telah Yesus katakan. Lalu mereka menyiapkan perjamuan itu. [Perjamuan terakhir dengan Yesus] Ketika hari mulai malam, Yesus dan pengikut-pengikut-Nya masuk ke ruangan itu, lalu duduk untuk menikmati perjamuan. Sementara makan, Yesus berkata kepada para pengikut-Nya, “Aku ingin sekali makan dengan kalian dalam perjamuan ini sebelum Aku ditangkap dan dihukum mati. Kalian harus tahu bahwa Aku tidak akan menikmati perjamuan seperti ini lagi sampai Dunia Baru dari Allah datang. Pada waktu itulah kalian akan mengerti apa arti perjamuan ini.” Kemudian Yesus mengambil segelas anggur dan mengucap terima kasih kepada Allah. Lalu Ia berkata, “Ambillah ini dan bagi-bagikanlah di antaramu. Aku mau kalian tahu bahwa Aku tidak akan minum anggur ini lagi sampai Dunia Baru dari Allah datang dan Allah memerintah sebagai Raja.” Sesudah itu, Yesus mengambil roti dan mengucap terima kasih kepada Allah. Lalu Ia membelah-belah roti itu dan memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya serta berkata, “Roti ini adalah tubuh-Ku yang diserahkan untuk kalian. Makanlah supaya kalian ingat kepada-Ku.” Begitu juga setelah mereka makan, Ia mengambil piala yang berisi anggur dan memberikannya kepada mereka sambil berkata, “Piala dengan anggur ini adalah perjanjian baru yang dibuat antara Allah dengan umat-Nya. Perjanjian itu dijamin oleh kematian-Ku untuk kalian.” “Tetapi lihatlah! Orang yang mengkhianati-Ku ada di sini bersama-Ku! Aku sebagai Anak Manusia memang akan mati seperti yang sudah ditentukan oleh Allah. Tetapi, celakalah orang yang mengkhianati Aku!” Karena Yesus berkata begitu, maka pengikut-pengikut Yesus mulai bertanya-tanya satu sama lain mengenai siapa dari antara mereka yang akan melakukan hal itu. [Pemimpin harus menjadi seperti pelayan] Pengikut-pengikut Yesus bertengkar mengenai siapa dari antara mereka yang akan dianggap paling penting. Yesus berkata kepada mereka, “Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah mempunyai raja yang menindas rakyatnya dan raja-raja itu menamakan diri sebagai ‘Pelindung Rakyat’. Tetapi kalian tidak boleh begitu! Sebaliknya, orang yang terbesar di antara kalian haruslah menjadi seperti yang terkecil dan orang yang memimpin haruslah menjadi seperti seorang pelayan. Siapakah yang lebih besar: Orang yang duduk makan di meja, atau yang melayani dia? Tentu saja orang yang duduk itu yang lebih besar! Tetapi, Aku sudah melakukan pekerjaan seorang pelayan di antara kalian. Selama Aku mengalami banyak kesusahan, kalianlah yang tetap setia mendampingi-Ku. Bapa-Ku sudah memberikan kepada-Ku hak untuk memerintah umat-Nya. Maka Aku pun memberikan hak itu juga kepada kalian. Karena itu, kalian nanti boleh turut bersenang-senang dengan-Ku apabila Aku memerintah sebagai Raja. Kalian akan diberi kuasa untuk memerintah kedua belas kelompok bangsa keturunan nenek moyang kita Israel.” [Ramalan bahwa Petrus akan menyangkali Yesus] Yesus berkata, “Simon, dengarkan! Allah sudah mengizinkan Iblis untuk menguji kalian semua. Dengan demikian, orang yang setia bisa dipisahkan dari yang tidak setia; seperti orang memisahkan gandum dari kulitnya. Tetapi, Aku sudah meminta kepada Allah untuk engkau, Simon, supaya Ia menjaga jangan sampai engkau berhenti percaya kepada-Ku. Dan nanti apabila engkau sudah diuji dan engkau kembali kepada-Ku, engkau harus menolong teman-temanmu, sesama pengikut-Ku, supaya mereka semakin percaya kepada-Ku.” Petrus menjawab, “Tuhan, Aku bersedia masuk penjara dengan Tuhan dan mati bersama Tuhan!” “Percayalah, Petrus,” kata Yesus, “malam ini juga sebelum ayam berkokok, engkau sudah tiga kali menyangkal bahwa engkau mengenal-Ku.” [Sebuah peringatan kepada pengikut-pengikut Yesus] Setelah itu, Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Dahulu Aku pernah mengutus kalian untuk memberitakan Kabar Baik dari Allah. Pada waktu itu, Aku tidak mengizinkan kalian membawa dompet, kantong, atau sepatu, bukan? Apakah kalian kekurangan apa-apa pada waktu itu?” “Tidak,” jawab mereka. “Tetapi sekarang,” kata Yesus, “kalau kalian keluar untuk memberitakan Kabar Baik dari Allah dan kalian mempunyai dompet atau kantong, bawalah dompet dan kantong itu. Bawalah juga pedang. Dan kalau tidak mempunyai pedang, juallah jubahmu untuk membeli pedang. Di dalam Kitab Suci ada ayat yang berbunyi begini: ‘Ia diperlakukan sebagai penjahat.’ Ayat itu adalah mengenai Aku. Dan percayalah bahwa semua yang ditulis di dalam Kitab Suci mengenai Aku, harus terjadi.” “Tuhan,” kata pengikut-pengikut Yesus, “lihat, di sini ada dua pedang.” “Sudahlah,” jawab Yesus, “tidak usah bicara mengenai itu lagi.” [Yesus berdoa di Bukit Zaitun] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya meninggalkan kota dan pergi, seperti biasanya, ke Bukit Zaitun. Ketika sampai di bukit itu, Ia berkata kepada mereka, “Kalian harus berdoa, supaya apabila kalian dicobai, kalian tidak berbuat dosa.” Setelah berkata begitu, Yesus meninggalkan mereka dan pergi agak jauh sedikit dari situ, kira-kira sejauh tiga puluh meter. Lalu di tempat itu Ia berlutut dan berdoa kepada Allah. Ia berkata, “Bapa, Aku mohon, sekiranya boleh, janganlah biarkan penderitaan ini menimpa-Ku. Tetapi, kalau Bapa memang mau supaya Aku menanggungnya, Aku bersedia.” [ Seorang malaikat datang kepada-Nya dan menghibur serta menguatkan hati-Nya. Yesus sangat menderita dalam hati-Nya sehingga Ia semakin sungguh-sungguh berdoa. Keringat-Nya seperti darah menetes ke tanah.] Setelah selesai berdoa, Yesus kembali lagi kepada pengikut-pengikut-Nya. Ia menemukan mereka sedang tidur, karena mereka sangat sedih. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kalian tidur? Bangunlah sekarang dan mintalah Allah menolong supaya kalian tidak mengalami cobaan.” [Yesus ditangkap] Sementara Yesus masih berbicara, datang serombongan orang. Mereka dipimpin oleh Yudas, salah seorang pengikut Yesus. Yudas mendekati Yesus lalu mencium Dia. Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Yudas, apakah kau mencium-Ku untuk menyerahkan Aku, Anak Manusia, kepada musuh-musuh-Ku?” Ketika pengikut-pengikut Yesus yang ada di situ melihat apa yang akan terjadi, mereka berkata kepada Yesus, “Tuhan, kami serang saja mereka dengan pedang!” Lalu salah seorang di antara mereka memukul hamba Imam Agung dengan pedang sehingga putus telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata, “Berhenti!” Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya. Di antara orang-orang yang datang ke situ untuk menangkap Yesus, ada juga imam-imam kepala, perwira-perwira pengawal Rumah Tuhan, dan pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi. Yesus berkata kepada mereka, “Mengapa kalian datang menangkap-Ku dengan memakai pedang dan pentungan? Apakah Aku ini penjahat? Setiap hari Aku dan kalian ada bersama-sama di Rumah Tuhan, dan kalian tidak menangkap Aku. Tetapi, memang inilah saatnya kalian bertindak -- saat penguasa kejahatan melakukan keinginannya.” [Petrus berkata bahwa ia tidak mengenal Yesus] Orang-orang yang datang ke tempat Yesus itu, menangkap Yesus dan membawa Dia ke rumah Imam Agung. Petrus mengikuti Dia dari jauh dan masuk sampai ke halaman rumah Imam Agung. Di tengah-tengah halaman itu, orang sudah menyalakan api unggun dan ada orang-orang yang sudah duduk di sekeliling api itu. Petrus datang dan duduk di situ bersama mereka. Seorang pelayan wanita melihat Petrus duduk di situ. Ia memperhatikan Petrus, lalu berkata, “Orang ini juga pengikut Yesus!” Tetapi, Petrus menyangkal. Ia berkata, “Saya sama sekali tidak mengenal orang itu!” Sesaat kemudian seorang lain melihat Petrus. Orang itu berkata, “Engkau juga seorang dari antara pengikut orang itu!” Tetapi, Petrus menjawab, “Tidak, saya bukan pengikut Dia!” Kira-kira satu jam kemudian, seorang lain berkata lagi, “Memang orang ini pengikut Yesus itu!” Dan ia berkeras bahwa Petrus adalah pengikut Yesus sebab Petrus juga orang Galilea! Tetapi, Petrus menjawab, “Apa maksudmu, saya tidak tahu!” Saat itu juga, sementara Petrus masih berbicara, ayam berkokok. Yesus menoleh dan memandang Petrus. Lalu Petrus teringat Tuhan sudah berkata kepadanya, “Malam ini juga, sebelum ayam berkokok, kau sudah tiga kali berkata kepada orang-orang bahwa kau tidak mengenal Aku.” Maka Petrus keluar dari situ dan menangis tersedu-sedu. [Para pengawal mempermainkan dan memukuli Yesus] Para pengawal yang sedang menjaga Yesus, mempermainkan dan memukuli Dia. Mereka menutup mata-Nya lalu bertanya kepada-Nya, “Siapa yang memukul Engkau? Coba terka!” Dan mereka melontarkan banyak lagi kata-kata penghinaan kepada-Nya. [Yesus diadili oleh Mahkamah Agama orang Yahudi] Pagi harinya, pemimpin-pemimpin orang Yahudi, imam-imam kepala, dan guru-guru agama berkumpul. Lalu Yesus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama dan diadili di situ. “Beritahukan kepada kami,” kata mereka, “apakah Engkau ini Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah?” Yesus menjawab, “Sekalipun Aku memberitahukan kepadamu bahwa Aku Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah, kalian tidak akan percaya. Dan kalau Aku mengajukan pertanyaan kepadamu, kalian juga tidak akan menjawab. Tetapi mulai sekarang, Aku, Anak Manusia, akan menerima penghormatan dan kekuasaan bersama Allah Yang Mahakuasa.” Mereka semua berkata, “Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?” Yesus menjawab, “Kalian sendiri berkata bahwa Aku Anak Allah!” Maka mereka berkata, “Tidak perlu lagi memanggil saksi! Kita sudah mendengar sendiri pengakuan-Nya!” [Yesus menghadap Pilatus] Semua anggota Mahkamah Agama itu berdiri dan membawa Yesus ke hadapan Pilatus. Di situ mereka mulai menuduh Dia. Mereka berkata, “Kami dapati orang ini menimbulkan kerusuhan di antara bangsa kami. Ia menghasut orang supaya tidak membayar pajak kepada raja di Roma, sebab kata-Nya Ia adalah Kristus, berarti Ia menyatakan bahwa Ia raja kami.” Lalu Pilatus bertanya kepada Yesus, “Apa betul Engkau raja orang Yahudi?” Yesus menjawab, “Tuan sendiri berkata bahwa Aku raja orang Yahudi.” Maka Pilatus berkata kepada imam-imam kepala dan orang banyak yang ada di situ, “Saya tidak menemukan satu kesalahan pun pada orang ini. Saya tidak bisa menghukum Dia.” Tetapi, mereka semua lebih keras lagi mendesak Pilatus. Mereka berkata, “Dengan pengajaran-Nya, Ia membuat kerusuhan di dalam masyarakat di seluruh provinsi Yudea. Pertama-tama Ia mulai di Galilea dan sekarang Ia sudah sampai di sini.” [Yesus dibawa ke hadapan Herodes] Setelah Pilatus mendengar tuduhan-tuduhan orang banyak terhadap Yesus, ia bertanya kepada mereka apakah betul Yesus orang Galilea. Mereka menjawab bahwa betul Yesus berasal dari Galilea. Pilatus tahu bahwa daerah Galilea diperintah oleh Herodes, dan pada waktu itu Herodes sedang berada di Yerusalem. Karena itu, Pilatus menyuruh supaya Yesus dibawa kepada Herodes. Herodes senang sekali Yesus dibawa kepadanya. Sudah lama ia banyak mendengar tentang Yesus dan ia ingin sekali melihat-Nya. Ia berharap bisa melihat Yesus membuat keajaiban. Karena itu, ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus diam saja dan tidak menjawab sama sekali. Para pemimpin dan guru-guru agama Yahudi juga berada di situ. Mereka terus menuduh Yesus. Karena Yesus tidak mau menjawab, Herodes dan prajurit-prajuritnya mempermainkan dan menghina Yesus. Mereka memakaikan pakaian kehormatan kepada Yesus, lalu menyuruh orang membawa Dia kembali kepada Pilatus. Sejak itu, Herodes dan Pilatus yang tadinya bermusuhan, bersahabat kembali. [Yesus dijatuhi hukuman mati] Setelah Yesus dibawa kembali kepada Pilatus, Pilatus mengumpulkan pemimpin-pemimpin Yahudi dan orang banyak lalu berkata, “Kalian membawa orang ini kepadaku dan kalian berkata bahwa Ia menghasut orang-orang untuk memberontak terhadap pemerintah. Saya sudah memeriksa Dia di hadapan kalian semua, tetapi saya sama sekali tidak menemukan satu kejahatan pun yang kalian tuduhkan kepada-Nya. Raja Herodes juga berpendapat begitu. Itu sebabnya ia menyuruh orang membawa Dia kembali kepada kami. Menurut pemeriksaan saya, orang ini tidak berbuat satu kesalahan pun yang patut dihukum dengan hukuman mati. Jadi, inilah yang akan saya lakukan: Saya akan menyuruh orang mencambuk Dia dan sesudah itu saya akan membebaskan-Nya.” Perayaan Paskah adalah perayaan orang Yahudi dalam memperingati pembebasan mereka dari penjajahan orang Mesir. Oleh karena itu, pada setiap perayaan itu gubernur Romawi selalu membebaskan seorang tahanan atas permintaan orang banyak. Dan kali ini pun gubernur harus melakukan hal itu. Jadi, setelah Pilatus berkata bahwa ia akan membebaskan Yesus, semua orang yang berkumpul di situ berteriak, “Bunuh Yesus! Lepaskan Barabas untuk kami!” Barabas adalah seorang pembunuh dan pemberontak yang sedang dipenjarakan. Pilatus mengatakan lagi kepada orang banyak itu bahwa ia mau melepaskan Yesus. Tetapi, mereka berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Lalu Pilatus berbicara lagi kepada mereka untuk ketiga kalinya. Ia berkata, “Apa kesalahan orang ini? Saya tidak menemukan satu kesalahan pun pada diri-Nya yang patut dihukum dengan hukuman mati! Saya akan menyuruh orang mencambuk Dia, lalu sesudah itu saya akan melepaskan Dia.” Tetapi, orang banyak itu terus berteriak sekuat tenaga bahwa Yesus harus dipaku pada kayu salib. Akhirnya mereka menang. Pilatus melepaskan Barabas dan menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Sesudah itu, Pilatus menyerahkan Yesus kepada orang banyak itu dan membiarkan mereka berbuat apa saja sesuai kemauan mereka terhadap Yesus. [Yesus dihukum mati] Para prajurit membawa Yesus untuk dihukum mati. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan seorang laki-laki bernama Simon yang berasal dari Kirene. Ia datang dari desa dan mau pergi ke kota. Mereka menarik dan memaksanya untuk membawa kayu salib yang sedang dipikul Yesus. Mereka menyuruhnya memikul kayu salib itu dan berjalan di belakang Yesus. Banyak orang berjalan mengikuti Yesus. Di antaranya ada juga wanita-wanita. Mereka menangis melihat apa yang terjadi dengan Dia. Tetapi, Yesus menoleh kepada mereka dan berkata, “Wanita-wanita Yerusalem, janganlah menangisi Aku! Menangislah untuk dirimu sendiri dan untuk anak-anakmu, sebab akan datang waktunya orang berkata, ‘Beruntung sekali wanita yang tidak pernah mempunyai anak!’ Pada waktu itu, orang juga akan berkata kepada gunung-gunung, ‘Gunung, timpalah kami!’ Dan mereka akan berkata kepada bukit-bukit, ‘Bukit, timbunilah kami!’ Kalian sudah melihat apa yang terjadi pada-Ku hari ini! Di kemudian hari kalian akan mengalami yang lebih buruk lagi -- seperti juga kayu kering lebih mudah terbakar daripada kayu yang masih hijau.” Dua orang lain, kedua-duanya penjahat, juga dibawa untuk dihukum mati bersama Yesus. Ketika mereka sampai di tempat yang disebut “Tengkorak”, prajurit-prajurit itu memaku Yesus pada kayu salib. Kedua penjahat itu juga dipaku pada kayu salib, yang seorang di sebelah kiri dan yang seorang lagi di sebelah kanan Yesus. Lalu Yesus berdoa, “Bapa, ampunilah mereka! Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” Prajurit-prajurit itu membagi-bagikan pakaian Yesus di antara mereka sendiri dengan membuang undi. Orang-orang berdiri di situ sambil menonton, sementara pemimpin-pemimpin Yahudi mengejek Yesus. Mereka berkata, “Ia sudah menyelamatkan orang lain, coba sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya, kalau Ia betul-betul Raja Penyelamat yang dipilih Allah!” Prajurit-prajurit itu juga mengejek Dia. Mereka mendekati Dia dan memberikan anggur asam kepada-Nya. Mereka berkata, “Kalau Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Di bagian atas kayu salib Yesus tertulis kata-kata ini: “Inilah Raja Orang Yahudi”. Salah seorang dari kedua penjahat yang disalibkan di situ juga mengejek Yesus. Ia berkata, “Engkau Raja Penyelamat yang Dipilih Allah, bukan? Nah, selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi, penjahat yang satu lagi menegur penjahat yang mengejek Yesus itu. Ia berkata, “Apakah kau tidak takut kepada Allah? Sebentar lagi kau juga akan mati. Dan hukuman kita memang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi Dia sama sekali tidak bersalah!” Lalu ia berkata kepada Yesus, “Yesus, ingatlah saya kalau Engkau datang sebagai Raja!” Yesus berkata kepadanya, “Aku berjanji bahwa pada hari ini engkau akan bersama-Ku di Firdaus.” [Kematian Yesus] Kira-kira pukul dua belas tengah hari, matahari berhenti bersinar. Seluruh negeri itu menjadi gelap sekali sampai pukul tiga sore. Kain gorden yang tergantung di dalam Rumah Tuhan robek menjadi dua. Yesus berteriak dengan suara keras, “Bapa, Aku menyerahkan diri-Ku kepada-Mu. Terimalah Aku!” Sesudah berkata begitu, Ia meninggal. Ketika perwira pasukan yang bertugas di situ melihat apa yang terjadi, ia menyembah Allah. Katanya, “Pasti orang ini tidak bersalah.” Orang-orang yang ada di situ melihat apa yang terjadi. Mereka pulang dengan hati yang sangat menyesal. Semua kenalan Yesus, termasuk para wanita yang datang bersama Yesus dari Galilea, berdiri dari jauh dan melihat semua kejadian itu. [Yesus dikubur] Pada waktu itu, ada seorang bernama Yusuf. Ia berasal dari kota Arimatea di provinsi Yudea. Ia seorang yang baik dan dihormati oleh orang-orang. Ia berharap bahwa tidak lama lagi Allah akan datang dan memerintah sebagai Raja. Yusuf adalah salah seorang anggota pengadilan tinggi Yahudi. Tetapi, ia tidak setuju dengan apa yang telah diputuskan dan dilakukan oleh pengadilan itu terhadap Yesus. (23:50) Setelah Yesus dipaku di kayu salib dan meninggal, Yusuf pergi menghadap Pilatus dan minta izin untuk mengambil jenazah Yesus. Lalu ia menurunkan jenazah Yesus dari kayu salib dan membungkus-Nya dengan kain kafan dari linen. Sesudah itu, ia meletakkan jenazah Yesus di dalam kuburan. Kuburan itu dibuat di dalam bukit batu dan belum pernah dipakai. Hari itu hari Jumat, dan hari Sabat, yaitu hari istirahat untuk orang Yahudi, hampir mulai. Ketika Yusuf membawa jenazah Yesus ke kuburan, wanita-wanita yang datang dari Galilea pergi bersama Yusuf. Setelah wanita-wanita itu melihat di mana kuburan itu dan bagaimana jenazah Yesus diletakkan di situ, mereka pulang dan menyiapkan ramuan-ramuan dan minyak wangi untuk dibalur pada jenazah Yesus. Keesokan harinya, yaitu hari Sabat, mereka berhenti bekerja untuk menaati peraturan agama. [Yesus hidup kembali] Pada hari Minggu, pagi-pagi sekali, wanita-wanita itu pergi ke kuburan membawa ramuan-ramuan yang sudah mereka siapkan. Ketika sampai di kuburan, mereka mendapati batu penutup kuburan itu sudah terguling. Mereka masuk ke dalam kuburan itu, tetapi jenazah Tuhan Yesus tidak ada di situ. Dengan bingung, mereka berdiri di situ sambil bertanya-tanya dalam hati mengenai hal itu. Tiba-tiba ada dua orang berdiri di dekat mereka. Pakaian kedua orang itu berkilauan. Maka wanita-wanita itu sujud sampai ke tanah di depan orang itu dengan hati yang ketakutan sekali. Kedua orang itu berkata kepada mereka, “Orang yang hidup jangan dicari di antara orang mati! Yesus tidak ada di sini. Ia sudah hidup kembali! Ingat, dahulu ketika Ia masih di Galilea, Ia sudah berkata kepadamu tentang hal itu. Ia berkata bahwa Ia sebagai Anak Manusia harus diserahkan kepada orang yang jahat. Ia akan disalibkan, tetapi tiga hari setelah itu Ia akan hidup kembali.” Maka wanita-wanita itu teringat akan apa yang telah dikatakan Yesus dahulu kepada mereka. Setelah kembali dari kuburan itu, mereka pergi kepada kesebelas rasul dan semua pengikut Yesus yang lainnya, dan menceritakan kepada mereka semua yang telah terjadi. Wanita-wanita itu ialah Maria Magdalena, Yohana, Maria ibu Yakobus, dan wanita-wanita lainnya yang datang bersama mereka. Tetapi, rasul-rasul itu tidak percaya pada berita itu. Mereka mengira ucapan wanita-wanita itu hanya omong kosong. Tetapi, Petrus berdiri dan lari ke kuburan. Ia membungkuk dan menengok ke dalam. Di situ ia melihat hanya ada kain kafan, tak ada yang lain. Lalu ia pulang sambil bertanya-tanya di dalam hatinya mengenai apa yang telah terjadi. [Yesus bertemu dengan dua orang pengikut-Nya di tengah jalan ke Emaus] Pada hari itu juga, dua orang pengikut Yesus sedang berjalan dari Yerusalem ke sebuah desa bernama Emaus. Letak desa itu sebelas kilometer dari Yerusalem. Kedua pengikut Yesus itu bercakap-cakap tentang semua yang baru terjadi. Sementara mereka bercakap-cakap dan bertukar pikiran, tiba-tiba Yesus sendiri datang dan berjalan bersama mereka. Mereka melihat Dia, tetapi mereka tidak tahu siapa Dia. Yesus bertanya kepada mereka, “Kalian berjalan sambil berbicara. Apa yang kalian bicarakan?” Mereka berhenti dengan muka yang sedih. Seorang dari mereka yang bernama Kleopas berkata kepada Yesus, “Rupanya Bapak adalah satu-satunya tamu di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di sana beberapa hari terakhir ini!” “Apa yang terjadi?” tanya Yesus. “Yang terjadi pada Yesus, orang Nazaret itu!” jawab mereka. “Yesus itu Nabi. Di hadapan Allah dan menurut pandangan semua orang, Ia berkuasa sekali. Kata-kata-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya luar biasa. Tetapi, imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami menyerahkan Dia kepada musuh-musuh-Nya supaya dihukum mati. Dan mereka sudah memaku Dia pada kayu salib sampai mati, padahal kami berharap Ia akan melepaskan bangsa Israel dari penjajahan! Hari ini adalah hari ketiga sejak hal itu terjadi. Dan hari ini ada sesuatu yang mengejutkan kami. Pagi-pagi sekali beberapa wanita dari antara kami pergi ke kubur, tetapi mereka tidak menemukan jenazah Yesus di sana. Mereka kembali dan berkata bahwa mereka melihat malaikat. Malaikat-malaikat itu berkata bahwa Yesus hidup lagi. Lalu beberapa dari antara kami pergi ke kubur dan melihat bahwa memang benar apa yang dikatakan oleh wanita-wanita itu. Tetapi, mereka tidak melihat Yesus.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Mengapa kalian begitu bodoh? Kalian lambat sekali percaya pada apa yang dikatakan nabi-nabi! Apakah kalian tidak mengerti bahwa Raja Penyelamat yang dipilih Allah harus mengalami semua penderitaan itu? Ia harus menderita dahulu, baru Ia dapat menerima semua yang mulia yang disediakan Allah untuk Dia.” Lalu Yesus menerangkan kepada mereka apa yang ditulis di dalam seluruh Kitab Suci tentang Dia; mulai dari buku-buku yang ditulis Musa sampai pada buku-buku yang ditulis oleh nabi-nabi. Ketika mereka hampir sampai di Emaus, Yesus berbuat seolah-olah Ia hendak berjalan terus. Tetapi, mereka menahan Dia. Mereka berkata, “Tinggallah di tempat kami. Sekarang sudah hampir malam dan hari mulai gelap.” Maka Yesus masuk untuk tinggal bersama dengan mereka. Ketika tiba saatnya untuk makan, Ia duduk bersama mereka, lalu mengambil roti dan mengucap terima kasih kepada Tuhan untuk makanan itu. Kemudian Ia membelah-belah roti itu dan memberikannya kepada mereka. Pada saat Ia membelah roti itu, mereka tiba-tiba menjadi sadar dan mengenal bahwa itu Yesus. Tetapi, kemudian Ia menghilang dan mereka tidak dapat melihat-Nya. Mereka berkata seorang kepada yang lain, “Bukan main! Perasaan kita seperti meluap-luap, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan menerangkan isi Kitab Suci kepada kita!” Saat itu juga mereka bangkit lalu kembali ke Yerusalem. Di sana mereka mendapati kesebelas pengikut Yesus sedang berkumpul bersama pengikut-pengikut lainnya. Kesebelas pengikut Yesus itu berkata kepada kedua pengikut yang baru datang dari Emaus itu, “Memang benar Tuhan sudah hidup kembali! Ia sudah memperlihatkan diri-Nya kepada Simon Petrus!” Lalu kedua pengikut Yesus yang baru datang dari Emaus itu menceritakan kepada pengikut-pengikut yang lain apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenali Yesus ketika Ia membelah-belah roti. [Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada pengikut-pengikut-Nya] Sementara kedua pengikut Yesus itu masih bercerita, tiba-tiba Yesus sendiri berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Salam sejahtera!” Mereka terkejut dan ketakutan. Mereka pikir itu hantu. Tetapi Yesus berkata, “Mengapa kalian takut dan ragu-ragu mengenai Aku? Lihat, ini tangan-Ku dan ini kaki-Ku. Ini Aku sendiri! Rabalah dan periksa, sebab hantu tidak punya daging dan tidak punya tulang, seperti yang kalian lihat ada pada-Ku!” Sambil berkata begitu, Yesus memperlihatkan kepada mereka tangan dan kaki-Nya. Mereka masih belum bisa percaya dan masih terheran-heran. Sebab, ini sesuatu yang terlalu menggembirakan sehingga sukar untuk mempercayai bahwa itu sungguh-sungguh sudah terjadi. Karena itu, Yesus bertanya kepada mereka, “Apakah kalian mempunyai makanan di sini?” Mereka memberikan kepadanya sepotong ikan goreng. Yesus mengambil ikan itu dan makan di depan mereka. Pada waktu itu, Yesus berkata begini kepada mereka, “Inilah hal-hal yang Aku katakan kepadamu dahulu ketika Aku masih bersama kalian. Musa, nabi-nabi, dan penulis Mazmur sudah menulis tentang Aku di dalam Kitab Suci. Dan semua yang sudah ditulis itu harus terjadi.” Lalu Yesus menolong pengikut-pengikut-Nya untuk mengerti apa yang dimaksudkan oleh Kitab Suci. Ia berkata, “Di dalam Kitab Suci tertulis bahwa Raja yang dipilih Allah harus menderita dan mati, lalu hidup kembali dari kematian pada hari yang ketiga. Tertulis juga bahwa pengikut-pengikut-Nya harus menyiarkan pesan ini kepada orang-orang, ‘Berhentilah berbuat dosa dan lakukanlah apa yang Tuhan inginkan, supaya Allah mengampunimu!’ Juga, bahwa mereka harus menyiarkan pesan itu mulai dari Yerusalem dan sampai kepada semua orang di seluruh dunia. Kalian harus memberitakan ke mana-mana semua yang sudah kalian lihat sendiri. Aku akan mengirim Roh Allah kepada kalian seperti yang sudah dijanjikan oleh Bapa-Ku. Tetapi, kalian harus menunggu di kota Yerusalem ini sampai Roh Allah menguasai kalian.” [Yesus diangkat ke surga] Sesudah mengatakan hal itu, Yesus membawa pengikut-pengikut-Nya ke luar kota sampai Betania. Di sana Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Sementara Ia melakukan hal itu, Ia terangkat ke surga dan mereka sujud menyembah Dia. Kemudian mereka kembali ke Yerusalem dengan hati yang senang sekali. Mereka selalu pergi ke Rumah Tuhan dan terus mengucap terima kasih kepada Allah. [Sabda Allah yang memberi hidup] Sebelum dunia dijadikan, Sabda Allah sudah ada. Sabda itu ada bersama Allah dan sama dengan Allah. Sejak semula Sabda itu ada bersama Allah. Melalui Sabda itulah Allah menciptakan segala sesuatu. Tidak ada satu pun yang diciptakan Allah tanpa Dia. Sabda itulah yang memberi hidup kepada semua yang ada di dunia ini, dan hidup-Nya itu memberi terang kepada manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan, dan kegelapan tak dapat memadamkan terang itu. Lalu Allah mengutus seseorang, namanya Yohanes. Yohanes datang untuk memberitakan tentang terang itu, supaya semua orang mendengar dan percaya kepada terang itu. Yohanes sendiri bukan terang itu, ia hanya menyiarkan berita tentang terang itu. Terang itu adalah terang sejati yang datang ke dunia dan menerangi semua orang. Sabda itu ada di dunia, dan walaupun Allah menjadikan dunia melalui Dia, dunia tidak mengenal Sabda itu. Ia datang ke negeri-Nya sendiri, tetapi bangsa-Nya tidak menerima Dia. Namun ada juga orang yang menerima Dia dan percaya kepada-Nya; maka Ia memberikan hak kepada mereka untuk menjadi anak-anak Allah. Mereka menjadi anak-anak Allah, bukan melalui kelahiran biasa, yaitu dilahirkan karena keinginan dari manusia. Tetapi, Allah sendiri yang menjadikan mereka sebagai anak-anak-Nya. Sabda itu sudah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita. Dan kita sudah melihat keagungan-Nya. Ia memiliki keagungan itu, karena Ia satu-satunya Anak Bapa. Melalui Dialah kita sepenuhnya melihat kebaikan dan kebenaran Allah. Kami sudah melihat keagungan-Nya. Yohanes berbicara tentang Dia dan mengumumkan: “Inilah Dia yang kukatakan dulu bahwa Ia akan datang sesudah aku tetapi lebih besar daripada aku, sebab sebelum aku ada, Ia sudah ada.” Ia sangat mengasihi kita dan terus-menerus memberkati kita. Melalui Musa, Allah memberikan hukum-hukum-Nya kepada kita, tetapi melalui Yesus Kristus, Allah memperkenalkan diri-Nya kepada kita dan menunjukkan bahwa Ia sangat mengasihi kita. Tidak seorang pun pernah melihat Allah, selain Anak Tunggal Bapa. Ia sama dengan Allah dan selalu ada bersama Bapa. Dialah yang menyatakan kepada kita, siapa Allah itu. [Yohanes Pembaptis] Pada suatu hari, pemimpin-pemimpin Yahudi di Yerusalem mengutus beberapa orang imam dan pembantu-pembantu imam kepada Yohanes. Mereka disuruh bertanya kepada Yohanes, “Siapakah engkau ini? Apakah engkau Raja Penyelamat yang dipilih oleh Allah?” Yohanes mengaku dengan terus terang, “Saya bukan Raja Penyelamat yang dipilih oleh Allah!” “Kalau begitu, siapakah engkau?” tanya mereka. “Apakah engkau Nabi Elia?” “Bukan,” jawab Yohanes. “Apakah engkau Nabi yang Besar itu?” tanya mereka. “Bukan,” jawabnya. “Kalau begitu, beritahukanlah kepada kami siapa engkau,” kata mereka. “Kami harus memberi jawaban kepada orang-orang yang menyuruh kami. Katakanlah siapa engkau ini!” Maka Yohanes memberitahukan kepada mereka apa yang dikatakan oleh Nabi Yesaya. Nabi itu berkata, “Akulah orang yang berseru-seru di padang gurun. Aku menyuruh orang meratakan jalan untuk Tuhan.” Di antara orang-orang yang disuruh pergi kepada Yohanes, ada beberapa yang taat sekali kepada agama Yahudi. Mereka bertanya kepada Yohanes, “Engkau berkata bahwa engkau bukan Raja Penyelamat yang dipilih oleh Allah, bukan Elia, dan juga bukan Nabi yang Besar itu. Kalau begitu, mengapa engkau membaptis orang?” Yohanes menjawab, “Saya membaptis orang dengan air. Tetapi, di sini ada Seseorang yang tidak kalian kenal. Ia datang sesudah saya, tetapi saya tidak layak untuk melayani Dia, sekalipun hanya untuk membuka tali sepatu-Nya.” Itu terjadi dekat Betania, sebuah kota kecil di sebelah timur Sungai Yordan, tempat Yohanes membaptis orang. [Anak Domba Allah] Pada suatu hari, Yohanes melihat Yesus datang kepadanya. Lalu Yohanes berkata kepada orang-orang yang ada di situ, “Lihat, itulah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia! Dialah yang saya katakan akan datang sesudah saya. Tetapi, Dia lebih besar daripada saya, sebab sebelum saya ada, Dia sudah ada. Sebelumnya saya tidak tahu siapa Dia. Tetapi, saya datang dan membaptis dengan air supaya bangsa Israel mengenal Dia.” Yohanes juga memberikan kesaksian ini tentang Dia. Yohanes berkata, “Saya melihat Roh Allah seperti burung merpati turun dari langit dan hinggap di atas diri-Nya. Pada waktu itu, saya belum tahu siapa Dia. Tetapi, Allah yang menyuruh saya membaptis dengan air berkata kepada saya, ‘Apabila engkau melihat Roh Allah turun dan hinggap di atas diri seseorang, Dialah yang akan membaptis dengan Roh Allah.’ Saya sudah melihat sendiri hal itu. Dan percayalah, Ia memang Anak Allah!” [Pengikut-pengikut Yesus yang pertama] Keesokan harinya kira-kira pukul empat sore, Yohanes berada di tempat itu lagi di dekat Sungai Yordan. Dua orang pengikutnya ada di situ juga. Yohanes melihat Yesus lewat, lalu ia berkata, “Lihat! Itulah Anak Domba Allah.” Mendengar Yohanes berkata begitu, kedua pengikutnya itu pun mengikuti Yesus dari belakang. Yesus menoleh dan melihat mereka sedang mengikuti-Nya. Ia bertanya, “Apakah yang kalian cari?” Mereka menjawab, “Di manakah Rabi tinggal?” (Dalam bahasa Ibrani, “Rabi” berarti “Guru”.) “Mari lihat,” kata Yesus kepada mereka. Maka mereka berjalan bersama-Nya dan melihat di mana Ia tinggal. Hari itu mereka tinggal di situ dengan Dia. Salah seorang dari mereka ialah Andreas. Ia mempunyai seorang saudara bernama Simon. Andreas cepat-cepat mencari Simon dan berkata kepadanya, “Simon, kami sudah bertemu dengan Kristus, Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah!” Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus menatap Simon dan berkata, “Namamu Simon, tetapi engkau akan disebut Petrus.” (Petrus berarti “gunung batu”.) [Yesus memanggil Filipus dan Natanael untuk menjadi pengikut-Nya] Hari berikutnya Yesus memutuskan untuk pergi ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, seorang laki-laki dari Betsaida. Betsaida adalah tempat tinggal Andreas dan Petrus. Yesus berkata kepada Filipus, “Mari ikut Aku!” Kemudian Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, “Kami sudah bertemu dengan orang yang disebut Musa dalam Buku Hukum Allah dan yang diberitakan oleh nabi-nabi. Dia Yesus anak Yusuf dari Nazaret.” Natanael menjawab, “Apakah sesuatu yang baik bisa datang dari Nazaret?” “Mari lihat sendiri,” jawab Filipus. Yesus melihat Natanael datang, lalu Ia berkata, “Lihat, inilah orang Israel sejati. Sama sekali tidak ada yang palsu di dalam hatinya.” “Bagaimana Bapak tahu tentang saya?” tanya Natanael kepada Yesus. Yesus menjawab, “Sebelum Filipus memanggilmu, ketika engkau berada di bawah pohon ara itu, Aku sudah melihatmu.” “Bapak Guru,” kata Natanael, “Bapak adalah Anak Allah! Bapak adalah raja bangsa Israel!” Yesus berkata, “Natanael, apakah engkau percaya, karena Aku berkata bahwa Aku melihatmu di bawah pohon ara? Kau akan melihat hal-hal yang jauh lebih ajaib daripada itu!” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Percayalah, kalian akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun di hadapan Anak Manusia.” [Pesta kawin di Kana] Dua hari kemudian ada pesta kawin di Kana, sebuah kota kecil di Galilea. Ibu Yesus diundang ke pesta itu. Begitu juga Yesus dan pengikut-pengikut-Nya. Setelah tamu-tamu minum anggur dan anggurnya habis, ibu Yesus berkata, “Yesus, mereka kehabisan anggur!” “Ibu,” jawab Yesus, “janganlah menyuruh Aku. Belum waktunya Aku memperlihatkan siapa Aku ini.” Tetapi, ibu Yesus berkata kepada orang-orang yang melayani di situ, “Kalau Yesus menyuruh kalian melakukan sesuatu, turutilah perintah-Nya!” Dalam agama Yahudi ada peraturan bahwa orang harus membersihkan diri sebelum makan. Untuk itu, sudah disediakan enam gentong air di situ. Setiap gentong bisa berisi kira-kira seratus liter air. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, “Isilah gentong-gentong ini penuh dengan air.” Mereka mengisi gentong-gentong itu sampai penuh. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Sekarang ambillah sedikit dari air itu dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Ketika mereka membawa air itu kepada pemimpin pesta, air itu sudah menjadi anggur. Pemimpin pesta itu tidak tahu dari mana anggur itu, hanya pelayan-pelayan yang tahu. Pemimpin itu mencicipi anggur itu, lalu memanggil pengantin laki-laki dan berkata kepadanya, “Biasanya orang menghidangkan anggur yang paling baik lebih dahulu. Dan kalau tamu-tamu sudah puas minum, baru dihidangkan anggur yang nomor dua. Tetapi, Saudara menyimpan anggur yang paling baik sampai sekarang!” Itulah keajaiban pertama yang dibuat oleh Yesus. Dan itu terjadi di kota Kana di Galilea. Keajaiban itu menunjukkan bahwa Ia mempunyai kuasa yang luar biasa. Maka pengikut-pengikut-Nya percaya kepada-Nya. Sesudah itu Yesus pergi ke kota Kapernaum bersama-sama dengan ibu-Nya, saudara-saudara-Nya dan pengikut-pengikut-Nya. Mereka tinggal di sana beberapa hari lamanya. [Yesus mengusir orang yang berjual beli di Rumah Tuhan] Beberapa hari lagi Hari Raya Paskah Yahudi akan tiba. Karena itu, Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika tiba di halaman Rumah Tuhan, Ia melihat orang-orang menjual sapi, domba, dan burung merpati. Ia juga melihat penukar-penukar uang duduk di situ. Maka Yesus membuat sebuah cambuk dari tali lalu mengusir semua binatang yang ada di situ, baik domba maupun sapi. Lalu Ia pergi kepada para penukar uang dan menjungkirbalikkan meja-meja mereka sehingga uang mereka jatuh berserakan di mana-mana. Kemudian Ia berkata kepada penjual burung merpati, “Angkat semua binatang ini dari sini! Ini Rumah Bapa-Ku! Jangan jadikan rumah ini tempat berdagang!” Ketika pengikut-pengikut Yesus melihat Ia berbuat begitu, maka mereka teringat bahwa di dalam Kitab Suci ada ayat yang berbunyi begini, “Aku sangat mencintai Rumah-Mu, ya Allah, dan cinta-Ku itu berkobar-kobar seperti api di dalam hati-Ku.” Para penguasa Yahudi menantang Yesus. Mereka berkata, “Kau tidak punya hak untuk melakukan semua ini! Kalau Allah sudah memberikan hak itu kepada-Mu, buktikanlah itu dengan suatu keajaiban!” Yesus menjawab, “Runtuhkanlah Rumah ini, dan dalam tiga hari Aku akan membangunnya kembali!” Mereka berkata, “Rumah ini dibangun empat puluh enam tahun lamanya baru selesai. Masakan Kau mau membangunnya dalam tiga hari! Mustahil!” Sebenarnya yang Yesus maksudkan dengan Rumah Tuhan yang akan Ia bangun kembali ialah tubuh-Nya sendiri. Jadi, di kemudian hari, setelah Yesus hidup kembali dari kematian, barulah pengikut-pengikut Yesus teringat bahwa Ia pernah berbicara tentang hal itu. Maka mereka percaya akan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci dan apa yang telah dikatakan oleh Yesus. [Yesus tahu apa yang ada di dalam hati semua orang] Yesus berada di kota Yerusalem pada Hari Raya Paskah. Di sana Ia melakukan keajaiban-keajaiban dan banyak orang percaya kepada-Nya. Tetapi, Yesus sendiri tidak mempercayai mereka sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati semua orang. Orang tidak perlu memberi keterangan kepada-Nya tentang siapa pun sebab Ia sendiri tahu apa yang ada di dalam hati manusia. [Apa artinya dilahirkan kembali] Ada seorang laki-laki bernama Nikodemus. Ia seorang pemimpin agama Yahudi. Pada suatu malam, ia datang kepada Yesus dan berkata, “Bapak Guru, kami tahu Bapak diutus oleh Allah untuk mengajar orang. Sebab, tidak seorang pun bisa melakukan perbuatan-perbuatan ajaib seperti yang Bapak lakukan kalau Allah tidak menyertai dia.” “Percayalah,” kata Yesus, “tak seorang pun bisa mengakui Allah sebagai Rajanya kalau ia tidak dilahirkan kembali.” “Masakan orang yang sudah dewasa bisa dilahirkan kembali?” kata Nikodemus. “Apakah mungkin ia masuk kembali ke dalam kandungan ibunya dan dilahirkan untuk kedua kalinya?” “Percayalah akan apa yang Kukatakan ini,” kata Yesus. “Kalau orang tidak dilahirkan melalui baptisan air dan melalui Roh Allah, ia tidak bisa menjadi anggota umat Allah. Pada waktu orang dilahirkan oleh ibunya, orang itu lahir secara jasmani. Tetapi, pada waktu orang dilahirkan oleh Roh Allah, orang itu lahir secara rohani. Janganlah heran kalau Aku berkata bahwa kalian semua harus dilahirkan kembali. Angin berhembus ke mana-mana dan kita mendengar suaranya. Tetapi, kita tidak tahu dari mana datangnya dan ke mana perginya. Begitu juga dengan setiap orang yang dilahirkan oleh Roh Allah.” “Bagaimana itu bisa terjadi?” tanya Nikodemus. Yesus menjawab, “Masakan engkau tidak tahu, padahal engkau guru agama Yahudi? Percayalah, Aku mengatakan kepadamu apa yang Kuketahui dan Aku menunjukkan kepadamu apa yang Aku lihat. Tetapi, tidak seorang pun dari kalian percaya pada keterangan-Ku. Aku sudah memberitahukan kepadamu hal-hal yang ada di dunia ini, tetapi kalian tidak percaya. Jadi, bagaimana mungkin kalian dapat percaya kalau Aku memberitahukan kepadamu hal-hal yang ada di surga? Tak seorang pun pernah naik ke surga, kecuali Anak Manusia, yaitu Dia yang diutus oleh Allah. Dialah yang telah turun dari surga. Ketika nenek moyang kita berada di padang gurun, Musa pemimpin mereka, menaikkan ular tembaga di atas tiang. Begitu juga Anak Manusia yang diutus oleh Allah. Ia harus dinaikkan supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya mendapat hidup sejati dan kekal.” Allah sangat mengasihi manusia di dunia ini sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk mereka. Itu dilakukan-Nya supaya setiap orang yang percaya kepada Anak-Nya itu tidak akan binasa, melainkan mendapat hidup sejati dan kekal. Sebab, Allah mengirim Anak-Nya ke dunia bukan untuk menghakimi manusia, melainkan untuk menyelamatkan manusia dan memberi hidup kepada mereka. Orang yang percaya kepada Anak Allah tidak dihukum Allah. Tetapi, orang yang tidak percaya sudah dihukum karena ia tidak percaya kepada Anak Tunggal Allah. Inilah alasan Allah menghukum: Dunia sekarang sudah diberi terang, tetapi manusia lebih suka gelap daripada terang. Sebab, mereka terus berbuat jahat, dan orang yang berbuat jahat benci kepada terang. Ia menjauhi terang sebab ia takut kalau perbuatannya yang jahat akan ketahuan. Tetapi, orang yang melakukan kehendak Allah datang kepada terang supaya kelihatan bahwa perbuatannya sesuai dengan kemauan Allah. [Yesus bicara tentang Yohanes Pembaptis] Kemudian Yesus dan pengikut-pengikut-Nya pergi ke daerah Yudea. Di sana Ia tinggal dengan mereka beberapa waktu lamanya dan Ia membaptis orang. Yohanes juga membaptis orang. Mereka datang kepadanya dan ia membaptis mereka di Ainon, tidak jauh dari Salim, sebab di situ ada banyak air. (Pada waktu itu, Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.) (3:22) (3:22) Beberapa pengikut Yohanes mulai bertengkar dengan seorang Yahudi mengenai peraturan agama, yaitu peraturan membersihkan diri supaya dapat melakukan ibadah agama. Mereka pergi kepada Yohanes dan berkata, “Bapak Guru, apakah Bapak masih ingat orang yang bersama Bapak dahulu di seberang Sungai Yordan? Pada waktu itu, Bapak menunjukkan Dia kepada kami. Nah, orang itu sekarang membaptis juga. Semua orang pergi kepada-Nya!” Yohanes menjawab, “Manusia tidak dapat mempunyai apa-apa kalau Allah tidak memberikan itu kepadanya. Saya pernah berkata kepadamu bahwa saya bukan Raja Penyelamat Yang Dijanjikan oleh Allah. Allah mengutus saya mendahului Dia. Kamu sendiri sudah mendengar saya berkata begitu. Pengantin perempuan adalah milik pengantin laki-laki. Sahabat pengantin laki-laki berdiri dan senang mendengar suara pengantin laki-laki. Nah, saya juga senang sekali. Saya seperti sahabat pengantin laki-laki itu. Dia harus semakin penting, dan saya harus semakin kurang penting.” [Yang datang dari surga lebih tinggi daripada yang datang dari dunia] Orang yang berasal dari dunia berpikir seperti orang-orang di dunia dan bicara tentang hal-hal di dunia. Tetapi, Dia yang datang dari surga sungguh lebih besar daripada siapa pun di dunia. Ia memberi kesaksian tentang apa yang telah dilihat dan didengar-Nya di surga, tetapi tak seorang pun yang percaya kepada perkataan-Nya. Siapa saja yang menerima perkataan-Nya, berarti ia mengakui bahwa berita dari Allah yang telah diterimanya itu adalah berita yang benar. Orang yang diutus oleh Allah, berbicara mengenai berita yang berasal dari Allah. Sebab, Allah sudah memberikan Roh-Nya kepada orang itu dengan berlimpah-limpah. Allah, Bapa kita, mengasihi Anak-Nya dan sudah memberikan hak kepada-Nya untuk menguasai segala sesuatu. Orang yang percaya kepada Anak itu mempunyai hidup yang sejati dan kekal. Tetapi, orang yang tidak taat kepada Anak itu tidak akan mempunyai hidup yang sejati dan kekal. Allah akan terus menghukum dia. [Yesus dengan seorang wanita Samaria] Pemimpin-pemimpin agama Yahudi mendengar bahwa Yesus sudah membuat banyak orang menjadi pengikut-Nya dan membaptis mereka, lebih daripada Yohanes. Sebenarnya yang membaptis orang-orang itu ialah pengikut-pengikut Yesus, bukan Yesus sendiri. Jadi, ketika Yesus mendengar apa yang dibicarakan orang tentang diri-Nya, Ia meninggalkan daerah Yudea dan kembali ke Galilea. Di dalam perjalanan itu Ia harus lewat daerah Samaria. Di Samaria, mereka sampai di sebuah kota kecil bernama Sikhar. Kota itu tidak jauh dari tanah milik Yakub, nenek moyang orang Yahudi dan orang Samaria. Dahulu Yakub memberikan tanah itu kepada anaknya yang bernama Yusuf. Dekat kota itu ada sebuah sumur yang disebut sumur Yakub. Yesus lelah sekali karena sudah berjalan jauh. Jadi, Ia duduk di pinggir sumur itu untuk istirahat. Waktu itu kira-kira pukul dua belas siang. Yesus duduk sendirian karena pengikut-pengikut-Nya pergi ke kota untuk membeli makanan. Sementara Yesus duduk di situ, datanglah seorang wanita Samaria untuk mengambil air. Yesus berkata kepadanya, “Bu, bolehkah Aku minta minum?” (4:7) Wanita itu menjawab, “Mengapa Bapak minta air dari saya? Bapak orang Yahudi, saya orang Samaria. Saya kira orang Yahudi tidak suka pada orang Samaria. Bukankah orang Yahudi tidak mau minum dari mangkuk yang dipakai oleh orang Samaria?” Yesus menjawab, “Ada pemberian yang hanya dapat diberikan oleh Allah. Dan Ibu tidak tahu pemberian itu. Ibu juga tidak tahu siapa yang meminta minum pada Ibu. Seandainya Ibu tahu, tentu Ibulah yang meminta minum dari Aku. Dan akan Kuberikan kepada Ibu air yang memberi hidup kepada manusia.” Wanita itu berkata, “Bapak tidak punya timba dan sumur ini dalam sekali! Dari mana Bapak mendapat air yang memberi hidup? Dahulu kala Yakub, nenek moyang kami, menggali sumur ini untuk kami. Ia dan anak-anaknya mengambil air minum dari sini. Binatang-binatang ternaknya juga mendapat air minum dari sini. Apakah Bapak merasa diri lebih besar daripada Yakub, nenek moyang kami?” Yesus menjawab, “Orang yang minum air dari sumur ini akan haus lagi. Tetapi, orang yang minum air yang Kuberikan kepadanya tidak akan haus lagi untuk selama-lamanya. Sebab, air yang Kuberikan itu akan menjadi seperti mata air di dalam orang itu. Mata air itu akan terus mengalir dan memberinya hidup yang sejati dan kekal.” Wanita itu berkata, “Bapak, berikanlah air itu supaya saya tidak haus lagi dan tidak perlu kembali ke sini untuk mengambil air.” “Pergilah, panggil suami Ibu dan kembalilah ke sini,” kata Yesus. “Saya tidak punya suami,” jawab wanita itu. Yesus berkata, “Memang benar kata Ibu. Sebab, sudah lima kali Ibu kawin. Dan sekarang Ibu tinggal dengan seorang laki-laki yang bukan suami Ibu, sebab Ibu tidak menikah dengan dia.” Wanita itu berkata, “Bapak tahu semua mengenai saya! Bapak pasti seorang nabi yang diutus Allah kepada kami. Nenek moyang kami, orang Samaria, menyembah Allah di Bukit Gerizim -- bukit itu kelihatan dari sini. Tetapi, bangsa Bapak berkata bahwa hanya di Yerusalem saja tempat orang menyembah Allah.” “Percayalah,” kata Yesus kepadanya. “Suatu waktu, orang akan menyembah Allah Bapa bukan lagi di bukit itu dan bukan juga di Yerusalem. Kalian, orang Samaria, sebenarnya tidak mengenal Allah yang kalian sembah. Tetapi, kami orang Yahudi mengenal Dia. Kami mengenal Dia karena Allah memakai orang Yahudi untuk menyelamatkan dunia. Tetapi, saatnya akan tiba dan sebenarnya sudah tiba, bahwa Roh Allah akan memimpin orang-orang untuk menyembah Bapa dengan cara yang benar, yaitu cara yang pantas bagi Allah. Orang akan menyembah Allah menurut cara yang diinginkan oleh Allah. Allah itu Roh. Jadi kalau Roh Allah yang memimpin, barulah orang dapat menyembah Allah menurut cara yang benar, yaitu cara yang pantas bagi Allah.” Wanita itu berkata kepada Yesus, “Saya tahu Raja Yang Dipilih Allah sekali kelak akan datang. Kalau Ia datang, Ia akan memberitahukan segala sesuatu kepada kita.” Yesus menjawab, “Akulah Dia. Aku yang sekarang sedang berbicara dengan Ibu.” Pada waktu itu, pengikut-pengikut Yesus kembali. Mereka heran melihat Yesus berbicara dengan seorang wanita. Tetapi, tak seorang pun dari mereka yang bertanya kepada wanita itu, “Apa yang Ibu perlukan?” Dan tak ada juga yang bertanya kepada Yesus mengapa Ia berbicara dengan wanita itu. Kemudian wanita itu meninggalkan gentongnya di situ dan lari ke kota. Ia berkata kepada orang-orang di sana, “Mari, lihatlah orang yang memberitahukan kepadaku segala sesuatu yang pernah saya lakukan. Mungkin Dia itulah Raja Yang Dipilih Allah!” Orang-orang yang mendengar kata-kata wanita itu segera meninggalkan kota dan pergi kepada Yesus. Sementara itu pengikut-pengikut Yesus mengajak Yesus makan. “Bapak Guru,” kata mereka, “makanlah dulu.” Yesus menjawab, “Aku mempunyai makanan, tetapi kalian tidak tahu makanan apa itu.” Pengikut-pengikut Yesus heran mendengar jawaban itu. Mereka bertanya satu sama lain, apakah ada orang yang membawa makanan untuk Dia. Yesus berkata kepada mereka, “Inilah makanan-Ku, yaitu: Taat kepada Allah yang mengutus Aku ke dunia dan menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan-Nya kepada-Ku. Kalian berkata bahwa empat bulan lagi musim panen. Tetapi, sekarang coba perhatikan ladang-ladang itu! Semuanya sudah menguning, siap untuk dipanen. Setiap orang yang bekerja mengumpulkan hasil di ladang, dibayar untuk pekerjaannya itu. Tetapi, yang Aku maksudkan sebenarnya adalah mengenai makanan yang diberikan Allah kepada orang yang taat kepada-Nya. Setiap orang yang bekerja di ladang Tuhan, mengumpulkan makanan untuk hidup yang sejati dan kekal. Orang yang menabur benih dan orang yang mengumpulkan hasil akan bergembira bersama-sama. Memang benar kata orang, ‘Yang satu menanam, yang lain menuai.’ Aku mengutus kalian untuk mengumpulkan hasil di ladang yang tidak kalian kerjakan. Orang lain sudah bekerja di situ dan kalian menerima keuntungan dari pekerjaan mereka.” Banyak orang Samaria di kota Sikhar percaya bahwa Yesus adalah Raja Yang Dipilih Allah. Mereka percaya karena wanita itu berkata, “Ia memberitahukan kepadaku segala sesuatu yang pernah saya lakukan.” Maka ketika orang-orang Samaria itu datang kepada Yesus, mereka minta dengan sangat supaya Yesus tinggal dengan mereka. Jadi, Yesus tinggal di situ dua hari lamanya. Dan karena Yesus sendiri yang mengajar, maka lebih banyak lagi orang yang percaya bahwa Yesus adalah Raja Yang Dipilih Allah. Mereka berkata kepada wanita itu, “Sekarang, kami percaya bukan karena apa yang kaukatakan kepada kami. Tetapi, karena kami sendiri juga sudah mendengar Dia dan tahu bahwa Ia memang Raja Penyelamat Yang Diutus Allah untuk menyelamatkan dunia.” [Yesus menyembuhkan anak seorang pejabat pemerintah] Yesus tinggal di kota Sikhar dua hari lamanya. Setelah itu, Ia pergi ke Galilea. Di sana orang-orang Galilea menyambut Dia dengan senang hati, sebab mereka sudah melihat semua yang Ia lakukan di Yerusalem pada hari Raya Paskah. (4:43) (4:43) Lalu Yesus kembali ke kota Kana di Galilea. Di kota itu Ia pernah membuat air menjadi anggur. Ada seorang pejabat pemerintah di situ. Anaknya sedang sakit keras di rumahnya, di Kapernaum. Pejabat itu mendengar bahwa Yesus sudah datang dari Yudea ke Galilea. Maka ia pergi kepada Yesus dan minta supaya Yesus mau ikut ke Kapernaum untuk menyembuhkan anaknya yang hampir mati itu. Tetapi, Yesus berkata kepada pejabat itu dan orang-orang lain yang ada di situ, “Kalau kalian tidak melihat Aku melakukan hal-hal yang ajaib, kalian tidak akan percaya kepada-Ku.” “Tuan,” kata pejabat itu, “cepatlah sebelum anak saya mati.” “Pergilah, anakmu sembuh!” kata Yesus. Orang itu percaya akan perkataan Yesus, lalu ia pergi. Di tengah jalan, pelayan-pelayannya datang menemui dia dan memberitahukan bahwa anaknya sudah sembuh. “Pukul berapa ia sembuh?” ia bertanya kepada mereka. “Kemarin pukul satu siang demamnya hilang,” jawab mereka. Lalu pejabat itu teringat bahwa pada jam itulah Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, anakmu sembuh!” Maka ia dan seluruh keluarganya percaya kepada Yesus. Ini adalah untuk kedua kalinya Yesus membuat keajaiban di Galilea setelah Ia datang dari Yudea. [Yesus menyembuhkan seorang laki-laki di Kolam Betesda] Pada suatu hari, Yesus pergi ke Yerusalem untuk suatu perayaan agama Yahudi. Di dekat Pintu Domba di Yerusalem, ada sebuah kolam. Dalam bahasa Ibrani, kolam itu dinamakan Betesda. Di situ ada lima serambi. Banyak orang sakit berbaring di serambi-serambi itu -- orang buta, timpang, lumpuh. [Mereka semua menunggu air di kolam itu berguncang. Sebab, sewaktu-waktu malaikat Tuhan turun ke dalam kolam itu dan mengguncangkan airnya. Dan orang sakit yang pertama-tama masuk ke dalam kolam itu sewaktu airnya berguncang, akan sembuh dari penyakit apa pun.] Di situ ada seorang laki-laki yang sakit sudah tiga puluh delapan tahun lamanya. Yesus melihat dia berbaring di situ. Yesus tahu bahwa ia sudah lama sakit. Maka Yesus bertanya kepadanya, “Maukah engkau sembuh?” Orang sakit itu menjawab, “O, Bapak, tidak ada orang yang menolong saya masuk ke kolam itu bila airnya berguncang. Dan pada saat saya mau masuk ke situ, orang lain sudah masuk lebih dulu.” “Bangunlah, angkat tikarmu dan berjalanlah!” kata Yesus kepadanya. Saat itu juga orang itu sembuh. Ia mengangkat tikarnya dan berjalan. Itu terjadi pada hari Sabat. Karena itu, penguasa-penguasa Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, “Hari ini hari Sabat! Tidak boleh mengangkat tikar; itu melanggar hukum agama!” Orang itu menjawab, “Orang yang menyembuhkan saya tadi, menyuruh saya mengangkat tikar saya dan berjalan.” “Siapakah Orang yang menyuruh engkau berbuat begitu?” tanya mereka. “Saya tidak tahu,” jawab orang itu. Sebab, ada banyak orang di sana dan Yesus sudah menghilang di antara orang-orang itu. Kemudian Yesus berjumpa dengan orang itu di dalam Rumah Tuhan. Yesus berkata kepadanya, “Sekarang engkau sudah sembuh. Jangan berdosa lagi supaya engkau tidak mengalami yang lebih buruk.” Lalu orang itu pergi dan memberitahukan kepada para penguasa Yahudi bahwa Yesuslah yang menyembuhkan dia. Maka penguasa-penguasa Yahudi mulai menekan Yesus, sebab Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat. Tetapi, Yesus berkata kepada mereka, “Bapa-Ku bekerja terus-menerus dan Aku pun harus bekerja.” Kata-kata itu membuat para penguasa Yahudi semakin bertekad untuk membunuh Yesus. Sebab, Yesus bukan hanya melanggar peraturan agama mengenai hari Sabat, tetapi Ia juga berkata bahwa Allah itu Bapa-Nya. Itu berarti Ia menganggap diri-Nya sama dengan Allah. [Allah memberikan kekuasaan kepada Anak-Nya] Karena para penguasa Yahudi itu berpikir begitu mengenai Yesus, maka Yesus berkata begini kepada mereka, “Percayalah, Aku sebagai Anak Allah tidak dapat berbuat apa-apa atas kemauan-Ku sendiri. Aku hanya melakukan apa yang dilakukan oleh Bapa-Ku. Sebab, apa yang dilakukan oleh Bapa-Ku, itu jugalah yang Aku lakukan sebagai Anak-Nya. Sebab, Bapa-Ku mengasihi Aku, dan Ia sudah menunjukkan kepada-Ku semua yang Ia sendiri sedang lakukan. Bahkan Ia akan menunjukkan hal-hal yang lebih besar lagi untuk dilakukan oleh-Ku. Apabila kalian melihat Aku melakukan hal-hal itu, kalian semua akan menjadi heran. Bapa-Ku menghidupkan kembali orang yang sudah mati. Dan Ia memberikan kepada mereka hidup yang sejati dan kekal. Begitu juga dengan Aku. Aku memberikan hidup yang sejati kepada orang yang Kuinginkan mendapat hidup itu. Bapa-Ku sendiri tidak menghakimi siapa pun. Ia sudah menyerahkan semua kekuasaan untuk menghakimi orang kepada-Ku, Anak-Nya. Bapa-Ku melakukan itu supaya semua orang menghormati Aku, Anak-Nya, seperti mereka menghormati Dia. Orang yang tidak menghormati Aku sebagai Anak Bapa-Ku, berarti ia juga tidak menghormati Bapa-Ku yang mengutus Aku, Anak-Nya. Percayalah, kalau orang memperhatikan serta melakukan apa yang Kukatakan, dan percaya kepada Allah yang mengutus Aku, orang itu mempunyai hidup yang sejati dan kekal. Allah tidak akan menghukum dia. Orang itu tidak lagi seperti orang yang sedang menuju kematian. Ia sudah mulai menjalani hidup yang sejati dan kekal. Semua yang Kukatakan ini sungguh benar! Percayalah, akan tiba saatnya -- malah sudah tiba saatnya - - semua orang yang sudah mati, akan mendengarkan apa yang dikatakan oleh-Ku sebagai Anak Allah. Dan orang yang mendengar serta melakukan apa yang Kukatakan, ia akan hidup. Bapa-Ku sendirilah yang memberi hidup kepada semua orang di dunia. Dan Ia juga memberikan kepada-Ku, Anak-Nya, kuasa untuk memberi hidup kepada orang. Ia telah memberikan kepada-Ku, Anak-Nya, hak untuk menghakimi orang, karena Aku adalah Anak Manusia. Kalian jangan heran kalau mendengar bahwa sekali kelak semua orang yang sudah mati akan mendengar suara-Ku, lalu keluar dari tempat di mana mereka berada. Orang yang telah berbuat baik akan bangkit dan hidup kembali. Tetapi, orang yang telah berbuat jahat, akan bangkit dan dihukum.” [Bukti-bukti tentang Yesus] Yesus berkata, “Aku tidak bisa melakukan apa-apa menurut kemauan-Ku sendiri. Aku menghakimi orang hanya atas perintah Bapa-Ku. Jadi, apabila menghakimi orang, Aku menghakimi dia dengan adil. Sebab, Aku tidak berusaha menuruti kemauan-Ku. Aku hanya menuruti kemauan Bapa-Ku yang mengutus Aku ke dunia. Seandainya Aku bicara mengenai diri-Ku untuk kepentingan sendiri, maka kata-kata-Ku itu tidak bisa menjadi bukti bahwa yang Kukatakan itu benar. Tetapi, ada orang lain, yaitu Bapa-Ku, yang memberikan bukti tentang siapa Aku. Dan apa yang Ia katakan mengenai Aku adalah benar. Kalian sudah mengirim orang kepada Yohanes untuk bertanya mengenai Aku. Dan apa yang Yohanes katakan mengenai Aku adalah benar. Sebenarnya Aku tidak memerlukan kesaksian seorang manusia untuk membuktikan siapa Aku. Tetapi, Aku menyebut tentang apa yang dikatakan Yohanes, karena Aku ingin supaya Allah menyelamatkan kalian. Yohanes itu seperti lampu yang menyala dan memberi terang. Apa yang dikatakan oleh Yohanes adalah seperti terang yang membuat kalian merasa senang untuk sementara waktu. Tetapi, ada bukti lain mengenai Aku yang lebih kuat daripada bukti yang diberikan oleh Yohanes. Dan bukti itu ialah hal-hal yang Kulakukan atas perintah Bapa-Ku. Perbuatan-perbuatan-Ku itulah yang menjadi bukti bahwa Bapa-Ku yang menyuruh Aku datang ke dunia. Bapa-Ku itu yang mengutus Aku dan Dialah juga yang menunjukkan bahwa Aku benar. Kalian belum pernah mendengar Dia berbicara kepadamu dan belum pernah melihat muka-Nya. Kalian juga tidak menerima kata-kata-Nya di dalam hatimu. Sebab, kalian tidak percaya kepada-Ku bahwa Akulah yang diutus-Nya ke dunia. Kalian mempelajari Kitab Suci karena kalian pikir dengan demikian kalian akan mengetahui bagaimana caranya kalian dapat mempunyai hidup yang sejati dan kekal. Dan justru di dalam Kitab Suci itu sendiri tertulis mengenai siapa Aku sebenarnya. Meskipun begitu, kalian tidak mau datang kepada-Ku dan belajar dari-Ku supaya kalian sungguh-sungguh bisa mempunyai hidup yang sejati itu. Aku tidak memerlukan pujian dari orang-orang. Aku mengenal betul hatimu. Kalian tidak sungguh-sungguh mengasihi Allah. Aku datang ke dunia sebagai utusan Bapa-Ku untuk mewakili Dia. Tetapi, kalian tidak mau menerima apa yang Kukatakan kepadamu. Kalau orang lain datang kepadamu dan bicara hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, kalian menuruti apa yang ia katakan. Yang kalian inginkan hanyalah supaya orang memuji kalian dan kalian memuji mereka. Tetapi, kalian tidak berusaha supaya Allah, yang tidak ada duanya, bisa memuji kalian. Nah, kalau kalian begitu, bagaimana kalian bisa percaya kepada-Ku? Jangan kalian menyangka bahwa Akulah yang akan mempersalahkan kalian di hadapan Bapa-Ku. Kalian berharap Musa akan membela kamu, bukan? Nah, justru Musa itulah yang akan menuduh kalian! Tetapi, sebenarnya kalau kalian sungguh-sungguh percaya kepada Musa, pasti kalian akan percaya kepada-Ku. Sebab, yang ia tulis di dalam bukunya ialah mengenai Aku. Tetapi karena kalian tidak percaya kepada apa yang tertulis di dalam buku Musa, tentu saja kalian tidak bisa percaya kepada apa yang Kukatakan!” [Yesus memberi makan lima ribu orang] Beberapa waktu kemudian Yesus pergi ke seberang Danau Galilea. Danau itu disebut juga Danau Tiberias. Ketika tiba di sana, banyak orang mengikuti-Nya sebab mereka sudah melihat Dia menyembuhkan orang-orang sakit dengan cara yang ajaib sekali. Lalu Yesus dan pengikut-pengikut-Nya naik ke atas sebuah bukit, dan Ia duduk di situ bersama mereka. Pada waktu itu sudah dekat Hari Raya Paskah orang Yahudi. Ketika Ia melihat orang berduyun-duyun datang kepada-Nya dari segala jurusan, Ia berkata kepada Filipus, “Kita harus memberi makan kepada semua orang ini. Tahukah kamu di mana kita dapat membeli makanan?” Sebenarnya Yesus sudah tahu apa yang akan Ia lakukan, tetapi Ia berkata begitu sebab Ia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Filipus. Filipus menjawab, “Kalaupun masing-masing orang kita beri sedikit saja roti, kita tetap harus membeli roti yang banyak. Uang sebanyak dua ratus keping perak pun belum cukup untuk membeli roti sebanyak itu.” Andreas, saudara Simon Petrus, adalah seorang pengikut Yesus juga. Ia berkata, “Di sini ada seorang anak laki-laki yang mempunyai lima roti dan dua ikan. Tetapi, apa gunanya untuk orang sebanyak ini?” “Suruhlah orang-orang itu duduk,” kata Yesus. Di tempat itu ada banyak rumput, jadi orang-orang itu duduk di rumput. Ada lima ribu orang laki-laki di antara orang banyak yang duduk itu. Yesus mengambil roti itu lalu mengucap terima kasih kepada Allah. Sesudah itu, Ia menyuruh orang membagi-bagikan roti itu kepada orang banyak yang sedang duduk. Kemudian Ia mengambil ikan itu dan mengucap terima kasih kepada Allah, lalu menyuruh orang membagi-bagikannya kepada orang-orang. Maka mereka makan sampai puas. Setelah mereka makan sampai kenyang, Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Kumpulkanlah yang tidak dimakan, jangan sampai ada yang terbuang.” Maka pengikut-pengikut Yesus melakukan apa yang diperintahkan Yesus kepada mereka. Mereka mengumpulkan kelebihan makanan dari lima roti itu. Semuanya ada dua belas bakul penuh. Karena orang banyak itu melihat Yesus melakukan keajaiban itu, mereka berkata, “Di dalam Kitab Suci tertulis bahwa seorang nabi akan datang ke dunia. Pasti inilah Nabi itu!” Yesus tahu bahwa mereka mau datang dan memaksa Dia untuk menjadi raja mereka. Sebab itu, Ia pergi menyendiri ke daerah berbukit. [Yesus berjalan di atas air] Setelah petang, pengikut-pengikut Yesus turun ke danau, lalu naik perahu dan menyeberang menuju ke kota Kapernaum. Yesus tidak ikut dengan mereka. Hari sudah gelap dan danau mulai bergelora karena angin yang keras. Tetapi, Yesus belum juga datang. Sesudah mereka berlayar kira-kira lima atau enam kilometer, mereka melihat Yesus datang menuju ke perahu mereka dengan berjalan di atas air. Mereka takut sekali. Tetapi, Yesus berkata kepada mereka, “Jangan takut, ini Aku!” Mereka senang sekali dan menyambut Dia ke dalam perahu. Saat itu juga perahu mereka sampai di darat, di tempat tujuan mereka. [Orang-orang mencari Yesus] Di seberang danau, di tempat yang telah ditinggalkan oleh para pengikut Yesus, masih ada banyak orang. Sehari setelah pengikut-pengikut Yesus berangkat, orang banyak itu menyadari bahwa tadinya hanya ada satu perahu di situ. Mereka tahu bahwa pengikut-pengikut Yesus sudah berangkat dengan perahu itu, tetapi Yesus tidak ikut. Mereka tahu bahwa Ia masih tinggal di tempat itu. Kemudian datang beberapa perahu dari kota Tiberias. Perahu-perahu itu berlabuh di dekat tempat di mana orang banyak itu diberi makan roti setelah Yesus mengucap terima kasih kepada Allah. Orang banyak itu melihat bahwa Yesus tidak ada di dalam perahu-perahu itu dan pengikut-pengikut-Nya pun tidak ada. Maka mereka naik ke perahu-perahu itu dan berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. [Yesus, makanan yang memberi hidup] Ketika orang-orang itu bertemu dengan Yesus di seberang danau, mereka bertanya, “Bapak Guru, kapan Bapak sampai disini?” Yesus menjawab, “Percayalah, kalian mencari Aku karena kalian sudah diberi makan sampai kenyang, bukan karena kalian mengerti keajaiban-keajaiban yang Aku lakukan. Janganlah bekerja untuk mendapat makanan yang bisa habis dan busuk, melainkan untuk makanan yang memberi hidup sejati dan kekal. Makanan itu akan diberikan kepadamu oleh Anak Manusia, sebab Bapa, yaitu Allah, telah memberi Dia hak untuk itu.” Lalu orang-orang itu bertanya, “Apa yang harus kami perbuat untuk menuruti kemauan Allah?” Yesus menjawab, “Allah mau kalian percaya kepada Dia yang diutus Allah!” “Kalau begitu,” kata mereka, “berikanlah buktinya! Buatlah suatu keajaiban supaya kami percaya bahwa Bapaklah yang diutus oleh Allah. Nenek moyang kami makan manna di padang gurun. Di dalam Kitab Suci tertulis, ‘Ia memberi mereka makanan dari surga.’” “Percayalah,” kata Yesus kepada mereka, “makanan yang diberikan Musa kepadamu bukanlah makanan dari surga. Makanan yang sesungguhnya dari surga ialah makanan yang diberikan oleh Bapa-Ku kepadamu. Sebab, makanan yang diberikan oleh Allah ialah Dia yang turun dari surga dan memberi hidup kepada dunia.” “Bapak, berilah makanan itu kepada kami selalu,” kata mereka. “Akulah makanan yang memberi hidup,” jawab Yesus. “Orang yang datang kepada-Ku sekali-kali tidak akan lapar lagi. Dan orang yang percaya kepada-Ku sekali-kali tidak akan haus lagi.” “Kalian sudah melihat Aku, tetapi kalian tidak mau percaya kepada-Ku. Itu sudah Kukatakan dahulu kepadamu. Semua orang yang diberikan Bapa-Ku kepada-Ku, akan datang kepada-Ku. Dan semua orang yang datang kepada-Ku akan Kuterima. Aku tidak akan menolak seorang pun. Aku turun dari surga ke dunia bukan untuk melakukan kemauan-Ku sendiri, tetapi untuk melakukan kemauan Allah yang mengutus Aku. Dan inilah yang diinginkan Allah yang mengutus Aku itu: Aku harus menjaga supaya semua orang yang Ia berikan kepada-Ku tetap percaya kepada-Ku, tidak boleh hilang seorang pun. Dan nanti pada Hari Kiamat, Aku harus menghidupkan mereka kembali. Bapa-Ku ingin supaya semua orang yang menerima-Ku sebagai Anak Allah dan percaya kepada-Ku, mempunyai hidup yang sejati dan kekal. Dan Aku akan menghidupkan mereka kembali pada Hari Kiamat.” Karena Yesus berkata, “Akulah makanan yang turun dari surga,” maka orang-orang Yahudi mulai mengomel. Mereka berkata, “Ah, ini Yesus, anak Yusuf! Kami tahu siapa ibu bapak-Nya! Jadi, bagaimana mungkin Ia dapat berkata sekarang bahwa Ia turun dari surga?” “Berhentilah mengomel!” kata Yesus kepada mereka. “Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa-Ku yang mengutus Aku tidak memimpin dia untuk datang kepada-Ku. Dan orang yang datang kepada-Ku, akan Kuhidupkan kembali pada Hari Kiamat. (6:43) Di dalam buku-buku yang ditulis oleh para nabi, ada tertulis begini, ‘Semua orang akan diajar oleh Allah.’ Jadi, semua orang yang mendengarkan Bapa-Ku dan belajar dari Dia, akan datang kepada-Ku. Itu tidak berarti bahwa ada orang yang telah melihat Bapa-Ku. Aku datang dari Allah, dan hanya Akulah satu-satunya yang pernah melihat Bapa-Ku. Percayalah, orang yang percaya kepada-Ku mempunyai hidup yang sejati dan kekal.” “Akulah makanan yang memberi hidup,” kata Yesus lagi. “Nenek moyangmu makan manna di padang gurun, tetapi mereka mati. Makanan yang turun dari surga tidak seperti manna; orang yang makan makanan itu tidak akan mati. Akulah makanan yang turun dari surga, makanan yang memberi hidup. Orang yang makan makanan ini akan hidup selama-lamanya. Makanan yang akan Kuberikan kepadanya ialah daging-Ku sendiri, yang Aku berikan supaya manusia bisa hidup.” Orang-orang Yahudi yang mendengar Yesus berkata begitu, mulai bertengkar satu sama lain. “Bagaimana orang ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” kata mereka. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Percayalah, kalau kalian tidak makan daging Anak Manusia yang diutus Allah dan tidak minum darah-Nya, kalian tidak akan benar-benar hidup. Siapa saja yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup sejati dan kekal. Dan Aku akan menghidupkan dia kembali pada Hari Kiamat. Sebab, daging-Ku sungguh makanan dan darah-Ku sungguh minuman. Orang yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku akan tetap bersatu dengan Aku, dan Aku bersatu dengan dia. Bapa yang hidup itu mengutus Aku, dan karena Dialah Aku hidup. Begitu juga orang yang makan daging-Ku, akan hidup karena Aku. Jadi, makanan yang turun dari surga tidak seperti makanan yang dimakan oleh nenek moyangmu yang kemudian mati. Orang yang makan makanan dari surga itu akan hidup selama-lamanya.” Yesus mengatakan semua itu ketika Ia mengajar di rumah ibadat di Kapernaum. [Roh Allah memberi hidup kepada manusia] Banyak di antara pengikut Yesus yang mendengar Yesus mengajarkan hal-hal itu. Maka mereka berkata, “Pengajaran ini terlalu sukar untuk diterima. Mana mungkin orang memahaminya!” Tidak ada seorang pun yang memberitahukan kepada Yesus bahwa pengikut-pengikut-Nya mengomel. Tetapi Ia mengetahuinya. Maka Ia berkata, “Apakah ini membuat kalian tidak mau percaya lagi? Coba pikir apa yang akan terjadi seandainya kalian melihat Aku sebagai Anak Manusia naik kembali ke tempat-Ku semula? Yang membuat manusia hidup adalah Roh Allah. Manusia sendiri tidak bisa membuat manusia hidup. Kata-kata yang Kuucapkan kepadamu adalah kata-kata Roh Allah, kata-kata yang memberi hidup. Meskipun begitu, ada juga di antara kalian yang tidak percaya kepada-Ku.” Memang Yesus sudah tahu dari semula siapa-siapa yang tidak mau percaya dan siapa yang akan mengkhianati Dia. Selanjutnya Yesus berkata, “Itulah sebabnya Aku memberitahukan kepadamu bahwa tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku kalau Bapa-Ku tidak berkata kepadanya, ‘Engkau boleh menjadi pengikut Yesus.’” Mulai saat itu banyak pengikut-Nya meninggalkan Dia dan tidak mau mengikuti-Nya lagi. Karena itu, Yesus bertanya kepada kedua belas pengikut-Nya, “Nah, kalian -- apakah kalian juga mau meninggalkan Aku?” “Tuhan,” kata Simon Petrus, “kepada siapa lagi kami harus pergi? Perkataan Tuhan membuat kami mempunyai hidup sejati dan kekal. Kami percaya dan yakin bahwa Tuhanlah utusan suci dari Allah.” Yesus menjawab, “Aku sudah memilih kalian dua belas orang, bukan? Tetapi, satu di antara kalian adalah Iblis!” Yang Yesus maksudkan ialah Yudas anak Simon Iskariot. Sebab, meskipun Yudas adalah seorang dari kedua belas pengikut Yesus, tetapi dialah yang akan mengkhianati Yesus. [Yesus dan saudara-saudara-Nya] Setelah itu, Yesus pergi ke mana-mana di daerah Galilea. Ia tidak mau ke daerah Yudea karena para penguasa Yahudi di sana mau membunuh Dia. Pada waktu itu, Hari Raya Pondok Daun sudah dekat. Saudara-saudara Yesus berkata kepada-Nya, “Jangan tinggal di sini. Pergilah ke Yudea supaya pengikut-pengikut-Mu dapat melihat pekerjaan-Mu juga. Orang yang ingin menjadi terkenal tidak melakukan pekerjaannya di tempat yang sepi! Kalau Engkau tetap mau melakukan apa yang Kaulakukan sekarang, pergilah ke tempat yang ramai supaya bisa dilihat oleh semua orang!” Saudara-saudara-Nya berkata begitu karena mereka sendiri tidak percaya kepada-Nya. Yesus berkata kepada mereka, “Belum waktunya bagi-Ku untuk pergi. Kalian bisa pergi ke sana setiap waktu. Orang-orang di dunia ini tidak bisa membenci kalian, tetapi mereka membenci Aku. Sebab, Aku selalu berkata kepada mereka bahwa perbuatan mereka jahat. Kalian saja yang pergi ke perayaan itu; Aku belum bisa pergi, sebab belum waktunya buat-Ku.” Begitulah kata Yesus kepada saudara-saudara-Nya dan Ia pun tinggal di Galilea. [Yesus pergi ke perayaan Pondok Daun] Saudara-saudara Yesus pergi ke perayaan Pondok Daun. Setelah mereka pergi, Yesus juga pergi, tetapi tanpa diketahui orang. Para penguasa Yahudi terus mencari Dia di dalam perayaan itu. Mereka bertanya-tanya, “Di mana Dia?” Banyak orang mulai berbisik-bisik mengenai Dia. Ada yang berkata, “Ia orang baik.” Ada juga yang berkata, “Tidak, Ia membuat orang mengikuti yang salah.” Tetapi, tidak seorang pun berani berbicara terang-terangan tentang Dia, sebab mereka takut kepada para penguasa Yahudi. Di tengah perayaan, Yesus masuk ke dalam Rumah Tuhan dan mulai mengajar. Para penguasa Yahudi heran sekali. Mereka berkata, “Bagaimana Orang ini bisa tahu begitu banyak, padahal itu tidak diajarkan kepada-Nya?” Yesus menjawab, “Yang Aku ajarkan ini bukan ajaran-Ku, tetapi ajaran Allah yang mengutus Aku. Orang yang mau menuruti kemauan Allah akan tahu apakah Aku memberikan ajaran dari Allah atau Aku mengajar atas kemauan-Ku sendiri. Orang yang mengajar atas kemauannya sendiri menunjukkan bahwa ia ingin dihormati. Tetapi, orang yang ingin supaya yang mengutusnya itu yang dihormati, orang itu jujur; tidak ada penipuan di dalam hatinya.” “Kamu semua tahu bahwa Musa telah memberikan kepadamu perintah-perintah Allah. Tetapi, tidak seorang pun dari kalian yang taat kepada perintah-perintah itu. Mengapa kalian mau membunuh Aku?” Orang banyak yang ada di situ menjawab, “Engkau gila! Siapa yang mau membunuh-Mu?” Yesus menjawab, “Aku melakukan hanya satu keajaiban pada hari Sabat, dan kamu semua heran. Musa memberi peraturan supaya kalian menyunati anak-anakmu yang laki-laki, karena itu pada hari Sabat pun kalian mau menyunat orang. Sebenarnya bukan Musa yang pertama-tama memerintahkan supaya kalian menyunat orang, melainkan nenek moyang kita yang hidup sebelum Musa. Merekalah yang pertama-tama menyunati anak-anak mereka yang laki-laki. Kalian menyunat seorang anak laki-laki pada hari Sabat karena kamu mau menaati salah satu peraturan pembersihan yang diberikan oleh Musa. Sekarang Aku menyembuhkan orang pada hari Sabat, berarti seluruh badannya menjadi bersih dari penyakit. Mengapa karena itu kalian marah kepada-Ku? Kalau kamu menghakimi orang, kamu harus menghakimi dia dengan benar, jangan hanya menurut apa yang kamu lihat.” [Benarkah Yesus Raja Penyelamat Yang Dijanjikan Allah?] Beberapa orang Yerusalem berkata, “Pasti Dia ini orang yang dicari-cari oleh para penguasa kita untuk dibunuh! Tetapi, lihat, sekarang Ia berbicara dengan bebas di depan umum. Tidak ada yang melarang Dia! Mungkin penguasa-penguasa kita sudah menyadari bahwa Dia adalah Raja Penyelamat Yang Dijanjikan Allah! Tetapi, apabila Raja Penyelamat itu datang, tidak seorang pun yang akan tahu dari mana asalnya. Bukankah begitu? Sedangkan mengenai orang ini, kita semua tahu dari mana asalnya!” Yesus sedang mengajar di dalam Rumah Tuhan. Dengan suara yang keras Ia berseru, “Apakah kalian sungguh-sungguh tahu siapa Aku dan dari mana asal-Ku? Aku datang bukan atas kemauan-Ku sendiri. Aku diutus oleh Dia yang berhak mengutus-Ku, dan Ia dapat dipercaya. Tetapi, kamu tidak mengenal Dia. Aku mengenal Dia karena Aku datang dari Dia dan Dialah juga yang mengutus-Ku!” Lalu beberapa orang yang ada di situ berusaha menangkap Yesus, tetapi tak seorang pun yang berani memegang Dia. Sebab, belum tiba saatnya hal itu terjadi atas diri-Nya. Meskipun begitu, banyak di antara orang banyak yang ada di situ mulai percaya kepada Yesus. Mereka berkata, “Apakah Raja Penyelamat yang akan datang itu bisa melakukan keajaiban-keajaiban yang lebih hebat daripada orang ini?” [Pengawal Rumah Tuhan dikirim untuk menangkap Yesus] Pemimpin-pemimpin agama Yahudi mendengar orang banyak itu berbisik-bisik mengenai Yesus. Karena itu, mereka dan imam-imam kepala menyuruh beberapa pengawal Rumah Tuhan menangkap Dia. Yesus berkata kepada orang banyak yang ada di situ, “Aku tidak akan lama bersama dengan kalian di sini. Nanti Aku akan pergi kepada Bapa-Ku yang mengutus Aku ke dunia. Kalian akan mencari Aku, tetapi kalian tidak akan menemukan Aku. Sebab, kalian tidak bisa datang ke tempat-Ku.” Para penguasa Yahudi berkata satu sama lain, “Orang ini mau pergi ke mana sehingga kita tidak dapat menemukan Dia? Mungkin Ia mau pergi ke luar negeri dan mengajar orang-orang Yunani yang tinggal di sana! Apa maksudnya dengan berkata bahwa kita akan mencari Dia tetapi tidak bisa menemukan Dia, dan kita tidak dapat pergi ke tempat-Nya?” [Air yang memberi hidup] Hari terakhir dari perayaan Pondok Daun adalah hari yang terpenting. Pada hari itu, Yesus berdiri di dalam Rumah Tuhan dan berseru, “Siapa saja yang haus, hendaklah datang kepada-Ku dan minum. Di dalam Kitab Suci tertulis, ‘Siapa saja yang percaya kepada-Ku, dari dalam hatinya akan mengalir banyak air yang memberi hidup.’” Yang dimaksudkan oleh Yesus ialah Roh Allah yang akan diterima oleh orang-orang yang percaya kepada-Nya. Pada waktu itu Allah belum memberikan Roh-Nya kepada orang-orang yang percaya kepada Yesus. Sebab, Yesus belum mati disalib dan belum dihidupkan kembali untuk diagungkan oleh Allah. [Orang-orang bertengkar mengenai siapa Yesus] Banyak orang mendengar apa yang dikatakan oleh Yesus. Di antara mereka ada yang berkata, “Orang ini pasti Nabi yang sedang kita nanti-nantikan itu!” Orang lain lagi berkata, “Inilah Raja Penyelamat Yang Dijanjikan oleh Allah!” Tetapi, ada juga yang berkata, “Ah, masakan Raja Penyelamat datang dari Galilea? Dalam Kitab Suci tertulis bahwa Raja Penyelamat adalah keturunan Raja Daud. Jadi, Ia harus berasal dari Betlehem, kampung halaman Daud.” Akhirnya orang-orang mulai bertengkar mengenai Yesus. Ada yang berbicara baik mengenai Dia dan ada yang mencela Dia. Di antara orang banyak itu ada yang mau menangkap Yesus, tetapi tidak seorang pun yang berani memegang Dia. [Para penguasa Yahudi tidak percaya kepada Yesus] Pengawal-pengawal Rumah Tuhan yang disuruh pergi menangkap Yesus, kembali dengan tidak membawa Yesus. Imam-imam kepala dan para pemimpin agama Yahudi bertanya kepada mereka, “Mana Dia? Mengapa kalian tidak membawa Dia kemari?” Pengawal-pengawal itu menjawab, “Wah, belum pernah orang berbicara seperti Dia!” Para pemimpin agama Yahudi itu berkata, “Mudah-mudahan kalian juga tidak tertipu oleh Dia! Apakah ada di antara penguasa-penguasa Yahudi atau pemimpin agama kita yang percaya kepada-Nya? Orang banyak ini merusak hukum Musa. Allah akan menghancurkan mereka.” Salah seorang dari antara para pemimpin agama Yahudi yang ada di situ adalah Nikodemus yang pernah datang kepada Yesus untuk bertanya-tanya. Ia berkata kepada rekan-rekannya, yaitu para pemimpin agama Yahudi yang lainnya, “Menurut hukum agama Yahudi, kita tidak boleh menghukum orang, kalau kita belum mendengar keterangan dari orang itu sendiri dan belum memeriksa apakah perbuatan-perbuatannya salah atau benar.” Mereka menjawab, “Apakah engkau juga dari Galilea? Periksa saja Kitab Suci. Engkau akan melihat bahwa tidak ada nabi yang berasal dari Galilea!” [Seorang wanita kedapatan berbuat serong] Setelah kejadian itu, semua orang itu pulang ke rumah mereka masing-masing, tetapi Yesus pergi ke Bukit Zaitun. Hari berikutnya, pagi-pagi, Yesus pergi ke Rumah Tuhan. Semua orang datang dan berkumpul di sekeliling-Nya. Yesus duduk, lalu mulai mengajar mereka. Kemudian datanglah guru-guru dan pemimpin-pemimpin agama Yahudi. Mereka membawa seorang wanita yang tidak setia kepada suaminya; ia kedapatan berbuat serong. Lalu mereka menyuruh wanita itu berdiri di depan mereka semua. “Bapak Guru,” kata mereka kepada Yesus, “wanita ini kedapatan berbuat serong dengan laki-laki lain. Di dalam Hukum Musa ada peraturan bahwa wanita semacam itu harus dilempari dengan batu sampai mati. Sekarang bagaimana pendapat Bapak?” Mereka bertanya begitu untuk menjebak Dia, supaya mereka dapat mempersalahkan-Nya. Tetapi, Yesus tunduk saja dan menulis di tanah dengan jari-Nya. Mereka terus mendesak supaya Yesus menjawab. Karena itu, Ia berdiri dan berkata, “Siapa di antara kalian di sini yang belum pernah berbuat dosa? Biarlah dia yang pertama-tama melempar wanita ini dengan batu!” Sesudah itu, Yesus tunduk kembali dan menulis di tanah lagi. Karena Yesus berkata begitu, mereka pergi satu demi satu, mulai dari yang tertua. Akhirnya Yesus tinggal sendirian di situ dengan wanita yang masih berdiri di tempatnya itu. Yesus berdiri dan berkata kepada wanita itu, “Di mana mereka semua? Apakah tidak ada yang mempersalahkan engkau?” “Tidak ada,” jawabnya. “Baiklah,” kata Yesus, “Aku juga tidak mempersalahkan engkau. Sekarang pergilah dan jangan berdosa lagi!” [Yesus sebagai terang dunia] Yesus berbicara lagi kepada orang banyak. Ia berkata, “Akulah terang dunia. Orang yang mengikuti-Ku akan mempunyai terang yang memberi hidup kepada mereka. Mereka tidak akan berjalan di tempat-tempat yang gelap.” “Nah, Engkau berbicara tentang diri-Mu sendiri dan tidak ada orang lain yang membenarkan kata-kata-Mu,” kata pemimpin-pemimpin agama itu. “Apa yang Kaukatakan tidak bisa dipercaya.” Yesus menjawab, “Kata-katamu tidak benar! Memang Aku berbicara mengenai diri-Ku sendiri, tetapi apa yang Kukatakan itu benar. Sebab, Aku tahu dari mana Aku datang dan ke mana Aku akan pergi. Kalian tidak tahu dari mana Aku datang dan ke mana Aku akan pergi. Kalian menghakimi orang menurut cara-cara yang biasanya dipakai oleh orang untuk menghakimi orang lain. Aku tidak menghakimi siapa pun. Tetapi, seandainya Aku menghakimi orang, maka keputusan yang Aku buat mengenai orang itu adalah benar. Sebab, Aku tidak sendirian. Bapa yang mengutus Aku ke dunia, turut memutuskan perkara itu bersama-Ku. Kalian mempunyai hukum-hukum dan di dalam hukum-hukum itu tertulis begini: Jika dua orang memberi kesaksian yang sama, maka kesaksian itu benar. Nah, ada dua orang yang memberi kesaksian tentang diri-Ku, yaitu Aku dan Bapa-Ku yang mengutus Aku ke dunia.” “Bapak-Mu di mana?” tanya mereka. Yesus menjawab, “Kalian tidak sungguh-sungguh tahu siapa Aku dan siapa Bapa-Ku. Seandainya kalian tahu siapa Aku sesungguhnya, maka pasti kalian juga akan tahu siapa Bapa-Ku.” Yesus mengatakan semua itu pada waktu Ia sedang mengajar di dekat kotak-kotak persembahan di Rumah Tuhan. Tetapi, tidak ada orang yang menangkap Dia, sebab belum sampai waktunya Ia ditangkap. [Yesus berasal dari surga] Yesus berkata lagi kepada orang-orang itu, “Aku akan pergi dan kalian akan mencari Aku, tetapi kalian tidak akan sampai ke tempat-Ku. Kalian akan mati karena kalian terus saja berbuat dosa.” Para penguasa Yahudi berkata, “Mengapa Ia berkata ‘Aku akan pergi tapi kalian tidak akan sampai ke tempat-Ku’? Mungkin Ia mau bunuh diri!” Yesus berkata kepada mereka, “Kalian datang dari bawah, tetapi Aku datang dari atas. Kalian dari dunia, Aku bukan dari dunia. Itu sebabnya Aku berkata bahwa kalian akan mati karena terus saja berbuat dosa. Dan memang kalian akan mati dengan semua dosa-dosa kalian itu karena kalian tidak percaya bahwa Akulah Dia.” “Siapa Engkau sebenarnya?” tanya mereka. Yesus menjawab, “Akulah Dia yang sejak semula sudah Kujelaskan kepadamu! Ada banyak yang dapat Kukatakan tentang kalian dan juga banyak perkara tentang kalian yang dapat Kuadili. Tetapi, Dia yang mengutus Aku dapat dipercaya. Dan berita yang Kusampaikan kepada dunia hanya berita yang Aku terima dari Dia.” Orang-orang yang mendengar Yesus berkata begitu tidak mengerti bahwa yang Yesus maksudkan adalah Bapa-Nya yang di surga. Karena itu, Yesus berkata kepada mereka, “Nanti kalau kalian sudah menaikkan Aku ke atas kayu salib, kalian akan tahu bahwa Akulah Dia. Dan kalian akan tahu bahwa tidak ada sesuatu pun yang Kulakukan atas kemauan-Ku sendiri. Aku hanya menyampaikan apa yang Bapa-Ku perintahkan kepada-Ku. Dan Dia yang mengutus Aku ada bersama-sama dengan Aku. Ia tidak pernah membiarkan Aku sendirian. Sebab, Aku selalu melakukan apa yang menyenangkan hati-Nya.” Sesudah Yesus mengatakan semua itu, banyak orang yang percaya kepada-Nya. [Orang yang merdeka dan orang yang dijajah] Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Kalau kalian hidup dengan menuruti ajaran-ajaran yang Kuajarkan kepadamu, maka kalian adalah sungguh-sungguh pengikut-Ku. Dan karena itu kalian akan mengenal Allah yang benar. Maka kalian bebas, bukan lagi hamba.” “Kami ini keturunan Abraham,” kata mereka. “Belum pernah kami menjadi hamba siapa pun! Mengapa Engkau berkata bahwa kami akan bebas? Apa maksud-Mu?” “Percayalah,” kata Yesus, “Orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Dan seorang hamba tidak mempunyai tempat yang tetap di dalam keluarga. Lain dengan seorang anak. Seorang anak mempunyai tempat di dalam keluarga untuk selama-lamanya. Itu sebabnya kalau Anak Allah membebaskan kalian, kalian sungguh-sungguh bebas, bukan lagi hamba. Memang Aku tahu kalian ini keturunan Abraham. Tetapi, kalian mau membunuh-Ku karena kalian tidak mau menerima apa yang Kuajarkan kepadamu. Apa yang Bapa-Ku di surga tunjukkan kepada-Ku, itulah yang Kuberitahukan kepadamu. Tetapi, kalian melakukan apa yang bapakmu ajarkan kepadamu.” “Bapak kami ialah Abraham,” kata mereka. “Seandainya kalian betul-betul keturunan Abraham, pasti kalian melakukan apa yang dilakukan oleh Abraham,” kata Yesus. “Aku hanya menyampaikan kepadamu kebenaran yang Aku dapatkan dari Allah, tetapi kalian mau membunuh Aku. Abraham tidak berbuat seperti yang kalian lakukan! Kalian melakukan apa yang dilakukan oleh bapakmu sendiri.” Mereka menjawab, “Kami bukan anak-anak haram. Allah sendiri adalah satu-satunya Bapa kami.” Yesus berkata kepada mereka, “Kalau betul Allah itu Bapamu, kalian akan mengasihi Aku, sebab Aku berasal dari Allah. Dialah yang mengutus Aku ke dunia ini. Aku tidak datang atas kemauan-Ku sendiri. Mengapa kalian tidak mengerti kata-kata-Ku? Kalian tidak mengerti karena kalian tidak mau mendengar ajaran-Ku. Bapak kalian adalah Iblis, dan kalian menuruti kemauannya. Sejak semula Iblis itu pembunuh. Ia tidak pernah senang dengan kebenaran. Sebab, ia tidak pernah mau mengatakan yang benar. Kalau ia berdusta, itu wajar, karena sudah begitu sifatnya. Ia pendusta dan segala dusta berasal dari dia. Tetapi, Aku mengatakan apa yang benar, karena itulah kalian tidak percaya kepada-Ku. Siapa di antara kalian yang dapat membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Kalau Aku mengatakan yang benar, mengapa kalian tidak percaya kepada-Ku? Orang yang berasal dari Allah mendengar apa yang dikatakan oleh Allah. Tetapi, kalian bukan dari Allah. Itu sebabnya kalian tidak mau mendengar.” [Yesus dan Abraham] Orang-orang Yahudi itu menjawab, “Memang benar apa yang kami katakan. Engkau adalah orang Samaria yang kemasukan setan!” “Aku tidak kemasukan setan,” jawab Yesus. “Aku menghormati Bapa-Ku di surga, tetapi kalian menghina Aku. Aku tidak berusaha supaya orang memuji Aku. Tetapi, ada satu yang berusaha supaya Aku dihormati orang. Dia ada di pihak-Ku dan Dia menghakimi dengan adil. Percayalah, orang yang menuruti kata-kata-Ku, tidak akan mengalami kematian.” Orang-orang Yahudi itu berkata kepada Yesus, “Sekarang kami tahu bahwa Engkau benar-benar kemasukan setan! Abraham sendiri sudah mati dan begitu juga semua nabi. Tetapi, Engkau berkata bahwa orang yang menuruti kata-kata-Mu tidak akan mengalami kematian. Abraham itu bapak kami dan ia sudah mati; para nabi pun sudah mati. Apakah Engkau lebih besar daripada Abraham? Kaukira Kau ini siapa?” Yesus menjawab, “Seandainya Aku berusaha supaya orang memuji diri-Ku sendiri, pujian itu tidak ada artinya. Yang memuji Aku ialah Bapa-Ku yang kalian akui sebagai Allahmu. Padahal kalian tidak mengenal Dia. Aku mengenal Dia. Seandainya Aku berkata bahwa Aku tidak mengenal Dia, maka Aku pendusta, sama seperti kalian. Aku mengenal Dia dan Aku taat kepada perintah-perintah-Nya. Abraham, bapakmu, senang sekali bahwa ia akan melihat saat kedatangan-Ku. Ia memang sudah melihatnya dan ia senang!” Orang-orang Yahudi yang berada di situ berkata kepada Yesus, “Engkau belum berumur lima puluh tahun, masakan Engkau sudah melihat Abraham?” Yesus menjawab, “Percayalah, sebelum Abraham lahir, Aku sudah ada.” Maka orang-orang Yahudi itu mengambil batu untuk melempari Yesus. Tetapi, Yesus bersembunyi, dan kemudian pergi meninggalkan Rumah Tuhan. [Yesus membuat orang buta melihat kembali] Yesus dan pengikut-pengikut-Nya berada di kota Yerusalem. Sementara berjalan di situ, mereka melihat seorang yang buta sejak lahir. Pengikut-pengikut Yesus bertanya, “Bapak Guru, mengapa orang ini buta sejak lahir? Apakah karena ia sendiri berdosa atau karena ibu dan bapaknya berdosa?” Yesus menjawab, “Dia buta bukan karena dosanya sendiri dan bukan juga karena dosa orang tuanya. Dia buta supaya Tuhan bisa menunjukkan kuasa-Nya dan menyembuhkan dia. Tuhan mengutus Aku ke dunia untuk melakukan pekerjaan-Nya. Dan selama masih siang, kita harus mengerjakan pekerjaan Tuhan, sebab kalau sudah malam, tidak seorang pun dapat bekerja. Dan selama Aku di dunia, Akulah yang memberi terang kepada dunia.” Sesudah berkata begitu, Yesus meludah ke tanah dan mengaduk ludah-Nya dengan tanah. Lalu Ia mengoleskannya pada mata orang itu dan berkata, “Pergilah ke Kolam Siloam. (Siloam berarti ‘Diutus’.) Basuhlah mukamu di situ.” Orang itu pergi dan membasuh mukanya. Ketika ia kembali, ia sudah dapat melihat. Tetangga-tetangganya dan orang-orang lain yang pernah melihat dia mengemis, semuanya bertanya, “Bukankah dia orang yang biasa duduk meminta-minta?” Ada yang menjawab, “Ya, memang dia!” Ada juga yang menjawab, “Bukan, ia hanya mirip orang itu!” Tetapi, orang itu sendiri berkata, “Sayalah orang yang biasa duduk meminta-minta itu.” Lalu orang-orang itu bertanya, “Bagaimana caranya sampai engkau bisa melihat?” Orang itu menjawab, “Orang yang bernama Yesus membuat sedikit lumpur dan mengoleskannya pada mata saya, lalu menyuruh saya pergi membasuh muka di Kolam Siloam. Saya pergi dan ketika saya membasuh muka, saya bisa melihat.” “Di mana orang itu?” tanya mereka. “Tidak tahu!” jawab orang itu. Hari itu adalah hari Sabat, hari istirahat bagi orang Yahudi untuk beribadat. Karena itu, orang yang tadinya buta itu dibawa menghadap orang-orang yang selalu taat kepada agama Yahudi. (9:13) Mereka bertanya kepadanya bagaimana ia sampai bisa melihat. Orang itu menjawab, “Yesus mengoleskan lumpur di mata saya. Lalu saya membasuh muka dan saya bisa melihat.” Di antara mereka ada yang berkata, “Orang itu tidak mungkin berasal dari Allah, sebab ia tidak menaati peraturan hari Sabat.” Sebaliknya, yang lain berkata, “Mana mungkin orang berdosa bisa melakukan hal-hal yang luar biasa seperti itu?” Pendapat mereka berbeda-beda dan bertentangan satu sama lain. Karena itu, mereka bertanya lagi kepada orang yang tadinya buta itu, “Kau berkata, Ia membuat matamu melihat! Nah, bagaimana pendapatmu tentang Dia?” “Dia nabi,” jawab orang itu. Orang-orang yang taat pada ajaran agama Yahudi itu tidak mau percaya bahwa sebelumnya dia memang buta dan sekarang dapat melihat. Karena itu, mereka memanggil orang tuanya dan bertanya, “Apakah ini anakmu? Apakah dia buta sejak lahir? Bagaimana ia bisa melihat sekarang?” Orang tuanya menjawab, “Memang ini anak kami dan memang ia buta sejak lahir. Tetapi, bagaimana ia bisa melihat sekarang, kami tidak tahu. Dan siapa yang membuat dia bisa melihat, itu pun kami tidak tahu. Tanya saja kepadanya, ia sudah dewasa dan dapat menjawab sendiri.” Orang tuanya berkata begitu sebab mereka takut jangan-jangan pemimpin-pemimpin Yahudi nanti melarang mereka masuk ke rumah ibadat. Sebab, pemimpin-pemimpin Yahudi sudah berkata bahwa orang yang mengakui Yesus sebagai Raja Penyelamat yang dipilih Allah, dilarang masuk ke rumah ibadat. Itu sebabnya orang tuanya berkata, “Ia sudah dewasa, tanya saja kepada dia.” Lalu mereka memanggil orang itu untuk kedua kalinya dan berkata, “Berjanjilah demi Tuhan bahwa engkau akan berkata yang benar! Kami tahu orang itu orang berdosa!” “Dia berdosa atau tidak, saya tidak tahu,” jawab orang itu. “Yang saya tahu hanya ini: Dahulu saya buta, sekarang saya melihat!” “Apa yang Ia perbuat padamu?” tanya mereka lagi. “Bagaimana caranya Ia membuat engkau bisa melihat?” Orang itu menjawab, “Sudah saya katakan, tetapi kalian tidak mau dengar! Mengapa kalian mau mendengarnya lagi? Apakah kalian mau menjadi pengikut-Nya juga?” Maka mereka mengejek dia. Mereka berkata, “Engkau pengikut-Nya, kami bukan! Kami pengikut Musa, kami tahu Allah sudah berbicara kepada Musa. Tetapi, orang yang bernama Yesus, itu kami tidak tahu dari mana asal-Nya!” Orang itu menjawab, “Aneh sekali! Kalian tidak tahu dari mana asal-Nya, padahal Ia sudah membuat mataku melihat! Kita tahu, Allah tidak mendengarkan doa orang berdosa. Ia hanya mendengarkan doa orang yang menghormati Dia dan melakukan kehendak-Nya. Sejak permulaan dunia belum pernah terdengar ada orang membuat orang yang buta sejak lahir bisa melihat. Kalau orang itu bukan dari Allah, tidak mungkin Ia bisa berbuat apa-apa.” Pemimpin-pemimpin Yahudi itu menjawab, “Apa? Engkau penuh dosa sejak lahir dan engkau mau mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dan melarang dia masuk ke rumah ibadat. Yesus mendengar apa yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin Yahudi itu kepada orang itu. Maka Ia mencari orang itu dan berkata, “Apakah engkau percaya kepada Anak Manusia yang diutus Allah?” Orang itu menjawab, “Siapa Dia, Bapak? Beritahukanlah supaya saya percaya kepada-Nya!” “Kau sudah melihat Dia,” jawab Yesus. “Dialah yang sekarang ini sedang berbicara dengan engkau.” “Saya percaya kepada-Mu, Tuhan!” kata orang itu, lalu ia sujud menyembah Yesus. Yesus berkata, “Aku datang ke dunia untuk mengadili orang. Orang yang buta akan melihat dan orang yang bisa melihat akan menjadi buta.” Beberapa di antara orang-orang yang selalu taat kepada agama itu, mendengar Yesus berkata begitu, maka mereka bertanya kepada-Nya, “Apa kaukira kami juga buta?” Yesus menjawab, “Kalau kalian betul-betul buta, kalian tidak berdosa. Tetapi, karena kalian berkata, ‘Kami bisa melihat,’ itu berarti kalian masih berdosa.” [Domba dan gembalanya] Yesus berkata, “Percayalah, apa yang Kukatakan ini benar: Kalau orang melompati pagar untuk memasuki sebuah kandang domba, dan ia tidak masuk melalui pintu, maka orang itu pasti seorang pencuri atau perampok. Kalau dia gembala domba-domba di dalam kandang itu, tentu ia akan masuk melalui pintu. Penjaga kandang akan membuka pintu untuk dia. Dan ia akan memanggil domba-domba itu dengan namanya masing-masing. Mereka akan mendengar suaranya dan mengikuti dia. Lalu ia akan menuntun mereka keluar. Setelah berada di luar, gembala itu akan berjalan di depan dan domba-domba itu mengikuti dia dari belakang, sebab mereka mengenal suaranya. Tetapi orang lain tidak akan mereka ikuti, mereka malah akan lari dari orang itu, sebab mereka tidak mengenal suaranya.” Yesus menyampaikan kiasan itu, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya. [Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai gembala yang baik] Yesus berkata, “Percayalah, apa yang Kukatakan ini benar: Akulah pintu bagi domba untuk masuk ke kandang. Semua yang datang sebelum Aku adalah pencuri dan perampok. Tetapi, domba-domba tidak menuruti mereka. Aku adalah pintu. Siapa yang masuk melalui Aku akan selamat; ia akan keluar masuk dan mendapat makanan. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan merusak. Tetapi, Aku datang supaya manusia bisa mempunyai hidup yang sejati -- hidup yang tidak berkekurangan apa pun. Akulah gembala yang baik, yang bersedia mati untuk domba-domba. Orang upahan, apabila melihat serigala datang, akan lari meninggalkan domba-domba, sehingga domba-domba itu diterkam dan dicerai-beraikan oleh serigala. Orang upahan itu lari, sebab ia bukan gembala dan bukan pemilik domba-domba itu. Ia bekerja hanya untuk mendapatkan gaji. Ia tidak peduli pada apa yang terjadi dengan domba-domba peliharaannya. Akulah gembala yang baik. Sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, begitu juga Aku mengenal domba-domba-Ku dan mereka pun mengenal Aku. Dan Aku bersedia mati untuk mereka. (10:14) Masih ada domba-domba lain milik-Ku, tetapi belum tergabung dalam kawanan domba ini. Aku harus menuntun domba-domba itu juga. Mereka akan menuruti Aku dan semuanya akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku sebab Aku rela menyerahkan nyawa-Ku supaya Aku mendapatkannya kembali. Tidak seorang pun yang mengambil nyawa-Ku. Aku menyerahkannya atas kemauan-Ku sendiri. Aku berhak untuk menyerahkannya dan berhak mengambilnya kembali. Itulah tugas yang Kuterima dari Bapa.” Karena Yesus berkata begitu, orang-orang Yahudi mulai bertengkar lagi. Banyak yang berkata, “Ia kemasukan roh jahat! Ia gila! Untuk apa kalian mendengarkan Dia?” Tetapi, ada juga yang berkata, “Orang yang kemasukan roh jahat tidak bisa berbicara begitu! Dapatkah roh jahat membuat orang buta melihat kembali?” [Orang Yahudi tidak mau menerima Yesus] Di Yerusalem orang-orang sedang merayakan hari peringatan peresmian Rumah Tuhan. Pada waktu itu musim dingin. Yesus sedang berjalan di Serambi Salomo di dalam Rumah Tuhan. Orang-orang Yahudi datang berkumpul di sekeliling Dia dan berkata, “Sampai kapan Engkau membiarkan kami ragu-ragu mengenai diri-Mu? Katakanlah dengan terus terang apakah Engkau sungguh-sungguh Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah?” Yesus menjawab, “Aku sudah mengatakan hal itu kepada kalian, tetapi kalian tidak mau percaya. Semua yang Kulakukan, Kulakukan menurut apa yang diperintahkan Bapa-Ku kepada-Ku. Dan itu semua menunjukkan siapa Aku. Kalian tidak percaya sebab kalian bukan domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. Aku memberi mereka hidup sejati dan kekal, dan untuk selama-lamanya mereka tidak akan binasa. Tidak ada seorang pun yang dapat merampas mereka dari Aku atau dari Bapa-Ku yang telah memberikan mereka kepada-Ku. Sebab, Bapa-Ku lebih besar daripada siapa pun. Aku dan Bapa-Ku adalah satu.” Orang-orang Yahudi yang mendengar Yesus berkata begitu, mengambil lagi batu untuk melempari Dia. Tetapi, Yesus berkata kepada mereka, “Kalian sudah melihat Aku melakukan banyak pekerjaan yang baik. Bapa-Ku yang menyuruh Aku melakukan semua itu. Nah, dari semua pekerjaan-Ku itu, manakah yang tidak kalian setujui sehingga kalian mau melempari Aku dengan batu?” Orang-orang Yahudi itu menjawab, “Kami mau melempari Engkau dengan batu bukan karena apa yang telah Kaulakukan, tetapi karena Engkau menghina Allah. Engkau seorang manusia, mau menjadikan diri-Mu Allah.” Yesus menjawab, “Di dalam Buku Hukummu tertulis bahwa Allah berkata begini, ‘Kamu ilahi.’ Nah, orang-orang yang menerima perkataan Allah itu disebut ilahi oleh Allah. Dan kita tahu bahwa apa yang tertulis dalam Kitab Suci, itu berlaku untuk selama-lamanya, tidak akan berubah. Jadi, kalau Aku berkata bahwa Aku adalah Anak Allah, mengapa kalian berkata bahwa Aku menghina Allah? Bapa-Ku memang sudah mengkhususkan Aku untuk diutus ke dunia. Kalau Aku tidak melakukan apa yang ditugaskan Bapa-Ku kepada-Ku, jangan percaya kepada-Ku. Tetapi, Aku sudah melakukan tugas itu. Jadi, meskipun kalian tidak mau percaya kepada-Ku, kalian harus percaya akan apa yang telah Kulakukan. Dengan demikian, kalian akan tahu dan mengerti bahwa Bapa-Ku dan Aku sudah menjadi satu, bukan lagi dua.” Orang-orang Yahudi itu berusaha lagi menangkap Yesus, tetapi Ia lolos dari mereka. Setelah itu, Yesus pergi menyeberang Sungai Yordan dan kembali ke tempat di mana Yohanes dahulu membaptis orang. Lalu Ia tinggal di sana. Banyak orang datang kepada-Nya. Mereka berkata satu kepada yang lain, “Yohanes tidak melakukan keajaiban-keajaiban, tetapi semua yang ia katakan tentang orang ini benar.” Maka banyak orang di tempat itu percaya kepada Yesus. [LAZARUS DIHIDUPKAN KEMBALI Lazarus meninggal] Ada seorang laki-laki bernama Lazarus. Ia mempunyai dua orang saudara perempuan; yang seorang bernama Maria, yang seorang lagi bernama Marta. Mereka tinggal di kota Betania, di negeri Yudea. Maria ialah wanita yang menuang minyak wangi pada kaki Tuhan Yesus dan menyeka-Nya dengan rambutnya. Pada suatu hari Lazarus jatuh sakit. Kedua saudaranya itu mengirim berita ini kepada Yesus: “Tuhan, saudara kami yang Tuhan kasihi itu sakit.” Ketika Yesus menerima berita itu, Ia berkata, “Lazarus tidak akan mati karena penyakit itu. Allah akan memakai itu untuk menunjukkan bahwa Ia sangat berkuasa. Juga supaya orang melihat bahwa Anak Allah berkuasa.” Yesus mengasihi Lazarus dan kedua saudaranya, Marta dan Maria. Tetapi, ketika Ia mendengar bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal di tempat-Nya selama dua hari lagi. Sesudah itu baru Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Mari kita kembali ke Yudea.” Mereka menjawab, “Bapak Guru, baru saja orang-orang di Yudea mau melempari Bapak dengan batu! Sekarang Bapak mau kembali lagi ke sana?” Yesus berkata, “Kalian tahu, siang hari lamanya dua belas jam. Orang yang berjalan di waktu siang, kakinya tidak tersandung, sebab ia mempunyai terang. Tetapi, kalau ia berjalan di waktu malam, kakinya tersandung, sebab ia tidak mempunyai terang.” Lalu Yesus berkata lagi, “Teman kita Lazarus sudah tidur. Aku mau pergi membangunkan dia.” Pengikut-pengikut Yesus berkata, “Kalau Lazarus hanya tidur, nanti ia akan sembuh.” Sebenarnya, ketika Yesus berkata bahwa Lazarus tidur, Ia bermaksud mengatakan bahwa Lazarus sudah mati. Pengikut-pengikut-Nya tidak mengerti. Mereka menyangka yang Yesus maksudkan adalah Lazarus tidur biasa. Karena itu, Yesus berkata kepada mereka dengan terus terang, “Lazarus sudah mati. Aku senang, Aku tidak berada di sana ketika ia mati supaya kalian bisa percaya. Sekarang mari kita pergi kepadanya.” Salah seorang dari antara pengikut-pengikut Yesus adalah Tomas yang disebut juga “Si Kembar”. Tomas berkata kepada pengikut-pengikut Yesus yang lain, “Mari kita ikut, biar kita mati bersama Dia!” [Yesus mempunyai kuasa untuk memberi hidup] Desa Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira sejauh tiga kilometer. Banyak orang dari Yerusalem dan sekitarnya datang mengunjungi Marta dan Maria untuk menghibur mereka. Ketika Yesus sampai di Betania, sudah empat hari lamanya Lazarus dikubur. (11:17) (11:17) Marta mendengar bahwa Yesus datang, karena itu ia ke luar untuk menyambut Dia, sedangkan Maria tinggal di rumah. Marta berkata kepada Yesus, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini waktu itu, tentu saudara saya tidak meninggal! Tetapi, meskipun begitu saya tahu bahwa sekarang ini juga Allah akan melakukan apa saja yang Engkau minta kepada-Nya.” “Saudaramu akan hidup kembali,” kata Yesus kepada Marta. Marta menjawab, “Saya tahu, Lazarus akan hidup kembali kalau orang mati dihidupkan pada Hari Kiamat.” Yesus berkata, “Akulah yang membangkitkan orang mati dan memberi hidup kepada mereka. Orang yang percaya kepada-Ku akan hidup, meskipun ia sudah mati. Dan orang yang sekarang ini hidup dan percaya kepada-Ku, selama-lamanya tidak akan mati. Percayakah engkau pada apa yang Kukatakan itu?” “Percaya!” jawab Marta. “Saya percaya, Tuhanlah Anak Allah. Tuhan adalah Raja Penyelamat yang Dijanjikan Allah.” [Yesus dan Maria] Sesudah Marta berkata begitu, ia pergi memanggil Maria, saudaranya. “Bapak Guru ada di sini,” bisik Marta, “Ia menanyakan engkau.” Cepat-cepat Maria bangun dan pergi menemui Yesus. Pada waktu itu Yesus belum sampai di dalam kota. Ia masih berada di tempat Marta menyambut Dia. Semua yang sedang menghibur Maria di rumah, melihat Maria bangun dan cepat-cepat ke luar. Maka mereka pergi mengikuti dia. Mereka pikir, ia pergi ke kubur untuk menangis di sana. Ketika Maria melihat Yesus, ia berlutut di depan Yesus dan berkata, “Sekiranya Tuhan ada di sini waktu itu, tentu saudara saya tidak meninggal!” Yesus melihat Maria menangis dan orang-orang lain yang bersama dia juga menangis. Yesus terharu dan hati-Nya sedih. Ia bertanya, “Di mana kalian menguburkan dia?” “Mari lihat, Tuhan,” jawab mereka. Lalu Yesus menangis. Orang-orang berkata, “Lihat, bukan main cintanya kepada Lazarus!” Tetapi, ada yang berkata, “Ia sudah membuat orang buta melihat, mengapa Ia tidak bisa mencegah supaya Lazarus tidak mati?” [Lazarus dihidupkan kembali] Yesus terharu sekali karena apa yang sudah terjadi, lalu Ia pergi ke kubur Lazarus. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu besar. “Singkirkan batu itu!” kata Yesus. Marta, saudara Lazarus, menjawab, “Tetapi, ia sudah empat hari dikuburkan. Nanti keluar bau yang busuk, Tuhan!” Yesus berkata kepada Marta, “Aku sudah katakan; kalau engkau percaya, engkau akan melihat betapa besar kuasa Allah!” Maka mereka menyingkirkan batu itu. Yesus melihat ke langit dan berkata, “Terima kasih, Bapa, karena Engkau mendengar doa-Ku. Aku tahu, Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi Aku mengatakan ini untuk orang-orang yang ada di sini. Aku mau mereka mengerti dan percaya bahwa Engkaulah yang menyuruh Aku datang ke dunia.” Sesudah Yesus berdoa, Ia berseru dengan suara keras, “Lazarus, keluar!” Maka Lazarus keluar dari kuburan itu. Tangan dan kakinya masih terbungkus kain kafan. Mukanya tertutup dengan kain penutup muka. “Buka kain kafannya supaya ia bisa bebas berjalan,” kata Yesus kepada orang-orang yang ada di situ. [Komplotan untuk melawan Yesus] Orang-orang Yahudi yang datang mengunjungi Maria, melihat apa yang terjadi. Maka banyak dari antara mereka percaya kepada Yesus. Tetapi, ada beberapa dari mereka yang pergi kepada pemimpin-pemimpin agama Yahudi dan melaporkan apa yang dilakukan oleh Yesus. Maka pemimpin-pemimpin itu bersama dengan imam-imam kepala mengadakan rapat dengan Mahkamah Agama. Mereka berkata, “Apa yang harus kita perbuat? Orang ini melakukan banyak sekali keajaiban! Kalau kita membiarkan Dia terus melakukan hal-hal itu, semua orang akan percaya kepada-Nya. Dan akhirnya penguasa Roma akan datang dan menghancurkan Rumah Tuhan serta seluruh bangsa kita, bangsa Yahudi!” Seorang di antara pemimpin-pemimpin agama Yahudi itu bernama Kayafas. Ia adalah Imam Agung pada tahun itu. Ia berkata, “Kalian tidak tahu apa-apa. Apakah kalian tidak menyadari bahwa demi rakyat, lebih baik kalau satu orang yang mati daripada seluruh bangsa hancur?” Sebenarnya kata-kata Kayafas itu bukan dari pikirannya sendiri. Tetapi, sebagai Imam Agung untuk tahun itu, ia sedang meramalkan bahwa Yesus akan mati untuk bangsa Yahudi. Dan bukan untuk bangsa Yahudi saja, tetapi juga supaya anak-anak Allah yang tercerai-berai di berbagai negeri dapat dikumpulkan dan dipersatukan kembali. Mulai hari itu para penguasa Yahudi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Karena itu, Yesus tidak lagi datang di tempat-tempat umum di mana ada orang-orang Yahudi. Ia meninggalkan kota Yudea dan pergi ke sebuah kota dekat padang gurun. Kota itu bernama Efraim. Di situ Yesus tinggal bersama pengikut-pengikut-Nya. Pada waktu itu sudah dekat Hari Raya Paskah untuk orang Yahudi. Dan untuk dapat mengikuti perayaan itu, orang Yahudi harus mengikuti upacara pembersihan diri terlebih dahulu. Jadi, banyak orang dari desa-desa sudah pergi ke Yerusalem untuk upacara itu. Lalu ketika mereka berkumpul di Rumah Tuhan, mereka mencari Yesus. Mereka berkata satu sama lain, “Bagaimana pendapatmu tentang Yesus? Mungkin Ia tidak akan datang ke perayaan ini.” Sebab, imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin agama Yahudi sudah mengeluarkan perintah bahwa orang yang tahu di mana Yesus berada, harus melaporkannya kepada mereka. Dengan demikian, mereka berharap bisa menangkap Dia. [Maria menuang minyak wangi di kaki Yesus] Enam hari sebelum Hari Raya Paskah, Yesus pergi ke Betania. Lazarus, yang dahulu dihidupkan kembali dari kematian, tinggal di situ. Di kota itu ada orang mengundang Yesus makan di rumahnya. Marta turut melayani tamu-tamu yang makan pada waktu itu. Lazarus juga ada di situ. Ia dan tamu-tamu duduk makan bersama Yesus. Sementara mereka makan, Maria datang sambil membawa kira-kira setengah liter minyak wangi narwastu yang mahal sekali. Ia menuang minyak wangi itu ke kaki Yesus. Kemudian ia menyekanya dengan rambutnya. Seluruh rumah itu menjadi harum karena minyak wangi itu. Yudas Iskariot, salah seorang pengikut Yesus, ada juga di situ. Dialah yang kemudian mengkhianati Yesus. Ia berkata, “Mengapa minyak wangi itu tidak dijual saja dengan harga tiga ratus uang perak? Uangnya bisa diberikan kepada orang miskin!” Yudas berkata begitu bukan karena ia memperhatikan orang miskin, tetapi karena ia suka mencuri. Ia sering mengambil uang yang disimpan padanya. Tetapi Yesus berkata, “Jangan mengganggu wanita itu! Biarkan dia melakukan hal itu untuk hari penguburan-Ku. Orang miskin selalu ada di antara kamu, tetapi Aku tidak.” [Imam-imam kepala merencanakan untuk membunuh Lazarus] Banyak orang mendengar bahwa Yesus ada di Betania. Jadi, mereka pergi ke sana hendak melihat Yesus dan juga Lazarus yang dahulu dihidupkan kembali dari kematian oleh Yesus. Itu sebabnya imam-imam kepala mau membunuh Lazarus juga. Sebab, oleh karena Lazarus, banyak orang Yahudi sudah percaya kepada Yesus dan tidak mau lagi mengikuti imam-imam kepala. [Yesus disambut dengan meriah ketika memasuki kota Yerusalem] Hari berikutnya, orang banyak yang sudah datang untuk merayakan Paskah itu mendengar bahwa Yesus sedang dalam perjalanan menuju ke Yerusalem. Maka mereka mengambil daun-daun palem lalu pergi menyambut Dia. Mereka bersorak-sorak, “Pujilah Allah! Semoga Allah memberkati Dia yang datang atas nama Allah! Semoga Allah memberkati Dia yang akan memerintah bangsa Israel!” Pada waktu itu, Yesus mendapat seekor keledai muda, lalu Ia naik ke atas keledai itu. Karena itu, terjadilah apa yang tertulis dalam Kitab Suci: “Janganlah takut, hai penduduk Yerusalem! Lihatlah, ini Rajamu! Ia datang dengan menunggang seekor keledai muda!” Mula-mula pengikut-pengikut Yesus belum mengerti apa maksud kejadian-kejadian itu. Tapi, setelah Yesus dihidupkan kembali dari kematian, barulah mereka teringat bahwa di dalam Kitab Suci hal-hal itu sudah tertulis mengenai Dia dan sekarang betul-betul terjadi pada diri-Nya. Ketika Yesus memanggil Lazarus keluar dari kuburan dan menghidupkan dia kembali dari kematian, ada orang-orang yang menyaksikan hal itu. Orang-orang inilah yang terus memberitahukan apa yang terjadi pada Lazarus. Dan itu sebabnya orang banyak itu pergi menemui Yesus. Sebab, mereka mendengar bahwa Dialah yang melakukan keajaiban itu. Maka pemimpin-pemimpin agama Yahudi berkata satu sama lain, “Lihat, kita gagal sama sekali! Seluruh dunia pergi mengikuti Dia!” [Beberapa orang Yunani mencari Yesus] Di antara orang-orang yang pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah, ada juga beberapa orang Yunani. Mereka datang kepada Filipus dan berkata, “Saudara, kami ingin bertemu dengan Yesus.” (Filipus berasal dari kota Betsaida di Galilea.) Maka Filipus pergi dan memberitahukan hal itu kepada Andreas, lalu keduanya menyampaikannya kepada Yesus. Yesus berkata kepada mereka, “Sudah waktunya Anak Manusia yang diutus Allah diagungkan. Percayalah, sebutir gandum akan tetap tinggal sebutir kalau tidak ditanam dalam tanah dan mati. Setelah mati, barulah sebutir gandum itu menghasilkan banyak gandum. Orang yang hidup untuk diri sendiri akan kehilangan hidupnya yang bahagia bersama Allah. Tetapi, orang yang hidup untuk orang lain akan mengalami hidup yang bahagia dan kekal bersama Allah. Siapa saja yang mau melayani Aku, harus mengikuti Aku. Dengan demikian, pelayan-Ku selalu ada bersama-Ku ke mana pun Aku pergi. Bapa-Ku akan menghormati setiap orang yang melayani Aku.” [Yesus berkata bahwa Ia akan meninggal] Yesus berkata lagi, “Hati-Ku cemas; apa yang harus Kukatakan sekarang? Haruskah Aku berkata, ‘Bapa, lepaskanlah Aku dari penderitaan ini!’? Tetapi justru untuk mengalami saat penderitaan inilah Aku datang ke dunia.” Lalu Yesus berdoa, “Bapa, tunjukkanlah kepada orang-orang bahwa Engkau sangat mulia!” Maka terdengar suara dari langit yang berkata, “Aku sudah menunjukkan bahwa Aku sangat mulia dan Aku akan menunjukkannya lagi!” Orang banyak yang ada di situ mendengar suara itu. Mereka berkata, “Itu suara guntur!” Tetapi, ada juga yang berkata, “Bukan! Itu malaikat yang berbicara kepada-Nya!” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Suara itu terdengar bukan untuk kepentingan-Ku, tetapi untuk kepentingan kalian. Sekarang sudah waktunya Allah menjatuhkan keputusan-Nya untuk menghukum manusia di dunia; sekarang Allah akan merebut kekuasaan dari penguasa dunia ini. Tetapi, mengenai Aku, apabila Aku sudah dinaikkan ke atas kayu salib dan dimuliakan, maka Aku akan menyebabkan semua orang datang kepada-Ku.” Yesus berkata begitu untuk menunjukkan bagaimana caranya Ia akan mati. Orang banyak itu berkata kepada-Nya, “Di dalam Buku Hukum kami tertulis bahwa Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah akan hidup untuk selama-lamanya. Nah, mengapa Engkau berkata bahwa Anak Manusia harus dinaikkan ke atas kayu salib? Siapakah Anak Manusia itu?” Yesus menjawab, “Hanya untuk sebentar saja terang itu ada bersama kalian. Jadi, majulah terus sementara terang itu masih ada, supaya kalian jangan diliputi kegelapan. Sebab, orang yang berjalan di dalam gelap, tidak tahu ke mana ia pergi. (12:36a) Percayalah kepada terang itu selama terang itu masih ada bersama kalian. Dengan demikian, kalian menjadi anak-anak terang.” (12:36b) [Orang-orang Yahudi tidak percaya kepada Yesus] Setelah Yesus berkata begitu, Ia meninggalkan tempat itu. Ia pergi ke tempat di mana mereka tidak bisa menemukan Dia. Ia sudah melakukan banyak keajaiban di depan mereka, tetapi mereka tidak percaya kepada-Nya. Karena itu, apa yang telah dikatakan oleh Nabi Yesaya, sungguh-sungguh sudah terjadi. Yesaya pernah berkata begini, “Tuhan, siapakah yang percaya akan apa yang kami beritakan kepada mereka? Kepada siapakah Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan sangat berkuasa?” Mereka tidak bisa percaya, sebab Yesaya sudah berkata begini juga, “Allah berkata, ‘Aku telah membutakan mata mereka supaya mereka jangan melihat; Aku telah menutup pikiran mereka supaya mereka jangan mengerti. Dengan demikian mereka tidak kembali kepada-Ku, dan Aku menyembuhkan mereka.’” Pada waktu Yesaya berkata begitu, ia berbicara mengenai Yesus. Sebab, ia sudah melihat terlebih dahulu bagaimana mulianya Yesus nanti. Meskipun begitu, banyak orang, termasuk penguasa Yahudi, yang percaya kepada Yesus. Tetapi, mereka tidak mau mengatakan kepada orang lain bahwa mereka percaya. Sebab, mereka takut pemimpin-pemimpin agama Yahudi tidak mengizinkan mereka masuk rumah ibadat. Mereka lebih suka manusia menghargai mereka daripada Allah menghargai mereka. [Orang akan dihakimi oleh apa yang dikatakan Yesus] Dengan suara yang keras Yesus berseru, “Orang yang percaya kepada-Ku berarti ia percaya juga kepada Dia yang mengutus Aku, dan bukan hanya percaya kepada-Ku. Dan orang yang melihat Aku, berarti melihat juga Dia yang mengutus Aku. Aku datang ke dunia ini sebagai terang yang menyinari orang-orang, supaya semua yang percaya kepada-Ku jangan tinggal di tempat yang gelap. Kalau orang mendengar Aku mengajar, tapi menolak-Ku dan tidak mau menuruti ajaran-Ku, maka sudah ada yang akan menjatuhkan hukuman ke atasnya, dan bukan Aku yang akan menjatuhkan hukuman itu. Sebab, Aku datang bukan untuk menjatuhkan hukuman ke atas orang-orang yang tinggal di dunia ini, melainkan untuk menyelamatkan mereka. Ajaran yang Kusampaikan kepada orang-orang, itulah yang akan menyebabkan Allah menjatuhkan hukuman ke atas mereka pada Hari Kiamat. Sebab, Aku tidak berbicara atas kemauan-Ku sendiri. Bapa-Ku yang mengutus Aku sudah memerintahkan kepada-Ku apa yang harus Kuucapkan, tidak boleh yang lain. Dan Aku tahu bahwa perintah-perintah-Nya itu menyebabkan orang mengalami hidup yang sejati dan kekal. Jadi, apa yang Kuucapkan, itulah yang diperintahkan Bapa kepada-Ku untuk diucapkan.” [Yesus mencuci kaki pengikut-pengikut-Nya] Satu hari sebelum Hari Raya Paskah, Yesus sudah tahu bahwa sudah tiba waktunya Dia meninggalkan dunia dan kembali kepada Bapa-Nya di surga. Yesus mengasihi orang-orang yang sudah menjadi milik-Nya di dunia ini. Dan Ia tetap mengasihi mereka, bahkan sampai pada waktu Ia meninggal dunia. Yudas Iskariot adalah salah seorang dari kedua belas pengikut Yesus. Ketika Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sedang makan bersama-sama, Iblis sudah masuk ke dalam hati Yudas dan membuat Yudas ingin mengkhianati Yesus. Yesus tahu bahwa Allah, Bapa-Nya, sudah memberikan kuasa sepenuhnya kepada-Nya. Yesus tahu bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Oleh karena itu, ketika mereka sedang makan, Ia berdiri dan membuka jubah-Nya, lalu mengambil sehelai handuk dan mengikat handuk itu pada pinggang-Nya. Sesudah itu Ia menuang sedikit air ke dalam baskom dan mulai membersihkan kaki para pengikut-Nya seorang demi seorang, lalu mengeringkannya dengan handuk yang terikat pada pinggang-Nya itu. Ketika tiba giliran Simon Petrus, Simon berkata, “Tuhan, apakah Tuhan akan membersihkan kakiku juga?” Yesus menjawab, “Sekarang engkau tidak mengerti apa yang Aku lakukan ini, tetapi nanti engkau akan mengerti.” “Jangan, Tuhan,” kata Petrus, “jangan sekali-kali Tuhan membersihkan kakiku!” Yesus menjawab, “Kalau Aku tidak membersihkan kakimu, engkau bukan lagi pengikut-Ku.” “Kalau begitu,” kata Petrus, “janganlah membersihkan kakiku saja, Tuhan. Bersihkanlah juga tangan dan kepalaku!” Yesus menjawab, “Orang yang sudah mandi, seluruh badannya sudah bersih. Ia tidak perlu dibersihkan lagi, kecuali kakinya.” Lalu Yesus berkata lagi, “Kalian semua sudah bersih, hanya seorang saja yang belum.” Yesus berkata begitu karena Ia tahu bahwa Yudas akan mengkhianati-Nya. Sesudah Yesus membersihkan kaki semua pengikut-Nya, Ia memakai kembali jubah-Nya, lalu duduk lagi. Kemudian Ia berkata kepada mereka, “Apakah kalian mengerti apa yang baru saja Aku lakukan padamu? Kalian menyebut Aku Guru dan Tuhan. Itu benar. Nah, kalau Aku yang menjadi Guru dan Tuhanmu sudah membersihkan kakimu, kalian pun harus saling berbuat begitu. Aku membersihkan kakimu sebagai contoh bagimu supaya kalian juga melakukan hal itu. Ingatlah: Seorang hamba tidak lebih penting daripada tuannya dan seorang utusan tidak lebih penting daripada orang yang mengutusnya. Sekarang kalian sudah mengetahui ajaran yang benar itu. Beruntunglah kalian kalau kalian melakukannya.” Aku tidak berbicara tentang kamu semua. Aku tahu siapa-siapa yang sudah Kupilih. Tetapi, apa yang dikatakan Kitab Suci harus terjadi. Ini yang dikatakannya: ‘Orang yang makan bersama-Ku telah melawan Aku.’ Aku mengatakan ini kepada kalian sebelum terjadi. Nanti kalau semuanya terjadi, kalian akan percaya akulah Dia. Percayalah, siapa saja yang menyambut hamba-Ku, berarti menyambut Aku juga. Dan siapa saja yang menyambut Aku, berarti menyambut Dia yang mengutus Aku.” [Yesus memberitahukan apa yang akan terjadi dengan diri-Nya] Setelah Yesus mengatakan semua itu, Ia terharu sekali. Lalu Ia berkata, “Seorang dari antara kamu akan mengkhianati Aku. Dan itu sungguh-sungguh akan terjadi.” Pengikut-pengikut Yesus heran mendengar Yesus berkata begitu. Mereka memandang satu sama lain karena mereka tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Yesus. Ada seorang pengikut Yesus yang dikasihi oleh Yesus. Pada waktu itu ia duduk di sebelah Yesus. Maka Simon Petrus memberi isyarat kepadanya supaya ia bertanya kepada Yesus siapa yang Yesus maksudkan. Jadi, pengikut itu duduk lebih dekat pada Yesus dan bertanya, “Siapa dia, Tuhan?” Yesus menjawab, “Aku akan mencelupkan roti ke dalam mangkuk dan memberikannya kepada seseorang. Nah, dialah orangnya.” Maka Yesus mengambil sepotong roti dan mencelupkannya ke dalam mangkuk, lalu memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Segera setelah Yudas menerima roti itu, Iblis masuk ke dalam hatinya. Lalu Yesus berkata kepadanya, “Apa yang mau kaulakukan, cepatlah lakukan.” Mereka yang duduk makan di situ tidak seorang pun yang mengerti mengapa Yesus berkata begitu kepada Yudas. Ada yang berpikir bahwa Yesus menyuruh Yudas membeli sesuatu yang diperlukan dalam perjamuan itu. Atau, Yesus menyuruh Yudas memberi sedikit uang kepada orang miskin. Sebab, Yudaslah yang menyimpan uang kas mereka. Setelah Yudas menerima roti itu, ia langsung keluar. Pada waktu itu hari sudah malam. [Yesus memberi perintah baru] Sesudah Yudas pergi, Yesus berkata, “Sekarang orang-orang akan mengagungkan Anak Manusia yang diutus Allah. Oleh karena Dia, mereka akan mengagungkan Allah. Kalau orang-orang mengagungkan Allah oleh karena anak Manusia, maka Allah akan menyebabkan Anak Manusia diagungkan manusia. Bahkan Allah akan melakukannya dengan segera. Anak-anak-Ku, tidak lama lagi Aku akan meninggalkan kalian. Kalian akan mencari Aku, tetapi ke tempat Aku pergi kalian tidak dapat datang. Aku sudah mengatakan hal itu kepada para penguasa Yahudi dan Aku mengatakan hal itu kepadamu juga. Aku memberikan perintah yang baru kepadamu: Kasihilah sesamamu. Aku mengasihi kalian, karena itu kalian juga harus saling mengasihi. Kalau kalian saling mengasihi, semua orang akan tahu bahwa kalian pengikut-Ku.” [Petrus akan menyangkal bahwa ia mengenal Yesus] Simon Petrus bertanya kepada Yesus, “Tuhan, Tuhan mau pergi ke mana?” Yesus menjawab, “Aku akan pergi ke suatu tempat, tetapi engkau tak dapat mengikuti Aku ke tempat itu sekarang. Nanti baru engkau dapat mengikuti Aku ke tempat itu.” Petrus bertanya lagi, “Tuhan, mengapa saya tidak dapat mengikuti Tuhan sekarang? Saya rela mati untuk Tuhan!” “Apakah kau sungguh-sungguh mau mati untuk Aku?” tanya Yesus. Lalu Yesus berkata lagi, “Ingatlah Simon, nanti sebelum ayam berkokok, engkau sudah tiga kali berkata bahwa engkau tidak mengenal Aku!” [Yesus adalah jalan untuk pergi kepada Allah Bapa] Yesus berkata lagi kepada pengikut-pengikut-Nya, “Janganlah kalian gelisah atau takut. Percayalah kepada Allah dan percayalah kepada-Ku juga. Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat, dan Aku akan pergi ke sana untuk menyiapkan tempat bagimu. Kalau itu tidak benar, tentu Aku tidak berkata begitu kepadamu. Sesudah Aku menyiapkan tempat itu untuk kalian, Aku akan kembali dan menjemputmu. Sebab, Aku mau kalian juga ada bersama Aku di tempat-Ku. Aku akan pergi ke tempat itu dan kalian tahu jalan ke sana.” Tomas, salah seorang pengikut Yesus, berkata, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Tuhan pergi. Bagaimana kami tahu jalan ke sana?” Yesus menjawab, “Kalau orang mau datang kepada Allah, Bapa-Ku, ia harus mengikuti Aku. Sebab, Akulah jalan untuk ke sana dan untuk mendapat hidup yang sejati. Tidak seorang pun bisa sampai kepada Bapa kalau tidak dengan perantaraan-Ku. Karena kalian mengenal Aku, maka kalian mengenal Bapa-Ku juga. Kalian sekarang sudah mengenal Dia dan sudah melihat Dia.” Filipus, seorang pengikut yang lain, berkata, “Tuhan, perlihatkanlah Bapa kepada kami supaya kami puas.” Yesus menjawab, “Filipus, Aku sudah lama sekali bersama kalian. Masakan engkau belum juga mengenal Aku? Orang yang sudah melihat Aku, sudah melihat Bapa juga. Mengapa engkau minta supaya Aku memperlihatkan Bapa kepadamu? Filipus, apakah kau tidak percaya bahwa Aku satu dengan Bapa dan Bapa satu dengan Aku?” Lalu Yesus berkata kepada semua pengikut-Nya itu, “Apa yang Aku katakan kepadamu, itu bukan kata-kata-Ku. Bapa yang tetap bersatu dengan Aku, selalu melakukan apa yang diinginkan-Nya. Percayalah akan perkataan-Ku bahwa Aku satu dengan Bapa dan Bapa satu dengan Aku. Atau kalau kalian tidak bisa percaya kepada kata-kata-Ku, percayalah karena apa yang sudah Aku lakukan. Sungguh, kata-kata-Ku ini benar: Orang yang percaya kepada-Ku akan melakukan juga apa yang Aku lakukan. Malahan Ia akan melakukan hal-hal yang lebih besar lagi, sebab Aku akan pergi kepada Bapa-Ku. Dan apa saja yang kalian minta kepada Bapa dengan memakai nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya melalui Aku sebagai Anak-Nya, orang akan menghormati Bapa-Ku. Sekali lagi Aku katakan: Apa saja yang kalian minta kepada Bapa dengan memakai nama-Ku, Aku akan melakukannya.” [Yesus menjanjikan Roh Allah] “Kalau kalian mengasihi Aku, kalian akan melakukan semua yang Aku perintahkan kepadamu. Aku akan minta kepada Bapa-Ku dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong lain yang akan tinggal bersama kalian untuk selama-lamanya. Penolong itu ialah Roh Allah. Dialah yang akan menyatakan semua yang benar tentang Allah. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi, kalian mengenal Dia sebab Ia tinggal bersama kalian dan Ia bersatu dengan kalian. Aku tidak akan meninggalkan kalian sendirian seperti yatim piatu. Aku akan datang lagi kepadamu. Tinggal sebentar saja, maka orang-orang di dunia ini tidak akan melihat Aku lagi. Tetapi, kalian akan melihat Aku. Aku hidup, jadi kalian juga akan hidup. Apabila hari itu sudah tiba, kalian akan tahu bahwa Aku bersatu dengan Bapa, kalian bersatu dengan Aku, dan Aku bersatu dengan kalian. Orang yang menerima perintah-perintah-Ku dan melakukan perintah-perintah itu, dialah yang mengasihi Aku. Bapa-Ku akan mengasihi orang yang mengasihi Aku. Dan Aku juga akan mengasihi orang itu. Aku sendiri akan datang kepadanya dan menunjukkan siapa Aku.” Yudas, seorang pengikut Yesus (bukan Yudas Iskariot), bertanya kepada Yesus, “Tuhan, bagaimana bisa terjadi sehingga Tuhan akan datang kepada kami dan menunjukkan betapa mulianya Tuhan, sedangkan Tuhan tidak datang kepada orang-orang lain di dunia ini dan menunjukkan hal itu?” Yesus menjawab, “Orang yang mengasihi Aku akan menuruti apa yang Kuajarkan kepadanya. Bapa-Ku akan mengasihi dia. Bapa-Ku dan Aku akan datang kepadanya dan kami akan tinggal bersama dia. Orang yang tidak mengasihi Aku, tidak akan menuruti apa yang Kuajarkan kepadanya. Ajaran yang Kuajarkan kepada kalian itu bukanlah buah pikiran-Ku sendiri. Itu buah pikiran Bapa-Ku yang mengutus Aku ke dunia. Dialah yang menyuruh Aku mengajarkan hal itu kepadamu. Semua itu Kuajarkan kepadamu selama Aku masih ada bersama kalian. Tetapi, nanti Bapa-Ku akan mengutus atas nama-Ku seorang Penolong, yaitu Roh-Nya. Roh Allah itulah yang akan membuat kalian ingat semua yang telah Kuberitahukan kepadamu. Ia juga akan mengajar kepadamu semua yang perlu kalian ketahui tentang ajaran-ajaran-Ku. Aku memberi sejahtera di dalam hatimu, yaitu sejahtera yang ada pada-Ku sendiri. Sejahtera yang kuberikan kepadamu itu tidak seperti sejahtera yang diberikan dunia kepadamu. Janganlah cemas dan takut akan apa yang sebentar lagi akan terjadi. Kalian sudah mendengar Aku berkata bahwa Aku akan pergi, tetapi akan datang kembali kepadamu. Nah, kalau kalian mengasihi Aku, kamu akan senang bahwa Aku pergi kepada Bapa-Ku. Sebab, Bapa-Ku lebih besar daripada Aku. Aku memberitahukan itu kepadamu sekarang, sebelum semuanya terjadi, supaya kalau terjadi nanti, kalian akan percaya bahwa apa yang Kukatakan itu memang benar. Aku tidak akan berbicara lebih banyak lagi dengan kalian, sebab sudah tiba saatnya penguasa dunia ini datang. Tetapi, ia tidak berkuasa atas diri-Ku. Apa yang Kulakukan, Kulakukan seperti yang diperintahkan Bapa-Ku kepada-Ku, supaya orang-orang di dunia ini tahu bahwa Aku mengasihi Bapa-Ku. Nah, mari kita pergi dari sini.” [Yesus pohon anggur yang sejati] Yesus berkata lagi kepada pengikut-pengikut-Nya, “Akulah pohon anggur sejati dan Bapa-Ku tukang kebunnya. Setiap cabang-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya. Tetapi, setiap cabang yang berbuah dipangkas-Nya supaya bersih dan berbuah lebih banyak lagi. Kalian juga sudah dibersihkan seperti cabang-cabang itu. Kalian dibersihkan dengan ajaran yang Aku berikan kepada kalian. Kalian harus tetap bersatu dengan Aku, maka Aku pun akan tetap bersatu dengan kalian. Cabang yang terpisah dari pohonnya, tak dapat berbuah. Cabang itu hanya dapat berbuah kalau tetap pada pohonnya. Begitu juga dengan kalian. Kalian hanya bisa menghasilkan buah kalau kalian tetap bersatu dengan Aku. Akulah pohon anggur dan kalian adalah cabang-cabangnya. Setiap orang di antara kalian yang tetap bersatu dengan Aku dan Aku tetap bersatu dengan Dia, akan menghasilkan banyak buah, sebab kalau tidak bersatu dengan Aku, kalian tidak bisa berbuat apa-apa. Orang yang tidak tetap bersatu dengan Aku akan dibuang, seperti cabang dibuang dan menjadi kering. Cabang-cabang kering itu akan dikumpulkan lalu dilemparkan ke dalam api dan terbakar. Kalau kalian tetap bersatu dengan Aku dan tetap ingat serta melakukan apa yang telah Aku ajarkan kepada kalian, kalian boleh minta apa saja yang kalian inginkan. Bapa-Ku akan memberikannya kepada kalian. Kalau kalian menghasilkan banyak buah, semua orang dapat melihat kebesaran Bapa-Ku dan oleh karena itu kalian adalah pengikut-Ku yang sejati. Aku mengasihi kalian seperti Bapa mengasihi Aku. Kalian harus tetap hidup sebagai orang yang Aku kasihi. Kalau kalian melakukan apa yang Aku perintahkan kepadamu, kalian tetap hidup sebagai orang yang Aku kasihi. Aku juga begitu. Aku melakukan semua yang Bapa perintahkan kepada-Ku, sehingga Aku tetap hidup sebagai Anak yang dikasihi-Nya. Aku memberitahukan semua ini kepada kalian supaya kalian gembira seperti Aku dan supaya kalian betul-betul gembira. Inilah perintah-Ku: Kasihilah satu sama lain, seperti Aku mengasihi kalian. Orang yang sungguh-sungguh mengasihi sahabat-sahabatnya ialah orang yang memberi hidupnya untuk mereka. Kalian adalah sahabat-sahabat-Ku kalau kalian melakukan semua yang Aku perintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kalian pelayan, sebab pelayan tidak tahu apa yang dilakukan tuannya. Sebaliknya, Aku menyebut kalian sahabat, sebab Aku sudah menceritakan kepadamu semua yang dikatakan oleh Bapa-Ku. (15:13) (15:13) Bukan kalian yang memilih untuk mengikuti Aku. Akulah yang memilih kalian menjadi pengikut-Ku. Dan Aku memberikan tugas kepadamu untuk menghasilkan banyak buah, yaitu buah yang tidak akan busuk. Jadi, apa saja yang kalian minta kepada Bapa atas nama-Ku, itu akan diberikan-Nya kepadamu. Jadi, inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah satu sama lain.” [Orang-orang di dunia ini membenci kalian] Yesus berkata, “Kalau orang-orang di dunia ini membenci kalian, ingatlah bahwa sebelum mereka membenci kalian, mereka sudah lebih dahulu membenci Aku. Seandainya kalian satu dengan orang-orang di dunia ini, maka mereka akan mengasihi kalian sebagai orang-orang yang sama dengan mereka. Tetapi, Aku sudah memilih kalian supaya kalian tidak sama seperti orang-orang di dunia ini. Karena itu, kalian bukan orang-orang dunia. Itu sebabnya mereka membenci kalian. Ingatlah apa yang sudah Kukatakan kepadamu dahulu, ‘Seorang hamba tidak lebih besar daripada tuannya.’ Orang-orang di dunia ini sudah membuat Aku menderita, jadi mereka akan membuat kalian juga menderita. Kalau mereka mengikuti ajaran-Ku, mereka akan menuruti juga apa yang kalian ajarkan kepada mereka. Mereka melakukan semua itu terhadap kalian, sebab kalian adalah pengikut-Ku. Dan mereka tidak mengenal Dia yang mengutus Aku ke dunia. Seandainya Aku tidak datang dan tidak mengatakan semua itu kepada mereka, mereka tidak menanggung kesalahan dosa mereka. Tetapi, sekarang mereka tidak lagi punya alasan untuk berkata, ‘Kami tidak tahu bahwa perbuatan kami itu salah.’ Orang yang membenci Aku, membenci juga Bapa-Ku. Aku sudah melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan oleh orang lain di tengah-tengah mereka. Seandainya Aku tidak melakukan hal-hal itu kepada mereka, mereka tidak menanggung kesalahan dosa mereka. Nyatanya mereka sudah melihat apa yang Kulakukan, tetapi mereka membenci Aku dan Bapa-Ku. Memang sudah seharusnya demikian, supaya apa yang tertulis dalam Buku Hukum mereka betul-betul terjadi, yaitu: Mereka membenci Aku, padahal Aku tidak melakukan apa pun yang pantas untuk dibenci. Aku akan mengutus kepadamu Penolong yang berasal dari Bapa-Ku. Ia akan menyatakan apa yang benar tentang Allah. Dan apabila Ia datang, Ia akan berbicara kepada orang-orang mengenai Aku. Tetapi, kalian juga harus berbicara kepada orang-orang tentang Aku, sebab kalian sudah bersama-sama dengan Aku sejak semula ketika Aku mulai mengajar orang-orang. Aku memberitahukan semua itu kepadamu, supaya kalian jangan berhenti percaya kepada-Ku. Kalian tidak akan lagi diizinkan menyembah Allah di dalam rumah-rumah ibadat. Dan bukan itu saja, nanti akan terjadi juga bahwa orang yang membunuh kalian akan menyangka, bahwa dengan berbuat demikian ia menghormati Allah. Mereka melakukan yang demikian karena mereka belum mengenal Bapa-Ku dan juga belum mengenal Aku. (16:4a) Tetapi, sekarang Aku mengatakan semua itu kepadamu, supaya apabila itu terjadi nanti, kalian akan ingat bahwa Aku sudah memberitahukannya kepadamu terlebih dahulu.” (16:4b) [Pekerjaan Roh Allah] Yesus berkata lagi, “Semua yang Kukatakan ini, tidak Aku beritahukan kepadamu dari semula ketika Aku baru mulai mengajar kalian. Sebab, Aku masih bersama-sama dengan kalian. Tetapi, sekarang Aku akan pergi kepada Dia yang mengutus Aku; dan tidak seorang pun dari kalian yang bertanya ke mana Aku pergi. Sekarang, karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, kalian malah menjadi sedih. Tetapi, Aku sungguh-sungguh berkata kepadamu bahwa lebih baik untuk kamu kalau Aku pergi. Sebab, kalau Aku tidak pergi, maka Penolong itu tidak akan datang kepadamu. Kalau Aku pergi, maka Aku akan menyuruh Dia datang kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menunjukkan kepada orang-orang di dunia ini bahwa pengertian mereka salah sekali mengenai dosa, mengenai siapa yang benar, dan mengenai bagaimana Allah nanti menghakimi orang-orang di dunia. Pengertian mereka salah sekali tentang dosa, sebab mereka tidak percaya kepada-Ku. Pengertian mereka juga salah tentang siapa yang benar, sebab Aku pergi kepada Bapa-Ku dan kalian tidak akan melihat Aku lagi. Pengertian mereka juga salah tentang bagaimana Allah nanti menghakimi orang-orang di dunia ini, sebab Allah sudah menghukum penguasa dunia ini. (16:8) (16:8) (16:8) Masih ada banyak hal yang mau Kuberitahukan kepadamu, tetapi sekarang ini kalian belum sanggup menerima semua itu. Tetapi, Roh yang menunjukkan yang benar tentang Allah akan datang. Dan kalau Ia datang, Ia akan membimbing kalian untuk mengenal semua yang benar yang berasal dari Allah. Ia tidak akan berbicara menurut kemauan-Nya sendiri, tetapi menurut apa yang didengar-Nya dari Allah. Dan Ia akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari. Ia akan menunjukkan betapa mulianya Aku, sebab apa yang didengar-Nya dari-Ku, itulah yang disampaikan-Nya kepada kalian. Semua yang ada pada Bapa-Ku adalah kepunyaan-Ku. Itu sebabnya Aku berkata bahwa Roh itu akan mendengar dari Aku apa yang Kukatakan kepada-Nya, lalu Ia akan menyampaikan itu kepadamu.” [Mula-mula susah, kemudian senang] Yesus berkata, “Tinggal sesaat saja kalian tidak akan melihat Aku, tetapi tidak lama sesudah itu kalian akan melihat Aku lagi.” Beberapa pengikut Yesus mulai bertanya satu sama lain, “Apa maksudnya Ia berkata kepada kita, ‘Tinggal sesaat saja kalian tidak akan melihat Aku, tetapi tidak lama sesudah itu kalian akan melihat Aku lagi?’ Dan apa pula maksudnya dengan: ‘Aku pergi kepada Bapa-Ku?’” Mereka bertanya terus, “Apa artinya ‘Sesaat’? Kita tidak mengerti Ia berbicara tentang apa!” Yesus tahu mereka mau bertanya kepada-Nya. Jadi, Ia berkata, “Tadi Aku berkata, ‘Tinggal sesaat saja, kalian tidak akan melihat Aku, tetapi tidak lama sesudah itu kalian akan melihat Aku lagi.’ Apakah itu yang kalian persoalkan di antaramu? Percayalah, kalian akan menangis dan merasa sedih, tetapi orang-orang lain di dunia ini akan bergembira. Kalian akan bersusah hati, tetapi kesusahanmu akan berubah menjadi kegembiraan. Itu sama seperti seorang wanita yang hamil dan hampir melahirkan. Pada waktu akan melahirkan, ia susah, sebab ia menderita. Tetapi, segera setelah anaknya lahir, wanita itu gembira. Ia lupa akan penderitaannya karena anaknya sudah lahir ke dalam dunia. Begitu juga dengan kalian. Sekarang kalian bersusah hati, tetapi nanti Aku akan bertemu lagi dengan kalian. Maka kalian akan gembira dan tidak seorang pun dapat menghilangkan kegembiraan itu dari hatimu. Pada hari itu kalian tidak akan bertanya apa-apa lagi kepada-Ku. Percayalah: Apa saja yang kalian minta kepada Bapa-Ku dengan memakai nama-Ku, itu akan diberikan Bapa kepadamu. Sampai saat ini kalian belum meminta apa-apa dengan memakai nama-Ku. Mintalah dengan tidak henti-hentinya, maka Allah akan memberikan kepadamu apa yang kalian minta. Dengan demikian, kalian akan menjadi sungguh-sungguh bahagia.” [Tabahlah, jangan mundur!] “Semua ini Kuberitahukan kepadamu dengan memakai kiasan. Tetapi, akan datang waktunya Aku tidak lagi memakai kiasan. Aku akan bicara kepadamu sedemikian rupa sehingga kalian akan sungguh-sungguh mengerti dengan jelas. Pada waktu itu, kalian akan minta kepada Bapa-Ku dengan memakai nama-Ku dan tidak perlu lagi Aku minta kepada-Nya untuk menolong kalian. Sebab, Bapa-Ku sendiri mengasihi kalian. Ia mengasihi kalian, karena kalian selalu mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku berasal dari Allah, Bapa-Ku. Memang Aku berasal dari Bapa dan Aku sudah datang ke dalam dunia. Tetapi, sekarang Aku akan meninggalkan dunia dan kembali kepada Bapa-Ku.” Pengikut-pengikut Yesus berkata kepada Yesus, “Nah, sekarang Tuhan bicara terus terang dan tidak memakai kiasan. Kami tahu bahwa Tuhan tahu segala-galanya. Tuhan tahu apa yang ada di dalam pikiran orang, jadi tidak perlu Tuhan menanyakan kepada mereka apa yang sedang mereka pikirkan. Oleh karena itu, kami percaya bahwa Tuhan berasal dari Allah.” Yesus menjawab, “Jadi, kalian sungguh-sungguh percaya kepada-Ku sekarang? Ingat, hanya sebentar lagi kamu semua akan lari, masing-masing pulang ke rumahnya sendiri dan meninggalkan Aku sendirian. Tetapi, sesungguhnya Aku tidak sendirian, sebab Bapa-Ku ada bersama Aku. Aku mengatakan semua ini supaya dalam hatimu ada sejahtera karena kalian bersatu dengan Aku. Dunia ini membuat kalian menderita, tetapi tabahlah, jangan mundur! Aku sudah berhasil menghancurkan kekuatan dunia ini!” [Yesus berdoa untuk pengikut-pengikut-Nya] Setelah Yesus berkata begitu, Ia menengadah ke langit dan berkata, “Bapa, inilah saatnya bagi-Mu untuk menunjukkan keagungan-Ku, Anak-Mu. Dengan demikian, Aku pun dapat menunjukkan keagungan Bapa. Bapa sudah memberikan kuasa kepada-Ku untuk memerintah seluruh umat manusia. Bapa melakukan itu supaya Aku dapat memberikan hidup yang sejati dan kekal kepada semua orang yang Bapa serahkan kepada-Ku untuk menjadi pengikut-Ku. Dan kalau orang mengenal Bapa, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Aku, yang Bapa utus ke dunia, maka mereka akan mengalami hidup yang sejati dan kekal. Aku sudah menunjukkan keagungan Bapa di atas bumi ini dan Aku sudah menyelesaikan pekerjaan yang Bapa tugaskan kepada-Ku. Bapa, agungkanlah Aku di hadapan Bapa sekarang ini, seperti Bapa sudah mengagungkan Aku sebelum Bapa menciptakan dunia ini! Aku sudah memperkenalkan Bapa kepada orang-orang di dunia ini yang telah Bapa serahkan kepada-Ku untuk menjadi pengikut-pengikut-Ku. Mereka adalah kepunyaan Bapa, dan Bapa menyerahkan mereka kepada-Ku untuk menjadi pengikut-Ku. Mereka sudah menuruti apa yang Bapa perintahkan kepada mereka. Sekarang mereka tahu bahwa semua yang Bapa serahkan kepada-Ku adalah betul-betul dari Bapa. Aku sudah memberitahukan kepada mereka apa yang Bapa suruh Aku beritahukan dan mereka sudah menerima itu di dalam hati mereka. Mereka tahu bahwa Aku benar-benar datang dari Bapa dan mereka percaya bahwa Bapalah yang menyuruh Aku datang ke dalam dunia. Aku tidak berdoa untuk orang-orang dari dunia ini, tetapi Aku berdoa untuk orang-orang yang telah diserahkan Bapa kepada-Ku, sebab mereka adalah kepunyaan Bapa. Semua yang Aku punyai adalah kepunyaan Bapa dan semua yang Bapa punyai adalah kepunyaan-Ku juga. Dan melalui mereka, orang-orang di dunia ini melihat keagungan-Ku. Sekarang Aku datang kepada Bapa. Aku tidak tinggal lagi di dunia, tetapi mereka masih tinggal di dunia. Bapa, Engkau harus dijunjung tinggi. Aku mohon kepada-Mu, jagalah mereka supaya mereka menjadi satu sama seperti Bapa dan Aku juga adalah satu. Lakukanlah itu dengan menunjukkan bahwa Bapa sangat berkuasa -- berkuasa seperti ketika Bapa menjadikan Aku berkuasa. Ketika Aku masih bersama dengan mereka, Aku sudah menjaga mereka dengan kekuasaan Bapa, kekuasaan yang Bapa berikan kepada-Ku. Aku sudah melindungi mereka dan tidak seorang pun dari mereka yang binasa, kecuali dia yang memang sudah pasti akan binasa. Memang hal itu harus terjadi supaya terjadi juga apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. Sekarang Aku datang kepada Bapa dan semua yang Aku katakan ini, Kukatakan sementara Aku masih di dunia. Aku melakukan itu supaya hati mereka sungguh-sungguh bahagia sama seperti Aku juga sungguh-sungguh bahagia. Aku sudah memberitahukan kepada mereka apa yang Bapa perintahkan kepada-Ku, dan karena itu, orang-orang di dunia ini membenci mereka. Sebab, mereka tidak sepikir dengan orang-orang milik dunia. Aku tidak minta supaya Bapa mengambil mereka dari dunia, tetapi Aku minta supaya Bapa menjaga mereka dari si Jahat. Aku bukan milik dunia ini, dan mereka juga sama seperti Aku -- bukan orang-orang milik dunia. Jadikanlah mereka umat Bapa sendiri melalui perkataan Bapa. Perkataan Bapa itulah perkataan yang benar. Bapa sudah mengutus Aku untuk datang kepada orang-orang di dunia ini. Begitu juga Aku sudah mengutus mereka kepada orang-orang di dunia. Dan untuk kepentingan mereka, Aku sudah menyerahkan diri khusus untuk melayani Bapa, supaya mereka juga menyerahkan diri khusus untuk benar-benar melayani Bapa. Aku berdoa bukan hanya untuk mereka ini, tetapi juga untuk orang-orang lain yang akan percaya kepada-Ku karena mereka. Bapa, Kumohon, semoga Bapa membuat mereka semua menjadi satu. Dan semoga mereka juga bersatu dengan kita sama seperti Bapa bersatu dengan Aku dan Aku bersatu dengan Bapa. Semoga mereka bersatu, supaya orang-orang di dunia ini percaya bahwa Bapa yang menyuruh Aku datang ke dunia. Aku sudah memberikan kepada mereka keagungan yang Bapa berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Bapa dan Aku adalah satu. Aku bersatu dengan mereka dan Bapa bersatu dengan Aku, sehingga dengan demikian mereka benar-benar bisa menjadi satu. Maka orang-orang di dunia ini akan tahu bahwa Bapalah yang menyuruh Aku datang ke dunia. Mereka juga akan tahu bahwa Bapa mengasihi orang-orang yang percaya kepada-Ku sama seperti Bapa mengasihi Aku. Bapa, Aku ingin supaya orang-orang yang telah Bapa berikan kepada-Ku untuk menjadi pengikut-Ku, ada bersama-Ku di tempat-Ku. Jika mereka ada bersama Aku, mereka akan melihat keagungan-Ku, yaitu keagungan yang Bapa berikan kepada-Ku karena Bapa mengasihi Aku. Bapa sudah mengasihi Aku sebelum dunia ini dijadikan. Bapa, Engkau adil! Dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau. Orang-orang yang percaya kepada-Ku ini tahu bahwa Bapa yang menyuruh Aku datang ke dunia. Aku sudah menunjukkan kepada mereka siapa Bapa. Dan Aku akan terus menunjukkan hal itu kepada mereka, supaya mereka mengasihi orang lain sama seperti Bapa mengasihi-Ku. Dengan demikian, Aku bisa bersatu dengan mereka.” [Yesus ditangkap] Setelah Yesus berdoa begitu kepada Bapa-Nya di surga, Ia dan pengikut-pengikut-Nya pergi ke seberang Sungai Kidron. Di situ ada sebuah taman, dan mereka masuk ke taman itu. Yudas si Pengkhianat itu, tahu tempat itu sebab Yesus sudah sering berkumpul di situ dengan pengikut-pengikut-Nya. Karena itu, Yudas pergi ke taman itu. Ia ke sana dengan membawa sepasukan tentara Romawi dan beberapa pengawal Rumah Tuhan yang disuruh oleh imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin agama Yahudi. Mereka membawa senjata, lentera dan obor. Yesus tahu semua yang akan mereka lakukan terhadap diri-Nya. Jadi, Ia mendekati mereka dan bertanya, “Siapa yang kalian cari?” “Yesus, orang Nazaret,” jawab mereka. “Akulah Dia,” kata Yesus Yudas, si Pengkhianat itu, berdiri di situ dengan mereka. Dan ketika Yesus berkata kepada mereka, “Akulah Dia,” mereka semua mundur dan jatuh. Yesus bertanya lagi, “Siapa yang kalian cari?” “Yesus, orang Nazaret,” jawab mereka. “Aku sudah berkata bahwa Akulah Dia,” kata Yesus. “Kalau memang Aku yang kalian cari, biarkan pengikut-pengikut-Ku ini pergi.” Dengan berkata begitu, terjadilah apa yang telah dikatakan Yesus sebelumnya: “Bapa, dari orang-orang yang Bapa berikan kepada-Ku untuk menjadi pengikut-Ku, tidak seorang pun yang binasa.” Di antara orang-orang yang datang itu ada juga Malkus. Ia hamba Imam Agung. Simon Petrus yang pada waktu itu membawa pedang, mencabut pedangnya dan mengayunkannya pada Malkus sampai putus telinga kanannya. Yesus berkata kepada Petrus, “Masukkan kembali pedangmu ke dalam tempatnya! Kau pikir Aku tidak akan mau menderita seperti yang telah ditentukan oleh Bapa-Ku?” [Yesus dibawa menghadap Hanas] Lalu prajurit-prajurit Romawi itu bersama komandannya dan pengawal Rumah Tuhan menangkap Yesus dan mengikat Dia. Mula-mula mereka membawa Dia menghadap Hanas, bapak mertua Kayafas. Kayafas adalah Imam Agung pada tahun itu. Dan dialah yang beberapa waktu sebelumnya telah berkata kepada para penguasa Yahudi, “Lebih baik satu orang mati untuk seluruh bangsa.” [Petrus berkata bahwa ia tidak mengenal Yesus] Simon Petrus dan seorang pengikut Yesus yang lain, pergi mengikuti Yesus. Pengikut ini dikenal oleh imam agung. Karena itu, ia turut masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman rumah imam agung. Tetapi Petrus menunggu di luar, di depan pintu. Di situ ada seorang pelayan wanita yang menjaga pintu itu. Kemudian pengikut yang lain itu pergi keluar dan berbicara dengan pelayan wanita itu, lalu membawa Petrus ke dalam. Pelayan itu berkata kepada Petrus, “Hai, kau salah seorang di antara pengikut Yesus itu, bukan?” “Tidak,” jawab Petrus. Pada waktu itu udara dingin sekali, jadi pelayan-pelayan dan pengawal-pengawal sudah menyalakan api arang. Dan mereka sedang menghangatkan badan di dekat api itu. Petrus pergi ke sana dan berdiri di situ menghangatkan badan bersama mereka. [Imam Agung mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Yesus] Hanas adalah bekas imam agung. Ia bertanya kepada Yesus, “Siapa pengikut-pengikut-Mu? Apa yang Kauajarkan kepada orang-orang?” Yesus menjawab, “Jika Aku mengajar orang-orang, Aku selalu mengajar di depan orang banyak. Aku mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Rumah Allah, tempat orang Yahudi biasanya berkumpul. Tidak pernah Aku mengajar sesuatu dengan sembunyi-sembunyi. Jadi, mengapa Tuan bertanya kepada-Ku? Tanyalah saja kepada mereka yang sudah mendengar Aku mengajar. Pasti mereka tahu apa yang Kukatakan.” Ketika Yesus berkata begitu, salah seorang pengawal di situ menampar Yesus dan berkata, “Berani sekali Engkau bicara begitu kepada Imam Agung!” Yesus menjawab, “Kalau Aku mengatakan sesuatu yang salah, katakanlah kepada semua orang di sini apa kesalahan-Ku! Tetapi, kalau Aku bicara yang benar, mengapa kau menampar Aku?” Lalu Hanas menyuruh orang membawa Yesus dengan tangan terikat kepada Kayafas yang menjabat Imam Agung pada waktu itu. [Petrus berkata lagi bahwa ia tidak mengenal Yesus] Simon Petrus masih juga berdiri di situ sambil menghangatkan badan di dekat api. Orang-orang berkata kepada Petrus, “Engkau memang pengikut orang itu!” Tetapi Petrus berkata, “Tidak, saya bukan pengikut orang itu!” Ada seorang hamba Imam Agung. Ia adalah keluarga dari orang yang telinganya dipotong Petrus. Ia berkata, “Saya melihat engkau di taman itu bersama-sama dengan orang itu!” Lalu Petrus berkata lagi, “Tidak, saya bukan pengikut orang itu!” Pada saat itu juga ayam berkokok. [Yesus di hadapan Pilatus] Pagi-pagi sekali Yesus diambil dari rumah Kayafas dan dibawa ke istana Pilatus, gubernur pemerintahan Romawi. Tetapi, pemimpin-pemimpin Yahudi tidak mau masuk ke dalam istana. Menurut agama mereka, kalau mereka masuk ke rumah orang bukan Yahudi, mereka tidak boleh makan makanan Paskah. Karena itu, Pilatus pergi ke luar dan bertanya kepada mereka, “Apa tuduhanmu terhadap orang ini?” Mereka menjawab, “Seandainya Ia tidak berbuat salah, kami tidak akan membawa Dia kepada Bapak Gubernur!” Pilatus berkata kepada mereka, “Kalau Ia sudah melanggar hukum agama Yahudi, ambil dan adililah Dia menurut hukum-hukummu sendiri!” Mereka menjawab, “Kami tidak diberi kuasa untuk menghukum mati siapa pun!” (Ini terjadi supaya apa yang dikatakan Yesus sebelumnya sungguh-sungguh terjadi. Yesus mengatakan bahwa Ia akan dihukum mati dengan cara disalib.) Pilatus masuk kembali ke dalam istana dan menyuruh supaya Yesus dibawa masuk. Lalu ia bertanya kepada Yesus, “Apakah Engkau Raja orang Yahudi?” Yesus menjawab, “Apakah Tuan bertanya begitu karena Tuan hanya ingin tahu, atau karena orang lain memberitahukan tentang Aku kepada Tuan?” “Kau kira saya orang Yahudi?” jawab Pilatus. “Bangsa-Mu sendiri bersama imam-imam kepala itulah yang menyerahkan Engkau kepadaku!” Lalu Pilatus bertanya, “Apa yang sudah Kaulakukan?” Yesus berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini. Seandainya kerajaan-Ku dari dunia ini, tentu pengikut-pengikut-Ku sudah berjuang supaya Aku jangan diserahkan kepada pemimpin-pemimpin Yahudi. Tetapi, memang kerajaan-Ku bukan seperti kerajaan-kerajaan di dunia.” Maka Pilatus bertanya kepada-Nya, “Kalau begitu, apakah Engkau seorang Raja?” Yesus menjawab, “Tuan berkata bahwa Aku Raja. Aku lahir dan datang ke dunia hanya untuk satu maksud, yaitu untuk memberitahukan apa yang benar mengenai Allah. Orang yang menerima apa yang benar akan mendengar apa yang Kukatakan.” (18:38a) “Apakah arti yang benar itu?” tanya Pilatus. (18:38b) [Pilatus berusaha melepaskan Yesus, tapi orang Yahudi memprotesnya] Pilatus keluar lagi dari istana dan berkata kepada orang-orang Yahudi, “Aku tidak bisa menghukum orang ini, sebab aku tidak mendapat satu kesalahan pun pada Dia. Tetapi, biasanya pada hari raya Paskah, aku selalu melepaskan seorang tahanan untuk kalian. Jadi, apakah kalian mau supaya aku melepaskan rajamu?” Mereka menjawab dengan berteriak, “Tidak, jangan lepaskan Dia! Lepaskan saja Barabas!” (Barabas adalah seorang perampok.) [Yesus dijatuhi hukuman mati] Sesudah itu, Pilatus masuk lagi ke istana dan menyuruh orang mencambuk Yesus. Prajurit-prajurit mengambil ranting-ranting berduri dan membuat sebuah mahkota dari ranting-ranting itu. Lalu mereka memasang mahkota itu pada kepala Yesus. Sesudah itu, mereka memakaikan Dia jubah berwarna ungu. Lalu mereka berkali-kali datang kepada-Nya dan berkata, “Hidup raja orang Yahudi!” Dan setelah berkata begitu, mereka menampar Dia. Kemudian Pilatus keluar lagi dan berkata kepada orang banyak yang ada di situ, “Dengarkan! Saya akan membawa Dia keluar di depan kalian. Saya mau kalian melihat bahwa saya tidak menemukan satu kesalahan pun pada-Nya untuk menghukum Dia.” Lalu Yesus pun dibawa keluar dengan memakai mahkota duri dan jubah berwarna ungu. Pilatus berkata kepada mereka, “Lihat, ini orangnya!” Ketika imam-imam kepala dan pengawal-pengawal melihat Yesus, mereka berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Pilatus berkata kepada mereka, “Ambil Dia dan salibkanlah sendiri! Saya tidak mau, sebab saya tidak menemukan satu kesalahan pun pada-Nya.” Orang-orang Yahudi itu menjawab, “Menurut peraturan hukum kami, Ia harus dihukum mati, sebab Ia mengaku diri-Nya Anak Allah!” Pilatus menjadi takut ketika mendengar mereka berkata begitu. Maka ia masuk kembali ke dalam istana dan Yesus juga dibawa masuk. Lalu Pilatus bertanya kepada Yesus, “Engkau berasal dari mana?” Tetapi, Yesus tidak mau menjawab. Jadi, Pilatus berkata lagi, “Mengapa Kau tidak mau berbicara dengan saya? Ingat, saya ini berkuasa! Saya bisa membebaskan Engkau, tetapi saya juga bisa menyuruh menyalibkan Engkau!” Yesus menjawab, “Kalau bukan Allah yang memberikan kuasa kepadamu, engkau sama sekali tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku. Karena itu, orang yang menyerahkan Aku kepadamu lebih besar dosanya daripada engkau.” Ketika Yesus berkata begitu, Pilatus berusaha supaya Yesus bisa dilepaskan. Tetapi, orang-orang Yahudi berteriak, “Dia mengaku diri-Nya raja, jadi Dia musuh raja kita di Roma. Kalau Tuan melepaskan Dia, berarti Tuan tidak bersahabat dengan raja di Roma!” Ketika Pilatus mendengar mereka berkata begitu, ia membawa Yesus keluar. Lalu ia duduk di kursi pengadilan di tempat yang bernama Lantai Batu. Dalam bahasa Ibrani, nama tempat itu Gabata. Pada waktu itu, hari sudah hampir pukul dua belas siang dan besoknya adalah hari raya Paskah. Pilatus berkata kepada orang-orang yang berteriak itu, “Ini rajamu!” Mereka berteriak, “Bunuh Dia! Bunuh Dia! Salibkan Dia!” “Apakah saya harus menyalibkan rajamu?” kata Pilatus. Imam-imam kepala menjawab, “Raja kami hanya raja yang di Roma! Kami tidak punya raja lain.” Karena mereka berkata begitu, maka Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka mengambil Dia, lalu membawa Dia pergi. [Yesus disalib] Yesus keluar dari tempat itu dengan memikul sendiri kayu salib yang akan dipakai untuk menyalibkan-Nya. Mereka membawa Dia ke tempat yang bernama “Tempat Tengkorak”. Di dalam bahasa Ibrani tempat itu disebut Golgota. Di sana Yesus disalib. Bersama Dia, ada juga dua orang lain yang disalib, seorang di sebelah kiri, seorang lagi di sebelah kanan. Jadi, Yesus di tengah-tengah. Pada kayu salib Yesus, Pilatus sudah menyuruh orang memasang papan bertuliskan: “Yesus dari Nazaret, Raja Orang Yahudi”. Tulisan pada papan itu ditulis dalam bahasa Ibrani, Latin, dan Yunani. Karena tempat di mana Yesus disalib itu tidak jauh dari kota, maka banyak orang Yahudi membaca tulisan itu. Imam-imam kepala berkata kepada Pilatus, “Tuan, jangan menulis ‘Raja Orang Yahudi’, tulislah, ‘Orang ini berkata: Aku Raja Orang Yahudi’. ” Pilatus menjawab, “Yang sudah saya tulis, biarlah tetap demikian, tidak usah diubah lagi.” Setelah prajurit-prajurit menyalib Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya dan membagi-baginya di antara mereka, masing-masing mendapat satu. Mereka mengambil juga jubah-Nya. Jubah itu tidak ada jahitannya -- ditenun dari atas sampai ke bawah. Prajurit-prajurit itu berkata satu sama lain, “Jangan kita potong jubah ini. Mari kita buang undi untuk menentukan siapa yang boleh mendapatkannya.” Hal itu terjadi supaya apa yang tertulis dalam Kitab Suci terjadi juga. Di dalam Kitab Suci tertulis begini: “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku dan membuang undi untuk jubah-Ku.” Dan memang benar, prajurit-prajurit itu sudah membuang undi atas jubah itu. Di dekat salib Yesus berdiri ibu Yesus, saudara perempuan ibu-Nya, Maria istri Klopas dan Maria Magdalena. Pengikut Yesus yang dikasihi oleh Yesus ada juga di situ. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan pengikut itu di situ, Ia berkata kepada ibu-Nya, “Ibu, itu anak Ibu.” Dan kepada pengikut-Nya itu, Yesus berkata, “Itu ibumu.” Sejak saat itu pengikut itu menerima ibu Yesus di rumahnya, dan ibu Yesus tinggal di situ. [Yesus meninggal] Yesus tahu bahwa pada waktu itu Ia sudah melakukan semua yang harus dilakukan-Nya. Lalu Ia berkata, “Aku haus.” Ia berkata demikian supaya terjadilah apa yang tertulis dalam Kitab Suci. Di situ ada sebuah mangkuk penuh dengan air anggur asam. Orang mencelup bunga karang ke dalam air anggur itu dan mencucukkannya pada setangkai hisop lalu mengulurkannya ke bibir Yesus. Yesus mencicip air anggur itu dan berkata, “Sudah selesai!” Setelah berkata demikian, Ia menundukkan kepala-Nya dan meninggal. [Prajurit-prajurit Romawi menikam lambung Yesus] Hari itu hari Jumat. Para penguasa Yahudi tidak mau mayat orang-orang yang disalibkan itu tetap tergantung di situ sampai hari Sabat. Lebih-lebih, karena hari Sabat kali ini adalah hari istimewa. Oleh sebab itu, para penguasa Yahudi meminta kepada Pilatus, supaya mengizinkan mereka mematahkan kaki orang-orang itu dan menurunkan mayat-mayatnya dari kayu salib. Maka prajurit-prajurit Romawi yang bertugas di situ pergi mematahkan kaki kedua orang yang telah disalibkan bersama Yesus. Sesudah itu, mereka pergi kepada Yesus hendak melakukan hal itu juga. Tetapi mereka melihat bahwa Ia sudah meninggal, jadi mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Lalu seorang dari prajurit-prajurit itu menikam lambung Yesus dengan tombak dan keluarlah darah dan air. Ada seseorang yang melihat sendiri kejadian itu dan ia memberitakan hal itu, supaya kalian juga percaya. Apa yang ia beritakan itu benar dan ia tahu bahwa itu benar. Semua itu terjadi supaya apa yang dikatakan dalam Kitab Suci menjadi kenyataan, yaitu: “Tidak satu pun dari tulang-Nya akan dipatahkan” dan “mereka akan memandang Dia yang sudah mereka tikam.” [Yesus dikubur] Ada seorang laki-laki bernama Yusuf. Ia berasal dari sebuah kota kecil yang bernama kota Arimatea. Sebenarnya Yusuf adalah seorang pengikut Yesus. Karena ia takut kepada penguasa Yahudi, maka ia tidak menunjukkan secara terang-terangan kepada orang-orang bahwa ia pengikut Yesus. Yusuf meminta izin dari Pilatus untuk mengambil jenazah Yesus. Setelah Pilatus memberi izin, Yusuf pergi mengambil jenazah itu. Nikodemus yang dahulu pernah datang kepada Yesus pada waktu malam, pergi juga bersama Yusuf. Nikodemus membawa ramuan mur dan gaharu untuk membalur jenazah Yesus. Ramuan itu kira-kira tiga puluh kilogram banyaknya. Yusuf dan Nikodemus mengambil jenazah Yesus lalu membungkusnya dengan kain kafan bersama dengan ramuan wangi itu. Itulah cara orang Yahudi mempersiapkan jenazah yang akan dikubur. Di tempat di mana Yesus disalib ada sebuah taman. Di dalam taman itu ada sebuah kuburan baru yang belum pernah dipakai untuk menguburkan orang. Karena kuburan itu tidak jauh dari tempat Yesus disalib dan hari Sabat sudah hampir mulai, Yusuf dan Nikodemus menguburkan Yesus di situ. [Maria Magdalena melihat Yesus] Pada hari Minggu, pagi-pagi sekali ketika hari masih gelap, Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus. Di sana ia melihat batu penutup kubur itu sudah disingkirkan. Maka ia berlari kepada Simon Petrus dan seorang pengikut Yesus yang lain yang dikasihi Yesus dan berkata, “Ada yang mengambil jenazah Tuhan dari kubur! Saya tidak tahu di mana Dia sekarang!” Petrus dan pengikut yang dikasihi Yesus itu lari ke kubur, tetapi pengikut yang dikasihi itu lebih cepat daripada Petrus. Ia sampai lebih dulu di sana. Ia menengok ke dalam kubur dan melihat kain kafan di situ, tetapi ia tidak masuk. Ketika Petrus sampai, ia langsung masuk ke dalam kubur. Ia melihat kain kafan di situ dan juga kain bekas pengikat kepala Yesus. Kain itu tidak terletak bersama kain kafan, melainkan tergulung di tempat tersendiri. (20:5) (20:5) Kemudian pengikut yang sampai lebih dulu di situ, masuk juga ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kafan itu lalu percaya. (Mereka masih belum mengerti apa yang tertulis dalam Kitab Suci tentang Yesus bahwa Ia akan hidup kembali dari kematian.) Sesudah itu, kedua pengikut Yesus itu pulang. Maria Magdalena berdiri di depan kubur itu sambil menangis. Sementara menangis, ia membungkuk dan menengok ke dalam kubur. Ia melihat dua orang malaikat di situ. Malaikat-malaikat itu berpakaian putih dan duduk di bekas tempat jenazah Yesus. Malaikat yang satu duduk di bagian kepala dan malaikat yang lainnya di bagian kaki. Mereka bertanya kepada Maria, “Mengapa engkau menangis?” Maria menjawab, “Jenazah Tuhan saya sudah diambil orang dan saya tidak tahu di mana mereka menaruhnya!” Sesudah berkata begitu, Maria menoleh lalu melihat Yesus berdiri di situ. Tetapi, ia tidak tahu bahwa itu Yesus. Yesus bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka yang bertanya itu tukang kebun. Jadi, Maria berkata, “Kalau Bapak yang mengambil jenazah itu, tolong beritahukan kepada saya di mana Bapak menaruhnya. Biar saya pergi dan mengambilnya.” Yesus berkata kepadanya, “Maria!” Maria menoleh dan melihat bahwa itu Yesus. “Rabuni!” kata Maria dalam bahasa Ibrani. (Rabuni berarti guru.) “Jangan pegang Aku,” kata Yesus, “sebab Aku belum kembali kepada Bapa. Tetapi, pergilah kepada pengikut-pengikut-Ku dan beritahukan kepada mereka bahwa sekarang Aku kembali kepada Allah. Ia Bapa-Ku dan Bapa mereka, Allah-Ku dan Allah mereka.” Maria Magdalena pergi dan memberitahukan kepada para pengikut Yesus bahwa ia sudah melihat Tuhan. Ia memberitahukan juga kepada mereka apa yang dikatakan oleh Yesus kepadanya. [Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada pengikut-pengikut-Nya] Pada hari itu juga, hari Minggu, ketika sudah malam, pengikut-pengikut Yesus berkumpul di sebuah rumah. Mereka takut kepada penguasa-penguasa Yahudi, jadi mereka mengunci pintu-pintu rumah itu. Sementara mereka di dalam, tiba-tiba Yesus berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Salam sejahtera bagimu.” Setelah berkata begitu, Ia memperlihatkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Mereka gembira sekali ketika melihat Dia. Lalu Yesus berkata kepada mereka sekali lagi, “Salam sejahtera bagimu. Bapa-Ku sudah mengutus Aku. Jadi, begitu juga Aku mengutus kalian.” Kemudian Ia meniupkan nafas-Nya kepada mereka dan berkata, “Terimalah Roh Allah. Seandainya ada orang yang bersalah kepadamu dan kalian mengampuni dia, maka Allah juga akan mengampuni orang itu. Tetapi, kalau kalian tidak mengampuni orang itu, Allah juga tidak akan mengampuni dia.” [Tomas, pengikut Yesus yang ragu-ragu] Tomas, yang disebut si Kembar, adalah seorang dari kedua belas pengikut Yesus. Tomas tidak ada bersama yang lain ketika Yesus datang memperlihatkan diri kepada mereka. Maka mereka berkata kepada Tomas, “Kami sudah melihat Yesus!” Tetapi Tomas menjawab, “Saya belum mau percaya kalau saya belum melihat sendiri luka bekas paku di tangan-Nya. Kalau saya sudah menaruh jariku pada bekas luka paku itu dan sudah menaruh tanganku pada bekas luka tombak di lambung-Nya, barulah saya mau percaya.” Seminggu kemudian pengikut-pengikut Yesus berkumpul lagi. Kali ini Tomas ada di situ bersama mereka. Mereka berada di dalam rumah dan semua pintu terkunci. Tiba-tiba Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka. Ia berkata, “Salam sejahtera bagimu!” Lalu Ia berkata kepada Tomas, “Tomas, lihatlah tangan-Ku ini dan taruhlah jarimu di sini. Ulurkan tanganmu dan taruhlah pada bekas luka di lambung-Ku. Sekarang jangan lagi ragu-ragu, tetapi percayalah!” Tomas menjawab, “Tuhanku, Allahku!” Yesus berkata kepadanya, “Tomas, kau percaya karena sudah melihat Aku! Alangkah beruntung orang yang percaya meskipun tidak melihat Aku!” [Tujuan buku ini] Semua keajaiban yang diceritakan dalam buku ini ditulis supaya kalian percaya bahwa Yesus ialah Raja Penyelamat, Anak Allah. Kalau kalian percaya kepada-Nya, kalian akan mengalami hidup yang kekal bersama Allah. Masih banyak keajaiban lain yang dibuat Yesus di depan pengikut-pengikut-Nya, tetapi tidak ditulis di sini. (20:30) [Yesus memperlihatkan diri-Nya di Danau Galilea] Setelah hidup kembali dari kematian, Yesus beberapa kali memperlihatkan diri kepada pengikut-pengikut-Nya. Sekali peristiwa Ia datang lagi kepada mereka di Danau Galilea. Beginilah kejadiannya: Pada suatu hari, beberapa pengikut Yesus ada bersama-sama di suatu tempat dekat Danau Galilea. Mereka itu ialah Simon Petrus, Tomas yang disebut si Kembar, Natanael dari kota Kana di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang pengikut Yesus yang lain. Pada waktu itu, Simon Petrus berkata kepada yang lain, “Saya mau pergi menangkap ikan.” “Kami ikut,” kata mereka kepadanya. Lalu mereka naik perahu, tetapi sepanjang malam mereka tidak mendapat apa-apa. Ketika hari sudah pagi, Yesus sedang berdiri di pantai, tetapi mereka tidak tahu bahwa itu Yesus. “Anak-anak,” tanya Yesus kepada mereka, “apakah ada ikan yang kalian tangkap?” “Tidak ada,” jawab mereka. “Tebarkan jalamu ke sebelah kanan perahu,” kata Yesus, “nanti kalian mendapat ikan.” Maka mereka menebarkan jala itu ke sebelah kanan perahu. Ketika mereka menariknya kembali, mereka tidak kuat, sebab banyak sekali ikan di dalamnya. Salah seorang pengikut yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, “Itu Tuhan!” Pada waktu itu, mereka tidak seberapa jauh dari darat, kira-kira seratus meter saja. Petrus sudah membuka bajunya. Tetapi, ketika ia mendengar bahwa yang berdiri di pantai itu Tuhan Yesus, ia mengikatkan bajunya pada pinggangnya, lalu melompat ke dalam air. Pengikut-pengikut Yesus yang lain menyusul ke darat dengan perahu, sambil menarik jala yang penuh dengan ikan. Ketika turun dari perahu, mereka melihat di pantai ada bara api dengan ikan dan roti di atasnya. Yesus berkata kepada mereka, “Bawa kemari beberapa dari ikan yang baru kalian tangkap.” Simon Petrus kembali naik ke perahu dan membantu menyeret jala ke darat. Jala itu penuh dengan ikan yang besar-besar; semuanya 153 ekor. Jala itu tidak robek, meskipun ikannya banyak sekali. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Mari makan!” Tidak seorang pun dari mereka berani bertanya kepada-Nya, “Siapakah Bapak?” Sebab, mereka tahu Ia Tuhan. Lalu Yesus mendekati mereka, mengambil roti itu dan memberikannya kepada mereka. Begitu juga Ia memberikan ikan itu kepada mereka. Itulah ketiga kalinya Yesus memperlihatkan diri kepada pengikut-pengikut-Nya setelah Ia dihidupkan kembali dari kematian. [Yesus bertanya kepada Petrus apakah ia mengasihi-Nya] Sesudah mereka makan, Yesus bertanya kepada Simon Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada semua orang ini?” “Benar, Tuhan,” jawab Petrus, “Tuhan tahu, saya mencintai Tuhan.” Yesus berkata kepadanya, “Peliharalah domba-domba-Ku, yaitu pengikut-pengikut-Ku.” Yesus bertanya untuk kedua kalinya, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” “Benar, Tuhan,” jawab Petrus, “Tuhan tahu, saya mencintai Tuhan.” Yesus berkata kepadanya, “Peliharalah domba-domba-Ku.” Yesus bertanya untuk ketiga kalinya, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mencintai Aku?” Petrus menjadi sedih, sebab sudah tiga kali Yesus bertanya kepadanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Maka Petrus menjawab lagi, “Tuhan, Tuhan tahu segala-galanya. Tuhan tahu, saya mencintai Tuhan!” Yesus berkata kepadanya, “Peliharalah domba-domba-Ku. Percayalah, ketika engkau masih muda, engkau memakai ikat pinggangmu sendiri dan pergi ke mana pun engkau mau. Tetapi, kalau engkau sudah tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain yang akan mengikatmu. Mereka akan membawamu ke tempat yang tak mau kaudatangi.” Dengan berkata begitu, Yesus menunjukkan bagaimana Petrus akan mati; dan karena kematiannya itu, orang-orang mengagungkan Allah. Sesudah itu, Yesus berkata lagi kepada Petrus, “Ikutlah Aku!” [Yesus dengan seorang pengikut-Nya yang lain] Petrus menoleh, lalu ia melihat di belakangnya ada pengikut Yesus yang dikasihi oleh Yesus. (Itulah pengikut yang duduk dekat Yesus ketika mereka makan malam bersama-sama. Dan pada waktu itu pengikut itu bertanya kepada Yesus, “Tuhan, siapa orang yang akan mengkhianati Tuhan?”) Ketika Petrus melihat pengikut Yesus itu, Petrus bertanya kepada Yesus, “Tuhan, bagaimana dengan dia ini?” Yesus menjawab, “Seandainya Aku mau supaya ia tetap hidup sampai Aku datang lagi, itu bukan urusanmu. Engkau ikut saja Aku!” Dan karena Yesus berkata begitu tersebar berita di antara para pengikut Yesus bahwa pengikut itu tidak akan mati. Padahal Yesus tidak berkata bahwa pengikut-Nya itu tidak akan mati. Yesus hanya berkata, “Seandainya Aku mau ia tetap hidup sampai Aku datang lagi, itu bukan urusanmu.” Orang yang memberi kesaksian tentang kejadian-kejadian ini, dialah juga yang menulis buku ini. Dan kita tahu bahwa apa yang dikatakannya itu benar. [Ada banyak hal lain yang dilakukan oleh Yesus] Masih ada banyak hal lain yang dilakukan oleh Yesus. Kalau semuanya ditulis satu per satu, saya rasa bukunya akan menjadi banyak sekali sehingga tidak cukup tempat di seluruh dunia untuk menyimpan buku-buku itu. [Pendahuluan] Teofilus yang baik, Dalam buku saya yang pertama, saya sudah menulis tentang semua yang dilakukan dan diajarkan oleh Yesus. Hal-hal itu berlangsung sejak Ia mulai melakukan pekerjaan-Nya sampai pada hari Ia diangkat ke surga, yaitu empat puluh hari sesudah Ia hidup kembali dari kematian. Selama empat puluh hari itu, Ia selalu menunjukkan diri-Nya kepada orang-orang yang telah dipilih-Nya menjadi rasul. Ia menunjukkan dengan jelas kepada mereka bahwa Ia sungguh-sungguh hidup. Mereka melihat Dia dan Dia berbicara dengan mereka. Dengan kuasa Roh Allah, Ia memberitahukan kepada mereka tentang Allah dan bagaimana Ia memerintah atas umat-Nya. Pada suatu hari ketika Ia ada bersama mereka, Ia memberi perintah ini kepada mereka, “Yohanes membaptis dengan air, tetapi beberapa hari lagi kalian akan dibaptis dengan Roh Allah. Sebab itu, jangan pergi dari Yerusalem. Tunggulah sampai kalian menerima Roh Allah yang dijanjikan Bapa-Ku kepadamu, seperti yang sudah Kukatakan kepadamu dahulu.” [Yesus diangkat ke surga] Pada hari keempat puluh setelah Yesus hidup kembali dari kematian, rasul-rasul berkumpul dengan Yesus di Bukit Zaitun. Di sana mereka bertanya, “Tuhan, apakah sekarang Tuhan mau menjadikan kerajaan Israel berdiri kembali?” Yesus menjawab, “Bapa-Ku sendiri yang menentukan kapan semua itu akan terjadi. Kalian tidak perlu mengetahui hal itu. Tetapi, kalau Roh Allah datang kepadamu, kalian akan menerima kuasa dari Allah. Kuasa itulah yang memampukan kalian untuk mengabarkan tentang Aku kepada orang-orang di Yerusalem, di seluruh daerah Yudea dan Samaria, bahkan di seluruh dunia.” Sesudah Yesus berkata begitu, rasul-rasul-Nya melihat Dia diangkat ke surga. Lalu awan menutupi Dia sehingga Ia tidak kelihatan lagi. Sementara mereka masih terus menengadah ke langit, memperhatikan Yesus menghilang dalam awan, tiba-tiba dua orang berpakaian putih berdiri di sebelah mereka. Kedua orang itu berkata, “Hai, orang Galilea! Mengapa kalian berdiri saja memandang ke langit? Yesus, yang kalian lihat diangkat ke surga itu, akan kembali lagi ke dunia dengan cara itu juga seperti yang kalian lihat tadi.” [Matias dipilih untuk menggantikan Yudas] Kemudian rasul-rasul itu meninggalkan Bukit Zaitun dan kembali ke kota Yerusalem. Jarak antara bukit itu dan Yerusalem kira-kira satu kilometer. Mereka tiba di rumah tempat mereka menumpang di Yerusalem, lalu mereka naik ke kamar di loteng. Berikut ini adalah nama rasul-rasul itu: Petrus Bartolomeus Yohanes Matius Yakobus Yakobus anak Alfeus Andreas Simon Patriot Filipus Yudas anak Yakobus Tomas Mereka sering berkumpul bersama para wanita dan Maria ibu Yesus, serta saudara-saudara Yesus untuk berdoa bersama-sama. Pada suatu hari, ada kira-kira 120 orang pengikut Yesus yang berkumpul untuk berdoa. Di dalam pertemuan itu Petrus berdiri dan berkata, “Saudara-saudara! Di dalam Kitab Suci Roh Allah sudah menyatakan melalui Raja Daud apa yang akan dilakukan oleh Yudas. Dan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci memang harus terjadi. Yudas adalah salah seorang dari kita. Ia sudah dipilih untuk melayani Allah bersama-sama dengan kita. Tetapi, dialah yang menolong orang-orang untuk menangkap Yesus. Dengan uang hasil perbuatannya yang jahat, Yudas sudah membeli sebidang tanah. Dan tanah itu sudah menjadi tanah kuburannya sendiri, karena pada waktu ia berada di tanah itu, ia jatuh dan mati. Perutnya terbelah sampai isi perutnya keluar semua. Semua orang di Yerusalem mengetahui hal itu. Itu sebabnya dalam bahasa mereka, mereka menamakan tanah itu Akeldama, yang berarti ‘Tanah Darah’. Di dalam Buku Mazmur ada ayat yang berbunyi begini: ‘Biarlah tempat tinggalnya menjadi sunyi, jangan seorang pun tinggal di dalamnya.’ Ada juga ayat lain yang berbunyi begini: ‘Biarlah kedudukannya diambil oleh orang lain.’ Sebab itu, harus ada seseorang untuk menggantikan Yudas. Ia akan ikut dengan kita untuk menyiarkan berita bahwa Tuhan Yesus sudah hidup kembali dari kematian. Lebih baik kita memilih orang itu dari antara kita yang berada di sini. Tetapi, ia haruslah orang yang sebelumnya selalu ikut dalam kelompok kita, yang pergi bersama Yesus ke mana-mana sejak Yohanes mulai membaptis sampai pada waktu Yesus diangkat ke surga.” (1:21) Setelah Petrus selesai berbicara, pengikut-pengikut Yesus yang berkumpul di situ mengusulkan dua orang, yaitu Yusuf dan Matias. (Yusuf mempunyai dua nama lain; nama panggilannya adalah Barsabas, tetapi ia juga dikenal dengan nama Yustus.) Lalu mereka semua berdoa untuk memilih seorang di antara Yusuf dan Matias. Mereka berkata, “Tuhan, Engkau tahu apa yang ada di dalam hati semua orang. Yudas sudah meninggalkan tugasnya sebagai rasul dan sudah menerima hukumannya. Karena itu, tunjukkanlah kepada kami siapa dari kedua orang ini yang Tuhan pilih untuk menjadi rasul menggantikan Yudas.” (1:24) Sesudah berdoa, mereka membuang undi antara kedua orang itu. Ternyata nama Matias yang kena. Jadi, ia diangkat menjadi rasul untuk turut bersama kesebelas rasul yang lain. [Kedatangan Roh Allah] Hari kelima puluh sesudah Perayaan Paskah adalah hari Pentakosta. Hari Pentakosta adalah hari orang Yahudi bersyukur kepada Allah atas panen. Pada hari itu, semua pengikut Yesus berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba terdengar bunyi dari langit, seperti bunyi angin keras. Rumah tempat mereka berkumpul penuh dengan bunyi itu. Lalu mereka melihat lidah-lidah seperti nyala api. Lidah-lidah itu menjalar ke mana-mana dan menyentuh setiap orang yang ada di situ. Saat itu juga Roh Allah menguasai mereka dan mulailah mereka berbicara dalam berbagai bahasa. Mereka berbicara sesuai dengan kemampuan yang diberikan Roh Allah kepada mereka. Pada waktu itu, banyak orang Yahudi dari berbagai negeri di seluruh dunia berada di Yerusalem. Mereka adalah orang-orang yang taat kepada Allah. Ketika mereka mendengar bunyi itu, banyak di antara mereka datang dan berkerumun di tempat pengikut-pengikut Yesus itu. Mereka terkejut mendengar pengikut-pengikut Yesus itu berbicara dalam bahasa mereka masing-masing. Mereka heran dan terpesona. Mereka berkata satu sama lain, “Aneh sekali! Orang-orang yang berbicara ini adalah orang-orang Galilea! Bagaimana mungkin mereka bisa berbicara dalam bahasa kita masing-masing? Kita ini datang dari berbagai negeri di seluruh dunia. Ada yang Yahudi asli dan ada yang bukan Yahudi, tetapi sudah masuk agama Yahudi. Ada yang berasal dari Roma, dari Pulau Kreta, dari Arab, dari Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, dan dari daerah-daerah Libia dekat Kirene. Tetapi, kita mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita masing-masing mengenai keajaiban-keajaiban yang dibuat oleh Allah!” Dengan heran orang-orang Yahudi itu bertanya satu sama lain, “Apa artinya ini?” (2:9) (2:9) (2:9) Tetapi, ada juga orang-orang lain yang mengejek pengikut-pengikut Yesus itu. Mereka berkata, “Ah, orang-orang itu mabuk!” [Khotbah Petrus] Lalu Petrus berdiri bersama sebelas pengikut lainnya. Petrus mulai berbicara dengan suara lantang kepada orang banyak itu. Katanya, “Saudara-saudara orang Yahudi dan semua yang tinggal di Yerusalem! Dengarlah baik-baik. Saya ingin menjelaskan semua ini kepada kalian! Kalian menyangka orang-orang ini mabuk. Tetapi, itu tidak benar. Mereka tidak mabuk, sebab ini baru pukul sembilan pagi. Masakan orang mabuk pada pukul sembilan pagi! Semua yang terjadi ini telah dijanjikan Tuhan di dalam buku Nabi Yo"el. Di dalam buku itu tertulis begini: Allah berkata, ‘Pada hari-hari terakhir di dunia ini, Aku akan memberikan Roh-Ku kepada semua orang. Anak-anakmu, laki-laki maupun perempuan, akan memberitahukan kepadamu apa yang Kuberitahukan kepada mereka. Orang-orang muda akan melihat hal-hal yang Kuperlihatkan kepada mereka, dan orang-orang tua akan mendapat mimpi yang Kuberikan kepada mereka.’ Allah juga berkata, ‘Aku akan membuat keajaiban-keajaiban jauh di atas sana di langit, dan juga hal-hal luar biasa di sini di bumi. Nanti akan ada darah dan api, uap dan asap tebal. Matahari akan menjadi gelap, bulan menjadi merah seperti darah. Semua itu akan terjadi sebelum Hari Tuhan tiba, itulah Hari yang teramat penting. Pada hari-hari itu, Aku akan memberikan Roh-Ku kepada semua hamba-Ku, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka akan memberitahukan hal-hal yang Kuberitahukan kepada mereka. Pada waktu itu, siapa saja yang berseru kepada Tuhan untuk minta tolong, akan diselamatkan.’ (2:17) (2:17) (2:17) (2:17) Saudara-saudaraku, orang Israel, dengarlah: Melalui keajaiban-keajaiban dan hal-hal luar biasa Allah sudah menunjukkan dengan jelas kepadamu bahwa Ia bekerja melalui Yesus orang Nazaret itu. Kalian sendiri mengetahuinya karena hal itu terjadi di sini di tengah-tengah kalian. Memang Allah sendiri sudah merencanakan untuk menyerahkan Yesus kepada kalian. Dan ketika Ia diserahkan kepada kalian, kalian membunuh Dia dengan membiarkan orang-orang jahat menyalibkan Dia. Tetapi, Allah menghidupkan Dia kembali dari antara orang-orang mati. Allah melepaskan Dia dari kuasa kematian, sebab tidak mungkin Ia dikuasai terus oleh kematian. Daud pernah berkata begini mengenai Dia, ‘Aku melihat Tuhan selalu di depanku; Ia mendampingi aku supaya aku tidak digoncang oleh apa pun. Itu sebabnya aku bergembira dan mulutku memuji-muji Tuhan. Meskipun aku hanya manusia, tapi aku akan meninggal dengan tentram karena aku berharap kepada Allah. Sebab, Engkau ya Allah, tidak akan membiarkan aku tinggal di dalam dunia orang mati. Engkau tidak akan membiarkan aku, hambamu yang setia ini membusuk di dalam kuburan. Engkau telah menunjukkan kepadaku jalan yang harus kuikuti supaya aku mempunyai kehidupan yang sejati. Aku sangat bahagia karena Engkau menyertai aku.’ Saudara-saudara, izinkanlah saya berbicara dengan terus terang tentang Daud, bapak leluhur kita itu. Ia sudah mati dan sudah dikuburkan. Kuburannya masih ada di sini di tengah-tengah kita sampai sekarang. Allah sudah berjanji kepada Daud, dengan sumpah, bahwa salah seorang dari keturunan Daud akan diangkat oleh Allah menjadi raja, sama seperti Daud. Nah, karena Daud tahu akan janji itu dan karena ia sendiri adalah seorang nabi, maka ia tahu apa yang akan dilakukan oleh Allah di kemudian hari. Karena itu, ia meramalkan bahwa Raja Penyelamat yang Dijanjikan oleh Allah akan hidup kembali dari kematian. Daud berkata, ‘Raja Penyelamat yang Dijanjikan oleh Allah tidak akan dibiarkan tertinggal di dalam dunia orang mati; tubuh-Nya tidak akan membusuk di dalam kuburan.’ Yesus inilah yang dihidupkan kembali oleh Allah. Kami semua sudah melihat sendiri kenyataannya. Allah, Bapa-Nya, telah mengangkat Yesus serta menempatkan-Nya pada kedudukan yang tinggi bersama Dia. Allah juga memberikan Roh-Nya yang telah dijanjikan-Nya kepada Yesus. Yesus sendirilah yang telah melakukan semua yang kalian lihat dan dengar sekarang ini. Jadi, bukan Daud yang naik ke surga; tetapi Daud berkata, Tuhan berkata kepada Tuhanku: ‘Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Aku membuat musuh-musuh-Mu takluk kepada-Mu!’” Lalu Petrus melanjutkan khotbahnya. Ia berkata, “Dengarlah, Saudara-saudara, orang Israel! Kalian telah memaku Yesus pada kayu salib, padahal Allah sudah mengangkat Dia menjadi Tuhan dan Raja Penyelamat yang dijanjikan-Nya!” Orang-orang yang berdiri di situ mendengar Petrus berkhotbah dan mereka menjadi sangat terharu. Mereka berkata kepada Petrus dan pengikut-pengikut yang lain, “Apa yang harus kami perbuat?” Petrus menjawab, “Kalian semua harus berhenti berbuat dosa; kalian harus dibaptis dalam nama Yesus Kristus supaya Allah mengampuni dosa-dosa kalian. Maka kalian akan menerima Roh Allah sebagai pemberian Allah. Apa yang telah Allah janjikan itu adalah untuk kalian dan anak-anakmu, juga untuk bangsa-bangsa lain di negeri-negeri yang jauh. Allah membuat janji itu bagi setiap orang yang dipanggil-Nya untuk datang kepada-Nya.” Begitulah Petrus menjelaskan kepada orang banyak yang berkumpul di rumah itu. Dan dengan banyak kata yang lain ia menganjurkan juga kepada mereka supaya mereka berusaha agar tidak terkena hukuman Allah, seperti yang akan dilakukan Allah terhadap orang-orang jahat yang telah menyalibkan Yesus. [Cara hidup orang-orang percaya] Banyak orang yang menjadi tertarik dan percaya pada apa yang dikatakan Petrus, lalu mereka dibaptis. Pada hari itu, ada 3000 orang yang dibaptis. Banyak sekali keajaiban yang dilakukan oleh rasul-rasul sehingga semua orang kagum dan hormat kepada mereka. (2:41) (2:41) Setiap hari orang-orang yang percaya kepada Yesus berkumpul di Rumah Tuhan untuk berdoa dan belajar dari rasul-rasul. Mereka semua hidup dengan gembira dan rendah hati serta selalu memuji Allah. Apa yang mereka miliki, mereka pakai bersama-sama. Bahkan ada yang menjual barang-barang dan harta miliknya, lalu membagi-bagikan uangnya di antara mereka. Mereka sehati dan makan bersama-sama di rumah-rumah mereka. Semua orang senang terhadap mereka. Dan karena Tuhan menolong mereka, banyak orang baru yang percaya dan diselamatkan sehingga setiap hari jumlah mereka terus bertambah. [Seorang lumpuh disembuhkan di pintu gerbang Rumah Tuhan] Pada suatu hari, dua orang pengikut Yesus, yaitu Petrus dan Yohanes, pergi ke Rumah Tuhan di Yerusalem untuk berdoa. Saat itu pukul tiga sore, yaitu saat bagi orang Yahudi untuk berdoa. Di Rumah Tuhan itu, ada sebuah pintu gerbang yang disebut “Gerbang Indah”. Ketika Petrus dan Yohanes akan masuk ke Rumah Tuhan lewat pintu gerbang itu, mereka melihat seorang pengemis duduk di situ. Orang itu lumpuh sejak lahir. Karena itu, Ia belum pernah berjalan. Setiap hari ia dibawa ke pintu itu. Di situ ia duduk dan mengemis kepada orang-orang yang datang ke Rumah Tuhan. Ketika orang itu melihat Petrus dan Yohanes, ia meminta uang kepada mereka. Petrus dan Yohanes menatap dia, lalu Petrus berkata, “Pandanglah kami!” Orang itu memandang mereka dengan harapan akan mendapat uang. Tetapi, Petrus berkata kepadanya, “Saya tidak mempunyai uang sedikit pun, tetapi saya dapat memberikan kepadamu apa yang ada pada saya. Dengan kuasa Yesus Kristus dari Nazaret, berjalanlah!” Lalu Petrus memegang tangan kanan orang itu dan menolong dia berdiri. Saat itu juga kaki dan pergelangan kaki orang itu menjadi kuat. Ia melompat, lalu berdiri dan mulai berjalan ke sana kemari. Kemudian ia masuk ke Rumah Tuhan bersama Petrus dan Yohanes. Ia berjalan dan melompat-lompat sambil memuji Allah. Semua orang di Rumah Tuhan melihat dia dan mereka menyadari bahwa dialah pengemis yang biasanya duduk di Gerbang Indah di Rumah Tuhan. Mereka heran sekali melihat orang itu sekarang dapat berjalan. (3:9) [Petrus berkhotbah di dalam Rumah Tuhan] Orang lumpuh yang telah disembuhkan itu terus saja mengikuti Petrus dan Yohanes sampai ke serambi yang disebut “Serambi Salomo”. Semua orang di situ datang dan berkerumun pada mereka bertiga, karena mereka kagum melihat apa yang terjadi. Ketika Petrus melihat orang-orang itu, ia berkata kepada mereka, “Hai orang-orang Israel, mengapa Saudara-saudara heran akan hal yang terjadi ini? Mengapa kalian melihat terus kepada kami? Apakah kalian mengira orang ini berjalan karena kami mempunyai kuasa untuk membuat dia berjalan? Atau, karena kami taat kepada Allah, maka ia bisa berjalan? Allah yang disembah oleh nenek moyang kita Abraham, Ishak, dan Yakub, Dialah Allah yang sudah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus. Nah, Yesus itulah yang kalian serahkan kepada para penguasa. Dialah yang kalian lawan di hadapan Pilatus ketika Pilatus berusaha untuk melepaskan Dia. Yesus itu suci dan baik, tetapi kalian menentang Dia dan kalian mendesak supaya Pilatus melepaskan seorang pembunuh untuk kalian. Kalian membunuh Yesus padahal justru hanya Dialah yang bisa memberi hidup kepada semua orang. Dan Allah sudah menghidupkan Dia kembali dari kematian. Kami sendiri sudah melihat hal itu. Nah, Yesus itulah yang berkuasa dan memberikan kekuatan kepada orang lumpuh ini sehingga ia bisa berjalan lagi. Keajaiban yang kalian saksikan ini terjadi karena orang ini percaya kepada Yesus. Kalian semua menyaksikan sendiri bahwa ia sehat dan bisa berjalan lagi. Saudara-saudara! Sekarang saya tahu bahwa kalian dan pemimpin-pemimpinmu menyalibkan Yesus karena kalian tidak tahu bahwa apa yang kalian lakukan itu salah. Dan justru karena kalian menyalibkan Dia, maka apa yang telah diberitahukan oleh Allah dahulu kala melalui semua nabi-Nya telah terjadi. Allah sudah memberitahukan bahwa Raja Penyelamat yang Dijanjikan-Nya itu harus menderita. Oleh sebab itu Saudara-saudara, berhentilah berbuat dosa dan beribadahlah kembali kepada Allah, supaya Ia menghapuskan dosa-dosamu. Kalau kalian berhenti berbuat dosa dan beribadah lagi kepada Allah, maka Tuhan akan datang kepadamu dan memberikan kepadamu perasaan tenang dan senang dalam jiwamu. Tuhan akan menyuruh Yesus datang kepadamu, karena Allah sudah menentukan bahwa Ia akan menjadi Raja Penyelamat untukmu. Ia harus tinggal di surga sampai Allah menjadikan semuanya baru, seperti yang dikatakan oleh Allah sendiri melalui nabi-nabi-Nya pada zaman dahulu. Musa pernah berkata begini, ‘Tuhan Allahmu akan mengutus kepadamu seorang nabi seperti Ia mengutus saya. Nabi itu berasal dari bangsamu sendiri. Semua yang dikatakan oleh nabi itu kepadamu harus kalian ikuti. Orang yang tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh nabi itu, akan disingkirkan dari antara umat Allah. Orang itu akan dibinasakan oleh Allah.’ Nabi-nabi yang pernah menyampaikan berita dari Allah, mulai dari Nabi Samuel dan nabi-nabi lainnya yang hidup sesudah Samuel, semuanya sudah meramalkan tentang zaman ini. Janji-janji dari Allah yang disampaikan oleh nabi-nabi adalah untuk kalian. Dahulu kala Allah membuat perjanjian dengan Abraham, nenek moyangmu. Allah berkata begini kepada Abraham, ‘Aku akan memakai keturunanmu untuk memberkati segala bangsa di bumi.’ Perjanjian itu berlaku untuk kalian juga. Itu sebabnya Allah memilih Yesus sebagai Hamba-Nya dan menyuruh Dia datang kepada kalian terlebih dahulu untuk memberkati kalian. Cara Ia memberkati kalian ialah dengan membuat kalian berhenti melakukan hal-hal yang jahat dalam hidupmu.” [Petrus dan Yohanes di hadapan pengadilan tinggi agama Yahudi] Sementara Petrus dan Yohanes masih berbicara dengan orang-orang itu, pemimpin-pemimpin Yahudi datang dan menegur kedua rasul itu. Mereka marah karena Petrus dan Yohanes mengatakan kepada orang banyak bahwa Yesus sudah hidup kembali dari kematian. Sebab, itu membuktikan bahwa orang mati akan hidup kembali. Lalu Petrus dan Yohanes ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Pada waktu itu, hari sudah malam sehingga mereka tidak langsung diadili, melainkan ditahan sampai esok hari. Tetapi, banyak dari antara orang-orang yang sudah mendengarkan ajaran rasul-rasul itu menjadi percaya, sehingga jumlah mereka bertambah sampai menjadi kira-kira 5000 orang. Keesokan harinya, pemimpin-pemimpin Yahudi dan guru-guru agama berkumpul di Yerusalem dan bertemu dengan Imam Agung Hanas bersama seluruh keluarganya. (4:5) Petrus dan Yohanes dibawa menghadap mereka, lalu mereka bertanya, “Bagaimana cara kalian menyembuhkan orang lumpuh itu? Siapakah yang memberikan kekuatan dan kekuasaan kepadamu untuk melakukan hal itu?” Petrus dikuasai oleh Roh Allah dan ia menjawab, “Tuan-tuan pemimpin bangsa dan Tuan-tuan anggota mahkamah agama! Hari ini kami diadili karena menolong orang ini. Sebelumnya dia lumpuh tetapi sekarang dia berdiri dalam keadaan sehat di hadapan Tuan-tuan. Tuan-tuan ingin mengetahui bagaimana ia disembuhkan. Nah, dengarkan! Tuan-tuan harus tahu, bahkan seluruh bangsa Israel harus tahu bahwa orang ini sembuh karena kekuatan dan kekuasaan dari Yesus Kristus orang Nazaret itu. Tuan-tuan sudah menyalibkan Dia, tetapi Allah menghidupkan Dia kembali. Yesus itulah yang dimaksudkan oleh ayat ini di dalam Kitab Suci, ‘Batu yang tidak terpakai oleh kalian, hai tukang-tukang bangunan, ternyata menjadi batu yang terutama.’ Hanya melalui Yesus saja orang bisa diselamatkan. Sebab, di seluruh dunia tidak ada seorang lain pun yang diberi kuasa oleh Allah untuk menyelamatkan kita.” Petrus dan Yohanes berbicara dengan berani sekali, sehingga orang-orang yang mengadili mereka heran melihat keberanian kedua rasul itu. Orang-orang itu tahu bahwa kedua rasul itu hanya orang biasa yang tidak mempunyai pendidikan. Kemudian mereka menyadari bahwa Petrus dan Yohanes adalah pengikut-pengikut Yesus. Tetapi, mereka tidak dapat berkata apa-apa kepada Petrus dan Yohanes, sebab orang yang sudah disembuhkan itu berdiri di depan mereka bersama Petrus dan Yohanes. Karena itu, mereka menyuruh kedua rasul itu keluar dari ruang sidang, lalu mereka berunding. Mereka berkata, “Apa yang harus kita perbuat terhadap kedua orang ini? Semua orang di Yerusalem tahu bahwa merekalah yang melakukan keajaiban yang luar biasa ini. Kita tidak dapat menyangkal hal itu.” Tetapi, mereka setuju bahwa ajaran rasul-rasul itu tidak boleh tersebar lebih luas lagi. Karena itu, mereka memutuskan untuk mengancam kedua rasul itu supaya tidak lagi berbicara kepada seorang pun dengan memakai nama Yesus. Setelah selesai berunding, mereka menyuruh kedua rasul itu masuk kembali. Lalu mereka berkata kepada kedua rasul itu, “Kalian tidak boleh lagi menyebut nama Yesus atau mengajar dengan nama itu. Awas kalau kalian melakukan hal itu!” Petrus dan Yohanes menjawab, “Kami tidak bisa berhenti berbicara mengenai Yesus, sebab kami sudah melihat dan mendengar sendiri semua yang Dia lakukan dan Dia katakan. Dan Tuan-tuan bisa pikirkan sendiri mana yang lebih disukai Allah: Menuruti perintah-Nya atau menuruti perintah Tuan-tuan!” (4:19) Orang-orang yang mengadili Petrus dan Yohanes tidak bisa menghukum kedua rasul itu, karena tidak dapat menemukan satu kesalahan pun pada mereka. Malah semua orang memuji Allah karena penyembuhan ajaib yang dilakukan oleh kedua rasul itu. Lagi pula orang yang telah disembuhkan secara ajaib itu sudah berumur lebih dari empat puluh tahun. [Orang-orang percaya minta keberanian dari Tuhan] Setelah Petrus dan Yohanes dibebaskan, mereka kembali kepada kawan-kawan mereka. Mereka menceritakan semua yang telah dikatakan oleh pemimpin-pemimpin Yahudi dan imam-imam kepala. Kemudian mereka berdoa dengan sehati kepada Tuhan. Mereka berkata, “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi dan laut dengan segala isinya. Daud, nenek moyang kami adalah hamba-Mu. Dengan Roh-Mu Engkau pernah berbicara kepadanya sehingga ia berkata, ‘Mengapa orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, marah? Mengapa bangsa-bangsa membuat rencana melawan Tuhan-- rencana yang tidak akan berhasil? Raja-raja di dunia bersiap-siap untuk berperang, para pemimpin bersatu untuk melawan Tuhan dan Raja Penyelamat.’ Engkaulah yang mengangkat Yesus menjadi Raja yang menyelamatkan manusia. Ia adalah hamba-Mu yang suci. Tetapi, Raja Herodes dan Pontius Pilatus sudah berkumpul dengan orang-orang yang tidak mengenal Engkau dan orang-orang Israel di kota ini. Mereka bersekongkol melawan Yesus. Dahulu Engkau sudah menentukan bahwa hal itu akan terjadi dan memang Engkau berkuasa menentukan segala sesuatu menurut keinginan-Mu sendiri. Sekarang, lihatlah, ya Tuhan! Orang-orang itu mengancam kami. Tetapi, kami ingin menyiarkan berita-Mu. Karena itu, tolonglah kami supaya kami tidak takut. Tolonglah juga supaya kami dapat menyembuhkan orang-orang sakit dan melakukan hal-hal ajaib dan luar biasa dengan kuasa dan kekuatan dari Yesus.” Sesudah mereka selesai berdoa, goncanglah tempat mereka berkumpul. Roh Allah menguasai mereka sehingga mereka berbicara dengan berani tentang berita dari Allah. [Semua saling memperhatikan dan saling menolong] Dengan berani rasul-rasul Yesus memberitahukan kepada orang-orang bahwa Yesus sudah hidup kembali dari kematian. Maka Tuhan sangat memberkati mereka. (4:32) Semua orang yang percaya kepada Yesus, hidup dengan sehati. Segala sesuatu yang ada pada mereka, mereka pakai bersama-sama. Tidak ada seorang pun yang merasa bahwa apa yang dimilikinya adalah kepunyaannya sendiri. Orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual tanah dan rumah itu dan membawa uangnya kepada rasul-rasul. Kemudian uang itu dibagi-bagikan kepada setiap orang yang memerlukannya. Begitulah juga yang dilakukan oleh Yusuf. Ia pun menjual tanah miliknya lalu uang hasil penjualan itu ia bawa dan serahkan kepada rasul-rasul. Yusuf ini adalah seorang keturunan Lewi yang lahir di Siprus. Ia disebut juga Barnabas oleh rasul-rasul. Barnabas berarti Penghibur. (4:36) [Kisah tentang Ananias dan Safira] Tidak semua orang yang percaya itu berbuat seperti itu. Di antara mereka ada seorang laki-laki bernama Ananias yang mempunyai istri bernama Safira. Ia dan istrinya juga menjual sebidang tanah milik mereka. Uang hasil penjualan tanah itu ia tahan sebagian untuk diri sendiri dan yang lainnya ia serahkan kepada rasul-rasul. Istrinya tahu ia melakukan hal itu. Petrus berkata kepada Ananias, “Ananias, mengapa engkau membiarkan Iblis menguasai hatimu dan membuat engkau berdusta kepada Roh Allah? Secara diam-diam engkau menahan untuk dirimu sendiri sebagian dari uang hasil penjualan tanahmu! Sebelum tanah itu dijual, tanah itu adalah milikmu dan engkau berhak melakukan apa saja dengan tanah itu. Dan sesudah dijual pun engkau masih juga berhak melakukan apa saja dengan uang hasil penjualannya. Jadi, mengapa ada maksud di dalam hatimu untuk melakukan apa yang telah kaulakukan ini? Engkau berdusta bukan kepada manusia, tetapi kepada Allah!” Begitu Ananias mendengar Petrus berkata begitu, ia jatuh, lalu mati. Semua orang yang mendengar tentang kejadian itu menjadi takut. Orang-orang muda yang ada di situ datang membungkus jenazah Ananias lalu membawanya keluar untuk dikuburkan. Kira-kira tiga jam kemudian Safira, istri Ananias, datang. Ia tidak tahu apa yang terjadi dengan suaminya. Petrus berkata kepadanya, “Ibu, apakah tanah yang Ibu dan suami Ibu jual itu sebanyak ini harganya?” “Betul, Pak! Begitulah harganya,” jawabnya. Petrus berkata, “Ibu, mengapa Ibu dan suami Ibu sepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Orang-orang yang menguburkan suami Ibu sudah kembali. Mereka akan membawa Ibu keluar juga.” Saat itu juga Safira, istri Ananias, jatuh dan mati di depan Petrus. Ketika orang-orang muda yang menguburkan Ananias itu masuk, mereka menemukan Safira sudah mati. Lalu mereka membawa jenazahnya keluar dan menguburkannya di samping suaminya. Maka semua orang yang mendengar tentang peristiwa itu menjadi takut, baik orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus maupun orang-orang lainnya. [Rasul-rasul mengadakan keajaiban-keajaiban dan hal-hal luar biasa] Banyak keajaiban dan hal luar biasa terjadi di antara masyarakat karena pelayanan rasul-rasul. Semua orang yang percaya kepada Yesus berkumpul dengan sehati di Serambi Salomo di Rumah Tuhan. Dan orang luar tidak ada yang berani datang berkumpul dengan mereka, meskipun masyarakat di tempat itu sangat menghormati mereka. Makin lama makin banyak orang yang percaya kepada Yesus -- baik laki-laki maupun perempuan. Karena semua itu pula, orang-orang di daerah itu membawa orang-orang mereka yang sakit dan menaruh mereka di atas tempat tidur atau di atas tikar di jalan-jalan supaya orang-orang sakit itu dapat paling sedikit terkena bayangan Petrus apabila ia lewat di situ. Berduyun-duyun orang-orang datang dari kota-kota sekitar Yerusalem. Mereka membawa orang-orang yang sakit dan yang kemasukan roh-roh jahat. Dan semua orang itu disembuhkan. [Rasul-rasul menderita] Akhirnya Imam Agung dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang Saduki, menjadi iri hati sekali terhadap rasul-rasul. Mereka memutuskan untuk melakukan sesuatu. Mereka menangkap rasul-rasul itu dan memasukkan mereka ke dalam penjara umum. Tetapi, pada malam itu seorang malaikat Tuhan datang dan membuka pintu-pintu penjara itu. Lalu ia membawa rasul-rasul itu ke luar. Malaikat itu berkata, “Pergilah berdiri di Rumah Tuhan dan beritahukanlah kepada orang-orang tentang cara hidup yang baru ini.” Maka rasul-rasul itu melakukan apa yang dikatakan oleh malaikat itu. Pagi-pagi sekali mereka pergi ke Rumah Tuhan lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu, Imam Agung dan para pengikutnya sudah memanggil para pemimpin Yahudi untuk mengadakan sidang Mahkamah. Setelah itu, mereka menyuruh orang pergi mengambil rasul-rasul itu dari penjara untuk dibawa menghadap mereka. Tetapi, pada waktu orang-orang yang disuruh itu tiba di penjara, mereka tidak mendapati rasul-rasul itu di sana. Jadi mereka kembali dan melaporkan hal itu kepada Mahkamah. Mereka berkata, “Tuan-tuan, kami sudah pergi ke penjara. Pada waktu kami tiba di sana, kami mendapati pintu penjara itu terkunci baik-baik. Pengawal-pengawal sedang berjaga di pintu. Tapi pada waktu kami membuka pintu penjara itu, kami tidak mendapati seorang pun dari rasul-rasul itu di situ.” Perwira pengawal Rumah Tuhan dan imam-imam kepala menjadi bingung ketika mendengar laporan itu. Mereka menjadi takut akan apa yang bisa terjadi. Pada waktu itu datanglah seorang laki-laki membawa berita ini, “Dengarkan! Orang-orang yang Tuan-tuan tahan di penjara itu sekarang ada di Rumah Tuhan dan sedang mengajar orang banyak di sana!” Perwira pengawal Rumah Tuhan itu pun pergi bersama pengawal-pengawalnya ke Rumah Tuhan dan mengambil rasul-rasul itu kembali. Tetapi, mereka mengambil dengan baik-baik, tidak dengan kekerasan, sebab mereka takut kepada orang banyak; jangan-jangan orang-orang itu nanti melempari mereka dengan batu. Rasul-rasul itu dibawa menghadap Mahkamah. Lalu Imam Agung memeriksa mereka. Ia berkata, “Kami sudah melarang kalian dengan keras supaya tidak lagi mengajar orang-orang tentang orang itu! Tetapi sekarang, lihatlah apa yang kalian lakukan! Kalian sebarkan pengajaran itu di seluruh Yerusalem. Kalian malah menuduh bahwa kamilah yang menyebabkan kematian orang itu.” Petrus dan rasul-rasul lainnya menjawab, “Kami harus menuruti apa yang diperintahkan Allah kepada kami. Kami tidak boleh menuruti kemauan manusia. Yesus yang kalian salibkan itu sudah dihidupkan kembali oleh Allah yang disembah oleh nenek moyang kita! Dan Allah sudah memberikan kepada-Nya kedudukan yang tinggi dan kuasa yang besar. Allah menjadikan Dia Pemimpin dan Penyelamat. Allah melakukan itu supaya bangsa Israel mendapat kesempatan untuk berhenti berbuat dosa dan diampuni oleh Allah. Kamilah yang memberitakan mengenai semua itu -- kami dan juga Roh Allah. Itulah Roh yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang taat kepada-Nya.” Anggota-anggota Mahkamah Agama menjadi marah sekali ketika mendengar rasul-rasul itu berkata begitu. Mereka membuat rencana untuk membunuh rasul-rasul itu. Di antara anggota-anggota Mahkamah itu ada seorang Farisi bernama Gamaliel. Ia guru agama yang sangat dihormati semua orang. Ia berdiri dan menyuruh orang membawa ke luar rasul-rasul itu sebentar. Lalu ia berkata kepada Mahkamah Agama itu, “Saudara-saudara orang Israel! Pikir dulu baik-baik mengenai apa yang akan kalian lakukan terhadap orang-orang ini. Kalian tentu ingat akan Teudas. Dulu ia tampil dan mengemukakan dirinya sebagai orang yang besar sehingga ada kira-kira empat ratus orang yang mengikuti dia. Tetapi ia dibunuh, dan semua pengikutnya tercerai-berai, lalu gerakan itu pun mati. Setelah peristiwa Teudas, pada waktu ada sensus, muncul lagi seorang lain, yaitu Yudas. Ia orang Galilea. Karena ia berpengaruh, maka banyak orang mengikuti dia. Tetapi, ia terbunuh dan semua pengikutnya tercerai-berai. Jadi sekarang, mengenai masalah ini, saya menasihati kalian supaya jangan berbuat apa-apa terhadap orang-orang ini. Biarkan saja mereka. Sebab, kalau pergerakan dan ajaran mereka adalah dari manusia, maka semua itu akan lenyap. Tetapi, kalau Allah yang memberikan kuasa itu kepada mereka, tidak mungkin kalian mengalahkan mereka. Malah nanti terbukti bahwa kalian melawan Allah.” Mahkamah itu pun menuruti nasihat Gamaliel. Mereka memanggil rasul-rasul itu lalu mencambuk mereka dan berkata, “Kalian tidak boleh lagi mengajar tentang Yesus.” Setelah itu, baru rasul-rasul itu dilepaskan. Mereka meninggalkan Mahkamah Agama itu dengan gembira, sebab mereka merasa Allah menganggap mereka cukup baik untuk dihina demi kepentingan Yesus. Maka mereka terus mengajar orang-orang dan memberitakan kepada mereka Kabar Baik dari Allah tentang Yesus bahwa Ia adalah Raja Penyelamat yang Dijanjikan oleh Allah. Mereka melakukan itu setiap hari di Rumah Tuhan dan di rumah-rumah orang. [Gereja memilih tujuh orang untuk membantu para rasul] Makin lama makin banyak orang yang percaya kepada Yesus. Di antara orang-orang percaya itu, ada orang Yahudi asli dan ada orang Yahudi yang berbahasa Yunani. Di antara mereka ada wanita-wanita yang sudah tua yang suaminya sudah meninggal. Para janda itu diberi bantuan uang oleh jemaat untuk biaya hidup mereka setiap hari. Pada suatu waktu, orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani itu merasa tidak senang terhadap orang-orang Yahudi asli. Orang-orang yang berbahasa Yunani itu berkata, “Janda-janda kami tidak kebagian uang yang dibagikan kepada janda-janda.” Karena keadaan itu maka kedua belas rasul itu mengumpulkan seluruh jemaat dan berkata, “Tidak baik kalau kami melalaikan tugas kami untuk menyiarkan Kabar Baik dari Allah, karena mengurus pembagian makanan. Sebab itu, lebih baik kalian memilih tujuh orang yang terkenal baik, yang dipimpin oleh Roh Allah dan sangat bijaksana di antara kalian. Berikanlah tugas untuk mengurus soal-soal pembagian uang itu kepada mereka. Dengan demikian, kami dapat memakai seluruh waktu kami untuk berdoa dan menyiarkan Kabar Baik dari Allah.” Seluruh jemaat setuju dengan apa yang diusulkan oleh rasul-rasul itu. Lalu mereka memilih Stefanus, Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus. Stefanus sangat percaya kepada Yesus dan ia dikuasai Roh Allah. Nikolaus berasal dari Antiokhia; ia bukan orang Yahudi, tetapi sudah masuk agama Yahudi. Jemaat membawa ketujuh orang itu kepada para rasul. Kemudian rasul-rasul itu berdoa dan meletakkan tangan ke atas kepala ketujuh orang itu untuk meresmikan pengangkatan mereka dan untuk memohonkan berkat Tuhan bagi mereka. Di mana-mana makin banyak orang yang mendengarkan Kabar Baik dari Allah. Anggota-anggota jemaat di Yerusalem makin bertambah dan banyak juga imam yang percaya kepada Yesus. [Stefanus ditangkap] Allah sangat memberkati Stefanus, sehingga ia membuat banyak keajaiban dan hal-hal luar biasa di antara orang-orang. Tetapi, ada orang-orang Yahudi yang menentang dia. Mereka adalah anggota rumah ibadat yang disebut Rumah Ibadat Orang-orang yang telah dibebaskan dari perhambaan. Di antara anggota rumah ibadat itu, ada orang Yahudi dari Kirene dan Aleksandria. Mereka bersama orang Yahudi dari Kilikia dan propinsi Asia mulai berdebat dengan Stefanus. Tetapi, Roh Allah membuat Stefanus berbicara dengan bijaksana sekali sehingga orang-orang itu tidak bisa membantah dia. Oleh sebab itu, mereka menyogok beberapa orang untuk mengatakan bahwa mereka pernah mendengar Stefanus menghina Musa dan Allah. Dengan cara itu mereka membuat rakyat, para pemimpin Yahudi dan guru-guru agama menjadi marah sehingga mereka pergi menangkap Stefanus. Lalu mereka membawa dia menghadap pengadilan agama. Mereka menghadapkan juga saksi-saksi yang mengatakan yang tidak benar tentang Stefanus. Saksi-saksi itu berkata, “Orang ini selalu menghina Rumah Tuhan yang suci. Ia juga menghina perintah-perintah Allah yang disampaikan oleh Musa. Kami sudah mendengar ia mengatakan bahwa Yesus dari Nazaret itu akan meruntuhkan Rumah Tuhan dan mengubah adat istiadat yang diajarkan Musa kepada kita!” Semua orang yang hadir dalam sidang pengadilan itu memandang Stefanus. Pada waktu itu, muka Stefanus bercahaya seperti muka malaikat. [Stefanus berbicara kepada Mahkamah Agama] Imam Agung bertanya kepada Stefanus, “Apakah semua yang dikatakan oleh orang-orang itu benar?” Stefanus menjawab, “Saudara-saudara dan Bapak-bapak! Abraham adalah nenek moyang kita. Sebelum ia pindah ke Haran, ia tinggal di Mesopotamia. Pada waktu ia masih di sana, Allah yang mulia datang kepadanya dan berkata, ‘Abraham, tinggalkanlah negerimu dan sanak saudaramu. Pergilah ke negeri lain yang akan Aku tunjukkan kepadamu nanti.’ Maka Abraham menuruti perintah Tuhan. Ia meninggalkan negerinya lalu pergi ke Haran dan tinggal di situ. Setelah ayahnya meninggal, Allah membuat Abraham pindah ke negeri ini, negeri di mana kalian tinggal sekarang ini. Pada waktu itu, Allah tidak memberikan sedikit pun dari tanah ini kepada Abraham untuk menjadi miliknya. Tetapi, Allah berjanji bahwa Ia akan memberikan tanah itu kepada Abraham untuk menjadi miliknya dan milik keturunannya. Pada waktu Allah membuat janji itu Abraham tidak mempunyai anak. Tetapi, inilah yang dikatakan Allah kepadanya, ‘Keturunanmu akan tinggal sebagai orang asing di negeri lain. Orang-orang di negeri itu akan menjajah mereka dan berbuat kejam terhadap mereka empat ratus tahun lamanya. Tetapi, Aku akan menghukum bangsa yang menjajah mereka itu. Lalu keturunanmu itu akan keluar dari negeri itu dan menyembah Aku di negeri ini.’ Setelah berkata begitu, Allah mensahkan janji itu dengan suatu upacara, yaitu upacara sunat. Karena itu, seminggu setelah Ishak anak Abraham lahir, Abraham menyunat dia. Di kemudian hari Ishak pun menyunat anaknya, yaitu Yakub. Dan begitu pula dengan Yakub; ia juga menyunati anak-anaknya, semuanya ada dua belas orang. Mereka inilah yang menjadi bapak-bapak leluhur bangsa Yahudi. Anak-anak Yakub itu cemburu terhadap adik mereka, yaitu Yusuf, dan mereka menjualnya kepada pedagang-pedagang budak belian, sehingga ia menjadi budak di Mesir. Tetapi, Allah menolong dan melepaskan dia dari segala kesusahannya. Ketika Yusuf menghadap Firaun, raja Mesir, Allah menjadikan dia bijaksana dan mempunyai perilaku yang menarik. Karena itu, raja mengangkat dia menjadi gubernur negeri Mesir dan penguasa istana raja. Kemudian terjadi suatu masa kelaparan yang besar di seluruh negeri Mesir dan Kanaan sehingga orang sangat menderita. Nenek moyang kita pada waktu itu tidak bisa mendapat makanan. Maka ketika Yakub mendengar bahwa di Mesir ada gandum, ia menyuruh anak-anaknya, yaitu nenek moyang kita, pergi ke sana untuk pertama kalinya. Kemudian ketika mereka pergi lagi ke sana untuk kedua kalinya, Yusuf memberitahukan kepada mereka, ‘Akulah Yusuf.’ Pada waktu itu barulah raja Mesir tahu tentang keluarga Yusuf. Kemudian Yusuf mengirim berita kepada ayahnya, yaitu Yakub, untuk meminta dia pindah ke Mesir bersama seluruh keluarganya -- semuanya ada tujuh puluh lima orang. Demikianlah Yakub pindah ke Mesir dan di situlah ia dan anak-anaknya meninggal. Jenazah mereka dibawa kembali ke Sikhem dan dikuburkan di tanah kuburan milik Abraham. Tanah kuburan itu sudah dibeli Abraham dari suku bangsa Hemor di Sikhem. Ketika sudah hampir waktunya Allah memenuhi janji-Nya kepada Abraham, bangsa kita di Mesir sudah bertambah banyak. Akhirnya seorang raja lain yang tidak mengenal Yusuf memerintah di Mesir. Raja itu menipu bangsa kita dan berbuat kejam terhadap mereka. Ia memaksa mereka membuang bayi-bayi mereka yang baru lahir supaya bayi-bayi itu mati dan bangsa kita tidak bisa menjadi banyak. Pada masa itulah Musa lahir; ia bayi yang bagus sekali. Tiga bulan lamanya ia dipelihara di rumah orang tuanya, baru dibuang. Tetapi, putri raja mengambil dia dan mengangkatnya menjadi anaknya. Ia dipelihara oleh putri raja seperti anak sendiri. Segala ilmu bangsa Mesir diajarkan kepadanya. Maka ia menjadi orang besar. Ia pandai bicara dan semua yang dilakukannya sangat baik. Ketika Musa berumur empat puluh tahun timbullah keinginan dalam hatinya untuk pergi meninjau keadaan bangsanya, yaitu orang Israel. Pada waktu itu ia melihat seorang Israel dianiaya oleh seorang Mesir. Maka ia membela orang Israel itu dan membunuh orang Mesir yang menganiaya orang itu. Dengan berbuat begitu Musa merasa bangsa Israel akan menyadari bahwa Allah sedang memakai dia untuk membebaskan mereka dari penderitaan mereka. Tetapi, mereka tidak menyadari hal itu. Keesokan harinya Musa melihat lagi dua orang berkelahi. Kedua-duanya orang Israel. Maka ia berusaha mendamaikan mereka. Ia berkata, ‘Kalian ini bersaudara. Mengapa berkelahi?’ Orang yang memukul kawannya itu mendorong Musa dan berkata, ‘Siapa yang menyuruh kau menjadi hakim atau pemimpin kami? Apa kau mau membunuh saya juga seperti kau membunuh orang Mesir itu kemarin?’ Karena orang itu berkata begitu, maka Musa lari dari Mesir dan pergi ke Midian. Ia tinggal di sana, lalu kawin dan mendapat dua orang anak. Empat puluh tahun kemudian seorang malaikat datang kepada Musa. Pada waktu itu, Musa berada di padang gurun dekat Gunung Sinai. Malaikat itu menampakkan dirinya dalam api pada belukar yang sedang menyala. Musa heran melihat hal itu. Maka ia mendekati belukar itu untuk melihat dengan lebih jelas. Lalu ia mendengar suara Tuhan yang berkata, ‘Akulah Allah yang disembah oleh nenek moyangmu. Abraham, Ishak, dan Yakub menyembah Aku.’ Musa ketakutan mendengar Allah berbicara. Ia tidak berani lagi melihat ke belukar itu. Lalu Tuhan berkata lagi, ‘Musa, lepaskan sandal di kakimu itu, sebab, tanah di tempat kau berdiri itu adalah tanah yang suci. Aku sudah memperhatikan umat-Ku di Mesir dan Aku melihat mereka sangat menderita di sana. Aku juga sudah mendengar mereka mengeluh dan Aku turun untuk membebaskan mereka. Sekarang, Musa, mari! Aku akan mengutus engkau ke Mesir.’ Nah, Musa inilah orang yang tidak diterima oleh bangsa Israel. Mereka menolak dia dengan berkata, ‘Siapa yang menyuruh kau menjadi hakim dan pemimpin kami?’ Tetapi, justru dialah yang diutus oleh Allah untuk memimpin umat Israel dan membebaskan mereka. Allah mengutus dia dengan bantuan malaikat yang menampakkan diri kepadanya di dalam belukar yang menyala itu. Musa memimpin orang Israel keluar dari Mesir dengan melakukan keajaiban-keajaiban dan hal-hal luar biasa di Mesir, di Laut Gelagah, dan di padang gurun selama empat puluh tahun. Dialah juga yang berkata kepada bangsa Israel, ‘Allah akan memberikan kepadamu seorang nabi sama seperti Ia memilih saya untuk kamu. Nabi itu akan dipilih dari antara bangsa Israel sendiri.’ Musalah yang berada di tengah-tengah umat Israel di padang pasir pada zaman dahulu. Mereka merupakan sebuah kelompok yang besar di situ. Musa inilah yang ada di situ dengan nenek moyang kita dan dengan malaikat yang berbicara kepadanya di Gunung Sinai. Dialah juga yang menerima dari Allah berita yang berlaku untuk selama-lamanya -- berita untuk disampaikan kepada kita. Meskipun Musa sudah melakukan semua itu, nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya. Mereka tidak mau dipimpin oleh Musa. Mereka ingin kembali ke Mesir. Mereka berkata kepada Harun, ‘Musa itu membawa kami keluar dari Mesir, tetapi sekarang kita tidak tahu di mana dia dan apa yang terjadi dengan dia. Jadi, buatlah untuk kami dewa-dewa supaya dewa-dewa itu memimpin kami.’ Lalu pada waktu itulah mereka membuat sebuah patung berhala berbentuk seekor anak sapi. Kemudian mereka mempersembahkan kurban kepada patung itu dan mengadakan pesta untuk memuja patung buatan mereka sendiri. Karena itu, Allah meninggalkan mereka dan membiarkan mereka menyembah bintang-bintang di langit. Apa yang mereka lakukan itu tertulis dalam buku nabi-nabi. Begini tulis nabi-nabi itu, ‘Hai umat Israel! Selama empat puluh tahun kamu berada di padang pasir, kamu selalu menyembelih binatang dan mempersembahkannya sebagai kurban. Kamu pikir kurban itu untuk Aku? Sama sekali tidak! Yang kamu bawa-bawa adalah kemah berhala Molokh dan patung berhala bintang Refan. Itulah berhala-berhala yang kamu sembah. Oleh sebab itu, Aku akan membuang kamu sampai jauh ke seberang di negeri Babel.’ Pada waktu itu, apabila Allah hendak bertemu dengan manusia, Ia datang ke Kemah yang dibuat untuk itu. Kemah itu dibuat atas perintah Allah kepada Musa dan menurut contoh yang diperlihatkan Allah kepadanya. Kemah itu ada bersama nenek moyang kita ketika mereka berada di padang gurun. Kemudian nenek moyang kita berikutnya yang telah menerima Kemah itu, membawa Kemah itu bersama mereka ke mana pun mereka pergi. Dan ketika mereka dengan Yosua pergi merebut negeri ini, mereka juga membawa Kemah itu bersama dengan mereka. Pada waktu itu, Allah mengusir bangsa-bangsa yang menguasai negeri ini. Demikianlah Kemah itu tetap berada di situ sampai pada zaman Raja Daud. Kehidupan Daud menyenangkan hati Allah. Daud minta kepada Allah supaya ia diizinkan membangun sebuah Rumah untuk Allah -- Allah yang disembah oleh Yakub. Tetapi ternyata bukan Daud yang membangun Rumah itu, melainkan Salomo, anaknya. Memang Allah adalah Allah yang mahabesar. Ia tidak tinggal di dalam rumah yang dibuat oleh manusia, sebab di dalam buku nabi tertulis begini: Allah berkata, ‘Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah alas kaki-Ku. Rumah yang bagaimanakah yang hendak kamu bangun untuk Aku? Di manakah tempat untuk Aku beristirahat? Bukankah Aku sendiri yang membuat segala sesuatu?’” “Memang kalian terlalu keras kepala,” kata Stefanus selanjutnya. “Kalian sukar sekali taat kepada Allah! Kupingmu tuli terhadap kata-kata Allah! Kalian sama dengan nenek moyangmu yang selalu melawan Roh Allah! Semua nabi sudah dianiaya oleh nenek moyangmu, tidak ada yang tidak. Mereka membunuh utusan-utusan dari Allah pada zaman dahulu. Utusan-utusan Allah itu sudah mengumumkan bahwa Hamba Allah yang benar itu akan datang. Dan sekarang kalian mengkhianati Dia dan membunuh Dia. Kalianlah yang sudah menerima perintah-perintah dari Allah yang disampaikan oleh para malaikat, tetapi kalian tidak mau menaati perintah-perintah itu!” [Stefanus dilempari batu sampai mati] Ketika para pemimpin agama mendengarkan perkataan Stefanus, mereka menjadi marah sekali kepadanya. Tetapi, Roh Allah memimpin Stefanus. Ketika ia memandang ke langit, ia melihat kebesaran Allah bercahaya cemerlang. Ia juga melihat Yesus berdiri di tempat terhormat di sebelah kanan Allah. “Lihat, surga terbuka!” kata Stefanus. “Saya melihat Anak Manusia yang diutus Allah berdiri di sebelah kanan Allah!” Para pemimpin agama yang mengadili Stefanus marah sekali. Mereka tidak mau mendengar Stefanus. Mereka menutup telinga dengan tangan mereka dan berteriak keras-keras. Lalu mereka serentak menyerbu dia dan menyeretnya ke luar kota. Di sana mereka melempari dia dengan batu. Di situ ada juga seorang muda bernama Saulus. Orang-orang yang menjadi saksi melawan Stefanus, membuka baju mereka dan menitipkannya pada Saulus. Lalu mereka terus melempari Stefanus dengan batu. Sementara mereka melakukan hal itu, Stefanus berseru kepada Tuhan, “Tuhan Yesus, terimalah saya!” Kemudian ia berlutut dan berdoa dengan nyaring, “Tuhan, ampunilah mereka. Janganlah Tuhan mengingat dosa mereka ini!” Sesudah berdoa demikian, ia meninggal. Saulus yang berdiri di situ setuju juga Stefanus dibunuh. [Saulus menganiaya orang-orang Kristen] Hari itu Stefanus meninggal dilempari batu. Orang-orang yang takut dan hormat kepada Tuhan mengambil jenazah Stefanus, lalu menguburkannya. Mereka menangis dengan sangat sedih. Sejak itu, orang-orang Kristen di Yerusalem dikejar-kejar dan Saulus terus berusaha menghancurkan mereka. Ia pergi dari rumah ke rumah dan menyeret mereka keluar, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara. Maka semua orang yang percaya kepada Yesus lari dari Yerusalem. Mereka berpencar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Hanya rasul-rasul saja yang tinggal di Yerusalem. [Filipus menyiarkan Kabar Baik dari Allah di Samaria] Orang-orang Kristen yang lari dari Yerusalem berpencar ke mana-mana, tetapi ke mana pun mereka pergi, mereka menyiarkan Kabar Baik dari Allah kepada orang-orang. Di antara orang-orang Kristen itu ada Filipus. Ia pergi ke sebuah kota di propinsi Samaria. Di sana ia menyiarkan Kabar Baik dari Allah. Ia memberitakan bahwa Allah sudah mulai memerintah sebagai Raja. Ia juga memberitakan tentang Yesus Kristus yang menjadi Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah. Filipus juga melakukan banyak keajaiban. Ia memerintahkan roh-roh jahat untuk keluar dari orang-orang dan roh-roh jahat itu keluar sambil menjerit-jerit. Ia juga menyembuhkan orang-orang yang lumpuh dan timpang. Kata-kata Filipus dan keajaiban-keajaiban yang dilakukannya membuat orang-orang Samaria mendengarkan dia dengan penuh perhatian. Banyak orang percaya akan kata-kata Filipus dan mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan. (8:6) Mereka semua sangat gembira. Pada waktu itu, di Samaria ada seorang dukun bernama Simon. Apabila ia memakai ilmunya, orang-orang Samaria terheran-heran. Ia berkata kepada orang-orang bahwa ia orang yang luar biasa. Banyak orang di kota itu, baik tua maupun muda, tertarik melihat perbuatannya. Mereka berkata, “Orang ini mempunyai kuasa Allah yang disebut ‘Penguasa Agung’.” (8:10) Tetapi Filipus terus memberitakan Kabar Baik tentang bagaimana nanti Allah menjadi raja dan memerintah, juga tentang Yesus Kristus sebagai Raja Penyelamat. Orang-orang menjadi percaya dan dibaptis. Banyak yang dibaptis waktu itu, laki-laki dan perempuan. Ketika Simon, si dukun itu mendengarkan apa yang dikatakan Filipus, ia juga percaya dan dibaptis. Lalu ia terus mengikuti Filipus. Simon takjub melihat keajaiban-keajaiban yang dilakukan oleh Filipus. Sementara itu, para rasul di Yerusalem mendengar bahwa orang-orang Samaria sudah percaya akan pesan-pesan dari Allah. Sebab itu, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke sana. Ketika kedua rasul itu tiba, mereka mendapati bahwa orang-orang di Samaria yang sudah percaya itu baru dibaptis atas nama Tuhan Yesus saja. Mereka belum dikuasai Roh Allah. Lalu kedua rasul itu meletakkan tangan ke atas orang-orang Samaria itu, dan orang-orang itu dikuasai Roh Allah. Ketika Simon melihat hal itu, ia menawarkan uang kepada Petrus dan Yohanes. Lalu ia berkata, “Berilah saya kuasa itu juga, supaya kalau saya meletakkan tangan ke atas siapa saja, orang itu dikuasai Roh Allah.” Petrus menjawab, “Celakalah kau dengan uangmu! Kau kira kau dapat membeli pemberian Allah dengan uang? Engkau tidak berhak ikut bekerja bersama kami, sebab menurut pandangan Allah, hatimu tidak benar. Buanglah niatmu yang jahat dan mintalah ampun kepada Tuhan karena pikiranmu yang jahat itu. Sebab, saya tahu engkau sangat iri hati. Engkau dikuasai oleh dosa.” Maka Simon berkata kepada Petrus dan Yohanes, “Tolong mohonkan kepada Tuhan supaya apa yang kalian katakan tidak terjadi pada saya.” Petrus dan Yohanes tinggal beberapa hari lamanya di Samaria. Mereka menyiarkan pesan-pesan Allah dan memberitahukan apa yang telah mereka alami kepada orang-orang. Kemudian mereka kembali ke Yerusalem. Dalam perjalanan, mereka menyiarkan Kabar Baik dari Allah di banyak desa di Samaria. [Filipus dan seorang pejabat tinggi dari Etiopia] Seorang malaikat Tuhan berkata kepada Filipus, “Filipus, ayo berangkat! Pergilah ke arah selatan ke jalan yang menuju Gaza dari Yerusalem.” Jalan itu sepi, tidak dipakai orang lagi. Maka berangkatlah Filipus. Pada waktu itu, seorang pejabat tinggi kerajaan Etiopia melewati jalan itu juga dengan naik kereta dalam perjalanan pulang ke negerinya. Ia baru kembali setelah berbakti kepada Allah di Yerusalem. Ia pejabat yang bertanggung jawab atas semua kekayaan Kandake, ratu negeri Etiopia. Sementara duduk di dalam kereta, ia membaca buku Nabi Yesaya. (8:27) Roh Allah berkata kepada Filipus, “Cepatlah dekati kendaraan itu.” Filipus cepat-cepat mendekati kereta itu dan ia mendengar orang itu membaca buku Nabi Yesaya. Inilah ayat-ayat yang ia baca: “Ia seperti domba yang digiring untuk disembelih, seperti anak domba yang tidak mengembik ketika bulunya digunting; ia diam saja. Ia dihina dan diperlakukan dengan tidak adil. Tak seorang pun dapat menceritakan keturunannya, sebab ia mati dan tidak ada lagi di dunia.” Filipus bertanya, “Apakah Tuan mengerti apa yang Tuan baca?” Orang itu menjawab, “Saya tidak mengerti karena tidak ada yang menjelaskannya kepada saya!” Lalu ia mengajak Filipus naik ke kereta dan duduk bersamanya. (8:30) (8:30) (8:30) Kemudian ia berkata kepada Filipus, “Coba beritahukan kepada saya siapa yang dimaksudkan oleh Nabi Yesaya di dalam ayat-ayat ini? Apakah dirinya sendiri atau orang lain?” Maka Filipus mulai berbicara. Ia memakai ayat-ayat itu dan mulai memberitahukan Kabar Baik mengenai Yesus kepada pejabat itu. Di tengah perjalanan, mereka sampai di suatu tempat yang ada air. Pejabat itu berkata, “Lihat, itu ada air! Saya ingin dibaptis sekarang. Apakah ada halangan bagi saya untuk dibaptis?” Filipus berkata, “Kalau Tuan percaya dengan sepenuh hati, Tuan boleh dibaptis.” “Saya percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah,” jawab pejabat itu. Ia menyuruh keretanya berhenti. Lalu ia dan Filipus turun ke dalam air dan Filipus membaptis dia. Ketika mereka keluar dari air, tiba-tiba Roh Allah mengambil Filipus dan membawanya pergi dari situ. Pejabat dari Etiopia itu tidak melihat dia lagi, tetapi dengan gembira ia meneruskan perjalanannya. Tahu-tahu Filipus sudah berada di kota Asdod dan kemudian pergi ke kota Kaisarea. Dalam perjalanan itu, ia menyiarkan Kabar Baik tentang Yesus di semua kota yang dilewatinya. [Saulus bertobat] Saulus terus-menerus berusaha mengancam dan membunuh orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Pada suatu hari, ia menghadap Imam Agung dan minta surat kuasa untuk pergi ke kota Damsyik. Ia hendak menunjukkan surat itu kepada para penguasa Yahudi di kota itu supaya ia diizinkan mencari dan menangkap orang-orang yang percaya kepada Yesus. Lalu ia akan membawa mereka ke Yerusalem. Maka berangkatlah Saulus bersama serombongan orang dan pergi ke Damsyik. Ketika sudah dekat kota itu, tiba-tiba ada sinar memancar dari langit dan bersinar di sekeliling Saulus, sehingga ia jatuh ke tanah. Lalu ia mendengar suara yang berkata, “Saulus, Saulus! Mengapa engkau menganiaya Aku?” “Siapakah Engkau, Tuan?” tanya Saulus. Suara itu menjawab, “Akulah Yesus, yang kauaniaya. Tetapi sekarang, bangunlah dan masuklah ke kota! Di situ Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan.” Teman-teman seperjalanan Saulus terkejut sehingga tidak dapat berkata apa-apa. Mereka mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang pun. Lalu Saulus berdiri dan membuka matanya, tetapi ia tidak bisa melihat. Karena itu, mereka memegang tangannya dan menuntun dia masuk ke kota. Tiga hari lamanya ia tidak bisa melihat dan selama itu ia sama sekali tidak makan atau minum. Pada waktu itu, di Damsyik ada seorang Kristen bernama Ananias. Ketika ia sedang berdoa, Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berkata, “Ananias!” Ananias menjawab, “Saya, Tuhan!” Tuhan berkata, “Pergilah ke rumah Yudas di Jalan Lurus. Tanyakan di sana orang yang bernama Saulus yang berasal dari kota Tarsus. Orang itu sedang berdoa dan Aku sudah memberikan suatu penglihatan kepadanya. Dalam penglihatan itu, Aku menunjukkan kepadanya seorang laki-laki bernama Ananias, yaitu engkau. Engkau akan datang kepadanya dan meletakkan tanganmu di atas kepalanya supaya ia dapat melihat kembali. Sekarang pergilah ke rumah Yudas.” Ananias menjawab, “Tuhan, banyak orang berbicara tentang orang itu. Kata mereka, ia menganiaya umat-Mu di Yerusalem. Sekarang ia datang ke sini untuk menangkap semua orang yang percaya kepada-Mu. Bahkan ia sudah mendapat izin dari imam-imam kepala di Yerusalem untuk melakukan hal itu.” Tuhan berkata kepada Ananias, “Jangan ragu-ragu, Ananias! Pergilah! Aku sudah memilih dia untuk melayani Aku. Ia harus memberitakan tentang Aku kepada orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, dan juga kepada raja-raja. Dia akan menderita karena hal itu dan Aku sendiri akan memberitahukannya kepada dia.” Ananias menuruti perintah Tuhan. Ia pergi ke rumah Yudas di Jalan Lurus dan meletakkan tangannya ke atas Saulus. “Saudara Saulus,” kata Ananias, “saya tahu bahwa ketika Saudara sedang di tengah jalan menuju ke kota ini, Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya kepadamu. Tuhan Yesus menyuruh saya datang kemari supaya Saudara bisa melihat lagi dan supaya Saudara dikuasai oleh Roh Allah.” Saat itu juga selaput yang menyerupai sisik ikan terlepas dari mata Saulus dan ia dapat melihat kembali. Ia bangun, lalu dibaptis. Setelah makan, ia menjadi kuat kembali. [Saulus mengajar di Damsyik] Di Damsyik Saulus tinggal beberapa hari di rumah orang-orang yang percaya kepada Yesus. Setelah itu, ia pergi ke rumah-rumah ibadat dan mulai memberitakan kepada orang-orang bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang heran mendengar Saulus berkata demikian. Mereka berkata satu sama lain, “Tidak salah lagi, inilah orang yang sudah membunuh semua orang yang percaya kepada Yesus di Yerusalem. Ia datang ke sini untuk menangkap dan membawa mereka kepada imam-imam kepala!” Saulus terus berkhotbah dengan berani dan berwibawa. Ia menerangkan dengan bukti-bukti yang kuat bahwa Yesus itulah Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah, sehingga orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik tidak dapat membantah. Mereka menjadi marah. Beberapa waktu kemudian, mereka bersepakat untuk membunuh Saulus. Siang-malam mereka menunggu di pintu gerbang kota untuk membunuh dia. Tetapi, rencana itu ketahuan oleh Saulus. Lalu pada suatu malam, teman-temannya menolong dia untuk lari. Mereka memasukkan dia ke dalam sebuah keranjang dan menurunkannya lewat tembok kota. [Saulus di Yerusalem] Saulus pergi ke Yerusalem. Di sana ia berusaha untuk bergabung dengan orang-orang yang percaya kepada Yesus. Tetapi, mereka mereka takut kepadanya karena mereka tidak percaya bahwa Saulus benar-benar sudah menjadi pengikut Yesus. Lalu datanglah seorang Kristen bernama Barnabas. Ia membawa Saulus kepada rasul-rasul dan menceritakan kepada mereka bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bagaimana Tuhan berbicara kepada Saulus. Barnabas menceritakan juga bagaimana Saulus dengan berani sekali mengajarkan tentang Yesus di Damsyik. Setelah mendengar keterangan itu, rasul-rasul Yesus menerima Saulus dan ia tinggal bersama mereka. Lalu ia pergi ke seluruh Yerusalem dan berkhotbah dengan berani tentang Yesus. Di kota Yerusalem, ada orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani. Saulus juga berbicara dan berdebat dengan mereka, sehingga mereka berusaha membunuh dia. Ketika orang-orang Kristen mendengar hal itu, mereka mengantar Saulus ke Kaisarea sehingga ia dapat pergi ke Tarsus. Maka tenteramlah orang-orang Kristen di seluruh Yudea, Galilea, dan Samaria. Roh Allah menolong mereka sehingga mereka bertambah banyak dan kuat. Mereka hidup dengan hormat dan takut kepada Tuhan. [Petrus mengadakan keajaiban di Lida dan di Yope] Petrus pergi ke mana-mana mengunjungi orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus. Pada suatu hari ia mengunjungi umat Tuhan yang tinggal di kota Lida. Di sana ia bertemu dengan seorang laki-laki yang bernama Eneas. Orang itu lumpuh. Sudah delapan tahun lamanya ia tidak bangun-bangun dari tempat tidurnya. Petrus berkata kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau. Bangun! Bereskan tempat tidurmu!” Saat itu juga Eneas bangkit dan berdiri. Semua orang yang tinggal di kota Lida dan Saron melihat Eneas bangun. Maka mereka semuanya percaya kepada Tuhan. Di kota Yope ada seorang wanita bernama Tabita. Ia seorang yang percaya kepada Yesus. Namanya dalam bahasa Yunani adalah Dorkas. Dorkas berarti rusa. Tabita ini adalah seorang wanita yang selalu melakukan hal-hal yang baik. Ia suka menolong orang miskin. Pada waktu itu ia sakit dan meninggal dunia. Maka orang memandikan jenazahnya dan meletakkannya di kamar yang di atas di rumahnya. Kota Yope tidak seberapa jauh dari Lida. Jadi, ketika pengikut-pengikut Yesus di Yope mendengar bahwa Petrus berada di Lida, mereka mengutus dua orang untuk pergi kepada Petrus dan minta dia cepat-cepat datang ke Yope. Maka dua orang itu pergi ke Lida. Dan setelah mereka menyampaikan pesan itu kepada Petrus, Petrus langsung bangun dan pergi dengan mereka. Setibanya di Yope, ia dibawa ke kamar yang di atas. Ketika Petrus masuk ke kamar itu semua wanita janda yang ada di situ datang mengerumuni dia. Mereka menangis sambil menunjukkan kepadanya baju-baju dan jubah-jubah yang dijahitkan Dorkas untuk mereka pada waktu ia masih hidup. Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Setelah itu ia menghadap jenazah Dorkas dan berkata, “Tabita, bangun!” Dorkas membuka matanya, dan ketika ia melihat Petrus, ia duduk. Lalu Petrus memegang tangannya dan menolong dia berdiri. Kemudian Petrus memanggil semua orang percaya yang ada di situ bersama-sama dengan janda-janda itu. Lalu ia menyerahkan Dorkas yang sudah hidup itu kepada mereka. Berita tentang Dorkas hidup kembali tersebar ke seluruh daerah Yope. Maka banyak orang menjadi percaya kepada Yesus sebagai Raja Penyelamat mereka. (9-42b) Petrus tinggal di Yope beberapa waktu lamanya. Ia tinggal di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon. [Allah menyuruh Kornelius mengundang Petrus datang ke rumahnya] Di Kaisarea ada seorang tentara Romawi bernama Kornelius. Ia kapten pasukan yang disebut “Pasukan Italia”. Ia taat kepada Allah dan seluruh keluarganya menyembah Allah. Ia banyak menolong orang Yahudi yang miskin dan selalu berdoa kepada Allah. Pada suatu hari kira-kira pukul tiga sore terjadi sesuatu dengan Kornelius. Ia tidak tidur, tetapi ia melihat seperti dalam mimpi ada malaikat Tuhan datang kepadanya dan memanggil dia, “Kornelius!” Kornelius memandang malaikat itu dengan takut, lalu berkata, “Ada apa, Tuan?” Malaikat itu menjawab, “Allah sudah mendengarkan doa-doamu dan memperhatikan kebaikanmu kepada orang-orang. Sekarang suruhlah orang ke Yope memanggil seorang yang bernama Simon; nama lengkapnya Simon Petrus. Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit bernama Simon, yang tinggal di tepi pantai.” Setelah berbicara, malaikat itu pergi. Kornelius segera memanggil dua orang pelayannya dan seorang anggota tentara pengawalnya yang menyembah Allah. Kornelius menceritakan kepada mereka segala sesuatu yang terjadi, lalu menyuruh mereka ke kota Yope. Keesokan harinya pada waktu tengah hari, ketiga orang itu sampai dekat Yope. Pada waktu itu juga Petrus sudah naik ke loteng untuk berdoa. Ia menjadi lapar pada saat itu. Tetapi, sementara orang menyediakan makanan, terjadi sesuatu dengan Petrus. Ia melihat seperti dalam mimpi ada langit terbuka. Sesuatu yang mirip sehelai kain yang lebar diturunkan ke bumi. Kain itu tergantung pada keempat sudutnya. Di dalamnya ada segala macam binatang berkaki empat, binatang menjalar, dan burung liar. Lalu Petrus mendengar suara yang berkata, “Petrus, bangun! Potonglah dan makan!” Petrus menjawab, “Tidak, Tuhan! Saya belum pernah makan apa-apa yang dianggap haram oleh agama, atau yang dianggap tidak patut untuk dimakan.” Tetapi suara itu berkata lagi, “Kalau Allah berkata engkau boleh makan sesuatu, jangan katakan bahwa engkau tidak boleh memakannya.” Semua itu terjadi sampai tiga kali, kemudian kain itu terangkat ke surga. Petrus bingung memikirkan arti dari apa yang dilihatnya itu. Sementara itu, orang-orang yang diutus Kornelius sudah menemukan rumah Simon. Mereka berdiri di depan pintu, memanggil-manggil dan bertanya, “Apakah di sini ada tamu yang bernama Simon Petrus?” Pada saat itu, Petrus masih berusaha untuk mengetahui arti dari apa yang dilihatnya. Tiba-tiba Roh Allah berkata kepadanya, “Petrus, ada tiga orang sedang mencari engkau. Turunlah segera dan ikutlah mereka. Jangan ragu-ragu sebab Akulah yang menyuruh mereka.” Lalu Petrus turun dan berkata kepada orang-orang itu, “Sayalah yang kalian cari. Untuk maksud apa kalian datang ke mari?” Mereka menjawab, “Kapten Kornelius menyuruh kami kemari. Ia orang baik yang menyembah Allah. Ia sangat dihormati oleh semua orang Yahudi. Seorang malaikat Allah menyuruh dia mengundang Tuan ke rumahnya dan mendengarkan apa yang akan Tuan katakan kepadanya.” Petrus mempersilakan ketiga orang itu masuk dan bermalam di rumah itu. Keesokan harinya Petrus berangkat bersama mereka. Beberapa orang Kristen dari Yope ikut juga. Sehari kemudian mereka tiba di Kaisarea. [Petrus disambut di rumah Kornelius] Di Kaisarea, Kornelius sudah mengundang kawan-kawan dekatnya. Ia bersama mereka dan sanak saudaranya sedang menunggu kedatangan Petrus. Ketika Petrus sampai, Kornelius menyambut dia dan sujud di depannya. Tetapi Petrus menyuruh dia berdiri. “Bangunlah,” kata Petrus, “saya juga manusia.” Lalu Kornelius dan Petrus masuk bersama-sama ke dalam rumah sambil bercakap-cakap. Di situ ia melihat sudah banyak orang berkumpul. Lalu ia berkata kepada mereka, “Kalian tahu bahwa menurut agama Yahudi, kami orang Yahudi dilarang datang ke rumah orang bukan Yahudi atau bergaul dengan mereka. Tetapi, Allah sudah menunjukkan kepada saya bahwa saya tidak boleh menganggap siapa pun sebagai orang yang tidak pantas untuk didekati. Jadi, ketika Tuan meminta saya datang, saya mau saja datang. Sekarang saya ingin tahu mengapa Tuan meminta saya datang.” Kornelius menjawab, “Tiga hari yang lalu sekitar pukul tiga sore saya sedang berdoa di rumahku ini. Tiba-tiba ada orang berdiri di depan saya. Pakaiannya berkilauan. Ia berkata, ‘Kornelius! Allah sudah mendengarkan doa-doamu dan memperhatikan kebaikanmu kepada orang-orang. Suruhlah orang ke Yope memanggil seorang yang bernama Simon Petrus. Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit bernama Simon; rumahnya di tepi pantai.’ Oleh sebab itu, saya segera menyuruh orang memanggil Tuan. Dan saya senang Tuan datang. Sekarang Allah ada di sini melihat kami berkumpul untuk mendengar Tuan menyampaikan pesan-pesan-Nya kepada kami.” [Petrus menyampaikan Kabar Baik tentang Yesus kepada Kornelius dan orang-orangnya] Lalu Petrus berkata, “Sekarang saya sungguh-sungguh sadar bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang. Ia senang dengan setiap orang yang taat kepada-Nya dan melakukan yang baik. Ia tidak peduli orang itu dari bangsa apa. (10:34) Kalian tahu berita dari Allah untuk bangsa Israel, yaitu Kabar Baik bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus bukan lagi musuh Allah melainkan sahabat-Nya. Yesus Kristus ialah Tuhan semua orang. Kalian tahu apa yang terjadi di seluruh negeri Israel, mulai dari Galilea, sesudah Yohanes memberitakan agar orang-orang dibaptis. Kalian tahu tentang Yesus orang Nazaret itu. Allah sudah memberikan Roh Allah kepada-Nya sehingga Ia menjadi penuh kuasa. Ia pergi ke mana-mana dan berbuat baik di tempat-tempat itu serta menyembuhkan orang-orang yang dikuasai Iblis, sebab, Allah selalu menyertai Dia. Kami sudah melihat sendiri segala sesuatu yang dilakukan-Nya di Yerusalem dan di tempat-tempat lain di negeri Israel. Meskipun begitu, mereka memaku Dia pada kayu salib dan membunuh Dia. Tetapi, pada hari yang ketiga Allah menghidupkan Dia dari kematian dan memperlihatkan Dia kepada orang. Tetapi tidak semua orang melihat Dia, melainkan hanya kami yang sudah dipilih Allah untuk menyiarkan semua yang kami ketahui tentang Dia. Sesudah Ia dihidupkan kembali, kami makan dan minum bersama Dia. Ia memerintahkan supaya kami menyiarkan Kabar Baik itu kepada orang-orang. Ia menyuruh kami memberitahukan bahwa Yesus itulah yang sudah ditentukan Allah untuk menjadi Hakim semua orang -- baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Semua nabi berbicara tentang Dia. Mereka berkata bahwa demi Yesus, Allah mengampuni setiap orang yang percaya kepada Yesus.” [Roh Allah diberikan kepada orang-orang bukan Yahudi] Sementara Petrus masih berbicara, Roh Allah turun dan menguasai semua orang yang sedang mendengarkan dia. Orang-orang Yahudi pengikut Yesus, yang datang bersama Petrus dari Yope, heran sekali melihat Allah memberikan Roh-Nya juga kepada orang-orang bukan Yahudi. Sebab, mereka mendengar orang-orang itu mengucapkan kata-kata yang ajaib dan memuji-muji Allah dan kebesaran-Nya. Maka Petrus berkata, “Lihat, Roh Allah menguasai orang-orang ini seperti Ia menguasai kita! Jadi, tidak seorang pun bisa mengatakan bahwa mereka tidak boleh dibaptis dengan air!” Lalu Petrus menyuruh supaya mereka dibaptis atas nama Yesus Kristus. Setelah itu, mereka minta supaya Petrus tinggal dengan mereka selama beberapa hari. [Petrus memberi laporan kepada jemaat di Yerusalem] Rasul-rasul dan orang-orang beragama Yahudi yang sudah percaya kepada Yesus di seluruh Yudea mendengar bahwa orang-orang yang tidak beragama Yahudi pun sudah menerima perkataan dari Allah. Di antara orang-orang beragama Yahudi yang sudah percaya itu ada yang berpendapat bahwa apabila orang-orang yang tidak beragama Yahudi percaya kepada Yesus, mereka harus disunat. Jadi, ketika Petrus datang ke Yerusalem orang-orang Yahudi yang sudah percaya itu mencela Petrus. Mereka berkata, “Mengapa kau pergi ke rumah orang-orang yang belum disunat? Kau malah makan juga bersama mereka!” Karena mereka berkata begitu, maka Petrus menjelaskan kepada mereka semua yang telah terjadi. Ia menceritakan hal itu mulai dari permulaan. Ia berkata, “Ketika saya di kota Yope dan sedang berdoa, saya mendapat suatu penglihatan dari Tuhan. Pada waktu itu, saya melihat sesuatu seperti sehelai kain yang lebar. Kain itu diturunkan dari langit dengan tergantung pada keempat ujungnya, lalu berhenti di sebelah saya. Saya memperhatikan baik-baik apa isinya dan saya melihat ada binatang-binatang peliharaan dan binatang-binatang liar, binatang-binatang yang menjalar dan burung-burung hutan. Lalu saya mendengar suatu suara yang berkata kepada saya, ‘Ayo bangun, Petrus! Sembelihlah binatang-binatang itu dan makanlah!’ Tetapi saya menjawab, ‘Tidak, Tuhan! Saya sama sekali tidak akan makan binatang-binatang itu! Belum pernah saya makan apa-apa yang haram atau yang dianggap najis oleh agama.’ Suara dari langit itu berkata lagi, ‘Kalau Allah berkata bahwa sesuatu adalah halal, jangan kaukatakan bahwa itu haram.’ Hal itu terjadi sampai tiga kali, dan akhirnya semuanya terangkat kembali ke langit. Tepat pada waktu itu juga ada tiga orang datang dari Kaisarea ke rumah tempat saya menginap. Mereka diutus untuk bertemu dengan saya. Roh Allah menyuruh supaya saya pergi bersama mereka dengan tidak ragu-ragu. Enam orang percaya dari Yope ikut juga dengan saya ke Kaisarea. Di sana kami semua masuk ke rumah Kornelius. Lalu Kornelius menceritakan kepada kami apa yang telah dialaminya. Ia berkata bahwa ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya. Malaikat itu berkata, ‘Di Yope ada seorang bernama Simon Petrus. Suruhlah orang ke sana memanggil dia. Nanti ia akan menyampaikan kepadamu berita yang akan menyelamatkan engkau dan keluargamu.’ Dan ketika saya mulai berbicara,” kata Petrus selanjutnya, “Roh Allah datang ke atas Kornelius dan orang-orangnya sama seperti ketika Roh itu datang kepada kita dahulu pada mulanya. Lalu saya teringat akan apa yang pernah dikatakan oleh Tuhan. Ia berkata, ‘Yohanes membaptis dengan air, tetapi kalian akan dibaptis dengan Roh Allah.’ Jadi, jelas bahwa Allah juga memberikan kepada orang-orang yang tidak beragama Yahudi itu pemberian-pemberian yang sama seperti yang diberikan-Nya kepada kita pada waktu kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Karena itu, mana mungkin saya melarang Allah!” Setelah mendengar laporan dari Petrus itu, orang-orang percaya di Yerusalem itu tidak membantah lagi. Mereka memuji-muji Allah. Mereka berkata, “Kalau begitu, orang-orang bukan Yahudi pun diberikan juga kesempatan oleh Allah untuk berhenti berbuat dosa serta menjalani hidup yang sejati!” [Jemaat di Antiokhia] Setelah Stefanus dibunuh, orang-orang yang percaya kepada Yesus dikejar-kejar, sehingga mereka berpencar ke mana-mana. Ada yang lari sampai ke daerah Fenisia, ada juga yang sampai ke Pulau Siprus dan kota Antiokhia. Di dalam pelarian mereka, mereka terus menyiarkan pesan Allah; tetapi pesan itu mereka siarkan hanya kepada orang Yahudi saja. Orang-orang yang berasal dari Siprus dan Kirene ada yang pergi ke Antiokhia. Di situ mereka menyiarkan Kabar Baik tentang Tuhan Yesus kepada orang-orang bukan Yahudi juga. Tuhan memberikan kuasa-Nya kepada mereka dan banyak orang menjadi percaya kepada Yesus serta mengakui Dia sebagai Tuhan mereka. Jemaat di Yerusalem mendengar apa yang terjadi di Antiokhia. Karena itu, mereka mengutus Barnabas ke kota itu. Ketika sampai di sana, ia melihat bagaimana orang-orang di situ diberkati Allah. Maka ia sangat gembira dan minta supaya mereka semua sungguh-sungguh setia kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Barnabas orang yang baik dan ia dikuasai oleh Roh Allah serta sangat percaya kepada Tuhan. Maka banyak orang mulai percaya kepada Tuhan. Kemudian Barnabas pergi ke Tarsus mencari Saulus. Setelah bertemu dengan dia, Barnabas membawanya ke Antiokhia. Mereka berkumpul dengan jemaat di sana dan mengajar banyak orang. Mereka melakukan hal itu selama satu tahun penuh. Di kota itulah untuk pertama kalinya pengikut-pengikut Yesus disebut orang Kristen. Pada waktu itu, beberapa orang nabi dari Yerusalem datang ke Antiokhia. Di antara mereka ada seorang bernama Agabus. Melalui dia, Roh Allah menyatakan bahwa di seluruh dunia akan terjadi masa kelaparan yang hebat. (Ini memang terjadi kemudian pada masa pemerintahan Raja Klaudius.) Maka semua pengikut Yesus di Antiokhia sepakat untuk mengirim sumbangan kepada pengikut-pengikut Yesus yang tinggal di Yudea; masing-masing menyumbang menurut kemampuannya. Mereka mengumpulkan sumbangan itu, lalu mengutus Barnabas dan Saulus untuk mengantarkannya kepada pemimpin-pemimpin jemaat di Yudea. [Orang-orang yang percaya kepada Yesus makin ditindas] Pada waktu itu, Raja Herodes mulai menindas anggota-anggota jemaat. Atas perintahnya, Yakobus, saudara Yohanes, dibunuh dengan pedang. Orang-orang Yahudi senang melihat hal itu. Oleh sebab itu, Herodes berbuat lagi seperti itu. Pada Hari Raya Roti Tidak Beragi, ia menyuruh orang menangkap Petrus dan memasukkannya ke dalam penjara. Empat regu tentara ditugaskan untuk menjaga Petrus; setiap regu terdiri atas empat orang. Nanti sesudah perayaan Paskah selesai, Herodes akan mengadili dia di depan umum. Jadi, Petrus ditahan di penjara. Tetapi, anggota-anggota jemaat berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk Petrus. [Petrus dibebaskan dari penjara] Di dalam penjara, Petrus diikat dengan dua rantai besi dan tidur di antara dua orang pengawal. Pintu penjara dijaga oleh pengawal-pengawal lain. Pada malam sebelum Herodes akan mengadili Petrus di depan umum, terjadilah sesuatu di dalam penjara. Pada waktu itu, Petrus sedang tidur. Tiba-tiba malaikat Tuhan berdiri di situ dan kamar penjara itu disinari cahaya. Malaikat itu mengguncangkan Petrus sampai ia bangun. Malaikat itu berkata, “Petrus, cepat bangun!” Saat itu juga rantai besi di tangan Petrus jatuh. Malaikat itu berkata, “Kencangkan ikat pinggangmu dan ikatlah tali sepatumu!” Petrus melaksanakan perintah itu. Lalu malaikat itu berkata, “Pakailah jubahmu dan ikutlah saya!” Petrus mengikuti malaikat itu keluar dari penjara. Petrus tidak tahu bahwa ia sungguh-sungguh berjalan keluar dari penjara. Ia mengira sedang bermimpi. Mereka melewati tempat penjagaan pertama, lalu yang kedua, dan akhirnya sampai ke pintu besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya. Mereka keluar dan berjalan melalui sebuah lorong. Tiba-tiba malaikat itu meninggalkan Petrus. Saat itu barulah Petrus sadar bahwa ia sungguh-sungguh sudah berada di luar penjara. Ia berkata, “Sekarang saya tahu bahwa ini sungguh-sungguh terjadi. Tuhan sudah mengirim malaikat-Nya untuk melepaskan saya dari kuasa Herodes dan dari semua yang ingin diperbuat oleh bangsa Yahudi pada saya.” Sesudah menyadari hal itu, Petrus pergi ke rumah Maria, ibu Yohanes Markus. Banyak orang berkumpul di situ dan mereka sedang berdoa. Petrus mengetuk pintu luar. Seorang pelayan wanita bernama Rode datang untuk membuka pintu. Segera ia mengenali suara Petrus. Karena gembira, ia cepat-cepat masuk kembali tanpa membuka pintu. Ia memberitahukan kepada orang-orang bahwa Petrus ada di luar. “Engkau gila!” kata mereka. Tetapi, Rode terus berkata bahwa itu sungguh-sungguh Petrus. Lalu mereka berkata, “Itu malaikatnya!” Sementara itu, Petrus terus mengetuk pintu. Akhirnya mereka membuka pintu dan heran sekali ketika melihat Petrus. Petrus memberi isyarat dengan tangannya supaya mereka tenang. Ia menceritakan bagaimana Tuhan membawa dia keluar dari penjara. Akhirnya ia berkata, “Sampaikanlah berita ini kepada Yakobus dan saudara-saudara lain juga.” Lalu Petrus meninggalkan tempat itu dan pergi ke tempat lain. Keesokan harinya pagi-pagi terjadilah keributan di antara para pengawal. Mereka bingung mengenai apa yang terjadi dengan Petrus. Herodes menyuruh orang mencari Petrus, tetapi mereka tidak bisa menemukan dia. Karena itu, Herodes memerintahkan supaya tentara-tentara pengawal itu diperiksa lalu dibunuh. Setelah itu, Herodes pergi dari Yudea dan tinggal beberapa waktu lamanya di Kaisarea. [Herodes meninggal] Herodes sedang marah sekali kepada orang Tirus dan Sidon. Karena itu, mereka bersama-sama pergi menghadap dia. Mula-mula mereka mendekati dahulu Blastus, yang mengepalai istana Herodes. Mereka bicara kepadanya supaya ia mengerti bahwa ia harus membantu mereka. Setelah itu mereka menghadap Herodes dan minta berdamai, sebab, negeri mereka mendapat makanan dari negeri Herodes. Pada suatu hari yang telah ditentukan, Herodes memakai pakaian kebesarannya, lalu duduk di kursi kerajaan dan mulai berpidato di hadapan rakyat. Rakyat yang mendengarkan Herodes berbicara, berseru-seru, “Ini dewa yang berbicara, bukan manusia!” Saat itu juga malaikat Tuhan menghajar Herodes, sebab ia tidak membuat rakyat menghormati Allah dan bukan menghormati dirinya. Herodes mati karena dimakan cacing. Sementara itu semakin banyak orang mendengar perkataan Allah dan percaya. Barnabas dan Saulus menyelesaikan tugas mereka lalu meninggalkan Yerusalem dan kembali ke kota mereka semula. Pada waktu kembali mereka membawa Yohanes Markus bersama mereka. [Barnabas dan Saulus dipilih dan diutus] Di antara orang-orang Kristen di Antiokhia, ada beberapa nabi dan guru, yaitu Barnabas, Simeon, Lukius, Menahem, dan Saulus. Pada waktu mereka sedang beribadat kepada Tuhan dan berpuasa, Roh Allah berkata kepada mereka, “Suruhlah Barnabas dan Saulus bekerja khusus untuk Aku. Aku sudah menentukan pekerjaan yang harus mereka lakukan.” Maka sesudah nabi-nabi dan guru-guru itu berpuasa dan berdoa, mereka meletakkan tangan ke atas Barnabas dan Saulus, lalu melepas kedua orang itu pergi. [Barnabas dan Saulus di Siprus] Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, karena Roh Allah menyuruh mereka pergi ke sana. Dari Seleukia mereka berlayar ke pulau Siprus. Lalu mereka sampai di kota Salamis di pulau itu. Di situ mereka memberitakan perkataan Allah kepada orang-orang di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Yohanes Markus membantu mereka dalam perjalanan itu. Mereka menjelajahi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Bar Yesus. Namanya dalam bahasa Yunani ialah Elimas. Ia seorang tukang sihir yang mengaku dirinya nabi. Gubernur pulau itu adalah kawan dekat tukang sihir itu. Nama gubernur itu Sergius Paulus. Ia seorang yang cerdas dan bijaksana. Ia mengundang Barnabas dan Saulus datang kepadanya karena ia ingin mendengar perkataan Allah. Tetapi Elimas, tukang sihir itu, menentang Barnabas dan Saulus. Ia berusaha supaya gubernur itu tidak percaya kepada Yesus. Pada waktu itu Saulus, yang disebut juga Paulus, dikuasai oleh Roh Allah. Ia memandang tukang sihir itu dan berkata, “Kau penipu ulung, anak jahanam! Kau musuh segala yang baik. Kau selalu berusaha memutarbalikkan apa yang benar tentang Tuhan! Mengapa kau tidak mau berhenti merusak rencana Allah untuk menyelamatkan manusia? Sekarang lihat, Tuhan akan menghukum engkau! Kau akan menjadi buta dan tidak akan melihat cahaya matahari lagi untuk beberapa waktu lamanya.” Saat itu juga Elimas merasa ada kabut hitam menutupi matanya, sehingga ia berjalan sambil meraba-raba mencari orang untuk menuntunnya. Gubernur itu melihat apa yang terjadi pada Elimas. Maka ia percaya kepada Yesus, sebab, ia kagum sekali akan ajaran tentang Tuhan. [Paulus dan Barnabas pergi ke Antiokhia di Pisidia] Setelah itu dari Pafos Paulus dan kawan-kawannya berlayar sampai di Perga. Perga adalah sebuah kota di propinsi Pamfilia. Di situ Yohanes Markus tidak lagi mengikuti mereka. Ia kembali ke Yerusalem. Kemudian Paulus dan Barnabas berangkat lagi dari Perga dan sampai ke Antiokhia di propinsi Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat. Di situ mereka duduk mendengarkan orang membacakan perintah-perintah Tuhan dari Buku Musa dan Buku Nabi-nabi. Setelah pembacaan itu selesai, pemimpin-pemimpin rumah ibadat itu menyuruh orang bertanya kepada Paulus dan kawan-kawannya, “Saudara-saudara, kami ingin Saudara bicara kepada orang-orang ini, kalau Saudara mempunyai suatu nasihat untuk mereka.” Maka Paulus berdiri dan memberi isyarat dengan tangannya. Lalu ia berkata, “Saudara-saudaraku bangsa Israel dan Saudara-saudara lainnya di sini yang taat kepada Allah! Coba dengarkan saya: Pada waktu nenek moyang kita tinggal di Mesir sebagai orang asing, Allah telah memilih dan menjadikan mereka suatu bangsa yang besar. Lalu Allah membawa mereka keluar dari negeri itu dengan kuasa-Nya yang besar. Mereka sampai di padang gurun dan tinggal di situ empat puluh tahun lamanya. Selama itu Allah sabar terhadap tingkah laku mereka di situ. Kemudian Allah menghancurkan tujuh bangsa yang tinggal di negeri Kanaan, lalu memberikan negeri itu kepada bangsa Israel untuk menjadi milik mereka. Pada waktu itu Allah sudah memimpin mereka empat ratus lima puluh tahun lamanya. Setelah tanah di negeri itu dibagi-bagi di antara mereka, Allah memberikan kepada mereka pemimpin-pemimpin bangsa untuk memimpin mereka. Pemimpin yang terakhir ialah Nabi Samuel. Kemudian bangsa Israel minta supaya mereka diberi seorang raja. Maka Allah memberikan kepada mereka Saul anak Kis dari suku bangsa Benyamin. Ia memerintah sebagai raja selama empat puluh tahun. Lalu Allah menyingkirkan dia. Allah tidak mengizinkan dia menjadi raja lagi. Sebagai penggantinya Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Dan inilah yang dikatakan Allah tentang Daud, ‘Aku sudah memperhatikan kehidupan Daud anak Isai itu dan Aku senang padanya. Ia orang yang akan melakukan kemauanku.’ Allah menjanjikan bahwa dari keturunan Daud inilah Allah akan memberikan seorang Raja yang akan menyelamatkan bangsa Israel. Dan Yesus itulah Raja Penyelamat yang dijanjikan itu. Sebelum Yesus mulai melakukan tugas-Nya, Yohanes sudah menyerukan kepada semua orang Israel supaya mereka berhenti berbuat dosa dan dibaptis. Dan ketika Yohanes hampir selesai mengerjakan tugasnya, ia berkata kepada orang-orang, ‘Siapakah saya ini menurut perkiraanmu? Saya bukan Orang yang kalian tunggu-tunggu. Ingat, Orang itu akan datang sesudah saya. Dibandingkan dengan Dia, saya ini tidak berarti apa-apa; untuk membuka sandal-Nya pun saya tidak patut.’ Saudara-saudara sebangsa Israel, keturunan Abraham, dan semua Saudara yang lain di sini yang taat kepada Allah! Kepada kitalah Allah sudah mengirim berita tentang bagaimana Ia menyelamatkan kita! Sebab, orang-orang yang tinggal di Yerusalem dan pemimpin-pemimpin mereka tidak menyadari bahwa Dialah penyelamat itu. Mereka juga tidak mengerti ajaran nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Itu sebabnya mereka menghukum Yesus. Tetapi, justru karena mereka menghukum dia, maka terjadilah apa yang telah diramalkan oleh nabi-nabi itu. Orang-orang di Yerusalem dan pemimpin-pemimpin mereka itu tidak bisa menemukan kesalahan apa pun pada Yesus supaya Ia bisa dihukum mati. Meskipun demikian, mereka minta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. Demikianlah semua yang tertulis dalam Kitab Suci tentang Yesus sudah mereka lakukan. Dan setelah Ia dibunuh, mereka menurunkan jenazah-Nya dari kayu salib dan meletakkannya di dalam kubur. Tetapi Allah menghidupkan Dia kembali dari kematian. Setelah Ia hidup kembali dari kematian, Ia datang dan memperlihatkan diri-Nya kepada orang-orang yang sudah datang dengan Dia dari Galilea ke Yerusalem. Berulang kali Ia menampakkan diri-Nya kepada orang-orang itu selama beberapa hari. Dan orang-orang itulah yang sekarang ini memberitakan tentang Dia kepada bangsa Israel. Sekarang kami berada di sini untuk menyampaikan Kabar Baik itu kepadamu. Inilah Kabar Baik itu: Apa yang telah dijanjikan Allah kepada nenek moyang kita, itu sudah dilakukan oleh Allah kepada kita. Allah sudah menghidupkan kembali Yesus dari kematian. Sebab, di dalam Mazmur yang kedua tertulis, ‘Engkaulah Anak-Ku; pada hari ini Aku telah menjadi Bapa-Mu.’ Allah sudah berbicara bahwa Yesus akan dihidupkan kembali dari kematian dan badan-Nya tidak akan membusuk di dalam kuburan. Dahulu kala Allah berkata, ‘Aku akan memberikan kepada-Mu berkat-berkat surgawi yang pasti akan ditepati dan yang sudah Kujanjikan kepada Daud.’ Di dalam ayat lain dikatakan juga, ‘Engkau tidak akan membiarkan hamba-Mu yang setia itu membusuk di dalam kubur.’ Daud sudah melakukan apa yang Allah perintahkan kepadanya. Dan Daud sudah meninggal serta dikuburkan bersama nenek moyangnya. Jenazahnya sudah tidak ada lagi, hancur di dalam kuburan, tetapi Yesus yang Allah hidupkan kembali dari kematian tidak hancur di dalam kuburan. Saudara-saudara sebangsa Israel! Kami ingin kalian tahu bahwa melalui Yesus inilah Allah menyampaikan pesan-pesan-Nya kepada kalian, yaitu berita tentang bagaimana Allah mengampuni manusia dari dosa-dosa mereka. (13:38) Kalian harus tahu juga bahwa setiap orang yang percaya kepadanya dibebaskan dari hukuman atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan, sedangkan perintah-perintah dari Allah yang disampaikan oleh Musa tidak dapat membebaskan mereka dari hukuman itu. Jadi, ingatlah baik-baik, jangan sampai kalian mengalami apa yang dikatakan oleh para nabi: ‘Perhatikan baik-baik, hai kamu orang-orang yang suka menghina! Kamu akan terkejut dan mati! Sebab, Aku akan melakukan sesuatu yang ajaib pada zaman ini. Kamu tidak akan bisa mempercayai apa yang akan Kulakukan itu, meskipun orang datang dan menerangkannya kepadamu.’” Setelah selesai ibadah, Paulus dan Barnabas meninggalkan rumah ibadat itu. Orang-orang di rumah ibadat itu minta supaya Paulus dan Barnabas berbicara lagi mengenai hal itu pada hari Sabat berikutnya. Ketika orang-orang keluar dari rumah ibadat itu, banyak orang Yahudi dan orang-orang bangsa lain yang sudah masuk agama Yahudi, mengikuti Paulus dan Barnabas. Maka kedua rasul itu menasihati mereka supaya mereka terus percaya kepada Allah yang mengasihi mereka. Pada hari Sabat berikutnya hampir semua orang di kota Antiokhia itu datang ke rumah ibadat itu dan mendengar perkataan Tuhan. Orang-orang Yahudi menjadi iri hati ketika melihat orang banyak datang ke rumah ibadat itu. Mereka menghina Paulus dan menentang semua yang dikatakan oleh Paulus, tetapi Paulus dan Barnabas menjadi semakin berani. Mereka berkata dengan terus terang kepada orang-orang Yahudi, “Memang perkataan Allah harus disampaikan kepada kalian terlebih dahulu, tetapi kalian tidak mau menerima perkataan itu. Jadi, kalian sudah menentukan sendiri bahwa kalian tidak patut menerima hidup sejati dan kekal. Oleh karena itu, sekarang kami meninggalkan kalian dan pergi kepada bangsa lain. Sebab, inilah yang dikatakan Tuhan kepada kami, ‘Aku sudah menentukan bahwa kamu akan menjadi suatu terang bagi bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi. Dengan demikian semua orang di seluruh dunia diselamatkan.’” Orang-orang yang bukan orang Yahudi senang sekali mendengar Paulus dan Barnabas berkata begitu. Mereka memuji-muji perkataan Tuhan yang disampaikan oleh Paulus dan Barnabas. Orang-orang yang memang sudah ditentukan oleh Allah untuk mendapat hidup sejati dan kekal menjadi percaya kepada Yesus. Di seluruh daerah itu semakin banyak orang mendengar tentang perkataan Tuhan. Tetapi orang-orang Yahudi mempengaruhi para pembesar di kota itu dan para wanita terhormat dari golongan orang-orang bukan Yahudi. Karena hasutan orang-orang Yahudi itu, maka Paulus dan Barnabas dimusuhi orang-orang dan diusir dari daerah itu. Jadi, Paulus dan Barnabas meninggalkan kota itu dan pergi ke kota Ikonium. Tetapi sebelum berangkat, di hadapan orang-orang itu mereka mengebaskan debu dari kaki mereka sebagai tanda peringatan kepada orang-orang itu. Orang-orang di kota Antiokhia yang sudah percaya kepada Yesus sangat gembira dan mereka dikuasai oleh Roh Allah. [Paulus dan Barnabas di Ikonium] Paulus dan Barnabas mengalami hal yang sama di Ikonium. Di sana mereka juga pergi ke rumah ibadat orang Yahudi dan berbicara di situ. Cara mereka berbicara membuat banyak orang Yahudi dan orang bukan Yahudi menjadi percaya kepada Yesus. Tetapi, orang-orang Yahudi yang tidak mau percaya menghasut orang-orang bukan Yahudi. Maka orang-orang bukan Yahudi itu membenci orang-orang yang percaya kepada Yesus. Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di kota Ikonium. Mereka berbicara dengan berani mengenai Tuhan. Maka Tuhan memberikan kuasa kepada mereka untuk mengadakan keajaiban-keajaiban dan hal-hal luar biasa. Tuhan memberikan kuasa itu kepada mereka untuk membuktikan bahwa berita mereka tentang kasih Allah adalah benar. Tetapi, tidak semua orang di kota itu mempunyai pikiran yang sama. Sebagian setuju dengan Paulus dan Barnabas dan sebagian yang lain setuju dengan orang-orang Yahudi. Lalu orang-orang Yahudi dengan pemimpin-pemimpin mereka bersama dengan orang-orang bukan Yahudi bersatu untuk menyiksa dan melempari kedua rasul itu. Ketika Paulus dan Barnabas mengetahui niat mereka itu, mereka menyingkir ke Listra dan Derbe di Likaonia dan ke daerah di sekitar tempat itu. Di sana mereka memberitakan lagi Kabar Baik itu kepada orang-orang. [Paulus dan Barnabas di Listra] Pada waktu itu di Listra ada seorang laki-laki yang kakinya lumpuh sejak lahir. Ia tidak pernah bisa berjalan. Sambil duduk ia mendengarkan Paulus berbicara. Paulus melihat bahwa orang itu percaya kepada Yesus. Karena itu, ia yakin orang itu dapat disembuhkan. Paulus memandang orang itu dan berkata dengan nyaring, “Berdirilah tegak!” Saat itu juga orang itu melompat dan berdiri, lalu berjalan. Orang banyak yang berada di situ heran melihat apa yang dilakukan Paulus. Mereka berteriak dalam bahasa mereka, “Dewa-dewa sudah turun ke dunia dalam rupa manusia!” Lalu mereka memberikan nama kepada Barnabas dan Paulus sesuai dengan nama dewa-dewa mereka. Karena Paulus yang berbicara ketika menyembuhkan orang lumpuh itu, ia diberi nama Hermes, sedangkan Barnabas diberi nama Zeus. Di depan kota Listra ada kuil tempat orang menyembah Dewa Zeus. Imam yang bekerja di kuil itu mengambil sapi-sapi jantan dan bunga-bunga, lalu pergi bersama orang banyak ke gerbang kota untuk mempersembahkan kurban kepada Barnabas dan Paulus. Kedua rasul itu tidak senang ketika melihat apa yang akan dilakukan orang-orang itu. Keduanya merobek pakaian mereka karena sedih lalu lari ke tengah-tengah orang banyak itu dan berteriak, “Mengapa kalian melakukan ini? Kami manusia juga seperti kalian! Kami di sini untuk memberitakan Kabar Baik dari Allah kepadamu. Kami ingin kalian berhenti melakukan hal-hal yang tidak berguna ini. Kalian harus menyembah Allah yang hidup. Dialah yang menciptakan langit, bumi, laut, dan semua yang ada di dalamnya. Pada waktu yang lalu Allah membiarkan bangsa-bangsa hidup menurut kemauan mereka sendiri. Tetapi, Allah selalu melakukan hal-hal yang baik untuk menunjukkan bahwa Ia ada. Ia menurunkan hujan dari langit dan membuat tanamanmu berbuah pada musimnya. Ia memberikan makanan kepadamu dan membuat hatimu gembira.” Meskipun Barnabas dan Paulus berkata demikian, orang-orang itu tetap hendak mempersembahkan kurban kepada mereka. Sementara itu, orang-orang Yahudi dari kota Antiokhia dan Ikonium tiba di kota itu. Mereka mempengaruhi orang-orang Listra sehingga orang-orang itu berubah pikiran dan memusuhi Barnabas dan Paulus. Mereka melempari Paulus dengan batu, lalu menyeret dia ke luar kota. Mereka menyangka ia sudah mati. Tetapi, ketika orang-orang Kristen di situ berdiri mengelilingi dia, ia bangun dan kembali ke kota. Besoknya ia berangkat ke Derbe bersama Barnabas. Setelah memberitakan Kabar Baik dari Allah kepada orang-orang di Derbe, Paulus dan Barnabas kembali ke kota Antiokhia yang semula. [Paulus dan Barnabas kembali ke Antiokhia] Di Derbe, Paulus dan Barnabas memberitakan Kabar Baik itu dan banyak orang menjadi percaya kepada Yesus. Setelah itu, kedua rasul itu kembali ke Listra, lalu ke Ikonium dan kemudian ke Antiokhia di Pisidia. Di kota-kota itu mereka menolong orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus supaya mereka lebih teguh percaya kepada Yesus dan jangan mundur. “Kita harus banyak menderita dahulu, baru kita dapat menikmati kebahagiaan yang terdapat di dalam Dunia Baru yang diperintah oleh Allah,” begitulah Paulus dan Barnabas mengajarkan kepada pengikut-pengikut Yesus di kota-kota itu. Dan di tiap-tiap jemaat yang mereka datangi, mereka mengangkat pemimpin-pemimpin untuk jemaat-jemaat itu. Lalu mereka berdoa dan berpuasa untuk pemimpin-pemimpin itu, kemudian menyerahkan mereka kepada Tuhan yang mereka percayai. Setelah Paulus dan Barnabas menjelajahi seluruh daerah Pisidia, mereka sampai di Pamfilia. Di sana mereka memberitakan Kabar Baik dari Allah itu kepada orang-orang di Perga. Sesudah itu mereka pergi ke Atalia. Lalu dari situ mereka berlayar kembali ke Antiokhia. Di kota itulah mereka mula-mula diserahkan kepada Allah supaya Ia memelihara mereka pada waktu mereka melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka dan yang sekarang telah mereka selesaikan. Ketika sampai di Antiokhia, mereka mengumpulkan orang-orang dari jemaat itu, dan menceritakan semua yang sudah dilakukan Allah melalui mereka. Mereka menceritakan juga bagaimana Allah memberikan kesempatan kepada orang-orang bukan Yahudi supaya percaya kepada Yesus. Di kota itu Paulus dan Barnabas tinggal bersama dengan orang-orang percaya untuk waktu yang lama. [Pertemuan rasul-rasul dan pemimpin-pemimpin di Yerusalem] Di jemaat Antiokhia, ada orang-orang yang berasal dari Yudea. Orang-orang itu mengajarkan kepada orang Kristen di Antiokhia bahwa mereka harus disunat seperti yang tertulis dalam Hukum Musa. Orang-orang dari Yudea itu berkata, “Meskipun kalian sudah percaya kepada Yesus, tetapi kalau kalian belum disunat, kalian tidak bisa diselamatkan.” Paulus dan Barnabas menentang keras pendapat orang-orang itu. Akhirnya orang-orang Kristen di Antiokhia memutuskan agar Paulus dan Barnabas bersama beberapa orang lain pergi ke Yerusalem untuk membicarakan hal itu dengan rasul-rasul dan pemimpin-pemimpin di sana. Orang-orang Kristen di Antiokhia mengantar mereka sampai ke luar kota. Kemudian utusan-utusan itu berangkat ke Yerusalem melalui daerah Fenisia dan Samaria. Di daerah-daerah itu, mereka menceritakan kepada orang-orang Kristen bagaimana orang-orang bukan Yahudi percaya kepada Tuhan. Maka orang-orang Kristen di Fenisia dan Samaria gembira sekali. Akhirnya Paulus dan Barnabas bersama teman-temannya sampai di Yerusalem. Mereka disambut dengan baik oleh para rasul dan pemimpin-pemimpin serta orang-orang Kristen lainnya di kota itu. Lalu mereka menceritakan kepada orang-orang itu semua yang sudah dilakukan Tuhan melalui mereka. Di antara orang-orang Kristen di Yerusalem ada orang-orang Yahudi yang sebelum itu menjadi pemimpin di dalam agama Yahudi. Ketika mereka mendengar cerita tentang orang-orang Antiokhia, mereka berkata, “Orang-orang dari bangsa lain yang sudah percaya kepada Yesus harus disunat juga. Mereka wajib mengikuti Hukum Musa.” Lalu rasul-rasul dan pemimpin-pemimpin Kristen berkumpul untuk membicarakan soal itu. Lama sekali mereka berbicara. Akhirnya Petrus berdiri dan berkata, “Saudara-saudara, beberapa waktu yang lalu Tuhan memilih saya dari antara kalian dan kalian semua tahu tentang hal itu. Tuhan mau supaya saya memberitakan Kabar Baik dari Allah kepada orang-orang bukan Yahudi. Tuhan mau supaya orang-orang itu mendengar berita itu dan percaya. Ia tidak membeda-bedakan kita dengan mereka. Ia mengenal hati manusia. Sama seperti Tuhan memberikan Roh Allah kepada kita, begitu juga Ia memberikan Roh itu kepada mereka. Dan itu menunjukkan bahwa Ia menerima mereka. Ia mengampuni dosa-dosa mereka karena mereka percaya kepada-Nya. (15:8) Nah, sekarang, mengapa kalian mau melawan Tuhan dan mengharuskan orang-orang itu melakukan hal-hal yang berat? Nenek moyang kita dan kita sendiri pun tidak sanggup melakukan hal-hal itu! Kita percaya dan diselamatkan oleh belas kasihan Tuhan. Begitu juga orang-orang bukan Yahudi yang percaya kepada Yesus.” Maka diamlah semua orang yang berkumpul di situ. Kemudian mereka mendengarkan cerita Barnabas dan Paulus tentang semua keajaiban yang dilakukan Tuhan melalui mereka di antara orang-orang bukan Yahudi. Sesudah Barnabas dan Paulus selesai berbicara, Yakobus berkata, “Saudara-saudara, coba dengarkan. Petrus sudah menceritakan bagaimana sejak semula Allah menunjukkan bahwa Ia memperhatikan bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi. Petrus menjelaskan bahwa dari antara orang-orang itu, Tuhan mau memilih orang-orang yang akan menjadi umat-Nya. Semua yang dijelaskan Petrus itu cocok dengan apa yang sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi dalam buku mereka. Inilah yang tertulis di situ: Tuhan berkata, ‘Keluarga dan keturunan Daud sudah hancur, seperti rumah yang hancur. Tetapi Aku akan datang lagi untuk memperbaiki dan menegakkannya kembali. Lalu semua orang yang bukan Yahudi akan datang mencari Aku. Mereka akan Kujadikan umat-Ku.’ Semua ini sudah diberitahukan sejak dahulu.” “Jadi,” kata Yakobus selanjutnya, “saya rasa kita tidak boleh menyusahkan orang-orang itu. Mereka bukan orang Yahudi, tetapi mereka percaya kepada Tuhan. Saya usulkan supaya kita menulis surat dan menjelaskan larangan-larangan yang tercantum dalam Buku Musa kepada mereka. Kita nasihati mereka supaya jangan makan makanan yang sudah disajikan kepada berhala, jangan makan daging binatang yang mati dicekik, jangan makan darah, dan jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sopan. Sebab, semua itu dilarang oleh Tuhan dan sudah dicantumkan di dalam Buku Musa. Sejak dahulu buku itu sudah dibacakan di rumah-rumah ibadat dan ajarannya diberitakan di setiap kota.” [Surat kepada orang bukan Yahudi yang percaya kepada Yesus] Para rasul dan pemimpin bersama semua anggota jemaat di Yerusalem memutuskan untuk mengutus beberapa orang dari antara mereka ke Antiokhia. Mereka memilih Silas dan Yudas. (Yudas disebut juga Barsabas.) Pengikut-pengikut Yesus di Yerusalem sangat menghormati Silas dan Yudas. Mereka berdua diutus ke Antiokhia bersama Paulus dan Barnabas dengan membawa sepucuk surat yang berbunyi begini: “Semua Saudara yang bukan Yahudi dalam jemaat di Antiokhia, Siria dan Kilikia! Salam dari kami, rasul-rasul dan pemimpin-pemimpin, saudara-saudaramu. Kami mendengar bahwa beberapa orang dari antara kami datang kepadamu dan membuat kalian menjadi kacau dan bingung dengan ajaran-ajaran mereka. Padahal kami tidak menyuruh mereka melakukan hal itu. Karena itu, kami sudah berunding dan semuanya setuju untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepadamu. Mereka akan pergi bersama Saudara Barnabas dan Paulus yang kami kasihi. Mereka berdua bekerja untuk Tuhan kita Yesus Kristus meskipun mereka dalam bahaya karena ada orang yang mau membunuh mereka. Jadi, kami mengutus Yudas dan Silas kepadamu untuk menyampaikan sendiri isi surat ini. Roh Allah dan kami sependapat bahwa kalian tidak perlu menuruti peraturan-peraturan lain kecuali yang ini saja: Jangan makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala; jangan makan darah, jangan makan daging binatang yang mati dicekik dan janganlah berbuat cabul. Kalau kalian tidak melakukan hal-hal itu, kalian sudah melakukan yang baik. Sekian saja, salam!” Setelah berpamitan, para utusan itu berangkat ke Antiokhia. Di sana, mereka mengumpulkan semua anggota jemaat lalu menyampaikan surat itu. Anggota-anggota jemaat senang sekali membaca surat itu. Isinya menghibur hati mereka. Yudas dan Silas berbicara lama dengan saudara-saudara itu, pengikut-pengikut Yesus di Antiokhia. Mereka membuat orang-orang itu menjadi berani dan bersemangat. (Yudas dan Silas adalah nabi juga.) Mereka berdua tinggal di Antiokhia beberapa waktu lamanya. Setelah itu, mereka pamit dan saudara-saudara di kota itu mengucapkan selamat jalan kepada mereka. Lalu mereka kembali ke Yerusalem kepada orang-orang yang mengutus mereka. (Tetapi, Silas tidak ikut; ia memutuskan untuk tinggal di Antiokhia.) Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu lamanya di Antiokhia. Di sana, mereka bersama banyak orang lain mengajarkan dan menyiarkan berita tentang Tuhan. [Perjalanan yang keduaPaulus dan Barnabas berselisih paham] Tidak lama sesudah itu Paulus berkata kepada Barnabas, “Mari kita kembali ke kota-kota di mana kita sudah mengabarkan perkataan Tuhan. Kita mengunjungi lagi saudara-saudara di situ yang sudah percaya kepada Yesus, supaya kita melihat bagaimana keadaan mereka.” Barnabas setuju dan ingin membawa Yohanes Markus, tetapi Paulus tidak mau. Ia merasa tidak baik membawa Markus, karena ketika di Pamfilia ia sudah meninggalkan mereka dan tidak mau bekerja sama dengan mereka. Maka Paulus dan Barnabas bertengkar keras mengenai hal itu. Akhirnya mereka berpisah. Barnabas pergi dengan Markus ke Siprus. Paulus memilih Silas untuk menemaninya. Sebelum berangkat, orang-orang percaya di Antiokhia itu menyerahkan mereka kepada Tuhan supaya Ia memelihara mereka pada waktu mereka melakukan pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka. Paulus dan Silas pergi ke seluruh daerah Siria dan Kilikia. Di sana mereka menolong orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus supaya lebih teguh percaya kepada-Nya. [Timotius ikut dengan Paulus dan Silas] Paulus meneruskan perjalanannya. Ia pergi ke Derbe, lalu ke Listra. Di situ ada seorang pengikut Yesus bernama Timotius. Ibunya orang Yahudi yang sudah percaya kepada Yesus, tetapi bapaknya orang Yunani. Semua orang percaya yang tinggal di Listra dan Ikonium mengenal Timotius sebagai orang yang baik. Paulus ingin supaya Timotius ikut dengannya. Tetapi, Timotius belum disunat, sebab ayahnya orang Yunani. Semua orang Yahudi di daerah itu tahu tentang hal itu. Jadi Paulus menyunati Timotius dahulu, baru mereka berangkat. Mereka pergi ke banyak kota dan di tiap-tiap kota yang mereka kunjungi, mereka bertemu dengan orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus. Lalu mereka memberitahukan kepada orang-orang itu keputusan-keputusan yang sudah dibuat oleh rasul-rasul dan pemimpin-pemimpin jemaat di Yerusalem, yaitu keputusan mengenai apa yang harus dilakukan oleh orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus. Paulus, Silas, dan Timotius menasihati orang-orang yang sudah percaya itu supaya menuruti apa yang sudah diputuskan itu. Maka anggota-anggota jemaat di kota-kota itu bertambah percaya kepada Yesus, dan setiap hari semakin banyak orang yang percaya kepada Yesus. [Paulus melihat suatu penglihatan di Troas] Paulus dan Silas mendapat petunjuk dari Roh Allah supaya tidak menyiarkan pesan-pesan Allah ke propinsi Asia. Karena itu, perjalanan mereka dilanjutkan ke daerah Frigia dan propinsi Galatia. Ketika tiba di perbatasan daerah Misia, mereka mencoba masuk ke propinsi Bitinia. Tetapi, mereka mendapat petunjuk dari Roh Yesus supaya tidak ke sana. Jadi, mereka langsung ke kota Troas lewat Misia. Malamnya, di Troas, Paulus melihat sesuatu seperti dalam mimpi. Dalam penglihatan itu, ia melihat seorang Makedonia berdiri di depannya. Orang itu memohon dengan sangat kepada Paulus, “Datanglah ke Makedonia untuk menolong kami!” Segera setelah Paulus mendapat petunjuk dari penglihatan itu, mereka bersiap-siap untuk berangkat ke Makedonia. Mereka merasa pasti bahwa Allah menyuruh mereka menyiarkan Kabar Baik tentang Yesus kepada orang-orang di Makedonia. [Lidia percaya dan menjadi pengikut Yesus] Kami meninggalkan Troas dan berlayar langsung ke Pulau Samotrake. Hari berikutnya kami ke kota Neapolis. Dari situ kami ke Filipi. Kota itu adalah sebuah jajahan kerajaan Romawi. Letaknya di daerah pertama propinsi Makedonia. Kami tinggal beberapa hari di sana. Pada hari Sabat, kami pergi ke tepi sungai di luar pintu gerbang kota, sebab kami rasa di situ ada tempat sembahyang untuk orang Yahudi. Kami duduk dan bercakap-cakap dengan para wanita yang sudah berkumpul di tempat itu. Seorang di antara mereka bernama Lidia. Ia pedagang kain ungu dan berasal dari Tiatira. Ia menyembah Allah dan Tuhan menggerakkan hatinya untuk percaya akan apa yang diajarkan Paulus kepadanya. Maka Lidia dan seisi rumahnya dibaptis. Setelah itu, ia mengundang kami untuk menumpang di rumahnya. Ia berkata, “Kalau kalian yakin bahwa saya sungguh-sungguh pengikut Tuhan, marilah menumpang di rumah saya.” Dan ia mendesak supaya kami mau pergi ke rumahnya. [Paulus dipenjarakan di Filipi] Pada suatu hari kami pergi ke tempat berdoa. Di tengah jalan, kami bertemu dengan seorang wanita. Ia hamba beberapa orang penduduk kota Filipi. Wanita itu dikuasai roh jahat sehingga ia dapat meramalkan apa yang akan terjadi di kemudian hari. Banyak orang datang kepadanya untuk menanyakan nasib mereka. Untuk itu, mereka harus membayar kepada para majikan wanita itu. Dengan demikian, majikan-majikannya mendapatkan banyak uang. Wanita itu terus mengikuti Paulus dan kami sambil berteriak-teriak, “Orang-orang ini hamba Allah yang Maha Agung! Mereka datang untuk memberitahukan bagaimana kalian bisa selamat!” Wanita itu terus-menerus berteriak beberapa hari lamanya, sehingga Paulus menjadi kesal. Ia menoleh dan berkata kepada roh jahat yang menguasai wanita itu, “Atas nama Yesus Kristus, saya perintahkan engkau keluar dari wanita ini!” Saat itu juga roh jahat itu keluar dari wanita itu, sehingga ia tidak bisa meramal dan majikan-majikannya juga tidak dapat memperoleh uang lagi. Karena itu mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu membawa kedua orang itu ke alun-alun untuk menghadap pejabat-pejabat pemerintah Romawi. Mereka berkata kepada pejabat-pejabat itu, “Orang-orang ini orang Yahudi. Mereka mengacau di sini. Mereka mengajar orang untuk melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hukum-hukum kita. Kita orang Romawi dan kita tidak dapat menerima atau menuruti ajaran-ajaran itu!” Orang banyak yang ada di situ juga ikut menyerang Paulus dan Silas. Pejabat-pejabat pemerintah itu merobek pakaian Paulus dan Silas dari tubuh mereka, lalu menyuruh orang mencambuk mereka keras-keras dan memasukkan mereka ke dalam penjara. Kepala penjara disuruh menjaga mereka dengan ketat. Karena itu, mereka dikurung di dalam sel penjara yang paling dalam dan kaki mereka diikat dengan rantai pada kayu pasung. Di dalam penjara, Paulus dan Silas berdoa serta menyanyikan pujian kepada Tuhan. Mereka menyanyi sampai tengah malam dan orang-orang tahanan yang lain mendengar mereka menyanyi. Tiba-tiba terjadi gempa bumi yang hebat sekali. Lantai penjara guncang dan semua pintu penjara terbuka. Rantai-rantai yang mengikat orang tahanan terlepas. Kepala penjara bangun karena terkejut. Ketika ia melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menyangka semua orang tahanan sudah lari. Ia takut sekali, sehingga ia mencabut pedangnya dan mau bunuh diri. Paulus melihat apa yang hendak dilakukan oleh kepala penjara itu. Karena itu, ia berteriak, “Jangan lakukan itu! Kami semua masih ada di sini!” Kepala penjara itu cepat-cepat menyuruh orang mengambilkan lampu, lalu ia berlari sampai ke sel yang paling dalam. Dengan gemetar ia sujud di depan Paulus dan Silas. Kemudian ia membawa mereka keluar. Ia berkata, “Tuan-tuan, apakah yang harus kuperbuat supaya selamat?” Paulus dan Silas menjawab, “Percayalah kepada Tuhan Yesus! Engkau akan selamat, engkau dan semua orang di rumahmu!” Lalu Paulus dan Silas menerangkan perkataan Tuhan kepadanya dan kepada semua orang di rumahnya. Mereka semua percaya dan langsung dibaptis. Lalu kepala penjara itu membersihkan luka-luka Paulus dan Silas, serta membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Ia dan seluruh keluarganya senang sekali, sebab mereka sekarang percaya kepada Tuhan. (16:33) Keesokan harinya, pagi-pagi, pejabat-pejabat pemerintah Romawi menyuruh polisi pergi ke penjara untuk membebaskan Paulus dan Silas. Kepala penjara itu memberitahukan hal itu kepada Paulus dan Silas. Ia berkata, “Tuan-tuan, pejabat-pejabat pemerintah sudah memerintahkan untuk melepas Tuan-tuan. Sekarang Tuan-tuan boleh pulang dengan selamat!” Tetapi, Paulus berkata kepada petugas-petugas polisi itu, “Kami warga negara Romawi. Kami sudah diperlakukan dengan tidak adil! Kami tidak bersalah, tetapi dicambuk di depan umum dan dimasukkan ke dalam penjara. Dan sekarang pejabat-pejabat pemerintah itu menyuruh kami pergi dengan diam-diam? Kami tidak mau! Suruh mereka datang sendiri ke sini dan melepaskan kami!” Petugas-petugas polisi itu kembali kepada pejabat-pejabat pemerintah dan melaporkan apa yang dikatakan Paulus. Ketika pejabat-pejabat itu mendengar bahwa Paulus dan Silas adalah warga negara Romawi, mereka menjadi takut. Mereka datang ke penjara dan minta maaf kepada Paulus dan Silas, lalu mengantar mereka keluar dari penjara dan minta supaya mereka meninggalkan kota Filipi. Paulus dan Silas meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia. Di sana mereka menemui orang-orang percaya dan berbicara dengan mereka untuk memberi dorongan kepada mereka. Sesudah itu mereka berangkat. [Paulus dan Silas di Tesalonika] Paulus dan Silas meneruskan lagi perjalanan mereka. Mereka melalui Amfipolis dan Apolonia lalu tiba di Tesalonika. Biasanya, kalau di sebuah kota yang didatangi Paulus ada rumah ibadat orang Yahudi, Paulus pergi ke situ. Di kota Tesalonika itu ada rumah ibadat orang Yahudi. Jadi, Paulus pergi dan bertukar pikiran dengan orang-orang di sana mengenai ayat-ayat Kitab Suci. Paulus melakukan itu tiga hari Sabat berturut-turut. Dengan memakai ayat-ayat Kitab Suci ia menjelaskan dan membuktikan bahwa Raja Penyelamat yang Dijanjikan oleh Allah perlu menderita dan hidup kembali dari kematian. “Nah, Yesus yang saya beritakan kepada kalian itulah Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah,” kata Paulus. Di antara orang-orang yang mendengar penjelasan dari Paulus itu ada yang percaya lalu mengikuti Paulus dan Silas. Dan di antara orang-orang Yunani yang takut kepada Allah banyak sekali yang percaya; begitu juga dengan banyak wanita terkemuka, istri orang-orang penting di kota itu. Orang-orang Yahudi menjadi tidak senang melihat banyak orang mengikuti Paulus dan Silas. Mereka pergi ke jalan-jalan dan mengumpulkan orang-orang gelandangan lalu membentuk gerombolan untuk mengacau. Kemudian gerombolan itu membuat kerusuhan di seluruh kota. Mereka pergi ke rumah seorang percaya bernama Yason dan menyerbu rumah itu untuk mencari Paulus dan Silas untuk menggiring kedua rasul itu keluar menghadap orang banyak. Tetapi, mereka tidak menemukan Paulus dan Silas di situ. Jadi, mereka menyeret Yason, pemilik rumah itu, dan beberapa orang percaya lainnya lalu membawa mereka ke depan pejabat-pejabat yang berkuasa di kota itu. Mereka berteriak, “Orang-orang ini mengacau di mana-mana! Sekarang mereka pun mendatangi kota kita ini, dan Yason sudah menerima mereka di rumahnya. Mereka semua melanggar peraturan raja yang berkuasa di Roma, sebab, mereka berkata bahwa ada lagi raja lain yang bernama Yesus!” Karena mereka berkata begitu, maka orang banyak dan para penguasa di kota itu menjadi gempar. Lalu para penguasa itu menyuruh Yason dan orang-orang percaya yang lainnya itu membayar uang jaminan. Setelah itu baru mereka dilepaskan. [Paulus dan Silas pergi ke Berea] Malam itu orang-orang percaya di Tesalonika menyuruh Paulus dan Silas pergi ke Berea. Ketika sampai di Berea, Paulus dan Silas pergi ke rumah ibadat orang Yahudi. Orang-orang di Berea lebih mau mendengar berita yang disampaikan oleh Paulus dan Silas, tidak seperti orang-orang di Tesalonika. Dengan senang hati mereka mendengarkan Paulus dan Silas memberitakan tentang Yesus. Dan setiap hari mereka mempelajari Kitab Suci untuk mengetahui apakah pengajaran Paulus itu benar atau tidak. Banyak di antara mereka percaya kepada Yesus. Dan orang-orang Yunani terkemuka, baik laki-laki maupun perempuan, banyak juga yang percaya. Orang-orang Yahudi di Tesalonika mendengar bahwa Paulus ada di Berea dan sedang mengabarkan perkataan Allah di situ. Maka mereka pun datang ke Berea. Di situ mereka menghasut dan membuat kegelisahan diantara orang-orang Berea. Karena itu, orang-orang percaya di Berea cepat-cepat menyuruh orang mengantar Paulus ke pantai. Tetapi, Silas dan Timotius tetap tinggal di Berea. Orang-orang yang mengantar Paulus itu menemani dia sampai ke kota Atena. Sesudah mengantar Paulus, mereka kembali ke Berea. Pada waktu mereka berangkat, mereka membawa pesan Paulus supaya Silas dan Timotius menyusul dia secepat mungkin. [Paulus mengunjungi Atena] Di kota Atena, Paulus menunggu kedatangan Silas dan Timotius. Paulus sedih melihat kota itu penuh berhala. Karena itu, di rumah ibadat ia berdebat dengan orang Yahudi dan orang bukan Yahudi yang menyembah Allah. Dan di tempat pertemuan umum, setiap hari ia berdebat dengan orang-orang yang kebetulan datang ke situ. Di kota itu, ada guru-guru yang dikenal sebagai guru-guru Epikuros dan Stoa. Guru-guru itu juga berdebat dengan Paulus. Di antara mereka ada yang berkata, “Orang ini tahu apa? Pengetahuannya hanya sedikit, tetapi ia banyak omong!” Yang lain berkata, “Rupanya ia berbicara tentang dewa-dewa bangsa lain.” Mereka berkata begitu, sebab Paulus berbicara tentang Yesus dan tentang hidup kembali sesudah mati. Kemudian mereka mengajak Paulus ke pertemuan yang diadakan di Bukit Areopagus. Mereka berkata, “Engkau mengemukakan ajaran yang baru dan aneh. Kami ingin tahu tentang ajaran itu!” (Orang-orang Atena dan para pendatang yang tinggal di kota itu memang senang sekali menghabiskan waktu mereka dengan membicarakan dan mendengarkan ajaran-ajaran baru.) Paulus berdiri di depan orang-orang yang berkumpul di Areopagus dan berkata, “Hai orang-orang Atena! Saya melihat bahwa dalam segala hal kalian sangat taat beragama. Ketika saya berjalan-jalan keliling kota, saya memperhatikan tempat-tempat sembahyangmu. Pada salah satu mezbahmu, saya membaca tulisan ini, ‘Kepada Allah yang Tidak Dikenal.’ Kalian menyembah Allah itu, tetapi kalian tidak mengenal Dia. Nah, Allah itulah yang saya beritakan kepadamu. Allah yang menciptakan dunia dengan segala isinya, ialah Tuhan yang menguasai langit dan bumi. Ia tidak tinggal di dalam kuil buatan manusia. Ia juga tidak memerlukan bantuan manusia, sebab Dialah yang memberi hidup dan napas serta segala sesuatu kepada manusia. Dari satu orang Ia membuat segala bangsa dan menyuruh mereka mendiami seluruh bumi. Sejak permulaan Dialah yang menentukan kapan dan di mana bangsa-bangsa itu boleh hidup. Ia melakukan itu supaya mereka mencari Dia; mudah-mudahan mereka menemukan Dia pada waktu mereka mencari-Nya. Tetapi, sebenarnya Allah tidak jauh dari kita masing-masing. Kata orang, ‘Kita hidup, bergerak dan berada di dunia ini karena kekuasaan-Nya.’ Sama juga dengan yang dikatakan oleh beberapa penyairmu. Mereka berkata, ‘Kita juga adalah anak-anak-Nya.’ Nah, kita adalah anak-anak Allah! Karena itu, kita tidak boleh menyamakan Allah dengan patung emas, atau perak atau batu yang dibuat menurut seni dan keterampilan seorang manusia. Allah tidak mau lagi mengingat kebodohan kita ketika kita belum mengenal Dia. Sekarang Ia menyuruh semua orang di seluruh dunia untuk tidak berbuat dosa lagi. Sebab, Ia sudah menentukan satu hari untuk menghakimi seluruh dunia dengan adil. Tugas itu akan dilakukan oleh seorang yang sudah dipilih Allah. Dan supaya semua orang tidak ragu-ragu tentang hal itu, Allah sudah menghidupkan kembali orang itu dari kematian!” Ketika orang-orang itu mendengar Paulus berbicara tentang hidup kembali sesudah mati, ada yang menertawakan dia. Tetapi, ada juga yang berkata, “Kami ingin mendengar Saudara berbicara lagi mengenai hal itu.” Lalu Paulus meninggalkan pertemuan itu. Di antara orang-orang yang berkumpul di tempat itu ada yang berpihak kepada Paulus dan percaya kepada Yesus. Mereka adalah Dionisius, anggota majelis Areopagus, seorang wanita bernama Damaris, dan beberapa orang lain. [Paulus mengunjungi kota Korintus] Setelah itu Paulus meninggalkan Atena dan pergi ke Korintus. Di situ ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila yang baru saja datang dari Italia. Orang itu berasal dari negeri Pontus. Istrinya bernama Priskila. Mereka baru saja datang ke Korintus, karena ada perintah dari Raja Klaudius bahwa semua orang Yahudi harus keluar dari kota Roma. Paulus pergi mengunjungi mereka lalu tinggal dengan mereka dan bekerja bersama-sama mereka membuat tenda. Sebab, sama seperti mereka, Paulus juga mencari nafkah dengan membuat tenda. Tetapi, pada setiap hari Sabat Paulus pergi ke rumah ibadat untuk bercakap-cakap dengan orang Yahudi dan orang Yunani. Ia berusaha supaya mereka percaya kepada Yesus. Kemudian Silas dan Timotius tiba dari Makedonia. Karena mereka sudah ada, maka Paulus memakai seluruh waktunya untuk menyampaikan berita dari Allah kepada orang-orang Yahudi. Ia menjelaskan kepada mereka bahwa Yesus itulah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Tetapi, orang-orang Yahudi itu terus saja menentang dan mencela dia. Karena itu, Paulus mengebaskan debu dari pakaiannya sebagai tanda peringatan kepada mereka bahwa mereka bersalah. Paulus berkata, “Kalau kamu celaka, itu salahmu sendiri! Saya tidak mau ikut menanggungnya. Mulai sekarang saya akan pergi kepada orang-orang bukan Yahudi.” Lalu Paulus meninggalkan mereka. Ia tidak lagi pergi ke rumah ibadat mereka. Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, dengan seluruh keluarganya sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Dan banyak juga orang-orang Korintus lainnya menerima berita yang disampaikan oleh Paulus. Mereka percaya kepada Yesus dan dibaptis. Setelah meninggalkan orang-orang Yahudi itu, Paulus tinggal di rumah yang terletak di sebelah rumah ibadat mereka. Rumah itu rumah Titius Yustus. Ia bukan orang Yahudi, tetapi ia menyembah Allah. Pada suatu malam, Paulus mendapat suatu penglihatan dari Tuhan. Tuhan berkata kepadanya, “Paulus, jangan takut! Beritakan terus apa yang sedang kauberitakan kepada orang-orang! Jangan diam, sebab Aku menolong engkau. Tidak seorang pun dapat melakukan yang jahat terhadapmu, sebab, banyak orang-orang-Ku di kota ini.” Karena penglihatan itu, maka Paulus tinggal di Korintus satu setengah tahun lamanya. Dan selama itu ia mengajarkan perkataan Allah kepada orang-orang di situ. Ketika Galio diangkat menjadi gubernur Akhaya, orang-orang Yahudi bersatu lalu menangkap Paulus dan menyeret dia ke pengadilan. Mereka mengajukan pengaduan ini, “Orang ini mengajar rakyat menyembah Allah dengan cara yang melanggar hukum. Ia sudah mempengaruhi orang banyak dengan ajarannya itu!” Paulus mau menjawab orang-orang Yahudi itu, tetapi Galio sudah lebih dahulu berbicara. Ia berkata, “Hai orang-orang Yahudi! Kalau perkara ini adalah suatu perkara kejahatan atau suatu pelanggaran, memang saya harus dengan sabar mendengarkan kamu. Tetapi, saya mendapati bahwa perkara ini hanya masalah pertengkaran mengenai istilah, nama-nama dan hukum-hukum yang berlaku di antara kalian sendiri! Jadi, kamu yang harus menyelesaikannya. Saya tidak mau mengurus hal-hal semacam ini!” Lalu Galio mengusir mereka keluar dari ruang pengadilan. Maka mereka menangkap Sostenes, kepala rumah ibadat, dan memukul dia di depan meja pengadilan, tetapi Galio sama sekali tidak peduli akan apa yang mereka lakukan. [Paulus kembali ke Antiokhia] Paulus masih tinggal beberapa waktu lamanya di Korintus bersama orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus. Kemudian ia meninggalkan mereka dan berlayar ke Siria bersama Priskila dan Akwila. Sebelum berangkat meninggalkan pelabuhan di Kengkrea, ia mencukur rambutnya yang sudah panjang. Paulus memang sudah membiarkan rambutnya menjadi panjang karena ia sudah berjanji kepada Tuhan untuk melakukan sesuatu. Kemudian mereka tiba di Efesus. Di situ Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila. Lalu ia pergi ke rumah ibadat dan bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi di situ. Mereka minta supaya ia tinggal lebih lama di situ dengan mereka, tetapi ia tidak mau. Tetapi, pada waktu ketika akan berangkat ia berkata, “Kalau Allah mengizinkan, saya akan kembali lagi ke sini.” Sesudah berkata begitu, ia berangkat dengan kapal dari Efesus. Setelah turun di Kaisarea, ia pergi ke Yerusalem untuk memberi salam kepada jemaat di situ lalu meneruskan perjalanan ke Antiokhia. Setelah tinggal beberapa lama di situ, ia berangkat lagi. Kali ini ia pergi ke daerah Galatia dan Frigia. Di sana ia mengunjungi orang-orang percaya untuk menolong mereka supaya tetap teguh percaya kepada Yesus. [Apolos menerangkan ajaran Tuhan di Efesus dan Korintus] Ada seorang Yahudi bernama Apolos; ia lahir di Aleksandria. Apolos pandai berbicara dan sangat paham tentang isi Kitab Suci. Ia juga tahu betul mengenai rencana Tuhan untuk manusia. Mengenai baptisan, ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Meskipun begitu, ia mengajar dengan semangat yang berkobar-kobar dan dengan tepat mengenai Yesus. Pada waktu Akwila dan Priskila ada di Efesus, Apolos datang ke kota itu dan mulai berbicara di rumah ibadat. Priskila dan Akwila mendengar dia berbicara, lalu mengajaknya ke rumah mereka. Di sana mereka menerangkan kepadanya dengan lebih tepat lagi rencana Allah untuk menyelamatkan manusia. Kemudian Apolos memutuskan untuk pergi ke Yunani. Pengikut-pengikut Yesus di Efesus menolong dia dengan menulis surat kepada saudara-saudara yang percaya di Yunani. Di dalam surat itu, mereka minta supaya saudara-saudara itu menyambut Apolos dengan senang hati. Kedatangan Apolos di Yunani ternyata berguna sekali. Orang-orang di sana, yang karena kebaikan hati Allah sudah menjadi pengikut Yesus, merasa sangat tertolong. Sebab, dengan penuh wibawa Apolos berdebat dengan orang Yahudi di depan umum dan menunjukkan bahwa mereka salah. Dengan memakai ayat-ayat Kitab Suci, ia membuktikan kepada mereka bahwa Yesuslah Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah. [Paulus di Efesus] Sementara Apolos berada di Korintus, Paulus menjelajahi pedalaman propinsi Galatia lalu tiba di Efesus. Di sana ia berjumpa dengan beberapa pengikut Yesus. Ia bertanya kepada mereka, “Apakah kalian sudah dikuasai Roh Allah ketika kalian percaya kepada Yesus?” “Belum,” jawab mereka. “Bahkan kami tidak pernah mendengar bahwa ada Roh Allah!” “Kalau begitu, dengan baptisan manakah kalian dibaptis?” tanya Paulus. “Dengan baptisan yang diajarkan Yohanes,” jawab mereka. Lalu Paulus berkata, “Yohanes hanya membaptis orang-orang yang mau bertobat dan tidak lagi berbuat dosa. Ia mengajak orang Israel supaya percaya kepada Yesus yang akan datang sesudah dia.” Setelah mendengar hal itu, pengikut-pengikut Yesus itu dibaptis atas nama Tuhan Yesus. Jumlah mereka kira-kira dua belas orang. Paulus meletakkan tangannya ke atas mereka dan mereka dikuasai oleh Roh Allah. Mereka berbicara dalam bahasa-bahasa yang ajaib dan menyiarkan pesan-pesan Allah. (19:5) (19:5) Selama tiga bulan Paulus terus berbicara dengan berani kepada orang-orang di rumah ibadat. Ia berdebat dengan mereka dan berusaha supaya mereka percaya pada apa yang ia katakan tentang Allah dan bagaimana Allah memerintah manusia. Tetapi, ada di antara mereka yang keras hati dan tidak mau percaya. Di depan semua orang yang berkumpul di situ, mereka mencela ajaran mengenai Yesus. Karena itu, Paulus dan orang-orang lain yang percaya kepada Yesus tidak lagi pergi ke rumah ibadat itu. Mereka pergi ke ruang kuliah Tiranus. Di situ, setiap hari Paulus mengadakan diskusi dengan orang-orang. Ia melakukan hal itu dua tahun lamanya sampai semua orang di propinsi Asia, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, mendengarkan berita tentang Tuhan. [Anak-anak Skewa mencoba mengusir roh jahat] Allah memberikan kemampuan kepada Paulus sehingga ia melakukan keajaiban-keajaiban yang luar biasa. Apabila sapu tangan Paulus atau kain pengikat pinggang yang pernah dipakainya ditaruh pada orang sakit, orang-orang itu sembuh dan roh-roh jahat keluar dari mereka. Ada beberapa dukun Yahudi yang suka pergi ke mana-mana untuk mengusir roh jahat dari orang-orang sakit dengan memakai jampi-jampi. Dukun-dukun itu coba-coba memakai nama Tuhan Yesus. Mereka berkata kepada roh-roh jahat, “Atas nama Yesus yang diberitakan Paulus, saya perintahkan kamu keluar!” Ada seorang imam kepala bernama Skewa. Ia mempunyai tujuh orang anak laki-laki yang suka melakukan jampi-jampi juga. Pada suatu hari, mereka mencoba mengusir roh jahat dengan memakai nama Yesus. Tetapi, roh jahat itu berkata kepada mereka, “Saya kenal Yesus, dan Paulus juga saya kenal. Tetapi, kamu ini siapa?” Lalu orang yang kemasukan roh jahat itu melompat dan dengan ganas menyerang mereka, sehingga mereka lari dari rumah itu dengan badan penuh luka dan pakaian robek-robek. Semua orang di Efesus, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, mendengar kejadian itu dan mereka ketakutan sekali. Maka Tuhan Yesus semakin dipuji. Banyak pengikut Yesus datang dan mengakui perbuatan-perbuatan mereka di depan umum. Orang-orang yang biasa melakukan jampi-jampi, mengumpulkan buku-buku mereka dan membakarnya di depan umum. Buku-buku itu kalau dijumlahkan berharga sampai kira-kira 50.000 uang perak. Karena semua kejadian yang luar biasa itu, makin banyak orang mendengar berita tentang Tuhan dan makin banyak juga yang percaya. [Huru-hara di Efesus] Setelah kejadian-kejadian itu, Paulus memutuskan untuk pergi ke Makedonia dan Akhaya. Lalu ia meneruskan perjalanan ke Yerusalem. “Sesudah ke sana, saya harus ke Roma juga,” kata Paulus. Maka ia mengutus Timotius dan Erastus ke Makedonia, sementara ia masih tinggal beberapa waktu lamanya di propinsi Asia. Timotius dan Erastus adalah dua orang yang bekerja bersama-sama dengan Paulus. Kira-kira pada waktu itulah terjadi keributan yang besar di Efesus. Keributan itu terjadi karena ajaran tentang cara hidup yang ditunjukkan oleh Yesus. Pada waktu itu, di kota Efesus ada seorang tukang perak bernama Demetrius. Ia mempunyai perusahaan yang membuat rumah-rumahan untuk Dewi Artemis. Orang-orang di Efesus menyembah Dewi Artemis dan banyak yang membeli rumah-rumahan itu, sehingga pekerja-pekerja Demetrius mendapatkan banyak uang. Ketika Paulus mengajar orang-orang di Efesus tentang Yesus, ia juga mengajarkan bahwa dewa-dewa yang dibuat oleh manusia sama sekali bukan dewa. Demetrius takut perusahaannya rugi. Jadi, ia mengumpulkan pekerja-pekerjanya bersama para pekerja tukang perak lainnya. Lalu ia berkata, “Saudara-saudara! Kalian tahu bahwa kita mendapatkan penghasilan dengan membuat rumah-rumahan untuk Dewi Artemis. Tetapi, si Paulus itu mengajar orang-orang bahwa dewa-dewa buatan manusia sama sekali bukan dewa. Kalian sendiri mendengar dia mengajarkan hal itu dan kalian juga sudah melihat banyak orang percaya pada ajarannya; bukan hanya di kota ini, tetapi juga hampir di seluruh propinsi Asia. Ini berbahaya bagi usaha kita, sebab orang akan menghina pekerjaan kita dan tidak mau lagi datang ke rumah Dewi Artemis. Dewi Artemis pun tidak dihormati lagi, padahal dia dewi yang dipuja semua orang di Asia dan di seluruh dunia!” Pekerja-pekerja tukang perak yang mendengar perkataan Demetrius itu menjadi marah. Mereka berteriak, “Hidup Artemis, dewi orang Efesus!” Orang-orang lain juga ikut berteriak-teriak sehingga seluruh kota Efesus menjadi rusuh. Ketika Paulus datang ke Efesus, ia ditemani oleh dua orang Makedonia bernama Gayus dan Aristarkhus. Gerombolan yang mengacau kota Efesus menangkap Gayus dan Aristarkhus, lalu menyeret mereka ke stadion di kota itu. Paulus mau ikut masuk dengan mereka, tetapi orang-orang Kristen di sana melarang dia. Teman-teman Paulus yang menjadi pejabat pemerintah di wilayah itu juga mengirim pesan kepada Paulus supaya ia jangan pergi ke stadion. Sementara itu, orang-orang yang berkumpul di stadion sudah kacau-balau. Mereka berteriak-teriak tetapi mereka sendiri tidak tahu untuk apa mereka berkumpul di stadion itu. Seorang yang bernama Aleksander, didorong ke depan oleh orang-orang Yahudi. Orang banyak yang berteriak-teriak di stadion mengira bahwa Aleksander itulah biang keladinya. Aleksander mengangkat tangannya dan memberikan isyarat agar diizinkan berbicara untuk dapat membela diri. Tetapi, ketika orang banyak itu melihat bahwa ia orang Yahudi, serempak mereka berteriak, “Hidup Artemis, dewi orang Efesus!” Dua jam lamanya mereka terus berteriak. Akhirnya datanglah sekretaris pemerintah kota Efesus dan ia berhasil menenangkan orang banyak itu. Ia berkata, “Saudara-saudaraku, orang Efesus! Semua orang tahu bahwa rumah Dewi Artemis dan batu suci yang jatuh dari langit ada di sini dan orang-orang Efesuslah yang memeliharanya. Karena itu, tenanglah, dan jangan melakukan sesuatu dengan terburu-buru. Orang-orang yang kalian bawa ke sini itu tidak merampok rumah dewa! Mereka juga tidak menghina Dewi Artemis! Kalau Demetrius dengan pekerja-pekerja tukang perak lainnya mau mengadukan seseorang, mereka harus membawa perkara itu ke pengadilan. Pengadilan kita selalu terbuka dan di situ ada pejabat-pejabat pemerintah untuk mengadili orang. Tetapi, kalau kalian masih menginginkan sesuatu yang lain, kalian harus membicarakannya di dalam rapat umum yang diizinkan oleh pemerintah. Apa yang kalian lakukan hari ini berbahaya, karena kita bisa dituduh mengadakan pemberontakan. Dan kita tidak punya alasan untuk membenarkan huru-hara ini.” Sesudah berkata demikian, sekretaris pemerintah itu membubarkan kumpulan orang banyak itu. [Paulus pergi ke Makedonia dan Yunani] Setelah keadaan di Efesus tenang lagi, Paulus mengumpulkan orang-orang percaya di sana dan memberi dorongan kepada mereka supaya tetap teguh percaya kepada Yesus. Kemudian ia mengucapkan selamat tinggal lalu meneruskan perjalanannya ke Makedonia. Ia mengunjungi orang-orang percaya di daerah-daerah itu dan memberi banyak nasihat kepada mereka supaya mereka tetap teguh percaya kepada Yesus. Setelah itu ia pergi ke Yunani. Ia tinggal di sana tiga bulan lamanya. Kemudian ia bersiap-siap untuk berlayar ke Siria. Ketika sedang bersiap-siap, datang berita bahwa orang-orang Yahudi sedang berkomplot untuk membunuh dia. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk kembali lewat Makedonia. Beberapa orang pergi bersama dia, antara lain: Sopater anak Pirus, dari Berea, Aristarkhus, Sekundus orang Tesalonika, Gayus orang Derbe, Timotius, Tikhikus dan Trofimus dari propinsi Asia. Mereka pergi lebih dahulu dari kami dan menunggu kami di Troas. Setelah Perayaan Roti Tidak Beragi, kami berlayar meninggalkan Filipi. Lima hari kemudian kami berkumpul lagi dengan mereka di Troas. Di sana kami tinggal selama satu minggu. Pada hari Sabtu, malam Minggu, kami berkumpul dengan orang-orang Kristen di Troas. Kami makan bersama sebagai saudara dan Paulus bercakap-cakap dengan orang-orang itu, karena ia berniat berangkat keesokan harinya. Kami berkumpul di sebuah ruangan di tingkat atas. Ada banyak lampu di ruangan itu. Di antara orang-orang yang berkumpul di situ, ada juga seorang pemuda bernama Eutikhus. Ia duduk di jendela. Karena Paulus berbicara terus sampai tengah malam, Eutikhus menjadi mengantuk lalu tertidur sehingga jatuh dari jendela di tingkat ketiga. Ketika orang mengangkatnya, ia sudah mati. Paulus turun, lalu merebahkan dirinya ke atas Eutikhus dan memeluknya. “Jangan khawatir,” kata Paulus kepada orang-orang di situ, “ia masih hidup!” Sesudah itu, Paulus naik kembali lalu membagi-bagikan roti dan makan bersama-sama. Mereka terus berbicara sampai pagi. Kemudian berangkatlah Paulus, sedangkan Eutikhus diantar pulang ke rumahnya. Ia hidup dan orang-orang merasa senang dan sangat terhibur. [Paulus pergi dari Troas ke Miletus] Kami pergi ke kapal dan berlayar lebih dulu ke kota Asos. Di sana kami akan menjemput Paulus ke kapal. Paulus sudah mengatur demikian, karena ia akan ke sana melalui jalan darat. Setelah bertemu di Asos, Paulus segera naik ke kapal dan kami berlayar ke kota Metilene. Dari sana kami berlayar lagi dan keesokan harinya tiba di tempat yang berhadapan dengan Pulau Khios. Hari berikutnya kami sampai di Pulau Samos dan sehari kemudian di kota Miletus. Paulus sudah memutuskan untuk tidak singgah di Efesus, supaya tidak membuang waktu di propinsi Asia. Sebab, ia ingin cepat-cepat sampai di Yerusalem pada hari raya Pentakosta. [Paulus mengucapkan kata-kata perpisahan kepada pemimpin-pemimpin di Efesus] Dari Miletus Paulus mengirim berita ke Efesus dan minta supaya para pemimpin jemaat di sana datang menemui dia. Ketika mereka tiba, Paulus berkata, “Kalian tahu bagaimana saya hidup dan bekerja selama berada di antara kalian sejak hari pertama saya tiba di propinsi Asia. Dengan rendah hati saya bekerja untuk Tuhan di tengah-tengah kesusahan dan penderitaan. Rencana jahat orang-orang Yahudi terhadap saya membuat saya sering menangis. Saya sudah mengajar kalian di dalam pertemuan-pertemuan umum dan di rumah-rumah. Dan kalian tahu bahwa saya tidak pernah segan-segan memberitahukan apa yang berguna bagimu. Baik kepada orang Yahudi maupun kepada orang bukan Yahudi, saya peringatkan supaya mereka jangan berbuat dosa lagi dan mulai taat kepada Allah serta percaya kepada Tuhan kita Yesus. Sekarang saya akan pergi ke Yerusalem, sebab Roh Allah menyuruh saya pergi ke sana. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan saya di sana. Saya hanya tahu, setiap kali saya berada di sebuah kota, Roh Allah selalu dengan tegas memberitahukan pada saya bahwa saya akan masuk penjara dan menderita. Tetapi, buat saya, hidup atau mati tidak penting. Tuhan sudah mempercayakan suatu tugas kepada saya, yaitu menyiarkan Kabar Baik tentang kebaikan hati Allah kepada orang-orang. Jadi, yang penting ialah bahwa saya dapat menyelesaikan tugas itu dengan setia dan senang hati sampai akhir hidup saya. Saya sudah mengunjungi kalian dan memberitakan tentang Allah dan bagaimana Ia memerintah manusia. Sekarang saya tahu bahwa kalian tidak akan berjumpa lagi dengan saya. Sebab itu, saya tegaskan kepadamu hari ini: Kalau di antara kalian ada yang binasa nanti, itu bukan salah saya. Sebab, saya tidak pernah lalai untuk menjelaskan seluruh rencana Allah kepadamu. Jagalah dirimu baik-baik. Jagalah juga seluruh jemaat Allah. Roh Allah menyerahkan mereka kepadamu untuk dijaga. Kalian sudah diangkat menjadi pengawas atas jemaat itu. Jagalah jemaat Allah seperti gembala menjaga dombanya. Sebab, dengan kematian Anak-Nya sendiri, Allah sudah menjadikan jemaat itu milik-Nya. Saya tahu bahwa sesudah saya pergi, orang-orang yang berlaku seperti serigala yang buas pasti akan datang di tengah-tengah kalian. Mereka akan menyerang orang-orang yang kalian jaga itu seperti serigala menyerang domba. Bahkan dari antara kalian sendiri, nanti akan muncul orang-orang yang menyebarkan berita bohong sehingga orang-orang yang percaya kepada Yesus mendengarkan mereka dan tidak mau lagi bersatu dengan sesama orang-orang percaya. Sebab itu, berjaga-jagalah! Ingatlah, saya sudah banyak sekali menderita untuk kalian. Tiga tahun lamanya siang dan malam saya mengajar dan menasihati kalian. Sekarang saya menyerahkan kalian kepada Allah. Dialah yang menjagamu dan kalian selamat karena menerima berita tentang kebaikan hati-Nya. Ia berkuasa untuk membuat kalian menjadi kuat dan memberikan kepadamu berkat-berkat yang Ia sediakan untuk semua orang yang menjadi umat-Nya. Saya belum pernah menginginkan uang atau pakaian dari siapa pun. Kalian sendiri tahu bahwa saya sudah bekerja dengan tenaga saya sendiri untuk mencukupi kebutuhan saya dan kebutuhan kawan-kawan yang ikut dengan saya. Dalam segala keadaan, saya menunjukkan kepadamu bahwa dengan bekerja keras kita harus menolong orang-orang yang tidak kuat. Kita harus ingat perkataan Yesus, ‘Orang yang memberi lebih bahagia daripada orang yang menerima.’” Setelah selesai berbicara, Paulus berlutut dengan mereka lalu berdoa. Lalu sambil menangis, mereka merangkul dia dan mengucapkan selamat jalan kepadanya. Mereka sedih, terutama karena Paulus berkata bahwa mereka tidak akan berjumpa lagi dengan dia. Lalu mereka mengantar dia sampai ke kapal. [Paulus pergi ke Yerusalem] Kami pamit kepada pemimpin-pemimpin jemaat dari Efesus itu, lalu meninggalkan mereka. Kemudian kami berlayar langsung ke pulau Kos. Besoknya kami sampai ke pulau Rodos. Dari situ kami berlayar terus ke pelabuhan Patara. Di pelabuhan itu ada kapal yang mau ke Fenisia. Jadi, kami naik kapal itu. Di dalam pelayaran itu kapal itu melewati suatu tempat di mana kami bisa melihat pulau Siprus di sebelah kiri kami. Lalu kami berlayar terus melalui sebelah selatan pulau itu menuju ke Siria. Kapal yang kami tumpangi itu mendarat di Tirus untuk membongkar muatannya. Karena itu, kami turun dan pergi mengunjungi orang-orang percaya di situ. Kami tinggal di situ dengan mereka selama satu minggu. Mereka dikuasai oleh Roh Allah sehingga mereka menasihati Paulus supaya jangan pergi ke Yerusalem. Tetapi setelah habis waktunya untuk kami tinggal di situ, kami meninggalkan mereka dan meneruskan perjalanan kami. Mereka semua bersama anak istri mereka mengantar kami sampai ke luar kota. Di tepi pantai, kami semua berlutut dan berdoa. Setelah bersalam-salaman, kami naik ke kapal dan mereka pun pulang. Kapal kami berlayar dari Tirus sampai ke Ptolemais. Di sana kami pergi mengunjungi saudara-saudara yang sudah percaya kepada Yesus. Di situ kami tinggal sehari dengan mereka. Besoknya kami berangkat lagi lalu sampai ke Kaisarea. Di Kaisarea kami tinggal di rumah Filipus. Ia seorang penginjil dan salah satu dari tujuh orang yang terpilih di Yerusalem untuk membantu para rasul. Filipus mempunyai empat orang anak gadis. Gadis-gadis itu sudah mendapat kemampuan dari Allah untuk memberitakan kabar baik dari Allah. Beberapa hari setelah kami berada di sana, datanglah seorang nabi dari Yudea. Ia bernama Agabus. Ia datang kepada kami lalu mengambil ikat pinggang Paulus kemudian mengikat kaki dan tangannya sendiri serta berkata, “Roh Allah berkata, ‘Pemilik ikat pinggang ini akan diikat seperti ini di Yerusalem oleh orang-orang Yahudi. Dan mereka akan menyerahkan dia kepada orang-orang bukan Yahudi.’” Karena berita itu, maka kami dan orang-orang lain yang ada di situ minta dengan sangat kepada Paulus supaya ia jangan pergi ke Yerusalem. Tetapi, ia menjawab, “Mengapa kalian menangis seperti ini sehingga membuat hati saya hancur? Saya sudah siap bukan hanya untuk ditangkap, tetapi juga untuk mati demi Tuhan Yesus.” Kami tidak berhasil membujuk Paulus supaya tidak pergi ke Yerusalem. Jadi, kami berhenti membujuk. “Biarlah kehendak Tuhan yang jadi,” kata kami. Setelah tinggal di Kaisarea beberapa waktu lamanya, kami menyiapkan barang-barang kami lalu berangkat ke Yerusalem. Beberapa saudara di Kaisarea yang sudah percaya kepada Yesus pergi bersama kami dan mengantar kami ke rumah Manason di mana kami akan menginap. Manason adalah seorang Siprus yang sudah lama percaya kepada Yesus. [Paulus mengunjungi Yakobus] Ketika kami tiba di Yerusalem, orang-orang percaya di situ menyambut kami dengan senang hati. Besoknya Paulus pergi bersama kami mengunjungi Yakobus. Semua pemimpin jemaat ada juga di situ. Paulus memberi salam kepada mereka lalu menceritakan semua yang telah dilakukan Allah melalui dia di antara orang-orang bukan Yahudi. Mereka semua memuji Allah setelah mendengar laporan itu dari Paulus. Mereka berkata, “Saudara Paulus! Saudara harus tahu bahwa sudah beribu-ribu orang Yahudi yang percaya kepada Yesus. Mereka semua orang-orang yang taat sekali kepada hukum yang diberikan oleh Musa. Nah, mereka sudah menerima berita bahwa Saudara mengajar begini kepada semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa lain, ‘Tidak usah lagi taat kepada hukum Musa, tidak usah lagi menyunati anak-anakmu dan tidak usah menuruti adat-istiadat Yahudi!’ Nah, pasti orang-orang Yahudi yang sudah percaya itu akan mendengar bahwa Saudara ada di sini sekarang. Jadi, bagaimana? Sebaiknya Saudara menuruti nasihat kami. Di sini ada empat orang yang telah membiarkan rambut mereka tumbuh sampai panjang sebagai tanda janji mereka kepada Tuhan untuk melakukan sesuatu. Sekarang, mereka akan pergi mengadakan upacara penyucian. Nah, kami menganjurkan supaya Saudara ikut mengadakan upacara itu bersama mereka dan bayarlah biaya upacara itu untuk mereka supaya rambut mereka dapat dicukur. Dengan demikian, semua orang akan melihat bahwa Saudara sendiri pun menjalankan hukum Musa dan apa yang mereka dengar tentang Saudara itu tidak benar. Mengenai orang bukan Yahudi yang sudah percaya kepada Yesus, kami sudah mengirim surat kepada mereka. Di dalam surat itu kami menulis tentang apa yang telah kami putuskan. Kami minta mereka jangan lagi makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, jangan makan darah, jangan makan daging binatang yang mati dicekik, dan jangan melakukan hal-hal yang cabul.” Paulus menuruti nasihat orang-orang itu. Keesokan harinya ia pergi bersama keempat orang itu dan turut mengadakan upacara penyucian dengan mereka. Kemudian ia masuk ke Rumah Tuhan untuk memberitahukan berapa hari lagi upacara penyucian itu selesai supaya kurban untuk keempat orang itu bisa dipersembahkan. [Paulus ditangkap di Rumah Tuhan di Yerusalem] Pada waktu Paulus mengadakan upacara penyucian diri, di Yerusalem ada beberapa orang Yahudi yang berasal dari propinsi Asia. Ketika waktu untuk upacara itu hampir berakhir, mereka melihat Paulus di dalam Rumah Tuhan. Mereka menyangka Paulus datang ke situ dengan membawa temannya, seorang Efesus yang bernama Trofimus. Sebab, sebelum itu mereka melihat Paulus di kota bersama temannya itu. Lalu mereka menghasut orang banyak dan menangkap Paulus sambil berteriak-teriak, “Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang kita cari! Ia pergi ke mana-mana dan menyebarkan ajaran yang salah kepada semua orang. Ajarannya itu menentang bangsa kita dan berlawanan dengan Hukum Musa serta peraturan-peraturan Rumah Tuhan ini. Rumah ini suci dan sekarang ia menajiskannya dengan membawa orang-orang bukan Yahudi masuk ke dalamnya!” Ada yang mengira bahwa Paulus sudah membawa Trofimus ke Rumah Tuhan, sedangkan Trofimus berasal dari Efesus. Seluruh kota menjadi kacau dan semua orang datang berkerumun. Mereka menangkap Paulus dan menyeret dia keluar dari Rumah Tuhan. Saat itu juga pintu Rumah Tuhan ditutup. Orang-orang yang membuat kerusuhan itu memukul Paulus dan berusaha membunuh dia. Sementara mereka memukul dia, ada orang yang pergi kepada komandan tentara Romawi dan melaporkan bahwa seluruh Yerusalem sedang kacau. Komandan itu langsung memanggil beberapa orang perwira dan prajurit, lalu cepat-cepat pergi dengan mereka ke tempat huru-hara. Ketika orang banyak itu melihat komandan itu dengan pasukannya, mereka berhenti memukul Paulus. Komandan itu menangkap Paulus dan menyuruh orang memborgol dia. Kemudian komandan itu bertanya kepada orang banyak itu mengenai Paulus. Ia bertanya, “Siapakah orang ini? Apa yang ia lakukan sehingga kalian memukul dia?” Orang banyak itu memberikan jawaban yang berbeda-beda. Ada yang menjawab begini, ada yang menjawab begitu. Keadaan begitu kacau sehingga komandan itu bingung. Ia tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi. Oleh sebab itu, ia memerintahkan supaya Paulus dibawa ke markas tentara. Ketika Paulus dibawa ke markas, gerombolan perusuh mengikuti dari belakang sambil berteriak-teriak, “Bunuh dia!” Pada waktu Paulus dan prajurit-prajurit itu sampai di tangga markas, gerombolan perusuh itu makin mengamuk, sehingga Paulus harus digotong oleh para prajurit untuk masuk ke dalam markas. [Paulus berusaha membela diri] Pada waktu prajurit-prajurit itu hendak masuk membawa Paulus ke dalam markas, Paulus berkata kepada komandan itu, “Tuan, bolehkah saya bicara sebentar dengan Tuan?” Komandan itu berkata, “O, kau bisa berbahasa Yunani! Kalau begitu kau bukan orang Mesir yang tempo hari mengadakan pemberontakan itu! Ia lari ke padang gurun dengan membawa empat ribu orang pengacau bersenjata.” Paulus menjawab, “Saya orang Yahudi, lahir di Tarsus; jadi saya warga kota itu. Itu kota yang penting di propinsi Kilikia. Tolong, Tuan, izinkan saya berbicara kepada orang-orang itu!” Maka komandan itu mengizinkan Paulus bicara. Lalu Paulus berdiri di tangga dan memberi isyarat dengan tangannya supaya orang-orang itu diam. Mereka menjadi tenang, lalu Paulus berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani. Paulus berkata, “Bapak-bapak dan Saudara-saudara sekalian, dengarkan saya! Saya mau menjelaskan bahwa saya tidak bersalah!” Mendengar Paulus berbicara dalam bahasa Ibrani, orang-orang itu menjadi lebih tenang lagi. Jadi, Paulus melanjutkan penjelasannya. “Saya orang Yahudi,” kata Paulus. “Saya lahir di Tarsus di Kilikia, tetapi saya dibesarkan di sini di Yerusalem. Dan Gamaliel adalah guru saya. Saya diajar untuk sungguh-sungguh taat kepada hukum yang diberikan Musa kepada nenek moyang kita. Saya juga bekerja sangat giat untuk Allah, sama seperti Saudara semuanya yang ada di sini hari ini. Orang-orang yang mengikuti ajaran baru mengenai Yesus itu saya kejar dan aniaya sampai mereka menemui ajal mereka. Mereka semua, baik perempuan maupun laki-laki saya tangkap dan masukkan ke dalam penjara. Imam Agung sendiri dan seluruh Mahkamah Agama bisa membuktikan bahwa saya tidak berbohong. Sebab, mereka itulah yang memberikan kepada saya surat pengantar untuk diserahkan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik. Dengan surat itu saya boleh pergi ke sana dan menangkap orang-orang yang percaya kepada ajaran itu lalu membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum.” [Paulus menceritakan bagaimana ia menjadi percaya kepada Yesus] “Nah, pada suatu hari saya sedang dalam perjalanan ke Damsyik untuk menangkap orang-orang itu. Ketika hampir sampai di Damsyik, kira-kira tengah hari, tiba-tiba suatu cahaya yang terang sekali memancar dari langit dan menyinari saya. Saya jatuh ke tanah. Lalu saya mendengar suatu suara memanggil saya, ‘Saulus, Saulus!’ suara itu berkata, ‘Mengapa engkau menganiaya saya?’ Saya bertanya, ‘Siapa engkau, Tuan?’ Suara itu menjawab, ‘Aku Yesus, orang Nazaret. Akulah yang kauaniaya.’ Orang-orang yang ada di situ bersama saya melihat juga cahaya itu, tetapi mereka tidak mendengar suara yang berbicara dengan saya itu. Saya bertanya lagi kepada suara itu, ‘Saya harus berbuat apa, Tuhan?’ Lalu Tuhan menjawab, ‘Bangunlah dan masuklah ke Damsyik. Di sana nanti ada yang akan memberitahukan kepadamu semua yang Allah mau engkau lakukan.’ Pada waktu itu, saya menjadi buta karena cahaya terang itu sangat menyilaukan mata saya. Jadi, kawan-kawan saya menuntun saya masuk ke Damsyik. Di kota itu ada seorang laki-laki bernama Ananias. Ia orang yang menyembah Allah dengan sepenuh hati dan taat menjalankan hukum agama kita. Semua orang Yahudi yang tinggal di Damsyik sangat menghormati dia. Ia datang menengok saya dan ketika ia berdiri di dekat saya, ia berkata, ‘Saudara Saulus, kau akan melihat lagi!’ Saat itu juga mata saya melek dan saya melihat dia. Ia berkata, ‘Allah yang disembah oleh nenek moyang kita berkenan memilih engkau dengan maksud supaya engkau tahu apa kemauan-Nya dan supaya engkau melihat Yesus, Hamba Allah itu yang melakukan kehendak Allah. Dan Allah mau engkau juga mendengar sendiri suara Yesus. Saudara Saulus, engkau akan menjadi saksi untuk Yesus. Engkau akan menceritakan kepada semua orang apa yang telah kaulihat dan dengar. Sekarang, jangan lagi menunggu lama-lama! Bangunlah dan mintalah orang membaptis engkau. Dan berdoalah kepada Tuhan supaya engkau diampuni dan dosa-dosamu dihapuskan.’” [Allah menyuruh Paulus berkhotbah kepada orang bukan Yahudi] “Setelah itu saya kembali ke Yerusalem. Saya pergi ke Rumah Tuhan dan berdoa di situ. Pada waktu saya sedang berdoa, Roh Allah menguasai saya, Allah juga memberikan suatu penglihatan kepada saya. Di dalam penglihatan itu saya melihat Tuhan. Ia berkata kepada saya, ‘Cepat pergi dari Yerusalem. Orang-orang di sini tidak akan mau mendengarkan kau berbicara tentang Aku.’ Saya menjawab, ‘Tuhan, mereka tahu betul bahwa sayalah yang dahulu masuk ke dalam rumah-rumah ibadat dan menangkap serta memukul orang-orang yang sudah percaya kepada-Mu. Saya sendiri juga yang menyaksikan dan menyetujui orang-orang membunuh Stefanus yang memberitakan kepada orang-orang tentang Engkau. Malah sayalah juga yang menunggui pakaian orang-orang yang membunuh dia.’ Tetapi, Tuhan tetap berkata, ‘Pergi saja, Paulus! Saya akan menyuruh engkau pergi jauh kepada orang-orang bukan Yahudi.’” Orang-orang masih terus mendengarkan Paulus berbicara. Tapi pada waktu Paulus berkata bahwa Tuhan menyuruh dia pergi ke tempat yang jauh kepada orang-orang bukan Yahudi, mereka berteriak keras-keras, “Bunuh dia, enyahkan dari muka bumi! Dia tidak patut hidup!” Sambil berteriak, mereka mengebas-ngebaskan jubah mereka dan mengepulkan debu ke udara. Maka komandan tentara Roma itu memerintahkan pasukannya untuk membawa Paulus masuk ke dalam markas. Lalu ia menyuruh mereka mencambuk Paulus untuk mengetahui mengapa orang-orang Yahudi itu berteriak begitu keras melawan dia. Maka mereka mengikat Paulus untuk dicambuk. Tetapi, pada waktu mereka hendak mencambuk dia, ia berkata kepada perwira yang berdiri di situ, “Apakah undang-undang negara memperbolehkan orang mencambuk seorang warga kerajaan Roma sebelum ia diadili?” Ketika perwira itu mendengar Paulus berkata begitu, ia pergi kepada komandan pasukan dan berkata, “Apa yang Bapak lakukan ini? Orang ini warga negara Roma!” Maka komandan itu pergi kepada Paulus dan bertanya, “Apakah engkau warga negara Roma? Coba beritahukan kepada saya!” “Ya,” kata Paulus, “saya warga negara Roma.” Komandan itu berkata, “Saya sudah membayar banyak sekali untuk menjadi warga negara Roma!” Paulus menjawab, “Tetapi saya lahir sebagai warga negara Roma!” Saat itu juga anggota-anggota tentara yang mau memeriksa Paulus, mundur. Dan komandan mereka menjadi takut, karena ia sudah menyuruh orang memborgol Paulus, padahal Paulus seorang warga negara Roma. [Paulus dibawa menghadap Mahkamah Agama] Komandan pasukan Roma itu ingin tahu dengan pasti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Jadi, keesokan harinya ia memerintahkan supaya imam-imam kepala dan semua anggota Mahkamah Agama berkumpul. Lalu ia menyuruh orang melepaskan rantai yang mengikat Paulus kemudian membawa dia menghadap mereka semua. Paulus menatap anggota-anggota Mahkamah lalu berkata, “Saudara-saudaraku! Sampai hari ini di dalam hati saya, saya tidak merasa bersalah kepada Allah mengenai kehidupan saya.” Ketika Paulus berkata begitu, Imam Agung Ananias berkata kepada orang-orang yang berdiri dekat Paulus, “Tampar mulutnya!” Paulus berkata kepadanya, “Engkaulah yang pasti ditampar oleh Allah! Kau orang munafik yang pura-pura suci! Engkau duduk di situ sebagai hakim yang mengadili saya berdasarkan hukum-hukum Musa, padahal engkau sendiri melanggar hukum itu karena engkau menyuruh orang menampar saya!” Orang-orang yang di sebelah Paulus berkata kepada Paulus, “Kau menghina Imam Agung yang diangkat oleh Allah!” Paulus menjawab, “O, saya tidak tahu, Saudara-saudara, bahwa ia Imam Agung. Memang di dalam Kitab Suci tertulis, ‘Janganlah menghina pemimpin bangsamu.’” Paulus melihat bahwa sebagian dari anggota Mahkamah itu adalah orang-orang golongan Saduki yang tidak percaya bahwa orang mati akan hidup kembali dari kematian dan sebagian lagi adalah orang-orang golongan Farisi yang malah percaya bahwa orang mati akan hidup kembali dari kematian. Jadi, Paulus berkata dengan suara yang nyaring, “Saudara-saudaraku, saya orang Farisi. Saya diadili di sini karena saya percaya bahwa orang mati akan hidup kembali dari kematian!” Karena Paulus berkata begitu, anggota-anggota Mahkamah itu mulai bertengkar, sehingga sidang tidak lagi bersatu. Mereka berlawanan satu sama lain, sebab orang Saduki memang tidak percaya bahwa orang mati akan hidup kembali dari kematian, mereka tidak percaya bahwa ada malaikat dan ada roh-roh; sedangkan orang Farisi percaya akan semua itu. Makin lama makin bertambah keras mereka bertengkar. Lalu beberapa orang Farisi yang menjadi guru agama Yahudi berdiri dan mengajukan protes dengan keras. Mereka berkata, “Menurut kami orang ini sama sekali tidak bersalah! Mungkin memang ada roh atau malaikat yang berbicara kepadanya!” Anggota-anggota Mahkamah itu semakin bertengkar dengan keras sehingga komandan pasukan Roma itu takut jangan-jangan Paulus nanti dikeroyok oleh mereka. Jadi, ia memerintahkan anak buahnya untuk pergi mengambil Paulus dari sana dan membawanya ke markas. Malam berikutnya Tuhan Yesus berdiri di sebelah Paulus dan berkata, “Jangan takut, Paulus! Engkau sudah memberitahukan kepada orang-orang di Yerusalem ini tentang Aku; engkau nanti harus melakukan itu juga di Roma!” [Komplotan untuk membunuh Paulus] Keesokan harinya, pada waktu masih subuh, orang-orang Yahudi berkumpul dan mengadakan komplotan untuk membunuh Paulus. Lebih dari empat puluh orang ikut dalam komplotan itu. Mereka bersumpah tidak akan makan atau minum sebelum berhasil membunuh Paulus. Lalu mereka pergi menghadap imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi serta berkata, “Kami semua sudah bertekad untuk tidak makan atau minum kalau kami belum membunuh Paulus. Tetapi, kami memerlukan bantuan Tuan-tuan. Kami minta Tuan-tuan mengirim surat kepada komandan tentara Romawi. Mintalah agar dia membawa Paulus kembali menghadap Tuan-tuan, seolah-olah Tuan-tuan mau memeriksa lagi perkaranya dengan lebih teliti. Nanti kami akan menghadang dia di tengah jalan dan membunuhnya!” Anak dari saudara perempuan Paulus mendengarkan rencana komplotan itu. Maka ia pergi ke markas dan memberitahukan hal itu kepada Paulus. Lalu Paulus memanggil seorang perwira dan berkata, “Anak muda ini mau melaporkan sesuatu kepada komandan. Tolong antar dia kepadanya.” Lalu perwira itu membawa kemenakan Paulus itu kepada komandannya dan berkata, “Pak, Paulus yang ditahan itu minta supaya anak muda ini dibawa kepada Bapak. Dia mau melaporkan sesuatu kepada Bapak.” Komandan itu memegang tangan kemenakan Paulus itu dan membawa dia ke tempat yang tersendiri. Komandan itu bertanya, “Apa yang mau kamu beritahukan kepadaku?” Kemenakan Paulus menjawab, “Saya mendengar orang-orang Yahudi bersepakat untuk membunuh Paulus. Mereka akan minta Tuan membawa Paulus menghadap pengadilan agama besok untuk diperiksa lebih teliti lagi. Tetapi, janganlah Tuan menyetujui permintaan mereka, sebab ada lebih dari empat puluh orang yang akan bersembunyi di tengah jalan untuk menghadang Paulus. Mereka sudah bersumpah tidak akan makan atau minum kalau belum membunuh Paulus. Sekarang pun mereka sudah siap, tinggal menunggu jawaban Tuan.” Komandan itu berkata, “Jangan memberitahukan kepada siapa-siapa bahwa kau sudah melaporkan hal ini kepadaku.” Lalu ia menyuruh anak muda itu pulang. [Paulus dikirim kepada Gubernur Feliks] Sesudah kemenakan Paulus pulang, komandan itu memanggil dua orang perwiranya dan berkata, “Siapkan 200 prajurit dengan 70 tentara berkuda dan 200 tentara bertombak. Malam ini juga kalian harus membawa Paulus kepada Gubernur Feliks di Kaisarea. Sediakan seekor kuda tunggangan untuk Paulus. Kalian harus berangkat bersama dia pukul sembilan malam dan jaga supaya ia sampai dengan selamat.” Lalu komandan itu menulis sepucuk surat untuk Gubernur Feliks. Begini bunyi surat itu: Yang Mulia Gubernur Feliks, Bersama ini saya mengirim seorang tahanan. Ia ditangkap dan hampir dibunuh oleh orang-orang Yahudi. Andaikata saya tidak datang dengan pasukan saya dan menyelamatkan dia, mungkin ia sudah mati. Saya mendengar bahwa dia adalah warga negara Romawi. Saya sudah menghadapkan dia pada pengadilan tinggi agama Yahudi untuk mengetahui apa sebenarnya kesalahannya. Ternyata ia tidak melakukan sesuatu pun yang membuat ia patut dihukum mati atau dipenjarakan. Orang Yahudi mempersalahkan dia hanya karena soal hukum-hukum agama Yahudi. Kemudian saya menerima laporan bahwa orang Yahudi mempunyai rencana jahat terhadap dia. Jadi, saya cepat-cepat mengirim dia kepada Tuan Gubernur. Saya mengatakan kepada orang-orang Yahudi itu, bahwa kalau mereka mau mengadukan dia, mereka harus menghadap Tuan. Salam dari saya, Klaudius Lisias Kedua orang perwira itu melaksanakan tugas mereka. Malam itu juga mereka mengambil Paulus dan membawa dia sampai ke Antipatris. Di sana mereka menyuruh tentara berkuda meneruskan perjalanan dan mengawal Paulus sampai ke Kaisarea, sedangkan mereka sendiri kembali ke markas di Yerusalem. Ketika tentara berkuda sampai di Kaisarea, mereka menyampaikan surat dari Komandan Klaudius Lisias kepada Gubernur Feliks. Lalu mereka menyerahkan Paulus kepadanya. Gubernur Feliks membaca surat itu, dan bertanya kepada Paulus, “Dari mana kau berasal?” Paulus menjawab bahwa ia berasal dari Kilikia. Gubernur itu berkata, “Baiklah! Nanti saya memeriksa perkaramu kalau orang-orang yang mengadukan engkau sudah tiba di sini.” Kemudian ia memerintahkan supaya Paulus ditahan di istana Herodes. [Orang-orang Yahudi menuduh Paulus di depan Gubernur Feliks] Lima hari sesudah itu Imam Agung Ananias dan pemimpin-pemimpin Yahudi pergi ke Kaisarea. Mereka pergi bersama seorang pengacara bernama Tertulus. Di sana mereka menghadap Gubernur Feliks dan mengajukan semua kesalahan Paulus. Maka Paulus dibawa masuk, lalu Tertulus mulai bicara. Ia berkata, “Yang Mulia, Tuan Gubernur! Tuan sudah mempimpin negeri kami dengan bijaksana sekali, sehingga negeri kami sudah sekian lama ini tentram, dan sudah banyak perbaikan yang dilakukan untuk kepentingan bangsa kami. Kami sangat menghargai semua yang telah Tuan lakukan dan kami menerimanya dengan sangat berterima kasih. Nah, supaya tidak membuang banyak waktu Tuan, saya mohon sudilah Tuan mendengarkan pengaduan kami ini. Kami sampaikan dengan singkat saja. Kami mendapati bahwa orang ini pengacau yang berbahaya. Di mana-mana di seluruh dunia, kalau ia datang di suatu tempat selalu ia mengadakan keributan di antara orang-orang Yahudi. Ia memimpin gerakan orang-orang Nazaret. Ia malah sudah mencoba menajiskan Rumah Tuhan, tetapi kami menangkap dia. Kami bermaksud mengadili dia menurut hukum agama kami sendiri. Tetapi komandan Lisias datang dan merebut dia dari kami. Komandan itu memerintahkan supaya orang-orang yang mempersalahkan dia harus menghadap Tuan. Apabila Tuan memeriksa dia, Tuan akan mendengar sendiri dari dia semua kesalahan yang kami tuduhkan kepadanya.” Lalu orang-orang Yahudi yang ada di situ juga turut menuduh Paulus dan mereka berkata bahwa semua yang dikatakan oleh Tertulus adalah benar. [Paulus membela diri di hadapan Feliks] Lalu Gubernur Feliks memberi isyarat kepada Paulus bahwa ia sekarang boleh berbicara. Maka Paulus berkata, “Saya tahu Tuan sudah menjadi hakim di negeri ini bertahun-tahun lamanya. Jadi, saya senang bisa berdiri di hadapan Tuan dan membuktikan bahwa saya tidak bersalah. Dua belas hari yang lalu saya datang ke Yerusalem untuk menyembah Tuhan. Tuan bisa memeriksa sendiri apakah itu benar atau tidak. Orang-orang Yahudi tidak mendapati saya bertengkar dengan siapa pun di Rumah Tuhan. Mereka juga tidak mendapati saya menimbulkan keributan di antara orang-orang, di dalam rumah ibadat atau di mana pun di dalam kota. Mereka tidak bisa memberi bukti kepada Tuan mengenai semua kesalahan yang mereka tuduhkan terhadap saya. Memang saya akui kepada Tuan bahwa saya betul menyembah Allah yang disembah oleh nenek moyang kami menurut ajaran Yesus yang mereka anggap salah. Meskipun demikian, saya masih tetap percaya pada semua hal yang tertulis di dalam hukum-hukum yang diberikan oleh Musa dan yang tertulis di dalam buku nabi-nabi. Sama seperti mereka, saya percaya bahwa sekali kelak Allah akan menghidupkan kembali semua orang dari kematian, orang yang baik maupun orang yang jahat. Oleh sebab itu, saya selalu berusaha sebaik-baiknya supaya hati nurani saya bersih di hadapan Allah dan manusia. Untuk beberapa tahun lamanya saya tidak berada di Yerusalem. Kemudian saya kembali ke sana untuk membawa uang bagi bangsa saya dan untuk mempersembahkan kurban kepada Allah. Saya mengadakan upacara penyucian diri lalu setelah selesai upacara itu baru saya mempersembahkan kurban untuk Tuhan di Rumah Tuhan. Pada waktu itulah mereka menemukan saya di situ. Tidak ada orang banyak bersama saya di situ dan tidak juga ada keributan pada waktu itu. Hanya ada beberapa orang Yahudi yang datang dari propinsi Asia. Merekalah yang seharusnya ada di sini dan mengajukan tuduhan mereka terhadap saya seandainya mereka merasa saya bersalah dan mereka mau mengadukannya kepada Tuan. Atau, biarlah orang-orang ini sendiri memberitahukan kepada Tuan apa kejahatan yang mereka dapati pada saya ketika saya diadili di hadapan Mahkamah Agama Yahudi. Yang mereka dapati hanyalah satu kalimat ini saja yang saya ucapkan di hadapan mereka. Saya berkata, ‘Hari ini saya diadili di sini karena saya percaya bahwa Allah akan menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati.’” Gubernur Feliks memang sudah tahu banyak tentang ajaran mengenai Yesus. Ia mengakhiri sidang perkara itu dengan berkata, “Saya akan membuat keputusan saya mengenai perkara ini kalau komandan Lisias sudah tiba.” Lalu ia berkata kepada orang yang bertanggung jawab atas Paulus, “Tetap tahan dia, jangan lepaskan. Tetapi berikan dia sedikit kelonggaran dan izinkan kawan-kawannya memberikan kepadanya apa yang ia perlukan.” [Paulus berbicara kepada Feliks dan Drusila] Beberapa hari kemudian Feliks datang bersama Drusila, istrinya. Drusila adalah seorang Yahudi. Feliks menyuruh orang mengambil Paulus dan membawa dia kepadanya. Setelah Paulus datang dan dipersilakan bicara, Paulus berbicara tentang percaya kepada Kristus Yesus. Paulus juga bicara tentang hal kejujuran, tentang tahan nafsu, dan tentang hukuman pada Hari Kiamat. Feliks menjadi takut mendengar Paulus berbicara mengenai hal-hal itu, jadi ia berkata, “Cukup, sekarang kau boleh pergi. Kalau ada kesempatan, saya akan memanggil engkau.” Ia berkata begitu, tetapi ia juga mengharap Paulus memberikan uang kepadanya. Oleh karena itu, ia berkali-kali menyuruh orang mengambil Paulus dan membawa dia kepadanya, lalu berbicara dengan dia. Dua tahun kemudian, Feliks berhenti menjadi gubernur. Ia diganti oleh Perkius Festus. Tetapi, Feliks tidak membebaskan Paulus. Ia membiarkan Paulus tetap di dalam penjara karena ia mau menyenangkan hati orang-orang Yahudi. [Paulus minta supaya ia dibawa menghadap raja di Roma] Setelah menjadi gubernur, Festus pergi ke daerah pemerintahannya dan tiba di Kaisarea. Tiga hari kemudian ia pergi ke Yerusalem. Di sana imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi menghadap dia dan mengadukan kepadanya kesalahan-kesalahan Paulus. Mereka terus membujuk Festus supaya ia mau berbuat baik kepada mereka dengan menyuruh orang membawa Paulus ke Yerusalem. Padahal diam-diam mereka sudah sepakat untuk membunuh Paulus di tengah jalan apabila ia dibawa ke Yerusalem. Tetapi, Festus berkata kepada mereka, “Paulus ditahan di Kaisarea dan tidak lama lagi saya sendiri akan kembali juga ke sana. Jadi, kalau saya pergi nanti, suruhlah orang-orang terkemuka di antara kalian ikut dengan saya. Kalau memang Paulus sudah melakukan suatu kesalahan, kalian boleh memperkarakan dia di sana.” Festus tinggal di Yerusalem kira-kira delapan sampai sepuluh hari lagi, kemudian ia kembali ke Kaisarea. Keesokan harinya setelah tiba di Kaisarea, Festus mengadakan sidang pengadilan. Ia memerintahkan supaya Paulus dibawa menghadap. Pada waktu itu, orang-orang Yahudi dari Yerusalem sudah tiba di Kaisarea. Dan ketika Paulus dibawa masuk ke dalam ruang sidang pengadilan, mereka semua berdiri mengelilingi dia dan mulai menuduh bahwa ia sudah melakukan banyak kesalahan yang berat. Tetapi, mereka tidak dapat membuktikan kesalahan-kesalahan itu. Lalu Paulus berbicara untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Ia berkata, “Saya tidak melakukan sesuatu pun yang salah terhadap hukum-hukum yang diberikan oleh Musa atau terhadap Rumah Tuhan di Yerusalem. Saya juga tidak melakukan sesuatu pun yang salah terhadap raja di Roma.” Festus ingin supaya orang Yahudi suka kepadanya sebagai gubernur mereka. Jadi, ia berkata kepada Paulus, “Apakah engkau tidak berkeberatan untuk pergi ke Yerusalem dan diadili di situ di depan saya?” Paulus menjawab, “Saya menuntut supaya perkara saya ini diperiksa oleh raja sendiri di pengadilan di Roma. Tuan sendiri tahu betul bahwa saya tidak melakukan sesuatu pun yang salah terhadap orang Yahudi! Kalau saya sudah melanggar hukum dan melakukan sesuatu yang patut dihukum dengan hukuman mati, saya rela mati. Tetapi, kalau semua yang mereka tuduhkan kepada saya tidak benar, tidak seorang pun boleh menyerahkan saya kepada mereka. Saya minta diadili oleh raja di pengadilan di Roma!” Lalu Festus berunding dengan penasihat-penasihatnya mengenai Paulus. Setelah itu ia berkata kepada Paulus, “Engkau minta diadili di pengadilan raja di Roma, karena itu kau harus ke sana.” [Festus menerangkan perkara Paulus kepada Raja Agripa] Tidak berapa lama setelah peristiwa itu Raja Agripa bersama istrinya, Bernike, datang ke Kaisarea. Mereka datang untuk mengucapkan selamat datang kepada Festus. Setelah mereka berada beberapa hari di Kaisarea, Festus berkata kepada Agripa, “Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan oleh Feliks, bekas gubernur. Ketika saya ke Yerusalem, imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin orang Yahudi datang dan mengadukan orang itu kepada saya. Mereka minta saya menghukum orang itu. Tetapi, saya menjawab bahwa menurut peraturan Roma seseorang yang dituduh bersalah tidak bisa diserahkan begitu saja untuk dihukum. Ia harus terlebih dulu berhadapan dengan orang-orang yang menuduh dia dan diberi kesempatan membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Jadi, ketika mereka datang kemari saya tidak menunggu lama-lama. Keesokan harinya saya langsung mengadakan sidang pengadilan. Saya memerintahkan supaya orang itu dibawa menghadap. Lalu orang-orang yang menuduh dia berdiri dan mengadukan kesalahan-kesalahannya. Tadinya saya pikir mereka akan mengadukan dia mengenai sesuatu kejahatan, tetapi ternyata mereka hanya mengadukan dia mengenai masalah agama mereka sendiri, agama Yahudi. Mereka hanya berbeda pendapat dengan dia mengenai seseorang yang bernama Yesus. Orang itu sudah mati, tetapi Paulus ini tetap berkata bahwa Ia sudah hidup kembali dari kematian. Saya jadi bingung mengenai bagaimana saya bisa mendapat keterangan-keterangan tentang perkara ini. Karena itu, saya bertanya kepada Paulus apakah ia mau pergi ke Yerusalem untuk diadili di sana atas perkara ini. Tetapi ia minta diadili pada pengadilan yang lebih tinggi. Ia minta supaya ia tetap ditahan sampai perkaranya diputuskan sendiri oleh raja di Roma. Karena itu, saya memerintahkan supaya ia ditahan terus sampai saya mendapat kesempatan untuk mengirim dia kepada raja di Roma.” “Saya ingin mendengar sendiri orang itu berbicara,” kata Agripa. Festus menjawab, “Boleh, besok Tuan akan mendengar dia.” [Paulus dibawa menghadap Agripa dan Bernike] Keesokan harinya Agripa dan Bernike datang dan mereka disambut dengan upacara kebesaran. Mereka memasuki balai pengadilan bersama-sama dengan para pembesar angkatan bersenjata dan pejabat-pejabat kota. Setelah semua sudah masuk, atas perintah Festus, Paulus dibawa masuk. Lalu Festus berkata, “Baginda Agripa dan para hadirin! Semua orang Yahudi baik yang di Yerusalem maupun yang di sini datang kepada saya dan mengadu bahwa orang ini berbuat salah. Mereka berteriak-teriak, ‘Orang ini tidak boleh dibiarkan hidup!’ Tetapi setelah diperiksa, saya mendapati bahwa ia tidak melakukan satu kesalahan pun yang patut dihukum dengan hukuman mati. Dan orang ini sendiri minta supaya perkaranya diadili oleh raja di Roma. Oleh karena itu, saya sudah memutuskan untuk mengirim dia ke Roma. Nah, untuk itu saya perlu menulis sesuatu keterangan yang tepat mengenai orang itu untuk dibawa kepada raja di Roma. Tetapi, saya belum mempunyai keterangan apa pun yang pasti mengenai dia. Jadi, saya membawa dia ke sini di hadapan Tuan-tuan, dan terutama sekali di hadapan Yang Mulia Baginda Raja Agripa! Saya minta Tuan-tuan memeriksa perkara ini. Sesudah Tuan-tuan memeriksa, saya akan mempunyai bahan untuk ditulis dan dibawa kepada raja di Roma. Sebab, saya rasa, tidak baik mengirim orang tahanan kepada raja dengan tidak memberitahukan dengan jelas apa kesalahan-kesalahan yang diadukan orang tentang dia.” [Paulus menyatakan di hadapan Agripa bahwa ia tidak bersalah] Setelah Festus berbicara, Agripa berkata kepada Paulus, “Engkau diizinkan bicara untuk menunjukkan bahwa kau tidak bersalah.” Paulus mengangkat tangannya dan mulai berbicara untuk menunjukkan bahwa ia tidak bersalah. Ia berkata, “Yang Mulia Baginda Raja Agripa! Saya merasa beruntung sekali bisa bicara di hadapan Baginda. Orang-orang Yahudi mengadu bahwa saya bersalah dan saya senang bisa menunjukkan di hadapan Baginda hari ini bahwa apa yang mereka katakan itu tidak benar. Saya senang bisa bicara di hadapan Baginda terutama sekali karena Baginda tahu benar tentang adat istiadat orang Yahudi dan persoalan-persoalan mereka. Jadi, saya mohon, sudilah Baginda mendengarkan dengan sabar keterangan saya ini. Semua orang Yahudi tahu bagaimana saya hidup sejak saya masih muda. Dulu saya tinggal di negeri saya sendiri tetapi kemudian saya tinggal di Yerusalem dan mereka tahu bagaimana saya hidup selama itu. Mereka sudah lama mengenal saya dan mereka tahu bahwa sejak dahulu saya adalah anggota partai Farisi; partai itu sangat taat kepada peraturan agama Yahudi. Kalau mereka mau, mereka bisa saja menceritakan hal itu. Sekarang saya dibawa kemari untuk diadili. Saya diadili karena saya percaya bahwa apa yang dijanjikan Allah kepada nenek moyang kami, itu akan dilakukan oleh Allah. Kedua belas suku bangsa kami, bangsa Israel, juga sangat percaya bahwa janji itu akan ditepati oleh Allah. Mereka menyembah Allah siang dan malam sambil menunggu kapan janji itu ditepati. Dan hanya karena saya percaya akan hal itu, Baginda Yang Mulia, orang-orang Yahudi itu berkata bahwa saya salah. Sekarang saya ingin bertanya kepada Saudara-saudara orang Yahudi yang ada di sini, ‘Mengapa Saudara tidak bisa percaya bahwa Allah menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati?’ Dahulu saya sendiri juga pikir bahwa saya harus berusaha sungguh-sungguh supaya nama Yesus, orang dari Nazaret itu, tidak lagi disebar-sebarkan. Dan saya memang sudah melakukan hal itu di Yerusalem. Imam-imam kepala memberi kuasa kepada saya. Dengan kuasa itu, banyak orang yang setia kepada Allah sudah saya masukkan ke dalam penjara. Kalau pengadilan memutuskan bahwa mereka harus dihukum mati, maka saya juga turut bicara bahwa mereka harus dihukum mati. Banyak kali saya menyuruh orang menyiksa mereka di dalam rumah-rumah ibadat. Saya berusaha supaya mereka berkata, ‘Kami tidak lagi percaya kepada Yesus.’ Saya benci sekali kepada mereka sehingga saya pergi ke kota-kota lain juga untuk mengejar mereka di sana.” [Paulus memberitahukan bagaimana ia menjadi percaya kepada Yesus] “Ketika saya pergi ke Damsyik, saya pergi dengan maksud itu juga. Imam-imam kepala memberi tugas itu kepada saya dan mereka memberi surat kuasa untuk itu. Saya pun pergi, Baginda Yang Mulia. Tapi di tengah jalan, pada waktu itu hari sudah siang, saya melihat suatu cahaya yang terang sekali, lebih terang dari pada matahari. Cahaya dari langit itu menyinari saya, dan daerah di sekeliling saya dan sekeliling orang-orang yang berjalan bersama saya menjadi sangat terang. Kami semua jatuh ke tanah. Saya mendengar suatu suara berkata kepada saya, ‘Saulus, Saulus! Mengapa engkau terus saja melakukan hal-hal yang tidak baik terhadap Aku? Kau akan merasa sakit sendiri kalau terus saja melawan Aku, pemimpinmu. Engkau akan seperti sapi yang terus saja menendang tongkat tuannya.’ Saya bertanya, ‘Siapakah engkau, Tuan?’ Tuhan menjawab, ‘Akulah Yesus yang kauaniaya. Sekarang, bangunlah dan berdiri. Aku sudah memperlihatkan diri-Ku kepadamu sebab Aku mau engkau menjadi pelayan-Ku. Engkau harus menceritakan kepada orang-orang lain apa yang engkau lihat hari ini tentang Aku. Dan di kemudian hari Aku juga akan memperlihatkan kepadamu hal-hal lain. Engkau harus menceritakan itu juga kepada orang-orang. Aku akan menolong engkau supaya engkau terlepas dari niat jahat orang-orang Israel dan orang-orang bangsa lain. Engkau harus berusaha supaya mereka melihat yang benar dan mengerti. Dengan demikian, mereka keluar dari tempat mereka yang gelap dan masuk ke tempat yang terang; mereka bisa lepas dari pengaruh Iblis lalu dikuasai oleh Allah. Maka Allah akan mengampuni mereka dan menghapuskan dosa-dosa mereka karena mereka percaya kepadaku. Mereka akan menjadi anggota umat Allah yang terpilih.’” [Paulus bercerita tentang pekerjaannya] “Karena itu, Baginda Agripa, saya tentu saja harus taat kepada perintah yang diberikan kepada saya dalam penglihatan yang saya terima dari surga itu. Saya tidak bisa melanggar perintah itu. Karena itu, saya pergi berkhotbah di mana-mana. Mula-mula di Damsyik dan di Yerusalem kemudian di seluruh daerah Yudea dan di antara orang-orang bukan Yahudi. Saya memberitahukan kepada orang-orang di tempat-tempat itu bahwa mereka harus berhenti berbuat dosa; mereka harus taat kepada Allah dan melakukan hal-hal yang baik untuk menunjukkan bahwa mereka sudah tidak berbuat dosa lagi. Nah, karena saya melakukan itu maka orang-orang Yahudi menangkap saya ketika saya berada di Rumah Tuhan, dan mereka mau membunuh saya. Tetapi, Allah sudah menjaga saya sampai hari ini. Oleh karena itu, saya bisa berdiri dan memberitahukan yang benar kepada semua yang hadir di sini. Baik kepada orang-orang pembesar maupun kepada orang-orang biasa saya memberitahukan hal yang sama, saya tidak memberitahukan yang lain. Apa yang saya beritahukan di sini sama dengan apa yang sudah diramalkan oleh nabi-nabi dan Musa. Mereka juga berkata bahwa Allah berjanji akan mengirim Raja Penyelamat. Raja Penyelamat itu harus menderita dan mati, tetapi Dialah juga yang akan pertama-tama hidup kembali dari kematian. Dengan demikian, Raja Penyelamat itu harus mengumumkan kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi bahwa mereka dapat diselamatkan. Itu akan menjadi seperti cahaya yang terang bagi mereka.” Paulus mengatakan semua itu untuk menunjukkan bahwa ia tidak bersalah. Dan sementara ia bicara, Festus berteriak, “Kau gila, Paulus! Kau belajar terlalu banyak sehingga kau menjadi gila!” Paulus menjawab, “Saya tidak gila, Tuan! Apa yang saya katakan semuanya benar dan saya bicara dengan pikiran yang sehat.” Lalu Paulus berkata kepada Agripa, “Baginda Raja Agripa, Baginda sendiri tahu mengenai hal-hal itu. Itu sebabnya saya berani bicara dengan terus terang di hadapan Baginda. Saya percaya Baginda sudah tahu semua yang saya katakan itu, tidak ada satu pun yang Baginda tidak tahu, sebab semua itu terjadi di tempat yang diketahui semua orang, bukan di tempat tersembunyi. Yang Mulia Baginda Agripa, apakah Baginda percaya kepada apa yang dikatakan oleh para nabi? Saya tahu Baginda percaya!” Agripa menjawab, “Kau kira gampang membuat saya menjadi orang Kristen dalam beberapa jam saja?” Paulus membalas, “Apakah dalam beberapa jam atau dalam waktu yang lama sekali, saya berharap dengan pertolongan Allah sekali kelak Baginda dan semua yang hadir di sini hari ini dapat menjadi Kristen seperti saya, tetapi tidak diikat dengan rantai seperti saya diikat sekarang ini!” Akhirnya raja, gubernur, Bernike, dan semua yang lain berdiri dan meninggalkan tempat itu. (26-30b) Di luar mereka berkata satu sama lain, “Orang ini sama sekali tidak bersalah. Ia tidak patut dihukum mati dan juga tidak patut dimasukkan ke dalam penjara.” (26-31) Lalu Agripa berkata kepada Festus, “Sebenarnya orang ini sudah dapat dibebaskan, tetapi karena ia sudah meminta supaya diadili oleh raja di Roma maka ia tidak bisa dibebaskan.” [Paulus dibawa ke Roma] Tiba waktunya mereka memutuskan bahwa kami harus dibawa dengan kapal ke Italia. Paulus dan beberapa orang tahanan lainnya di serahkan kepada Yulius untuk dikawal. Yulius adalah perwira pasukan tentara Roma yang disebut “Resimen Raja”. Pada waktu itu ada kapal yang datang dari Adramitium. Kapal itu sudah siap untuk berangkat dan berlayar melewati pelabuhan-pelabuhan di propinsi Asia. Jadi, kami naik kapal itu dan berlayar. Aristarkhus berlayar juga dengan kapal itu bersama kami. Ia seorang Makedonia dari Tesalonika. Keesokan harinya kami tiba di Sidon. Yulius baik sekali terhadap Paulus. Ia mengizinkan Paulus mengunjungi kawan-kawannya di Sidon, supaya mereka bisa memberikan apa yang Paulus perlukan. Dari Sidon, kami berlayar lagi. Pada waktu itu angin meniup dari arah depan kapal. Karena itu, kapal kami berlayar tidak jauh dari pantai pulau Siprus, sebab di situ kapal itu tidak begitu terkena angin. Setelah itu kami berlayar di tengah lautan yang di seberangnya terletak propinsi Kilikia dan Pamfilia. Kemudian kami sampai di kota Mira di propinsi Likia. Di situ Yulius mendapati ada kapal dari Aleksandria yang akan berlayar ke Italia. Jadi, ia menyuruh kami turun dan pindah ke kapal yang berasal dari Aleksandria. Beberapa hari lamanya kapal kami berlayar lambat sekali. Dan akhirnya dengan susah payah kapal itu sampai di laut yang dekat dengan kota Knidus. Angin meniup dari arah depan kapal kami sehingga kapal itu tidak bisa maju ke depan. Jadi, kapal itu berlayar ke selatan melewati Tanjung Salmone menuju ke pulau Kreta. Kami berlayar menyusur pantai selatan pulau itu karena di situ kapal tidak terlalu dipukul angin. Dengan susah payah kami tiba di suatu tempat yang bernama Pelabuhan Indah. Tempat itu tidak jauh dari kota Lasea. Kami tinggal lama sekali di sana; jadi waktu yang baik untuk berlayar sudah habis. Pada waktu itu Hari Raya orang Yahudi untuk pengampunan dosa sudah lewat. Oleh sebab itu, Paulus memberi nasihat ini kepada para pemimpin pelayaran itu, “Saudara-saudara, saya rasa sangat berbahaya kalau kita berlayar terus. Nanti kita akan kehilangan banyak muatan kita dan mungkin juga akan ada orang yang mati.” Tetapi, Yulius perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan kapten kapal itu daripada Paulus. Pelabuhan di tempat itu memang tidak baik untuk kapal-kapal tinggal pada musim dingin. Karena itu, kebanyakan dari awak kapal itu tidak setuju kapal itu tinggal di situ. Mereka mau supaya kapal itu berlayar terus dan berusaha supaya sampai di Feniks dan tinggal di sana selama musim dingin. Feniks adalah sebuah kota pelabuhan di Kreta yang menghadap ke arah barat daya dan barat laut. [Angin topan di laut] Pada waktu itu ada angin bertiup dengan lembut dari arah selatan. Karena itu, para awak kapal mengira mereka sudah bisa berlayar lagi. Jadi, mereka mengangkat sauh kapal supaya kapal bisa berlayar. Kapal itu berlayar menyusur pantai pulau Kreta. Tapi tidak lama kemudian datang angin yang kencang sekali dari arah pulau itu. Orang menamakan angin itu “Angin Timur Laut”. Angin itu memukul kapal kami sehingga kapal itu sama sekali tidak bisa berlayar terus melawan angin. Jadi, para awak kapal membiarkan saja kapal itu hanyut dibawa angin. Lalu kami melewati sebuah pulau kecil yang bernama Kauda. Kami berlayar di sebelah selatan pulau itu sehingga kapal tidak begitu dipukul angin karena terlindung oleh pulau itu. Di situ kami dengan susah payah berhasil mengikat sekoci kapal supaya tidak pecah. Para awak kapal menarik naik sekoci-sekoci itu ke atas kapal, lalu mereka mengikat kapal itu dengan tali supaya menjadi kuat. Tali itu diikat melingkari kapal. Laut di depan pantai negeri Libia dangkal. Jadi, para awak kapal takut jika kapal terbawa ke sana karena kapal bisa terdampar di dasar pasir di situ. Karena itu, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal terbawa oleh angin. Angin bertiup dengan keras sekali sehingga keesokan harinya para awak kapal mulai membuang sebagian muatan kapal ke dalam laut. Lalu hari berikutnya mereka membuang lagi perkakas-perkakas kapal ke dalam laut. Mereka membuang barang-barang itu dengan tangan mereka sendiri. Berhari-hari lamanya kami tidak melihat matahari dan bintang, dan angin terus-menerus mengamuk. Akhirnya, kami tidak punya harapan lagi untuk selamat. Lama sekali orang-orang di kapal itu tidak makan. Maka Paulus berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Saudara-saudara! Seharusnya Saudara mengikuti nasihat saya dan tidak berangkat dari pulau Kreta. Karena kita berangkat, maka sekarang kita mengalami semua kerusakan ini dan kita kehilangan banyak barang. Tetapi sekarang saya minta dengan sangat, janganlah cemas! Tidak seorang pun dari antara kalian akan mati. Hanya kapal ini saja yang akan hancur. Tadi malam ada malaikat dari Allah datang kepada saya. Allah yang mengirim malaikat itu adalah Allah yang saya sembah dan saya adalah kepunyaan Dia. Malaikat itu berkata kepada saya, ‘Jangan takut, Paulus! Engkau akan sampai ke Roma dan menghadap raja. Allah baik kepadamu, dan karena itu semua orang yang berlayar dengan engkau tidak akan mati, mereka semua akan selamat.’ Oleh karena itu, Saudara-saudara, kalian jangan cemas! Sebab, saya percaya kepada Allah, dan saya yakin bahwa semua yang Ia katakan kepada saya akan terjadi. Tetapi, kita akan terdampar nanti di pantai sebuah pulau.” Kami sudah berlayar selama tiga belas malam. Pada malam yang keempat belas kapal kami sedang terapung-apung di Laut Adria. Tengah malam awak kapal merasa kapal sedang mendekati daratan. Karena itu, mereka mengambil tali yang sudah diikatkan pada benda yang berat. Tali itu akan dipakai untuk mengukur dalamnya laut. Lalu mereka mengulurkan tali dengan benda yang berat itu ke dalam laut. Ketika diperiksa, mereka mendapati laut di tempat itu sedalam hampir empat puluh meter. Tidak lama kemudian mereka mengukur lagi, lalu mereka mendapati laut di situ sedalam hampir tiga puluh meter. Mereka takut kapal akan menabrak batu karang, karena itu mereka menurunkan empat buah sauh dari bagian belakang kapal, dan berharap pagi cepat datang. Pada waktu itu, diam-diam para awak kapal berusaha lari dari kapal itu untuk menyelamatkan diri. Mereka pura-pura menurunkan sauh dari bagian depan kapal, padahal mereka menurunkan sekoci ke laut. Paulus melihat itu dan ia berkata kepada perwira dan para prajurit yang ada di kapal itu, “Kalau awak-awak kapal ini tidak tetap di kapal, tidak ada yang selamat.” Karena itu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci yang mereka turunkan itu, sehingga sekoci itu hanyut. Pada waktu hampir pagi, Paulus menganjurkan mereka semua makan. Paulus berkata, “Sudah empat belas hari lamanya kalian semua tidak makan apa-apa. Kalian hanya menunggu terus-menerus. Kalian perlu makan supaya kuat. Jadi, saya anjurkan, makanlah sedikit. Kalian semua akan selamat, tidak kurang apa-apa.” Setelah Paulus berkata begitu, ia mengambil roti, lalu mengucap terima kasih kepada Tuhan di hadapan mereka semua. Kemudian ia mengambil sedikit dari roti itu lalu makan. Karena melihat Paulus makan, mereka menjadi bersemangat lagi dan mereka turut makan juga. Semua yang berada di kapal itu ada dua ratus tujuh puluh enam orang. Setelah semua makan secukupnya, mereka membuang semua muatan gandum ke laut supaya kapal menjadi ringan. [Kapal yang ditumpangi Paulus kandas] Ketika matahari mulai terbit, awak kapal melihat ada daratan, tetapi mereka tidak tahu daratan apa itu. Mereka melihat ada teluk dan ada pantai di situ. Jadi, mereka mau membawa kapal itu ke sana kalau dapat. Mereka memotong tali-tali sauh dan membiarkan sauh-sauh itu tenggelam ke laut. Sementara itu mereka melepaskan juga tali yang mengikat kemudi kapal. Lalu mereka menaikkan layar di bagian depan kapal, supaya angin meniup kapal itu maju menuju pantai. Tetapi, kapal itu terbentur dasar pasir. Bagian depannya kandas dan tidak bisa maju, sedangkan bagian belakangnya hancur dipukul ombak yang keras. Prajurit-prajurit di kapal itu takut jangan-jangan orang tahanan yang mereka jaga di kapal ada yang akan berenang ke darat dan lari. Karena itu, mereka berniat membunuh semua orang tahanan itu. Tetapi, Yulius mau menyelamatkan Paulus. Jadi ia berusaha agar mereka tidak melakukan rencana itu. Ia berkata, “Semua yang bisa berenang, boleh terjun terlebih dahulu dan berenang ke darat. Yang lain yang tidak bisa berenang, boleh menyusul dengan berpegang pada papan atau pecahan kapal.” Demikianlah kami semua selamat sampai ke darat. [Paulus digigit ular di Malta] Kami semua sampai di darat dengan selamat. Di situ baru kami tahu bahwa pulau itu bernama Malta. Orang-orang di pulau itu ramah sekali. Mereka menyambut kami semua dengan baik. Pada waktu itu hujan sudah mulai turun dan udara terasa dingin. Maka mereka menyalakan api untuk kami. Paulus mengumpulkan kayu untuk ditaruh di api. Sementara ia menaruh kayu-kayu itu di atas api, seekor ular keluar dari kayu-kayu itu karena kepanasan. Ular itu menggigit tangan Paulus dan tetap tergantung di situ. Orang-orang pulau itu melihat ular itu tergantung di tangan Paulus. Mereka berkata satu sama lain, “Pasti orang ini pembunuh. Ia sudah selamat dari bahaya di laut, tetapi Dewi Keadilan tidak akan membiarkan dia hidup.” Paulus mengebaskan tangannya dan ular itu jatuh ke dalam api, tetapi Paulus tidak apa-apa. Orang-orang itu menunggu tangan Paulus bengkak atau ia mendadak jatuh dan mati. Tetapi, setelah lama menunggu, mereka melihat Paulus sendiri tidak apa-apa. Jadi, pikiran mereka tentang Paulus berubah. Mereka berkata, “Orang ini dewa.” Tidak jauh dari tempat itu ada ladang kepunyaan Publius. Ia kepala pejabat di pulau itu. Ia menerima kami di rumahnya selama tiga hari dan berlaku baik sekali terhadap kami. Pada waktu itu ayahnya sedang sakit; ia demam dan disentri. Paulus menengok dia di kamarnya lalu berdoa serta meletakkan tangannya ke atas kepalanya, maka ia sembuh. Karena kejadian itu, maka semua orang sakit di pulau itu datang kepada Paulus dan mereka disembuhkan. Mereka memberikan kepada kami banyak hadiah. Dan ketika kami akan berlayar lagi, mereka memberikan apa yang kami perlukan di kapal pada waktu berlayar nanti. Semua barang itu mereka antarkan ke kapal. [Pelayaran dari Malta ke Roma] Tiga bulan lamanya kami tinggal di pulau itu, baru kami berangkat lagi. Kami naik sebuah kapal yang memakai lambang “Dewa Kembar Kastor dan Poluks”. Kapal itu berasal dari Aleksandria dan selama musim dingin kapal itu berada di pelabuhan di pulau Malta. Kami berlayar lalu tiba di kota Sirakusa dan tinggal di situ tiga hari lamanya. Dari situ kami berlayar lagi menyusur pantai sampai di kota Regium. Besoknya angin mulai bertiup dari selatan sehingga dalam dua hari kami sudah tiba di kota Putioli. Di sana kami bertemu dengan beberapa orang yang sudah percaya kepada Yesus. Mereka mengundang kami untuk tinggal di rumah mereka selama seminggu. Lalu kami berangkat ke Roma. Di Roma ada orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus. Mereka mendengar bahwa kami dalam perjalanan ke Roma. Maka mereka datang sampai ke Pasar Apius dan Pasanggrahan Tiga untuk menjemput kami. Ketika bertemu dengan mereka, Paulus mengucap terima kasih kepada Allah dan hatinya menjadi tabah. [Paulus di Roma] Di Roma Paulus diperbolehkan tinggal sendiri di rumah yang disewa, dengan dikawal oleh seorang tentara. Setelah tiga hari di Roma, Paulus memanggil tokoh-tokoh orang Yahudi yang tinggal di kota itu. Sesudah mereka berkumpul, Paulus berkata, “Saudara-saudara! Orang-orang Yahudi di Yerusalem menangkap dan menyerahkan saya kepada orang Romawi, padahal saya tidak mempunyai kesalahan terhadap bangsa kita. Saya juga tidak melanggar adat kebiasaan nenek moyang kita. Setelah perkara saya diperiksa, ternyata saya tidak berbuat apa pun yang membuat saya patut dihukum mati. Orang Romawi sebenarnya sudah mau membebaskan saya, tetapi orang Yahudi menentang. Jadi, saya terpaksa menuntut supaya perkara saya diadili di pengadilan kerajaan di Roma. Saya sama sekali tidak bermaksud untuk mengadukan sesuatu terhadap bangsa saya sendiri. Itu sebabnya saya minta bertemu dan bercakap-cakap dengan kalian. Sesungguhnya saya dipenjarakan karena saya menyebarkan berita tentang Penyelamat yang dinantikan oleh bangsa Israel.” Lalu tokoh-tokoh orang Yahudi di Roma itu berkata kepada Paulus, “Tidak ada seorang pun dari Yudea yang datang ke mari membawa berita mengenai Saudara, atau yang menceritakan yang buruk-buruk tentang Saudara. Kami juga belum menerima surat dari Yudea tentang dirimu. Tetapi, kami mau mendengarkan sendiri dari Saudara tentang ajaran yang Saudara sebarkan. Sebab, di mana-mana kami mendengar orang mencela ajaran itu.” Orang-orang Yahudi di Roma itu menentukan satu hari untuk berkumpul dan mendengarkan penjelasan dari Paulus. Pada hari itu, banyak orang datang ke tempat tinggal Paulus. Dari pagi sampai sore Paulus berbicara dengan mereka. Ia menerangkan tentang pesan dari Allah dan tentang bagaimana Allah memerintah. Paulus memakai ayat-ayat dari Buku Musa dan Buku Nabi-nabi untuk menjelaskan tentang Yesus, supaya orang-orang Yahudi itu percaya kepada Yesus. Di antara orang-orang itu ada yang percaya, tetapi ada juga yang tidak percaya pada apa yang dikatakan Paulus. Mereka bertengkar tentang hal itu. Kemudian Paulus berkata, “Dahulu Roh Allah menyuruh Nabi Yesaya pergi kepada nenek moyang kita dan berbicara begini: Tuhan Allah berkata kepada bangsa kita, ‘Kamu akan terus mendengar, tetapi tidak mengerti. Kamu akan terus memperhatikan, tetapi tidak tahu apa yang terjadi. Mengapa kamu begitu? Sebab, pikiranmu sudah menjadi tumpul; kamu menutup telingamu dan memejamkan matamu. Seandainya kamu tidak begitu tentu matamu bisa melihat, telingamu bisa mendengar dan pikiranmu bisa mengerti, lalu kamu akan kembali kepada-Ku, dan Aku akan menyembuhkan kamu.’” Lalu Paulus berkata lagi kepada orang-orang yang berkumpul di rumahnya, “Memang tepat sekali apa yang dikatakan Roh Allah kepada Nabi Yesaya dahulu kala. Sekarang nyatalah bahwa pesan dari Allah mengenai keselamatan sudah diberitakan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Bangsa-bangsa itu akan menerima pesan itu!” Orang-orang Yahudi yang mendengarkan penjelasan dari Paulus pulang sambil bertengkar satu sama lain. Dua tahun lamanya Paulus tinggal di rumah yang dia sewa di Roma. Banyak orang datang mengunjunginya dan ia senang menerima mereka. (28-30b) Ia tidak dilarang untuk berkhotbah. Karena itu, ia memberitakan dengan bebas dan berani tentang bagaimana Allah memerintah dan tentang Tuhan Yesus Kristus. [Kata-kata pertama] Saudara-saudara di Roma yang dikasihi dan dipanggil oleh Allah untuk menjadi umat-Nya! Surat ini dari saya, Paulus. Saya pelayan Yesus Kristus. Allah memilih dan mengangkat saya menjadi rasul supaya saya menyampaikan Kabar Baik dari Allah dan menjelaskannya kepada orang-orang. Pada zaman dahulu, Allah menjanjikan Kabar Baik itu dan memberitahukannya kepada nabi-nabi-Nya. Semua itu tertulis di dalam Kitab Suci. Kabar Baik yang dijanjikan itu ialah kabar tentang Anak Allah, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Yesus berasal dari manusia dan juga dari Allah. Ia berasal dari manusia, sebab Ia lahir dari keturunan Daud. Ia berasal dari Allah yang suci sebab sudah dibuktikan dengan kuasa yang luar biasa bahwa Ia Anak Allah. Buktinya ialah Ia dibangkitkan dari kematian. Karena Yesus, maka Allah berkenan menjadikan saya sebagai rasul-Nya, supaya saya membimbing orang-orang dari segala bangsa untuk percaya dan taat kepada Yesus. Segala bangsa berarti kalian juga yang berada di Roma yang dipanggil Allah untuk menjadi milik Yesus Kristus. Kepada saudara sekalian di Roma yang dikasihi oleh Allah dan dipanggil menjadi umat-Nya, saya mengucapkan: Semoga Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus memberkati kalian dan memberikan sejahtera kepada kalian. [Doa syukur] Pertama-tama, saya mau berterima kasih kepada Allah melalui Yesus Kristus. Saya berterima kasih karena kalian sungguh-sungguh percaya kepada Kristus. Seluruh dunia sudah mendengar hal itu. Kalau saya berdoa, saya selalu ingat akan kalian. Allah menjadi saksi bahwa apa yang saya katakan itu benar. Saya melayani Allah dengan memberitakan Kabar Baik mengenai Anak Allah kepada orang-orang. Saya melakukan semua itu dengan sepenuh hati. Saya ingin sekali bertemu dengan kalian untuk memberikan berkat rohani dari Allah kepada kalian supaya kalian menjadi kuat. Maksud saya, supaya kita saling menguatkan. (1:10) Saya menguatkan kalian, karena saya percaya kepada Yesus. Begitu juga kalian menguatkan saya, karena kalian percaya kepada Yesus. Itu sebabnya saya minta kepada Allah untuk menolong saya supaya bisa mengunjungi kalian. Saudara-saudara! Saya ingin kalian tahu bahwa sudah sering kali saya bermaksud mengunjungi kalian, tetapi selalu ada halangan. Di antara orang-orang bukan Yahudi di tempat-tempat lain sudah ada yang percaya kepada Yesus, karena mendengar berita yang saya sampaikan kepada mereka. Jadi, saya ingin supaya di antara kalian ada juga yang percaya kepada Yesus seperti yang terjadi di tempat-tempat lain. Saya merasa seperti berutang kepada segala bangsa: Kepada yang sudah maju dan yang masih terbelakang, kepada yang berpendidikan dan yang tidak berpendidikan. Itu sebabnya saya ingin sekali memberitakan Kabar Baik itu juga kepada kalian yang tinggal di Roma. [Dengan Kabar Baik tentang Yesus, Allah dapat menyelamatkan manusia] Saya sungguh-sungguh percaya akan Kabar Baik yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan Kabar Baik itu, Allah dapat menyelamatkan semua orang yang percaya kepada Yesus; pertama-tama orang Yahudi, kemudian bangsa-bangsa lain juga. Sebab, Kabar Baik itu menunjukkan bagaimana Allah membuat orang bisa berbaik kembali dengan Dia. Caranya ialah hanya dengan percaya. Tidak ada cara lain. Sebab di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Orang yang sudah dijadikan sahabat Allah dan bukan musuh-Nya lagi karena ia percaya kepada Allah, orang itu akan hidup!” [Semua orang adalah orang berdosa] Allah di surga sangat marah kepada manusia, sebab manusia berdosa dan melakukan hal-hal yang jahat. Kehidupan mereka yang jahat membuat mereka tidak bisa mengerti ajaran yang benar tentang Allah. Maka Allah menghukum manusia. Sebab, ada hal-hal mengenai Allah yang bisa diketahui oleh manusia. Dan Allah sendiri sudah menunjukkan hal itu kepada mereka. Sejak Allah menciptakan dunia ini manusia sudah bisa mengerti bahwa kuasa Allah tidak ada habis-habisnya dan Ia sungguh-sungguh Allah. Sifat-sifat itu memang tidak bisa dilihat, tetapi bisa diketahui. Manusia bisa mengenal sifat-sifat Allah itu kalau mereka melihat apa yang telah diciptakan oleh Allah. Jadi, manusia tidak bisa berkata bahwa apa yang mereka lakukan itu benar. Manusia tahu siapa Allah, tetapi mereka tidak mau menghormati Dia: Mereka tidak berkata kepada-Nya, “Engkau sungguh-sungguh Allah.” Di dalam hati mereka, mereka juga tidak merasa berterima kasih atas apa yang telah dilakukan oleh Allah. Sebaliknya, apa yang mereka pikirkan tidak ada artinya sama sekali. Dan karena pikiran mereka kosong, apa yang selalu mereka pikirkan adalah hal-hal yang salah, yang tidak baik. Mereka berkata bahwa mereka pintar, padahal mereka bodoh. Mereka tidak lagi menyembah Allah yang selalu ada dan tidak pernah mati, tetapi menyembah patung-patung. Patung-patung itu dibuat sedemikian rupa sehingga kelihatan seperti manusia, burung, binatang berkaki empat, dan binatang yang melata, semuanya makhluk yang bisa mati. Oleh sebab itu, Allah tidak mau lagi memperhatikan mereka. Ia membiarkan mereka menuruti keinginan hati mereka yang jahat, sehingga mereka melakukan hal-hal yang hina satu sama lain. Mereka tidak mau lagi percaya kepada berita yang benar mengenai Allah, tetapi percaya kepada berita yang tidak benar. Mereka menyembah dan taat kepada apa yang diciptakan oleh Allah; mereka tidak menyembah dan taat kepada Dia yang justru menciptakan segala-galanya. Padahal Dialah yang harus dipuja selama-lamanya oleh manusia! Amin. Itu sebabnya Allah membiarkan mereka menuruti nafsu mereka yang tidak baik. Wanita-wanita melakukan hubungan seks dengan wanita, padahal itu tidak wajar. Begitu juga dengan laki-laki. Mereka tidak lagi secara wajar tidur dengan istrinya, tetapi mereka tidur dengan laki-laki seolah-olah itu istri mereka. Laki-laki melakukan hubungan seks dengan laki-laki, suatu perbuatan yang hina. Akibatnya Allah menghukum mereka sesuai dengan kejahatan mereka. Manusia tidak merasa perlu mengetahui apa yang benar tentang Allah. Oleh karena itu, Allah membiarkan mereka mempunyai pikiran yang selalu memikirkan hal-hal yang kotor. Itu sebabnya mereka melakukan hal-hal yang tidak boleh mereka lakukan. Hati mereka selalu ingin melakukan hal-hal yang jahat dan tidak benar; mereka serakah sekali dan melakukan hal-hal yang tidak baik satu sama lain; mereka cemburu, dan membunuh satu sama lain; mereka bertengkar dan tidak jujur satu sama lain, serta selalu memikirkan yang jahat mengenai orang lain; mereka menyebarkan berita-berita tidak baik mengenai orang lain; mereka benci kepada Allah dan suka menghina satu sama lain; mereka sombong dan berkata kepada orang lain bahwa mereka orang yang hebat; mereka pandai mencari cara-cara baru untuk melakukan kejahatan dan mereka suka melawan orang tua; mereka tidak mau mengerti orang lain dan kalau mereka menjanjikan sesuatu kepada orang, mereka tidak menepati janji itu; mereka kejam terhadap orang lain dan tidak punya perasaan belas kasihan. Mereka tahu bahwa menurut hukum Allah orang yang melakukan semua itu patut dihukum mati. Meskipun demikian, mereka terus saja melakukan hal-hal itu. Dan bukan itu saja; mereka bahkan melakukan yang lebih jahat daripada itu: kepada orang lain yang melakukan hal-hal itu mereka berkata, “Apa yang kamu lakukan itu baik.” [Allah akan menghukum semua orang] Saudara-saudara! Kalau kalian berkata bahwa orang lain salah, apakah kalian sendiri mempunyai alasan untuk berkata bahwa kalian tidak bersalah? Sebab, kalau kalian berkata bahwa orang lain bersalah, lalu kalian sendiri melakukan hal-hal yang jahat seperti dia, berarti kalian juga menjatuhkan hukuman atas dirimu sendiri. Kita tahu bahwa kalau Allah mengadili orang-orang yang melakukan hal-hal yang jahat seperti itu dan Allah menjatuhkan hukuman atas mereka, keputusan Allah itu benar. Tetapi, kalian berkata kepada orang lain, “Kamu melakukan hal-hal yang jahat!” Padahal kalian sendiri, Saudara-saudaraku, melakukan hal-hal itu juga! Apakah kalian pikir kalian tidak akan dihukum oleh Allah? Atau mungkin kalian pandang enteng Allah sebab Ia sangat baik dan sabar terhadap kalian sehingga Ia tidak segera menghukum kalian? Pasti kalian tahu bahwa Allah itu baik, sebab Ia mau kalian berhenti berbuat dosa. Tetapi, kalian keras kepala dan tidak mau berubah! Pada Hari Kiamat Allah akan menunjukkan bahwa Ia marah sekali dan akan menjatuhkan hukuman dengan adil. Nah, pada hari itu hukumanmu akan bertambah berat! Kalian sendirilah yang menyebabkan hal itu. Sebab, Allah akan membalas setiap orang sesuai dengan apa yang telah ia lakukan. Ada orang-orang yang selalu berbuat baik kepada orang lain. Mereka berusaha supaya Allah saja yang memuji mereka dan berkata bahwa mereka baik. Orang-orang itu berusaha supaya mereka menerima dari Allah kehidupan yang tidak habis-habisnya. Kepada orang-orang yang seperti itu Allah akan memberikan hidup sejati dan kekal. Ada juga orang-orang yang mementingkan diri sendiri. Mereka tidak mau taat kepada Allah, tetapi mengikuti apa yang tidak benar. Allah sangat marah kepada orang-orang seperti itu. Dan karena marah-Nya, Allah akan menghukum mereka. Allah akan membuat semua orang yang berbuat jahat menjadi sengsara dan menderita; itu berlaku baik untuk orang Yahudi maupun untuk orang dari bangsa lain. Tetapi, Allah akan memuji semua orang yang suka berbuat baik. Allah akan membuat mereka dihormati dan merasa sejahtera. Itu berlaku baik untuk orang Yahudi maupun orang-orang dari bangsa lain, sebab, Allah tidak membeda-bedakan orang. Orang-orang yang bukan orang Yahudi berbuat dosa dan harus dihukum. Mereka tidak mengenal hukum Musa. Karena mereka tidak mengenal hukum-hukum yang diberi oleh Musa, mereka dihukum tidak berdasarkan hukum-hukum itu. Lain dengan orang-orang Yahudi. Mereka berdosa dan harus dihukum juga. Tetapi, mereka mengenal hukum-hukum yang diberi oleh Musa. Oleh karena itu, mereka dihukum berdasarkan hukum-hukum itu. Sebab, Allah membuat manusia menjadi sahabat-Nya lagi, bukan karena manusia sudah tahu apa yang dituntut oleh hukum-hukum itu, tetapi karena manusia melakukan hukum-hukum itu. Orang-orang dari bangsa lain tidak menerima hukum-hukum yang diberikan oleh Musa. Tetapi, kalau mereka atas kemauan sendiri melakukan apa yang dikatakan oleh hukum-hukum itu, mereka menunjukkan bahwa mereka tahu apa yang boleh mereka lakukan dan apa yang tidak boleh, walaupun mereka tidak mengenal hukum itu. Jadi, apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka pikirkan menunjukkan bahwa apa yang diperintahkan oleh hukum-hukum itu tertulis di dalam hati mereka. Hati nurani mereka juga membenarkan hal itu, sebab, ada kalanya hati mereka berkata, “Kau melakukan yang salah,” tetapi ada kalanya juga hati mereka berkata, “Kau sudah melakukan yang benar.” Akan tiba harinya Allah menghakimi pikiran-pikiran yang tersembunyi di dalam hati manusia. Menurut Kabar Baik yang saya beritakan, Allah melakukan itu melalui Yesus Kristus. Dan apa yang terjadi pada Hari itu akan terjadi seperti yang sudah saya katakan. [Siapakah orang Yahudi yang sejati?] Tetapi, sekarang, bagaimana dengan kalian sendiri? Kalian berkata bahwa kalian adalah orang Yahudi. Kalian merasa terjamin sebab melalui Musa, Allah sudah memberikan hukum agama Yahudi kepadamu. Dan kalian merasa bangga karena kalian adalah umat yang dipilih oleh Allah menjadi umat-Nya yang khusus. Kalian sudah tahu apa yang Allah mau kalian lakukan. Dan dari hukum-hukum itu kalian juga sudah tahu bagaimana memilih apa yang benar. Kalian berkata dengan penuh keyakinan, “Saya adalah penunjuk jalan untuk orang buta; saya seperti terang bagi orang-orang yang hatinya gelap; saya pemimpin orang yang akhlaknya rendah; saya guru bagi orang yang kurang pengalaman.” Kalian percaya sekali bahwa karena Allah sudah memberikan kepadamu hukum-hukum itu, maka kalian tahu segala-galanya dan apa yang kalian katakan pasti benar. Kalian mengajar orang lain, tetapi sebenarnya kalian harus mengajar diri sendiri! Kalian berkhotbah supaya orang jangan mencuri, padahal kalian sendiri mencuri! Kalian berkata kepada orang, “Jangan berbuat zina,” padahal kalian sendiri berzina. Kalian menentang orang yang menyembah berhala, tetapi kalian mencuri barang-barang yang terdapat di dalam rumah-rumah berhala! Kalian merasa sombong terhadap orang lain karena Allah sudah memberikan hukum-hukum-Nya kepada kalian. Tetapi, kalian tidak taat kepada hukum-hukum itu, dan itu berarti kalian menghina Allah. Di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Karena kamu, hai orang-orang Yahudi, orang-orang bangsa lain mencela Allah.” Kalau kalian taat kepada hukum agama Yahudi dan kalian disunat, itu memang baik. Tetapi, kalau kalian melanggar hukum agama Yahudi, maka tidak ada gunanya kalian disunat. Sebaliknya, orang bukan Yahudi tidak pernah disunat. Meskipun begitu, jika mereka melakukan apa yang tercantum dalam hukum agama Yahudi, Allah pasti menerima mereka sebagai orang yang sudah disunat. Karena itu, kalian orang Yahudi akan disalahkan oleh orang-orang bukan Yahudi. Kalian mempunyai hukum agama Yahudi dan kalian sudah disunat, tetapi kalian tidak taat kepada hukum-hukum itu. Orang-orang bukan Yahudi itu tidak disunat secara lahir, tetapi justru merekalah yang taat kepada hukum agama Yahudi. Orang Yahudi yang sejati bukanlah orang yang namanya saja orang Yahudi; dan orang yang sungguh-sungguh sudah disunat, bukanlah orang yang disunat secara lahir saja. Sebaliknya, orang Yahudi yang sejati adalah orang yang hatinya Yahudi, dan hatinyalah yang sudah disunat. Dan yang menyunat hati orang itu ialah Roh Allah. Sunat seperti itu bukan sunat karena mengikuti peraturan yang tertulis dalam buku agama. Orang yang disunat seperti itu adalah orang yang terpuji, tetapi pujiannya datang dari Allah, bukan dari manusia. [Apa gunanya menjadi orang Yahudi?] Kalau begitu, apakah orang Yahudi lebih beruntung daripada orang bukan Yahudi? Dan apakah ada gunanya orang disunat? Tentu saja banyak gunanya! Pertama-tama, karena kepada orang Yahudilah Allah menyampaikan perkataan-perkataan-Nya untuk ditaati. Tetapi, seandainya ada orang Yahudi yang tidak setia taat kepada perkataan Allah, lalu bagaimana? Apakah karena orang itu tidak setia kepada Allah, lalu Allah menjadi tidak setia juga kepadanya? Tentu tidak! Sebab, Allah selalu benar! Itu sudah jelas, meskipun setiap orang adalah pendusta. Dalam Kitab Suci tertulis begini. “Apabila engkau berbicara, hendaklah orang melihat bahwa engkau benar. Dan apabila engkau membela dirimu sendiri, engkau akan selalu menang terhadap mereka yang berkata bahwa engkau salah.” Tetapi, mungkin ada yang berkata, “Kalau kita berbuat yang tidak benar, bukankah dengan demikian orang dapat melihat dengan jelas bahwa Allah adil?” Nah, jika ada yang berpikir begitu, apa jawaban kita? Apakah kita akan berkata, “Kalau begitu, Allah tidak adil jika Ia menghukum kita!”? (Saya mengatakan ini sebagai manusia biasa.) Tidak mungkin! Sebab, kalau Allah tidak adil, bagaimanakah Ia dapat menghakimi dunia ini? Mungkin ada yang berkata, “Tetapi seandainya saya berbuat yang tidak benar, bukankah itu menyebabkan apa yang benar tentang Allah lebih kelihatan? Dan dengan demikian Allah dipuji, bukan? Nah, kalau dengan saya berbuat dosa, Allah dipuji, mengapa Allah menghukum saya?” Kalau begitu, mengapa kita tidak berkata saja, “Ayo, mari kita berbuat dosa supaya Allah dihormati!”? Memang ada orang-orang yang berkata bahwa saya pernah berkata begitu. Itu suatu penghinaan terhadap saya! Orang-orang semacam itu akan dihukum Allah, dan memang sewajarnya mereka dihukum. [Tidak ada seorang pun yang berbuat yang benar] Nah, apakah di hadapan Allah orang Yahudi lebih baik daripada orang-orang bangsa lain? Sama sekali tidak. Di hadapan Allah, kita orang Yahudi sama saja dengan bangsa-bangsa lain. Saya sudah mengatakan sebelumnya bahwa semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bangsa lain, dikuasai oleh keinginan untuk berbuat dosa. Di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Di hadapan Allah tidak ada seorang pun yang benar, tidak ada yang mengerti Allah, dan tidak ada yang percaya dan taat kepada Allah. Semua orang tidak mau ingat lagi kepada Allah; semua sudah tidak berguna lagi; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak! Dengan kata-kata, mereka menghancurkan orang lain; mereka selalu menipu, dan kata-kata fitnahan mereka seperti bisa ular yang menyebabkan kematian. Mereka selalu mengutuk dan menuduh orang. Mereka selalu dengan cepat mau menyiksa dan membunuh orang. Ke mana pun mereka pergi, mereka selalu menyebabkan kehancuran dan penderitaan. Mereka tidak pernah berbuat sesuatu supaya orang hidup rukun satu sama lain, mereka tidak punya perasaan hormat dan takut kepada Allah.” Sekarang kita tahu bahwa semua yang tertulis di dalam hukum agama Yahudi adalah untuk orang-orang yang sudah mengakui bahwa mereka akan taat kepada hukum itu. Karena itu, hukum agama diberikan oleh Allah supaya semua orang tidak dapat lagi memberikan alasan bahwa mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menyenangkan hati Allah. Hukum itu diberikan juga untuk menunjukkan bahwa Allah akan menghakimi setiap orang di dunia. Sebab, dengan melakukan apa yang tercantum di dalam hukum agama tidak berarti bahwa orang itu sudah menjadi sahabat Allah lagi. Hukum agama hanya berguna untuk menunjukkan kepada manusia bahwa mereka berdosa. [Allah memberi jalan supaya manusia berbaik kembali dengan Dia] Sekarang Allah memberi jalan kepada manusia untuk berbaik kembali dengan Dia. Tetapi, jalannya bukan dengan menaati hukum-hukum agama, meskipun Musa dan nabi-nabi sudah menuliskan hal itu di dalam buku mereka. Jalannya ialah dengan percaya kepada Yesus Kristus. Allah melakukan itu untuk semua orang yang percaya kepada Kristus, tidak ada yang dibeda-bedakan. Sebab, semua orang sudah berdosa dan jauh dari Allah yang mau menyelamatkan mereka. Tetapi, Allah mengasihi mereka dan menjadikan mereka sebagai sahabat-Nya lagi. Ia melakukan itu dengan cuma-cuma karena Yesus Kristus sudah mati sebagai kurban untuk membebaskan mereka. Allah memberikan Yesus Kristus sebagai kurban supaya dengan kematian Yesus, Allah bisa mengampuni manusia, asal mereka percaya kepada Yesus. Allah berbuat begitu untuk menunjukkan bahwa Ia adil. Pada zaman dahulu, Allah sabar dan membiarkan saja manusia berdosa tanpa menghukumnya. Tetapi, sekarang Ia bertindak untuk menghukum dosa supaya orang bisa melihat betapa adilnya Allah. Dengan demikian, Allah menunjukkan bahwa Ia adil, dan Ia membuat setiap orang yang percaya kepada Yesus menjadi sahabat-Nya. Sekarang jelas bahwa kita tidak mempunyai alasan untuk menyombongkan diri. Mengapa? Apakah karena kita taat kepada hukum-hukum agama? Tidak, melainkan karena kita percaya kepada Yesus. Sebab kami yakin, kita dapat menjadi sahabat Allah lagi hanya dengan percaya kepada Yesus, bukan dengan melakukan hukum-hukum agama! Atau, apakah Allah itu adalah Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia adalah Allah bangsa lain juga? Ya, memang Ia adalah Allah bangsa lain juga! Sebab, Allah hanya satu dan untuk menjadi sahabat-Nya lagi, Ia memberikan hanya satu jalan, yaitu dengan percaya kepada Yesus. Bangsa Yahudi harus percaya kepada Yesus untuk menjadi sahabat Allah lagi. Dan bangsa-bangsa lain pun harus percaya kepada Yesus untuk menjadi sahabat Allah. Apakah itu berarti kita tidak menghargai hukum-hukum agama karena kita sudah percaya kepada Yesus? Tentu saja tidak! Justru karena kita sudah percaya kepada Yesus, maka kita menghargai hukum-hukum agama. [Kisah mengenai Abraham menunjukkan pentingnya percaya kepada Allah] Sekarang mari kita bicara tentang Abraham, nenek moyang bangsa kita. Apa yang terjadi dengan dia? Seandainya Allah menerima Abraham sebagai sahabat-Nya karena hal-hal yang dilakukan oleh Abraham, maka ada juga alasan bagi Abraham untuk menyombongkan diri. Tetapi, di hadapan Allah ia sama sekali tidak punya alasan untuk menyombongkan dirinya. Di dalam Kitab Suci tertulis, “Abraham percaya kepada Allah, dan karena ia percaya, Allah menerima dia sebagai sahabat Allah.” Orang yang bekerja, dibayar untuk pekerjaannya. Tidak seorang pun akan berkata bahwa uang bayaran itu adalah hadiah untuk orang itu. Orang itu sudah bekerja, jadi dia berhak menerima uang itu. Tetapi, ada orang yang hanya bergantung kepada belas kasihan Allah saja supaya Allah menerima dia sebagai sahabat-Nya; untuk itu orang itu tidak bergantung kepada perbuatan-perbuatannya yang baik. Allah dapat menerima orang sebagai sahabat-Nya ialah karena orang itu percaya kepada Allah, bukan karena ia berbuat banyak kebaikan. Begitulah juga pendapat Daud. Itu sebabnya ia mengucapkan selamat berbahagia kepada orang yang sudah diterima Allah sebagai sahabat-Nya, walaupun orang itu belum melakukan banyak kebaikan. Daud berkata begini, “Berbahagia orang yang kesalahan-kesalahannya diampuni dan dosa-dosanya dihapuskan oleh Allah! Berbahagia orang yang dosa-dosanya tidak lagi dihitung-hitung oleh Tuhan!” Apakah ucapan selamat berbahagia itu dimaksudkan hanya kepada orang-orang yang sudah disunat saja? Tidak! Itu untuk orang-orang yang belum disunat juga! Kami sudah mengatakan sebelumnya bahwa Abraham percaya kepada Allah; itu sebabnya Allah menerima dia sebagai sahabat Allah. Kapan Allah berkata bahwa Ia menerima Abraham sebagai sahabat-Nya? Sebelum atau sesudah Abraham disunat? Memang sebelum, bukan sesudahnya! Setelah Allah berkata bahwa Ia menerima Abaraham sebagai sahabat-Nya, baru Abraham disunat. Sunatnya itu hanya sebagai tanda bahwa Allah sudah menerima dia sebagai sahabat Allah karena ia percaya kepada Allah. Itu terjadi pada waktu ia masih belum disunat. Jadi, Abraham adalah Bapak secara rohani untuk semua orang yang percaya kepada Allah dan diterima oleh Allah sebagai sahabat Allah, meskipun mereka belum disunat. Abraham juga Bapak secara rohani untuk orang-orang yang sudah disunat, bukan hanya karena mereka sudah disunat, tetapi juga karena mereka hidup dengan percaya kepada Allah, sama seperti Abraham percaya kepada Allah sebelum ia disunat. [Janji Allah diberikan kepada orang yang percaya kepada-Nya] Allah berkata kepada Abraham, “Aku berjanji kepadamu, Abraham, dan kepada keturunanmu, bahwa dunia ini akan menjadi milikmu.” Allah memberikan janji itu bukan karena Abraham taat kepada hukum agama Yahudi, tetapi karena ia percaya kepada Allah sehingga Allah berkata kepadanya, “Engkau adalah sahabat-Ku.” Sebab, jika apa yang dijanjikan oleh Allah diberikan hanya kepada orang yang taat kepada agama Yahudi saja, tidak ada gunanya percaya kepada Allah. Itu berarti bahwa janji Allah adalah janji kosong. Hukum agama Yahudi menyebabkan Allah harus menghukum orang yang melanggar hukum itu. Tetapi, kalau hukum itu tidak ada, tentu tidak ada juga orang yang dapat melanggar hukum. Jadi, Allah membuat janji itu karena Abraham percaya kepada Allah. Itulah jaminan kepada semua orang keturunan Abraham bahwa apa yang dijanjikan itu diberikan kepada mereka dengan cuma-cuma; mereka tidak perlu membayar untuk pemberian itu. Allah memberikan janji itu bukan hanya kepada orang-orang yang taat kepada hukum agama Yahudi, tetapi juga kepada orang-orang yang percaya kepada Allah sama seperti Abraham percaya kepada-Nya. Sebab, Abraham adalah bapak kita semua secara rohani. Di dalam Kitab Suci tertulis bahwa Allah berkata begini, “Abraham, Aku sudah menjadikan engkau bapak bagi banyak bangsa.” Janji itu sudah sah di hadapan Allah. Dan Abraham percaya kepada Allah yang memberikan janji itu. Dialah Allah yang menghidupkan kembali orang mati. Dialah juga Allah yang membuat apa yang tidak ada menjadi ada; dan Ia membuat itu hanya dengan kata-kata-Nya saja. Abraham terus saja menunggu dengan percaya. Dan meskipun ia lama sekali menunggu sampai tidak ada lagi alasan baginya untuk menunggu, ia tetap saja percaya bahwa Allah akan menepati janji-Nya. Oleh karena itu Allah menjadikan dia bapak bagi banyak bangsa. Di dalam Kitab Suci tertulis, “Keturunanmu akan menjadi banyak sekali.” Pada waktu itu Abraham sudah hampir seratus tahun umurnya. Tetapi, ia tetap percaya bahwa ia akan mempunyai keturunan seperti yang telah dijanjikan oleh Allah, meskipun pada waktu itu dalam hatinya ia tahu bahwa badannya sudah terlalu tua dan Sarah, istrinya pun tidak bisa mempunyai anak. Abraham tetap percaya bahwa Allah akan menepati janji-Nya. Abraham tidak ragu-ragu, malah ia bertambah kuat karena ia percaya kepada Allah, sehingga ia memuji-muji Allah. Ia percaya sekali bahwa Allah dapat melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya. Itu sebabnya Allah menerima dia sebagai sahabat-Nya. Kata-kata “Allah menerima dia sebagai sahabat-Nya” sudah ditulis di dalam Kitab Suci dan itu tertulis di situ bukan hanya untuk Abraham sendiri, tetapi untuk kita juga. Kita juga akan diterima oleh Allah sebagai sahabat-Nya karena kita percaya kepada Allah yang sudah menghidupkan Yesus Tuhan kita dari kematian. Allah menyerahkan Yesus kepada orang-orang yang mau membunuh-Nya supaya ia dibunuh, karena kita berbuat dosa. Tetapi Allah menghidupkan Dia kembali dari kematian supaya Allah bisa menerima kita menjadi sahabat-Nya. [Berbaik kembali dengan Allah] Sekarang Allah sudah menjadikan kita sahabat-Nya dan bukan musuh, karena kita percaya kepada Yesus. Sebab itu, dalam hidup kita, kita sudah mengalami hubungan yang baik dengan Allah. Tuhan kita Yesus Kristus, Dialah yang menjadi perantara sehingga kita bisa mengalami hubungan yang baik itu. Kita juga merasakan betapa kasihnya Allah kepada kita. Semua itu kita alami sekarang, karena kita percaya kepada Yesus. Oleh sebab itu, kita gembira karena nanti Allah akan menjadikan kita sangat bahagia. Sekarang kita menderita. Meskipun begitu, kita gembira juga. Sebab, kita tahu bahwa dengan menderita, kita menjadi lebih tabah. Kalau kita sudah bisa tabah, barulah Allah menganggap kita lulus dari ujian dan itulah yang memberi pengharapan kepada kita. Jika kita mempunyai harapan seperti itu, kita tidak akan kecewa. Sebab, Allah sendiri sudah memberikan Roh-Nya kepada kita untuk membuat kita yakin bahwa Allah mengasihi kita. Dahulu kita adalah orang-orang jahat yang tidak bisa berbuat apa pun untuk melawan dosa kita. Tetapi, justru pada waktu itulah Kristus mati untuk kita, ketika Allah sudah menentukan saat-Nya. Sukar sekali orang mau mati untuk orang yang adil. Untuk orang yang baik, mungkin ada juga orang yang berani mati. Tetapi, Kristus mati untuk kita justru pada waktu kita masih orang berdosa! Itu menunjukkan bahwa Allah sangat mengasihi kita. Karena Kristus mati, maka hubungan kita dengan Allah menjadi baik kembali. Jadi, pasti Kristus juga akan menyelamatkan kita dari kemarahan Allah. Dahulu kita musuh Allah, tetapi karena Anak-Nya sudah mati sebagai kurban, maka Allah menjadikan kita sahabat-Nya lagi. Apalagi sekarang kita bukan lagi musuh melainkan sahabat Allah, tentu Allah juga akan menyelamatkan kita melalui Kristus yang hidup! Bahkan lebih dari itu! Kita bergembira karena melalui Tuhan kita Yesus Kristus, Allah berbuat baik kepada kita dan sudah menjadikan kita sahabat-Nya lagi. [Perbedaan antara Adam dan Kristus] Dahulu di dalam dunia tidak ada orang yang berbuat dosa. Kemudian ada satu orang yang mulai berbuat dosa sehingga ia harus mati. Sejak itu, orang-orang di dalam dunia juga berbuat dosa sehingga semuanya juga harus mati. Sebelum Allah memberikan peraturan-peraturan-Nya melalui Musa kepada bangsa Yahudi, orang-orang di dunia sudah berbuat dosa. Karena peraturan-peraturan-Nya belum diberikan, belum ada peraturan yang dilanggar. Jadi, Allah tidak menghakimi orang-orang berdosa itu. Meskipun demikian, orang-orang yang hidup sejak zaman Adam sampai zaman Musa, semuanya harus mati. Bahkan orang-orang yang tidak berbuat dosa seperti Adam yang melanggar perintah Allah pun, juga harus mati. Apa yang dilakukan oleh Adam dapat dipakai sebagai contoh untuk membandingkan dia dengan seseorang yang akan datang kemudian. Tetapi, Adam dan orang itu tidak sama. Sebab, apa yang diberikan Allah dengan cuma-cuma melalui orang itu lebih besar daripada dosa yang dilakukan oleh Adam. Memang banyak orang sudah mati akibat dosa satu orang, yaitu Adam. Tetapi, cara Allah menunjukkan belas kasihan-Nya kepada manusia dan memberikan hadiah keselamatan-Nya kepada begitu banyak orang karena kebaikan hati satu orang, yaitu Yesus Kristus, jauh lebih besar akibatnya. Setelah satu orang, yaitu Adam, berbuat dosa, Allah mengadili dia dan berkata, “Engkau bersalah!” Tetapi, setelah banyak orang berbuat dosa, Allah menunjukkan belas kasihan-Nya kepada mereka. Ia mengampuni mereka dan berkata, “Kamu bebas dari kesalahan!” Memang setelah satu orang berbuat dosa, mulailah juga banyak orang di mana-mana mati karena dosa satu orang itu. Tetapi, kebaikan satu orang lain, yaitu Yesus Kristus, mengakibatkan hal yang jauh lebih besar daripada itu. Karena kebaikan hati Yesus Kristus itulah Allah menunjukkan belas kasihan-Nya kepada banyak sekali orang. Dan tanpa minta dibayar dengan apa pun, Allah membuat manusia bisa menjadi sahabat Allah kembali; mereka semua akan mempunyai kehidupan yang kuat karena apa yang telah dilakukan oleh Kristus. Jadi, sebagaimana dosa satu orang menyebabkan semua orang dihukum, begitu juga perbuatan satu orang yang menyenangkan hati Allah menyebabkan Allah berkata kepada semua orang, “Kamu semua dibebaskan dari kesalahan,” lalu Allah memberikan kepada mereka suatu kehidupan yang kuat. Dan sebagaimana banyak orang menjadi orang berdosa karena satu orang tidak taat kepada Allah, begitu juga Allah membuat banyak orang menjadi sahabat-Nya kembali karena satu orang taat kepada Allah. Yang memberikan hukum agama Yahudi kepada bangsa Yahudi adalah Allah sendiri. Tetapi, semakin orang berusaha taat kepada hukum itu, semakin mereka melanggarnya dan berdosa kepada Allah. Sebaliknya, semakin banyak orang berbuat dosa, Allah semakin mengasihi mereka. Nah, karena kita sudah berbuat dosa, kita pun harus mati. Tetapi, Allah mengasihi kita. Ia memberi jalan sehingga kita bisa menjadi sahabat-Nya kembali. Dan karena kita sudah menjadi sahabat-Nya kembali, Ia memberikan juga kepada kita kehidupan yang sejati dan kekal. Yesus Kristus itulah yang membuat hal itu dapat terjadi. [Kita hidup karena Kristus] Kalau begitu, apakah yang dapat kita katakan? Apakah kita harus terus berbuat dosa supaya Allah semakin mengasihi kita? Tentu tidak! Kita seolah-olah sudah mati, sehingga dosa tidak bisa lagi menguasai kita. Jadi, mana mungkin kita terus-menerus hidup dengan berbuat dosa? Kalian tentu sudah tahu bahwa pada waktu kita dibaptis, kita sudah menjadi satu dengan Kristus. Itu berarti kita juga seolah-olah sudah mati seperti Kristus mati. Jadi, dengan baptisan itu kita seolah-olah dikubur bersama Kristus dan mati bersama Dia. Kristus mati, tetapi Ia juga sudah dihidupkan kembali dari kematian oleh Bapa kita yang di surga. Bapa menghidupkan Kristus dengan kuasa-Nya yang luar biasa. Dan karena Kristus sudah dihidupkan kembali dari kematian oleh Bapa kita, kita pun akan hidup dengan cara baru yang berbeda dengan cara yang dahulu. Kita sudah menjadi satu dengan Kristus, sebab kita sudah turut mati bersama dia. Oleh karena itu, kita juga akan menjadi satu dengan dia karena kita sudah turut dihidupkan kembali dengan Dia. Kita tahu bahwa tabiat kita yang lama sebagai orang yang berdosa, sudah dimatikan bersama Kristus pada waktu Kristus mati disalib. Oleh karena itu, Allah bisa menghancurkan keinginan kita yang kuat untuk berbuat dosa sehingga kita tidak lagi melakukan apa yang diinginkan oleh dosa. Sebab, kalau orang sudah mati, berarti ia sudah bebas dari dosa yang menguasai dia. Kalau kita sudah mati bersama Kristus, kita percaya bahwa kita juga akan hidup bersama Dia. Sebab, kita tahu bahwa Kristus sudah dihidupkan kembali dari kematian, dan Ia tidak akan mati lagi. Kematian tidak bisa menguasai Dia. Kristus mati dan dosa tidak mempunyai kekuatan untuk melawan Dia. Itu terjadi satu kali saja untuk selama-lamanya. Kristus hidup dan hidupnya sekarang adalah hidup untuk melakukan kehendak Allah. Begitu juga dengan kalian sekarang ini. Kalian harus berpikir begini, “Di hadapan dosa, saya seperti orang yang sudah mati. Tetapi, saya hidup, dan kehidupan saya adalah untuk menyenangkan hati Allah. Saya menyenangkan Allah dengan bersatu dengan Kristus Yesus.” Jangan kalian biarkan dosa menguasai dirimu lagi selama kalian hidup di dunia ini yang sekali kelak akan habis. Kalau kalian membiarkan dosa menguasai dirimu, kalian akan menuruti keinginanmu yang jahat. Jangan juga menyerah kepada dosa sehingga kalian membiarkan badanmu dipakai untuk maksud-maksud yang jahat. Sebaliknya, kalian harus menyerahkan dirimu kepada Allah. Sebab, kalian seperti orang yang seolah-olah sudah mati kemudian dihidupkan kembali oleh Allah. Kalau kalian menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah, Ia akan memakai kalian untuk melakukan kemauan-Nya. Jangan biarkan dosa menguasai dirimu, sebab kalian tidak lagi hidup karena menuruti apa yang dikatakan dalam hukum agama Yahudi, tetapi karena Allah baik hati kepadamu. [Taat kepada kehendak Allah] Sekarang jelas bahwa kita tidak lagi hidup dengan taat kepada hukum-hukum agama, melainkan dengan percaya bahwa Allah mengampuni kita. Jadi, bagaimana? Bolehkah kita terus berbuat dosa? Tentu tidak! Kalian tentu tahu bahwa kalau kita menuruti kemauan seseorang, kita adalah hamba orang itu. Kalau yang kita taati itu dosa, kita adalah hamba dosa. Akibatnya, kita akan mati. Tetapi, kalau yang kita taati itu Allah, kita adalah hamba Allah. Akibatnya, Allah menjadikan kita sahabat-Nya. Dahulu kalian hamba dosa. Tetapi, syukur kepada Allah, kalian bukan lagi hamba dosa. Sekarang kalian taat dengan sepenuh hati kepada ajaran benar yang diberikan kepada kalian. Kalian sudah dibebaskan dari dosa dan sekarang menjadi hamba Allah yang menuruti semua kemauan-Nya. Saya memakai contoh seorang hamba supaya kalian lebih mudah mengerti apa yang saya maksudkan. Sebab, kalian sukar mengerti. Dahulu kalian menuruti semua yang kotor dan jahat untuk maksud yang jahat. Begitu juga sekarang kalian harus menuruti semua kemauan Allah untuk maksud yang ditentukan oleh Allah sendiri. Ketika kalian taat kepada dosa, kalian tidak menuruti kemauan Allah. Sekarang kalian malu pada apa yang kalian lakukan dahulu. Apa untungnya kalian melakukan hal-hal yang memalukan itu? Orang yang berbuat begitu pasti akan mati! Tetapi, sekarang kalian sudah dibebaskan dari dosa dan menjadi hamba Allah. Apa untungnya menjadi hamba Allah? Untungnya ialah kalian hidup hanya untuk Allah dan kalau kalian hidup seperti itu, kalian akan menerima hidup yang sejati dan kekal. Sebab, upah orang yang berbuat dosa ialah kematian. Tetapi, Allah memberi hadiah yang tidak usah dibayar. Hadiah itu ialah hidup sejati dan kekal bersama Kristus Yesus, Tuhan kita. [Cara hidup yang baru] Saudara-saudaraku yang sama-sama percaya kepada Kristus! Saya ingin mengatakan sesuatu kepadamu dan saya percaya kalian mengerti apa yang akan saya katakan ini. Sebab, kalian semuanya tahu betul mengenai hukum. Kalian tahu bahwa orang harus tunduk kepada hukum selama ia masih hidup, tetapi kalau ia mati, ia bebas dari hukum itu. Menurut hukum, seorang wanita yang mempunyai suami, umpamanya, harus terus tinggal bersama suaminya selama suami itu masih hidup. Tetapi, kalau suaminya meninggal dunia, menurut hukum istri itu bebas. Jadi, kalau istri itu tinggal dengan laki-laki lain pada waktu suaminya masih hidup, maka menurut hukum ia adalah wanita yang berbuat zina. Tetapi jika suaminya meninggal, menurut hukum, istri itu bebas. Jadi, kalau ia kawin lagi dengan laki-laki lain, menurut hukum ia tidak berzina. Begitu juga dengan kalian, Saudara-saudaraku! Terhadap hukum agama Yahudi, kalian juga seolah-olah sudah mati, sebab, kalian sudah menjadi satu dengan tubuh Kristus. Sekarang kalian milik Kristus yang sudah dihidupkan kembali dari kematian supaya dengan demikian kita dapat melakukan hal-hal yang baik. Itulah cara kita melayani Tuhan. Sebab, sebelum itu kita hidup seperti orang-orang lain yang hidup menurut keinginan diri mereka sendiri. Pada waktu itu, kita menuruti keinginan-keinginan kita yang berdosa. Hukum agama membuat kita mempunyai keinginan-keinginan seperti itu. Dan karena kita mempunyai keinginan-keinginan seperti itu di dalam diri kita, semua yang kita lakukan akan mengakibatkan kematian. Tetapi, sekarang Allah sudah membebaskan kita dari hukum agama yang dahulu menguasai kita sehingga kita seperti orang tahanan. Terhadap hukum agama, kita seperti orang yang sudah mati sehingga tidak dapat disuruh menuruti kehendaknya. Kita tidak lagi mengikuti cara-cara hidup yang lama yang ditentukan oleh hukum agama, tetapi kita menuruti cara hidup yang baru yang ditunjukkan oleh Roh Allah. [Hukum agama menyebabkan orang mengenal dosa] Mungkin akan ada orang yang berkata, “Kalau begitu, hukum agama Yahudi itu tidak baik!” Tentu saja pendapat yang demikian tidak benar. Tetapi, memang hukum itulah yang membuat saya tahu mengenai dosa. Saya, misalnya, tidak akan tahu apa itu serakah, kalau di dalam hukum agama tidak ada peraturan, “Jangan serakah.” Jadi, ada jalan bagi dosa untuk menimbulkan segala macam keinginan serakah dalam hati saya. Dosa melakukan itu dengan memakai hukum agama yang mengatakan bahwa orang tidak boleh serakah. Sebab, kalau hukum agama tidak ada, maka dosa juga tidak bisa mengakibatkan apa-apa. Selama saya tidak tahu bahwa hukum berkata saya tidak boleh melakukan hal-hal yang jahat, saya ini hidup. Tetapi, setelah saya tahu larangan-larangan dalam hukum agama, timbullah di dalam saya keinginan yang kuat untuk berbuat yang dilarang itu dan saya seolah-olah mati karena tidak berkuasa untuk melawan keinginan itu. Jadi, hukum agama yang tadinya diberikan oleh Allah untuk memberikan kehidupan kepada saya, malah menyebabkan saya menjadi seperti orang mati yang tidak bisa berbuat apa-apa. Melalui hukum agama dosa mendapat jalan untuk menipu dan membunuh saya. Jadi, hukum agama tidak ada salahnya dan setiap peraturannya datang dari Allah. Itu berarti bahwa hukum agama menunjukkan kepada kita apa yang benar yang harus kita lakukan, dan itu baik untuk kehidupan kita. Nah, apakah itu berarti bahwa yang baik itu menyebabkan saya mati? Tentu saja tidak! Dosalah yang menyebabkan saya mati. Dengan memakai yang baik, dosa menyebabkan saya mati. Dengan demikian, orang tahu bagaimana sifat-sifat dosa yang sebenarnya. Jadi, karena adanya perintah-perintah Allah, semakin jelas bagi kita bahwa dosa itu jahat sekali. [Di dalam diri manusia ada pertentangan] Kita tahu bahwa hukum agama berasal dari Allah. Tetapi, saya ini manusia yang lemah; saya sudah menjadi hamba yang taat kepada dosa. Saya tidak mengerti apa yang saya lakukan. Sebab, apa yang ingin saya lakukan, itu tidak saya lakukan. Sebaliknya, saya melakukan hal-hal yang saya benci. Nah, kalau saya melakukan hal-hal yang saya benci, itu berarti saya mengakui bahwa hukum agama Yahudi itu baik. Jadi, sebenarnya bukan saya yang melakukan hal-hal yang jahat itu, melainkan dosa yang menguasai diri saya. Dialah yang melakukan semua itu. Saya tahu bahwa di dalam diri saya sebagai manusia, saya tidak mempunyai kemampuan untuk berbuat baik. Sebab, meskipun saya ingin berbuat baik, saya tidak sanggup melakukannya. Saya tidak melakukan yang baik yang ingin saya lakukan; sebaliknya, saya melakukan yang jahat yang tidak mau saya lakukan. Nah, kalau saya melakukan apa yang tidak mau saya lakukan, itu berarti bukan saya yang melakukan hal-hal itu, melainkan dosa yang ada di dalam diri saya dan menguasai saya. Jadi, itu semua membuat saya mengerti bahwa inilah yang sedang terjadi di dalam diri saya: Saya mau melakukan yang baik, tetapi satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah yang jahat. Di dalam lubuk hati saya, saya senang akan perintah-perintah Allah. Tetapi, saya menyadari bahwa di dalam diri saya terjadi sesuatu yang tidak dapat saya atasi, dan hal itu berlawanan dengan kemauan saya. Saya seperti orang tahanan yang terikat pada dosa yang ada di dalam diri saya dan menguasai saya. Jadi, beginilah keadaan saya: Dengan kemampuan saya sendiri saya hanya bisa taat kepada perintah Allah di dalam pikiran saya saja. Tetapi, dengan tabiat saya sebagai manusia, saya taat kepada dosa. Celakalah saya! Siapakah yang mau melepaskan saya dari badan yang membawa saya kepada kematian ini? Saya mengucap syukur kepada Allah, sebab Ia mau menyelamatkan saya; dan Tuhan kita Yesus Kristus yang akan melakukannya. (7:24) [Hidup dengan kekuatan yang diberikan oleh Roh Allah] Sekarang tidak ada lagi yang dapat menghukum orang yang hidup dekat dengan Kristus Yesus. Karena Roh Allah menguasai kita, maka kita hidup dengan Kristus Yesus. Kita sudah dibebaskan sehingga dosa dan kematian tidak bisa menguasai kita lagi. Kita manusia yang lemah dan hukum-hukum agama tidak bisa menolong kita untuk tidak ingin berbuat dosa. Tetapi, Allah melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh hukum-hukum agama. Ia mengalahkan dosa yang membuat manusia mempunyai sifat-sifat yang berdosa. Allah melakukan itu dengan mengirim Anak-Nya sendiri ke dunia untuk menghapus dosa. Anak-Nya itu datang dalam keadaan yang sama seperti manusia yang berdosa. Karena Allah melakukan itu, maka kita diberi jalan untuk memenuhi semua syarat yang tertulis di dalam hukum agama. Sebab, kita tidak hidup menurut kemauan badan kita, melainkan menurut kemauan Roh Allah. Orang-orang yang hidup menurut kemauan Roh Allah, selalu memikirkan apa yang dikehendaki oleh Roh Allah. Dan jika kalian hanya memikirkan apa yang dikehendaki oleh Roh Allah, maka kalian akan sungguh-sungguh hidup dan dalam hati kalian ada damai. Sebaliknya, orang-orang yang hidup menurut kemauan badannya selalu memikirkan apa yang dikehendaki oleh badannya. Dan jika kalian hanya memikirkan apa yang dikehendaki oleh badanmu, maka kalian akan mati. (8:5) Jadi, kalau orang hanya memikirkan apa yang dikehendaki oleh badannya, ia musuh Allah. Sebab, ia tidak taat kepada perintah-perintah Allah dan memang ia tidak dapat taat kepada perintah-perintah Allah. Orang yang hidup hanya menurut kemauannya sendiri, tidak dapat menyenangkan hati Allah. Tetapi, kalau Roh Allah sungguh-sungguh berkuasa di dalam hati kalian, kalian tidak akan hidup menurut kemauan badan kalian. Kalian akan hidup menurut kemauan Roh Allah. (8:9) Kalau di dalam hati kalian tidak ada Roh Kristus, kalian bukan milik Kristus. Tetapi, kalau Kristus ada di dalam hati kalian, maka hubungan kalian dengan Allah sudah baik kembali. Dan Roh Allah akan memberikan hidup kepada kalian, walaupun badan kalian akan mati karena dosa. Roh Allah sudah menghidupkan Kristus dari kematian. Jadi, kalau Roh itu ada di dalam hati kalian, Ia juga akan menghidupkan badan kalian yang dapat mati itu. Itu sebabnya, Saudara-saudara, kita harus hidup menurut kemauan Roh Allah. Kita tidak boleh hidup menurut kemauan badan kita. Sebab, kalau kalian hidup menurut kemauan badan kalian, kalian akan mati. Tetapi, kalian akan hidup, jika Roh Allah menolong kalian sehingga kalian tidak lagi berbuat dosa. Orang yang dikuasai oleh Roh Allah, sudah menjadi anak Allah. Allah sudah memberikan Roh-Nya kepada kalian. Roh itu tidak menjadikan kalian hamba, sehingga kalian hidup dalam ketakutan. Roh itu menjadikan kalian anak-anak Allah dan mendorong kalian untuk berkata kepada Allah, “Bapa! Ya, Bapaku!” (8:14) Roh Allah dan roh kita bersama-sama berkata bahwa kita adalah anak-anak Allah. Nah, kalau kita adalah anak-anak Allah, maka kita adalah ahli waris-Nya. Itu berarti bahwa berkat-berkat yang disediakan Allah untuk anak-anak-Nya akan menjadi milik kita. Dan kita dengan Kristus bersama-sama akan memiliki apa yang disediakan Allah untuk Kristus. Sebab, jika kita ikut menderita bersama Kristus, kita juga akan berbahagia seperti Dia. [Kita akan mengalami hal-hal yang indah sekali di kemudian hari] Sekarang ini kita menderita, tetapi nanti kita akan mengalami hal-hal yang indah sekali. Dan pengalaman indah yang akan diberikan Allah kepada kita itu berbeda sekali dengan penderitaan yang kita alami sekarang. Seluruh alam ciptaan Allah sangat menginginkan tibanya saat Allah menyatakan anak-anak-Nya. Dan semuanya sedang menunggu hal itu terjadi. Sebab, Allah sudah memutuskan untuk membiarkan alam ciptaan-Nya itu menjadi tidak berarti lagi. Itu adalah kemauan Allah sendiri, bukan kemauan alam ciptaan-Nya itu. Meskipun demikian ada juga harapan, yaitu bahwa sekali kelak Allah akan membebaskan alam ciptaan-Nya, dari kekuatan yang menghancurkan. Semuanya akan turut dibebaskan dan mengalami hal-hal yang indah. Kita tahu bahwa sampai saat ini seluruh alam ciptaan Allah seolah-olah mengeluh karena merasa sakit. Ciptaan Allah mengeluh dan merasa sakit seperti seorang ibu merasa sakit pada waktu hendak melahirkan bayinya. Dan bukan seluruh alam saja yang mengeluh, tetapi kita pun mengeluh di dalam hati. Kita yang sudah menerima Roh Allah tinggal di dalam diri kita sebagai pemberian yang pertama dari Allah kepada kita, kita pun masih mengeluh. Kita menunggu Allah membebaskan setiap bagian dari diri kita dan menjadikan kita anak-anak-Nya. Karena kita berharap dengan yakin akan hal itu, maka Allah menyelamatkan kita. Tetapi, seandainya kita sudah melihat apa yang kita harapkan itu, berarti sesungguhnya kita tidak lagi mengharapkan hal itu. Sebab, tidak ada orang yang mengharapkan sesuatu yang sudah ada di depannya. Tetapi, kalau kita dengan yakin mengharapkan sesuatu yang belum ada di depan kita, kita akan menanti dengan sabar. Lagi pula Roh Allah juga datang menolong kita, kalau kita merasa tidak kuat. Karena, kita tidak tahu bagaimana kita harus berbicara kepada Allah; Roh Allah sendiri menghadap Allah dan berbicara kepada-Nya untuk kepentingan kita. Ia mengajukan permohonannya kepada Allah dengan perasaan hati yang sangat rindu; sukar bagi kita untuk menjelaskan perasaannya itu dengan kata-kata kita. Jadi, karena Allah tahu apa yang ada di dalam hati manusia, Ia mengerti apa yang diinginkan oleh Roh itu. Sebab, Roh itu memohon dengan sangat kepada Allah untuk kepentingan umat Allah, dan permohonan Roh itu sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah untuk umat-Nya. Kita mengasihi Allah dan sudah dipanggil untuk melakukan kehendak-Nya. Allah mengatur segala sesuatu dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, apa yang terjadi di dalam kehidupan kita menghasilkan hal-hal yang baik. Allah sudah menentukan dari semula bahwa orang-orang yang sudah dipilih-Nya, akan menjadi seperti Anak-Nya. Dengan demikian Anak Allah akan menjadi yang pertama di antara banyak saudara. Begitulah Allah memanggil orang-orang yang sudah dipilih-Nya terlebih dahulu. Lalu Allah mengatur sehingga mereka yang dipanggil-Nya itu dapat diterima-Nya menjadi sahabat-Nya. Dan kepada mereka yang sudah diterima menjadi sahabat-Nya itu, Allah memberikan pengalaman-pengalaman indah seperti yang dialami oleh Allah sendiri. [Melalui Yesus Kristus, Allah menunjukkan bahwa Ia sangat mengasihi kita] Nah, kita sudah tahu tentang semua itu. Karena itu, kita dapat berkata begini: Kalau Allah memihak pada kita, tidak seorang pun yang sanggup melawan kita! Allah sudah menyerahkan Anak-Nya sendiri supaya menjadi kurban untuk kepentingan kita semua. Jadi, kalau Allah sudah rela mengurbankan Anak-Nya sendiri, masakan segala yang lain tidak diberikan-Nya juga kepada kita? Kita adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah! Nah, kalau Allah sendiri sudah berkata bahwa kita tidak bersalah, tidak seorang pun dapat menyalahkan kita atau berkata bahwa kita bersalah! Sebab, Kristuslah yang membela kita di hadapan Allah. Kristuslah yang mati untuk kita. Bahkan lebih dari itu, Kristuslah yang sudah dihidupkan kembali dari kematian. Sekarang Kristus ada bersama Allah di tempat yang mulia dan berkuasa. Karena itu, tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi Kristus mengasihi kita! Bahkan meskipun kita susah, atau mengalami kesukaran, atau dianiaya orang, atau kelaparan, atau menjadi miskin, atau dalam bahaya, atau dibunuh orang, tidak satu pun dari semua itu dapat menyebabkan kita tidak merasakan Kristus mengasihi kita. Dalam Kitab Suci tertulis begini, “Sepanjang hari kami menghadapi bahaya; ada yang mau membunuh kami karena kami percaya kepada-Mu. Orang memperlakukan kami seperti domba yang mau disembelih.” Kristus sungguh mengasihi kita. Bahkan Ia menolong kita supaya kita selalu menang kalau kita mengalami kesukaran di dalam hidup. Saya yakin, tidak ada sesuatu pun di seluruh dunia yang dapat menghalangi Allah mengasihi kita. Baik kematian maupun kehidupan, baik malaikat maupun roh-roh yang di angkasa, baik ancaman-ancaman sekarang ini maupun ancaman-ancaman di masa yang akan datang, baik roh-roh di langit maupun roh-roh di bumi, atau apa saja yang lain, semua itu tidak dapat menghalangi Allah mengasihi kita. Yesus Kristus adalah Tuhan kita dan Dialah yang menolong sehingga kita bisa merasakan kasih Allah kepada kita. (8:38) [Bangsa yang telah dipilih oleh Allah secara khusus] Saya ingin mengatakan sesuatu kepadamu dan apa yang akan saya katakan ini adalah benar; saya tidak berdusta, sebab saya adalah milik Kristus. Roh Allah yang membimbing hati nurani saya, juga meyakinkan saya bahwa perkataan saya benar. Yang mau saya katakan ialah bahwa hati saya merasa sangat berat memikirkan keadaan bangsa saya. Mereka seperti darah daging saya sendiri! Saya sedih memikirkan mereka. Saya boleh dikatakan rela dikutuk oleh Allah dan tidak lagi menjadi milik Kristus, demi kepentingan mereka. (9:2) Mereka adalah umat yang sudah dipilih oleh Allah. Ia menjadikan mereka anak-anak-Nya sendiri dan menunjukkan kepada mereka bahwa Ia sangat berkuasa. Ia sudah mengikat janji dengan mereka dan memberikan peraturan-peraturan-Nya kepada mereka. Ia sudah memberitahukan kepada mereka bagaimana seharusnya mereka menyembah Dia. Mereka juga sudah menerima janji-janji-Nya. Mereka adalah keturunan tokoh-tokoh besar yang menjadi nenek moyang bangsa. Dan Kristus, secara lahir, berasal dari bangsa mereka. Ia lebih agung dari semuanya. Hendaknya semua orang selalu memuji Allah yang menguasai segala-galanya! Amin. Saya tidak berkata bahwa janji Allah tidak berguna; sebab, tidak semua orang Israel adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah. Dan tidak semua keturunan Abraham adalah anak-anak Allah. Allah berkata kepada Abraham, “Hanya keturunan Ishak sajalah yang akan disebut keturunanmu.” Itu berarti bahwa keturunan Abraham yang menjadi anak-anak Allah adalah hanya mereka yang dilahirkan karena janji Allah dan bukan semua keturunan Abraham. Sebab, janji Allah ialah begini, “Pada waktu yang sudah ditentukan, Aku akan kembali, dan Sarah akan mempunyai seorang anak laki-laki.” Lagi pula, Ribka melahirkan dua orang anak laki-laki dari satu ayah, yaitu Ishak nenek moyang kita. Yang dipilih hanya satu orang dan ia dipilih oleh Allah sendiri supaya apa yang direncanakan oleh Allah tetap bisa terlaksana. Oleh karena itu, Allah berkata kepada Ribka, “Anakmu yang lebih tua akan melayani adiknya.” Allah berkata begitu sebelum mereka lahir dan sebelum mereka dapat melakukan sesuatu yang baik atau yang jahat. Jadi, Allah memilih berdasarkan maksud-Nya untuk orang yang dipilih-Nya, bukan berdasarkan apa yang sudah dilakukan oleh siapa pun dari antara kedua anak Ribka itu. (9:10) (9:10) Dalam Kitab Suci tertulis, “Aku mengasihi Yakub, tetapi benci kepada Esau.” Oleh karena itu, apakah kita akan berkata bahwa Allah tidak adil? Tentu saja Allah adil! Sebab, Allah pernah berkata kepada Musa, “Kalau Aku ingin berbelas kasihan kepada seseorang, Aku akan berbelas kasihan kepadanya. Dan kalau Aku ingin baik hati kepada seseorang, Aku akan berbaik hati kepadanya.” Jadi, kalau Allah memilih seseorang, Allah melakukan itu bukan karena apa yang orang itu inginkan atau lakukan, tetapi hanya karena Allah mau menunjukkan belas kasihan-Nya kepada orang itu. Sebab, dalam Kitab Suci tertulis, “Allah berkata kepada raja Mesir, ‘Aku mengangkat engkau menjadi raja hanya karena satu maksud; yaitu, Aku mau memakai engkau untuk menunjukkan bahwa Aku berkuasa dan membuat semua orang di seluruh dunia tahu mengenai Aku.’” Jadi, kalau Allah ingin baik hati kepada seseorang, Ia baik hati kepada orang itu. Dan kalau Allah ingin membuat seseorang keras kepala, Ia akan membuat orang itu demikian. [Allah menghukum, tetapi Allah juga berbelas kasihan] Nah, Saudara akan berkata kepada saya, “Kalau begitu, mengapa Allah masih mau berkata bahwa manusia bersalah? Bukankah tidak ada seorang pun yang bisa melawan keinginan Allah?” Tetapi, Saudara! Anda hanya manusia; Anda tidak boleh berani menyahut kepada Allah! Apakah boleh pot kembang bertanya kepada orang yang membuatnya, “Mengapa engkau membuat saya begini?” Tentu saja orang yang membuat pot kembang itu berhak mengerjakan tanah liat yang dipakainya itu menjadi apa saja sesuka hatinya, bukan? Dari segumpal tanah liat, ia berhak membuat dua macam pot kembang: satu yang bagus untuk dipakai pada waktu-waktu yang istimewa, dan yang lainnya yang kurang bagus untuk dipakai pada hari-hari biasa. Begitu juga dengan apa yang dilakukan oleh Allah. Ia ingin menunjukkan bahwa Ia marah dan Ia mau orang tahu bahwa Ia berkuasa. Tapi, meskipun begitu, Ia sabar sekali terhadap orang-orang yang harus dihukum karena membuat Ia sangat marah. Ia juga mau menunjukkan bahwa Ia mempunyai banyak hal indah yang sudah dicurahkan-Nya kepada kita yang Ia kasihani. Ia sudah menyiapkan kita untuk menerima hal-hal yang indah itu. Kitalah orang-orang yang Ia panggil. Sebagian dari kita adalah orang Yahudi, dan sebagian lagi adalah orang-orang dari bangsa-bangsa lain. Sebab, dalam buku Nabi Hosea, Allah berkata, “Kepada orang-orang yang sesungguhnya bukan umat-Ku, Aku akan berkata, ‘Kamu adalah umat-Ku.’ Dan kepada bangsa yang tidak Aku kasihi, Aku akan berkata, ‘Kekasih-Ku.’ Di tempat di mana Allah berkata, ‘Kamu bukan umat-Ku,’ di sanalah Allah yang hidup akan berkata kepada mereka, ‘Kamu adalah anak-anak-Ku.’” Nabi Yesaya pernah berbicara dengan tegas mengenai orang Israel. Ia berkata, “Walaupun jumlah orang Israel banyak sekali seperti pasir di laut, tapi hanya sedikit yang akan selamat. Sebab, Tuhan pasti akan segera menjatuhkan hukuman ke atas semua orang di seluruh dunia.” Yesaya juga berkata begini, “Untung Tuhan yang Mahakuasa sudah membiarkan hidup beberapa orang dari antara bangsa kita. Seandainya tidak, pasti bangsa kita sudah lenyap seperti yang terjadi dengan orang-orang di Sodom dan Gomora.” [Kabar Baik dari Allah adalah kabar baik untuk orang Israel juga] Nah, inilah yang kami maksudkan: Bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi tidak berusaha supaya mereka menjadi sahabat Allah. Tetapi, Allah menerima mereka sebagai sahabat-Nya karena mereka percaya kepada-Nya. Sebaliknya, orang Yahudi selalu berusaha taat kepada hukum agama supaya Allah menerima mereka sebagai sahabat-Nya. Tetapi, justru merekalah yang tidak berhasil membuat Allah menerima mereka sebagai sahabat-Nya. Mengapa mereka tidak berhasil? Sebab, mereka bergantung pada apa yang mereka lakukan, bukan pada kepercayaannya kepada Allah. Maka mereka tersandung pada batu yang membuat orang jatuh. Mengenai batu itu, di dalam Kitab Suci tertulis begini: “Allah berkata, ‘Perhatikan baik-baik, Aku sudah meletakkan di Sion sebuah batu yang akan membuat orang tersandung yaitu sebuah batu besar yang akan membuat orang jatuh. Tetapi orang yang percaya kepadanya tidak akan kecewa.’” Saudara-saudara! Saya berdoa dengan sungguh-sungguh dan ingin sekali supaya Allah menyelamatkan bangsa saya, bangsa Yahudi. Saya tahu betul bahwa mereka sungguh-sungguh berusaha untuk menyenangkan hati Allah. Tetapi, mereka memakai cara yang tidak benar, sebab mereka salah mengerti tentang bagaimana seharusnya menyenangkan hati Allah. Mereka tidak mengerti bagaimana Allah membuat manusia berbaik kembali dengan Allah. Mereka mau mengikuti cara mereka sendiri dan bukan cara Allah. Dalam cara Allah itu, hukum-hukum agama tidak diperlukan lagi, sebab sudah ada Kristus. Jadi, setiap orang yang percaya kepada Kristus sudah dijadikan sahabat Allah, dan bukan musuh. [Setiap orang dapat diselamatkan] Mengenai orang yang diterima oleh Allah karena orang itu taat kepada hukum agama, Musa menulis begini di dalam bukunya, “Kalau orang menuruti hukum agama, maka hidup orang itu bergantung pada hukum itu.” Tetapi mengenai orang yang diterima oleh Allah menjadi sahabat-Nya karena orang itu percaya kepada-Nya, di dalam Kitab Suci tertulis begini: “Tidak usah engkau berkata, ‘Siapakah yang akan naik ke surga?’ (artinya siapakah yang akan naik ke surga supaya bisa membawa Kristus turun ke dunia?) atau, ‘Siapakah yang akan turun ke dunia orang mati?’ (artinya siapakah yang akan turun ke dunia orang mati supaya dapat mengangkat Kristus naik dari dalam kematian?)” Yang dimaksud oleh Kitab Suci ialah: Berita yang disampaikan oleh Allah itu dapat engkau akui dengan mulutmu dan engkau terima di dalam hatimu. Itulah juga berita yang kami siarkan kepada orang-orang; berita bahwa orang harus percaya kepada Allah. Kalau kalian mengakui dan berkata di hadapan orang banyak, “Saya percaya bahwa Yesus itu Tuhan,” dan hati kalian sungguh-sungguh percaya bahwa Allah sudah menghidupkan Yesus dari kematian, Allah akan menyelamatkan kalian. Sebab, Allah menerima kita kembali sebagai sahabat-Nya, karena hati kita sungguh-sungguh percaya. Dan Allah menyelamatkan kita, karena kita mengakui Kristus di hadapan orang banyak. Di dalam Kitab Suci tertulis: “Siapa saja yang percaya kepada Allah, tidak akan menjadi kecewa.” Berarti semua orang yang percaya, tidak akan menjadi kecewa, sebab Allah tidak membeda-bedakan antara orang Yahudi dengan orang-orang dari bangsa lain. Allah hanya satu untuk semua orang. Ia sangat baik terhadap semua orang yang meminta tolong kepada-Nya. Di dalam Kitab Suci tertulis, “Tuhan akan menyelamatkan semua orang yang minta tolong kepada-Nya.” Tetapi, bagaimana orang dapat meminta tolong kalau mereka tidak percaya kepada-Nya? Dan bagaimana mereka dapat percaya, kalau mereka belum pernah mendengar tentang Dia? Lalu, bagaimana mereka dapat mendengar tentang Dia, kalau tidak ada yang memberitakannya kepada mereka? Dan bagaimana orang dapat membawa berita itu kalau tidak ada yang menyuruh mereka? Di dalam Kitab Suci ada ayat yang berbunyi begini: “Sungguh baik saatnya orang datang kepada kita dengan membawa Kabar Baik dari Allah!” Jadi, sudah jelas bahwa orang menjadi percaya, karena mereka mendengar berita yang disampaikan kepada mereka. Dan orang mendengar berita itu, karena ada orang yang memberitakan tentang Kristus. Tetapi, tidak semua orang menerima Kabar Baik itu dalam hati mereka. Dahulu Nabi Yesaya memang pernah berkata, “Tuhan, siapakah yang percaya pada berita kami?” (10:16) Tapi saya bertanya, “Apakah mereka memang belum mendengar berita itu?” Pasti sudah! Sebab, dalam Kitab Suci tertulis, “Suara mereka sudah berkumandang di seluruh dunia; kata-kata mereka sudah sampai ke ujung bumi.” Saya bertanya lagi, “Apakah bangsa Israel belum mengetahui berita itu?” Musa sendiri yang menjawab pertanyaan itu. Musa berkata, “Inilah yang dikatakan oleh Allah: ‘Aku akan membuat kamu cemburu terhadap suatu bangsa yang bukan umat-Ku; Aku akan membuat kamu marah terhadap suatu bangsa yang bodoh.’” Yesaya lebih berani lagi. Ia berkata, “Inilah yang dikatakan oleh Allah: ‘Orang-orang yang tidak mencari Aku sudah menemukan Aku; Aku memperlihatkan diri-Ku kepada orang-orang yang tidak bertanya tentang Aku.’” Tetapi, mengenai bangsa Israel, Yesaya berkata begini, “Allah berkata: ‘Sepanjang hari Aku mengulurkan tangan-Ku hendak menawarkan perdamaian kepada suatu bangsa yang keras kepala dan memberontak melawan Aku.’” [Allah menunjukkan belas kasihan-Nya kepada orang-orang Israel] Saya bertanya: Apakah Allah sudah membuang umat-Nya sendiri? Tentu tidak! Saya sendiri orang Israel keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Tidak! Allah sama sekali tidak membuang umat-Nya yang Ia pilih sejak semula. Kalian tahu apa yang tertulis dalam Kitab Suci mengenai Elia ketika ia mengadu kepada Allah tentang orang Israel. Elia berkata, “Tuhan, orang-orang sudah membunuh nabi-nabi-Mu dan mereka sudah menghancurkan tempat-tempat yang dipakai untuk mempersembahkan kurban untuk-Mu. Hanya saya sendiri nabi yang masih hidup, dan mereka juga mau membunuh saya!” Bagaimanakah Allah menjawab Elia? Allah menjawab begini, “Masih ada tujuh ribu orang yang sudah Kujaga supaya mereka tetap menyembah Aku. Mereka belum pernah menyembah Baal yang dianggap orang sebagai Allah, padahal ia bukan Allah.” Nah, begitu juga sekarang di zaman ini: Ada sedikit orang yang dipilih oleh Allah karena Ia kasihan kepada mereka. Ia memilih mereka karena belas kasihan, bukan karena apa yang telah mereka lakukan. Sebab, kalau Allah memilih orang karena apa yang telah dilakukan oleh orang itu, belas kasihan Allah bukanlah betul-betul belas kasihan. Jadi, bagaimana? Umat Israel tidak menemukan apa yang mereka cari. Hanya sedikit orang Israel yang menemukan yang dicari itu. Mereka adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah. Yang lainnya dijadikan keras kepala oleh Allah sehingga tidak mau mengikuti Allah ketika Ia memanggil mereka. Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Allah membuat hati mereka tidak bisa menyadari kemauan Allah dan pikiran mereka tidak bisa mengerti apa yang dikatakan oleh Allah. Sampai hari ini pun mereka tidak bisa menyadari atau mengerti.” Daud berkata juga, “Saya berdoa kepada Allah semoga Ia membuat pesta-pesta mereka menjadi jaringan yang menangkap mereka sendiri dan menjadi lubang tempat mereka jatuh dan dihukum oleh Allah! Semoga pandangan mereka menjadi gelap supaya mereka tidak bisa melihat dan mereka menderita karena kesusahan-kesusahan mereka.” Nah, inilah pernyataan saya: Meskipun orang Yahudi jatuh, itu sama sekali tidak berarti bahwa mereka tidak bisa bangun lagi! Tetapi, karena mereka berdosa, bangsa lain malah diselamatkan oleh Allah. Hal itu menyebabkan orang Yahudi iri hati terhadap bangsa-bangsa lain. Karena orang Yahudi berbuat salah, maka bangsa-bangsa lain di dunia mengalami banyak hal-hal yang baik. Dan karena orang Yahudi tidak menuruti kemauan Allah, bangsa-bangsa lain sangat diberkati oleh Allah. Nah, apalagi kalau semua orang Yahudi sudah diterima kembali oleh Allah menjadi sahabat-Nya; tentu berkat yang diberikan oleh Allah akan lebih besar lagi! [Allah menyelamatkan orang-orang bangsa lain yang bukan Yahudi] Sekarang saya mau berbicara kepada kalian orang-orang bukan Yahudi! Saya adalah rasul untuk orang-orang bukan Yahudi, dan saya sangat menjunjung tinggi tugas saya itu. Mungkin dengan demikian saya dapat menyebabkan bangsa saya sendiri menjadi iri hati. Melalui apa yang saya lakukan itu, mudah-mudahan ada di antara mereka yang diselamatkan oleh Allah. Sebab, ketika Allah tidak mau lagi menerima mereka sebagai sahabat-Nya, maka Allah membuat bangsa-bangsa lain di dunia ini menjadi sahabat-Nya. Nah, apalagi kalau orang-orang Yahudi itu diterima oleh Allah! Tentu itu sama saja seperti orang mati hidup kembali! Kalau orang memotong roti dan memberikan potongannya yang pertama kepada Allah, itu berarti seluruh roti itu adalah untuk Allah juga. Dan kalau akar sebuah pohon diberikan kepada Allah, itu berarti cabang-cabang pohon itu adalah untuk Allah juga. Orang-orang Yahudi diumpamakan sebagai cabang-cabang pohon zaitun yang dipelihara orang. Cabang-cabang itu sudah dikerat dari pohonnya. Pada bekas keratan itu, sudah dicangkokkan cabang pohon zaitun liar. Kalian orang-orang bukan Yahudi diumpamakan dengan cabang-cabang pohon zaitun yang liar itu. Kalian sudah dicangkokkan ke pohon zaitun peliharaan sehingga kalian sekarang menikmati semua yang baik yang berasal dari orang Yahudi; sama seperti cabang pohon zaitun liar yang dicangkokkan itu menikmati sari dari pohon zaitun peliharaan. Karena itu, kalian tidak boleh merasa diri lebih tinggi dari orang-orang Yahudi yang sudah dikerat oleh Allah seperti orang mengerat cabang pohon zaitun. Tidak ada alasan sama sekali bagi kalian untuk menjadi sombong! Kalian hanya cabang. Ingat, bukan cabang yang memberi makan kepada akar, tetapi akar yang memberi makan kepada cabang! (11:17) Tetapi kalian akan berkata, “Ya, tetapi cabang-cabang itu dipotong supaya kami menempati tempat mereka!” Itu memang benar. Tetapi ingat, mereka dibuang karena mereka tidak percaya kepada Kristus, sedangkan kalian diterima karena kalian percaya kepada Kristus. Jadi, kalian tidak boleh sombong karena telah menduduki tempat mereka. Sebaliknya, kalian harus merasa takut. Sebab, kalau Allah tidak merasa sayang untuk membuang orang Yahudi yang seperti cabang pohon zaitun yang asli itu, jangan menyangka Ia akan merasa sayang untuk membuang kalian! Jadi, perhatikanlah baik-baik bagaimana baiknya Allah dan bagaimana kerasnya Ia. Ia keras terhadap mereka yang sudah berbuat salah, tetapi Ia baik kepada kalian, asal kalian tetap hidup menurut kemauan-Nya. Kalau tidak, kalian juga akan dibuang. Dan orang-orang Yahudi yang sudah dibuang itu, kalau mereka berhenti bersikap tidak percaya kepada Allah, Allah akan menerima mereka kembali. Ia akan mengembalikan mereka pada tempat mereka semula, sebab Ia berkuasa untuk melakukan hal itu. Kalian bukan bangsa Yahudi dan kalian diumpamakan dengan cabang pohon zaitun yang liar. Nah, kalau kalian bisa dicangkokkan pada pohon zaitun asli padahal itu tidak lazim menurut hukum alam, apalagi orang-orang Yahudi yang diumpamakan dengan cabang-cabang pohon zaitun asli. Pasti lebih gampang lagi bagi Allah untuk mengembalikan mereka pada pohon zaitun mereka sendiri! [Allah baik kepada semua orang] Saudara-saudara, janganlah kalian merasa dirimu bijak. Ada satu rahasia dari Allah yang belum kalian ketahui. Saya mau kalian tahu rahasia itu, yaitu: Orang Yahudi tidak mau percaya kepada Allah, tapi mereka tidak akan terus-menerus demikian. Allah sudah menentukan berapa banyak orang bukan Yahudi yang akan percaya kepada Allah. Kalau jumlah itu sudah lengkap, orang-orang Yahudi tidak akan lagi menolak untuk percaya kepada Allah. Demikianlah Allah akan menyelamatkan semua orang Yahudi. Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Raja Penyelamat akan datang dari Sion; Ia akan menghilangkan segala kejahatan dari antara orang-orang keturunan Yakub.” Dan Allah berkata, “Aku akan membuat perjanjian itu dengan mereka pada waktu Aku mengampuni mereka dari dosa-dosa mereka.” Orang Yahudi tidak mau menerima Kabar Baik dari Allah. Karena itu mereka menjadi musuh Allah; dan itu justru menguntungkan kalian yang bukan orang Yahudi. Tetapi, Allah sudah memilih orang Yahudi menjadi umat-Nya, maka Allah akan tetap mengasihi mereka. Allah sudah berkata kepada nenek moyang mereka, “Aku berjanji untuk tetap mengasihi keturunanmu.” Kalau Allah sudah memilih seseorang dan memberkati orang itu, Allah sekali-kali tidak akan berubah pikiran dan berkata, “Aku membatalkan pilihan-Ku itu.” Ia juga tidak akan mengambil kembali berkat-berkat yang sudah diberikan-Nya kepada orang itu. Saudara-saudara yang bukan orang Yahudi, kalian dahulu tidak taat kepada Allah. Sekarang Allah sudah mengampuni kalian, karena orang-orang Yahudi tidak taat kepada Allah. Begitu juga dengan orang-orang Yahudi itu. Sekarang mereka tidak taat kepada Allah, supaya kalian diampuni oleh Allah. Tetapi, nanti mereka juga akan diampuni oleh Allah. Allah membuat manusia menjadi seperti orang yang dikurung di dalam penjara karena tidak taat kepada Allah. Allah melakukan itu supaya Ia dapat menunjukkan belas kasihan-Nya kepada mereka semua. [Kita patut memuji Allah] Allah sungguh sangat baik terhadap semua orang! Ia sungguh sangat bijaksana dan tahu segala-galanya! Tidak seorang pun dapat menerangkan bagaimana Allah membuat keputusan-keputusan-Nya dan tidak seorang pun dapat mengerti mengapa Ia melakukan apa yang telah dibuat-Nya. Dalam Kitab Suci tertulis begini, “Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana jalan pikiran Allah. Tidak seorang pun yang sanggup memberi nasihat kepada-Nya. Siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada Allah sehingga Allah wajib membalasnya?” Allahlah yang menciptakan segala sesuatu. Dialah yang mengatur segala-galanya dan segala-galanya adalah untuk Dia. Kita harus memuji Allah untuk selama-lamanya! Amin. [Hidup untuk melayani Allah] Saudara-saudara! Allah sangat baik kepada kita. Karena itu, saya minta dengan sangat, supaya kalian hidup untuk Allah dan menyenangkan hati-Nya. Jika kalian hidup seperti itu, berarti kalian memberikan diri kalian kepada Allah seperti kurban yang dipersembahkan khusus untuk Allah. Dan itulah caranya yang benar untuk menyembah Allah. Janganlah mengikuti kebiasaan orang-orang di dunia ini. Biarkanlah Allah memberikan pikiran yang baru kepada kalian, supaya hati kalian berubah. Maka kalian akan tahu apa kemauan Allah, yaitu apa yang baik, apa yang menyenangkan hati-Nya, dan apa yang sempurna. Allah sangat baik hati kepada saya. Karena itu, saya menasihatkan kalian: Janganlah merasa diri kalian lebih tinggi daripada orang lain, padahal kalian tidak demikian. Jika kalian mau memeriksa apakah kalian baik atau tidak, lakukanlah itu dengan rendah hati. Setiap orang harus memeriksa dirinya menurut kemampuan yang diberikan Tuhan kepadanya. Tubuh kita terdiri dari berbagai-bagai bagian. Setiap bagian ada tugasnya sendiri-sendiri. Begitu juga dengan kita, orang-orang Kristen. Kita banyak, tetapi karena kita bersatu dengan Kristus, maka kita satu. Kita berhubungan satu sama lain seperti anggota-anggota dari satu tubuh. Allah memberikan kepada kita masing-masing kesanggupan yang berlainan, karena Ia mengasihi kita. Sebab itu, kita harus memakai kesanggupan-kesanggupan itu. Ada di antara kita yang diberi kesanggupan untuk mengabarkan berita dari Allah. Nah, orang itu harus memakai kesanggupan itu. Ada yang diberi kesanggupan untuk menolong orang lain. Orang itu harus sungguh-sungguh menolong orang lain. Ada juga yang diberi kesanggupan untuk mengajar. Orang itu harus sungguh-sungguh mengajar. Ada pula yang diberi kesanggupan untuk memberikan semangat kepada orang lain. Nah, orang itu harus sungguh-sungguh memberikan semangat kepada orang lain. Ada yang diberi kesanggupan untuk memberikan apa yang dimilikinya kepada orang lain. Orang itu harus memberikan apa yang dimilikinya itu dengan senang hati. Ada yang diberi kesanggupan untuk memimpin. Orang itu harus memimpin dengan tekun. Ada yang diberi kesanggupan untuk berbelaskasihan kepada orang lain. Orang itu harus melakukannya dengan senang hati. Kalau kalian mengasihi orang lain, kalian harus mengasihi dia dengan setulus-tulusnya. Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik. Kasihilah satu sama lain seperti orang yang bersaudara. Sebab, kalian sudah menjadi satu dengan Kristus. Kalian harus berusaha untuk memberi hormat kepada orang lain. Bekerjalah dengan rajin, jangan malas. Bekerjalah untuk Tuhan dengan bersemangat dan bergembiralah selalu karena kalian berharap kepada Tuhan. Bersabarlah kalau kalian mendapat kesusahan dan jangan berhenti berdoa. Jika orang-orang Kristen lain berkekurangan, tolonglah supaya mereka mendapatkan apa yang mereka perlukan. Kalau ada orang Kristen datang ke rumah kalian, terimalah dia dengan senang hati, meskipun kalian tidak mengenal dia. Berdoalah supaya Allah memberkati orang-orang yang kejam terhadap kalian. Jangan meminta supaya Allah mengutuk mereka. Bergembiralah dengan orang yang bergembira dan menangislah dengan orang yang menangis. Perhatikanlah satu sama lain. Jangan sombong dan jangan menganggap dirimu sudah pandai. Kalau orang memberikan tugas yang kecil-kecil kepada kalian, terimalah dan jangan menolak. Kalau orang berbuat jahat kepada kalian, janganlah membalasnya dengan berbuat jahat juga. Buatlah apa yang dianggap baik oleh semua orang. Kalian harus berusaha sedapat mungkin untuk hidup damai dengan semua orang. Jangan sekali-kali membalas dendam, biarlah Allah yang membalas dengan kemarahan-Nya. Sebab, Allah berkata di dalam Kitab Suci, “Akulah yang membalas dan menghukum orang yang telah berbuat jahat.” Jadi, Saudara-saudaraku, janganlah kalian membalas dendam. Lakukanlah seperti apa yang dikatakan di dalam Kitab Suci: “Kalau musuhmu lapar, berilah dia makan. Kalau ia haus, berilah dia minum. Sebab, kalau kalian berbuat begitu, musuhmu akan menjadi malu sekali.” Kalian harus berbuat baik untuk mengalahkan kejahatan. Jangan mau dikalahkan oleh kejahatan. [Setiap orang harus taat kepada pemerintah] Tidak seorang pun bisa memerintah sebuah negara, kalau Tuhan tidak mengizinkan dia untuk memerintah. Orang-orang yang memerintah negara sekarang ini berkuasa karena Allah yang memberikan kuasa itu kepada mereka. Sebab itu, setiap orang harus taat kepada pemerintah. Orang yang menentang pemerintah berarti menentang apa yang sudah ditentukan oleh Allah. Orang itu akan dihukum karena perbuatannya sendiri. Sebab, orang yang berbuat baik tidak usah takut kepada pemerintah. Hanya orang yang berbuat jahat saja yang harus takut kepada pemerintah. Kalau kalian ingin supaya tidak merasa takut kepada pemerintah, berbuatlah yang baik. Kalian akan dipuji, tidak dihukum. Sebab, Allah menyuruh pemerintah bekerja untuk kebaikan kalian. Tetapi, kalau kalian berbuat jahat, kalian memang harus takut kepada pemerintah. Sebab, Allah memberi kuasa kepada pemerintah untuk menghukum dan untuk melaksanakan hukuman dari Allah bagi orang yang berbuat jahat. Itu sebabnya kalian harus taat kepada pemerintah; bukan hanya supaya kalian tidak dihukum oleh Tuhan, tetapi juga karena kalian tahu bahwa kalian harus taat kepada pemerintah. Itulah juga sebabnya kalian harus membayar pajak. Sebab, pada waktu pemerintah melakukan tugasnya, ia melakukan itu untuk Tuhan. Jadi, bayarlah kepada pemerintah apa yang harus kalian bayar. Bayarlah pajak yang diminta pemerintah daripada kalian. Hormatilah dan hargailah semua pejabat pemerintah. (13:6) [Kewajiban terhadap sesama] Janganlah kamu berutang apa saja kepada siapa pun. Hanya satu yang boleh, yaitu berutang kasih terhadap satu sama lain. Siapa saja yang mengasihi sesamanya, berarti dia sudah memenuhi semua yang tercantum dalam hukum Musa. Kita tahu ada hukum agama yang mengatakan: Jangan berzina, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan ingin memiliki kepunyaan orang lain; semua itu bersama-sama dengan hukum-hukum yang lain, sudah dijadikan satu hukum saja, yaitu, “Kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.” Siapa saja yang mengasihi sesamanya, tidak akan berbuat jahat kepada orang itu. Karena itu, orang yang mengasihi sesamanya dianggap sudah memenuhi ketentuan-ketentuan hukum agama. Di samping hal-hal tersebut, saat ini adalah waktu untuk kalian berjaga-jaga. Sebab waktu untuk kita diselamatkan sudah sangat dekat sekarang ini, lebih dekat daripada ketika kita pertama kali percaya. Seumpama hari, saat ini malam sudah hampir lewat; dan sebentar lagi akan siang. Karena itu, kita harus berhenti melakukan perbuatan-perbuatan yang jahat dan tidak pantas, seperti yang dilakukan orang-orang ketika malam hari. Kita harus melengkapi diri kita dengan perlengkapan untuk hidup di dalam terang. Hal-hal yang kita lakukan haruslah hal-hal terhormat seperti yang biasanya dilakukan orang pada siang hari; jangan berpesta pora terlalu sering dan berlebihan, atau sampai mabuk. Jangan melakukan hal-hal yang tidak pantas, atau berkelakuan tidak sopan. Jangan berkelahi dan iri hati. Tuhan Yesus Kristus sajalah yang akan menentukan apa yang harus kalian lakukan. Janganlah kalian menuruti keinginan manusia yang berdosa untuk memuaskan keinginan hati kalian. [Jangan menyalahkan saudaramu] Saudara-saudaraku, sambutlah dengan senang hati orang yang mau bergabung dengan Saudara, meskipun orang itu masih ragu-ragu akan keyakinannya. Jangan mencelanya karena ia memiliki pengertian-pengertian yang berbeda. Orang yang memiliki keyakinan yang kuat merasa boleh makan segala macam makanan (dianggap bekas makanan yang disajikan untuk berhala pada waktu itu, seperti daging). Tetapi, orang yang masih ragu akan keyakinannya, merasa hanya boleh makan sayur-sayuran saja. Orang yang makan segala macam makanan janganlah mencela orang yang makan makanan tertentu saja; sebaliknya, orang yang makan makanan tertentu saja jangan menyalahkan orang yang makan segala macam makanan, sebab Allah sudah menerima dia sebagai anak-Nya. Ingatlah, Saudara tidak boleh menyalahkan hamba orang lain. Entah hamba itu berbuat salah atau benar, biarlah tuannya yang akan mengingatkannya. Dan ketahuilah, hamba itu akan berlaku baik, karena Tuhan sanggup membuatnya untuk tetap berlaku baik. Beberapa orang menganggap hari-hari tertentu lebih penting dibandingkan hari-hari yang lain. Ada juga yang menganggap semua hari sama pentingnya karena semua itu milik Allah. Untuk hal-hal seperti ini, biarlah masing-masing menentukannya sendiri. Jikalau ada orang yang memilih hari-hari tertentu lebih penting, biarlah ia melakukannya untuk menghormati Tuhan. Sama seperti orang yang makan segala macam makanan, biarlah ia melakukannya untuk menghormati Tuhan, karena sesungguhnya ia berterima kasih kepada Allah atas makanan yang diberikan itu. Demikian juga orang yang hanya makan makanan tertentu; ia haruslah melakukannya untuk menghormati Tuhan dan berterima kasih kepada Allah. Sebab, sesungguhnya kita sama sekali tidak berkuasa atas hidup atau mati. Hidup atau mati bukanlah atas kemauan kita sendiri. Kita hidup ataupun mati adalah untuk Tuhan. Jadi, kita ini adalah milik Tuhan, baik hidup ataupun mati. Kristus sudah mati dan bangkit kembali. Dengan demikian Ia menjadi Tuhan bagi orang-orang yang masih hidup ataupun orang-orang yang telah mati. Oleh karena itu, janganlah menyalahkan ataupun mencela saudaramu sesama orang Kristen. Ingatlah, kita semua akan menghadap Allah untuk diadili. Karena di dalam Kitab Suci tertulis, “Sesungguhnya,” kata Tuhan, “setiap orang akan menyembah bersujud di hadapan-Ku dan mengaku bahwa Akulah Allah.” Jadi, kita masing-masing harus berani bertanggung jawab kepada Allah akan setiap perbuatan kita. [Jangan menyesatkan saudaramu] Oleh karena itu, mulai sekarang, di antara kita tidak boleh saling mencela lagi. Sebaiknya kalian harus berusaha jangan sampai melakukan kesalahan, supaya orang lain pun tidak tergoda melakukan kesalahan mencela kita. Seperti yang diajarkan Tuhan Yesus, saya sangat yakin pada dasarnya tidak ada sesuatu pun yang najis, tetapi sesuatu dapat menjadi najis bagi seseorang, karena orang itu sendiri yang menganggap sesuatu itu najis. Jikalau seorang saudara seiman tersinggung perasaannya karena makanan yang Saudara makan, maka perbuatan Saudara tidak menunjukkan kasih. Jangan sampai makanan yang Saudara makan itu menjengkelkan perasaan orang lain, karena Kristus telah mati untuk dia. Oleh karena itu, janganlah kalian selalu melakukan sesuatu yang kalian anggap baik, tetapi dianggap tidak baik bagi orang lain. Jadi, jika Allah memerintah, maka yang terpenting bukan memilih apa yang boleh dimakan atau diminum, melainkan orang itu mau menuruti perintah Allah, memiliki damai di hati dan sukacita dari Roh Allah. Orang yang melayani Kristus seperti itu, membuat Allah senang; begitu juga orang lain. Sebab itu, kita harus mengarahkan tujuan kita untuk menciptakan kerukunan dan saling membangun di antara kita. Janganlah merusak pekerjaan Allah karena soal makanan. Segala macam makanan baik untuk dimakan. Tetapi, kalau makanan menyebabkan orang lain tersinggung perasaannya dan ia berbuat dosa, kalau itu Saudara bersalah. Lebih baik jangan makan daging atau minum anggur atau berbuat apa saja yang dapat menyinggung perasaan saudara seiman atau menyebabkan ia berdosa. Biarlah keyakinan yang Saudara miliki itu, Saudara lakukan di hadapan Allah saja untuk Saudara sendiri. Jangan memamerkan keyakinan Saudara itu di hadapan orang lain yang menyebabkan orang itu tersinggung. Berbahagialah orang yang tidak merasa dirinya bersalah karena melakukan sesuatu yang benar menurut keyakinannya. Tetapi, Allah akan menyalahkan orang yang sebenarnya ragu-ragu untuk makan sesuatu, yang akhirnya ia makan juga, sebab ia tidak memiliki keyakinan hal itu benar atau salah. Hal apa pun yang dilakukan tanpa keyakinan adalah dosa. [Senangkanlah saudara-saudaramu, jangan dirimu sendiri] Kita harus yakin akan apa yang kita percayai. Dan kita harus bisa bersabar terhadap keberatan-keberatan orang yang tidak memiliki kepercayaan yang sungguh-sungguh. Tetapi, janganlah kita hanya mau menyenangkan diri kita sendiri. Kita harus berusaha untuk dapat menyenangkan hati sesama saudara kita. Dengan demikian, kita melakukan sesuatu untuk kebaikan saudara-saudara kita, supaya kepercayaan mereka bertambah kuat. Sebab, Kristus sendiri tidak memikirkan kesenangan diri-Nya. Kitab Suci menulis begini, “Semua penghinaan yang ditujukan kepada-Mu, dilimpahkan ke atasku.” Segala sesuatu yang tertulis di dalam Kitab Suci adalah untuk mengajar kita. Kitab Suci memberi pelajaran yang dapat menjadikan kita tabah dan kuat, sehingga kita dapat terus mengharapkan Allah sebagai penolong kita. Kiranya Allah, yang memberikan ketabahan dan penghiburan kepada manusia, menolong kalian untuk hidup dengan sehati, dan mengikuti teladan Kristus Yesus. Saudara semuanya bersama-sama dengan sehati dapat memuji Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. [Kabar Baik untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi] Hendaklah Saudara-saudara mau menerima satu sama lain dengan senang hati, sama seperti Kristus telah menerima kalian untuk memuliakan Allah. Ingatlah bahwa Kristus sudah melayani orang Yahudi untuk menunjukkan kesetiaan Allah dalam menepati janji-janji-Nya kepada nenek moyang kita. Yesus juga membuat bangsa-bangsa lain memuji-muji Allah, karena Allah berbaik hati kepada mereka. Di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Aku akan memuji Engkau bersama orang-orang dari berbagai bangsa, aku akan menyanyi-nyanyi memuji nama-Mu.” Ada juga tertulis begini, “Bergembiralah bersama umat Allah yang terpilih, hai bangsa-bangsa!” Dan ini juga, “Pujilah Allah, hai semua bangsa, hendaklah semua orang memuji Dia!” Dan ini pula yang dikatakan oleh Yesaya, “Dari keturunan Isai akan hadir seseorang yang akan memerintah seluruh bangsa; bangsa-bangsa itu akan berharap hanya kepada Dia.” Allah adalah Tuhan yang dapat kalian harapkan. Semoga Ia mengisi hatimu dengan sukacita dan kedamaian karena kalian percaya kepada-Nya. Dan dengan dikuatkan oleh Roh Allah, kalian makin berharap kepada Allah. [Mengapa Paulus menulis dengan tegas] Saudara-saudaraku! Saya yakin bahwa kalian memiliki banyak kebaikan. Kalian pun mengetahui banyak hal, dan dapat mengajar di antara kalian. Tetapi, saya memperingatkan kalian dengan tegas dalam surat ini untuk beberapa hal tertentu. Allah sudah mempercayakan tugas itu kepada saya. Ia sudah menjadikan saya pelayan Kristus Yesus, untuk diutus kepada bangsa-bangsa yang bukan bangsa Yahudi. Saya akan bertindak sebagai imam, dengan tugas memberitakan Kabar Baik dari Allah. Dengan demikian, orang-orang yang bukan bangsa Yahudi yang sudah mendengar Kabar Baik itu, dapat diterima oleh Allah, seperti Allah menerima persembahan yang khusus. Kiranya Roh Allah menolong mereka. Dan karena saya sudah melakukan pekerjaan yang membuat saya semakin dekat dengan Kristus Yesus, maka saya boleh merasa bangga atas pekerjaan saya bagi Allah. Saya hanya berani mengatakan mengenai pekerjaan Kristus yang diberikan kepada saya, yaitu menjadikan bangsa-bangsa lain yang bukan bangsa Yahudi menjadi taat kepada Allah. Dan bukan hanya dengan kata-kata saja saya melakukan itu, tetapi juga dengan perbuatan-perbuatan. Perbuatan-perbuatan itu disertai keajaiban-keajaiban dan hal-hal luar biasa. Semua itu terjadi atas kuasa Roh Allah. Kabar Baik tentang Kristus sudah saya beritakan seluruhnya kepada orang-orang, mulai dari Yerusalem sampai ke Ilirikum. [Paulus menulis bahwa ia mau mengunjungi Roma] Saya mempunyai hanya satu keinginan, yaitu memberitakan Kabar Baik dari Allah di tempat-tempat di mana orang belum mendengar tentang Kristus. Saya sendiri yang akan memulai melakukan pekerjaan itu, bukan orang lain. Sebab, saya tidak mau melakukan pekerjaan yang telah dimulai oleh orang lain. Di dalam Kitab Suci tertulis begini: “Orang-orang yang belum pernah mendapat kabar tentang Dia, akan melihat; dan orang-orang yang belum pernah mendengar kabar itu, akan mengerti.” Itu sebabnya saya selalu tidak bisa datang mengunjungi kalian. Tetapi, sekarang pekerjaan saya di tempat-tempat itu sudah selesai. Jadi, saya harap saya bisa datang sekarang, karena sudah bertahun-tahun lamanya saya ingin mengunjungi kalian. Saya mau bersenang-senang bersama kalian selama beberapa waktu. Sesudah itu, saya harap kalian akan membantu saya untuk pergi ke Spanyol. Tetapi, sekarang saya mau ke Yerusalem dahulu untuk membawa sumbangan uang bagi umat Allah di sana. Sebab, orang Kristen di Makedonia dan Yunani sudah sepakat untuk memberikan sumbangan kepada orang Kristen yang miskin di Yerusalem. Mereka sendiri yang mau melakukan itu, tidak ada yang menyuruhnya. Tetapi, memang seharusnya mereka menolong orang-orang miskin di Yerusalem. Orang Yahudi sudah memberikan kepada bangsa-bangsa lain berkat-berkat dari Allah yang berguna untuk hidup rohani mereka. Jadi sudah seharusnya bangsa lain juga memberikan kepada orang Yahudi apa yang mereka perlukan untuk hidup sehari-hari. Sesudah menyerahkan semua uang sumbangan itu kepada orang-orang miskin di Yerusalem, saya akan berangkat ke Spanyol. Dalam perjalanan itu, saya akan singgah di tempat kalian. Dan kalau saya datang, pasti saya membawa banyak berkat dari Kristus untuk kalian. Kita sudah percaya kepada Kristus dan Roh Allah sudah memberikan kepada kita kemampuan untuk mengasihi orang lain. Oleh karena itu, saya minta dengan sangat supaya kalian berdoa sungguh-sungguh dengan saya untuk saya. Doakanlah supaya orang-orang di Yudea yang tidak percaya kepada Kristus, tidak akan berbuat jahat terhadap saya, dan supaya umat Tuhan di Yerusalem menerima sumbangan yang saya bawa untuk mereka. Dengan demikian, saya dapat mengunjungi kalian dengan hati yang gembira kalau Tuhan mengizinkan saya untuk mengunjungi kalian. Dan saya akan merasa bahagia dan terhibur karena telah mengunjungi kalian. Semoga Allah yang memberikan sejahtera kepada kita, selalu dekat dengan kalian. Amin. [Salam pribadi] Saya ingin memperkenalkan saudari kita, Febe. Ia melayani jemaat di Kengkrea. Sebagai orang yang sudah percaya dan melayani, ia termasuk salah seorang dari umat Tuhan. Karena itu, terimalah dia sebagai umat Tuhan. Memang demikianlah seharusnya orang-orang yang percaya kepada Allah menerima dan menyambut satu sama lain. Hendaklah kalian menolong dia pada waktu ia memerlukan bantuan. Ia sendiri sudah membantu banyak orang -- termasuk saya. Sampaikan salam saya kepada Priskila dan Akwila, teman-teman saya yang sama-sama bekerja untuk Kristus Yesus. Mereka telah menyelamatkan saya, bahkan hampir mati dalam usaha itu. Saya berterima kasih kepada mereka -- bukan hanya saya saja, tetapi semua jemaat bangsa lain yang bukan bangsa Yahudi juga berterima kasih kepada mereka. Sampaikanlah juga salam saya kepada jemaat yang berkumpul di rumah mereka. Salam kepada Epenetus yang saya kasihi. Ia adalah orang yang pertama-tama percaya kepada Kristus di daerah Asia. Sampaikan juga salam saya kepada Maria. Ia sudah bekerja begitu keras untuk kalian. Sampaikan juga salam saya kepada Andronikus dan Yunias. Mereka satu suku bangsa dengan saya dan pernah masuk penjara bersama saya. Mereka lebih dahulu percaya kepada Kristus sebelum saya mengenal-Nya. Mereka terkenal di antara para rasul. Salam kepada Ampliatus yang saya kasihi. Saya dan dia bersama-sama sudah bersatu dengan Tuhan. Sampaikan hormat saya kepada Urbanus, teman kita yang bekerja bersama-sama dengan kita untuk Kristus. Sampaikan juga salam hormat saya kepada Stakhis yang saya kasihi. Salam kepada Apeles. Dia adalah orang yang sudah terbukti setia kepada Kristus. Salam juga kepada keluarga Aristobulus, dan kepada Herodion, yang satu suku bangsa dengan saya. Salam juga kepada saudara-saudara seiman, seisi rumah Narkisus. Salam saya kepada Trifena dan Trifosa yang bekerja keras melayani Tuhan, dan kepada Persis yang saya kasihi. Dia juga sudah bekerja keras untuk Tuhan. Salam kepada Rufus dan ibunya. Ibunya seperti ibu saya sendiri, dan Rufus adalah orang terpuji yang dipilih Tuhan. Sampaikanlah salam saya kepada Asinkritus, Flegon, Hermes, Patrobas, Hermas, dan semua saudara seiman yang bersama-sama dengan mereka. Salam kepada Filologus dan Yulia; kepada Nereus dan saudara perempuannya; kepada Olimpas dan semua yang bersama-sama dengan mereka yang sudah percaya kepada Tuhan. Bersalam-salamanlah secara mesra sebagai saudara Kristen. Semua jemaat Kristus menyampaikan salam mereka kepada Saudara-saudara. [Nasihat terakhir] Saudara-saudara! Saya mohon perhatian kalian: Berhati-hatilah terhadap orang-orang yang suka menimbulkan perpecahan dan mengacaukan kepercayaan orang kepada Tuhan. Hal itu bertentangan dengan apa yang sudah diajarkan kepadamu. Jauhilah orang-orang seperti itu. Orang-orang yang demikian bukannya bekerja untuk Kristus Tuhan kita, melainkan untuk memuaskan keinginan mereka sendiri. Mereka menipu orang-orang yang tidak tahu apa-apa dengan bujukan-bujukan dan kata-kata yang manis. Banyak orang sudah mendengar bahwa kalian setia kepada pengajaran tentang Kabar Baik dari Allah. Saya merasa senang karena hal itu. Saya ingin kalian menjadi bijaksana di dalam melakukan hal-hal yang baik, dan bodoh mengenai hal-hal yang jahat. Allah yang memberi sejahtera kepada manusia, akan segera meletakkan Iblis di bawah kakimu, serta menghancurkannya. Semoga Saudara-saudara selalu diberkati oleh kasih Yesus Kristus Tuhan kita! Timotius, rekan sekerja saya, menyampaikan salamnya kepada kalian. Lukius, Yason dan Sosipater, yang satu suku bangsa dengan saya, juga menyampaikan salam mereka. Saya, Tertius, yang menulis surat ini, ingin juga mengucapkan salam persaudaraan kepada kalian. Gayus juga mengirimkan salam kepadamu. Ia telah memberi saya tumpangan di rumahnya, dan jemaat juga boleh berbakti di rumahnya. Erastus, kepala keuangan kota, mengirim salamnya kepadamu. Begitu juga saudara kita Kwartus. [ Semoga Tuhan kita Yesus Kristus memberikan berkat-Nya untuk Saudara semua. Amin.] [Penutup surat] Terpujilah Allah! Ia yang memberi kekuatan, supaya Saudara tetap teguh dalam kepercayaan Saudara. Dan keteguhan itu sesuai dengan Kabar Baik dari Allah yang saya beritakan tentang Yesus Kristus. Saya memberitakan kabar itu sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Allah. Allah telah menyatakan rencana-Nya yang sudah berabad-abad lamanya tidak diketahui orang. Sekarang, Allah yang abadi, telah memerintahkan untuk menyatakan rencana itu kepada semua bangsa, melalui tulisan-tulisan para nabi. Dengan demikian mereka semua percaya dan taat kepada Allah. Dialah satu-satunya Allah. Ia mahabijaksana. Kiranya Ia ditinggikan dan dimuliakan selama-lamanya melalui Yesus Kristus! Amin. Hormat kami, Paulus, hamba Kristus Yesus [Kata-kata pertama] Kepada Saudara-saudara umat Allah di Korintus! Kalian sudah dipanggil Allah untuk menjadi umat-Nya sendiri, karena kalian bersatu dengan Kristus Yesus. Juga, kepada semua orang di mana saja yang menyembah Yesus Kristus. Ia adalah Tuhan kita semua. Saya, Paulus, bersama saudara kita Sostenes, mengucapkan: Semoga Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus memberkati kalian dan memberikan sejahtera kepada kalian. Saya menulis surat ini sebagai rasul Kristus Yesus. Saya menjadi rasul karena Allah sendiri yang menginginkan itu dan Ia sendiri juga yang mengangkat saya menjadi rasul. (1:1) (1:1) [Allah memberikan berkat-Nya melalui Yesus Kristus] Saya selalu mengucap terima kasih kepada Allah karena kalian. Sebab, kalian sudah bersatu dengan Kristus Yesus dan karena itu kalian sudah menikmati kebaikan hati Allah. Itu sebabnya kalian mempunyai banyak hal yang baik untuk hidup kalian. Kalian mengetahui banyak hal dan pandai mengajarkan semua itu kepada orang lain. Kalian sudah mengerti berita tentang Kristus. Karena itu, kalian sudah menerima semua berkat dari Tuhan. Tidak ada satu berkat pun yang tidak kalian terima. Semua berkat itu diberikan kepada kalian sementara kalian menunggu Tuhan kita Yesus Kristus datang dan dilihat oleh semua orang. Kristus sendiri yang akan menjaga kalian supaya tetap percaya kepada-Nya sampai Ia datang kembali ke dunia. (1:5) (1:5) Ia menjaga kalian supaya kalau Ia datang nanti, kalian tidak mempunyai kesalahan sedikit pun. Allah dapat dipercaya. Dialah yang memanggil kalian untuk bersatu dengan Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita. [Orang-orang Kristen di Korintus tidak bersatu] Saudara-saudara! Atas nama Yesus Kristus Tuhan kita, saya minta supaya kalian bersatu. Kalian harus sehati mengenai apa yang kalian katakan, supaya jangan ada perpecahan di antara kalian. Pikiran dan tujuan kalian harus sama. Sebab, orang-orang dari keluarga Klo"e melaporkan kepada saya bahwa ada pertengkaran di antara kalian. Maksud saya begini: Kalian masing-masing mengatakan yang berbeda. Ada yang berkata, “Saya pengikut Paulus,” ada yang berkata, “Saya pengikut Apolos,” yang lain berkata, “Saya pengikut Petrus,” dan ada juga yang berkata, “Saya pengikut Kristus.” Masakan Kristus terbagi-bagi! Paulus tidak mati disalib untuk kalian. Kalian juga tidak dibaptis untuk menjadi pengikut Paulus, bukan? Syukurlah, saya tidak pernah membaptis seorang pun dari antara kalian, kecuali Krispus dan Gayus. Karena itu, tidak seorang pun dapat berkata bahwa kalian dibaptis untuk menjadi pengikut saya. O, ya! Saya juga yang membaptis Stefanus dan keluarganya. Kecuali mereka, seingat saya, tidak ada lagi orang lain yang saya baptis. Kristus mengutus saya bukan untuk membaptis orang, melainkan untuk memberitakan Kabar Baik dari Allah. Saya harus melakukan itu tanpa memakai kepandaian manusia untuk berbicara. Mengapa saya tidak memakai kepandaian itu? Karena saya mau supaya orang tetap dipengaruhi oleh kematian Kristus pada salib dan bukan oleh kepandaian saya. [Melalui Kristus Allah menunjukkan bahwa Ia berkuasa dan bijaksana] Ada orang, yang karena dosanya, sedang menuju kepada kematian. Orang itu menganggap berita tentang kematian Kristus disalib hanya omong kosong saja. Tetapi, kita yang sedang diselamatkan dari kuasa dosa tahu bahwa dengan berita itu, Allah menyatakan bahwa Ia berkuasa. Di dalam Kitab Suci, Allah berkata, “Aku akan menghapuskan kebijaksanaan orang-orang pandai, dan melenyapkan pengertian orang-orang berilmu.” Kalau begitu, apa gunanya orang-orang pandai? Apa gunanya orang-orang berilmu? Apa gunanya ahli-ahli pikir dunia ini? Allah sudah menunjukkan bahwa kebijaksanaan dunia ini hanya kebodohan saja. Allah pandai sekali dan karena itu Ia tidak memberi kesanggupan kepada manusia untuk mengenal Dia dengan memakai kepandaian manusia sendiri. Sebaliknya, melalui kabar yang kami beritakan dan yang dianggap sebagai suatu kebodohan oleh dunia, Allah mau menyelamatkan orang yang percaya kepada-Nya. Orang Yahudi menginginkan keajaiban sebagai bukti dan orang Yunani mementingkan kebijaksanaan dunia ini. Tetapi, kami memberitakan tentang Kristus yang mati disalib. Orang Yahudi tidak senang dengan berita itu dan orang Yunani menganggap berita itu sebagai suatu kebodohan. Tetapi, orang yang dipanggil oleh Allah, tidak seperti itu. Inilah berita yang disampaikan baik kepada orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi: Melalui Kristus, Allah menunjukkan bahwa Ia berkuasa dan bijaksana. Kalau Allah melakukan sesuatu yang dapat dianggap bodoh oleh manusia, maka kebodohan Allah itu masih lebih bijaksana daripada kebijaksanaan manusia di dunia ini. Dan kalau Allah berbuat sesuatu yang dapat dianggap lemah oleh manusia, maka kelemahan Allah masih lebih kuat daripada kekuatan orang di dunia ini. [Tidak seorang pun dapat menyombongkan diri di hadapan Allah] Saudara-saudara! Coba ingat keadaan kalian ketika Allah memanggil kalian. Menurut pandangan manusia, hanya sedikit dari antara kalian yang bijaksana, atau berkuasa, atau mempunyai kedudukan yang tinggi. Allah memang sengaja memilih yang dianggap bodoh oleh manusia, supaya orang yang pandai dipermalukan. Dan Ia memilih yang dianggap tidak kuat oleh manusia, supaya orang yang kuat dipermalukan. Ia memilih yang dianggap rendah, hina dan tidak berarti, supaya Ia melenyapkan apa yang dianggap penting oleh manusia. Allah melakukan itu supaya tidak seorang pun dapat menyombongkan diri di hadapan-Nya. Tetapi, Allah sudah membuat kalian bersatu dengan Kristus Yesus dan melalui Kristus, Allah menjadikan kita bijaksana. Karena Kristus, hubungan kita dengan Allah menjadi baik kembali. Kristus sendiri yang membebaskan dan menjadikan kita sebagai umat Allah. Karena itu, orang yang mau berbangga-bangga harus berbangga atas apa yang sudah dilakukan oleh Tuhan. Itu tertulis dalam Kitab Suci. [Berita tentang Kristus yang mati disalib] Saudara-saudaraku! Ketika saya mengunjungi kalian, saya memberitakan kepadamu rencana Allah yang belum diketahui orang. Pada waktu itu, saya tidak berbicara dengan kata-kata yang hebat. Saya juga tidak memakai pengetahuan yang biasanya dipakai orang di dunia. Sebab, saya sudah bertekad bahwa selama saya berada di antara kalian, saya mau mengingat hanya Yesus Kristus, terutama kematian-Nya di salib. Semua hal lain saya lupakan. Karena itu, ketika saya datang kepada kalian, saya lemah dan gemetar ketakutan. Dan ketika saya mengajarkan dan menyampaikan Kabar Baik dari Allah kepada kalian, saya tidak berbicara dengan kata-kata yang memikat. Saya mengajarkan dan menyampaikan Kabar Baik itu dengan bukti-bukti yang jelas bahwa Roh Allah berkuasa. Jadi, kalian percaya kepada Kristus bukan karena kebijaksanaan manusia, melainkan karena kuasa Allah. [Kebijaksanaan Allah] Saya juga memberitahukan suatu kebijaksanaan kepada orang-orang yang kehidupan rohaninya sudah matang. Kebijaksanaan itu bukan dari dunia ini, dan bukan pula dari orang-orang yang sedang memerintah saat ini, karena mereka akan lenyap. Kebijaksanaan yang saya maksudkan ialah kebijaksanaan dari Allah. Kebijaksanaan itu tidak diketahui oleh dunia, tetapi Allah sudah menyediakannya untuk kebahagiaan kita sebelum dunia ini dijadikan dengan maksud supaya kita berbahagia. Orang-orang yang sedang memerintah saat ini pun tidak tahu tentang kebijaksanaan itu. Kalau mereka tahu, mereka tidak akan menyalibkan Tuhan yang mulia itu. Dalam Kitab Suci tertulis: “Tuhan sudah menyiapkan hal-hal yang belum pernah dilihat, didengar atau dipikirkan orang, untuk orang-orang yang mengasihinya.” Namun, melalui Roh-Nya, Allah sudah memberitahukan rencana-Nya kepada kita, karena Roh Allah mengetahui semuanya, bahkan rencana-rencana Allah yang tidak kita ketahui sama sekali. Tidak seorang pun tahu pikiran-pikiran Allah, kecuali Roh Allah itu sendiri. Begitu juga kita, tidak ada yang tahu pikiran orang, kecuali orang itu sendiri. Allah tidak memberikan roh yang dari dunia ini, tetapi Roh-Nya sendiri, supaya kita mengetahui semua pemberian Allah. Jadi, untuk memberitahu hal-hal rohani kepada orang-orang yang sudah mempunyai Roh Allah, kami memakai ajaran dari Roh Allah, bukan ajaran manusia. Orang yang mempunyai Roh Allah bisa mengerti apa yang disampaikan oleh Roh. Namun, orang yang tidak mempunyai Roh itu tidak bisa mengerti, sebab bagi orang itu, apa yang disampaikan oleh Roh Allah seakan omong kosong saja. Setiap orang yang mempunyai Roh Allah bisa menilai segala sesuatu, tetapi tidak ada yang bisa menilai dia. Dalam Kitab Suci tertulis: “Tidak ada orang yang tahu pikiran Tuhan. Tidak ada orang yang bisa menasihati Dia.” Namun, kita mempunyai pikiran yang sama dengan Kristus. [Bekerja sama untuk Allah] Saudara-saudara, saya tidak bisa berbicara kepada kalian seperti kepada orang yang sudah mempunyai Roh Allah. Saya berbicara kepada kalian seperti kepada orang-orang yang hidup menurut keinginan-keinginan duniawi, sebab kepercayaan kalian kepada Kristus belum kuat. Kalian masih seperti seorang bayi yang baru lahir. Itulah sebabnya, sampai sekarang saya masih memberikan makanan bayi kepada kalian, bukan makanan orang dewasa, sebab cara hidup kalian masih mengikuti kemauan sendiri. Kalian masih saling iri hati dan bertengkar. Cara hidup seperti itu menunjukkan bahwa kalian masih hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah. Kalau di antara kalian ada yang mengatakan, “Kami pengikut Paulus,” dan yang lain berkata, “Kami pengikut Apolos,” itu menunjukkan cara hidup kalian seperti orang yang tidak mengenal Allah. Ia sudah menyuruh kami untuk membimbing kalian supaya percaya kepada Kristus. Kami hanya melakukan pekerjaan yang diberikan Tuhan kepada kami masing-masing. Saya bekerja menanam benih dalam hati Saudara, Apolos menyiraminya, lalu Allah yang menumbuhkannya. Jadi, yang paling penting adalah Allah, sebab Ia yang menumbuhkan benih, sedangkan yang menanam atau yang menyiram tidak penting. Orang yang menanam dan menyiram sama derajatnya. Masing-masing akan mendapat upah sesuai dengan hasil pekerjaannya. Kami adalah orang-orang yang sama-sama bekerja untuk Allah. Kalian adalah seperti ladang Allah dan rumah milik Allah. Allah sudah memberikan kepada saya kepandaian sebagai ahli bangunan. Saya membuat pondasi bangunan rumah itu, dan orang lain yang membangunnya. Namun, ia harus membangun dengan hati-hati, sebab Allah sudah menempatkan Yesus Kristus sebagai satu-satunya pondasi rumah itu, tidak ada pondasi yang lain. Ada yang memakai emas, perak, permata, kayu, rumput kering atau jerami untuk membangun di atas pondasi itu. Pada saat Kristus datang kembali, hasil pekerjaan itu akan tampak. Saat itu api akan membakar untuk menguji dan menentukan mutu dari pekerjaan itu. Kalau rumah yang dibangun itu tahan api, orang yang membangunnya akan mendapat hadiah. Akan tetapi kalau pekerjaan seseorang itu terbakar, ia tidak akan mendapat hadiah. Orang itu akan selamat, tetapi keadaannya akan seperti orang yang lolos dari kobaran api. Kalian sudah tahu bahwa kalian adalah Rumah Allah dan Roh Allah tinggal di dalam kalian. Kalau ada orang yang merusak Rumah Allah, Allah akan merusak orang itu juga, sebab Rumah Allah adalah khusus untuk Allah. Rumah itu bersih dan suci, dan kalianlah rumah itu. Berhentilah menipu diri sendiri. Kalau ada di antara kalian yang merasa bijak menurut ukuran dunia ini, lebih baik ia menjadikan dirinya bodoh, supaya ia benar-benar menjadi bijaksana. Dalam pandangan Allah, kebijaksanaan dunia adalah kebodohan. Itu seperti tertulis dalam Kitab Suci, “Allah menjebak orang-orang bijaksana dalam kepandaian mereka sendiri.” Ada juga tertulis, “Tuhan mengetahui bahwa pikiran orang-orang bijaksana tidak berguna.” Oleh karena itu, berhentilah menyombongkan diri karena Saudara menjadi pengikut orang lain. Allah sudah memberikan Paulus, Apolos, dan Petrus sebagai penolongmu. Allah juga memberikan dunia ini, kehidupan dan kematian, masa kini dan masa depan, semua adalah kepunyaanmu. (3:21) Kalian adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah. Hendaklah kalian menganggap kami sebagai pelayan-pelayan Kristus, yang bertanggung jawab untuk memberitahukan rencana-rencana Allah yang belum diketahui manusia. Bagi pelayan Kristus, yang paling penting adalah ia setia kepada Tuannya. Bagi saya, apa pun yang kalian atau orang lain katakan tentang diri saya, tidak ada artinya. Malahan saya berpendapat bahwa diri saya juga tidak berarti. Saya merasa tidak bersalah dalam hal apa pun, tetapi itu bukan berarti bahwa saya bersalah. Biarlah Tuhan yang menentukan saya bersalah atau tidak. Jadi, kalian tidak boleh langsung menyatakan seseorang bersalah atau tidak. Tunggulah sampai Tuhan datang kembali. Tuhan akan membuka segala yang tersembunyi dalam kegelapan. Ia akan membongkar semua niat dalam hati manusia. Pada saat itulah Allah akan memberikan pujian kepada setiap orang yang patut menerimanya. Saudara-saudara, saya dan Apolos sudah menerapkan semua ini, dan saya menyebut hal ini supaya kalian belajar dari contoh kami itu dan mengerti kata-kata ini, “Taatilah peraturan.” Jadi, janganlah menyanjung seseorang secara berlebihan, atau menghina seorang yang lain. Tidak ada yang dapat Saudara banggakan! Segala kepunyaan Saudara adalah pemberian Allah. Jadi, Saudara tidak boleh bangga, karena semua itu bukan hasil usahamu sendiri, tetapi pemberian Allah. Tampaknya kalian sudah mempunyai segala sesuatu. Kalian sudah merasa kaya! Kalian merasa sudah menjadi raja! Tanpa kami. Alangkah baiknya seandainya kalian benar-benar menjadi raja, sehingga kami dapat memerintah bersama dengan kalian. Saya berpendapat, Allah sudah menaruh kami, para rasul, di bagian yang paling hina. Kami seperti orang-orang yang dijatuhi hukuman mati di depan umum, sebagai tontonan bagi malaikat dan manusia. Oleh karena Kristus, kami adalah orang yang bodoh; sedangkan kalian pandai karena Kristus. Kami lemah, tetapi kalian kuat! Kami dihina, tetapi kalian dihormati. Sampai sekarang, kami lapar dan haus; pakaian kami tinggal yang di badan saja. Kami berpindah-pindah tempat tinggal, dan orang-orang menyiksa kami. Kami bekerja keras untuk mencari makan. Kami memberkati kalau orang menyumpahi kami; kami sabar kalau orang menganiaya kami. Kami membalas dengan kata-kata manis kalau orang memburuk-burukkan kami. Namun, kami masih dianggap sampah atau kotoran sampai sekarang. Saya menulis ini bukan supaya kalian malu, melainkan untuk menasihati kalian sebagai anak-anak yang saya kasihi. Mungkin kalian mempunyai banyak guru yang menjelaskan tentang Kristus, kepada kalian. Namun, sayalah yang menjadi bapak kalian, karena saya sudah menyampaikan Kabar Baik kepada kalian dan membimbing kalian kepada Kristus. Jadi, saya minta supaya kalian mencontoh cara hidup saya ini. Untuk itu, saya mengutus Timotius kepadamu. Ia adalah pengikut Kristus yang dapat dipercaya. Ia seperti anak saya sendiri yang saya kasihi. Ia akan mengingatkan kalian tentang cara hidup saya setelah percaya kepada Kristus, yaitu cara hidup yang sudah saya ajarkan kepada setiap jemaat di berbagai tempat. Ada beberapa orang dari kalian yang menjadi sombong. Mereka menyangka saya tidak akan datang lagi. Namun, kalau Tuhan mengizinkan, saya akan segera datang kepadamu. Saya akan mengetahui kekuatan apa yang orang-orang sombong itu punyai, bukan hanya perkataannya saja. Kalau hidup seseorang memang diperintah oleh Allah, maka orang itu pasti mempunyai kesanggupan melakukan sesuatu, bukan hanya mengucapkan kata-kata saja. Jadi, mana yang kalian pilih? Saya datang mengajar dengan teguran keras, atau dengan lembut dan penuh kasih? Saya sebenarnya sudah menerima laporan, bahwa di antaramu ada yang melakukan perbuatan-perbuatan yang cabul: ada orang laki-laki yang berzina dengan ibu tirinya. Orang-orang yang tidak mengenal Tuhan pun tidak melakukan perbuatan seperti itu! Meskipun begitu, kalian masih sombong. Seharusnya kalian sedih, dan mengeluarkan orang yang melakukan hal itu dari tengah kalian. Secara lahiriah saya memang jauh dari kalian, namun secara batiniah saya berada di tengah kalian. Jadi, seandainya saya berada di tengah kalian, di dalam nama Tuhan Yesus, saya menyatakan bahwa orang yang sudah melakukan perbuatan seperti itu harus dihukum! Kalau kalian berkumpul, dan menganggap saya hadir di antaramu secara rohani disertai kuasa Tuhan kita Yesus, (5:3) kalian harus menyerahkan orang itu kepada Setan supaya badan orang itu binasa, tetapi dengan begitu, rohnya diselamatkan pada waktu Tuhan datang kembali. Kalian tidak patut merasa sombong. Mungkin kalian mengenal peribahasa ini, “Ragi yang sedikit membuat seluruh adonan mengembang!” Buanglah dulu ragi yang lama, yaitu ragi dosa, supaya kalian menjadi murni sama sekali. Lalu kalian akan menjadi seperti adonan yang baru tanpa ragi dosa, dan saya tahu bahwa kalian sudah seperti itu. Perayaan Paskah kita sudah siap, karena Kristus yang menjadi domba Paskah kita sudah dikurbankan. Marilah kita merayakan Paskah kita itu bukan dengan roti yang beragi, yaitu dosa lama dan kejahatan, melainkan dengan roti yang tidak beragi, yang melambangkan kemurnian dan kebenaran. Di dalam surat saya yang lalu, saya memberitahu kalian agar jangan bergaul dengan orang yang cabul. Yang saya maksudkan bukan orang cabul atau tamak, atau penipu atau penyembah berhala yang sama sekali tidak mengenal Allah. Bukan! Kalau kita harus menjauhi mereka, berarti kita harus keluar sama sekali dari dunia ini. Maksud saya, janganlah kalian bergaul dengan orang yang mengaku orang Kristen tetapi berbuat cabul, atau tamak, atau menyembah berhala, atau suka menjelekkan orang lain, atau pemabuk, atau pencuri. Bahkan jangan duduk untuk makan dengan orang itu! Mengadili orang-orang bukan Kristen memang bukan urusan saya. Allah yang akan mengadili mereka. Namun, mengenai anggota jemaat kalian sendiri, kalianlah yang harus mengadilinya. Di dalam Kitab Suci tertulis, “Usirlah orang jahat dari antaramu.” (5:12) [Jangan mengadukan saudara di pengadilan] Kalau ada di antara kalian yang berselisih, berani benar mereka pergi kepada hakim yang tidak mengenal Allah, bukan kepada umat Allah untuk menyelesaikan perkara itu! Apakah kalian tidak tahu bahwa umat Allah akan mengadili dunia ini? Jadi, kalau memang kalian akan mengadili dunia ini, tidak sanggupkah kalian menyelesaikan perkara-perkara yang ringan? Apakah kalian tidak tahu bahwa kita akan mengadili malaikat-malaikat? Lebih-lebih lagi perkara-perkara di dalam kehidupan sehari-hari! Kalau timbul perkara-perkara seperti itu, apakah kalian akan mencari penyelesaian kepada orang-orang yang tidak punya kedudukan sama sekali di dalam jemaat? Sungguh memalukan! Tentu di antaramu ada paling sedikit satu orang yang cukup bijaksana untuk menyelesaikan perselisihan di antara sesama orang Kristen. Justru sebaliknya, orang Kristen pergi ke pengadilan untuk mengadukan saudara yang seiman, dan membiarkan orang-orang yang tidak percaya kepada Allah itu mengadili perkara mereka. Perselisihan-perselisihan di antaramu menunjukkan kalian kalah. Tidakkah lebih baik kalian dianggap bersalah? Tidakkah lebih baik kalian dirugikan? Sebaliknya, kalian sendiri yang memperlakukan orang lain dengan tidak adil. Kalian sendiri juga yang merugikan orang lain. Dan kalian melakukannya justru terhadap saudara-saudara seiman. Pasti kalian tahu, bahwa orang-orang yang jahat tidak akan menjadi umat Allah. Jangan tertipu! Orang-orang yang cabul, yang menyembah berhala, yang berzina, yang melakukan perbuatan memalukan dengan sesama jenisnya, yang mencuri, yang serakah, yang pemabuk, yang suka menjelekkan orang lain, dan yang memeras orang lain -- semua orang seperti itu tidak akan menjadi umat Allah. Dulu beberapa di antaramu berkelakuan seperti itu, tetapi sekarang kalian sudah dibersihkan dari dosa. Kalian sudah menjadi milik Allah yang khusus. Hubungan kalian dengan Allah sudah baik kembali, karena kalian percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan karena kuasa Roh dari Allah kita. [Pakailah badanmu untuk memuliakan Allah] Ada yang berkata, “Saya boleh melakukan segala sesuatu.” Tentu boleh, tetapi tidak semuanya berguna bagi kalian. Saya katakan, bahwa saya boleh melakukan apa saja, tetapi saya tidak mau membiarkan diri saya dikuasai oleh apa saja. Ada juga yang berkata bahwa makanan untuk perut, dan perut disediakan untuk makanan. Memang, tetapi Allah akan menghabisi keduanya. Badan manusia tidak boleh dipakai untuk mengadakan hubungan yang tidak senonoh, melainkan hanya untuk melayani Tuhan; dan Tuhan ada untuk memelihara badan atau tubuh manusia. Allah sudah menghidupkan Tuhan Yesus dari kematian, begitu juga Allah akan menghidupkan kita dengan kuasa-Nya. Saudara-saudara tahu bahwa tubuhmu adalah anggota tubuh Kristus. Jadi, apakah saya boleh mengambil satu anggota tubuh Kristus, lalu menjadikannya anggota tubuh seorang pelacur? Sekali-kali tidak! Atau mungkin kalian belum tahu bahwa orang yang bercampur dengan seorang pelacur, menjadi satu dengan pelacur itu! Di dalam Kitab Suci tertulis dengan sederhana: “Keduanya menjadi satu.” Orang yang menyatukan dirinya dengan Tuhan menjadi satu secara rohani dengan Tuhan. Jauhilah perbuatan-perbuatan yang cabul. Dosa-dosa lain yang dilakukan orang tidak mempengaruhi badan orang itu, tetapi orang yang bersalah karena tidak bersusila berbuat dosa kepada tubuhnya sendiri. Apakah kalian tidak tahu, bahwa tubuhmu adalah tempat tinggal Roh Allah? Ia berdiam di dalam kalian dan diberikan kepadamu oleh Allah. Jadi, Saudara bukan kepunyaan Saudara sendiri, melainkan kepunyaan Allah. Allah sudah membeli kalian dan sudah membayarnya dengan lunas. Oleh sebab itu, pakailah tubuhmu sedemikian rupa sehingga Allah dimuliakan. [Pertanyaan-pertanyaan mengenai perkawinan] Kalian telah menulis surat kepada saya, sekarang saya mau membicarakan hal-hal yang kalian tanyakan. Kalau seorang laki-laki tidak menikah, itu baik. Namun, supaya jangan tergoda melakukan hal yang tidak pantas, sebaiknya ia menikah dan mempunyai istrinya sendiri. Begitu juga setiap perempuan harus mempunyai suaminya sendiri. Suami harus melakukan kewajibannya sebagai suami terhadap istrinya. Begitu juga istri harus melakukan kewajibannya sebagai istri terhadap suami. Jadi, masing-masing harus saling memenuhi kewajibannya satu sama lain. Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, sebab suaminya juga mempunyai hak atas tubuh istrinya itu. Begitu juga suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, sebab istrinya juga mempunyai hak atas tubuh suaminya itu. Janganlah saling menjauhi sebagai suami istri. Kalau untuk sementara waktu saja boleh, asalkan keduanya sama-sama setuju. Dengan begitu, masing-masing dapat berdoa dengan sungguh-sungguh. Sesudah itu kalian harus kembali hidup bersama sebagai suami istri. Kalau tidak begitu, nanti kalian bisa kena godaan Iblis, sebab kalian tidak bisa menahan nafsu. Semua yang saya katakan ini adalah nasihat, bukan perintah. Sebenarnya saya lebih senang kalau semua orang bisa hidup tanpa menikah, seperti saya. Namun, Allah sudah memberi kemampuan yang berbeda kepada masing-masing orang. Ada yang menerima kemampuan yang ini, yang lain menerima kemampuan yang itu. Kepada orang-orang yang belum menikah dan janda-janda saya nasihatkan agar mereka tetap hidup sendiri seperti saya. Kalau Saudara tidak bisa menahan nafsu, lebih baik Saudara menikah, sebab lebih baik menikah daripada nafsu Saudara meluap-luap. Kepada mereka yang sudah menikah, saya memberi perintah ini (sebenarnya ini bukan perintah saya sendiri, tetapi perintah Tuhan): Seorang perempuan yang sudah menikah dilarang meninggalkan suaminya. Kalau ia sudah berpisah dari suaminya, ia tidak boleh menikah lagi, atau ia harus kembali kepada suaminya. Suami juga tidak boleh menceraikan istrinya. Ada beberapa nasihat tambahan dari saya. Ini bukan perintah langsung dari Tuhan. Kalau seorang laki-laki Kristen mempunyai istri yang bukan Kristen, dan istrinya mau hidup bersama dengan dia, ia tidak boleh meninggalkan istrinya itu. Istri yang belum percaya kepada Kristus itu, bisa menjadi anggota umat Allah karena suaminya yang sudah menjadi milik Allah itu. Begitu juga kalau seorang perempuan Kristen mempunyai suami yang bukan Kristen. Jika suaminya mau hidup bersama dengan dia, ia tidak boleh meninggalkan suaminya itu. Suami yang belum percaya kepada Kristus itu bisa menjadi anggota umat Allah karena istrinya yang sudah menjadi milik Allah itu. Kalau tidak begitu, anak-anak mereka tidak akan diterima Allah, padahal mereka anggota umat Allah. (7:12) (7:12) Namun, kalau orang yang bukan Kristen itu meninggalkan suami atau istrinya, biarkanlah. Janganlah suami atau istri yang Kristen itu memaksa orang yang bukan Kristen untuk tetap tinggal bersamanya. Allah memanggil Saudara untuk hidup rukun dan damai. Sebab, sebenarnya saudara tidak bisa menjamin bahwa istri atau suami yang belum percaya itu dapat menjadi anggota umat Allah. [Hidup seperti yang dikehendaki Tuhan] Setiap orang harus hidup seperti yang ditentukan Tuhan baginya. Masing-masing harus hidup seperti ketika ia dipanggil Allah untuk percaya kepada Allah. Itulah peraturan yang saya ajarkan di semua gereja. Umpamanya, jika orang sudah disunat ketika ia menerima panggilan Allah, ia tidak usah berusaha menghilangkan tanda-tanda bahwa ia sudah disunat. Begitu juga, jika orang tidak disunat ketika ia menerima panggilan Allah, ia tidak usah meminta untuk disunat. Sebab, disunat atau tidak disunat, itu tidak jadi soal. Yang penting ialah taat kepada perintah-perintah Allah. Setiap orang harus tetap hidup seperti ketika ia dipanggil Allah untuk percaya kepada Allah. Jika kalian menjadi hamba ketika dipanggil Allah, janganlah bersusah-susah memikirkan keadaan kalian sebagai hamba. Biarkan saja begitu! Tetapi, jika kalian nanti mendapat kesempatan untuk bebas, pakailah kesempatan itu untuk bebas. Sebab, hamba yang sudah percaya kepada Tuhan adalah orang bebas, milik Tuhan. Dan seorang bebas yang percaya kepada Tuhan adalah hamba Kristus. Allah sudah membeli kalian dan sudah membayarnya dengan lunas. Karena itu, janganlah mau menjadi hamba orang. Masing-masing harus tetap bersatu dengan Allah dan hidup seperti ketika Allah memanggil kalian untuk percaya kepada-Nya. [Nasihat mengenai orang-orang yang belum menikah dan janda-janda] Sekarang tentang orang-orang yang belum menikah. Saya memang tidak menerima perintah khusus dari Tuhan tentang mereka. Namun saya akan menasihatimu, karena Tuhan yang murah hati memberikan kebijaksanaan kepada saya. Kita tahu bahwa keadaan sekarang ini memang sangat sulit. Menurut saya, lebih baik orang tetap hidup seperti keadaannya sekarang ini. Maksudnya, kalau Saudara sudah beristri, janganlah menceraikannya. Kalau belum menikah, jangan berusaha untuk menikah. Namun, kalau Saudara menikah, itu bukanlah suatu dosa. Begitu juga kalau seorang gadis menikah, itu bukan dosa. Hanya ingatlah, mereka yang menikah akan menghadapi masalah tambahan, dan saya berharap hal itu tidak perlu terjadi pada Saudara. Maksud saya begini, kita tidak mempunyai banyak waktu lagi. Mulai saat ini, mereka yang menikah harus hidup seolah-olah tidak menikah. Orang-orang yang menangis, harus hidup seolah-olah tidak sedih; orang-orang yang gembira, harus hidup seolah-olah tidak gembira; dan orang-orang yang membeli sesuatu, harus hidup seolah-olah tidak mempunyai sesuatu. Demikian juga dengan orang yang menggunakan barang-barang duniawi, harus hidup seolah-olah tidak sibuk dengan barang-barang itu. Tidak lama lagi dunia yang sekarang ini akan lenyap. Saya ingin supaya Saudara bebas dari kesusahan. Orang yang tidak beristri akan menggunakan waktunya untuk melakukan pekerjaan Tuhan, sebab ingin menyenangkan Dia. Namun, orang yang sudah beristri lebih memperhatikan hal-hal di dunia ini, sebab ia ingin menyenangkan istrinya, jadi perhatiannya terbagi-bagi. Seorang perempuan yang tidak bersuami, atau seorang gadis, akan menggunakan waktunya untuk melakukan pekerjaan yang menyenangkan Allah, sebab ia mau melayani Allah dengan seluruh jiwa dan raganya. Sebaliknya, seorang perempuan yang bersuami harus memikirkan hal-hal duniawi, sebab ia ingin menyenangkan hati suaminya. Saya menulis semua itu untuk menolong, bukan untuk menghalangi Saudara. Saya ingin supaya Saudara melakukan hal yang benar dan pantas supaya dapat melakukan pekerjaan Tuhan dengan sebaik-baiknya. Jika seseorang merasa tidak melakukan yang pantas terhadap tunangannya dan ia merasa lebih baik menikah, maka lebih baik ia menikah. Hal itu bukan dosa. Namun, kalau seseorang sudah memutuskan untuk tidak menikah, dan ia bisa mengendalikan dirinya, hal itu baik. Jadi, orang yang tidak menikah berbuat baik, dan orang yang tidak menikah berbuat lebih baik. Istri terikat pada suaminya selama suaminya hidup. Kalau suaminya meninggal, ia bebas menikah dengan siapa pun, asal calonnya itu orang Kristen. Namun menurut saya, ia akan lebih bahagia kalau tidak menikah lagi. Saya merasa dipimpin Roh Allah waktu mengucapkan pendapat saya ini. [Pertanyaan mengenai makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala] Sekarang saya mau menulis tentang makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Ada yang berkata bahwa kita semua sudah pandai. Memang itu benar. Tetapi, kalau kita pandai kita suka menjadi sombong. Sebaliknya, dengan mengasihi, seseorang menolong orang lain menjadi lebih baik. Orang yang mengira bahwa ia tahu mengenai suatu hal, sebetulnya belum mengerti betul tentang hal itu. Tetapi, orang yang mengasihi Allah, dikenal oleh Allah. Sekarang saya mau menjawab pertanyaan mengenai boleh atau tidak orang makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala. Kita tahu bahwa berhala adalah sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Kita juga tahu bahwa Allah hanya satu, tidak ada yang lain. Memang ada banyak juga yang dianggap ilah dan tuhan oleh orang, baik di langit maupun di bumi. Tetapi, kita percaya bahwa Allah hanya satu. Dialah Bapa yang menciptakan segala sesuatu, dan untuk Dialah kita hidup. Kita juga percaya bahwa Tuhan hanya satu, yaitu Yesus Kristus. Melalui Dia, Allah menciptakan segala sesuatu dan karena Dia kita hidup. Tetapi, tidak semua orang tahu tentang hal itu. Sebab, ada orang yang dahulu sudah biasa menyembah berhala. Tetapi, sampai sekarang mereka masih menganggap makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala adalah makanan berhala. Jadi, kalau sekarang mereka makan makanan itu, mereka merasa berdosa. Sebab, mereka belum begitu yakin, mana yang benar dan mana yang salah. Sebenarnya, makanan tidak menolong kita menjadi akrab dengan Allah. Kalau kita makan makanan itu, kita tidak mendapat untung. Sebaliknya, kalau kita tidak makan makanan itu, kita juga tidak rugi. Tetapi, jagalah, jangan sampai orang lain berbuat dosa, khususnya orang yang belum kuat keyakinannya, hanya karena kalian bebas berbuat apa saja. Maksud saya begini: Seandainya kalian yang keyakinannya sudah kuat, pergi ke kuil berhala dan makan di situ. Lalu orang yang keyakinannya belum kuat melihat kalian makan di situ. Bukankah itu akan membuat dia berani makan makanan yang diberikan kepada berhala? Lalu orang yang keyakinannya belum kuat itu akan celaka oleh karena keyakinan Saudara itu. Padahal, ia sama-sama orang Kristen seperti kalian, dan Kristus juga mati untuk dia! Dan kalau kalian melakukan kesalahan seperti itu terhadap sesama orang Kristen, sehingga merusak keyakinannya yang belum kuat itu, berarti kalian berdosa kepada Kristus. Karena itu, jika makanan menyebabkan saudara saya berbuat dosa, saya tidak mau lagi makan daging, supaya saudara saya tidak berbuat dosa. [Hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dimiliki seorang rasul] Saya adalah utusan Allah. Saya orang bebas. Saya sendiri sudah bertemu Yesus, Tuhan kita. Hidup kalian yang sudah berubah itu adalah hasil pekerjaan Tuhan melalui saya. Walaupun orang lain tidak menganggap saya sebagai seorang rasul, saya yakin kalian mengakui saya adalah rasul, sebab saya sudah membimbing kalian menjadi orang Kristen. Saya mau menjawab mereka yang mengeritik saya. Saya berhak mendapat makanan dan minuman karena saya sudah bekerja untuk itu. Kalau saya mempunyai istri, tentu ia boleh ikut bersama saya dalam perjalanan, seperti yang dilakukan saudara-saudara Tuhan Yesus, dan rasul-rasul lain, termasuk Petrus. Barnabas dan saya juga tidak diharuskan mencari nafkah sendiri. Kalian tahu, bahwa tidak ada seorang tentara pun yang membiayai dirinya sendiri. Tidak ada petani yang menanam anggur yang tidak makan dari hasil kebunnya itu. Tidak ada seorang gembala yang memelihara dombanya lalu tidak meminum susu dombanya itu. Saya menyatakan ini bukan berdasarkan pengalaman manusia saja, tetapi Kitab Suci juga menyebutkannya. Kitab Musa mengatakan, janganlah memberangus mulut sapi yang sedang menginjak-injak gandum untuk melepaskan biji gandum dari tangkainya. Bukan sapi, tetapi kitalah yang diperhatikan Allah. Memang benar itu ditulis untuk kita. Sudah sepantasnya orang yang mengerjakan ladang dan orang yang membersihkan gandumnya mengharapkan upah dari pekerjaannya. (9:9) Kami sudah menyebarkan benih rohani di dalam hidupmu dan kami pantas mendapatkan upah pekerjaan kami. Kalau orang lain boleh mengharapkan ini dari kalian, tentu kami lebih berhak lagi daripada mereka. Namun, kami belum menggunakan hak itu. Kami mencukupi kebutuhan sendiri tanpa bantuan kalian supaya penyebaran Kabar Baik tentang Kristus tidak terhalang. Saudara tentu mengetahui orang yang bekerja di dalam Rumah Allah mendapat makanan dari Rumah Allah. Orang-orang yang mengurusi persembahan kurban, mendapat sebagian dari kurban yang dipersembahkan di situ. Begitu juga Tuhan sudah memerintahkan bahwa orang yang menyampaikan Kabar Baik, harus menerima nafkahnya dari pemberitaan itu. Namun, saya belum pernah menggunakan hak itu. Saya menulis surat ini bukan untuk meminta hak itu. Lebih baik saya mati daripada kehilangan hal yang saya banggakan itu. Saya tidak mempunyai alasan untuk membanggakan diri dalam menyampaikan Kabar Baik dari Allah, sebab itu adalah tugas yang diberikan Allah kepada saya. Betapa ngerinya saya kalau tidak memberitakan Kabar Baik itu. Kalau saya melakukan pekerjaan itu karena keinginan saya sendiri, saya bisa mendapat upah. Namun, saya memberitakan Kabar Baik itu karena Allah sudah memilih dan mempercayakan tugas itu kepada saya. Jadi, apa upah saya? Upahnya ialah bahwa saya dapat menyampaikan Kabar Baik tanpa dibiayai oleh siapa pun. Saya tidak menuntut hak-hak saya sebagai pemberita Kabar Baik. Saya orang yang bebas, bukan hamba siapa pun. Meskipun begitu, saya sudah menjadikan diri saya sendiri pelayan untuk semua orang, supaya saya bisa membimbing sebanyak mungkin orang kepada Kristus. Kalau saya bersama orang Yahudi, saya berlaku seperti orang Yahudi, supaya saya bisa membimbing mereka kepada Kristus. Namun, kalau saya bersama orang-orang yang hidup menurut hukum Musa, saya hidup seperti orang yang tunduk kepada hukum itu, supaya bisa membimbing mereka menjadi pengikut Kristus. Jika saya bersama orang bukan Yahudi, saya berlaku seperti orang bukan Yahudi, yang hidup di luar hukum Musa. Akan tetapi, tidak berarti saya tidak taat kepada perintah Allah, malah sebaliknya, saya dikuasai oleh perintah-perintah Kristus. Saya lakukan ini supaya bisa membimbing mereka menjadi pengikut Kristus. Di antara orang yang keyakinannya masih lemah, saya berlaku seolah-olah keyakinan saya lemah seperti mereka, supaya bisa membimbing mereka menjadi pengikut Kristus. Jadi, saya berusaha menjadikan diri saya apa saja untuk kepentingan semua orang, supaya melalui berbagai cara saya bisa membimbing sebagian mereka kepada Kristus yang berkuasa menyelamatkan mereka. Semua ini saya lakukan demi Kabar Baik dari Allah, supaya saya juga mendapat berkat. Saudara tentu mengetahui bahwa di dalam sebuah perlombaan semua peserta ikut lari, tetapi yang menjadi juara hanya satu orang. Jadi, berlarilah dengan maksud supaya saudara menerima hadiah. Setiap orang yang sedang melakukan latihan harus belajar menahan diri dalam segala hal supaya ia mendapatkan hadiah yang akan lenyap. Namun, kita menahan diri dalam segala hal supaya mendapatkan hadiah yang tidak pernah akan lenyap. Jadi, saya berlari menuju sasaran yang pasti. Saya berjuang untuk menang. Seperti seorang petinju, saya tidak memukul sembarangan saja. Saya biarkan tubuh saya digembleng keras sampai saya dapat menguasainya dengan baik. Kalau tidak begitu, jangan-jangan saya kalah padahal saya telah mempersiapkan orang lain ikut dalam perlombaan itu. [Paulus memperingatkan orang Kristen di Korintus supaya jangan menyembah berhala] Saudara-saudara! Saya ingin kalian mengingat apa yang terjadi dengan nenek moyang kita ketika mereka mengikuti Musa. Awan melindungi mereka dan mereka selamat pada waktu menyeberangi Laut Merah. Mereka semuanya dibaptis di dalam awan dan di dalam laut sebagai tanda bahwa mereka menjadi pengikut Musa. Mereka semuanya makan makanan rohani dan minum minuman rohani yang sama. Mereka semua minum dari gunung batu rohani yang menyertai mereka, yaitu Kristus sendiri. (10:3) Namun, Allah tidak menyukai sebagian besar dari mereka, lalu menghukum mati mereka di padang gurun. Itu merupakan peringatan bagi kita, supaya kita jangan mengingini hal-hal yang jahat seperti mereka. Kita juga jangan sekali-kali menyembah berhala seperti yang mereka lakukan, seperti tertulis dalam Kitab Suci, “Bangsa itu makan dan minum, lalu mereka berdiri dan menari-nari untuk menyembah berhala.” Kita tidak boleh melakukan perbuatan cabul seperti mereka. Oleh karena perbuatan itu, 23.000 orang di antara mereka mati dalam sehari. Kita tidak boleh mencobai Tuhan seperti yang sebagian dari mereka lakukan, sehingga mereka mati digigit ular berbisa. Kita tidak boleh bersungut-sungut kepada Allah seperti yang dibuat oleh sebagian dari mereka, sehingga malaikat kematian membunuh mereka. Semua yang menimpa mereka ini menjadi contoh dan ditulis sebagai peringatan untuk kita yang hidup di akhir zaman ini. Kalau ada orang yang mengira dirinya kuat dan merasa tak mungkin berbuat hal-hal itu, hendaklah dia waspada supaya tidak melakukan dosa-dosa tersebut. Setiap cobaan yang Saudara alami adalah cobaan yang biasa dialami setiap orang. Percayalah kepada janji Allah, Ia tidak akan membiarkan cobaan itu semakin berat sehingga kamu tidak dapat memikulnya. Allah akan memberi jalan keluar kepadamu, supaya kamu dapat menanggungnya. Saudara-saudaraku yang tercinta! Jangan sekali-kali menyembah berhala. Saya berbicara kepada kalian seperti kepada orang yang bijaksana. Jadi, pertimbangkanlah baik-baik apa yang saya katakan ini: Apabila kita mengadakan perjamuan untuk memperingati kematian Kristus, kita minum dari satu gelas anggur dan mengucapkan terima kasih kepada Allah. Pada waktu kita minum dari gelas itu, kita menunjukkan bahwa kita bersatu dengan Kristus dalam kematian-Nya. Roti yang kita makan dalam perjamuan itu hanya satu, sedangkan jumlah kita banyak. Walaupun demikian, kita makan dari roti yang satu itu juga. Jadi, pada waktu kita membelah-belah roti itu untuk memakannya bersama-sama, kita menunjukkan bahwa kita yang banyak itu menjadi satu dengan tubuh Kristus. Coba perhatikan orang-orang Yahudi. Orang yang makan dari kurban yang dipersembahkan di tempat kurban adalah mereka yang melayani di tempat itu. Walaupun saya berkata begitu, itu tidak berarti bahwa berhala atau makanan yang dipersembahkan kepada berhala itu ada artinya. Maksud saya, makanan yang dipersembahkan di tempat kurban untuk berhala, tidak dipersembahkan kepada Allah, melainkan kepada roh-roh jahat. Dan saya tidak mau kalian bersatu dengan roh jahat. Kalian tidak boleh minum dari gelas anggur Tuhan dan juga dari gelas anggur roh jahat. Kalian tidak boleh makan pada meja Tuhan dan juga pada meja roh jahat. Apakah kita mau membuat Tuhan cemburu? Apakah kita lebih kuat daripada Tuhan? Orang berkata, “Kita boleh berbuat apa saja sesuai dengan apa yang kita inginkan.” Benar! Tetapi, tidak semua yang kita inginkan itu baik. Kita boleh berbuat apa saja sesuai dengan apa yang kita inginkan, tetapi tidak semua yang kita inginkan itu berguna. Janganlah ada seorang pun yang memperhatikan hanya kepentingan dirinya sendiri. Setiap orang harus memperhatikan kepentingan orang lain juga. Apa saja yang dijual di pasar daging, boleh kalian beli dan makan. Tidak usah diperiksa terlebih dahulu supaya perasaan kalian tidak terganggu. Sebab, dalam Kitab Suci tertulis, “Bumi ini dengan semua yang ada di dalamnya adalah kepunyaan Tuhan.” Kalau ada orang yang bukan Kristen mengundang kalian makan dan kalian menerima undangan itu, makanlah apa yang dihidangkan kepada kalian. Tidak usah diselidiki dari mana makanan itu, supaya perasaan kalian tidak terganggu. Tetapi, kalau ada yang berkata kepada kalian, “Makanan ini sudah dipersembahkan kepada berhala”, jangan makan makanan itu. Sebab, kalian memikirkan kepentingan orang itu dan memikirkan perasaan yang terganggu. Maksud saya, bukan perasaan kalian sendiri, tetapi perasaan orang yang berbicara kepada kalian itu. Mungkin ada yang bertanya, “Mengapa saya dilarang melakukan apa saja yang saya inginkan, hanya karena perasaan orang lain terganggu?” Mungkin juga ada yang bertanya, “Kalau saya makan sesuatu dengan rasa terima kasih kepada Allah, mengapa orang harus mencela saya karena makanan itu? Padahal saya mengucapkan terima kasih kepada Allah atas makanan itu!” Jadi, inilah kesimpulannya: Apa pun yang kalian lakukan -- kalian makan atau kalian minum -- lakukanlah semuanya dengan maksud supaya orang memuji Allah. Jagalah supaya perbuatan kalian tidak menyebabkan orang lain berbuat dosa, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi. Jagalah supaya perbuatan kalian tidak menimbulkan persoalan di dalam jemaat Allah. Hiduplah seperti saya. Saya berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala sesuatu yang saya lakukan. Saya tidak memikirkan kepentingan diri sendiri, melainkan kepentingan semua orang supaya mereka dapat diselamatkan. Ikutlah teladan saya, seperti saya juga mengikuti teladan Kristus. Saya memuji kalian karena kalian selalu mengingat saya dan melakukan apa yang saya ajarkan kepadamu. Ada satu hal lagi yang perlu kalian ketahui juga, yaitu bahwa Kristus adalah kepala dari setiap orang laki-laki. Suami adalah kepala dari istri, dan Allah adalah kepala dari Kristus. Itu berarti, seorang laki-laki harus melepaskan tutup kepalanya ketika ia berdoa atau ketika menyampaikan pesan dari Allah di depan banyak orang. Kalau tidak, ia dianggap menghina Kristus. Sebaliknya, seorang perempuan yang tidak memakai tutup kepala saat ia berdoa atau menyampaikan pesan dari Allah, ia menghina suaminya. Ia dianggap sama dengan perempuan yang kepalanya gundul. Kalau seorang perempuan tidak memakai tutup kepala, lebih baik rambutnya dicukur saja. Namun, seorang perempuan yang rambutnya digunting atau kepalanya dicukur gundul, adalah suatu penghinaan bagi dirinya. Jadi, lebih baik ia memakai tutup kepala. Laki-laki tidak perlu menutupi kepalanya, sebab ia menggambarkan citra dan kebesaran Allah. Namun, perempuan menggambarkan kebesaran laki-laki, sebab laki-laki yang pertama tidak dijadikan dari perempuan, tetapi perempuanlah yang dijadikan dari laki-laki. Laki-laki pertama itu tidak dijadikan untuk perempuan, tetapi perempuanlah yang dijadikan untuk laki-laki. Jadi, perempuan harus memakai tutup kepala sebagai tanda ia tunduk kepada suaminya, dan dengan demikian ia menyenangkan para malaikat yang melihatnya. Namun, dalam pandangan Tuhan perempuan tidak dapat hidup sendiri tanpa laki-laki. Sebaliknya juga laki-laki tidak dapat hidup sendiri tanpa perempuan. Meskipun perempuan dijadikan dari laki-laki, laki-laki lahir dari perempuan juga. Semua berasal dari Allah. Jadi, pertimbangkanlah, apakah patut seorang perempuan berdoa kepada Allah di depan banyak orang tanpa memakai tutup kepala? Dari pengalaman sehari-hari, kalian belajar bahwa laki-laki yang berambut panjang terlihat kurang pantas. (11:14) Sebaliknya, rambut panjang yang menutupi kepala seorang perempuan adalah suatu kehormatan. Nah, kami dan jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan lain dari itu. Sebab itu, janganlah ada yang mau bertengkar tentang itu. [Perjamuan Tuhan] Berikut ini saya akan memberikan petunjuk-petunjuk mengenai beberapa hal kepada kalian. Tetapi, mengenai hal itu saya tidak akan memuji kalian. Sebab, apabila kalian berkumpul untuk beribadat, pertemuan kalian itu tidak menghasilkan yang baik, melainkan yang buruk. Pertama-tama, orang memberitahukan kepada saya bahwa dalam pertemuan-pertemuan kalian, ada kelompok-kelompok yang saling bertentangan. Dan saya kira kabar itu ada benarnya. Memang sudah seharusnya timbul perbedaan pendapat di antara kalian, supaya kelihatan siapa yang betul-betul orang Kristen. Sebenarnya, pada waktu kalian berkumpul, kalian bukan mengadakan perjamuan Tuhan. Sebab, pada waktu kalian makan, masing-masing berebutan mengambil makanan sehingga ada yang tidak mendapatkan apa-apa, sedangkan yang lain mabuk. Mengapa sampai terjadi begitu? Jika kalian mau makan dan minum, makanlah dan minumlah di rumah kalian sendiri! Ataukah kalian mau menghina jemaat Allah dan membuat orang-orang miskin menjadi malu? Jadi, apakah yang harus saya katakan kepada kalian mengenai hal itu? Apakah saya harus memuji kalian? Tentu saja tidak! Sebab, saya mengajarkan kepada kalian apa yang saya terima dari Tuhan. Saya mengajarkan bahwa pada malam itu ketika Yesus, Tuhan kita, dikhianati, Ia makan bersama pengikut-pengikut-Nya. Pada waktu itu, Ia mengambil roti dan mengucapkan terima kasih kepada Allah. Sesudah itu, Ia membelah-belah roti itu dan berkata, “Roti ini adalah tubuh-Ku yang Kuserahkan untuk kalian. Makanlah ini untuk mengenang Aku.” Kemudian setelah mereka makan, Ia mengambil gelas anggur dan berkata, “Anggur ini adalah tanda perjanjian baru yang disahkan dengan darah-Ku. Minumlah ini untuk mengenang Aku.” Setiap kali kalian berkumpul untuk makan roti dan minum anggur dalam perjamuan Tuhan, kalian seolah-olah menyampaikan berita tentang kematian Tuhan sampai Ia datang. Jadi, orang yang makan roti dan minum anggur dengan cara yang tidak menghormati Tuhan, orang itu berdosa kepada Tuhan. Ia berdosa kepada tubuh dan darah Tuhan. Jadi, setiap orang harus memeriksa dirinya dahulu sebelum ia makan roti dan minum anggur itu. Pada waktu Tuhan mati, tubuh-Nya dan darah-Nya menjadi kurban kepada Allah. Jadi, orang yang makan roti dan minum anggur itu, tetapi tidak mengakui bahwa perjamuan itu ada hubungannya dengan tubuh Tuhan, berarti ia makan dan minum untuk dihukum Tuhan. Dan ia sendiri yang menyebabkan Tuhan menghukum dia. Itulah sebabnya banyak di antara kalian yang lemah dan sakit, bahkan ada yang mati. Jika kita menyadari arti perjamuan itu, kita tidak akan dihukum Allah. Tetapi, jika kita dihukum, itu berarti Tuhan menghajar kita supaya tidak dihukum bersama orang-orang dunia ini. Oleh sebab itu, Saudara-saudaraku, apabila kalian berkumpul untuk makan pada perjamuan Tuhan, ingatlah akan hal-hal itu. Kalian harus menunggu satu sama lain. Kalau ada yang lapar, ia harus makan dahulu di rumah. Sebab, kalau kalian tidak menghormati perjamuan itu pada waktu kalian berkumpul, kalian akan dihukum Allah. Persoalan-persoalan lain akan saya bicarakan apabila saya sendiri datang nanti. [Pemberian dari Roh Allah] Sekarang saya mau menulis tentang pemberian-pemberian dari Roh Allah. Saya mau kalian tahu yang sebenarnya mengenai hal itu. Kalian tentu ingat akan keadaan kalian ketika kalian belum mengenal Allah. Pada waktu itu, kalian diajak untuk menyembah berhala dan kalian ikut saja tanpa berpikir. Padahal berhala itu tidak bisa bicara! Saya mau kalian tahu bahwa kalau seseorang dikuasai oleh Roh Allah, ia tidak bisa berkata, “Terkutuklah Yesus!” Seseorang juga tidak bisa berkata, “Yesus itu Tuhan!”, kalau Roh Allah tidak menyuruh dia berkata begitu. Ada bermacam-macam pemberian dari Roh Allah, tetapi Roh Allah yang memberikannya hanya satu. Ada bermacam-macam cara untuk melayani Tuhan, tetapi Tuhan yang dilayani hanya satu. Ada bermacam-macam kemampuan untuk melayani jemaat Allah, tetapi Allah yang memberikan kemampuan itu hanya satu. Roh Allah bekerja pada setiap orang secara sendiri-sendiri dan untuk kebaikan semua orang. Roh itu memberikan kepada orang yang satu kemampuan untuk berbicara dengan berwibawa. Roh yang sama memberikan kepada orang yang lain kemampuan untuk menjelaskan tentang Allah. Roh itu juga memberikan kepada orang yang satu kemampuan untuk percaya kepada Kristus, dan kepada orang yang lain kuasa untuk menyembuhkan orang sakit. Roh itu memberikan kepada orang yang satu kuasa untuk melakukan hal-hal yang ajaib, dan kepada orang yang lain kemampuan untuk memberitahukan berita dari Allah. Kepada orang yang lain lagi, Roh itu memberikan kemampuan untuk mengetahui mana yang berasal dari Roh Allah dan mana yang bukan. Roh itu memberikan kepada orang yang satu kemampuan untuk berbicara dengan macam-macam bahasa yang ajaib, dan kepada orang yang lain kemampuan untuk menerangkan apa yang dikatakan dalam bahasa-bahasa yang ajaib itu. Manusia mendapatkan semua kemampuan itu dari satu Roh. Setiap orang mendapatkan kemampuan yang sendiri-sendiri dari Roh itu, menurut kemauan Roh itu. [Satu tubuh, banyak anggota] Tubuh kita terdiri atas banyak anggota. Tetapi, semuanya merupakan satu tubuh. Begitu juga dengan Kristus. Ia bisa diumpamakan dengan tubuh manusia. Kristus itu satu, tetapi kita yang percaya kepada-Nya banyak. Ada bangsa Yahudi, ada juga bangsa lain. Ada hamba, ada juga yang bukan hamba atau orang bebas. Kita semua sudah dibaptis oleh Roh yang sama dan menjadi satu dalam satu tubuh, yaitu Kristus sendiri. Kita semua juga sudah mendapat Roh yang sama. Tubuh manusia tidak terdiri atas satu anggota saja, tetapi banyak anggota. Seandainya kaki berkata, “Saya bukan tangan, jadi saya bukan anggota tubuh,” itu tidak berarti bahwa kaki itu bukan bagian dari tubuh. Seandainya telinga berkata, “Saya bukan mata, jadi saya bukan anggota tubuh,” itu tidak berarti bahwa telinga itu bukan bagian dari tubuh. Seandainya seluruh tubuh itu hanya mata saja, bagaimana tubuh itu bisa mendengar? Atau seandainya seluruh tubuh itu hanya telinga saja, bagaimana tubuh itu bisa mencium? Allah meletakkan masing-masing anggota tubuh di tempatnya menurut kemauan Allah sendiri. Tubuh tidak akan ada seandainya semua hanya satu macam anggota. Jadi, ada banyak macam anggota, tetapi hanya ada satu tubuh. Karena itu, mata tidak bisa berkata kepada tangan, “Saya tidak memerlukan engkau!” Kepala juga tidak bisa berkata kepada kaki, “Saya tidak memerlukan engkau!” Ada anggota tubuh yang kelihatannya lebih lemah. Tetapi, kita tidak bisa hidup tanpa anggota tubuh itu. Begitu juga dengan anggota-anggota tubuh yang kita anggap tidak begitu penting. Kita harus menjaganya baik-baik. Anggota-anggota tubuh yang tidak pantas dilihat orang lain, kita rawat dengan baik. Anggota-anggota tubuh yang boleh dilihat orang lain, tidak perlu diberi perhatian istimewa. Allah sendiri yang menyusun anggota-anggota tubuh kita di tempatnya masing-masing. Allah mengaturnya dengan sangat baik, sehingga kita bisa menghargai anggota tubuh kita yang perlu dihargai. Dengan demikian, tubuh itu tetap satu dan tidak terbagi-bagi. Setiap anggota tubuh saling memperhatikan. Jika satu anggota tubuh menderita, anggota-anggota tubuh yang lain menderita juga. Kalau satu anggota tubuh dipuji, anggota-anggota yang lain sama-sama merasa senang. Kalian semua adalah tubuh Kristus dan kalian juga adalah anggota tubuh itu. Allah mengatur tempat untuk kalian di dalam jemaat. Pertama-tama ada tempat untuk rasul-rasul, kedua untuk nabi-nabi, dan ketiga untuk guru-guru. Sesudah itu, ada tempat untuk mereka yang melakukan hal-hal yang ajaib, lalu tempat untuk mereka yang mendapatkan kuasa untuk menyembuhkan orang sakit, atau untuk menolong orang lain, atau untuk memimpin, atau untuk berbicara dengan bahasa yang ajaib. Tidak semua dari mereka adalah rasul atau nabi atau guru. Dan tidak semua dari mereka mempunyai kuasa untuk melakukan hal-hal yang ajaib, atau untuk menyembuhkan orang sakit, atau untuk berbicara dengan bahasa yang ajaib, atau untuk menerangkan apa yang dikatakan dalam bahasa yang ajaib itu. Oleh karena itu, kalian harus sungguh-sungguh berusaha supaya Roh Allah memberikan kemampuan yang paling penting kepadamu. Tetapi, yang terpenting lagi adalah mengasihi orang lain, seperti yang dinyatakan berikut ini. [Arti cinta kasih] Seandainya saya bisa berbicara dalam banyak bahasa, bahkan bahasa malaikat juga, tetapi saya tidak mengasihi orang lain, maka kata-kata saya hanya suara nyaring yang tidak berarti. Seandainya saya pandai berkhotbah, yaitu memberitakan kabar dari Allah, seandainya saya tahu segala-galanya dan mengerti semua hal yang sulit dimengerti, dan seandainya saya sangat percaya kepada Allah sehingga saya bisa membuat gunung berpindah, tetapi saya tidak mengasihi orang lain, maka saya adalah orang yang tidak berarti. Seandainya saya memberikan semua harta saya untuk menolong orang lain, bahkan tubuh saya sendiri saya berikan untuk dibakar, tetapi saya tidak mengasihi orang lain, maka semua itu tidak berguna. Orang yang mengasihi orang lain adalah orang yang sabar dan baik hati. Ia tidak iri hati, tidak membual, dan tidak sombong. Ia sopan dan selalu memikirkan kepentingan orang lain lebih dahulu, baru kepentingannya sendiri. Ia tidak cepat tersinggung dan tidak suka mendendam. Orang yang mengasihi orang lain, sedih jika melihat orang lain berbuat salah. Ia senang jika melihat mereka berbuat baik. Kalau kita mengasihi, kita akan terus bertahan dan tidak akan berhenti percaya; bahkan kita akan terus berharap dan bersabar. Cinta kasih tetap bertahan sampai selama-lamanya. Orang yang pandai menyampaikan sabda Allah, nanti tidak akan melakukannya lagi. Orang yang pandai berbicara dengan macam-macam bahasa yang ajaib, nanti tidak akan dapat melakukannya lagi. Pengetahuan yang dimiliki orang, juga bersifat sementara. Allah memberikan kemampuan kepada kita untuk mengetahui banyak hal dan pandai menyampaikan sabda-Nya. Tetapi, yang Allah berikan itu belum lengkap. Bila waktunya telah tiba, Allah akan membuat semuanya menjadi sempurna, sehingga yang tidak sempurna itu tidak akan ada lagi. Pada waktu saya masih anak kecil, saya berbicara seperti anak kecil, berpikir seperti anak kecil dan merasa seperti anak kecil. Tetapi, sekarang saya sudah dewasa, jadi kelakuan saya tidak seperti anak kecil lagi. Kita sudah biasa melihat dalam cermin, tetapi apa yang kita lihat itu hanya bayangan, bukan yang sebenarnya. Begitu juga apa yang kita lihat sekarang ini hanya seperti bayangan di dalam cermin. Tetapi, nanti kita akan melihat langsung dengan jelas. Sekarang hanya sedikit yang saya ketahui, belum semuanya. Tetapi, nanti di dunia Allah yang baru, saya akan tahu semuanya, seperti Allah tahu segalanya mengenai saya. Jadi, untuk sekarang ini ada tiga hal yang harus tetap kita lakukan, yaitu percaya, berharap, dan mengasihi. Dari ketiga hal itu, yang paling penting ialah mengasihi. [Kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan Allah] Yang paling penting ialah mengasihi sesama kita. Berusahalah juga menerima kemampuan-kemampuan khusus dari Roh Allah, terutama sekali kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan Allah kepada manusia. Ada orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib; orang itu bukan berbicara kepada manusia, melainkan kepada Allah. Tidak ada orang yang mengerti apa yang dikatakannya, sebab ia mengucapkan rahasia-rahasia yang hanya dimengerti Roh Allah. Namun, orang yang menyampaikan berita dari Allah, menyampaikannya kepada manusia. Berita itu menguatkan, memberi semangat dan menghibur mereka. Orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib, menguatkan diri sendiri saja, sedangkan orang yang menyampaikan berita dari Allah membantu jemaat untuk tumbuh dalam kepercayaan mereka. Saya senang kalau Saudara semua bisa berbicara dengan bahasa yang ajaib, tetapi saya lebih senang kalau Saudara bisa menyampaikan pesan-pesan Allah. Orang yang menyampaikan berita dari Allah lebih besar manfaatnya daripada orang yang bisa berbicara dalam bahasa yang ajaib. Akan tetapi, kalau orang yang berbicara dalam bahasa ajaib itu bisa menerangkan artinya, itu akan sangat bermanfaat bagi jemaat. Tidak ada gunanya sama sekali, jika saya berbicara dengan bahasa ajaib kepada kalian. Namun, akan lebih berguna kalau saya menyampaikan suatu pemberitahuan atau pengetahuan atau pesan, atau ajaran dari Allah. Seperti alat-alat musik yang tidak bernyawa pun, misalnya seruling atau kecapi, kalau nada-nadanya tidak dibunyikan dengan jelas, tidak ada seorang pun yang mengerti lagu yang dimainkan. Contoh yang lain: kalau terompet tidak dibunyikan dengan nada benar, para prajurit tidak tahu kapan harus mulai berperang. Begitu juga dengan kemampuan kalian untuk berbicara dalam bahasa yang ajaib. Kalau yang kalian katakan itu tidak jelas, tidak seorang pun bisa mengertinya. Kata-kata kalian tidak ada artinya sama sekali. Di dunia ada beribu-ribu bahasa yang berbeda, namun setiap bunyi dari masing-masing bahasa itu mempunyai arti. Akan tetapi, bila saya tidak mengerti bahasa seseorang, maka orang itu menjadi asing bagi saya, begitu juga saya terhadap dia. Saya tahu kalian ingin mendapat kemampuan-kemampuan khusus dari Roh Allah, namun kalian harus berusaha sebaik-baiknya menggunakan kemampuan khusus itu untuk memajukan dan mengembangkan jemaat. Orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib harus memohon kepada Allah, supaya diberi juga kemampuan khusus untuk menjelaskan artinya. Kalau saya berdoa dengan bahasa yang ajaib, roh sayalah yang berdoa, tetapi saya sendiri tidak tahu apa yang sedang saya katakan. Jadi, apa yang harus saya perbuat? Saya akan berdoa dengan roh saya dan juga dengan pikiran saya. Saya akan menyanyi dengan roh saya, dan juga dengan pikiran saya. Kalau kalian mengucapkan terima kasih kepada Allah dengan rohmu saja, orang lain tidak bisa mengatakan “Aku setuju”, sebab ia tidak tahu apa yang kalian katakan. Meskipun doa terima kasihmu sangat baik, tetapi sama sekali tidak berguna untuk orang lain. Saya berterima kasih kepada Allah, karena saya sendiri dapat berbicara dalam berbagai bahasa ajaib, melebihi kalian semua. Namun, di dalam pertemuan untuk menyembah Tuhan, saya lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti orang lain, daripada beribu-ribu kata dalam bahasa yang ajaib. Dengan begitu, saya dapat mengajar orang lain. Saudara sekalian, janganlah berpikiran seperti anak-anak. Dalam pemikiran, kalian haruslah seperti orang dewasa, tetapi dalam soal kejahatan kalian harus seperti anak kecil. Dalam Kitab Suci tertulis, “Tuhan berkata, ‘Aku akan berbicara kepada anak-anak-Ku melalui orang-orang yang berbahasa lain. Bahkan melalui orang asing aku akan berbicara kepada anak-anak-Ku. Meskipun demikian, mereka tidak mau mendengarkan Aku.’” Jadi, kemampuan untuk berbicara dalam bahasa ajaib adalah untuk orang-orang yang belum percaya kepada Kristus, bukan untuk orang-orang yang sudah percaya; sedangkan kemampuan untuk menyampaikan berita dari Allah adalah untuk orang-orang yang sudah percaya. Karena itu, kalau di dalam pertemuan untuk menyembah Tuhan, semua orang berbicara dalam bahasa ajaib, lalu datanglah orang luar atau orang yang belum Kristen, orang itu akan menyangka kalian semua sudah gila. Namun, kalau kalian menyampaikan berita dari Allah, lalu datang orang yang bukan Kristen atau orang luar, orang itu akan mengakui segala kesalahannya setelah mendengar berita yang kalian sampaikan. Semua yang tersembunyi dalam hatinya akan dibuka, dan ia akan merendahkan dirinya untuk menyembah Allah sambil berkata, “Allah benar-benar ada di tengah-tengah kalian.” [Peraturan-peraturan dalam pertemuan jemaat] Saudara sekalian, marilah kita menyimpulkan apa yang telah saya bicarakan. Pada waktu kalian berkumpul untuk menyembah Tuhan, ada yang menyanyi, ada yang mengajar, ada yang menyampaikan berita dari Allah, ada yang berbicara dalam bahasa yang ajaib, dan ada yang menjelaskannya. Jadi, apa pun yang dilakukan haruslah untuk menolong jemaat untuk maju. Kalau ada yang berbicara dalam bahasa yang ajaib haruslah secara bergilir, dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang saja. Lalu harus ada orang yang menjelaskan artinya. Kalau tidak ada orang yang dapat menjelaskannya, orang-orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib harus diam dalam pertemuan itu. Sebaiknya mereka berbicara dalam hati saja kepada Allah. Dua atau tiga orang yang menerima berita dari Allah, harus menyampaikan berita itu. Dan yang lain memperhatikan berita itu. Akan tetapi, kalau seseorang yang sedang duduk dalam pertemuan itu menerima berita dari Allah, orang yang sedang berbicara itu haruslah berhenti. Kalian semua boleh menyampaikan berita dari Allah, satu per satu, sehingga semuanya dapat menerima pelajaran dan semakin percaya kepada Allah. Kemampuan khusus dari Roh untuk menyampaikan berita dari Allah dapat dikendalikan oleh orang yang menerima kemampuan itu, sebab Allah menyukai ketertiban, bukan kekacauan. Di dalam semua pertemuan untuk menyembah Allah, perempuan harus berdiam diri. Perempuan tidak boleh berbicara dan tidak boleh memimpin sesuai dengan peratuan agama. Kalau mereka ingin mengetahui sesuatu, mereka harus bertanya kepada suami mereka di rumah. Sangat memalukan kalau seorang perempuan berbicara dalam pertemuan jemaat. Ingatlah! Perkataan Allah bukan berasal dari kalian dan bukan hanya disampaikan kepada kalian saja. Orang yang memiliki kemampuan menyampaikan berita dari Allah atau menerima kemampuan khusus lainnya dari Roh Allah, ia harus sadar bahwa apa yang saya tulis ini adalah perintah Tuhan. Namun, kalau ada yang tidak setuju, ia tidak perlu diperhatikan. Jadi, Saudara-saudaraku, berusahalah mendapatkan kemampuan khusus untuk menyampaikan berita dari Allah dan janganlah melarang orang yang berbicara dalam bahasa yang ajaib. Namun, semua itu harus dilakukan dengan tertib dan teratur. [Kristus hidup kembali dari kematian] Saudara-saudara, dahulu saya sudah memberitakan Kabar Baik dari Allah kepada kalian dan kalian percaya kepada kabar itu. Bahkan kalian sungguh-sungguh yakin dan taat kepada kabar itu. Melalui kabar itu, Allah sudah menyelamatkan kalian. Tetapi, sekarang saya bertanya, “Apakah kalian masih tetap yakin dan taat kepada kabar yang saya beritakan itu?” Kalau tidak, percuma saja kalian percaya. Kabar yang saya sampaikan kepada kalian adalah kabar yang juga saya terima, bukan dari saya sendiri. Yang terpenting dari kabar itu ialah bahwa Kristus mati untuk menghapuskan dosa-dosa kita. Itu sudah ditulis di dalam Kitab Suci. Bahwa Kristus dikubur, tetapi tiga hari kemudian Ia dihidupkan kembali; itu pun sudah ditulis dalam Kitab Suci. Juga, bahwa sesudah Ia hidup kembali, Ia memperlihatkan diri-Nya kepada Petrus dan kepada kedua belas rasul-Nya. Kemudian Ia memperlihatkan diri-Nya lagi kepada lebih dari lima ratus pengikut-Nya sekaligus. Banyak dari orang-orang itu masih hidup sekarang, walaupun beberapa orang sudah meninggal. Sesudah itu, Kristus memperlihatkan diri lagi kepada Yakobus dan kemudian kepada semua rasul-Nya. Lalu terakhir, Ia memperlihatkan diri-Nya kepada saya. Padahal saya seperti bayi yang lahir tidak pada waktu yang tepat. Saya adalah rasul yang paling rendah. Saya memang tidak patut disebut rasul, sebab saya sudah membuat jemaat Allah menderita. Tetapi, Allah mengasihi saya dan mengangkat saya menjadi rasul seperti sekarang ini. Tidak percuma Allah mengasihi saya. Sebab, kalau dibandingkan dengan semua rasul yang lain, sayalah yang bekerja lebih keras. Tetapi, itu bukan karena usaha saya melainkan karena Allah mengasihi saya dan bekerja bersama saya. Jadi, tidak penting lagi dari siapa kalian menerima Kabar Baik itu. Mungkin kalian menerima kabar itu dari saya, atau dari rasul-rasul lain. Yang penting, Kabar Baik itu sudah kami beritakan dan kabar itulah yang kalian terima. [Soal hidup kembali sesudah meninggal] Kami memberitakan bahwa Allah sudah menghidupkan kembali Kristus dari kematian. Tetapi, ada di antara kalian yang berkata bahwa orang mati tidak akan dihidupkan kembali! Mengapa orang itu berkata begitu? Apakah benar orang mati tidak akan dihidupkan kembali? Kalau itu benar, tentu Kristus juga tidak dihidupkan kembali dari kematian! (15:13) Dan itu berarti kami berdusta tentang Allah. Sebab, kami berkata bahwa Allah menghidupkan kembali Kristus dari kematian, padahal Allah tidak menghidupkan Kristus kembali. Kalau Kristus tidak dihidupkan kembali, itu berarti tidak ada apa-apa untuk kami khotbahkan dan tidak ada apa-apa yang dapat kalian percayai. Berarti kalian percaya kepada yang tidak ada dan dosa-dosa kalian belum dihapuskan. Jadi, kalian tidak mempunyai harapan sama sekali. Itu juga berarti orang-orang Kristen yang sudah meninggal, tidak mempunyai harapan. Mungkin kita percaya kepada Kristus hanya untuk mendapatkan hal-hal yang baik di dunia ini. Kalau begitu kasihan sekali kita! Di antara semua orang di dunia ini, kitalah orang yang paling malang! Tetapi, yang benar ialah Kristus sudah dihidupkan kembali dari kematian. Dialah jaminan bahwa orang yang sudah mati akan dihidupkan juga. Sebab, dahulu karena satu orang, yaitu Adam, berbuat salah, orang-orang di dunia mengalami kematian. Begitu juga sekarang. Karena satu orang, yaitu Kristus, dihidupkan kembali, orang-orang yang sudah mati juga dihidupkan kembali. Semua orang di seluruh dunia tergolong satu dengan Adam. Adam mati, jadi semua orang juga harus mati. Tetapi, Kristus sudah dihidupkan kembali dari kematian, jadi semua orang yang bersatu dengan Kristus pun, akan dihidupkan kembali dari kematian. Mereka semua akan dihidupkan kembali menurut giliran masing-masing: Pertama-tama Kristus. Lalu pada saat Ia datang kembali, giliran orang-orang yang sudah menjadi milik-Nya. Kemudian, pada Hari Kiamat Kristus akan mengalahkan semua roh yang berkuasa. Lalu Kristus akan memberikan kekuasaan-Nya kepada Allah Bapa supaya Allah memerintah sebagai Raja. Kristus akan terus memerintah sampai Allah mengalahkan semua musuh-Nya. Allah membuat musuh-musuh itu tunduk kepada Kristus. Musuh terakhir yang akan dikalahkan ialah kematian. Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Allah membuat semuanya tunduk kepada-Nya.” Kalian tentu mengerti bahwa “semuanya” dalam hal ini tidak termasuk Allah sendiri yang membuat semuanya tunduk kepada Kristus. Dan sesudah Allah melakukan itu, Ia sendiri, yaitu Anak Allah, akan tunduk kepada Allah. Lalu Allah akan memerintah semuanya. Nah, sekarang saya mau berbicara lagi mengenai orang yang sudah mati. Kata orang, orang mati tidak dihidupkan kembali. Kalau begitu, saya mau bertanya, “Mengapa ada orang yang dibaptis untuk orang mati? Untuk apa mereka melakukan hal itu?” Kalau orang mati tidak dihidupkan kembali untuk apa kami mau mengalami bahaya setiap saat? Setiap hari saya mengalami bahaya. Saya berani berkata begini karena saya bangga mengenai kalian. Saya merasa bangga karena kalian dan kami bersama-sama sudah bersatu dengan Kristus Yesus, Tuhan kita. Di Efesus saya sudah berjuang bagaikan menghadapi binatang buas. Apakah saya berjuang seperti itu untuk mendapat keuntungan di dunia ini? Tidak! Sebab, kalau begitu, saya tidak mendapat untung apa-apa! Apakah benar orang mati tidak dihidupkan kembali? Kalau memang benar, lebih baik kita ikuti perkataan ini: “Mari kita makan dan minum karena besok kita mati.” Jangan mau ditipu! Ada perkataan berbunyi, “Orang yang bersifat baik, kalau bersahabat dengan orang jahat, akan menjadi jahat juga.” Sadarlah sekarang dan janganlah berbuat dosa lagi. Seharusnya kalian malu, karena di antara kalian masih ada yang belum mengenal Allah. [Badan kita sesudah dihidupkan kembali] Barangkali ada di antara kalian yang bertanya, “Bagaimanakah orang mati dihidupkan kembali? Pada waktu mereka dihidupkan kembali, badan apakah yang diberikan kepada mereka?” Orang yang bertanya begitu, bodoh sekali. Coba perhatikan benih yang ditanam di tanah. Benih itu mati lebih dulu, baru tumbuh. Mungkin kalian menanam benih gandum atau benih lainnya. Yang kalian tanam adalah benih itu saja, bukan tanaman yang sudah besar. Allah memberikan bentuk tanaman untuk benih itu menurut kemauan Allah sendiri. Untuk setiap benih, Allah memberikan bentuk sendiri-sendiri. Makhluk-makhluk yang hidup di dunia ini mempunyai badan yang tidak sama. Manusia mempunyai badan manusia. Binatang di darat mempunyai badan binatang darat, burung mempunyai badan burung, dan ikan mempunyai badan ikan. Begitu juga dengan benda-benda di langit dan benda-benda di bumi. Keindahan benda-benda di langit lain dengan keindahan benda-benda di bumi. Matahari mempunyai keindahannya sendiri dan bulan mempunyai keindahan yang lain pula. Bintang-bintang juga mempunyai keindahan sendiri. Bahkan masing-masing bintang mempunyai keindahan. Nah, begitulah nanti dengan orang mati apabila mereka dihidupkan kembali. Pada waktu dikubur, badan itu jelek, lemah, dan bisa busuk. Tetapi, pada waktu dihidupkan kembali, badan itu menjadi bagus, kuat, dan tidak bisa busuk. Ketika dikubur, badan itu dari dunia. Sesudah dihidupkan kembali, badan itu menjadi badan dari surga. Di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Adam, manusia pertama, diciptakan sebagai makhluk yang hidup.” Tetapi, Adam yang terakhir adalah Roh yang memberi hidup. Allah menciptakan yang dari dunia terlebih dahulu, baru yang dari surga, bukan sebaliknya. Adam yang pertama dibuat dari tanah dan berasal dari dunia. Adam yang kedua berasal dari surga. Orang-orang di dunia adalah seperti Adam yang dibuat dari tanah. Sedangkan orang-orang yang menjadi milik surga adalah seperti Kristus yang datang dari surga. Kita sekarang seperti Adam yang dijadikan dari tanah. Tetapi, nanti kita juga akan menjadi seperti Kristus yang datang dari surga. Saudara-saudara, yang saya maksudkan ialah: Badan kita terdiri atas daging dan darah, jadi tidak dapat menjadi warga Dunia Baru Allah. Badan kita dapat mati dan karena itu tidak dapat menjadi abadi. Saya mau kalian mengetahui sesuatu yang dahulu tidak diketahui orang, yaitu bahwa tidak semua di antara kita akan mati. Tetapi, kita nanti akan diubah. Itu terjadi hanya dalam sekejap pada Hari Kiamat, pada saat trompet terakhir dibunyikan. Pada waktu itu, orang-orang mati akan dihidupkan kembali dan diberi badan yang tidak bisa mati lagi, lalu kita akan diubah. Badan kita yang bisa mati ini akan diganti dengan badan dari surga yang tidak bisa mati. Kalau itu sudah terjadi barulah terjadi juga apa yang tertulis dalam Kitab Suci: “Kematian sudah dihancurkan, kemenangan telah dicapai. Kematian hilang kekuatannya, dan tidak lagi dapat mencelakakan!” Kematian sangat kuat karena dosa. Dan dosa mengalahkan orang melalui hukum-hukum agama. Meskipun begitu, kita bersyukur kepada Allah karena Ia menolong kita untuk menang. Kita dapat menang melalui Yesus Kristus Tuhan kita. Oleh sebab itu, Saudara-saudara yang tercinta, kalian harus tetap percaya kepada Yesus dan jangan ragu-ragu. Bekerjalah terus dengan rajin untuk Tuhan. Sebab, kalian tahu bahwa semua yang kalian lakukan untuk Tuhan selalu berguna. [Sumbangan untuk orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus] Kalian pernah menulis tentang uang yang sedang kalian kumpulkan untuk disumbangkan kepada orang-orang Kristen di Yudea. Ikutilah petunjuk-petunjuk yang sudah saya berikan kepada orang-orang Kristen di Galatia mengenai sumbangan seperti itu. Setiap hari Minggu, kalian harus menyisihkan sebagian uang, masing-masing menurut besarnya penghasilan. Kalau penghasilanmu banyak, sisihkanlah banyak. Kalau sedikit, sisihkanlah sedikit. Simpanlah uang itu supaya apabila saya datang, semua uang itu sudah terkumpul dan tidak perlu lagi mengumpulkannya. Dan pilihlah beberapa orang yang akan saya utus untuk membawa sumbangan itu ke Yerusalem dengan surat pengantar dari saya. Kalau ada baiknya saya pergi, saya dapat pergi dengan mereka. [Paulus mempunyai rencana untuk mengunjungi orang Kristen di Korintus] Saya akan mengunjungi kalian setelah saya melewati Makedonia, karena memang saya harus melewati daerah itu. Mungkin saya akan tinggal beberapa waktu lamanya dengan kalian, boleh jadi selama musim dingin. Nanti kalian dapat membantu saya untuk meneruskan perjalanan ke tempat berikutnya. Saya tidak mau datang kepada kalian hanya untuk singgah. Kalau Tuhan mengizinkan, saya ingin tinggal agak lama. Sekarang saya akan tinggal di Efesus sampai Hari Pentakosta. Di kota ini ada banyak kesempatan untuk melakukan hal-hal yang berharga, meskipun banyak juga orang yang menentang saya. Timotius mungkin akan datang kepada kalian. Kalau ia datang, sambutlah dia dengan baik supaya ia merasa senang di antara kalian. Sebab, ia juga bekerja untuk Tuhan sama seperti saya. Jangan sampai ada yang tidak memedulikan dia. Saya menunggu kedatangannya bersama saudara-saudara yang lain. Jadi, tolonglah dia supaya ia dapat meneruskan perjalanannya dan kembali kepada saya dengan selamat. Saya sudah beberapa kali meminta Apolos bersama saudara yang lain agar mengunjungi kalian. Hanya ia belum yakin kapan waktu yang tepat untuk berkunjung. Namun, begitu ada kesempatan, ia akan datang. [Kata-kata penutup] Kalian harus waspada, tetap percaya kepada Kristus, berani dan kuat. Lakukanlah pekerjaan-pekerjaan kalian dengan cinta kasih. Kalian tentu mengenal Stefanus dan keluarganya. Merekalah yang pertama-tama menjadi Kristen di Yunani. Mereka melayani umat Allah dengan sepenuh hati dan tidak bekerja untuk hal lain. Saya mohon dengan sangat supaya kalian mengikuti apa yang dikatakan oleh orang-orang seperti itu dan siapa saja yang bekerja dan melayani bersama mereka. Saya senang karena Stefanus sudah datang bersama Fortunatus dan Akhaikus. Kalian tidak mendampingi saya, tetapi merekalah sebagai pengganti kalian. Mereka menggembirakan hati saya sama seperti yang telah mereka lakukan terhadap kalian. Orang-orang seperti mereka harus betul-betul dihargai. Orang-orang Kristen di propinsi Asia mengirim salam kepada kalian. Akwila dan Priskila, serta orang-orang Kristen yang berkumpul untuk beribadat di rumah mereka, juga mengirim salam hangat kepada kalian. Semua orang Kristen di Efesus mengirim salam kepada kalian. Hendaklah kalian saling menyalami dengan hangat seperti orang yang bersaudara. Saya juga menulis ini dengan tangan saya sendiri: Salam dari saya, Paulus. Orang yang tidak mengasihi Tuhan, biarlah ia dikutuk. Maranatha -- Tuhan Yesus datanglah. Semoga Tuhan Yesus memberkati kalian. Teriring kasih kepada kalian semua yang dekat dengan Kristus. Hormat kami, Paulus [Kata-kata pertama] Saudara-saudara umat Allah di Korintus dan seluruh umat Allah di negeri Yunani! Saya, Paulus, bersama saudara kita Timotius, mengucapkan: Semoga Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus memberikan berkat dan kesejahteraan kepada kalian. Saya menulis surat ini sebagai rasul Kristus Yesus. Saya menjadi rasul karena Allah sendiri yang mengangkat saya menjadi rasul. [Paulus mengucapkan terima kasih kepada Allah] Baiklah kita mengucapkan terima kasih kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Allah adalah Bapa yang sangat baik hati. Semua pertolongan berasal dari Dia. Ia selalu menolong kami pada waktu kami mengalami kesusahan supaya kami juga dapat menolong orang lain yang mengalami kesusahan. Kami menolong mereka dengan kekuatan yang kami dapatkan dari Allah. Kami sudah mengalami banyak kesusahan yang pernah dialami oleh Kristus. Jadi, melalui Kristus juga, kami sangat ditolong oleh Allah. Kami mengalami kesusahan supaya kalian ditolong dan selamat. Kalau kami ditolong, kalian juga turut tertolong, dan diberi kekuatan untuk menghadapi kesusahan dengan sabar. Kesusahan yang kalian alami itu sama dengan kesusahan kami. Tetapi, kami selalu percaya dan tidak pernah ragu-ragu mengenai kalian. Kami tahu kalian turut merasa susah dengan kami dan karena itu kalian juga ditolong bersama dengan kami. Saudara-saudara! Kami ingin kalian mengetahui apa yang kami alami di wilayah Asia. Kami sangat menderita di sana sehingga kami sangka kami tidak akan hidup lagi. Kami merasa seperti orang yang sudah mendapatkan hukuman mati. Tetapi dengan mengalami semua itu, kami sadar bahwa kami tidak kuat dan harus bergantung kepada Allah. Dialah Allah yang menghidupkan orang mati. Dialah juga yang sudah menyelamatkan kami dari bahaya besar yang akan merenggut nyawa kami. Allah itu juga yang akan menyelamatkan kami di hari-hari yang akan datang. Kami yakin bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi karena kalian mendoakan kami. Dengan menyelamatkan kami, Allah mengabulkan doa banyak orang yang telah mendoakan kami. Banyak orang akan mengucapkan terima kasih kepada Allah karena Ia berbuat baik kepada kami. [Paulus mengubah rencananya] Kami bangga terhadap hidup kami di dunia ini, karena kami yakin sudah bersikap tulus dan jujur kepada kalian. Kami dapat melakukannya karena Allah sudah memberi kesanggupan itu kepada kami. Jadi, itu bukan karena kebijaksanaan manusia. Kami menulis surat kepadamu tentang hal-hal yang dapat kalian baca dan mengerti. Sekarang mungkin kalian tidak terlalu mengerti tentang kami, tetapi suatu saat nanti saya berharap kalian akan mengerti tentang kami. Nanti kalau Tuhan Yesus datang kembali, kalian akan merasa bangga terhadap kami, seperti kami juga merasa bangga terhadap kalian. (1:13) Karena keyakinan itulah, mula-mula saya berencana mengunjungi kalian supaya kalian mendapat berkat dua kali lipat. Saya bermaksud mengunjungi kalian dalam perjalanan saya ke Makedonia, dan singgah lagi dalam perjalanan pulangnya. Mudah-mudahan kalian dapat membantu saya melanjutkan perjalanan ke Yudea. Tetapi saya sudah mengubah niat saya. Apakah itu berarti pendirian saya gampang berubah? Waktu membuat rencana, apakah saya hanya menuruti kemauan sendiri? Sebentar berkata “Ya” dan sebentar berkata “Tidak”. Sama sekali tidak demikian. Demi Allah yang dapat dipercayai, janji saya kepada kalian bukanlah “Ya” dan “Tidak”, sebab Yesus Kristus, Anak Allah, bukanlah orang yang mengatakan “Ya” dan “Tidak”. Dia adalah “Ya” dari Allah. Dialah yang sudah diberitakan kepadamu oleh Silas, Timotius dan saya sendiri. Melalui Dia, Allah telah menjawab “Ya” terhadap semua janji-Nya. Oleh karena itulah, kita mengucapkan “Amin” kepada Allah dalam Yesus Kristus. Kami melakukan ini, supaya nama Allah dimuliakan. Allah sendiri yang telah membuat kami dan kalian teguh bersatu dengan Kristus. Dia juga yang telah memilih kita khusus untuk diri-Nya. Allah sudah menjadikan kita milik-Nya yang sah. Ia juga sudah memberikan Roh-Nya di dalam hati kita sebagai jaminan bahwa Ia akan menepati semua janji-Nya kepada kita. Allah menjadi saksi saya. Ia mengetahui isi hati saya. Saya tidak jadi ke Korintus, karena saya tidak mau membuat hati kalian sedih. Saya tidak memaksa kalian mengenai apa yang harus kalian percayai, karena keyakinan kalian kepada Kristus sudah kuat. Saya sudah memutuskan untuk tidak mengadakan kunjungan yang nanti akan membuat kalian sedih. Kalau saya membuat kalian sedih, siapa lagi yang akan membuat saya bahagia? Hanya kalianlah yang bisa membuat saya bahagia. Itu sebabnya saya menulis surat ini. Saya tidak akan datang kepada kalian karena nanti hati saya sedih, padahal seharusnya kalianlah yang menggembirakan saya. Saya yakin jika saya gembira, kalian pun akan gembira juga. Saya menulis surat ini dengan hati sedih dan berat, dengan air mata bercucuran. Saya tidak bermaksud membuat kalian sedih, tetapi saya ingin menunjukkan betapa saya sangat mengasihi dan memperhatikan kalian. [Orang yang bersalah harus diampuni] Kalau ada orang yang menyebabkan kesedihan, orang itu membuat sedih kalian semua, atau sekurang-kurangnya sebagian dari kalian, bukan saya. Saya tidak mau memperlakukan orang itu terlalu keras. Hukuman yang kalian jatuhkan sudah cukup baginya. Sekarang sudah saatnya kalian mengampuni dia. Hiburlah dia agar tidak terlalu sedih sampai menjadi putus asa. Saya mohon tunjukkanlah kepadanya bahwa kalian benar-benar tetap mengasihinya. Maksud saya menulis surat ini untuk menguji kalian, apakah kalian selalu menuruti petunjuk-petunjuk saya. Kalau kalian mengampuni orang yang bersalah terhadapmu, saya pun akan mengampuninya. Sebab, kalau saya harus mengampuni -- kalau memang ada yang perlu diampuni -- saya mengampuninya di hadapan Kristus untuk kebaikan kalian. Saya melakukan itu supaya Iblis tidak dapat menipu kita, sebab kita tahu rencana-rencananya. [Paulus mengkhawatirkan Titus] Pada waktu saya sampai di Troas untuk menyampaikan Kabar Baik tentang Kristus, Tuhan sudah membuka jalan bagi saya untuk bekerja di tempat itu. Namun saudara kita, Titus tidak ada di sana. Hati saya tidak tenang memikirkan di mana Titus berada. Saya segera minta diri kepada orang-orang di sana, lalu pergi ke Makedonia untuk mencari dia. [Menang karena Kristus] Syukur kepada Allah! Karena kami dekat dengan Kristus, Allah selalu memimpin kami untuk ikut dalam pawai bersama Kristus yang menang. Allah memakai kami supaya di mana-mana orang mengenal Kristus. Pengetahuan tentang Kristus itu sama seperti bau harum yang tersebar dan dicium orang di mana-mana. Dan kami sama seperti bau kemenyan yang harum yang dibakar oleh Kristus untuk Allah. Bau kemenyan yang dibakar itu tersebar ke mana-mana, di antara orang yang sedang diselamatkan dan orang yang sedang menuju kebinasaan. Di antara orang yang sedang menuju kebinasaan itu, baunya seperti bau busuk yang mematikan. Tetapi di antara orang yang sedang diselamatkan, baunya seperti bau harum yang menghidupkan. Nah, siapakah yang sanggup melaksanakan tugas seperti itu? (2:15) Banyak orang membawa berita dari Allah hanya untuk mendapatkan keuntungan. Tetapi, kami tidak seperti mereka. Kami adalah hamba-hamba Kristus dan kami ditugaskan oleh Allah. Kalau kami berbicara, kami ucapkan apa yang harus kami ucapkan. Kami berbicara dengan maksud-maksud yang murni menurut perintah Allah. Ia tahu apa yang kami ucapkan. [Pelayan-pelayan perjanjian yang baru] Kami sama sekali tidak bermaksud memuji-muji diri kami. Kami juga tidak memerlukan surat pujian untuk kalian atau dari kalian. Mungkin orang lain yang memerlukannya. Saudara sendirilah surat pujian kami, yang tertulis di hati kami, supaya setiap orang dapat membaca dan mengenalnya. Jelaslah bahwa Saudara adalah surat dari Kristus, yang dikirim lewat kami. Surat itu tidak ditulis dengan tinta, melainkan oleh Roh Allah yang hidup; bukan diukir pada batu, melainkan dalam hati manusia. Kami berani berkata begitu, karena kami benar-benar percaya kepada Allah melalui Kristus yang akan menolong kami melakukan apa yang kami katakan. Kami tidak mempunyai alasan apa pun untuk mengatakan bahwa kami mampu melakukan pekerjaan ini, tetapi Allahlah yang memberi kemampuan kepada kami. Allah sudah memberikan kesanggupan kepada kami untuk menjadi pelayan perjanjian yang baru. Perjanjian itu bergantung kepada Roh Allah, bukan pada hukum yang tertulis, sebab Hukum yang tertulis itu membawa kematian, sedangkan Roh Allah memberi hidup. Pada waktu perjanjian yang membawa kematian itu diukir pada batu, cahaya Allah yang cemerlang menyinari wajah Musa. Cahaya itu sangat gemilang memancar dari wajah Musa, sampai-sampai bangsa Israel tidak sanggup memandang wajahnya -- meskipun cahaya itu sudah mulai pudar. Coba kalian bayangkan, perjanjian yang membawa kematian itu saja disertai cahaya cemerlang yang luar biasa, apalagi perjanjian yang diberikan Roh Allah. Tentu perjanjian itu disertai dengan cahaya yang lebih cemerlang lagi. (3:7) Perjanjian yang dapat menghukum manusia saja begitu cemerlang. Nah, tentu perjanjian yang membuat manusia berbaik kembali dengan Allah akan lebih cemerlang lagi. Mungkin yang dahulu cemerlang, kini tidak lagi cemerlang dibandingkan dengan kecemerlangan yang sekarang ini. Jika sesuatu yang hanya tahan sementara saja begitu cemerlang, pasti sesuatu yang abadi lebih cemerlang lagi. Oleh karena kami mempunyai harapan seperti itu, kami bisa berbicara dengan penuh keberanian. Kami tidak seperti Musa yang menutupi mukanya, supaya bangsa Israel tidak melihat bahwa cahaya Tuhan makin pudar dan akhirnya hilang dari wajahnya. Pikiran orang Israel sudah tertutup, bahkan sampai saat ini masih tertutup. Pikiran mereka tertutup oleh selubung pada waktu mereka membaca kitab-kitab tentang perjanjian yang lama itu. Selubung itu baru bisa lepas kalau orang percaya kepada Kristus. Sampai sekarang, jika orang Israel membaca kitab-kitab Musa, selubung itu masih menutupi hati dan pikiran mereka. Pada saat seseorang datang kepada Tuhan, maka selubung itu akan diangkat dari mukanya. Nah, yang dimaksud dengan “Tuhan” di sini adalah Roh. Dan di mana Roh Tuhan ada, di situ juga ada kebebasan. Sekarang kita memancarkan kecemerlangan Tuhan, tanpa ditutupi selubung. Kecemerlangan itu berasal dari Roh, dan Roh itu adalah Tuhan. Roh itu terus-menerus mengubah kita menjadi seperti Dia, makin lama kita menjadi semakin cemerlang. [Kabar yang diberitakan oleh Paulus ialah kabar tentang Yesus] Allah menyuruh kami melakukan pekerjaan ini karena kebaikan hati Allah. Karena itu, kami tidak putus asa. Kami tidak bekerja dengan cara sembunyi-sembunyi dan memalukan. Kami juga tidak mau licik dan tidak mau berdusta mengenai perkataan Allah. Kami hidup dengan hati yang murni dan menurut kemauan Allah. Kami berusaha supaya semua orang dapat menerima kami dengan baik di dalam hatinya agar Kabar Baik yang kami sampaikan itu dapat dimengerti oleh semua orang. Hanya orang yang menuju kebinasaan sajalah yang tidak mengerti Kabar Baik itu. Orang-orang itu tidak percaya kepada kabar itu, karena pikiran mereka tertutup. Dan yang menutup pikiran mereka ialah Iblis. Iblis itulah yang menyebabkan orang-orang itu tidak melihat terang yang menyinari mereka. Terang itu datang dari Kabar Baik yang memberitakan kemuliaan dan keagungan Kristus, yang memperlihatkan Allah kita. Kabar yang kami beritakan itu bukanlah kabar tentang diri kami sendiri, melainkan tentang Kristus. Kami memberitakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan kami adalah pelayan yang disuruh-Nya untuk melayani kalian. Dahulu Allah berkata, “Dari dalam gelap terbitlah terang.” Sekarang Allah itu juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita. Dengan demikian, pikiran kita menjadi terang untuk memahami keagungan Allah yang kelihatan dengan jelas pada wajah Kristus. Harta rohani yang berharga itu ada di dalam diri kami yang tidak berharga ini, yang terbuat dari tanah. Dengan begitu semua orang bisa melihat jelas bahwa kuasa yang besar itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Kami menghadapi banyak kesulitan, namun kami tidak hancur luluh. Kami bingung, namun kami tidak sampai putus asa, ataupun menyerah. Kami dianiaya, tetapi kami tidak ditinggalkan sendirian. Kami sering kali dipukul sampai jatuh, tetapi kami tidak mati. Badan kami senantiasa merasakan kematian Yesus, supaya kehidupan-Nya pun nyata dalam badan kami. Hidup kami terus-menerus diancam bahaya maut, karena melakukan pekerjaan Tuhan. Justru ancaman-ancaman itu memberi kesempatan kepada kami untuk menyatakan kuasa Yesus melalui badan kami yang mudah hancur ini. Ini berarti kematian terus-menerus mengancam diri kami, sebaliknya kehidupan sedang bekerja di dalam diri Saudara. Di dalam Kitab Suci tertulis “Saya percaya, itu sebabnya saya berbicara.” Dengan rasa percaya seperti itu juga, kami berbicara karena kami percaya. Kami yakin bahwa Allah yang sudah menghidupkan kembali Tuhan Yesus dari kematian, akan menghidupkan kami juga bersama-sama dengan Yesus, lalu membawa kalian serta kami ke hadapan-Nya. Semua ini untuk kebaikan kalian. Semakin banyak dari kalian yang mengalami bahwa Allah mengasihi kalian, semakin banyak pula orang yang berterima kasih kepada Allah. Dengan demikian Allah semakin diagungkan. [Hidup dengan percaya kepada Allah] Oleh karena itu, kami tidak putus asa. Meskipun badan kami makin lama makin rusak, batin kami dijadikan baru setiap hari. Kesusahan yang kami alami sekarang ini tidaklah seberapa dan hanya untuk sementara. Tetapi, karena kami sudah mengalami kesusahan itu, kami akan mendapatkan kebahagiaan besar untuk selama-lamanya. Kebahagiaan kami itu jauh lebih besar dari kesusahan yang telah kami alami. Sebab, kami tidak mau memperhatikan apa yang dapat dilihat, melainkan apa yang tidak dapat dilihat. Yang dapat dilihat hanya tahan untuk sementara waktu, tetapi yang tidak dapat dilihat tahan sampai selama-lamanya. Kami tahu bahwa kalau badan kita ini sudah dihancurkan, Allah akan memberikan kepada kita badan dari surga yang tahan untuk selama-lamanya. Badan itu dibuat oleh Allah sendiri. Sekarang ini kita mengeluh karena kita ingin sekali mempunyai badan yang dari surga. Badan itu seolah-olah menjadi rumah kita. Kita tidak lagi seperti orang yang tidak mempunyai rumah. (5:2) Selama kita tinggal di dunia dengan badan kita ini, kita mengeluh karena merasa sangat tertekan. Bukan karena kita mau lepas dari badan kita ini, tetapi karena kita ingin mempunyai badan yang dari surga itu. Badan itu adalah badan yang hidup kekal. Badan itu akan menggantikan badan kita yang dapat mati ini. Allah sendiri yang akan mempersiapkan kita untuk mengalami perubahan itu. Ia memberikan Roh-Nya kepada kita supaya kita tahu dengan pasti bahwa kita akan menerima semua yang disediakan Allah bagi kita. Oleh sebab itu, kami selalu merasa kuat. Kami tahu bahwa selama kami masih tinggal di dunia dengan badan yang bisa mati ini, kami jauh dari rumah yang akan kami diami bersama Tuhan. Sebab, hidup kami di dunia ini bergantung pada iman kami kepada Kristus, bukan pada apa yang dapat kami lihat di dunia ini. Kami merasa sangat kuat dan lebih suka lepas dari badan kami ini, supaya kami dapat tinggal bersama Tuhan. Tetapi, yang terutama kami inginkan melebihi segalanya ialah supaya kami dapat menyenangkan hati Tuhan. Kami ingin menyenangkan hati-Nya, baik selama kami masih di dunia ini maupun kalau kami sudah tinggal dengan Tuhan. Sebab, kita semua akan menghadap Kristus untuk diadili oleh Dia. Setiap orang akan dibalas setimpal dengan perbuatannya di dunia ini, perbuatan baik atau perbuatan jahat. [Melalui Kristus, kita dijadikan sahabat Allah] Kami tahu apa arti takut kepada Tuhan. Karena itu, kami berusaha supaya orang menganggap kami jujur dan ikhlas. Allah mengenal hati kami sedalam-dalamnya. Saya harap, dalam hati kalian, kalian sungguh-sungguh mengenal kami juga. Kalau kami berkata begitu, bukan berarti kami mau supaya kalian memuji kami. Kami hanya memberikan suatu alasan yang baik kepada kalian untuk merasa bangga terhadap kami. Maksudnya, supaya kalian tahu apa yang harus kalian lakukan apabila menghadapi orang-orang yang bangga mengenai rupa orang dan bukan mengenai sifatnya. Kalau kami tampaknya seperti orang yang tidak menguasai diri, itu karena kami melayani Allah. Dan kalau kami tampaknya bisa menguasai diri, itu untuk kepentingan kalian. Kristus mengasihi kami dan karena itu Ia menguasai hidup kami. Kami mengakui bahwa satu orang sudah mati untuk semua orang. Itu berarti semua orang dianggap sudah mati. Kristus mati untuk semua orang, supaya orang-orang yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri. Mereka hidup hanya untuk Kristus yang sudah mati dan dihidupkan kembali demi kepentingan mereka. Oleh sebab itu, kami tidak lagi menilai orang seperti biasanya manusia menilai orang. Memang dahulu kami pernah menilai Kristus dengan cara seperti itu, tetapi sekarang tidak lagi. Kalau orang sudah disatukan dengan Kristus, ia menjadi manusia yang baru. Yang lama tidak ada lagi, tinggal yang baru saja. Allah sendiri yang mengerjakan semua itu. Dahulu kita musuh Allah, tetapi melalui Kristus, Allah menjadikan kita sebagai sahabat-Nya lagi. Lalu Ia menyuruh kami berusaha supaya orang lain juga kembali menjadi sahabat-Nya. Berita yang kami sebarkan ialah bahwa melalui Kristus, Allah menjadikan semua orang sahabat-Nya. Allah tidak memikirkan lagi dosa-dosa mereka. Ia menyuruh kami membawa berita bahwa Ia menjadikan mereka sahabat-Nya. Jadi, kami berbicara untuk Kristus. Melalui kami, seolah-olah Allah sendiri yang menasihati kalian. Atas nama Kristus, kami mohon dengan sangat, terimalah pertolongan Allah! Ia mau membuat kalian menjadi sahabat-Nya! Kristus tidak berbuat dosa, tetapi demi kepentingan kita, Allah membuat Dia menanggung dosa kita. Allah melakukan itu supaya kalau kita bersatu dengan Kristus, kita dapat dijadikan sahabat Allah lagi. Allah sudah memberikan berkat-berkat-Nya kepada kalian. Oleh karena itu, kami mohon kalian mempergunakan berkat-berkat itu dengan baik. Di dalam Kitab Suci, Allah berkata begini, “Pada waktu yang Aku kehendaki, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku memberi keselamatan, Aku akan menolong engkau.” Nah, sekaranglah hari yang dikehendaki itu. Sekaranglah waktu untuk diselamatkan itu. Kami berusaha melakukan pekerjaan kami dengan baik, supaya jangan ada yang menyalahkan pekerjaan kami. Dalam segala hal yang kami kerjakan, kami menunjukkan bahwa kami adalah pelayan Allah. Kami selalu sabar menanggung segala masalah, penderitaan, dan kesulitan. Kami disiksa, dimasukkan ke dalam penjara, dan dipukul beramai-ramai. Kami bekerja keras, sering tidak tidur dan tidak makan. Namun, Kami tetap bersikap tulus, bijaksana, sabar, dan baik hati, serta selalu mengharapkan pertolongan Roh Allah dan menunjukkan kasih yang tulus. (6:5) Kami memberitakan kabar kebenaran dari Allah dan Roh Allah bekerja di dalam diri kami. Dengan semua itu, kami menunjukkan bahwa kami sungguh-sungguh hamba Allah. Kebenaran dari Allah kami pakai sebagai senjata kami baik untuk menyerang maupun untuk membela diri kami. Walaupun kami dihormati dan dihina, dipuji dan dipermalukan, kami selalu mengatakan hal yang benar tentang diri kami. Namun kami tetap dianggap pembohong. Kami dianggap tidak dikenal, walaupun dikenal oleh semua orang. Banyak orang mengira kami sudah mati, tetapi ternyata kami masih hidup. Kami memang disiksa, tetapi tidak mati. Walaupun hati kami sedih, kami selalu gembira. Meskipun kami terlihat miskin, kami sudah membuat banyak orang menjadi kaya. Kelihatannya kami tidak mempunyai apa-apa, tetapi sesungguhnya kami mempunyai segala-galanya. Saudara-saudara di Korintus yang kami kasihi! Kami sudah mengatakan dengan terus terang semua isi hati kami. Itu berarti kami tidak menutup hati kami terhadap kalian; justru kalianlah yang menutup hati terhadap kami. Sekarang, saya akan berbicara seperti saya berbicara kepada anak saya sendiri. Oleh karena itu, janganlah menutup hatimu terhadap kami. [Janganlah dipengaruhi oleh orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus] Berhati-hatilah, jangan sampai kalian bekerja sama dengan orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus. Kebaikan tidak mungkin bergabung dengan kejahatan. Terang tidak mungkin bersatu dengan gelap. Demikian juga Yesus Kristus dan Iblis tidak mungkin bersepakat. Apakah ada persamaan antara orang-orang yang percaya kepada Kristus dan orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus? Apakah Rumah Tuhan dan rumah berhala ada hubungannya? Kalian tahu, kita inilah Rumah Tuhan, yaitu Allah kita yang hidup. Dia sendiri sudah berkata, “Aku akan berdiam di tengah-tengah mereka. dan hidup bersama mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Oleh karena itu, tinggalkanlah orang-orang yang tidak percaya kepada-Ku itu! Jauhkanlah dirimu dari orang-orang itu. Janganlah berhubungan dengan hal-hal yang najis, maka aku akan menerima kamu. Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku, kata Tuhan yang Mahakuasa.” Saudara-saudara yang saya kasihi, semua janji itu untuk kita. Sebab itu, marilah kita membersihkan diri dari segala sesuatu yang mengotori badan dan batin kita. Hendaklah kita takut dan hormat kepada Allah supaya kita dapat menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. [Kegembiraan Paulus] Terimalah kami di dalam hati kalian. Kami tidak bersalah dan tidak merugikan seorang pun. Kami juga tidak mengambil keuntungan dari siapa pun. Itu saya katakan bukan untuk menyalahkan kalian. Seperti yang pernah saya katakan dahulu, kami sangat mengasihi kalian dan sehidup semati dengan kalian. Saya sangat percaya kepada kalian. Saya sangat bangga kepada kalian. Meskipun kami mengalami banyak kesulitan, hati saya gembira karena kalian terus menghibur dan menguatkan kami. Bahkan ketika kami sampai di Makedonia, kami sama sekali tidak sempat istirahat. Kami mendapat kesulitan dari luar diri kami, yaitu pertengkaran, dan dari dalam hati timbul rasa takut. Hanya, kami berterima kasih kepada Allah, Dia menghibur orang yang putus asa. Dia memberi semangat baru kepada kami dengan kedatangan Titus. Kami bersukacita atas kedatangan Titus. Lebih dari itu kami sangat terhibur mendengar berita bahwa kunjungannya ke tempat kalian sangat menyenangkan hatinya. Ia juga bercerita kepada kami betapa rindunya kalian kepada saya, betapa kalian menyesali perbuatan kalian dahulu dan sekarang kalian rela membela saya. Oleh karena itulah, saya sekarang bertambah gembira lagi. Meskipun surat saya itu membuat kalian menjadi sedih, saya tidak menyesal menulis surat itu. Memang pada waktu saya mengetahui bahwa surat saya itu membuat kalian sedih -- meskipun kesedihan itu tidak lama -- saya agak menyesal juga. Sekarang saya gembira -- bukan karena saya membuat hati kalian sedih, melainkan karena kesedihan itu menyebabkan kalian kembali kepada Allah. Rupanya kesedihan itu sesuai dengan kehendak Allah. Jadi, kami tidak merugikan kalian, sebab kesedihan seperti itu mengubah kelakuan menjadi baik dan membuat kita selamat dari dosa. Orang tidak akan menyesali kesedihan seperti itu. Sebaliknya, kesedihan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah hanya mendatangkan kematian. Perhatikanlah hasil yang kalian peroleh dari kesedihan karena menuruti kemauan Allah. Hasilnya, kalian sungguh-sungguh berusaha hidup dengan benar. Kalian menjadi benci terhadap dosa, kalian menjadi takut atas perbuatan salah, kalian rindu, kalian bersemangat, kalian rela menghukum orang yang bersalah. Kalian sudah menunjukkan bahwa kalian tidak bersalah. Saya menulis surat ini supaya dengan pertolongan Allah, kalian mengerti bahwa kalian begitu memperhatikan kami. Jadi, saya menulis bukan karena orang yang bersalah itu atau orang yang menderita karena kesalahan itu. Itulah sebabnya hati kami terhibur. Selain itu, kami juga sangat senang atas kegembiraan Titus ketika kalian menyambutnya dengan hangat. Sebelumnya saya sudah membangga-banggakan kalian kepadanya. Syukurlah, kalian tidak mengecewakan saya. Semua yang kami katakan kepadamu adalah benar. Dan yang kami bangga-banggakan tentang kalian kepada Titus ternyata benar pula. Sekarang Titus semakin mengasihi kalian, sebab ia ingat bahwa sekarang kalian mau mematuhinya dan menerimanya dengan penuh hormat. Saya gembira sekali, sebab kalian bisa dipercaya. [Orang-orang Kristen memberikan sumbangan uang] Saudara-saudara! Kami ingin kalian tahu betapa baiknya Allah kepada orang-orang Kristen di Makedonia. Mereka telah diuji pada waktu mereka mengalami kesusahan-kesusahan yang berat sekali. Meskipun begitu, mereka sangat gembira dan murah hati dalam memberikan sumbangan uang untuk menolong orang lain. Padahal mereka sangat miskin. Saya dapat mengatakan dengan pasti bahwa mereka sudah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan lebih dari yang dapat mereka berikan. Mereka minta dengan sangat kepada kami supaya diperbolehkan ikut memberikan sumbangan untuk umat Allah di Yudea. Padahal tidak ada orang yang menyuruh mereka. Mereka melakukannya atas kerelaan sendiri. Mereka memberikan jauh lebih banyak daripada yang kami harapkan! Mula-mula mereka menyerahkan diri kepada Tuhan, lalu mereka menyerahkan diri kepada kami juga menurut kemauan Allah. Oleh sebab itu, kami mendesak Titus, yang memulai usaha ini, supaya ia melanjutkan usaha yang baik ini di antara kalian juga. Kalian mempunyai kelebihan dalam segala-galanya. Kalian mempunyai kelebihan dalam hal percaya, dalam hal menyatakan pendapat, dalam hal pengetahuan, dalam segala macam usaha dan dalam mengasihi kami. Karena itu, kami ingin supaya kalian juga mempunyai kelebihan dalam usaha yang baik ini. Saya menulis ini tidak sebagai suatu perintah. Saya hanya menunjukkan bahwa orang lain sangat giat menolong sesamanya. Maksud saya ialah supaya saya tahu sejauh mana kalian mengasihi orang lain. Kalian tahu bahwa Yesus Kristus Tuhan kita sangat mengasihi kita. Ia kaya, tetapi Ia menjadikan diri-Nya miskin untuk kepentingan kalian. Ia menjadi miskin supaya kalian menjadi kaya. Menurut pendapat saya, lebih baik kalian menyelesaikan apa yang telah kalian mulai tahun lalu. Kalianlah yang pertama-tama memikirkan usaha ini dan memulainya. Jadi, teruskan saja dan selesaikanlah usaha itu! Ketika kalian baru merencanakannya, kalian bersemangat sekali. Nah, selesaikanlah itu juga dengan bersemangat dan dengan apa yang kalian punya. Jika kalian ingin memberi, Allah akan menerima pemberian yang kalian berikan menurut kemampuan kalian itu. Ia tidak menuntut kalian untuk memberikan apa yang tidak sanggup kalian berikan. Saya tidak bermaksud memberatkan kalian dengan tanggung jawab dan membebaskan orang lain. Tetapi, kalian sekarang berkecukupan. Jadi, wajarlah kalau kalian menolong orang yang berkekurangan. Nanti kalau kalian berkekurangan dan mereka berkecukupan, mereka juga akan menolong kalian. Jadi, kalian dan mereka diperlakukan dengan sama. (8:13) Di dalam Kitab Suci tertulis, “Orang yang penghasilannya banyak tidak berkelebihan, dan orang yang penghasilannya sedikit tidak berkekurangan.” [Paulus mengutus Titus dan teman-temannya] Kami berterima kasih kepada Allah, karena Ia membuat Titus bersemangat seperti kami dalam memperhatikan kalian. Titus dengan senang hati mau menerima usul kami. Ia begitu semangat mau menolong kalian. Dengan kemauannya sendiri ia memutuskan pergi mengunjungi kalian. Bersama dengan dia, kami juga mengutus seorang saudara lain yang dihormati di semua jemaat oleh karena pekerjaannya memberitakan Kabar Baik dari Allah. Orang itu juga sudah dipilih oleh jemaat untuk pergi menemani kami. Kami akan pergi membawa sumbangan ke Yerusalem supaya Tuhan dimuliakan dan supaya kalian tahu bahwa kami rela menolong. Kami sangat berhati-hati dalam menyampaikan sumbangan yang besar ini, supaya tak seorang pun mencurigai kami. Kami mau berbuat jujur, baik di hadapan Tuhan maupun manusia. Selain Titus dan orang itu, kami juga mengirim seorang saudara lagi yang sudah teruji. Ia terbukti orang yang suka menolong. Sekarang ia sungguh-sungguh mau menolong kalian, karena ia sangat mempercayai kalian. Titus adalah teman yang bekerja bersama saya untuk menolong kalian. Dua saudara yang lain adalah utusan jemaat-jemaat. Mereka adalah contoh yang baik dari orang-orang yang menjadi milik Kristus. Tunjukkanlah bahwa kalian mengasihi mereka, sehingga semua jemaat tahu bahwa kalian mengasihi mereka dan apa yang saya banggakan tentang kalian adalah benar. Sebenarnya saya tidak perlu menulis lagi tentang bantuan yang dikirim kepada orang-orang Kristen di Yudea. Saya tahu kalian suka menolong. Saya juga begitu membanggakan kalian kepada orang-orang Kristen di Makedonia. Saya mengatakan, “Saudara-saudara di Akhaya sudah siap memberi sumbangan sejak tahun lalu. Semangat kalian membuat orang lain jadi bersemangat juga untuk menolong. Oleh karena itu, saya mengutus Titus dan dua saudara itu kepadamu. Saya harap kalian sudah siap dengan sumbangan itu seperti yang saya bangga-banggakan kepada mereka. Dengan demikian, apa yang saya katakan bukan omong kosong saja. Saya hanya kuatir kalau beberapa orang dari Makedonia ini ikut bersama saya dan melihat kalian belum siap, wah kami akan malu sekali, padahal kami sangat percaya kepadamu. Kalian sendiri pun akan malu juga. Itulah sebabnya saya mengutus mereka lebih dahulu. Mereka akan mengurus sumbangan yang kalian janjikan itu. Jadi, kalau saya datang kalian sudah siap dengan pemberian itu. Itu akan menunjukkan bahwa pemberian itu diberikan dengan senang hati, bukan terpaksa. Ingatlah, orang yang menanam benih sedikit akan mendapat hasil panen sedikit juga. Sebaliknya, orang yang menanam benih banyak akan mendapat hasil yang banyak juga. Setiap orang harus memberi menurut keputusannya sendiri, tanpa rasa enggan atau karena terpaksa, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan senang hati. Allah mampu memberikan berkat yang berlimpah melebihi kebutuhan kalian, sehingga semua kebutuhan kalian terpenuhi, bahkan kalian mendapat berkat yang lebih untuk berbuat baik kepada orang yang membutuhkannya. Seperti tertulis dalam Kitab Suci, “Allah memberikan dengan berlebihan kepada orang miskin. Perbuatan-Nya yang baik menyebabkan Ia dihormati untuk selama-lamanya.” Allah menyiapkan benih untuk orang yang menanam dan makanan untuk kita. Ia akan melipatgandakan apa yang kita tanam supaya kita dapat memberi lebih banyak lagi. Dengan demikian, kalian dapat mencukupi segala kebutuhan kalian dan dapat memberi dengan senang hati. Dan mereka yang menerima pemberian itu melalui kami akan mengucapkan terima kasih kepada Allah. Perbuatan baik kalian ini bukan saja memenuhi kebutuhan hidup umat Allah, tetapi juga membuat mereka berterima kasih kepada Allah. Kebaikan hati kalian menyebabkan banyak orang Kristen di Yudea akan memuji Allah, sebab mereka sudah melihat kesetiaan kalian kepada Kabar Baik tentang Kristus. Mereka juga memuji Allah karena kalian sudah membagi-bagikan pemberian itu kepada mereka dan orang-orang lain. Mereka mendoakan kalian dengan sungguh-sungguh dan penuh kasih sayang karena Allah sangat baik hati kepadamu. Berterimakasihlah kepada Allah atas pemberian-Nya yang berlimpah itu. Saya, Paulus, mengajukan permintaan kepada kalian. Kata orang, saya lemah-lembut kalau sedang bersama dengan kalian, tetapi keras kalau sedang berjauhan dengan kalian. Demi Kristus yang lemah-lembut dan baik hati, saya mengharapkan pada saat saya datang nanti kalian tidak membuat saya terpaksa bertindak keras. Saya bermaksud bertindak keras terhadap mereka yang menganggap bahwa pekerjaan kami didasari niat yang manusiawi saja. Kami memang manusia biasa dan masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang dengan niat manusiawi. Senjata yang kami pakai di dalam perjuangan kami bukan senjata dunia, melainkan senjata yang dilengkapi dengan kuasa Allah yang ampuh. Senjata itu kami gunakan untuk menghancurkan benteng-benteng dan menghancurkan perbantahan yang tidak benar. Kami menumbangkan setiap rintangan yang dibanggakan, yang didirikan untuk menentang pengetahuan tentang Allah. Kami menangkap setiap pikiran, lalu membuatnya taat kepada Kristus. Setelah terbukti bahwa kalian benar-benar sudah taat kepada Kristus, kami siap menghukum sikap yang tidak setia. Kalian harus melihat keadaan yang sebenarnya. Kalau ada orang yang yakin bahwa dirinya kepunyaan Kristus, biarlah ia mengingatkan dirinya sendiri, dan melihat bahwa kami juga kepunyaan Kristus, sama seperti dirinya. Saya tidak malu, sekalipun kami terlalu membangga-banggakan kekuasaan yang diberikan Tuhan kepada kami. Kekuasaan itu untuk untuk membangun, bukan untuk menghancurkan kalian. Saya tidak bermaksud menakut-nakuti kalian dengan surat-surat saya. Orang berkata, “Surat-surat Paulus tegas dan keras. Namun, kalau ia berhadapan muka dengan kita, kata-katanya tidak berarti.” Orang-orang seperti itu harus mengerti, bahwa tidak ada perbedaan antara apa yang kami tulis di dalam surat kami pada waktu kami berjauhan, dan apa yang kami katakan pada waktu kami berada di antara kalian. Tentu saja kami tidak berani membanggakan diri kami sendiri atau membandingkan diri kami dengan orang yang menganggap dirinya tinggi. Mereka membuat ukuran untuk diri mereka sendiri, lalu ukuran itu mereka gunakan untuk mengukur diri mereka sendiri dan orang lain. Alangkah bodoh mereka itu! Sebaliknya, kami membanggakan diri tanpa melampaui batas. Kebanggaan kami hanya sebatas pekerjaan yang ditentukan Allah, termasuk pekerjaan kami di antara kalian. Karena kalian berada di dalam batas-batas itu, berarti pada waktu kami mengunjungi kalian untuk menyampaikan Kabar Baik tentang Kristus, kami tidak melampaui batas-batas itu. Jadi, kami tidak membanggakan diri atas pekerjaan orang lain yang berada di luar batas pelayanan yang ditentukan Allah untuk kami. Sebaliknya, kami tetap tinggal di dalam batas-batas yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Kami mengharapkan kalian semakin percaya kepada Kristus sehingga kami dapat berbuat lebih banyak di antara kalian. Dengan begitu, kami dapat menyebarkan juga Kabar Baik itu di negeri-negeri lain. Kami tidak perlu membanggakan diri atas pekerjaan yang sudah dilakukan di daerah pelayanan orang lain. Di dalam Kitab Suci tertulis, “Jika ada yang mau membanggakan sesuatu, banggakanlah sesuatu yang sudah dilakukan Tuhan.” Seseorang dianggap baik hanya kalau Tuhan menganggapnya baik, bukan kalau dirinya sendiri menganggapnya baik. [Paulus dan rasul-rasul palsu] Semoga kalian mau bersabar kepada saya, bahkan kalau saya bertindak agak bodoh. Saya mengasihimu seperti Allah mengasihi kalian, sama seperti seorang gadis perawan yang suci yang sudah saya pilih untuk Kristus. Namun saya takut kalian tidak setia lagi kepada Kristus, sama seperti Hawa yang ditipu oleh kelicikan ular, sebab kalian tampaknya mudah terpengaruh orang yang datang mengajar kalian. Padahal, orang itu tidak mengajar tentang Yesus yang kami beritakan kepada kalian, tetapi ia berbicara tentang Yesus yang lain. Kalian juga mau menerima roh dan “kabar baik” yang sangat berbeda dengan yang pernah kami sampaikan kepada kalian. Saya merasa tidak kurang sedikit pun daripada “rasul-rasul” yang luar biasa itu. Mungkin saya kurang pandai berbicara, tetapi saya bukan orang yang bodoh. Kami sudah menunjukkan hal ini dengan jelas kepada kalian dalam segala waktu dan keadaan. Saya tidak meminta upah sedikit pun ketika saya memberitakan Kabar Baik dari Allah kepadamu. Saya merendahkan diri saya untuk meninggikan kalian. Apakah dengan demikian saya bersalah terhadapmu? Jemaat-jemaat lain sudah membiayai saya untuk menyampaikan Kabar Baik itu kepada kalian. Saya sudah merugikan mereka untuk menolong kalian. Ketika saya memerlukan sesuatu, saya tidak meminta apa-apa dari kalian. Semua yang saya perlukan disediakan oleh orang-orang Kristen dari Makedonia. Saya tidak mau menyusahkan kalian dan saya akan tetap terus bersikap seperti itu. Saya bangga karena kebenaran ajaran Kristus ada pada saya, tak seorang pun di Akhaya dapat menghapuskan kebanggaan itu. Saya berkata begitu, karena saya mengasihi kalian. Allah tahu akan hal itu. Saya akan terus melakukan hal itu supaya “rasul-rasul” yang lain itu tidak dapat memuji-muji diri dan berkata bahwa mereka melayani Allah sama seperti kami. Orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu. Allah sama sekali tidak pernah mengutus orang-orang itu. Mereka tidak jujur dan pura-pura menjadi rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak aneh, sebab Iblis sendiri pun bisa menyamar sebagai malaikat terang. Jadi, bukan hal yang aneh kalau pelayan-pelayannya bisa menyamar sebagai pelayan-pelayan yang melakukan kemauan Allah. Pada akhirnya mereka akan menerima hukuman yang setimpal untuk perbuatan mereka yang jahat itu. [Penderitaan Paulus bagi Kristus] Sekali lagi saya mohon janganlah kalian menganggap saya bodoh, karena berbicara seperti ini. Namun, kalau kalian tetap menganggap begitu, biarlah saya yang bodoh ini berbangga sedikit. Saya akan katakan kebanggaan saya, tetapi itu bukan perintah Tuhan. Saya sungguh-sungguh berbicara seperti orang bodoh. Banyak orang yang membanggakan hal-hal duniawi. Jadi, saya pun mau berbuat begitu. Kalian menganggap diri pandai, karena itu kalian dengan senang hati mendengarkan orang yang bodoh. Kalian membiarkan saja orang memperlakukan kalian seperti budak, dan mengambil keuntungan dari kalian. Bahkan kalian membiarkan mereka lebih tinggi daripada kalian dan berani menampar kalian. Saya malu mengatakan bahwa kami tidak berani berbuat seperti itu. Tetapi, apa pun yang mereka banggakan, saya bisa juga membanggakannya. (Lagi-lagi saya berbicara seperti orang bodoh.) Apakah mereka orang Ibrani? Saya juga. Apakah mereka orang Israel? Saya juga. Apakah mereka keturunan Abraham? Saya juga. Apakah mereka pelayan Kristus? Saya juga. Mungkin saya mengatakan ini seperti orang gila, tetapi saya memang pelayan Kristus yang lebih baik daripada mereka. Saya bekerja lebih keras. Saya sering dimasukkan ke dalam penjara. Sudah lima kali orang Yahudi menyiksa saya, setiap kali dengan tiga puluh sembilan kali cambukan. Tiga kali saya dipukul dengan tongkat oleh orang-orang Roma. Saya pernah dilempari dengan batu oleh orang banyak. Tiga kali kapal yang saya tumpangi karam di laut. Sekali saya terapung-apung di laut selama dua puluh empat jam. Sering kali saya melakukan perjalanan yang berbahaya. Saya menghadapi bahaya banjir, bahaya perampok, bahaya dari bangsa Yahudi dan dari bangsa bukan Yahudi, bahaya dari dalam kota dan luar kota, bahaya di laut, dan bahaya dari orang-orang yang berpura-pura menjadi Kristen. Saya sering bekerja keras dan berjuang setengah mati hingga bermalam-malam kurang tidur. Saya tidak makan dan minum hingga sering kelaparan. Saya menggigil kedinginan karena kurang pakaian dan tidak mempunyai tempat tinggal. Selain itu, setiap hari saya merasa khawatir memikirkan keadaan semua jemaat. Jika ada yang merasa lemah, saya pun merasa lemah. Jika ada yang berbuat dosa, hati saya juga sedih sekali. Seandainya saya harus membanggakan sesuatu, saya akan membanggakan hal-hal yang menunjukkan kelemahan saya. Allah, Bapa dari Tuhan Yesus, tahu bahwa saya tidak berbohong. Terpujilah nama-Nya untuk selama-lamanya. Waktu saya berada di Damsyik, gubernur kota itu yang diangkat Raja Aretas, menyuruh orang menjaga pintu gerbang kota untuk menangkap saya. Namun, dengan dimasukkan ke dalam sebuah keranjang, saya diturunkan dengan tali dari lubang di tembok kota. Dengan demikian, saya dapat lolos dari gubernur itu. [Hal-hal yang diperlihatkan Allah kepada Paulus] Saya mau membanggakan diri, walaupun tidak ada untungnya. Saya mau membanggakan hal-hal yang Allah perlihatkan kepada saya. Saya mengenal seorang pengikut Kristus yang empat belas tahun lalu diangkat ke surga. (Hanya Allah yang tahu apakah badannya benar-benar terangkat atau itu hanya suatu penglihatan.) Saya tahu bahwa orang ini dibawa ke Firdaus. Di sana ia mendengarkan hal-hal yang menakjubkan, yang tidak bisa digambarkan dan diucapkan oleh orang-orang lain. (12:2) (12:2) Orang itulah yang mau saya banggakan, bukan diri saya sendiri. Saya sendiri hanya akan membanggakan hal-hal yang menunjukkan betapa lemahnya saya. Seandainya saya mau membanggakan diri, saya tidak mau jadi pembohong yang membesar-besarkan sesuatu. Saya akan menceritakan yang sebenarnya. Saya tidak mau seorang pun menganggap saya lebih daripada seharusnya. Kalian sendiri telah melihat apa yang saya lakukan dan mendengar apa yang saya ucapkan. Jadi lebih baik saya menahan diri. Dan supaya saya tidak sombong setelah mendapat penglihatan-penglihatan yang hebat itu, saya diberikan semacam penyakit dalam badan saya. Penyakit itu merupakan alat Iblis supaya saya tidak sombong. Saya sudah tiga kali meminta Tuhan menyembuhkan saya, tetapi Tuhan menjawab, “Aku mengasihi engkau dan itu cukup untukmu. Kuasa-Ku akan nyata sekali kalau engkau lemah.” Karena itu, saya lebih suka membanggakan kelemahan-kelemahan saya, supaya saya merasakan kuasa Kristus melindungi saya. Jadi, saya gembira memiliki kelemahan-kelemahan dalam diri saya. Saya juga gembira kalau saya dijelek-jelekkan, mengalami kesulitan dan dianiaya oleh karena melakukan pekerjaan Kristus. Pada waktu saya lemah itulah, saya merasa lebih kuat. [Paulus khawatir mengenai orang-orang Kristen di Korintus] Saya seperti orang bodoh, tetapi kalianlah yang menyebabkan saya menjadi begitu. Sebenarnya kalianlah yang harus memuji saya. Sebab, meskipun saya tidak berarti apa-apa, saya sama sekali tidak kalah terhadap rasul-rasul kalian yang “istimewa” itu. Dengan sabar saya sudah memperlihatkan banyak keajaiban dan pekerjaan besar kepada kalian untuk membuktikan bahwa saya seorang rasul. Kalian bukannya kurang diperhatikan, kalau dibandingkan dengan orang-orang Kristen lain. Paling-paling, yang kurang hanya karena saya tidak mau menyusahkan kalian untuk membiayai saya. Maafkan saya atas kesalahan itu! Sekarang ini sudah ketiga kalinya saya siap untuk pergi mengunjungi kalian. Dan saya tidak akan menyusahkan kalian. Sebab, saya hanya menginginkan kalian dan bukan uang kalian. Karena bagaimanapun, bukan anak-anak yang harus membiayai orang tuanya, tetapi orang tualah yang harus membiayai anaknya. Itu sebabnya dengan senang hati saya rela menyerahkan apa saja yang ada pada saya untuk kepentingan kalian. Bahkan saya rela menyerahkan diri saya sendiri untuk kalian. Saya sangat mengasihi kalian, masakan kalian kurang mengasihi saya? Kalian tahu bahwa saya tidak pernah menyusahkan kalian. Tetapi, ada yang berkata bahwa saya ini lihai dan mendapatkan keuntungan dari kalian dengan tipu daya. Mana mungkin! Pernahkah saya mengambil keuntungan dari kalian melalui orang-orang yang saya utus kepada kalian? Saya minta dengan sangat supaya Titus pergi kepada kalian dan saya menyuruh seorang saudara Kristen lain ikut dengan dia. Apakah Titus mengambil keuntungan dari kalian? Tidak mungkin! Sebab, dia dan saya bekerja dengan tujuan dan cara yang sama! Barangkali kalian menyangka bahwa selama ini kami sedang berusaha membenarkan diri di hadapan kalian. Kalian keliru! Allah mengetahui bahwa kami berbicara menurut keinginan Kristus. Semua yang kami lakukan bertujuan untuk menolong kalian. Saya khawatir, pada waktu saya berkunjung nanti, saya mendapati kalian tidak seperti yang saya harapkan. Kalian juga mendapati saya tidak seperti yang kalian harapkan. Dan apabila saya sampai di tempat kalian, jangan-jangan saya hanya melihat orang berkelahi, iri hati, marah-marah, mementingkan diri sendiri, memfitnah, membicarakan keburukan orang lain, sombong, dan mengacau. Saya takut kalau-kalau pada waktu saya mengunjungi kalian lagi, Allah akan merendahkan saya di depan kalian. Saya akan menangis karena banyak dari antara kalian yang dahulu berdosa, belum juga berubah dan masih melakukan perbuatan-perbuatan yang kotor, cabul, dan tidak pantas. [Kata-kata penutup] Ini untuk ketiga kalinya saya datang mengunjungi kalian. Dalam Kitab Suci tertulis, “Setiap masalah harus didukung dua atau tiga orang saksi, baru masalah itu bisa diputuskan secara resmi.” Dahulu dalam kunjungan saya yang kedua, saya sudah memberi peringatan kepada orang-orang yang berbuat dosa. Sekarang saya memang jauh dari kalian, tetapi saya memperingatkan lagi, bila saya datang nanti mereka semua akan dihukum. Saya akan memberikan bukti yang kalian inginkan bahwa Kristus benar-benar berbicara melalui saya. Kristus tidak akan bersikap lemah terhadap kalian. Ia akan menunjukkan kuasa-Nya di antara kalian. Ia memang lemah ketika disalibkan, tetapi kini Ia hidup karena kuasa Allah. Kami juga lemah, sama seperti Kristus. Namun, kalian akan melihat, dengan kuasa Allah kami akan hidup, sama seperti Kristus. Coba kalian menguji diri sendiri, apakah kalian betul-betul hidup sebagai orang yang percaya kepada Kristus! Pasti kalian menyadari bahwa Kristus Yesus menguasai hati kalian. Sebab, kalau Kristus tidak menguasai hati kalian, tentu kalian sudah gagal ketika diuji. Saya harap kalian menyadari bahwa kami bukan orang gagal ketika diuji. Kami berdoa kepada Allah semoga Ia mau menolong kalian untuk tidak berbuat salah. Bukan untuk menunjukkan bahwa kami ini memang berhasil. Tetapi, kami ingin supaya kalian melakukan apa yang baik, meskipun kelihatannya kami gagal ketika diuji. Sebab, kami tidak dapat melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kemauan Allah. Kami harus menuruti yang benar. Kami merasa senang kalau kami lemah, tetapi kalian kuat. Jadi, kami juga berdoa supaya kalian menjadi sempurna. Itu sebabnya saya menulis surat ini pada waktu saya jauh dari kalian. Maksudnya, supaya kalau saya datang, saya tidak usah bertindak dengan keras terhadap kalian. Tuhan sudah memberikan kekuasaan kepada saya dan saya mau memakai kekuasaan itu untuk menolong kalian, bukan untuk mencelakakan. Akhirnya, Saudara-saudara, saya ucapkan selamat! Berusahalah menjadi sempurna dan terimalah semua nasihat saya. Hendaklah kalian sehati dan hidup dengan rukun, maka Allah yang memberi kasih dan sejahtera, akan menolong kalian. Hendaklah kalian saling menyalami dengan hangat seperti orang yang bersaudara. (13-12b) Seluruh umat Allah mengirim salam kepada kalian. (13-13) Tuhan Yesus Kristus memberkati kalian, Allah mengasihi kalian, dan Roh Allah menyertai kalian. Hormat kami, Paulus [Kata-kata pertama] Saudara-saudara jemaat Kristen di Galatia! Ini surat dari saya, Paulus. Semua saudara kita, orang-orang Kristen yang ada bersama saya mengirim salam kepada kalian: Semoga Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus memberikan berkat dan sejahtera kepada kalian. Saya menjadi rasul, bukan karena ada orang lain yang menolong saya menjadi rasul. Bukan juga karena ada orang yang mengangkat saya menjadi rasul. Yang mengangkat saya menjadi rasul ialah Yesus Kristus dan Allah Bapa kita. Dialah Allah yang menghidupkan Kristus dari kematian. (1:1) (1:1) Kristus dengan sukarela mati supaya Allah menghapus dosa-dosa kita dan mengampuni kita. Kristus melakukan itu karena Ia menuruti kemauan Allah Bapa kita. Allah mau membebaskan kita, supaya kita tidak hidup seperti orang jahat di dunia ini. Marilah kita memuji Allah untuk selama-lamanya. Amin! [Kabar Baik yang dari Allah] Saya sangat heran dengan kalian! Kalian begitu cepat meninggalkan Allah dan mengikuti “Kabar Baik” yang lain, padahal Allah sudah memanggil kalian dengan kasih dan kebaikan-Nya. Sebenarnya tidak ada kabar baik yang lain. Namun, ada orang-orang yang membuat kalian bingung dengan memutarbalikkan Kabar Baik tentang Kristus itu. Biarlah Allah menghukum siapa saja -- termasuk kami sendiri atau malaikat dari surga -- yang menyampaikan “kabar baik” yang lain daripada Kabar Baik yang sudah kami sampaikan. Kami sudah pernah mengatakan itu, sekarang saya mengulanginya lagi: Kalau ada orang yang menyampaikan “kabar baik” yang berbeda dengan Kabar Baik yang sudah kalian terima, biarlah Allah menghukum orang itu. Kalian dapat melihat bahwa saya sama sekali tidak berharap diakui oleh manusia. Saya hanya mengharapkan pengakuan dari Allah, dan ingin menyenangkan hati Allah. Seandainya saya masih berusaha menyenangkan manusia, berarti saya bukanlah pelayan Kristus. [Bagaimana Paulus menjadi rasul] Saudara-saudara, saya ingin kalian tahu bahwa Kabar Baik yang saya beritakan bukanlah kabar yang dikarang oleh manusia. Tidak seorang pun yang memberitahukan kabar itu kepada saya dan juga tidak seorang pun yang mengajarkannya kepada saya. Yesus Kristus sendirilah yang membuat saya mengerti Kabar Baik itu. Tentu kalian sudah mendengar cerita tentang hidup saya dulu. Dulu saya menyembah Allah dengan sungguh-sungguh menurut cara orang Yahudi. Pada waktu itu, saya kejam sekali terhadap orang-orang Kristen sehingga mereka sangat menderita. Saya berusaha keras supaya mereka lenyap dari dunia ini. Orang-orang Yahudi yang seumur dengan saya menyembah Allah dengan sungguh-sungguh. Tetapi, saya lebih daripada mereka! Saya menuruti adat istiadat nenek moyang kami dengan sangat taat. Tetapi, Allah baik sekali kepada saya. Sebelum saya lahir, Ia sudah memilih saya dan menentukan bahwa saya harus melayani Dia. Ia memperlihatkan Anak-Nya kepada saya dan membuat saya mengerti siapa sebenarnya Anak-Nya itu. Allah melakukan itu supaya saya dapat memberitakan Kabar Baik tentang Anak-Nya itu kepada orang-orang bukan Yahudi. Pada waktu itu, saya tidak pergi kepada siapa pun untuk minta diterangkan mengenai hal-hal yang telah saya alami. Saya juga tidak pergi ke Yerusalem untuk menemui orang-orang yang sudah lebih dulu menjadi rasul daripada saya. Saya langsung pergi ke negeri Arab, kemudian kembali ke kota Damsyik. Sesudah tiga tahun barulah saya pergi ke Yerusalem untuk meminta penjelasan dari Petrus. Saya menumpang di rumahnya selama lima belas hari. Pada waktu itu, saya tidak bertemu dengan rasul-rasul lain, kecuali Yakobus. Ia saudara Tuhan Yesus. Allah tahu bahwa semua yang saya katakan itu benar. Saya tidak bohong! Dari Yerusalem, saya pergi ke tempat-tempat di Siria dan Kilikia. Sampai saat itu, orang-orang Kristen di Yudea belum pernah bertemu dengan saya. Mereka hanya mendengar orang berkata, “Orang yang dulu menganiaya kita dan berusaha supaya agama Kristen lenyap dari dunia ini, sekarang malah mengajarkan bahwa orang harus percaya kepada Kristus.” Karena itu, orang-orang Kristen di Yudea memuji Allah, sebab Ia sudah membuat saya menjadi pengikut-Nya. [Paulus diterima oleh rasul-rasul yang lain] Empat belas tahun sesudah saya menjadi orang Kristen, Allah memberitahukan kepada saya bahwa saya harus kembali ke Yerusalem. Jadi, saya kembali ke sana bersama Barnabas. Saya juga mengajak Titus ikut dengan kami. Di sana saya mengadakan pertemuan khusus dengan pemimpin-pemimpin orang Kristen. Di dalam pertemuan itu, saya menjelaskan kepada mereka tentang Kabar Baik yang saya beritakan kepada orang-orang bukan Yahudi. Saya tidak mau apa yang sudah saya lakukan dan sedang lakukan menjadi tidak berguna sama sekali. Titus, yang datang bersama saya ke Yerusalem, bukan orang Yahudi. Ia orang Yunani. Ada di antara orang-orang Kristen di Yerusalem yang menginginkan supaya Titus disunat. Orang-orang itu berbuat seolah-olah mereka juga sama-sama percaya kepada Kristus seperti kita. Mereka ikut dalam pertemuan-pertemuan kita dengan diam-diam seperti mata-mata. Sebab, mereka ingin menyelidiki sampai di mana kebebasan kita yang sudah bersatu dengan Kristus. Mereka ingin supaya kita tetap menjadi seperti hamba yang harus mengikuti dengan tepat peraturan-peraturan agama Yahudi. Tetapi, kami sama sekali tidak mau tunduk kepada mereka. Sebab, kami mau menjaga supaya Kabar Baik yang kalian percayai tetap murni. Akan tetapi, pada umumnya orang-orang yang dianggap pemimpin di Yerusalem, tidak memaksa saya supaya Titus disunat. Saya menyebut mereka orang-orang yang dianggap sebagai pemimpin, karena bagi saya tidak penting siapa mereka. Sebab, Allah tidak memilih orang berdasarkan rupa orang itu. Pemimpin-pemimpin itu mengetahui pengajaran saya tentang Kabar Baik dari Allah. Mereka tidak menyuruh saya mengajarkan yang lain dari itu. Sebaliknya, mereka mengakui bahwa Allah sudah memberikan tugas kepada saya dan Petrus untuk memberitakan Kabar Baik dari Allah. Saya diberi kuasa oleh Allah untuk memberitakan kabar itu kepada orang-orang bukan Yahudi, dan Petrus diberi kuasa untuk memberitakan kabar itu kepada orang-orang Yahudi. Yakobus, Petrus, dan Yohanes dipandang sebagai pemimpin-pemimpin orang Kristen di Yerusalem. Mereka mengakui bahwa Allah sendiri yang menyuruh saya untuk melakukan pekerjaan yang khusus ini. Karena itu, mereka berjabat tangan dengan saya dan Barnabas untuk menyatakan bahwa mereka dan kami adalah teman seperjuangan. Mereka dan kami menyetujui bahwa kami akan bekerja di antara orang bukan Yahudi dan mereka akan bekerja di antara orang Yahudi. Mereka hanya meminta kami menolong orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem. Dan saya memang sudah melakukan hal itu dengan senang hati. [Paulus menegur Petrus di Antiokhia] Waktu Petrus datang ke Antiokhia, saya tegur dia terang-terangan karena ia salah. Mula-mula Petrus mau makan bersama dengan orang-orang bukan Yahudi, tetapi setelah beberapa orang utusan Yakobus datang, ia menjauh dan tidak mau makan lagi dengan mereka. Ia takut kepada orang-orang Yahudi yang menghendaki agar orang-orang bukan Yahudi disunat. Orang-orang Kristen Yahudi yang lain juga mengikuti sikap Petrus yang munafik itu, termasuk Barnabas. Saya melihat sikap mereka tidak sesuai dengan kebenaran Kabar Baik itu. Oleh karena itu saya segera menegur Petrus di depan yang lain, “Kalau Saudara dilahirkan sebagai orang Yahudi, tetapi sudah tidak mengikuti peraturan-peraturan orang Yahudi, mengapa sekarang Saudara mau memaksa orang-orang yang bukan Yahudi ini mematuhi peraturan-peraturan orang Yahudi?” [Orang Yahudi dan orang bukan Yahudi diselamatkan karena percaya kepada Kristus] Orang tua kami memang orang Yahudi. Kami bukanlah orang-orang yang dinamakan oleh orang Yahudi sebagai “orang bukan Yahudi yang berdosa”. Kami tahu bahwa orang bersahabat kembali dengan Allah hanya kalau orang itu percaya kepada Yesus Kristus. Jadi, bukan karena orang itu melakukan apa yang diperintahkan dalam hukum agama. Itu juga berlaku bagi kami. Kami bersahabat kembali dengan Allah karena kami percaya kepada Kristus Yesus, dan bukan karena kami melakukan apa yang diperintahkan dalam hukum agama. Sebab, tak seorang pun bisa menjadi sahabat Allah lagi karena melakukan apa yang diperintahkan dalam hukum agama. Kami berusaha supaya kami bersahabat kembali dengan Allah karena kami sudah bersatu dengan Kristus. Tetapi, boleh jadi kami sudah berusaha supaya kami bersahabat kembali dengan Allah. Lalu ternyata kami masih juga berbuat dosa seperti orang-orang bukan Yahudi. Apakah itu berarti bahwa Kristuslah yang menjadikan kami orang berdosa? Tentu saja tidak! Ada ajaran yang mengajarkan bahwa orang bisa bersahabat kembali dengan Allah kalau orang itu taat kepada hukum agama. Dari semula saya sudah mengatakan bahwa ajaran itu salah. Seandainya sekarang saya mengatakan bahwa ajaran itu benar, tentu saya sendiri melanggarnya. Saya seperti orang mati terhadap hukum agama sehingga saya tidak dikuasai oleh hukum itu. Hukum itu sendiri yang membuat saya menjadi begitu. Karena itu, saya bisa hidup menurut kemauan Allah. Ketika Kristus mati disalib, saya seolah-olah ikut mati bersama Dia. Jadi, yang masih hidup sekarang ini bukan diri saya lagi. Kristuslah yang hidup di dalam saya. Dan dengan cara bagaimana saya hidup di dunia ini sekarang? Dengan percaya kepada Anak Allah! Ia mengasihi saya dan rela menderita sampai mati untuk menolong saya. Saya tidak mau menolak kebaikan hati Allah kepada manusia. Seandainya orang bisa bersahabat kembali dengan Allah karena menuruti hukum agama, apa gunanya Kristus mati? Tentu tidak ada gunanya! [Taat kepada hukum agama atau percaya kepada Kristus] Saudara-saudara orang Galatia! Mengapa kalian tidak bisa berpikir dengan baik? Tentu kalian sudah kena pengaruh, entah pengaruh siapa! Mengapa hal itu bisa sampai terjadi? Bukankah saya sendiri sudah menerangkan dengan jelas bagaimana Kristus mati disalib? Sekarang, coba jawab pertanyaan ini: Mengapa Roh Allah datang dan menguasai hati kalian? Apakah karena kalian melakukan apa yang diperintahkan dalam hukum agama? Ataukah karena kalian mendengar Kabar Baik dari Allah dan percaya kepada Kristus? Pasti kalian akan menjawab, “Karena kami sudah mendengar Kabar Baik dari Allah dan percaya pada Kristus!” Bukankah begitu? Itu berarti kalian sudah mendapatkan hidup yang baru. Nah, kalian sudah memulai hidup yang baru itu dengan pertolongan Roh Allah. Mengapa kalian menyangka bahwa kalian bisa menyelesaikannya dengan kekuatan sendiri? Kalian bodoh sekali! Masakan kalian tidak berpikir betapa pentingnya semua yang sudah terjadi dalam hidup kalian itu! Mengapa Allah terus-menerus memberikan Roh-Nya menguasai hati kalian dan melakukan hal-hal ajaib di antara kalian? Apakah karena kalian melakukan hukum agama atau karena kalian mendengar Kabar Baik dari Allah dan percaya kepada Kristus yang diberitakan kabar itu? Coba lihat Abraham. Di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Abraham percaya kepada Allah sehingga Allah menjadikan dia sahabat-Nya lagi, bukan musuh.” Jadi, kalian harus mengerti bahwa orang-orang yang sungguh-sungguh keturunan Abraham ialah mereka yang percaya kepada Allah seperti Abraham. Di dalam Kitab Suci sudah dinubuatkan bahwa Allah menjadikan orang bukan Yahudi sebagai sahabat-Nya kembali, kalau mereka percaya kepada-Nya. Jadi, Kabar Baik dari Allah sudah diberitahukan lebih dahulu kepada Abraham melalui sebuah janji yang tertulis dalam Kitab Suci. Beginilah bunyi janji itu: “Oleh karena engkau, Abraham, Allah akan memberkati semua orang di dunia.” Abraham percaya kepada Allah, sehingga Allah memberkati dia. Allah juga memberkati semua orang yang percaya kepada-Nya, sama seperti Ia memberkati Abraham. Ada orang-orang yang mengira bahwa Allah akan menerima mereka kalau mereka taat kepada hukum agama, padahal orang-orang seperti itu terkena kutukan Allah. Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis, “Allah menghukum semua orang yang tidak taat kepada semua yang tertulis di dalam hukum Musa.” Jadi, sekarang sudah jelas bahwa tidak seorang pun dapat menjadi sahabat Allah, karena melakukan apa yang diperintahkan dalam hukum agama. Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis, “Orang yang sungguh-sungguh hidup ialah orang yang menjadi sahabat Allah karena percaya kepada-Nya.” Tetapi, melakukan hukum agama tidak sama dengan percaya kepada Allah. Dalam Kitab Suci memang dikatakan juga bahwa orang yang melakukan semua yang diperintahkan dalam hukum agama, orang itulah yang akan hidup. Kristus sudah dihukum untuk kita. Dengan melakukan itu, Ia melepaskan kita dari hukuman yang seharusnya kita terima karena tidak taat kepada hukum agama. Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis, “Orang yang dihukum mati pada tiang, orang itu dihukum Allah.” Dan Kristus sendiri sudah mati di kayu salib, supaya orang-orang bukan Yahudi dapat juga menerima berkat yang dijanjikan Allah kepada Abraham. Karena itu, kita yang percaya kepada Kristus dapat juga menerima Roh yang dijanjikan oleh Allah. [Taat kepada hukum agama atau percaya kepada janji Allah] Saudara-saudaraku! Saya akan memberikan contoh dari pengalaman sehari-hari. Kalau orang sudah menandatangani suatu perjanjian, berarti tidak seorang pun dapat membatalkan atau mengubahnya lagi. Allah sudah memberikan janji-janji kepada Abraham dan keturunannya. Dalam Kitab Suci tidak dikatakan “untuk orang-orang keturunan Abraham”, yang berarti banyak orang, tetapi “untuk orang keturunanmu”, yang berarti satu orang saja yaitu Kristus. Maksud saya, Allah sudah membuat perjanjian dengan Abraham, dan Ia memegang teguh janji itu. Hukum agama yang diberikan 430 tahun kemudian tidak dapat mengubah dan membatalkan janji Allah itu, sebab jika pemberian Allah bergantung pada hukum agama, berarti itu bukan didasarkan karena janji-Nya. Namun, karena Allah sudah berjanji kepada Abraham, maka Allah memberikan itu kepadanya. Jadi, apa gunanya hukum agama? Hukum agama itu diberikan untuk memperlihatkan kesalahan-kesalahan manusia. Tetapi itu hanya berlaku sampai seorang keturunan Abraham yang sudah dijanjikan Allah. Hukum agama itu disampaikan kepada Musa melalui malaikat-malaikat. Namun, ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, hal itu dilakukan Allah sendiri tanpa perantara. [Orang Yahudi dan bukan Yahudi menjadi anak-anak Allah karena bersatu dengan Kristus] Lalu, apakah hukum agama itu berlawanan dengan janji Allah? Tentu saja tidak! Sebab, jika kita bisa berbaik kembali dengan Allah melalui hukum agama, maka Allah menerima kita. Jika hukum agama dapat memberikan hidup kepada manusia, maka manusia dapat menjadi sahabat Allah lagi melalui hukum agama. Akan tetapi, di dalam Kitab Suci tertulis bahwa seluruh umat manusia berada di bawah kekuasaan dosa. Jalan keluar untuk lepas dari kuasa dosa ialah berdasarkan percaya kepada Yesus Kristus. Cara ini terbuka bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Sebelum tiba waktunya untuk percaya kepada Kristus, kita dijaga ketat oleh hukum itu. Kita seolah-olah berada di dalam kurungan yang ketat, sampai kita dapat percaya kepada Kristus. Dengan begitu, hukum agama menuntun kita sampai Kristus datang supaya kita berbaik kembali dengan Allah karena kita percaya pada Kristus. Sekarang, karena sudah saatnya manusia dapat percaya kepada Kristus, hukum agama itu tidak diperlukan untuk menuntun kita lagi. Kalian percaya kepada Kristus. Itu berarti kalian sudah bersatu dengan Dia. Karena itu, kalian sudah menjadi anak-anak Allah. Kalian sudah dibaptis dan karena itu sekarang hidup kalian sudah seperti hidup Kristus sendiri. Karena kalian menjadi satu dengan Kristus, maka kalian semua sama. Tidak ada lagi perbedaan antara orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi, antara hamba dengan orang bebas, antara laki-laki dengan perempuan. Jika kalian milik Kristus, kalian adalah keturunan Abraham. Jadi, kalian akan menerima apa yang dijanjikan oleh Allah. Namun, perlu saya tegaskan, pada waktu seorang anak yang akan menerima warisan ayahnya masih muda, ia akan diperlakukan seperti seorang hamba, meskipun ia memiliki seluruh harta warisan ayahnya. Jadi, kalau seorang anak kecil yang menjadi ahli waris, ia akan diawasi dan diurus keperluannya sampai cukup umur yang ditentukan ayahnya. Begitu juga keadaan kita. Sebelum kita dewasa secara rohani, kita adalah hamba dari roh-roh yang menguasai dunia ini. Tetapi pada saat yang tepat, Allah mengutus Anak-Nya ke dunia. Ia lahir dari seorang wanita Yahudi dan hidup di bawah kekuasaan hukum agama. Ia datang untuk membebaskan orang-orang yang hidup di bawah kekuasaan hukum agama sehingga kita pun dapat menjadi anak-anak Allah. Kalian adalah anak-anak Allah. Karena itu, Allah menyuruh Roh Anak-Nya masuk ke dalam hati kita. Roh itu berseru, “Bapa, ya Bapa-Ku.” Kalian bukan lagi hamba, melainkan anak. Dan jika kalian adalah anak Allah, maka Allah akan memberikan kepada kalian semua yang telah disediakan-Nya untuk anak-anak-Nya. [Kecemasan Paulus terhadap orang-orang Galatia] Sebelum kalian mengenal Allah, kalian adalah hamba-hamba dari roh-roh yang sama sekali bukan Allah. Sekarang kalian mengenal Allah, lebih tepat lagi, Allah mengenal kalian. Mengapa kalian mau kembali lagi pada roh-roh dunia yang lemah dan miskin? Mengapa kalian mau menjadi hamba mereka lagi? Kalian merayakan hari-hari tertentu, bulan-bulan tertentu, dan tahun-tahun tertentu. Saya khawatir jangan-jangan kerja keras saya untuk kalian percuma saja. Saudara-saudaraku! Saya mohon bersikaplah seperti saya, sebab saya juga sudah menjadi seperti kalian. Kalian tidak berbuat salah kepada saya. Tentu kalian masih ingat apa sebabnya saya memberitakan Kabar Baik kepada kalian pertama kalinya. Sebabnya adalah karena saya sakit. Meskipun keadaan saya merupakan cobaan bagi kalian, namun kalian sama sekali tidak merasa jijik melihat saya dan kalian tidak mengusir saya. Sebaliknya, kalian justru menerima saya, seolah-olah menerima seorang malaikat dari surga, atau menerima Yesus Kristus sendiri. Waktu itu kalian begitu bahagia. Di manakah kebahagiaan itu sekarang? Saya yakin saat itu kalian rela mencungkil mata kalian untuk menggantikan mata saya, kalau hal itu bisa menolong saya. Apakah sekarang saya menjadi musuh kalian, karena saya menyatakan hal yang benar kepada kalian? Orang-orang yang memberitakan “kabar baik” yang lain itu dengan penuh semangat mencari kalian dan ingin menyenangkan hati kalian, tetapi dengan maksud yang tidak baik. Mereka hanya ingin memisahkan hubungan kalian dengan kami, supaya kalian hanya mengikuti mereka. Memang bagus kalau kalian selalu memberi perhatian pada hal-hal yang baik, tetapi lakukanlah itu juga selagi saya tidak bersama kalian. Anak-anakku yang tercinta! Sekarang saya menderita lagi karena kalian. Saya akan terus menderita sampai sifat-sifat Kristus tertanam di dalam diri kalian. Saya menderita seperti seorang ibu yang menanggung sakit waktu melahirkan anaknya. Saya ingin sekali berada di antara kalian sekarang, supaya saya dapat berbicara tidak dengan cara seperti ini. Kalian sungguh membuat saya bingung. [Hagar dan Sara] Ada di antara kalian yang ingin mengikuti hukum-hukum agama Yahudi. Saya akan memberitahukan kepadamu apa isi hukum-hukum itu. Di dalamnya ditulis bahwa Abraham mempunyai dua orang anak laki-laki. Ibu dari salah seorang anak itu adalah hamba, sedangkan ibu dari anak yang satunya lagi bukanlah seorang hamba, melainkan orang bebas. Anak dari hamba wanita itu lahir biasa saja, tetapi anak dari wanita yang bebas itu lahir karena janji Allah. Cerita itu adalah sebuah gambaran. Dua orang wanita itu melambangkan dua perjanjian. Yang satu berasal dari Gunung Sinai, yaitu Hagar; anak-anaknya dilahirkan sebagai hamba. Jadi, Hagar itulah Gunung Sinai, di negeri Arab. Ia melambangkan Yerusalem dengan seluruh penduduknya yang sudah menjadi hamba. Namun, Yerusalem yang di surga itu adalah Yerusalem yang bebas, dan dialah ibu kita. Di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Bergembiralah, hai engkau yang tidak pernah melahirkan. Bersukarialah, hai engkau yang tidak dapat melahirkan. Sebab, wanita yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak daripada wanita yang hidup dengan suaminya.” Saudara sekalian! Kalian semua adalah anak yang dijanjikan Allah, sama seperti Ishak. Pada waktu itu, anak yang lahir menurut kemauan manusia, menganiaya anak yang lahir karena kemauan Roh. Begitu juga sekarang. Akan tetapi, Kitab Suci mengatakan bahwa Allah menyuruh Abraham mengusir hamba wanita itu dan anaknya, sebab anak dari hamba wanita itu tidak akan menjadi ahli waris bersama anak dari wanita bebas itu. Jadi, saudara-saudaraku, kita ini bukan anak-anak dari hamba wanita itu. Kita adalah anak-anak dari wanita bebas. [Jangan menjadi hamba lagi] Kristus sudah membebaskan kita. Karena itu, kita sungguh-sungguh bebas. Jadi, jagalah supaya kalian tetap bebas. Jangan biarkan orang menjadikan kalian sebagai hamba lagi. Perhatikan baik-baik apa yang saya katakan ini: Kalau kalian membiarkan diri kalian disunat, itu berarti semua yang sudah dilakukan oleh Kristus untuk kalian tidak berguna sama sekali. Sekali lagi saya peringatkan orang-orang yang membiarkan dirinya disunat, “Karena kalian membiarkan dirimu disunat, maka kalian wajib taat kepada seluruh hukum agama!” Kalau kalian taat kepada hukum agama dengan maksud supaya kalian bisa menjadi sahabat Allah, itu berarti kalian merusak hubungan kalian dengan Kristus. Kalian tidak bisa merasakan lagi bahwa Allah mengasihi kalian. Tetapi, bagi kami, kami percaya bahwa Allah akan menjadikan kami sebagai sahabat-Nya kembali. Dan itulah yang kami harapkan. Kami dapat mengharapkan hal itu, karena Roh Allah menolong kami dan kami percaya kepada Kristus. Sebab, jika kita sudah bersatu dengan Kristus Yesus, maka tidak menjadi soal lagi apakah kita menuruti atau tidak menuruti peraturan sunat. Yang penting hanyalah kita percaya kepada Kristus. Itu akan kelihatan dalam perbuatan kita, yaitu mengasihi orang lain. [Roh Allah dan sifat manusia] Dulu kalian sudah berjuang dengan baik. Siapa yang mempengaruhi kalian sehingga tidak lagi menuruti kemauan Allah? Tentu yang melakukan itu bukanlah Allah, sebab Dialah yang memanggil kalian untuk percaya kepada Kristus. Kata orang: “Sedikit ragi dapat mengembangkan seluruh adonan.” Karena kita sudah bersatu dengan Kristus, maka saya percaya bahwa kalian juga berpikir seperti saya. Dan saya percaya bahwa orang yang mengacaukan pikiran kalian akan dihukum oleh Allah. Mengenai saya, Saudara-saudara, seandainya saya masih mengajarkan bahwa peraturan sunat itu perlu, mengapa saya tetap dimusuhi? Kalau saya masih mengajarkan peraturan sunat, maka ajaran saya tentang salib Kristus tidak akan menimbulkan masalah. Saya minta orang-orang yang mengacaukan pikiran kalian itu keluar saja dari jemaat. [Roh Allah dan sifat manusia] Saudara-saudaraku, Allah sudah memanggil kalian untuk menjadi orang bebas. Tetapi, janganlah karena kalian bebas maka kalian mau melakukan apa saja menurut keinginan kalian. Sebaliknya, kalian harus saling mengasihi dan saling melayani. Sebab, seluruh hukum agama tersimpul dalam satu perintah Allah, yaitu: “Kasihilah sesamamu, seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.” Ingatlah, kalau kalian saling menerkam dan saling memangsa, nanti kalian sama-sama hancur. [Kita harus saling menolong] Maksud saya, biarlah Roh Allah membimbing kalian, supaya kalian tidak lagi menuruti keinginan-keinginan yang membuat kalian jatuh ke dalam dosa. Kita adalah manusia yang berdosa, sehingga apa yang kita inginkan bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh Roh Allah. Dan apa yang diinginkan oleh Roh Allah bertentangan dengan apa yang kita inginkan. Keduanya saling berlawanan. Itu berarti kalian tidak bisa melakukan apa yang kalian mau lakukan. Tetapi, kalau Roh Allah memimpin kalian, maka kalian bebas dari peraturan agama. Orang yang dikuasai oleh keinginan-keinginan yang dapat membuatnya jatuh ke dalam dosa, akan melakukan hal-hal yang cabul, kotor, dan yang memalukan. Mereka akan menyembah berhala dan melakukan ilmu sihir. Mereka bermusuhan, berkelahi, cemburu, marah, dan berusaha meninggikan diri. Mereka terpecah-pecah dan saling bertentangan. Mereka iri hati, suka mabuk, berpesta sampai lewat batas, dan lain-lain. Saya memperingatkan kalian sekarang, sebagaimana saya memperingatkan kalian dulu: Orang-orang yang melakukan hal-hal seperti itu tidak akan menjadi anggota umat Allah. Sebaliknya, orang yang dipimpin oleh Roh Allah akan saling mengasihi, gembira, dan merasakan damai di hati. Mereka sabar, murah hati, baik terhadap orang lain, dan setia kepada Allah. Mereka rendah hati dan selalu sanggup menahan diri untuk tidak berbuat hal-hal yang tidak baik. Tidak ada hukum agama yang melarang hal-hal ini. Orang yang sudah bersatu dengan Kristus Yesus, tidak mau lagi menuruti nafsu dan keinginan mereka yang jahat. Roh Allah sudah memberikan hidup yang baru kepada kita. Jadi, hanya Dia yang dapat memimpin kita dan memberitahu bagaimana kita harus hidup. Kita tidak boleh sombong, tidak boleh saling menyakiti hati masing-masing atau saling cemburu. [Kita harus saling menolong] Kalau seorang Kristen ketahuan melakukan perbuatan dosa, hendaklah kalian yang hidup menurut Roh Allah membimbing orang itu kembali ke jalan yang benar. Akan tetapi, kalian harus melakukannya dengan lemah lembut, dan janganlah kalian sendiri tergoda berbuat juga. Hendaklah kalian saling membantu untuk meringankan kesusahan orang lain. Dengan demikian, kalian sudah menaati hukum Kristus. Kalau ada yang merasa dirinya istimewa, padahal tidak demikian, ia membohongi dirinya sendiri. Sesungguhnya, ia tidak berarti apa-apa. Biarlah orang memeriksa kelakuannya sendiri, apakah baik atau tidak. Kalau baik, ia boleh merasa puas. Namun, tidak perlu membandingkannya dengan apa yang dilakukan orang lain, sebab masing-masing orang harus bertanggung jawab atas kelakuannya sendiri. Hendaklah kalian yang menerima pengajaran Kristus memberikan sebagian dari semua yang baik kepada gurumu. Janganlah kalian tertipu. Ingat, Allah tidak bisa dipermainkan. Orang akan memperoleh hasil dari apa yang ditanamnya. Kalau orang menanam untuk memuaskan keinginan-keinginan jahatnya, ia akan mati. Namun apabila ia menanam menurut pimpinan Roh Allah, ia akan memperoleh hidup sejati dan kekal selama-lamanya dari Roh Allah. Janganlah kita bosan melakukan hal yang baik, sebab nanti kita akan memperoleh hasilnya -- jika kita terus melakukannya. Jadi, selama kita masih mempunyai kesempatan, berbuatlah baik kepada semua orang, terutama kepada saudara-saudara kita yang percaya kepada Kristus. [Peringatan dan salam] Lihatlah, betapa besar huruf-huruf yang saya tulis sendiri ini. Orang-orang yang mencoba memaksamu untuk disunat adalah orang-orang yang mau menyombongkan diri dengan hal-hal yang kelihatan. Mereka melakukan itu hanya supaya mereka tidak dianiaya orang Yahudi karena memberitakan kematian Kristus di salib. Bahkan orang-orang yang mengikuti peraturan sunat juga tidak menjalankan hukum agama. Mereka mau kalian disunat, supaya mereka dapat membanggakan, bahwa kalian menaati peraturan itu. Namun, saya hanya mau membanggakan Tuhan kita, Yesus Kristus yang sudah disalib. Karena salib-Nya, maka dunia tidak lagi berarti apa-apa bagi saya. Saya juga seolah-olah sudah mati terhadap dunia ini. Disunat atau tidak disunat, itu tidak penting. Yang penting ialah menjadi manusia baru. Kalau kalian mengikuti peraturan itu, kalian adalah anggota umat Allah dan Allah akan memberikan sejahtera dan rahmat-Nya kepada kalian. Selanjutnya, jangan ada orang yang menyusahkan saya lagi, sebab di badan saya ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa saya pengikut Yesus. Semoga Tuhan kita Yesus Kristus selalu memberkati kalian, Saudara-saudaraku. Amin. Hormat kami, Paulus [Kata-kata pertama] Surat ini dari saya, Paulus. Saya adalah rasul Kristus Yesus, karena Allah menginginkan saya pergi kepada orang-orang dan memberitahukan kepada mereka tentang Kristus Yesus. Surat ini saya tujukan kepada umat Allah di kota Efesus. Kalian sudah bersatu dengan Kristus Yesus dan saya tahu kalian setia kepada-Nya. Semoga Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus memberkati kalian dan memberikan sejahtera kepada kalian. (1:1) [Berkat dari Allah melalui Kristus] Marilah kita mengucapkan terima kasih kepada Allah! Ia Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Allah memberikan semua berkat dari surga kepada kita sebab kita sudah bersatu dengan Kristus. Sebelum dunia diciptakan, Allah sudah memilih kita supaya kita menjadi umat-Nya yang tidak mempunyai kesalahan atau dosa di hadapan-Nya. Allah mengasihi kita. Sebab itu, Ia sudah memutuskan untuk menjadikan kita anak-anak-Nya melalui Yesus Kristus. Memang itulah rencana-Nya. Ia mau kita menjadi anak-anak-Nya. Marilah kita memuji Dia, karena Ia sangat mengasihi kita. Ia menunjukkan kasih-Nya dengan memberikan Anak-Nya yang tercinta kepada kita. Kristus telah mati untuk kita supaya kita bebas. Itu berarti Allah sudah menghapuskan dosa-dosa kita dan mengampuni kita. Alangkah besarnya kasih Allah kepada kita! Ia sudah menunjukkan bahwa Ia sangat mengasihi kita. Allah merencanakan apa yang sudah direncanakan-Nya dengan bijaksana dan penuh pengertian. Tak seorang pun tahu rencana-Nya, tetapi Ia memberitahukannya kepada kita. Dan Ia sudah memutuskan untuk melaksanakan rencana-Nya melalui Kristus, apabila sudah tiba waktunya. Apakah rencana-Nya itu? Rencana-Nya ialah supaya segala sesuatu yang ada di surga dan yang ada di bumi menjadi satu. Jika semuanya sudah bersatu, maka Kristus akan menjadi kepalanya. Allah melakukan segala sesuatu menurut rencana-Nya dan keputusan-Nya sendiri. Sejak semula Ia sudah merencanakan untuk memilih kita sebagai umat-Nya. Dan Ia memang sudah melakukan hal itu. Ia memilih kita supaya kita menjadi milik-Nya karena bersatu dengan Kristus. Jadi, kitalah yang pertama-tama berharap kepada Kristus. Alangkah agungnya Allah! Karena itu marilah kita memuji Dia! Apa yang saya tulis ini, sudah terjadi juga pada kalian. Kalian percaya kepada Kristus ketika kalian mendengar berita dari Allah, yakni Kabar Baik itu. Karena itu, Allah menyelamatkan dan mengangkat kalian menjadi umat-Nya sendiri. Dan sebagai tanda bahwa kalian adalah milik-Nya, Ia memberikan kepada kalian Roh yang sudah Ia janjikan. Dengan Roh itu, Allah menjamin bahwa kita akan menerima apa yang telah Ia janjikan kepada umat-Nya. Karena itu, kita tahu dengan pasti bahwa Allah akan membebaskan orang-orang yang menjadi milik-Nya. Alangkah agungnya Allah. Marilah kita memuji Dia! [Doa Paulus] Sebab itu, sejak saya mendengar bahwa kalian percaya kepada Tuhan Yesus dan mengasihi semua umat Allah, saya selalu berterima kasih kepada Allah mengenai kalian. Saya selalu mengingat kalian pada waktu saya berdoa. Saya memohon supaya Allah Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang mulia, memberikan Roh-Nya kepadamu. Roh itu akan menjadikan kalian bijaksana, dan akan menyatakan Allah kepadamu sehingga kalian mengenal Dia. Saya memohon agar Allah membuka pikiranmu sehingga kalian dapat melihat sinar-Nya. Dengan begitu, kalian akan mengerti apa yang dapat kalian harapkan dari Allah yang sudah memanggil kalian. Selain itu, supaya kalian tahu juga, betapa melimpah berkat-berkat indah yang disediakan Allah bagi umat-Nya dan betapa hebat Allah yang bekerja di dalam diri kita yang percaya. Kuasa Allah itu sama dengan kuasa luar biasa yang dipakai-Nya pada waktu Ia menghidupkan kembali Kristus dari kematian dan mendudukkan Dia di tempat yang terhormat di surga. Di sana Kristus memerintah segala pemerintah, segala penguasa, segala pemimpin, segala tuan. Ia memiliki kedudukan yang tertinggi melebihi siapapun di zaman ini maupun di zaman yang akan datang. Allah menaklukkan semuanya ke bawah kekuasaan Kristus, dan menyerahkan Kristus kepada jemaat sebagai kepala dari segala sesuatu. Kristus yang menyempurnakan segala sesuatu, menyempurnakan juga jemaat menjadi tubuh Kristus. [Bangkit kembali sesudah mati] Kalian sudah berbuat dosa dan melanggar perintah-perintah Allah sehingga kalian seakan sudah mati di hadapan Allah. Pada waktu itu, kalian mengikuti cara hidup manusia di dunia ini dan taat kepada para penguasa angkasa raya, yaitu roh jahat yang menguasai hati orang-orang yang melawan Allah. Dahulu kita semua sama seperti mereka; cara hidup kita jahat seperti hati kita. Kita hanya menyenangkan keinginan badan dan pikiran kita saja. Kita semua adalah orang-orang yang akan dihukum Allah. Namun, Allah menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada kita. Ia sangat mengasihi kita. Ketika kita seakan sudah mati di hadapan Allah karena melanggar perintah-perintah-Nya, Ia menghidupkan kita kembali bersama dengan Kristus. Jadi, kebaikan Allah saja yang membebaskan kita dari hukuman. Karena kita sudah bersatu kembali dengan Kristus Yesus, maka Allah menghidupkan kita kembali bersama-sama dengan Dia. Allah ingin kita juga memerintah bersama-Nya di dalam surga. Allah melakukan semua itu supaya kelak manusia melihat betapa Allah mengasihi mereka. Allah menyatakan kasih itu melalui apa yang sudah dibuat oleh Kristus Yesus. Allah mengasihi kalian, karena itu Allah menyelamatkan kalian dari hukuman dosa. Semua itu terjadi karena kalian sudah percaya kepada Yesus. Keselamatan itu kalian peroleh bukan karena perbuatan baik kalian, tetapi itu adalah pemberian Allah. Jadi, kalian jangan menyombongkan diri mengenai hal itu. (2:8) Allah sudah merencanakan supaya kita melakukan hal-hal yang baik sesuai kehendak-Nya. Itulah sebabnya, Ia mengirim Kristus supaya kita hidup menurut kehendak-Nya. [Kita semua menjadi satu karena Kristus] Saudara-saudaraku yang bukan orang Yahudi! Ingatlah, dulu orang-orang Yahudi menyebut kalian adalah “orang tak bersunat” yaitu orang-orang yang tidak mempunyai tanda pada tubuh mereka. Dulu kalian belum mengenal Kristus, kalian bukan umat pilihan Allah, dan tidak mendapat bagian dalam janji-janji-Nya. Kalian hidup tanpa harapan dan tanpa Allah. Sekarang kalian sudah menjadi milik Kristus Yesus. Kalian yang dulu jauh, sekarang sudah dekat dengan Allah, karena Kristus sudah mati di kayu salib bagi kalian. Kristus sendirilah yang sudah mendamaikan dan mempersatukan orang-orang bukan Yahudi dengan orang-orang Yahudi menjadi satu bangsa. Ia sudah menghapuskan permusuhan di antara mereka melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Kristus sudah menghapus segala perintah-perintah dan peraturan-peraturan Hukum agama Yahudi. Jadi, dua bangsa itu hidup dalam damai, sebab sudah dipersatukan oleh Dia. Kristus mempersatukan dua bangsa itu melalui kematian-Nya di kayu salib. Ia juga mendamaikan mereka dengan Allah, sehingga lenyaplah permusuhan itu. Itu sebabnya Kristus datang memberitakan Kabar Baik tentang pendamaian itu kepada orang bukan Yahudi yang dulu jauh dari Allah, dan kepada orang Yahudi yang dekat dengan Allah. Sekarang kita semua, orang Yahudi atau bukan Yahudi, boleh datang kepada Bapa karena Yesus Kristus, dengan pertolongan Roh Allah. Jadi, kalian bukan lagi orang asing atau orang luar. Kalian adalah anggota keluarga Allah, sama-sama warga umat Kristen. Kalian seperti suatu bangunan yang dasarnya adalah para rasul dan nabi. Sedangkan, Yesus Kristus adalah batu yang paling penting untuk menguatkan bangunan itu. Yesus Kristuslah yang mempersatukan seluruh bangunan itu, dan membuatnya menjadi sebuah rumah yang suci bagi Allah. Oleh karena kalian sudah hidup bersatu dengan Kristus, kalian juga sedang dibangun bersama orang-orang lain menjadi sebuah rumah untuk Roh Allah tinggal di dalamnya. [Paulus melayani orang bukan Yahudi] Saya, Paulus, rela masuk penjara karena melakukan pekerjaan Kristus Yesus untuk kepentingan kalian, orang bukan Yahudi. Kalian tahu bahwa karena kebaikan hati Allah, Ia sudah menyuruh saya untuk menolong kalian. Allah sudah memberitahukan kepada saya rencana-Nya. (Saya sudah menulis tentang itu secara singkat. Cobalah kalian baca lagi, sehingga kalian dapat mengerti rencana-Nya sama seperti saya.) (3:3) Dulu, rencana Allah itu tidak diberitahu kepada manusia, tetapi sekarang Roh Allah sudah memberitahukannya kepada para rasul dan nabi. Rencana itu ialah Kabar Baik, bahwa orang bukan Yahudi juga menerima pemberian-pemberian Allah, yang dulu hanya diberikan untuk orang Yahudi. Kini orang-orang bukan Yahudi sudah menjadi anggota keluarga-Nya. Mereka juga akan menerima janji-janji Allah melalui Kristus Yesus. (3:5) Allah sudah memberi tugas khusus kepada saya untuk memberitakan Kabar Baik itu. Ia juga memberi kekuatan bagi saya untuk melakukannya. Saya ini paling hina di antara seluruh umat Allah. Namun, Allah sudah memberikan kekuatan khusus pada saya untuk memberitakan Kabar Baik mengenai Kristus yang mulia kepada orang-orang bukan Yahudi. Allah yang sudah membuat segala sesuatu juga menyuruh saya untuk memberitahu semua orang tentang rencana-Nya menyelamatkan orang-orang bukan Yahudi. Maksud Allah ialah, supaya melalui jemaat, Ia menunjukkan kepada semua penguasa di angkasa betapa sempurna kebijaksanaan-Nya dalam segala hal. Allah melakukan itu sesuai dengan maksud-Nya yang abadi, yang dilakukannya melalui Kristus Yesus, Tuhan kita. Sekarang kita bisa langsung datang kepada Allah tanpa ragu-ragu dan takut, sebab kita sudah percaya kepada Kristus dan sudah bersatu dengan Dia. Karena itu, janganlah kuatir! Penderitaan yang saya alami itu adalah untuk kebaikan kalian. [Paulus berdoa untuk orang-orang bukan Yahudi di Efesus yang sudah menjadi Kristen] Sebab itu, saya sujud di hadapan Allah Bapa, yang memberikan hidup kepada semua makhluk, baik di surga maupun di bumi. Dialah Allah Yang Mahabesar. Oleh sebab itu, saya meminta kepada-Nya supaya Ia memberikan Roh-Nya untuk menguatkan hati kalian. Saya berdoa semoga kalian tetap percaya kepada Kristus supaya Ia tinggal di dalam hati kalian. Semoga kalian dipenuhi rasa cinta, supaya kalian dan seluruh umat Allah dapat mengerti betapa besarnya cinta Kristus kepada semua orang. Cinta Kristus tak akan dapat dimengerti sepenuhnya. (3:17) Tetapi, saya berdoa semoga kalian dapat memahami cinta-Nya itu. Jika kalian mengerti cinta Kristus, Allah akan menguasai hidup kalian sehingga kalian memiliki sifat-sifat Allah dengan sepenuhnya. Allah sanggup melakukan lebih banyak daripada yang kita minta atau pikirkan. Ia melakukan itu dengan kuasa-Nya yang bekerja di dalam diri kita. Semoga Ia selalu dipuji di dalam jemaat. Semoga Ia dipuji selama-lamanya melalui Yesus Kristus! Amin. [Orang Kristen harus bersatu dan Kristus menjadi kepala mereka] Saya adalah orang yang dipenjara karena bekerja untuk Tuhan. Saya minta dengan sangat supaya kalian hidup seperti yang diinginkan oleh Allah. Sebab, kalian sudah dipanggil oleh Allah untuk menjadi umat-Nya. Kalian harus selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Hendaklah kalian tenggang rasa satu sama lain. Dengan begitu, kalian menunjukkan bahwa kalian mengasihi satu sama lain. Roh Allah sudah menolong kalian sehingga kalian bisa hidup bersama-sama dengan damai. Nah, berusahalah supaya kalian tetap hidup seperti itu, karena kalian diikat oleh persaudaraan Kristen. Hanya ada satu tubuh dan satu Roh. Begitu juga Allah memanggil kalian untuk berpegang pada satu harapan. Hanya ada satu Tuhan, satu kepercayaan, satu baptisan, dan satu Allah yang menjadi Bapa semua orang. Dialah Tuhan untuk semua, yang bekerja melalui semua dan berkuasa atas semua. Kristus sudah memberikan kesanggupan yang berbeda-beda kepada kita masing-masing. Di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Ketika Ia naik ke tempat yang tertinggi, Ia membawa banyak tawanan. Ia membagikan pemberian-pemberian kepada manusia.” Apa artinya “Ia naik”? “Ia naik” berarti mula-mula Ia turun. Itu benar, sebab Kristus sendiri sudah turun ke bumi. Dan Ia yang sudah turun, telah naik juga sampai ke tempat yang jauh lebih tinggi daripada langit. Ia naik supaya Ia bisa memenuhi alam semesta ini dengan kehadiran-Nya. Dialah yang membagikan pemberian-pemberian kepada manusia. Ada yang diangkat menjadi rasul, ada yang diangkat menjadi nabi, dan ada juga yang disuruh memberitakan Kabar Baik dari Allah. Yang lain diangkat menjadi pemimpin jemaat Allah, dan yang lain lagi disuruh mengajar. Kristus melakukan itu untuk menyiapkan semua anggota umat Allah supaya dapat melayani Kristus dan membantu jemaat menjadi kuat. Dengan demikian, kita semua akan menjadi satu karena kita sama-sama percaya kepada Kristus dan mempunyai pengertian yang sama tentang Anak Allah. Kita akan menjadi orang yang dewasa, yang makin lama makin sempurna seperti Kristus. Maka kita tidak lagi bertindak seperti anak-anak yang mudah menerima bermacam-macam ajaran, seperti kapal yang diombang-ambingkan oleh angin dan dibawa ke sana kemari oleh ombak. Kita tidak akan percaya lagi kepada ajaran-ajaran yang diberikan oleh orang-orang licik. Mereka menipu orang supaya menerima ajaran mereka. Kita tidak seperti orang-orang itu. Kita harus mengatakan yang benar, dengan hati penuh kasih. Dengan demikian, kita menjadi orang yang dewasa yang makin lama makin sempurna seperti Yesus. Dialah pemimpin kita. Kita dan Kristus dapat diumpamakan dengan tubuh manusia: Kita anggota-anggotanya dan Kristus adalah kepalanya. Di bawah pimpinan-Nya, semua anggota yang berlainan itu bisa cocok satu sama lain dan dihubungkan dengan sendinya masing-masing. Jadi, jikalau kita mengerjakan tugas kita masing-masing sebagaimana mestinya dan mengasihi satu sama lain, maka kita bersama-sama, sebagai satu jemaat, akan bertumbuh dan menjadi kuat. [Hidup yang baru] Saya menulis ini dengan kuasa dari Tuhan. Saya peringatkan kalian dengan keras, “Jangan lagi hidup seperti orang yang tidak percaya kepada Allah.” Mereka memikirkan yang tidak berguna dan mereka tidak mengerti apa-apa. Karena mereka bodoh dan keras kepala, mereka belum mengenal kehidupan yang diberikan oleh Allah. Mereka tidak mempunyai lagi perasaan malu. Mereka mengikuti segala hawa nafsu untuk berbuat jahat dan cabul, dan tak seorang pun dapat melarang mereka. Tetapi, kalian sudah belajar tentang Yesus Kristus. Kalian sudah mendengar tentang Dia dan tahu bahwa Ia tidak seperti orang-orang itu. Sebagai pengikut-pengikut-Nya, kalian sudah mendapatkan pelajaran tentang sifat-sifat Allah, yang diperlihatkan oleh Yesus sendiri melalui perbuatan-perbuatan-Nya. Jadi, janganlah hidup seperti dulu lagi. Dulu kalian melakukan hal-hal yang jahat, sehingga hidup kalian jadi rusak. Sekarang hati dan pikiran harus berubah menjadi baru sama sekali. Kalian harus hidup menurut cara yang baru, yang diciptakan oleh Allah menurut kemauan-Nya. Dari apa yang kalian lakukan, orang dapat melihat bahwa hidup kalian sudah menjadi baru. Kalian membenci yang jahat dan menuruti kemauan Allah. Karena itu, jangan berdusta lagi. Sebaliknya, katakanlah yang benar kepada orang lain. Sebab, kita semua anggota jemaat Kristus. Kalau kalian marah, janganlah kemarahan itu membuat kamu melakukan hal yang tidak dikehendaki Allah. Janganlah marah sepanjang hari, supaya Iblis tidak menyebabkan kalian jatuh ke dalam dosa. Orang yang biasa mencuri harus berhenti mencuri. Ia harus bekerja supaya dengan cara yang jujur ia dapat memperoleh apa yang diperlukannya untuk hidup. Dengan demikian, ia juga dapat menolong orang yang berkekurangan. Kalau kalian berbicara, janganlah memakai kata-kata yang tidak baik. Pakailah kata-kata yang baik yang menolong orang lain dan memberi dorongan kepada mereka. Dengan demikian, kalian berbuat baik kepada orang-orang yang mendengar kalian. Janganlah melakukan atau mengatakan sesuatu yang membuat Roh Allah menjadi sedih. Ingatlah bahwa Roh Allah yang ada pada kalian menunjukkan bahwa kalian adalah milik Allah. Dengan Roh itu juga, kalian mempunyai kepastian bahwa Allah akan membebaskan kalian dari kesalahan apabila waktunya sudah tiba. Janganlah sakit hati lagi terhadap orang lain. Jangan dendam dan marah. Jangan berteriak-teriak atau menuduh satu sama lain. Janganlah menyimpan perasaan-perasaan yang tidak baik terhadap orang lain. Sebaliknya kalian harus baik dan ramah satu sama lain. Kalian harus saling mengampuni seperti Allah mengampuni kalian melalui Kristus. [Hidup sesuai teladan Allah] Kalian adalah anak-anak Allah, karena itu berusahalah hidup menurut teladan-Nya dalam segala perbuatanmu. Cara hidupmu harus penuh dengan kasih sayang, seperti Kristus sudah mengasihi kita. Ia sudah mengorbankan hidup-Nya bagi kita sebagai persembahan yang harum bagi Allah, untuk menghapus dosa-dosa kita. Kalian adalah umat Allah, karena itu jangan lakukan perbuatan yang cabul dan yang tidak pantas, serta jangan serakah. Kalian juga tidak pantas mengucapkan kata-kata yang tidak sopan, kotor, dan kasar. Sebaliknya, hendaklah kalian mengucap terima kasih kepada Allah. Perhatikanlah! Orang yang berbuat cabul, berkelakuan tidak senonoh atau serakah (perbuatan itu sama dengan menyembah berhala), tidak dapat menjadi anggota umat Kristus dan Allah. Jangan biarkan seorang pun menipu kalian dengan kata-kata kosong. Allah akan menghukum orang-orang seperti itu, yang tidak taat kepada-Nya. Jadi, hindarilah orang-orang seperti itu. Dulu kalian memang tidak taat kepada Tuhan sehingga seperti orang yang hidup dalam kegelapan. Sekarang kalian sudah menjadi umat yang percaya kepada Tuhan dan hidup di dalam terang. Karena itu, kelakuan kalian haruslah pantas bagi orang-orang yang hidup di dalam terang. Hidup dalam terang menghasilkan perbuatan yang baik, adil dan jujur. Kalian harus berusaha melakukan hal-hal yang menyenangkan Allah. Janganlah kalian melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak berguna, seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak taat kepada Allah. Sebaliknya, kalian harus menelanjangi kejahatan mereka, sebab membicarakan perbuatan-perbuatan jahat mereka saja, sudah sangat memalukan. Jika ada terang, perbuatan-perbuatan jahat itu akan terlihat dengan jelas. Dalam terang, segala sesuatu dapat dilihat dengan jelas, seperti yang tertulis dalam kitab suci, “Bangunlah, hai kalian yang sedang tidur. Bangkitlah dari kematian! Kristus akan menyinari kalian.” Nah, berhati-hatilah dengan cara hidup kalian. Hindarilah cara hidup orang-orang bodoh, contohlah cara hidup orang-orang bijaksana. Gunakanlah setiap kesempatan yang ada untuk melakukan hal-hal yang baik, karena waktu sekarang ini adalah waktu yang jahat. Jangan bodoh, tetapi buatlah apa yang Tuhan inginkan. Janganlah kalian bermabuk-mabukan. Kebiasaan buruk itu akan merusak hidup kalian. Sebaliknya, hendaklah Roh Allah menguasai kalian. Kalau kalian berkumpul, nyanyikanlah mazmur, puji-pujian dan lagu-lagu rohani. Bernyanyilah bagi Tuhan dengan hati yang gembira. Hendaklah kalian selalu mengucap terima kasih kepada Allah Bapa, dalam nama Yesus Kristus Tuhan kita, dalam keadaan apa pun juga. [Suami dan istri] Kalian harus tunduk satu sama lain, sebab begitulah cara menghormati Kristus. Istri-istri, tunduklah kepada suamimu seperti kalian tunduk kepada Tuhan. Sebab, suami menjadi kepala istrinya, sama seperti Kristus menjadi kepala jemaat dan penyelamat jemaat. Sama seperti jemaat tunduk kepada Kristus, istri juga harus tunduk sepenuhnya kepada suaminya. Suami-suami, kasihilah istrimu, seperti Kristus mengasihi jemaat sampai Ia mati untuk mereka. Ia menyucikan mereka dengan ajaran-Nya dan dengan air baptisan. Dengan demikian, jemaat dapat berdiri di hadapan Kristus dengan agung dan suci, tanpa salah dan cela, atau yang sama dengan itu. Dengan kematian-Nya, Kristus dapat menyerahkan jemaat kepada Allah menjadi milik Allah. Suami harus mengasihi istrinya seperti ia mengasihi dirinya sendiri. Suami yang mengasihi istrinya berarti mengasihi dirinya sendiri. Tidak ada orang yang membenci dirinya sendiri. Semua orang memelihara dan menjaga tubuhnya. Begitu juga Kristus memelihara dan menjaga jemaat-Nya, sebab jemaat adalah seperti tubuh Kristus sendiri dan kita adalah anggota-anggotanya. Di dalam Kitab Suci tertulis, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya. Ia dan istrinya akan menjadi seperti satu orang saja.” Hal itu mengandung pelajaran yang sukar dimengerti dan menunjukkan hubungan Kristus dengan jemaat-Nya. Tetapi, hal tersebut mengandung pelajaran untuk kalian juga, yakni “Suami-suami, kasihilah istrimu seperti kalian mengasihi dirimu sendiri. Istri-istri, hormatilah suamimu.” Hormat kami, Paulus [Anak-anak dan orang tua] Anak-anak, taatilah orang tuamu. Kalian adalah pengikut Kristus, karena itu patutlah kalian taat kepada orang tuamu. Allah sudah memberikan perintah-perintah yang harus ditaati. Salah satu dari perintah-perintah-Nya ialah bahwa anak-anak harus menghormati ayah dan ibunya. Pada waktu Allah memberikan perintah itu, Ia memberikan juga sebuah janji. Dan itulah pertama kalinya Allah memberikan sebuah perintah dengan sebuah janji. Allah berjanji bahwa anak-anak yang menghormati orang tuanya akan hidup bahagia dan panjang umur di dunia ini. Orang tua, janganlah bertindak salah terhadap anak-anakmu sehingga mereka menjadi marah. Sebaliknya, didiklah mereka dengan tata tertib dan nasihat dari Tuhan. [Hamba-hamba dan tuan] Hamba-hamba, turutilah perintah tuanmu di dunia ini dengan perasaan hormat. Lakukanlah itu dengan hati yang ikhlas, seolah-olah kalian bekerja untuk Kristus sendiri. Janganlah kalian lakukan itu hanya pada waktu tuanmu melihat kalian bekerja, karena kalian ingin dipuji. Kalian harus bekerja dengan sepenuh hati, sebab kalian adalah hamba Kristus yang sedang melakukan kehendak Allah. Jadilah hamba yang bekerja dengan senang hati, seolah-olah kalian bekerja untuk Tuhan dan bukan hanya untuk manusia. Ingatlah, setiap orang yang berbuat baik akan diberi upah oleh Tuhan, baik hamba maupun orang bebas. Tuan-tuan, bersikaplah begitu juga terhadap hamba-hambamu. Jangan lagi memakai ancaman-ancaman. Ingatlah, kalian dan hamba-hambamu, sama-sama mempunyai satu tuan, yaitu Tuhan yang ada di surga. Ia akan mengadili semua orang dengan tidak membeda-bedakan mereka. [Memakai senjata yang lengkap dari Allah] Akhirnya, saya anjurkan supaya kalian berusaha menjadi kuat dengan kekuatan yang berasal dari Tuhan. Sebab, kalian sudah bersatu dengan Dia. Kalian sedang berperang melawan Iblis. Karena itu, pakailah semua perlengkapan perang yang diberikan Allah kepada kalian. Dengan perlengkapan itu, kalian dapat menangkis siasat-siasat yang licik dari Iblis. Kita bukan berperang melawan manusia. Kita berperang melawan roh-roh jahat di angkasa. Roh-roh jahat itulah yang menguasai zaman yang jahat ini. Sebab itu, bersiap-siaplah untuk berperang dan pakailah perlengkapan perang dari Allah. Jika hari yang jahat itu tiba, maka kalian sanggup melawan serangan-serangan musuh. Dan jika peperangan itu sudah berakhir, kalian masih berdiri dengan gagah perkasa. Karena itu, bersiap-siaplah untuk berperang. Pakailah perlengkapan perang yang berikut ini: Kesetiaan kepada Allah hendaknya menjadi ikat pinggangmu. Melakukan kehendak Allah hendaknya menjadi baju besimu. Sepatumu ialah kesediaanmu untuk memberitakan Kabar Baik tentang keselamatan dari Allah. Kepercayaanmu kepada Kristus menjadi perisai yang harus selalu kalian bawa. Apabila si Jahat membidikkan anak panahnya yang menyala, perisaimu akan menangkis anak panah itu dan memadamkannya. Topi bajamu ialah keselamatan yang kalian terima dari Allah. Dan pedang yang diberikan oleh Roh Allah kepadamu ialah perkataan Allah. Pada waktu kalian berperang melawan si Jahat itu, kalian juga harus berdoa untuk meminta supaya Allah menolong kalian. Setiap kali ada kesempatan, berdoalah sebagaimana Roh Allah memimpin kalian untuk berdoa. Waspadalah selalu dan jangan menyerah. Berdoalah terus untuk seluruh umat Allah dan berdoalah juga untuk saya. Berdoalah supaya Allah memberikan kata-kata yang tepat kepada saya pada waktu saya berbicara. Berdoalah supaya saya juga berani memberitakan rahasia dari Kabar Baik itu kepada orang-orang, karena untuk menyebarkan Kabar Baik itulah saya diutus. Sekarang saya dipenjarakan. Berdoalah supaya saya berani berbicara tentang Kabar Baik itu sebagaimana saya harus berbicara. [Kata-kata penutup] Saya mengutus Tikhikus kepada kalian. Dia adalah saudara kita yang bekerja dengan setia untuk Tuhan. Ia akan memberitahukan tentang saya kepada kalian, supaya kalian tahu keadaan kami di sini. Ia akan menghibur kalian. (6:21) Semoga Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus menolong semua orang yang sudah percaya kepada Kristus agar mereka hidup dengan damai dan saling mengasihi serta terus percaya kepada-Nya. Semoga Allah selalu memberkati semua orang yang secara terus-menerus mengasihi Yesus Kristus Tuhan dengan kasih yang tidak pernah putus. Hormat kami, Paulus [Kata-kata pertama] Surat ini dari saya, Paulus, bersama Timotius. Kami adalah hamba-hamba Kristus Yesus. Kami menulis surat ini untuk seluruh umat Allah yang tinggal di Filipi, yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Yesus Kristus. Surat ini kami tujukan juga kepada kalian yang memimpin dan membantu jemaat di Filipi. Semoga Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus memberikan berkat dan sejahtera kepada kalian. (1:1) Saya mengucap terima kasih kepada Allah setiap kali saya mengingat kalian. Dan saya selalu berdoa untuk kalian semua dengan hati gembira. Sejak hari pertama sampai sekarang kalian sudah membantu saya untuk menyebarkan Kabar Baik dari Allah. Saya sangat berterima kasih kepada Allah karena bantuan kalian itu. Allah sudah memulai pekerjaan yang baik di dalam diri kalian. Saya yakin Dia akan terus menolong kalian melakukan pekerjaan itu sampai selesai, yaitu sampai saatnya Tuhan Yesus datang kembali. Itulah perasaan saya terhadap kalian semua, karena kalian begitu dekat di hati saya. Saya menerima tugas pekerjaan Allah, dan kalian semua sudah ikut menerimanya bersama saya. Kita menerima tugas itu bukan saja saat saya di penjara, tetapi juga ketika saya di luar penjara untuk mempertahankan kebenaran tentang Kabar Baik dari Allah itu. Allah mengetahui bahwa saya sangat rindu kepada kalian. Kerinduan ini dipenuhi dengan kasih Kristus yang hangat dan tulus. Saya berdoa, semoga kasih kalian terus bertumbuh, disertai dengan pengetahuan yang benar dan sikap yang bijak. Saya ingin kalian dapat memilih yang terbaik. Dengan begitu kalian bersih dan tidak ada cacat apa pun pada hari Kristus datang kembali. Kalian akan hidup dengan melakukan perbuatan yang sungguh-sungguh baik. Perbuatan baik itu hanya dapat dihasilkan melalui Yesus Kristus sendiri, dengan begitu Allah akan diagungkan dan dipuji-puji. Saudara sekalian, ketahuilah! Segala sesuatu yang saya alami di sini justru menyebabkan lebih banyak orang mendengar dan percaya akan berita Kabar Baik itu. Dengan begitu, semua pegawai istana dan orang-orang di kota ini tahu saya dipenjarakan karena saya bekerja untuk Kristus. Oleh sebab itu banyak orang Kristen di kota ini menjadi lebih percaya lagi kepada Tuhan. Sekarang mereka semakin berani menyebarkan berita tentang Allah dan tidak takut sama sekali. Sebagian dari mereka memang memberitakan Kristus karena iri hati dan ingin bertengkar. Tetapi sebagian lagi memberitakan Kristus dengan tujuan yang benar dan tulus. Mereka yang hatinya tulus melakukan pekerjaan itu karena mengasihi Allah. Mereka yakin bahwa Allahlah yang mengutus saya ke sini untuk menyatakan bahwa Kabar Baik itu adalah benar. Namun, memang ada orang lain yang memberitakan Kristus dengan tujuan tidak baik. Mereka melakukannya untuk maksud-maksud pribadi, dan berharap saya akan lebih menderita di dalam penjara. [Hidup hanya untuk Kristus] Di tempat saya sekarang, ada orang-orang yang menyebarkan berita tentang Kristus. Di antara mereka ada yang menyebarkan berita itu dengan maksud yang baik. Sebaliknya, ada juga yang menyebarkannya dengan maksud yang tidak baik. Tetapi tidak apa-apa! Saya tetap senang, asal Kristus diberitakan. Saya tahu bahwa karena kalian berdoa untuk saya dan Roh Yesus Kristus menolong saya, saya akan dibebaskan dari penjara. Oleh sebab itu, saya tetap merasa senang. Saya sangat menginginkan dan mengharapkan saya tidak gagal dalam tugas saya. Saya ingin agar setiap waktu, terutama sekarang, saya menjadi sungguh-sungguh berani untuk berjuang dengan seluruh jiwa raga saya, baik hidup maupun mati, supaya orang-orang menghormati Kristus. Seluruh hidup saya, saya tujukan hanya untuk Kristus. Dan kalau saya mati, itu berarti saya beruntung. Tetapi, mungkin kalau saya tetap hidup, saya masih bisa melakukan banyak pekerjaan yang berharga. Karena itu, sukar bagi saya untuk memilih. Saya tertarik pada kedua-duanya. Kalau saya meninggal dunia, saya dapat pergi kepada Kristus dan tinggal dengan Dia. Itulah yang paling baik yang saya inginkan. Tetapi, kalian lebih penting. Jadi, lebih baik saya tetap hidup di dunia. Saya tahu betul bahwa itulah yang lebih penting. Karena itu, saya yakin bahwa saya akan tetap hidup untuk menolong kalian. Saya akan menolong kalian supaya kalian makin sungguh-sungguh percaya kepada Kristus dan bahagia dalam hidup kalian. Sekarang kalian sudah bersatu dengan Kristus. Karena itu, kalau nanti saya datang lagi kepada kalian, kalian akan merasa bangga karena saya. Oleh karena itu, hal penting yang harus kalian ketahui, ialah hidup sesuai dengan apa yang dikatakan di dalam Kabar Baik tentang Kristus. Saya tidak tahu apakah saya nanti akan berjumpa dengan kalian atau tidak. Tetapi, saya harap saya akan mendapatkan berita bahwa kalian tetap setia pada pendirian kalian. Saya harap saya akan mendengar bahwa kalian ingin berjuang untuk satu hal, yaitu percaya kepada Tuhan sesuai Kabar Baik dari Allah. Janganlah takut kepada orang-orang yang menyusahkan hidup kalian. Kalian harus berani supaya mereka tahu bahwa mereka pasti akan kalah dan kalian akan menang. Sebab, yang membuat kalian menang ialah Allah sendiri. Allah sudah memberikan suatu penghormatan kepada kalian, yaitu melayani Kristus. Kalian dapat melayani Dia dengan percaya kepada-Nya dan menderita untuk Dia. Sekarang kalian dapat berjuang bersama-sama dengan saya untuk kepentingan Kabar Baik tentang Kristus. Dahulu kalian sudah melihat perjuangan saya itu. Dan tentu kalian sudah mendengar bahwa sampai sekarang pun saya masih berjuang untuk itu. [Kristus rendah hati dan agung] Kalian kuat karena kalian sudah bersatu dengan Kristus. Dan kalian merasa tentram karena Kristus mengasihi kalian. Kalian juga sudah bersatu dengan Roh Allah; kalian berbelaskasihan, dan baik hati satu sama lain. Oleh sebab itu, saya minta kalian benar-benar berusaha untuk membuat hati saya gembira. Saya akan senang sekali kalau kalian sehati dengan saling mengasihi, dan mempunyai pikiran dan tujuan yang sama. Janganlah berbuat sesuatu hanya untuk menyenangkan diri sendiri, atau supaya orang lain menganggap kalian hebat. Sebaliknya, kalian harus bersikap rendah hati satu sama lain dan selalu menganggap orang lain lebih baik daripada kalian sendiri. Janganlah hanya mengutamakan kepentingan diri sendiri, tetapi perhatikan juga kepentingan orang lain. Hendaklah kalian bersikap seperti Kristus: Kristus mempunyai sifat yang sama dengan Allah, tetapi Kristus tidak merasa bahwa Ia harus tetap sama dengan Allah. Sebaliknya, atas keinginan-Nya sendiri Ia melepaskan kedudukan-Nya yang tinggi itu dan menjadi seperti seorang hamba. Ia menjadi sama dengan manusia dan orang melihat Dia hidup sebagai manusia. Ia rendah hati dan selalu taat kepada Allah sampai mati, yaitu mati disalib. Oleh karena itu, Allah memberikan kepada-Nya kedudukan yang paling tinggi dan kekuasaan yang paling besar di antara semua kekuasaan yang lain. Allah mau supaya Yesus dihormati. Oleh karena itu, semua yang ada di surga, di bumi dan di bawah bumi, harus menyembah Yesus. Mereka akan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan; dan dengan berkata begitu, mereka menghormati Allah Bapa. [Bersinar seperti cahaya yang terang] Saudara-saudara yang tercinta, kalian selalu menaati petunjuk-petunjuk saya ketika saya bersama kalian. Sekarang, ketika saya jauh dari kalian hendaknya kalian lebih taat lagi. Berusahalah terus untuk mengerjakan hal-hal yang baik sehingga kalian tetap hidup sejahtera. Lakukanlah hal itu dengan penuh rasa hormat kepada Allah. Allah sendiri sudah menolong kalian, Ia bekerja di dalam diri kalian supaya kalian tulus dan mampu menyenangkan hati-Nya. Kerjakanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut, dan juga jangan bertengkar. Dengan begitu, tak seorang pun bisa menyalahkan kalian. Mereka melihat bahwa kalian adalah anak-anak Allah yang hidup tulus dan baik, meskipun berada di antara orang-orang jahat dan berdosa. Pada saat kalian menyampaikan berita yang memberi hidup, hendaklah kalian menjadi seperti cahaya yang bersinar menerangi dunia. Saya akan sangat gembira dan bangga pada waktu Yesus Kristus datang kembali. Sebab, itu bukti perjuangan saya tidak percuma, dan usaha saya pun berhasil. Mungkin saya akan mati dibunuh sebagai kurban dan darah saya seperti dicurahkan di atas persembahan kalian kepada Allah sebagai tanda bahwa kalian percaya kepada-Nya. Kalau memang itu terjadi, saya berterima kasih dan merasa bergembira bersama kalian. Begitu juga kalian harus merasa senang dan bergembira bersama dengan saya. Kalau Tuhan menghendaki, saya akan segera mengutus Timotius mengunjungi kalian. Dengan begitu, saya akan terhibur pada waktu mendengar berita tentang kalian, bila Timotius kembali nanti. Hanya Timotius satu-satunya orang yang sehati dengan saya, dan sungguh-sungguh memikirkan kepentingan dan kebahagiaan kalian. Yang lainnya hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Mereka tidak mementingkan pekerjaan Yesus Kristus. Kalian sudah melihat apa yang dikerjakan Timotius. Dia sudah bekerja keras bersama saya untuk menyebarkan Kabar Baik tentang Allah. Timotius sudah seperti anak saya sendiri. Setelah saya tahu bagaimana perkara saya berakhir, saya akan segera mengutus Timotius kepada kalian. Saya percaya juga bahwa Tuhan akan menolong saya untuk dapat mengunjungi kalian. Kalian sudah mengutus Epafroditus untuk membantu saya. Sekarang, saya akan menyuruh dia kembali kepada kalian. Ia sudah banyak membantu saya dalam pekerjaan dan perjuangan saya. Ia rindu sekali ingin bertemu dengan kalian. Ia pun merasa cemas karena kalian sudah mendengar bahwa ia sakit. Ia memang sakit bahkan hampir mati. Tetapi Allah kasihan kepadanya, dan juga kepada saya, supaya saya jangan semakin sedih. Itulah yang mendorong saya untuk menyuruh dia kembali kepada kalian. Saya berharap kalian pun akan gembira lagi bila bertemu dengan dia. Dengan demikian hati saya pun tenang. Terimalah dia dengan senang hati sebagai seorang saudara yang sama-sama percaya kepada Tuhan. Hargailah semua orang yang seperti dia. Ia sudah bekerja keras untuk kepentingan pekerjaan Kristus. Ia juga mempertaruhkan nyawanya untuk menolong saya demi kalian. Sebagai kesimpulan, saudara-saudaraku, bergembiralah karena kalian sudah bersatu dengan Tuhan. Tak ada salahnya kalau saya mengulangi apa yang sudah saya tulis kepada kalian sebelumnya. Sebab, semua itu untuk keselamatan kalian. Berhati-hatilah terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Orang-orang itu pantas disebut “anjing”, sebab, mereka memaksa orang untuk disunat. Ingatlah, kitalah orang-orang yang sudah menerima “sunat yang sejati”, bukan mereka. Kita menyembah Allah dengan bimbingan Roh Allah sendiri dan bergembira karena kita sudah bersatu dengan Kristus Yesus. Kita tidak lagi berharap pada upacara-upacara yang bersifat lahir. Bisa saja saya terus bergantung pada upacara-upacara itu. Kalau ada orang yang merasa punya alasan berharap pada upacara-upacara lahir, sayalah orang yang tepat. Saya disunat pada umur delapan hari. Saya lahir sebagai orang Israel, dari suku Benyamin. Jadi, saya orang Ibrani asli. Saya adalah orang Farisi yang sangat taat pada hukum-hukum agama Yahudi. Sayalah orangnya yang berusaha menaati hukum agama sampai hal yang sekecil-kecilnya. Sampai-sampai saya pun menganiaya jemaat yang percaya kepada Kristus. [Bagaimana orang bisa bersahabat dengan Allah] Dulu yang saya anggap berharga ialah asal usul saya dan ketaatan saya kepada agama. Tetapi, sekarang saya mau hidup untuk Kristus. Semua yang dulu begitu berharga, tidak berharga lagi bagi saya. Bahkan yang lain pun saya anggap tidak berharga lagi. Sebab, sekarang saya mempunyai yang lebih berharga, yaitu mengenal secara pribadi Kristus Yesus Tuhan saya. Karena Dialah, saya tinggalkan semua yang dulu saya anggap berharga. Semua itu saya anggap tidak berguna dan lebih baik dibuang saja, supaya saya bisa mendapatkan yang lebih berharga, yaitu menjadi milik Kristus dan hidup bersatu dengan Dia. Dulu saya berusaha dengan kekuatan saya sendiri supaya Allah menjadikan saya sebagai sahabat-Nya, bukan musuh. Untuk itu saya taat sekali kepada peraturan agama. Tetapi, sekarang saya tidak melakukan hal itu lagi. Sebab, sekarang saya sudah menjadi sahabat Allah, karena saya percaya kepada Yesus Kristus. Dan Allah sendiri yang menjadikan saya sahabat-Nya. Sekarang yang saya inginkan hanyalah mengenal Kristus secara pribadi dan mengalami kuasa Kristus yang sudah hidup kembali dari kematian. Saya ingin merasakan penderitaan-Nya dan menjadi seperti Dia yang rela menderita sampai mati. Dengan demikian, saya dapat berharap bahwa saya sendiri akan dihidupkan dari kematian. [Berusaha keras untuk berhasil] Saya tidak mengatakan bahwa saya sudah berhasil dan sudah menjadi orang yang sempurna. Tetapi, saya terus berusaha untuk dapat melakukan apa yang dikehendaki Kristus ketika Ia menjadikan saya milik-Nya. Saudara-saudara, sesungguhnya saya tidak merasa sudah berhasil. Tetapi, inilah yang saya lakukan: Saya tidak mau memikirkan lagi apa yang sudah lewat. Saya hanya mau berusaha keras untuk mendapatkan apa yang ada di depan. Itulah sebabnya saya seolah-olah berlari sekuat tenaga untuk sampai ke tujuan dan mendapat hadiahnya. Hadiah itu ialah hidup baru yang dijanjikan oleh Allah. Allah memanggil saya untuk menerima hidup baru itu dengan percaya kepada Kristus Yesus. Kita semua yang sudah dewasa secara rohani harus menunjukkan sikap demikian. Namun kalau kalian berpendapat lain, maka Allah akan menjelaskan kepada kalian. Bagaimanapun, marilah kita terus hidup menuruti peraturan yang sudah kita ikuti sampai saat ini. Saudara-saudaraku, contohlah cara hidup yang benar. Perhatikanlah orang-orang yang mengikuti cara hidup kami itu. Saya sudah berkali-kali mengingatkan kalian. Kini dengan linangan air mata saya mengingatkan lagi. Banyak orang yang hidupnya merusak arti kematian Kristus di kayu salib. Pada akhirnya orang-orang yang hidup seperti itu akan hancur. Hawa nafsu mereka menjadi ilah mereka. Mereka membanggakan hal-hal yang memalukan. Mereka hanya mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan dunia ini saja. Tetapi kita adalah warga negara surga. Raja Penyelamat kita, Tuhan Yesus Kristus, akan datang dari sana. Kita menunggu kedatangan-Nya dengan penuh kerinduan. Kristus akan mengubah tubuh kita yang lemah dan mudah hancur ini seperti tubuh-Nya sendiri yang penuh keagungan. Ia berkuasa melakukan hal itu. Saudara-saudaraku yang sangat saya kasihi dan rindukan. Saya ingin kalian hidup tetap teguh percaya kepada Tuhan. Kalian sudah membuat saya begitu bangga dan bahagia. Saya memohon kepada Saudari Euodia dan Sintike, hendaklah kalian mempunyai pikiran yang sama sebab kalian adalah orang-orang yang percaya kepada Allah. Saya memohon juga kepada Sunsugos temanku yang setia, agar kalian membantu kedua wanita itu. Mereka sudah bekerja keras bersama dengan saya untuk memberitakan Kabar Baik dari Allah. Jadi, mereka itu sama dengan Klemen dan semua teman lainnya yang bekerja bersama dengan saya. Nama-nama mereka telah tertulis dalam Buku Orang Hidup. Hendaklah kalian selalu bergembira karena kalian sudah hidup bersatu dengan Tuhan. Sekali lagi saya katakan: “bergembiralah”. Biarlah semua orang dapat melihat sikap dan perbuatanmu yang baik. Ingatlah, tidak lama lagi Tuhan akan datang. Janganlah kalian khawatir tentang apa pun, melainkan berdoalah dan sampaikanlah segala keinginan kalian kepada Allah. Beritakanlah hal-hal yang kalian perlukan kepada Allah sambil mengucapkan terima kasih. Maka damai yang tidak mungkin dapat dimengerti manusia diberikan Allah kepadamu. Kedamaian itu akan mengendalikan pikiran dan perasaan kalian. Oleh karena itu, Saudara-saudaraku, berusahalah memikirkan hal-hal yang baik dan patut dipuji, yaitu hal-hal yang benar, yang terhormat, yang adil, tulus, manis, dan bagus. Saya sudah mengajarkan kepada kalian berbagai hal melalui kata-kata dan perbuatan saya. Cobalah kalian melakukan apa yang sudah kalian pelajari dan kalian terima itu. Allah yang memberi kedamaian akan menolong kalian. Tuhan membuat saya gembira sebab akhirnya kalian memperhatikan dan menolong saya lagi. Kalian sudah memperhatikan keadaan saya, namun tidak ada kesempatan untuk menunjukkannya. Saya mengatakan ini bukan karena saya merasa kekurangan. Saya sudah belajar menerima apa yang ada dengan rasa puas. Saya sudah merasakan hidup yang penuh dengan kekurangan dan hidup dengan segala kelebihan. Saya pun sudah tahu bagaimana caranya menghadapi berbagai keadaan. Baik kenyang ataupun lapar, baik keadaan mewah ataupun berkekurangan. Kristus memberikan kekuatan kepada saya sehingga saya sanggup menghadapi segala macam keadaan. Kalian sudah melakukan hal yang baik, sebab kalian sudah menolong saya saat saya mengalami kesusahan. Saudara-saudaraku orang Filipi! Kalian tentu ingat bagaimana pertama kali saya menyebarkan berita Kabar Baik. Ketika saya pergi dari Makedonia, cuma kalianlah satu-satunya jemaat yang membantu saya. Kalian juga beberapa kali mengirim bantuan kepada saya ketika saya di Tesalonika. Itu bukan berarti saya hanya ingin menerima pemberianmu. Tetapi yang paling saya inginkan ialah agar kalian menerima berkat-berkat dari kebaikan kalian itu. Saya sudah menerima semuanya, bahkan bisa dikatakan lebih. Saya sudah menerima semua kiriman kalian melalui Epafroditus. Apa yang saya perlukan sudah lengkap semua. Pemberian-pemberian itu seperti suatu persembahan harum yang sangat menyenangkan hati Allah. Allah yang saya layani memiliki kekayaan yang berlimpah dalam Kristus Yesus. Ia akan memenuhi segala keperluan kalian. Kiranya Allah Bapa kita dipuji dan diagungkan selama-lamanya. [Kata-kata penutup] Sampaikanlah salam saya kepada seluruh umat Allah yang sudah bersatu dengan Kristus Yesus. Di tempat saya ini ada juga saudara-saudara kita, sesama orang Kristen. Mereka juga mengirim salam kepada kalian. Seluruh umat Allah di kota ini, terutama yang bekerja di istana raja, mengirim salam kepada kalian. Semoga Tuhan Yesus Kristus memberkati kalian. Hormat kami Paulus [Kata-kata pertama] Saudara-saudara umat Allah di Kolose, yang setia kepada Allah dan sudah bersatu dengan Kristus! Surat ini dari saya, Paulus, yang diangkat oleh Allah menjadi rasul Kristus Yesus. Saya dan saudara kita, Timotius, mengucapkan: Semoga Allah Bapa kita memberikan berkat dan sejahtera kepada kalian. (1:1) Saudara sekalian, kami selalu mengucapkan terima kasih kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu. Kalian sudah percaya kepada Yesus Kristus dan mengasihi semua orang yang percaya kepada-Nya. Kami mendengar bahwa kalian percaya dan mengasihi sesama, karena apa yang kalian harapkan memang sudah disediakan oleh Allah untukmu di surga. Kalian sudah mengetahui itu, pada waktu Kabar Baik yang benar disampaikan kepadamu. Kabar Baik itu tersebar ke seluruh dunia dan sudah menjadi berkat untuk banyak orang. Hidupmu juga diberkati sejak kalian mendengar tentang kasih Allah dan benar-benar mengalaminya. Kalian sudah mengetahui hal itu dari Epafras. Dia adalah kawan yang kami kasihi dan juga pekerja Kristus yang setia bekerja untuk kepentingan kita. Kami juga mendengar tentang kalian dari dia, betapa kalian saling mengasihi karena kuasa Roh Allah. Sejak kami mendengar tentang kalian, kami berdoa untuk kalian. Kami minta kepada Allah supaya Roh Allah memberikan kepadamu kebijaksanaan dan pengertian sehingga kalian mengetahui kemauan Allah. Dengan begitu, kalian bisa hidup menurut kemauan Allah, dan selalu menyenangkan hati-Nya. Dengan hidup seperti itu, kalian bisa berhasil dalam segala yang baik, dan pengetahuan kalian tentang Allah juga akan bertambah. Kuasa Allah yang mulia akan menguatkan kalian sehingga sanggup menderita segala sesuatu dengan sabar dan senang hati, disertai ucapan terima kasih kepada Bapa. Bapalah yang membuat kalian layak menerima apa yang disediakan Allah bagi umat-Nya di dalam kerajaan-Nya yang terang. Allah sudah membebaskan kita dari kuasa setan dan sudah memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang dikasihi-Nya. Oleh Anak-Nya itu kita dibebaskan, dan dosa-dosa kita diampuni. [Kristuslah yang paling utama] Allah tidak dapat dilihat. Tapi Kristus memperlihatkan kepada kita siapa Allah itu. Kristus adalah Anak sulung Allah. Dialah yang paling utama dari segala sesuatu yang sudah diciptakan. Allah menciptakan segala sesuatu melalui Kristus, baik yang ada di surga maupun yang ada di bumi, baik yang bisa dilihat oleh manusia maupun yang tidak bisa dilihat, serta semua roh yang berkuasa dan yang memerintah. Allah menciptakan semua yang ada di alam ini melalui Kristus. Dan semua itu diciptakan dengan maksud untuk menghormati Kristus. Sebelum sesuatu pun diciptakan, Kristus sudah terlebih dulu ada. Kristus jugalah yang membuat segalanya ada di tempatnya masing-masing. Ia adalah kepala jemaat, dan jemaat adalah seperti tubuh-Nya sendiri. Karena Dialah, jemaat bisa hidup. Kristus adalah Anak sulung Allah. Dialah yang pertama-tama dihidupkan kembali dari kematian. Allah melakukan itu supaya hanya Kristus yang menjadi penguasa atas segala sesuatu. Sebab, Allah sendiri yang menentukan bahwa Anak-Nya sama dengan Dia. Allah mempunyai rencana untuk membuat semua yang ada di bumi dan di surga bersahabat kembali dengan Allah. Ia melakukan itu melalui Anak-Nya. Untuk itulah, Anak-Nya mati disalib. Tetapi, dengan kematian-Nya itu, hubungan Allah dengan semua yang ada di bumi dan di surga menjadi baik kembali. Dulu kalian jauh dari Allah. Kalian memusuhi-Nya karena perbuatan dan pikiranmu jahat. Akan tetapi sekarang Allah membuat kalian menjadi sahabat-Nya melalui kematian Anak-Nya. Ia membawa kalian ke hadapan-Nya sebagai orang-orang yang suci, murni dan tidak bernoda. Namun, kalian harus tetap setia dan kokoh dalam kepercayaanmu. Janganlah kalian melepaskan harapan yang sudah kalian dapatkan pada waktu kalian menerima Kabar Baik. Kabar itu sudah disampaikan ke seluruh dunia. Saya, Paulus, adalah pelayan untuk menyampaikan Kabar Baik itu. [Pelayanan Paulus untuk jemaat] Saya senang menderita karena kepentinganmu, sebab penderitaan yang saya alami dalam badan ini melengkapi penderitaan Kristus untuk tubuh-Nya, yaitu gereja. Allah menjadikan saya pelayan-Nya, supaya saya menyampaikan seluruh pesan-Nya kepadamu. Pesan itu dirahasiakan Allah kepada manusia berabad-abad lamanya, tetapi sekarang pesan itu sudah diberitahukan kepada umat-Nya. Allah melakukan hal ini karena Ia ingin agar manusia tahu betapa baik dan agungnya rahasia Allah itu untuk seluruh umat Allah. Rahasia itu ialah Kristus tinggal di dalam dirimu, yang berarti kalian akan turut menikmati kebesaran Allah. Kami memberitakan tentang Kristus kepada setiap orang. Dengan bijaksana, kami mengingatkan dan mengajar mereka. Kami ingin supaya setiap orang bisa menjadi pengikut Kristus yang dewasa secara rohani. Oleh karena itu, saya bekerja keras, saya berjuang dengan seluruh tenaga yang diberikan Kristus kepada saya sesuai dengan kuasa-Nya di dalam diri saya, untuk mencapai semua itu. Ketahuilah, saya sudah bekerja keras untuk kalian. Saya juga berjuang sekuat tenaga untuk jemaat di Laodikia dan orang-orang lain yang belum pernah mengenal saya. Saya melakukan ini supaya hati mereka menjadi kuat dan supaya mereka saling mengasihi, sehingga mereka makin bersatu. Dengan demikian, mereka semakin mengerti dan percaya serta mengenal Kristus yang adalah rahasia Allah. Kristus sudah menyatakan segala kebijaksanaan dan pengetahuan tentang Allah yang dulu tersembunyi. Hal ini saya katakan supaya kalian tidak ditipu oleh orang-orang yang membujuk kalian dengan ucapan-ucapan yang menarik, karena meskipun saya berada jauh dari kalian, anggaplah saya ada di antara kalian. Saya juga gembira mengetahui kalian hidup seperti seharusnya dan teguh percaya kepada Kristus. [Hidup yang baru bersama Kristus] Kalian sudah mengakui bahwa Kristus adalah Tuhan kita. Karena itu, hiduplah akrab dan tetap bersatu erat dengan Dia. Hiduplah dengan menuruti kemauan-Nya dan hendaklah kalian semakin teguh dalam percaya kepada-Nya. Jadikanlah Kristus sebagai dasar kehidupanmu, dan tetaplah percaya seperti yang sudah diajarkan kepada kalian. Hendaklah kalian selalu berterima kasih. Berjaga-jagalah supaya jangan ada yang memikat kalian dengan pikiran-pikiran manusia yang tidak berguna dan menyesatkan, sehingga kalian tidak bebas lagi. Pikiran-pikiran semacam itu bukan berasal dari Kristus, tetapi dari roh-roh yang menguasai semesta alam dan dari ajaran-ajaran nenek moyang turun-temurun. Saya mengatakan semua itu kepada kalian, sebab Kristus tidak berbeda dengan Allah. Ia sama dengan Allah ketika Ia hidup sebagai manusia di dunia. Karena itu, Allah memberikan hidup yang sejati kepada kalian juga, karena kalian hidup akrab dengan Kristus. Ia berkuasa atas setiap roh yang berkuasa dan yang memerintah. Orang lain menjadi umat Allah karena sudah mempunyai tanda sunat yang dibuat oleh manusia. Tapi, kalian menjadi milik Kristus karena mempunyai tanda yang dibuat oleh Kristus. Tanda itu ialah: Kristus sudah membebaskan kalian dari keinginan untuk berbuat dosa. Sebab, pada waktu kalian dibaptis, kalian seolah-olah dikubur bersama Kristus. Dan dengan baptisan itu juga Allah menghidupkan kalian bersama Kristus, karena kalian percaya bahwa Allah sungguh-sungguh berkuasa. Dialah Allah yang menghidupkan Kristus kembali dari kematian. Dahulu, dalam pandangan Allah, kalian seperti sudah mati, sebab kalian sudah terbiasa berbuat dosa. Selain itu, kalian bukan orang Yahudi dan tidak mempunyai peraturan yang diberikan oleh Allah melalui Musa. Tapi, sekarang Allah sudah menghidupkan kalian supaya kalian dapat hidup bersatu dengan Kristus. Allah mengampuni kita dan menghapuskan semua dosa kita melalui kematian Kristus di kayu salib. Dengan melakukan itu, Allah menghapuskan utang-utang kita yang sebenarnya harus kita bayar. Pada waktu Kristus disalib, Ia membuat semua roh yang berkuasa dan yang memerintah menjadi tidak berkuasa lagi. Ia seolah-olah mengikat tangan mereka dan menggiring mereka untuk menjadi tontonan semua orang. Ia melakukan itu supaya semua orang melihat bahwa Ia sudah mengalahkan roh-roh itu. Ingatlah, kalian tak perlu menghiraukan orang-orang yang menyalahkan kalian tentang apa yang kalian makan dan minum, atau mengenai hari-hari raya keagamaan serta perayaan-perayaan bulan baru ataupun hari Sabat. Semua itu hanya bayangan dari hal-hal yang akan datang. Kenyataan dari hal-hal itu ialah Kristus sendiri. Hati-hatilah terhadap orang yang pura-pura bersikap merendahkan diri dan menyembah malaikat-malaikat. Jangan sampai kalian tertipu dan mengikuti sikap mereka. Mereka hanya mau membangga-banggakan penglihatan-penglihatannya yang khusus, dan mereka hanya memikirkan keinginan-keinginan mereka sendiri. Mereka tidak lagi berpegang pada Kristus yang menjadi kepala. Di bawah pimpinan Kristus, seluruh tubuh dipelihara dan disatukan oleh sendi-sendinya, serta bertumbuh menurut kemauan Allah. [Pikirkanlah hal-hal yang di surga, jangan yang di dunia] Kalian seperti sudah mati bersama-sama dengan Kristus. Sekarang, roh-roh yang berkuasa di alam ini tidak dapat menguasai hidup kalian lagi. Jadi, janganlah kalian hidup seperti orang-orang yang terikat peraturan-peraturan dunia ini. Janganlah kalian tunduk kepada peraturan-peraturan seperti ini: “Jangan menjamah ini”, “Jangan mengecap itu”, “Jangan menyentuh ini”? Semua peraturan itu adalah mengenai hal-hal yang setelah dipakai tidak berguna lagi. Itu hanya peraturan-peraturan yang dibuat oleh manusia. Memang kelihatannya itu baik, karena menganjurkan orang menyembah malaikat, merendahkan diri dan menyiksa diri sendiri. Ternyata semua itu tidak berguna karena tidak bisa mengendalikan keinginan jahat manusia. Ketika Allah menghidupkan Kristus kembali dari kematian, Ia menghidupkan kalian juga. Karena itu, kalian harus sungguh-sungguh berusaha mendapatkan hal-hal yang di surga. Di sana Kristus duduk di tempat terhormat di samping Allah dan memerintah bersama Allah. Kalian harus terus memikirkan dan menginginkan hal-hal yang ada di surga, jangan yang di dunia. Kalian seperti sudah mati. Hidup kalian yang sesungguhnya masih belum kelihatan, sama seperti Kristus belum dinyatakan, sebab Allah belum memperlihatkannya. Kristuslah yang memberikan hidup yang sejati kepada kalian. Nanti Kristus akan datang lagi ke dunia dan memperlihatkan diri-Nya dengan segala keagungan-Nya. Pada waktu itu, kalian juga akan berada bersama Dia. [Hidup yang lama dan hidup yang baru] Karena itu, kalian harus membuang keinginan-keinginan yang jahat yang selalu menggoda kalian, yaitu keinginan untuk berselingkuh; keinginan untuk berbuat jahat, keinginan untuk terus-menerus mendapatkan lebih banyak uang dan harta. Keinginan seperti itu sama saja dengan menyembah berhala. Karena orang-orang mempunyai keinginan-keinginan yang jahat seperti itu, Allah menjadi marah dan akan menghukum orang-orang yang tidak taat itu. Dulu kalian sendiri juga hidup menurut keinginan-keinginan yang jahat. Sekarang kalian harus membuang semua keinginan itu. Jangan lagi marah-marah, mengamuk, atau ingin berbuat jahat terhadap orang lain. Jangan sekali-kali memaki orang atau mengucapkan kata-kata yang kotor. Jangan berbohong satu sama lain. Kalian tidak seperti dulu lagi. Apa yang biasa kalian lakukan, sekarang tidak kalian lakukan lagi. Kalian sudah menjadi orang baru yang diciptakan oleh Allah. Dan Allah sedang menyiapkan kalian agar makin lama kalian makin seperti Dia sendiri, supaya kalian sungguh-sungguh mengenal Dia. Karena Allah sudah membuat kalian menjadi baru, tidak ada perbedaan lagi antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. Juga tidak dibedakan lagi antara orang yang sudah disunat, orang yang tidak disunat, orang asing, orang yang masih terbelakang, hamba dan orang bebas, semua sama. Sebab, Kristuslah yang paling penting dari segala-galanya. Ia berkuasa atas semuanya. Kalian sudah menjadi umat Allah. Ia mengasihi kalian dan sudah memilih kalian menjadi milik-Nya. Itu sebabnya kalian harus berbelaskasihan kepada orang lain, baik hati, rendah hati, lemah lembut, dan tahan menderita. Bersabarlah dan ampunilah satu sama lain, jika ada yang berbuat salah. Tuhan mengampuni kalian dengan senang hati, jadi kalian juga harus saling mengampuni. Selain itu, yang terpenting ialah kalian harus saling mengasihi. Sebab, dengan saling mengasihi, kalian semua dipersatukan. Itulah yang paling baik. Kristuslah yang membuat hati kalian damai. Biarlah damai tersebut menguasai pikiran kalian. Allah memanggil kalian untuk bersatu, supaya kalian merasakan damai seperti itu. Berterimakasihlah kepada Allah. Kabar mengenai Kristus sangat indah. Karena itu, hidup kalian di dalam jemaat haruslah dipengaruhi oleh kabar itu. Apa yang kalian lakukan dan pikirkan harus sesuai dengan kabar itu. Ajarlah dan nasihatilah satu sama lain dengan sebijaksana mungkin. Nyanyikanlah mazmur, puji-pujian, dan lagu-lagu rohani. Jika kalian menyanyi untuk Tuhan, lakukanlah dengan rasa terima kasih. Semua yang kalian lakukan atau katakan, haruslah atas nama Tuhan Yesus. Dan berterimakasihlah kepada Allah Bapa melalui Tuhan Yesus. [Beberapa petunjuk dari Paulus] Istri-istri! Hendaklah kalian taat kepada suamimu. Itulah tugasmu sebagai orang Kristen. Suami-suami! Hendaklah kalian mengasihi istrimu. Jangan bersikap kasar terhadap mereka. Anak-anak! Sebagai orang Kristen kalian harus selalu taat kepada ayah ibu, karena itulah yang menyenangkan hati Allah. Ayah-ayah! Janganlah kalian menyakiti hati anak-anakmu sehingga mereka menjadi putus asa. Hamba-hamba! Hendaklah kalian taat kepada majikan kalian. Jangan hanya menyenangkan mereka pada saat mereka sedang mengawasi pekerjaan kalian, supaya kalian dipuji. Taatlah kepada mereka dengan hati yang ikhlas dan sungguh-sungguh, karena kalian ingin menghormati Tuhan. Lakukanlah pekerjaan kalian dengan sungguh-sungguh. Anggaplah kalian sedang melakukan pekerjaan untuk Tuhan, bukan pekerjaan untuk manusia. Ingatlah bahwa Tuhan akan menyediakan upah bagi kalian. Sesungguhnya Kristus sendirilah yang kalian layani. Ia adalah majikan kalian. Dan ketahuilah, Tuhan sudah menyediakan segala sesuatu untuk umat-Nya. Ia akan memberikannya kepadamu. Dan siapa pun yang berbuat salah, akan dihukum sesuai dengan kesalahannya itu; karena Tuhan tidak membedakan orang. Tuan-tuan! Berlakulah benar dan adil kepada hamba-hambamu. Ingatlah kalian pun mempunyai seorang majikan di surga. [Kata-kata penutup] Berdoalah terus sambil tetap berjaga-jaga, dan ucapkanlah terima kasih kepada Allah. Berdoalah juga untuk kami supaya Allah mengizinkan kami memberitakan kabar dari Allah tentang Kristus. Dahulu kabar itu belum diberitakan kepada seorang pun. Sekarang saya dipenjarakan karena saya memberitakan kabar itu. Jadi, berdoalah supaya saya bisa menjelaskan kabar itu sampai orang bisa mengerti. Sebab, memang itu yang harus saya lakukan. Kalian harus bijaksana dengan apa yang kalian lakukan terhadap orang yang belum percaya kepada Kristus. Kalau ada kesempatan, pakailah setiap kesempatan itu untuk menunjukkan bahwa kalian adalah orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus. Kalau kalian berbicara, pakailah kata-kata yang menyenangkan sehingga orang tertarik pada apa yang kalian katakan. Kalau orang bertanya kepada kalian, kalian harus tahu bagaimana menjawab dengan cara yang benar. Tikhikus, saudara kita yang terkasih, akan memberitahukan kepada kalian segala sesuatu tentang saya. Ia setia bekerja bersama-sama kami untuk Tuhan. Saya mengutus dia kepadamu dengan maksud supaya kalian mengetahui keadaan kami dan kalian terhibur. Onesimus, yaitu saudara yang berasal dari antara kalian, akan datang bersamanya. Ia sangat setia dan kami mengasihinya. Ia dan Tithikus akan menceritakan kepada kalian segala sesuatu yang terjadi di tempat saya. Aristarkhus mengirim salam kepada kalian. Saat ini ia dipenjara bersama-sama dengan saya. Markus, saudara sepupu Barnabas, juga mengirim salam kepada kalian. Tentu kalian sudah menerima kabar bahwa ia akan mengunjungi kalian. Sambutlah kedatangannya nanti. Salam dari Yesus atau yang sering disebut Yustus. Hanya mereka bertiga orang-orang Kristen Yahudi yang bekerja sama dengan saya sekarang untuk melakukan tugas dari Allah. Mereka sungguh-sungguh sangat menghibur dan memberi semangat kepada saya. Salam dari Epafras. Ia berasal dari antara kalian juga. Ia seorang pekerja Kristus, dan selalu mendoakan kalian dengan sungguh-sungguh. Ia memohon kepada Allah supaya kalian semakin percaya, semakin mengenal kemauan Allah dan semakin taat kepada-Nya. Saya melihat sendiri bahwa ia sudah bekerja keras untuk kalian dan untuk orang-orang di Laodikia dan Hierapolis. Dokter Lukas yang kita kasihi, dan Demas mengirim salam kepadamu. Sampaikanlah salam kami kepada orang-orang Kristen di Laodikia, juga kepada Nimfa dan orang-orang yang beribadat di rumahnya. Sesudah surat ini dibacakan kepadamu, tolonglah supaya surat ini dibacakan juga kepada orang-orang Kristen di Laodikia. Begitu juga kalian sendiri harus membaca surat yang akan dikirim dari Laodikia kepadamu. Dan tolong beritahu Arkhipus untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya guna melayani Tuhan. Salam dari saya, Paulus. Saya sendiri yang menulis bagian ini. Jangan lupa bahwa saya masih di dalam penjara! Semoga Tuhan memberkati kalian! Hormat kami, Paulus [Kata-kata pertama] Saudara-saudara umat Allah di Tesalonika yang sudah menjadi milik Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Surat ini dari saya, Paulus, bersama Silas dan Timotius. Kami mengucapkan: Semoga Allah memberikan berkat dan sejahtera kepada kalian. [Orang-orang Tesalonika percaya kepada Tuhan dan bekerja untuk Dia] Kami selalu mengingat kalian. Kami ingat bahwa kalian sungguh percaya kepada Kristus. Dari perbuatan kalian, orang lain bisa melihat bahwa kalian percaya kepada Kristus. Kami ingat bahwa kalian sangat mengasihi Kristus sehingga kalian bekerja keras untuk Dia. Kami juga ingat bahwa kalian sungguh-sungguh berharap pada Tuhan kita, Yesus Kristus. Kami memberitahukan semua itu kepada Allah, sebab Dialah Bapa kita. Apabila kami berdoa kepada-Nya, kami selalu menyebut nama kalian dan mengucapkan terima kasih kepada-Nya karena semua yang kami ketahui tentang kalian. (1:2) Saudara-saudara, kami tahu bahwa Allah mengasihi kalian. Ia memilih kalian menjadi umat-Nya yang istimewa. Kalian mengetahui hal itu karena kami sudah memberitakan Kabar Baik dari Allah kepada kalian. Pada waktu kami memberitakan kabar itu, kami tidak hanya memakai kata-kata. Kami memberitakannya dengan kuasa dan pertolongan Roh Allah dan dengan sungguh percaya bahwa Kabar Baik itu benar. Kalian tahu bahwa ketika kami berada bersama kalian, kami hidup untuk kepentingan kalian. Kalian melakukan apa yang kami lakukan dan apa yang Tuhan lakukan. Ketika kami memberitakan Kabar Baik itu kepada kalian, kalian menerimanya dengan gembira, meskipun hal itu membuat kalian sangat menderita. Roh Allah sendirilah yang membuat kalian gembira. Oleh karena itu, kalian menjadi contoh untuk semua orang Kristen di Makedonia dan Yunani. Sebab, karena kalian menerima kabar itu, maka kabar tentang Tuhan tersebar sampai ke Makedonia dan Yunani. Bahkan di mana-mana orang sudah mendengar cerita tentang bagaimana kalian percaya kepada Allah. Jadi, kami tidak usah mengatakan apa-apa lagi tentang hal itu. Semua orang di tempat-tempat itu bercerita bagaimana kalian menerima kami ketika kami dulu datang kepada kalian. Mereka juga bercerita bagaimana kalian membuang berhala-berhala yang dulu kalian sembah, dan hanya percaya kepada satu-satunya Allah yang hidup. Mereka bercerita bagaimana kalian melayani Dia dan menunggu Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus, datang dari surga. Allah sudah menghidupkan kembali Anak-Nya dari kematian dan Anak-Nya itu juga yang akan menyelamatkan kita apabila Allah nanti menghukum dunia. [Pekerjaan Paulus di Tesalonika] Saudara-saudaraku, kalian sendiri tahu bahwa kunjungan kami kepada kalian di Tesalonika tidak percuma. Kalian juga tahu bahwa sebelum mengunjungi kalian, kami telah disiksa dan dihina di Filipi. Banyak orang yang menentang kami. Meskipun demikian, Allah telah memberikan keberanian kepada kami untuk menyampaikan berita Kabar Baik tentang Dia kepada kalian. Jadi, kami tidak salah mengajak kalian. Kami juga sama sekali tidak bermaksud jahat, dan tidak menipu. Kami sungguh-sungguh tulus. Allah menganggap kami pantas menyebarkan Kabar Baik ini. Tujuan kami bukan untuk menyenangkan hati manusia, melainkan hati Allah yang sudah menguji pikiran kami yang paling dalam. Kalian juga tahu kami tidak pernah membujuk kalian dengan kata-kata yang manis agar kami mendapat uang dari kalian. Allah menjadi saksinya; kami sama sekali tidak bermaksud demikian. Kami tidak berusaha untuk mendapat pujian dari kalian ataupun orang lain. Walaupun sebagai utusan Kristus kami berhak mendapat penghormatan dari kalian. Tetapi kami bersikap lemah lembut terhadap kalian, seperti seorang ibu yang mengasuh anak-anaknya. Kami sangat mengasihi kalian. Oleh karena itu, kami rela memberikan bukan saja Kabar Baik dari Allah, melainkan juga hidup kami untuk kalian. Siang-malam kami bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup kami. Kami tidak mau menjadi beban siapa pun sewaktu kami menyebarkan Kabar Baik tentang Allah kepada kalian. Kalian tentu masih ingat perjuangan kami itu. Allah dan kalian adalah saksi-saksi bahwa kami bersikap benar, jujur, dan tidak bercacat di antara kalian yang percaya kepada Kristus. Kalian tahu sikap kami terhadap kalian. Kami memperlakukan kalian seperti seorang bapak yang memperhatikan anak-anaknya sendiri. Kami menasihati dan mendorong kalian agar cara hidup kalian menyenangkan hati Allah. Allah sudah memilih kalian untuk menjadi warga Dunia Baru Allah. Bersama-sama Allah, kalian menikmati kebesaran-Nya. Kami selalu berterima kasih kepada Allah karena kalian percaya pada berita tentang Allah yang kami sebarkan itu. Kalian percaya bahwa berita itu benar-benar dari Allah, bukan dari manusia. Allah sendirilah yang telah bekerja di dalam diri kalian yang percaya kepada Kristus. Saudara-saudaraku, kalian menderita siksaan oleh bangsa kalian sendiri. Begitu juga jemaat-jemaat Allah di Yudea dan pengikut-pengikut Yesus Kristus yang menjadi kepunyaan Kristus. Mereka disiksa oleh bangsa mereka sendiri, yaitu bangsa Yahudi. Mereka menyalibkan Tuhan Yesus dan membunuh nabi-nabi. Sekarang mereka menyiksa kami dan memusuhi semua orang. Allah sama sekali tidak senang kepada mereka. Mereka bahkan menghalang-halangi kami untuk mengabarkan kepada orang-orang bukan Yahudi, Kabar Baik yang dapat menyelamatkan orang-orang itu. Jadi, mereka menambah dosa mereka sendiri, dan akhirnya Allah menghukum mereka. [Paulus ingin mengunjungi lagi orang-orang Tesalonika] Saudara-saudaraku, biarpun kami jauh dari kalian, tetapi kami terus memikirkan kalian. Kini kami sangat merindukan kalian, dan akan berusaha sungguh-sungguh mengunjungi kalian lagi. Kami sungguh-sungguh ingin datang. Saya sudah mencoba beberapa kali untuk datang, tetapi Iblis selalu menghalangi kami. Kalianlah harapan kami! Kalian membuat kami begitu gembira dan bangga. Kalau nanti Tuhan Yesus datang, kita bersama-sama menghadap-Nya. Kalianlah yang patut kami banggakan. Memang kalianlah kebanggaan dan kegembiraan kami. Akhirnya, kami tidak dapat menahan kerinduan kami lagi kepada kalian. Karena itu, kami memutuskan untuk tinggal sendirian di Atena, dan mengutus saudara kita Timotius untuk menemui kalian. Ia seorang pelayan Allah yang sudah bekerja bersama-sama kami untuk memberitakan Kabar Baik tentang Kristus. Ia akan menguatkan kalian untuk lebih percaya lagi kepada Kristus. Kami tidak mau seorang pun dari kalian mundur karena penderitaan-penderitaan kita yang berat ini. Namun, kalian tahu bahwa penderitaan-penderitaan itu termasuk dalam rencana Allah untuk kita. Dahulu waktu kami masih bersama-sama kalian, kami sudah mengingatkan bahwa kalian akan mengalami penderitaan. Kalian sendiri tahu bahwa hal itu benar-benar sudah terjadi. Jadi, kalian sudah tahu. Itulah sebabnya saya segera mengutus Timotius. Saya ingin tahu keadaan iman kalian. Saya khawatir Iblis sudah berhasil menggoda kalian sehingga kerja keras kami tak ada gunanya. Kini Timotius sudah kembali. Ia membawa berita gembira kepada kami, bahwa kalian tetap percaya kepada Kristus dan kalian saling mengasihi. Ia memberitahukan juga betapa kalian selalu mengenang kami dan sangat rindu bertemu dengan kami, seperti kami juga rindu bertemu dengan kalian. Saudara-saudaraku, kami merasa sangat terhibur mendengar berita tentang kalian, walaupun kami sedang menderita dan menghadapi kesukaran. Kami merasa memperoleh kekuatan baru mendengar kalian tetap teguh bersatu dengan Tuhan. Kami sungguh berterima kasih kepada Allah atas segala kegembiraan yang kami alami karena kalian. Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh kepada Allah supaya kami dapat bertemu dengan kalian. Kami ingin membantu kalian supaya kalian semakin mengenal dan percaya kepada Kristus. Kami berharap Allah Bapa kita, dan Tuhan kita Yesus memberikan jalan untuk kami supaya dapat bertemu kalian. Semoga Tuhan membuat kalian semakin mengasihi satu sama lain dan juga semakin dikasihi semua orang. Dan kasih sayang kalian semakin terus bertambah sama seperti kasih sayang kami kepada kalian pun semakin bertambah. Dengan demikian Tuhan akan menguatkan hati kalian, supaya kalian tetap suci dan tidak bersalah di hadapan Allah Bapa kita, sampai pada saat Tuhan kita Yesus Kristus datang lagi bersama semua yang menjadi milik-Nya. [Hidup yang menyenangkan hati Allah] Saudara-saudaraku, kami sudah memberikan contoh bagaimana kalian harus hidup untuk menyenangkan hati Allah. Kalian memang sudah demikian. Kini dengan pertolongan kuasa Tuhan Yesus kami mohon dengan sangat agar kalian berusaha terus untuk hidup menyenangkan hati Allah. Sebab, kami sudah memberikan petunjuk-petunjuk kepada kalian, dan petunjuk-petunjuk itu berasal dari Tuhan Yesus. Allah menginginkan kalian hidup suci, jadi janganlah melakukan perbuatan cabul. Setiap laki-laki harus menghargai dan memperlakukan istrinya dengan cara yang menyenangkan hati Allah dan manusia. Janganlah memperlakukan istrimu hanya dengan menuruti keinginan hawa nafsu sendiri. Itu adalah perbuatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Janganlah menipu atau berbuat curang terhadap saudaramu. Ingatlah, dahulu kami sudah memberi peringatan keras kepada kalian, bahwa Allah akan menghukum orang-orang yang melakukan hal-hal seperti itu. Allah memanggil kita supaya kita hidup dengan cara yang menyenangkan hati Allah, bukan untuk hidup cabul. Orang yang tidak mau menerima ajaran ini bukan menentang manusia, melainkan menentang Allah yang memberikan Roh-Nya yang suci kepadamu. Kami tidak perlu menulis surat kepadamu untuk mengajarkan bagaimana kalian harus mengasihi saudara-saudara yang seiman, sebab, kalian sendiri sudah diajari oleh Allah untuk saling mengasihi. Lagi pula kalian juga sudah menunjukkan kasih kalian kepada semua saudara seiman di seluruh Makedonia. Meskipun begitu, Saudara-saudara, kami meminta dengan sangat, supaya kalian menunjukkan lebih daripada itu. Kalian harus berusaha hidup tenang dan tidak mencampuri persoalan orang lain. Kalian sebaiknya bekerja untuk mencari nafkah sendiri, seperti yang kami perintahkan kepadamu dulu. Kalau kalian hidup begitu kalian tidak bergantung kepada siapa-siapa, dan orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus akan menghormati kalian. [Apa yang akan terjadi, jika Kristus kembali ke dunia?] Saudara-saudara, apabila ada yang meninggal dunia di antara kalian, janganlah bersedih hati seperti orang-orang lain yang tidak percaya kepada Kristus. Sebab, mereka tidak mempunyai pengharapan untuk hidup kembali sesudah meninggal. Karena itu, kami ingin supaya kalian tahu apa yang akan terjadi sesudah orang meninggal. Kalau orang sudah percaya kepada Kristus, apakah yang akan terjadi dengan dia sesudah ia meninggal? Kami percaya bahwa Yesus sudah mati dan hidup kembali. Karena itu, kami juga percaya bahwa Allah akan menghidupkan kembali orang itu supaya ia tinggal bersama Yesus. Sekarang kami mau memberitahukan kepada kalian apa yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus tentang hal itu. Ia mengajarkan begini: Apabila Ia datang kembali ke dunia, di antara kita ada yang masih hidup. Nah, kita yang masih hidup pada waktu itu tidak akan bertemu dengan Dia lebih dulu dari orang-orang yang sudah meninggal. Pada waktu itu, Allah akan memberikan aba-aba; malaikat agung akan tampil dan berseru dengan suara yang keras dan trompet Allah dibunyikan. Lalu Tuhan Yesus sendiri akan turun dari surga dan orang Kristen yang sudah meninggal akan dihidupkan lebih dulu untuk berjumpa dengan Tuhan. Sesudah itu, kita yang masih hidup pada waktu itu akan dikumpulkan bersama mereka dan diangkat ke dalam awan-awan di angkasa. Di sana kita berjumpa dengan Tuhan. Lalu kita akan tinggal dengan Dia untuk selama-lamanya. Karena itu, kalian harus saling menasihati dan saling meyakinkan mengenai hal itu. [Bersiap-siaplah untuk menyambut kedatangan Tuhan] Mungkin ada yang mau mengetahui kapan waktunya yang tepat Tuhan Yesus datang kembali. Nah, Saudara-saudara, kami tidak perlu menuliskan hal itu kepada kalian. Sebab, kalian sendiri tahu betul bahwa Tuhan akan datang pada waktu yang tidak disangka-sangka, sama seperti seorang pencuri yang datang pada malam hari. Pada waktu orang-orang berkata, “Semua tenang dan aman,” pada waktu itulah malapetaka datang dengan tiba-tiba, dan mereka menderita. Tak seorang pun akan luput dari malapetaka itu. Tapi, apabila hari itu tiba, kalian tidak akan terkejut seperti orang yang terkejut ketika pencuri datang. Sebab, kalian bukanlah orang yang hidup dalam gelap di malam hari. Kita adalah orang yang hidup dalam terang di siang hari. Karena itu, kita tidak boleh tidur saja sehingga tidak siap seperti orang lain. Kita harus waspada dan tetap berpikir dengan baik. Orang yang tidur, tidur pada waktu malam. Dan orang yang suka mabuk, mabuk pada waktu malam juga. Tapi, kita adalah orang-orang yang hidup dalam terang di siang hari, karena itu kita harus berpikir dengan terang. Kita harus memakai perlengkapan perang dari Allah. Baju besi kita ialah percaya kepada Tuhan dan mengasihi orang-orang. Topi baja kita ialah harapan bahwa kita akan diselamatkan oleh Allah. Ia sudah memilih kita dan Ia tidak mau kita menderita karena kemarahan-Nya. Ia mau kita diselamatkan melalui Tuhan kita Yesus Kristus. Yesus sudah mati untuk kita dan akan datang kembali ke dunia ini. Pada waktu itu, kita barangkali masih hidup atau sudah mati. Tapi itu tidak menjadi soal, sebab kita akan hidup bersama-sama dengan Dia. Jadi, kalian harus saling menasihati dan saling menolong. Kami tahu, saat ini kalian memang sedang melakukan hal itu. [Kata-kata penutup] Saudara-saudara, Allah sudah memilih orang-orang yang bekerja untuk kalian. Mereka bertugas untuk memimpin dan menasihati kalian. Karena itu, kami minta kalian menghormati mereka. Kasihilah mereka dan hiduplah dengan rukun. Kami minta kalian menegur orang yang tidak mau bekerja. Tetapi, lakukanlah itu dengan rukun dan penuh kasih. Kuatkanlah hati orang yang takut, tolonglah orang yang harus kalian tolong, dan sabarlah menghadapi semua orang. Berusahalah sungguh-sungguh untuk selalu berbuat baik kepada setiap orang. Janganlah ada di antara kalian yang membalas kejahatan dengan kejahatan juga. Bergembiralah selalu dan tetaplah berdoa. Apapun keadaan yang sedang kalian hadapi, kalian harus selalu mengucap syukur pada Allah. Memang itulah yang Allah inginkan dari kalian, sebab kalian sudah menjadi milik Kristus Yesus, anak-Nya. Janganlah menghalangi Roh Allah bekerja dalam dirimu. Janganlah meremehkan berita-berita yang disampaikan oleh Roh Allah kepada kalian. Sebab, segala sesuatu memang harus diuji lebih dulu. Karena itu, kalian harus sungguh-sungguh memperhatikan hal itu. Dan yang baik memang harus diikuti, tetapi yang jahat harus dijauhi. Allah sudah membuat hidup kita damai dan tenteram. Semoga Ia juga membuat kalian sungguh-sungguh hidup hanya untuk Dia. Kami berdoa semoga Ia menjaga kalian supaya perasaan, pikiran, dan perbuatan kalian tidak cacat sedikit pun pada waktu Yesus Kristus Tuhan kita datang kembali. Allah sudah memanggil kalian untuk menjadi anak-Nya. Ia pasti akan menjaga kalian, sebab Ia setia kepada janji-Nya. Saudara-saudara, kami mohon kalian berdoa untuk kami. Sampaikanlah salam hangat kami kepada semua yang sudah percaya kepada Kristus. Saya sudah mendapat kuasa dari Tuhan Yesus. Dengan kuasa itu, saya minta dengan sangat supaya kalian membacakan surat ini kepada semua orang yang sudah percaya kepada Kristus. Semoga Yesus Kristus Tuhan kita memberkati kalian. Hormat kami, Paulus [Kata-kata pertama] Saudara-saudara orang Kristen di Tesalonika! Surat ini dari kami, Paulus dan Silas bersama Timotius. Kami menulis surat ini untuk kalian yang sudah menjadi umat Allah dan Tuhan Yesus Kristus. Kami mengharapkan semoga Allah dan Tuhan Yesus memberikan berkat dan sejahtera kepada kalian. [Hukuman yang akan dijatuhkan pada waktu Yesus datang] Saudara-saudara yang kami kasihi, kami melihat betapa kalian semakin percaya kepada Kristus. Kalian juga semakin mengasihi satu sama lain. Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah kami mengucapkan terima kasih kepada Allah. Kami selalu berbicara tentang kalian dengan bangga kepada seluruh jemaat Allah. Kami selalu mengatakan kepada mereka bahwa kalian tetap percaya teguh kepada Kristus, meskipun kalian disiksa dan ditindas. Melalui semua itu Allah menunjukkan keadilan-Nya: Kalian yang sudah menderita karena percaya kepada Kristus, akan masuk ke dalam Dunia Baru Allah. Allah akan bertindak adil. Ia akan menghukum orang yang telah membuat kalian menderita. Sebaliknya, Allah juga akan memberikan kelegaan kepada kalian dan kami yang saat ini menderita. Allah akan memberikannya pada saat Tuhan Yesus turun dari surga. Ia akan memperlihatkan diri-Nya dengan malaikat-malaikat-Nya yang perkasa, dalam api yang menyala-nyala. Ia akan menghukum orang yang tidak percaya kepada Allah, dan orang-orang yang selama hidupnya tidak mau taat kepada Kabar Baik tentang Yesus Tuhan kita. Orang-orang itu akan dihukum selama-lamanya. Mereka dibuang keluar, jauh dari Tuhan dan dari kuasa-Nya yang agung. Hukuman itu akan terjadi ketika Tuhan Yesus datang nanti. Pada waktu itu, seluruh umat-Nya akan mengagungkan Dia. Semua orang yang percaya akan menghormati Dia. Kalian adalah umat Allah itu, karena kalian percaya kepada berita yang sudah kami sampaikan. Oleh karena itu, kami selalu mendoakan kalian. Kami memohon kepada Allah agar kalian dapat hidup menurut kemauan-Nya. Itulah maksudnya Allah memanggil kalian. Semoga kuasa Allah menguatkan kalian, untuk melakukan hal yang baik. Kuasa Allah juga akan bersama kalian untuk melakukan pekerjaan yang sempurna karena percaya kepada Kristus. Dengan begitu kalian mengagungkan Tuhan kita Yesus dan Dia pun akan mengagungkan kalian sesuai dengan kemurahan Allah dan Tuhan Yesus Kristus. [Hal-hal yang terjadi sebelum Yesus kembali ke dunia] Kalian tahu bahwa Yesus Kristus Tuhan kita akan datang kembali ke dunia. Kalau Ia datang, Ia akan mengumpulkan kita bersama-sama Dia. Tapi, rupanya ada orang yang memberitakan kepadamu, bahwa sudah sampai saatnya Tuhan Yesus datang kembali ke dunia. Nah, mengenai berita itu, saya minta dengan sangat, janganlah kalian cepat-cepat bingung atau gelisah. Mungkin orang berpikir bahwa kamilah yang mengatakan hal itu dalam berita kami atau khotbah kami, atau dalam surat kami. Saudara-saudara, janganlah mau ditipu orang! Sebab, sebelum Tuhan Yesus kembali ke dunia, ada beberapa hal yang akan terjadi lebih dulu. Banyak orang kelak tidak mengakui Tuhan Yesus lagi sebagai Tuhan yang menyelamatkan mereka. Seorang jahat, yang disebut si Jahat, akan muncul. Ia sombong dan menganggap dirinya lebih tinggi daripada semua dewa yang disembah oleh manusia. Malah ia akan masuk ke dalam Rumah Allah dan berkuasa di situ. Lalu ia akan mengumumkan dirinya sebagai Allah. Si Jahat itu pasti akan dihukum oleh Allah. Ingatlah, saya sudah berkali-kali mengatakan semua itu waktu saya masih bersama kalian dulu. Sampai sekarang ada yang menahan Si Jahat itu. Namun, ia akan muncul bila waktu yang ditentukan Allah itu sudah tiba. Ada kekuatan yang diam-diam sudah mulai mengerjakan kejahatan itu, namun masih ada yang menahannya. Si Jahat itu akan kelihatan bila yang menahan itu sudah disingkirkan. Bila Tuhan Yesus datang nanti, Ia akan membunuh si Jahat itu, dengan meniupnya. Si Jahat akan dihancurkan oleh kehadiran-Nya yang begitu agung itu. Si Jahat pasti datang. Ia memiliki kuasa yang besar dari Iblis. Ia akan membuat hal-hal yang hebat dan ajaib, tetapi semua itu hanya tipuan. Ia akan menipu dan menyesatkan orang-orang yang tidak mau menerima berita yang benar dari Allah. Orang-orang itu akan mati karena mereka tidak mau percaya kepada berita yang menyelamatkan itu. Oleh karena itu, Allah mengirimkan suatu kuasa yang menyesatkan mereka sehingga mereka percaya kepada yang tidak benar. Akhirnya, orang-orang yang suka berbuat dosa dan tidak percaya kepada berita yang benar, akan dihukum. [Allah memilih kalian untuk diselamatkan] Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan! Allah sudah dari sejak dulu memilih kalian untuk diselamatkan. Kami harus sungguh-sungguh berterima kasih kepada Allah karena kalian. Roh Allahlah yang sudah bekerja di dalam diri kalian. Ia membuat kalian menjadi umat Allah yang khusus hidup bagi-Nya. Semua itu terjadi karena kalian percaya kepada berita yang benar dari Allah. Allah memanggil kalian melalui Kabar Baik yang kami sampaikan kepada kalian itu. Ia mau kalian turut menikmati keagungan Tuhan kita Yesus Kristus. Jadi, Saudara-saudara, tetaplah percaya dengan teguh. Ingatlah dan lakukanlah ajaran-ajaran yang sudah kami sampaikan kepada kalian, baik dengan kata-kata ataupun melalui surat. Semoga Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah Bapa menghibur dan menguatkan hatimu, supaya kalian mampu berbuat dan berkata yang benar. Allah melakukan semua itu karena Allah mengasihi kita dan baik kepada kita. Ia menolong kita untuk tetap tabah dan berharap yang baik dari-Nya. (2:16) [Berdoalah untuk kami] Selanjutnya, kami minta kalian mendoakan kami. Berdoalah supaya kami dapat menyebarkan terus berita dari Tuhan dengan cepat. Berdoalah supaya orang-orang menerima berita itu dan menghargainya, seperti kalian dulu menghargainya. Selain itu, berdoalah juga supaya Allah menyelamatkan kami dari orang-orang jahat yang suka membuat kekacauan. Sebab, tidak semua orang percaya kepada berita dari Tuhan yang kami sampaikan kepada mereka. Tapi, percayalah bahwa Tuhan dapat menguatkan dan menjaga kalian dari si Jahat. Tuhan sudah membuat kami yakin bahwa kalian sedang melakukan apa yang kami anjurkan kepada kalian dan kalian akan terus melakukannya. Kami berharap Tuhan menolong kalian untuk merasakan sedalam-dalamnya betapa Allah mengasihi kalian dan betapa Kristus menderita untuk kalian. [Setiap orang harus bekerja] Saudara-saudara, ada di antara kalian yang hidup bermalas-malasan. Mereka tidak melakukan apa yang kami ajarkan kepada mereka. Mengenai mereka, atas kuasa Tuhan kita Yesus Kristus, kami minta kalian tidak bergaul dengan mereka. Kalian sendiri tahu bahwa kalian harus hidup seperti kami. Kami bekerja keras ketika kami tinggal di antara kalian. Kami tidak makan makanan orang dengan tidak membayar. Sebaliknya, kami bekerja keras dan hampir tidak pernah berhenti sebab kami tidak mau menyusahkan siapa pun di antara kalian. Sebenarnya, kami berhak meminta pada kalian untuk memberikan makanan dan tempat tinggal kepada kami. Tapi, kami tidak melakukan hal itu; kami bekerja supaya kalian dapat meneladani kami. Ketika kami masih tinggal di antara kalian, kami memberikan peraturan ini: “Orang yang tidak mau bekerja, tidak boleh diberi makan.” Kami menulis tentang hal ini karena ada yang memberitahukan kepada kami bahwa di antara kalian ada yang tidak mau bekerja, tapi sibuk mencampuri urusan orang lain. Atas kuasa Tuhan kita Yesus Kristus, kami perintahkan dan kami ingatkan pada mereka untuk hidup dengan sepatutnya, dan bekerja untuk mendapatkan makanan. Hendaklah kalian juga terus berbuat baik dan jangan bosan melakukan itu. Mungkin ada orang yang tidak mau mendengar nasihat dalam surat ini. Janganlah kalian bergaul dengan dia. Dia akan malu terhadap dirinya sendiri. Namun, kalian tidak boleh menganggap dia sebagai musuh. Sebaliknya, kalian harus menasihati dia sebagai saudara kalian. [Kata-kata penutup] Tuhanlah yang memberikan sejahtera kepada kalian. Sebab itu, kami berharap semoga Ia memberikan sejahtera itu kepada kalian setiap waktu dan dalam segala hal. Semoga Tuhan ada bersama kalian semua. Salam dari saya, Paulus. Saya sendiri yang menulis kata-kata ini. Beginilah saya menandatangani setiap surat saya. Semoga Yesus Kristus Tuhan kita memberkati kalian semua. Hormat kami, Paulus [Kata-kata pertama] Timotius, yang saya kasihi seperti anakku sendiri! Surat ini dari saya, Paulus, rasul Kristus Yesus. Saya diangkat menjadi rasul atas keputusan Allah Penyelamat kita dan Kristus Yesus harapan kita. Saya berharap semoga Allah Bapa dan Kristus Yesus Tuhan kita memberikan berkat, kasih dan sejahtera kepadamu. (1:1) [Nasihat tentang ajaran yang tidak benar] Saya ingin engkau tetap tinggal di Efesus, seperti yang saya katakan kepadamu waktu pergi ke Makedonia. Di Efesus ada orang-orang yang menyebarkan ajaran yang tidak benar. Engkau harus menyuruh mereka berhenti mengajarkan ajaran itu. Suruhlah mereka berhenti berbicara tentang dongeng dan cerita asal-usul yang panjang itu. Semua itu hanya akan menimbulkan pertengkaran dan tidak akan membuat rencana Allah mengalami kemajuan. Rencana Allah hanya dapat kita ketahui jika kita percaya kepada-Nya. Maksud nasihat saya ini adalah supaya orang-orang mempunyai kasih yang keluar dari hati nurani yang bersih dan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, sehingga mereka dapat mengasihi sesamanya. Ada sebagian orang yang hidupnya tidak bisa seperti itu lagi. Mereka lebih suka membicarakan hal-hal yang tidak berguna. Mereka ingin menjadi guru agama, tetapi mereka sendiri tidak mengerti apa yang mereka ucapkan, atau apa yang mereka ajarkan itu. Kita tahu bahwa hukum agama itu baik, jika digunakan sebagaimana mestinya. Kita tentu harus ingat, bahwa hukum agama itu dibuat bukan untuk mengatur orang yang sudah benar, melainkan untuk mengatur orang-orang yang melanggar perintah Tuhan, orang-orang yang jahat, orang-orang yang tidak benar, orang-orang yang berdosa, yang hanya memikirkan hal-hal di dunia ini, yang tidak beragama, pembunuh orangtuanya dan semua pembunuh. Selain itu, hukum agama juga dibuat untuk orang-orang yang berbuat cabul, yang suka bercinta dengan sesama jenisnya, yang suka menculik, yang suka bohong, yang suka bersumpah palsu dan setiap orang yang perbuatannya tidak sesuai dengan ajaran yang benar. Ajaran itu berasal dari Kabar Baik Allah yang mulia dan patut dipuji. Allah telah mempercayakan penyebaran Kabar Baik itu kepada saya. [Paulus berterima kasih karena Allah baik kepadanya] Saya bersyukur kepada Kristus Yesus Tuhan kita yang sudah memberikan kekuatan kepada saya untuk melaksanakan tugas saya. Bahkan saya berterima kasih kepada-Nya karena Ia menganggap saya layak dan Ia memilih saya untuk melayani Dia. Padahal dulu saya menjelek-jelekkan nama-Nya. Saya menghina Dia dan membuat pengikut-pengikut-Nya menderita. Pada waktu itu, saya tidak tahu bahwa apa yang saya lakukan itu tidak baik. Sebab, saya belum percaya kepada Yesus. Untunglah Allah mengasihani saya dan Yesus Kristus menunjukkan betapa baiknya Ia kepada saya. Ia menolong saya sehingga saya bisa percaya kepada-Nya dan mengasihi orang lain. Kita tahu bahwa kita dapat percaya kepada-Nya dan mengasihi orang lain, karena kita sudah bersatu dengan Kristus Yesus. Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa. Itu benar sekali. Seharusnya semua orang mengakui dan mempercayai hal itu. Di antara orang-orang berdosa, sayalah yang paling jahat. Tetapi, Allah mengampuni saya, supaya justru karena saya orang yang paling berdosa, orang dapat melihat betapa sabarnya Kristus Yesus. Jadi, saya menjadi contoh untuk orang-orang lain yang akan percaya kepada Yesus dan mendapatkan hidup yang sejati dan kekal. Marilah kita menghormati dan memuji Allah untuk selama-lamanya! Dialah Raja yang memerintah sepanjang masa, abadi dan tidak kelihatan. Dialah satu-satunya Allah! Amin. Timotius, anakku! Saya sudah mempercayakan tugas ini kepadamu, karena saya ingat akan pesan Allah tentang dirimu, yang disampaikan melalui nabi-nabi dalam jemaat. Jadikanlah pesan itu sebagai bekal dalam memperjuangkan apa yang baik. Kalau kamu berjuang, berpeganglah pada kepercayaanmu yang benar dan hati yang murni. Ada orang-orang yang tidak memedulikan suara hatinya, sehingga kepercayaan mereka pun menjadi hancur. Di antara orang-orang itu adalah Himeneus dan Aleksander. Mereka sudah saya hukum dengan menyerahkan mereka kepada Iblis. Dengan demikian, mereka belajar untuk berhenti menghina Allah. [Bagaimana orang Kristen harus menyembah Tuhan] Timotius, saya meminta engkau memberikan nasihat ini kepada orang-orang Kristen di tempatmu. Ajarlah mereka berdoa dan mengucapkan terima kasih kepada Allah untuk semua orang. Mereka harus berdoa supaya Allah memenuhi segala keperluan orang-orang itu. Mereka harus berdoa juga untuk raja-raja dan semua pejabat pemerintah. Sebab, jika kita berdoa untuk mereka, kita dapat hidup tenang dan tenteram. Kita dapat menyembah Allah dengan hormat dan dapat melakukan apa yang patut kita lakukan sebagai orang Kristen. Itulah yang baik dan menyenangkan hati Allah, Penyelamat kita. Allah mau semua orang diselamatkan. Allah juga ingin semua orang mengenal-Nya. Sebab, Allah hanya satu, dan satu juga penengah yang mendamaikan Allah dengan manusia, yaitu Kristus Yesus, yang telah menjadi manusia. Ia sudah menyerahkan diri-Nya untuk mati supaya Allah membebaskan semua orang dari dosa mereka. Dengan cara itu, Allah menunjukkan bahwa Ia ingin semua orang diselamatkan dan mendapatkan hidup yang baru. Allah melakukan itu pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, Ia menyuruh saya memberitakan Kabar Baik dari Dia kepada orang-orang bukan Yahudi. Saya harus menyampaikan ajaran yang benar tentang Allah kepada mereka. Semua yang saya katakan ini benar, saya tidak berdusta. Saya mengharapkan setiap pria, di mana pun juga, berdoa dengan hati yang bersih, tanpa marah atau bertengkar. Sebaiknya para perempuan berdandan dengan sederhana dan berpakaian sopan, dengan potongan rambut yang pantas dan tidak memakai perhiasan-perhiasan emas atau mutiara, atau pakaian yang mahal-mahal. Perempuan hendaklah mendandani dirinya dengan perbuatan-perbuatan baik yang patut dilakukan oleh perempuan-perempuan yang beribadah kepada Tuhan. Perempuan seharusnya tidak banyak bicara dan belajar dengan taat. Saya melarang seorang perempuan mengajar atau memerintah laki-laki. Mereka tidak boleh banyak bicara, sebab orang yang diciptakan lebih dulu adalah Adam; setelah itu Hawa. Bukan Adam, tetapi Hawalah yang tertipu lebih dulu, sehingga mereka melanggar perintah Allah. Meskipun begitu, perempuan akan diselamatkan karena ia melahirkan anak; asalkan ia tetap percaya kepada Kristus, mengasihi orang lain, dan mengutamakan hidupnya untuk Tuhan dengan rendah hati. [Penilik jemaat] Perkataan ini memang benar, “Orang yang ingin menjadi penilik jemaat, menginginkan suatu pekerjaan yang sangat berharga.” Oleh karena itu, penilik jemaat haruslah orang yang hidupnya tanpa cela. Ia harus beristri satu, dapat menahan diri, bijaksana, dan tertib. Ia suka menerima orang untuk tinggal sementara di rumahnya, dan bisa mengajar. Ia bukan orang yang suka mabuk atau marah. Sebaliknya, ia harus orang yang ramah dan suka damai, serta tidak mata duitan. Ia harus tahu mengatur keluarganya dengan baik dan mendidik anak-anaknya agar mereka patuh kepadanya serta menghargainya. Jika ia tidak tahu mengatur keluarganya sendiri, bagaimana mungkin ia dapat mengatur jemaat Allah? Penilik jemaat seharusnya bukan orang yang baru saja menjadi Kristen, supaya ia tidak menjadi sombong, lalu dihukum, seperti Iblis dahulu. Ia juga harus mempunyai nama baik di tengah masyarakat, sebab jika tidak begitu, ia akan diejek orang sehingga ia jatuh ke dalam perangkap Iblis. [Pembantu jemaat] Pembantu jemaat juga harus orang yang dihormati orang banyak, tidak suka bohong, tidak mata duitan, dan tidak suka minum anggur terlalu banyak. Mereka harus memegang teguh kepercayaan Kristen, yang sudah diajarkan oleh Allah, dengan hati nurani yang murni. Mereka harus diuji dulu. Kalau ternyata hidup mereka tidak bercela, barulah mereka boleh membantu di dalam jemaat. Istri mereka harus orang yang baik juga, bukan orang yang senang menyebarkan kabar bohong. Mereka harus dapat menahan diri dan dapat dipercaya dalam segala hal. Pembantu jemaat harus beristri satu dan dapat mengatur anak-anak dan keluarganya dengan baik. Pembantu-pembantu jemaat yang bekerja dengan baik akan dihormati dan akan semakin berani berbicara tentang kepercayaan mereka kepada Kristus. [Agama kita luar biasa] Saya bermaksud mengunjungimu. Saya harap tidak lama lagi saya dapat melakukannya. Tetapi, saya menulis juga surat ini, supaya kalau saya terlambat, engkau sudah mengetahui beberapa hal ini. Kita semua adalah keluarga Allah, yaitu jemaat Allah yang hidup. Dan engkau sudah tahu apa yang harus dilakukan di tengah-tengah jemaat Allah. Sebab, jemaatlah yang memelihara ajaran-ajaran yang benar dari Allah. Tidak seorang pun bisa menyangkal bahwa ada sesuatu yang luar biasa di dalam agama kita: Kristus datang ke dunia sebagai manusia, Roh Allah membuktikan bahwa Ia menyenangkan hati Allah. Dan para malaikat sudah melihat Dia. Orang menyebarkan berita tentang Dia kepada bangsa-bangsa; di seluruh dunia orang percaya kepada-Nya, dan Allah telah mengangkat Dia ke surga. [Guru-guru palsu] Roh Allah dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu yang akan datang, sebagian orang tidak mau percaya lagi kepada Kristus. Mereka akan patuh kepada roh-roh yang membawa mereka ke jalan yang salah dan mengikuti ajaran-ajaran roh jahat. Ajaran-ajaran yang salah itu disebarkan oleh orang-orang yang suka berbohong, yang hati nuraninya tidak bersih. Mereka melarang orang menikah dan memakan makanan tertentu, padahal makanan itu diciptakan oleh Allah untuk dinikmati oleh orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus dan yang sudah mengenal ajaran yang benar dari Allah. Makanan itu harus dinikmati dengan ucapan terima kasih kepada Allah. Semua yang diciptakan oleh Allah itu baik. Tidak ada satu pun yang haram kalau diterima dengan berterima kasih kepada Allah, sebab perkataan Allah dan doa kita telah menjadikan makanan itu halal. [Bekerja dengan baik untuk Kristus] Kalau engkau mengajarkan semua itu kepada orang-orang yang percaya juga kepada Yesus Kristus, maka engkau akan menjadi pelayan-Nya yang bekerja dengan baik. Di dalam batinmu engkau juga akan menyimpan semakin banyak perkataan Tuhan yang kita percaya itu dan ajaran-ajaran yang benar yang sudah kauikuti selama ini. Janganlah engkau suka mendengarkan cerita-cerita takhyul yang tidak berguna. Tetaplah melatih dirimu untuk hidup saleh. Latihan badan hanya sedikit gunanya, tetapi latihan rohani berguna dalam segala hal. Latihan rohani itu mengandung janji Tuhan untuk kehidupan kita sekarang dan kehidupan kita yang akan datang. Itu benar dan patut diterima serta dipercayai sepenuhnya. Kita berjuang dan bekerja keras sebab kita mempunyai harapan penuh kepada Allah yang hidup. Allah itu yang menjadi Penyelamat bagi semua orang, terutama bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya. Ajarkanlah semua itu dan mintalah orang-orang menurutinya. Timotius, engkau masih muda, tetapi, jangan biarkan siapa pun menganggapmu tidak berarti apa-apa. Sebaliknya, engkau harus menjadi contoh bagi orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus. Apa yang engkau katakan dan lakukan, bagaimana engkau mengasihi orang lain, bagaimana engkau percaya kepada Tuhan, bagaimana engkau hidup dengan tidak berbuat dosa, semua itu harus menjadi contoh bagi orang-orang yang sudah percaya kepada Kristus. Nanti saya akan datang. Tetapi, selama saya belum datang, engkau harus rajin dan bersungguh-sungguh membacakan Kitab Suci kepada orang-orang. Engkau juga harus mendorong dan mengajar mereka. Dulu pemimpin-pemimpin jemaat sudah meletakkan tangan mereka di atas kepalamu untuk meminta berkat Allah bagimu. Nabi-nabi juga sudah memberitahukan kepadamu apa yang dikatakan Allah mengenai engkau. Pada waktu itu, Roh Allah sudah memberikan suatu kesanggupan kepadamu. Nah, janganlah engkau lalai memakai kesanggupan itu. Lakukanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh supaya semua orang melihat bahwa engkau menjadi pelayan Kristus yang semakin baik. Jagalah hidupmu supaya jangan berbuat salah. Hati-hatilah atas apa yang kauajarkan kepada orang-orang. Jika engkau terus melakukan semua itu, Allah akan menyelamatkan engkau dan memberikan hidup yang baru kepadamu. Dan bukan hanya engkau; orang-orang yang mendengar ajaranmu juga akan diselamatkan. [Kewajiban terhadap orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus] Janganlah engkau menegur dengan keras orang yang lebih tua daripadamu. Ajaklah ia mendengarkan apa maksudmu seperti engkau berbicara dengan bapakmu sendiri. Perlakukanlah orang-orang muda sebagai saudaramu dan wanita-wanita tua sebagai ibumu. Perlakukanlah wanita-wanita muda sebagai adikmu, dengan hati yang murni. Hormatilah janda-janda yang benar-benar hidup seorang diri. Jika seorang janda mempunyai anak-anak atau cucu-cucu, mereka itulah yang pertama-tama harus diingatkan untuk melaksanakan kewajiban mereka terhadap keluarga mereka sendiri. Dengan memperhatikan keluarganya sendiri, mereka membalas budi orang tua atau nenek dan kakek mereka. Janda yang betul-betul sendiri, dan tidak mempunyai sanak keluarga yang dapat merawatnya, hanya berharap kepada Allah. Siang dan malam ia terus berdoa kepada Allah untuk meminta pertolongan-Nya. Janda yang suka hidup bersenang-senang dapat dianggap sudah mati, meskipun ia masih hidup. Beritahukanlah petunjuk-petunjuk ini kepada janda-janda, supaya mereka hidup tanpa cela. Orang yang tidak memedulikan sanak saudaranya, lebih-lebih keluarganya sendiri, dapat dianggap telah meninggalkan kepercayaannya kepada Tuhan Yesus. Ia lebih buruk daripada orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Hanya perempuan-perempuan tidak bersuami yang memenuhi syarat-syarat inilah yang boleh dimasukkan ke dalam daftar janda-janda: umurnya paling rendah harus 60 tahun, pernah kawin satu kali saja, dan terkenal suka melakukan hal-hal yang baik. Umpamanya, mereka sudah membesarkan anak-anak mereka dengan baik, senang menerima tamu menginap di rumah mereka, melayani orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, membantu orang yang susah, dan dengan sungguh-sungguh mereka senang berbuat baik. Janda-janda yang masih muda jangan dimasukkan ke dalam daftar itu, sebab kalau mereka masih ingin bersuami lagi, mereka akan menikah lagi, dan meninggalkan kepercayaannya kepada Kristus. Dengan berbuat demikian, mereka bersalah karena telah mengingkari janjinya kepada Kristus. Selain itu, dengan keluar-masuk rumah orang, mereka hidup bermalas-malasan. Bahkan bukan hanya bermalas-malasan, melainkan juga menjelek-jelekkan dan mencampuri urusan orang lain, serta membicarakan hal-hal yang tidak pantas untuk dibicarakan. Itulah sebabnya saya menganjurkan janda-janda muda menikah lagi, mendapat anak dan mengurus rumah tangga. Dengan demikian, musuh-musuh kita tidak mempunyai kesempatan untuk menjelek-jelekkan nama kita. Memang ada beberapa janda muda yang telah tersesat dan mengikuti roh-roh jahat. Kalau seorang wanita Kristen mempunyai anggota keluarga yang sudah menjadi janda, ia harus membantu janda-janda itu, sehingga mereka tidak menjadi beban bagi jemaat. Dengan demikian, jemaat dapat membantu janda-janda lain yang sudah tidak mempunyai sanak keluarga lagi. Pemimpin jemaat yang melakukan tugasnya dengan baik, patut diberi penghargaan dua kali lipat, terutama sekali mereka yang rajin berkhotbah dan mengajar. Di dalam Kitab Suci tertulis, “Janganlah engkau memberangus mulut sapi yang sedang menginjak-injak gandum untuk melepaskan biji gandum dari bulirnya.” Juga, “Orang yang bekerja berhak mendapat upah.” Janganlah engkau menerima tuduhan terhadap seorang pemimpin jemaat, kecuali kalau tuduhan itu diperkuat oleh dua orang saksi atau lebih. Orang yang berbuat dosa haruslah ditegur di depan seluruh jemaat supaya orang-orang lainnya tidak berani berbuat dosa juga. Di hadapan Allah, Kristus Yesus, dan malaikat-malaikat yang terpilih, saya meminta engkau menuruti petunjuk-petunjuk ini tanpa curiga dan berpihak kepada siapa pun. Janganlah terlalu cepat meletakkan tanganmu di atas kepala seseorang untuk meresmikannya sebagai pelayan Tuhan. Kalau ada orang berbuat dosa, engkau jangan sampai terlibat di dalam dosa itu. Jagalah dirimu supaya tetap murni. Oleh karena engkau sering sakit, jangan hanya minum air putih. Minumlah juga sedikit anggur untuk menolong pencernaanmu. Dosa sebagian orang kelihatan dengan jelas, meskipun mereka belum diadili. Namun, dosa sebagian orang baru kelihatan setelah mereka diadili. Begitu juga halnya dengan perbuatan-perbuatan baik. Ada yang langsung kelihatan; tetapi yang tidak langsung kelihatan pun tidak akan terus tersembunyi. Hendaklah orang-orang Kristen yang menjadi hamba menganggap tuan mereka patut dihormati. Dengan berbuat begitu, orang lain tidak akan dapat menjelek-jelekkan nama Allah dan ajaran kita. Hamba-hamba yang memiliki majikan orang Kristen, harus menghormati majikan mereka itu, karena mereka sama-sama orang Kristen. Oleh karena itu, hamba-hamba itu harus bekerja dengan lebih baik, sebab majikan yang mereka layani itu adalah orang-orang yang sama-sama percaya kepada Kristus dan yang dikasihi-Nya. Engkau harus mengajarkan semua itu. [Keinginan-keinginan yang salah] Orang yang mau mengajar jemaat, tidak boleh mengajarkan yang salah. Ajarannya harus sesuai dengan ajaran yang diajarkan oleh Yesus Kristus Tuhan kita dan dengan ajaran agama kita. Kalau orang itu mengajarkan yang lain daripada itu, ia adalah orang yang sombong dan tidak tahu apa-apa. Ia mempunyai sifat yang buruk karena suka berdebat dan bertengkar mengenai arti suatu kata. Perbuatannya itu menyebabkan orang iri hati, bermusuhan, dan mengatakan hal-hal yang tidak baik mengenai orang lain. Hal itu juga menyebabkan orang mempunyai perasaan curiga yang tidak baik dan bertengkar tidak habis-habisnya. Orang-orang seperti itu tidak bisa berpikir dengan benar lagi. Mereka tidak mengenal ajaran yang benar. Mereka menyangka, dengan menuruti peraturan agama, mereka bisa menjadi kaya. Agama memang sangat menguntungkan orang, asal orang itu puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Sebab, pada waktu kita lahir, apa yang kita bawa ke dalam dunia? Tidak ada apa-apa! Dan kalau kita meninggal, apa yang dapat kita bawa? Tidak ada apa-apa juga, bukan? Jadi, kalau kita mempunyai makanan dan pakaian, itu sudah cukup. Tetapi, ada orang-orang yang ingin menjadi kaya. Orang-orang seperti itu mempunyai keinginan-keinginan yang merusak hidup mereka. Mereka adalah orang-orang yang bodoh. Mereka membiarkan Iblis menggoda dan membuat mereka terus-menerus mempunyai keinginan-keinginan itu. Keinginan-keinginan itulah yang membuat mereka celaka. Sebab, orang yang selalu ingin mendapatkan uang, tergoda untuk melakukan segala macam kejahatan. Ada yang keinginannya untuk mendapatkan uang begitu keras, sehingga mereka tidak mau lagi menuruti ajaran Kristen. Akhirnya, mereka mendapat banyak kesusahan yang sangat menyedihkan hati mereka. [Beberapa petunjuk untuk Timotius] Engkau adalah kepunyaan Allah, jadi engkau harus menjauhi semua itu. Berusahalah menjadi orang yang benar di hadapan Allah, mengabdi kepada Allah, percaya kepada Kristus, mengasihi semua orang, sabar ketika sedang menderita, dan bersikap lemah lembut. Berjuanglah dengan sungguh-sungguh untuk percaya kepada Kristus. Dengan begitu, engkau dapat merebut hadiah, yaitu hidup selama-lamanya. Allah telah memanggil engkau untuk mendapatkan hidup yang abadi itu pada saat engkau mengaku di hadapan orang banyak bahwa engkau percaya kepada Kristus. Sekarang, di hadapan Allah yang telah memberi nyawa kepada semua makhluk dan di hadapan Kristus Yesus yang memberi kesaksian yang benar kepada Pontius Pilatus, saya memintamu untuk melakukan ini: Patuhilah semua perintah itu dengan hati yang murni dan dengan sebaik-baiknya, sampai Tuhan kita Yesus Kristus datang kembali ke dunia. Kedatangan Yesus Kristus kembali ke dunia ini akan ditentukan oleh Allah sendiri, pada saat yang tepat. Allahlah penguasa satu-satunya; Ia agung, Raja segala raja dan Tuhan segala tuan. Hanya Allah yang tidak dapat dikuasai oleh kematian. Ia hidup di dalam cahaya yang tidak dapat didekati oleh siapa saja. Tidak ada manusia yang pernah melihat Allah atau dapat melihat-Nya. Bagi Allahlah, kehormatan dan kekuasaan diberikan selama-lamanya. Amin. [Beberapa petunjuk untuk Timotius] Di dunia ini, ada orang-orang yang kaya. Mereka mempunyai banyak harta. Engkau harus menasihati mereka supaya mereka jangan sombong. Beritahukanlah kepada mereka bahwa kekayaan tidak bisa menjamin hidup mereka. Sebab, hal-hal seperti itu tidak tetap. Ajarlah mereka untuk berharap kepada Allah, sebab Dialah yang memberikan segala sesuatu kepada kita. Ia memberikannya dengan berlimpah-limpah. Dan Ia mau kita merasa senang dengan pemberian-pemberian-Nya. Nasihatilah orang-orang kaya supaya mereka selalu melakukan kebaikan, berbuat baik kepada orang lain, murah hati, dan suka memberi. Itulah cara untuk mengumpulkan harta yang menjamin hidup mereka di kemudian hari. Kalau mereka hidup seperti itu, mereka akan mendapat hidup kekal, yaitu hidup yang sejati. Timotius, Tuhan sudah memberikan suatu tugas kepadamu. Kerjakanlah itu dengan baik. Ada orang-orang yang suka membicarakan hal-hal yang tidak berguna. Janganlah terlibat dalam pembicaraan dan perdebatan mereka. Mereka berdebat mengenai hal-hal yang dianggap orang sebagai “pengetahuan”, padahal bukan. Sebab, mereka berkata bahwa mereka mengetahui hal itu. Tetapi, justru karena itulah, orang-orang itu tidak lagi mengikuti ajaran-ajaran benar yang mereka percayai dulu. Semoga Tuhan memberkati kalian semua. Hormat kami, Paulus [Kata-kata pertama] Timotius yang saya kasihi seperti anakku sendiri! Surat ini dari saya, Paulus. Saya berharap, semoga Allah Bapa dan Kristus Yesus Tuhan kita memberikan berkat, kasih, dan sejahtera kepadamu. Saya adalah rasul Kristus Yesus yang diangkat karena kemauan Allah. Allah berjanji untuk memberikan hidup kepada kita, jika kita bersatu dengan Kristus Yesus. Dan Ia menyuruh saya memberitakan tentang hidup itu kepada orang-orang. (1:1) [Ucapan terima kasih dan nasihat-nasihat] Jika saya berdoa, baik siang maupun malam, saya selalu teringat kepadamu, dan saya berterima kasih kepada Allah karena engkau. Saya berterima kasih dengan hati nurani yang murni, seperti yang dilakukan nenek moyang kita dahulu kala. Saya teringat akan kesedihanmu. Oleh karena itulah, saya ingin bertemu denganmu sehingga saya menjadi sungguh-sungguh senang. Saya juga teringat akan kepercayaan ibumu, Eunike dan nenekmu Lois. Saya yakin engkau juga memiliki kepercayaan seperti itu. Engkau telah diberi kesanggupan oleh Allah pada saat saya meletakkan tangan di kepalamu. Dan saya minta agar engkau memupuk terus pemberian Allah tersebut. Sebab Roh yang diberikan Allah kepada kita bukanlah Roh yang membuat kita takut. Sebaliknya Allah memberikan Roh yang membuat kita menjadi kuat, penuh kasih dan dapat menahan diri. Sebab itu, janganlah malu untuk bersaksi tentang Tuhan kita. Dan juga janganlah malu karena saya dipenjara, sebab saya dipenjara karena melayani Allah. Sebaliknya, dengan kekuatan yang dari Allah, hendaklah engkau turut menderita untuk Kabar Baik itu. Allah menyelamatkan kita dan memanggil kita untuk menjadi umat-Nya. Allah melakukan hal itu bukan karena perbuatan-perbuatan baik kita, tetapi karena rencana dan rahmat-Nya sendiri. Ia memberikan rahmat-Nya itu melalui Yesus Kristus sebelum dunia ini diciptakan. Sekarang, Yesus Kristus telah datang. Dia datang untuk menunjukkan kasih Allah kepada kita. Yesus telah mengalahkan kuasa kematian dan memberi kehidupan yang abadi melalui Kabar Baik itu. Allah telah mengangkat saya sebagai rasul dan guru, yakni untuk memberitakan Kabar Baik itu. Oleh karena itulah saya menderita saat ini. Namun saya tidak malu, sebab saya tahu siapa yang saya percayai. Dan saya juga yakin bahwa Dia akan memelihara apa yang sudah dipercayakan-Nya kepada saya sampai pada hari kiamat. Sekarang, ikutilah ajaran benar yang sudah saya berikan kepadamu. Hendaklah engkau berpegang pada kepercayaan dan kasih yang telah menjadi milik kita, karena kita bersatu dengan Kristus. Kepadamu telah dipercayakan harta yang berharga. Jagalah semua itu dengan bantuan Roh Allah yang hidup di dalam kita. Engkau tahu bahwa semua orang di Asia telah meninggalkan saya, termasuk Figelus dan Hermogenes. Tetapi tidak demikian halnya dengan keluarga Onesiforus. Mereka telah beberapa kali membuat saya gembira. Semoga Tuhan berkenan memberikan kasihnya kepada mereka. Meskipun saya dipenjara, Onesiforus tidak malu dengan keadaan saya. Begitu ia tiba di Roma, ia segera mencari saya, sampai kami bertemu. Begitu juga ketika saya di Efesus ia sering sekali membantu saya. Engkau tahu akan semua itu. Semoga Tuhan menunjukkan kasihnya kepada Onesiforus pada hari Tuhan mengadili seluruh umat manusia. [Bekerja untuk Kristus dengan setia] Allah mengasihi kita. Kita mengetahui hal itu karena kita sudah bersatu dengan Kristus Yesus. Oleh sebab itu, Timotius, anakku, engkau harus menjadi kuat. Dulu engkau sudah mendengar saya mengajar di depan banyak orang. Nah, pilihlah orang-orang yang bisa dipercayai dan yang pandai mengajar orang lain. Suruhlah mereka mengajarkan juga apa yang sudah saya ajarkan dulu. Engkau bekerja untuk Kristus Yesus seperti seorang prajurit. Sebagai prajurit yang setia, engkau harus mau ikut menderita. Dan prajurit yang sedang bertugas, tidak akan sibuk dengan urusan-urusannya sendiri, sebab ia mau menyenangkan hati komandannya. Engkau seperti seorang olahragawan yang sedang bertanding. Olahragawan yang sedang bertanding harus taat kepada peraturan supaya ia bisa menang. Engkau juga seperti seorang petani yang bekerja keras. Petani yang sudah bekerja keras, dialah yang pertama-tama berhak mendapatkan hasil tanaman. Pikirkanlah