Inilah daftar nenek moyang Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham mempunyai anak, Ishak; Ishak mempunyai anak, Yakub; Yakub mempunyai anak, Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda mempunyai anak, Peres dan Zerah dari Tamar, Peres mempunyai anak, Hezron; Hezron mempunyai anak, Ram; Ram mempunyai anak, Aminadab; Aminadab mempunyai anak, Nahason; Nahason mempunyai anak, Salmon; Salmon mempunyai anak, Boas dari Rahab, Boas mempunyai anak, Obed dari Rut, Obed mempunyai anak, Isai; Isai mempunyai anak, Raja Daud. Daud mempunyai anak, Salomo dari istri Uria, Salomo mempunyai anak, Rehabeam; Rehabeam mempunyai anak, Abia; Abia mempunyai anak, Asa; Asa mempunyai anak, Yosafat; Yosafat mempunyai anak, Yoram; Yoram mempunyai anak, Uzia; Uzia mempunyai anak, Yotam; Yotam mempunyai anak, Ahas; Ahas mempunyai anak, Hizkia; Hizkia mempunyai anak, Manasye; Manasye mempunyai anak, Amon; Amon mempunyai anak, Yosia; Yosia mempunyai anak, Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya mempunyai anak, Sealtiel; Sealtiel mempunyai anak, Zerubabel; Zerubabel mempunyai anak, Abihud; Abihud mempunyai anak, Elyakim; Elyakim mempunyai anak, Azor; Azor mempunyai anak, Zadok; Zadok mempunyai anak, Akhim; Akhim mempunyai anak, Eliud; Eliud mempunyai anak, Eleazar; Eleazar mempunyai anak, Matan; Matan mempunyai anak, Yakub; Yakub mempunyai anak, Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Jadi, seluruhnya ada empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di depan umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka." Hal itu terjadi supaya digenapi yang difirmankan Tuhan melalui nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel." (Yang berarti: Allah menyertai kita.) Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya, tetapi tidak bersetubuh dengannya sampai Maria melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus. Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman Raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya, "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Ketika Raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Lalu dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, kemudian dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya, "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari engkaulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka kapan bintang itu tampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya, "Pergi dan carilah Anak itu dengan teliti dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia." Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika melihat bintang itu, mereka sangat bersukacita. Mereka masuk ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, dupa dan mur. Kemudian karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. Setelah orang-orang majus itu berangkat, tampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata, "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Yusuf pun bangun, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya digenapi apa yang difirmankan Tuhan melalui nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." Ketika Herodes tahu bahwa ia telah diperdaya oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang ditanyakannya dengan teliti kepada orang-orang majus itu. Dengan demikian digenapi firman yang disampaikan melalui Nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi." Setelah Herodes mati, tampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya, "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusuf pun bangun, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya digenapi firman yang disampaikan melalui nabi-nabi bahwa Ia akan disebut "Orang Nazaret". Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!" Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan Nabi Yesaya ketika ia berkata, "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya." Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. Lalu datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan seluruh daerah sekitar Yordan. Sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di Sungai Yordan. Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka, "Hai kamu keturunan ular berbisa. Siapakah yang mengatakan kepada kamu bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi, hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Janganlah mengira bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapak leluhur kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian setelah aku lebih berkuasa daripada aku dan aku tidak layak membawa kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah di tangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi sekam itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." Kemudian datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencoba mencegah Dia, katanya, "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, namun Engkau yang datang kepadaku?" Lalu jawab Yesus kepadanya, "Biarlah hal itu terjadi sekarang, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Yohanes pun menuruti-Nya. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan, "Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan." Lalu Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si penggoda dan berkata kepada-Nya, "Karena Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di puncak Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya, "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menerima Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu." Yesus berkata kepadanya, "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Setelah itu Iblis membawa-Nya ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya, "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Lalu berkatalah Yesus kepadanya, "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Sesudah itu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. Tetapi waktu Yesus mendengar bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya digenapi firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang Sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, — bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." Sejak itu Yesus mulai memberitakan, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!" Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya dua orang bersaudara yang lain lagi, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia. Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Surga serta menyembuhkan orang-orang di antara bangsa itu dari segala penyakit dan kelemahan mereka. Lalu tersebarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita berbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan setan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Orang banyak pun berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan. Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kehendak Allah, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang berbelaskasihan, karena mereka akan beroleh belas kasihan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya karena melakukan kehendak Allah, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah tempayan, melainkan di atas kaki pelita sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga." "Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu huruf kecil atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkannya, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga. Aku berkata kepadamu: Jika kamu tidak melakukan kehendak Allah melebihi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang mencaci maki saudaranya harus dihadapkan ke Mahkamah Agama, dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pengawal dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas. Kamu telah mendengar yang difirmankan: Jangan berzina. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya. Jika matamu yang kanan menyebabkan engkau berdosa, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Jika tanganmu yang kanan menyebabkan engkau berdosa, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan istrinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan istrinya kecuali karena zina, ia menjadikan istrinya berzina; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berzina. Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu kepada Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat. Kamu telah mendengar yang difirmankan: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari kamu. Kamu telah mendengar yang difirmankan: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu, haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga sempurna." "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau menggembargemborkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Dengan demikian, Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa dengan banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi, janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu, berdoalah demikian: Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami dari kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat. [Karena Engkaulah yang punya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.] Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." "Apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Janganlah kamu mengumpulkan harta bagi dirimu di bumi; di bumi ngengat dan karat merusaknya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga; di surga ngengat dan karat tidak merusaknya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi, jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu, Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir tentang hidupmu, mengenai apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah khawatir pula tentang tubuhmu, mengenai apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh lebih berharga daripada burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya? Mengapa kamu khawatir mengenai pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi, jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Karena itu, janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Karena itu, janganlah kamu khawatir tentang hari esok, karena hari esok mempunyai kekhawatirannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan serpihan kayu itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan serpihan kayu itu dari mata saudaramu." "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari antara kamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sempit, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang baik. Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi, dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapan-Ku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan!" "Jadi, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." Setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka. Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Seorang yang sakit kusta datang kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya, "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya, "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya, "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya, "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi! maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Kemari! maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini! maka ia mengerjakannya." Mendengar hal itu, Yesus pun heran dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari timur dan barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi." Lalu Yesus berkata kepada perwira itu, "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesus melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun bangun dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan semua orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya digenapi firman yang disampaikan melalui Nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang. Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya, "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya, "Rubah mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya, "Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku." Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka." Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu nyaris ditelan gelombang, tetapi Yesus tidur. Lalu datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya, "Tuhan, tolonglah, kita binasa." Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kamu takut, hai kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus membentak angin dan danau itu, sehingga danau itu menjadi teduh sekali. Orang-orang itu pun heran dan berkata, "Orang seperti apa Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?" Ketika Yesus tiba di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui-Nya. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu. Mereka pun berteriak, "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Apakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" Tidak jauh dari mereka itu banyak sekali babi sedang mencari makan. Lalu setan-setan itu meminta kepada-Nya, "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu." Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Seluruh kawanan babi itu pun terjun dari tebing yang curam ke dalam danau dan mati di dalam air. Lalu larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, mereka menceritakan segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. Seluruh kota itu keluar mendapatkan Yesus dan setelah berjumpa dengan Dia, mereka pun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Lalu dibawalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni." Mendengar itu, berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya, "Orang ini menghujat Allah." Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan: Dosa-dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" — lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu —, "Bangunlah, angkat tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Orang itu pun bangun lalu pulang. Melihat hal itu, orang banyak itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa seperti itu kepada manusia. Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di tempat pemungutan cukai, lalu Ia berkata kepadanya, "Ikutlah Aku." Matius pun bangkit dan mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus, "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi, pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata, "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak dituang ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya." Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata, "Anak perempuanku baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." Lalu Yesus pun bangun dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menyentuh jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hatinya, "Asal kusentuh saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata, "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, berkatalah Ia, "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu disuruh keluar, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. Dan tersebarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu. Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata, "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka, "Percayakah kamu bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab, "Ya, kami percaya, Tuhan." Yesus pun menyentuh mata mereka sambil berkata, "Jadilah kepadamu menurut imanmu." Lalu meleklah mata mereka. Kemudian Yesus dengan tegas berpesan kepada mereka, "Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini." Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu. Sementara kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Setelah setan itu diusir, orang bisu itu dapat berkata-kata. Lalu heranlah orang banyak, katanya, "Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel." Tetapi orang Farisi berkata, "Dengan kuasa pemimpin setan Ia mengusir setan." Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat mereka dan memberitakan Injil Kerajaan Surga serta menyembuhkan orang-orang dari segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu kata-Nya kepada murid-murid-Nya, "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu, mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk menyembuhkan orang-orang dari segala penyakit dan kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama, Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia. Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; sembuhkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa kantong perbekalan dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat nafkahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Apabila seseorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu." "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan mencambuk kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke hadapan penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu khawatir tentang bagaimana dan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orangtuanya dan akan membunuh mereka. Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, atau seorang hamba daripada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi, janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas rumah. Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual dua ekor seharga satu keping uang terkecil? Namun, seekor pun tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu, janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi siapa saja yang menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di surga." "Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Siapa saja yang mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku; dan siapa saja yang mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Siapa saja yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Siapa saja yang mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan siapa saja yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Siapa saja yang menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan siapa saja yang menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Siapa saja yang menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan siapa saja yang menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Siapa saja yang memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Ia tidak akan kehilangan upahnya." Setelah Yesus mengakhiri pesan-Nya kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di kota-kota mereka. Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya, "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" Yesus menjawab mereka, "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Berbahagialah orang yang tidak menolak Aku." Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes, "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan anginkah? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian haluskah? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi, untuk apakah kamu pergi? Melihat nabikah? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar daripada dia. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Surga diserbu dan orang yang menyerbunya mencoba merebutnya. Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan — jika kamu mau menerimanya — dialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang zaman ini? Mereka seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Karena Yohanes datang, ia tidak makan, tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya." Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mukjizat-mukjizat-Nya, "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu." Pada waktu itu berkatalah Yesus, "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan-Nya. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah gandar yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab gandar yang Kupasang itu menyenangkan dan beban-Ku pun ringan." Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya, "Lihatlah, murid-murid-Mu melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab-Nya kepada mereka, "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan orang-orang yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." Setelah pergi dari sana, Yesus masuk ke rumah ibadat mereka. Di situ ada seorang yang tangannya mati sebelah. Mereka bertanya kepada-Nya, "Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?" Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lubang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya? Bukankah manusia jauh lebih berharga daripada domba? Karena itu, boleh berbuat baik pada hari Sabat." Lalu kata Yesus kepada orang itu, "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu pun mengulurkannya, maka pulihlah tangannya itu dan menjadi sehat seperti tangannya yang lain. Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan membuat rencana untuk membunuh Dia. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya digenapi firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan menyatakan keadilan kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap." Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat. Maka takjublah sekalian orang banyak itu, katanya, "Ia ini agaknya Anak Daud." Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya, mereka berkata, "Dengan Beelzebul, pemimpin setan, Ia mengusir setan." Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka, "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis mengusir Iblis, ia pun terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Jadi, jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Karena itu, merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu? Sesudah diikatnya barulah ia dapat merampok rumah itu. Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa yang tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan. Karena itu, Aku berkata kepadamu: Semua dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia berkata-kata menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak. Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. Hai kamu keturunan ular berbisa, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus, "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari Engkau." Tetapi jawab-Nya kepada mereka, "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan besar tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama orang-orang zaman ini dan menghakiminya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus! Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang-orang zaman ini dan ia akan menghakiminya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo!" "Apabila roh jahat keluar dari seseorang, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Ia pun pergi dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripada dia dan mereka masuk dan berdiam di situ. Akhirnya, keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas orang-orang yang jahat ini." Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Lalu seseorang berkata kepada-Nya, "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya, "Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?" Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, "Inilah ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa saja yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki-laki, saudara-Ku perempuan dan ibu-Ku." Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. Lalu datanglah orang banyak berbondong-bondong dan mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya, "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tanam-tanaman itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengar!" Kemudian datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya, "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus, "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun yang ada padanya akan diambil darinya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Jadi, terhadap mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak memahami. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Surga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekhawatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." Yesus menyampaikan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, tampak jugalah lalang itu. Lalu datanglah hamba-hamba pemilik ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Jadi, dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi, maukah Tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." Yesus menyampaikan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." Ia menceritakan perumpamaan ini juga kepada mereka, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu sebanyak empat puluh liter sampai mengembang seluruhnya." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya digenapi firman yang disampaikan oleh nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku menyampaikan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan." Sesudah itu Yesus meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya, "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Ia menjawab, "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan sedangkan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Jadi, seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan dari dalam kerajaan-Nya segala sesuatu yang menyebabkan orang berbuat dosa dan semua orang yang melakukan kejahatan. Semuanya akan dicampakkan ke dalam tungku berapi; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengar!" "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." "Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama jala besar yang ditebarkan di laut, lalu terkumpullah berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, jala itu diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam tempayan dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam tungku berapi; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab, "Ya, kami mengerti." Lalu berkatalah Yesus kepada mereka, "Karena itu, setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran tentang Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya." Setelah Yesus selesai menceritakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ. Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mukjizat-mukjizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi, dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka menolak Dia. Kemudian Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Karena mereka tidak percaya, tidak banyak mukjizat diadakan-Nya di situ. Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya, "Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." Memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, istri Filipus saudaranya. Karena Yohanes berkali-kali menegurnya, katanya, "Tidak boleh engkau mengambil Herodias!" Walaupun Herodes ingin membunuhnya, ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata, "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di atas sebuah piring." Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala itu pun dibawa orang di sebuah piring besar, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus. Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak menyendiri dengan perahu ke tempat yang terpencil. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata, "Tempat ini terpencil dan hari mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka, "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." Jawab mereka, "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." Yesus berkata, "Bawalah kemari kepada-Ku." Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di rumput. Setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap syukur. Ia memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang lebih, sebanyak dua belas bakul penuh. Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak. Sesudah itu Yesus segera mendesak murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Menjelang malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru, "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka, "Tenanglah! Inilah Aku, jangan takut!" Lalu Petrus berkata kepada-Nya, "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus, "Datanglah!" Lalu Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak, "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun reda. Orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, "Sesungguhnya Engkau Anak Allah." Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon kepada-Nya supaya diperkenankan walaupun hanya menyentuh jumbai jubah-Nya. Semua orang yang menyentuh-Nya menjadi sembuh. Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata, "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan." Tetapi jawab Yesus kepada mereka, "Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. Tetapi kamu berkata: Siapa saja yang berkata kepada bapaknya atau kepada ibunya: Segala bantuan yang seharusnya engkau terima dari aku adalah persembahan kepada Allah, orang itu tidak wajib lagi menghormati bapaknya atau ibunya. Dengan demikian, firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri. Hai orang-orang munafik! Tepatlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Aku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, karena ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, "Dengar dan perhatikanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." Kemudian datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya, "Tahukah Engkau bahwa perkataan-Mu itu telah membuat orang-orang Farisi sakit hati?" Jawab Yesus, "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di surga akan dicabut dengan akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lubang." Lalu Petrus berkata kepada-Nya, "Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami." Jawab Yesus, "Apakah kamu juga belum dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang ke jamban? Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinaan, percabulan, pencurian, kesaksian palsu dan hujat. Hal-hal inilah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang." Kemudian Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Lalu datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru, "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya, "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak." Jawab Yesus, "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab, "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu, "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Lalu Yesus berkata kepadanya, "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Seketika itu juga anaknya sembuh. Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai Danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang buta, orang timpang, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Orang banyak itu pun takjub melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Kata murid-murid-Nya kepada-Nya, "Bagaimana di tempat terpencil ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" Kata Yesus kepada mereka, "Kamu punya berapa roti?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang lebih, sebanyak tujuh bakul penuh. Yang ikut makan ialah empat ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak. Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu pulang. Ia naik perahu dan bertolak ke daerah Magadan. Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari surga kepada mereka. Tetapi jawab Yesus, "Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak. Orang-orang yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus." Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi. Pada waktu murid-murid Yesus menyeberang danau, mereka lupa membawa roti. Yesus berkata kepada mereka, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki." Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain, "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti." Ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang percaya! Belum jugakah kamu mengerti? Tidakkah kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian? Ataupun akan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul kamu kumpulkan kemudian? Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa Aku berkata-kata kepadamu bukan tentang roti? Waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki." Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki. Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, yang lain mengatakan: Elia dan yang lain lagi mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Jawab Simon Petrus, "Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya, "Berbahagialah engkau Simon anak Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga." Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias. Sejak itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan mulai menegur Dia dengan keras, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali tidak akan menimpa Engkau." Lalu Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jika seseorang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya." Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan jubah-Nya menjadi putih berkilau seperti cahaya. Lalu tampaklah kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus, "Tuhan, alangkah baiknya kita berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tiba-tiba sementara ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, "Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" Ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada siapa pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati." Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, "Kalau demikian, mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus, "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seseorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya, "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya." Lalu kata Yesus, "Hai kamu, orang-orang yang tidak percaya dan yang sesat, sampai kapan Aku harus tinggal di antara kamu? Sampai kapan Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu kemari!" Dengan keras Yesus menegur dia, lalu keluarlah setan itu dari dia dan anak itu pun sembuh seketika itu juga. Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Ia berkata kepada mereka, "Karena kamu kurang percaya. Sebab sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana — maka gunung ini akan pindah, dan tidak akan ada yang mustahil bagimu. [ Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.]" Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut pajak Bait Allah kepada Petrus dan berkata, "Apakah gurumu tidak membayar pajak sebesar dua dirham itu?" Jawabnya, "Memang membayar." Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea atau pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" Jawab Petrus, "Dari orang asing!" Lalu kata Yesus kepadanya, "Jadi, bebaslah rakyatnya. Tetapi supaya jangan kita membuat mereka gusar, pergilah memancing ke danau. Tangkaplah ikan pertama yang kaupancing dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga." Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya, "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?" Lalu Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka dan berkata, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan siapa saja yang merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Siapa saja yang menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." "Tetapi siapa saja yang menyebabkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya kepada-Ku ini berbuat dosa, lebih baik baginya jika sebuah batu giling diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. Celakalah dunia dengan segala hal yang menyebabkan orang berdosa: Memang hal-hal itu harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Jika tanganmu atau kakimu menyebabkan engkau berbuat dosa, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan buntung atau timpang daripada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. Jika matamu menyebabkan engkau berdosa, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu daripada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua. Ingatlah, jangan menganggap rendah salah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga. [ Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang.]" "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki salah seorang dari anak-anak ini hilang." "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Lagi pula Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari antara kamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus, "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya, "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak istrinya dan segala miliknya untuk pembayar utangnya. Lalu sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi. Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan utangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar utangmu! Lalu sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai ia melunasi utangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Kemudian raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh utangmu telah kuhapuskan karena engkau memohon kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Tuannya itu pun marah dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian juga yang akan diperbuat oleh Bapa-Ku yang di surga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." Setelah Yesus mengakhiri perkataan itu, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di seberang Sungai Yordan. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan Ia pun menyembuhkan mereka di sana. Lalu datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya, "Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?" Jawab Yesus, "Tidakkah kamu baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Lagi pula Ia berfirman: Karena itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan dua lagi, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Kata mereka kepada-Nya, "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan istrinya?" Kata Yesus kepada mereka, "Karena kekerasan hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan istrimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang menceraikan istrinya, kecuali karena zina, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berzina." Murid-murid itu berkata kepada-Nya, "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan istri, lebih baik jangan kawin." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka, "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian atas kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti." Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya di atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata, "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang punya Kerajaan Surga." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya di atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ. Ada seseorang datang kepada Yesus, dan berkata, "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus, "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." Kata orang itu kepada-Nya, "Perintah yang mana?" Kata Yesus, "Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan memberi kesaksian palsu, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang muda itu kepada-Nya, "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya, "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab banyak hartanya. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat tercengang mereka dan berkata, "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata, "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Kata Yesus kepada mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, atau bapak atau ibunya, atau anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang pertama akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang pertama." "Adapun hal Kerajaan Surga sama seperti seorang pemilik kebun anggur yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar lagi dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergilah juga kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Lalu mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar dan melakukan hal yang sama. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam pemilik kebun itu berkata kepada mandornya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk pertama. Lalu datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk pertama, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada pemilik kebun itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi pemilik kebun itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang pertama dan yang pertama akan menjadi yang terakhir." Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan, "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa lain, supaya Ia diolok-olokkan, dicambuk dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Kemudian datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya, "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya, "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka, "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang yang baginya Bapa-Ku telah menyediakannya." Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, "Kamu tahu bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa bertindak sebagai tuan atas rakyatnya, dan para pembesarnya bertindak sewenang-wenang atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Ketika Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari Yerikho, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru, "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!" Tetapi orang banyak itu menegur mereka supaya mereka diam. Namun mereka makin keras berseru, "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!" Lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata, "Apa yang kamu kehendaki Kuperbuat bagimu?" Jawab mereka, "Tuhan, supaya mata kami dapat melihat." Lalu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, lalu Ia menyentuh mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah mendekati Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, "Pergilah ke desa yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada di dekatnya. Lepaskanlah kedua keledai itu dan bawalah kepada-Ku. Jikalau ada orang menegur kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya." Hal itu terjadi supaya digenapi firman yang disampaikan melalui nabi, "Katakanlah kepada putri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai betina, dan seekor keledai beban yang muda." Lalu pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan jubah mereka dan Yesus pun duduk di atasnya. Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan. Orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, "Hosana bagi Anak Daud, terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" Ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata, "Siapakah orang ini?" Orang banyak itu menyahut, "Inilah Nabi Yesus dari Nazaret di Galilea." Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka, "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Lalu datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mukjizat-mukjizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah, "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel, lalu mereka berkata kepada-Nya, "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka, "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?" Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ. Pada pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. Di pinggir jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak menemukan apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu, "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Seketika itu juga keringlah pohon ara itu. Melihat kejadian itu tercenganglah murid-murid-Nya, lalu berkata, "Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?" Yesus menjawab mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini, 'Terangkat dan terbuanglah ke dalam laut!' hal itu akan terjadi. Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya, "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" Jawab Yesus kepada mereka, "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari surga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata, "Jikalau kita katakan: Dari surga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapa kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi." Lalu mereka menjawab Yesus, "Kami tidak tahu." Yesus pun berkata kepada mereka, "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu." "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal dan pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Anak itu menjawab: Baik, Bapa, tetapi ia tidak pergi. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka, "Yang pertama." Kata Yesus kepada mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan pelacur akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan pelacur percaya kepadanya. Meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya." "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan membuat pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain lagi dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Inilah ahli warisnya, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" Kata mereka kepada-Nya, "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." Kata Yesus kepada mereka, "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari kamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. [ Siapa saja yang jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan siapa saja yang ditimpa batu itu, ia akan remuk.]" Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi. Lalu Yesus berbicara lagi dalam perumpamaan kepada mereka, "Hal Kerajaan Surga seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh lagi hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya, hidangan telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Karena itu, pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Lalu pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai Saudara, bagaimana engkau masuk kemari tanpa mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." Kemudian pergilah orang-orang Farisi dan membuat rencana bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama para pendukung Herodes bertanya kepada-Nya, "Guru, kami tahu, Engkau seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa satu dinar kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi. Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, Musa mengatakan bahwa jika seseorang mati tanpa meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan istrinya itu dan memberi keturunan bagi saudaranya itu. Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan istrinya itu bagi saudaranya. Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. Akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati. Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristrikan dia." Yesus menjawab mereka, "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! Karena pada waktu kebangkitan, mereka tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di surga. Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup." Orang banyak yang mendengar itu takjub kepada pengajaran-Nya. Ketika orang-orang Farisi mendengar bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia, "Guru, perintah manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah perintah yang terutama dan yang pertama. Perintah yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua perintah inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, "Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya, "Anak Daud." Kata-Nya kepada mereka, "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Jadi, jika Daud menyebut Dia 'Tuan', bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Tidak ada seorang pun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak ada seorang pun yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya. Lalu berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksudkan untuk dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terbaik di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil orang 'Rabi'. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut 'Rabi'; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Janganlah kamu menyebut siapa pun 'bapak' di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Siapa saja yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Siapa saja yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. [ Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda dan kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Karena itu, kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.] Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajahi daratan, untuk membuat satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah hal itu terjadi, kamu menjadikan dia calon penghuni neraka, yang dua kali lebih jahat daripada kamu sendiri. Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, manakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu, siapa saja yang bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Siapa saja yang bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang tinggal di situ. Siapa saja yang bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu memberi persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu saring dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dicat putih, yang sebelah luarnya memang indah tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan berbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kelaliman. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, lengkapilah juga apa yang sudah dilakukan nenek moyangmu! Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular berbisa! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? Karena itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: Sebagian dari mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu cambuk di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Semuanya ini akan ditanggung orang-orang zaman ini!" "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah, rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, sampai kamu berkata: Terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!" Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Murid-murid-Nya datang dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia berkata kepada mereka, "Kamu melihat semuanya itu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka, "Katakanlah kepada kami, kapankah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Jawab Yesus kepada mereka, "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar tentang deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun, waspadalah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Karena kedurhakaan makin bertambah, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." "Jadi, apabila kamu melihat 'Kekejian yang membinasakan' berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan melalui Nabi Daniel — para pembaca hendaklah memahaminya — maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Orang yang sedang berada di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin atau pada hari Sabat. Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka tidak seorang pun akan diselamatkan; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan, waktu itu akan dipersingkat. Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihatlah, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mukjizat-mukjizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Perhatikanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihatlah, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihatlah, Ia ada di dalam kamar yang tersembunyi, janganlah kamu percaya. Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun." "Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan guncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain. Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Orang-orang zaman ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri." "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu apa-apa, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu giling, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Karena itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi, apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi." "Pada waktu itu hal Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyambut mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam botol mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Sambutlah dia! Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, Tuan, bukakanlah pintu bagi kami! Tetapi ia menjawab: Sesungguhnya aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu hari maupun saatnya." "Sebab hal Kerajaan Surga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Lalu kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam hal kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam hal yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Sesudah itu, datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Lalu kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam hal yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam hal yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah orang yang kejam yang menuai di tempat di mana Tuan tidak menabur dan memungut dari tempat di mana Tuan tidak menanam. Karena itu, aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan Tuan! Tuannya itu menjawab: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu, seharusnya uangku itu kauberikan kepada bankir, supaya pada waktu aku kembali, aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu, ambillah talenta itu dari dia dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari dia. Sedangkan hamba yang tidak berguna itu, campakkanlah dia ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi." "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari yang lain, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu menjenguk Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Lalu orang-orang benar itu akan menjawab Dia, Tuhan, kapan kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Kapan kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Kapan kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Raja itu akan menjawab mereka: Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak menjenguk Aku. Lalu mereka pun akan menjawab Dia, Tuhan, kapan kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Ia akan menjawab mereka: Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Orang-orang ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." Setelah Yesus mengakhiri segala perkataan itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya, "Kamu tahu bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan." Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia. Tetapi mereka berkata, "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat." Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah botol pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. Melihat itu murid-murid gusar dan berkata, "Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia." Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata, "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Jawab Yesus, "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: Waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Ketika mereka sedang makan, Ia berkata, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, salah seorang dari antara kamu akan menyerahkan Aku." Lalu dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya, "Bukan aku, ya Tuhan?" Ia menjawab, "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam mangkuk ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu berkata, "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya, "Engkau telah mengatakannya." Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata, "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa-dosa. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku." Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun. Lalu berkatalah Yesus kepada mereka, "Malam ini kamu semua akan terguncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea." Petrus menjawab-Nya, "Biarpun mereka semua terguncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." Yesus berkata kepadanya, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Kata Petrus kepada-Nya, "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku tidak akan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga. Kemudian sampailah Yesus bersama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa." Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Ia mulai merasa sedih dan gelisah. Lalu kata-Nya kepada mereka, "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." Kemudian Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari hadapan-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Lalu Ia berkata kepada Petrus, "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang berniat baik, tetapi tabiat manusia lemah." Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" Ketika Ia kembali lagi, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka, "Masihkah kamu tidur dan beristirahat? Lihat, saatnya sudah tiba bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah mendekat." Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan suatu tanda kepada mereka, "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." Segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata, "Salam Rabi," lalu mencium Dia. Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Hai teman, untuk itukah engkau datang?" Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Lalu kata Yesus kepadanya, "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab semua orang yang menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan bahwa harus terjadi demikian?" Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak, "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Akan tetapi, semua ini terjadi supaya digenapi yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat bagaimana akhir semuanya ini. Imam-imam kepala dan para anggota Mahkamah Agama lainnya mencari kesaksian palsu melawan Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang mengatakan, "Orang ini berkata: Aku dapat meruntuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari." Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya, "Tidakkah Engkau memberi jawaban atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya, "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus, "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata, "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab, "Ia harus dihukum mati!" Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata, "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?" Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Lalu datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya, "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." Tetapi ia menyangkal di depan semua orang, katanya, "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ, "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." Ia menyangkal lagi dengan bersumpah, "Aku tidak kenal orang itu." Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata, "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." Lalu mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah, "Aku tidak kenal orang itu." Pada saat itu berkokoklah ayam. Petrus pun teringat akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya, "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. Ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan membuat rencana untuk membunuh Yesus. Mereka membelenggu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, gubernur negeri itu. Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata, "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka, "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!" Ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri. Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata, "Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah." Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah. Dengan demikian digenapi firman yang disampaikan oleh Nabi Yeremia, "Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel, dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku." Lalu Yesus dihadapkan kepada gubernur. Gubernur itu bertanya kepada-Nya, "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus, "Engkau sendiri mengatakannya." Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apa pun. Lalu kata Pilatus kepada-Nya, "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tidak menjawab suatu kata pun, sehingga gubernur itu sangat heran. Telah menjadi kebiasaan bagi gubernur untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak. Pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas. Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata kepada mereka, "Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus yang disebut Kristus?" Ia memang mengetahui bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki. Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, istrinya mengirim pesan kepadanya, "Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam." Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati. Gubernur itu berkata kepada mereka, "Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka, "Barabas." Kata Pilatus kepada mereka, "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru, "Ia harus disalibkan!" Katanya, "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak, "Ia harus disalibkan!" Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata, "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" Seluruh rakyat itu menjawab, "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus dicambuknya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu gubernur membawa Yesus ke istana gubernur, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olok Dia, katanya, "Salam, hai raja orang Yahudi!" Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya. Sesudah mengolok-olok Dia mereka menanggalkan jubah yang dipakai-Nya itu dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan. Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Kemudian sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya. Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaian-Nya dengan membuang undi. Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. Di atas kepala-Nya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum, "Inilah Yesus Raja orang Yahudi." Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata, "Hai Engkau yang mau meruntuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu dan selamatkanlah diri-Mu!" Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olok Dia dan mereka berkata, "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Jika Ia Raja Israel, baiklah Ia turun dari salib itu, maka kami akan percaya kepada-Nya. Ia mempercayakan diri-Nya kepada Allah: Biarlah Allah menyelamatkan Dia sekarang, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku Anak Allah." Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela-Nya demikian juga. Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring, "Eli, Eli, lema sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata, "Ia memanggil Elia." Kemudian datanglah segera seorang dari mereka; ia mengambil spons, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu melilitkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. Tetapi orang-orang lain berkata, "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia." Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Lihatlah, tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua dari atas sampai ke bawah. Terjadilah gempa bumi dan bukit-bukit batu terbelah. Kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal dibangkitkan. Sesudah kebangkitan Yesus, mereka keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata, "Sungguh, Orang ini Anak Allah." Ada juga di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus. Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkan-Nya kepadanya. Yusuf pun mengambil mayat itu, mengafani-Nya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkan-Nya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu. Sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, ia pun pergi. Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu. Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata, "Tuan, kami ingat bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu, perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya daripada yang pertama." Kata Pilatus kepada mereka, "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya." Lalu pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya. Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Tiba-tiba terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Penjaga-penjaga itu pun gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi, malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu, "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus menjumpai mereka dan berkata, "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Lalu kata Yesus kepada mereka, "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." Sementara mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata, "Kamu harus mengatakan bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Apabila hal ini terdengar oleh gubernur, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Cerita ini tersebar di antara orang Yahudi sampai sekarang. Kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman." Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Seperti ada tertulis dalam kitab Nabi Yesaya, "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya," demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan memberitakan baptisan tobat untuk pengampunan dosa. Maka berdatanganlah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis olehnya di Sungai Yordan. Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. Ia memberitakan demikian, "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa daripada aku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di Sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, langsung Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari surga, "Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan." Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu selama empat puluh hari Ia dicobai oleh Iblis. Ia tinggal bersama dengan binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya, "Saatnya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, Ia melihat Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia. Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat mereka, ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak, "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Apakah Engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus membentaknya, "Diam, keluarlah dari dia!" Roh jahat itu mengguncang-guncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring roh itu keluar dari dia. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya, "Apa ini? Suatu ajaran baru disertai dengan kuasa! Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka taat kepada-Nya!" Lalu segera tersebarlah kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea. Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus bersama Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Seluruh penduduk kota itu pun berkerumun di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang terpencil dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya mencari-cari Dia. Ketika mereka menemukan-Nya, mereka berkata kepada-Nya, "Semua orang mencari Engkau." Jawab-Nya, "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota sekitar ini, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan. Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya, "Kalau Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkan aku." Lalu tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Ia mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu dan berkata kepadanya, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu dan ia sembuh. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, "Ingat, jangan katakan sesuatu kepada siapa pun juga, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk upacara penyucianmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu serta menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang terpencil; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru. Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersebarlah kabar bahwa Ia ada di rumah. Lalu datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di depan pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap di atas Yesus; sesudah terbuka mereka menurunkan tikar, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, "Hai anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni!" Tetapi beberapa ahli Taurat sedang duduk di situ, dan mereka berpikir dalam hatinya, "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?" Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosa-dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tikarmu dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu bahwa Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa di bumi ini" — berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu —, "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tikarmu dan pulanglah ke rumahmu!" Orang itu pun bangun, segera mengangkat tikarnya dan pergi ke luar dari hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, "Yang begini belum pernah kita lihat." Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di tempat pemungutan cukai lalu Ia berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Lewi pun bangkit lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula." Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Lalu kata orang-orang Farisi kepada-Nya, "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Jawab-Nya kepada mereka, "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan orang-orang yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, bagaimana Daud, pada waktu Abyatar sebagai Imam Besar, masuk ke dalam Rumah Allah lalu makan roti sajian itu — yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam — dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?" Lalu kata Yesus kepada mereka, "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Karena itu Anak Manusia adalah Tuhan, bahkan atas hari Sabat." Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang tangannya mati sebelah. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang tangannya mati sebelah itu, "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian kata-Nya kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?" Tetapi mereka diam saja. Ia sangat berduka karena kekerasan hati mereka dan dengan marah Ia memandang orang-orang di sekeliling-Nya lalu Ia berkata kepada orang itu, "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera membuat rencana bersama para pendukung Herodes untuk membunuh Dia. Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya, juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon. Mereka semua datang kepada-Nya, karena mendengar segala hal yang dilakukan-Nya. Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menyentuh-Nya. Setiap kali roh-roh jahat melihat Dia, mereka sujud di hadapan-Nya dan berteriak, "Engkaulah Anak Allah." Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia. Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang, yang juga disebut-Nya rasul-rasul, untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia. Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Orang banyak datang lagi berkerumun, sehingga makan pun mereka tidak dapat. Waktu keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi. Ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata, "Ia kerasukan Beelzebul," dan, "Dengan pemimpin setan Ia mengusir setan." Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Semua dosa dan hujat apa pun yang diucapkan anak-anak manusia akan diampuni. Tetapi siapa saja yang menghujat Roh Kudus tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa yang kekal." Ia berkata demikian karena mereka mengatakan bahwa Ia kerasukan roh jahat. Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia. Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya, "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." Jawab Yesus kepada mereka, "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?" Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata, "Inilah ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Siapa saja yang melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, saudara-Ku perempuan dan ibu-Ku." Pada suatu kali Yesus mulai mengajar lagi di tepi danau. Lalu datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka, "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tanam-tanaman itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. Sebagian jatuh di tanah yang baik, sehingga tumbuh dengan subur dan berbuah. Hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat." Lalu kata-Nya, "Siapa yang mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu bertanya kepada-Nya tentang perumpamaan itu. Lalu Ia berkata kepada mereka, "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun memang melihat, mereka tidak memahami, sekalipun memang mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan diberi pengampunan." Lalu Ia berkata kepada mereka, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu menaburkan firman. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. Yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri; itulah yang mendengar firman itu, lalu kekhawatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat." Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Mungkinkah orang membawa pelita supaya ditempatkan di bawah tempayan atau di bawah tempat tidur? Bukankah supaya ditaruh di atas kaki pelita? Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Siapa yang mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Lalu Ia berkata lagi, "Perhatikanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil." Lalu kata Yesus, "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: Seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu bertunas dan tumbuh, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba." Kata-Nya lagi, "Dengan apa kita hendak membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, benih itu tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan kemampuan mereka untuk mengerti, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri. Pada hari itu, menjelang malam, Yesus berkata kepada mereka, "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah topan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan memakai bantal. Lalu murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya, "Guru, tidak pedulikah Engkau kalau kita binasa?" Ia pun bangun, membentak angin itu dan berkata kepada danau itu, "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, "Siapa sebenarnya orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?" Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu tinggal di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dipatahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Kemudian Ia bertanya kepada orang itu, "Siapa namamu?" Jawabnya, "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir mereka keluar dari daerah itu. Di lereng bukit itu banyak sekali babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan merasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tebing yang curam ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Penjaga-penjaga babi itu lari dan menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan Legion itu. Mereka pun merasa takut. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mulai mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu, "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" Orang itu pun pergi dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala sesuatu yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran. Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sementara Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, sujudlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya, "Anak perempuanku sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menyentuh jubah-Nya. Sebab katanya, "Asal kusentuh saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada saat itu juga Yesus mengetahui bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berbalik di tengah orang banyak dan bertanya, "Siapa yang menyentuh jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab, "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menyentuh Aku?" Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan sujud di depan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang terjadi. Lalu kata-Nya kepada perempuan itu, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan damai dan tetaplah sembuh dari penyakitmu!" Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, "Anakmu sudah meninggal, untuk apa engkau masih menyusahkan Guru?" Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, "Jangan takut, percaya saja!" Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk Ia berkata kepada orang-orang itu, "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Tetapi mereka menertawakan Dia. Semua orang itu disuruh-Nya keluar, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu serta mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya, "Talita kum," yang berarti, "Hai anak perempuan, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan. Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan banyak orang takjub mendengar-Nya dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hal-hal itu? Hikmat apakah yang diberikan kepada-Nya? Bagaimanakah mukjizat-mukjizat yang demikian dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada di sini bersama kita?" Lalu mereka menolak Dia. Kemudian Yesus berkata kepada mereka, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mukjizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya di atas mereka. Ia merasa heran karena mereka tidak percaya. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar. Ia memanggil kedua belas murid itu dan mulai mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat saja, roti pun jangan, kantong perbekalan pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka, "Kalau di suatu tempat kamu masuk ke dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan, "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." Yang lain mengatakan, "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan, "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata, "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." Sebab Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, istri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai istri. Memang Yohanes berkali-kali menegur Herodes, "Tidak boleh engkau mengambil istri saudaramu!" Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan kepada Yohanes karena ia tahu bahwa Yohanes orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Setiap kali ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyenangkan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu, "Mintalah apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya, "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya, "Kepala Yohanes Pembaptis!" Lalu ia cepat-cepat masuk menghadap raja dan meminta, "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di atas piring!" Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang algojo dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah piring besar dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan. Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka, "Mari kita menyendiri ke tempat yang terpencil, dan beristirahat sejenak!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Lalu berangkatlah mereka dengan perahu menyendiri ke tempat yang terpencil. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat bergegas-gegaslah orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika mendarat, Yesus melihat orang banyak berkerumun, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. Pada waktu hari mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata, "Tempat ini terpencil dan hari mulai malam. Suruhlah mereka pergi ke kampung-kampung dan desa-desa sekitar sini, supaya mereka dapat membeli makanan bagi diri mereka." Tetapi jawab-Nya, "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya, "Haruskah kami pergi membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?" Tetapi Ia berkata kepada mereka, "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah mengetahuinya mereka berkata, "Lima roti dan dua ikan." Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. Mereka pun duduk berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. Setelah mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya menyajikannya kepada orang-orang itu; begitu juga Ia membagikan kedua ikan itu kepada mereka semua. Lalu mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti sebanyak dua belas bakul penuh dan sisa-sisa ikan. Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki. Sesudah itu Yesus segera mendesak murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dahulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. Menjelang malam perahu itu sudah di tengah danau, sementara Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka, "Tenanglah! Inilah Aku, jangan takut!" Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun reda. Mereka sangat tercengang, sebab mereka belum juga mengerti walaupun sudah mengalami peristiwa roti itu, dan hati mereka tetap tidak peka. Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Lalu berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tikarnya ke mana saja mereka dengar Yesus berada. Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan menyentuh walaupun jumbai jubah-Nya saja. Semua orang yang menyentuh-Nya menjadi sembuh. Orang-orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan yang najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak membasuh tangan dengan cara tertentu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membasuh dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas perunggu serta tempat pembaringan. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya, "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" Jawab-Nya kepada mereka, "Tepatlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik, seperti ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya tetap jauh dari Aku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, karena ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan dan adat istiadat manusia kamu pegang." Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadat sendiri. Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. Tetapi kamu berkata: Kalau seseorang berkata kepada ayahnya atau ibunya: Segala bantuan yang seharusnya engkau terima dariku adalah Kurban — yaitu persembahan kepada Allah — maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk ayahnya atau ibunya. Jadi, dengan adat istiadat yang kamu teruskan itu, firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku. Banyak lagi hal lain seperti itu yang kamu lakukan." Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka, "Kamu semua, dengarkanlah Aku dan perhatikanlah. Tidak ada sesuatu pun dari luar, yang masuk ke dalam diri seseorang, dapat menajiskannya; tetapi hal-hal yang keluar dari dalam diri seseorang, itulah yang menajiskannya." [ Siapa saja yang bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!] Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. Lalu jawab-Nya, "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam diri seseorang tidak dapat menajiskannya, karena tidak masuk ke dalam hati melainkan ke dalam perutnya, lalu keluar ke jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi, "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinaan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, perbuatan tidak senonoh, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak ingin seorang pun mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan sujud di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani keturunan Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anak perempuannya. Lalu Yesus berkata kepadanya, "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tetapi perempuan itu menjawab, "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." Lalu kata Yesus kepada perempuan itu, "Karena kata-katamu itu, pergilah, setan itu sudah keluar dari anakmu." Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur dan setan itu sudah keluar. Kemudian Yesus meninggalkan lagi daerah Tirus dan melalui Sidon pergi ke Danau Galilea, melintasi daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya di atas orang itu. Sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus mendesah dan berkata kepadanya, "Efata!", artinya: Terbukalah! Seketika itu terbukalah telinga orang itu dan pulihlah lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada mereka supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya, makin luas mereka memberitakannya. Mereka teramat takjub dan berkata, "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata." Pada waktu itu ada lagi orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini, karena sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh." Murid-murid-Nya menjawab, "Bagaimana di tempat yang terpencil ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?" Yesus bertanya kepada mereka, "Kamu punya berapa roti?" Jawab mereka, "Tujuh." Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya mereka menyajikannya, dan mereka pun menyajikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan kecil, dan sesudah mengucap syukur atasnya, Ia menyuruh menyajikannya pula. Mereka pun makan sampai kenyang. Kemudian mereka mengumpulkan potongan-potongan roti yang lebih, sebanyak tujuh bakul. Jumlah mereka kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pergi. Ia segera naik ke perahu bersama murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta. Kemudian muncullah orang-orang Farisi dan mulai berdebat dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari Dia suatu tanda dari surga. Lalu mendesahlah Ia dalam hati-Nya dan berkata, "Mengapa orang-orang zaman ini meminta tanda? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kepada orang-orang ini sekali-kali tidak akan diberi tanda." Ia meninggalkan mereka, lalu Ia naik lagi ke perahu dan bertolak ke seberang. Murid-murid Yesus lupa membawa roti, kecuali satu roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." Mereka pun memperbincangkan di antara mereka bahwa mereka tidak mempunyai roti. Ketika Yesus mengetahui hal itu, Ia berkata, "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu paham dan mengerti? Belum pekakah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka, "Dua belas bakul." "Pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka, "Tujuh bakul." Lalu kata-Nya kepada mereka, "Belum mengertikah kamu?" Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Lalu orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menyentuh dia. Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar desa. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya kepadanya, "Sudahkah kaulihat sesuatu?" Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, "Aku melihat orang-orang seperti pohon-pohon, namun aku melihat mereka berjalan-jalan." Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Lalu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, "Jangan masuk ke desa itu!" Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke desa-desa di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, "Kata orang, siapakah Aku ini?" Jawab mereka kepada-Nya, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, yang lain mengatakan: Elia, yang lain lagi mengatakan: Seorang dari para nabi." Ia bertanya kepada mereka, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkaulah Mesias!" Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan mulai menegur Dia dengan keras. Lalu berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia menegur Petrus dengan keras, "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka, "Jika seseorang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa saja yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa saja yang kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab siapa saja yang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah orang-orang yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, bersama dengan malaikat-malaikat kudus." Kata-Nya lagi kepada mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa." Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan jubah-Nya sangat putih berkilauan. Tidak ada seorang penatu pun di dunia ini yang dapat memutihkan pakaian seperti itu. Lalu tampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Rabi, alangkah baiknya kita berada di tempat ini. Biarlah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Lalu datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara, "Inilah Anak-Ku yang terkasih, dengarkanlah Dia." Tiba-tiba sewaktu memandang sekeliling, mereka tidak melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan itu sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati". Lalu mereka bertanya kepada-Nya, "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus, "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihina? Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia." Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang bersoal jawab dengan mereka. Pada saat orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia. Lalu Yesus bertanya kepada mereka, "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?" Jawab seorang dari orang banyak itu, "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya berkertak dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Hai kamu orang-orang yang tidak percaya, sampai kapan Aku harus tinggal di antara kamu? Sampai kapan Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, ia segera mengguncang-guncangkan anak itu, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu, "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya, "Sejak masa kecilnya. Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Tetapi jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." Jawab Yesus, "Katamu: Jika Engkau dapat? Segala sesuatu mungkin bagi orang yang percaya!" Segera ayah anak itu berteriak, "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegur roh jahat itu dengan keras, "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari anak ini dan jangan merasukinya lagi!" Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan mengguncang-guncang anak itu dengan hebat. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata, "Ia sudah mati." Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia berdiri. Ketika Yesus masuk ke rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka kepada-Nya, "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" Jawab-Nya kepada mereka, "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan doa." Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?" Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka bertengkar tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, "Jika seseorang ingin menjadi yang pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Lalu Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, "Siapa saja yang menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Siapa saja yang menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku." Kata Yohanes kepada Yesus, "Guru, kami melihat seseorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah dia, karena dia bukan pengikut kita." Tetapi kata Yesus, "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Siapa saja yang tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya." "Siapa saja yang menyebabkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya kepada-Ku ini berbuat dosa, lebih baik baginya jika sebuah batu giling diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Jika tanganmu menyebabkan engkau berbuat dosa, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan buntung daripada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; [ di tempat itu ulat-ulatnya tidak mati, dan api tidak terpadamkan.] Jika kakimu menyebabkan engkau berbuat dosa, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, daripada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; [ di tempat itu ulat-ulatnya tidak mati, dan api tidak terpadamkan.] Jika matamu menyebabkan engkau berdosa, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulatnya tidak mati dan api tidak terpadamkan. Karena setiap orang akan digarami dengan api. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu senantiasa mempunyai garam dalam dirimu dan hidup berdamai seorang dengan yang lain." Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang Sungai Yordan dan orang banyak datang lagi berkerumun di sekeliling Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka lagi. Lalu datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya, "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan istrinya?" Tetapi jawab-Nya kepada mereka, "Apa perintah Musa kepada kamu?" Jawab mereka, "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Justru karena kekerasan hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Padahal pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan dua lagi, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya lagi kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya kepada mereka, "Siapa saja yang menceraikan istrinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia berzina terhadap istrinya itu. Jika si istri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berzina." Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Melihat hal itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka, "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan halang-halangi mereka, sebab orang-orang seperti inilah yang memiliki Kerajaan Allah. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya di atas mereka Ia memberkati mereka. Pada waktu Yesus meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seseorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya, "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus, "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain Allah saja. Engkau tentu mengetahui perintah-perintah ini: Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan memberi kesaksian palsu, jangan menipu orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang itu kepada-Nya, "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan mengasihinya, lalu berkata kepadanya, "Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan itu mukanya muram, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, "Alangkah sukarnya orang yang banyak harta masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus berkata lagi, "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Mereka makin tercengang dan berkata seorang kepada yang lain, "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata, "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu mungkin bagi Allah." Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!" Jawab Yesus, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, atau saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, atau ibunya atau bapanya, atau anak-anaknya atau ladangnya, orang itu pada zaman ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang pertama." Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhkan hukuman mati kepada-Nya. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa lain, dan Ia akan diolok-olok, diludahi, dicambuk dan dibunuh, tetapi sesudah tiga hari Ia akan bangkit." Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya, "Guru, kami harap Engkau melakukan apa pun yang kami minta dari Engkau!" Jawab-Nya kepada mereka, "Apa yang kamu kehendaki Kuperbuat bagimu?" Lalu kata mereka, "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi kata Yesus kepada mereka, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum atau dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Jawab mereka, "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka, "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang yang baginya hal itu telah disediakan." Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Lalu Yesus memanggil mereka dan berkata, "Kamu tahu bahwa mereka yang diakui sebagai pemerintah bangsa-bangsa bertindak sebagai tuan atas rakyatnya, dan para pembesarnya bertindak sewenang-wenang atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Ketika Yesus keluar dari Yerikho bersama-sama murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegurnya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku!" Yesus berhenti dan berkata, "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya, "Teguhkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Orang buta itu menanggalkan jubahnya, lalu segera berdiri dan pergi kepada Yesus. Tanya Yesus kepadanya, "Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?" Jawab orang buta itu, "Rabuni, aku ingin dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya, "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Saat itu juga ia dapat melihat, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah mendekati Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, "Pergilah ke desa yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. Jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini." Mereka pun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. Beberapa orang yang berdiri di situ berkata kepada mereka, "Apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu lepaskan keledai itu?" Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus, maka orang-orang itu membiarkan mereka mengambilnya. Lalu mereka membawa keledai muda itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru, "Hosana! Terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, terpujilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang mahatinggi!" Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi karena hari hampir malam, Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya. Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia menemukan sesuatu pada pohon itu. Tetapi waktu tiba di situ, Ia tidak menemukan apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Kata-Nya kepada pohon itu, "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Murid-murid-Nya pun mendengarnya. Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya, "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!" Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka mencari jalan untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, karena seluruh orang banyak takjub kepada pengajaran-Nya. Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota. Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Lalu teringatlah Petrus dan berkata kepada Yesus, "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." Yesus menjawab mereka, "Percayalah kepada Allah! Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa pun yang berkata kepada gunung ini: Terangkatlah dan terbuanglah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: Apa saja yang kamu doakan dan minta, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya seseorang bersalah terhadap kamu, supaya juga Bapamu yang di surga mengampuni kamu akan kesalahan-kesalahanmu." [ Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni kamu akan kesalahan-kesalahanmu.] Lalu Yesus dan murid-murid-Nya datang lagi ke Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, dan bertanya kepada-Nya, "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" Jawab Yesus kepada mereka, "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Baptisan Yohanes itu, dari surga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata, "Jikalau kita katakan: Dari surga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapa kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!" Mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Lalu mereka menjawab Yesus, "Kami tidak tahu." Kata Yesus kepada mereka, "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu." Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan, "Ada seseorang membuka kebun anggur dan membuat pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. Kemudian ia menyuruh lagi seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Demikian juga dengan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. Masih ada satu orang lagi padanya, yakni anaknya yang terkasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Inilah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita." Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena tahu bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak. Mereka membiarkan Dia, lalu mereka pergi. Kemudian beberapa orang Farisi dan pendukung Herodes disuruh kepada Yesus supaya mereka menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya, "Guru, kami tahu, Engkau seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar tentang jalan Allah. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka, "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah kepada-Ku satu dinar supaya Kulihat!" Mereka pun membawanya. Lalu Ia bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia. Kemudian datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, Musa menuliskan hal ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang istri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan istrinya itu dan memberi keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati. Pada hari kebangkitan, ketika mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristrikan dia." Jawab Yesus kepada mereka, "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab bilamana mereka bangkit dari antara orang mati, mereka tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di surga. Juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam cerita tentang semak duri, bagaimana Allah berfirman kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!" Lalu salah seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya, "Perintah manakah yang paling utama?" Jawab Yesus, "Perintah yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhanlah Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Perintah yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus, "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri jauh lebih utama daripada semua kurban bakaran dan kurban lainnya." Yesus melihat bagaimana orang itu menjawab dengan bijaksana, dan Ia berkata kepadanya, "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Sesudah itu, tidak seorang pun berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus. Ketika Yesus sedang mengajar di Bait Allah, Ia berkata, "Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud sendiri dengan pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Daud sendiri menyebut Dia 'Tuan', bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan senang hati. Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata, "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terbaik di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda dan mereka mengelabui mata orang dengan mengucapkan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua uang tembaga, yaitu uang receh terkecil. Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya semua yang dimilikinya, yaitu seluruh nafkahnya." Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya, "Guru, lihatlah betapa besarnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!" Lalu Yesus berkata kepadanya, "Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan." Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, berhadapan dengan Bait Allah, Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas bertanya secara pribadi kepada-Nya, "Katakanlah kepada kami, kapan itu akan terjadi, dan apakah tandanya, kalau semuanya itu akan sampai kepada kesudahannya." Maka mulailah Yesus berkata kepada mereka, "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan. Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama; kamu akan dipukul di rumah ibadat dan akan dihadapkan kepada para gubernur dan para raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka. Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa. Jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu khawatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus. Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat." "Apabila kamu melihat 'Kekejian yang membinasakan' berdiri di tempat yang tidak sepatutnya — para pembaca hendaklah memahaminya — maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Orang yang sedang berada di atas rumah janganlah turun dan masuk untuk mengambil sesuatu dari rumahnya, dan orang yang sedang di ladang janganlah kembali untuk mengambil pakaiannya. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. Berdoalah, supaya semuanya itu jangan terjadi pada musim dingin. Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Sekiranya Tuhan tidak mempersingkat waktunya, maka tidak seorang pun akan diselamatkan; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan yang telah dipilih-Nya, Tuhan mempersingkat waktunya. Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau: Lihat, Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu." "Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan guncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Pada waktu itu juga Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit. Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Orang-orang zaman ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja." "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu kapan saatnya tiba. Keadaannya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penjaga pintu supaya berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu kapan tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta, supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: Berjaga-jagalah!" Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat, sebab mereka berkata, "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat." Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu botol pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher botol itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. Tetapi beberapa orang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain, "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu mereka memarahi perempuan itu. Tetapi Yesus berkata, "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kapan pun kamu menghendakinya kamu dapat menolong mereka, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia." Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepada-Nya, "Ke mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Lalu Ia menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, "Pergilah ke kota; di sana seorang yang membawa kendi berisi air akan menemui kamu. Ikutilah dia dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: Di manakah ruangan tempat Aku akan makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!" Kedua murid itu pun berangkat dan setibanya di kota, mereka dapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, datanglah Yesus bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Ketika mereka sedang duduk di situ dan sedang makan, Yesus berkata, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku." Mereka pun mulai merasa sedih dan seorang demi seorang berkata kepada-Nya, "Bukan aku, ya Tuhan?" Ia menjawab, "Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini, dia yang mencelupkan roti ke dalam satu mangkuk dengan Aku. Sebab Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, "Ambillah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka, "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah." Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun. Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Kamu semua akan terguncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai. Akan tetapi sesudah Aku dibangkitkan, Aku akan mendahului kamu ke Galilea." Kata Petrus kepada-Nya, "Biarpun mereka semua terguncang imannya, aku tidak." Lalu kata Yesus kepadanya, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata, "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku tidak akan menyangkal Engkau." Semua yang lain pun berkata demikian juga. Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya, "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia mulai merasa sangat susah dan gelisah, lalu kata-Nya kepada mereka, "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah." Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari hadapan-Nya. Kata-Nya, "Ya Abba, ya Bapa, segala sesuatu mungkin bagi-Mu, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki." Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati mereka sedang tidur. Lalu Ia berkata kepada Petrus, "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga walau satu jam saja? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang berniat baik, tetapi tabiat manusia lemah." Lalu Ia pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. Ketika Ia kembali, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu apa yang harus mereka katakan kepada-Nya. Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka, "Masihkah kamu tidur dan beristirahat? Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah mendekat." Waktu Yesus masih berbicara, muncullah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan suatu tanda kepada mereka, "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat." Ketika ia sampai di situ ia langsung mendekati Yesus dan berkata, "Rabi," lalu mencium Dia. Lalu mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. Salah seorang dari mereka yang ada di situ menghunus pedangnya, lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Kata Yesus kepada mereka, "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia melepaskan kain lenan itu dan lari dengan telanjang. Kemudian Yesus dibawa menghadap Imam Besar. Lalu berkumpullah semua imam kepala, tua-tua dan ahli Taurat di situ. Sementara itu, Petrus mengikuti Dia dari jauh, sampai ke dalam halaman Imam Besar, dan di sana ia duduk di antara pengawal-pengawal sambil menghangatkan badan dekat api. Imam-imam kepala dan para anggota Mahkamah Agama lainnya mencari kesaksian melawan Yesus supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya. Banyak juga orang yang memberi kesaksian palsu melawan Dia, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang satu dengan yang lain. Lalu beberapa orang memberi kesaksian palsu melawan Dia dengan mengatakan, "Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan meruntuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia." Dalam hal ini pun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain. Kemudian Imam Besar bangkit berdiri di tengah-tengah sidang dan bertanya kepada Yesus, "Tidakkah Engkau menjawab sama sekali? Bagaimana tentang tuduhan orang-orang ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya lagi kepada-Nya, katanya, "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus, "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang dalam awan-awan di langit." Lalu Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata, "Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?" Dengan suara bulat mereka memutuskan bahwa Dia harus dihukum mati. Lalu mulailah beberapa orang meludahi Dia dan menutupi muka-Nya dan meninju-Nya sambil berkata kepada-Nya, "Hai nabi, cobalah terka!" Malah para pengawal pun memukul Dia. Pada waktu itu Petrus masih ada di bawah, di halaman. Lalu datanglah seorang hamba perempuan Imam Besar, dan ketika perempuan itu melihat Petrus sedang menghangatkan badan, ia menatap mukanya dan berkata, "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." Tetapi ia menyangkal, katanya, "Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksudkan." Lalu ia pergi ke serambi depan [dan berkokoklah ayam]. Ketika hamba perempuan itu melihat Petrus lagi, berkatalah ia pula kepada orang-orang yang ada di situ, "Orang ini salah seorang dari mereka." Tetapi Petrus menyangkal lagi. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus, "Engkau pasti salah seorang dari mereka, apalagi engkau seorang Galilea!" Lalu mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah, "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!" Seketika itu juga berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Petrus pun teringat bahwa Yesus telah berkata kepadanya, "Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu menangislah ia tersedu-sedu. Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat serta para anggota Mahkamah Agama lainnya mengadakan pertemuan. Kemudian mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. Pilatus bertanya kepada-Nya, "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus, "Engkau sendiri mengatakannya." Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. Pilatus bertanya lagi kepada-Nya, "Tidakkah Engkau menjawab sama sekali? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!" Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. Pada tiap hari raya itu, Pilatus membebaskan satu orang hukuman menurut permintaan mereka. Pada waktu itu ada seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. Lalu datanglah orang banyak dan meminta supaya ia melakukan hal itu untuk mereka seperti biasanya. Pilatus menjawab mereka dan bertanya, "Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?" Ia memang mengetahui bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. Pilatus sekali lagi bertanya kepada mereka, "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?" Mereka berteriak lagi, "Salibkan Dia!" Lalu Pilatus berkata kepada mereka, "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak, "Salibkan Dia!" Karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka, sedangkan Yesus dicambuknya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke halaman istana yang adalah kediaman gubernur, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya, "Salam, hai raja orang Yahudi!" Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olok Dia mereka menanggalkan jubah ungu yang dipakai-Nya dan mengenakan lagi pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. Pada jam sembilan pagi mereka menyalibkan Dia. Alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. [ Dengan demikian digenapi nas Alkitab yang berbunyi, "Ia akan terhitung di antara orang-orang jahat."] Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata, "Hai Engkau yang mau meruntuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!" Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olok Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata, "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu sekarang supaya kita lihat dan percaya." Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring, "Eloi, Eloi, lema sabakhtani?" yang berarti: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata, "Lihat, Ia memanggil Elia." Kemudian bergegaslah seseorang dan mencelupkan spons ke dalam anggur asam lalu melilitkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata, "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia." Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menghembuskan napas terakhir-Nya. Ketika itu tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat-Nya menghembuskan napas terakhir seperti itu, berkatalah ia, "Sungguh, orang ini Anak Allah!" Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome. Mereka semuanya telah mengikut Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Ada juga di situ banyak perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus. Sementara itu hari mulai malam dan hari itu hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat. Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang terpandang, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Lalu ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu kepada Yusuf. Yusuf pun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengafani-Nya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan-Nya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu. Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat di mana Yesus dibaringkan. Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. Pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. Mereka berkata seorang kepada yang lain, "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?" Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu itu sudah terguling. Batu itu memang sangat besar. Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Mereka pun sangat terkejut, tetapi orang muda itu berkata kepada mereka, "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu." Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab kegentaran dan kedahsyatan menguasai mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena takut. [Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.] [ Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Yesus pernah mengusir tujuh setan dari dia. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang mengiringi Yesus sebelumnya dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada yang lain, tetapi mereka pun tidak percaya kepada kedua orang itu. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kekerasan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun yang mematikan, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergi memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.] Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. Pada zaman Herodes, raja Yudea, ada seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Istrinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya hidup benar di hadapan Allah dan menuruti segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. Pada suatu kali, waktu tiba giliran kelompoknya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar dupa di situ. Pada waktu pembakaran dupa, seluruh umat berkumpul di luar dan bersembahyang. Lalu tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran dupa. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya, "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan. Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus sejak dari rahim ibunya dan ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka. Ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati para bapak berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar. Dengan demikian ia menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya." Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu, "Bagaimanakah aku tahu bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan istriku sudah lanjut umurnya." Jawab malaikat itu kepadanya, "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara kepadamu untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai hari ketika semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya kepada perkataanku yang akan dipenuhi pada waktunya." Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, dan ia tetap bisu. Ketika selesai masa pelayanannya, ia pulang ke rumah. Beberapa lama kemudian Elisabet, istrinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya, "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang." Dalam bulan yang keenam malaikat Gabriel disuruh Allah pergi ke Nazaret, sebuah kota di Galilea, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu datang kepada Maria, ia berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapak leluhur-Nya, dan Ia akan memerintah atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana caranya, padahal aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria, "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan bergegas menuju sebuah kota di pegunungan Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai di telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Berbahagialah ia yang percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." Lalu kata Maria, "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan kuduslah nama-Nya. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya. Kemudian tibalah waktunya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Lalu datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapaknya, tetapi ibunya berkata, "Jangan, ia harus diberi nama Yohanes." Kata mereka kepadanya, "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." Lalu mereka memberi isyarat kepada bapaknya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, "Namanya adalah Yohanes." Mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Lalu ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah pembicaraan di seluruh pegunungan Yudea. Semua orang yang mendengarnya, merenungkannya dalam hati dan berkata, "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia datang untuk menyelamatkan umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, — seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus — untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapak leluhur kita bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, yang dengannya Ia akan datang untuk menyelamatkan kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang tinggal dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera." Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia tinggal di padang gurun sampai hari ketika ia harus menampakkan diri kepada Israel. Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi gubernur di Siria. Karena itu, pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem — karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud — supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Lalu berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Kata malaikat itu kepada mereka, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan kain lampin dan terbaring di dalam palungan." Tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara surga yang memuji Allah, katanya, "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain, "Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkataan itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Kemudian kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. Lalu ketika tiba waktu penyucian menurut hukum Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel, dan Roh Kudus ada di atasnya. Kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia Yang Diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menggendong-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang datang dari-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menyatakan kehendak-Mu bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Bapak serta ibu-Nya amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan dan membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Tetapi kelak suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri." Lagi pula di situ ada Hana, seorang nabiah, anak perempuan Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sampai sekarang ia janda dan telah berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediaman mereka, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan anugerah Allah ada pada-Nya. Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Ketika hari-hari itu berakhir, sementara mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah para guru agama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan jawaban-jawaban yang diberikan-Nya. Ketika orangtua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya, "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Lihat, bapak-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya kepada mereka, "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan tetap hidup dalam asuhan mereka. Ibu-Nya pun menyimpan semua hal itu di dalam hatinya. Yesus makin dewasa dan bertambah hikmat-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Dalam tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi gubernur Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene, pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun. Lalu datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan memberitakan baptisan tobat untuk pengampunan dosa, seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: "Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan." Lalu ia berkata kepada orang banyak yang datang untuk dibaptis olehnya, "Hai kamu keturunan ular berbisa! Siapakah yang memperingatkan kamu supaya melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi, hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah bapak leluhur kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api." Orang banyak bertanya kepadanya, "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya kepada mereka, "Siapa saja yang mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan siapa saja yang mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian." Pemungut-pemungut cukai juga datang untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya, "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya, "Jangan menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan bagimu." Prajurit-prajurit juga bertanya kepadanya, "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka, "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu." Tetapi karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias, Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu, "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripada aku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi sekam akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak. Akan tetapi, setelah raja wilayah Herodes ditegur olehnya karena peristiwa Herodias, istri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya, raja itu menambah kejahatannya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara. Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit, "Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan." Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf, anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai, anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda, anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri, anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er, anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim, anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud, anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason, anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda, anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, anak Terah, anak Nahor, anak Serug, anak Rehu, anak Peleg, anak Eber, anak Salmon, anak Kenan, anak Arpakhsad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh, anak Metusalah, anak Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak Kenan, anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah. Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari Sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ empat puluh hari lamanya Ia dicobai Iblis. Selama hari-hari itu Ia tidak makan apa-apa dan setelah itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya, "Karena Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." Jawab Yesus kepadanya, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja." Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya, "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Karena itu, jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di puncak Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya, "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menerima Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus menjawabnya, "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari hadapan-Nya dan menunggu saat yang baik. Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Lalu tersebarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Kitab Suci. Kepada-Nya diberikan kitab Nabi Yesaya dan setelah membuka kitab itu, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya, "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka, "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Kemudian berkatalah Ia kepada mereka, "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Kata-Nya lagi, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Lagi pula, Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Pada zaman Nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang disembuhkan selain Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangkit, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras, "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Apakah Engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus membentaknya, "Diam, keluarlah dari dia!" Setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari dia dan sama sekali tidak menyakitinya. Semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar." Lalu tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu. Kemudian Yesus meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. Lalu Ia berdiri di sisi perempuan itu dan mengusir demam itu, maka penyakit itu pun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya ke atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak, "Engkaulah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Dialah Mesias. Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang terpencil. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka, "Di kota-kota lain juga Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah, sebab untuk itulah Aku diutus." Lalu Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea. Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret, sementara orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia mendorong perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena perkataan-Mu itu, aku akan menebarkan jala juga." Setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Mereka pun datang, lalu bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun sujud di depan Yesus dan berkata, "Tuhan, pergilah dari hadapanku, karena aku ini seorang berdosa." Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon, "Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia." Sesudah menarik perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu, dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapa pun juga dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk penyucianmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersebar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang terpencil dan berdoa. Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia, "Hai saudara, dosa-dosamu sudah diampuni." Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya, "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah sendiri?" Akan tetapi, Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka, "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan: Dosa-dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" — berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu — "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Seketika itu juga bangunlah ia di hadapan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya, "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan." Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di tempat pemungutan cukai. Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Lewi pun bangkit dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Kemudian Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya, "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Lalu jawab Yesus kepada mereka, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." Orang-orang Farisi itu berkata lagi kepada Yesus, "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum." Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa pada waktu mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa." Ia menyampaikan juga suatu perumpamaan kepada mereka, "Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik." Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum, menggosoknya dengan tangan mereka dan memakannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata, "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Lalu Yesus menjawab mereka, "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?" Kata Yesus lagi kepada mereka, "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka mendapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu, "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Orang itu pun bangun dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu, "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Kemarahan mereka meluap, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus. Pada hari-hari itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudaranya, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat disembuhkan. Semua orang banyak itu berusaha menyentuh Dia, karena ada kuasa yang keluar dari Dia dan menyembuhkan semua orang itu. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata, "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang punya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di surga; karena demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu." "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; berkatilah orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang berbuat jahat terhadap kamu. Siapa saja yang menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan siapa saja yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari dia, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan tanpa mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu murah hati." "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Janganlah kamu suka mempersalahkan, maka kamu pun tidak akan dipersalahkan; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam pangkuanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Yesus menyampaikan lagi suatu perumpamaan kepada mereka, "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang? Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, tetapi siapa saja yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat serpihan kayu di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan serpihan kayu yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan serpihan kayu itu dari mata saudaramu." "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan apa yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan apa yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya — Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan — ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi, siapa saja yang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya." Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya, "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang membangun rumah ibadat untuk kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya, "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Mendengar perkataan itu, Yesus heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata, "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, mereka dapati hamba itu telah sehat kembali. Segera setelah itu Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya, "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata, "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Orang itu pun bangun dan duduk serta mulai berkata-kata, lalu Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata, "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah datang untuk menyelamatkan umat-Nya." Lalu tersebarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya. Ketika Yohanes mendapat kabar tentang semua peristiwa itu dari murid-muridnya, ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan, "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata, "Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Lalu Yesus menjawab mereka, "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Berbahagialah orang yang tidak menolak Aku." Setelah utusan Yohanes itu pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes, "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan anginkah? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian haluskah? Orang yang berpakaian indah dan hidup mewah, tempatnya di istana raja. Jadi, untuk apakah kamu pergi? Melihat seorang nabikah? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar daripada dia." ( Seluruh orang banyak yang mendengar perkataan-Nya, termasuk para pemungut cukai, mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.) Kata Yesus, "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang zaman ini dan dengan apakah mereka dapat disamakan? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya." Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan dengannya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah botol pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya, "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menyentuh-Nya ini; tentu Ia tahu bahwa perempuan itu seorang berdosa." Lalu Yesus berkata kepadanya, "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon, "Katakanlah, Guru." "Ada dua orang yang berutang kepada seorang yang membungakan uang. Yang seorang berutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan utang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan lebih mengasihi dia?" Jawab Simon, "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan utangnya." Kata Yesus kepadanya, "Betul pendapatmu itu." Sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon, "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tidak henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Karena itu, Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak mengasihi. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia mengasihi." Lalu Ia berkata kepada perempuan itu, "Dosamu telah diampuni." Orang-orang yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka, "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa-dosa?" Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu, "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan damai!" Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat dan berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana istri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan harta milik mereka. Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri dengan Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan, "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. Sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru, "Siapa yang mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang maksud perumpamaan itu. Lalu Ia menjawab, "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang-orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang-orang yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri ialah orang-orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekhawatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang-orang yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan." "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki pelita, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, bahkan apa yang dianggapnya ada padanya, akan diambil juga." Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mendekati Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya, "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka, "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka, "Marilah kita bertolak ke seberang danau." Lalu bertolaklah mereka. Ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah topan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. Lalu datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya, "Guru, Guru, kita binasa!" Ia pun bangun, lalu membentak angin dan air yang mengamuk itu. Angin dan air itu pun reda dan danau itu menjadi teduh. Lalu kata-Nya kepada mereka, "Di manakah kepercayaanmu?" Mereka pun menjadi takut dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain, "Siapa sebenarnya orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?" Kemudian mendaratlah Yesus dan murid-murid-Nya di tanah orang Gerasa yang terletak di seberang Galilea. Setelah Yesus naik ke darat, datanglah seorang laki-laki dari kota itu menemui Dia; orang itu dirasuki oleh setan-setan dan sudah lama ia tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah, tetapi di pekuburan. Ketika ia melihat Yesus, ia berteriak lalu sujud di hadapan-Nya dan berkata dengan suara keras, "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu, supaya Engkau jangan menyiksa aku." Ia berkata demikian sebab Yesus memerintahkan roh jahat itu keluar dari orang itu. Karena sering roh itu menyeret-nyeret dia, maka untuk menjaganya, ia dirantai dan dibelenggu, tetapi ia memutuskan segala pengikat itu dan ia dihalau oleh setan itu ke tempat-tempat yang terpencil. Lalu Yesus bertanya kepadanya, "Siapakah namamu?" Jawabnya, "Legion," karena ia kerasukan banyak setan. Setan-setan itu pun memohon kepada Yesus, supaya Ia jangan memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut. Banyak sekali babi sedang mencari makan di lereng bukit itu, lalu setan-setan itu meminta kepada Yesus, supaya Ia memperkenankan mereka memasuki babi-babi itu. Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah setan-setan itu dari orang itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi itu terjun dari tebing yang curam ke dalam danau lalu mati lemas. Setelah penjaga-penjaga babi itu melihat apa yang telah terjadi, mereka lari dan menceritakan hal itu di kota dan di desa-desa sekitarnya. Lalu keluarlah orang-orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan mereka menjumpai orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu duduk dekat kaki Yesus; ia telah berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu memberitahukan kepada mereka, bagaimana orang yang dirasuk setan itu telah diselamatkan. Lalu seluruh penduduk daerah Gerasa meminta kepada Yesus, supaya Ia meninggalkan mereka, sebab mereka sangat ketakutan. Maka naiklah Ia ke dalam perahu, lalu berlayar kembali. Orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu meminta supaya ia diperkenankan menyertai-Nya. Tetapi Yesus menyuruh dia pergi, kata-Nya, "Pulanglah ke rumahmu dan ceritakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah kepadamu." Orang itu pun pergi ke seluruh kota dan memberitahukan segala sesuatu yang telah diperbuat Yesus atas dirinya. Ketika Yesus kembali, orang banyak menyambut Dia sebab mereka semua menanti-nantikan Dia. Lalu datanglah seorang yang bernama Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat. Sambil sujud di depan kaki Yesus ia memohon kepada-Nya, supaya Yesus datang ke rumahnya, karena anaknya perempuan yang satu-satunya, yang berumur kira-kira dua belas tahun, hampir mati. Dalam perjalanan ke situ Yesus didesak-desak orang banyak. Di situ ada seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan tidak berhasil disembuhkan oleh siapa pun, [walaupun ia telah menghabiskan seluruh hartanya untuk berobat pada tabib-tabib]. Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menyentuh jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya. Lalu kata Yesus, "Siapa yang menyentuh Aku?" Dan karena tidak ada yang mengakuinya, berkatalah Petrus, "Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau." Tetapi Yesus berkata, "Ada seorang yang menyentuh Aku, sebab Aku merasa ada kuasa keluar dari diri-Ku." Ketika perempuan itu melihat bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang dengan gemetar, tersungkur di depan-Nya dan menceritakan kepada orang banyak apa sebabnya ia menyentuh Dia dan bahwa seketika itu juga ia sembuh. Lalu kata-Nya kepada perempuan itu, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan damai!" Sementara Yesus masih berbicara, datanglah seorang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, "Anakmu sudah mati, jangan lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru!" Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus, "Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat." Setibanya di rumah Yairus, Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut masuk dengan Dia, kecuali Petrus, Yohanes dan Yakobus dan ayah anak itu serta ibunya. Semua orang menangis dan meratapi anak itu. Akan tetapi Yesus berkata, "Jangan menangis; ia tidak mati, tetapi tidur." Mereka menertawakan Dia, karena mereka tahu bahwa anak itu telah mati. Lalu Yesus memegang tangan anak itu dan berseru, "Hai anak bangunlah!" Roh anak itu pun kembali dan seketika itu juga ia bangkit berdiri. Kemudian Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan. Lalu takjublah orang tua anak itu, tetapi Yesus melarang mereka memberitahukan kepada siapa pun juga apa yang terjadi itu. Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang-orang sakit, kata-Nya kepada mereka, "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau kantong perbekalan, roti atau uang, atau dua helai baju. Apabila kamu masuk ke dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi desa-desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat. Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan bahwa Yohanes telah dibangkitkan dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa sebenarnya Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus. Sekembalinya, rasul-rasul itu menceritakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan. Lalu Yesus membawa mereka dan pergi menyendiri bersama mereka ke sebuah kota yang bernama Betsaida. Akan tetapi orang banyak mengetahuinya, lalu mengikuti Dia. Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan. Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas murid-Nya kepada-Nya dan berkata, "Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang terpencil." Tetapi Ia berkata kepada mereka, "Kamu harus memberi mereka makan!" Mereka menjawab, "Yang ada pada kami tidak lebih daripada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini." Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok." Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk. Setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya disajikan kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang lebih, sebanyak dua belas bakul. Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka, "Kata orang banyak, siapakah Aku ini?" Jawab mereka, "Yohanes Pembaptis, yang lain mengatakan: Elia, yang lain lagi mengatakan bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit." Yesus bertanya kepada mereka, "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Mesias dari Allah." Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Kemudian Yesus berkata, "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Kata-Nya kepada mereka semua, "Setiap orang yang mau mengikut Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena siapa saja yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa saja yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? Sebab siapa saja yang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah." Kira-kira delapan hari sesudah menyampaikan semua pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan jubah-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Lalu tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya, "Guru, alangkah baiknya kita berada di tempat ini. Biarlah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Lalu terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." Ketika suara itu terdengar, tampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu pun merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu. Keesokan harinya ketika mereka turun dari gunung itu, datanglah orang banyak berbondong-bondong menemui Yesus. Seorang dari orang banyak itu berseru, "Guru, aku memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia satu-satunya anakku. Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh itu mengguncang-guncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya. Aku telah meminta kepada murid-murid-Mu supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." Lalu kata Yesus, "Hai kamu orang-orang yang tidak percaya dan yang sesat, sampai kapan Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!" Ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingnya ke tanah dan mengguncang-guncangnya. Tetapi Yesus menegur roh jahat itu dengan keras dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya. Lalu takjublah semua orang itu pada kebesaran Allah. Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Dengarlah dan perhatikanlah semua perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia." Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Namun, mereka segan menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya. Kemudian timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka, "Siapa saja yang menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan siapa saja yang menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." Yohanes berkata, "Guru, kami lihat seseorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Yesus berkata kepadanya, "Jangan kamu cegah, sebab siapa saja yang tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu." Ketika hampir tiba waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata, "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" Akan tetapi, Ia berpaling dan menegur mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seseorang di tengah jalan kepada Yesus, "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya, "Rubah mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu Ia berkata kepada seorang yang lain, "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata, "Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapakku." Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Lalu seorang yang lain lagi berkata, "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." Setelah itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan pemilik tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau kantong perbekalan atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu." "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Siapa saja yang mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan siapa saja yang menolak kamu, ia menolak Aku; dan siapa saja yang menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku." Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata, "Tuhan, setan-setan pun takluk kepada kami demi nama-Mu." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa atas segala kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga." Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya secara tersendiri dan berkata, "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya." Kemudian berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya, "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya, "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di dalamnya?" Jawab orang itu, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya, "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus, "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab Yesus, "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya dan sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia mengeluarkan dua dinar dan memberikannya kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu, "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah desa. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedangkan Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, "Tuhan, tidakkah Engkau peduli bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya, "Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian terbaik yang tidak akan diambil dari dia." Pada suatu kali Yesus berdoa di suatu tempat. Ketika Ia selesai berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Jawab Yesus kepada mereka, "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa-dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." Lalu kata-Nya kepada mereka, "Jika seorang di antara kamu mempunyai seorang sahabat dan pada tengah malam pergi kepadanya dan berkata kepadanya: Sahabat, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Karena itu, Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan. Bapak manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan, akan memberikan ular kepada anaknya itu sebagai ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Pada suatu kali Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Lalu heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, pemimpin setan." Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Karena itu, merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa yang tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan." "Apabila roh jahat keluar dari seseorang, ia mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Ia pun pergi dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripadanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula." Ketika Yesus masih berbicara tentang hal-hal itu, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi Ia berkata, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus, "Orang-orang zaman ini adalah orang jahat. Mereka meminta suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk orang-orang zaman ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang-orang zaman ini dan ia akan menghakimi mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama orang-orang zaman ini dan mereka akan menghakiminya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih daripada Yunus!" "Tidak seorang pun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah tempayan, melainkan di atas kaki pelita, supaya semua orang yang masuk, dapat melihat cahayanya. Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. Karena itu, perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya." Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Ia masuk ke rumah itu, lalu duduk makan. Orang Farisi itu heran melihat bahwa Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Tetapi Tuhan berkata kepadanya, "Hai orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu. Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih terhadap Allah. Hal-hal tersebut harus dilakukan tanpa mengabaikan yang lainnya. Celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terbaik di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kamu, sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya." Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya, "Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga." Tetapi Ia menjawab, "Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun. Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, padahal nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian, kamu mengaku bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya. Karena itu, hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan sebagian dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari orang-orang zaman ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari orang-orang zaman ini. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi." Setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan berbagai pertanyaan. Mereka berusaha menjebak-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya. Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya, "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Tetapi Aku akan menunjukkan kepada kamu siapa yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah lima ekor burung pipit dijual seharga dua keping uang terkecil? Sungguh pun demikian tidak seekor pun yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu, jangan takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit. Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi siapa saja yang menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi siapa saja yang menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis di rumah-rumah ibadat atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu khawatir bagaimana kamu harus membela diri dan apa yang harus kamu katakan. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan." Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus, "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu." Kemudian Ia menyampaikan kepada mereka suatu perumpamaan, "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya semua gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, engkau memiliki banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil darimu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir tentang hidupmu, mengenai apa yang hendak kamu makan, dan janganlah khawatir pula tentang tubuhmu, mengenai apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian. Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun Allah memberi mereka makan. Kamu jauh lebih berharga daripada burung-burung itu! Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambah sehasta pada jalan hidupnya? Jadi, jikalau kamu tidak sanggup melakukan hal yang sekecil itu, mengapa kamu khawatir tentang hal-hal lain? Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya! Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu. Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi, Bapamu tahu bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu. Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu. Juallah segala milikmu dan berilah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di surga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusak ngengat. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetuk pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Apabila ia datang pada tengah malam atau pada dini hari dan mendapati mereka berbuat demikian, maka berbahagialah mereka. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." Kata Petrus, "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?" Jawab Tuhan, "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya, 'Tuanku tidak datang-datang,' lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkanya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan memenggalnya dan membuatnya senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi siapa saja yang tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, akan banyak dituntut dari dirinya, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, akan lebih banyak lagi dituntut dari dirinya." "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapa Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus dibaptis dengan suatu baptisan, dan betapa susah hati-Ku, sebelum hal itu terlaksana! Kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya." Yesus berkata lagi kepada orang banyak, "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Mengapa engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas." Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampur Pilatus dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Yesus berkata kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? 'Tidak!' kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada kesalahan semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? 'Tidak!' kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa dengan cara demikian." Kemudian Yesus menyampaikan perumpamaan ini, "Seseorang mempunyai pohon ara yang ditanam di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Lihatlah, sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan sia-sia! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" Pada suatu kali Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri tegak lagi. Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya, "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga tegaklah perempuan itu, dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak, "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." Tetapi Tuhan berkata kepadanya, "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Perempuan ini keturunan Abraham dan sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis; bukankah ia harus dilepaskan dari ikatannya itu?" Waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perbuatan mulia yang telah dilakukan-Nya. Lalu kata Yesus, "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung bersarang pada cabang-cabangnya." Ia berkata lagi, "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu sebanyak empat puluh liter sampai mengembang seluruhnya." Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Lalu ada seseorang yang berkata kepada-Nya, "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ, "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetuk-ngetuk pintu sambil berkata, 'Tuan, bukakanlah pintu bagi kami!' dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu, 'Aku tidak tahu dari mana kamu datang.' Lalu kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Di sana akan terdapat ratapan dan kertak gigi, ketika kamu melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang pertama dan ada orang yang pertama yang akan menjadi orang yang terakhir." Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus, "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." Jawab Yesus kepada mereka, "Pergilah dan katakanlah kepada si rubah itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi sampai pada saat kamu berkata: Terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!" Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya. Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, "Apakah boleh menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Mereka diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya serta menyuruhnya pergi. Kemudian Ia berkata kepada mereka, "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantah-Nya. Karena Yesus melihat bagaimana para undangan memilih tempat-tempat kehormatan, Ia menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat daripada engkau, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di tempat yang lebih terhormat. Dengan demikian, engkau akan menerima hormat di depan mata semua orang yang makan bersamamu. Sebab siapa saja yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Lalu Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia, "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau lagi dan dengan demikian engkau mendapat balasannya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasannya pada hari kebangkitan orang-orang benar." Mendengar itu berkatalah salah seorang yang sedang makan itu kepada Yesus, "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Ada seseorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka semua, satu demi satu, mulai meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan harus pergi melihatnya; aku minta maaf. Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu dan harus pergi mencobanya; aku minta maaf. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Lalu kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Tuan rumah itu pun murka dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke semua jalan dan lorong kota dan bawalah kemari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang Tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lorong dan paksalah orang-orang yang ada di situ, masuk, supaya rumahku terisi penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku." Pada suatu kali ada banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka, "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapaknya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Siapa saja yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, dan berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa yang mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, semuanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Lalu bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, "Orang ini menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." Lalu Ia menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab aku telah menemukan dombaku yang hilang itu. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." "Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu dirham, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab aku telah menemukan dirhamku yang hilang itu. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat." Yesus berkata lagi, "Ada seseorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang warga negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikan sesuatu kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa. Lalu bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Ambillah anak lembu yang gemuk itu, sembelihlah dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Lalu mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar suara musik dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu yang gemuk, karena ia mendapatnya kembali dalam keadaan sehat. Anak sulung itu marah dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan membujuknya. Tetapi ia menjawab ayahnya: Lihatlah, telah bertahun-tahun aku melayani Bapa dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu yang gemuk itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala milikku adalah milikmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." Kemudian Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apa ini yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungjawaban atas apa yang engkau kelola, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak kuat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah utangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Terimalah surat utangmu, duduklah dan tulislah segera: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Berapakah utangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Terimalah surat utangmu, dan tulislah: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang. Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi." "Siapa saja yang setia dalam hal-hal kecil, ia setia juga dalam hal-hal besar. Dan siapa saja yang tidak benar dalam hal-hal kecil, ia tidak benar juga dalam hal-hal besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Jikalau kamu tidak setia mengenai harta orang lain, siapakah yang akan memberikan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, mendengar semua ini, dan mereka mencemoohkan Dia. Lalu Ia berkata kepada mereka, "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah. Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai zaman Yohanes; dan sejak itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang memasukinya dengan paksa. Lebih mudah langit dan bumi lenyap daripada satu titik dari hukum Taurat batal. Setiap orang yang menceraikan istrinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berzina; dan siapa saja yang kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berzina." "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Ada pula seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, Bapak Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang di sini ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain itu, di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, Bapak, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Mereka memiliki kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkannya. Jawab orang itu: Tidak, Bapak Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati." Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tidak mungkin tidak akan ada hal yang membuat orang berbuat dosa, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Lebih baik baginya jika sebuah batu giling diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada menyebabkan salah satu dari orang-orang yang kecil ini berbuat dosa. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan, "Tambahkanlah iman kami!" Jawab Tuhan, "Sekiranya kamu mempunyai iman sekecil biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu." "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak tanah atau menggembalakan ternak akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Apakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan." Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui-Nya. Mereka berdiri agak jauh dan berteriak, "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Lalu Ia memandang mereka dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi sembuh. Salah seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu sujud di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu orang Samaria. Lalu Yesus berkata, "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah sembuh? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?" Lalu Ia berkata kepada orang itu, "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." Ketika ditanya oleh orang-orang Farisi kapan Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh orang-orang zaman ini. Sama seperti yang terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: Mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: Mereka makan dan minum, mereka berjual beli, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia dinyatakan. Siapa saja yang pada hari itu sedang berada di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan istri Lot! Siapa saja yang berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan siapa saja yang kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama menggiling gandum, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." [ Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.] Kata mereka kepada Yesus, "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka, "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung-burung nasar." Yesus menyampaikan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa tanpa jemu-jemu. Kata-Nya, "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku." Kata Tuhan, "Perhatikanlah apa yang dikatakan hakim yang tidak adil itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Apakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, apakah Ia akan mendapati iman di bumi?" Kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus menyampaikan perumpamaan ini, "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul dirinya dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah sedangkan orang lain itu tidak. Sebab siapa saja yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Lalu datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menyentuh mereka. Melihat itu, murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata, "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang punya Kerajaan Allah. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, "Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus, "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain Allah saja. Engkau tentu mengetahui perintah-perintah ini: Jangan berzina, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan memberi kesaksian palsu, hormatilah ayahmu dan ibumu." Kata orang itu, "Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Mendengar itu Yesus berkata kepadanya, "Masih tinggal satu hal lagi yang kurang padamu: Juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya. Ketika melihat bahwa ia menjadi amat sedih, berkatalah Yesus, "Alangkah sukarnya orang yang banyak harta masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Mereka yang mendengar itu berkata, "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Kata Yesus, "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah." Petrus berkata, "Lihat, kami telah meninggalkan apa yang kami miliki dan mengikut Engkau." Kata Yesus kepada mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, atau istrinya, atau saudaranya, atau orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali berlipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal." Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka, "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa lain, diolok-olokkan, dihina dan diludahi. Mereka akan mencambuk dan membunuh Dia, tetapi pada hari ketiga Ia akan bangkit." Akan tetapi, mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan. Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Mendengar orang banyak lewat, ia bertanya, "Apa itu?" Kata orang kepadanya, "Yesus orang Nazaret lewat." Lalu ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Mereka yang berjalan di depan menegur dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru, "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya, "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu, "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya, "Melihatlah sekarang, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Seketika itu juga ia dapat melihat, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Melihat hal itu, seluruh rakyat memuji-muji Allah. Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Ia pun berlari mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata kepadanya, "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Melihat hal itu, semua orang mulai bersungut-sungut, katanya, "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, lihatlah, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya, "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada seisi rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Sementara mereka mendengarkan hal-hal itu, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. Lalu Ia berkata, "Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. Akan tetapi, orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami. Setelah dinobatkan menjadi raja, ketika ia kembali ia menyuruh memanggil hamba-hambanya yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam hal yang sangat kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. Lalu hamba yang lain datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut kepada Tuan, karena Tuan orang yang kejam; Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur. Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku orang yang kejam, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kaumasukkan ke bank? Jadi, pada waktu aku kembali, aku dapat mengambilnya dengan bunganya. Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari dia dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, juga apa yang ada padanya akan diambil. Akan tetapi, semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku." Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Ketika telah mendekati Betfage dan Betania, yang terletak di bukit yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, "Pergilah ke desa yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari. Jika ada orang bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan memerlukannya." Lalu pergilah mereka yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala sesuatu seperti yang telah dikatakan Yesus. Ketika mereka melepaskan keledai itu, berkatalah para pemiliknya, "Mengapa kamu melepaskan keledai itu?" Kata mereka, "Tuhan memerlukannya." Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus naik ke atasnya. Sementara Yesus menunggangi keledai itu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan. Ketika Ia mendekati Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mukjizat yang telah mereka lihat. Kata mereka, "Terpujilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di surga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!" Beberapa orang Farisi di antara orang banyak itu berkata kepada Yesus, "Guru, tegurlah murid-murid-Mu itu." Jawab-Nya, "Aku berkata kepadamu: Jika mereka diam, maka batu-batu ini akan berteriak." Ketika Ia telah mendekati dan melihat kota itu, Yesus menangisinya, kata-Nya, "Alangkah baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, ketika musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Mereka akan membinasakan engkau beserta dengan penduduk yang ada padamu, dan mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat ketika Allah datang untuk menyelamatkan engkau." Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka, "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa itu berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab semua orang terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia. Pada suatu hari ketika Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah dan memberitakan Injil, datanglah imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta tua-tua ke situ, dan mereka berkata kepada Yesus, "Katakanlah kepada kami dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu, atau siapa yang memberikan kuasa itu kepada-Mu!" Jawab Yesus kepada mereka, "Aku juga akan mengajukan suatu pertanyaan kepada kamu. Katakanlah kepada-Ku: Baptisan Yohanes itu, dari surga atau dari manusia?" Mereka mempertimbangkannya di antara mereka, dan berkata, "Jikalau kita katakan: Dari surga, Ia akan berkata: Mengapa kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, seluruh rakyat akan melempari kita dengan batu, sebab mereka yakin bahwa Yohanes adalah seorang nabi." Lalu mereka menjawab bahwa mereka tidak tahu dari mana baptisan itu. Yesus pun berkata kepada mereka, "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu." Lalu Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada orang banyak, "Seseorang membuka kebun anggur; kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain untuk waktu yang agak lama. Ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu, supaya mereka menyerahkan sebagian dari hasil kebun anggur itu kepadanya. Tetapi penggarap-penggarap itu memukul hamba itu dan menyuruhnya pulang dengan tangan hampa. Sesudah itu, ia menyuruh seorang hamba yang lain, tetapi hamba itu juga dipukul dan dipermalukan oleh mereka, lalu disuruh pulang dengan tangan hampa. Selanjutnya ia menyuruh hamba yang ketiga, tetapi orang itu juga dilukai oleh mereka, lalu dilemparkan ke luar. Kata tuan kebun anggur itu: Apakah yang harus kuperbuat? Aku akan mengutus anakku yang terkasih; tentu ia akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berunding, katanya: Inilah ahli warisnya, mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi milik kita. Lalu mereka melemparkan dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu terhadap mereka? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, dan mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain." Mendengar itu mereka berkata, "Sekali-kali jangan!" Tetapi Yesus memandang mereka dan berkata, "Jika demikian apakah arti nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Siapa saja yang jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur, dan siapa saja yang ditimpa batu itu, ia akan remuk." Lalu ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala berusaha menangkap Dia pada saat itu juga, sebab mereka tahu bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu, tetapi mereka takut kepada orang banyak. Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepada-Nya mata-mata yang berpura-pura seperti orang jujur, supaya mereka dapat menjerat-Nya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan kuasa gubernur. Orang-orang itu mengajukan pertanyaan ini kepada-Nya, "Guru, kami tahu bahwa benarlah apa yang Engkau katakan dan ajarkan, dan Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar tentang jalan Allah. Apakah kita diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka yang licik itu, lalu berkata kepada mereka, "Tunjukkanlah kepada-Ku satu dinar; gambar dan tulisan siapakah ada padanya?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka tidak dapat menjerat Dia dalam perkataan-Nya di depan orang banyak. Mereka heran akan jawab-Nya itu dan terdiam. Kemudian datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki, mati, sedangkan istrinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan istrinya itu dan memberi keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristrikan dia." Jawab Yesus kepada mereka, "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Mereka tidak dapat mati lagi, sebab mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam cerita tentang semak duri, di mana ia menyebut Tuhan sebagai Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus. Kemudian Yesus berkata kepada mereka, "Bagaimana orang dapat mengatakan bahwa Mesias adalah Anak Daud? Sebab Daud sendiri berkata dalam kitab Mazmur: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi, Daud menyebut Dia 'Tuan', bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" Ketika semua orang banyak mendengarkan, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terbaik di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda dan yang mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka pasti akan menerima hukuman yang lebih berat." Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua uang tembaga, ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya." Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah, betapa bangunan itu dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus, "Apa yang kamu lihat di situ — akan datang harinya ketika tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." Lalu mereka bertanya kepada Yesus, "Guru, kapan itu akan terjadi? Apa tandanya, kalau itu akan terjadi?" Jawab-Nya, "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: 'Akulah Dia,' dan: 'Saatnya sudah dekat.' Janganlah kamu mengikuti mereka. Apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu takut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." Ia berkata kepada mereka, "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang menakutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu." "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan ketika semua yang telah tertulis akan digenapi. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesusahan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu." "Akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan guncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah kepalamu, sebab pembebasanmu sudah dekat." Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka, "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Orang-orang zaman ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan dibebani oleh pesta pora dan kemabukan serta kekhawatiran hidup sehari-hari dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab hari itu akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia." Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam di bukit yang bernama Bukit Zaitun. Pagi-pagi benar semua orang banyak datang kepada-Nya di dalam Bait Allah untuk mendengarkan Dia. Hari raya Roti Tidak Beragi yang disebut Paskah, sudah dekat. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan, bagaimana mereka dapat membunuh Yesus, sebab mereka takut kepada orang banyak. Lalu masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. Yudas pun pergi kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. Mereka sangat gembira dan sepakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya. Ia menyetujuinya, dan mulai mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka tanpa setahu orang banyak. Kemudian tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari ketika orang harus menyembelih domba Paskah. Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, kata-Nya, "Pergilah, persiapkanlah perjamuan Paskah bagi kita supaya kita makan." Kata mereka kepada-Nya, "Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkannya?" Jawab-Nya, "Apabila kamu masuk ke dalam kota, kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia ke dalam rumah yang dimasukinya, dan katakanlah kepada tuan rumah itu: Guru bertanya kepadamu: Di manakah ruangan tempat Aku bersama-sama dengan murid-murid-Ku akan makan Paskah? Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan atas yang besar yang sudah lengkap, di situlah kamu harus mempersiapkannya." Mereka pun berangkat dan mendapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. Kata-Nya kepada mereka, "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai itu digenapi dalam Kerajaan Allah." Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata, "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: Mulai sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dilakukan-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata, "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini. Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!" Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian. Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Yesus berkata kepada mereka, "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. Tetapi kamu janganlah demikian. Yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi seperti yang paling muda dan pemimpin menjadi seperti pelayan. Sebab siapakah yang lebih besar: Yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Aku menganugerahkan kerajaan kepada kamu, sama seperti Bapa-Ku menganugerahkannya kepada-Ku, supaya kelak kamu makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu." Jawab Petrus kepada-Nya, "Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!" Tetapi Yesus berkata, "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal bahwa engkau mengenal Aku." Lalu Ia berkata kepada mereka, "Ketika Aku mengutus kamu tanpa membawa pundi-pundi, kantong perbekalan dan kasut, apakah kamu kekurangan apa-apa?" Jawab mereka, "Suatu pun tidak." Kata-Nya kepada mereka, "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai kantong perbekalan; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. Sebab Aku berkata kepada kamu bahwa nas yang tertulis ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi." Kata mereka, "Tuhan, lihatlah, ini dua pedang." Jawab-Nya kepada mereka, "Sudah cukup." Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka, "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sejauh lemparan batu, lalu Ia berlutut dan berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku; tetapi jangan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang jadi." [ Lalu seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat susah dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.] Sesudah itu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita. Kata-Nya kepada mereka, "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedangkan murid-Nya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya. Lalu kata Yesus kepadanya, "Hai Yudas, dengan ciumankah engkau menyerahkan Anak Manusia?" Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka, "Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?" Lalu seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata, "Sudahlah itu." Lalu Ia menyentuh telinga orang itu dan menyembuhkannya. Setelah itu Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua yang datang untuk menangkap Dia, "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu." Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Sementara itu, Petrus mengikut dari jauh. Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka. Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya, lalu berkata, "Orang ini juga bersama-sama dengan Dia." Tetapi Petrus menyangkal, katanya, "Aku tidak kenal Dia, Bu!" Tidak berapa lama kemudian seorang yang lain melihat dia lalu berkata, "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata, "Bukan aku, Pak!" Kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas, "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea." Tetapi Petrus berkata, "Pak, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam. Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya, "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedih. Kemudian orang-orang yang menahan Yesus, mengolok-olokkan Dia dan memukuli-Nya. Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya, "Cobalah katakan siapa yang memukul Engkau?" Masih banyak lagi hujat yang diucapkan mereka kepada-Nya. Setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa itu dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka, katanya, "Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami." Jawab Yesus, "Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya, kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa." Kata mereka semua, "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus, "Kamu sendiri mengatakan bahwa Akulah Dia." Lalu kata mereka, "Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri." Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. Mereka mulai menuduh Dia, katanya, "Kami mendapati bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan bahwa Dialah Kristus, yaitu Raja." Pilatus bertanya kepada-Nya, "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus, "Engkau sendiri mengatakannya." Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu, "Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini." Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya, "Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai dari Galilea dan sudah sampai ke sini." Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya, apakah orang itu seorang Galilea. Ketika ia tahu bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, ia mengirim Dia menghadap Herodes yang pada hari-hari itu ada juga di Yerusalem. Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia dan mengharapkan dapat melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda mukjizat. Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apa pun. Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia. Bahkan Herodes dan pasukannya menghina dan mengolok-olokkan Dia; ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus. Pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka bermusuhan. Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin serta rakyat, dan berkata kepada mereka, "Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Lihat, aku telah memeriksa-Nya di hadapan kamu, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya. Herodes juga tidak menemukan kesalahan apa pun, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada apa pun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi, aku akan mencambuk Dia, lalu melepaskan-Nya." [ Sebab ia wajib melepaskan seorang bagi mereka pada hari raya itu.] Tetapi mereka berteriak bersama-sama, "Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!" Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan. Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka, karena ia ingin melepaskan Yesus. Tetapi mereka berteriak membalasnya, "Salibkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka, "Kejahatan apa yang telah dilakukan orang ini? Tidak ada kesalahan apa pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi, aku akan mencambuk Dia, lalu melepaskan-Nya." Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut, supaya Ia disalibkan, dan akhirnya mereka menang dengan teriakan mereka. Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan. Ia melepaskan orang yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka, sedangkan Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya. Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu mereka meletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata, "Hai putri-putri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. Lalu orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: 'Runtuhlah menimpa kami!' dan kepada bukit-bukit: 'Timbunilah kami!' Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu basah, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?" Ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia. Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. [Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."] Lalu mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Tetapi pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya, "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah." Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka menawarkan anggur asam kepada-Nya dan berkata, "Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!" Ada juga tulisan di atas kepala-Nya, "Inilah raja orang Yahudi". Salah seorang penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya, "Bukankah Engkau Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Tetapi yang lain menegur dia, "Tidakkah engkau takut kepada Allah, sebab engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Lalu ia berkata, "Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas dan kegelapan meliputi seluruh bumi sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Sesudah berkata demikian Ia menghembuskan napas terakhir-Nya. Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya, "Sungguh, orang ini tidak bersalah!" Sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri mereka. Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri dari jauh dan melihat semuanya itu. Adalah seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan seorang yang baik lagi benar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Sesudah menurunkan mayat itu, ia mengafani-Nya dengan kain lenan, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat. Hari itu hari persiapan dan Sabat hampir mulai. Perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat, tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah mereka sediakan. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka, "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, tetapi akan bangkit pada hari yang ketiga." Lalu teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu. Setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceritakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain. Perempuan-perempuan itu ialah Maria dari Magdala, Yohana dan Maria ibu Yakobus. Perempuan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka memberitahukannya kepada rasul-rasul. Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu. Sungguh pun demikian Petrus bangun, lalu cepat-cepat pergi ke kubur itu. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja. Lalu ia pergi dan bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi. Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah desa bernama Emaus, yang terletak kira-kira sebelas kilometer dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka, "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Lalu berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya, "Apakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari ini?" Kata-Nya kepada mereka, "Apakah itu?" Jawab mereka, "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan bahwa Dialah yang akan membebaskan bangsa Israel. Sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat yang mengatakan bahwa Ia hidup. Beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati persis seperti yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat." Lalu Ia berkata kepada mereka, "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu untuk mempercayai segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Mereka mendekati desa yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya, "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain, "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lalu bangkitlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu dan orang-orang yang ada bersama mereka, sedang berkumpul. Kata mereka itu, "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenali Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka, "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi, Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka, "Apakah kamu punya makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka, "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka, "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamulah saksi-saksi dari semuanya ini. Lihatlah, Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi." Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga. Mereka sujud menyembah Dia, lalu pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah. Pada mulanya ada Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk bersaksi tentang terang itu, supaya melalui dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus bersaksi tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan melalui Dia, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik-Nya, tetapi orang-orang milik-Nya itu tidak menerima-Nya. Namun semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang dilahirkan bukan dari darah atau dari keinginan jasmani, bukan pula oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh anugerah dan kebenaran. Yohanes bersaksi tentang Dia dan berseru, "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian daripada aku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima anugerah demi anugerah; sebab hukum Taurat diberikan melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus. Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia, "Siapakah engkau?" Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya, "Aku bukan Mesias." Lalu mereka bertanya kepadanya, "Kalau begitu, siapa? Apakah engkau Elia?" Ia menjawab, "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Ia pun menjawab, "Bukan!" Karena itu kata mereka kepadanya, "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" Jawabnya, "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun, 'Luruskanlah jalan Tuhan!' seperti yang telah dikatakan Nabi Yesaya." Di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, "Kalau demikian, mengapa engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" Yohanes menjawab mereka, "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian daripada aku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak." Hal itu terjadi di Betania yang di seberang Sungai Yordan, tempat Yohanes membaptis. Keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksudkan ketika kukatakan: Kemudian daripada aku akan datang seorang yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Aku sendiri pun dulu tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel." Selanjutnya Yohanes bersaksi, katanya, "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun dulu tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah." Keesokan harinya Yohanes berdiri di situ lagi dengan dua orang muridnya. Ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata, "Lihatlah Anak Domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka, "Apa yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya, "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka, "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula menemui Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)." Keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya, "Ikutlah Aku!" Filipus berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus menemui Natanael dan berkata kepadanya, "Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya, "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia, "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya, "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya, "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya, "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus berkata, "Apakah karena Aku berkata kepadamu, 'Aku melihat engkau di bawah pohon ara,' maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar daripada itu." Lalu kata Yesus kepadanya, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah naik turun kepada Anak Manusia." Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya, "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya, "Mau apakah engkau dari Aku, ibu? Saat-Ku belum tiba." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, "Apa yang dikatakan-Nya kepadamu, lakukanlah itu!" Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya delapan puluh atau seratus dua puluh liter. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Mereka pun mengisinya sampai penuh. Sesudah itu, kata Yesus kepada mereka, "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mencicipi air yang telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya — ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya, "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." Hal itu dilakukan Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja. Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di halaman Bait Allah didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Allah dengan semua domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata, "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Lalu teringatlah murid-murid-Nya bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu akan menghanguskan Aku." Para pemuka Yahudi menantang Yesus, katanya, "Tanda apakah yang dapat Engkau tunjukkan kepada kami bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka, "Runtuhkan Bait Suci ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya, "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Suci ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Suci ialah tubuh-Nya sendiri. Karena itu, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, murid-murid-Nya teringat bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percaya kepada Kitab Suci dan kepada perkataan yang telah diucapkan Yesus. Sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda mukjizat yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal semua manusia, dan karena tidak perlu seorang pun bersaksi kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia. Ada seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata, "Rabi, kami tahu bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya, "Bagaimana mungkin seseorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan secara jasmani bersifat jasmani dan apa yang dilahirkan dari Roh bersifat rohani. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." Kata Nikodemus kepada-Nya, "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" Jawab Yesus, "Engkau guru orang Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata kepadamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata kepadamu tentang hal-hal surgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan supaya dunia diselamatkan melalui Dia. Siapa saja yang percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; siapa saja yang tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab siapa saja yang berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak tampak; tetapi siapa saja yang melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah." Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia tinggal di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi, Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air. Orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. Lalu timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya, "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang Sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah bersaksi, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." Jawab Yohanes, "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. Kamu sendiri dapat bersaksi bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang punya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi adalah dari bumi dan berkata-kata tentang hal-hal di bumi. Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya. Ia bersaksi tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tidak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Siapa saja yang percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi siapa saja yang tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap tinggal di atasnya." Ketika Yesus mengetahui bahwa orang-orang Farisi telah mendengar bahwa Ia memperoleh dan membaptis lebih banyak murid daripada Yohanes — meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya — Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. Tetapi Ia harus melintasi daerah Samaria. Lalu sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih karena perjalanan, sebab itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Lalu datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya, "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya, "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapa Dia yang berkata kepadamu, 'Berilah Aku minum!' niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Kata perempuan itu kepada-Nya, "Tuan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Apakah Engkau lebih besar daripada bapak leluhur kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" Jawab Yesus kepadanya, "Siapa saja yang minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi siapa saja yang minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai pada hidup yang kekal." Kata perempuan itu kepada-Nya, "Tuan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Kata perempuan itu, "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya, "Tepat katamu bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau telah berkata benar." Kata perempuan itu kepada-Nya, "Tuan, nyata sekarang padaku bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kata Yesus kepadanya, "Percayalah kepada-Ku, Ibu, saatnya akan tiba bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa mencari orang-orang yang menyembah Dia secara demikian. Allah itu Roh dan siapa saja yang menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Jawab perempuan itu kepada-Nya, "Aku tahu bahwa Mesias yang disebut juga Kristus, akan datang; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." Kata Yesus kepadanya, "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau." Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorang pun yang bertanya, "Apa yang kaukehendaki?" Atau, "Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?" Perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang di situ, "Mari, lihatlah orang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia itu Kristus?" Mereka pun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya, "Rabi, makanlah." Akan tetapi, Ia berkata kepada mereka, "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." Karena itu, murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain, "Apakah ada orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?" Kata Yesus kepada mereka, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka." Banyak orang Samaria dari kota percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu yang bersaksi, "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal dengan mereka; dan Ia pun tinggal di situ dua hari lamanya. Karena perkataan-Nya, lebih banyak lagi orang yang percaya, dan mereka berkata kepada perempuan itu, "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia." Setelah dua hari Yesus berangkat dari sana ke Galilea, sebab Yesus sendiri telah bersaksi bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. Kemudian Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anak laki-lakinya sedang sakit. Ketika ia mendengar bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Kata Yesus kepadanya, "Jika kamu tidak melihat tanda dan mukjizat, kamu tidak percaya." Pegawai istana itu berkata kepada-Nya, "Tuan, datanglah sebelum anakku mati." Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya kepada perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar bahwa anaknya hidup. Karena itu, ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka, "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." Ayah itu pun teringat bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya, "Anakmu hidup." Lalu ia dan seluruh keluarganya percaya. Itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea. Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh. [Mereka menantikan guncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan mengguncangkan air itu; siapa saja yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah guncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun penyakitnya.] Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, "Maukah engkau sembuh?" Jawab orang sakit itu kepada-Nya, "Tuan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu ketika airnya mulai terguncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Kata Yesus kepadanya, "Bangunlah, angkatlah tikarmu dan berjalanlah." Pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tikarnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu, para pemuka Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, "Hari ini hari Sabat dan engkau tidak boleh mengangkat tikarmu." Akan tetapi, ia menjawab mereka, "Orang yang telah menyembuhkan aku, Dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tikarmu dan berjalanlah." Mereka bertanya kepadanya, "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tikarmu dan berjalanlah?" Tetapi orang yang baru disembuhkan itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya, "Ingat, engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya jangan terjadi yang lebih buruk lagi padamu." Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada para pemuka Yahudi bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Karena itu, para pemuka Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat. Tetapi Ia berkata kepada mereka, "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga." Sebab itu, para pemuka Yahudi makin berusaha untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia melanggar peraturan Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Lalu Yesus menjawab mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Siapa saja yang tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa yang mengutus Dia. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Saatnya akan tiba dan sudah tiba bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengar-Nya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa pun dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku bahwa Bapa telah mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang telah bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa di dalamnya kamu temukan hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih terhadap Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimana kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Jangan kamu menyangka bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa yang kepadanya kamu menaruh pengharapan. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya kepada apa yang ditulisnya, bagaimana kamu akan percaya kepada apa yang Kukatakan?" Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Lalu Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di mana kita dapat membeli roti, supaya mereka dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Salah seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, "Di sini ada seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apa artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Lalu duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Sesudah itu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dilakukan-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." Mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat tanda mukjizat yang telah diperbuat-Nya, mereka berkata, "Dia ini benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia." Karena Yesus tahu bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir lagi ke gunung, seorang diri. Ketika hari mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Hari sudah gelap dan Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sementara laut bergelora karena tiupan angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira lima atau enam kilometer jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Mereka pun ketakutan. Tetapi Ia berkata kepada mereka, "Inilah Aku, jangan takut!" Karena itu, mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika itu juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tuju. Keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, "Rabi, kapan Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang telah dimeteraikan Allah Bapa." Lalu kata mereka kepada-Nya, "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka, "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." Sebab itu, kata mereka kepada-Nya, "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu? Apakah yang Engkau kerjakan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya, "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." Kata Yesus kepada mereka, "Akulah roti kehidupan; siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan pernah lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan pernah haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku melainkan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." Lalu bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan, "Akulah roti yang telah turun dari surga." Kata mereka, "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapak-Nya kita kenal? Bagaimana sekarang Ia dapat berkata: Aku telah turun dari surga?" Jawab Yesus kepada mereka, "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: 'Mereka semua akan diajar oleh Allah.' Setiap orang, yang telah mendengar dan belajar dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti kehidupan. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Siapa saja yang memakannya, ia tidak akan mati. Akulah roti kehidupan yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang akan Kuberikan itu ialah daging-Ku yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Orang-orang Yahudi pun bertengkar antara sesama mereka dan berkata, "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?" Karena itu, kata Yesus kepada mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Siapa saja yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku benar-benar makanan dan darah-Ku benar-benar minuman. Siapa saja yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga siapa saja yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Siapa saja yang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat. Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata, "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka, "Apakah perkataan itu mengguncangkan kamu? Bagaimana jika kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Mulai saat itu banyak murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Lalu kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Engkau memiliki perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu bahwa Engkaulah Yang Kudus dari Allah." Jawab Yesus kepada mereka, "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun, salah seorang di antara kamu adalah Iblis." Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, walaupun dia seorang di antara kedua belas murid itu. Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau berkeliling di Yudea, karena di sana para pemuka Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Lalu kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya, "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak seorang pun melakukan sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di depan umum. Jikalau Engkau melakukan hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia." Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya. Lalu jawab Yesus kepada mereka, "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu. Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat. Pergilah kamu ke pesta itu. Aku tidak pergi ke situ, karena waktu-Ku belum genap." Demikianlah kata-Nya kepada mereka, dan Ia pun tinggal di Galilea. Tetapi sesudah saudara-saudara-Nya berangkat ke pesta itu, Ia pun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan melainkan diam-diam. Para pemuka Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata, "Di manakah Dia?" Di antara orang banyak terdengar banyak bisikan tentang Dia. Ada yang berkata, "Ia orang baik." Tetapi ada pula yang berkata, "Tidak, Ia menyesatkan orang banyak." Tidak seorang pun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia karena takut terhadap para pemuka Yahudi. Waktu pesta itu sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Allah lalu mengajar di situ. Para pemuka Yahudi pun merasa heran dan berkata, "Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar?" Jawab Yesus kepada mereka, "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Siapa saja yang mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. Siapa saja yang berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi siapa saja yang mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya. Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepadamu? Namun tidak seorang pun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku?" Orang banyak itu menjawab, "Engkau kerasukan setan! Siapa yang berusaha membunuh Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka, "Hanya satu perbuatan yang Kulakukan dan kamu semua telah heran. Jadi, Musa menetapkan supaya kamu bersunat — sebenarnya sunat itu tidak berasal dari Musa, tetapi dari nenek moyang kita — dan kamu menyunat orang pada hari Sabat! Jikalau seseorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya hukum Musa jangan dilanggar, mengapa kamu marah kepada-Ku, karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh seseorang pada hari Sabat. Janganlah menghakimi menurut apa yang tampak, tetapi hakimilah dengan adil." Kemudian beberapa orang Yerusalem berkata, "Bukankah Dia ini yang mau mereka bunuh? Namun lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu bahwa Dialah Kristus? Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, sebaliknya bilamana Kristus datang, tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya." Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru, "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba. Tetapi di antara orang banyak itu ada banyak yang percaya kepada-Nya dan mereka berkata, "Apabila Kristus datang, mungkinkah Ia akan melakukan lebih banyak tanda mukjizat daripada yang telah dilakukan oleh Dia ini?" Orang-orang Farisi mendengar orang banyak membisikkan hal-hal itu mengenai Dia, dan karena itu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi menyuruh penjaga-penjaga Bait Allah untuk menangkap-Nya. Lalu kata Yesus, "Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku. Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan menemukan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada." Karena itu, para pemuka Yahudi itu berkata seorang kepada yang lain, "Ke manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat bertemu dengan Dia? Apakah Ia bermaksud untuk pergi kepada mereka yang tinggal di perantauan, di antara orang Yunani, untuk mengajar orang Yunani? Apakah maksud perkataan yang diucapkan-Nya ini: Kamu akan mencari Aku, tetapi kamu tidak akan menemukan Aku, dan: Kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada?" Pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru, "Siapa saja yang haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Siapa saja yang percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan. Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu, berkata, "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." Yang lain berkata, "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata, "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Bukankah Kitab Suci mengatakan bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari desa Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal?" Lalu timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia. Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang menyentuh-Nya. Kemudian penjaga-penjaga itu kembali kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?" Jawab penjaga-penjaga itu, "Belum pernah seorang pun berkata seperti orang itu!" Lalu jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka, "Apakah kamu juga disesatkan? Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!" Nikodemus, salah seorang dari mereka, yang dahulu datang kepada-Nya, berkata kepada mereka, "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dilakukan-Nya?" Jawab mereka, "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea." [ Lalu mereka pulang ke rumah masing-masing, tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Lalu ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berzina. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus, "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berzina. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian dengan batu. Bagaimana pendapat-Mu tentang hal itu?" Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, "Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu Ia membungkuk lagi dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, "Hai Ibu, di manakah mereka? Tidak adakah seorang pun yang menghukum engkau?" Jawabnya, "Tidak ada, Tuan." Lalu kata Yesus, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan mulai sekarang, jangan berbuat dosa lagi."] Yesus berkata lagi kepada mereka, "Akulah terang dunia; siapa saja yang mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang kehidupan." Lalu kata orang-orang Farisi kepada-Nya, "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar." Kata Yesus kepada mereka, "Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun, dan kalaupun Aku menghakimi, penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Bapa yang mengutus Aku. Dalam kitab Tauratmu ada tertulis bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku." Lalu kata mereka kepada-Nya, "Di manakah Bapa-Mu?" Jawab Yesus, "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku." Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Tidak seorang pun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba. Lalu Yesus berkata lagi kepada mereka, "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." Karena itu, kata para pemuka Yahudi itu, "Apakah Ia mau bunuh diri maka dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" Lalu Ia berkata kepada mereka, "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." Lalu kata mereka kepada-Nya, "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka, "Apa yang telah Kukatakan kepadamu sejak semula? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari Dia, itulah yang Kukatakan kepada dunia." Mereka tidak mengerti bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus, "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Ia, yang telah mengutus Aku, menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa melakukan apa yang berkenan kepada-Nya." Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Lalu kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang telah percaya kepada-Nya, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Jawab mereka, "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" Kata Yesus kepada mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tinggal dalam rumah selama-lamanya. Jadi, apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka." "Aku tahu bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapakmu." Jawab mereka kepada-Nya, "Bapak kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka, "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi sekarang kamu berusaha membunuh Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapakmu sendiri." Jawab mereka, "Kami tidak dilahirkan dari zina. Bapa kami satu, yaitu Allah." Kata Yesus kepada mereka, "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku datang dari Allah dan sekarang Aku ada di sini. Lagi pula Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. Apakah sebabnya kamu tidak mengerti ucapan-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Kamu berasal dari bapakmu, yaitu Iblis, dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapakmu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata dari diri sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapak pendusta. Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku. Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapa kamu tidak percaya kepada-Ku? Siapa saja yang berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah." Para pemuka Yahudi menjawab Yesus, "Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?" Jawab Yesus, "Aku tidak kerasukan setan, tetapi Aku menghormati Bapa-Ku dan kamu tidak menghormati Aku. Tetapi Aku tidak mencari hormat bagi-Ku: Ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." Kata para pemuka Yahudi kepada-Nya, "Sekarang kami tahu bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Siapa saja yang menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Apakah Engkau lebih besar daripada bapak kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapa Engkau samakan diri-Mu?" Jawab Yesus, "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapakmu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." Lalu kata para pemuka Yahudi itu kepada-Nya, "Umur-Mu belum lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum Abraham ada, Aku telah ada." Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah. Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus, "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan membuat lumpur dengan ludah itu, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya, "Yang diutus." Orang itu pun pergi membasuh dirinya lalu kembali dan dapat melihat lagi. Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, "Bukankah dia ini, yang selalu duduk dan mengemis?" Ada yang berkata, "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata, "Bukan, tetapi ia serupa dengan orang itu." Ia sendiri berkata, "Benar, akulah dia." Lalu kata mereka kepadanya, "Bagaimana matamu menjadi melek?" Jawabnya, "Orang yang disebut Yesus itu membuat lumpur, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat." Lalu mereka berkata kepadanya, "Di manakah Dia?" Jawabnya, "Aku tidak tahu." Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus membuat lumpur dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisi bertanya lagi kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya, "Ia mengoleskan lumpur pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat." Lalu kata sebagian orang-orang Farisi itu, "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Tetapi yang lain berkata, "Bagaimana seorang berdosa dapat membuat tanda mukjizat yang demikian?" Lalu timbullah pertentangan di antara mereka. Kata mereka lagi kepada orang buta itu, "Dan engkau, apa katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya, "Ia seorang nabi." Tetapi para pemuka Yahudi itu tidak percaya bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya dan bertanya kepada mereka, "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu, bagaimana ia sekarang dapat melihat?" Lalu jawab orangtuanya, "Yang kami ketahui ialah bahwa dia ini anak kami dan dilahirkan buta, tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia akan berkata-kata untuk dirinya sendiri." Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab para pemuka Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan. Itulah sebabnya orang tuanya berkata, "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri." Lalu mereka memanggil untuk kedua kalinya orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya, "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa." Jawabnya, "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat." Kata mereka kepadanya, "Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?" Jawabnya kepada mereka, "Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?" Sambil menghina mereka berkata kepadanya, "Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang." Jawab orang itu kepada mereka, "Aneh juga, kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku. Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang dilahirkan buta. Jikalau orang ini tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa." Jawab mereka kepadanya, "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia keluar. Yesus mendengar bahwa ia telah diusir keluar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata, "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?" Jawabnya, "Siapakah Dia, Tuan? Supaya aku percaya kepada-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!" Katanya, "Aku percaya, Tuhan!" Ia pun sujud menyembah-Nya. Lalu kata Yesus, "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya siapa saja yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya siapa saja yang dapat melihat, menjadi buta." Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya, "Apakah kami juga buta?" Jawab Yesus kepada mereka, "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena sekarang kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu." "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa yang masuk ke dalam kandang domba tanpa melalui pintu, tetapi dengan memanjat dari tempat lain, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka akan lari dari orang itu, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." Yesus mengatakan kiasan ini kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Karena itu Yesus berkata lagi, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Akulah pintu bagi domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; siapa saja yang masuk melalui Aku, ia akan diselamatkan dan ia akan masuk dan keluar serta menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan berlimpah-limpah. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Tetapi Aku juga mempunyai domba-domba lain yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku agar Aku menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari Aku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah perintah yang Kuterima dari Bapa-Ku." Lalu timbul lagi pertentangan di antara orang-orang Yahudi karena perkataan itu. Banyak di antara mereka berkata, "Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu mendengarkan Dia?" Yang lain berkata, "Itu bukan perkataan orang yang kerasukan setan; dapatkah setan memelekkan mata orang-orang buta?" Tidak lama kemudian tibalah hari raya Penahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Lalu orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya, "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." Yesus menjawab mereka, "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu." Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka, "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu, "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menjadikan diri-Mu Allah." Kata Yesus kepada mereka, "Bukankah ada tertulis dalam kitab Tauratmu: Aku telah berfirman: Kamu adalah ilah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut ilah — sedangkan Kitab Suci tidak dapat dibatalkan — masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Banyak orang datang kepada-Nya dan berkata, "Yohanes memang tidak membuat satu tanda mukjizat pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini memang benar." Lalu banyak orang di situ percaya kepada-Nya. Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus, dari Betania, desa Maria dan saudaranya, Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya; Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu pun mengirim kabar kepada Yesus, "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." Tetapi ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata, "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, supaya melalui penyakit itu Anak Allah dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan saudaranya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Mari kita kembali lagi ke Yudea." Murid-murid itu berkata kepada-Nya, "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" Jawab Yesus, "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seseorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena tidak ada terang di dalam dirinya." Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka, "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Lalu kata murid-murid itu kepada-Nya, "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi sebenarnya Yesus berbicara tentang kematian Lazarus, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang, "Lazarus sudah mati; tetapi Aku bersukacita, Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain, "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia." Ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira tiga kilometer jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Lalu kata Marta kepada Yesus, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta, "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya, "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus kepadanya, "Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta, "Ya, Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, yang akan datang ke dalam dunia." Sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya, "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau." Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai di desa itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi keluar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, sujudlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka sedihlah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata, "Di manakah kamu baringkan dia?" Jawab mereka, "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Lalu menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi, "Lihatlah, Ia sungguh mengasihi dia!" Tetapi beberapa orang di antaranya berkata, "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?" Yesus sekali lagi sangat terharu, lalu pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus, "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya, "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Jawab Yesus, "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Mereka pun mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata, "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras, "Lazarus, marilah keluar!" Orang yang telah mati itu datang keluar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka, "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Tetapi beberapa di antara mereka pergi kepada orang-orang Farisi dan menceritakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata, "Apa yang harus kita lakukan? Sebab Orang itu membuat banyak mukjizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." Tetapi salah seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka, "Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa." Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. Mulai hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Karena itu Yesus tidak tampil lagi di depan umum di antara orang-orang Yahudi, tetapi Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain, "Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?" Sementara itu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi telah memberikan perintah supaya setiap orang yang tahu di mana Dia berada memberitahukannya, agar mereka dapat menangkap Dia. Enam hari sebelum Paskah, Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedangkan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Lalu Maria mengambil setengah liter minyak narwastu murni yang mahal sekali, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau semerbak minyak itu memenuhi seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata, "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan orang-orang miskin, melainkan karena ia seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Lalu kata Yesus, "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada bersama kamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama kamu." Sejumlah besar orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala berencana untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus. Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru, "Hosana! Terpujilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" Yesus menemukan seekor keledai muda lalu Ia naik ke atasnya, seperti ada tertulis: "Jangan takut, hai putri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk di atas seekor anak keledai." Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah Yesus dimuliakan, teringatlah mereka bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah melakukannya juga untuk Dia. Lalu bersaksilah orang banyak yang bersama-sama dengan Dia ketika Ia memanggil Lazarus keluar dari kubur dan membangkitkannya dari antara orang mati. Sebab itu orang banyak itu pergi menyongsong Dia, karena mereka mendengar bahwa Ia yang membuat tanda mukjizat itu. Lalu kata orang-orang Farisi seorang kepada yang lain, "Kamu lihat sendiri bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia." Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya, "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; lalu Andreas dan Filipus menyampaikannya kepada Yesus. Kata Yesus kepada mereka, "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Siapa saja yang mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi siapa saja yang membenci nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Siapa saja yang melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Siapa saja yang melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Lalu terdengarlah suara dari surga, "Aku telah memuliakannya, dan Aku akan memuliakannya lagi!" Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata, "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." Jawab Yesus, "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu. Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: Sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Lalu jawab orang banyak itu, "Kami telah mendengar dari hukum Taurat bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?" Kata Yesus kepada mereka, "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Berjalanlah selama terang itu ada padamu, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; siapa saja yang berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang." Sesudah berkata demikian, Yesus pergi bersembunyi dari antara mereka. Meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mukjizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya, supaya digenapi firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?" Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga, "Ia telah membutakan mata dan mengeraskan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka." Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia. Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. Sebab mereka lebih menyukai kehormatan manusia daripada kehormatan Allah. Lalu Yesus berseru, "Siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan siapa saja yang melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku jangan tinggal di dalam kegelapan. Jikalau seseorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menghakiminya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Siapa saja yang menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menghakiminya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Aku tahu bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Karena itu, apa yang Aku katakan, Aku sampaikan sebagaimana difirmankan oleh Bapa kepada-Ku." Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu bahwa saat-Nya sudah tiba untuk pergi dari dunia ini kepada Bapa. Ia mengasihi orang-orang milik-Nya yang di dunia ini, dan Ia mengasihi mereka sampai pada kesudahannya. Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah baskom dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Lalu sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya, "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kata Petrus kepada-Nya, "Engkau tidak akan pernah membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus, "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Kata Simon Petrus kepada-Nya, "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" Kata Yesus kepadanya, "Siapa saja yang telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua." Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata, "Tidak semua kamu bersih." Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada orang yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah digenapi nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya bahwa Akulah Dia. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan siapa saja yang menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku." Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Salah seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar di dekat-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata, "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" Lalu murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya, "Tuhan, siapakah itu?" Jawab Yesus, "Dialah yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mencelupkan roti itu, lalu mengambil dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Lalu Yesus berkata kepadanya, "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti mengapa Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas, ada yang menyangka bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Setelah menerima roti itu, Yudas segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus, "Sekarang Anak Manusia dimuliakan dan Allah dimuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dimuliakan di dalam Dia, Allah akan memuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan memuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula sekarang Aku mengatakannya kepada kamu juga. Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." Simon Petrus berkata kepada Yesus, "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus, "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Kata Petrus kepada-Nya, "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" Jawab Yesus, "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya, "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya, "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya, "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Siapa saja yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang tinggal di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dimuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti perintah-perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. Sesaat lagi dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu akan melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Siapa saja yang memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Siapa saja yang mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya, "Tuhan, apa sebabnya Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus, "Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan tinggal bersama-sama dengan dia. Siapa saja yang tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari Aku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penolong, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku. Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang. Ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku, tetapi dunia harus tahu bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku. Bangunlah, marilah kita pergi dari sini." "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Siapa saja yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Siapa saja yang tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada ini, yakni seseorang memberikan nyawanya demi sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang terhadap yang lain." "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia yang telah mengutus Aku. Sekiranya Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang mereka tidak mempunyai dalih bagi dosa mereka! Siapa saja yang membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku. Seandainya Aku tidak melakukan di tengah-tengah mereka pekerjaan-pekerjaan yang tidak pernah dilakukan orang lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun mereka telah melihat semuanya itu, mereka membenci baik Aku maupun Bapa-Ku. Tetapi firman yang tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan. Jikalau Penolong yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu sejak semula bersama-sama dengan Aku." "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbakti kepada Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu." "Hal ini tidak Kukatakan kepadamu sejak semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu, tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, maka hatimu berdukacita. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum. Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari Aku. Segala sesuatu yang Bapa miliki adalah milik-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari Aku." "Sesaat lagi, kamu tidak melihat Aku lagi dan juga sesaat lagi, kamu akan melihat Aku." Mendengar itu beberapa dari murid-Nya berkata seorang kepada yang lain, "Apakah artinya Ia berkata kepada kita: Sesaat lagi, kamu tidak melihat Aku dan juga sesaat lagi, kamu akan melihat Aku? Dan: Aku pergi kepada Bapa?" Lalu kata mereka, "Apa artinya Ia berkata: Sesaat lagi? Kita tidak tahu apa maksud-Nya." Yesus tahu bahwa mereka hendak menanyakan sesuatu kepada-Nya, lalu Ia berkata kepada mereka, "Apakah kamu membicarakan seorang dengan yang lain apa yang Kukatakan tadi, yaitu: Sesaat lagi, kamu tidak melihat Aku dan juga sesaat lagi, kamu akan melihat Aku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari kamu. Pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Tidak Aku katakan kepadamu bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa." Kata murid-murid-Nya, "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya bahwa Engkau datang dari Allah." Jawab Yesus kepada mereka, "Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya akan datang, bahkan sudah datang, ketika kamu akan diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata, "Bapa, telah tiba saatnya; muliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu memuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah memuliakan Engkau di bumi dengan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk Kulakukan. Dan sekarang, ya Bapa, muliakanlah Aku di hadirat-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari Engkau. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar bahwa Aku datang dari Engkau dan mereka percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dimuliakan di dalam mereka. Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu itulah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran. Bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku melalui pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka menjadi satu dengan sempurna, agar dunia tahu bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang Sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. Lalu datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, obor dan senjata. Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka, "Siapakah yang kamu cari?" Jawab mereka, "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka, "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. Ketika Ia berkata kepada mereka, "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. Lalu Ia bertanya lagi kepada mereka, "Siapakah yang kamu cari?" Kata mereka, "Yesus dari Nazaret." Jawab Yesus, "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi." Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya, "Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorang pun yang Kubiarkan binasa." Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. Kata Yesus kepada Petrus, "Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?" Lalu pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Mula-mula mereka membawa-Nya kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas yang pada tahun itu menjadi Imam Besar; dan Kayafaslah yang telah menasihatkan para pemuka Yahudi, "Lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa." Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar, tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Murid yang lain itu, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, berbicara dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk. Kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus, "Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus, "Bukan!" Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah menyalakan api arang, sebab udara dingin waktu itu, dan mereka berdiri menghangatkan badan di situ. Juga Petrus berdiri menghangatkan badan bersama-sama dengan mereka. Kemudian mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan ajaran-Nya. Jawab Yesus kepadanya, "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. Mengapa engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan." Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata, "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?" Jawab Yesus kepadanya, "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapa engkau menampar Aku?" Lalu Hanas mengirim Dia dalam keadaan terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu. Simon Petrus masih berdiri dan menghangatkan badan. Kata orang-orang di situ kepadanya, "Bukankah engkau juga salah seorang murid-Nya?" Ia menyangkalnya, katanya, "Bukan." Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus, "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?" Petrus pun menyangkalnya lagi dan seketika itu juga berkokoklah ayam. Sesudah itu, mereka membawa Yesus dari Kayafas ke istana gubernur. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke istana gubernur itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata, "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?" Jawab mereka kepadanya, "Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!" Kata Pilatus kepada mereka, "Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukummu sendiri." Kata orang-orang Yahudi itu, "Kami tidak diperbolehkan menghukum mati seseorang." Demikian hendaknya supaya digenapi firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Pilatus masuk kembali ke dalam istana gubernur, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya, "Apakah Engkau raja orang Yahudi?" Jawab Yesus, "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?" Kata Pilatus, "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?" Jawab Yesus, "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." Lalu kata Pilatus kepada-Nya, "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus, "Engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku bersaksi tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." Kata Pilatus kepada-Nya, "Apakah kebenaran itu?" Sesudah mengatakan demikian, Pilatus keluar lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka, "Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya. Tetapi pada kamu ada kebiasaan bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?" Mereka berteriak lagi, "Jangan orang ini, melainkan Barabas!" Barabas adalah seorang penyamun. Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya dan sambil maju ke depan mereka berkata, "Salam, hai raja orang Yahudi!" Lalu mereka menampar muka-Nya. Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka, "Lihatlah, aku membawa Dia keluar kepada kamu, supaya kamu tahu bahwa aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya." Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Kemudian kata Pilatus kepada mereka, "Lihatlah orang itu!" Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka, "Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka, "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya." Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya, "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah." Ketika Pilatus mendengar perkataan itu ia makin takut, lalu ia masuk lagi ke dalam istana gubernur dan berkata kepada Yesus, "Dari manakah asal-Mu?" Tetapi Yesus tidak memberi jawab kepadanya. Karena itu, kata Pilatus kepada-Nya, "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?" Yesus menjawab, "Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: Dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya." Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak, "Jikalau engkau membebaskan orang ini, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar." Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia menyuruh membawa Yesus keluar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. Hari itu hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu, "Lihatlah rajamu!" Lalu berteriaklah mereka, "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka, "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala, "Kami tidak mempunyai raja selain Kaisar!" Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, yang dalam bahasa Ibrani disebut: Golgota. Di situ mereka menyalibkan Dia. Bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, sedangkan Yesus di tengah-tengah. Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya, "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat Yesus disalibkan terletak dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Lalu kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus, "Jangan engkau menulis, 'Raja orang Yahudi,' melainkan 'Ia mengatakan: Akulah Raja orang Yahudi.' " Jawab Pilatus, "Apa yang kutulis, tetap tertulis." Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian, untuk tiap-tiap prajurit satu bagian — dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak ada jahitan, ditenun dari atas ke bawah. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain, "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya digenapi yang ada tertulis dalam Kitab Suci, "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu. Dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, istri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, "Ibu, inilah anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, "Inilah ibumu!" Sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia — supaya digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci — "Aku haus!" Di situ ada suatu bejana penuh anggur asam. Lalu mereka melilitkan suatu spons, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengulurkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia, "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib — sebab Sabat itu hari yang besar — maka datanglah para pemuka Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Lalu datanglah prajurit-prajurit dan mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Orang yang melihat sendiri hal itu yang bersaksi dan kesaksiannya benar, dan ia tahu bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." Ada pula nas yang lain mengatakan, "Mereka akan memandang Dia yang telah mereka tikam." Sesudah itu Yusuf dari Arimatea meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. (Ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada para penguasa Yahudi.) Pilatus mengabulkan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang pada malam hari kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira tiga puluh kilogram beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengafani-Nya dengan kain lenan dan membubuhi-Nya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Dekat tempat Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedangkan kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus di situ. Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu penutupnya telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Lalu berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kafan terletak di tanah; akan tetapi, ia tidak masuk ke dalam. Kemudian datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kafan terletak di tanah, sedangkan kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kafan itu, tetapi terlipat tersendiri di tempat yang lain. Sesudah itu, masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. Lalu pulanglah murid-murid itu ke rumah. Tetapi Maria berdiri di luar kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring sebelumnya. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapa yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu penjaga taman, lalu berkata kepada-Nya, "Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya, "Janganlah engkau memegang Aku terus, sebab Aku belum naik kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya. Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada para penguasa Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!" Sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Lalu kata Yesus sekali lagi, "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata, "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." Tetapi Tomas, salah seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Jadi, kata murid-murid yang lain itu kepadanya, "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka, "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku menaruh jariku ke dalam bekas paku itu dan menaruh tanganku ke lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Ia berkata kepada Tomas, "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan taruhlah ke lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia, "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Yesus kepadanya, "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Memang masih banyak tanda mukjizat lain yang diperbuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi hal-hal ini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya karena percaya, kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, "Aku mau pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya, "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka, "Hai anak-anak, apakah kamu punya ikan?" Jawab mereka, "Tidak." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka kamu akan mendapatnya." Mereka pun menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Lalu murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus, "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Kemudian murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira seratus meter saja dan mereka menarik jala yang penuh ikan itu. Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka, "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Simon Petrus naik ke perahu lalu menarik jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: Seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia dibangkitkan dari antara orang mati. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya, "Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Peliharalah anak-anak domba-Ku." Kata Yesus lagi kepadanya untuk kedua kalinya, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya, "Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Petrus pun merasa sedih karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Peliharalah domba-domba-Ku. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi kalau engkau sudah tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus, "Ikutlah Aku." Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata, "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?" Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus, "Tuhan, bagaimana dengan dia ini?" Jawab Yesus, "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: Ikutlah Aku." Lalu tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan, "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu." Dialah murid yang bersaksi tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu bahwa kesaksiannya itu benar. Masih banyak lagi hal-hal lain yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, kupikir dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia diangkat ke surga. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya melalui Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak bukti Ia menunjukkan bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang sebagaimana dikatakan-Nya, "telah kamu dengar dari Aku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." Lalu ketika berkumpul, mereka bertanya kepada-Nya, "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya kepada mereka, "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Sesudah Ia mengatakan demikian, Ia diangkat ke surga disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih di dekat mereka, dan berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang diangkat ke surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke surga." Lalu kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka masuk ke kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus dan saudara-saudara Yesus. Pada suatu hari berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara seiman yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata, "Hai Saudara-saudara, haruslah digenapi nas Kitab Suci, yang disampaikan lebih dahulu oleh Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus. Dahulu ia termasuk salah seorang dari kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini." Yudas ini telah memperoleh sebidang tanah dari upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah. "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: 'Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya,' dan: 'Biarlah jabatannya diambil orang lain.' Jadi, harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus diangkat ke surga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya." Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan juga bernama Yustus, dan Matias. Mereka semua berdoa dan berkata, "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah pergi ke tempat yang wajar baginya." Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada kesebelas rasul itu. Ketika tiba hari Pentakosta, mereka semua berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba terdengarlah bunyi dari langit seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti lidah api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Lalu mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan. Waktu itu di Yerusalem tinggal orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika terdengar bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka terkejut karena mereka masing-masing mendengar orang-orang percaya itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata, "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa tempat kita dilahirkan; kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain, "Apa artinya ini?" Tetapi yang lain menyindir, "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis." Lalu Petrus bangkit berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Yahudi dan semua orang yang tinggal di Yerusalem, perhatikanlah perkataanku ini dan ketahuilah. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan Nabi Yoël: Akan terjadi pada hari-hari terakhir — demikianlah firman Allah — bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan pemuda-pemudimu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. Aku akan mengadakan mukjizat-mukjizat di atas, di langit dan tanda-tanda ajaib di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yesus dari Nazaret adalah orang yang telah ditentukan Allah dan dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda ajaib yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu ketahui. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh melalui tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia setelah melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku memandang Tuhan senantiasa di hadapan-Ku karena Ia berada di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan lidahku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dalam pengharapan, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku dapat berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapak leluhur kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan bersumpah bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima dari Bapa, Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya Roh itu seperti yang kamu lihat dan dengar di sini. Sebab bukan Daud yang naik ke surga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi, seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka tersayat, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, "Apa yang harus kami perbuat, Saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia, yaitu Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." Dengan banyak perkataan lain lagi ia bersaksi dan mendesak mereka, katanya, "Berilah dirimu diselamatkan dari orang-orang yang jahat ini." Orang-orang yang menerima perkataannya itu dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Lalu ketakutan melanda semua orang, sebab rasul-rasul itu mengadakan banyak mukjizat dan tanda ajaib. Semua orang yang percaya tetap bersatu, dan semua milik mereka adalah milik bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergiliran dan makan bersama-sama dengan gembira dan tulus hati, sambil memuji Allah dan mereka disukai semua orang. Tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu jam tiga sore, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Mereka menatap dia dan Petrus berkata, "Pandanglah kami." Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata, "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, bangkit dan berjalanlah!" Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan pergelangan kaki orang itu. Ia melompat berdiri lalu berjalan ke sana ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, sambil berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Semua orang melihat dia berjalan sambil memuji Allah, lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya. Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. Ketika Petrus melihat hal itu, ia berkata kepada orang banyak itu, "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus memutuskan untuk melepaskan Dia. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh untuk diberikan kepada kamu. Kamu telah membunuh Perintis Kehidupan, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Karena kepercayaan kepada Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di hadapan kamu semua. Nah, Saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena tidak tahu apa yang kamu lakukan, sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang sejak semula ditetapkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di surga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi bahwa setiap orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibinasakan dari tengah-tengah umat. Lagi pula, semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan yang datang sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Melalui keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati. Bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan membuat kamu masing-masing berbalik dari segala kejahatanmu." Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki mendatangi mereka. Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Mereka ditangkap dan dimasukkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. Keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini, "Dengan kuasa mana atau dalam nama siapa kamu melakukan hal itu?" Lalu Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus, menjawab mereka, "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu perbuatan baik kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa mana orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati — bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dalam keadaan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan — yaitu kamu sendiri — namun Ia telah menjadi batu penjuru. Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. Setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka, dan berkata, "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem bahwa mereka telah mengadakan suatu mukjizat yang mencolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersebar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu." Setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka, "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan dengar." Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang itu tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena orang banyak memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi. Sebab orang yang disembuhkan oleh mukjizat itu sudah lebih dari empat puluh tahun umurnya. Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapak kami, Engkau telah berfirman: Mengapa gusar bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka hal yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan sejak semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. Sekarang, ya Tuhan, lihatlah ancaman-ancaman mereka dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian sepenuhnya untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus." Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua dipenuhi oleh Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. Kumpulan orang yang telah percaya itu sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam anugerah yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi kelahiran Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Ada seorang laki-laki bernama Ananias. Ia bersama istrinya Safira menjual sebidang tanah miliknya. Dengan setahu istrinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lagi dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata, "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan meninggal dunia. Semua orang yang mendengar hal itu sangatlah ketakutan. Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengafani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya. Kira-kira tiga jam kemudian masuklah istri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi. Kata Petrus kepadanya, "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan itu, "Betul sekian." Kata Petrus, "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar." Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah meninggal, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya. Seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu menjadi sangat ketakutan. Banyak tanda dan mukjizat dibuat oleh rasul-rasul di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri dengan mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak. Makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tikar, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka. Juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Lalu mereka semua disembuhkan. Lalu mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari aliran Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara umum. Tetapi pada malam hari seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya, "Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak." Setelah mendengar pesan itu, menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. Tetapi ketika pejabat-pejabat itu datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, katanya, "Kami mendapati penjara terkunci rapat-rapat dan semua pengawal ada di tempatnya di depan pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorang pun kami temukan di dalamnya." Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka bingung tentang rasul-rasul itu dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi. Tetapi datanglah seseorang mendapatkan mereka dengan kabar, "Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak." Kemudian pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil rasul-rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka dengan batu. Mereka membawa rasul-rasul itu dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Lalu Imam Besar mulai menanyai mereka, katanya, "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami." Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus yang kamu bunuh dengan menggantung-Nya pada kayu salib. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah dengan tangan kanan-Nya menjadi Perintis dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Kamilah saksi dari peristiwa-peristiwa itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia." Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu. Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang pengajar hukum Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, berdiri dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar. Sesudah itu ia berkata kepada sidang itu, "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya sebagai orang yang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan tercerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu sensus penduduk, muncullah Yudas, orang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan tercerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak apa-apa terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; bahkan mungkin ternyata kamu justru melawan Allah." Nasihat itu diterima. Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu mencambuk mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan sukacita, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. Setiap hari mereka mengajar di Bait Allah dan di rumah-rumah dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias. Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian keperluan sehari-hari kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata, "Tidak baik jika kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik dan penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan menumpangkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya. Stefanus, yang penuh dengan anugerah dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut Orang-orang Merdeka — mereka berasal dari Kirene dan Aleksandria — bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Mereka berdebat dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Lalu mereka mempengaruhi beberapa orang untuk mengatakan, "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah." Dengan jalan demikian mereka menghasut orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. Lalu mereka mengajukan saksi-saksi palsu yang berkata, "Orang ini tidak henti-hentinya mengucapkan perkataan yang menentang tempat kudus ini dan hukum Taurat, sebab kami telah mendengar dia mengatakan bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan meruntuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita." Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat. Kata Imam Besar, "Benarkah demikian?" Jawab Stefanus, "Hai Saudara-saudara dan Bapak-bapak, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapak leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran, dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Lalu keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Setelah ayahnya meninggal, Allah menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang; dan di situ Allah tidak memberikan milik pusaka kepadanya, bahkan setapak tanah pun tidak, tetapi Ia berjanji akan memberikan tanah itu kepadanya menjadi miliknya dan milik keturunannya, walaupun pada waktu itu ia tidak mempunyai anak. Beginilah firman Allah bahwa keturunannya akan menjadi pendatang di negeri asing dan mereka akan diperbudak dan dianiaya empat ratus tahun lamanya. 'Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka itu akan Kuhukum,' demikian firman Allah, 'dan sesudah itu mereka akan keluar dari situ dan beribadah kepada-Ku di tempat ini.' Lalu Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Abraham mempunyai anak, Ishak, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishak mempunyai anak, Yakub, dan dari Yakub berasal kedua belas bapak leluhur kita. Karena iri hati, bapak-bapak leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia, dan melepaskannya dari segala penindasan serta memberinya anugerah dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya. Kemudian datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan dan menimbulkan penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan. Tetapi ketika Yakub mendengar bahwa di tanah Mesir ada gandum, ia menyuruh nenek moyang kita ke sana. Itulah kunjungan mereka yang pertama; pada kunjungan mereka yang kedua Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, lalu ketahuanlah asal usul Yusuf kepada Firaun. Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya. Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek moyang kita; mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem. Ketika saat penggenapan janji yang diberikan Allah kepada Abraham makin mendekat, makin bertambah banyaklah bangsa itu di Mesir, sampai tampil seorang raja lain memerintah tanah Mesir, seorang yang tidak mengenal Yusuf. Raja itu menggunakan tipu daya terhadap bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita serta menyuruh menelantarkan bayi mereka, supaya mereka tidak dapat hidup. Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya. Lalu ia dibuang, tetapi putri Firaun memungutnya dan mengasuhnya seperti anaknya sendiri. Musa pun dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel. Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang yang ditindas itu dengan membunuh orang Mesir itu. Ia menyangka saudara-saudaranya akan mengerti bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti. Keesokan harinya ia muncul lagi ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapa kamu saling menganiaya? Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapa yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau membunuh orang Mesir itu kemarin? Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperoleh dua orang anak laki-laki. Sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun Gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya: Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Musa pun gemetar dan tidak berani lagi melihatnya. Lalu firman Tuhan kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri adalah tanah yang kudus. Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; sekarang marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir. Musa yang telah mereka tolak dengan mengatakan, 'Siapa yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim?' — dialah juga yang telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan pembebas oleh malaikat yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu. Dialah yang membawa mereka keluar dengan mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun selama empat puluh tahun. Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu. Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat yang berfirman kepadanya di Gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk disampaikan kepada kita. Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir. Kepada Harun mereka berkata: Buatlah untuk kami beberapa ilah yang akan berjalan di depan kami, sebab Musa ini yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir — kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia. Lalu pada waktu itu mereka membuat sebuah anak lembu dan mempersembahkan persembahan kepada berhala itu dan mereka bersukacita tentang apa yang dibuat sendiri oleh mereka. Lalu berpalinglah Allah dari mereka dan membiarkan mereka beribadah kepada bala tentara langit, seperti yang tertulis dalam kitab nabi-nabi: Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku kurban sembelihan dan persembahan selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? Malahan kamu justru mengusung kemah Molokh dan bintang dewamu Refan, patung-patung yang kamu buat itu untuk disembah. Karena itu, Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan, ke seberang Babel. Kemah Kesaksian ada pada nenek moyang kita di padang gurun, seperti yang diperintahkan Allah kepada Musa untuk dibuatnya menurut contoh yang telah dilihatnya. Kemah itu diterima nenek moyang kita dan dengan pimpinan Yosua dibawa masuk ke tanah ini ketika tanah ini direbut dari bangsa-bangsa lain yang dihalau Allah dari hadapan nenek moyang kita; demikianlah sampai zaman Daud. Daud telah mendapat anugerah di hadapan Allah dan ia memohon, supaya ia diperkenankan untuk mendapatkan suatu tempat kediaman bagi Allah Yakub. Tetapi Salomolah yang mendirikan sebuah rumah untuk Allah. Tetapi Yang Mahatinggi tidak tinggal di dalam rumah-rumah buatan tangan manusia, seperti yang dikatakan oleh nabi: Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku. Rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, demikian firman Tuhan, tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? Bukankah tangan-Ku sendiri yang membuat semuanya ini? Hai orang-orang yang keras kepala, yang keras hati dan tuli, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapa dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan bunuh. Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya." Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, hati mereka sangat tertusuk. Mereka menyambutnya dengan kertak gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya, "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Tetapi berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga, mereka menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang pemuda yang bernama Saulus. Sementara mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya, "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring, "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Sesudah berkata demikian, ia pun meninggal. Saulus juga setuju dengan pembunuhan atas Stefanus. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. Mereka yang tersebar itu menjelajahi seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua memperhatikan dengan sepenuh hati apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Karena itu, sangatlah besar sukacita dalam kota itu. Di kota itu ada seorang bernama Simon yang sejak dahulu telah melakukan sihir dan menakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata, "Orang ini adalah kuasa Allah yang disebut Kuasa Besar." Mereka mengikutinya, karena sudah lama ia menakjubkan mereka dengan sihirnya. Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan. Simon sendiri juga percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat besar yang terjadi. Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. Ketika Simon melihat bahwa Roh itu diberikan melalui penumpangan tangan rasul-rasul itu, ia menawarkan uang kepada mereka, serta berkata, "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus." Tetapi Petrus berkata kepadanya, "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. Tidak ada bagian atau hakmu dalam hal ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. Jadi, bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan semoga Ia mengampuni niat hatimu ini; sebab kulihat bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan." Jawab Simon, "Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu." Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak desa di Samaria. Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, "Bangkitlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu Filipus bangkit dan berangkat. Adalah seorang Etiopia, seorang pejabat istana, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" Filipus bergegas ke situ dan mendengar pejabat istana itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, "Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?" Jawabnya, "Bagaimana aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi sebagai berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya, keadilan tidak diberikan kepada-Nya; siapa yang akan menceritakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Lalu kata pejabat istana itu kepada Filipus, "Aku bertanya kepadamu, tentang siapa nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?" Filipus pun mulai berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil tentang Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata pejabat istana itu, "Lihat, di situ ada air; apakah ada halangan bagiku untuk dibaptis?" [ Sahut Filipus, "Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya, "Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."] Orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun pejabat istana itu, lalu Filipus membaptis dia. Setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba membawa Filipus pergi dan pegawai istana itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Ternyata Filipus sudah berada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea. Sementara itu hati Saulus masih berkobar-kobar untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa untuk dibawa kepada rumah-rumah ibadat Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia dapat menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan mendengar suara yang berkata kepadanya, "Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus, "Siapa Engkau, Tuan?" Kata-Nya, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." Teman-teman seperjalanannya pun termangu-mangu karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang pun. Saulus bangkit berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Selama tiga hari ia tidak dapat melihat dan selama itu juga ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Tuhan berfirman kepadanya dalam suatu penglihatan, "Ananias!" Jawabnya, "Ini aku, Tuhan!" Firman Tuhan, "Bangkitlah dan pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sedang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." Jawab Ananias, "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Lagi pula di sini dia memperoleh kuasa dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." Tetapi firman Tuhan kepadanya, "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku di hadapan bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." Seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. Setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata, "Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan siapa saja yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?" Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias. Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus. Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia. Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang. Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceritakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara kepadanya dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Saulus tinggal bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan berani mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka berusaha membunuh dia. Ketika hal itu diketahui oleh saudara-saudara seiman, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ mengirim dia ke Tarsus. Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan dan jumlahnya bertambah besar oleh pertolongan Roh Kudus. Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang tinggal di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya, "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangkitlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangkitlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan. Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita — dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Karena Lida dekat dengan Yope, murid-murid yang mendengar bahwa Petrus ada di Lida, menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, "Segeralah datang ke tempat kami." Lalu berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setibanya di sana, ia dibawa ke ruang atas. Semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian yang dibuat Dorkas waktu ia masih bersama mereka. Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersebar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Kemudian Petrus tinggal cukup lama di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit. Di Kaisarea ada seorang laki-laki yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. Ia saleh, ia beserta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, ia melihat dengan jelas seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya, "Kornelius!" Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata, "Ada apa, Tuan?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. Sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang bernama Simon yang disebut juga Petrus. Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit bernama Simon yang tinggal di tepi laut." Setelah malaikat yang berbicara kepadanya itu meninggalkan dia, dipanggilnya dua orang hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu bersama-sama dengan dia. Sesudah ia menjelaskan segala sesuatu kepada mereka, ia menyuruh mereka ke Yope. Keesokan harinya kira-kira tengah hari ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa. Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. Ia melihat langit terbuka dan turunlah sesuatu seperti kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat berbagai jenis binatang berkaki empat, binatang melata dan burung. Lalu kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata, "Bangunlah, Petrus, sembelihlah dan makanlah!" Tetapi Petrus menjawab, "Tidak, Tuhan, sebab aku belum pernah makan apa pun yang haram dan yang najis." Kedengaran lagi untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya, "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram." Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit. Sementara Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa arti penglihatan yang telah dilihatnya itu, orang-orang yang disuruh oleh Kornelius untuk mencari rumah Petrus, telah berdiri di depan pintu. Mereka memanggil seseorang dan bertanya, apakah Simon yang disebut Petrus menumpang di rumah itu. Ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh kepadanya, "Ada tiga orang sedang mencari engkau. Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka." Lalu turunlah Petrus ke bawah dan berkata kepada orang-orang itu, "Akulah yang kamu cari; apa maksud kedatangan kamu?" Jawab mereka, "Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah diberi petunjuk oleh seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang akan kaukatakan." Lalu ia mempersilakan mereka untuk bermalam di situ. Keesokan harinya ia bangun dan berangkat bersama-sama dengan mereka, dan beberapa saudara dari Yope menyertai dia. Pada hari berikutnya sampailah mereka di Kaisarea. Kornelius sedang menantikan mereka dan ia telah memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul. Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya. Ia sujud di depan kaki Petrus dan menyembahnya. Tetapi Petrus menegakkan dia sambil berkata, "Bangkitlah, aku hanya manusia saja." Sambil bercakap-cakap dengan dia, ia masuk dan mendapati banyak orang telah berkumpul. Ia berkata kepada mereka, "Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul atau berkunjung kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku bahwa aku tidak boleh menyebut seorang pun najis atau haram. Itulah sebabnya aku tidak berkeberatan untuk datang ketika aku dipanggil. Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil aku." Jawab Kornelius, "Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumahku. Tiba-tiba ada seseorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingat di hadapan-Nya. Karena itu, suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang penyamak kulit, yang tinggal di tepi laut. Itulah sebabnya segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang diperintahkan Tuhan kepadamu." Lalu mulailah Petrus berbicara, "Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Itulah firman yang Ia sampaikan kepada orang-orang Israel ketika Ia memberitakan damai sejahtera melalui Yesus Kristus yang adalah Tuhan dari semua orang. Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. Kamilah saksi-saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di negeri orang Yahudi maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dengan menggantung Dia pada kayu salib. Allah telah membangkitkan Dia pada hari yang ketiga dan memperkenankan Dia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa itu, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa itu, dan bersaksi bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi bahwa siapa saja yang percaya kepada-Nya, akan mendapat pengampunan dosa melalui nama-Nya." Sementara Petrus berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat karunia, yaitu Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa lidah dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus, "Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus untuk tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka. Rasul-rasul dan saudara-saudara seiman di Yudea mendengar bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. Kata mereka, "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu satu per satu, katanya, "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: Sesuatu seperti kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang melata dan burung-burung. Lalu aku mendengar suara yang berkata kepadaku: Bangunlah, Petrus, sembelihlah dan makanlah! Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan sebab belum pernah sesuatu yang haram dan najis masuk ke dalam mulutku. Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari surga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. Seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus dari Kaisarea kepadaku. Lalu kata Roh kepadaku, 'Pergilah bersama mereka tanpa membeda-bedakan!' Keenam saudara ini pun menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, dan ia menceritakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang olehnya kamu dan seisi rumahmu akan diselamatkan. Ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti ke atas kita dahulu. Lalu teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. Jadi, jika Allah memberikan karunia yang sama kepada mereka seperti kepada kita pada waktu kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, bagaimana mungkin aku mencegah Dia?" Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya, "Jadi, kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup." Sementara itu saudara-saudara seiman yang tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus, menyingkir sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. Akan tetapi, di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang berbahasa Yunani dan memberitakan tentang Tuhan Yesus. Tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Kabar tentang mereka itu terdengar oleh jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas pergi ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat anugerah Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua dengan kesungguhan hati setia kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Lalu banyak orang dibawa kepada Tuhan. Setelah itu, pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu selama satu tahun penuh, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. Pada waktu itu datanglah beberapa nabi dari Yerusalem ke Antiokhia. Salah seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan bahwa seluruh dunia akan ditimpa kelaparan besar. Hal itu terjadi pada zaman Klaudius. Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan sumbangan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara seiman yang tinggal di Yudea. Hal itu mereka lakukan juga dan mereka mengirimkannya kepada penatua-penatua dengan perantaraan Barnabas dan Saulus. Kira-kira pada waktu itu Raja Herodes mulai bertindak keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia selanjutnya menyuruh menahan Petrus juga. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes hendak menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai, sedangkan di depan pintu, para pengawal sedang menjaga penjara itu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam kamar penjara itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya, "Bangunlah segera!" Lalu gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Kemudian kata malaikat itu kepadanya, "Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!" Ia pun berbuat demikian. Setelah itu, malaikat itu berkata kepadanya, "Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!" Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat penjagaan pertama dan tempat penjagaan kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi." Setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa. Ketika ia mengetuk pintu gerbang, datanglah seorang hamba perempuan bernama Rode untuk mengetahui siapa yang mengetuk itu. Ia terus mengenal suara Petrus, tetapi karena girangnya ia tidak membuka pintu gerbang itu dan segera masuk ke dalam untuk memberitahukan bahwa Petrus ada di depan pintu gerbang. Kata mereka kepada perempuan itu, "Engkau mengigau." Akan tetapi ia tetap mengatakan bahwa benar-benar demikian. Kata mereka, "Itu malaikatnya." Sementara itu Petrus terus-menerus mengetuk dan ketika mereka membuka pintu dan melihat dia, mereka tercengang-cengang. Tetapi Petrus memberi isyarat dengan tangannya, supaya mereka diam, lalu ia menceritakan bagaimana Tuhan menuntunnya ke luar dari penjara. Katanya, "Beritahukanlah hal ini kepada Yakobus dan saudara-saudara kita." Lalu ia keluar dan pergi ke tempat lain. Besok paginya gemparlah prajurit-prajurit itu. Mereka bertanya-tanya apa yang telah terjadi dengan Petrus. Herodes menyuruh mencari Petrus, tetapi ia tidak ditemukan. Lalu Herodes menyuruh memeriksa pengawal-pengawal itu dan membunuh mereka. Kemudian ia berangkat dari Yudea ke Kaisarea dan tinggal di situ. Herodes sangat marah terhadap orang Tirus dan Sidon. Atas persetujuan bersama mereka pergi menghadap dia. Mereka berhasil membujuk Blastus, pengurus rumah tangga raja, ke pihak mereka, lalu mereka memohon perdamaian, karena negeri mereka memperoleh bahan makanan dari wilayah raja. Pada suatu hari yang ditentukan, Herodes mengenakan pakaian kerajaan, lalu duduk di atas takhta dan berpidato kepada mereka. Lalu rakyatnya bersorak membalasnya, "Ini suara dewa dan bukan suara manusia!" Seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah; ia mati dimakan cacing-cacing. Sementara itu, firman Allah makin tersebar dan makin banyak didengar orang. Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Lalu mereka berpuasa dan berdoa dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setibanya di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka. Mereka menjelajahi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu. Ia adalah kawan gubernur pulau itu, Sergius Paulus, seorang yang cerdas. Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, karena ia ingin mendengar firman Allah. Tetapi Elimas, tukang sihir itu — demikianlah arti namanya — menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan gubernur itu dari imannya. Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, dan berkata, "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan berbagai tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu? Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan kegelapan dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia. Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan. Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia; tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem. Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, pejabat-pejabat rumah ibadat menyuruh bertanya kepada mereka, "Saudara-saudara, jika ada di antara kamu mempunyai pesan untuk menguatkan umat ini, sampaikanlah!" Lalu bangkitlah Paulus. Ia memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata, "Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang teracung Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Empat puluh tahun lamanya Ia bersabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun. Setelah membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan mereka selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberikan mereka hakim-hakim sampai pada zaman Nabi Samuel. Kemudian mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul anak Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya. Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah bersaksi, 'Aku telah mendapat Daud anak Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.' Sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, dari keturunannyalah Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan baptisan tobat kepada seluruh bangsa Israel. Ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata, 'Sangkamu aku ini siapa? Aku bukan Dia. Sesungguhnya Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.' Hai Saudara-saudaraku, kamu yang termasuk keturunan Abraham dan juga kamu yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita. Penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. Setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Merekalah yang sekarang menjadi saksi-saksi-Nya bagi umat ini. Kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang tertulis dalam mazmur kedua: Engkaulah Anak-Ku! Aku telah menjadi Bapa-Mu pada hari ini. Lagi pula, Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan Ia tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan, seperti yang telah difirmankan-Nya, Aku akan memberikan kepadamu janji-janji kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. Sebab itu Ia mengatakan juga dalam mazmur yang lain, Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya, dan ia memang diserahkan kepada kebinasaan. Tetapi Yesus, yang dibangkitkan Allah, tidak mengalami kebinasaan. Jadi, ketahuilah, Saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. Oleh hukum Musa kamu tidak dapat dibenarkan. Sedangkan di dalam Dia setiap orang yang percaya dibenarkan. Karena itu, waspadalah, supaya jangan berlaku atas kamu apa yang telah dikatakan dalam kitab nabi-nabi: Perhatikanlah, hai kamu penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu, suatu pekerjaan, yang tidak akan kamu percayai, jika diceritakan kepadamu." Ketika Paulus dan Barnabas keluar, mereka diminta untuk berbicara lagi tentang hal-hal itu pada hari Sabat berikutnya. Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam anugerah Allah. Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Tuhan. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan Tuhan kepada kami, Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi." Mendengar itu bergembiralah semua orang dari bangsa-bangsa lain dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disebarkan di seluruh daerah itu. Namun orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah dan pembesar-pembesar di kota itu. Mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi, Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Murid-murid di Antiokhia tetap penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus. Di Ikonium pun kedua rasul itu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang menjadi percaya, baik orang Yahudi maupun orang Yunani. Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, menghasut orang-orang bukan Yahudi dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara seiman itu. Jadi Paulus dan Barnabas tinggal agak lama di situ. Mereka berbicara dengan berani untuk Tuhan yang menguatkan berita tentang anugerah-Nya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat. Tetapi orang banyak di kota itu terpecah menjadi dua: ada yang memihak kepada orang Yahudi, ada pula yang memihak kepada rasul-rasul itu. Lalu mulailah orang-orang bukan Yahudi dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka berusaha untuk menyiksa dan melempari mereka dengan batu. Mengetahui hal itu, menyingkirlah rasul-rasul itu ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. Di situ mereka memberitakan Injil. Di Listra ada seorang laki-laki yang duduk saja, karena kakinya lemah dan lumpuh sejak lahir dan belum pernah dapat berjalan. Ia mendengarkan Paulus yang sedang berbicara. Paulus menatap dia dan melihat bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. Lalu kata Paulus dengan suara nyaring, "Berdirilah tegak!" Orang itu pun melonjak berdiri, lalu mulai berjalan kian ke mari. Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berteriak dalam bahasa Likaonia, "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia." Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena dialah yang berbicara. Lalu datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan kurban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. Mendengar itu rasul-rasul itu, yaitu Barnabas dan Paulus, mengoyakkan pakaian mereka, lalu menerobos ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru, "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Pada zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai perbuatan baik, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan." Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, mereka hampir-hampir tidak dapat mencegah orang banyak mempersembahkan kurban kepada mereka. Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka mempengaruhi orang banyak itu sehingga berpihak kepada mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka bahwa ia telah mati. Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya bertekun di dalam iman, dan mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan yang kepada-Nya mereka percaya. Mereka menjelajahi seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia. Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada anugerah Allah untuk memulai pekerjaan yang telah mereka selesaikan. Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu. Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara seiman di situ, "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan persoalan itu. Mereka diantar oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria dan menceritakan tentang pertobatan orang-orang bukan Yahudi. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara seiman di situ. Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka. Tetapi beberapa orang dari aliran Farisi, yang telah menjadi percaya, berdiri dan berkata, "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa." Lalu bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan persoalan itu. Sesudah berdebat beberapa waktu lamanya, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka, "Hai Saudara-saudara, kamu tahu bahwa sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraanku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. Allah, yang mengenal hati manusia, memberi kesaksian untuk mereka dengan mengaruniakan Roh Kudus kepada mereka sama seperti kepada kita, dan Ia sama sekali tidak membeda-bedakan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu gandar yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya bahwa melalui anugerah Tuhan Yesus Kristus kita akan diselamatkan sama seperti mereka juga." Lalu diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceritakan segala tanda dan mukjizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di antara bangsa-bangsa lain. Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus, "Hai Saudara-saudara, dengarkanlah aku: Simon telah menceritakan bahwa pada mulanya Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: Kemudian Aku akan kembali dan membangun kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan bahkan segala bangsa yang atasnya nama-Ku disebut, demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui sejak semula. Sebab itu aku berpendapat bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari hal-hal yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat." Kemudian rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara seiman itu. Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Kami telah mendengar bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tanpa mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyahkan hatimu dengan ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. Jadi, kami telah mengutus Yudas dan Silas yang secara lisan akan menyampaikan sendiri hal-hal ini kepada kamu. Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu ini: Kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu menjaga diri terhadap hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat." Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang memberi penghiburan. Yudas dan Silas, yang adalah juga nabi, banyak memberi penghiburan kepada saudara-saudara seiman itu dan menguatkan hati mereka. Sesudah beberapa waktu keduanya tinggal di situ, saudara-saudara itu melepas mereka dalam damai untuk kembali kepada mereka yang mengutusnya. [ Tetapi Silas memutuskan untuk tinggal di situ.] Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia. Mereka bersama-sama dengan banyak orang lain mengajar dan memberitakan firman Tuhan. Beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas, "Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka." Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; tetapi Paulus dengan tegas berkata bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka. Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara seiman itu kepada anugerah Tuhan berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ. Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya seorang Yahudi dan telah percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara seiman di Listra dan di Ikonium, dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa ayahnya orang Yunani. Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan dari hari ke hari bertambah besar jumlahnya. Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: Ada seorang Makedonia berdiri di situ dan memohon kepadanya, "Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!" Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari. Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. Salah seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia berasal dari kota Tiatira dan ia seorang penjual kain ungu yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya, "Jika kamu berpendapat bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku." Ia mendesak sampai kami menerimanya. Suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang budak perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, "Orang-orang ini hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan keselamatan." Hal itu dilakukannya selama beberapa hari. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu, "Dalam nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini." Seketika itu juga keluarlah roh itu. Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat bahwa harapan mereka untuk mendapat penghasilan telah lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap para penguasa. Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka, "Orang-orang ini mengacau kota kita ini; mereka adalah orang Yahudi, dan mereka mengajarkan adat istiadat yang tidak boleh diterima atau dituruti oleh orang Roma." Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka pada pasungan. Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga fondasi-fondasi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya, "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar sujudlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata, "Tuan-tuan, apa yang harus aku perbuat, supaya aku diselamatkan?" Jawab mereka, "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh luka mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah. Setelah hari siang pembesar-pembesar kota menyuruh pejabat-pejabat kota pergi kepada kepala penjara dengan pesan, "Lepaskanlah kedua orang itu!" Kepala penjara meneruskan pesan itu kepada Paulus, katanya, "Pembesar-pembesar kota telah menyuruh melepaskan kamu; jadi keluarlah kamu sekarang dan pergilah dengan damai!" Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu, "Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warga negara Roma, di depan umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar." Pejabat-pejabat itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka mendengar bahwa Paulus dan Silas adalah warga negara Roma, maka takutlah mereka. Mereka datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon, supaya mereka meninggalkan kota itu. Lalu mereka meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia; dan setelah bertemu dengan saudara-saudara seiman di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah kedua rasul itu. Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan tiba di Tesalonika. Di situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi. Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci. Ia menerangkan dan menunjukkan kepada mereka bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata, "Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu." Beberapa orang dari mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas dan juga sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka. Tetapi orang-orang Yahudi menjadi iri hati dan dengan bantuan beberapa penjahat yang berkeliaran di pasar, mereka mengadakan keributan dan mengacau kota itu. Mereka menyerbu rumah Yason dengan maksud untuk menghadapkan Paulus dan Silas kepada sidang rakyat. Tetapi ketika mereka tidak menemukan keduanya, mereka menyeret Yason dan beberapa saudara ke hadapan pembesar-pembesar kota, sambil berteriak, "Orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga kemari, dan Yason menerima mereka menumpang di rumahnya. Mereka semua bertindak melawan ketetapan-ketetapan Kaisar dengan mengatakan bahwa ada seorang raja lain, yaitu Yesus." Ketika orang banyak dan pembesar-pembesar kota mendengar semuanya itu, mereka menjadi gempar. Tetapi setelah mereka mendapat jaminan dari Yason dan dari saudara-saudara seiman lainnya, mereka pun dilepaskan. Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara seiman di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di sana pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi. Orang-orang Yahudi di kota itu lebih terbuka hatinya daripada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Karena itu, banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antaranya adalah orang Yunani yang terkemuka, baik perempuan maupun laki-laki. Tetapi ketika orang-orang Yahudi dari Tesalonika tahu bahwa juga di Berea telah diberitakan firman Allah oleh Paulus, mereka pun datang ke sana untuk menghasut dan menggelisahkan hati orang banyak. Tetapi saudara-saudara seiman itu menyuruh Paulus segera berangkat menuju ke pantai, tetapi Silas dan Timotius masih tinggal di Berea. Orang-orang yang mengiringi Paulus mengantarnya sampai di Atena, lalu kembali dengan pesan kepada Silas dan Timotius, supaya mereka selekas mungkin datang kepadanya. Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala. Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ. Juga beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa berdebat dengan dia dan ada yang berkata, "Apa yang hendak dikatakan si pembual ini?" Tetapi yang lain berkata, "Rupa-rupanya ia pemberita ajaran dewa-dewa asing." Sebab ia memberitakan Injil tentang Yesus dan kebangkitan-Nya. Lalu mereka membawanya menghadap sidang Areopagus dan mengatakan, "Bolehkah kami tahu ajaran baru mana yang kauajarkan ini? Sebab engkau memperdengarkan kepada kami hal-hal yang asing. Karena itu kami ingin tahu apa artinya semua itu." Adapun semua orang Atena dan orang asing yang tinggal di situ tidak mempunyai waktu untuk sesuatu selain untuk mengatakan atau mendengar segala sesuatu yang baru. Paulus berdiri di hadapan sidang Areopagus dan berkata, "Hai orang-orang Atena, aku lihat bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak tinggal dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang. Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Allah dan mudah-mudahan mencari-cari dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini keturunan-Nya juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir bahwa keadaan ilahi serupa dengan emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Tanpa memandang lagi zaman kebodohan, sekarang Allah memerintahkan semua orang di mana saja untuk bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari ketika Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu jaminan tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati." Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata, "Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu." Lalu Paulus meninggalkan mereka. Tetapi beberapa orang menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka. Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. Di situ ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, istrinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah di rumah mereka. Karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. Setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus mulai dengan sepenuhnya memberitakan firman dan bersaksi kepada orang-orang Yahudi bahwa Yesuslah Mesias. Tetapi ketika orang-orang itu melawan dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka, "Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain." Ia keluar dari situ, lalu pergi ke rumah seseorang bernama Titius Yustus, yang takut kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat. Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan dibaptis. Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan, "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menyentuh dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini." Lalu tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di antara mereka. Akan tetapi, setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan. Kata mereka, "Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat." Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu, "Hai orang-orang Yahudi, sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudah sepatutnya aku menerima perkaramu, tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri menyelesaikannya; aku tidak sudi menjadi hakim atas perkara yang demikian." Kemudian ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. Lalu mereka semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu. Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara seiman di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia. Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang Yahudi. Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya. Ia minta diri dan berkata, "Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya." Lalu bertolaklah ia dari Efesus. Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia. Setelah tinggal beberapa lama di situ, ia berangkat lagi, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid. Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat menguasai Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran tentang Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah. Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara seiman di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya, ia menjadi sangat berguna bagi orang-orang yang percaya oleh anugerah Allah. Sebab dengan penuh semangat ia membantah orang-orang Yahudi di depan umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesuslah Mesias. Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajahi daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. Katanya kepada mereka, "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu percaya?" Akan tetapi, mereka menjawab dia, "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus." Lalu kata Paulus kepada mereka, "Kalau begitu, dengan baptisan mana kamu telah dibaptis?" Jawab mereka, "Dengan baptisan Yohanes." Kata Paulus, "Baptisan Yohanes adalah baptisan tobat dan ia berkata kepada orang banyak bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian daripadanya, yaitu Yesus." Ketika mereka mendengar hal itu, mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa lidah dan bernubuat. Mereka semua berjumlah kira-kira dua belas orang. Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan berbicara dengan berani serta berdebat dengan mereka untuk meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. Tetapi ada beberapa orang yang keras hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. Hal ini dilakukannya selama dua tahun, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani. Melalui tangan Paulus Allah mengadakan mukjizat-mukjizat yang luar biasa, bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat. Juga beberapa dukun Yahudi yang berkeliling di negeri itu, mencoba menyerukan nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh-roh jahat, katanya, "Aku menyumpahi kamu dalam nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus." Yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab, "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapa kamu?" Lalu orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa, menguasai dan mengalahkan mereka semua, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus. Banyak di antara mereka yang telah percaya, datang dan mengaku di muka umum bahwa mereka pernah melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di hadapan semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak. Dengan jalan ini, makin tersebarlah firman Tuhan dan makin berkuasa. Setelah peristiwa itu, atas dorongan Roh, Paulus memutuskan untuk pergi ke Yerusalem melalui Makedonia dan Akhaya. Katanya, "Sesudah berkunjung ke situ aku harus melihat Roma juga." Lalu ia menyuruh dua orang pembantunya, yaitu Timotius dan Erastus, mendahuluinya ke Makedonia, tetapi ia sendiri tinggal beberapa lama lagi di Asia. Kira-kira pada waktu itu timbul huru-hara besar mengenai Jalan Tuhan. Penyebabnya adalah seorang laki-laki bernama Demetrius, seorang tukang perak, yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak. Usahanya itu mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-tukangnya. Ia mengumpulkan mereka bersama-sama dengan pekerja-pekerja lain dalam usaha yang sejenis dan berkata, "Saudara-saudara, kamu tahu bahwa kemakmuran kita adalah hasil usaha ini! Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa. Dengan demikian bukan saja usaha kita akan dihina orang, tetapi juga kuil Artemis, dewi besar itu, akan kehilangan artinya. Lagi pula, Artemis sendiri, yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab, akan kehilangan kebesarannya." Mendengar itu meluaplah kemarahan mereka, lalu mereka berteriak-teriak, "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!" Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya orang Makedonia dan teman seperjalanan Paulus. Paulus mau pergi ke tengah-tengah rakyat itu, tetapi murid-muridnya tidak mengizinkannya. Bahkan beberapa pembesar Asia, yang bersahabat dengan Paulus, mengirim pesan dan mendesaknya, supaya jangan masuk ke gedung kesenian itu. Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; yang seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul. Lalu seorang bernama Aleksander didorong ke depan oleh orang-orang Yahudi. Ia mendapat keterangan dari orang banyak tentang apa yang terjadi. Segera ia memberi isyarat dengan tangannya dan mau memberi penjelasan sebagai pembelaan di depan rakyat itu. Tetapi ketika mereka tahu bahwa ia orang Yahudi, berteriaklah mereka bersama-sama kira-kira dua jam lamanya, "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!" Akan tetapi, panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata, "Hai orang Efesus! Siapa di dunia ini yang tidak tahu bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis yang mahabesar maupun patungnya yang turun dari langit? Hal itu tidak dapat dibantah, karena itu hendaklah kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak. Sebab kamu telah membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok kuil dewi kita dan tidak menghujat namanya. Jadi, jika Demetrius dan tukang-tukangnya mempunyai pengaduan terhadap seseorang, bukankah ada sidang-sidang pengadilan dan ada gubernur. Ke sanalah hendaknya kedua belah pihak mengajukan dakwaannya. Jika ada sesuatu yang lain yang kamu kehendaki, baiklah kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat yang sah. Sebab kita berada dalam bahaya akan dituduh bahwa kita menimbulkan huru-hara pada hari ini, karena tidak ada alasan yang dapat kita kemukakan untuk membenarkan kumpulan yang kacau-balau ini." Dengan kata-kata itu ia membubarkan kumpulan rakyat itu. Setelah reda keributan itu, Paulus memanggil murid-murid dan menguatkan hati mereka. Sesudah minta diri, ia berangkat ke Makedonia. Ia menjelajahi daerah itu dan dengan banyak nasihat menguatkan hati saudara-saudara seiman di situ. Lalu tibalah ia di tanah Yunani. Sesudah tiga bulan tinggal di situ ia hendak berlayar ke Siria. Tetapi pada waktu itu orang-orang Yahudi bermaksud membunuh dia. Karena itu, ia memutuskan untuk kembali melalui Makedonia. Ia disertai oleh Sopater anak Pirus, dari Berea, dan Aristarkhus dan Sekundus, keduanya dari Tesalonika, dan Gayus dari Derbe, dan Timotius dan dua orang dari Asia, yaitu Tikhikus dan Trofimus. Mereka berangkat lebih dahulu dan menantikan kami di Troas. Tetapi sesudah hari raya Roti Tidak Beragi kami berlayar dari Filipi dan dalam waktu lima hari sampailah kami di Troas dan bertemu dengan mereka. Di situ kami tinggal tujuh hari lamanya. Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara seiman di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam. Di ruang atas, di mana kami berkumpul, dinyalakan banyak lampu. Seorang pemuda bernama Eutikhus duduk di jendela. Karena Paulus amat lama berbicara, pemuda itu tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidur lelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat orang, ia sudah meninggal. Tetapi Paulus turun ke bawah. Ia merebahkan diri ke atas pemuda itu, mendekapnya, dan berkata, "Jangan khawatir, ia masih hidup." Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; sehabis makan ia masih berbicara lama lagi sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat. Sementara itu mereka mengantarkan pemuda itu dalam keadaan hidup ke rumahnya, dan mereka semua merasa sangat terhibur. Kami berangkat lebih dahulu ke kapal dan berlayar ke Asos, dengan maksud untuk menjemput Paulus di situ sesuai dengan rencananya, sebab ia sendiri mau mengambil jalan darat. Ketika ia bertemu dengan kami di Asos, kami membawanya ke kapal, lalu melanjutkan pelayaran kami ke Metilene. Dari situ kami terus berlayar dan keesokan harinya kami berhadapan dengan pulau Khios. Pada hari berikutnya kami sampai di Samos dan sehari kemudian tibalah kami di Miletus. Paulus telah memutuskan untuk tidak singgah di Efesus, supaya jangan habis waktunya di Asia. Sebab ia sedang terburu-buru, agar jika mungkin, ia telah berada di Yerusalem pada hari raya Pentakosta. Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus. Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka, "Kamu tahu, bagaimana aku hidup senantiasa di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: Dengan segala kerendahan hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. Sungguhpun demikian aku tidak pernah lalai melakukan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di depan umum maupun dalam perkumpulan di rumah-rumah; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus. Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asalkan aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk bersaksi tentang Injil anugerah Allah. Sekarang aku tahu bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah. Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu bahwa aku bersih dari darah siapa pun juga. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu. Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi pengawas untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah-Nya sendiri. Aku tahu bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar supaya mengikut mereka. Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah bahwa selama tiga tahun, siang malam, aku tanpa henti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata. Sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman anugerah-Nya yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu warisan yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. Kamu sendiri tahu bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Lebih berbahagia memberi daripada menerima." Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua. Lalu menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia. Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia mengatakan bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Kemudian mereka mengantar dia ke kapal. Sesudah berpisah dengan mereka, kami bertolak dan langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan dari situ kami ke Patara. Di Patara kami mendapat kapal, yang hendak menyeberang ke Fenisia. Kami naik kapal itu, lalu bertolak. Kemudian tampak Siprus di sebelah kiri, tetapi kami melewatinya dan menuju ke Siria. Akhirnya tibalah kami di Tirus, sebab muatan kapal harus dibongkar di kota itu. Kami mengunjungi murid-murid dan tinggal di situ selama tujuh hari. Karena bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem. Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan istri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota; dan di tepi pantai kami berlutut dan berdoa. Sesudah minta diri kami naik ke kapal, dan mereka pulang ke rumah. Dari Tirus kami tiba di Ptolemais dan di situ berakhirlah pelayaran kami. Kami memberi salam kepada saudara-saudara seiman dan tinggal satu hari di antara mereka. Keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu salah satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya. Filipus mempunyai empat anak gadis yang beroleh karunia untuk bernubuat. Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata, "Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah pemilik ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain." Mendengar itu kami bersama-sama dengan orang-orang di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem. Tetapi Paulus menjawab, "Mengapa kamu menangis, sehingga membuat hatiku hancur? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem demi nama Tuhan Yesus." Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata, "Jadilah kehendak Tuhan!" Sesudah tinggal beberapa hari di Kaisarea, berkemaslah kami, lalu berangkat ke Yerusalem. Bersama-sama dengan kami turut juga beberapa murid dari Kaisarea. Mereka membawa kami ke rumah seorang yang bernama Manason. Ia dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Kami akan menumpang di rumahnya. Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara seiman menyambut kami dengan senang hati. Keesokan harinya pergilah Paulus bersama-sama dengan kami mengunjungi Yakobus; semua penatua telah hadir di situ. Paulus memberi salam kepada mereka, lalu menceritakan dengan terperinci apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain melalui pelayanannya. Mendengar itu mereka memuliakan Allah. Lalu mereka berkata kepada Paulus, "Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka mendengar tentang engkau bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita. Jadi, bagaimana sekarang? Tentu mereka akan mendengar bahwa engkau telah datang ke mari. Sebab itu, lakukanlah apa yang kami katakan ini: Di antara kami ada empat orang yang bernazar. Bawalah mereka bersama-sama dengan engkau, lakukanlah upacara penyucian diri bersama-sama dengan mereka dan tanggunglah biaya mereka, sehingga mereka dapat mencukurkan rambutnya; maka semua orang akan tahu bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat. Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain, yang telah percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami, yaitu mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan." Pada hari berikutnya Paulus membawa orang-orang itu serta dengan dia, dan ia menyucikan diri bersama-sama dengan mereka, lalu masuk ke Bait Allah untuk memberitahukan kapan upacara penyucian itu akan selesai dan persembahan akan dipersembahkan untuk mereka masing-masing. Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan menangkap dia, sambil berteriak, "Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!" Sebab mereka telah melihat Trofimus dari Efesus sebelumnya bersama-sama dengan Paulus di kota, dan mereka menyangka bahwa Paulus telah membawa dia ke dalam Bait Allah. Lalu gemparlah seluruh kota dan orang banyak datang berkerumun, lalu menangkap Paulus dan menyeretnya keluar dari Bait Allah dan seketika itu juga semua pintu gerbang Bait Allah itu ditutup. Sementara mereka berupaya untuk membunuh dia, sampailah kabar kepada kepala pasukan bahwa seluruh Yerusalem gempar. Kepala pasukan itu segera bergerak dengan prajurit-prajurit dan perwira-perwira dan mendapatkan orang banyak itu. Ketika mereka melihat dia dan prajurit-prajurit itu, berhentilah mereka memukul Paulus. Kepala pasukan itu mendekati Paulus, menangkapnya dan menyuruh mengikat dia dengan dua rantai, lalu bertanya siapa dia dan apa yang telah diperbuatnya. Tetapi dari antara orang banyak itu ada yang meneriakkan kepadanya ini, ada pula yang meneriakkan itu. Karena keributan itu ia tidak dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sebab itu ia menyuruh membawa Paulus ke markas. Ketika sampai ke tangga Paulus terpaksa diusung prajurit-prajurit karena orang banyak berdesak-desak. Seluruh rakyat berbondong-bondong mengikuti dia, sambil berteriak, "Enyahkan dia!" Ketika Paulus hendak dibawa masuk ke markas, ia berkata kepada kepala pasukan itu, "Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu?" Jawabnya, "Engkau tahu bahasa Yunani? Jadi, engkau bukan orang Mesir itu yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan dan membawa lari empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun?" Paulus menjawab, "Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu." Sesudah Paulus diperbolehkan oleh kepala pasukan, pergilah ia berdiri di tangga dan memberi isyarat dengan tangannya kepada orang banyak itu; ketika suasana sudah tenang, mulailah ia berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani, katanya, "Saudara-saudara dan Bapak-bapak, dengarkanlah, apa yang hendak kukatakan sekarang kepadamu sebagai pembelaan diri." Ketika orang banyak itu mendengar ia berbicara dalam bahasa Ibrani, makin tenanglah mereka. Ia berkata, "Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini. Aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-tua dapat bersaksi. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum. Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah mendekati Damsyik, kira-kira tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. Lalu rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Orang-orang yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar. Lalu kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu. Karena aku tidak dapat melihat disebabkan oleh cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik. Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang yang saleh menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, hendaklah engkau melihat kembali! Seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. Sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan dengan berseru kepada nama Tuhan! Sesudah aku kembali di Yerusalem dan ketika aku sedang berdoa di dalam Bait Allah, rohku diliputi oleh kuasa ilahi. Aku melihat Dia, yang berkata kepadaku: Lekaslah, segeralah tinggalkan Yerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku. Jawabku: Tuhan, mereka tahu bahwa akulah yang pergi dari rumah ibadat yang satu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukkan mereka yang percaya kepada-Mu ke dalam penjara dan mencambuk mereka. Ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya. Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain." Orang banyak itu mendengarkan Paulus sampai perkataan itu; lalu mereka mulai berteriak, "Enyahkan orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup!" Mereka terus berteriak sambil melemparkan jubah mereka dan menghamburkan debu ke udara. Karena itu kepala pasukan memberi perintah untuk membawa Paulus ke markas dan menyuruh memeriksa dan mencambuk dia, supaya dapat diketahui apa sebabnya orang banyak itu berteriak-teriak demikian terhadap dia. Tetapi ketika Paulus ditelentangkan untuk dicambuk berkatalah ia kepada perwira yang bertugas, "Bolehkah kamu mencambuk seorang warga negara Roma, apalagi tanpa diadili?" Mendengar perkataan itu perwira itu melaporkannya kepada kepala pasukan, katanya, "Apa yang hendak engkau perbuat? Orang itu warga negara Roma." Lalu datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata, "Katakanlah, benarkah engkau warga negara Roma?" Jawab Paulus, "Benar." Lalu kata kepala pasukan itu, "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal." Jawab Paulus, "Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku." Lalu mereka yang harus mencambuk dia, segera mundur; dan kepala pasukan itu juga takut, setelah tahu bahwa Paulus, yang ia suruh ikat itu, adalah warga negara Roma. Namun kepala pasukan itu ingin mengetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Karena itu, keesokan harinya ia menyuruh mengambil Paulus dari penjara dan memerintahkan, supaya imam-imam kepala dan para anggota Mahkamah Agama lainnya berkumpul. Lalu ia membawa Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada mereka. Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata, "Saudara-saudara, sampai hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah." Tetapi Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut Paulus. Membalas itu Paulus berkata kepadanya, "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau melanggar hukum Taurat dengan perintahmu untuk menampar aku." Orang-orang yang hadir di situ berkata, "Engkau mengejek Imam Besar Allah?" Jawab Paulus, "Hai Saudara-saudara, aku tidak tahu bahwa ia adalah Imam Besar. Memang ada tertulis: Janganlah engkau berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu!" Karena tahu bahwa sebagian dari mereka orang Saduki dan sebagian orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, "Saudara-saudara, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharapkan kebangkitan orang mati." Ketika ia berkata demikian, timbullah pertengkaran antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan terbagi-bagilah orang banyak itu. Sebab orang-orang Saduki mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya. Lalu terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari aliran Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya, "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya." Pertengkaran besar pun terjadi, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan untuk turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas. Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya, "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah engkau harus bersaksi di Roma." Setelah hari siang orang-orang Yahudi mengadakan komplotan dan mengikat diri dengan sumpah bahwa mereka tidak akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh Paulus. Jumlah mereka yang mengadakan komplotan itu lebih daripada empat puluh orang. Mereka pergi kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan berkata, "Kami telah mengikat diri dengan sumpah bahwa kami tidak akan makan atau minum, sebelum kami membunuh Paulus. Karena itu sekarang hendaklah kamu bersama-sama dengan Mahkamah Agama menganjurkan kepada kepala pasukan, supaya ia menghadapkan Paulus lagi kepada kamu, seolah-olah kamu hendak memeriksa perkaranya lebih teliti. Sementara itu kami sudah siap sedia untuk membunuh dia sebelum ia sampai kepada kamu." Akan tetapi kemenakan Paulus, anak dari saudaranya perempuan mendengar tentang penghadangan itu. Ia datang ke markas dan masuk untuk memberitahukan hal itu kepada Paulus. Lalu Paulus memanggil salah seorang perwira dan berkata kepadanya, "Bawalah anak muda ini kepada kepala pasukan, karena ada sesuatu yang perlu diberitahukannya kepadanya." Perwira itu membawanya kepada kepala pasukan dan berkata, "Paulus orang tahanan itu, memanggil aku dan meminta, supaya aku membawa anak muda ini kepadamu, sebab ada yang perlu diberitahukannya kepadamu." Kepala pasukan itu memegang tangan anak muda itu, lalu membawanya menyendiri ke samping dan bertanya, "Apakah yang perlu kauberitahukan kepadaku?" Jawabnya, "Orang-orang Yahudi telah bersepakat untuk meminta kepadamu, supaya besok engkau menghadapkan Paulus lagi ke Mahkamah Agama, seolah-olah Mahkamah itu mau memperoleh keterangan yang lebih teliti dari dia. Akan tetapi janganlah engkau terbujuk oleh mereka, sebab lebih dari empat puluh orang di antara mereka telah siap untuk menghadang dia. Mereka telah mengikat diri dengan sumpah bahwa mereka tidak akan makan atau minum, sebelum mereka membunuh dia; sekarang mereka telah siap sedia dan hanya menantikan persetujuanmu." Lalu kepala pasukan menyuruh anak muda itu pulang dan memerintahkan kepadanya, "Jangan katakan kepada siapa pun juga bahwa engkau telah memberitahukan hal ini kepadaku." Kemudian kepala pasukan memanggil dua orang perwira dan berkata, "Siapkan dua ratus orang prajurit untuk berangkat ke Kaisarea beserta tujuh puluh orang berkuda dan dua ratus orang bertombak, kira-kira pada jam sembilan malam ini. Sediakan juga beberapa keledai tunggangan untuk Paulus dan bawalah dia dengan selamat kepada Gubernur Feliks." Ia menulis surat yang isinya sebagai berikut, "Salam dari Klaudius Lisias kepada Gubernur Feliks yang mulia. Orang ini ditangkap oleh orang-orang Yahudi dan ketika mereka hendak membunuhnya, aku datang dengan pasukan mencegahnya dan melepaskannya, karena aku dengar bahwa ia adalah warga negara Roma. Untuk mengetahui apa alasannya mereka mendakwa dia, aku menghadapkannya ke Mahkamah Agama mereka. Aku dapati bahwa ia didakwa karena soal-soal hukum Taurat mereka, tetapi tidak ada tuduhan yang membuat dia patut dihukum mati atau dipenjarakan. Kepadaku telah diberitahukan bahwa ada komplotan yang merencanakan untuk membunuh dia. Karena itu aku segera menyuruh membawa dia kepadamu, sedangkan kepada para pendakwa telah kuberitahukan bahwa mereka harus mengajukan perkara itu kepadamu." Lalu prajurit-prajurit itu mengambil Paulus sesuai dengan yang diperintahkan kepada mereka dan membawanya pada malam hari ke Antipatris. Keesokan harinya mereka membiarkan orang-orang berkuda dan Paulus meneruskan perjalanan, sedangkan mereka sendiri pulang ke markas. Setibanya di Kaisarea orang-orang berkuda itu menyampaikan surat itu kepada gubernur serta menyerahkan Paulus kepadanya. Setelah membaca surat itu, gubernur bertanya kepada Paulus dari provinsi mana asalnya. Ketika ia mendengar bahwa Paulus dari Kilikia, ia berkata, "Aku akan memeriksa perkaramu, bila para pendakwamu juga telah tiba di sini." Lalu ia menyuruh menahan Paulus di istana Herodes. Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias bersama-sama dengan beberapa tua-tua dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka menghadap gubernur dan menyampaikan dakwaan mereka terhadap Paulus. Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia, katanya, "Feliks yang mulia, oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kesejahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu banyak sekali perbaikan yang telah terlaksana untuk bangsa ini. Semuanya itu senantiasa dan di mana-mana kami sambut dengan sangat berterima kasih. Akan tetapi supaya jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu, aku minta, supaya engkau mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu. Kami dapati bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari aliran Nasrani. Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Allah. Oleh karena itu kami menangkap dia dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami. Tetapi kepala pasukan Lisias datang mencegahnya dan merebut dia dengan kekerasan dari tangan kami, lalu menyuruh para pendakwa datang menghadap engkau. Jika engkau sendiri memeriksa dia, dapatlah engkau mengetahui segala sesuatu yang kami tuduhkan kepadanya." Juga orang-orang Yahudi menyokong dakwaan itu dengan mengatakan bahwa perkara itu sungguh demikian. Gubernur memberi isyarat kepada Paulus bahwa ia boleh berbicara. Lalu berkatalah Paulus, "Aku tahu bahwa sudah bertahun-tahun engkau menjadi hakim atas bangsa ini. Karena itu tanpa ragu-ragu aku membela perkaraku ini di hadapanmu: Engkau dapat memastikan bahwa tidak lebih dari dua belas hari yang lalu aku datang ke Yerusalem untuk beribadah. Tidak pernah orang mendapati aku sedang bertengkar dengan seseorang atau mengadakan huru-hara, baik di dalam Bait Allah, maupun di dalam rumah ibadat, atau di tempat lain di kota. Mereka tidak dapat membuktikan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka kepada diriku. Tetapi aku mengakui kepadamu bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut aliran. Aku percaya kepada segala sesuatu yang tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi. Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar. Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. Setelah beberapa tahun aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberian bagi bangsaku dan untuk mempersembahkan persembahan-persembahan. Sementara aku melakukan semuanya itu, beberapa orang Yahudi dari Asia mendapati aku di dalam Bait Allah, sesudah aku selesai menyucikan diriku, tanpa orang banyak dan tanpa keributan. Merekalah yang sebenarnya harus menghadap engkau di sini dan mengajukan dakwaan mereka, jika mereka mempunyai sesuatu terhadap aku. Namun biarlah orang-orang yang hadir di sini sekarang menyatakan kejahatan apa yang mereka dapati, ketika aku dihadapkan ke Mahkamah Agama. Atau mungkinkah karena satu-satunya perkataan yang aku serukan, ketika aku berdiri di tengah-tengah mereka, yakni: Karena hal kebangkitan orang-orang mati, aku hari ini dihadapkan kepada kamu." Tetapi Feliks yang tahu benar-benar tentang Jalan Tuhan, menangguhkan perkara mereka, katanya, "Setibanya kepala pasukan Lisias di sini, aku akan mengambil keputusan dalam perkaramu." Lalu ia menyuruh perwira itu tetap menahan Paulus, tetapi dengan tahanan ringan, dan tidak boleh mencegah seorang pun dari sahabat-sahabatnya melayani dia. Setelah beberapa hari datanglah Feliks bersama-sama dengan istrinya Drusila, seorang Yahudi; ia menyuruh memanggil Paulus, lalu mendengar dia berbicara tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus. Tetapi ketika Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata, "Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan memanggil engkau." Sementara itu ia berharap bahwa Paulus akan memberikan uang kepadanya. Karena itu ia sering memanggilnya untuk bercakap-cakap dengan dia. Tetapi sesudah genap dua tahun, Feliks digantikan oleh Perkius Festus, dan untuk mengambil hati orang Yahudi, Feliks membiarkan Paulus tetap dalam penjara. Tiga hari sesudah tiba di provinsi itu berangkatlah Festus dari Kaisarea ke Yerusalem. Di situ imam-imam kepala dan orang-orang Yahudi yang terkemuka datang menghadap dia dan menyampaikan dakwaan terhadap Paulus. Kepadanya mereka meminta suatu anugerah yang merugikan Paulus, yaitu menyuruh Paulus datang ke Yerusalem. Sebab mereka sedang membuat rencana untuk membunuh dia di tengah jalan. Tetapi Festus menjawab bahwa Paulus tetap ditahan di Kaisarea dan bahwa ia sendiri bermaksud untuk segera kembali ke sana. Katanya, "Karena itu baiklah orang-orang yang berwenang di antara kamu turut ke sana bersama-sama dengan aku dan mengajukan dakwaan terhadap dia, jika ada kesalahannya." Festus tinggal tidak lebih daripada delapan atau sepuluh hari di Yerusalem. Sesudah itu ia pulang ke Kaisarea. Keesokan harinya ia mengadakan sidang pengadilan, dan menyuruh menghadapkan Paulus. Sesudah Paulus tiba di situ, semua orang Yahudi yang datang dari Yerusalem berdiri mengelilinginya dan mereka mengemukakan banyak tuduhan berat terhadap dia yang tidak dapat mereka buktikan. Sebaliknya Paulus membela diri, katanya, "Aku sedikit pun tidak bersalah, baik terhadap hukum Taurat orang Yahudi maupun terhadap Bait Allah atau terhadap Kaisar." Tetapi Festus yang hendak mengambil hati orang Yahudi, berkata, "Apakah engkau bersedia pergi ke Yerusalem, supaya engkau dihakimi di sana di hadapanku tentang perkara ini?" Tetapi kata Paulus, "Aku sekarang berdiri di sini di hadapan pengadilan Kaisar dan di sinilah aku harus dihakimi. Seperti engkau sendiri tahu benar-benar, sedikit pun aku tidak berbuat salah terhadap orang Yahudi. Jadi, jika aku bersalah dan melakukan kejahatan yang setimpal dengan hukuman mati, aku rela mati, tetapi, jika apa yang mereka tuduhkan itu terhadap aku tidak benar, tidak ada seorang pun yang berhak menyerahkan aku kepada mereka. Aku naik banding kepada Kaisar!" Setelah berunding dengan anggota-anggota pengadilan, Festus menjawab, "Engkau telah naik banding kepada Kaisar, jadi engkau harus pergi menghadap Kaisar." Beberapa hari kemudian datanglah Raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus. Karena mereka beberapa hari tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya, "Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan Feliks. Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu dan meminta supaya ia dihukum. Aku menjawab mereka bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu. Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh menghadapkan orang itu. Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhan pun tentang kejahatan seperti yang telah aku duga. Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti bahwa Ia hidup. Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku bertanya kepadanya apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ. Tetapi Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar." Kata Agripa kepada Festus, "Aku sendiri ingin mendengar orang itu." Jawab Festus, "Besok engkau akan mendengar dia." Keesokan harinya datanglah Agripa dan Bernike dengan segala kebesaran dan sesudah mereka masuk ke ruang pengadilan bersama-sama dengan kepala-kepala pasukan dan orang-orang yang terkemuka dari kota itu, Festus memberi perintah, supaya Paulus dihadapkan. Festus berkata, "Ya Raja Agripa serta semua yang hadir di sini bersama-sama dengan kami. Lihatlah orang ini, yang dituduh oleh semua orang Yahudi, baik yang di Yerusalem, maupun yang di sini. Mereka telah datang kepadaku dan sambil berteriak-teriak mereka mengatakan bahwa ia tidak boleh hidup lebih lama. Tetapi aku dapati bahwa ia tidak berbuat sesuatu pun yang setimpal dengan hukuman mati dan karena ia naik banding kepada Kaisar, aku memutuskan untuk mengirim dia menghadap Kaisar. Tetapi tidak ada sesuatu yang pasti yang harus kutulis kepada Kaisar tentang dia. Itulah sebabnya aku menghadapkan dia di sini kepada kamu semua, terutama kepadamu, Raja Agripa, supaya, setelah diadakan pemeriksaan, aku dapat menuliskan sesuatu. Sebab menurut pendapatku tidaklah masuk akal untuk mengirim seorang tahanan tanpa menyatakan tuduhan-tuduhan yang diajukan terhadap dia." Kata Agripa kepada Paulus, "Engkau diberi kesempatan untuk membela diri." Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu menyampaikan pembelaannya seperti berikut, "Ya Raja Agripa, aku merasa beruntung, karena pada hari ini aku dapat membela diriku di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku, terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan-persoalan di antara orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar. Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab sejak semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem. Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat bersaksi bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut aliran yang paling keras dalam agama kita. Sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh karena aku mengharapkan janji yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita. Pemenuhan janji itulah yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Karena pengharapan itulah, ya Raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi. Mengapa kamu menganggap mustahil bahwa Allah membangkitkan orang mati? Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka bahwa aku harus bertindak keras menentang nama Yesus dari Nazaret. Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksa mereka untuk menyangkal imannya dan dengan kemarahan yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing." "Dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan penugasan dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, tiba-tiba, ya Raja Agripa, pada tengah hari aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang daripada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menentang Dia yang berkuasa atasmu. Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu. Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari Aku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan menyelamatkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan. Sebab itu, ya Raja Agripa, kepada penglihatan yang dari surga itu tidak pernah aku tidak taat. Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan pertobatan itu. Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah dan mencoba membunuh aku. Tetapi dengan pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan bersaksi kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Apa yang kuberitakan itu tidak lain dari yang telah diberitahukan sebelumnya oleh para nabi dan juga oleh Musa, yaitu bahwa Mesias harus menderita dan bahwa Dialah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain." Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk membela dirinya, berkatalah Festus dengan suara keras, "Engkau gila, Paulus! Pengetahuanmu yang banyak itu membuat engkau gila." Tetapi Paulus menjawab, "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Sebaliknya, aku mengatakan kebenaran dengan pikiran sehat! Raja juga tahu tentang hal-hal ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin bahwa tidak ada sesuatu pun dari semuanya ini yang belum diketahuinya, karena hal ini tidak terjadi di tempat yang terpencil. Percayakah engkau, Raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu bahwa engkau percaya kepada mereka." Jawab Agripa, "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!" Kata Paulus, "Aku mau berdoa kepada Allah, supaya cepat atau lambat bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini." Lalu bangkitlah raja dan gubernur serta Bernike dan semua orang yang duduk bersama-sama mereka. Sementara mereka keluar, mereka berkata seorang kepada yang lain, "Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara." Kata Agripa kepada Festus, "Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar." Setelah diputuskan bahwa kami akan berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepada seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan Kaisar. Kami naik ke sebuah kapal dari Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Asia, lalu kami bertolak. Aristarkhus, seorang Makedonia dari Tesalonika, menyertai kami. Keesokan harinya kami singgah di Sidon. Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah dan memperbolehkannya mengunjungi sahabat-sahabatnya, supaya mereka memenuhi keperluannya. Oleh karena angin sakal kami berlayar dari situ menyusur pantai Siprus. Setelah mengarungi laut di depan Kilikia dan Pamfilia, sampailah kami di Mira, di daerah Likia. Di situ perwira itu menemukan sebuah kapal dari Aleksandria yang hendak berlayar ke Italia. Ia memindahkan kami ke kapal itu. Selama beberapa hari berlayar, kami hampir-hampir tidak maju dan dengan susah payah kami mendekati Knidus. Karena angin menghalangi kami bergerak maju, kami menyusur pantai Kreta melewati tanjung Salmone. Sesudah kami dengan susah payah melewati tanjung itu, sampailah kami di sebuah tempat bernama Pelabuhan Indah, dekat kota Lasea. Sementara itu sudah banyak waktu yang hilang. Hari Puasa sudah berlalu dan sudah berbahaya untuk melanjutkan pelayaran. Sebab itu Paulus memperingatkan mereka, katanya, "Saudara-saudara, aku lihat bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita." Tetapi perwira itu lebih percaya kepada juru mudi dan nakhoda daripada kepada perkataan Paulus. Karena pelabuhan itu tidak cocok untuk berlabuh selama musim dingin, maka kebanyakan dari mereka lebih setuju untuk berlayar terus dan mencoba mencapai kota Feniks untuk tinggal di situ selama musim dingin. Kota Feniks adalah sebuah pelabuhan di pulau Kreta, yang terbuka ke arah barat daya dan ke arah barat laut. Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta. Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin "Timur Laut". Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing. Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu. Setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Karena takut terdampar di dasar pasir Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja. Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut. Pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri. Setelah beberapa hari tidak kelihatan matahari dan bintang-bintang dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami. Karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata, "Saudara-saudara, sekiranya nasihatku dituruti supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terhindar dari kesukaran dan kerugian ini! Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bersemangat, sebab tidak seorang pun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar. Sesungguhnya karena rahmat Allah kepadamu, maka semua orang yang berada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat. Sebab itu tetaplah bersemangat, Saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dikatakan kepadaku. Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau." Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di Laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam para awak kapal merasa bahwa mereka telah mendekati daratan. Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ kira-kira 40 meter dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata kira-kira tiga puluh meter. Karena takut bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang. Akan tetapi para awak kapal berusaha untuk melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci dan berbuat seolah-olah mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan. Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya, "Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat." Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya hanyut. Menjelang fajar, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya, "Sudah empat belas hari kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa. Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorang pun di antara kamu akan kehilangan sehelai pun dari rambut kepalanya." Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu mulai makan. Semua orang itu kembali bersemangat dan mereka pun makan juga. Jumlah kami semua yang di kapal itu dua ratus tujuh puluh enam jiwa. Setelah kenyang, mereka meringankan kapal itu dengan membuang muatan gandum ke laut. Ketika hari mulai siang, mereka melihat suatu teluk dengan pantai yang rata. Walaupun mereka tidak mengenal daratan itu, mereka memutuskan untuk sedapat mungkin mendamparkan kapal itu ke situ. Mereka melepaskan tali-tali sauh, lalu meninggalkan sauh-sauh itu di dasar laut. Sementara itu mereka mengulurkan tali-tali kemudi, memasang layar topang, supaya angin meniup kapal itu menuju pantai. Tetapi mereka membentur dasar pasir, sehingga terkandaslah kapal itu. Haluannya terpancang dan tidak dapat bergerak dan buritannya hancur dipukul oleh gelombang yang hebat. Pada waktu itu prajurit-prajurit bermaksud untuk membunuh tahanan-tahanan, supaya jangan ada seorang pun yang melarikan diri dengan berenang. Tetapi perwira itu ingin menyelamatkan Paulus. Karena itu ia mencegah mereka melaksanakan niat mereka dan memerintahkan, supaya orang-orang yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat, dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat. Setelah tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu bahwa daratan itu adalah pulau Malta. Penduduk asli pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api dan mengajak kami semua ke situ karena sudah mulai hujan dan hawanya dingin. Ketika Paulus memungut seberkas ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular berbisa karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya. Ketika penduduk asli pulau itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain, "Orang ini pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan." Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api dan sama sekali tidak menderita sesuatu. Namun mereka menyangka bahwa ia akan bengkak atau tiba-tiba akan mati rebah. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat bahwa tidak terjadi apa pun padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat bahwa ia seorang dewa. Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik pejabat pulau itu, yang bernama Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramah selama tiga hari. Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia. Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan mereka pun disembuhkan juga. Mereka sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan. Tiga bulan kemudian kami berangkat dari situ naik sebuah kapal dari Aleksandria yang selama musim dingin berlabuh di pulau itu. Kapal itu memakai lambang Dioskuri. Kami singgah di Sirakusa dan tinggal di situ selama tiga hari. Dari situ kami menyusur pantai, lalu sampai ke Regium. Sehari kemudian bertiuplah angin selatan dan pada hari kedua sampailah kami di Putioli. Di situ kami berjumpa dengan saudara-saudara seiman dan atas undangan mereka kami tinggal tujuh hari bersama-sama mereka. Sesudah itu kami berangkat ke Roma. Saudara-saudara seiman yang di sana telah mendengar kabar tentang kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya. Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya. Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata, "Saudara-saudara, meskipun aku tidak melakukan apa pun yang menentang bangsa kita atau adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma. Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman mati. Akan tetapi orang-orang Yahudi menentang hal itu dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku. Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini." Akan tetapi mereka berkata kepadanya, "Kami tidak menerima surat-surat dari Yudea tentang engkau dan juga tidak seorang pun dari saudara-saudara kita datang memberitakan apa-apa yang jahat mengenai engkau. Tetapi kami ingin mendengar dari engkau, bagaimana pikiranmu, sebab tentang aliran ini kami tahu bahwa di mana-mana ada perlawanan terhadapnya." Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan bersaksi kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore. Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya. Lalu bubarlah pertemuan itu tanpa ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan hal yang satu ini, "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan Nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Sebab itu kamu harus tahu bahwa keselamatan yang berasal dari Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya." [ Setelah Paulus berkata demikian, pergilah orang-orang Yahudi itu dengan banyak perbedaan paham di antara mereka.] Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus. Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikhususkan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci, tentang Anak-Nya yang secara jasmani berasal dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati bahwa Dialah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita. Dengan perantaraan-Nya kami menerima anugerah dan jabatan rasul demi nama-Nya untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat. Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Yesus Kristus. Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Anugerah menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus. Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersebar kabar tentang imanmu di seluruh dunia. Karena Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku dalam pemberitaan Injil tentang Anak-Nya, adalah saksiku bahwa dalam doaku aku selalu mengingat kamu: Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu. Sebab aku ingin sekali melihat kamu untuk berbagi karunia rohani supaya kamu dikuatkan, yaitu, supaya aku ada di antara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik aku oleh imanmu dan kamu oleh imanku. Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu — tetapi hingga kini selalu aku terhalang — agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain. Aku berutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada bangsa-bangsa lain, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma. Sebab aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya dinyatakan pembenaran oleh Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang yang dibenarkan karena imannya, akan hidup." Sebab murka Allah dinyatakan dari surga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab sifat-sifat-Nya yang tidak tampak, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat tampak dan dipahami dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang melata. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada kecemaran sesuai dengan keinginan hati mereka, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Memang mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya. Amin. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab istri-istri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga laki-laki meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan perempuan dan menyala-nyala dalam berahi seorang terhadap yang lain, sehingga mereka berbuat mesum, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal budi, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan. Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan orang-orang yang melakukannya. Karena itu, hai manusia, siapa pun engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak mempunyai dasar untuk membela diri. Sebab, dengan menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu bahwa hukuman Allah berlangsung secara adil atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, apakah engkau sangka bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Apakah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidak tahukah engkau bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan kegeraman kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesengsaraan akan menimpa setiap orang yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang muka. Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi berdasarkan hukum Taurat. Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan. Sebab apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat. Dengan itu mereka menunjukkan bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. Hal itu akan tampak pada hari bilamana Allah, melalui Kristus Yesus, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, sesuai dengan Injil yang kuberitakan. Tetapi, jika engkau menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah, dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat menilai mana yang baik dan mana yang tidak, dan jika engkau yakin bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki perwujudan hikmat dan kebenaran — lalu bagaimana engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar, "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri? Engkau yang berkata, "Jangan berzina," mengapa engkau sendiri berzina? Engkau yang jijik terhadap segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala? Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu? Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain." Sunat memang ada gunanya, jika engkau menaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. Jadi, jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, bukankah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat? Dan orang yang secara lahiriah tak bersunat tetapi melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat tetapi melanggar hukum Taurat. Sebab orang Yahudi sejati bukanlah orang yang lahiriah Yahudi dan sunat sejati bukanlah sunat yang dilakukan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah orang yang tidak tampak keyahudiannya dan sunat sejati ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara harfiah. Pujian bagi orang seperti itu datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah. Jika demikian, apa kelebihan orang Yahudi dan apa gunanya sunat? Banyak sekali dan di dalam segala hal. Pertama-tama: Sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah. Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah? Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi." Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apa yang akan kita katakan? Tidak adilkah Allah — aku berkata sebagai manusia — jika Ia menampakkan murka-Nya? Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimana Allah dapat menghakimi dunia? Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa? Mengapa kita tidak berkata, "Marilah kita berbuat jahat, supaya timbul yang baik"? Memang ada fitnahan orang yang mengatakan bahwa kita berkata demikian. Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman. Jadi, bagaimana? Apakah kita mempunyai kelebihan daripada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada mereka." Tetapi kita tahu bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan supaya seluruh dunia berada di bawah penghakiman Allah. Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat pembenaran oleh Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu pembenaran oleh Allah melalui iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh anugerah-Nya telah dibenarkan dengan cuma-cuma melalui penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian melalui iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini bahwa Ia adil dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Jika demikian, apa dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan azas apa? Berdasarkan azas perbuatankah? Bukan, melainkan berdasarkan azas iman! Karena kami yakin bahwa manusia dibenarkan karena iman, bukan karena melakukan hukum Taurat. Atau apakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga Allah bangsa-bangsa lain! Jika Allah memang satu, Dia akan membenarkan baik orang-orang bersunat melalui iman, maupun orang-orang tak bersunat melalui iman. Jika demikian, apakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya. Jadi, menurut kita, apa yang telah diperoleh Abraham, bapak leluhur jasmani kita? Sebab sekiranya Abraham dibenarkan berdasarkan perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. Sebab apa yang dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Kepada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kepada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang fasik, imannya diperhitungkan sebagai kebenaran. Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya: "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah orang yang dosanya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya." Apakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab telah kami katakan bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran. Dalam keadaan mana hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya. Tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapak semua orang tak bersunat yang percaya, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka, dan juga menjadi bapak orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapak leluhur kita, pada masa ia belum disunat. Sebab janji kepada Abraham dan keturunannya bahwa ia akan memiliki dunia, bukan berdasarkan hukum Taurat melainkan berdasarkan pembenaran melalui iman. Sebab seandainya mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu. Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran. Karena itu, janji tersebut berdasarkan iman supaya sesuai dengan anugerah, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapak kita semua — seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapak banyak bangsa" — di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya bahwa ia akan menjadi bapak banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan, "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui bahwa tubuhnya sudah mati, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, serta berkeyakinan penuh bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Itulah sebabnya hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Kata-kata ini, yaitu "hal itu diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan untuk pembenaran kita. Sebab itu, kita yang dibenarkan berdasarkan iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah melalui Tuhan kita, Yesus Kristus. Melalui Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman ke dalam anugerah ini. Di dalam anugerah ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketabahan, dan ketabahan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang fasik pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seseorang mau mati untuk orang yang benar — tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Akan tetapi, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dalam hal ini: Ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan melalui Dia dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah melalui Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab melalui Dia kita sekarang telah menerima pendamaian itu. Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan melalui dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, dosa telah ada di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian, maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai zaman Musa, juga atas mereka yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti pelanggaran yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang banyak orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi anugerah Allah dan karunia-Nya yang dilimpahkan-Nya atas banyak orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan karunia itu tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi pemberian karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang, maut telah berkuasa melalui satu orang itu, maka terlebih-lebih mereka, yang telah menerima kelimpahan anugerah dan karunia kebenaran, akan hidup dan berkuasa karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Jadi, sama seperti melalui satu pelanggaran banyak orang beroleh penghukuman, demikian pula melalui satu perbuatan kebenaran, banyak orang beroleh pembenaran untuk hidup. Sebab, sama seperti melalui ketidaktaatan satu orang banyak orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula melalui ketaatan satu orang banyak orang menjadi orang benar. Hukum Taurat masuk, dan akibatnya pelanggaran menjadi semakin banyak; tetapi di mana dosa bertambah banyak, di sana anugerah menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian anugerah akan berkuasa melalui pembenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jika demikian, apa yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah anugerah itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus Yesus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian, kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia melalui baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita dimungkinkan hidup dalam hidup yang baru. Oleh karena kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, maka kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi, karena kita telah mati dengan Kristus, kita percaya bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu bahwa sesudah bangkit dari antara orang mati, Kristus tidak mati lagi: Maut tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab Ia mati, yakni mati terhadap dosa, satu kali untuk selama-lamanya; namun Ia hidup, yakni hidup bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: Bahwa kamu telah mati terhadap dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu, hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab dosa tidak akan berkuasa lagi atas kamu, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah anugerah. Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah anugerah? Sekali-kali tidak! Apakah kamu tidak tahu bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk menaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, entah itu dosa yang memimpin kamu kepada kematian, entah itu ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah menaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Secara manusia aku mengatakan hal ini karena kelemahan kamu sebagai manusia. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian pula kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Buah apakah yang kamu petik dari semuanya itu yang menyebabkan kamu merasa malu sekarang? Kesudahan semuanya itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Apakah kamu tidak tahu, Saudara-saudara — sebab aku berbicara kepada mereka yang mengetahui hukum — bahwa hukum berkuasa atas seseorang selama orang itu hidup? Sebab seorang istri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu. Jadi, selama suaminya hidup ia dianggap berzina, kalau ia menjadi istri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia tidaklah berzina, kalau ia menjadi istri laki-laki lain. Sebab itu, Saudara-saudaraku, kamu juga telah mati terhadap hukum Taurat melalui tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah. Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, sehingga kita berbuah bagi maut. Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat. Jika demikian, apa yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru melalui hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan, "Jangan mengingini!" Tetapi dengan perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati. Dahulu tanpa hukum Taurat, aku hidup. Akan tetapi, sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dengan perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan dengan perintah itu ia membunuh aku. Jadi, hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik. Jika demikian, apakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya dengan perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa. Sebab kita tahu bahwa hukum Taurat bersifat rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Sebab apa yang aku lakukan, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku lakukan, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku lakukan. Jadi, jika aku melakukan apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang melakukannya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai yang bersifat daging, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab menghendaki yang baik memang ada padaku, tetapi melakukan apa yang baik, tidak. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku lakukan, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku lakukan. Jadi, jika aku melakukan apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang melakukannya, tetapi dosa yang tinggal di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: Jika aku ingin melakukan apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapa yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah melalui Yesus Kristus, Tuhan kita! Jadi, aku sendiri melayani hukum Allah hanya dengan akal budiku, sedangkan sebagai manusia yang bersifat daging aku melayani hukum dosa. Oleh sebab itu, sekarang sama sekali tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Sebab hukum Roh yang memberi hidup telah memerdekakan engkau dalam Kristus Yesus dari hukum dosa dan hukum maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tidak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan mengutus Anak-Nya sendiri sama seperti manusia yang berdosa dan untuk menghapuskan dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena keinginan itu tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah tinggal di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena pembenaran. Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, tinggal di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam kamu. Jadi, Saudara-saudara, kita adalah orang berutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, "Ya Abba, ya Bapa!" Roh itu sendiri bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Sebab aku yakin bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah akan dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan dan kemuliaan anak-anak Allah. Sebab kita tahu bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi, jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri menyampaikan permohonan kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, memohon untuk orang-orang kudus. Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. Sebab itu, apa yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: Yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesengsaraan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang, melalui Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji. Mereka adalah keturunan bapak-bapak leluhur, yang menurunkan Mesias secara jasmani, yang ada di atas segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin! Akan tetapi, firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu." Artinya: Bukan anak-anak secara jasmani yang adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar. Sebab firman ini mengandung janji, "Pada waktu seperti inilah Aku akan datang dan Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki." Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapak leluhur kita. Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat — supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya — dikatakan kepada Ribka, "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda," seperti ada tertulis: "Yakub Kukasihi, Esau Kubenci." Jika demikian, apa yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! Sebab Ia berfirman kepada Musa, "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi, hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada belas kasihan Allah. Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun, "Itulah sebabnya Aku mengangkat engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi." Jadi, Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia mengeraskan hati siapa yang dikehendaki-Nya. Sekarang kamu akan berkata kepadaku, "Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkan-Nya? Sebab siapa yang menentang kehendak-Nya?" Siapakah engkau, hai manusia, maka engkau membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya, "Mengapa engkau membentuk aku demikian?" Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu bejana untuk tujuan yang mulia dan yang lain untuk tujuan yang biasa? Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap bejana-bejana kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan — justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas bejana-bejana belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan, yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain, seperti yang difirmankan-Nya juga dalam kitab Nabi Hosea, "Yang bukan umat-Ku akan Kusebut 'umat-Ku' dan yang bukan kekasih 'kekasih'. Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka, 'Kamu ini bukanlah umat-Ku', di sana akan dikatakan kepada mereka, 'Anak-anak Allah yang hidup.' " Dan Yesaya berseru tentang Israel, "Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera." Seperti yang dikatakan Yesaya sebelumnya, "Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita keturunan, kita sudah menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora." Jika demikian, apa yang hendak kita katakan? Ternyata, bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran berdasarkan iman. Sedangkan Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidak sampai kepada hukum itu. Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan berdasarkan iman, tetapi berdasarkan perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan, seperti ada tertulis: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu besar yang membuat orang jatuh, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan." Saudara-saudara, kerinduan hatiku dan doaku kepada Allah ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka bahwa mereka sungguh berapi-api untuk Allah, tetapi tanpa pengertian. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal pembenaran oleh Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran diri mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada pembenaran oleh Allah. Sebab tujuan akhir hukum Taurat adalah Kristus, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. Sebab Musa menulis tentang kebenaran berdasarkan hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya." Tetapi kebenaran berdasarkan iman berkata demikian, "Jangan katakan di dalam hatimu: Siapa yang akan naik ke surga?", yaitu: Untuk membawa Kristus turun, atau: "Siapa yang akan turun ke jurang maut?", yaitu: Untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati. Tetapi apa katanya? Demikian, "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan. Sebab jika engkau mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dengan hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka engkau akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku sehingga diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, "Siapa saja yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan." Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Tuhan yang sama adalah Tuhan dari semua orang dan bermurah hati kepada semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, "siapa saja yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan." Tetapi bagaimana orang dapat berseru kepada Dia yang belum mereka percayai? Bagaimana orang dapat percaya kepada Dia yang belum pernah mereka dengar? Bagaimana orang mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana orang dapat memberitakan-Nya, jika tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Alangkah menyenangkan kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?" Jadi, iman timbul dari apa yang didengar, dan apa yang didengar itu berasal dari pemberitaan tentang Kristus. Tetapi aku bertanya: Apakah mereka tidak mendengarnya? Justru mereka telah mendengarnya, "Suara pembawa berita sudah sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi." Tetapi aku bertanya: Apakah Israel mengerti? Pertama-tama Musa berkata, "Aku membuat kamu cemburu terhadap orang-orang yang bukan umat dan membangkitkan kemarahanmu terhadap bangsa yang bebal." Lagi pula, dengan berani Yesaya mengatakan, "Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku." Tetapi tentang Israel ia berkata, "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah." Karena itu, aku bertanya: Mungkinkah Allah telah membuang umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak membuang umat yang telah Ia pilih sejak dulu. Atau tidak tahukah kamu apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Elia, waktu ia mengadukan Israel kepada Allah, "Tuhan, nabi-nabi-Mu telah mereka bunuh, mezbah-mezbah-Mu telah mereka runtuhkan; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku." Tetapi bagaimanakah firman Allah kepadanya? "Aku masih menyisakan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak pernah sujud menyembah Baal." Demikian juga pada waktu ini terdapat suatu sisa, menurut pilihan berdasarkan anugerah. Jika hal itu terjadi berdasarkan anugerah, maka bukan lagi berdasarkan perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka anugerah bukan lagi anugerah. Jadi, bagaimana? Israel tidak memperoleh apa yang dikejar-kejarnya, tetapi orang-orang yang terpilih telah memperolehnya. Dan orang-orang yang lain, hatinya telah dikeraskan, seperti ada tertulis: "Allah membuat mereka seperti tertidur, memberikan mata untuk tidak melihat dan telinga untuk tidak mendengar, sampai pada hari ini juga." Lagi pula Daud berkata, "Biarlah meja jamuan mereka menjadi jerat dan perangkap, batu sandungan dan pembalasan bagi mereka. Dan biarlah mata mereka menjadi gelap, sehingga mereka tidak melihat, dan buatlah punggung mereka terus-menerus membungkuk." Karena itu, aku bertanya: Apakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi karena pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, untuk membuat mereka cemburu. Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kegagalan mereka berarti kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka. Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan kecemburuan di dalam hati kaum sebangsaku dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka. Sebab jika penolakan mereka berarti pendamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain daripada hidup dari antara orang mati? Jikalau bagian pertama kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar kudus, maka cabang-cabang juga kudus. Karena itu, apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan sebagai gantinya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, janganlah bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah bahwa bukan engkau yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang engkau. Mungkin kamu akan berkata: Ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan. Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak dalam iman. Janganlah sombong, tetapi takutlah! Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang yang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan engkau. Sebab itu, perhatikanlah kemurahan Allah dan juga tindakan-Nya yang keras, yaitu tindakan yang keras atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi kemurahan-Nya atas kamu asalkan engkau tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga. Tetapi mereka pun akan dicangkokkan, jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali. Sebab jika engkau sebagai cabang pohon zaitun liar, telah dipotong, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini, sebagai cabang-cabang yang asli, mereka akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri. Saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi keras hatinya sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain masuk. Dengan demikian, seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari Yakub. Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka." Berkaitan dengan Injil, mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi berkaitan dengan pilihan, mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. Sebab Allah tidak menyesali karunia-karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh belas kasihan oleh karena ketidaktaatan mereka, demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh belas kasihan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh belas kasihan. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan belas kasihan-Nya atas mereka semua. O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin. Karena itu, Saudara-saudara, oleh kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: Itulah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna. Berdasarkan anugerah yang diberikan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir sedemikian rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. Sebab sama seperti pada satu tubuh, kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut anugerah yang diberikan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan belas kasihan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita. Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesengsaraan, dan bertekunlah dalam doa! Turutlah menanggung kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan hal-hal yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada hal-hal yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam damai dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang terkasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: "Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan," firman Tuhan. Tetapi, "Jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu membuat dia malu seperti menumpukkan bara api di atas kepalanya." Janganlah kamu dikalahkan oleh kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu siapa yang melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab jika seseorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah engkau hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan engkau akan beroleh pujian darinya. Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah kepadanya, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena murka Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. Bayarlah kepada semua orang apa yang wajib kamu bayar: Pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat. Janganlah kamu berutang apa kepada siapa pun, kecuali berutang kasih satu terhadap yang lain. Sebab siapa saja yang mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena perintah: "Jangan berzina, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini," dan perintah lainnya, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat. Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita daripada waktu kita menjadi percaya. Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan bermabuk-mabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus dan janganlah menuruti tabiat yang bersifat daging untuk memuaskan keinginannya. Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya. Yang seorang yakin bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja. Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu. Siapakah engkau, sehingga engkau menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. Yang seorang menganggap hari tertentu lebih penting daripada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Siapa yang makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa yang tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan dia juga mengucap syukur kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi, baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Tetapi engkau, mengapa engkau menghakimi saudara seimanmu? Atau mengapa engkau menghina saudara seimanmu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis: " 'Demi Aku hidup,' demikianlah firman Tuhan, 'semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.' " Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri kepada Allah. Karena itu, janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara seiman kita jatuh atau tersandung! Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri; hanya bagi orang yang beranggapan bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis. Sebab jika engkau menyakiti hati saudara seimanmu karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudara seimanmu karena makananmu, sebab Kristus telah mati untuk dia. Karena itu, jangan biarkan dirimu difitnah tentang apa yang baik padamu. Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dalam Roh Kudus. Karena siapa saja yang melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia. Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Janganlah engkau merusak pekerjaan Allah karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi seseorang akan bersalah, jika oleh makanannya orang lain tersandung! Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau melakukan sesuatu yang menyebabkan saudara seimanmu tersandung. Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Tetapi siapa saja yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa. Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku." Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. Semoga Allah, sumber ketekunan dan penghiburan, memberikan kepada kamu hidup yang sehati sepikir, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab itu terimalah satu sama lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah. Maksudku ialah: Demi kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita, dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis: "Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu." Selanjutnya: "Bersukacitalah, hai bangsa-bangsa, dengan umat-Nya." Dan lagi: "Pujilah Tuhan, hai kamu semua bangsa, dan biarlah segala suku bangsa memuji Dia." Selanjutnya kata Yesaya, "Taruk dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan." Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan. Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati. Namun, karena anugerah yang telah diberikan Allah kepadaku, aku di sana-sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kamu, yaitu bahwa aku menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa lain sebagai imam dalam pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa lain dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus. Jadi, dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah. Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus melalui aku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, dengan perkataan dan perbuatan, dengan kuasa tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat dan dengan kuasa Roh Allah. Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus. Dalam pemberitaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat, di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar yang telah diletakkan orang lain, tetapi sesuai dengan yang tertulis: "Mereka, yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka, yang belum pernah mendengarnya, akan mengertinya." Itulah sebabnya aku selalu terhalang untuk mengunjungi kamu. Tetapi sekarang, karena aku tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini dan karena aku telah beberapa tahun lamanya ingin mengunjungi kamu, aku harap dalam perjalananku ke Spanyol aku dapat singgah di tempatmu dan bertemu dengan kamu, sehingga kamu dapat mengantarkan aku ke sana, setelah aku seketika menikmati pertemuan dengan kamu. Tetapi sekarang aku sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus. Sebab Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem. Keputusan tersebut telah mereka ambil dengan rela hati, dan itu memang kewajiban mereka. Sebab, jika bangsa-bangsa lain telah beroleh bagian dalam harta rohani orang Yahudi, maka wajiblah juga mereka melayani orang Yahudi dengan harta duniawi mereka. Karena itu, apabila aku sudah menyelesaikannya dan menyerahkan hasil usaha bangsa-bangsa lain itu kepada mereka, aku akan berangkat ke Spanyol melalui kotamu. Dan aku tahu bahwa jika aku datang mengunjungi kamu, aku akan melakukannya dengan penuh berkat Kristus. Tetapi demi Kristus, Tuhan kita, dan demi kasih yang bersumber dari Roh, aku menganjurkan kamu, Saudara-saudara, untuk bergumul bersama-sama dengan aku dalam doa kepada Allah untuk aku, supaya aku terpelihara dari orang-orang yang tidak taat di Yudea, dan supaya pelayananku untuk Yerusalem disambut dengan baik oleh orang-orang kudus di sana, agar aku dengan sukacita datang kepadamu atas kehendak Allah dan beroleh kesegaran bersama-sama dengan kamu. Allah, sumber damai sejahtera, menyertai kamu sekalian! Amin. Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari seiman kita yang adalah pelayan jemaat di Kengkrea, supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, sebagaimana seharusnya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantuan bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri. Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi. Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara seiman yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus. Salam kepada Maria, yang telah bekerja keras untuk kamu. Salam kepada Andronikus dan Yunias, saudara-saudara sebangsaku, yang pernah dipenjarakan bersama-sama dengan aku. Mereka orang-orang yang terpandang di antara para rasul dan telah hidup dalam Kristus sebelum aku. Salam kepada Ampliatus yang kukasihi dalam Tuhan. Salam kepada Urbanus, teman sekerja kami dalam Kristus, dan salam kepada Stakhis, yang kukasihi. Salam kepada Apeles, yang telah tahan uji dalam Kristus. Salam kepada mereka, yang termasuk isi rumah Aristobulus. Salam kepada Herodion, temanku sebangsa. Salam kepada mereka yang termasuk isi rumah Narkisus, yang ada dalam Tuhan. Salam kepada Trifena dan Trifosa, yang bekerja membanting tulang dalam pelayanan Tuhan. Salam kepada Persis, yang kukasihi, yang telah bekerja membanting tulang dalam pelayanan Tuhan. Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu. Salam kepada Asinkritus, Flegon, Hermes, Patrobas, Hermas dan saudara-saudara seiman yang bersama-sama dengan mereka. Salam kepada Filologus, dan Yulia, Nereus dan saudaranya perempuan, dan Olimpas, dan juga kepada segala orang kudus yang bersama-sama dengan mereka. Bersalam-salamlah kamu dengan ciuman kudus. Salam kepada kamu dari semua jemaat Kristus. Tetapi aku menasihatkan kamu, Saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka yang menimbulkan perpecahan dan batu sandungan, bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima. Hindarilah mereka! Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dengan kata-kata yang muluk-muluk dan bahasa yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya. Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana dalam hal yang baik, dan bersih terhadap hal yang jahat. Allah, sumber damai sejahtera, akan segera menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Anugerah Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu! Salam kepada kamu dari Timotius, temanku sekerja, dan dari Lukius, Yason dan Sosipater, teman-temanku sebangsa. Salam dalam Tuhan kepada kamu dari Tertius, yaitu aku yang menulis surat ini. Salam kepada kamu dari Gayus, yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada seluruh jemaat. Salam kepada kamu dari Erastus, bendahara negeri, dan dari Kwartus, saudara seiman kita. [ Anugerah Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian! Amin.] [ Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu — menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan penyingkapan rahasia, yang tersembunyi berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah dari Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman — bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, melalui Yesus Kristus: Segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.] Dari Paulus, yang atas kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara seiman kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas anugerah Allah yang diberikan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: Dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam karunia apa pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia. Tetapi aku menasihatkan kamu, Saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. Sebab, Saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloë tentang kamu bahwa ada perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan ialah bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus. Apakah Kristus terbagi-bagi? Apakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau apakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorang pun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus, sehingga tidak ada orang yang dapat mengatakan bahwa kamu dibaptis dalam namaku. Juga keluarga Stefanas aku yang membaptisnya. Kecuali mereka aku tidak tahu apakah ada lagi orang yang aku baptis. Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itu pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmat, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: Untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia. Ingat saja, Saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: Menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: "Siapa saja yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, Saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang muluk atau dengan hikmat yang tinggi untuk menyampaikan rahasia Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan bukti bahwa Roh berkuasa, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenal hikmat ini, sebab sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang rohani, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus. Dan aku, Saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukan makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Sekarang pun kamu belum dapat menerimanya. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu manusia duniawi dan hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata, "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata, "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu manusia duniawi? Jadi, siapakah Apolos? Siapakah Paulus? Pelayan-pelayan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut tugas yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang menumbuhkan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang menumbuhkan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja untuk Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan anugerah Allah, yang diberikan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang terampil telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan tampak, karena hari Tuhan akan menyatakannya. Sebab hari itu akan tampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang, akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian; ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. Tidak tahukah kamu bahwa kamu sekalian adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu sekalian. Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya." Dan lagi: "Tuhan mengetahui pikiran-pikiran orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka." Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya milikmu, tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah. Demikianlah hendaknya orang memandang kami: Sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah bahwa mereka ternyata dapat dipercayai. Bagiku tidak begitu penting entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan apa pun tentang diriku, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan, melainkan Tuhanlah yang menghakimi aku. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Kelak tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah. Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apa artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan mengutamakan yang satu daripada yang lain. Sebab siapa yang menganggap engkau begitu penting? Apa yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Jika engkau memang menerimanya, mengapa engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya? Kamu telah kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa kami kamu telah menjadi raja. Ah, alangkah baiknya kalau benar demikian bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga kami pun turut menjadi raja dengan kamu. Sebab, menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia. Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina. Sampai saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini. Hal ini kutuliskan bukan untuk mempermalukan kamu, tetapi untuk menegur kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi. Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapak. Akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapakmu karena Injil. Sebab itu aku menasihatkan kamu: Turutilah teladanku! Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang terkasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia akan mengingatkan kamu akan cara hidupku dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat. Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu. Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya dan aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka. Sebab Kerajaan Allah tidak terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa. Apa yang kamu kehendaki? Haruskah aku datang kepadamu dengan cambuk atau dengan kasih dan dengan lemah lembut? Memang orang mendengar bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, yang bahkan tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan istri ayahnya. Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita sehingga orang yang melakukan hal itu dijauhkan dari tengah-tengah kamu? Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku — sama seperti aku hadir — telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu. Bilamana kamu berkumpul dan aku hadir secara rohani, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus diserahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu bahwa sedikit ragi membuat seluruh adonan mengembang? Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebagaimana kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita, yaitu Kristus, juga telah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran. Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang tamak dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu sekarang ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara seiman adalah orang cabul, tamak, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama. Sebab dengan wewenang apa aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah seharusnya kamu yang menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu. Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus? Atau tidak tahukah kamu bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti? Tidak tahukah kamu bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi, apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari. Sekalipun demikian, jika kamu harus mengurus perkara-perkara biasa, apakah kamu menyerahkan urusan itu kepada mereka yang tidak terhitung dalam jemaat? Hal ini kukatakan untuk mempermalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudara seimannya? Apakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya? Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapa kamu tidak lebih suka dirugikan? Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan merugikan orang dengan menipu, dan hal itu bahkan kamu lakukan terhadap saudara-saudara seimanmu. Atau tidak tahukah kamu bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, pezina, laki-laki yang bersetubuh dengan sesama jenisnya, pasangan orang yang berbuat demikian, pencuri, orang tamak, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Beberapa orang di antara kamu memang demikian dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita. "Segala sesuatu halal bagiku," tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak mau membiarkan diriku diperhamba oleh apa pun. Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: Tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. Tidak tahukah kamu bahwa tubuh kamu semua adalah anggota Kristus? Jadi, akan kuambilkah anggota Kristus dan menjadikannya anggota tubuh pelacur? Sekali-kali tidak! Atau tidak tahukah kamu bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuh kamu semua adalah bait Roh Kudus yang tinggal di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai istrinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap istrinya, demikian pula istri terhadap suaminya. Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi istrinya. Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak dapat menahan hawa nafsu. Hal ini kukatakan kepadamu sebagai kelonggaran, bukan sebagai perintah. Meskipun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu. Tetapi kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda aku anjurkan, supaya baiklah mereka tetap dalam keadaan seperti aku. Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin daripada hangus karena hawa nafsu. Kepada orang-orang yang telah kawin aku — tidak, bukan aku, tetapi Tuhan — perintahkan, supaya seorang istri jangan bercerai dari suaminya. Jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami janganlah menceraikan istrinya. Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: Kalau ada seorang saudara seiman beristrikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia. Kalau ada seorang istri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu. Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh istrinya dan istri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, tentu anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus. Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari itu tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera. Sebab bagaimana engkau mengetahui, hai istri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimana engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan menyelamatkan istrimu? Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat. Kalau seseorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Kalau seseorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah menaati hukum-hukum Allah. Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah. Apakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa! Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu. Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang merdeka, milik Tuhan. Demikian pula orang merdeka yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya. Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia. Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil. Sekarang tentang orang-orang yang belum kawin. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat Allah. Aku berpendapat bahwa, mengingat waktu darurat sekarang, baiklah bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya. Apakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Apakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang! Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Demikian pula, kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu. Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: Waktunya telah singkat! Karena itu, dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristri; dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; pendeknya, orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu. Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekhawatiran. Orang yang tidak beristri memusatkan perhatiannya pada hal-hal mengenai Tuhan, bagaimana ia menyenangkan Tuhan. Sebaliknya, orang yang beristri memusatkan perhatiannya pada hal-hal duniawi, bagaimana ia menyenangkan istrinya, dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada hal-hal mengenai Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada hal-hal duniawi, bagaimana ia menyenangkan suaminya. Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu, sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang patut, dan melayani Tuhan tanpa gangguan. Tetapi jikalau seseorang menyangka bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap tunangannya, jika tunangannya itu telah bertambah tua dan ia benar-benar merasa bahwa mereka harus kawin, baiklah mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa. Tetapi kalau ada seseorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin dengan tunangannya, ia berbuat baik. Jadi, orang yang kawin dengan tunangannya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin dengan tunangannya berbuat lebih baik. Istri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu seorang yang percaya. Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Lagi pula aku berpendapat bahwa aku juga mempunyai Roh Allah. Tentang daging yang dipersembahkan kepada berhala, kita tahu: "Kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun. Jika ada orang yang menyangka bahwa ia mempunyai suatu "pengetahuan", maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya. Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah. Tentang hal makan daging yang dipersembahkan kepada berhala, kita tahu: "Tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain selain Allah yang esa." Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "ilah", baik di surga, maupun di bumi — dan memang benar ada banyak "ilah" dan banyak "tuhan" yang demikian — namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari Dia berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang melalui Dia segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. Tetapi tidak semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging yang dipersembahkan kepada berhala. Oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya. "Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan." Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu terdorong untuk makan daging yang dipersembahkan kepada berhala? Dengan demikian, orang yang lemah, yaitu saudara seimanmu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena "pengetahuan"mu. Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudara seimanmu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakikatnya berdosa terhadap Kristus. Karena itu, apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudara seimanku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudara seimanku. Bukankah aku orang merdeka? Bukankah aku rasul? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan? Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai kerasulanku. Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengkritik aku. Tidakkah kami mempunyai hak untuk makan dan minum? Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang istri yang seiman, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas? Atau hanya aku dan Barnabas sajakah yang tidak mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan? Siapakah yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya sendiri? Siapakah yang menanami kebun anggur tanpa memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba tanpa minum susu domba itu? Apa yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat juga berkata-kata demikian? Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan? Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu orang yang membajak tanah harus membajak dalam pengharapan dan orang yang mengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya. Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi dari kamu? Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami menimbulkan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus. Tidak tahukah kamu bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bagian mereka dari mezbah itu? Demikian pula Tuhan telah menetapkan bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu. Tetapi aku tidak pernah menggunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab lebih baik aku mati daripada berbuat seperti itu. Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga! Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil! Andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang dipercayakan kepadaku. Jika demikian, apakah upahku? Upahku ialah ini: Bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak menggunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat memenangkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin menyelamatkan beberapa orang dari antara mereka. Semuanya ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian di dalamnya. Tidak tahukah kamu bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu, larilah sedemikian rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh mahkota yang abadi. Sebab itu, aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. Aku mau, supaya kamu mengetahui, Saudara-saudara bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. Sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada sebagian besar dari mereka, karena mereka dibinasakan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. Janganlah kita mencobai Kristus, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu zaman akhir telah tiba. Sebab itu, siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Karena itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, jauhilah penyembahan berhala! Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan! Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. Perhatikanlah bangsa Israel jasmani: Bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah? Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa daging yang dipersembahkan kepada berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu? Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Lagi pula aku tidak mau bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mengambil bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat. Atau apakah kita mau membangkitkan kecemburuan Tuhan? Apakah kita lebih kuat daripada Dia? "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi tidak semua berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi tidak semua membangun. Jangan seorang pun mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain. Kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa memeriksanya karena keberatan-keberatan hati nurani. Karena: "Bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan." Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani. Tetapi kalau seseorang berkata kepadamu, "Itu persembahan berhala!" janganlah engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani. Yang aku maksudkan dengan keberatan-keberatan bukanlah keberatan-keberatan hati nuranimu sendiri, tetapi keberatan-keberatan hati nurani orang lain itu. Mungkin ada orang yang berkata, "Mengapa kebebasanku harus ditentukan oleh keberatan-keberatan hati nurani orang lain? Kalau aku mengucap syukur atas apa yang aku turut memakannya, mengapa orang mencela aku karena makanan, yang atasnya aku mengucap syukur?" Karena itu, baik kamu makan atau minum, ataupun melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Janganlah kamu membuat orang tersandung, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka diselamatkan. Ikutilah teladanku, sama seperti aku juga mengikuti teladan Kristus. Aku memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu. Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah. Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya. Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya. Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: Ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki. Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki. Lagi pula, laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki. Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat. Sekalipun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan. Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah. Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah tanpa menudungi kepalanya? Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang, tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung. Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian. Dalam petunjuk-petunjuk berikut ini, aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan. Sebab pertama-tama aku mendengar bahwa apabila kamu berkumpul sebagai jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapa di antara kamu yang tahan uji. Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan. Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau apakah kamu hendak menghina jemaat Allah dan mempermalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji. Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata, "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dengan darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Jadi, siapa saja dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu, hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena siapa yang makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia. Karena itu, Saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, hendaklah kamu saling menunggu. Kalau ada orang yang lapar, baiklah ia makan dahulu di rumahnya, supaya jangan kamu berkumpul untuk dihukum. Hal-hal yang lain akan kuatur, kalau aku datang. Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, Saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. Kamu tahu bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu dipikat dan ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. Karena itu, aku mau meyakinkan kamu bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata, "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Ada berbagai karunia, tetapi satu Roh. Ada berbagai pelayanan, tetapi satu Tuhan. Ada pula berbagai perbuatan ajaib, tetapi Allah yang sama juga yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang, Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang, Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang, Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang, Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa lidah, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa lidah itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan semua anggota tubuh itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Andaikata kaki berkata, "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata telinga berkata, "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. Jadi, mata tidak dapat berkata kepada tangan, "Aku tidak membutuhkan engkau." Demikian pula kepala tidak dapat berkata kepada kaki, "Aku tidak membutuhkan engkau." Malahan justru anggota-anggota tubuh yang tampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus, dan terhadap anggota-anggota kita yang kurang layak diperlihatkan, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang layak diperlihatkan. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu, jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam berbagai jenis bahasa lidah. Apakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Apakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa lidah, atau untuk menafsirkan bahasa lidah? Jadi, berusahalah memperoleh karunia-karunia yang lebih penting. Namun, aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar; kasih itu baik hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menahan segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa lidah akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Kejarlah kasih itu dan berusahalah memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa lidah, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengertinya, oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa lidah, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat. Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa lidah, tetapi lebih daripada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dengan bahasa lidah, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga jemaat dapat dibangun. Jadi, Saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa lidah, apa gunanya itu bagimu, jika aku tidak berbicara kepadamu dengan penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran? Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa tetapi berbunyi, seperti seruling dan kecapi — bagaimana orang dapat mengetahui lagu apa yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda? Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapa yang menyiapkan diri untuk berperang? Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa lidah: Jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara! Ada banyak — entah berapa banyak — macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satu pun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti. Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku. Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih daripada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun jemaat. Karena itu, siapa yang berkata-kata dengan bahasa lidah, ia harus berdoa, supaya ia dapat menafsirkannya. Sebab jika aku berdoa dengan bahasa lidah, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak menghasilkan apa-apa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya. Aku mengucap syukur kepada Allah bahwa aku berkata-kata dengan bahasa lidah lebih daripada kamu semua. Tetapi dalam pertemuan jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, daripada beribu-ribu kata dengan bahasa lidah. Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu! Dalam hukum Taurat ada tertulis: "Oleh orang-orang yang mempunyai bahasa lain dan oleh mulut orang-orang asing Aku akan berbicara kepada bangsa ini, namun mereka tidak akan mendengarkan Aku, firman Tuhan." Karena itu karunia bahasa lidah adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman. Jadi, kalau seluruh jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa lidah, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, bukankah mereka akan katakan bahwa kamu gila? Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu." Jadi, bagaimana sekarang, Saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa lidah, atau karunia untuk menafsirkan bahasa lidah, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa lidah, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. Tentang nabi-nabi — baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan. Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan dari Allah, maka yang pertama itu harus berdiam diri. Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan. Roh nabi takluk kepada nabi-nabi. Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. Sama seperti dalam semua jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat. Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan jemaat. Atau apakah firman Allah berasal dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang? Jika seseorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar bahwa apa yang kutuliskan kepadamu adalah perintah Tuhan. Tetapi jika ia tidak mengindahkannya, janganlah kamu mengindahkan dia. Karena itu, Saudara-saudaraku, berusahalah memperoleh karunia bernubuat dan janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa lidah. Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur. Dan sekarang, Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Melalui Injil itu kamu diselamatkan, seperti yang telah kuberitakan kepadamu, asal kamu teguh berpegang padanya, kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena akulah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya jemaat Allah. Tetapi karena anugerah Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan anugerah yang diberikan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan anugerah Allah yang menyertai aku. Sebab itu, baik aku, maupun mereka, demikianlah kami mengajar dan demikianlah kamu menjadi percaya. Jadi, bilamana diberitakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Seandainya tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih daripada itu, kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan bahwa Ia telah membangkitkan Kristus — padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi yang benar ialah bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua. Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal? Dan kami juga — mengapa kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan bahwa hal ini benar. Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati". Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu. Tetapi mungkin ada orang yang bertanya, "Bagaimana orang mati dibangkitkan? Dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?" Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau tidak mati dahulu. Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri. Bukan semua daging sama: Daging manusia lain daripada daging binatang, lain daripada daging burung, lain daripada daging ikan. Ada tubuh surgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh surgawi lain daripada kemuliaan tubuh duniawi. Kemuliaan matahari lain daripada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain daripada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Tubuh yang ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Yang ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang terakhir menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat alamiah, manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang surgawi. Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mewarisi Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mewarisi apa yang tidak binasa. Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: Kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan digenapi firman yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan melalui Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus, hendaklah kamu melakukannya sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada jemaat-jemaat di Galatia. Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing — sesuai dengan apa yang kamu peroleh — menyisihkan sesuatu dan menyimpannya, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan pada saat aku datang. Sesudah aku tiba, aku akan mengutus orang-orang, yang kamu anggap layak, disertai dengan surat-surat pengantar ke Yerusalem untuk menyampaikan pemberianmu. Kalau ternyata penting bahwa aku juga pergi, maka mereka akan pergi bersama-sama dengan aku. Aku akan datang kepadamu, sesudah aku melintasi Makedonia, sebab aku akan melintasi Makedonia. Di Korintus mungkin aku akan tinggal beberapa lama dengan kamu atau mungkin aku akan tinggal selama musim dingin, sehingga kamu dapat menolong aku untuk melanjutkan perjalananku. Sebab sekarang aku tidak mau melihat kamu hanya sepintas lalu saja. Aku harap dapat tinggal agak lama dengan kamu, jika diperkenankan Tuhan. Tetapi aku akan tinggal di Efesus sampai hari raya Pentakosta, sebab terbuka kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang. Jika Timotius datang, usahakanlah supaya ia berada di tengah-tengah kamu tanpa merasa takut, sebab ia mengerjakan pekerjaan Tuhan, sama seperti aku. Jadi, janganlah ada orang yang menganggapnya rendah! Sebaliknya, tolonglah dia, supaya ia melanjutkan perjalanannya dengan selamat, agar ia datang kembali kepadaku, sebab aku di sini menunggu kedatangannya bersama-sama dengan saudara-saudara seiman yang lain. Tentang saudara kita, Apolos, telah berulang-ulang aku mendesaknya untuk mengunjungi kamu bersama-sama dengan saudara-saudara seiman yang lain, tetapi ia sama sekali tidak mau datang sekarang. Kalau ada kesempatan baik nanti, ia akan datang. Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikap beranilah dan tetaplah kuat! Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! Ada suatu permintaan lagi kepadamu, Saudara-saudara. Kamu tahu bahwa Stefanas dan keluarganya adalah orang-orang yang pertama-tama bertobat di Akhaya, dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan bagi orang-orang kudus. Karena itu, taatilah orang-orang yang demikian dan setiap orang yang turut bekerja dan berjerih payah. Aku bergembira atas kedatangan Stefanas, Fortunatus dan Akhaikus, karena mereka menggantikan kehadiranmu; karena mereka menyegarkan rohku dan roh kamu. Hargailah orang-orang yang demikian! Salam kepadamu dari jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam dalam Tuhan kepadamu. Salam kepadamu dari saudara-saudara seiman semuanya. Sampaikanlah salam seorang kepada yang lain dengan ciuman kudus. Dengan tanganku sendiri aku menulis ini: Salam dari Paulus. Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata! Anugerah Tuhan Yesus menyertai kamu. Kasihku menyertai kamu sekalian dalam Kristus Yesus. Dari Paulus, yang atas kehendak Allah menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Timotius saudara seiman kita. Kepada jemaat Allah di Korintus dengan semua orang kudus di seluruh Akhaya. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh kemurahan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah. Jika kami menderita, hal itu adalah untuk penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk menderita dengan sabar kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga. Pengharapan kami akan kamu teguh, karena kami tahu bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami. Sebab kami mau, Saudara-saudara, supaya kamu tahu tentang penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga mengenai hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Ia telah dan akan menyelamatkan kami dari kematian yang begitu ngeri: Kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi, karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami. Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan anugerah Allah. Sebab kami hanya menuliskan kepada kamu apa yang dapat kamu baca dan pahami. Aku harap, mudah-mudahan kamu akan memahaminya sepenuhnya, seperti yang telah kamu pahami sebagiannya dari kami, yaitu bahwa pada hari Tuhan Yesus kamu akan bermegah atas kami seperti kami juga akan bermegah atas kamu. Berdasarkan keyakinan ini aku pernah merencanakan untuk mengunjungi kamu dahulu, supaya kamu boleh menerima anugerah untuk kedua kalinya. Kemudian aku mau meneruskan perjalananku ke Makedonia, lalu dari Makedonia kembali lagi kepada kamu, supaya kamu menolong aku dalam perjalananku ke Yudea. Jadi, apakah aku bertindak seenaknya saja dalam merencanakan hal ini? Atau apakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat "ya" dan "tidak"? Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak". Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan "tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya". Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh karena Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah. Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita. Tetapi aku berseru kepada Allah sebagai saksi yang mengenal isi hatiku bahwa aku tidak datang ke Korintus justru karena aku tidak mau bersikap keras padamu. Bukan karena kami mau memerintahkan apa yang harus kamu percayai, karena kamu berdiri teguh dalam imanmu. Sebaliknya, kami mau turut bekerja untuk sukacitamu. Aku telah mengambil keputusan di dalam hatiku bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu dalam dukacita. Sebab, jika aku mendukakan hatimu, siapa lagi yang dapat membuat aku menjadi gembira kalau bukan orang yang kubuat berdukacita itu. Justru itulah maksud suratku itu, yaitu supaya jika aku datang, jangan aku berdukacita karena mereka yang seharusnya membuat aku menjadi gembira. Sebab aku yakin tentang kamu semua bahwa sukacitaku adalah juga sukacitamu. Aku menulis kepada kamu dengan hati yang sangat cemas dan pedih dan dengan mencucurkan banyak air mata, bukan supaya kamu bersedih hati, tetapi supaya kamu tahu betapa besarnya kasihku kepada kamu semua. Tetapi jika ada orang yang menyebabkan kesedihan, maka bukan hatiku yang disedihkannya, melainkan hati kamu sekalian, atau sekurang-kurangnya hati beberapa orang di antara kamu. Aku tidak melebih-lebihkan hal ini. Bagi orang yang demikian cukuplah sudah hukuman oleh sebagian besar dari kamu, sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa karena kesedihan yang terlampau berat. Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia. Sebab justru itulah maksudnya aku menulis surat kepada kamu, yaitu untuk menguji kamu, apakah kamu taat dalam segala sesuatu. Sebab siapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni — seandainya ada yang harus kuampuni — maka hal itu kulakukan karena kamu di hadapan Kristus, supaya Iblis jangan memperdaya kita, sebab kita tahu apa maksudnya. Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati bahwa Tuhan telah membuka pintu untuk pekerjaan di sana. Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudara seimanku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia. Tetapi syukur bagi Allah yang dalam Kristus selalu memimpin kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian? Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang menjajakan firman Allah. Sebaliknya, dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya. Apakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu? Kamulah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami, yang dikenal dan dapat dibaca oleh semua orang. Karena telah ternyata bahwa kamulah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah melalui Kristus. Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Dialah yang membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun, sewaktu diberikan, kemuliaan Allah menyertainya. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian betapa lebih besar lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran. Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti. Sebab, jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebih lagi yang tidak pudar itu disertai kemuliaan. Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian, tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang memudar itu. Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya dalam Kristus selubung itu disingkapkan. Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. Tetapi apabila hati seseorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari orang itu. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Tuhan, di situ ada kemerdekaan. Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. Oleh rahmat Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu, kami tidak tawar hati. Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya, kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dinilai menurut hati nurani semua orang di hadapan Allah. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka Injil itu tertutup untuk mereka yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang adalah gambaran Allah. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman, "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang tampak pada wajah Kristus. Tetapi harta ini kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak hancur terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. Dengan demikian, maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. Karena kami tahu bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Ia juga akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. Sebab semuanya itu terjadi karena kamu, supaya anugerah yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. Sebab itu, kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami diperbarui dari hari ke hari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, akan menghasilkan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tidak kelihatan adalah kekal. Karena kami tahu bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di surga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman surgawi, sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang. Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup. Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan sebagai jaminannya Dia mengaruniakan Roh kepada kita. Karena itu, hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan — sebab hidup kami ini adalah hidup berdasarkan iman, bukan berdasarkan apa yang kelihatan — tetapi hati kami tabah, dan kami lebih suka beralih dari tubuh ini untuk menetap dengan Tuhan. Sebab itu juga kami berusaha, supaya kami berkenan kepada-Nya, baik kami tinggal di dalam tubuh ini, maupun kami tinggal di luarnya. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat. Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang. Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata juga demikian menurut penilaian hati nuranimu. Dengan ini kami tidak berusaha memuji-muji diri kami sekali lagi kepada kamu, tetapi kami mau memberi kesempatan kepada kamu untuk memegahkan kami, supaya kamu dapat menghadapi orang-orang yang bermegah karena hal-hal lahiriah dan bukan batiniah. Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah demi Allah dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah demi kamu. Sebab kasih Kristus menguasai kami, karena kami telah mengerti bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Sebab itu, kami tidak lagi menilai seorang pun juga menurut ukuran manusia. Jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab di dalam Kristus, Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya tanpa memperhitungkan pelanggaran mereka dan Dia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi, kami ini utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan menyia-nyiakan anugerah Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, "Pada waktu Aku berkenan, Aku mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. Dalam hal apa pun kami tidak menyebabkan orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: Dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesengsaraan dan kesukaran, dalam menanggung pukulan, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tulus ikhlas; dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, ternyata orang benar, sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu. Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu. Bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu. Karena itu, sekarang, supaya timbal balik — aku berkata seperti kepada anak-anakku — Bukalah hati kamu selebar-lebarnya! Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apa yang terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimana terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apa yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apa bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apa hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup seperti firman Allah ini, "Aku akan tinggal bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menyentuh apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa." Saudara-saudaraku yang terkasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah. Berilah tempat bagi kami di dalam hati kamu! Kami tidak pernah berbuat salah terhadap seorang pun, tidak seorang pun yang kami rugikan, dan kami tidak mencari untung dari seorang pun. Aku berkata demikian, bukan untuk menjatuhkan hukuman atas kamu, sebab tadi telah aku katakan bahwa kamu telah beroleh tempat di dalam hati kami, sehingga kita sehidup semati. Aku sangat berterus terang terhadap kamu; tetapi aku juga sangat memegahkan kamu. Dalam segala penderitaan kami aku sangat terhibur dan sukacitaku melimpah-limpah. Bahkan ketika kami tiba di Makedonia, kami tidak beroleh ketenangan bagi tubuh kami. Di mana-mana kami mengalami kesusahan: Pertengkaran dari luar dan ketakutan dari dalam. Tetapi Allah, yang menghiburkan orang yang rendah hati, telah menghiburkan kami dengan kedatangan Titus. Bukan hanya oleh kedatangannya saja, tetapi juga oleh penghiburan yang dinikmatinya di tengah-tengah kamu. Karena ia telah memberitahukan kepada kami tentang kerinduanmu, keluhanmu, semangatmu untuk membela aku, sehingga makin bertambahlah sukacitaku. Jadi, meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya, karena aku lihat bahwa surat itu menyedihkan hatimu — kendatipun untuk seketika saja lamanya — namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikit pun tidak dirugikan karena kami. Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian. Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, semangat, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan bahwa kamu tidak bersalah di dalam hal itu. Sebab itu, jika aku telah menulis surat kepada kamu, maka bukanlah karena orang yang berbuat salah, atau karena orang yang menderita perbuatan salah, melainkan supaya kerelaanmu terhadap kami menjadi nyata bagi kamu di hadapan Allah. Sebab itulah kami menjadi terhibur. Selain penghiburan yang kami peroleh itu, kami lebih lagi bersukacita karena sukacita Titus, sebab kamu semua menyegarkan hatinya. Aku memegahkan kamu kepadanya, dan kamu tidak mengecewakan aku. Kami senantiasa mengatakan apa yang benar kepada kamu, demikian juga kemegahan kami di hadapan Titus sudah ternyata benar. Dan kasihnya bertambah besar terhadap kamu, bilamana ia mengingat ketaatan kamu semua, bagaimana kamu menyambut kedatangannya dengan takut dan gentar. Aku bersukacita, sebab aku dapat mempercayai kamu dalam segala hal. Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang anugerah yang diberikan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam berbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh anugerah untuk ambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. Sebab itu, kami mendesak Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. Karena itu, sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu — dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami — demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu. Karena kamu telah mengenal anugerah Tuhan kita Yesus Kristus bahwa sekalipun Ia kaya, oleh karena kamu Ia menjadi miskin, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. Inilah pendapatku tentang hal itu, yang mungkin berfaedah bagimu. Memang sudah sejak tahun yang lalu kamu mulai melaksanakannya dan mengambil keputusan untuk menyelesaikannya juga. Selesaikan jugalah pelaksanaannya itu sekarang! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu. Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan." Syukur kepada Allah, yang oleh karena kamu mengaruniakan kesungguhan yang demikian juga dalam hati Titus untuk membantu kamu. Memang ia menyambut anjuran kami, tetapi karena kesungguhannya yang besar itulah ia pergi kepada kamu dengan sukarela. Bersama-sama dengan dia kami mengutus saudara kita, yang terpuji di semua jemaat karena pekerjaannya dalam pemberitaan Injil. Bukan itu saja! Ia juga telah ditunjuk oleh jemaat-jemaat untuk menemani kami dalam pelayanan kasih ini, yang kami lakukan untuk kemuliaan Tuhan dan sebagai bukti kerelaan kami. Sebab kami hendak menghindarkan hal ini: Bahwa ada orang yang dapat mencela kami dalam hal pelayanan kasih yang kami lakukan dan yang hasilnya sebesar ini. Karena kami memikirkan yang baik, bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia. Bersama-sama dengan mereka kami utus seorang yang lain lagi, yakni saudara seiman kita, yang telah beberapa kali kami uji dan ternyata selalu berusaha untuk membantu. Sekarang ia makin berusaha karena besarnya kepercayaannya kepada kamu. Titus adalah temanku yang bekerja bersama-sama dengan aku untuk kamu; saudara-saudara seiman kami yang lain itu adalah utusan jemaat-jemaat dan suatu kemuliaan bagi Kristus. Karena itu tunjukkanlah kepada mereka di hadapan jemaat-jemaat bukti kasihmu dan bukti kemegahanku atas kamu. Tentang pelayanan kepada orang-orang kudus tidak perlu lagi aku menuliskannya kepada kamu. Aku telah tahu kerelaan hatimu yang aku megahkan kepada orang-orang Makedonia. Kataku, "Akhaya sudah siap sedia sejak tahun yang lampau." Dan kegiatanmu telah menjadi perangsang bagi banyak orang. Aku mengutus saudara-saudara seiman itu, agar kemegahan kami dalam hal ini atas kamu jangan ternyata menjadi sia-sia, tetapi supaya kamu benar-benar siap sedia seperti yang telah kukatakan, supaya, apabila orang-orang Makedonia datang bersama-sama dengan aku, jangan mereka mendapati kamu belum siap sedia, sehingga kami — untuk tidak mengatakan kamu — merasa malu atas keyakinan kami itu. Sebab itu, aku merasa perlu mendorong saudara-saudara itu untuk berangkat mendahului aku, supaya mereka lebih dahulu mengurus pemberian yang telah kamu janjikan sebelumnya, agar nanti tersedia sebagai bukti kemurahan hati kamu dan bukan sebagai pemberian yang dipaksakan. Perhatikanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Lagi pula, Allah sanggup melimpahkan segala anugerah kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam berbagai perbuatan baik. Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. Sebab pelayanan kasih yang kamu baktikan ini bukan hanya mencukupkan keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. Oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang, sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu karena anugerah Allah yang melimpah atas kamu. Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu! Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah. Aku meminta kepada kamu: Jangan kamu memaksa aku menunjukkan keberanianku dari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras terhadap orang-orang tertentu yang menyangka bahwa kami hidup secara duniawi. Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bilamana ketaatan kamu telah menjadi sempurna. Tengoklah yang nyata di depan mata kamu! Kalau seseorang benar-benar yakin bahwa ia adalah milik Kristus, hendaklah ia berpikir di dalam hatinya bahwa kami juga milik Kristus sama seperti dia. Bahkan, jikalau aku agak berlebih-lebihan bermegah atas kuasa, yang dikaruniakan Tuhan kepada kami untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan kamu, maka dalam hal itu aku tidak akan mendapat malu. Tetapi aku tidak mau kelihatan seolah-olah aku menakut-nakuti kamu dengan surat-suratku. Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti. Tetapi hendaklah orang-orang yang berkata demikian menginsafi bahwa tindakan kami, bila berhadapan muka, sama seperti perkataan kami dalam surat-surat kami, bila tidak berhadapan muka. Memang kami tidak berani menggolongkan atau membandingkan diri kami dengan orang-orang tertentu yang memuji diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka! Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga. Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu. Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami. Dengan demikian, kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh daripada daerahmu dan tidak bermegah atas hasil-hasil yang dicapai orang lain di daerah kerja yang dipatok untuk mereka. "Tetapi siapa saja yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan. Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja, jika ada seseorang datang memberitakan Yesus yang lain daripada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain daripada yang telah kamu terima atau Injil yang lain daripada yang telah kamu terima. Tetapi menurut pendapatku sedikit pun aku tidak kurang daripada rasul-rasul yang tak ada taranya itu. Jikalau aku kurang pandai dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan; sebab kami telah menyatakannya kepada kamu pada segala waktu dan di dalam segala hal. Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kamu, karena aku memberitakan Injil Allah kepada kamu dengan cuma-cuma? Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, supaya aku dapat melayani kamu! Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengah kamu, aku tidak menyusahkan seorang pun, sebab apa yang kurang padaku, dicukupkan oleh saudara-saudara seiman yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagi kamu, dan aku akan tetap berbuat demikian. Demi kebenaran Kristus di dalam diriku, aku tegaskan bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapa pun di daerah-daerah Akhaya. Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kamu? Allah mengetahuinya. Tetapi apa yang kulakukan, akan tetap kulakukan untuk mencegah mereka yang mencari kesempatan guna menyatakan bahwa mereka sama dengan kami dalam hal yang dapat dimegahkan. Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi, bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka. Kuulangi lagi: Jangan hendaknya ada orang yang menganggap aku bodoh. Jika kamu juga menganggap demikian, terimalah aku sebagai orang bodoh supaya aku pun boleh bermegah sedikit. Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan bahwa ia boleh bermegah. Karena banyak orang yang bermegah secara duniawi, aku mau bermegah juga. Sebab kamu suka sabar terhadap orang bodoh, karena kamu begitu bijaksana: karena kamu sabar, jika orang memperhamba kamu, jika orang memangsa kamu, jika orang menguasai kamu, jika orang berlaku angkuh terhadap kamu, jika orang menampar kamu. Dengan sangat malu aku harus mengakui bahwa dalam hal semacam itu kami terlalu lemah. Tetapi jika orang-orang lain berani membanggakan sesuatu, maka aku pun — aku berkata dalam kebodohan — berani juga! Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham! Apakah mereka pelayan Kristus? — aku berkata seperti orang gila — aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; menanggung pukulan di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali menanggung pukulan oleh orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku menderita pukulan, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan tanpa menyebut banyak hal lain lagi, bebanku sehari-hari, yaitu keprihatinanku terhadap semua jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku. Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu bahwa aku tidak berdusta. Di Damsyik gubernur yang diangkat oleh Raja Aretas menyuruh orang-orang mengawal kota Damsyik untuk menangkap aku. Tetapi dalam sebuah keranjang aku diturunkan dari sebuah jendela ke luar tembok kota dan dengan demikian aku terluput dari tangannya. Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan dari Tuhan. Aku tahu tentang seseorang di dalam Kristus; empat belas tahun yang lampau — entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya — orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari surga. Aku juga tahu tentang orang itu — entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya — ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang berpikir tentang aku lebih daripada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari aku. Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menghantam aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari hadapanku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, "Cukuplah anugerah-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu, aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu, aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesengsaraan karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. Sungguh aku telah menjadi bodoh; tetapi kamu yang memaksa aku. Sebenarnya aku harus kamu puji. Karena meskipun aku tidak berarti sedikit pun, namun di dalam segala hal aku tidak kalah terhadap rasul-rasul yang luar biasa itu. Tanda-tanda seorang rasul telah diperlihatkan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran melalui tanda-tanda, mukjizat-mukjizat dan kuasa-kuasa. Sebab dalam hal mana kamu dibelakangkan dibandingkan dengan jemaat-jemaat lain, selain dalam hal ini, yaitu bahwa aku sendiri tidak menjadi beban kepada kamu? Maafkanlah ketidakadilanku ini! Sesungguhnya sekarang sudah untuk ketiga kalinya aku siap untuk mengunjungi kamu, dan aku tidak akan merupakan suatu beban bagi kamu. Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri. Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya. Karena itu aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu. Jadi, jika aku sangat mengasihi kamu, masakan aku semakin kurang dikasihi? Baiklah, aku sendiri tidak merupakan beban bagi kamu, tetapi — kamu katakan — dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya. Pernahkah aku mengambil untung dari kamu melalui seorang dari antara mereka yang kuutus kepada kamu? Memang aku telah meminta Titus untuk pergi dan bersama-sama dengan dia aku mengutus saudara seiman yang lain itu. Apakah Titus mengambil untung dari kamu? Tidakkah kami berdua hidup menurut roh yang sama dan tidakkah kami berlaku menurut cara yang sama? Sudah lama agaknya kamu menyangka bahwa kami hendak membela diri terhadap kamu. Di hadapan Allah dan demi Kristus kami berkata: Semua ini, Saudara-saudaraku yang terkasih, terjadi untuk membangun iman kamu. Sebab aku khawatir bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku khawatir akan adanya perselisihan, iri hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri, fitnah, pergunjingan, keangkuhan, dan kerusuhan. Aku khawatir bahwa apabila aku datang lagi, Allahku akan merendahkan aku di hadapan kamu dan aku akan berdukacita atas banyak orang yang di masa yang lampau berbuat dosa dan belum lagi bertobat dari kecemaran, percabulan dan hal-hal tidak senonoh yang mereka lakukan. Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu: Baru dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah. Kepada mereka, yang di masa yang lampau berbuat dosa, dan kepada semua yang lain, telah kukatakan terlebih dahulu dan aku akan mengatakannya sekali lagi — sekarang pada waktu aku berjauhan dengan kamu tepat seperti pada waktu kedatanganku kedua kalinya — bahwa aku tidak akan bersikap lunak terhadap mereka pada waktu aku datang lagi. Karena kamu ingin suatu bukti bahwa Kristus berkata-kata dengan perantaraan aku, dan Ia tidak lemah terhadap kamu, melainkan berkuasa di tengah-tengah kamu. Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah. Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji. Tetapi aku harap kamu tahu bahwa bukan kami yang tidak tahan uji. Kami berdoa kepada Allah, agar kamu jangan berbuat jahat bukan supaya kami ternyata tahan uji, melainkan supaya kamu boleh berbuat apa yang baik, sekalipun kami sendiri tampaknya tidak tahan uji. Karena kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran; yang dapat kami perbuat ialah untuk kebenaran. Sebab kami bersukacita, apabila kami lemah dan kamu kuat. Dan inilah yang kami doakan, yaitu supaya kamu menjadi sempurna. Itulah sebabnya sekali ini aku menulis kepada kamu ketika aku berjauhan dengan kamu, supaya bila aku berada di tengah-tengah kamu, aku tidak terpaksa bertindak keras menurut kuasa yang dianugerahkan Tuhan kepadaku untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan. Akhirnya, Saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu! Berilah salam seorang kepada yang lain dengan ciuman kudus. Salam dari semua orang kudus kepada kamu. Anugerah Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan dari semua saudara seiman yang ada bersama-sama dengan aku. Kepada jemaat-jemaat di Galatia: Anugerah menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin. Aku heran bahwa kamu begitu lekas berbalik dari Dia yang dalam anugerah Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepadamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, sekarang kukatakan sekali lagi: Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. Jadi bagaimana sekarang: Apakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Ataukah kucoba menyenangkan manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba menyenangkan manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. Sebab aku menegaskan kepadamu, Saudara-saudaraku bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil yang berasal dari manusia. Karena aku tidak menerimanya dari manusia dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya melalui penyataan Yesus Kristus. Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: Tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Di dalam agama Yahudi pun aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. Tetapi sewaktu Allah, telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh anugerah-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi aku tidak melihat seorang pun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. Di hadapan Allah kutegaskan: Apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. Mereka hanya mendengar bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman yang pernah hendak dibinasakannya. Lalu mereka memuliakan Allah karena aku. Empat belas tahun kemudian, aku pergi lagi ke Yerusalem dengan Barnabas dan Titus pun kubawa juga. Aku pergi berdasarkan suatu penyataan Allah. Kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi — dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang — supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha. Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhamba kita. Tetapi sesaat pun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu. Mengenai mereka yang dianggap terpandang itu — bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka — bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku. Sebaliknya, mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat — karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat. Setelah melihat anugerah yang diberikan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai tiang utama jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh hendak kulakukan. Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku dengan terang-terangan menentangnya, sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara seiman yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut terhadap saudara-saudara yang bersunat. Orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka. Tetapi waktu kulihat bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua, "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup seperti orang bukan Yahudi dan tidak seperti orang Yahudi, bagaimana engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup seperti orang Yahudi?" Menurut kelahiran, kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain. Kita tahu bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya melalui iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu, kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan karena iman dalam Kristus dan bukan karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "Tidak ada seorang pun yang dibenarkan" karena melakukan hukum Taurat. Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak. Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat. Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Hidup yang sekarang aku hidupi secara jasmani adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Aku tidak menolak anugerah Allah. Sebab sekiranya ada pembenaran melalui hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus. Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapa yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? Hanya ini yang hendak kuketahui dari kamu: Apakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Apakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, apakah sekarang kamu mau mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia! Jadi, bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan melakukan mukjizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil? Dengan cara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Jadi, kamu lihat bahwa mereka yang hidup berdasarkan iman, mereka itulah anak-anak Abraham. Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi berdasarkan iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati." Jadi, mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." Lagi pula, jelaslah, tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman." Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya. Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" Yesus Kristus telah melakukan hal ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga melalui iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun dibuat oleh manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorang pun. Adapun segala janji itu diucapkan kepada Abraham dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah yang dimaksudkan adalah banyak orang, tetapi hanya satu orang "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya. Sebab, jikalau apa yang ditentukan Allah berasal dari hukum Taurat, itu tidak lagi berasal dari janji; tetapi justru berdasarkan janjilah Allah telah memberikan anugerah-Nya kepada Abraham. Kalau demikian, apakah maksud hukum Taurat? Hukum itu ditambahkan karena pelanggaran-pelanggaran — sampai datang keturunan yang dimaksudkan oleh janji itu — dan disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara. Seorang pengantara bukan hanya mewakili satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu. Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat. Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya berdasarkan iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya. Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Jadi, hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan berdasarkan iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Lagi pula, jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan ahli waris menurut janji Allah. Yang kumaksudkan ialah: Selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapaknya. Demikian pula kita: Selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia. Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru, "Ya Abba, ya Bapa!" Jadi, kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh perbuatan Allah. Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhamba diri kepada ilah-ilah yang pada hakikatnya bukan Allah. Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimana kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhamba diri lagi kepadanya? Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun. Aku khawatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia. Aku minta kepadamu, Saudara-saudara, jadilah sama seperti aku, sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu. Belum pernah kualami sesuatu yang tidak baik dari kamu. Kamu tahu bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu karena penyakit pada tubuhku. Sungguhpun demikian, keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, tidak kamu anggap sebagai sesuatu yang hina dan menjijikkan. Tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri. Betapa bahagianya kamu pada waktu itu! Dan sekarang, di mana kebahagianmu itu? Karena aku dapat bersaksi tentang kamu bahwa seandainya mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku. Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? Mereka dengan giat berusaha menarik kamu, tetapi bukan dengan maksud yang baik, karena mereka mau mengucilkan kamu, supaya kamu dengan giat mengikuti mereka. Memang baik kalau orang dengan giat berusaha dalam hal-hal yang baik setiap waktu, bukan hanya bila aku ada di antara kamu. Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu. Betapa rinduku untuk berada di antara kamu pada saat ini dan dapat berbicara dengan suara yang lain, karena aku telah habis akal menghadapi kamu. Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat? Bukankah ada tertulis bahwa Abraham mempunyai dua orang anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu dilahirkan seperti biasanya, sedangkan anak dari perempuan yang merdeka itu dilahirkan karena janji. Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: Yang satu berasal dari Gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar — Hagar ialah Gunung Sinai di tanah Arab — dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. Tetapi Yerusalem surgawi adalah perempuan yang merdeka dan dialah ibu kita. Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak daripada yang bersuami." Dan kamu, Saudara-saudara, sama seperti Ishak, kamu adalah anak-anak janji. Tetapi sebagaimana dahulu, dia yang dilahirkan seperti biasanya, menganiaya yang dilahirkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini. Tetapi apa kata nas Kitab Suci? "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu." Karena itu, Saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka. Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu, berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: Jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan pembenaran melalui hukum Taurat; kamu hidup di luar anugerah. Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan pembenaran yang kita harapkan. Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapa yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi? Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia yang memanggil kamu. Sedikit ragi sudah membuat seluruh adonan mengembang. Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari ini. Tetapi orang yang mengacaukan kamu akan menanggung hukumannya, siapa pun juga dia. Dan lagi aku ini, Saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapa aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi. Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya! Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. Maksudku ialah: Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi, jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, kemarahan, kepentingan diri sendiri, percekcokan, perpecahan, kedengkian, bermabuk-mabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu — seperti yang telah kulakukan dahulu — bahwa siapa saja yang melakukan hal-hal demikian tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Siapa saja yang menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki. Saudara-saudara, kalaupun seseorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Sebab kalau seseorang menyangka bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri. Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri. Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam firman, berbagi segala sesuatu yang baik dengan orang yang memberikan pengajaran itu. Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab siapa yang menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi siapa yang menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada saudara-saudara seiman kita. Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri. Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus. Sebab mereka yang menyunatkan dirinya pun, tidak memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka menghendaki, supaya kamu menyunatkan diri, agar mereka dapat bermegah atas keadaanmu yang lahiriah. Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Bagi semua orang yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh kamu, Saudara-saudara! Amin. Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas kehendak Allah. Kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula melalui Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah anugerah-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di dalam Dia kita beroleh penebusan oleh darah-Nya, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan anugerah-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi. Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami diberi warisan — kita yang dari semula sudah dipilih-Nya sesuai dengan maksud Allah, yang mengerjakan segala sesuatu menurut keputusan kehendak-Nya — supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. Di dalam Dia kamu juga — karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu — di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Roh Kudus itulah jaminan warisan kita sampai kita memperoleh penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya. Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: Betapa kayanya kemuliaan warisan-Nya kepada orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya yang besar, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di surga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu. Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, kamu menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kita semua juga termasuk di antara mereka, ketika kita hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kita yang jahat. Pada dasarnya kita adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh anugerah kamu diselamatkan — dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di surga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan anugerah-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Karena itu, ingatlah bahwa dahulu kamu adalah orang-orang bukan Yahudi secara jasmani, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia. Pada waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan kematian-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah melalui salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena melalui Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. Itulah sebabnya aku ini, Paulus, dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang-orang bukan Yahudi. Memang kamu telah mendengar tentang penyelenggaraan anugerah Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasia itu diberitahukan kepadaku melalui wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat. Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui pengertianku tentang rahasia Kristus, yang pada zaman orang-orang dahulu tidak diberitahukan kepada anak-anak manusia, tetapi sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian anugerah Allah, yang diberikan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya. Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah diberikan anugerah ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, dan untuk membuat semua orang melihat rencana rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah yang menciptakan segala sesuatu, supaya sekarang melalui jemaat diberitahukan berbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di surga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan melalui iman kita kepada-Nya. Sebab itu, aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesengsaraanku karena kamu, karena kesengsaraanku itu adalah kemuliaanmu. Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari-Nya semua keluarga yang di dalam surga dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan kamu dengan kuasa melalui Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus tinggal di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan semua orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu yang melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dia yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin. Sebab itu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasihatkan kamu, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dengan saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan melalui semua dan di dalam semua. Tetapi kepada kita masing-masing telah diberikan anugerah menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya dikatakan, "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." Bukankah "Ia telah naik" berarti bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi daripada semua langit, untuk memenuhi segala sesuatu. Dialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh berbagai angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan. Sebaliknya, dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari Dialah seluruh tubuh — yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota — menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. Sebab itu, kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup yang berasal dari Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kekerasan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan dengan serakah mengerjakan segala macam perbuatan cemar. Tetapi bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibarui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: Janganlah matahari terbenam, sebelum padam kemarahanmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh anugerah. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Sebab itu, sebagai anak-anak yang terkasih, teladanilah Allah dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan kurban yang harum bagi Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono — karena hal-hal ini tidak pantas — tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. Karena ingatlah ini baik-baik: Tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi sudah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi tampak, sebab semua yang tampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan, "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu, sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi memelihara dan merawatnya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu, laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena demikianlah yang benar. Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: Supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, Bapak-bapak, janganlah bangkitkan kemarahan di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati manusia, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia. Kamu tahu bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan. Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di surga dan Ia tidak memandang muka. Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan kuasa-kuasa dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi, berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah. Dengan segala doa dan permohonan, berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk semua orang kudus, juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara. Supaya kamu juga mengetahui kabar tentang aku, maka Tikhikus, saudara seiman kita yang terkasih dan pelayan yang setia di dalam Tuhan, akan memberitahukan semuanya kepada kamu. Dengan maksud inilah ia kusuruh kepadamu, yaitu supaya kamu tahu kabar tentang kami dan supaya ia menghibur hatimu. Damai sejahtera dan kasih dengan iman dari Allah Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai sekalian saudara. Anugerah menyertai semua orang, yang mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih yang tidak binasa. Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus. Kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para pengawas jemaat dan diaken. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. Mengenai hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. Memang sudah sepatutnya aku berpikir demikian tentang kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam anugerah yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil. Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian. Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah. Aku menghendaki, Saudara-saudara, supaya kamu tahu bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. Lagi pula, kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk semakin berani berkata-kata tentang firman Allah tanpa takut. Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Dalam hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita, karena aku tahu bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: Aku ingin pergi dan tinggal bersama-sama dengan Kristus — itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. Dengan yakin aku tahu tentang hal ini: Aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman, sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu. Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Injil, tanpa digentarkan sedikit pun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita bagi Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku. Jadi, karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, tanpa mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku, "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! Saudara-saudaraku yang terkasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih lagi sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tidak beraib dan tidak bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah orang yang jahat dan sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada kurban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku. Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku karena kabar tentang kamu. Karena tidak ada seorang pun padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu; sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapaknya. Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku; tetapi dalam Tuhan aku percaya bahwa aku sendiri pun akan segera datang. Sementara itu kuanggap perlu mengirim kembali Epafroditus kepadamu, yaitu saudara seimanku dan teman sekerja serta teman seperjuanganku yang kamu utus untuk melayani aku dalam keperluanku. Karena ia sangat rindu kepada kamu sekalian dan susah hatinya, sebab kamu mendengar bahwa ia sakit. Memang benar ia sakit dan nyaris mati, tetapi Allah mengasihani dia, dan bukan hanya dia saja, melainkan aku juga, supaya dukacitaku jangan bertambah-tambah. Itulah sebabnya aku lebih cepat mengirimkan dia, supaya bila kamu melihat dia, kamu dapat bersukacita lagi dan berkurang dukacitaku. Jadi, sambutlah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia. Sebab ia nyaris mati karena pekerjaan Kristus dan ia mempertaruhkan nyawanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananmu kepadaku. Akhirnya, Saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu. Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat itu! Sebab kitalah orang-orang bersunat yang beribadah oleh Roh Allah dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak mengandalkan hal-hal lahiriah. Sekalipun aku juga ada alasan untuk mengandalkan hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat mengandalkan pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi inilah yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu, marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh. Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladan bagimu. Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. Karena kewargaan kita terdapat di dalam surga dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya. Karena itu, Saudara-saudara yang kukasihi dan kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai Saudara-saudaraku yang terkasih! Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: Tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawan sekerjaku yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi, akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Dengan demikian, Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. Aku sangat bersukacita dalam Tuhan bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam setiap keadaan dan dalam segala hal tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam keadaan kenyang, maupun dalam keadaan lapar, baik dalam keadaan berkelimpahan maupun dalam keadaan berkekurangan. Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik juga perbuatanmu bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, selain kamu tidak ada satu jemaat pun yang mendukung aku dalam hal pemberian dan penerimaan. Karena di Tesalonika pun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku. Tetapi bukan pemberian itu yang kucari, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. Kini aku telah menerima semua yang perlu dari kamu, malahan lebih daripada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu kurban yang disukai dan berkenan kepada Allah. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin. Sampaikanlah salamku kepada tiap-tiap orang kudus dalam Kristus Yesus. Salam kepadamu dari saudara-saudara seiman yang bersama-sama dengan aku. Salam kepadamu dari segala orang kudus, khususnya dari mereka yang di istana Kaisar. Anugerah Tuhan Yesus Kristus menyertai rohmu! Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, atas kehendak Allah, dan Timotius saudara kita. Kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu. Kami senantiasa mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, oleh karena pengharapan yang disediakan bagi kamu di surga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal anugerah Allah dengan sebenarnya. Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia. Dialah juga yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh. Sebab itu, sejak kami mendengarnya, kami tidak henti-hentinya berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu dipenuhi dengan segala hikmat dan pengertian rohani untuk mengetahui kehendak Tuhan, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Dialah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu menyatu di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Dialah yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan tinggal di dalam Dia, dan melalui Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian dengan darah salib Kristus. Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan menjadi musuh-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak berguncang dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam tubuhku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan bilamana tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segenap tenaga sesuai dengan kuasa-Nya yang bekerja dengan kuat di dalam aku. Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi, supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan kata-kata yang indah. Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara kamu, tetapi dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus. Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman sebagaimana telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keilahian, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa. Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga melalui kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh karena pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat utang yang dengan ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. Karena itu, jangan biarkan orang menghakimi kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan wujudnya ialah Kristus. Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta mengagung-agungkan penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, sedangkan ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh yang ditopang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, bertumbuh menurut pertumbuhan yang berasal dari Allah. Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapa kamu menaklukkan dirimu pada berbagai peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan pegang ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. Walaupun tampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, peraturan-peraturan ini tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi. Karena itu, apabila kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah hal-hal yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah hal-hal yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, tampak kelak, kamu pun akan tampak bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu, matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang yang tidak taat]. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya; dalam hal ini tidak ada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, perbuatlah juga demikian. Di atas semuanya itu: Kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil dalam satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur melalui Dia kepada Allah, Bapa kita. Hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah istrimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang berkenan kepada Tuhan. Hai bapak-bapak, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima warisan yang menjadi upahmu. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Siapa saja yang berbuat salah akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang. Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di surga. Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah dengan mengucap syukur. Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan. Dengan demikian, aku dapat menyatakannya, sebagaimana seharusnya. Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. Semua kabar tentang aku akan diberitahukan kepada kamu oleh Tikhikus, saudara kita yang terkasih, hamba yang setia dan kawan pelayan dalam Tuhan. Ia kusuruh kepadamu dengan maksud, supaya kamu tahu kabar tentang kami dan supaya ia menghibur hatimu. Ia kusuruh bersama-sama dengan Onesimus, saudara seiman kita yang setia dan terkasih, seorang dari antara kamu. Mereka akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang terjadi di sini. Salam kepada kamu dari Aristarkhus, teman sepenjaraku dan dari Markus, kemenakan Barnabas — tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia, apabila dia datang kepadamu — dan dari Yesus, yang dinamai Yustus. Hanya ketiga orang ini dari antara mereka yang bersunat yang menjadi teman sekerjaku untuk Kerajaan Allah; mereka itu telah menjadi penghiburan bagiku. Salam dari Epafras kepada kamu; ia seorang dari antara kamu, hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu, supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan berkeyakinan penuh dalam segala hal yang dikehendaki Allah. Sebab aku dapat bersaksi tentang dia bahwa ia sangat bersusah payah untuk kamu dan untuk mereka yang di Laodikia dan Hierapolis. Salam kepadamu dari tabib Lukas yang terkasih dan dari Demas. Sampaikan salam kami kepada saudara-saudara seiman di Laodikia; juga kepada Nimfa dan jemaat yang ada di rumahnya. Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepada kamu. Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya. Salam dari aku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Ingatlah akan belengguku. Anugerah menyertai kamu. Dari Paulus, Silwanus dan Timotius. Kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Anugerah dan damai sejahtera menyertai kamu. Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. Dan kami tahu, hai Saudara-saudara yang dikasihi Allah bahwa Ia telah memilih kamu. Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu. Dan kamu mengikuti teladan kami dan teladan Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersebar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu. Sebab mereka sendiri bercerita tentang kami, bagaimana sambutan kamu terhadap kami dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan benar, dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang. Kamu sendiri pun memang tahu, Saudara-saudara bahwa kedatangan kami di antara kamu tidaklah sia-sia. Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat. Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya. Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak sehingga Ia mempercayakan Injil kepada kami, maka kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita. Karena seperti yang kamu ketahui, kami tidak pernah bermulut manis dan tidak pernah mempunyai maksud serakah yang tersembunyi — Allah adalah saksi. Juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawat anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar terhadap kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi. Sebab kamu masih ingat, Saudara-saudara, akan usaha dan jerih payah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu. Kamulah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu yang percaya. Kamu tahu, betapa kami, seperti bapak terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi — dan memang sungguh-sungguh demikian — sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya. Sebab kamu, Saudara-saudara, telah mengikuti teladan jemaat-jemaat Allah di Yudea, jemaat-jemaat di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari teman-teman sebangsamu sama seperti yang mereka derita dari orang-orang Yahudi. Bahkan orang-orang Yahudi itu telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan telah menganiaya kami. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, karena mereka mau menghalang-halangi kami memberitakan firman kepada bangsa-bangsa lain untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terus-menerus menambah dosa mereka sampai genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya. Tetapi kami, Saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh, dengan kerinduan yang besar, telah berusaha untuk menemui kamu muka dengan muka. Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu — aku, Paulus, malahan lebih dari sekali — tetapi Iblis telah mencegah kami. Sebab siapa pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami. Kami tidak dapat tahan lagi, karena itu kami mengambil keputusan untuk tinggal seorang diri di Atena. Lalu kami mengirim Timotius, saudara seiman kita dan rekan sekerja Allah dalam pemberitaan Injil Kristus, untuk menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu, supaya jangan ada orang yang goyah imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu bahwa kita ditentukan untuk itu. Sebab, juga waktu kami bersama-sama dengan kamu, telah kami katakan kepada kamu bahwa kita akan mengalami kesusahan. Seperti yang kamu ketahui, hal itu telah terjadi. Itulah sebabnya, ketika tidak dapat tahan lagi, aku mengirim dia, supaya aku tahu tentang imanmu, karena aku khawatir kalau-kalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalau-kalau usaha kami menjadi sia-sia. Tetapi sekarang, setelah Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang menggembirakan tentang imanmu dan kasihmu, dan bahwa kamu selalu menaruh kenang-kenangan yang baik akan kami dan ingin untuk berjumpa dengan kami, seperti kami juga ingin untuk berjumpa dengan kamu, maka kami juga, Saudara-saudara, dalam segala kesusahan dan kesukaran kami menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu. Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan. Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita? Siang malam kami berdoa dengan sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu. Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan bagi kami jalan kepadamu. Kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu. Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya. Akhirnya, Saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Karena inilah kehendak Allah: Pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi istrimu sendiri dan hidup di dalam kekudusan dan kehormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan merugikan saudara seimannya atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. Karena itu, siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu. Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara seiman di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kamu, Saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya. Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka. Selanjutnya kami tidak mau, Saudara-saudara bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa dengan perantaraan Yesus, Allah akan mengumpulkan bersama-sama dengan Dia mereka yang telah meninggal. Hal ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: Kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu aba-aba diberi pada waktu pemimpin malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu, hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini. Tetapi tentang masa dan waktunya, Saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin — mereka pasti tidak akan luput. Tetapi kamu, Saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan melalui Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia. Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan. Kami minta kepadamu, Saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan menegur kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. Kami juga menasihati kamu, Saudara-saudara, tegurlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas yang jahat dengan yang jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang. Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Ucapkanlah syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna tanpa cacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya. Saudara-saudara, doakanlah kami. Sampaikanlah salam kami kepada semua saudara seiman dengan ciuman yang kudus. Demi nama Tuhan aku minta dengan sangat kepadamu, supaya surat ini dibacakan kepada semua saudara seiman. Anugerah Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu! Dari Paulus, Silwanus dan Timotius. Kepada jemaat orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, Saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang terhadap yang lain makin kuat di antara kamu, sehingga dalam jemaat-jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita. Itu adalah bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu. Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam surga akan menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya yang penuh kuasa, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak menaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai. Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan segala kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut anugerah Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus. Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, Saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu disesatkan orang dengan cara bagaimanapun juga! Sebab sebelum hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas semua yang disebut atau yang disembah sebagai Allah hingga ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. Tidakkah kamu ingat bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang sekarang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan napas mulut-Nya dan akan memusnahkannya dengan penampakan-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai berbagai perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat palsu, dengan berbagai tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan tidak mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya kepada dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya kepada kebenaran dan suka kejahatan. Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, Saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah sejak semula telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu melalui Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis. Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam anugerah-Nya telah mengasihi kita dan menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita, kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam setiap pekerjaan dan perkataan yang baik. Selanjutnya, Saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman. Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan. Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus. Tetapi kami berpesan kepadamu, Saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara seiman yang tidak melakukan pekerjaannya dan tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan cuma-cuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: Jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami dengar bahwa ada orang di antara kamu yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringatkan dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri. Dan kamu, Saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat baik. Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu, tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegurlah dia sebagai saudara seiman. Kiranya Ia, Tuhan damai sejahtera, mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus kepada kamu dalam segala hal. Tuhan menyertai kamu sekalian. Salam dari aku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: Beginilah tulisanku. Anugerah Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian! Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, pengharapan kita. Kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: Anugerah, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tidak putus-putusnya, yang menghasilkan angan-angan belaka, dan bukan tata hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman. Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas. Tetapi ada orang yang menyeleweng dan yang tersesat dalam omongan yang sia-sia. Mereka itu hendak menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang mereka kemukakan secara mutlak. Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan, yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan tidak taat, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan tak beragama, bagi pembunuh bapak dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, bagi orang cabul dan laki-laki yang bersetubuh dengan sesama jenisnya, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang yang bersumpah palsu dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat yang berdasarkan Injil dari Allah yang mulia dan terpuji, seperti yang telah dipercayakan kepadaku. Aku bersyukur kepada Dia yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku — aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang yang ganas tetapi telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah anugerah Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya, "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian, aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal. Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tidak tampak dan yang esa! Amin. Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dengan nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni. Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka, di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya mereka jera menghujat. Karena itu, pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: Itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul — yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta — dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran. Karena itu, aku ingin, supaya di mana-mana laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan. Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah. Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. Lagi pula, bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan. Benarlah perkataan ini, "Orang yang menghendaki jabatan pengawas jemaat menginginkan pekerjaan yang mulia." Karena itu, pengawas jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu istri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, pandai mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. Jikalau seseorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimana ia dapat mengurus jemaat Allah? Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman seperti yang terjadi pada Iblis. Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis. Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah, melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci. Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat. Demikian pula istri-istri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal. Diaken haruslah suami dari satu istri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik. Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa. Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau. Jadi, jika aku terlambat, engkau sudah tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. Sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita, "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan." Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa pada waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. Mereka melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa. Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara seiman kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam pokok-pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini. Tetapi jauhilah cerita-cerita takhayul nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan jasmani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya. Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya. Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kemurnianmu. Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu melalui nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. Awasilah dirimu sendiri dan ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegurlah dia sebagai bapak. Tegurlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian. Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda. Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah. Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri, menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam. Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup. Peringatkanlah hal-hal ini juga kepada janda-janda itu agar mereka hidup dengan tidak bercela. Tetapi jika ada orang yang tidak memelihara sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk daripada orang yang tidak beriman. Yang didaftarkan sebagai janda, hanyalah mereka yang tidak kurang dari enam puluh tahun, yang hanya satu kali bersuami dan terbukti telah melakukan pekerjaan yang baik, seperti mengasuh anak, memberi tumpangan, membasuh kaki saudara-saudara seiman, menolong orang yang hidup dalam kesusahan — pendeknya mereka yang telah menggunakan segala kesempatan untuk berbuat baik. Tolaklah pendaftaran janda-janda yang lebih muda. Karena apabila mereka sekali digairahkan oleh keberahian yang menceraikan mereka dari Kristus, mereka ingin kawin dan dengan memungkiri kesetiaan mereka yang semula kepada-Nya, mereka mendatangkan hukuman atas dirinya. Lagi pula, dengan keluar masuk rumah orang, mereka membiasakan diri bermalas-malas dan bukan hanya bermalas-malas saja, tetapi juga suka bergunjing dan mencampuri urusan orang lain dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas. Karena itu aku mau supaya janda-janda yang muda kawin lagi, beroleh anak, memimpin rumah tangganya dan jangan memberi alasan kepada lawan untuk memburuk-burukkan nama kita. Karena beberapa janda telah tersesat mengikut Iblis. Jika seorang laki-laki atau perempuan yang percaya mempunyai anggota keluarga yang janda, hendaklah ia membantu mereka sehingga mereka jangan menjadi beban bagi jemaat. Dengan demikian, jemaat dapat membantu mereka yang benar-benar janda. Penatua-penatua yang baik kepemimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. Sebab, Kitab Suci berkata, "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik," dan lagi "seorang pekerja patut mendapat upahnya." Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi. Mereka yang berbuat dosa hendaklah kautegur di depan semua orang agar yang lain itu pun takut. Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihan-Nya kupesankan dengan sungguh kepadamu: Perhatikanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak. Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu. Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah. Dosa beberapa orang mencolok dan mendahului mereka ke penghakiman, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi nyata kemudian. Demikian pula, perbuatan baik itu segera nyata dan kalau tidak demikian, perbuatan itu tidak dapat terus tetap tersembunyi. Semua orang yang menanggung beban perbudakan hendaknya menganggap tuan mereka layak mendapat segala penghormatan, agar nama Allah dan ajaran kita jangan dihujat orang. Jika tuan mereka seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena bersaudara dalam Kristus, melainkan hendaklah ia dilayani mereka dengan lebih baik lagi, karena tuan yang menerima berkat pelayanan mereka ialah saudara yang percaya dan terkasih. Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini. Jika seseorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat — yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus — dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, perselisihan, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu suatu sumber keuntungan. Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa apa pun ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang dan karena memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. Di hadapan Allah yang memberikan hidup kepada segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang telah mengikrarkan ikrar yang benar itu juga di muka Pontius Pilatus, kuserukan kepadamu: Turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela, hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya, yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan penuh berkat, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Tidak seorang pun pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin. Peringatkanlah orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam perbuatan baik, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya. Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan, karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman. Anugerah menyertai kamu! Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus. Kepada Timotius, anakku yang terkasih: Anugerah, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku mengucap syukur kepada Allah yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan aku selalu mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam. Apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku. Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan aku yakin hidup juga di dalam dirimu. Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu melalui penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi, janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan anugerah-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman dan sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang melalui Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan guru. Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan. Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari aku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih di dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam kita. Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari aku; termasuk Figelus dan Hermogenes. Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh anugerah dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar dariku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga pandai mengajar orang lain. Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya. Perhatikanlah apa yang kukatakan, karena Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu. Ingatlah hal ini: Yesus Kristus, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu. Karena itu, aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Benarlah perkataan ini, "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." Ingatkan dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya. Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan tidak suci yang hanya menambah kefasikan. Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang. Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa milik-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan." Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. Jika seseorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang baik. Sebab itu, jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai sejahtera bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Hindarilah persoalan-persoalan yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa persoalan-persoalan itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus pandai mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya. Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu, yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji. Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam hal Yanes dan Yambres, kebodohan mereka pun akan nyata bagi semua orang. Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari semuanya itu. Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan. Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa sejak kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan melalui iman kepada Kristus Yesus. Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi kedatangan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi engkau, kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Berusahalah segera datang kepadaku, karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya berguna bagiku. Tikhikus telah kukirim ke Efesus. Jika engkau kemari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama yang terbuat dari kulit. Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat jahat terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku — kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka — tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin. Salam kepada Priska dan Akwila dan kepada keluarga Onesiforus. Erastus tinggal di Korintus dan Trofimus kutinggalkan dalam keadaan sakit di Miletus. Berusahalah kemari sebelum musim dingin. Salam dari Ebulus dan Pudes dan Linus dan Klaudia dan dari semua saudara. Tuhan menyertai rohmu. Anugerah-Nya menyertai kamu! Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang tampak dalam ibadah kita, dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta. Pada waktu yang dikehendaki-Nya, Ia telah menyatakan firman-Nya dalam pemberitaan Injil yang telah dipercayakan kepadaku sesuai dengan perintah Allah, Juruselamat kita. Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: Anugerah dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau. Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu, yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu istri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang pengawas jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya. Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata, "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas." Kesaksian itu benar. Karena itu tegurlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan perintah-perintah manusia yang berpaling dari kebenaran. Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal budi maupun suara hati mereka najis. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan tidak taat dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat: Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan ketekunan. Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang yang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, melainkan menjadi pengajar hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang. Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita. Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita. Karena anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh berkat dan penampakan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah. Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. Karena dahulu kita juga hidup dalam kebodohan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan benar yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya melalui permandian kelahiran kembali dan melalui pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita melalui Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh anugerah-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menegaskannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia. Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka. Seorang yang menyebabkan perpecahan, apabila sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi. Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri. Segera sesudah kukirim Artemas atau Tikhikus kepadamu, berusahalah datang kepadaku di Nikopolis, karena sudah kuputuskan untuk tinggal di tempat itu selama musim dingin ini. Tolonglah sebaik-baiknya Zenas, ahli hukum itu, dan Apolos, dalam perjalanan mereka, agar mereka jangan kekurangan apa pun. Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan sampai tidak berbuah. Salam dari semua orang yang bersama aku di sini dan sampaikanlah salamku kepada mereka yang mengasihi kami di dalam iman. Anugerah menyertai kamu sekalian! Dari Paulus, seorang tahanan karena Kristus Yesus dan dari Timotius saudara seiman kita. Kepada Filemon yang terkasih, teman sekerja kami dan kepada Apfia saudari seiman kita dan kepada Arkhipus, teman seperjuangan kita dan kepada jemaat di rumahmu: Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku, karena aku mendengar tentang kasihmu kepada semua orang kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus. Aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan segala yang baik di antara kita untuk Kristus. Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan, sebab hati orang-orang kudus telah kauhiburkan, Saudaraku. Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan, tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya kepadamu. Aku, Paulus, yang sudah tua, lagi pula sekarang menjadi seorang tahanan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. Dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku. Dia, yang adalah buah hatiku, kusuruh kembali kepadamu. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari engkau, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai budak, melainkan lebih daripada budak, yaitu sebagai saudara seiman yang terkasih; bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku saudaramu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. Kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku. Aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan melunasinya. Sebaiknya jangan kukatakan bahwa engkau juga berutang padaku, yaitu dirimu sendiri. Ya Saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan: Hiburlah hatiku di dalam Kristus! Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini kepadamu. Aku tahu, lebih daripada permintaanku ini akan kaulakukan. Dalam pada itu bersedialah juga memberi tumpangan kepadaku, karena aku harap oleh doamu aku akan dikembalikan kepadamu. Salam kepadamu dari Epafras, teman sepenjaraku karena Kristus Yesus, dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku. Anugerah Tuhan Yesus Kristus menyertai roh kamu! Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dengan berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi, maka pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya yang telah Ia tetapkan sebagai ahli waris segala sesuatu. Melalui Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar keberadaan Allah yang sesungguhnya dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Setelah selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih istimewa daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan, "Engkaulah Anak-Ku! Engkau telah menjadi Anak-Ku pada hari ini"? dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku"? Lagi pula, ketika Ia membawa Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." Tentang malaikat-malaikat Ia berkata, "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api." Tetapi tentang Anak Ia berkata, "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." Dan, "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; seperti jubah Engkau akan menggulung mereka, dan seperti pakaian mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan." Kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata, "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu"? Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang akan mewarisi keselamatan? Karena itu kita harus lebih teliti memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimana kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan ditegaskan kepada kita oleh mereka yang telah mendengar-Nya? Allah juga meneguhkan kesaksian mereka dengan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat dan dengan berbagai-bagai penyataan kuasa dan pemberian Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya. Sebab bukan kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita bicarakan ini. Sebaliknya, ada orang yang pernah bersaksi di dalam suatu nas, katanya, "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatu pun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi sekarang ini kita belum melihat segala sesuatu ditaklukkan kepada-Nya. Tetapi yang kita lihat ialah bahwa Yesus untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat, dan karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh anugerah Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. Sebab memang sepantasnya Allah — yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan — juga menyempurnakan Perintis yang memimpin mereka kepada keselamatan melalui penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, semuanya berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya, "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," dan lagi, "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya," dan lagi, "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku." Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan turut mengalami keadaan mereka, supaya melalui kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis yang berkuasa atas maut. Dengan demikian, Ia membebaskan pula mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia pedulikan, tetapi keturunan Abraham yang Ia pedulikan. Itulah sebabnya, dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa umat. Karena Ia sendiri telah menderita ketika dicobai, maka Ia dapat menolong mereka yang sedang dicobai. Sebab itu, Saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan surgawi, perhatikanlah Yesus, Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. Sebab Ia layak mendapat kemuliaan yang lebih besar daripada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati daripada rumah yang dibangunnya. Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. Musa memang setia dalam segenap rumah-Nya sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi Kristus setia sebagai Anak yang bertanggung jawab atas rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya berpegang teguh pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan. Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus, "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam pemberontakan pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada orang-orang itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Waspadalah, Saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang pun yang hatinya jahat dan tidak percaya sehingga murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. Karena kita telah menjadi bagian dari Kristus, asal saja kita berpegang teguh sampai akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula. Ketika dikatakan, "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam pemberontakan", siapakah mereka yang membangkitkan kemarahan Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa? Siapakah yang Ia murkai selama empat puluh tahun? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun? Siapakah yang telah Ia sumpahi bahwa mereka tidak akan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat? Demikianlah kita lihat bahwa mereka tidak dapat masuk karena mereka tidak percaya. Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang pun di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku. Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman yang didengar itu tidak berguna bagi mereka, karena mereka tidak dipersatukan dalam iman dengan orang-orang yang mendengarkannya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang dikatakan-Nya, "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka tidak akan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas, "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya." Dalam nas itu kita baca lagi, "Mereka tidak akan masuk ke tempat perhentian-Ku." Jadi, sejumlah orang sudah jelas akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena mereka tidak taat. Karena itu, Ia menetapkan lagi suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia berfirman dengan perantaraan Daud jauh di kemudian hari, seperti dikatakan di atas, "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari yang lain. Jadi, masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab siapa saja yang telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. Karena itu, baiklah kita berusaha masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan yang sama. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk sangat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup menilai pikiran dan niat hati kita. Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungjawaban. Jadi, karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita berpegang teguh pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah dicobai, hanya saja Ia tidak berbuat dosa. Sebab itu, marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta anugerah, supaya kita menerima rahmat dan menemukan anugerah untuk mendapat pertolongan pada waktunya. Sebab setiap imam besar yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan kurban karena dosa. Ia harus dapat mengerti orang-orang yang tidak tahu apa-apa dan sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan, yang mengharuskannya untuk mempersembahkan kurban untuk menebus dosa-dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri. Dan tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, melainkan dipanggil oleh Allah untuk itu, seperti yang telah terjadi dengan Harun. Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya, "Engkaulah Anak-Ku! Engkau telah menjadi Anak-Ku pada hari ini", sebagaimana Allah berfirman dalam nas yang lain, "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut aturan Melkisedek." Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan air mata kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar taat dari apa yang telah diderita-Nya dan sesudah Ia disempurnakan, Ia menjadi sumber keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut aturan Melkisedek. Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari perkataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab setiap orang yang terus minum susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang memiliki indra yang terlatih untuk membedakan yang baik dari yang jahat. Sebab itu, marilah kita tinggalkan asas-asas pertama ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, yaitu ajaran tentang berbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya. Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia surgawi dan pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan kuasa-kuasa dunia yang akan datang, namun murtad lagi, tidak mungkin dibarui sekali lagi supaya bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di depan umum. Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya dan menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; tetapi jikalau menghasilkan semak duri dan rumput duri, tanah itu tidak berguna dan sudah dekat pada kutuk yang berakhir dengan pembakaran. Tetapi, Saudara-saudara yang terkasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan. Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasih yang kamu tunjukkan demi nama-Nya dengan melayani orang-orang kudus, seperti yang terus kamu lakukan. Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk mewujudkan kepastian pengharapanmu sampai akhir, agar kamu jangan menjadi lamban, melainkan meneladani mereka yang oleh iman dan kesabaran mewarisi janji-janji itu. Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi daripada-Nya, kata-Nya, "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak." Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala perbantahan. Karena itu, ketika Allah bermaksud menunjukkan dengan lebih meyakinkan kepastian rencana-Nya kepada para ahli waris janji itu, Ia menjamin dengan sumpah, supaya melalui dua kenyataan yang tidak berubah-ubah — dalam hal ini Allah tidak mungkin berdusta — kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk berpegang pada pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya, menurut aturan Melkisedek. Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong dan memberkati Abraham ketika Abraham kembali dari peperangan mengalahkan raja-raja. Kepada dia pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Nama Melkisedek pertama-tama berarti raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapak, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya. Perhatikanlah betapa agungnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapak leluhur kita, memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik. Menurut hukum Taurat, keturunan Lewi yang menerima jabatan imamlah yang mendapat tugas untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga keturunan Abraham. Tetapi Melkisedek, yang bukan keturunan mereka, memungut persepuluhan dari Abraham dan memberkati dia yang justru memiliki janji itu. Memang tidak dapat disangkal bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi. Di satu pihak, manusia-manusia fanalah yang menerima persepuluhan, sedangkan di pihak lain, yang menerima persepuluhan adalah Dia, yang tentang diri-Nya diberi kesaksian bahwa Dia hidup. Malah dapatlah dikatakan bahwa dengan perantaraan Abraham telah dipungut juga persepuluhan dari Lewi yang berhak menerima persepuluhan, sebab ia masih berada dalam tubuh bapak leluhurnya, ketika Melkisedek menyongsong bapak leluhurnya itu. Karena itu, andaikata melalui imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan — sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat — mengapa masih perlu ditetapkan seorang yang lain menjadi imam besar menurut aturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut aturan Harun? Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu. Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk suku lain; dari suku ini tidak ada seorang pun yang pernah melayani di mezbah. Sebab telah diketahui semua orang bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan apa pun tentang imam-imam. Hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain seperti Melkisedek, yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusiawi, tetapi berdasarkan kuasa hidup yang tidak dapat binasa. Sebab tentang Dia diberi kesaksian, "Engkaulah Imam untuk selama-lamanya, menurut aturan Melkisedek." Di satu sisi suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak berguna — sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan — di sisi lain, diperkenalkan suatu pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah. Dan hal ini tidak terjadi tanpa sumpah. Memang yang lain telah menjadi imam tanpa sumpah, tetapi Yang Satu ini dengan sumpah, karena Dia yang berfirman kepada-Nya, "Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: Engkaulah Imam untuk selama-lamanya" — Itulah sebabnya Yesus telah menjadi jaminan dari suatu perjanjian yang lebih baik. Dalam jumlah yang besar mereka telah menjadi imam, karena mereka dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam. Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Karena itu, Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang melalui Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi daripada tingkat-tingkat surga. Ia tidak seperti imam-imam besar itu yang setiap hari harus mempersembahkan kurban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa-dosa umat. Sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri. Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah yang diucapkan sesudah hukum Taurat, menetapkan Anak yang telah dijadikan sempurna sampai selama-lamanya. Inti semua yang kita bicarakan itu ialah: Kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di surga, dan melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan kurban dan persembahan dan karena itu Imam Besar itu perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. Sekiranya Ia berada di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. Mereka melayani dalam kemah yang menjadi gambaran dan bayangan dari apa yang ada di surga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah, "Perhatikanlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau harus membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu." Tetapi sekarang Ia telah mendapat pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih mulia pula. Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. Sebab Ia menegur mereka ketika Ia berkata, "Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan. "Inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." Ketika Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya. Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. Sebab suatu kemah dipersiapkan, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki pelita dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat kudus. Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat mahakudus. Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan botol emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang berisi perjanjian, dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci. Demikianlah caranya tempat kudus itu diatur. Jadi, imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka, tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dilakukan oleh umatnya tanpa sadar. Dengan ini Roh Kudus menyatakan bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada. Itulah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan kurban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan hati nurani orang yang mempersembahkannya, melainkan hanya berkenaan dengan makanan, minuman dan berbagai macam pembasuhan, yakni peraturan-peraturan lahiriah yang hanya berlaku sampai tiba saat pembaruan. Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia — artinya yang tidak termasuk ciptaan ini — dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah kambing jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah kambing jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, terlebih lagi darah Kristus, yang melalui Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tidak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Karena itu, Dialah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima warisan kekal yang dijanjikan, sebab sudah ada yang mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu. Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab wasiat tidak berlaku, selama pembuat wasiat masih hidup. Itulah sebabnya perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah. Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah sesuai dengan hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah kambing jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat, sambil berkata, "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu." Juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya seperti itu dengan darah. Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Jadi, segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di surga haruslah disucikan secara demikian, tetapi benda-benda surgawi sendiri harus disucikan dengan persembahan-persembahan yang lebih baik daripada itu. Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam surga sendiri untuk menghadap hadirat Allah bagi kepentingan kita. Ia bukan masuk untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri berulang-ulang, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Akan tetapi, sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa dengan kurban diri-Nya. Sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengurbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya untuk kedua kalinya bukan untuk menanggung dosa, tetapi untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia. Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari hal-hal baik yang akan datang, dan bukan wujud dari hal-hal tersebut. Karena itu, dengan kurban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang beribadah. Sebab jika hal itu mungkin, bukankah orang tidak mempersembahkan kurban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya? Tetapi justru dengan kurban-kurban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah kambing jantan menghapuskan dosa. Karena itu, ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata, "Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki — tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." Di atas, Ia berkata, "Kurban dan persembahan, kurban bakaran dan kurban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" — meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. Kemudian kata-Nya, "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. Selanjutnya setiap imam melakukan pelayanannya tiap-tiap hari dan berulang-ulang mempersembahkan kurban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi, setelah mempersembahkan hanya satu kurban saja karena dosa, Kristus duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saat bilamana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh satu kurban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang dikuduskan. Dan Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman, "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah hari-hari itu," firman Tuhan lagi, "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan pelanggaran mereka." Jadi, apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan kurban karena dosa. Jadi, Saudara-saudara, kita sekarang dengan penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, oleh darah Yesus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tirai, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang imam agung sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu, marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Marilah kita berpegang teguh pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam perbuatan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti yang dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, terlebih lagi sementara kamu melihat hari Tuhan semakin mendekat. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk menghapus dosa itu. Sebaliknya, yang ada ialah penantian akan penghakiman yang mengerikan dan kobaran api yang dahsyat yang akan menghanguskan para pembangkang. Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. Bayangkan betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas orang yang menginjak-injak Anak Allah dan menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan menghina Roh anugerah! Sebab kita mengenal Dia yang berkata, "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi, "Tuhan akan menghakimi umat-Nya." Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup. Tetapi ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak bertahan dalam perjuangan berat dan penderitaan, baik waktu kamu dijadikan tontonan dengan mengalami cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu bahwa kamu sendiri memiliki harta yang lebih baik dan lebih tetap. Sebab itu, janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang datang, akan tiba dan tidak akan menangguhkan kedatangan-Nya. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan beroleh hidup. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang diharapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak dilihat. Sebab dengan imanlah telah diberikan kesaksian bahwa Allah berkenan kepada para pendahulu kita. Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kelihatan telah jadi dari apa yang tidak kelihatan. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah kurban yang lebih baik daripada kurban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian bahwa ia benar, karena Allah berkenan kepada persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. Karena iman Henokh diangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum diangkat, ia memperoleh kesaksian bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab siapa yang berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Karena iman, Nuh — setelah diperingatkan Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan — dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia menjadi ahli waris kebenaran, sesuai dengan imannya. Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ditujunya. Karena iman ia tinggal di tanah yang dijanjikan itu sebagai orang asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang bersama-sama menjadi ahli waris janji yang sama itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Karena iman, walaupun Sara sendiri mandul, Abraham menurunkan anak cucu, padahal usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. Itulah sebabnya, dari satu orang, malahan orang yang sudah sangat lemah, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi. Sebab itu, Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. Karena iman, tatkala dicobai, Abraham mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan, "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu." Karena ia berpikir bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. Karena iman, sambil memandang jauh ke depan, Ishak memberikan berkatnya kepada Yakub dan Esau. Karena iman, ketika hampir waktunya akan mati, Yakub memberkati masing-masing anak Yusuf, lalu menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya. Karena iman, menjelang kematiannya, Yusuf menyebut tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya. Karena iman, setelah lahir, Musa disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat bahwa anak itu bagus rupanya dan mereka tidak takut kepada perintah raja. Karena iman, setelah dewasa, Musa menolak disebut anak putri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah daripada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar daripada semua harta Mesir, sebab ia mengarahkan pandangannya kepada upah. Karena iman, ia telah meninggalkan Mesir tanpa takut kepada murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. Karena iman, ia mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka. Karena iman, mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga. Karena iman, runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya. Karena iman, Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang tidak taat, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan damai. Apa lagi yang harus aku sebutkan? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceritakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing. Wanita-wanita telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, oleh karena kebangkitan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari dengan batu, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesengsaraan dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung. Namun, mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun telah diberi kesaksian yang baik tentang mereka karena iman. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita, mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan. Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu Dia yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa, kamu belum sampai mencucurkan darah. Sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak? "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia mencambuk orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu adalah anak-anak haram, dan bukan anak-anak yang sah. Selanjutnya: Dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang singkat sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ganjaran itu menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Sebab itu, kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terkilir, tetapi menjadi sembuh. Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun kehilangan anugerah Allah, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau mempunyai nafsu rendah seperti Esau yang menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan. Sebab kamu tahu bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata. Sebab kamu tidak datang kepada sesuatu yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini, "Bahkan jika binatang pun yang menyentuh gunung itu, ia harus dilempari dengan batu." Sungguh mengerikan apa yang dilihat itu, sehingga Musa berkata, "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar." Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di surga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah disempurnakan, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat daripada darah Habel. Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang memperingatkan mereka di bumi ini tidak luput, apalagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari surga? Waktu itu suara-Nya mengguncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji, "Satu kali lagi Aku akan mengguncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada penggantian dari apa yang terguncangkan, yaitu apa yang dijadikan, supaya apa yang tidak terguncangkan, tinggal tetap. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak terguncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan. Peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu lalai memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang tanpa diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat. Ingatlah orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Ingatlah juga orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab Allah akan menghakimi orang-orang sundal dan pezina. Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata, "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan teladanilah iman mereka. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah bahwa hati kamu diteguhkan dengan anugerah dan bukan dengan aturan-aturan tentang makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menurutinya. Kita mempunyai suatu mezbah dan orang-orang yang melayani kemah tidak boleh makan dari apa yang di dalamnya. Karena tubuh binatang-binatang yang darahnya dibawa masuk ke tempat kudus oleh Imam Besar sebagai kurban penghapus dosa, dibakar di luar perkemahan. Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri. Karena itu, marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya. Sebab di sini kita tidak mempunyai kota yang tetap; kita mencari kota yang akan datang. Sebab itu, marilah kita, melalui Dia, senantiasa mempersembahkan kurban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Janganlah kamu lalai untuk berbuat baik dan memberi bantuan, sebab kurban-kurban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya, supaya mereka melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin bahwa hati nurani kami murni, karena di dalam segala hal kami menginginkan hidup yang baik. Secara khusus aku menasihatkan kamu untuk melakukannya, supaya aku lebih lekas dikembalikan kepada kamu. Kiranya Allah damai sejahtera, yang dengan darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, melalui Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin. Aku menasihatkan kamu, Saudara-saudara, supaya kata-kata nasihat ini kamu sambut dengan rela hati, sekalipun pendek saja suratku ini kepada kamu. Ketahuilah, Timotius, saudara kita, telah berangkat. Segera sesudah ia datang, aku akan mengunjungi kamu bersama-sama dengan dia. Sampaikanlah salam kepada semua pemimpinmu dan semua orang kudus. Saudara-saudara seiman dari Italia menyampaikan salam kepada kamu. Anugerah menyertai kamu sekalian. Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tidak kekurangan apa pun. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan tidak membangkit-bangkit — maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Baiklah saudara seiman yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah apabila ia ditinggikan, dan orang kaya bermegah apabila ia direndahkan sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap. Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang mengasihi Dia. Apabila seseorang dicobai, janganlah ia berkata, "Aku sedang dicobai oleh Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya. Saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab kemarahan manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu, buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seseorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia seumpama seseorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Ia memandang dirinya lalu pergi dan segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi siapa yang meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar lalu melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya. Jikalau seseorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya diri sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. Sebab, jika ada seseorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya, "Silakan Tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata, "Berdirilah di sana!" atau, "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!", bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? Dengarkanlah, Saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada orang-orang yang mengasihi Dia? Tetapi kamu telah menghina orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas dan menyeret kamu ke pengadilan? Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah? Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik. Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata bahwa kamu melakukan pelanggaran. Sebab siapa saja yang menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian saja, ia bersalah terhadap seluruhnya. Sebab Ia yang mengatakan, "Jangan berzina", Ia mengatakan juga, "Jangan membunuh". Jadi, jika kamu tidak berzina tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga. Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang. Sebab penghakiman yang tidak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman. Apa gunanya, Saudara-saudaraku, jika seseorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata, "Selamat jalan, kenakanlah pakaian hangat dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya mati. Tetapi mungkin ada orang berkata, "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan"; aku akan menjawab dia, "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." Engkau percaya bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun percaya akan hal itu dan gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapak kita, dibenarkan berdasarkan perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatannya dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan demikian, genaplah nas yang mengatakan, "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu, Abraham disebut "Sahabat Allah". Jadi kamu lihat bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan berdasarkan perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang suruhan itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kamu tahu bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak juru mudi. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan hal-hal yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya, api dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; lidah merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedangkan lidah itu sendiri dinyalakan oleh api neraka. Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang melata dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh manusia, tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tidak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Dengan lidah kita memuji Tuhan dan Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, Saudara-saudaraku, tidak boleh terjadi. Apakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, apakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar. Siapa di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah dengan cara hidup yang baik ia menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya suka damai, lembut, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. Dari mana datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi, siapa saja yang hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kamu menyangka bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata, "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" Tetapi anugerah yang diberikan-Nya kepada kita, lebih besar daripada itu. Karena itu, Ia katakan, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari hadapanmu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratapan dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu. Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Siapa yang memfitnah saudara seimannya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah pelaku hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia? Jadi, sekarang, hai kamu yang berkata, "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedangkan kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam kecongkakanmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Jadi, jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. Jadi, sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari terakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. Kamu telah hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu menjelang hari penyembelihan. Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang benar dan ia tidak dapat melawan kamu. Karena itu, Saudara-saudara, bersabarlah sampai kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu. Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Sesungguhnya kita menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan. Tetapi yang terutama, Saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi surga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman. Kalau ada seseorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seseorang yang bergembira baiklah ia bermazmur! Kalau ada seseorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, sangat besar kuasanya dan ada hasilnya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa lagi dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya. Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seseorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah bahwa siapa yang membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa. Dari Petrus, rasul Yesus Kristus. Kepada orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya anugerah dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu. Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah membuat kita lahir kembali melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima warisan yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan tidak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah melalui imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah siap untuk dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kelak. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira dengan rasa sukacita yang mulia dan tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang anugerah yang diuntukkan bagimu. Mereka pun meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya bersaksi tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan orang-orang, yang oleh Roh Kudus yang diutus dari surga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat. Sebab itu, siapkanlah akal budimu, waspadalah dan berharaplah sepenuhnya pada anugerah yang akan diberikan kepadamu pada saat Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kelak. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. Sebab kamu tahu bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir. Melalui Dialah kamu percaya kepada Allah yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah. Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, melalui firman Allah, yang hidup dan yang kekal. Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Firman inilah Injil yang diberitakan kepada kamu. Karena itu, buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu menginginkan air susu yang murni dan rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengalami bahwa Tuhan itu baik. Datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan dihormati di hadirat Allah. Biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu, sebuah batu penjuru yang terpilih dan mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan." Karena itu, bagi kamu yang percaya, Ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan." Mereka tersandung pada-Nya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan mereka juga telah ditentukan untuk itu. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi sekarang telah beroleh belas kasihan. Saudara-saudaraku yang terkasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai pelaku kejahatan, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. Tunduklah, karena Tuhan, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada para penguasa yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudara seimanmu, takutlah kepada Allah, hormatilah raja! Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. Sebab adalah anugerah jika seseorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah anugerah di hadapan Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan diri-Nya kepada Dia yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu. Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, jika mereka melihat bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka itu. Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menyebut dia tuannya. Kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut terhadap ancaman. Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari anugerah, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. Akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara seiman, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab: "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat." Lagi pula, siapa yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena perilakumu yang baik dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat. Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk dosa-dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi telah dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan melalui air bah itu. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — melalui kebangkitan Yesus Kristus, yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke surga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya. Jadi, karena Kristus telah menderita secara badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian — karena siapa yang telah menderita secara badani, ia telah berhenti berbuat dosa — supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah. Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan apa yang suka dilakukan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam berbagai hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang. Sebab itu, mereka heran bahwa kamu tidak turut menceburkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama dan mereka memfitnah kamu. Tetapi mereka harus memberi pertanggungjawaban kepada Dia yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Itulah sebabnya, Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu, kuasailah dirimu dan waspadalah, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: Kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain tanpa bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengelola yang baik dari anugerah Allah. Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Dialah yang punya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin. Saudara-saudara yang terkasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu, jika kamu dihina karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu. Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai dari rumah Allah sendiri. Jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimana pula kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Jika orang benar pun hampir-hampir tidak diselamatkan, apa yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa? Karena itu, baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan dirinya kepada Pencipta yang setia, sambil terus berbuat baik. Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. Apabila Gembala Agung datang, maka kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu. Demikian juga, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi memberi anugerah kepada orang yang rendah hati." Karena itu, rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu bahwa semua saudara seimanmu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala anugerah, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. Dialah yang punya kuasa sampai selama-lamanya! Amin. Dengan perantaraan Silwanus yang kuanggap sebagai seorang saudara seiman yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu untuk menasihati dan meyakinkan kamu bahwa ini adalah anugerah yang benar-benar dari Allah. Berdirilah dengan teguh di dalamnya! Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babel dan juga dari Markus, anakku. Berilah salam seorang kepada yang lain dengan ciuman kudus. Damai sejahtera menyertai kamu sekalian yang berada dalam Kristus. Amin. Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus. Kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Anugerah dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. Justru karena itu, kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih terhadap saudara-saudara seiman, dan kepada kasih terhadap saudara-saudara seiman, kasih terhadap semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi siapa saja yang tidak memiliki semuanya itu menjadi buta dan picik, karena ia lupa bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. Karena itu, Saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pemilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. Dengan demikian, kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Karena itu, aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu tentang semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima. Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini. Sebab aku tahu bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai Raja, sebaliknya kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Sebab Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Kami sendiri mendengar suara itu datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian, kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. Yang terutama harus kamu ketahui ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah. Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan cerita-cerita isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. Sebab Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka di mana mereka dirantai dalam kegelapan untuk disimpan sampai hari penghakiman; Allah juga tidak menyayangkan dunia purba; Ia hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lainnya, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; Allah menghukum kota Sodom dan Gomora, dan memusnahkannya dengan api dan menjadikannya peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tidak mengenal hukum dan hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja — sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa. Jadi, nyatalah bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya yang mencemarkan diri dan menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat makhluk-makhluk yang mulia, padahal malaikat-malaikat sendiri, yang sekalipun lebih kuat dan lebih berkuasa daripada mereka, tidak memakai kata-kata hujat, kalau malaikat-malaikat menuntut hukuman atas mereka di hadapan Allah. Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat, mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu. Mata mereka penuh nafsu zina dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang terkutuk! Karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan jahat. Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu. Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan topan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari orang-orang yang hidup dalam kesesatan. Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan, karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu. Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk daripada yang semula. Karena itu, lebih baik bagi mereka, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran daripada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang dimandikan, kembali lagi ke kubangannya." Saudara-saudara yang terkasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni dengan peringatan-peringatan, supaya kamu mengingat perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu. Yang terutama harus kamu ketahui ialah bahwa pada hari-hari terakhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka, "Di mana janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapak-bapak leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." Mereka sengaja tidak mau tahu bahwa oleh firman Allah, langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, dan bahwa oleh air itu, bumi waktu itu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. Akan tetapi, Saudara-saudaraku yang terkasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lambat menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelambatan, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus oleh nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup sementara kamu menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Sebab itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu didapati-Nya tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh keselamatan, seperti yang telah dituliskan kepada kamu oleh Paulus, saudara kita yang terkasih, sesuai dengan hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dilakukannya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang hal-hal ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka lakukan dengan tulisan-tulisan yang lain. Tetapi kamu, Saudara-saudara yang terkasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu, waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tidak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh. Tetapi bertumbuhlah dalam anugerah dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya. Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup — itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna. Inilah berita yang telah kami dengar dari Dia dan kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa. Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata bahwa kita tidak pernah berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa. Namun jika seseorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara kepada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil. Dialah pendamaian untuk segala dosa kita dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Siapa yang berkata, "Aku mengenal Dia," tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi siapa yang menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Dia. Siapa yang mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Saudara-saudara yang terkasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu sejak semula. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun kutuliskan kepada kamu perintah baru juga, yang benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Siapa yang berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudara seimannya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Siapa yang mengasihi saudara seimannya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi siapa yang membenci saudara seimannya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya. Aku menulis kepada kamu, hai bapak-bapak, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada sejak semula. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapak-bapak, karena kamu mengenal Dia, yang ada sejak semula. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah tinggal di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat. Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih kepada Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, tidak berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar bahwa antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Dari hal inilah kita mengetahui bahwa waktu ini benar-benar waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, tentu mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya nyata bahwa mereka semua tidak termasuk pada kita. Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Mesias? Inilah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. Sebab siapa yang menyangkal Anak, ia tidak memiliki Bapa. Siapa yang mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa. Dan kamu, apa yang telah kamu dengar sejak semula, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar sejak semula itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu. Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari Dia. Karena itu, kamu tidak perlu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar, bukan dusta — dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia. Jadi sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya. Jikalau kamu tahu bahwa Ia benar, kamu harus tahu juga bahwa setiap orang yang melakukan kebenaran, lahir dari Dia. Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu, dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi, kita tahu bahwa apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia adalah suci. Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. Dan kamu tahu bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak pernah melihat dan tidak pernah mengenal Dia. Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Siapa yang melakukan kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; siapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab sejak semula Iblis terus-menerus berbuat dosa. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak terus-menerus berbuat dosa; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: Setiap orang yang tidak melakukan kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga siapa saja yang tidak mengasihi saudara seimannya. Sebab inilah berita yang telah kamu dengar sejak semula, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan membunuh adiknya. Mengapa ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. Janganlah kamu heran, Saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara seiman kita. Siapa yang tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudara seimannya adalah pembunuh manusia. Dan kamu tahu bahwa tidak ada pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Dengan inilah kita mengenal kasih Kristus, yaitu bahwa Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara seiman kita. Siapa yang mempunyai harta duniawi dan melihat saudara seimannya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimana kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui bahwa kita berasal dari kebenaran dan boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, bilamana hati kita menuduh kita. Sebab Allah lebih besar daripada hati kita serta mengetahui segala sesuatu. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari Dia, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan melakukan apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah-Nya: Supaya kita percaya kepada nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. Siapa yang menuruti segala perintah-Nya, ia ada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dengan inilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dengan Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita. Saudara-saudaraku yang terkasih, janganlah percaya kepada setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Dengan inilah kita mengenal Roh Allah: Setiap roh yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia. Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia. Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka. Kami berasal dari Allah: Siapa yang mengenal Allah, ia mendengarkan kami; siapa yang tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan. Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Siapa yang tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau Allah demikian mengasihi kita, maka kita juga harus saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Demikianlah kita ketahui bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita, karena Ia telah mengaruniakan Roh-Nya kepada kita. Dan kami telah melihat dan bersaksi bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Siapa yang mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan siapa yang tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan siapa yang takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seseorang berkata, "Aku mengasihi Allah," tetapi ia membenci saudara seimannya, maka ia adalah pendusta, karena siapa yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. Inilah perintah yang kita terima dari Dia: Siapa yang mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudara seimannya. Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari Allah. Dengan inilah kita ketahui bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: Iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dia yang percaya bahwa Yesuslah Anak Allah? Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang bersaksi karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam surga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu. Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab inilah kesaksian Allah, yaitu bahwa Ia bersaksi tentang Anak-Nya. Siapa yang percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; siapa yang tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya kepada kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Siapa yang memiliki Anak, ia memiliki hidup; siapa yang tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal. Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. Kalau seseorang melihat saudara seimannya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: Tentang itu tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Kita tahu bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menyentuhnya. Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. Akan tetapi, kita tahu bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dialah Allah yang benar dan hidup yang kekal. Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala. Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang aku kasihi dalam kebenaran. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran, oleh karena kebenaran yang tetap di dalam kita dan akan menyertai kita sampai selama-lamanya. Anugerah, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih. Aku sangat bersukacita karena mendapati bahwa sebagian dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa. Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu — bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita sejak semula — supaya kita saling mengasihi. Inilah kasih itu, yaitu kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar sejak semula. Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itulah si penyesat dan antikristus. Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya. Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Siapa yang tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak. Jikalau seseorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. Sebab siapa yang memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat. Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku tidak mau melakukannya dengan kertas dan tinta, tetapi aku berharap datang sendiri kepadamu dan berbicara berhadapan muka dengan kamu, supaya sempurnalah sukacita kita. Salam kepada kamu dari anak-anak saudari yang terpilih. Dari penatua kepada Gayus yang terkasih, yang kukasihi dalam kebenaran. Saudaraku yang terkasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja. Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan bersaksi tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran. Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran. Saudaraku yang terkasih, engkau bertindak sebagai orang percaya dalam segala sesuatu yang kaulakukan untuk saudara-saudara seiman, sekalipun mereka orang-orang asing. Mereka telah bersaksi di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan cara yang berkenan kepada Allah. Sebab karena nama-Nya mereka telah berangkat tanpa menerima apa pun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh menjadi rekan-rekan sekerja untuk kebenaran. Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia berbicara tanpa makna dengan melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami. Dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara seiman yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat. Saudaraku yang terkasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Siapa yang berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi siapa yang berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah. Tentang Demetrius semua orang memberi kesaksian yang baik, malah kebenaran sendiri memberi kesaksian yang demikian. Kami juga memberi kesaksian yang baik tentang dia dan engkau tahu bahwa kesaksian kami benar. Banyak hal yang harus kutuliskan kepadamu, tetapi aku tidak mau menulis kepadamu dengan tinta dan pena. Aku harap segera berjumpa dengan engkau dan berbicara berhadapan muka. Damai sejahtera menyertai engkau! Salam dari sahabat-sahabatmu. Sampaikanlah salamku kepada sahabat-sahabat satu per satu. Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus. Kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa dan dipelihara untuk Yesus Kristus. Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu. Saudara-saudaraku yang terkasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus. Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah menyusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang fasik yang menyalahgunakan anugerah Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus. Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun kemudian membinasakan mereka yang tidak percaya. Juga malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, melainkan meninggalkan tempat kediaman mereka, ditahan-Nya dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar. Sama seperti itu, Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tidak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. Kendati demikian, orang-orang tukang mimpi ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di surga. Bahkan pemimpin malaikat, Mikhael, dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, melainkan berkata, "Kiranya Tuhan membentak engkau!" Akan tetapi, mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka. Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan demi imbalan menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena pemberontakan seperti Korah. Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tidak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang tercabut dengan akar-akarnya dan mati sama sekali. Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang mengembara, yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya. Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, juga telah bernubuat tentang mereka, katanya, "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang bejat karena semua perbuatan bejat yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista yang diucapkan orang-orang berdosa yang bejat itu terhadap Tuhan." Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan. Tetapi kamu, Saudara-saudaraku yang terkasih, ingatlah apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu, "Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kebejatan mereka." Mereka adalah pemecah belah, manusia duniawi yang tidak memiliki Roh Kudus. Akan tetapi kamu, Saudara-saudaraku yang terkasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu tanpa bernoda dan dengan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita melalui Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dialah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin. Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes dengan perantaraan malaikat-Nya yang diutus-Nya. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat. Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Anugerah dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya — dan telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya — bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. "Akulah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." Aku, Yohanes, saudara seiman yang ikut serta dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus. Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, katanya, "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia." Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki pelita dari emas. Di tengah-tengah kaki pelita itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Kepala dan rambut-Nya putih seperti bulu domba, seputih salju dan mata-Nya bagaikan nyala api. Kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah. Di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik. Ketika aku melihat Dia, sujudlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata, "Jangan takut! Akulah Yang Pertama dan Yang Terkemudian, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. Karena itu, tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini. Inilah rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki pelita emas itu: Ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki pelita itu ialah ketujuh jemaat." "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki pelita emas itu. Aku tahu segala pekerjaanmu, baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat bahwa engkau telah menguji mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Engkau tetap sabar dan menderita karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Meskipun demikian, Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki pelitamu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Siapa yang menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah." "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu — namun engkau kaya — dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antara kamu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Siapa yang menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua." "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua: Aku tahu di mana engkau tinggal, yaitu di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis tinggal. Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: Di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berzina. Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus. Sebab itu, bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Siapa yang menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya." "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga: Aku tahu segala pekerjaanmu: Baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak daripada yang pertama. Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berzina dan makan persembahan-persembahan berhala. Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinanya. Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berzina dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. Anak-anaknya pun akan Kubunuh dan semua jemaat akan mengetahui bahwa Akulah yang menguji pikiran dan hati orang dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu masing-masing menurut perbuatanmu. Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu. Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang. Siapa yang menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa; dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk — sama seperti kuasa yang Kuterima dari Bapa-Ku — dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. Karena itu, ingatlah apa yang telah kauterima dan dengar; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu kapan saatnya Aku tiba-tiba datang kepadamu. Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka layak untuk itu. Siapa yang menang, kepadanya akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. Aku tahu segala pekerjaanmu: Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku. Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan sujud di depan kakimu dan mereka akan tahu bahwa Aku mengasihi engkau. Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang tinggal di bumi. Aku datang segera. Peganglah terus apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu. Siapa yang menang, ia akan Kujadikan tiang di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari surga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, sumber dari ciptaan Allah: Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari Aku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Siapa yang Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu, bersungguh-sungguhlah dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Siapa yang menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." Setelah itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di surga dan suara yang dahulu kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, "Naiklah kemari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini." Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, ada sebuah takhta di surga, dan di takhta itu duduk Seorang. Dia yang duduk di takhta itu tampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud. Di sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka. Dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: Itulah ketujuh Roh Allah. Di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. Keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan tanpa berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam, "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." Setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan hidup selama-lamanya, maka sujudlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata, "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan karena kehendak-Mu, semuanya itu ada dan diciptakan." Lalu aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai. Aku melihat pula seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, "Siapa yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?" Tetapi tidak ada seorang pun yang di surga atau di bumi atau di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau melihat sebelah dalamnya. Aku pun menangis dengan sangat sedih, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku, "Jangan menangis! Lihatlah, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya." Lalu aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: Itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, sujudlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan dupa: Itulah doa orang-orang kudus. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya, "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan umat dan bangsa. Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi." Lalu aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka beratus-ratus ribu dan berjuta-juta, katanya dengan suara nyaring, "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" Lalu aku mendengar semua makhluk yang di surga dan di bumi dan di bawah bumi dan di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata, "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" Keempat makhluk itu berkata, "Amin", dan tua-tua itu pun sujud dan menyembah. Lalu aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh, "Mari!" Aku melihat: Sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata, "Mari!" Lalu majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah seperti nyala api dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar. Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata, "Mari!" Aku melihat: Sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata, "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah merusak minyak dan anggur itu." Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata, "Mari!" Aku melihat: Sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi. Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. Mereka berseru dengan suara nyaring, "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang tinggal di bumi?" Mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara seiman mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka. Lalu aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. Bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia diguncang angin yang kencang. Langit pun menyusut bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. Raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. Mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu, "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu." Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapa yang dapat bertahan? Setelah itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. Lalu aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, "Janganlah merusak bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: Seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu, dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu, dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu, dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu. Setelah itu aku melihat: Sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat dihitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku dan umat dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan ada pada Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!" Semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka sujud di hadapan takhta itu dan menyembah Allah, sambil berkata, "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!" Lalu salah seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?" Aku berkata kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku, "Mereka ini orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu, mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka." Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di surga, kira-kira setengah jam lamanya. Lalu Aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala. Seorang malaikat lain datang, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Kepadanya diberikan banyak dupa untuk dipersembahkan bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. Asap dupa itu pun naik bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah. Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Meledaklah bunyi guruh disertai halilintar dan gempa bumi. Kemudian ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala. Malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau. Malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Sepertiga dari laut itu menjadi darah, dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal. Malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu ialah Apsintus. Sepertiga dari semua air pun menjadi pahit dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiganya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari. Lalu aku melihat dan mendengar seekor burung nasar terbang tinggi di langit dan berkata dengan suara nyaring, "Celaka, celaka, celakalah mereka yang tinggal di bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya." Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang telah jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lubang jurang maut. Ia membuka pintu lubang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lubang itu bagaikan asap perapian besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lubang itu. Dari asap itu keluarlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi. Kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusak rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya. Mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka selama lima bulan, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia. Pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka. Rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia, dan rambut mereka sama seperti rambut perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa, dan dada mereka sama seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan. Ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia selama lima bulan. Raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion. Celaka yang pertama sudah lewat. Sekarang akan menyusul dua celaka lagi. Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah, dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu, "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu." Lalu dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan hari, bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia. Jumlah tentara itu ialah dua ratus juta pasukan berkuda; aku mendengar jumlah mereka. Demikianlah aku melihat dalam penglihatan ini kuda-kuda dan orang-orang yang menungganginya; mereka memakai baju zirah, warnanya merah api, biru dan kuning belerang; kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa, dan dari mulutnya keluar api, dan asap dan belerang. Oleh ketiga malapetaka ini dibunuh sepertiga dari umat manusia, yaitu oleh api, dan asap dan belerang, yang keluar dari mulutnya. Sebab kuasa kuda-kuda itu terdapat di dalam mulutnya dan di dalam ekornya. Sebab ekornya sama seperti ular; mereka berkepala dan dengan kepala mereka itu mereka mendatangkan kerusakan. Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka: Mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari perunggu, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan, dan mereka tidak bertobat dari pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian. Lalu aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari surga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api. Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi, dan ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum. Sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya. Sesudah ketujuh guruh itu selesai berbicara, aku mau menuliskannya, tetapi aku mendengar suatu suara dari surga berkata, "Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!" Kemudian malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit, dan ia bersumpah demi Dia yang hidup selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya, "Tidak akan ada penundaan lagi! Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi." Suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata lagi kepadaku, "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu." Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku, "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu." Aku pun mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: Di dalam mulutku kitab itu terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya. Lalu ia berkata kepadaku, "Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan umat dan bahasa dan raja." Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur, dengan kata-kata berikut, "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya. Tetapi kecualikan halaman Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci selama empat puluh dua bulan." Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. Merekalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki pelita yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara demikian. Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya. Bilamana mereka telah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. Mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. Orang-orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa dan umat, melihat mayat mereka selama tiga setengah hari dan orang-orang itu tidak memperbolehkan mayat mereka dikuburkan. Mereka yang tinggal di bumi bergembira atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang tinggal di bumi. Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut. Lalu kedua nabi itu mendengar suatu suara yang nyaring dari surga berkata kepada mereka, "Naiklah ke mari!" Lalu naiklah mereka ke surga, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka. Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan sepersepuluh bagian dari kota itu rubuh, dan tujuh ribu orang mati oleh gempa bumi itu dan orang-orang lain sangat ketakutan, lalu memuliakan Allah yang di surga. Celaka yang kedua sudah lewat: Lihatlah, celaka yang ketiga segera menyusul. Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam surga, katanya, "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai Raja sampai selama-lamanya." Kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka, sujud dan menyembah Allah, sambil berkata, "Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai Raja dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan siapa saja yang membinasakan bumi." Lalu terbukalah Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat. Kemudian tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Lalu tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Lalu naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. Ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ selama seribu dua ratus enam puluh hari. Kemudian timbullah peperangan di surga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga. Naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring di surga berkata, "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara seiman kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai harus menghadapi maut. Karena itu, bersukacitalah, hai surga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu bahwa waktunya sudah singkat." Ketika naga itu sadar bahwa ia telah dilemparkan ke atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu. Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya. Naga itu pun marah kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. Lalu naga itu berdiri di pantai laut. Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. Lalu tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata, "Siapa yang sama seperti binatang ini? Siapa yang dapat berperang melawan dia?" Kepada binatang itu diberikan mulut yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang tinggal di surga. Ia juga diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa. Semua orang yang tinggal di bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! Siapa yang ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; siapa yang ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus. Lalu aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. Seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. Ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. Ia menyesatkan mereka yang tinggal di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukan di depan mata binatang itu. Ia menyuruh mereka yang tinggal di bumi, supaya mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu. Kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. Ia menyebabkan semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting di sini ialah hikmat: Siapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam. Lalu aku melihat: Sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai kurban-kurban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela. Lalu aku melihat seorang malaikat lain terbang tinggi di langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang tinggal di bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan umat, dan ia berseru dengan suara nyaring, "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." Seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata, "Sudah runtuh, sudah runtuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya." Seorang malaikat yang lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring, "Jikalau seseorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. Asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan siapa saja yang telah menerima tanda namanya." Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Kemudian aku mendengar suara dari surga berkata, "Tuliskan: Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka." Lalu aku melihat: Sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya. Seorang malaikat lain keluar dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu, "Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak." Lalu Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumi pun dituailah. Kemudian seorang malaikat lain keluar dari Bait Suci yang di surga; juga padanya ada sebilah sabit tajam. Seorang malaikat yang lain lagi datang dari mezbah; ia berkuasa atas api dan ia berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit tajam itu, katanya, "Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu dan potonglah buah-buah pohon anggur di bumi, karena buahnya sudah masak." Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam gilingan besar, yaitu murka Allah. Buah-buah anggur itu digiling di luar kota dan dari gilingan itu mengalir darah, tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya dua ratus mil. Lalu aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah. Kemudian aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah. Mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya, "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa! Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu." Setelah itu aku melihat Bait Suci — Kemah Kesaksian — di surga, terbuka. Ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup selama-lamanya. Kemudian Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci berkata kepada ketujuh malaikat itu, "Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi." Malaikat yang pertama itu pun pergi dan ia menumpahkan cawannya ke atas bumi; maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbahaya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya. Malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut. Malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya ke atas sungai-sungai dan mata-mata air, dan semuanya menjadi darah. Kemudian aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata, "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, sebab Engkau telah menjatuhkan hukuman ini. Karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum darah; hal itu wajar bagi mereka!" Lalu aku mendengar mezbah itu berkata, "Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu." Malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api. Manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia. Malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan, dan mereka menghujat Allah yang di surga karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka. Malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur. Lalu aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak. Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa. "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya." Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon. Malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Lalu dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya, "Sudah terlaksana." Kilat pun memancar dan bunyi guruh menderu, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu. Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya. Semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung. Hujan es besar, masing-masing seberat satu talenta, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat. Lalu datanglah salah seorang dari ketujuh malaikat yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku, "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya." Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. Pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia, "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi." Aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Ketika aku melihatnya, aku sangat heran. Lalu kata malaikat itu kepadaku, "Mengapa engkau heran? Aku akan mengatakan kepadamu rahasia perempuan itu dan rahasia binatang yang memikulnya, binatang yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu. Adapun binatang yang telah kaulihat itu, pernah ada, namun tidak ada lagi, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Mereka yang tinggal di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat bahwa binatang itu pernah ada, namun tidak ada lagi, dan akan muncul lagi. Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: Ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk, ketujuhnya adalah juga tujuh raja: Lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja. Binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan, termasuk satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan. Kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja, yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu. Mereka seia sekata untuk memberikan kekuatan dan kekuasaan mereka kepada binatang itu. Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Dialah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka yang bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia." Lalu ia berkata kepadaku, "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan umat dan bahasa. Kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan membenci pelacur itu dan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang; mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api. Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman Allah telah digenapi. Perempuan yang telah kaulihat itu adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi." Setelah itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari surga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. Ia berseru dengan suara yang kuat, "Sudah runtuh, sudah runtuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi semua binatang yang najis dan yang dibenci, karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya." Lalu aku mendengar suara lain dari surga berkata, "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari hadapannya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya. Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya; berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung. Sebab itu, segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat." Raja-raja di bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya. Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya dan mereka akan berkata, "Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!" Pedagang-pedagang di bumi menangis dan berkabung karena dia, sebab tidak ada orang lagi yang membeli barang-barang mereka, yaitu barang-barang dagangan dari emas dan perak, permata dan mutiara, dari lenan halus dan kain ungu, dari sutera dan kain kirmizi, berbagai jenis barang dari kayu yang harum, berbagai jenis barang dari gading, berbagai jenis barang dari kayu yang mahal, dari perunggu, besi dan pualam, kulit manis dan rempah-rempah, wangi-wangian, mur dan dupa, anggur, minyak, tepung halus dan gandum, lembu sapi, domba, kuda dan kereta, budak dan bahkan nyawa manusia. Mereka akan berkata, "Sudah lenyap buah-buahan yang diingini hatimu, dan segala yang mewah dan indah telah hilang dari hadapanmu, dan tidak akan ditemukan lagi." Mereka yang memperdagangkan barang-barang itu, yang telah menjadi kaya oleh dia, akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya, dan sambil menangis dan meratap, mereka berkata, "Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam saja kekayaan sebanyak itu sudah binasa." Setiap nakhoda dan pelayar dan anak-anak kapal dan semua orang yang mata pencahariannya di laut, berdiri jauh-jauh, dan berseru, ketika mereka melihat asap api yang membakarnya, "Kota mana yang sama dengan kota besar ini?" Mereka menghamburkan debu ke atas kepala mereka dan berseru, sambil menangis dan meratap, "Celaka, celaka, kota besar, yang olehnya semua orang, yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa." Bersukacitalah atas dia, hai surga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu. Kemudian seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu gilingan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya, "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi. Suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara batu gilingan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan." Di dalamnya terdapat darah nabi-nabi dan orang-orang kudus dan darah semua orang, yang dibunuh di bumi. Setelah itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di surga, katanya, "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan ada pada Allah kita, sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Dialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusak bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu." Untuk kedua kalinya mereka berkata, "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya." Kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu sujud dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata, "Amin, Haleluya." Lalu kedengaranlah suatu suara dari takhta itu, "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!" Kemudian aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya, "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi Raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.) Lalu ia berkata kepadaku, "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku, "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah." Aku pun sujud di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku, "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudara seimanmu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat." Lalu aku melihat surga terbuka: Sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri. Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah." Semua pasukan yang di surga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam gilingan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. Pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan." Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang tinggi di langit, "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar, supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar." Kemudian aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya. Binatang itu pun tertangkap dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya sehingga menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala dengan belerang. Semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka. Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari surga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Ia mengikatnya selama seribu tahun, dan melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; setelah itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Tetapi orang-orang mati lainnya tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. Berbahagia dan kuduslah orang yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia selama seribu tahun. Setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. Lalu naiklah mereka ke seluruh dataran bumi dan mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya. Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Lalu laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Kemudian maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: Lautan api. Setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu. Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Aku juga melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari surga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata, "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Allah sendiri akan menyertai mereka, dan menjadi Allah mereka. Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." Ia yang duduk di atas takhta itu berkata, "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Lalu firman-Nya, "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini dapat dipercaya dan benar." Firman-Nya lagi kepadaku, "Semuanya telah terjadi. Akulah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. Siapa yang menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku. Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala dengan api dan belerang; inilah kematian yang kedua." Kemudian datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar dan tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari surga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Temboknya besar dan tinggi, pintu gerbangnya ada dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel. Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu. Malaikat yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya. Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Lalu ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: Dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama. Ia juga mengukur temboknya: Seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat. Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas murni, bagaikan kaca yang jernih. Dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, yang kedua batu nilam, yang ketiga batu mirah, yang keempat batu zamrud, yang kelima batu unam, yang keenam batu sardis, yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung. Kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: Setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening. Aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu. Kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya. Bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya; dan pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup sepanjang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana; dan kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya. Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, melainkan hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu. Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Tidak akan ada lagi yang terkutuk. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. Malam pun tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Lalu Ia berkata kepadaku, "Perkataan-perkataan ini dapat dipercaya dan benar, dan Tuhan, Allah yang memberi roh kepada para nabi, telah mengutus malaikat-Nya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi." "Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!" Dan aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan melihat semuanya itu. Setelah aku mendengar dan melihatnya, aku sujud di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya. Tetapi ia berkata kepadaku, "Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudara seimanmu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!" Lalu ia berkata kepadaku, "Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat kitab ini, sebab waktunya sudah dekat. Siapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; siapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan siapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; siapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar. "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk bersaksi tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Akulah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang." Roh dan pengantin perempuan itu berkata, "Marilah!" Siapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata, "Marilah!" Siapa yang haus, hendaklah ia datang, dan siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat kitab ini, "Jika seseorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Jikalau seseorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini." Ia yang bersaksi tentang semuanya ini, berfirman, "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus! Anugerah Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.