apa yang saya katakan ini. Tuhan akan membuatmu mengerti semuanya. Ingatlah kepada Yesus Kristus. Ia keturunan Daud. Ia mati, tetapi sudah dihidupkan kembali dari kematian. Itulah isi dari Kabar Baik yang saya beritakan. Karena memberitakan Kabar Baik itulah maka saya menderita. Bahkan saya dipenjarakan seolah-olah saya ini seorang penjahat. Tetapi, kabar dari Allah tidak bisa dipenjarakan. Karena itu, saya tahan menanggung semua itu untuk kepentingan umat Allah. Mereka adalah orang-orang yang sudah dipilih oleh Allah. Saya rela menderita supaya mereka juga bisa diselamatkan karena percaya kepada Kristus Yesus. Dan kalau mereka diselamatkan, mereka juga berbahagia untuk selama-lamanya. Kata-kata ini benar: “Kalau kita mati bersama Dia, kita akan hidup juga bersama Dia. Kalau kita tetap tabah, kita akan memerintah juga bersama Dia. Kalau kita tidak mau mengakui Dia lagi, Ia juga tidak mau mengakui kita. Kalau kita tidak setia kepada-Nya, Ia tetap setia kepada kita, sebab kesetiaan-Nya tidak pernah berubah.” [Berusaha supaya diakui oleh Allah] Timotius, engkau harus mengingatkan semua itu kepada orang-orang yang kaupimpin. Atas nama Allah, nasihatilah mereka supaya jangan bertengkar mengenai arti suatu kata. Itu tidak ada gunanya. Sebab, itu hanya membuat orang yang mendengarnya menjadi bingung. Berusahalah sungguh-sungguh supaya Allah mengakui bahwa engkau patut melayani Dia. Sebab, engkau tidak malu bekerja untuk Dia dan engkau mengajarkan dengan tepat ajaran-ajaran yang benar dari Allah. Janganlah bergaul dengan orang yang membicarakan hal-hal yang tidak ada gunanya dan yang tidak disenangi oleh Allah. Pembicaraan seperti itu membuat orang semakin tidak taat kepada Allah. Ajaran orang-orang itu menjalar seperti penyakit kanker ganas. Himeneus dan Filetus termasuk di antara mereka. Mereka mengatakan bahwa kebangkitan dari kematian sudah terjadi. Ajaran ini menyimpang dari kebenaran, dan telah merusak kepercayaan sebagian orang. Tetapi fondasi yang dibangun Allah itu kokoh dan tidak dapat digoncangkan. Di atas fondasi itu tertulis: “Tuhan mengenal orang-orang milik-Nya.” Oleh karena itu, setiap orang yang menyembah Tuhan harus meninggalkan perbuatan jahat. Di dalam rumah yang besar terdapat bermacam-macam perabot. Ada yang terbuat dari emas atau perak, tetapi ada juga yang terbuat dari kayu atau tanah. Sebagian dari perabot itu dipakai untuk keperluan istimewa, sementara yang lainnya tidak demikian. Demikian juga dengan manusia. Orang yang berhenti melakukan kejahatan akan menjadi orang yang istimewa. Hidupnya menjadi suci dan menyenangkan hati tuannya. Dan orang-orang yang demikian akan dipercaya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik. Jauhilah kesenangan-kesenangan yang dapat menjebak orang-orang muda. Berusahalah melakukan yang benar. Setialah pada ajaran Allah untuk mengasihi sesama, dan hidup tentram. Beribadahlah bersama orang-orang yang memiliki hati yang bersih. Jauhilah juga perdebatan-perdebatan yang tidak berguna. Sebab perdebatan-perdebatan yang demikian akan menimbulkan pertengkaran. Seorang pelayan Tuhan tidak pantas bertengkar. Sebaliknya ia harus ramah terhadap semua orang, dan dapat mengajar dengan baik serta sabar. Bersikap lemah-lembutlah terhadap orang-orang yang suka melawan. Semoga Tuhan memberi kesempatan kepada orang-orang itu untuk meninggalkan dosa-dosanya dan mengenal ajaran yang benar. Dengan demikian mereka menjadi sadar kembali dan terlepas dari jerat iblis yang telah mengikat dan memaksa mereka untuk mengikuti kehendaknya. [Hari-hari terakhir] Ingatlah ini: Pada akhir zaman akan muncul banyak kesusahan. Manusia akan mementingkan dirinya sendiri dan menjadi mata duitan, sombong dan suka membual. Mereka suka menghina orang lain, melawan orangtuanya, tidak tahu berterima kasih dan tidak peduli kepada agama. Mereka tidak mengasihi sesamanya, tidak mau mengampuni, suka menjelek-jelekkan orang lain, tidak dapat menguasai diri, kejam dan tidak suka melakukan hal-hal yang baik. Tambahan lagi, mereka suka menghianati orang lain, tidak memikirkan akibat-akibat dari perbuatannya dan sombong. Mereka lebih menyukai kesenangan-kesenangan dunia daripada melakukan kehendak Allah. Tampaknya mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh beragama, tetapi sebenarnya mereka tidak melakukan ajaran pokok dari agama itu. Sebagian dari orang-orang ini telah menyusup ke rumah-rumah dan memikat wanita-wanita lemah yang sering berbuat dosa dan dikuasai oleh keingingan-keinginannya. Sebenarnya wanita-wanita ini ingin terus belajar, tetapi mereka tidak dapat mengenal ajaran-ajaran dari Allah. Sebagaimana dahulu Yanes dan Yambres melawan Musa, demikianlah juga orang-orang tersebut melawan ajaran yang bersumber dari Allah. Pikiran mereka sudah tidak sehat lagi dan kepercayaan mereka tidak kelihatan. Tetapi mereka tidak akan mendapatkan apa pun, sebab kebodohan mereka akan diketahui oleh semua orang, seperti yang telah dialami oleh Yanes dan Yambres. Engkau telah meneladani ajaran-ajaran saya, cara hidup saya dan tujuan hidup saya. Engkau juga telah melihat bahwa saya sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus, saya mengasihi sesama manusia dan saya sabar serta tabah. Engkau telah menyaksikan bagaimana saya dianiaya dan menderita. Engkau tahu semua yang saya alami di Antiokhia, di Ikonium, dan di Listra. Engkau tahu semua penderitaan saya. Meski demikian Tuhan menyelamatkan saya dari semua itu. Memang, setiap orang yang mau hidup dengan benar, dan yang hidup bersatu dengan Kristus Yesus, akan mengalami penganiayaan. Sebaliknya, orang-orang jahat dan penipu akan semakin jahat. Mereka menipu orang lain, padahal mereka sendiri juga tertipu. [Beberapa petunjuk dari Paulus] Timotius, guru-gurumu sudah mengajarkan ajaran-ajaran yang benar kepadamu dan engkau percaya sekali pada ajaran-ajaran itu. Jadi, engkau harus terus mengikuti ajaran-ajaran itu. Sebab, engkau tahu siapa guru-gurumu. Ingatlah, sejak kecil engkau sudah mengenal isi Kitab Suci. Apa yang ditulis dalam Kitab Suci dapat membuat engkau mengerti tentang Allah, sehingga Ia menyelamatkan engkau karena engkau percaya kepada Kristus Yesus. Allah sendiri yang menyuruh orang untuk menulis semua yang tertulis dalam Kitab Suci. Dan semua yang tertulis itu berguna untuk mengajar orang tentang apa yang benar, untuk memberitahukan kepada orang bahwa ia berbuat dosa, untuk memperbaiki yang salah, dan untuk mengajar orang supaya ia hidup menurut kemauan Allah. Jadi, semua yang ditulis dalam Kitab Suci berguna bagi orang yang bekerja untuk Allah. Sebab, dengan mengenal isi Kitab Suci, ia akan sanggup melaksanakan segala macam pekerjaan yang baik. Kristus Yesus akan datang lagi ke dunia dan memerintah sebagai Raja. Pada waktu itu, Ia akan mengadili semua orang, baik yang sudah mati maupun yang masih hidup. Oleh sebab itu, di hadapan Allah dan Kristus Yesus, saya minta engkau melakukan hal-hal berikut ini: Beritakanlah Kabar Baik dari Allah. Ada orang yang mau mendengar dan ada juga yang tidak mau mendengar kabar itu. Meskipun demikian, usahakanlah terus supaya mereka mendengarnya. Berusahalah supaya orang-orang meyakini kabar itu. Kalau ada yang berbuat salah, tunjukkanlah kepada mereka bahwa mereka salah. Berilah dorongan kepada orang yang memerlukannya dan ajarlah mereka sesabar mungkin. Akan datang waktunya orang tidak mau mendengar ajaran yang benar. Mereka akan menuruti keinginan mereka sendiri. Untuk itu, mereka mengumpulkan banyak guru yang mau mengajarkan apa yang ingin mereka dengar. Mereka menolak yang benar dan lebih suka mendengar cerita-cerita dongeng. Meskipun demikian, bagaimanapun keadaanmu Timotius, engkau harus tetap menahan diri. Engkau harus tahan menderita. Tugasmu ialah memberitakan Kabar Baik dari Allah. Engkau adalah pelayan Allah, jadi lakukanlah tugasmu itu dengan sebaik-baiknya. Sudah sampai waktunya saya menjadi kurban untuk Allah. Sebentar lagi saya akan meninggal. Saya seperti orang yang mengikuti perlombaan dan sekarang sudah sampai pada garis akhir. Saya sudah melakukan tugas saya dengan sebaik-baiknya dan saya tetap setia kepada Kristus sampai akhir. Sekarang Allah sudah menyediakan hadiah kemenangan untuk saya. Pada Hari Kiamat, Tuhan, Hakim yang adil, akan menyerahkan hadiah itu kepada saya, karena saya sudah menjadi sahabat Allah dan bukan musuh. Tetapi, bukan saya saja yang akan menerima hadiah itu. Semua orang yang menantikan kedatangan Tuhan dengan sangat rindu juga akan menerima hadiah itu. Berusahalah menemui saya secepat mungkin. Demas lebih mencintai dunia ini, sehingga ia telah meninggalkan saya dan pergi ke Tesalonika. Kreskes juga telah pergi ke Galatia, demikian pula Titus telah pergi ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan saya. Jemputlah Markus dan datanglah bersamanya, sebab ia sangat membantu pekerjaan saya. Saya sudah menyuruh Tikhikus untuk pergi ke Efesus. Kalau engkau datang, bawalah mantel saya yang saya tinggalkan di rumah Karpus, di Troas. Selain itu, bawa juga buku-buku saya, terutama buku yang terbuat dari kulit itu. Aleksander tukang tembaga itu sangat menentang pemberitaan kita. Sebab itu, hati-hatilah menghadapi dia. Tuhan sendiri akan menghukumnya. (4:14) [Kata-kata Paulus yang terakhir] Saya sudah diperiksa di pengadilan. Saya berusaha menunjukkan bahwa saya tidak bersalah. Pada waktu saya mengajukan pembelaan saya untuk pertama kalinya, tidak seorang pun yang menemani saya. Semua meninggalkan saya. Mudah-mudahan Allah tidak menghukum mereka untuk hal itu! Tetapi, Tuhan mendampingi dan menguatkan saya supaya saya dapat memberitakan seluruh Kabar Baik itu kepada orang-orang bukan Yahudi. Tadinya saya akan dihukum mati, tetapi saya selamat dari hukuman itu. Saya yakin Tuhan akan menyelamatkan saya dari orang-orang yang mau berbuat jahat terhadap saya. Ia akan membawa saya dengan selamat ke tempat-Nya di surga, di mana Ia memerintah sebagai Raja. Marilah kita memuji Dia untuk selama-lamanya! Amin. [Kata-kata penutup] Sampaikan salam saya kepada Priskila dan Akwila, juga kepada keluarga Onesiforus. Erastus tinggal di Korintus. Dan Trofimus saya tinggalkan di Miletus dalam keadaan sakit. Berusahalah sedemikian rupa agar engkau tiga di sini sebelum musim dingin tiba. Ebulus, Pudes, Linus dan Klaudia mengirim salam kepadamu, begitu pula semua saudara seiman lainnya. Saya berharap semoga Tuhan selalu dekat denganmu. Semoga Ia memberkati kalian. Hormat kami, Paulus Anakku Titus! Surat ini dari saya, Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus. Allah memilih dan mengutus saya untuk menolong umat-Nya supaya kepercayaan mereka kepada Kristus menjadi kuat. Saya harus mengajar mereka supaya mereka mengenal apa yang benar, yang diajarkan agama kita. Ajaran itu berdasar pada harapan bahwa kita akan menerima hidup yang abadi, yang sudah dijanjikan Allah sebelum permulaan zaman. Allah tidak pernah berbohong mengenai janji-Nya itu. Janji Allah itu sudah diberitahukan pada waktu yang tepat. Allah mempercayai saya untuk memberitahukan janji-Nya itu. Titus, engkau sungguh-sungguh anak saya, karena kita sama-sama sudah percaya kepada Yesus Kristus. Saya mengharapkan, semoga Allah Bapa dan Kristus Yesus, Raja Penyelamat kita, memberikan berkat dan damai sejahtera kepadamu. [Pekerjaan Titus di Kreta] Saya meninggalkan engkau di Kreta, supaya engkau mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang masih perlu diatur. Selain itu, supaya engkau juga mengangkat pemimpin-pemimpin jemaat di setiap kota. Ingatlah semua petunjuk saya ini. Seorang pemimpin jemaat yang akan engkau angkat itu sebaiknya orang yang hidupnya tanpa cela. Ia harus beristri satu saja, anak-anaknya sudah percaya kepada Yesus Kristus, dan bukan anak-anak nakal yang tidak bisa diatur. Penilik jemaat adalah orang yang mengurus pekerjaan Allah. Oleh karena itu, ia tidak boleh hidup bercela, tidak boleh sombong, bukan pemarah, bukan pemabuk, bukan orang yang suka berkelahi dan tidak boleh mata duitan. Sebaliknya, ia haruslah orang yang senang menerima orang di rumahnya, suka melakukan hal-hal yang baik, dapat menguasai diri, jujur, hidup suci, dan tertib. Ia harus sungguh-sungguh hidup menurut ajaran yang benar, sesuai dengan apa yang sudah diajarkan kepadanya. Dengan begitu, ia dapat menasihati orang lain menurut ajaran yang benar, dan membuat orang-orang yang menentangnya menjadi percaya kepada ajaran itu. Banyak orang yang hidup tidak tertib, terutama orang-orang yang sebelumnya menganut agama Yahudi. Mereka menipu orang lain dengan perkataan-perkataan yang tidak berguna. Ajaran-ajaran mereka yang tidak benar itu telah mengacaukan banyak keluarga. Mereka melakukan itu hanya untuk mencari keuntungan yang tidak pantas. Oleh karena itu, mereka harus dilarang mengajar. Salah seorang nabi dari kalangan mereka sendiri pernah berkata, “Orang-orang Kreta selalu berbohong. Mereka seperti binatang buas yang rakus, tetapi pemalas.” Apa yang dikatakan nabi itu memang benar. Oleh karena itu, engkau harus menegur mereka dengan keras, supaya mereka itu tetap berpegang pada ajaran yang benar, dan supaya mereka tidak menaruh perhatian lagi pada dongeng-dongeng Yahudi atau peraturan-peraturan yang dibuat oleh orang-orang yang menolak ajaran yang benar. Bagi orang yang hidup suci, segala sesuatu suci juga. Namun, bagi orang yang pikirannya kotor dan tidak percaya kepada Kristus, tidak ada sesuatu pun yang suci. Pikiran dan hati nurani mereka sudah kotor. Mereka mengatakan mengenal Allah, tetapi perbuatan mereka tidak sesuai dengan ajaran Allah. Tingkah laku mereka sangat menjijikkan. Mereka tidak mau taat dan tidak mampu berbuat sesuatu yang baik. [Dasar-dasar pengajaran yang benar] Titus, sebaiknya engkau menyampaikan ajaran yang benar. Nasihatilah laki-laki yang sudah tua agar mereka dapat menahan diri, bijaksana, dan hidup sebagai orang yang patut dihargai. Mereka harus berpegang teguh pada ajaran yang benar, hidup penuh dengan kasih dan menderita dengan tabah. Nasihatilah juga kaum perempuan yang sudah tua, agar hidup mereka sesuai dengan apa yang pantas bagi orang yang hidup khusus bagi Allah. Mereka tidak boleh memfitnah orang lain dan tidak boleh terikat minuman keras. Haruslah mereka mengajarkan hal-hal yang baik. Dengan melihat teladan mereka, diharapkan ibu-ibu yang masih muda akan dapat mengasihi suami dan anak-anak mereka. Ibu-ibu yang masih muda diharapkan juga dapat hidup bijaksana, hidup suci dan menjadi ibu rumah tangga yang baik, yang taat kepada suaminya. Kalau mereka berbuat begitu, tidak ada orang yang dapat menghina berita yang bersumber dari Allah. Nasihatilah juga orang-orang muda agar mereka dapat menguasai diri dalam segala hal. Dalam segala sesuatu, sebaiknya engkau memberi teladan kepada mereka. Mengajarlah dengan jujur dan bersungguh-sungguh. Pakailah kata-kata yang bijaksana, yang tidak dapat dicela orang lain. Dengan begitu, lawan-lawanmu akan malu karena tidak ada hal-hal yang tidak baik yang dapat mereka pakai untuk menentangmu. Hamba-hamba harus tunduk kepada majikannya dan berusaha menyenangkan hati majikannya di dalam segala hal. Mereka tidak boleh membantah majikannya ataupun mencuri miliknya. Sebaiknya mereka selalu bersikap baik dan setia supaya dengan sikap mereka itu, orang akan memuji ajaran tentang Allah, Penyelamat kita. Allah telah menunjukkan rahmat-Nya, dengan cara menyelamatkan umat manusia. Rahmat Allah itu mendidik kita supaya kita hidup sesuai dengan kehendak Allah. Selain itu, supaya kita tidak mengikuti kemauan yang duniawi. Kita dididik supaya dapat menahan diri, tulus dan setia kepada Allah selama kita hidup di dunia ini. Caranya ialah dengan menantikan kedatangan Allah yang Mahabesar dan Raja Penyelamat kita, Yesus Kristus, yang menjadi bukti dari apa yang kita harapkan. Yesus Kristus telah mengorbankan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala yang jahat. Ia juga membebaskan kita dari dosa dan menjadikan kita umat-Nya sendiri, yang suka sekali melakukan perbuatan yang baik. Ajarkanlah semua itu, nasihati dan tegurlah orang-orang yang mendengarkan ajaranmu dengan penuh wibawa. Jangan sampai ada orang yang memandang engkau rendah. [Kelakuan orang Kristen] Titus, inilah yang harus kauajarkan kepada anggota-anggota jemaatmu: Ingatkan mereka untuk tunduk dan taat kepada orang-orang yang memimpin dan mengatur negara, dan selalu bersedia melakukan apa yang baik. Beritahukanlah kepada mereka supaya jangan menjelek-jelekkan orang lain. Sebaliknya, mereka harus rukun dan ramah, serta selalu lemah lembut terhadap semua orang. Sebab, dahulu kita juga bodoh, bersalah, dan tidak taat kepada Allah. Kita mengikuti bermacam-macam nafsu dan keinginan kita, dan tidak bisa melawannya. Waktu itu, kita selalu mempunyai niat jahat, iri hati, dan saling membenci. Tetapi, Allah, Penyelamat kita, menunjukkan kebaikan dan kasih-Nya kepada kita sehingga kita selamat. Ia melakukan itu bukan karena kita sudah melakukan sesuatu yang baik, tetapi karena Ia sendiri mengasihani kita. Ia menyelamatkan kita melalui Roh-Nya. Roh itu membersihkan kita dari dosa sehingga kita seolah-olah lahir kembali dan hidup baru. Melalui Yesus Kristus, Raja Penyelamat kita, Allah menyuruh Roh-Nya menguasai kita sepenuhnya. Karena kebaikan hati-Nya, kita menjadi sahabat-Nya kembali dan mendapat hidup sejati dan kekal. Memang itu yang kita harapkan. Semua yang saya katakan ini sungguh benar. Pada waktu engkau mengajar, saya ingin engkau mementingkan hal-hal itu, supaya orang-orang yang percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha untuk berbuat baik. Perbuatan-perbuatan yang baik itu berguna untuk semua orang. Jauhilah perdebatan-perdebatan yang tidak berguna, cerita-cerita tentang asal-usul, pertengkaran dan perkelahian mengenai hukum agama. Semua itu tidak berguna dan tidak ada untungnya. Tegurlah orang yang menyebabkan perpecahan di dalam jemaat. Tegurlah orang itu satu atau dua kali. Sesudah itu, janganlah bergaul lagi dengan dia. Engkau tahu bahwa orang-orang seperti itu benar-benar bejat, dan dosa-dosanya menunjukkan bahwa ia bersalah. [Petunjuk-petunjuk terakhir] Saya akan segera menyuruh Artemas atau Thikikus untuk menemuimu. Begitu mereka tiba, usahakanlah untuk segera menemuiku di Nikopolis. Saya telah memutuskan untuk tinggal di sana selama musim dingin. Kalau Zenas, ahli hukum itu, dan Apolos sudah siap untuk berangkat, bantulah mereka semampumu, sehingga mereka tidak akan kekurangan apa-apa. Orang-orang kita harus belajar melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik dan berguna sehingga mereka dapat mencukupi kebutuhan pokok mereka. Salam untukmu dari saudara-saudara kita yang berada di sini bersama saya kepadamu. Sampaikan salam kami kepada kawan-kawan kita yang memiliki kepercayaan yang sama dengan kita. Semoga Tuhan memberkati Saudara semua. Hormat kami, Paulus [Kata-kata pertama] Filemon, sahabat dan teman kerjaku. Surat ini dari saya, Paulus, yang saat ini dipenjarakan karena memberitakan tentang Kristus Yesus. Surat ini saya tulis bersama Timotius saudara kita juga. Saya menulis ini kepadamu dan untuk jemaat yang berkumpul di rumahmu. Juga untuk saudari kita, Apfia dan Arkhipus yang melayani Tuhan bersama kita. (1:1) Semoga Allah Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus memberikan berkat dan sejahtera kepadamu. [Kasih dan iman Filemon] Saya mendengar betapa Saudara sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus. Saudara juga mengasihi semua umat Allah. Oleh karena itu, saya selalu mengucapkan terima kasih kepada Allah. (1:4) Saya berdoa semoga persekutuan kita sebagai orang-orang percaya dapat membuat kita lebih mengerti akan berkat-berkat yang diberikan Kristus kepada kita. Filemon saudaraku, kasih sayangmu terhadap semua umat Allah membuat saya gembira sekali dan memberi semangat yang besar kepada saya! Saudara membuat semua umat Allah gembira, karena perbuatan Saudara yang begitu baik. [Permintaan untuk Onesimus] Sebenarnya, sebagai orang yang sama-sama percaya kepada Yesus Kristus, saya bisa memerintahkan Saudara untuk melakukan apa yang harus Saudara lakukan. Namun, saya lebih suka meminta kepadamu karena saya mengasihimu. Saya sudah tua, dan saat ini dipenjarakan karena melayani Kristus Yesus. Saya, Paulus, memohon kepadamu untuk menolong Onesimus. Ia seperti anak saya sendiri, karena di penjara ini saya sudah membimbingnya sehingga ia percaya kepada Kristus. Dulu ia memang tidak berguna untukmu. Tetapi sekarang ia berguna, baik untuk Saudara maupun untuk saya. Saya sangat mengasihi dia, dan sekarang saya mengembalikan dia kepadamu. Sebenarnya, saya ingin dia tinggal bersama saya di sini sebagai penggantimu. Dia bisa membantu saya, selama saya ditahan dalam penjara karena menyebarkan Kabar Baik tentang Allah. Namun, saya tidak mau menahan dia sebelum Saudara mengizinkannya. Saya tidak mau memaksa Saudara; saya ingin Saudara sendiri yang melakukannya dengan senang hati. Anggaplah dahulu ia berpisah darimu hanya untuk sementara. Sekarang ia akan menjadi milikmu selamanya, bukan sebagai hamba lagi, tetapi sebagai orang Kristen yang dikasihi. Ia sangat berguna bagi saya, apalagi untukmu, lebih daripada hamba, dan sebagai saudara di dalam Tuhan. Saudara Filemon, saya tahu engkau menganggap saya sahabatmu. Karena itu, saya mempunyai suatu permintaan kepadamu. Saya harap engkau mau menerima kembali Onesimus, hambamu, seperti engkau menerima saya. Mungkin ia bersalah atau berutang kepadamu. Kalau memang benar, saya akan membayar semuanya. Nah, saya menulisnya sendiri di sini: Saya, Paulus, akan membayar semuanya. (Engkau sendiri mempunyai utang kepada saya, yaitu hidupmu yang baru. Sebab, sayalah yang membimbing engkau sehingga engkau menjadi orang yang percaya kepada Kristus dan menerima hidup yang baru. Tetapi, tentu saya tidak perlu mengingatkan engkau mengenai hal itu.) Sebab itu, demi Tuhan penuhilah permintaan saya. Senangkanlah hati saya, karena saya adalah saudaramu di dalam Kristus. Saya menulis surat ini karena saya percaya bahwa Saudara akan melakukan permintaan saya. Bahkan saya percaya bahwa Saudara akan melakukan lebih daripada itu. Nah, kini saya mohon kepadamu, sediakanlah sebuah kamar untuk saya di rumahmu, karena saya berharap Allah menjawab doa Saudara semua supaya saya bebas dan dapat berkunjung kepada kalian. [Salam terakhir] Epafras, yang dipenjarakan bersama saya karena melayani Kristus Yesus, mengirim salam kepada Saudara. Demikian juga teman-teman sekerja saya: Markus, Aristarkhus, Demas, dan Lukas. (1:23) Semoga Tuhan Yesus Kristus memberkati kalian semua. Hormat kami, Paulus [Allah berbicara melalui Anak-Nya] Dahulu kala Allah berulangkali berbicara kepada nenek moyang kita. Ia berbicara kepada mereka dengan memakai bermacam-macam cara melalui nabi-nabi. Sekarang, Allah berbicara juga kepada kita melalui Anak-Nya. Allah menciptakan alam semesta ini melalui Anak-Nya. Allah juga sudah memutuskan bahwa Anak-Nya berhak memiliki segala-galanya. Anak Allah itu sama seperti Allah. Ia menyatakan kepada kita keagungan Allah yang seperti cahaya. Ia menjaga supaya semesta alam ini tetap utuh. Hal itu Ia lakukan melalui kata-kata-Nya yang sangat berkuasa. Ia memberikan jalan supaya manusia dapat diampuni dari dosa. Sesudah itu, Ia pergi kepada Allah. Sekarang Ia berada di surga bersama Allah dan Ia memerintah bersama Allah, Penguasa yang tertinggi. [Kemuliaan Anak Allah] Anak Allah itu duduk di tempat yang jauh lebih tinggi daripada malaikat. Begitu juga nama yang diberikan kepada-Nya jauh lebih indah daripada yang diberikan kepada malaikat. Allah tidak pernah berkata begini kepada seorang malaikat pun, “Engkaulah Anak-Ku. Pada hari ini Aku menjadi Bapa-Mu.” Allah juga tidak pernah berkata begini tentang malaikat mana pun, “Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku.” Namun, pada waktu Allah membawa Anak-Nya yang sulung itu ke dunia ini, Ia berkata begini, “Semua malaikat Allah wajib menyembah Anak-Ku itu.” Mengenai malaikat-malaikat-Nya Allah berkata begini, “Aku membuat malaikat-malaikat menjadi angin, dan pelayan-pelayan-Ku menjadi nyala api.” Namun, tentang Anak-Nya, Allah berkata, “Engkau adalah Allah, dan Engkau akan memerintah sebagai raja untuk selama-lamanya. Pemerintahan-Mu adalah pemerintahan yang adil. Engkau menyukai keadilan dan membenci kecurangan. Oleh karena itu, Aku, yakni Allah-Mu, sudah memilih Engkau dan memberi-Mu kehormatan yang mendatangkan sukacita yang besar, melebihi sukacita teman-teman-Mu.” Allah berkata juga: “Engkau, Tuhan, mula-mula menciptakan bumi dan langit. Semua itu akan hilang sama sekali dan menjadi lapuk seperti pakaian, tetapi Engkau tidak akan berubah. Seluruh alam semesta ini akan Kaugulung seperti baju dan akan Kauganti dengan yang lain. Namun, Engkau tidak pernah berubah dan akan hidup selamanya.” Allah tidak pernah berkata begini kepada seorang malaikat pun, “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kukalahkan sehingga takluk pada-Mu.” Kalau begitu, apakah malaikat-malaikat itu sebenarnya? Malaikat-malaikat adalah roh-roh yang melayani Allah. Mereka disuruh Allah untuk menolong orang-orang yang akan menerima keselamatan. [Keselamatan yang luar biasa] Itu sebabnya kita harus lebih sungguh-sungguh taat kepada ajaran-ajaran yang sudah kita terima, supaya kita jangan berhenti percaya kepada Kristus. Ajaran-ajaran yang disampaikan oleh malaikat-malaikat itu ternyata dapat dipercayai dan harus ditaati. Orang yang tidak menuruti dan menaati-Nya akan menerima hukuman yang pantas ia terima. Nah, Allah mau menyelamatkan kita dan keselamatan dari Tuhan itu lebih hebat daripada ajaran-ajaran itu! Jadi, kita harus memperhatikan keselamatan itu. Kalau tidak, pasti kita akan dihukum. Sebab, Tuhan sendiri yang pertama-tama mengumumkan keselamatan itu. Dan orang-orang yang mula-mula mendengar pengumuman itu sudah membuktikan kepada kita bahwa memang benar Allah mau menyelamatkan kita. Bahkan Tuhan sendiri menunjukkan bahwa pengumuman itu dapat dipercayai. Dan Tuhan membuktikannya dengan mengadakan segala macam keajaiban dan hal-hal luar biasa, serta membagi-bagikan pemberian-pemberian dari Roh Allah menurut kemauan-Nya sendiri. [Yesus membuka jalan bagi kita untuk diselamatkan] Nanti akan ada dunia yang baru dan dunia itulah yang sedang kita bicarakan. Tetapi, Tuhan tidak memberikan kuasa kepada malaikat untuk memerintah dunia itu. Sebaliknya, di dalam Kitab Suci tertulis begini: “Ya Allah, apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Siapakah dia, sehingga Engkau memperhatikannya? Untuk waktu yang singkat, Engkau menjadikannya lebih rendah daripada malaikat. Engkau menjadikan dia terhormat dan mulia, dan Kaujadikan dia penguasa atas segala sesuatu.” Nah, di dalam Kitab Suci dikatakan bahwa Allah mengangkat manusia menjadi “penguasa atas segala sesuatu”. Jadi, itu berarti tidak ada sesuatu pun yang tidak dikuasai oleh manusia. Meskipun begitu, sekarang kita belum melihat manusia berkuasa atas segala sesuatu. Tetapi, kita sudah melihat Yesus berkuasa! Allah menjadikan Dia lebih rendah daripada malaikat untuk waktu yang singkat. Allah yang baik hati mau supaya Yesus mati untuk semua orang. Dan Yesus memang menderita sampai mati. Karena itu, sekarang Allah menjadikan Dia terhormat dan mulia. Allah sendiri yang menciptakan segala sesuatu dan untuk diri-Nya. Jadi, memang patut Allah membuat Yesus menderita supaya Ia menjadi Penyelamat yang sempurna. Dengan begitu, Allah membuat banyak orang ikut menjadi mulia bersama Yesus. Sebab, Yesuslah yang membawa mereka kepada Allah sehingga mereka bisa diselamatkan. Yesus membersihkan manusia dari dosa-dosa mereka. Dia dan mereka yang sudah bebas dari dosa itu mempunyai satu Bapa. Karena itu, Yesus tidak malu mengaku mereka sebagai saudara-saudara-Nya. Yesus berkata kepada Allah, “Aku akan memberitahukan kepada saudara-saudara-Ku tentang perbuatan-Mu. Aku akan memuji Engkau di tengah-tengah umat.” Yesus berkata, “Aku akan percaya kepada Allah.” Dan Yesus juga berkata, “Inilah Aku bersama anak-anak yang telah Allah berikan kepada-Ku.” Yesus menyebut orang-orang itu sebagai anak-anak-Nya. Mereka adalah manusia yang dapat mati. Karena itu, Yesus sendiri sama dengan mereka. Ia hidup sebagai manusia yang bisa mati seperti mereka. Ia berbuat begitu supaya dengan kematian-Nya Ia dapat menghancurkan Iblis. Karena, Iblis itulah yang menguasai kematian. Dengan menghancurkan Iblis, Yesus membebaskan orang-orang yang sepanjang hidupnya dikuasai oleh rasa takut kepada kematian dan hidup tidak bebas seperti budak-budak. Mereka dikuasai oleh rasa takut pada kematian. Jadi jelaslah, yang ditolong oleh Yesus ialah orang-orang keturunan Abraham, bukan malaikat. Manusia sudah menjadi seperti saudara-saudara Yesus sendiri. Oleh sebab itu, Yesus harus menjadi manusia seperti mereka. Dalam segala hal Yesus harus sama dengan mereka, supaya Ia bisa menjadi Imam Agung yang berbelaskasihan dan setia. Dengan keadaan itu Yesus melayani Allah supaya dosa-dosa manusia dapat diampuni. Oleh karena itu, Ia bisa menolong orang-orang yang dicobai Iblis, sebab Ia sendiri sudah dicobai dan menderita. [Yesus lebih besar daripada Musa] Saudara-saudara! Allah sudah memilih kalian menjadi umat-Nya. Jadi, perhatikanlah dengan sungguh-sungguh Yesus, Sang Rasul dan Imam Agung kita. Ia setia kepada Allah yang telah memilih-Nya untuk melakukan tugas pekerjaan itu. Kesetiaan-Nya sama dengan kesetiaan Musa dulu ketika ia melakukan tugasnya di rumah Allah. Akan tetapi, Yesus patut lebih dihormati daripada Musa, sebab orang yang membangun rumah itu harus lebih dihormati daripada rumah yang dibangunnya itu. Memang setiap rumah ada yang membangunnya, tetapi yang membangun segala sesuatu adalah Allah sendiri. Musa setia sebagai pelayan di seluruh Rumah Allah. Dalam pekerjaannya ia menyampaikan apa yang akan dikatakan oleh Allah pada masa yang akan datang. Namun, Kristus adalah Anak, yang setia. Dialah yang bertanggung jawab atas rumah Allah. Kitalah rumah Allah itu, yakni kalau kita tetap percaya dan tetap yakin akan mendapat apa yang kita harapkan. [Waktu istirahat untuk umat Allah] Sebab itu, seperti dikatakan Roh Allah, “Kalau pada hari ini kamu mendengar suara Allah, janganlah kamu mengabaikannya, seperti nenek moyangmu, ketika mereka memberontak terhadap Allah, dan menguji kesabaran Allah selama perjalanan mereka di padang pasir. ‘Di sana mereka melawan dan menguji Aku,’ kata Allah, ‘padahal mereka sudah melihat tindakan-tindakan-Ku selama empat puluh tahun.’ Oleh karena itu, Aku marah kepada mereka dan Aku berkata, ‘Mereka selalu tidak setia dan tidak mau melakukan perintah-perintah-Ku.’ Aku marah dan bersumpah, ‘Mereka tidak akan masuk ke negeri itu, tempat beristirahat dengan-Ku.’” Saudara-saudara, hati-hatilah! Jangan sampai ada di antaramu yang berpikiran jahat dan tidak percaya kepada Allah yang hidup, sehingga meninggalkan-Nya. Hendaklah kalian saling menasihati setiap hari selama kita masih hidup di zaman ini yang di dalam Kitab Suci disebut “Hari ini”. Dengan begitu, tidak seorang pun dari antaramu akan dijebak oleh dosa sehingga melawan Allah. Kita semua adalah teman seperjuangan Kristus, asalkan kita tetap percaya teguh kepada-Nya seperti pada awalnya, sampai pada akhir hidup kita. Di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Kalau pada hari ini kamu mendengar suara Allah, janganlah kamu keras kepala, seperti nenek moyangmu, ketika mereka memberontak terhadap Allah.” Siapakah orang-orang yang sudah mendengar suara Allah, tetapi tetap melawan-Nya? Mereka itu orang-orang yang dipimpin oleh Musa keluar dari tanah Mesir, bukan? Kepada siapakah Allah marah selama 40 tahun? Allah marah kepada yang telah berbuat dosa, dan akhirnya mayat mereka bergelimpangan di padang pasir. Siapa pula yang disumpahi Allah, “Ingatlah, tidak seorang pun dari mereka akan masuk ke negeri itu, tempat beristirahat dengan-Ku?” Mereka ialah orang-orang yang melawan-Nya itu. Sekarang kita mengerti bahwa mereka tidak dapat masuk ke tempat itu karena mereka tidak percaya kepada Allah. Janji Allah itu masih berlaku bagi kita, dan Ia akan memberikan tempat peristirahatan yang dijanjikan-Nya. Karena itu, hendaklah kalian waspada supaya tidak seorang pun dari antara kalian sampai tidak masuk ke tempat peristirahatan itu. Kabar baik itu sudah diberitahukan kepada kita maupun kepada mereka. Akan tetapi, mereka tidak mau percaya akan kabar baik itu, sehingga berita itu tidak ada gunanya. Namun, kita yang percaya pada kabar baik itu akan masuk ke tempat peristirahatan yang dijanjikan Allah itu. Tentang mereka yang tidak percaya, Allah berkata, “Aku marah dan bersumpah, ‘Mereka tidak akan masuk ke negeri tempat beristirahat dengan-Ku.’” Allah berkata begitu meskipun pekerjaan-Nya telah selesai sejak dunia diciptakan. Di dalam Kitab Suci tertulis begini tentang hari ketujuh, “Pada hari ketujuh Allah sudah menyelesaikan pekerjaan-Nya dan beristirahat.” Selain itu, tertulis juga begini, “Mereka tidak akan masuk ke negeri tempat beristirahat dengan-Ku.” Itu berarti sebagian orang pasti akan masuk ke tempat peristirahatan itu. Sedangkan mereka yang pertama mendengar Kabar Baik itu tidak dapat masuk karena mereka tidak percaya. Oleh sebab itu, Allah telah menentukan suatu hari yang lain, yang disebut “Hari ini”. Bertahun-tahun kemudian Allah berbicara mengenai hari itu melalui Raja Daud, seperti kutipan tadi. Allah berkata, “Kalau pada hari ini kamu mendengar suara Allah, janganlah kamu berkeras kepala.” Kalau seandainya Yosua sudah membawa mereka masuk ke negeri tempat beristirahat dengan Allah itu, maka Allah tidak akan berbicara lagi tentang suatu hari yang lain. Jadi, bagi umat Allah masih tersedia janji untuk beristirahat, sama seperti Allah beristirahat pada hari yang ketujuh, sebab orang percaya yang sudah masuk ke tempat peristirahatan-Nya akan berhenti dari segala pekerjaan, sama seperti Allah. Karena itu, marilah kita berusaha sungguh-sungguh memasuki tempat peristirahatan yang dijanjikan Allah itu. Jangan sampai ada seorang pun dari kita gagal masuk ke dalamnya seperti nenek moyang kita dulu, karena mereka tidak percaya pada Allah. Perkataan Allah hidup dan kuat. Perkataan-Nya lebih tajam dari pedang bermata dua dan dapat menusuk sampai ke batas antara jiwa dan roh kita, sampai ke batas antara sendi-sendi dan tulang sumsum kita. Dengan begitu, Ia tahu pikiran dan niat hati kita. Tidak ada satu makhluk pun yang tidak dilihat oleh Allah. Segala sesuatu telanjang dan terbuka di hadapan-Nya, dan kita harus memberikan pertanggungjawaban kepada-Nya atas segala perbuatan kita. [Yesus, Imam Agung yang besar] Marilah kita setia mengikuti ajaran-ajaran yang telah kita terima. Sebab, kita mempunyai Imam Agung yang luar biasa yaitu Yesus, Anak Allah. Yesus sudah pergi ke surga dan menghadap Allah. Yesus tidak seperti imam-imam lain yang tidak bisa ikut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya, Ia sudah mengalami segala macam cobaan sama seperti kita, hanya Ia tidak berbuat dosa. Sebab itu, marilah kita menjadi berani dan menghadap Allah yang memerintah dengan baik hati. Allah akan mengasihi dan mengasihani kita untuk menolong kita pada waktu kita perlu ditolong. Imam Agung dipilih menjadi wakil manusia dan diangkat untuk melayani Allah. Pekerjaannya ialah mempersembahkan kepada Allah pemberian-pemberian dan kurban-kurban yang dibawa oleh orang-orang supaya dosa-dosa mereka diampuni. Imam Agung itu sendiri banyak kekurangannya, karena itu ia bisa sabar terhadap orang-orang yang tidak tahu apa-apa dan yang bersalah. Karena ia sendiri banyak kekurangan, maka ia juga harus mempersembahkan kurban karena dosa-dosanya sendiri, bukan hanya karena dosa-dosa orang Israel. (5:2) Tidak ada seorang pun yang mengangkat dirinya sendiri menjadi Imam Agung. Orang menjadi Imam Agung, kalau Allah memilih dia untuk pekerjaan itu, sama seperti Harun. Begitu juga Kristus. Ia tidak mengangkat diri-Nya sendiri menjadi Imam Agung. Allah sendiri yang mengangkat Dia. “Engkau Anak-Ku. Pada hari ini Aku menjadi Bapa-Mu.” Di dalam Kitab Suci, Allah berkata juga kepada-Nya, “Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, seperti Imam Melkisedek.” Dahulu pada waktu Yesus hidup di dunia ini, Ia berdoa dan mengajukan permohonan-permohonan-Nya kepada Allah dengan berteriak dan menangis. Ia berdoa kepada Allah, karena Allah sanggup menyelamatkan-Nya dari kematian. Allah mendengar doa-doa Yesus karena Yesus taat dan sangat mengasihi Allah. Tetapi, walaupun Yesus adalah Anak Allah, namun Ia juga menderita supaya Ia belajar menjadi taat kepada Allah. Sesudah Yesus menderita, Allah menjadikan Dia penyelamat yang sempurna. Karena itu, Yesus dapat memberi keselamatan yang kekal kepada semua orang yang taat kepada-Nya. Dan Allah mengangkat Yesus menjadi Imam Agung, seperti Imam Melkisedek. [Peringatan] Masih banyak hal tentang kedudukan Yesus sebagai Imam Agung yang perlu kami beritahukan kepadamu. Akan tetapi sukar untuk menerangkannya, sebab kalian lambat sekali mengerti. Sebenarnya sudah saat bagimu menjadi guru, tetapi ternyata kalian masih harus belajar tentang azas-azas pertama ajaran Allah. Kalian belum sanggup memakan makanan yang keras, tetapi baru dapat minum susu saja. Orang yang masih minum susu saja menunjukkan bahwa ia masih bayi. Seorang bayi belum tahu mana yang benar dan mana yang salah. Makanan yang keras untuk orang yang sudah dewasa. Orang dewasa sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Sebab itu, marilah kita tidak lagi membicarakan pokok-pokok pertama ajaran tentang Kristus dan maju ke pelajaran-pelajaran yang lebih lanjut. Janganlah kita mengulangi lagi pelajaran dasar, bahwa orang harus berhenti melakukan hal-hal yang tidak berguna dan harus percaya kepada Allah; atau pelajaran dasar tentang baptisan, tentang penumpangan tangan, tentang hidup kembali sesudah mati atau hukuman yang diberikan selama-lamanya. Jika Allah mengizinkan, marilah kita maju ke pelajaran-pelajaran berikutnya, sebab orang yang sudah percaya tetapi kemudian menolak Kristus, tidak mungkin dapat disadarkan kembali. Dulu mereka sudah tinggal di dalam terang yang berasal dari Allah dan sudah menikmati pemberian-Nya. Mereka juga sudah dikuasai oleh Roh Allah. Mereka sudah mengalami bahwa perkataan Allah itu baik dan mereka sudah merasakan karunia-karunia dari dunia yang akan datang. Namun, sesudah itu mereka kembali tidak percaya kepada Kristus. Tidak mungkin kita membimbing mereka supaya mereka meninggalkan kembali dosa-dosa mereka, sebab perbuatan mereka itu sama dengan menyalibkan kembali Anak Allah dan menghina-Nya di depan umum. Tuhan Allah memberkati ladang yang menghisap air hujan cukup banyak dan menghasilkan tanam-tanaman yang berguna bagi petani. Namun, ladang yang hanya menghasilkan alang-alang dan tumbuhan berduri tidak ada gunanya, dan akan dikutuk oleh Allah serta akhirnya dibakar habis. Saudara-saudaraku yang tercinta! Meskipun kami berkata begitu, kami yakin kalian sudah melakukan hal-hal yang baik, yang pantas dilakukan orang yang sudah diselamatkan. Allah bukannya tidak adil. Ia tidak melupakan apa yang kalian kerjakan bagi-Nya. Ia juga mengingat bahwa kalian mengasihi-Nya, yang kalian tunjukkan pada waktu kalian menolong orang-orang yang percaya kepada Kristus baik dulu maupun sekarang. Kami ingin sekali kalian menunjukkan semangat yang sama seperti itu sampai kalian mendapatkan apa yang kalian harapkan. Janganlah kalian menjadi pemalas. Sebaliknya, ikutilah teladan orang-orang yang menerima janji Allah, karena mereka sabar dan percaya kepada-Nya. [Allah tidak mengubah janji-Nya] Waktu Allah berjanji kepada Abraham, Ia bersumpah akan melakukan apa yang dijanjikan-Nya itu. Oleh karena tidak ada satu pun yang lebih tinggi daripada Allah, Ia bersumpah atas nama-Nya sendiri. Allah berkata kepada Abraham, “Aku berjanji akan memberkatimu dan membuat keturunanmu menjadi banyak sekali.” Abraham menunggu dengan sabar, sehingga ia menerima apa yang dijanjikan Allah kepadanya. Kalau orang bersumpah, ia bersumpah atas nama orang lain yang lebih tinggi dari dirinya, dan sumpahnya itu akan mengakhiri segala percekcokan. Allah mau meyakinkan orang-orang yang menerima janji-Nya, bahwa Ia tidak akan melanggar janji-Nya itu. Itu sebabnya Allah juga bersumpah. Allah tidak mungkin berbohong. Janji dan sumpah-Nya tidak akan diubah-Nya. Oleh sebab itu, kita yang berlindung pada Allah mendapat dorongan kuat, supaya teguh berpegang pada harapan yang ada di depan kita. Harapan kita itu seperti jangkar kapal yang tertanam dalam di dasar laut, dan merupakan pegangan yang kuat dan aman bagi hidup kita. Harapan itu menembus gorden Ruang Mahasuci di dalam Rumah Tuhan di surga. Yesus sudah pergi ke Rumah Tuhan di surga dan masuk ke Tempat Yang Paling Suci di sana untuk menjadi Imam Agung untuk selama-lamanya, seperti Imam Melkisedek. [Imam Melkisedek] Melkisedek adalah raja dari kota Salem. Ia juga Imam yang melayani Allah Mahatinggi. Sekali peristiwa, Abraham berperang dengan beberapa orang raja dan ia mengalahkan raja-raja itu. Ia kembali dari pertempuran itu dengan membawa barang-barang yang direbutnya dari raja-raja itu. Pada waktu itu Melkisedek datang menyambut Abraham dan memberkati dia. Lalu Abraham memberikan kepadanya sepersepuluh dari barang-barang yang direbutnya itu. Nama Melkisedek mempunyai dua arti. Pertama, berarti “Raja Keadilan”. Kedua, berarti “Raja Damai” sebab ia adalah raja kota Salem, yang berarti Kota Damai. Tidak ada orang yang tahu apa-apa tentang Melkisedek. Tidak ada buku tentang bapak atau ibunya, atau tentang asal usulnya. Juga, tidak ada tulisan tentang kelahiran atau kematiannya. Ia sama seperti Anak Allah. Ia tetap Imam untuk selama-lamanya. Jadi, jelaslah bahwa Melkisedek sangat terhormat. Ia begitu terhormat sehingga Abraham, bapak leluhur kita, memberikan kepadanya sepersepuluh dari hasil rampasan yang didapatnya dari pertempuran itu. Dalam agama Yahudi ada ketentuan bahwa umat Israel harus memberikan sepersepuluh dari pendapatannya kepada imam-imam keturunan Lewi, yaitu saudara mereka sendiri dan sama-sama keturunan Abraham. Meskipun Melkisedek bukan keturunan Lewi, ia menerima sepersepuluh dari segala barang rampasan Abraham. Melkisedek juga memberkati Abraham, yang sudah menerima janji Allah tersebut. Memang tidak dapat dibantah bahwa orang yang diberkati lebih rendah daripada yang memberkati. Imam-imam yang menerima persembahan sepersepuluh bagian itu akan mati. Namun, di dalam Kitab Suci tertulis bahwa Melkisedek, yang juga menerima persembahan tersebut, akan tetap hidup. Dapat dikatakan bahwa Lewi pun ikut membayar sepersepuluh bagian kepada Melkisedek pada waktu Abraham membayarnya, padahal keturunan Lewi memungut sepersepuluh bagian dari pendapatan umat Israel. Lewi memang belum lahir pada saat itu, tetapi boleh dikatakan ia ada di dalam tubuh Abraham, nenek moyangnya, ketika Abraham bertemu dengan Melkisedek. Di bawah pimpinan imam-imam Lewi, umat Israel menerima hukum agama Yahudi dari Tuhan. Namun, karena imam-imam itu tidak dapat bekerja dengan sempurna, dibutuhkan seorang imam lain seperti Imam Melkisedek, dan bukan dari golongan imam Harun. Jika aturan-aturan tentang imam berubah, maka hukum agama Yahudi pun harus berubah. Yang dimaksudkan di sini ialah Tuhan kita. Ia dari suku lain dan tak seorang pun dari antara sukunya pernah menjadi imam. Semua orang tahu bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda, sedangkan Musa tidak pernah menyebut suku itu pada waktu ia berbicara tentang imam-imam. [Yesus, Imam untuk selama-lamanya] Hal ini menjadi lebih jelas setelah seorang imam lain yang seperti Melkisedek muncul. Imam ini diangkat menjadi Imam bukan karena ada peraturan mengenai hal itu. Ia diangkat karena Ia berkuasa dan karena Ia sama sekali tidak dapat binasa. Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis begini tentang Dia, “Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, seperti Imam Melkisedek.” Jadi, sekarang peraturan yang lama mengenai pengangkatan imam tidak berlaku lagi, sebab tidak kuat dan tidak berguna. Karena, hukum agama Yahudi tidak dapat menjadikan sesuatu pun sempurna. Sekarang Allah memberikan kepada kita cara lain untuk mendekati Dia. Maka kita mempunyai harapan yang lebih baik. Lebih dari itu, Yesus diangkat sebagai Imam dengan sumpah oleh Allah. Ketika imam-imam yang lain diangkat, tidak ada sumpah seperti itu. Tetapi, ketika Yesus diangkat menjadi Imam, Allah memakai sumpah, dengan berkata begini, “Tuhan sudah bersumpah bahwa Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya. Tuhan tidak akan mengubah keputusan-Nya itu.” Cara pengangkatan ini lain. Karena itu, kita mempunyai suatu perjanjian yang lebih baik. Dan yang menjadi jaminan untuk perjanjian itu ialah Yesus. Ada perbedaan lain mengenai pengangkatan Yesus sebagai Imam. Imam-imam yang lain jumlahnya banyak, sebab kalau seorang imam meninggal, ia tidak dapat bertugas lagi, sehingga harus diganti dengan orang lain. Tetapi, Yesus tetap hidup untuk selama-lamanya. Karena itu, Ia tetap menjadi Imam dan tidak ada orang lain yang menggantikan Dia. Itu sebabnya untuk selama-lamanya juga Yesus dapat menyelamatkan orang-orang yang datang kepada Allah melalui Dia. Sebab, Yesus hidup untuk selama-lamanya sehingga Ia bisa mengajukan permohonan-Nya kepada Allah untuk kepentingan orang-orang itu. Nah, Yesus itulah Imam Agung yang kita perlukan. Ia suci dan tidak punya cela atau cacat. Ia dipisahkan dari orang-orang berdosa dan dinaikkan sampai ke tempat yang sangat tinggi, lebih tinggi dari segala langit. Ia tidak seperti imam-imam agung yang lain. Imam-imam itu setiap hari harus mempersembahkan kurban kepada Tuhan untuk dosa-dosa mereka sendiri dahulu, baru untuk dosa umat Israel. Tetapi, Yesus tidak usah melakukan hal itu. Ia mempersembahkan kurban hanya satu kali saja dan persembahan-Nya itu berlaku untuk selama-lamanya. Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban. Di dalam hukum yang diberikan melalui Musa, ada peraturan mengenai cara mengangkat orang menjadi Imam Agung. Orang-orang yang diangkat berdasarkan peraturan itu adalah orang-orang yang tidak sempurna. Tetapi, sesudah hukum itu diberikan, Allah membuat satu perjanjian dan Allah memakai sumpah untuk perjanjian itu. Dengan perjanjian itu Allah mengangkat Anak-Nya menjadi Imam Agung. Anak Allah yang diangkat berdasarkan perjanjian itu sudah dijadikan sempurna untuk selama-lamanya. [Yesus, Imam Agung kita] Pokok dari semua yang kita bicarakan ini ialah: Kita mempunyai Imam Agung seperti itu. Ia memerintah bersama Allah Mahabesar di surga. Sebagai Imam Agung, Ia menjalankan tugas-Nya di Ruang Mahasuci yang ada di dalam kemah di surga. Kemah ini bukan buatan manusia, melainkan buatan Tuhan. Setiap Imam Agung diangkat untuk mempersembahkan kurban atau persembahan kepada Allah. Begitu juga Yesus Kristus, sebagai Imam Agung kita, harus mempersembahkan sesuatu. Andaikata Ia tetap ada di dunia ini, Ia tidak akan menjadi Imam, sebab di dunia ini sudah ada imam yang bertugas mempersembahkan kurban sesuai dengan hukum agama Yahudi. Pekerjaan sebagai imam itu hanyalah gambaran dan bayangan dari pekerjaan yang sebenarnya di surga. Allah sudah memberitahukan hal itu kepada Musa, pada waktu ia akan mendirikan kemah Tuhan dulu. Pada waktu itu, Allah berkata begini kepada Musa, “Ingat! Buatlah kemah itu persis seperti contoh yang ditunjukkan kepadamu di atas gunung.” Tugas Yesus sebagai Imam jauh lebih mulia daripada tugas imam-imam lainnya, sebab, perjanjian yang dibuat-Nya antara Allah dan manusia lebih baik. Perjanjian itu lebih baik karena berdasarkan janji akan hal-hal yang lebih baik juga. Seandainya perjanjian yang pertama sudah sempurna, perjanjian yang kedua tidak perlu dibuat. Namun, Allah menemukan kekurangan pada perjanjian dengan umat-Nya, sehingga Ia berkata: “Di masa yang akan datang aku akan membuat perjanjian yang baru dengan bangsa Israel dan bangsa Yehuda. Perjanjian itu tidak sama dengan perjanjian yang Kubuat dengan nenek moyang mereka pada waktu Kutuntun mereka keluar dari Mesir. Mereka sudah melanggar janjinya kepada-Ku. Karena itu, aku menolak mereka lagi. Namun, sekarang Aku membuat perjanjian yang baru dengan umat Israel. Aku akan menuliskan hukum-hukum-Ku di dalam pikiran dan hati mereka. Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dengan begitu, mereka tidak perlu mengajar sesama warganya atau memberitahu saudaranya supaya mengenal Aku. Mereka semua, besar dan kecil, akan mengenal Aku. Aku akan mengampuni kesalahan-kesalahan mereka dan melupakan dosa-dosa mereka.” Dengan memberitahukan perjanjian yang baru itu, Allah menganggap perjanjian yang pertama itu sudah tua. Sesuatu yang sudah tua dan usang, akan segera menghilang. [Cara penyembahan di dunia dan cara penyembahan di surga] Di dalam perjanjian yang pertama itu disebutkan aturan-aturan ibadat dan tempat-tempat ibadat buatan manusia. Sebuah kemah dibuat, dan bagian depan kemah itu disebut Ruang Suci. Di dalam ruang ini ditempatkan peralatan, seperti: tempat untuk lampu dan sebuah meja. Di atas meja itu diletakkan roti yang dipersembahkan kepada Allah. Bagian belakang kemah itu, yaitu di belakang gorden kedua, disebut Ruang Mahasuci. Di dalam ruang itu ada meja persembahan yang terbuat dari emas. Meja itu digunakan untuk membakar dupa. Di ruang itu ada juga Peti Perjanjian yang seluruhnya dilapisi dengan emas. Peti itu berisi: guci emas yang berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas, dan dua lempengan batu yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan. Di atas peti itu ditempatkan dua kerub, yaitu makhluk bersayap yang melambangkan kehadiran Allah. Sayap kedua kerub itu dikembangkan di atas peti yang merupakan tempat pengampunan dosa. Namun, sekarang bukan waktunya untuk menerangkan hal itu secara rinci. Begitulah semuanya diatur. Setiap hari imam-imam masuk ke bagian depan kemah itu untuk menjalankan tugas mereka. Yang boleh masuk ke Ruang Mahasuci hanyalah Imam Agung. Ia masuk ke ruang itu sekali setahun. Setiap kali Imam Agung masuk ke Ruang Mahasuci, ia harus membawa darah binatang sebagai persembahan kepada Allah. Ia melakukan itu untuk memohon pengampunan atas dosanya sendiri dan dosa yang dilakukan umat-Nya tanpa sadar. Dengan aturan-aturan itu, Roh Allah menunjukkan bahwa selama ruang depan itu masih ada, jalan masuk ke Ruang Mahasuci itu belum terbuka. Ini juga menggambarkan zaman sekarang. Maksudnya, persembahan dan kurban binatang untuk Allah tidak dapat menyempurnakan hati orang yang membawa persembahan itu. Sebab, peraturan itu hanyalah soal mengenai makanan dan minuman serta penyucian diri yang semuanya bersifat lahiriah. Peraturan itu hanya berlaku sampai saat Allah mengadakan pembaruan. Namun, Kristus sudah datang sebagai Imam Agung untuk hal-hal yang baik yang sudah ada. Kemah Tuhan tempat Ia melakukan tugasnya sebagai Imam Agung lebih mulia dan lebih sempurna. Kemah itu bukan dibuat oleh manusia dan bukan berasal dari dunia ini. Kristus masuk ke Ruang Mahasuci itu hanya sekali untuk selama-lamanya. Pada waktu Ia masuk ke sana, Ia membawa darah-Nya sendiri, bukan darah kambing jantan atau darah anak sapi. Dengan itu, Ia membebaskan kita dari dosa-dosa kita untuk selama-lamanya. Menurut peraturan agama, darah kambing dan darah sapi jantan serta abu dari kurban anak sapi dipercikkan kepada orang-orang yang najis, supaya mereka menjadi bersih secara lahiriah. Kalau darah dan abu itu saja dapat membersihkan orang-orang itu, apalagi darah Kristus! Melalui Roh yang abadi, Kristus mempersembahkan diri-Nya kepada Allah sebagai kurban yang sempurna. Darah-Nya telah membersihkan diri kita dari perbuatan-perbuatan yang tak berguna, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Itulah sebabnya Kristus menjadi Pengantara pada perjanjian yang baru itu. Dengan begitu, orang-orang yang sudah dipanggil oleh Allah dapat menerima untuk selamanya berkat-berkat yang sudah dijanjikan Allah. Itu dapat terjadi karena Kristus sudah mati untuk membebaskan orang-orang dari hukuman dosa-dosa yang sudah berlaku pada waktu perjanjian yang pertama itu masih berlaku. Kalau ada surat warisan, harus ada pemberitahuan bahwa orang yang memberikan surat itu sudah meninggal, sebab, surat warisan baru berlaku kalau orang yang membuatnya sudah meninggal, dan belum berlaku kalau ia masih hidup. Oleh karena itulah, perjanjian yang pertama itu pun harus disahkan dengan darah. Setelah Musa menyampaikan perintah-perintah Allah kepada bangsa Israel, ia mengambil darah anak sapi dan darah kambing jantan, dan mencampurnya dengan air. Lalu ia memercikkannya pada Kitab Hukum Allah dan pada seluruh bangsa Israel dengan memakai rumput hisop dan bulu domba berwarna merah tua. Sambil melakukan itu, Musa berkata, “Inilah darah yang membuat perjanjian antara Tuhan dan kamu, menjadi sah.” Sesudah itu, dengan cara yang sama, ia memercikkan darah itu pada kemah Tuhan dan semua alat yang dipakai untuk ibadah. Menurut hukum agama Yahudi, hampir semua dapat disucikan dengan darah. Begitu juga dengan dosa; hanya bisa diampuni jika ada penumpahan darah. [Darah Kristus menghapuskan dosa manusia] Semua barang yang menggambarkan hal-hal yang ada di surga perlu disucikan dengan cara seperti itu. Namun, untuk hal-hal yang ada di surga itu perlu persembahan kurban yang lebih baik, sebab, Kristus tidak masuk ke Ruang Suci buatan tangan manusia, yang hanyalah gambaran dari Ruang Suci yang sebenarnya. Ia masuk sendiri ke dalam surga dan menghadap Allah untuk kepentingan kita. Setiap tahun Imam Agung Yahudi masuk ke Ruang Mahasuci di Rumah Tuhan dengan membawa darah seekor binatang. Namun, Kristus tidak mempersembahkan diri-Nya berulang-ulang. Kalau Ia mempersembahkan diri-Nya berulang-ulang, berarti Ia menderita berulang-ulang sejak dunia ini diciptakan. Tapi yang sebenarnya, pada zaman akhir ini Ia datang satu kali saja untuk menghapus dosa manusia dengan cara mengurbankan diri-Nya sendiri. Allah menetapkan bahwa manusia mati satu kali saja dan setelah itu mereka diadili oleh Allah. Begitu juga Kristus satu kali saja menjadi kurban untuk menghapus dosa banyak orang. Ia akan datang kembali untuk kedua kalinya. Namun, Ia datang bukan lagi untuk menghapus dosa manusia, melainkan untuk menyelamatkan orang-orang yang menantikan kedatangan-Nya. Hukum agama Yahudi hanya menunjukkan gambaran yang kurang jelas mengenai hal-hal baik yang akan datang. Bukan gambaran yang sebenarnya mengenai hal-hal itu. Hukum itu tidak mungkin dapat menyempurnakan orang-orang yang datang beribadah kepada Allah dari dosa-dosa mereka, meskipun mereka mempersembahkan kurban-kurban setiap tahun. Seandainya hukum itu telah menghapuskan dosa-dosa orang-orang yang menyembah Allah, mereka tidak akan mempunyai perasaan berdosa lagi, dan, mereka tidak akan merasa perlu mempersembahkan korban lagi. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Setiap kali mereka mempersembahkan kurban-kurban itu, mereka malah diingatkan kembali pada dosa-dosa mereka, sebab darah sapi dan darah kambing jantan memang tidak bisa menghapus dosa. Itulah sebabnya, pada waktu Kristus masuk ke dunia ini, Ia berkata kepada Allah: “Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan, tetapi Engkau sudah menyediakan tubuh bagi-Ku. Engkau tidak menyukai kurban binatang yang dibakar atau kurban untuk menghapus dosa.” Lalu Yesus berkata lagi, “Inilah Aku, ya Allah! Aku datang untuk melakukan apa yang Kaukehendaki, seperti yang sudah ditulis di dalam Kitab Suci tentang Aku.” Hukum agama Yahudi mengajarkan bahwa orang Yahudi harus memberikan persembahan dan kurban karena dosa-dosa mereka. Namun, mengapa Yesus mengatakan bahwa Allah tidak menghendakinya? Yesus berkata begitu karena Dia datang untuk menghapusnya, dan kemudian menggantinya dengan yang baru. Oleh karena itulah, Ia berkata, “Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu.” Yesus Kristus telah melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah, dan mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban. Dengan persembahan diri-Nya, yang sekali saja untuk selamanya itu, kita dibersihkan dari dosa kita. Setiap imam Yahudi melakukan pekerjaannya setiap hari. Ia terus-menerus mempersembahkan kurban-kurban yang sama. Namun, persembahan itu sama sekali tidak dapat menghapus dosa. Tidak begitu halnya dengan Kristus. Ia hanya mempersembahkan satu kurban untuk menghapus dosa, yang berlaku untuk selama-lamanya. Sesudah Kristus mempersembahkan diri-Nya, Ia duduk di sebelah kanan Allah. Yesus Kristus sekarang menunggu sampai musuh-musuh-Nya ditundukkan di bawah kuasa-Nya. Jadi, hanya dengan satu kurban, Kristus sudah menyempurnakan orang-orang yang sudah dibebaskan-Nya dari dosa untuk selama-lamanya. Roh Allah juga memberi kesaksian mengenai hal itu kepada kita. Ia berkata, “Inilah perjanjian yang akan Kubuat dengan mereka di hari-hari yang akan datang. Hukum-hukum-Ku akan Kutaruh di dalam batin mereka, dan Kutulis pada hati mereka. Aku akan melupakan dosa-dosa dan kejahatan-kejahatan mereka.” Jadi, karena dosa-dosa dan kejahatan-kejahatan itu sudah diampuni, kurban untuk mengampuni dosa tidak perlu dipersembahkan lagi. [Marilah kita datang dekat pada Allah] Nah, Saudara-saudara, kita sekarang berani masuk ke Tempat Yang Paling Suci di Rumah Tuhan, sebab Yesus sudah mati untuk kita. Ia sudah membuka jalan untuk kita, jalan baru yang memberi kehidupan. Jalan itu melewati gorden yang ada di depan Tempat Yang Paling Suci di Rumah Allah. Gorden itu ialah Yesus sendiri. Sekarang kita mempunyai seorang Imam Agung yang mengurus Rumah Allah. Sebab itu, marilah kita datang dekat pada Allah dengan hati yang tulus dan dengan sungguh-sungguh percaya kepada-Nya. Kita datang dengan hati yang sudah disucikan, sehingga tidak lagi merasa bersalah sedikit pun, dan dengan tubuh yang sudah dibersihkan dengan air yang murni. Kita sudah mengaku kepada dunia bahwa kita mempunyai harapan yang kokoh. Baiklah kita tetap berpegang pada harapan itu, sebab Allah akan menepati janji-Nya. Ia bisa dipercayai. Baiklah kita memperhatikan satu sama lain supaya kita bisa saling memberi dorongan untuk saling mengasihi dan berbuat baik. Hendaklah kita rajin berkumpul untuk beribadat bersama, jangan lalai seperti orang lain. Bahkan kita harus lebih setia menguatkan hati satu sama lain. Sebab, kita tahu bahwa tidak lama lagi Tuhan akan datang lagi ke dunia ini. Karena kalau kita sudah menerima kabar yang benar dari Allah, tetapi kita dengan sengaja terus saja berbuat dosa, maka tidak ada lagi kurban untuk menghapus dosa kita itu. Tidak ada jalan lain selain menghadapi pengadilan Allah dan menerima kemarahan-Nya yang seperti api membakar habis semua orang yang melawan Dia! Siapa saja yang tidak menaati hukum yang diberikan oleh Musa, dan hal itu dapat dibuktikan oleh dua atau tiga orang saksi, maka ia akan menerima hukuman mati tanpa ampun. Lebih berat lagi hukuman orang yang menghina Anak Allah. Orang itu menganggap hina darah perjanjian Allah, yaitu kematian Yesus di kayu salib yang membersihkan orang itu dari dosa. Berarti ia juga menghina Roh yang memberi rahmat. Kita tahu siapa Dia yang berkata, “Aku akan membalas! Aku akan menghukum!” dan yang berkata, “Tuhan akan menghakimi umat-Nya.” Alangkah ngerinya kalau jatuh ke tangan Allah yang hidup! Saudara-saudara pasti masih ingat pada waktu-waktu yang lalu. Ketika cahaya Allah menyinari Saudara-saudara, penderitaan kalian semakin bertambah. Tetapi hal itu membuat kalian lebih gigih berjuang. Sering Saudara-saudara dihina dan diperlakukan tidak baik di depan orang banyak. Bahkan sering juga kalian jadi ikut menderita dengan orang-orang yang diperlakukan seperti itu. Kalian juga ikut merasakan kesedihan orang yang dipenjara. Kemudian waktu semua milik kalian dirampas, kalian menerima itu dengan hati yang lapang, karena kalian tahu bahwa masih ada yang jauh lebih berharga, yang tidak akan hilang. Sebab itu, janganlah kalian berputus asa, sebab kalau kalian tetap percaya, maka ada upah yang besar untuk itu! Yang perlu kalian lakukan sekarang ini adalah bersabar, supaya kalian dapat melakukan kehendak Allah. Dengan begitu kalian akan menerima apa yang telah dijanjikan-Nya. Di dalam Kitab Suci tertulis, “Tidak akan lama lagi, Ia yang dinanti-nantikan akan segera datang; Ia tidak akan menunda-nunda kedatangan-Nya. Maka umat-Ku yang menaati-Ku akan percaya dan hidup; tetapi kalau di antara mereka ada yang tidak dapat bertahan dan menjadi mundur, Aku tidak akan senang kepadanya.” Kita adalah umat-Nya yang bisa bertahan dan tidak sesat. Karena itu kita termasuk umat yang percaya kepada Allah dan diselamatkan. [Apa artinya percaya kepada Allah] Apa artinya percaya kepada Allah? Percaya kepada Allah berarti sungguh-sungguh yakin akan apa yang diharapkan. Berarti juga merasa pasti akan apa yang tidak kelihatan. Karena percaya kepada Allah, maka ada orang-orang pada zaman dahulu yang disenangi oleh Allah. Karena kita percaya kepada Allah, maka kita bisa mengerti bahwa alam ini diciptakan oleh Allah dengan perintah-Nya. Jadi, Allah memakai yang tidak kelihatan untuk membuat yang kelihatan. [Orang-orang yang mula-mula percaya kepada Allah] Karena Habel percaya kepada Allah, maka ia mempersembahkan kepada Allah kurban yang lebih baik daripada kurban yang dipersembahkan oleh Kain. Karena Habel percaya, maka Allah menerima dia sebagai orang yang baik, dan menerima persembahannya. Karena Habel percaya, maka sampai sekarang pun, meskipun ia sudah meninggal, apa yang sudah dilakukannya itu masih memberikan pelajaran bagi kita. Karena Henokh percaya kepada Allah, maka ia tidak mati. Ia diangkat dan dibawa kepada Allah. Orang tidak dapat menemukan dia, sebab Allah sudah mengangkat dia. Di dalam Kitab Suci tertulis bahwa sebelum Henokh diangkat, ia sudah menyenangkan hati Allah. Tidak seorang pun bisa menyenangkan hati Allah, kalau ia tidak percaya kepada Allah. Sebab, kalau orang mau menyembah Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada. Ia juga harus percaya bahwa Allah memberi balasan kepada orang yang mencari Dia. Karena Nuh percaya kepada Allah, maka Allah memberitahukan kepadanya apa yang akan terjadi kemudian, yang tidak dapat dilihat oleh Nuh. Allah menyuruh Nuh membuat sebuah kapal dan Nuh taat kepada perintah Allah itu. Ia membuat kapal itu, lalu ia dan keluarganya diselamatkan di dalam kapal itu, tetapi dunia dijatuhi hukuman. Karena Nuh percaya kepada Allah, maka Allah mengatakan bahwa Nuh adalah orang yang baik. [Abraham dan anak cucunya percaya kepada Allah] Karena Abraham percaya kepada Allah, maka ia taat kepada Allah ketika Allah memanggil dia dan menyuruh dia pergi ke suatu negeri yang akan diberikan Allah kepadanya. Abraham meninggalkan negerinya sendiri dan berangkat tanpa mengetahui ke mana ia harus pergi. Karena ia percaya, maka ia tinggal sebagai orang asing di dalam kemah di negeri yang dijanjikan itu. Begitu juga Ishak dan Yakub yang menerima janji yang sama dari Allah. Mereka tinggal di dalam kemah di negeri itu. Sebab, Abraham sedang menunggu untuk tinggal di kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah, yaitu kota yang mempunyai pondasi yang tetap. Sara, istri Abraham sudah tua sekali dan tidak bisa mempunyai anak. Tetapi, Sara percaya kepada Allah, maka ia bisa mendapat keturunan. Ia yakin bahwa Allah dapat dipercayai dan akan menepati janji-Nya. Pada waktu itu Abraham seperti orang yang sudah mati badannya. Tetapi, meskipun begitu, ia mendapat banyak sekali keturunan, sampai tidak dapat dihitung. Keturunannya sebanyak bintang di langit dan pasir di pantai. Sampai mereka meninggal dunia, semua orang yang disebut tadi tetap percaya kepada Allah meskipun mereka belum menerima apa yang dijanjikan Allah. Mereka seolah-olah sudah melihat dan menerima dari jauh apa yang dijanjikan itu. Dengan itu mereka menyatakan bahwa mereka hanya orang asing dan perantau di bumi ini. Orang-orang seperti itu menunjukkan dengan jelas bahwa mereka sedang mengharapkan negeri yang akan menjadi tanah air mereka. Mereka tidak terus memikirkan negeri yang sudah mereka tinggalkan. Kalau begitu, tentu mereka sudah pulang, sebab banyak kesempatan bagi mereka untuk melakukan hal itu. Yang mereka rindukan ialah negeri yang lebih baik, yaitu negeri yang di surga. Itu sebabnya Allah tidak malu jika mereka menyebut Dia Allah mereka. Allah sudah menyediakan sebuah kota untuk mereka. Karena Abraham percaya kepada Allah, maka ia rela mempersembahkan Ishak sebagai kurban kepada Allah, ketika ia diuji oleh Allah. Allah memberi janji ini kepada Abraham: “Melalui Ishak engkau akan mendapat keturunan yang Kujanjikan kepadamu.” Ishak adalah anak Abraham yang satu-satunya, meskipun begitu Abraham rela menyerahkan Ishak. Sebab, Abraham menganggap bahwa Allah sanggup menghidupkan kembali Ishak dari kematian. Oleh karena itu Abraham seolah-olah menerima kembali Ishak dari kematian. Karena Ishak percaya kepada Allah, maka ia berjanji kepada Yakub dan Esau bahwa mereka akan menerima berkat-berkat di masa yang akan datang. Karena Yakub percaya kepada Allah, maka sebelum ia meninggal, ia memberkati anak-anak Yusuf. Pada waktu itu Yakub bersandar pada pangkal tongkatnya dan menyembah Allah. Karena Yusuf percaya kepada Allah, maka pada waktu ia hampir meninggal dunia ia berbicara tentang orang Israel di masa yang akan datang. Ia berkata bahwa orang Israel akan keluar dari Mesir. Karena itu, ia meninggalkan pesan tentang apa yang mereka harus lakukan dengan jenazahnya, jika mereka meninggalkan Mesir nanti. [Musa percaya kepada Allah] Karena orang tua Musa percaya kepada Allah, maka setelah Musa lahir dan mereka melihat bahwa ia anak yang elok, mereka menyembunyikan dia tiga bulan lamanya. Mereka tidak takut melawan perintah raja. Karena Musa percaya kepada Allah, maka sesudah ia besar, ia tidak mau disebut anak dari putri raja Mesir. Ia lebih suka menderita bersama umat Allah daripada bersenang-senang dengan hidup yang berdosa. Sebab, kesenangan seperti itu hanya sementara waktu. Bahkan ia mau dihina demi Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah. Ia merasa itu lebih berharga daripada semua kekayaan yang ada di Mesir. Sebab, Musa ingin mendapat upah dari Allah di masa yang akan datang. Karena Musa percaya kepada Allah, maka ia keluar dari negeri Mesir. Ia tidak takut, meskipun raja marah. Ia terus pergi dan tidak mau kembali, karena ia seolah-olah sudah melihat Allah, meskipun Allah tidak kelihatan. Karena Musa percaya, maka ia menyuruh orang Israel mengadakan Paskah. Ia memerintahkan supaya mereka memercikkan darah domba pada pintu rumah mereka. Malam itu Malaikat Kematian datang dan membunuh semua anak sulung laki-laki. Tetapi, karena pintu rumah orang-orang Israel sudah diperciki dengan darah domba, maka malaikat itu tidak membunuh anak sulung mereka. Karena percaya kepada Allah, orang Israel dapat menyeberangi Laut Merah, seolah-olah mereka berjalan di tanah kering. Akan tetapi, waktu orang-orang Mesir mencoba untuk menyeberanginya, mereka justru ditelan laut itu. [Orang Israel dan seorang wanita bernama Rahab percaya kepada Allah] Karena orang Israel percaya kepada Allah, maka mereka mengelilingi kota Yerikho selama tujuh hari, sehingga tembok kota itu runtuh. Pada waktu itu ada seorang wanita bernama Rahab. Ia seorang wanita pelacur. Tetapi, karena ia percaya, maka ia ramah terhadap mata-mata yang datang dari Israel dan ia menerima mereka di rumahnya. Dan ketika orang-orang yang melawan Allah dibunuh, Rahab tidak ikut terbunuh dengan mereka. [Pahlawan-pahlawan Israel dan nabi-nabi percaya kepada Allah] Nah, masih banyak lagi yang dapat saya sebut di sini! Tetapi, saya tidak punya cukup waktu untuk menceritakan tentang mereka semuanya. Sebab, saya belum menyebut tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel dan nabi-nabi. Orang-orang seperti itu percaya kepada Allah, sehingga mereka berjuang melawan negeri-negeri yang berkuasa dan mereka menang. Mereka melakukan apa yang Tuhan mau mereka lakukan. Oleh karena itu Allah memberikan kepada mereka apa yang telah dijanjikan-Nya. Ketika mereka melawan singa, mereka menutup mulut singa-singa itu. Pada waktu ada api yang besar, mereka memadamkan api itu. Ketika musuh mengancam dengan pedang, mereka tidak terkena tikaman pedang. Mereka lemah, tetapi mereka menjadi kuat. Pada waktu berperang, mereka berani dan kuat sehingga mengalahkan tentara bangsa-bangsa asing. Ada wanita-wanita yang mempunyai sanak keluarga yang sudah meninggal. Tetapi, karena wanita-wanita itu percaya kepada Allah, maka mereka mendapat kembali sanak keluarga mereka itu yang sudah dihidupkan kembali. Ada orang-orang tahanan yang rela disiksa sampai mati dan tidak mau dibebaskan. Sebab, mereka ingin dihidupkan kembali dan mendapat hidup yang lebih baik. Ada yang diolok-olok dan dicambuk, ada yang diikat dengan rantai dan dimasukkan ke dalam penjara. Ada yang dilempari batu sampai mati, ada yang dipotong dengan gergaji dan ada yang dibunuh dengan pedang. Ada yang berjalan dengan memakai pakaian dari kulit domba atau kulit kambing. Orang-orang seperti itu sungguh-sungguh miskin, dikejar-kejar dan disiksa. Dunia ini tidak patut untuk mereka. Mereka seperti pengungsi, mereka mengembara ke padang gurun dan bukit-bukit. Mereka tinggal di gua-gua dan di dalam lubang-lubang tanah. Alangkah hebatnya apa yang sudah dilakukan oleh semua orang itu! Mengapa mereka dapat melakukan itu? Karena mereka percaya kepada Allah! Meskipun begitu mereka tidak menerima apa yang telah dijanjikan oleh Allah. Sebab, Allah mempunyai rencana yang lebih baik untuk mereka dan untuk kita juga. Ia mau menjadikan mereka sempurna. Tetapi, mereka hanya menjadi sempurna kalau bersama-sama kita. [Kita harus melihat kepada Yesus] Nah, sekarang saya mau menulis tentang kita sendiri. Kita seperti orang yang sedang berlomba. Kita dikelilingi banyak penonton. Beban yang ada pada kita menghalang-halangi kita untuk berlomba. Karena itu, kita harus membuang semua itu. Kita harus membuang dosa yang tidak mau lepas dari kita. Kita harus berlomba dengan tekun sambil melihat ke depan. Kita harus melihat kepada Yesus, sebab Dialah yang membuat kita percaya. Dan Dia juga yang menjaga supaya kita tetap percaya dari permulaan sampai akhir. Yesus tahan menderita di kayu salib. Menurut orang-orang, mati di kayu salib adalah suatu hal yang memalukan. Tetapi, Yesus rela mati di kayu salib, karena Ia hanya ingat bahwa nanti Ia akan gembira. Dan sekarang Yesus ada di tempat Allah. Di situ Ia memerintah bersama dengan Allah. Jadi, ingatlah selalu kepada Yesus, yang tabah sekali menghadapi perlawanan yang sengit dari orang-orang berdosa. Dengan terus mengingat Dia, kalian tidak akan berkecil hati dan putus asa. Sebab, pada waktu kalian berjuang untuk melawan dosa, kalian belum sampai menumpahkan darah. Janganlah juga kalian melupakan ajaran Kitab Suci ini: “Anak-Ku, perhatikanlah baik-baik ajaran Tuhan, dan janganlah berkecil hati kalau Ia memarahimu; sebab Tuhan menghajar setiap orang yang dikasihi-Nya, dan menghukum setiap orang yang diakui-Nya sebagai anak-Nya.” Anggaplah hukuman Allah itu seperti hukuman dari seorang bapak. Adakah seorang anak yang tidak pernah dihukum oleh bapaknya? Kalau kalian tidak dihukum oleh Allah seperti anak-anak-Nya yang lain, berarti kalian bukanlah anak-anak-Nya. Bapak kita yang ada di dunia ini pernah menghukum kita. Meskipun begitu, kita tetap menghargainya. Kalau begitu, tentu kita seharusnya lebih taat kepada Bapa rohani kita yang di surga. Sebab, kalau kita taat kepada-Nya, kita akan hidup. Bapak kita yang di dunia ini menghukum kita dalam waktu yang terbatas. Mereka menghukum kita menurut apa yang mereka anggap baik. Namun, Tuhan menghukum kita untuk kebaikan kita sendiri, yaitu supaya hidup kita suci sama seperti hidup-Nya. Memang pada waktu kita diajar, hukuman itu membuat kita tidak senang, tetapi membuat kita sedih. Namun, setelah kita menerima hukuman itu, kita akan hidup sesuai dengan apa yang diinginkan Allah dan kita merasa damai. [Petunjuk dan peringatan] Oleh karena itu, berdirilah tegak dan jangan biarkan lututmu gemetaran. Berjalanlah di jalan yang rata supaya kakimu yang pincang itu tidak terkilir, tetapi malah menjadi sembuh. Berusahalah untuk hidup rukun dengan semua orang. Berusahalah juga untuk hidup suci, karena orang yang tidak suci tidak akan melihat Tuhan. Jagalah, agar tidak seorang pun kehilangan kebaikan Allah. Hidup tanpa kebaikan Allah sama seperti hidupnya tanaman beracun. Kalau ada yang hidup begitu, ia akan menimbulkan penderitaan bagi banyak orang dan merusak mereka. Hati-hatilah, jangan sampai ada di antara kalian cabul atau tidak menghargai hal-hal rohani, seperti yang dilakukan Esau. Ia rela menjual hak dan berkatnya sebagai anak sulung hanya untuk mendapatkan semangkuk makanan. Kalian tahu bahwa setelah itu Esau ingin mendapatkan kembali berkat itu dari bapaknya, tetapi permintaannya ditolak. Ia sudah tidak mempunyai kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahannya, meskipun ia memintanya sambil menangis. Saudara-saudara tidak datang di suatu tempat dan mengalami apa yang dialami oleh bangsa Israel dulu. Mereka berhadapan dengan Gunung Sinai yang dapat dilihat dan diraba. Mereka melihat apinya yang menyala-nyala. Mereka menghadapi kegelapan, kekelaman, dan angin badai. Mereka mendengar bunyi terompet dan suara yang sangat hebat. Ketika mendengar suara itu, mereka meminta dengan sangat supaya suara itu berhenti. Mereka tidak tahan mendengar perintah yang disampaikan oleh suara itu. Begini katanya, “Siapa yang menyentuh gunung ini, binatang maupun manusia, harus dilempari batu sampai mati.” Peristiwa itu begitu dahsyat, sampai-sampai Musa berkata, “Saya takut sekali dan gemetar.” Sebaliknya, kalian datang ke Bukit Sion dan Yerusalem yang di surga. Itulah kota Allah yang hidup. Tempat itu dipenuhi oleh beribu-ribu malaikat. Kalian datang untuk mengikuti pertemuan yang meriah. Di tempat itu kalian akan bertemu dengan anak-anak sulung Allah, yang nama-namanya tertulis di surga. Di tempat itu juga kalian akan bertemu dengan Allah yang mengadili semua orang. Kalian juga akan bertemu dengan roh roh orang baik, yang telah dijadikan sempurna. Kalian berhadapan dengan Yesus Kristus di tempat itu. Ia menjadi Pengantara untuk perjanjian yang baru antara Allah dan kita. Kalian juga menghadapi percikan darah Yesus. Darah-Nya memberikan jaminan yang jauh lebih baik daripada darah Habel. Oleh sebab itu berhati-hatilah! Jangan sampai ada di antara kalian yang tidak mau mendengarkan Dia yang berbicara itu. Orang-orang Israel di bukit ini yang tidak mau mendengarkan Dia yang datang ke bumi dan menyampaikan pesan Allah, tidak dapat melarikan diri dari hadapan Allah. Apalagi kita yang mendengar suara dari surga itu. Kalau kita tidak mau mendengarkan suara-Nya itu, kita pun tidak dapat lari dari hadapan Allah. Pada waktu Allah pertama kali berbicara di depan bangsa Israel, suara-Nya menggoncang bumi. Akan tetapi, sekarang Ia berjanji, “Aku akan menggoncang bumi sekali lagi, bahkan Aku akan menggoncangkan langit juga.” Perkataan “sekali lagi” menunjukkan bahwa semua ciptaan Allah akan digoncangkan dan disingkirkan. Dengan begitu, yang tertinggal hanyalah apa yang tidak dapat digoncangkan. Karena itu, sebaiknya kita mengucapkan terima kasih kepada Allah, karena kita menerima suatu kerajaan yang tidak dapat goncang. Marilah kita bersyukur dan beribadah kepada Allah dengan penuh hormat dan takut kepada-Nya, menurut cara yang diinginkan-Nya, sebab, Allah kita seperti api yang menghanguskan. [Bagaimana menyenangkan hati Allah] Sebagai orang Kristen, kalian harus tetap mengasihi satu sama lain seperti orang yang bersaudara. Jika orang yang kalian belum kenal datang ke rumahmu, terimalah dia dengan baik. Ingatlah itu dan jangan lupa. Sebab, pernah ada orang yang berbuat begitu dan ia tidak menyadari, yang ia terima adalah seorang malaikat. Ingatlah kepada orang-orang yang ada dalam penjara, seolah-olah kalian juga ada dalam penjara bersama mereka. Ingatlah kepada orang-orang yang menderita, seolah-olah kalian juga menderita seperti mereka. Semua orang harus menghormati perkawinan. Suami istri harus setia satu sama lain. Allah akan menghukum orang yang berbuat cabul dan orang yang tidak setia kepada istrinya atau suaminya. Janganlah kalian terlalu menginginkan untuk mempunyai uang sehingga kalian hidup hanya untuk mendapatkan uang. Kalian harus merasa senang dengan apa yang sudah ada padamu. Sebab, Allah berkata, “Aku tidak akan membiarkan engkau sendirian. Aku tidak akan meninggalkan engkau.” Karena itu, kita berani berkata, “Tuhan adalah Penolongku, aku tidak takut. Orang lain tidak dapat berbuat apa-apa terhadapku.” [Jangan berhenti percaya kepada Tuhan] Pemimpin-pemimpinmu sudah memberitahukan apa yang dikatakan oleh Allah. Karena itu, janganlah lupa kepada mereka. Perhatikanlah cara hidup mereka selama mereka hidup sampai mereka meninggal dunia. Percayalah kepada Tuhan seperti mereka. Yesus Kristus tetap sama dari dahulu sampai sekarang dan untuk selama-lamanya. Ada orang yang menyebarkan segala macam ajaran yang aneh-aneh. Janganlah membiarkan ajaran-ajaran itu menyebabkan kalian tidak mengikuti lagi ajaran Tuhan. Hendaknya hati kita menjadi kuat karena kita tahu Allah baik kepada kita. Itulah yang baik. Tetapi, janganlah berusaha menjadi kuat dengan mengikuti peraturan-peraturan mengenai makanan. Orang yang mengikuti peraturan-peraturan itu tidak mendapatkan keuntungan apa-apa. Di dalam Kemah Tuhan ada sebuah mezbah. Itulah tempat kita mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Imam-imam melayani di situ, tetapi mereka tidak boleh memakan apa yang dipersembahkan di situ. Dan biasanya kita mempersembahkan binatang sebagai kurban kepada Tuhan supaya Tuhan mengampuni dosa kita. Imam Agung mengambil darah binatang itu dan membawanya ke Tempat Yang Paling Suci di Rumah Tuhan. Tetapi, bangkai binatang itu dibawa keluar dari perkemahan, lalu dibakar. Begitu juga dengan Yesus. Yesus dibawa keluar pintu gerbang kota dan dibunuh di situ. Dia sudah mengurbankan nyawa-Nya sendiri, supaya Allah mengampuni dosa-dosa umat-Nya. Dia dibawa keluar perkemahan dan dihina di sana. Jadi, marilah kita mengikuti Dia dan turut dihina bersama Dia. Sebab, di bumi ini tidak ada tempat tinggal yang kekal untuk kita, sehingga kita mencari tempat tinggal yang nanti akan diberikan kepada kita. Marilah kita memberikan kurban persembahan kita kepada-Nya atas nama Yesus melalui pujian mulut kita supaya orang lain menghormati Allah. Jangan lupa berbuat baik dan saling menolong. Dengan berbuat begitu, kalian mempersembahkan kurban yang menyenangkan hati Allah. Patuhlah kepada pemimpin-pemimpinmu dan lakukanlah perintah-perintah mereka, sebab mereka memperhatikan hidup kalian dan mempertanggungjawabkannya kepada Allah. Kalau kalian taat kepada mereka, mereka akan bekerja dengan senang hati. Sebaliknya, kalau kalian tidak patuh, mereka akan bekerja dengan sedih hati. Hal itu akan merugikan kalian sendiri. Berdoalah selalu untuk kami. Kami mempunyai hati nurani yang murni, sebab kami selalu berusaha hidup benar. Khususnya saya minta, berdoalah supaya saya bisa segera mengunjungi kalian lagi. [Doa penutup] Allah sudah menghidupkan kembali Tuhan kita Yesus dari kematian. Karena kematian-Nya, Yesus menjadi Gembala Agung bagi kita dan kita adalah domba-domba-Nya. Allah juga sudah membuat perjanjian yang kekal dengan kita. Dan kematian Yesus membuat perjanjian itu menjadi perjanjian yang sah. Hanya Allah yang dapat memberikan sejahtera kepada manusia. Dan kalian harus melakukan kehendak-Nya. Semoga Ia memberikan segala yang baik kepadamu supaya kalian dapat melakukan hal-hal yang menyenangkan hati-Nya. Semoga dengan perantaraan Yesus Kristus, Allah menjadikan kita orang-orang yang menyenangkan hati-Nya. Semoga orang tetap memuji Kristus sampai selama-lamanya! Amin. [Penutup surat] Saudara-saudara, saya minta kalian memperhatikan nasihat-nasihat saya ini dengan sabar, sebab surat ini tidaklah terlalu panjang. Hendaklah kalian tahu bahwa saudara kita, Timotius, sudah dilepaskan dari penjara. Saya akan membawa dia pada kunjungan saya yang akan datang. Sampaikanlah salam kami kepada pemimpin-pemimpinmu dan kepada semua umat Allah. Terimalah juga salam dari saudara-saudara kita di Italia. Semoga Tuhan memberkati kalian. [Permulaan surat Yakobus] Saudara-saudara, umat Allah, di mana saja kalian berada! Saya, Yakobus, hamba Allah dan hamba Tuhan Yesus Kristus. Saya mengirim salam kepada kalian semua. [Percaya dan bijaksana] Saudara-saudara, bergembiralah meskipun kalian mengalami banyak masalah. Sebab, ujian terhadap kepercayaanmu itu akan membuatmu menjadi orang yang tabah. Engkau harus belajar tabah dalam segala hal. Karena dengan demikian engkau akan menjadi dewasa dan tidak kekurangan apa-apa. Kalau ada di antaramu yang kurang bijaksana hendaklah ia memintanya dari Allah. Dan, Allah akan memberikannya dalam kemurahan dan belas kasihan-Nya. Tetapi, jika engkau meminta sesuatu kepada Allah, hendaklah engkau yakin bahwa Allah akan memberikannya. Janganlah pernah meragukannya. Sebab, orang yang ragu-ragu adalah seperti ombak yang dihembuskan angin ke sana kemari. Orang seperti itu adalah orang yang tidak mempunyai pendirian, sehingga ia tidak dapat dipercaya. Karena itu, jangan berharap bahwa Tuhan akan memberimu sesuatu pun. (1:7) Orang-orang percaya yang hidup miskin hendaklah bergembira apabila Allah meninggikannya. Demikian pula orang-orang kaya, hendaklah bergembira apabila Allah merendahkannya. Sebab, orang kaya akan lenyap seperti rumput. Yang diterpa teriknya sinar matahari. Bunga-bunganya akan berguguran, sehingga hilanglah keindahannya. Begitu juga dengan orang kaya. Ia akan hancur pada saat ia sedang bekerja. Berbahagialah orang yang tabah ketika ia mengalami pencobaan. Sebab, apabila ia berhasil dalam cobaan itu, maka ia akan menerima upah, yaitu kehidupan yang telah dijanjikan Allah kepada orang-orang yang mengasihi Dia. Jangan katakan: “Cobaan ini datangnya dari Allah.” Sebab, Allah tidak dapat dicobai oleh kejahatan. Demikian juga Allah tidak memakai kejahatan untuk mencobai seseorang. Tetapi kita dicobai oleh keinginan kita yang jahat. Keinginan kita itulah yang menarik dan memikat kita. Kemudian, kalau keinginan jahat itu kita turuti, maka lahirlah dosa. Dan kalau dosa itu sudah merajalela, maka kita akan mati. [Allah memberikan semua yang baik bagi kita] Saudara-saudaraku yang tercinta. Berjaga-jagalah supaya kalian jangan ditipu orang. Segala sesuatu yang kita dapatkan berasal dari Allah di surga. Dialah yang menurunkannya untuk kita. Dialah Allah yang menciptakan segala terang di langit. Dialah Allah yang tidak pernah berubah dan tidak menyebabkan kegelapan apa pun. Melalui kata-kata-Nya yang benar, Allah menjadikan kita anak-anak-Nya, supaya kita menjadi yang paling agung di antara segala sesuatu yang telah Allah ciptakan. Dan Ia melakukan itu atas kemauan-Nya sendiri. [Mendengar dan berbuat] Saudara-saudaraku yang tercinta! Ingatlah baik-baik apa yang kutulis ini. Setiap orang harus cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berbicara ataupun marah. Allah mau setiap orang berbuat baik. Tetapi, orang yang sedang marah tidak bisa berbuat baik. Karena itu, buanglah semua kebiasaan yang buruk dan berhentilah berbuat jahat. Allah sudah menyampaikan pesan-Nya kepadamu. Ia juga sudah membuat kalian memahami pesan itu dengan baik. Ikutilah pesan itu, karena pesan itu dapat menyelamatkan hidupmu. Jadi, lakukanlah apa yang Allah katakan; jangan hanya mendengar saja. Sebab, orang yang hanya mendengar pesan Allah, tetapi tidak melakukannya, ia seperti orang yang sedang mengamat-amati mukanya di dalam cermin. Ia melihat mukanya, kemudian pergi dan lupa akan apa yang sudah ia lihat. Tetapi, orang yang sungguh-sungguh memperhatikan pesan Allah, Ia tidak hanya mendengarkan pesan itu, tetapi melakukannya juga. Allah akan memberkati orang itu dalam apa saja yang dia lakukan, sebab pesan-pesan dari Allah adalah hukum yang sempurna yang memerdekakan orang. Mungkin ada yang merasa bahwa ia sangat setia beribadat kepada Tuhan. Tetapi, kalau orang itu tidak dapat menjaga kata-katanya supaya ia tidak bersalah, maka percuma saja ia beribadat kepada Tuhan. Ia hanya menipu dirinya sendiri. Sebab, bagi Allah, orang yang sungguh-sungguh beribadat ialah orang yang menolong anak yatim piatu dan janda-janda yang mengalami kesusahan. Orang itu juga menjaga dirinya sendiri supaya tidak ikut-ikutan melakukan hal-hal yang jahat di dunia ini. [Jangan membeda-bedakan orang] Saudara-saudaraku, kalian sudah percaya kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia. Karena itu, janganlah membeda-bedakan orang dengan melihat penampilannya. Misalnya, kalian sedang beribadat bersama-sama, lalu dua orang masuk ke dalam pertemuanmu. Yang satu adalah orang kaya. Ia memakai cincin emas dan pakaian yang bagus. Yang lainnya adalah orang miskin. Ia memakai pakaian yang jelek dan kotor. Nah, seandainya kalian lebih menghormati orang yang berpakaian bagus itu, kalian akan berkata kepadanya, “Mari, Tuan, silakan duduk di kursi yang terbaik ini.” Sedangkan, kepada orang yang miskin itu kalian berkata, “Berdirilah di sana!” atau “Duduklah di sini di lantai.” Dengan berbuat begitu, itu berarti kalian membeda-bedakan orang, dan itu salah. Sebab, kalian membeda-bedakan orang dengan pikiran yang tidak baik. Ingatlah, Saudara-saudaraku yang tercinta! Allah memilih orang-orang miskin di dunia ini supaya mereka sungguh-sungguh percaya kepada-Nya dan menjadi milik-Nya. Itulah yang Allah janjikan kepada orang-orang yang mengasihi Dia. Tetapi, kalian malah menghina orang miskin! Saya mau bertanya, “Siapakah yang menyusahkan kalian dan menyeret kalian ke pengadilan?” Orang yang kaya, bukan? Merekalah yang merusak nama baik yang Allah berikan kepadamu! Di dalam Kitab Suci ada hukum ini: “Kasihilah orang lain seperti engkau mengasihi dirimu sendiri!” Hukum itu berasal dari Allah dan sangat penting bagi umat Allah. Jika kalian melakukan hukum itu, kalian melakukan yang benar. Tetapi, jika kalian membeda-bedakan orang dengan melihat penampilannya, kalian berbuat dosa dan melanggar hukum Allah. Dan itu berarti kalian harus dihukum. Sebab, barangsiapa melanggar salah satu dari hukum-hukum itu, ia juga telah melanggar seluruhnya. Sebab, dia yang berkata, “Hendaklah kamu setia kepada istrimu atau suamimu,” ia juga yang berkata, “Jangan membunuh.” Jadi, meskipun kalian setia kepada istri atau suamimu dan tidak melanggar hukum itu, tetapi kalau kalian membunuh, berarti kalian melanggar hukum juga. Karena itu, hati-hatilah apabila kalian berbicara atau berbuat sesuatu, sebab Allah akan menghakimi kalian dengan hukum-Nya, yaitu “Kasihilah orang lain seperti engkau mengasihi dirimu sendiri!” Hukum itulah yang membuat manusia menjadi merdeka. Allah tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada orang yang tidak berbelaskasihan kepada orang lain. Tetapi, orang yang berbelaskasihan kepada orang lain tidak perlu takut bahwa ia akan dihakimi oleh Allah. [Percaya kepada Allah harus nyata dalam perbuatan] Saudara-saudaraku, apa gunanya orang mengaku, “Saya percaya kepada Allah,” tetapi perbuatannya tidak menunjukkan bahwa ia percaya kepada Allah? Apakah sikap itu bisa menolong dia mendapat hidup yang abadi? Seandainya di antara orang Kristen, ada yang tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari. Lalu kalian berkata kepadanya, “Tuhan memberkati Saudara! Semoga Saudara mendapatkan pakaian yang hangat dan makanan yang cukup.” Tetapi, kalian tidak memberikan apa yang diperlukannya, maka tidak ada gunanya kalian mengucapkan kata-kata itu kepadanya. Begitu juga dengan sikap percaya. Jika orang mengaku ia percaya, tetapi perbuatannya tidak menunjukkan bahwa ia orang yang percaya kepada Allah, maka hal itu tidak ada gunanya. Mungkin ada yang berkata, “Seseorang dapat menjadi orang yang percaya tanpa harus melakukan perbuatan-perbuatan yang baik.” Tetapi aku akan menjawabnya, “Tunjukkanlah kepada saya bahwa engkau orang percaya, tanpa melakukan perbuatan-perbuatan baik.” Kalian percaya bahwa hanya ada satu Allah. Hal itu baik! Tetapi roh-roh jahat pun tahu akan hal itu, dan mereka gemetar dibuatnya. Kalian bodoh sekali! Apakah perlu dibuktikan kepadamu bahwa tidak ada gunanya seseorang mempunyai kepercayaan, jika kepercayaannya itu tidak dinyatakannya dalam perbuatan. Lihat saja Abraham! Ia diterima oleh Allah kita karena perbuatannya. Ia mempersembahkan Ishak, anaknya, kepada Allah di atas mezbah. Sekarang kalian dapat melihat bahwa kepercayaan Abraham ditunjukkannya dalam perbuatan. Dengan berbuat begitu kepercayaannya menjadi sempurna. Hal itu sesuai dengan ayat Kitab Suci yang menyatakan: “Abraham percaya kepada Allah, dan karena itu Allah menerimanya sebagai orang yang melakukan kehendak Allah.” Dengan cara itulah Abraham menjadi sahabat Allah. Jelaslah sekarang bahwa seseorang diterima Allah karena perbuatannya, bukan hanya karena ia percaya. Sebagai contoh adalah Rahab. Dia adalah seorang pelacur, tetapi ia diterima oleh Allah. Ia diterima Allah karena perbuatannya yang menerima pengintai-pengintai Israel di rumahnya. Setelah itu ia menolong mereka untuk melarikan diri melalui jalan lain. Jadi, kalau orang mengaku percaya, tetapi ia tidak berbuat baik, pengakuannya itu mati. Sama saja dengan badan kita: Kalau tidak ada roh di dalamnya, badan itu mati. [Lidah manusia] Saudara-saudara janganlah kita mau menjadi guru. Sebab, para guru akan diadili dengan lebih keras daripada orang lain. Kita semua sering membuat kesalahan. Tetapi jika kita dapat mengendalikan lidah kita, maka kita akan menjadi dewasa dan dapat menguasai seluruh tubuh kita. Kalau kita memasang kekang pada mulut kuda, maka kita dapat mengendalikan semua badan kuda itu. Contoh lainnya adalah kapal. Angin keras dapat menggerakkan kapal, tetapi kapal itu sendiri dikendalikan oleh kemudi yang sangat kecil. Dengan kemudi yang kecil itu, jurumudi dapat menggerakkan kapal ke mana ia mau. Demikian juga dengan lidah kita. Ia kecil, namun dapat menyombongkan diri dengan hal-hal yang besar. Bayangkan, betapa luasnya hutan, namun dapat musnah oleh api yang sangat kecil. Lidah bagaikan api, sebagai anggota tubuh kita, ia merupakan sumber kejahatan yang menyebar ke seluruh tubuh kita. Dengan api yang berasal dari neraka, ia membakar seluruh hidup kita. Semua binatang buas, burung, binatang menjalar dan binatang-binatang yang hidup di laut dapat dijinakkan dan memang sudah dijinakkan oleh manusia. Tetapi tidak demikian halnya dengan lidah kita. Tidak seorang pun dapat mengendalikannya. Lidah itu jahat dan tidak dapat dikuasai serta penuh dengan racun yang mematikan. Saudara-saudara, dengan lidah kita memuji dan mengutuk. Kita memuji Tuhan, Bapa kita, dan dengan lidah yang sama kita mengutuki sesama manusia yang diciptakan menurut rupa Allah. Seharusnya kita tidak berbuat demikian. (3:9) Adakah mata air yang dapat memancarkan air yang bersih dan air yang kotor? Adakah pohon ara berbuahkan buah zaitun? Atau, pohon anggur menghasilkan buah ara? Atau, mata air asin menghasilkan air tawar? [Kebijaksanaan dari Tuhan] Mungkin ada di antara kalian yang merasa dirinya bijaksana dan mengerti banyak hal. Nah, ia harus menunjukkan itu di dalam hidupnya. Ia harus hidup baik dan melakukan hal-hal yang baik dengan rendah hati dan bijaksana. Tetapi, kalau kalian cemburu, sakit hati, dan mementingkan diri sendiri, janganlah bangga dan jangan berdusta untuk melawan perkataan Allah yang benar. Kebijaksanaan seperti itu bukan dari surga, tetapi dari dunia. Kebijaksanaan itu berasal dari nafsu manusia, dari roh-roh jahat. Jika kalian cemburu dan mementingkan diri sendiri, maka di antara kalian akan ada kekacauan dan segala macam perbuatan yang jahat. Tetapi, orang yang mendapat kebijaksanaan dari surga, ia pertama-tama berhati tulus. Selanjutnya, ia suka berdamai dengan orang. Ia ramah dan penurut. Ia berbelaskasihan kepada orang lain dan banyak berbuat baik. Ia tidak membeda-bedakan orang dan tidak suka berpura-pura. Ada orang yang cinta damai. Ke mana saja mereka pergi, mereka membuat hati orang lain damai. Karena itu, mereka akan menerima banyak hal yang baik. [Bersahabat dengan dunia] Mengapa kalian berkelahi dan bertengkar satu sama lain? Bukankah itu disebabkan oleh keinginan-keinginanmu yang saling berperang untuk menguasai dirimu? Kalian mengingini sesuatu, tetapi kalian tidak mendapatkannya. Untuk mendapatkannya, kalian mau melakukan apa saja bahkan kalian sampai membunuh dan iri hati. Meski demikian, kalian tetap tidak mendapatkannya, karena kalian tidak memintanya kepada Allah di dalam doa. Dan, kalaupun kalian telah memintanya kepada Allah, doa kalian tidak dijawab, karena kalian memintanya untuk kesenangan dirimu sendiri. Kalian adalah orang yang tidak setia kepada Allah! Tahukah kalian bahwa kalau kalian bersahabat dengan dunia ini, maka kalian menjadi musuh Allah? Jadi, kalau kalian memutuskan untuk menjadi sahabat dunia ini, itu berarti kalian menjadikan diri kalian sebagai musuh Allah. Apakah kalian pikir Kitab Suci tanpa alasan berkata: “Allah sangat peduli dengan Roh yang ditempatkannya di dalam diri kita?” Dalam kenyatannya, Allah memberi kita rahmat yang lebih besar seperti yang dikatakan Kitab Suci, “Allah menentang orang yang sombong, tetapi Ia baik kepada orang yang rendah hati.” Sebab itu, tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis. Jika engkau melawannya, maka ia akan lari dari hadapanmu. Mendekatlah kepada Allah, maka Allah pun akan mendekat kepadamu. Buatlah hidupmu bersih, hai orang-orang berdosa! Dan murnikanlah hatimu hai orang-orang yang bercabang hati. Hendaklah kalian sungguh-sungguh menyesal dan menangis serta meratap. Berhentilah tertawa dan menangislah! Dan biarlah kegembiraanmu menjadi kesedihan.’ Hendaklah kalian merendahkan diri di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan meninggikan kalian. Saudara-saudara, janganlah kalian saling memfitnah. Jika kalian memfitnah atau menyalahkan sesamamu Kristen, itu berarti kalian menyalahkan hukum Allah. Dan jika kalian menyalahkan hukum Allah, itu berarti kalian menempatkan diri di atas hukum itu. Dan jika demikian, maka kalian tidak akan mematuhinya. Padahal hanya satu yang berhak memberi hukum kepada manusia dan mengadilinya, yaitu Allah. Dia mempunyai kuasa untuk menyelamatkan atau membinasakan manusia. Jadi siapakah kalian, sehingga kalian menyalahkan sesamamu manusia? Saudara-saudara yang berkata, “Hari ini atau besok kami akan berangkat ke kota anu dan tinggal di sana selama setahun, untuk mencari uang dan berdagang,” dengarlah nasihat saya ini: Kalian tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kehidupanmu besok! Hidup kalian hanya seperti asap, yang sebentar saja kelihatan kemudian lenyap. Oleh karena itu, sebaiknya kalian berkata begini, “Kalau Tuhan berkenan, maka kami akan hidup, dan melakukan ini atau itu.” Tetapi sekarang kalian malah menyombongkan diri dan membual. Padahal membual itu adalah perbuatan yang salah. Sebab itu, orang yang tahu apa yang baik, tetapi tidak melakukannya, maka ia adalah berdosa. [Peringatan kepada orang kaya] Saudara-saudaraku yang kaya, hendaklah kalian menangis dan meratap. Sebab, kesengsaraan akan menimpa kalian. Kekayaanmu sudah busuk. Dan pakaianmu dimakan rayap. Emas dan perakmu sudah berkarat. Dan karatnya akan menjadi saksi dan melawan kalian dan akan memakan habis tubuhmu, seperti api. Namun demikian, kalian tetap saja menimbun harta di akhir zaman ini. Kalian tidak membayar upah orang-orang yang bekerja di ladangmu. Sekarang mereka berteriak minta tolong kepda Allah. Dan Allah yang Mahakuasa akan mendengar teriakan mereka itu. Kalian hidup dalam kemewahan dan bersenang-senang di dunia ini. Kalian bagaikan sapi yang sedang digemukkan, untuk kemudian dibawa ke penyembelihan. Kalian telah menghukum dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah, yang tidak dapat melawan kalian. [Bersabar dan berdoa] Sebab itu sabarlah sampai Tuhan datang. Lihatlah hidup petani yang dengan begitu sabar menantikan hujan musim gugur dan hujan musim bunga yang akan menyirami tanamannya sehingga bertumbuh dengan baik. Bersabarlah dan berbesar hati, karena sebentar lagi Tuhan akan datang. Janganlah menggerutu dan saling menyalahkan, supaya kalian tidak dihukum oleh Allah. Ingatlah bahwa Hakim kita, yaitu Allah sebentar lagi akan datang. Saudara-saudara teladanilah para nabi yang berbicara atas nama Tuhan. Mareka tetap bersabar, meskipun mereka harus menderita. Kita menyebut mereka berbahagia, karena mereka tabah. Kalian tentu ingat akan kesabaran Ayub, dan bagaimana Allah akhirnya memberkati dia. Allah melakukan ini karena Dia sangat berbelaskasihan dan baik hati. Saudara-saudara, yang terutama adalah, janganlah bersumpah. Janganlah bersumpah demi langit atau demi bumi atau demi apa pun. Katakan saja “ya” kalau maksudmu ya dan “tidak” kalau maksudmu tidak. Dengan demikian kalian tidak akan kena hukuman. [Berdoa dan mengakui kesalahan] Kalau ada di antara kalian yang susah, ia harus berdoa. Kalau ada yang gembira, ia harus menyanyi memuji Allah. Kalau ada yang sakit, ia harus memanggil pemimpin-pemimpin jemaat. Pemimpin-pemimpin itu harus berdoa untuk orang yang sakit itu dan mengolesinya dengan minyak. Mereka harus melakukan itu dalam nama Tuhan. Jika mereka berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan akan menyembuhkan orang sakit itu. Dan jika ia telah berbuat dosa, maka Tuhan akan mengampuni dosa-dosanya. Karena itu, hendaklah kalian saling mengakui kesalahan dan saling mendoakan supaya kalian disembuhkan. Orang yang menuruti kemauan Allah, jika ia berdoa, doanya berpengaruh sekali. Nabi Elia adalah manusia juga seperti kita. Pada suatu waktu, ia berdoa dengan sungguh-sungguh supaya hujan tidak turun. Maka hujan pun tidak turun selama tiga setengah tahun. Kemudian ia berdoa lagi supaya hujan turun. Maka hujan pun turun dari langit sehingga tanaman-tanaman memberi hasil lagi. Saudara-saudaraku, mungkin ada di antara kalian, seseorang yang tidak mengikuti lagi ajaran Allah. Lalu orang lain membuat dia mengikuti lagi ajaran Allah. Kalau ada orang-orang seperti itu di antara kalian, ingatlah perkataan ini: “Barangsiapa membuat orang berdosa berhenti berbuat dosa, berarti ia sudah menolong orang berdosa itu, sehingga jiwa orang itu diselamatkan dari kematian dan banyak dosanya diampuni oleh Allah.” [Permulaan surat Petrus] Surat ini dari saya, Petrus, yang telah diangkat menjadi rasul oleh Yesus Kristus. Saya menulis surat ini untuk Saudara-saudara, yaitu umat Allah yang tinggal sebagai perantau di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia, dan Bitinia! Saya mengharap semoga Allah mengasihi kalian. Dan semoga Ia memberikan sejahtera kepadamu dengan berlimpah-limpah. Allah memilih kalian menjadi umat-Nya, sebab Allah sudah mempunyai rencana untuk itu. Dan Roh Allah sudah menjadikan kalian sebagai orang-orang yang hidup hanya untuk Allah, supaya kalian taat kepada Yesus Kristus. Ia sudah mati untuk kalian supaya kalian bebas dari dosa. [Harapan yang tidak bisa hilang] Kita harus mengucapkan terima kasih kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Ia sangat mengasihani kita sehingga Ia memberikan hidup yang baru kepada kita, dengan menghidupkan kembali Yesus Kristus dari kematian. Karena itu, kita mempunyai harapan dan harapan itu tidak bisa hilang. Kita berharap akan menerima berkat-berkat yang sudah Allah janjikan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya. Allah menyimpan berkat-berkat itu di surga, sehingga tidak dapat rusak atau busuk ataupun berkurang. Dan Allah menyimpan berkat-berkat itu untuk kalian, karena kalian percaya kepada Yesus Kristus. Allah menjaga kalian dengan kuasa-Nya, supaya Allah juga menyelamatkan kalian apabila Ia menyelamatkan segala-galanya pada Hari Kiamat. Allah sudah siap untuk menyelamatkan umat-Nya. Jadi, kalian harus bergembira karena Allah sudah melakukan semua itu. Untuk sementara waktu, sekarang kalian masih harus bersedih. Sebab, kalian mengalami bermacam-macam penderitaan. Penderitaan-penderitaan itu berguna untuk menguji apakah kalian sungguh-sungguh percaya kepada Kristus atau tidak. Emas yang bisa rusak pun kita uji dalam api supaya mendapatkan emas yang murni. Kalian sudah percaya kepada Kristus. Itu lebih berharga daripada emas. Dan seperti emas, kalian juga harus diuji. Kalian harus menderita untuk menunjukkan bahwa kalian sungguh-sungguh tetap percaya kepada Kristus. Dengan begitu, bila Yesus Kristus datang lagi ke dunia, Allah akan memuji dan menghargai, serta mengangkat kalian menjadi orang yang mulia. Kalian memang belum pernah melihat Yesus, tetapi kalian mengasihi Dia. Sekarang kalian juga tidak melihat Dia, tetapi kalian percaya kepada-Nya. Karena itu, kalian gembira sekali sehingga tidak ada kata-kata yang bisa kalian pakai untuk menjelaskannya. Kalian gembira karena Allah menyelamatkan kalian. Itulah maksudnya kalian percaya kepada-Nya. Para nabi sudah menyampaikan segala kebaikan Tuhan kepadamu; mereka menyelidiki dengan teliti mengenai bagaimana caranya kalian diselamatkan. Roh Kristus yang ada di dalam mereka sudah memberi tahu bahwa Kristus akan menderita, dan setelah itu Ia akan diagungkan. Karena itulah mereka menyelidiki bagaimana dan kapan waktunya datang. Allah sudah memberitahukan para nabi bahwa mereka melayani kalian, bukan diri mereka sendiri. Mereka memberitahukan Kabar Baik tentang Yesus Kristus dengan kuasa Roh Allah dari surga. Kalian sudah mendengar Kabar itu, bahkan malaikat-malaikat ingin mengetahui Kabar Baik itu. [Menjadi suci karena taat kepada Allah] Karena itu, bersiaplah! Waspadalah dan berharaplah sepenuhnya pada berkat yang akan diberikan kepadamu pada saat Kristus datang kembali. Taatlah kepada Allah. Janganlah biarkan dirimu dikuasai oleh keinginanmu seperti dulu, sebelum kalian mengenal Allah. Sebaliknya, kalian seharusnya hidup suci, sebab Allah yang telah memanggil kalian adalah Allah yang suci. Di dalam Kitab Suci tertulis, “Seharusnya kalian suci, karena Aku suci.” Kalian menyebut Allah sebagai Bapa pada waktu kalian berdoa. Namun, ketahuilah bahwa Allah tidak pandang bulu; Ia mengadili setiap manusia sesuai dengan perbuatannya. Karena itu, kalian harus menghormati Allah selama kalian hidup di dunia ini. Kalian telah dibebaskan dari kehidupan yang sia-sia yang diwariskan nenek moyangmu. Namun, kalian tahu bahwa kalian dibebaskan bukan dengan sesuatu yang dapat rusak seperti perak atau emas. Kalian dibebaskan dengan sesuatu yang berharga sekali, yaitu darah Kristus sendiri. Ia dipersembahkan kepada Allah seperti seekor domba yang tidak bercacat. Kristus sudah dipilih Allah sebelum dunia diciptakan. Karena Ia mau menyelamatkan kalian, Ia baru datang ke dunia ini menjelang akhir zaman. Melalui Dialah, kalian percaya kepada Allah yang sudah menghidupkan Dia dari kematian dan mengagungkan Dia. Jadi, kalian percaya kepada Allah dan mempunyai harapan kepada-Nya. [Menjadi suci karena taat kepada ajaran Allah] Ajaran Allah tentang Yesus Kristus adalah ajaran yang benar. Kalian taat kepada ajaran itu sehingga kalian membuang dosa-dosa yang merusakmu. Dan kalian betul-betul mengasihi saudara-saudara seiman. Jadi, kasihilah satu sama lain dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hatimu. Sebab, kalian sudah lahir kembali dan akan hidup untuk selama-lamanya. Hal itu terjadi melalui perkataan Allah yang hidup dan tidak akan berubah. Di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Manusia seperti rumput, dan semua kebesarannya seperti bunga rumput. Rumput menjadi kering dan bunga pun layu, tetapi perkataan Tuhan tetap untuk selama-lamanya.” Perkataan itu ialah Kabar Baik dari Allah yang sudah diberitakan kepadamu. [Bangsa yang suci] Sebab itu, janganlah berbuat jahat lagi. Jangan berbohong dan jangan berpura-pura. Jangan iri hati dan menghina orang lain. Kalian harus rindu akan perkataan Allah, seperti bayi yang baru lahir haus akan susu yang murni. Dengan begitu, kalian akan menjadi semakin akrab dengan Allah, sehingga Ia akan memberikan hidup yang baru kepadamu. Sebab, di dalam Kitab Suci tertulis, “Kamu sudah mengalami sendiri bahwa Tuhan sangat baik kepadamu.” Oleh sebab itu, datanglah kepada Tuhan. Ia seperti batu yang hidup yang dibuang orang sebab dianggap tidak berguna. Tetapi, Allah memilih batu itu, karena Ia menganggapnya sangat berharga. Begitu juga dengan kalian. Kalian seperti batu-batu yang hidup itu. Sebab itu, datanglah kepada Tuhan. Biarlah Allah memakai kalian untuk menjadi rumah yang didirikan oleh Roh Allah. Kalian akan melayani di situ dan menjadi imam-imam yang hidup hanya untuk Allah. Melalui Yesus Kristus, kalian akan mempersembahkan kepada Allah, kurban rohani yang Allah senangi. Di dalam Kitab Suci tertulis, “Aku sudah memilih sebuah batu berharga dan menempatkannya di Sion sebagai batu utama. Orang yang percaya kepada-Nya tidak akan kecewa.” Batu itu berharga sekali bagi kalian yang percaya kepada Tuhan. Namun, untuk orang-orang yang tidak percaya, Kitab Suci mengatakan begini, “Batu yang tidak berguna untuk tukang-tukang bangunan itu ternyata menjadi batu yang terutama. Batu itu juga dapat membuat orang-orang tersandung, dan jatuh.” Mereka tersandung karena mereka tidak percaya kepada perkataan Allah. Begitulah yang sudah ditentukan Allah tentang mereka. [Hamba-hamba Allah] Saudara-saudara yang terkasih! kalian adalah orang asing dan perantau di dunia ini. Karena itu, saya minta dengan sungguh-sungguh, janganlah kalian menyerah kepada hawa nafsu yang melawan dirimu yang sejati. Kalian harus berkelakuan yang sangat baik di antara orang-orang yang tidak percaya kepada Allah, supaya kalau mereka memfitnah kalian sebagai orang jahat, mereka tetap harus mengakui perbuatan-perbuatan kalian yang baik, dan akhirnya mereka akan memuji Allah pada hari kedatangan-Nya. Agar Tuhan dimuliakan, kalian hendaknya tunduk kepada semua penguasa: kepada kaisar sebagai penguasa tertinggi, dan kepada gubernur yang ditunjuk kaisar untuk menghukum orang yang jahat, dan menghormati orang yang berbuat baik. (2:13) Allah mau, kalian menutup mulut orang-orang yang suka membicarakan hal-hal yang tidak berguna dengan perbuatan-perbuatan kalian yang baik. Kalian adalah orang yang merdeka, tetapi janganlah menggunakan kemerdekaan itu untuk melakukan kejahatan. Sebaliknya, hiduplah sebagai hamba Tuhan. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu sesama umat Kristen. Takutlah kepada Allah dan hormatilah kaisar. [Kita harus mencontoh Kristus yang menderita] Saudara-saudara yang menjadi pelayan, inilah nasihatku bagimu! Taatilah majikanmu dan tunjukkanlah bahwa kalian sangat menghormati mereka. Jangan berbuat begitu hanya kepada majikan yang baik kepadamu atau yang memperhatikan kepentinganmu, tetapi juga kepada majikan yang memperlakukan kalian dengan tidak baik. Majikan kalian bisa saja memperlakukan kalian dengan tidak adil sehingga kalian menderita. Tetapi kalian sabar menderita, karena kalian tahu bahwa kalian sedang mengikuti kehendak Allah, dan Allah akan memberkati kalian. Sebab, kalau kalian menderita dengan sabar karena memang kalian bersalah, untuk apa kalian harus dipuji? Tetapi, jika kalian menderita karena melakukan yang benar, dan tetap sabar menanggungnya, maka Allah akan memberkatimu. Itulah tugas yang Allah berikan kepada kalian. Sebab, Kristus sendiri sudah menderita untuk menolong kalian. Ia menjadi contoh supaya kalian juga melakukan apa yang telah Ia lakukan. Ia tidak pernah berbuat dosa, dan tidak pernah seorang pun mendengar Ia berbohong. Orang mencaci maki Dia, tetapi Ia tidak membalas dengan caci maki. Ia sangat menderita, tetapi Ia tidak mengancam orang yang menyebabkan Ia menderita. Ia hanya menyerahkan semua itu kepada Allah. Ia tahu, Allah adalah hakim yang adil. Kita telah berbuat dosa, tetapi Kristus sendiri yang menanggung semua kesalahan kita dengan menderita di kayu salib. Ia melakukan itu supaya kita tidak berbuat dosa lagi, tetapi hidup untuk berbuat baik. Karena Ia menderita, maka kalian menjadi baik lagi. Dahulu kalian seperti domba yang tersesat. Sekarang kalian sudah dibawa kembali kepada Gembalamu. Dialah yang memelihara jiwamu. Hormat kami, Petrus [Suami dan istri] Begitu juga istri-istri, taatlah kepada suamimu, supaya kalau ada di antara mereka yang tidak percaya kepada berita dari Allah, tingkah laku kalian akan membuat mereka percaya. Kalian tidak perlu mengatakan apa-apa kepada mereka, sebab mereka akan memperhatikan perbuatanmu yang murni dan hidupmu yang saleh. (3:1) Kecantikan kalian janganlah kecantikan yang tampak dari luar saja, misalnya dengan menata rambut secara berlebihan, memakai perhiasan atau pakaian yang mahal-mahal. Sebaliknya, alangkah baiknya kalau kecantikanmu timbul dari dalam hatimu, yaitu budi pekerti yang lemah lembut dan tenang. Kecantikan seperti itu akan bertahan selamanya dan dihargai Allah. Wanita-wanita zaman dahulu, yang percaya dan berharap kepada Allah mempercantik dirinya dengan cara tunduk kepada suaminya. Sama seperti Sara, ia taat kepada Abraham dan menyebutnya tuan. Kalian disebut anak-anak Sara, kalau kalian melakukan hal-hal yang baik dan tidak takut kepada apa saja. Begitu juga suami-suami. Hiduplah bijaksana dengan istrimu, dan sadarilah bahwa mereka tidak sekuat kalian. Perlakukanlah mereka dengan hormat, sebab bersama kalian, mereka akan menerima pemberian hidup yang sejati dari Allah. Lakukanlah itu supaya tidak ada sesuatu pun yang menghalangi doamu. [Menderita karena melakukan yang benar] Kesimpulannya, hendaklah kalian seia sekata dan seperasaan, saling menyayangi seperti orang-orang yang bersaudara, saling berbelaskasihan, dan rendah hati. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dengan caci maki. Sebaliknya, mintalah berkat untuk mereka, karena Allah sudah memilih kalian untuk menerima berkat. Di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Orang yang mau menikmati hidup, dan menginginkan hari-hari yang baik, harus menjaga perkataannya, dan tidak mengucapkan kata-kata yang jahat dan yang menipu. Ia harus menjauhi semua yang jahat, melakukan semua yang baik, dan berusaha keras untuk mendapatkan perdamaian. Sebab, Tuhan selalu memperhatikan orang-orang yang menuruti kemauan-Nya dan mendengarkan doa-doa mereka. Sebaliknya, Tuhan melawan orang-orang yang melakukan hal-hal yang jahat. Tidak ada yang berbuat jahat kepada kalian jika kalian selalu berbuat baik. Namun, kalau kalian harus menderita karena melakukan hal-hal yang baik, Tuhan akan memberkati kalian. Karena itu, janganlah takut kepada apa saja yang ditakuti oleh orang jahat, dan janganlah khawatir. Sebaliknya, hormatilah Kristus di dalam hatimu dan akuilah Dia selalu sebagai Tuhan dalam hidupmu. Hendaklah kalian selalu siap memberikan jawaban kepada setiap orang yang bertanya tentang apa yang kalian harapkan. Jawablah mereka dengan lemah lembut dan hormat. Jagalah hati nuranimu agar tetap murni, supaya kalau kalian difitnah karena kalian hidup dengan baik sebagai pengikut Kristus, orang-orang yang memfitnah kalian itu akan menjadi malu. Lebih baik menderita karena melakukan yang baik -- jika itu adalah kemauan Allah -- daripada menderita karena melakukan yang jahat. Kristus mati hanya sekali saja karena dosa-dosa kita. Ia tidak bersalah, namun mati bagi orang yang bersalah. Kristus melakukan itu supaya Ia dapat membimbing kita kepada Allah. Ia memang dibunuh, tetapi setelah itu Ia dihidupkan kembali secara rohani. Dalam roh, Ia pergi kepada roh-roh yang dipenjarakan untuk menyampaikan berita dari Allah. Roh-roh itu ialah roh orang-orang yang tidak taat kepada Allah pada zaman Nuh. Pada waktu itu, Allah menunggu dengan sabar sampai Nuh menyelesaikan kapalnya. Hanya delapan orang yang masuk ke dalam kapal itu yang diselamatkan dari banjir besar itu. Kalian sekarang juga sudah diselamatkan melalui baptisan, yang dilambangkan oleh banjir besar itu. Baptisan bukanlah upacara untuk sekadar membersihkan badan, melainkan merupakan janji kalian kepada Allah dengan hati nurani yang baik. Baptisan itu menyelamatkan kalian karena Yesus Kristus sudah hidup kembali dari kematian. Ia sudah naik ke surga. Sekarang Ia berkuasa dan memerintah bersama Allah. Semua malaikat, penguasa, dan kekuatan tunduk di bawah kuasa-Nya. [Hidup baru] Kristus sudah menderita di dalam dunia ini. Karena itu kalian harus siap juga untuk menderita. Orang yang menderita secara badani, tidak berbuat dosa lagi. Jadi, kalian seharusnya hidup untuk melakukan kemauan Allah, bukan kemauan manusia. Dulu kalian sudah cukup lama hidup seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kalian suka mengikuti hawa nafsumu, sering mabuk, berpesta-pora, minum-minum, dan menyembah berhala dengan cara yang menjijikkan sekali. Sekarang orang-orang yang tidak mengenal Tuhan itu merasa heran, karena kalian tidak mau mengikuti mereka lagi, yaitu menikmati dosa tanpa batas. Karena itu, mereka memfitnah kalian. Namun, mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatan-perbuatan mereka itu kepada Allah. Allah sudah siap mengadili orang-orang yang masih hidup dan orang-orang yang sudah mati. Itulah sebabnya, Kabar Baik itu disampaikan juga kepada orang-orang yang sudah mati. Maksudnya, supaya sesudah mereka diadili secara jasmani -- semua orang akan mengalaminya juga -- mereka dapat hidup secara rohani menurut kemauan Allah. [Mengatur pemberian Allah dengan baik] Segala sesuatu sudah mendekati akhirnya. Karena itu, sebaiknya kalian menguasai diri dan waspada, supaya kalian dapat berdoa. Yang lebih penting dari semua itu, kalian harus sungguh-sungguh mengasihi satu sama lain, sebab dengan saling mengasihi, kalian akan mampu untuk saling mengampuni. Terimalah kedatangan satu dengan yang lain tanpa mengeluh, di rumah kalian masing-masing. Kalian masing-masing sudah menerima pemberian-pemberian yang berbeda-beda dari Allah. Sebab itu, sebagai pengelola yang baik dari pemberian-pemberian Allah itu, gunakanlah pemberian-pemberian itu untuk kepentingan bersama. Orang-orang yang mendapat pemberian untuk berbicara, sampaikanlah Kabar Baik dari Allah. Orang yang melayani sesamanya, lakukanlah dengan kekuatan dari Allah. Dengan begitu, Allah diagungkan di dalam segala sesuatu melalui Yesus Kristus. Dialah yang berkuasa dan patut diagungkan untuk selama-lamanya. Amin. [Menderita seperti Kristus] Saudara-saudaraku yang tercinta! Kalian sekarang sangat menderita karena sedang diuji. Tetapi, janganlah berpikir bahwa kalian mengalami sesuatu yang luar biasa. Sebaliknya, kalian harus merasa gembira sebab kalian sudah ikut menderita seperti Kristus. Karena itu, kalian juga akan sungguh-sungguh gembira kalau nanti Kristus datang dan orang melihat betapa agungnya Dia. Beruntunglah kalian jika kalian dihina karena kalian pengikut Kristus. Sebab, dengan demikian, kalian akan tahu bahwa Roh Allah yang mulia itu ada padamu. Jangan sampai ada di antaramu yang menderita karena ia membunuh atau mencuri atau melakukan sesuatu yang jahat atau ikut campur dalam perkara orang lain. Tetapi, janganlah malu jika kalian menderita karena kalian orang Kristen. Sebaliknya, kalian harus berterima kasih kepada Allah karena orang mengenal kalian sebagai orang Kristen. Sudah waktunya Allah menjatuhkan hukuman-Nya atas dunia ini. Dan pertama-tama, Ia akan menjatuhkan hukuman ke atas umat-Nya sendiri. Jadi, hukuman itu sudah dimulai pada kita. Kalau begitu, bagaimana dengan orang-orang yang tidak percaya kepada Kabar Baik dari Allah? Hukuman itu pasti lebih berat lagi bagi mereka. Mengenai hal itu, dalam Kitab Suci tertulis begini, “Orang-orang yang mengikuti kehendak Allah pun mengalami kesukaran, baru mereka diselamatkan, apalagi orang-orang berdosa yang tidak taat kepada Allah! Tentu mereka akan mengalami yang lebih berat lagi!” Jadi, inilah yang hendak saya katakan kepadamu: Ada orang yang menderita karena Allah menghendaki demikian. Nah, orang-orang itu harus berbuat baik kepada orang-orang lain. Mereka juga harus berharap sepenuhnya kepada Allah yang menciptakan mereka. Allah selalu melakukan apa yang telah Ia janjikan. [Kawanan domba Allah] Saya minta perhatian pemimpin-pemimpin jemaat. Saya menulis surat ini sebagai teman, sama-sama pemimpin, juga, sebagai orang yang sudah melihat sendiri penderitaan Kristus. Saya juga akan ikut diagungkan pada waktu keagungan Kristus diperlihatkan kepada manusia. Saya mohon, gembalakanlah domba-domba yang diberikan Allah kepadamu. Lakukanlah itu dengan senang hati seperti yang diinginkan Allah, bukan karena terpaksa. Janganlah mencari keuntungan dari pekerjaanmu itu, tetapi lakukanlah itu karena kalian memang sungguh-sungguh ingin melayani. Janganlah bertingkah laku seperti penguasa terhadap orang-orang yang dipercayakan kepadamu, tetapi jadilah contoh yang baik bagi mereka. Kalau Gembala yang Agung datang nanti, kalian akan menerima mahkota yang sinarnya tidak pernah pudar untuk selama-lamanya. Saudara-saudaraku, orang-orang yang masih muda, taatlah kepada orang-orang yang sudah tua. Hendaklah kalian semua melayani satu sama lain dengan rendah hati. Di dalam Kitab Suci tertulis begini, “Allah menentang orang yang sombong, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Karena itu, rendahkanlah dirimu di hadapan Allah yang Maha kuasa, supaya Ia memuliakan kalian kalau waktunya sudah sampai. Serahkanlah semua kekhawatiranmu kepada Allah, sebab Ia sangat mempedulikan kalian. Kalian harus waspada dan siap siaga. Sebab, Iblis adalah musuhmu. Ia seperti singa yang berjalan ke sana ke mari sambil mengaum dan mencari siapa yang dapat diterkamnya. Karena itu, lawanlah Iblis. Tetaplah percaya pada Kristus dan jangan goyah. Ketahuilah, bahwa orang-orang Kristen lainnya di seluruh dunia menderita juga seperti kalian. Kalian memang akan menderita, tetapi tidak terlalu lama. Sesudah itu, Allah akan menyempurnakan kalian. Ia adalah Allah yang sangat baik hati. Dialah yang memanggil kalian untuk turut merasakan keagungan-Nya yang abadi karena kalian sudah bersatu dengan Kristus. Ia akan menolong kalian supaya tetap teguh percaya kepada-Nya dan menjadikan hatimu kuat serta tabah. Allah sendiri yang berkuasa untuk selama-lamanya! Amin! [Kata-kata terakhir] Surat yang pendek ini saya tulis dengan pertolongan Silas. Saya tahu, ia adalah seorang Kristen yang setia. Maksud saya menulis surat ini ialah untuk menolong kalian supaya kalian mengalami betapa baiknya Allah. Saya percaya akan hal itu. Saya minta kalian tetap percaya kepada-Nya dan tidak berubah! Orang-orang Kristen di Babilon seperti saudara-saudara kita sendiri. Mereka juga sudah Allah pilih untuk menjadi milik-Nya. Mereka mengirim salam kepadamu. Markus, yang saya kasihi seperti anak saya sendiri, juga mengirim salam kepadamu. Sebagai orang Kristen, kita harus bersalam-salaman satu sama lain dan menunjukkan bahwa kita seperti saudara yang saling mengasihi. Kalian adalah milik Kristus. Semoga Tuhan memberikan sejahtera kepadamu. Surat ini dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus. Saya menulis surat ini untuk saudara-saudara yang sudah sungguh-sungguh percaya, seperti kami. Yesus Kristus, yaitu Allah dan Raja Penyelamat kita, telah melakukan apa yang benar sehingga kita percaya kepada-Nya. Allah memberi kalian kasih dan kedamaian yang berlimpah-limpah supaya kalian hidup tenteram, karena kalian sudah mengenal Allah dan Yesus, Tuhan kita. [Panggilan dan Pilihan Tuhan] Dengan kuasa-Nya sendiri, Allah memberi kita segala sesuatu yang kita perlukan untuk hidup yang saleh. Allah melakukan itu karena kita mengenal Yesus, yang sudah memanggil kita untuk ikut merasakan keagungan dan kebaikan-Nya. Dengan cara itulah, Allah memberi kita berkat-berkat yang luar biasa dan berharga, seperti yang sudah dijanjikan-Nya. Dengan berkat-berkat itu kalian dapat menerima sifat-Nya sendiri, terlepas dari keingingan-keinginan jahat yang merusak di dunia ini. Karena itu, berusahalah sungguh-sungguh untuk tetap percaya kepada Kristus dengan cara berbuat baik, mempunyai pengetahuan, menguasai diri, bersikap tabah, serta hidup saleh. (1:5) Di samping harus hidup saleh, kalian juga harus mengasihi saudara-saudara yang percaya kepada Kristus dan mengasihi semua orang. Sifat-sifat itu kalian perlukan dalam hidup kalian. Kalau sifat-sifat itu bertumbuh di hati kalian, kalian akan menjadi giat dan berhasil di dalam mengenal Yesus Kristus, Tuhan kita. Namun, orang yang tidak mempunyai sifat-sifat itu menjadi buta dan picik. Ia lupa bahwa dosa-dosanya yang dulu sudah dihapus. Karena itu, Saudara-saudara, berusahalah dengan lebih keras supaya panggilan Allah dan pilihan-Nya atas dirimu itu semakin teguh. Kalau kalian berbuat seperti itu, kalian tidak akan meninggalkan Kristus. Dengan begitu, kalian akan menerima hak penuh untuk memasuki Kerajaan Allah yang abadi dari Tuhan dan Raja Penyelamat kita, Yesus Kristus. Jadi, saya akan tetap mengingatkan hal itu kepada kalian meskipun kalian sudah tahu dan percaya sekali pada ajaran yang benar yang sudah kalian terima itu. Selama saya masih hidup, saya merasa wajib terus mengingatkan kalian kepada hal itu. Saya tahu bahwa tidak lama lagi saya akan meninggalkan dunia ini. Tuhan Yesus sudah memberitahukan hal itu dengan jelas kepada saya. Itulah sebabnya saya berusaha keras supaya kalian terus mengingat hal itu sekalipun saya sudah meninggal. [Saksi keagungan Kristus] Ketika kami memberitahukan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus, kepadamu, kami tidak menyampaikan dongeng-dongeng buatan manusia. Kami melihat sendiri keagungan-Nya itu. Kami hadir ketika Ia diberi kehormatan dan keagungan oleh Allah Bapa. Pada waktu itu Allah berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Ia menyenangkan hati-Ku!” Kami sendiri mendengar suara itu datang dari surga, ketika kami bersama Yesus Kristus berada di atas gunung yang suci itu Semua itu membuat kami makin yakin pada pesan yang disampaikan para nabi. Karena itu, sebaiknya kalian juga memperhatikan pesan nabi-nabi itu, sebab pesan itu seperti lampu yang bersinar di tempat gelap sampai subuh dan seperti sinar matahari pagi yang memancar di dalam hatimu. Yang paling utama, ingatlah bahwa pesan Allah yang disampaikan oleh para nabi tidak boleh ditafsirkan menurut pendapat kita sendiri. Sebab, pesan Allah tidak pernah disampaikan menurut kemauan manusia, tetapi Roh Allah menguasai mereka untuk menyampaikan pesan Allah. [Guru-guru palsu] Dulu nabi-nabi palsu sudah muncul di tengah-tengah umat Allah. Begitu juga guru-guru palsu akan muncul di tengah-tengahmu. Mereka akan mengajarkan ajaran-ajaran yang tidak benar, yang menyesatkan. Mereka juga akan menentang Penguasa yang sudah membebaskan mereka. Dengan begitu mereka mendatangkan kebinasaan untuk mereka sendiri, yang datang dengan cepat. Meskipun begitu, banyak orang akan mengikuti cara hidup guru-guru itu, yang dikuasai oleh hawa nafsu mereka. Cara hidup mereka itu juga akan menyebabkan banyak orang menghina Jalan Benar yang menuju Allah. Guru-guru palsu itu sangat serakah. Karena itu, mereka akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari kalian, dengan cara menceritakan cerita-cerita karangan mereka sendiri. Namun, sejak lama Allah sudah menyiapkan hukuman bagi mereka dan pintu kematian sedang menunggu mereka. Allah juga tidak membiarkan malaikat-malaikat yang berdosa bebas dari hukuman tetapi membuang mereka ke dalam neraka. Mereka dikurung di dalam jurang yang gelap sampai Hari Pengadilan. Begitu juga dengan dunia ini pada zaman dulu. Allah tidak membebaskan dunia ini dari hukuman. Ia menyebabkan terjadinya banjir besar di dunia yang pada waktu itu ditempati orang-orang jahat. Hanya Nuh dan tujuh orang lainnya yang diselamatkan Allah. Nuh sudah memberitahu orang-orang supaya hidup benar menurut kemauan Allah. Allah juga menghukum dan memusnahkan kota Sodom dan Gomora dengan api. Kejadian itu menjadi contoh untuk orang-orang jahat. Akan tetapi, Allah menyelamatkan Lot yang hidup menurut kemauan Allah. Ia sangat menderita karena cara hidup yang tidak pantas dari orang-orang di sekitarnya. Lot yang benar itu, hidup di tengah-tengah orang yang jahat dengan batin yang tersiksa, sebab setiap hari ia melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka. Semua itu menunjukkan bahwa Tuhan tahu cara menyelamatkan orang-orang yang mengikuti kemauan-Nya pada waktu mereka menderita. Tuhan juga tahu cara menyimpan orang-orang jahat itu, untuk dihukum pada Hari Pengadilan, yaitu orang-orang yang menuruti hawa nafsunya yang kotor dan yang menghina kekuasaan Allah. Guru-guru palsu itu sangat berani dan sombong, sampai mereka tidak segan-segan menghina makhluk-makhluk mulia yang ada di surga. Malaikat-malaikat saja, tidak berani menuduh makhluk-makhluk surga itu dengan kata-kata penghinaan di hadapan Tuhan, meskipun mereka jauh lebih kuat dan lebih berkuasa daripada guru-guru palsu itu. Namun, guru-guru palsu itu seperti binatang, yang tidak berakal dan lahir untuk ditangkap lalu dibunuh. Mereka suka mengucapkan kata-kata penghinaan untuk mencela apa saja yang sebenarnya tidak mereka ketahui. Karena itu, mereka akan mati seperti binatang liar. Mereka akan menerima akibat kejahatan mereka itu, yaitu hidup yang sengsara. Bagi mereka, hal yang menyenangkan ialah berpesta-pora secara berlebihan di siang hari. Sikap mereka sangat memuakkan! Kalau mereka sedang duduk bersama kalian dalam pesta makan, mereka mabuk dengan hawa nafsu. Mereka tidak pernah bosan berbuat dosa dan suka memperhatikan wanita-wanita pelacur. Mereka suka menjerat orang-orang yang baru percaya, yang masih mudah diombang-ambingkan. Mereka serakah. Mereka orang-orang yang terkutuk! Mereka sesat karena tidak mau mengikuti jalan yang benar. Mereka mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah dari perbuatan-perbuatannya yang jahat. Ia diperingatkan dengan keras atas kejahatannya itu melalui keledai yang berbicara dengan suara manusia. Nabi Bileam dipaksa menghentikan perbuatan-perbuatannya yang gila itu. Guru-guru palsu itu seperti mata air yang kering. Mereka juga seperti kabut yang disapu bersih oleh angin topan. Allah sudah menyediakan suatu tempat yang gelap bagi mereka. Mereka mengucapkan kata-kata yang sombong dan kosong. Dengan hawa nafsunya yang cabul, mereka menjerumuskan orang-orang yang baru saja keluar dari lingkungan orang-orang yang sesat. Guru-guru palsu itu menjanjikan kebebasan kepada orang-orang itu. Padahal, mereka sendiri diperbudak oleh kebiasaan-kebiasaan buruk yang mengakibatkan kematian, sebab, kalau ada orang yang kalah, ia adalah budak dari yang mengalahkannya. Mereka yang sudah mengenal Tuhan dan Penyelamat kita, Yesus Kristus, sudah terlepas dari kuasa-kuasa dunia yang mengotori manusia. Namun, kalau setelah itu mereka terjerat lagi dan dikalahkan oleh kuasa-kuasa itu, keadaan mereka akan lebih buruk daripada sebelumnya. Karena itu, lebih baik mereka tidak pernah mengenal jalan benar yang diajarkan oleh Allah, daripada mengenalnya tetapi kemudian tidak mengikuti perintah-perintah itu. Tingkah laku mereka itu membuktikan kebenaran kata-kata ini, “Anjing memakan kembali muntahnya, babi berguling-guling kembali di dalam lumpur sesudah dimandikan.” [Yesus berjanji bahwa Ia akan datang lagi] Saudara-saudaraku yang tercinta! Ini adalah surat kedua yang saya kirim kepadamu, untuk mendorong kalian supaya memiliki pikiran-pikiran yang murni. Saya menganjurkan kalian mengingat kembali perkataan-perkataan yang dulu pernah diucapkan nabi-nabi Allah. Ingatlah juga perintah Tuhan, Raja Penyelamat kita, yang sudah disampaikan kepadamu melalui rasul-rasul. Pertama-tama, kalian harus tahu bahwa pada hari-hari terakhir akan muncul orang-orang yang hanya mementingkan nafsu mereka sendiri. Mereka akan mengejek kalian, dengan berkata, “Mana Tuhan yang sudah berjanji akan datang itu? Nenek moyang kita sudah meninggal, tetapi semuanya masih sama saja seperti pada waktu dunia diciptakan!” Mereka dengan sengaja tidak mengakui bahwa Allahlah yang menciptakan langit dan bumi melalui perkataan-Nya. Bumi dimunculkan-Nya dari dalam air dan dibuat dengan air; dengan air juga, yaitu dengan air dari banjir besar, bumi ini dimusnahkan oleh Allah. Namun oleh perkataan Allah itu juga, langit dan bumi yang sekarang ini akan dipelihara dan terhindar dari api, sampai hari orang-orang jahat dihukum dan dibunuh. Saudara-saudaraku, ada yang menyangka bahwa Tuhan lambat menepati janji-Nya. Saya ingin kalian ingat akan satu hal ini: Bagi Tuhan, satu hari dan seribu tahun sama saja, tidak ada bedanya. Jadi, Tuhan bukannya lambat menepati janji-Nya. Ia belum datang, karena Ia sabar terhadap kalian. Ia tidak mau ada seorang pun yang binasa dihukum oleh Allah. Ia ingin semua orang berhenti berbuat dosa dan melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah. Nah, berikutnya mengenai kedatangan Tuhan. Ia akan datang tiba-tiba seperti datangnya pencuri. Pada hari itu, langit akan lenyap disertai bunyi gemuruh. Benda-benda di langit akan habis terbakar. Bumi dengan semua yang ada di dalamnya juga akan lenyap. Begitulah cara Allah menghancurkan segala sesuatu. jadi, bagaimana seharusnya kalian hidup di dunia ini? Hiduplah suci dan hanya untuk Allah. Hal itu kalian lakukan selama kalian menunggu dan sangat mengharapkan kedatangan hari bila Allah akan mengadili setiap orang. Pada hari itu langit akan habis terbakar, dan panasnya akan menghancurkan semua benda yang ada di langit. Namun, sekarang kita menunggu janji Allah, yaitu langit dan bumi yang baru. Di sanalah terdapat keadilan. Oleh karena itu, Saudara-saudaraku yang tercinta, sementara kalian menantikan Tuhan datang, kalian harus hidup hanya untuk Allah. Berusahalah sungguh-sungguh untuk hidup suci dan tidak mempunyai kesalahan apa pun di hadapan Allah. Anggaplah kesabaran Tuhan kita itu memberi kesempatan supaya kalian selamat. Paulus, saudara kita yang tercinta, sudah menulis hal itu juga di dalam suratnya kepadamu. Ia menulisnya dengan kebijaksanaan yang diberikan Allah kepadanya. Paulus selalu menulis hal itu di dalam surat-suratnya. Ada beberapa bagian surat itu yang sulit dimengerti, sehingga orang-orang yang tidak tahu maksudnya dan yang kepercayaannya tidak teguh memutarbalikkannya. Mereka juga melakukan hal yang sama terhadap bagian-bagian lain dari Kitab Suci. Dengan berbuat begitu, mereka menghancurkan diri mereka sendiri. Kalian sudah tahu semua itu. Jadi, berjaga-jagalah! Jangan sampai kalian mengikuti orang-orang jahat dan turut bersalah seperti mereka. Nanti kalian tidak percaya lagi kepada Tuhan dan menjadi seperti orang yang jatuh dari tempat yang aman. Usahakan agar kalian semakin dapat merasakan rahmat dari Tuhan dan Raja Penyelamat kita, Yesus Kristus, dan dapat lebih mengenal Dia. Terpujilah Tuhan, sekarang dan selama-lamanya. Amin. Hormat kami, Petrus [Sabda yang memberi hidup] Isi surat ini mengenai Sabda yang memberi hidup. Sabda itu sudah ada sebelum dunia ini diciptakan. Kami sudah mendengar dan melihatnya dengan mata kami sendiri. Sungguh, kami sudah melihatnya, bahkan sudah memegangnya dengan tangan kami sendiri. Ketika Dia yang memberi hidup menampakkan diri, kami melihatnya. Karena itu, kami memberikan kesaksian mengenai Dia. Kami memberitahukan mengenai hidup yang sejati dan kekal itu kepadamu. Hidup itu ada bersama Bapa di surga. Dan Bapa sudah menunjukkannya kepada kami. Apa yang sudah kami lihat dan dengar itulah yang kami beritakan kepadamu. Karena, kami mau supaya kalian juga, bersama-sama dengan kami, bersatu dengan Bapa dan Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus. Kami menulis surat ini supaya hati kita sungguh-sungguh gembira. [Allah adalah terang] Anak Allah sudah menyampaikan berita ini kepada kami: Allah adalah terang dan tidak ada kegelapan sedikit pun pada-Nya. Kami juga menyampaikan berita itu kepadamu. Kita mengatakan bahwa kita sudah bersatu dengan Allah. Kalau kita berkata begitu, tetapi kita masih melakukan hal-hal yang biasa dilakukan di dalam gelap, maka kita berbohong. Kata-kata dan perbuatan kita tidak benar. Allah ada di dalam terang. Jadi, kalau kita hidup di dalam terang seperti Allah, maka kita akrab dan rukun satu sama lain. Dan oleh karena Yesus, Anak-Nya, sudah mati untuk kita, maka kita dibersihkan dari segala dosa kita. Kalau kita berkata bahwa kita tidak berdosa, kita menipu diri kita sendiri. Dan jika demikian maka kebenaran tidak ada di dalam hati kita. Namun, kalau kita mengakui dosa-dosa kita kepada Allah, Ia akan menepati janji-Nya dan melakukan apa yang adil. Ia akan mengampuni dosa-dosa kita dan membersihkan kita dari segala kejahatan. Kalau kita berkata bahwa kita tidak berdosa, itu berarti kita menjadikan Allah sebagai pembohong, dan perkataan Allah tidak ada di dalam hati kita. [Kristus Penolong kita] Anak-anakku, saya menulis surat ini kepada kalian supaya kalian tidak berbuat dosa. Namun, jika ada di antara kalian yang berdosa, Yesus Kristus yang adil itu akan memohon kepada Allah untuk kita. Kristus adalah kurban yang telah menghapus dosa-dosa kita dan dosa semua umat manusia. Kalau kita menuruti perintah-perintah Allah, itu tandanya kita mengenal Allah. Kalau kita berkata bahwa kita mengenal Allah, tetapi kita tidak menuruti perintah-perintah-Nya, berarti kita berbohong, Allah tidak ada di dalam hati kita. Orang yang menuruti perintah-perintah Allah, orang itu mengasihi Allah dengan sempurna. Dan dengan demikian kita tahu bahwa kita adalah umat-Nya. Jika kita katakan bahwa kita adalah umat-Nya, kita harus mengikuti teladan yang telah diberikan oleh Kristus. [Perintah yang baru] Saudara-saudara yang tercinta, saya menulis kepadamu tentang perintah-perintah dari Allah. Kalian sudah mengetahuinya sejak kalian percaya kepada Yesus. Itu bukan perintah yang baru, melainkan perintah lama yang sudah kalian dengar. Tetapi, perintah-perintah ini dapat dikatakan juga perintah-perintah yang baru, karena dengan melihat pada Kristus dan pada kalian, orang bisa mengetahui kebenaran perintah-perintah itu. Karena, sekarang kegelapan semakin lenyap dan terang yang benar sudah bersinar. Kalau orang berkata bahwa ia ada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, maka sebenarnya ia masih dalam kegelapan sampai sekarang. Ia seperti orang yang berjalan dalam kegelapan dan tidak tahu ke mana ia pergi, sebab kegelapan itu membuat ia tidak bisa melihat apa-apa. Orang yang mengasihi saudaranya, hidup di dalam terang dan tidak ada apa pun padanya yang akan menyebabkan orang lain berbuat dosa. (2:9) (2:9) Hai anak-anak, dosa-dosamu sudah diampuni Kristus. Itulah sebabnya aku menulis surat ini kepadamu. Bapak-bapak, kalian telah mengenal Dia yang sudah ada sejak awal. Itulah sebabnya aku menulis surat kepadamu. Demikian juga hai kalian anak-anak muda! Kalian telah mengalahkan si jahat. Itulah sebabnya aku menulis surat kepadamu. Anak-anak, kalian telah mengenal Bapa, karena itulah aku menulis surat kepadamu. Bapak-bapak, kalian telah mengenal Dia yang sudah ada sejak awal mula, karena itulah aku menulis surat kepadamu. Anak-anak muda, kalian begitu kuat! Perkataan Allah ada di dalam hatimu, dan kalian telah mengalahkan si Jahat. Itulah sebabnya aku menulis surat kepadamu. Janganlah mencintai dunia ini, atau apa saja yang ada di dalamnya. Kalau kalian mencintai dunia, itu berarti kalian tidak mencintai Bapa. Apa pun yang kita lihat di dunia ini dan yang ingin kita miliki untuk dibanggakan adalah hal-hal yang diinginkan oleh nafsu kita yang berdosa. Hal-hal itu bukan dari Bapa, melainkan dari dunia. Dunia ini dan semua yang diinginkan manusia di dalamnya, sedang lenyap. Tetapi, orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. [Musuh Yesus Kristus] Anak-anakku, saat ini merupakan waktu-waktu terakhir. Kepada kalian telah diberitahukan bahwa musuh Kristus akan bermunculan. Dan sekarang mereka telah muncul. Dan itu menjadi tanda bagi kita bahwa saat ini merupakan waktu-waktu terakhir. Mereka memang berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak termasuk dalam kelompok kita. Kalau mereka memang satu kelompok dengan kita, mereka akan tetap bersama dengan kita. Nyatanya, mereka telah meninggalkan kita, dan ini membuktikan bahwa mereka tidak termasuk dalam kelompok kita. Kristus yang kudus telah memberikan Roh Allah kepada kalian, sehingga kalian mengenal ajaran yang benar. Jadi, saya menulis kepadamu bukan karena kalian tidak mengenal ajaran yang benar, melainkan karena kalian sudah mengenalnya. Kalian juga tahu bahwa tidak ada kebohongan di dalam ajaran yang benar itu. Setiap orang yang berkata bahwa Kristus bukanlah Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah adalah pembohong. Dia adalah musuh Kristus, karena ia telah menolak Bapa dan Anak. Orang yang menolak Anak, berarti juga menolak Bapa. Dan orang yang menerima Anak, berarti menerima Bapa. Oleh sebab itu, jagalah baik-baik berita yang telah kalian dengar pada saat kalian mulai percaya. Kalau berita itu kalian jaga dengan baik, maka kalian akan selalu bersatu dengan Anak dan Bapa. Kristus telah menjanjikan hidup yang abadi bagi kita. Saya menulis surat ini untuk mengingatkan kalian tentang orang-orang yang sedang berusaha menipu kalian. Namun, Kristus telah memberikan Roh-Nya kepada kalian. Roh itu tinggal di dalam diri kalian, sehingga kalian tidak perlu lagi diajar oleh orang lain. Roh itulah yang mengajar kalian tentang segala sesuatu. Pengajaran-Nya itu benar, bukan bohong. Oleh karena itu, hiduplah sesuai kehendak Kristus, seperti yang telah diajarkan Roh itu kepadamu. Jadi, anak-anakku, tetaplah hidup bersatu dengan Kristus. Jika kelak Ia datang, kita tidak akan bersembunyi karena malu. Sebaliknya, kita akan menyambut Dia dengan penuh keberanian. Kalian tahu bahwa Kristus selalu melakukan yang benar. Dan setiap orang yang melakukan yang benar adalah anak Allah. [Anak-anak Allah] Lihatlah betapa kasihnya Bapa kepada kita! Ia sangat mengasihi kita sehingga Ia menyebut kita anak-anak-Nya. Dan kita memang sudah menjadi anak-anak-Nya. Itu sebabnya dunia tidak mengenal kita. Karena, dunia juga tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang tercinta! Kita sekarang adalah anak-anak Allah. Tetapi, kita belum tahu keadaan kita nanti. Kita hanya mengetahui bahwa apabila Kristus datang lagi ke dunia, kita akan menjadi seperti Kristus. Sebab, kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sesungguhnya. Semua orang yang berharap untuk bertemu dengan Kristus, akan menjaga dirinya supaya tidak berdosa, seperti Kristus yang juga tidak berdosa. Orang yang berbuat dosa berarti melanggar hukum Allah, sebab dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah. Kalian tahu bahwa Kristus datang untuk menghapus dosa. Kalian juga tahu bahwa Ia tidak berdosa. Setiap orang yang hidup bersatu dengan Kristus, tidak akan terus-menerus berbuat dosa. Jika mereka terus-menerus berbuat dosa, itu berarti mereka tidak pernah melihat atau mengenal Kristus. Anak-anakku, janganlah biarkan dirimu disesatkan oleh siapa pun. Orang yang melakukan kehendak Allah adalah anak Allah, sama seperti Kristus adalah Anak Allah. Tetapi orang yang terus-menerus berbuat dosa adalah anak Iblis, sebab Iblis berbuat dosa sejak semula. Namun, Kristus datang untuk menghancurkan pekerjaannya. Orang yang sudah menjadi anak Allah, tidak akan terus-menerus berbuat dosa, sebab sifat Allah ada dalam dirinya. Dan karena ia anak Allah, ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa. Kalian tahu bahwa anak Allah berbeda dengan anak Iblis. Anak Iblis tidak melakukan kehendak Allah dan tidak mengasihi saudaranya. [Saling mengasihi] Ketika kalian baru percaya kepada Kristus, kalian sudah menerima pesan ini: Kasihilah satu sama lain. Kita tidak boleh seperti Kain yang menjadi pengikut Iblis dan membunuh Habel, adiknya sendiri. Mengapa Kain membunuh Habel? Karena Kain tahu perbuatan-perbuatannya tidak baik, sedangkan perbuatan-perbuatan Habel baik. Karena itu, Saudara-saudaraku, kalau orang-orang di dunia ini membenci kalian, janganlah bertanya-tanya di dalam hatimu mengapa mereka bersikap begitu. Kita mengetahui bahwa kematian tidak lagi menguasai kita. Sekarang kita dikuasai kehidupan. Kita dapat mengetahui hal ini, karena kita mengasihi saudara-saudara kita. Orang yang tidak mengasihi sesamanya masih dikuasai oleh kematian. Orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh. Kalian tahu bahwa pembunuh tidak mempunyai hidup yang sejati dan kekal. Kristus sudah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Dengan cara itulah kita mengetahui bagaimana seharusnya kita mengasihi orang lain. Karena itu, kita pun harus mau mengorbankan diri kita untuk saudara-saudara kita. Seandainya di antaramu ada seorang yang tidak memerlukan apa-apa lagi karena ia sudah mempunyai semuanya, lalu ia melihat saudaranya yang miskin, tetapi ia tidak mau menolong saudaranya itu, dapatkah ia berkata bahwa ia mengasihi Allah? Anak-anakku, kalau kita sungguh-sungguh mengasihi orang lain, kita harus menunjukkannya dengan perbuatan, bukan hanya dengan kata-kata. [Berani di hadapan Allah] Kalau kita berbuat demikian, kita tahu bahwa kita adalah anak Allah, dan hati kita dapat tenang di hadapan Allah. Namun, jika hati kita menyalahkan kita, ketahuilah bahwa Allah jauh lebih besar daripada perasaan kita, dan Dia tahu semuanya. Saudara-saudaraku yang tercinta, jika hati kita tenang di hadapan Allah, maka kita dapat datang kepada-Nya dengan lebih berani. Dan Ia akan memberikan apa saja yang kita minta kepada-Nya, sebab kita mengikuti kehendak-Nya dan melakukan apa yang menyenangkan hati-Nya, Allah menghendaki agar kita percaya kepada Anak-Nya, Yesus Kristus, dan agar kita saling mengasihi. Kristus juga mengajarkan hal yang sama kepada kita. Jika kita taat kepada perintah-perintah Allah, maka kita akan hidup bersatu dengan Allah, dan Allah bersatu dengan kita. Kita tahu bahwa Allah hidup bersatu dengan kita, karena Ia sudah memberikan Roh-Nya kepada kita. [Roh yang benar dan yang sesat] Saudara-saudaraku yang tercinta! Janganlah percaya kepada setiap orang yang mengaku bahwa Roh Allah ada di dalam diri mereka. Ujilah mereka untuk mengetahui apakah roh yang ada di dalam diri mereka itu berasal dari Allah atau bukan. Banyak nabi-nabi palsu bermunculan dan telah pergi ke berbagai penjuru dunia. Kalian bisa mengetahui siapa yang berasal dari Allah dengan cara ini: Orang yang mengakui bahwa Yesus datang ke dunia ini sebagai manusia, berarti ia mempunyai roh yang bersumber dari Allah. Namun, orang yang tidak mengakui hal yang demikian tentang Yesus, itu berarti roh orang itu tidak bersumber dari Allah. Dengan demikian, ia adalah musuh Kristus. Kalian telah mendengar bahwa roh yang demikian akan muncul, dan memang kini ia sudah ada di dalam dunia ini. Anak-anakku, kalian adalah milik Allah. Kalian sudah mengalahkan nabi-nabi palsu itu. Sebab roh yang ada padamu lebih berkuasa daripada roh yang ada di dalam dunia ini. Nabi-nabi palsu itu berasal dari dunia ini. Oleh sebab itu mereka berbicara mengenai hal-hal yang ada di dunia ini, dan dunia mendengarkan mereka. Kita adalah anak Allah, dan setiap orang yang mengenal Allah akan mendengarkan kita. Sebaliknya, orang yang tidak mengenal Allah, tidak akan mendengarkan kita. Dengan cara itulah kita dapat membedakan roh yang memberikan ajaran yang benar dan roh yang menyesatkan. [Allah adalah kasih] Saudara-saudara yang tercinta! Marilah kita saling mengasihi, sebab kasih berasal dari Allah. Setiap orang yang mengasihi orang lain adalah anak Allah dan taat kepada Allah. Allah adalah kasih. Karena itu, orang yang tidak mengasihi orang lain, tidak taat kepada Allah. Beginilah Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita: Ia mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia supaya Ia dapat memberikan hidup kepada kita. Inilah kasih yang sejati: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya ke dunia supaya menjadi jalan untuk mengampuni dosa-dosa kita. Saudara-saudara yang tercinta, Allah sudah menunjukkan bahwa Ia sangat mengasihi kita! Karena itu, kita juga harus saling mengasihi. Tidak seorang pun pernah melihat Allah, tetapi kalau kita saling mengasihi, maka Allah hidup di dalam diri kita. Dan kita sungguh-sungguh merasakan kasih Allah kepada kita. Allah telah memberikan Roh-Nya kepada kita. Karena itu, kita tahu bahwa Allah sudah bersatu dengan kita dan kita bersatu dengan Allah. Kami sendiri sudah melihat Anak Allah dan kami memberitahukan kepada orang lain bahwa Bapa sudah mengutus Anak-Nya menjadi Raja Penyelamat setiap orang. Siapa saja yang mengakui bahwa Yesus itu Anak Allah, Allah bersatu dengan dia dan dia bersatu dengan Allah. Kita sendiri sudah merasakan bahwa Allah mengasihi kita dan kita yakin Ia memang mengasihi kita. Allah selalu mengasihi kita. Jadi, barangsiapa tetap mengasihi orang lain, ia tetap bersatu dengan Allah dan Allah tetap bersatu dengan dia. Allah akan mengadili dunia ini. Tetapi, kita tidak takut lagi menghadapi Hari Pengadilan itu, karena kita sungguh-sungguh mempunyai kasih. Kita memang tidak akan takut menghadapi hari itu, sebab hidup kita di dunia ini sama seperti Kristus. Orang yang sungguh-sungguh mengasihi orang lain, tidak merasa takut. Sebab, kasih yang memenuhi hati mereka, melenyapkan ketakutan. Orang yang takut menghadapi Hari Pengadilan, belum sungguh-sungguh mengasihi orang lain. Kita mengasihi orang lain, sebab Allah sudah lebih dahulu mengasihi kita. Kalau orang berkata, “Saya mengasihi Allah,” tetapi ia membenci saudaranya, maka ia adalah pembohong. Sebab, kalau ia tidak bisa mengasihi saudaranya yang bisa dilihatnya, apalagi Allah di surga yang tidak dilihatnya. Tentu ia tidak bisa mengasihi-Nya. Kristus sudah memberikan perintah ini kepada kita: Siapa saja yang mengasihi Allah, ia harus mengasihi saudaranya juga. [Kemenangan kita atas dunia] Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Penyelamat yang dijanjikan Allah, Ia adalah anak Allah. Dan setiap orang yang mengasihi Bapa, ia juga mengasihi anak-Nya. Jika kita mengasihi dan menuruti perintah Allah, kita tahu bahwa kita juga mengasihi anak-anak-Nya. Kita menunjukkan kasih kita kepada Allah dengan cara menuruti perintah-perintah-Nya. Dan perintah-perintah-Nya itu tidaklah berat. Setiap anak Allah dapat mengalahkan dunia ini. Kita mengalahkannya dengan kepercayaan kita. Tak seorang pun dapat mengalahkan dunia ini, jika ia tidak percaya bahwa Yesus adalah anak Allah. [Kesaksian tentang Yesus Kristus] Yesus Kristus datang ke dunia ini dengan air baptisan dan darah kematian-Nya. Ia datang bukan hanya dengan air, tetapi dengan air dan darah. Roh Allah memberi kesaksian bahwa itu benar, dan Roh Allah tidak pernah berdusta. Ada tiga saksi yang memberi kesaksian tentang hal itu, yaitu Roh Allah, air dan darah. Ketiganya memberikan kesaksian yang sama. (5:7) Kita percaya kepada kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat daripada kesaksian manusia. Dan itulah kesaksian yang sudah diberikan oleh Allah tentang Anak-Nya. Oleh sebab itu, jika kita percaya kepada Anak Allah, kita percaya akan kesaksian Allah. Sebaliknya, jika kita tidak percaya akan kesaksian Allah tentang Anak-Nya, berarti kita menyebut Allah sebagai pembohong. Allah memberi kesaksian bahwa Ia memberi hidup yang kekal kepada kita, yakni hidup yang bersumber dari Anak-Nya. Dengan demikian, jika kita memiliki Anak Allah, kita juga memiliki hidup yang abadi itu. Sebaliknya, jika kita tidak memiliki Anak Allah, kita tidak memiliki hidup yang abadi itu. [Hidup abadi] Kalian semua percaya kepada Anak Allah. Oleh karena itu, saya menulis surat ini kepadamu untuk memberitahu bahwa kalian memiliki hidup yang abadi. Dan kita dapat datang kepada-Nya dengan lebih dekat karena kita memiliki keyakinan bahwa Allah akan mendengar doa kita, jika kita meminta hal-hal yang sesuai dengan kehendak-Nya. Kalau kita tahu bahwa Allah mendengar doa kita, kita juga yakin bahwa Allah telah menjawab doa-doa kita. Kalau kalian melihat seorang sesama Kristen melakukan dosa yang tidak membuat dia kehilangan hidup yang abadi itu, berdoalah kepada Allah. Allah akan memberikan hidup itu kepadanya. Namun, itu hanya berkenan dengan orang yang dosanya tidak membuatnya kehilangan hidup yang abadi itu. Ada dosa yang membuat seseorang kehilangan hidup tersebut, dan tentang dosa yang demikian, saya tidak meminta kalian untuk berdoa kepada Allah. Semua perbuatan yang salah adalah dosa, tetapi tidak semua dosa mematikan. [Hidup sejati dan kekal] Kita mengetahui bahwa orang yang menjadi umat Allah tidak terus-menerus berbuat dosa. Sebab, Anak Allah menjaga orang itu, sehingga si Jahat tidak bisa berbuat apa-apa kepadanya. Si Jahat itu sudah menguasai seluruh dunia. Meskipun demikian, kita tahu bahwa kita milik Allah. Kita mengetahui bahwa Anak Allah sudah datang ke dunia. Ia memberikan pengertian kepada kita sehingga kita dapat mengenal Allah yang benar. Kita sudah bersatu dengan Dia, Allah yang benar, dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dialah Allah yang benar. Dialah yang memberikan hidup sejati dan kekal kepada manusia! Anak-anakku, janganlah sekali-kali menyembah berhala! Kepada Ibu yang dipilih oleh Allah dan kepada anak-anak Ibu. Surat ini dari saya, seorang pemimpin jemaat yang sungguh-sungguh mencintai kalian. Bukan hanya saya, tetapi semua orang yang mengenal Allah, juga mencintai kalian. Kami mencintai kalian, karena Allah ada di dalam hati kita, dan akan bersama kita selama-lamanya. Semoga Allah Bapa dan Yesus Kristus, Anak-Nya, memberi kita berkat, rahmat dan sejahtera. Kiranya kita memiliki semua itu dengan hati yang tulus dan kasih. [Pentingnya kasih] Saya senang sekali mengetahui bahwa ada di antara anak-anak Ibu yang melakukan apa yang diperintahkan Allah Bapa kepada kita. Mereka hidup menurut ajaran Allah. Sebab itu, saya mohon: Marilah kita saling mengasihi. Itulah perintah Allah kepada kita. Itu bukan perintah yang baru, karena perintah itu sudah diberikan kepada kita sejak semula. Mengasihi berarti melakukan perintah Allah. Perintah itu ialah bahwa kalian harus saling mengasihi. [Hati-hatilah terhadap ajaran-ajaran yang tidak benar] Ada banyak penipu dan musuh Kristus yang menyebar ke seluruh dunia. Mereka tidak mengakui bahwa Yesus Kristus datang ke dunia sebagai manusia. Karena itu, berhati-hatilah! Kami tidak mau kalian kehilangan apa yang sudah kami usahakan untuk kalian. Kami mau kalian menerima upahmu dari Allah dengan tidak kurang sedikit pun. Setiap orang yang tidak taat kepada ajaran yang disampaikan oleh Kristus, melainkan menyimpang dari ajaran-ajaran itu, tidak bersatu dengan Allah. Tetapi, orang yang tetap taat kepada ajaran-ajaran itu, bersatu dengan Allah Bapa dan Anak Allah. Karena itu, kalau ada orang datang dan menyampaikan kepadamu ajaran yang tidak diajarkan oleh Kristus, janganlah menerima dia di dalam rumahmu. Bahkan jangan memberi salam kepadanya. Sebab, setiap orang yang memberi salam kepada orang yang seperti itu, setuju dengan kejahatan yang dilakukan oleh orang itu. [Kata-kata penutup] Masih banyak lagi yang perlu saya beritahukan kepada kalian, tetapi sebaiknya saya tidak menulisnya di sini. Saya berharap dapat mengunjungi kalian dan berbicara langsung dengan kalian. Itu akan membuat kita sungguh-sungguh gembira. Salam dari anak-anak saudarimu yang terpilih. [Kata-kata pertama] Saudara Gayus yang tercinta! Surat ini dari saya, seorang pemimpin jemaat. Saya berdoa semoga Saudara dalam keadaan baik dan sehat, sebagaimana jiwamu juga dalam keadaan baik. Ada beberapa saudara Kristen yang datang ke tempat saya dan saya senang sekali ketika mereka bercerita tentang Saudara. Mereka mengatakan Saudara sangat setia kepada Allah yang benar. Saudara memang sungguh-sungguh taat kepada-Nya. Dan yang membuat saya paling senang adalah bila saya mendengar anak-anak saya hidup menurut ajaran-ajaran yang benar dari Allah. [Gayus dipuji] Saudaraku, saya tahu engkau sudah melakukan banyak pekerjaan untuk saudara-saudara sesama orang Kristen, walaupun ada di antara mereka yang belum engkau kenal. Saudara-saudara itu menceritakan kepada jemaat di tempat saya ini bagaimana engkau menunjukkan kasihmu kepada mereka. Mereka akan meneruskan perjalanan mereka untuk melayani Kristus. Karena itu, saya mohon, tolonglah mereka, sebab mereka tidak mau menerima bantuan apa pun dari orang-orang yang tidak percaya kepada Allah. Tolonglah mereka dengan cara yang menyenangkan hati Allah. Dan sebagai orang Kristen, kita memang harus menolong teman-teman kita, sesama orang Kristen, supaya kita dapat bekerja sama dengan mereka untuk menyebarkan berita yang benar dari Allah. [Diotrefes dan Demetrius] Saya sudah menulis surat yang pendek kepada jemaat. Namun, Diotrefes yang ingin menjadi pemimpin di dalam jemaat, tidak mau mengakui kami. Oleh karena itu, kalau saya datang kelak, saya akan membongkar semua yang telah dilakukannya, yaitu hal-hal jahat dan cerita bohong yang ia ucapkan tentang kami. Tampaknya ia belum puas dengan semua itu. Ia bahkan tidak mau menerima orang-orang Kristen yang datang ke tempat itu. Lebih dari itu, ia malah melarang orang-orang yang mau menyambut sesama kristen itu, dan mengeluarkan orang-orang itu dari jemaat. Saudara-saudaraku yang tercinta, janganlah meniru yang jahat, tetapi tirulah apa yang baik. Orang yang berbuat baik adalah milik Allah. Sebaliknya, orang yang berbuat jahat adalah orang-orang yang belum mengenal Allah. Semua orang memuji Demetrius. Allah pun memujinya. Kami juga memujinya, dan kalian tahu bahwa perkataan kami dapat dipercaya. [Kata-kata penutup] Masih banyak lagi yang perlu saya beritahukan kepadamu, tetapi rasanya lebih baik kalau saya tidak menulisnya di sini. Saya berharap tidak lama lagi akan berjumpa dengan kalian. Dengan demikian kita dapat berbicara langsung. (1-15) Kiranya Allah memberkatimu. Teman-temanmu di sini menyampaikan salam kepadamu. Sampaikanlah salam saya kepada semua kawan-kawan kita satu persatu. Surat ini dari saya, Yudas, pelayan Yesus Kristus, dan saudara Yakobus. Allah Bapa sudah memanggil kalian. Dia sangat mengasihi kalian dan menjaga kalian sampai Yesus Kristus datang. Semoga Allah memberikan berkat, damai dan sejahtera kepada kalian secara berlimpah. [Guru-guru palsu] Saudara-saudara yang saya kasihi. Saya sungguh-sungguh bermaksud menulis surat kepadamu mengenai kuasa Allah yang sudah menyelamatkan kita semua. Tetapi dengan surat ini, sekarang saya merasa harus menasihati kalian untuk mempertahankan kepercayaan kalian kepada Yesus Kristus. Allah sudah memberikan itu kepada umat-Nya, sekali untuk selama-lamanya. Secara diam-diam beberapa orang yang melawan Allah sudah masuk di tengah-tengah kita. Mereka memalsukan berita tentang keselamatan dari Allah kita, dengan maksud memuaskan nafsu mereka saja. Mereka juga menolak Yesus Kristus, satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita. Hukuman untuk mereka sudah ditentukan sejak dulu dalam Kitab Suci. Meskipun kalian sudah tahu, saya ingin mengingatkan kalian lagi. Dulu Tuhan menyelamatkan bangsa Israel dari negeri Mesir, namun Ia juga membunuh orang-orang di antara mereka yang tidak percaya kepada-Nya. Begitu juga malaikat yang ingin memiliki kuasa lebih tinggi daripada yang mereka miliki, dan ingin keluar dari tempat tinggalnya, dihukum oleh Allah. Allah membelenggu mereka dengan rantai yang abadi, di dalam tempat yang gelap di bawah bumi sampai hari yang hebat itu datang pada waktu mereka akan dihukum. Ingatlah juga kota Sodom dan Gomora serta kota-kota di sekitarnya. Para penduduknya melakukan hal-hal yang sama dengan malaikat-malaikat itu. Mereka melakukan perbuatan kotor yang tidak pantas. Lalu Allah menghukum dan membakar mereka dengan api yang menyala-nyala, yang tak pernah padam, sebagai perintatan untuk semua orang. Dengan cara yang sama, orang-orang yang melawan Allah itu berkhayal hingga mereka berbuat dosa terhadap tubuh mereka sendiri. Mereka menolak kuasa Allah dan menghina malaikat yang agung di surga. Mikhael sendiri, yaitu pemimpin malaikat-malaikat, tidak pernah berbuat seperti itu. Ketika Ia bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, ia tidak mau menuduh Iblis dengan kata-kata yang menghina. Ia hanya berkata, “Biarlah Tuhan yang akan membentak engkau!” Akan tetapi orang-orang yang melawan Allah itu menghina segala sesuatu yang mereka tidak mengeri. Mereka seperti binatang liar yang tidak memiliki akal, yang berbuat semaunya saja sehingga menghancurkan diri mereka sendiri. Begitu mengerikan hidup mereka. Mereka mengikuti cara hidup Kain. Mereka juga sesat seperti Bileam yang hanya ingin mendapatkan uang. Mereka juga memberontak, sama seperti Korah. Oleh karena semua itu, mereka akan dihukum. Apabila orang yang melawan Allah itu makan bersama dalam perjamuan kasih dengan kalian, mereka makan dengan rakus. Mereka hanya mengenyangkan perutnya sendiri tanpa mengingat orang lain. Mereka seperti awan ditiup angin tetapi tidak menurunkan hujan. Mereka juga seperti pohon buah yang akarnya sudah dicabut -- dan mati, sehingga tidak berbuah pada musimnya. Sama seperti gelombang laut yang ganas, yang menimbulkan buih, begiitu juga mereka memperlihatkan perbuatan-perbuatan yang memalukan. Mereka seperti bintang-bintang yang mengembara, dan Allah sudah menyediakan tempat di dalam kegelatan untuk selama-lamanya bagi mereka. Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, dahulu berkata, “Lihatlah, Tuhan akan datang dengan ribuan malaikat-Nya yang suci. Ia akan mengadili semua orang dan menghukum orang-orang jahat karena perbuatan-perbuatan mereka yang sangat kotor dan memalukan. Ia akan menghukum orang berdosa karena mengucapkan kata-kata penghinaan. Orang-orang yang melawan Allah itu selalu bersungut-sungut dan menyalahkan orang lain. Mereka hanya menuruti keinginan-keinginan mereka yang jahat. Mereka membesar-besarkan diri sendiri membujuk orang lain supaya mendapat keuntungan. [Peringatan dan nasihat] Saudara-saudaraku, ingatlah akan apa yang dahulu dikatakan kepada kalian oleh rasul-rasul Tuhan kita Yesus Kristus mengenai akhir zaman. Mereka berkata, “Kalau akhir zaman hampir tiba, akan ada orang-orang yang mengejek kalian. Orang-orang itu selalu melakukan hal-hal menurut keinginan mereka yang berdosa.” Mereka itulah yang menimbulkan perpecahan di antara orang-orang. Mereka mengikuti keinginan hawa nafsu mereka dan tidak mengikuti Roh Allah. Tetapi, kalian, Saudara-saudaraku, sudah percaya kepada Yesus Kristus. Dan dengan kepercayaan yang suci itu, berusahalah terus untuk menjadi orang Kristen yang semakin teguh. Sekarang kalian sedang menunggu kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia akan memberikan hidup yang sejati dan kekal kepada kalian. Karena itu, berdoalah selalu dengan kuasa Roh Allah dan hiduplah sebagai orang yang sungguh-sungguh dikasihi oleh Allah. Kalian harus mengasihani orang-orang yang bimbang. Selamatkan orang yang perlu diselamatkan seperti mengeluarkan mereka dari dalam api. Tunjukkanlah juga belas kasihan kepada orang-orang lain, dan lakukanlah itu dengan perasaan takut. Tetapi, bencilah tabiat mereka yang sudah dikotori oleh keinginan mereka yang berdosa. [Doa pujian] Allah hanya satu. Ia menyelamatkan kita melalui Yesus Kristus Tuhan kita. Ia sanggup menjaga supaya kalian tidak berbuat dosa. Ia juga sanggup membawa kalian untuk menghadap Dia dengan gembira dan tanpa salah. Dialah Allah yang mulia, agung, kuat dan berkuasa sejak dahulu, sekarang dan untuk selama-lamanya! Amin. [Kata pendahuluan] Buku ini berisi cerita mengenai berbagai peristiwa yang akan segera terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut diberitahukan Allah kepada Yesus Kristus, supaya Yesus Kristus memberitahukannya juga kepada hamba-hamba-Nya. Karena itu, Kristus mengutus malaikat-Nya untuk menunjukkan peristiwa-peristiwa itu kepada Yohanes. Lalu Yohanes menulis semua yang dilihatnya. Tulisan itu adalah pesan-pesan dari Allah yang disampaikan oleh Yesus Kristus. Beruntunglah orang yang membacakan pesan-pesan Allah yang tertulis dalam buku ini. Dan beruntunglah mereka yang mendengar dan taat pada pesan itu! Sebab, tidak lama lagi semua itu akan terjadi. [Salam kepada tujuh jemaat] Saudara-saudara yang ada di ketujuh jemaat di propinsi Asia! Saya, Yohanes, mengharapkan semoga berkat dan sejahtera dari Allah, dari ketujuh roh di depan kursi kerajaan Allah, dan dari Yesus Kristus, diberikan kepada kalian. Allah yang berkuasa sekarang dan berkuasa sejak dulu, Dialah juga yang berkuasa untuk selama-lamanya. Dan Yesus Kristus adalah saksi yang setia. Dialah yang pertama-tama dihidupkan kembali dari kematian. Dialah yang berkuasa atas raja-raja di dunia. Yesus Kristus mengasihi kita. Ia mati untuk membebaskan kita dari dosa-dosa kita dan membuat kita menjadi suatu bangsa imam-imam yang melayani Allah, Bapa-Nya. Yesus Kristuslah yang agung dan berkuasa untuk selama-lamanya! Amin. Lihat, Yesus Kristus datang dengan dikelilingi awan! Semua orang akan melihat Dia, termasuk orang-orang yang sudah menikam Dia. Segala bangsa di bumi akan menangis keras-keras karena Dia. Ya, itu pasti. Amin! Tuhan Allah Yang Mahakuasa berkata, “Akulah yang pertama dan yang terakhir.” Ia berkuasa sekarang, sejak dulu, dan untuk selama-lamanya. [Penglihatan tentang Kristus] Saya, Yohanes, adalah saudaramu, pengikut Yesus. Sebagai pengikut Yesus, bersama-sama kita sudah menderita dengan tabah. Kita juga sama-sama mengakui Allah sebagai raja kita. Sekarang saya berada di Pulau Patmos. Saya dibuang ke sini karena saya memberitahukan pesan dari Allah dan kesaksian yang Yesus berikan mengenai hal itu. Pada hari minggu, Roh Allah menguasai saya. Saya mendengar suatu suara yang berbicara di belakang saya. Suara itu keras, seperti bunyi trompet. Suara itu berkata, “Tulislah apa yang kaulihat itu dalam sebuah buku dan kirimkanlah buku itu kepada jemaat-jemaat di tujuh kota ini: Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia.” Saya menoleh untuk melihat siapa yang berbicara kepada saya. Lalu saya melihat tujuh buah kaki lampu yang terbuat dari emas. Di tengah-tengahnya berdiri seseorang yang tampaknya seperti manusia. Ia memakai jubah yang panjangnya sampai di kaki. Di dada-Nya Ia memakai tutup dada dari emas. Rambut-Nya putih seperti bulu domba atau kapas yang putih bersih. Mata-Nya bernyala-nyala seperti api. Kaki-Nya berkilauan seperti tembaga yang dibakar. Suara-Nya seperti deru air terjun yang besar. Tangan kanan-Nya memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam yang bermata dua. Muka-Nya bersinar seperti matahari pada siang bolong. Ketika saya melihat-Nya, saya tersungkur di depan-Nya seperti orang mati. Tetapi, Ia meletakkan tangan kanan-Nya pada saya dan berkata, “Jangan takut! Akulah yang pertama dan yang terakhir. Akulah yang hidup! Aku sudah mati, tetapi sekarang lihatlah, Aku hidup untuk selama-lamanya. Aku berkuasa atas kematian dan dunia orang mati. Jadi, tulislah apa yang kaulihat, baik mengenai hal-hal yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi di kemudian hari. Di sini engkau melihat ada tujuh bintang di tangan kanan-Ku dan ada tujuh kaki lampu yang terbuat dari emas. Tidak seorang pun yang tahu arti dari bintang dan kaki lampu itu. Inilah artinya: Tujuh bintang itu ialah para malaikat. Mereka mewakili jemaat-jemaat di tujuh kota yang Kukatakan tadi. Dan tujuh kaki lampu itu melambangkan jemaat-jemaat di tujuh kota itu.” [Pesan untuk jemaat di kota Efesus] “Yohanes, tulislah pesan-Ku ini kepada malaikat yang mewakili jemaat di kota Efesus: Akulah yang memegang ketujuh bintang pada tangan kanan-Ku, dan berjalan di tengah-tengah ketujuh kaki lampu emas itu. Inilah pesan-Ku kepadamu: ‘Aku tahu semua perbuatanmu. Kalian sudah bekerja keras dan sabar sekali. Aku tahu kalian tidak membiarkan orang jahat berbuat sekehendak hatinya. Kalian menguji orang-orang yang mengaku dirinya rasul, padahal bukan, dan kalian mendapati bahwa mereka adalah pembohong. Kalian sabar dan tidak putus asa, walaupun kalian menderita karena Aku. Tetapi, inilah yang Kucela mengenai kalian: Kalian tidak lagi mengasihi Aku seperti semula ketika kalian baru percaya kepada-Ku. Karena itu, cobalah renungkan betapa besar kesalahanmu. Berhentilah berbuat dosa dan lakukanlah apa yang dahulu kalian lakukan pada permulaan. Kalau kalian tidak bertobat dari dosa-dosamu, Aku akan datang kepadamu dan mencabut kaki lampumu dari tempatnya. Meskipun begitu, ada juga sesuatu yang baik pada dirimu, yaitu: Kalian membenci apa yang dilakukan oleh para pengikut Nikolaus, seperti Aku juga membenci perbuatan mereka. Kalau kalian mempunyai telinga, dengarkanlah apa yang dikatakan Roh Allah kepada jemaat-jemaat! Orang yang menang akan Kuizinkan makan buah dari pohon yang memberi hidup. Pohon itu tumbuh di Taman Allah.’” [Pesan untuk jemaat di kota Smirna] “Kepada malaikat yang mewakili jemaat di kota Smirna, tulislah pesan-Ku ini: Akulah yang pertama dan terakhir; Aku sudah mati dan dihidupkan kembali. Inilah pesan-Ku kepadamu: ‘Aku tahu kesusahan-kesusahanmu. Kalian miskin, tetapi sebenarnya kalian kaya! Aku tahu ada orang-orang yang mengaku dirinya Yahudi, padahal bukan. Orang-orang itu memfitnah dan menuduh kalian. Mereka adalah pengikut Iblis! Memang kalian akan menderita, tetapi janganlah takut akan apa yang akan kalian alami. Percayalah, Iblis akan memasukkan sebagian dari kalian ke dalam penjara. Ia melakukan hal itu untuk mencobai kalian. Sepuluh hari lamanya kalian akan menderita. Tetapi, tetaplah setia kepada-Ku sampai akhir hidupmu. Aku akan memberikan hadiah kemenangan kepada kalian, yaitu hidup yang sejati. Kalau kalian mempunyai telinga, dengarkanlah apa yang dikatakan Roh Allah kepada jemaat-jemaat! Orang yang menang tidak akan menderita kematian yang kedua.’” [Pesan untuk jemaat di kota Pergamus] “Kepada malaikat yang mewakili jemaat di kota Pergamus, tulislah pesan-Ku ini: Akulah yang memegang pedang tajam bermata dua. Inilah pesan-Ku kepadamu, ‘Aku tahu tempat tinggalmu, yaitu di tempat Iblis memerintah. Antipas, saksi-Ku yang setia, dibunuh di hadapanmu di markas Iblis. Meskipun begitu, kalian tetap setia dan tidak menyangkal bahwa kalian percaya kepada-Ku. Tetapi, ada beberapa hal padamu yang tidak Kusukai: Ada di antara kalian yang mengikuti ajaran-ajaran Bileam. Bileam mengajar Balak bagaimana membuat orang Israel berdosa, yaitu dengan membujuk mereka memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala dan melakukan hal-hal yang cabul. Selain itu, ada juga di antara kalian yang mengikuti ajaran-ajaran kaum Nikolaus. Karena itu, bertobatlah dari dosa-dosamu! Kalau tidak, Aku segera akan datang kepadamu dan memerangi orang-orang itu dengan pedang yang ada pada mulut-Ku. Kalau kalian mempunyai telinga, dengarkanlah apa yang dikatakan Roh Allah kepada jemaat-jemaat! Aku mempunyai manna yang tersembunyi. Aku akan memberikan sebagian dari manna itu kepada orang yang menang. Aku juga akan memberikan sebuah batu putih yang ditulisi sebuah nama baru kepadanya. Nama itu hanya diketahui oleh orang yang menerimanya. Orang lain tidak akan mengetahuinya.’” [Pesan untuk jemaat di kota Tiatira] “Kepada malaikat yang mewakili jemaat di kota Tiatira, tulislah pesan-Ku ini: Akulah Anak Allah. Mata-Ku bernyala-nyala seperti api dan kaki-Ku berkilauan seperti tembaga yang dibakar. Inilah pesan-Ku kepadamu: ‘Aku tahu semua perbuatanmu. Kalian mengasihi sesamamu dan setia kepada-Ku; kalian bekerja keras melayani Aku dan tabah dalam penderitaan. Aku tahu kalian sekarang melakukan lebih banyak daripada dahulu. Tetapi, inilah yang tidak Kusukai dari kalian: Kalian membiarkan Izebel, perempuan yang mengaku dirinya suruhan Allah itu, berbuat sekehendak hatinya. Dengan ajarannya, ia menipu hamba-hamba-Ku sehingga mereka berbuat cabul dan makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala. Aku sudah memberikan kesempatan untuk bertobat dari dosa-dosanya, tetapi ia tidak mau berhenti berbuat cabul. Karena itu, Aku akan menyiksa dia sampai dia sakit di tempat tidur. Dia dan orang-orang yang berbuat cabul dengan dia akan sangat menderita. Semua itu akan Kulakukan sekarang, kecuali kalau mereka berhenti berbuat yang jahat bersama dia. Aku juga akan membunuh pengikut-pengikutnya, sehingga semua jemaat-Ku akan tahu bahwa Akulah yang mengenal apa yang manusia pikirkan dan rasakan. Aku akan membalas kalian semua menurut perbuatanmu masing-masing. Tetapi, kalian yang lain di Tiatira, tidak mengikuti ajaran yang jahat itu. Kalian juga tidak mempelajari ilmu-ilmu Iblis. Inilah pesan-Ku untuk kalian: Aku tidak akan menyuruh kalian melakukan hal-hal lain yang berat bagi kalian. Tetapi, sampai Aku datang nanti, janganlah lepaskan apa yang sudah kalian miliki. Orang yang menang dan sampai akhir terus melakukan kehendak-Ku, akan menerima kuasa, seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku. Mereka akan menerima kuasa untuk memerintah dan menguasai bangsa-bangsa dengan kekerasan, dan untuk menghancurkan bangsa-bangsa itu seperti orang menghancurkan periuk tanah. (2:26) Aku juga akan memberikan bintang timur kepadanya. Kalau kalian mempunyai telinga, dengarkanlah apa yang dikatakan Roh Allah kepada jemaat-jemaat!’” [Pesan untuk jemaat di kota Sardis] “Kepada malaikat yang mewakili jemaat di kota Sardis, tulislah pesan-Ku ini: Akulah yang mempunyai ketujuh roh Allah dan ketujuh bintang. Inilah pesan-Ku kepadamu: ‘Aku tahu semua perbuatanmu. Orang mengatakan kalian hidup, tetapi sebenarnya kalian mati! Karena itu, bangunlah dan kuatkanlah apa yang masih ada padamu, sebelum itu mati sama sekali. Sebab, Aku sudah memeriksa dan mendapati bahwa perbuatanmu tidak ada yang sempurna dalam pandangan Allah-Ku. Jadi, ingatlah kembali apa yang telah diajarkan kepadamu dan apa yang telah kalian dengar dahulu. Lakukanlah itu dan jangan berbuat dosa lagi. Kalau kalian tidak bangun, Aku akan tiba-tiba datang kepadamu seperti pencuri; dan kalian tidak akan tahu kapan Aku datang. Tetapi, ada di antara kalian di Sardis yang tetap menjaga supaya pakaiannya tetap bersih. Mereka akan berjalan bersama Aku dengan memakai pakaian putih, sebab mereka memang layak untuk itu. Aku akan memberikan pakaian putih seperti itu kepada orang yang menang. Aku tidak akan menghapuskan nama mereka dari Buku Orang Hidup. Di hadapan Bapa-Ku dan malaikat-malaikat-Nya, Aku akan mengakui mereka adalah milik-Ku. Kalau kalian mempunyai telinga, dengarkanlah apa yang dikatakan Roh Allah kepada jemaat-jemaat!’” [Pesan untuk jemaat di kota Filadelfia] “Kepada malaikat yang mewakili jemaat di kota Filadelfia, tulislah pesan-Ku ini: Akulah yang suci dan setia. Akulah yang memegang kunci yang dimiliki Raja Daud. Kalau Aku membuka pintu, tidak seorang pun dapat menutupnya. Dan kalau Aku menutup pintu, tidak seorang pun dapat membukanya. Inilah pesan-Ku kepadamu, ‘Aku tahu semua perbuatanmu. Kalian memiliki hanya sedikit kekuatan, tetapi kalian sudah menuruti ajaran-Ku dan tetap setia kepada-Ku. Aku sudah membukakan sebuah pintu untukmu dan tidak seorang pun dapat menutupnya kembali. Perhatikanlah ini: Perkumpulan pengikut-pengikut Iblis di kotamu adalah perkumpulan orang-orang pembohong. Mereka mengaku dirinya Yahudi, padahal bukan. Aku akan membuat mereka datang dan sujud di depanmu. Mereka akan tahu bahwa Aku mengasihi kalian. Akan tiba waktunya seluruh dunia ditimpa kesusahan. Hal itu terjadi untuk mencobai semua orang di bumi. Tetapi, Aku akan tetap menjaga kalian, karena kalian sudah menuruti perintah-Ku untuk tetap tabah. Aku akan segera datang! Jagalah baik-baik apa yang sudah kalian miliki. Jangan sampai ada yang merampas hadiah kemenanganmu. Orang yang menang akan Kujadikan sebagai tiang dalam Rumah Suci Allah-Ku. Orang itu akan tinggal di situ untuk selama-lamanya. Nama Allah-Ku dan nama kota Allah-Ku akan Kutulis pada orang itu. Kota Allah-Ku adalah Yerusalem baru, yang akan turun dari Allah-Ku di surga. Aku juga akan menuliskan nama-Ku yang baru pada dirinya. Kalau kalian mempunyai telinga, dengarkanlah apa yang dikatakan Roh Allah kepada jemaat-jemaat!’” [Pesan untuk jemaat di kota Laodikia] “Kepada malaikat yang mewakili jemaat di kota Laodikia, tulislah pesan-Ku ini: Akulah Sang Amin, Saksi yang setia dan benar. Akulah yang menguasai segala ciptaan Allah. Inilah pesan-Ku kepadamu, ‘Aku tahu semua perbuatanmu. Kalian tidak dingin dan juga tidak panas. Alangkah baiknya andaikata kalian panas atau dingin! Tetapi, kalian suam-suam kuku; tidak panas dan tidak dingin. Karena itu, kalian akan Kumuntahkan dari mulut-Ku. Kalian berkata: Kami kaya, kami makmur, dan kami tidak kekurangan apa-apa. Tetapi, kalian tidak tahu bahwa kalian sangat melarat dan menyedihkan. Kalian miskin, telanjang, dan buta. Sebab itu Aku menasihati kalian: belilah emas murni dari Aku, supaya kalian menjadi kaya. Belilah pakaian putih dari Aku dan pakailah itu supaya orang tidak melihat badanmu yang telanjang dan memalukan. Belilah juga salep untuk matamu supaya kalian bisa melihat. Aku menegur dan mencambuk orang-orang yang Kukasihi. Karena itu, hendaklah kalian bersungguh-sungguh dan jangan berbuat dosa lagi. Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk. Barangsiapa mendengar suara-Ku dan membuka pintu, Aku akan masuk ke dalam rumahnya. Aku akan makan bersama dia dan dia akan makan bersama Aku. Aku akan mengizinkan orang yang menang untuk memerintah bersama-Ku, sama seperti aku juga sudah menang dan sekarang memerintah bersama Bapa-Ku. Kalau kalian mempunyai telinga, dengarkanlah apa yang dikatakan Roh Allah kepada jemaat-jemaat!’” [Ibadat di surga] Sesudah saya melihat semua itu, saya mendapat penglihatan yang lain. Saya melihat ke surga dan di sana ada sebuah pintu yang terbuka. Lalu saya mendengar lagi suara yang dahulu berbicara kepada saya, yaitu suara seperti bunyi trompet. Suara itu berkata, “Naiklah ke sini! Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang nanti akan terjadi.” Saat itu juga saya dikuasai Roh Allah. Di surga, saya melihat sebuah kursi kerajaan. Ada seseorang yang duduk di kursi itu. Muka-Nya bersinar seperti permata baiduri pandan dan permata delima. Kursi kerajaan itu dilingkari pelangi berwarna zamrud. Di sekeliling kursi itu ada lagi dua puluh empat kursi kerajaan yang lain, yang diatur dalam bentuk lingkaran. Dua puluh empat pemimpin duduk di kursi itu. Mereka memakai pakaian putih dan mahkota emas. Dari kursi kerajaan yang di tengah, keluar cahaya kilat dan bunyi guntur yang menggelegar. Di depannya ada tujuh obor yang menyala-nyala. Itulah ketujuh Roh Allah. Di depan kursi itu juga tampak sesuatu yang kelihatan seperti lautan kaca, bening seperti kristal. Di sekeliling kursi kerajaan yang di tengah itu, pada setiap sisinya, ada empat makhluk. Makhluk-makhluk itu penuh dengan mata, baik di bagian depan maupun di bagian belakangnya. Makhluk yang pertama kelihatan seperti singa. Makhluk yang kedua seperti sapi jantan. Makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia. Dan makhluk yang keempat, kelihatan seperti burung rajawali yang sedang terbang. Keempat makhluk itu, masing-masing mempunyai enam sayap yang penuh dengan mata, baik di luar maupun di dalam. Siang malam tidak henti-hentinya mereka menyanyi “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah Yang Mahakuasa. Ia berkuasa sejak dahulu, berkuasa sekarang dan berkuasa untuk seterusnya.” Keempat makhluk itu menyanyi untuk memuji, menghormati, dan mengucapkan terima kasih kepada Dia yang duduk di kursi kerajaan yang di tengah, yaitu Dia yang hidup untuk selama-lamanya. Pada waktu makhluk-makhluk itu menyanyi, kedua puluh empat pemimpin itu tersungkur di depan Dia yang duduk di kursi kerajaan yang di tengah itu. Mereka menyembah Dia yang hidup untuk selama-lamanya. Lalu mereka membuka mahkota mereka masing-masing dan meletakkan mahkota itu di depan kursi itu. Mereka berkata, “Ya Tuhan, ya Allah kami! Hanya Engkaulah yang layak dipuji dan dihormati; hanya Engkaulah yang layak berkuasa. Sebab, Engkaulah yang menciptakan segala sesuatu. Karena kemauan-Mu juga, segala sesuatu diciptakan dan diberi hidup.” [Gulungan buku dan Anak Domba] Kemudian saya melihat sebuah gulungan buku di tangan kanan Dia yang duduk di kursi pemerintahan itu. Sisi luar dan sisi dalam buku itu penuh tulisan, dan disegel dengan tujuh buah meterai. Lalu saya melihat seorang malaikat yang gagah berseru dengan suara lantang, “Siapa yang pantas membuka segel-segel itu, dan membuka gulungan buku itu?” Namun, tidak seorang pun, baik yang di surga, maupun yang di bumi, atau yang di bawah bumi, sanggup membuka gulungan buku itu dan melihat isinya. Saya pun menangis tersedu-sedu, karena sama sekali tidak ada orang yang pantas membuka buku itu dan melihat isinya. Lalu salah seorang dari pemimpin itu berkata kepada saya, “Berhentilah menangis dan lihatlah! Dia yang disebut Singa dari suku Yehuda, Keturunan Raja Daud yang agung, sudah menang. Dia mampu membuka ketujuh segel itu dan membuka buku itu.” Sesudah itu, saya melihat Anak Domba berdiri di tengah-tengah kursi pemerintahan itu, yang dikelilingi oleh keempat makhluk dan para pemimpin itu. Anak Domba itu seperti sudah disembelih. Ia memiliki tujuh tanduk dan tujuh mata, yaitu tujuh Roh Allah yang sudah diutus ke seluruh dunia. Lalu Anak Domba itu maju. Ia mengambil gulungan buku itu dari tangan kanan orang yang duduk di kursi pemerintahan itu. Pada waktu Anak Domba itu maju dan mengambil gulungan buku itu, keempat makhluk dan kedua puluh empat pemimpin itu tersungkur di hadapan-Nya. Mereka masing-masing memegang kecapi dan mangkuk emas yang berisi kemenyan, yaitu doa-doa umat Allah. Sesudah itu, mereka menyanyikan sebuah lagu yang baru, “Engkau patut menerima gulungan buku itu dan membuka segel-segelnya, sebab Engkau sudah dibunuh. Dengan kematian-Mu itu, manusia dari segala suku, bahasa, negara dan bangsa sudah Engkau beli untuk Allah. Engkau sudah menjadikan mereka suatu bangsa yang khusus untuk melayani Allah sebagai imam, dan mereka akan memerintah di atas bumi.” Sesudah itu, saya melihat dan mendengar suara dari beribu-ribu bahkan berjuta-juta malaikat. Mereka berdiri mengelilingi kursi kerajaan, keempat makhluk, dan pemimpin-pemimpin itu. Mereka bernyanyi dengan suara yang kuat, “Anak Domba yang sudah disembelih itu layak untuk menerima kuasa, kekayaan, kebijaksanaan, dan kekuatan. Ia layak dihormati, diagungkan dan dipuji-puji.” Lalu saya mendengar semua makhluk yang ada di langit, di bumi, di bawah bumi dan yang ada di dalam laut menyanyi, “Segala pujian, hormat, keagungan, dan kuasa bagi Dia yang duduk di atas kursi pemerintahan dan bagi Anak Domba, untuk selama-lamanya.” Keempat makhluk itu berkata, “Amin.” Pemimpin-pemimpin itu pun tersungkur dan menyembah. [Segel-segel] Sesudah itu, saya melihat Anak Domba itu membuka segel pertama di antara ketujuh segel itu. Kemudian saya mendengar satu dari keempat makhluk itu berkata, “Mari!” Suaranya menggelegar bagaikan guntur. Lalu saya melihat seekor kuda putih. Penunggangnya memegang sebuah busur dan kepadanya diberikan sebuah mahkota. Ia sudah menang dan saat itu ia maju lagi untuk merebut kemenangan. Sesudah itu, Anak Domba itu membuka segel yang kedua, dan pada waktu itu saya mendengar makhluk yang kedua berkata, “Mari!” Dan keluarlah seekor kuda yang lain. Warnanya merah. Penunggangnya diberi kuasa untuk menghilangkan kedamaian dari dunia, supaya manusia saling membunuh. Sebilah pedang yang besar diberikan juga kepadanya. Sesudah Anak Domba itu membuka segel yang ketiga, saya mendengar makhluk yang ketiga berkata, “Mari!” Lalu saya melihat seekor kuda hitam. Penunggangnya memegang sepasang timbangan di tangannya. Saya juga mendengar suara berseru-seru, yang seperti berasal dari tengah keempat makhluk itu. Suara itu berkata, “Satu liter gandum yang baik harganya sama dengan upah sehari, dan tiga liter gandum jenis lain harganya juga sama dengan upah sehari. Namun, jangan merusak pohon zaitun dan kebun anggur.” Anak Domba itu membuka segel yang keempat, saya mendengar makhluk yang keempat berkata, “Mari!” Lalu, tampaklah seekor kuda berwarna hijau pucat. Penunggangnya bernama Maut, dan ia diikuti oleh Alam Maut. Seperempat bagian bumi ini diberikan kepada mereka untuk dikuasai. Dengan begitu, mereka dapat membunuh manusia lewat peperangan, kelaparan, wabah penyakit, dan binatang-binatang buas. Pada waktu Anak Domba itu membuka segel yang kelima, saya melihat di bawah mezbah ada jiwa orang-orang yang mati terbunuh. Mereka dibunuh karena menguatkan pesan dari Allah melalui kesaksian mereka. Jiwa-jiwa itu berseru dengan suara nyaring, “Ya Tuhan yang Mahakuasa, yang Mahasuci dan Mahabenar, berapa lama lagi baru Engkau mengadili dan menghukum penduduk bumi ini, yaitu orang-orang yang sudah membunuh kami?” Mereka masing-masing menerima selembar jubah putih. Lalu mereka disuruh beristirahat sebentar lagi, sampai lengkap jumlah teman-teman seperjuangan dan saudara-saudara mereka yang akan dibunuh seperti mereka. Sesudah itu, saya melihat Anak Domba itu membuka segel yang keenam. Pada waktu segel keenam itu terbuka, terjadilah gempa bumi yang hebat. Matahari menjadi hitam seperti kain hitam yang kasar, dan bulan menjadi merah seperti darah. Bintang-bintang di langit berjatuhan menimpa bumi ini, seperti buah ara muda yang rontok karena ditiup angin topan. Langit menghilang seperti kertas yang tergulung. Semua gunung dan pulau bergeser dari tempatnya. Lalu semua raja dunia, pembesar, panglima, orang kaya, penguasa, dan orang-orang lainnya, baik hamba-hamba maupun orang-orang yang merdeka, bersembunyi di dalam gua-gua dan di celah-celah di antara gunung-gunung batu. Mereka berseru-seru kepada gunung-gunung dan batu-batu, “Timpalah kami! Sembunyikanlah kami dari Dia yang duduk di kursi pemerintahan, dan dari kemarahan Anak Domba itu.” Hari yang menakutkan itu sudah datang! Allah dan Anak Domba itu akan menumpahkan kemarahan. Tidak ada orang yang sanggup menghadapinya. [Seratus empat puluh empat ribu orang dari umat Israel] Setelah itu, saya melihat empat malaikat berdiri pada keempat arah angin bumi. Mereka menahan keempat angin di bumi, supaya tidak ada angin yang bertiup di darat, di laut, atau di pohon-pohon. Lalu saya melihat malaikat yang lain muncul dari sebelah timur. Ia membawa segel dari Allah yang hidup. Dengan suara lantang ia memanggil keempat malaikat yang sudah diberi kuasa oleh Allah untuk merusak darat dan laut. Malaikat itu berkata, “Jangan dulu merusak darat, laut, atau pohon. Tunggu sampai kami memberi tanda segel di dahi hamba-hamba Allah kita.” Sesudah itu, saya mendengar mereka yang diberi tanda segel di dahi berjumlah 144.000 orang, yang diambil dari kedua belas suku bangsa Israel, Yaitu 12.000 dari suku Yehuda, 12.000 dari suku Ruben, 12.000 dari suku Gad, 12.000 dari suku Asyer, 12.000 dari suku Naftali, 12.000 dari suku Manasye, 12.000 dari suku Simeon, 12.000 dari suku Lewi, 12.000 dari suku Isakhar, 12.000 dari suku Zebulon, 12.000 dari suku Yusuf, dan 12.000 dari suku Benyamin. [Manusia yang jumlahnya sangat banyak] Sesudah itu, saya melihat lautan manusia yang tak terhitung jumlahnya. Mereka adalah orang-orang dari setiap bangsa, suku, negara, dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan kursi pemerintahan dan Anak Domba itu dengan mengenakan pakaian putih dan memegang dahan-dahan pohon palem. Lalu dengan suara yang kuat mereka berseru, “Keselamatan kita datangnya dari Allah kita, yang duduk di atas kursi pemerintahan dan dari Anak Domba itu!” Semua malaikat yang berdiri di sekeliling kursi pemerintahan, pemimpin-pemimpin, dan keempat makhluk itu, tersungkur di depan kursi kerajaan itu, lalu menyembah Allah. Mereka berseru, “Amin! Terpujilah Allah yang Mahaagung dan Mahabijaksana. Ia patut diberi ucapan syukur dan penghormatan. Ia berkuasa dan kuat untuk selama-lamanya. Amin!” Salah seorang dari pemimpin-pemimpin itu bertanya kepada saya, “Siapa orang-orang yang berpakaian putih itu? Dari mana mereka datang?” “Tuan pasti tahu.” jawabku. Lalu ia berkata kepadaku, “Inilah orang-orang yang melewati masa penganiayaan yang hebat dengan selamat. Mereka sudah mencuci pakaian mereka di dalam darah Anak Domba, dan membuat pakaian itu menjadi putih. Karena itulah, mereka berdiri di hadapan kursi kerajaan Allah dan beribadah kepada Allah siang dan malam di dalam Rumah Allah. Ia yang duduk di kursi pemerintahan itu akan menyertai mereka untuk melindungi mereka. Mereka tidak akan merasa lapar atau haus lagi. Matahari atau panas terik juga tidak akan membakar mereka. Anak Domba yang duduk di tengah-tengah kursi pemerintahan itu akan menjadi gembala mereka. Ia akan menuntun mereka menuju sumber air yang memberi kehidupan. Allah juga akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” [Segel yang ketujuh] Ketika Anak Domba Allah itu membuka segel yang ketujuh, surga menjadi sunyi selama kurang lebih setengah jam. Lalu saya melihat tujuh malaikat berdiri di depan Allah. Tujuh buah trompet diberikan kepada mereka. Seorang malaikat lain membawa sebuah pedupaan emas. Ia datang dan berdiri di hadapan mezbah di depan kursi kerajaan yang di tengah. Banyak sekali kemenyan diberikan kepadanya. Kemenyan itu ia bubuhkan pada doa-doa seluruh umat Allah dan ia persembahkan juga di mezbah itu. Asap dupa yang menyala itu bercampur dengan doa-doa seluruh umat Allah lalu mengepul naik dari tangan malaikat yang berdiri di hadapan Allah. Kemudian malaikat itu mengambil pedupaan itu. Ia mengisi pedupaan itu dengan api dari mezbah dan melemparkannya ke bumi. Lalu terdengarlah guntur yang bergemuruh, kilat sabung-menyabung, dan terjadi gempa bumi. [Terompet-terompet] Sesudah itu, ketujuh malaikat yang memegang terompet itu bersiap-siap untuk meniup terompet mereka. Pada waktu malaikat pertama meniup terompetnya, turunlah dengan derasnya hujan es dan api bercampur dengan darah menimpa bumi. Sepertiga bumi, sepertiga dari jumlah pohon-pohon yang tumbuh, dan seluruh rumput-rumput hijau terbakar sampai hangus. Lalu sesudah malaikat kedua meniup terompetnya, sesuatu yang kelihatan seperti sebuah gunung besar yang menyala-nyala dilemparkan ke dalam laut. Sepertiga lautan berubah menjadi darah. Matilah sepertiga dari segala binatang laut dan hilanglah sepertiga dari kapal-kapal yang berada di sana. Sesudah itu, malaikat ketiga meniup terompetnya, dan sebuah bintang besar yang menyala seperti obor jatuh dari langit. Bintang itu menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air yang ada. Bintang itu bernama Apsintus yang berarti “Pahit”. Karena itu, sepertiga dari air itu menjadi pahit. Banyak orang yang mati karena meminum air pahit itu. Lalu malaikat keempat meniup terompetnya, dan terpentallah sepertiga dari matahari, sepertiga dari bulan, dan sepertiga dari bintang-bintang sehingga benda-benda itu masing-masing kehilangan sepertiga dari kekuatan cahayanya. Jadi, sepertiga dari siang dan sepertiga dari malam tidak terang. Lalu saya melihat seekor burung Nazar yang sedang terbang tinggi di udara. Burung itu berseru, “Celaka! Celaka! Celakalah setiap orang di bumi, kalau mendengar ketiga malaikat lainnya meniup terompet mereka.” Sesudah itu, malaikat kelima meniup terompetnya dan saya melihat sebuah bintang jatuh dari langit menimpa bumi. Kunci jurang maut diberikan pada bintang itu. Lalu bintang itu membuka jurang maut dan keluarlah asap dari dalamnya seperti asap dari tempat pembakaran yang besar. Matahari dan langit menjadi gelap karena asap dari jurang maut itu. Kemudian dari dalam asap itu keluarlah belalang-belalang yang turun ke atas bumi. Belalang-belalang itu diberi kuasa seperti kuasa yang diberikan kepada kalajengking. Belalang-belalang itu tidak boleh merusak rumput, pohon-pohon atau tanaman lainnya. Mereka hanya boleh menyerang orang-orang yang tidak mempunyai tanda segel dari Allah di dahinya. Belalang-belalang itu tidak diberi ijin untuk membunuh orang-orang itu, tetapi diberi ijin untuk menyiksa mereka selama lima bulan. Rasa nyeri karena siksaan belalang-belalang itu sama dengan rasa nyeri akibat sengatan kalajengking. Selama lima bulan itu, orang-orang itu berusaha untuk mati, tetapi mereka tidak dapat mati. Mereka ingin mati, tetapi kematian jauh dari mereka. Rupa belalang-belalang itu seperti kuda yang siap untuk berperang. Di kepala mereka ada sesuatu seperti mahkota emas. Muka mereka seperti muka manusia. Rambut mereka seperti rambut perempuan dan gigi mereka seperti gigi singa. Dada mereka ditutupi dengan sesuatu serupa baju besi. Suara sayap mereka seperti suara kereta kuda yang jumlahnya banyak sekali, yang sedang menyerbu di dalam peperangan. Ekor dan sengat mereka seperti ekor dan sengat kalajengking. Di dalam ekor mereka itulah ada kekuatan yang mereka pakai untuk menyiksa manusia selama lima bulan. Mereka mempunyai raja, yakni malaikat yang menguasai jurang maut. Di dalam bahasa Ibrani namanya Abadon, dan di dalam bahasa Yunani Apolion, yang artinya “Perusak”. Kejadian pertama yang mengerikan sudah terjadi, tetapi dua kejadian yang mengerikan lagi akan segera menyusul. Sesudah itu, malaikat yang keenam meniup terompetnya. Lalu saya mendengar suara yang datang dari keempat sudut mezbah emas yang ada di hadapan Allah. Suara itu berkata kepada malaikat yang keenam, “Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat di Sungai Efrat!” Lalu malaikat-malaikat itu dilepaskan. Keempat malaikat itu sudah disiapkan untuk membunuh sepertiga dari seluruh umat manusia pada jam, hari, bulan, dan tahun yang sudah ditentukan. Saya diberitahu, bahwa jumlah pasukan-pasukan berkuda itu dua ratus juta. Di dalam penglihatan, saya melihat penunggang-penunggangnya memakai baju besi yang berwarna merah menyala, biru seperti batu nilam, dan kuning belerang. Kepala kuda-kuda itu seperti kepala singa. Dari mulut mereka keluar api, asap, dan belerang. Ketiga bencana itu, yakni api, asap, dan belerang yang keluar dari mulut kuda-kuda itu, membunuh sepertiga dari umat manusia. Kekuatan kuda-kuda itu ada pada mulut dan ekor mereka. Ekor mereka seperti ular yang mempunyai kepala. Dengan ekor-ekor itulah kuda-kuda itu menyiksa manusia. Orang-orang yang selamat dari semua bencana itu ternyata tetap tidak bertobat dari perbuatan tangan mereka. Mereka tetap menyembah roh-roh jahat dan patung-patung berhala yang dibuat dari emas, perak, perunggu, batu, dan kayu, padahal patung-patung itu tidak dapat melihat, mendengar atau berjalan. Mereka juga tidak meninggalkan perbuatan-perbuatan mereka yang jahat, yaitu: membunuh, mempraktekkan ilmu-ilmu sihir, berbuat cabul dan mencuri. Lalu saya melihat malaikat lain yang gagah turun dari surga. Ia diselubungi awan, dan pelangi melingkar di atas kepalanya. Mukanya bersinar seperti matahari, dan kakinya seperti tiang api. Dia memegang sebuah gulungan buku kecil yang terbuka. Kaki kanannya berpijak di laut dan kaki kirinya berpijak di darat. Lalu ia berseru dengan suara keras seperti auman singa. Sesudah itu, tujuh guntur bergemuruh. Begitu guntur itu bergemuruh, saya berniat untuk mencatatnya. Namun, saya mendengar ada suara dari surga yang berkata, “Rahasiakanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guntur itu! Jangan mencatatnya!” Sesudah itu, malaikat yang berpijak di laut dan di darat itu mengangkat tangan kanannya ke langit. Ia bersumpah demi nama Allah yang hidup selama-lamanya, yang menciptakan langit, bumi, laut serta segala sesuatu yang ada di dalamnya. Malaikat itu berkata, “Waktunya tidak akan ditunda lagi! Kalau malaikat ketujuh meniup terompetnya, Allah akan melakukan rencana rahasia-Nya. Rencana rahasia-Nya itu sudah diberitahukan-Nya kepada nabi-nabi.” Lalu suara dari surga, yang pernah saya dengar itu, berbicara kembali kepada saya. Katanya, “Pergilah, ambillah gulungan buku yang terbuka, yang dipegang oleh malaikat yang berdiri di laut dan di darat itu.” Saya menjumpai malaikat itu dan meminta gulungan buku itu. Malaikat itu berkata, “Ambillah ini dan makanlah! Di dalam perutmu buku itu akan terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu terasa manis.” Saya mengambil gulungan buku itu dan memakannya. Di dalam mulut saya rasanya seperti madu, tetapi di dalam perut saya rasanya menjadi pahit. Lalu ia berkata kepada saya, “Beritahukanlah ke mana-mana apa yang akan terjadi pada orang-orang dari berbagai bangsa, negara dan bahasa, dan juga pada raja-raja.” Sesudah itu, saya diberi sebuah tongkat pengukur. Katanya, “Pergilah, ukurlah Rumah Allah dan mezbah-Nya. Hitunglah jumlah orang yang beribadah di dalamnya. Namun, bagian luar Rumah Allah itu jangan kauukur. Sebab, bagian itu sudah diserahkan kepada orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Mereka akan menginjak-injak kota suci itu selama empat puluh dua bulan. Aku akan mengutus dua orang saksi-Ku untuk mengumumkan berita dari Allah selama 1.260 hari. Mereka akan memakai pakaian berkabung.” Kedua saksi itu adalah dua batang pohon zaitun dan dua tempat lampu yang ada di hadapan Tuhan yang menguasai alam ini. Jika ada orang yang mencoba melakukan hal yang tidak baik kepada mereka, orang itu akan terbakar oleh api yang keluar dari mulut saksi-saksi itu untuk membunuh musuh-musuh mereka. Dengan cara itu, mereka membunuh semua orang yang menyakiti mereka. Mereka mempunyai kuasa untuk menutup langit, supaya hujan tidak turun selama mereka mengumumkan berita dari Allah. Mereka juga mempunyai kuasa untuk mengubah air di seluruh mata air menjadi darah. Mereka juga mempunyai kuasa untuk memukul bumi dengan segala macam bencana, kapan saja mereka ingin melakukannya. Setelah saksi-saksi itu selesai mengumumkan berita dari Allah, akan muncul binatang dari dalam jurang maut. Binatang itu akan menyerang dan membunuh mereka. Mayat mereka akan tergeletak di jalan raya kota besar, tempat Tuhan mereka disalibkan. Secara rohani kota itu disebut Sodom dan Mesir. Selama tiga setengah hari, orang-orang dari semua negara, suku, bahasa, dan bangsa akan memandangi mayat mereka tersebut. Orang-orang itu tidak mengijinkan mayat-mayat itu dikuburkan. Penduduk bumi akan bergembira karena kematian kedua saksi itu. Mereka merayakannya dan saling memberi hadiah, karena kedua nabi itu sudah menyebabkan banyak orang di bumi menderita. Sesudah tiga setengah hari, Allah meniupkan kembali nafas yang memberi hidup ke dalam tubuh kedua nabi itu. Lalu mereka berdiri sehingga semua orang yang melihat mereka menjadi takut sekali. Lalu kedua nabi itu mendengar suara yang keras dari surga yang memanggil mereka, “Marilah naik ke sini!”. Sesudah itu, di hadapan musuh-musuh mereka, mereka naik ke surga dengan diselubungi awan. Pada waktu itu juga terjadilah gempa bumi yang hebat. Gempa bumi ini menghancurkan sepersepuluh bagian dari kota itu, dan membunuh tujuh ribu orang. Orang-orang lainnya menjadi takut sekali dan memuji kebesaran Allah di sorga. Kejadian mengerikan yang kedua sudah terjadi. Kejadian mengerikan yang ketiga akan segera menyusul. [Trompet yang ketujuh ditiup] Selanjutnya malaikat yang ketujuh meniup trompetnya dan di surga terdengar suara-suara yang nyaring sekali, begini, “Sekarang Tuhan kita, Raja Penyelamat yang dijanjikan-Nya itu, berkuasa untuk memerintah dunia. Ia akan memerintah untuk selama-lamanya!” Lalu kedua puluh empat pemimpin, yang masing-masing duduk di kursi pemerintahan di depan Allah, tersungkur dan menyembah Allah. Mereka berkata, “Tuhan, Allah Yang Mahakuasa, yang sekarang ada dan yang sudah ada sejak dulu! Kami berterima kasih kepada-Mu, sebab Engkau sudah memakai kuasa-Mu yang besar dan sudah mulai memerintah! Orang-orang yang tidak mengenal Engkau, marah sekali, sebab sudah tiba waktunya Engkau melampiaskan kemarahan-Mu, dan mengadili orang-orang mati. Sudah tiba waktunya Engkau memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi, dan kepada seluruh umat-Mu, yaitu semua orang yang beribadah kepada-Mu, baik orang besar maupun orang kecil. Sudah tiba waktunya Engkau menghancurkan orang-orang yang menghancurkan bumi!” Lalu Rumah Allah di surga terbuka dan Peti Perjanjian Allah terlihat ada di dalamnya. Terjadilah kilat sabung-menyabung, guntur bergemuruh dan bergelegar, gempa bumi serta hujan es yang lebat. [Wanita dan naga] Lalu terlihat di langit sesuatu yang ajaib. Seorang wanita yang berselubung matahari sedang berdiri dengan kakinya berpijak pada bulan. Di kepalanya ada mahkota dua belas bintang. Wanita itu sedang hamil tua. Ia berteriak kesakitan karena sudah saatnya melahirkan. Lalu kelihatan pula sesuatu yang ajaib di langit. Ada seekor naga merah yang besar sekali. Ia mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Di setiap kepalanya ada mahkota. Dengan ekornya ia menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke bumi. Sang naga berdiri di depan wanita itu dan siap untuk menelan anaknya segera setelah lahir. Lalu wanita itu melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu akan memerintah segala bangsa dengan tongkat besi. Tetapi, anak itu dirampas dari wanita itu dan dibawa kepada Allah dan ke hadapan takhta-Nya. Wanita itu lari ke padang pasir, ke tempat yang sudah disediakan Allah untuk dia. Di tempat itu ia akan dipelihara selama 1260 hari. Lalu terjadilah peperangan di surga. Mikhael bersama malaikat-malaikatnya melawan naga itu dan naga itu bersama malaikat-malaikatnya melawan Mikhael. Tetapi, naga itu kalah. Ia dan malaikat-malaikatnya tidak diizinkan lagi tinggal di surga. Naga yang besar itu dibuang ke luar. Dialah ular tua yang disebut Setan atau Iblis yang menipu seluruh dunia. Ia dilemparkan ke bumi bersama semua malaikatnya. Kemudian saya mendengar ada suara di surga yang berteriak dengan keras, “Sekarang Allah menyelamatkan umat-Nya! Sekarang Ia menunjukkan kuasa-Nya sebagai Raja! Sekarang Raja Penyelamat yang dijanjikan itu memakai kekuasaan-Nya! Sebab, yang menuduh saudara-saudara kita di hadapan Allah siang dan malam sudah dilempar keluar dari surga. Saudara-saudara kita sudah mengalahkan dia dengan darah Anak Domba Allah dan dengan Kabar Baik dari Allah yang mereka beritakan; dan mereka rela mengurbankan nyawa mereka sampai mati. Sebab itu, bergembiralah, hai surga dan semua yang tinggal di situ! Tetapi, celakalah kamu, hai bumi dan laut! Sebab, Iblis sudah turun kepadamu. Ia marah sekali, karena tahu bahwa waktunya tinggal sedikit.” Pada waktu naga itu sadar bahwa ia sudah dibuang ke bumi, maka ia mulai mengejar perempuan yang telah melahirkan anak laki-laki itu. Namun, perempuan itu diberi dua sayap burung nazar yang besar, sehingga ia dapat terbang menuju padang pasir. Di padang pasir itulah ia dipelihara dan terhindar dari serangan naga itu selama tiga setengah tahun. Setelah itu, naga itu menyemburkan air, seperti sungai, untuk menghanyutkan perempuan itu. Meskipun demikian, bumi membantu perempuan itu. Bumi membuka mulutnya, lalu menelan air yang keluar dari mulut naga itu. Melihat kejadian itu, naga itu menjadi marah sekali kepada perempuan itu. Oleh sebab itu, ia pergi menyerang anak-anak yang lain dari perempuan itu, yaitu orang-orang yang menaati perintah Allah, dan yang memberi kesaksian tentang Yesus dan kuasa-Nya. (12-18) Lalu naga itu berdiri di pantai. (13-1) [Dua binatang] Lalu saya melihat seekor binatang keluar dari dalam laut. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dengan sepuluh tanduk. Pada setiap kepalanya tertulis sebuah nama penghinaan kepada Allah, dan di setiap tanduknya ada sebuah mahkota. Rupa binatang itu seperti macan tutul, kakinya seperti kaki beruang, dan moncongnya seperti moncong singa. Lalu naga itu memberi kekuatannya sendiri kepada binatang itu, juga takhtanya dan kekuasaannya yang besar. Ada satu dari ketujuh kepala binatang itu seperti terluka parah sekali, tetapi luka itu sudah sembuh. Dengan perasaan takjub seluruh dunia mengikuti binatang itu. Mereka memuja naga itu, karena ia sudah memberikan kekuasaannya kepada binatang itu, dan mereka memuja binatang itu juga. Mereka berkata, “Tidak ada yang menyamai binatang ini! Tidak ada yang dapat berperang melawan dia!” Binatang itu diperbolehkan mengucapkan hal-hal yang sangat sombong dan menghina Allah, juga dibolehkan memerintah selama empat puluh dua bulan. Ia pun mulai menghina Allah, nama Allah, tempat tinggal Allah, dan semua yang tinggal di surga. Ia juga dibolehkan melawan umat Allah dan mengalahkan mereka. Kekuasaan atas semua suku, negara, bahasa, dan bangsa, diberikan kepadanya. Semua orang yang hidup di atas bumi akan menyembah binatang itu, kecuali orang-orang yang namanya sudah terdaftar sebelum dunia diciptakan. Mereka tercatat di dalam buku orang hidup milik Anak Domba yang sudah disembelih. Dengarkanlah berita ini kalau kalian punya telinga: “Umat Allah harus tabah dan setia, karena orang yang harus ditawan, pasti akan ditawan, dan orang yang harus dibunuh dengan pedang, pasti akan dibunuh dengan pedang.” Lalu saya melihat seekor binatang lain muncul dari dalam bumi. Ia mempunyai dua tanduk seperti tanduk anak domba, dan suaranya seperti suara naga. Binatang itu memakai kekuasaan besar di depan mata binatang yang pertama itu. Kekuasaan itu didapat dari binatang yang pertama itu. Ia memaksa seluruh bumi dan isinya untuk menyembah binatang yang pertama itu, yang luka parahnya sudah sembuh. Binatang yang kedua itu membuat keajaiban-keajaiban yang besar. Ia membuat api turun dari langit ke bumi di depan semua orang. Semua orang yang hidup di bumi ditipunya dengan keajaiban-keajaiban yang boleh dibuatnya di depan binatang yang pertama itu. Mereka disuruh membuat sebuah patung yang menyerupai binatang yang sudah terluka oleh pedang itu, namun tetap hidup. Binatang yang kedua diberi kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung itu, sehingga patung itu bisa berbicara dan membunuh semua orang yang tidak mau menyembahnya. Binatang itu memaksa semua orang, besar dan kecil, kaya dan miskin, hamba dan orang bebas, untuk menerima tanda pada tangan kanan mereka atau pada dahi mereka. Tidak seorang pun dapat membeli atau menjual sesuatu kalau tidak mempunyai tanda itu, yang berupa nama binatang itu, atau angka yang menyatakan nama itu. Yang diperlukan di sini adalah hikmat. Orang bijaksana akan dapat menghitung angka-angka binatang itu, sebab angka itu adalah angka seorang manusia. Angka itu adalah 666. [Anak Domba Allah dan umat-Nya] Sesudah itu saya melihat, tampak Anak Domba Allah itu berdiri di atas Bukit Sion. Ada 144.000 orang berdiri di situ bersama Dia. Pada dahi mereka masing-masing tertulis nama Anak Domba Allah dan nama Bapa-Nya. Lalu saya mendengar suara dari surga. Suara itu menderu seperti bunyi air terjun yang besar, seperti gemuruh guntur yang hebat. Bunyinya seperti musik yang dimainkan oleh pemain-pemain kecapi. Ke-144.000 orang itu berdiri di hadapan kursi kerajaan yang dikelilingi keempat makhluk dan dua puluh empat pemimpin itu. Mereka menyanyikan sebuah nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapa pun kecuali oleh orang-orang di dunia yang sudah dibebaskan dari dosa, yaitu ke-144.000 orang itu. Mereka orang-orang yang tetap bersih karena tidak melakukan yang tidak sopan dengan wanita. Mereka murni seperti perawan. Mereka mengikuti Anak Domba Allah ke mana saja Ia pergi. Dari antara seluruh umat manusia merekalah orang-orang yang sudah dibebaskan dari dosa. Mereka menjadi sebagai persembahan kurban yang pertama-tama dipersembahkan kepada Allah dan kepada Anak Domba Allah. Mereka tidak pernah berbohong; mereka tidak bercela sedikit pun. [Tiga malaikat] Sesudah itu, saya melihat seorang malaikat yang lain terbang tinggi di langit. Ia membawa Kabar Baik yang abadi untuk diberitahukan kepada manusia di bumi, yaitu kepada semua bangsa, semua suku bangsa, dalam semua bahasa, dan di semua negara. Malaikat itu berkata dengan suara keras, “Takutlah kepada Allah. Pujilah kebesaran-Nya, sebab sudah waktunya Allah mengadili manusia. Sujudlah di hadapan Allah yang menjadikan langit, bumi, laut, dan semua mata air!” Malaikat kedua menyusul. Ia berseru, “Sudah jatuh, Kota Babel yang besar itu sudah jatuh! Kota ini sudah membuat segala bangsa mabuk air anggur dari nafsunya untuk melakukan perbuatan cabul.” Lalu malaikat ketiga menyusul kedua malaikat itu. Ia juga berkata dengan suara keras, “Orang yang menyembah binatang dan patungnya itu mempunyai tanda dari binatang itu di dahinya atau di tangannya. Orang itu akan meminum anggur yang diberikan Allah kepada orang-orang yang telah membuat-Nya marah. Kekentalan anggur itu tidak dikurangi sama sekali. Mereka semua akan disiksa di dalam api dan belerang di hadapan malaikat-malaikat suci dan Anak Domba. Asap api penyiksaan itu akan terus mengepul selama-lamanya. Siang dan malam orang-orang yang menyembah binatang dan patungnya itu serta mempunyai tanda dari nama binatang itu mengalami siksaan.” Yang terpenting dalam hal ini, umat Allah yang taat kepada perintah Allah dan setia kepada Yesus haruslah tabah. Lalu saya mendengar suara dari surga. Suara itu berkata, “Tulislah ini: Beruntunglah orang-orang yang mati karena percaya dan bekerja untuk Tuhan.” Roh Allah menjawab, “Benar! Mereka boleh berhenti bekerja keras, karena hasil dari jerih payah mereka akan menyertai mereka.” [Bumi dipanen] Lalu saya melihat awan putih. Di atasnya duduklah sesosok tubuh seperti manusia. Ia memakai mahkota emas dan memegang sebuah sabit yang tajam. Sesudah itu, seorang malaikat lain keluar dari Rumah Allah, dan berkata dengan suara keras kepada Ia yang duduk di atas awan itu, “Ayunkanlah sabitmu itu dan tuailah sekarang. Masa panen sudah tiba, dan sekarang sudah waktunya bumi dipanen!” Lalu, Ia yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabitnya ke atas bumi, maka bumi pun dipanen. Selanjutnya, saya melihat seorang malaikat lain keluar dari Rumah Allah di surga. Ia juga memegang sebuah sabit yang tajam. Sesudah itu, seorang malaikat, yang berkuasa atas api, keluar dari mezbah. Dengan suara yang kuat ia berkata dengan keras kepada malaikat yang memegang sabit yang tajam itu, “Ayunkanlah sabitmu itu. Tuailah buah-buah anggur di bumi, karena semuanya sudah matang.” Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke bumi dan menuai buah-buah anggur, dengan melepaskan buah-buah itu dari batangnya. Kemudian buah-buah anggur itu dilempar ke dalam alat pemeras anggur kemarahan Allah yang meluap-luap. Buah-buah anggur itu diperas di luar kota, dan dari alat itu mengalirlah darah seperti sungai. Panjangnya tiga ratus kilometer dan dalamnya hampir dua meter. Kemudian saya melihat di langit sebuah tanda lain yang ajaib dan luar biasa hebatnya. Ada tujuh malaikat dengan tujuh bencana yang terakhir. Allah akan melampiaskan kemarahan-Nya untuk terakhir kalinya. Sesudah itu, saya melihat sesuatu seperti lautan kaca bercampur api. Saya juga melihat orang-orang berdiri di tepinya, sambil memegang kecapi yang mereka terima dari Allah. Mereka adalah orang-orang yang sudah menang atas binatang dan patungnya; juga menang atas orang-orang yang namanya ditandai dengan angka. Mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah itu, dan nyanyian Anak Domba yang begini bunyinya, “Tuhan, Allah yang Mahakuasa, alangkah besar dan ajaibnya perbuatan-perbuatan-Mu! Raja atas segala bangsa, sungguh adil dan benar tindakan-tindakan-Mu! Siapakah yang tidak takut kepada-Mu, Tuhan? Siapakah yang tidak mau mengabarkan keagungan nama-Mu? Hanya Engkaulah yang suci. Semua bangsa akan datang menyembah Engkau, sebab mereka telah melihat perbuatan-perbuatan-Mu yang adil.” Lalu saya melihat Rumah Tuhan di surga terbuka. Kemah Tuhan ada di dalamnya. Kemudian ketujuh malaikat dengan ketujuh bencana itu keluar dari Rumah Tuhan. Pakaian mereka dari kain lenan yang bersih dan berkilauan. Mereka memakai tutup dada yang dibuat dari emas. Salah satu dari keempat makhluk itu memberi kepada ketujuh malaikat itu tujuh buah wadah emas yang penuh dengan kemarahan Allah yakni; Allah yang hidup untuk selama-lamanya. Penuhlah Rumah Allah itu dengan asap dari keagungan dan kuasa Allah. Tidak ada orang yang dapat memasuki Rumah Allah sebelum ketujuh bencana yang dibawa oleh ketujuh malaikat itu berhenti. [Wadah-wadah yang berisi kemarahan Allah] Lalu saya mendengar suara dari dalam Rumah Tuhan berseru keras-keras kepada ketujuh malaikat itu, “Pergilah dan tuangkanlah isi ketujuh wadah kemarahan Allah ke atas bumi!” Maka malaikat pertama menuangkan isi wadahnya ke atas bumi. Pada waktu itu juga timbullah bisul-bisul yang hebat dan sangat perih pada tubuh semua orang yang mempunyai tanda binatang itu dan yang menyembah patungnya. Selanjutnya, malaikat kedua menuangkan isi wadahnya ke laut. Karena itu, air laut berubah menjadi seperti darah orang mati. Matilah semua makhluk yang hidup di dalam laut. Sesudah itu, malaikat ketiga menuangkan isi wadahnya ke atas sungai-sungai dan mata-mata air. Pada waktu itu juga air-air itu berubah menjadi darah, dan saya mendengar malaikat yang berkuasa atas air berkata, “Hukuman yang Engkau jatuhkan itu adil, ya Allah Mahasuci, yang sejak dulu ada. Mereka sudah menumpahkan darah umat-Mu dan darah nabi-nabi. Sekarang Engkau memberi mereka darah untuk diminum, dan itu pantas bagi mereka.” Setelah itu, saya mendengar suara yang keluar dari mezbah itu berkata, “Ya Tuhan, Allah yang Mahakuasa. Engkau sudah menjatuhkan hukuman yang benar dan adil.” Sesudah itu, malaikat keempat menuangkan isi wadahnya ke atas matahari. Matahari diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan teriknya yang menyengat sekali. Manusia dihanguskan oleh panas teriknya dan orang-orang itu menyumpahi nama Allah, yang berkuasa atas bencana-bencana itu. Meskipun begitu, mereka tetap tidak mau meninggalkan dosa-dosa mereka dan tidak mau memuji keagungan Allah. Sesudah itu, malaikat kelima menuangkan isi wadahnya ke atas kursi pemerintahan binatang itu. Dalam sekejap kerajaan binatang itu menjadi gelap, dan manusia menggigit lidah mereka sendiri karena kesakitan. Mereka kesakitan sekali dan menderita bisul-bisul, sehingga mereka menyumpahi Allah di surga. Meski begitu, mereka tetap saja tidak mau meninggalkan perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. Sesudah itu, malaikat keenam menuangkan isi wadahnya ke sungai Efrat yang besar. Sungai itu menjadi kering, sehingga raja-raja dari timur dapat berjalan di atas dasarnya. Lalu saya melihat tiga roh jahat yang rupanya seperti katak. Tiap-tiap katak itu keluar dari mulut naga, mulut binatang, dan mulut nabi palsu. Roh-roh jahat ini mempunyai kuasa untuk membuat keajaiban-keajaiban. Mereka pergi untuk menemui raja-raja di seluruh dunia dan mengumpulkan mereka untuk berperang pada hari besar, yaitu hari Allah yang Mahakuasa. “Dengarkanlah! Aku datang seperti pencuri! Berbahagialah orang yang tetap siaga dan menjaga pakaiannya. Dengan begitu, ia tidak berjalan dengan bertelanjang dan menjadi malu di depan orang banyak.” Selanjutnya, roh-roh itu mengumpulkan raja-raja itu di suatu tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon. Lalu malaikat yang ketujuh menumpahkan isi wadahnya ke udara. Sesudah itu, terdengarlah suara yang keras dari kursi pemerintahan di Rumah Allah. Katanya, “Sudah selesai!” Lalu kilat sabung-menyabung, suara guntur bergemuruh dan menggelegar, dan gempa bumi terjadi dengan dahsyat. Itulah gempa bumi yang paling dahsyat yang pernah terjadi sejak manusia diciptakan. Kota yang besar itu terpecah menjadi tiga bagian. Kota-kota lain di semua negara di dunia ini, yang penduduknya tidak mengenal Allah, juga hancur. Lalu Allah teringat kepada kota Babel yang besar itu; dan Ia memberinya minum dari wadah yang berisi kemarahan-Nya yang meluap-luap. Semua pulau menghilang, dan semua gunung pun tidak ada lagi. Hujan es besar, masing-masing seberat lima puluh kilogram, jatuh dari langit menimpa manusia. Hujan es itu sangat dahsyat sehingga manusia menyumpahi Allah. Selanjutnya, salah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh wadah itu datang menemui saya. Ia berkata, “Mari! Aku akan menunjukkan kepadamu bagaimana Allah akan menghukum pelacur besar itu, yaitu kota besar yang berdiri di daerah yang banyak mengandung air itu. Raja-raja di dunia ini telah melakukan perbuatan dengan dia. Penduduk bumi menjadi mabuk karena mereka minum anggur perbuatan mereka itu.” Sesudah itu, Roh Allah menguasai saya, dan malaikat itu membawa saya ke padang pasir. Di sana saya melihat seorang wanita duduk di atas seekor binatang berwarna merah tua. Binatang itu dipenuhi tulisan nama-nama hinaan terhadap Allah. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Wanita itu memakai baju berwarna ungu dan merah tua. Bajunya dihiasi dengan perhiasan emas, permata-permata, dan mutiara. Ia memegang sebuah wadah emas yang berisi hal-hal keji dan kotor, hasil dari percabulannya. Di dahinya tertulis sebuah nama yang mempunyai arti rahasia, yaitu “Babel yang Besar. Ibu segala pelacur dan orang bejat di dunia.” Lalu saya melihat perempuan itu mabuk. Ia mabuk oleh darah umat Allah dan darah orang-orang yang setia kepada Yesus. Saya terheran-heran pada waktu saya melihat perempuan itu. Malaikat itu berkata kepada saya, “Mengapa engkau heran? Baiklah, aku akan memberitahumu rahasia perempuan itu dan binatang yang ditungganginya itu, yaitu binatang yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu. Dulu binatang itu pernah hidup, tetapi sekarang ia sudah tidak ada. Namun, ia akan hidup dan muncul dari jurang kematian. Setelah itu ia akan hilang sama sekali. Orang-orang yang hidup di bumi, tetapi namanya tidak terdaftar di dalam Buku Orang Hidup sebelum dunia diciptakan, akan heran pada waktu melihat binatang itu. Mereka heran, sebab binatang itu dahulu pernah hidup, kemudian sekarang mati, tetapi ia akan muncul kembali. Yang penting, orang-orang dapat mengerti hal itu. Yang dimaksudkan dengan tujuh kepala itu ialah tujuh bukit, yaitu bukit-bukit tempat wanita itu duduk. Maksud dari tujuh kepala itu juga tujuh orang raja. Lima orang dari antara raja-raja itu telah jatuh dari pemerintahan mereka. Seorang masih memerintah, dan yang seorang lagi belum muncul. Jika ia sudah muncul, ia akan memerintah sebentar saja. Binatang yang dahulu pernah ada namun sesudah itu tidak ada, adalah salah satu dari ketujuh raja itu yang sekarang akan hilang sama sekali. Ia itulah yang akan muncul kembali sebagai raja yang kedelapan. Kesepuluh tanduk yang kaulihat itu ialah sepuluh orang raja yang belum memerintah. Mereka akan diberi kuasa untuk memerintah sebagai raja bersama-sama dengan binatang itu selama satu jam. Kesepuluh raja ini memiliki tujuan yang sama. Mereka akan menyerahkan kekuatan dan kekuasaan mereka kepada binatang itu. Raja-raja itu akan berperang melawan Anak Domba. Namun, Anak Domba itu akan menang karena Dia adalah Tuhan atas segala tuan dan Raja atas segala raja. Pengikut-pengikut-Nya yang setia, yang sudah dipanggil dan dipilih-Nya, akan menang juga terhadap raja-raja itu.” Malaikat itu berkata lagi, “Air yang kaulihat sedang diduduki oleh pelacur itu adalah orang-orang dari berbagai bangsa, negara, dan bahasa. Kesepuluh tanduk dan binatang yang kaulihat itu akan membenci pelacur itu. Mereka akan merampas semua miliknya dan juga akan menelanjanginya. Mereka akan memakan daging pelacur itu dan membakar sisanya sampai habis. Allahlah yang menggerakkan hati raja-raja itu untuk menjalankan rencana-Nya. Raja-raja itu sepakat untuk menyerahkan kekuasaan mereka kepada binatang itu, sampai semua yang telah dikatakan Allah itu terjadi. Perempuan yang kaulihat itu ialah kota besar yang memerintah raja-raja di bumi.” [Babel jatuh] Setelah itu saya melihat seorang malaikat lain turun dari surga. Ia mempunyai kekuasaan yang besar dan ia bercahaya sehingga seluruh bumi menjadi terang karena cahayanya. Malaikat itu berseru dengan keras, “Sudah jatuh! Babel, kota besar itu sudah jatuh! Sekarang ia menjadi tempat tinggal yang dihantui roh-roh jahat. Segala macam burung yang najis dan yang dibenci orang tinggal di situ. Sebab, segala bangsa sudah minum anggurnya, yaitu nafsunya untuk berbuat cabul. Raja-raja di dunia berbuat cabul dengan dia dan pedagang-pedagang di bumi menjadi kaya oleh nafsunya yang tidak bisa ditahan itu.” Lalu saya mendengar suara lain dari surga, berkata, “Hai umat-Ku, keluarlah dari kota Babel! Janganlah kalian mengikuti dosa-dosanya dan turut menanggung hukumannya. Dosanya sudah bertumpuk-tumpuk sampai ke langit. Allah ingat akan perbuatan-perbuatan jahatnya. Kalian boleh memperlakukan dia seperti ia memperlakukan kalian dulu. Balaslah perbuatannya itu dua kali lipat. Isilah mangkuknya dengan minuman yang dua kali lebih keras daripada minuman yang diberikannya untuk kalian. Buatlah penderitaan dan kesedihannya sama besar dengan keagungan dan kemewahan yang diberikan kepada dirinya sendiri, sebab ia selalu berkata kepada dirinya sendiri, ‘Aku ini seorang ratu yang memerintah! Aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah bersedih!’ Oleh karena itu, dalam satu hari saja berbagai bencana akan menimpanya. Ia akan diserang penyakit, ditimpa kesedihan, dan kelaparan. Ia akan dibakar dengan api sampai hangus, sebab yang mengadili Dia adalah Tuhan Allah yang berkuasa. ” Semua raja yang sudah berbuat cabul, dan menikmati kemewahan, akan menangisi kota itu pada waktu mereka melihat asap mengepul dari api yang membakarnya. Mereka akan berdiri jauh dari kota itu, sebab mereka takut menderita juga. Mereka berkata, “Alangkah malangnya kota yang besar dan terkenal itu! Alangkah malangnya Babel yang kuat itu! Hukuman dijatuhkan kepadanya hanya dalam satu jam.” Pedagang-pedagang di bumi juga menangis dan berkabung karena perempuan itu. Tidak ada lagi orang yang membeli barang-barang dagangan mereka. Tidak ada lagi orang yang membeli emas, perak, permata, mutiara, kain lenan, kain ungu, kain sutera, kain merah tua, kayu-kayu yang jarang ada, barang-barang dari gading, barang-barang dari kayu mahal, tembaga, besi, pualam. Tidak ada juga yang membeli kayu manis, rempah-remah, setanggi, mur, kemenyan, anggur, minyak, tepung, gandum, sapi, domba, kuda, kereta, budak-budak, bahkan nyawa manusia. Pedagang-pedagang itu berkata begini kepada perempuan itu, “Semua yang ingin engkau punyai sudah tidak ada lagi. Kemewahan dan keindahanmu sudah hilang, dan engkau tidak akan pernah mendapatkannya lagi.” Banyak pedagang sudah menjadi kaya karena berdagang di kota itu. Namun, ketika mereka melihat penderitaannya, mereka menjadi takut menderita juga. Mereka akan berdiri jauh-jauh sambil menangis dan meratap. Mereka berkata, “Alangkah malangnya kota Babel yang terkenal itu. Biasanya ia memakai pakaian dari lenan, kain ungu dan kain merah tua, dan memakai perhiasan emas, permata, dan mutiara. Namun, dalam satu jam saja semua kekayaannya itu hilang sama sekali.” Semua nakhoda, penumpang dan awak kapal, serta semua orang yang mencari nafkah di laut, berdiri jauh-jauh. Pada waktu mereka melihat asap mengepul dari kota itu, mereka berteriak, “Tidak ada kota lain yang sama seperti kota yang besar ini.” Mereka menghamburkan abu di kepala mereka sebagai tanda berkabung, lalu menangis dan berteriak-teriak, “Alangkah malangnya kota Babel yang terkenal itu. Kekayaannya sudah membuat semua orang yang mempunyai kapal-kapal laut menjadi kaya; tetapi dalam satu jam saja kota itu sudah hancur!” Hai surga, bersukarialah karena kehancuran kota itu! Hai umat Allah, rasul-rasul, dan nabi-nabi, bergembiralah juga! Allah sudah membalaskan apa yang ia lakukan terhadap kalian. Sesudah itu, seorang malaikat yang gagah mengambil sebuah batu sebesar batu penggiling yang besar. Ia melemparkan batu itu ke dalam laut, sambil berkata, “Beginilah kota Babel yang terkenal itu akan dilemparkan dengan keras. Karena itu, kota itu tidak akan pernah ada lagi. Bunyi kecapi, suara penyanyi, bunyi seruling, dan bunyi terompet tidak akan terdengar lagi dari kota itu. Di situ juga tidak akan dijumpai lagi seorang pekerja yang ahli, dan tidak akan terdengar lagi suara penggilingan. Orang tidak akan melihat lampu bersinar lagi; juga tidak akan terdengar keramaian pesta pernikahan. Pedagang-pedagangmu terkenal di dunia. Dengan memakai kuasa-kuasa gelap kamu menipu bangsa-bangsa di dunia!” Babel dihukum sebab di dalamnya darah nabi-nabi, darah umat Allah, dan darah semua orang, sudah tertumpah. Sesudah itu saya mendengar sesuatu seperti suara gemuruh orang banyak di surga yang berseru-seru, “Pujilah Tuhan! Allah kita ialah Penyelamat. Ia agung dan berkuasa! Ia memutuskan perkara dengan adil dan bijaksana! Ia sudah menjatuhkan hukuman ke atas pelacur besar yang suka melacur dan merusak dunia. Allah menghukum dia, sebab ia membunuh orang-orang yang melayani Allah.” Lalu suara orang banyak itu berseru lagi, “Pujilah Allah! Api sudah menghanguskan kota besar itu dan asapnya mengepul tidak henti-hentinya!” Maka kedua puluh empat pemimpin dan keempat makhluk di sekeliling kursi kerajaan yang di tengah itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di kursi itu. Mereka berkata, “Amin! Pujilah Allah!” [Pesta perkawinan Anak Domba Allah] Lalu saya mendengar dari kursi kerajaan itu suara yang berkata, “Pujilah Tuhan kita, hai semua orang yang melayani Dia! Pujilah Dia, hai semua orang, besar kecil, yang menyembah Dia!” Sesudah itu saya mendengar sesuatu seperti suara sekumpulan orang yang banyak sekali, seperti suara laut bergelora dan seperti suara guntur bergemuruh. Saya mendengar mereka berkata, “Pujilah Tuhan! Sebab, Tuhan, Allah kita Yang Mahakuasa itu, sekarang memerintah sebagai Raja! Marilah kita bersukaria dan bergembira; marilah kita memuji kebesaran-Nya! Sebab, sudah tiba harinya perkawinan Anak Domba Allah dan pengantin-Nya sudah siap. Pakaian lenan yang berkilauan sudah diberikan kepada pengantin-Nya untuk dipakai.” (Pakaian lenan ialah perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh umat Allah.) Lalu malaikat itu berkata kepada saya, “Tulislah ini: ‘Beruntunglah orang yang sudah diundang untuk datang ke pesta perkawinan Anak Domba Allah.’” Kemudian malaikat itu berkata lagi, “Inilah Kabar Baik dari Allah.” Saya sujud di depan malaikat itu untuk menyembah dia, tetapi ia berkata, “Jangan! Jangan menyembah saya, sembahlah Allah! Sebab, saya juga pelayan Allah seperti engkau dan seperti semua kawanmu yang sama-sama tetap percaya serta tidak mengingkari ajaran yang telah disampaikan oleh Yesus!” Sebab, Yesus sudah menyampaikan ajaran-Nya dan dengan petunjuk-petunjuk dari ajaran Yesus itu, orang-orang sudah menyampaikan pesan-pesan dari Allah. [Penunggang kuda putih] Sesudah itu saya melihat surga terbuka dan tampak seekor kuda putih. Penunggangnya bernama Sang Setia dan Benar. Ia selalu adil dalam memutuskan hukuman dan dalam berperang. Mata-Nya seperti nyala api dan Ia memakai banyak mahkota di kepala-Nya. Pada-Nya tertulis suatu nama dan tak seorang pun tahu artinya kecuali Dia sendiri. Jubah yang dipakai-Nya berlumuran darah. Nama-Nya ialah “Sabda Allah”. Angkatan perang surga mengikuti Dia dari belakang dengan menunggang kuda putih dan memakai pakaian lenan yang putih bersih. Dari mulut-Nya keluar sebilah pedang yang tajam dan dengan pedang itu Ia akan mengalahkan bangsa-bangsa. Ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi. Dan Ia akan memeras anggur di dalam kilangan anggur, yaitu angkara murka Allah Yang Mahakuasa. Pada jubah-Nya dan pada paha-Nya tertulis nama ini: “Raja segala raja dan Tuan segala tuan”. Kemudian saya melihat seorang malaikat berdiri di atas matahari. Dengan suara keras ia berkata kepada semua burung yang terbang di udara, “Marilah ke sini dan bergabunglah dalam pesta besar yang diadakan Allah! Di sana kalian dapat menyantap daging raja-raja, daging panglima-panglima, daging para pahlawan, daging para penunggang kuda dan daging kuda-kudanya, daging semua orang, baik orang yang bebas maupun budak, baik yang kecil maupun yang besar.” Kemudian saya melihat binatang itu beserta raja-raja di bumi dengan angkatan perangnya. Mereka berkumpul untuk bertempur melawan penunggang kuda putih itu beserta angkatan perang-Nya. Akan tetapi, binatang itu malah tertangkap. Demikian juga dengan nabi palsu itu. Nabi itulah yang telah membuat keajaiban-kejaiban di depan binatang itu. Dan dengan itu ia menipu orang-orang yang mempunyai tanda binatang itu di dahinya dan menyembah patung tersebut. Lalu binatang dan nabi palsu dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan belerang yang menyala-nyala. Angkatan perangnya dibunuh dengan pedang yang keluar dari mulut Penunggang kuda putih itu. Kemudian datanglah burung-burung untuk melahap daging orang-orang yang terbunuh itu. [Naga diikat selama 1000 tahun] Kemudian saya melihat seorang malaikat turun dari surga. Di tangannya ia memegang kunci untuk jurang kematian dan sebuah rantai yang besar. Ia menangkap naga itu, si ular tua yang bernama Setan atau Iblis itu, mengikatnya dengan rantai dan membuangnya ke dalam jurang maut. Naga itu harus tinggal terikat selama 1000 tahun. Lalu malaikat itu mengunci jurang itu dan menyegelnya supaya naga itu tidak lagi menipu bangsa-bangsa sebelum habis masa 1000 tahun. Sesudah itu ia harus dilepaskan untuk waktu yang singkat. Kemudian saya melihat kursi-kursi pemerintahan, dan orang-orang yang duduk di kursi itu diberi kuasa untuk mengadili. Saya juga melihat jiwa-jiwa dari orang-orang yang kepalanya dipenggal karena mereka memberi kesaksian tentang Yesus dan memberitakan pesan Allah. Mereka ini tidak pernah menyembah binatang dan patung itu. Mereka juga tidak menerima tanda binatang itu pada dahi atau tangan mereka. Mereka akan hidup kembali dan memerintah bersama dengan Kristus untuk masa 1.000 tahun. Ini merupakan tahap pertama orang-orang mati dihidupkan kembali. Orang-orang mati lainnya tidak akan dihidupkan sebelum masa 1.000 tahun itu berakhir. Oleh karena itu, berbahagialah orang-orang yang dihidupkan kembali pada tahap pertama itu. Mereka adalah milik Allah. Mereka tidak akan mengalami kematian tahap kedua. Mereka akan diangkat menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan akan memerintah bersama Dia selama seribu tahun. [Iblis dikalahkan] Sesudah habis masa 1000 tahun itu, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya. Ia akan ke luar dan menipu bangsa-bangsa yang tersebar di seluruh dunia, yaitu Gog dan Magog. Mereka banyak sekali, sebanyak pasir di laut. Iblis akan mengumpulkan mereka semua untuk berperang. Mereka akan menyebar ke seluruh dunia dan mengepung perkemahan umat Allah dan kota kesayangan-Nya. Tetapi, api turun dari surga dan memusnahkan mereka. Lalu Iblis yang menipu mereka dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, tempat ia disiksa siang dan malam untuk selama-lamanya. [Hukuman terakhir] Kemudian saya melihat sebuah kursi kerajaan yang putih besar dan ada yang duduk di situ. Bumi dan langit lenyap dari hadapan-Nya, sehingga tidak kelihatan lagi. Saya melihat orang mati, besar kecil, berdiri di depan kursi kerajaan itu, lalu buku-buku dibuka. Di dalam buku-buku itu tercatat perbuatan orang-orang. Sebuah buku yang lain juga dibuka, yaitu Buku Orang Hidup. Orang-orang mati diadili dan dijatuhi hukuman setimpal dengan perbuatan mereka seperti yang sudah tercatat dalam buku itu. Lalu laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya. Kematian dan Dunia Orang Mati juga menyerahkan orang-orang matinya. Semua orang mati itu diadili dan dijatuhi hukuman setimpal dengan perbuatan mereka. Sesudah itu Kematian dan Dunia Orang Mati dilemparkan ke dalam lautan api. (Lautan api ini ialah kematian yang kedua.) Setiap orang yang tidak tertulis namanya di dalam Buku Orang Hidup, dibuang ke dalam lautan api itu. [Langit baru dan bumi baru] Lalu saya melihat langit yang baru dan bumi yang baru. Langit yang pertama dan bumi yang pertama telah lenyap dan laut juga lenyap. Saya melihat Kota Suci, yaitu Yerusalem yang baru, turun dari surga, yaitu dari Allah sendiri. Kota itu sudah dihias dan sudah siap, seperti seorang pengantin perempuan berdandan dan siap untuk menemui pengantin laki-laki. Kemudian saya mendengar suara yang keluar dari kursi kerajaan itu. Suara itu berseru dengan keras, “Sekarang tempat tinggal Tuhan ada di tengah-tengah manusia. Ia akan tinggal dengan mereka dan mereka menjadi umat-Nya. Ia sendiri akan menyertai mereka dan menjadi Allah mereka. Ia akan menyeka air mata orang-orang yang telah menangis karena mengalami berbagai macam kesusahan. Tidak ada lagi yang mati, tidak ada yang sedih, menangis atau merasa sakit. Semua yang lama sudah lenyap.” Lalu Dia yang duduk di atas kursi kerajaan itu berkata, “Sekarang Aku membuat semuanya baru!” Ia juga berkata kepada saya, “Tulislah ini, sebab kata-kata ini benar dan dapat dipercaya.” Lalu Ia berkata, “Sudah selesai! Akulah Yang Pertama dan Yang Terakhir. Akulah Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan. Orang yang haus akan Kuizinkan minum dengan cuma-cuma dari sumber air yang memberi hidup. Bagi orang yang menang Aku akan menjadi Allahnya, dan ia menjadi anak-Ku. Tetapi, pengecut, pengkhianat, orang bejat, pembunuh, pelacur, orang yang memakai ilmu-ilmu sihir, penyembah berhala dan semua pembohong, akan dibuang ke dalam lautan api dan belerang yang bernyala-nyala, yaitu kematian kedua.” [Yerusalem baru] Dari antara ketujuh malaikat yang memegang tujuh wadah yang penuh dengan tujuh bencana terakhir itu ada satu malaikat yang datang kepada saya. Malaikat itu berkata, “Mari! Aku akan menunjukkan kepadamu Pengantin Perempuan, yaitu istri Anak Domba Allah.” Maka saya dikuasai Roh Allah dan dibawa oleh malaikat itu ke puncak gunung yang sangat tinggi. Ia menunjukkan kepadaku Yerusalem, kota suci itu. Kota itu turun dari surga, dari Allah sendiri yang menjadi cahaya-Nya, menyebabkan kota itu berkilauan seperti permata, seperti permata baiduri pandan, bening seperti kristal. Kota itu dikelilingi tembok yang tinggi dan tebal, dengan dua belas pintu gerbang. Masing-masing pintu gerbang itu dijaga oleh malaikat. Dan pada masing-masing pintu gerbang itu tertulis salah satu dari nama kedua belas suku Israel. Di setiap arah terdapat tiga pintu gerbang, yaitu tiga di sebelah timur, tiga di sebelah utara, tiga di sebelah selatan, dan tiga lagi di sebelah barat. Kota itu dibangun di atas dua belas fondasi. Pada masing-masing fondasi tertulis nama salah seorang dari kedua belas rasul Anak Domba itu. Malaikat yang berbicara dengan saya itu mempunyai tongkat pengukur yang terbuat dari emas. Tongkat itu akan dia pakai untuk mengukur kota itu, pintu-pintu gerbangnya dan temboknya. Kota itu berbentuk persegi empat, karena panjangnya sama dengan lebarnya. Setelah diukur dengan tongkat pengukur itu, dapatlah diketahui bahwa panjang dan lebar serta tinggi kota itu adalah 2.400 kilometer. Kemudian malaikat itu mengukur tembok kota itu. Dan nyatalah tingginya 60 meter. Kali ini ukuran yang dipakai malaikat itu adalah ukuran yang dipakai oleh manusia. Tembok kota itu dibuat dari batu baiduri pandan. Kotanya dibuat dari emas murni, yang bening seperti kaca. Masing-masing batu pondasi kota itu dihiasi dengan batu permata. Pondasi pertama dibuat dari batu baiduri pandan. Pondasi kedua dari batu nilam. Pondasi ketiga dari batu yakut. Pondasi keempat dari batu zamrud. Pondasi kelima dari batu baiduri sepah. Pondasi keenam dari batu delima. Pondasi ketujuh dari batu ratna cempaka. Pondasi kedelapan dari batu pirus. Pondasi kesembilan dari batu topas. Pondasi kesepuluh dari batu krisopras. Pondasi kesebelas dari batu lazuardi. Dan pondasi keduabelas dari batu kecubung. Keduabelas pintu gerbang kota itu dibuat dari mutiara, masing-masing satu mutiara. Jalan di kota itu dibuat dari emas murni yang bening seperti kaca. Saya tidak melihat Rumah Allah di dalam kota itu, sebab Rumah Allah di kota itu ialah Tuhan Allah sendiri, Allah Yang Mahakuasa dan Anak Domba Allah itu. Tidak perlu ada matahari atau bulan untuk menerangi kota itu, sebab cahaya yang terang dari Allah menyinarinya dan Anak Domba Allah itu ialah lampunya. Bangsa-bangsa di dunia akan berjalan dalam cahaya kota itu dan raja-raja akan membawa kekayaan mereka ke situ. Pintu-pintu gerbang kota itu akan terbuka sepanjang hari dan tidak akan ditutup. Sebab, di situ tidak ada malam. Kekayaan dan kebesaran bangsa-bangsa lain akan dibawa ke dalam kota itu. Tetapi, orang yang melakukan hal-hal yang memalukan, atau yang suka berdusta dan apa saja yang najis, sekali-kali tidak akan masuk ke dalam kota itu. Yang akan masuk ke situ hanyalah orang yang namanya tertulis di dalam Buku Orang Hidup, yaitu Buku Anak Domba Allah. [Yerusalem baru] Lalu malaikat itu menunjukkan kepadaku sungai yang airnya memberi kehidupan. Sungai itu gemerlapan seperti kristal. Di tengah-tengah jalan raya di kota itu sungai itu mengalir dari kursi kerajaan Allah dan Anak Domba Allah. Di kiri kanan sungai itu tumbuh pohon sumber kehidupan. Pohon itu berbuah sekali sebulan, jadi dua belas kali setahun. Daunnya dipakai sebagai obat untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Di kota itu tidak ada sesuatu pun yang terkena kutukan Allah. Allah dan Anak Domba Allah akan memerintah di kota itu. Orang-orang yang melayani Allah akan menyembah Allah. Mereka akan melihat sendiri wajah Allah dan nama Allah tertulis pada dahi mereka. Di sana tidak akan ada malam lagi. Mereka juga tidak lagi memerlukan lampu atau cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka. Dan mereka akan memerintah sebagai raja untuk selama-lamanya. [Yesus akan segera datang kembali ke dunia] Malaikat yang menunjukkan semua itu berkata kepada-Ku, “Kata-kata ini benar dan dapat dipercaya. Tuhan Allah memberikan Roh-Nya kepada nabi-nabi, dan mengutus malaikat-Nya kepada orang-orang yang melayani-Nya. Ia menunjukkan kepada mereka apa yang harus segera terjadi.” “Perhatikanlah,” kata Yesus. “Aku akan segera datang. Beruntunglah orang yang menuruti kata-kata nubuat dalam buku ini!” Saya, Yohanes, sudah mendengar dan melihat semua itu. Dan setelah selesai, saya sujud di depan malaikat itu untuk menyembah dia. Tetapi, ia berkata, “Jangan! Jangan menyembah saya, sembahlah Allah! Sebab, saya juga pelayan seperti engkau dan sudara-saudaramu, yaitu para nabi dan semua yang menuruti pesan-pesan dalam buku ini.” Kemudian ia berkata kepadaku, “Janganlah rahasiakan nubuat-nubuat yang ada dalam buku ini, sebab, semua nubuatan itu akan segera terjadi. Oleh karena itu, barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat. Orang yang berpikiran kotor, biarlah ia terus demikian. Sebaliknya orang-orang yang menuruti keinginan Allah akan tetap menuruti-Nya, dan mereka yang selalu hidup suci akan selalu hidup suci.” “Perhatikanlah,” kata Yesus lagi. “Aku akan segera datang dengan membawa upah. Setiap orang akan Kuberi upah menurut apa yang telah dilakukannya. Akulah Yang Pertama dan Yang Terakhir, Aku Tuhan dari Permulaan sampai Penghabisan.” Beruntunglah orang yang mencuci jubahnya sampai bersih, sebab mereka berhak makan buah dari pohon kehidupan dan berhak masuk ke dalam kota itu melalui pintu gerbangnya. Tetapi, orang yang melakukan hal-hal yang memalukan, yang memakai ilmu-ilmu sihir, yang melakukan pelacuran, yang membunuh, menyembah berhala dan suka berdusta dengan kata-kata maupun dengan perbuatan, semua orang itu harus tinggal di luar kota itu. “Aku, Yesus, sudah mengutus malaikat-Ku untuk memberitahukan semuanya ini kepada jemaat-jemaat. Aku keturunan Daud; Aku Bintang Timur yang terang-benderang.” “Marilah!” kata Roh Allah dan Pengantin Perempuan itu. Hai setiap orang yang mendengarnya, katakanlah juga, “Marilah!” Marilah, hai kalian yang haus, terimalah dengan cuma-cuma air yang memberi kehidupan! [Penutup] Saya, Yohanes, memberi peringatan keras kepada orang-orang yang mendengar kata-kata nubuatan dalam buku ini: Barangsiapa menambahkan sesuatu pada kata-kata ini, Allah juga akan menambahkan hukuman orang itu dengan bencana-bencana yang tertulis dalam buku ini. Dan barangsiapa mengurangi sesuatu dari kata-kata ini, Allah juga akan mengurangi bagian orang itu yang tertulis dalam buku ini, yaitu bagiannya dari buah pohon kehidupan dan dari kota suci itu. “Ya, Aku akan segera datang,” kata Dia yang memberi kesaksian tentang semua ini. Amin! Datanglah, ya Tuhan Yesus! Semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua.